BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode da Desai Peelitia Peelitia ii bertujua utuk megetahui peigkata kemampua pemecaha masalah matematis siswa SMP kelas VII megguaka model pembelajara DMR. Metode yag diguaka dalam peelitia ii adalah metode kuasi eksperime, dimaa subjek tidak dikelompokka secara acak tetapi peeliti meerima keadaa subjek seadaya (Ruseffedi, 2010, hlm. 52), sehigga sampel peelitia yag aka dibadigka sudah ada. Desai peelitia yag diguaka adalah desai kelompok kotrol pretestposttest. Terdapat dua kelas yag diambil dalam peelitia ii, yaitu kelas eksperime da kelas kotrol serta adaya pretest da posttest di setiap kelas. Pembelajara yag dilakuka megguaka model pembelajara DMR pada kelompok eksperime da pembelajara lagsug pada kelas kotrol. Keteraga : O X O X O O : tes awal (pretes), tes akhir (postes) : pembelajara matematika dega model pembelajara DMR ----- : subjek tidak dikelompokka secara acak B. Populasi da Sampel Peelitia Populasi pada peelitia ii adalah seluruh siswa kelas VII salah satu SMPN di Kota Badug. Kemudia, dipilihlah dua kelas utuk dijadika sampel peelitia, satu kelas mejadi kelas eksperime da kelas yag laiya dega dijadika kelas kotrol. C. Istrume Peelitia Istrume peelitia yag diguaka dalam peelitia ii adalah sebagai berikut: 22 O

23 1. Istrume Pembelajara Istrume pembelajara yag diguaka dalam peelitia ii adalah sebagai berikut: a. Recaa Pelaksaaa Pembelajara (RPP) RPP merupaka perecaaa pembelajara yag harus disiapka guru sebelum pelaksaaa pembelajara.peyusua RPP dalam peelitia ii disesuaika dega model pembelajara DMR. b. Lembar Kerja Siswa (LKS) LKS merupaka lembar kerja yag dibuat utuk megetahui kemampua pemecaha masalah matematis siswa.lks yag disusu berisi permasalaha da petujuk yag harus diselesaika siswa dalam meemuka kosep. 2. Istrume Pegumpula Data a. Istrume Tes Tes merupaka alat utuk medapatka data atau iformasi yag diracag khusus sesuai dega karakteristik iformasi yag diigika peilai. Istrumet tes yag diguaka dalam peelitia ii adalah tes pemecaha masalah. Tes ii dilakuka dua kali yaitu sebelum perlakua (pretes) da sesudah perlakua (postes). Tipe tes yag diguaka adalah tipe uraia. Adapu alasa pemiliha tipe uraia adalah sebagai berikut: 1) Dega tes tipe uraia, maka proses berfikir dari ketelitia siswa dapat terlihat melalui lagkah-lagkah peyelesaia soal karea siswa ditutut utuk meyelesaika soal secara rici. 2) Guru diharapka megetahui kemampua siswa dalam meyelesaika soal da sejumlah peguasaa siswa terhadap kosep materi yag telah diajarka. 3) Guru diharapka megetahui kesulita yag dialami siswa serta kesalaha yag dilakuka siswa dalam meyelesaika soal.

24 4) Terjadiya bias hasil evaluasi dapat dihidari, karea tidak ada sistem tebaka atau utug-utuga. Hasil evaluasi lebih dapat mecermika kemampua siswa sebearya. 5) Aka meimbulka aktivitas da kreativitas positif siswa karea tes tersebut meutut siswa agar berfikir secara sistematik. Setelah data hasil uji coba diperoleh kemudia setiap butir soal aka diaalisis utuk megetahui validitas, reliabilitas, ideks kesukara da daya pembedaya. Pegolaha data ii dilakuka dega software Aates V4-New Tipe Uraia, hasilya sebagai berikut: 1) Validitas Butir Soal Suherma (1990, hlm. 135) megataka bahwa suatu alat evaluasi disebut valid (absah) jika alat tersebut dapat megevaluasi dega tepat apa yag seharusya dievaluasi. Sehigga keabsahaya aka tergatug pada sejauh maa ketepata alat evaluasi dalam melaksaaka fugsiya. Cara meetuka tigkat (ideks) validitas kriterium ii ialah dega meghitug koefisie korelasi atara alat evaluasi yag aka diketahui validitasya dega alat ukur lai yag telah dilaksaaka da diasumsika memiliki validitas yag tiggi (baik). Nilai r XY diartika sebagai ilai koefisie korelasi, dega kriteria sebagai berikut : Tabel 3.1 Iterpretasi Validitas Nilai r xy Nilai Keteraga 0,80 < r XY 1,00 Validitas sagat tiggi 0,60 < r XY 0,80 Validitas tiggi 0,40 < r XY 0,60 Validitas sedag 0,20 < r XY 0,40 Validitas redah 0,00 < r XY 0,20 Validitas sagat redah r XY 0,00 Tidak valid

25 Koefisie validitas butir soal diperoleh dega megguaka korelasi product-momet memakai agka kasar sebagai berikut: r xy dega: i1 2 X i i1 i1 X Y i X i 2 i i1 X i1 i i1 Y Y 2 i i i1 Y 2 meyataka koefisie korelasi atara variabel i da variabel, meyataka ilai data ke-i utuk kelompok variable, da meyataka ilai data ke-i utuk kelompok variabel Y, da adalah bayak data. Berdasarka hasil pegolaha data, diperoleh validitas utuk tiap butir soal yag ditujukka pada tabel sebagai berikut: Tabel 3.2 Validitas Tiap Butir Soal Pretes No soal Koefisie Validitas Kriteria 1 0,737 Validitas tiggi 2 0,647 Validitas tiggi 3 0,797 Validitas tiggi 4 0,647 Validitas tiggi 5 0,699 Validitas tiggi 6 0,682 Validitas tiggi 7 0,701 Validitas tiggi 8 0,810 Validitas sagat tiggi Tabel 3.3 Validitas Tiap Butir Soal Postes No soal Koefisie Validitas Kriteria 1 0,606 Validitas tiggi 2 0,613 Validitas tiggi 3 0,593 Validitas sedag 4 0,699 Validitas tiggi 5 0,609 Validitas tiggi 6 0,606 Validitas tiggi 7 0,674 Validitas tiggi

26 8 0,716 Validitas tiggi 2) Reliabilitas tes Suherma (1990, hlm. 167) megataka bahwa suatu alat evaluasi disebut reliable jika hasil evaluasi tersebut relatif tetap jika diguaka utuk subyek yag sama. Kriteria koefisie reliabilitas Guilford (Seherma, 1990, hlm. 117) adalah sebagai berikut: Tabel 3.4 Iterpretasi Reliabilitas r11 Kriteria Keteraga 0,80< 1,00 Reliabilitas sagat tiggi 0,60< 0,80 Reliabilitas tiggi 0,40< 0,60 Reliabilitas sedag 0,20< 0,40 Reliabilitas redah 0,20 Reliabilitas sagat redah Rumus yag diguaka utuk meghitug reliabilitas tes betuk uraia dapat dilakuka dega megguaka rumus Crobach-Alpha, yaitu: dega: soal, total. 2 si i1 11 1 2 1 s t r meyataka koefisie reliabilitas, meyataka bayakya butir 2 s i meyataka varias skor soal ke-i, da 2 s t adalah varias skor Berdasarka hasil pegolaha data, diperoleh reliabilitas utuk soal pretes sebesar 0,88 da reliabilitas utuk soal postes sebesar 0,81. Kriteria yag diperoleh termasuk kriteria sagat tiggi.

27 3) Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampua suatu soal utuk membedaka atara peserta didik yag berkemampua tiggi dega peserta didik yag berkemampua redah. Rumus utuk meetuka daya pembeda adalah: Dega: : jumlah siswa kelompok atas yag mejawab soal itu dega bear atau jumlah bear utuk kelompok atas : jumlah siswa kelompok bawah yag mejawab soal itu dega bear atau jumlah bear utuk kelompok bawah. : jumlah siswa kelompok atas Adapu klasifikasi iterpretasi utuk daya pembeda yag diguaka adalah: Tabel 3.5 Iterpretasi Ideks Daya Pembeda Kriteria Keteraga 0,70 < DP 1,00 Sagat baik 0,40 < DP 0,70 Baik 0,20 < DP 0,40 Cukup 0,00 < DP 0,20 Jelek DP 0,00 Sagat jelek Berdasarka hasil pegolaha data, diperoleh daya pembeda tiap soal pada tabel sebagai berikut: Tabel 3.6 Daya Pembeda Tiap Butir Soal Pretes No soal Nilai Iterpretasi 1 0,36 Cukup 2 0,44 Baik 3 0,66 Baik 4 0,41 Baik 5 0,52 Baik

28 6 0,47 Baik 7 0,66 Baik 8 0,83 Sagat baik Tabel 3.7 Daya Pembeda Tiap Butir Soal Postes No soal Nilai Iterpretasi 1 0,30 Cukup 2 0,33 Baik 3 0,44 Baik 4 0,55 Baik 5 0,52 Baik 6 0,75 Sagat baik 7 0,61 Baik 8 0,72 Sagat baik 4) Ideks Kesukara Ideks kesukara adalah derajat kesukara sutu butir soal yag diyataka dega bilaga real pada iterval (kotium) 0,00 sampai dega 1,00. Soal dega ideks kesukara medekati 0,00 berarti soal terlalu sukar, sebalikya soal dega ideks kesukara medekati 1,00 berarti soal terlalu mudah. Rumus utuk meetuka ideks kesukara butir soal yaitu: Klasifikasi ideks kesukara yag diguaka adalah: Tabel 3.8 Iterpretasi Ideks Kesukara Kriteria Keteraga IK = 0,00 soal terlalu sukar 0,00 < IK 0,30 soal sukar 0,30 < IK 0,70 soal sedag 0,70 < IK < 1,00 soal mudah IK = 1,00 soal terlalu mudah Berdasarka hasil pegolaha data, diperoleh ideks kesukara utuk butir soal yag disajika dalam tabel sebagai berikut:

29 Tabel 3.9 Ideks Kesukara Tiap Butir Soal Pretes No soal Ideks Kesukara Iterpretasi 1 0,76 Mudah 2 0,56 Sedag 3 0,64 Sedag 4 0,49 Sedag 5 0,29 Sukar 6 0,34 Sedag 7 0,47 Sedag 8 0,56 Sedag Tabel 3.10 Ideks Kesukara Tiap Butir Soal Prostes No soal Nilai Iterpretasi 1 0,76 Mudah 2 0,69 Sedag 3 0,53 Sedag 4 0,67 Sedag 5 0,29 Sukar 6 0,51 Sedag 7 0,67 Sedag 8 0,61 Sedag Sebelum istrume diuji coba, sebelumya istrume pretes da postes telah dilakuka validitas muka da validitas isi kepada guru matematika di sekolah, sehigga terdapat beberapa sara da masuka utuk perbaika istrume, da selajutya istrume diuji cobaka. Sehigga diperoleh hasil uji coba seperti tersebut di atas. b. Istrume No Tes 1) Agket Agket diguaka utuk megetahui sikap siswa terhadap pembelajara yag dilakuka. Sikap peilaia yag diguaka adalah Skala Likert. Dalam Skala Likert siswa memiliki 4 piliha sikap yag

30 sesuai dega peryataa secara terurut yaitu Sagat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), da Sagat Tidak Setuju (STS) dega beba peilaia 1 sampai dega 5. Namu dalam peelitia ii alteratif respo ragu-ragu tidak diguaka dega alasa agar sikap yag diberika siswa mecermika ke arah sikap positif atau egatif. 2) Lembar Observasi Observasi adalah suatu tekik evaluasi o tes yag megivetarisasika data tetag sikap da kepribadia siswa dalam kegiata belajarya. Lembar observasi berupa daftar isia yag diisi pegamat. Lembar observasi diguaka utuk melihat da megamati kegiata guru, kegiata da sikap siswa selama proses pembelajara yag dilakuka dega megguaka model pembelajara DMR. D. Prosedur Peelitia Secara keseluruha prosedur peelitia ii dilaksaaka dalam tiga tahap yaitu tahap persiapa, tahap implemetasi da tahap evaluasi. Pada tahap pertama yaitu tahap persiapa peeliti melaksaaka persiapa megeai strategi pembelajara yag aka dilakuka da memilih subjek peelitia yag aka dijadika kelas eksperime da kelas kotrol. Pada tahap kedua yaitu implemetasi. Lagkah pertama adalah dega melaksaaka pretest terhadap subjek peelitia (kelas eksperime da kelas kotrol) megeai pembelajara sebelum diberika eksperime terkait peelitia ii. Kemudia subjek peelitia yaitu kelas eksperime diberika treatmet berupa pembelajara melalui model pembelajara DMR pada kelas eksperime, begitu pula dega kelas kotrol diberika pembelajara matematika dega metode pembelajara lagsug, da saat kegiata tersebut berlagsug dilakuka observasi. Setelah itu dilakuka posttest dega megisi agket da observasi terhadap kemampua pemecaha masalah matematis pada siswa kelas eksperime da kelas kotrol.

31 Pada tahap ketiga merupaka tahap refleksi da evaluasi terhadap peelitia yag dilaksaaka. Secara rici pada tahap ii aka dilakuka: 1) pegeceka efektivitas, efisiesi, da relevasi model pembelajara yag diguaka terhadap peigkata kemampua pemecaha masalah matematis siswa, 2) pegeceka respo da kierja siswa megeai desai pembelajara yag diguaka, da 3) peyempuraa model pembelajara serta membadigka peigkata kemampua pemecaha masalah matematis siswa atara kelas eksperime da kelas kotrol. Selajutya dibuat kesimpula da lapora peelitia. E. Tekik Aalisis Data Data yag aka diperoleh dari hasil peelitia terbagi mejadi dua bagia yaitu data kuatitatif da data kualitatif. Data kuatitatif diperoleh dari hasil tes, da data kualitatif diperoleh dari hasil observasi da pegisia agket. Adapu prosedur aalisis data adalah sebagai berikut: a. Aalisis Data Kuatitatif Pada pegolaha data kuatitatif dilakuka dega megguaka uji statistika terhadap data hasil pretest, posttest, da data N-gai. Aalisis data dilakuka dega megguaka batua software IBM SPSS (Statistical Product ad Service Solutio) 22 for Widows. Pegolaha data dilakuka dega lagkah-lagkah sebagai berikut : 1. Aalisis Data Tes Awal (Pretest) Data pretes yag diaalisis adalah data hasil pretes dari kelas eksperime da kelas kotrol. Hal ii dilakuka utuk melihat kemampua pemecaha masalah matematis awal siswa pada kedua kelas apakah sama ataukah tidak. Uji dilakuka dega batua software IBM SPSS Statistics 22 for Widows, yaitu dega megguaka Idepedet Sample T-Test. Jika hasil pegujia meujukka hasil yag sigifika, artiya tidak ada perbedaa rata-rata yag berarti dari kedua kelas, maka dapat dikataka bahwa kemampua awal kelas eksperime da kelas kotrol adalah sama.

32 Asumsi yag harus dipeuhi sebelum melakuka uji-t adalah ormalitas da homogeitas data. Oleh karea itu, sebelum pegujia Idepedet Sample T-Test terhadap data pretest dilakuka, maka terlebih dahulu dilakuka lagkah-lagkah berikut: a) Uji Normalitas Uji ormalitas dilakuka utuk megetahui apakah data kedua kelas berasal dari populasi yag berdistribusi ormal atau tidak. Oleh karea sampel jumlahya lebih dari 30, uji ormalitas yag diguaka adalah uji Shapiro-Wilk. Hipotesis dalam pegujia ormalitas data pretest sebagai berikut: i. H 0 : data pretestberasal dari populasi yag berdistribusi ormal. ii. H 1 : data pretestberasal dari populasi yag berdistribusi tidak ormal. Taraf sigifika yag diguaka adalah 5% ( = 0,05) dega kriteria pegujiaya sebagai berikut: i. Jika ilai Sig = 0,05 maka H 0 diterima. ii. Jika ilai Sig < = 0,05 maka H 0 ditolak. b) Uji Homogeitas Uji homogeitas dilakuka utuk megetahui apakah data yag diperoleh memiliki varias yag homoge atau tidak. Pegujia homogeitas data pretest megguaka uji Levee dega perumusa hipotesis sebagai berikut: i. H 0 : data pretest kelas kotrol da eksperime bervariasi homoge. ii. H 1 : data pretest kelas kotrol da eksperime bervariasi tidak homoge. Taraf sigifika yag diguaka adalah 5% ( = 0,05) dega kriteria pegujiaya sebagai berikut: i. Jika ilai Sig = 0,05 maka H 0 diterima.

33 ii. Jika ilai Sig < = 0,05 maka H 0 ditolak. c) Uji Kesamaa Dua Rata-Rata Uji kesamaa dua rata-rata bertujua utuk megetahui perbedaa dua ratarata dari data pretest yag diperoleh. Hipotesis dirumuska dalam betuk hipotesis statistik (uji dua pihak) sebagai berikut: i. H 0 : : tidak terdapat perbedaa rata-rata kemampua awal yag sigifika atara kelas eksperime da kelas kotrol. ii. H 1 : : terdapat perbedaa rata-rata kemampua awal yag sigifika atara kelas eksperime da kelas kotrol. Jika kedua data berdistribusi ormal da homoge, maka dilakuka uji-t (uji idepedet sample t-test). Jika kedua data berdistribusi ormal tetapi tidak homoge, maka dilakuka uji-t dega asumsi varias tidak sama (uji idepedet sample t-test dega equal variaces ot assumed). Jika salah satu atau kedua data tidak berdistribusi ormal, maka dilakuka uji Ma-Whitey. Taraf sigifika yag diguaka adalah 5% ( = 0,05) dega kriteria pegujiaya: i. Jika ilai Sig = 0,05 maka H 0 diterima. ii. Jika ilai Sig < = 0,05 maka H 0 ditolak. 2. Aalisis Data Tes Akhir (Posttest) Data postes yag diaalisis adalah data hasil postes dari kelas eksperime da kelas kotrol. Hal ii dimaksudka utuk melihat kemampua akhir pemecaha masalah matematis siswa pada kedua kelas apakah sama ataukah tidak. Uji dilakuka dega batua software IBM SPSS Statistics 22 for Widows, yaitu dega megguaka Idepedet Sample T-Test. Jika hasil pegujia meujukka hasil yag sigifika, artiya tidak ada perbedaa rata-rata yag berarti dari kedua kelas. Asumsi yag harus dipeuhi sebelum melakuka uji-t adalah ormalitas da homogeitas data. Lagkah-lagkah yag dilakuka adalah:

34 a) Uji Normalitas Hipotesis yag diguaka adalah sebagai berikut: i. H 0 : data posttestberasal dari populasi yag berdistribusi ormal. ii. H 1 : data posttestberasal dari populasi yag berdistribusi tidak ormal. Taraf sigifika yag diguaka adalah 5% ( = 0,05) dega kriteria pegujiaya sebagai berikut: i. Jika ilai Sig = 0,05 maka H 0 diterima. ii. Jika ilai Sig < = 0,05 maka H 0 ditolak. b) Uji Homogeitas Pegujia homogeitas data posttest megguaka uji Levee dega perumusa hipotesis sebagai berikut: i. H 0 : data posttest kelas kotrol da eksperime bervariasi homoge. ii. H 1 : data posttest kelas kotrol da eksperime bervariasi tidak homoge. Taraf sigifika yag diguaka adalah 5% ( = 0,05) dega kriteria pegujiaya sebagai berikut: i. Jika ilai Sig = 0,05 maka H 0 diterima. ii. Jika ilai Sig < = 0,05 maka H 0 ditolak. c) Uji Perbedaa Dua Rata-Rata Hipotesis dirumuska dalam betuk hipotesis statistik (uji dua pihak) sebagai berikut: i. H 0 : : tidak terdapat perbedaa rata-rata kemampua akhir yag sigifika atara kelas eksperime da kelas kotrol. ii. H 1 : : terdapat perbedaa rata-rata kemampua akhir yag sigifika atara kelas eksperime da kelas kotrol. Jika kedua data berdistribusi ormal da homoge, maka dilakuka uji-t (uji idepedet sample t-test). Jika kedua data berdistribusi ormal tetapi tidak homoge, maka dilakuka uji-t dega asumsi varias tidak sama (uji idepedet sample t-test dega equal variaces ot assumed). Jika

35 salah satu atau kedua data tidak berdistribusi ormal, maka dilakuka uji Ma-Whitey. Taraf sigifika yag diguaka adalah 5% ( = 0,05) dega kriteria pegujiaya: i. Jika ilai Sig = 0,05 maka H 0 diterima. ii. Jika ilai Sig < = 0,05 maka H 0 ditolak. d. Aalisis Data Gai Terormalisasi (N-Gai) Perhituga gai terormalisasi atau N-gai bertujua utuk megetahui peigkata kemampua pemecaha masalah matematis siswa. Perhituga tersebut diperoleh dari ilai pretest da posttest masigmasig kelas yaitu kelas eksperime da kelas kotrol. Pegolaha gai terormalisasi (Hake, 1999, hlm. 1) dihitug dega rumus: N-gai Aalisis data N-gai sama dega aalisis data pretest, dega asumsi yag harus dipeuhi sebelum uji perbedaa dua rata-rata, adalah ormalitas da homogeitas data N-gai. Meurut Hake (1999, hlm. 1), peigkata yag terjadi pada kedua kelas dapat dilihat megguaka rumus N-gai da ditaksir megguaka kriteria N-gai yag ada pada tabel berikut. Tabel 3.11 Kriteria Tigkat N-Gai N-gai Keteraga N-gai > 0,7 Tiggi 0,3 <N-gai 0,7 Sedag N-gai 0,3 Redah b. Aalisis Data Kualitatif Data kualitatif diperoleh dari agket da lembar observasi. Prosedur aalisis data kualitatif adalah sebagai berikut: 1) Pegolaha Data Agket

36 Pegolaha data agket dilakuka dega megguaka Skala Likert.Data yag diperoleh dari agket dikelompokka berdasarka jawaba sagat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), da sagat tidak setuju (STS) utuk tiap peryataa.setiap jawaba memiliki bobot tertetu. Utuk peryataa bersifat positif (favorable), jawaba sagat setuju (SS) diberi skor 5, setuju (S) diberi skor 4, tidak setuju (TS) diberi skor 2, da sagat tidak setuju (STS) diberi skor 1. Utuk peryataa bersifat egatif (ufavorable), jawaba sagat setuju (SS) diberi skor 1, setuju (S) diberi skor 2, tidak setuju (TS) diberi skor 4, da sagat tidak setuju (STS) diberi skor 5. Jika rata-rata yag diperoleh lebih besar dari tiga, maka respode meyataka sikap positif terhadap pembelajara yag dilakuka. Skor utuk setiap peryataa tidak disajika dalam lembara agket, tetapi haya utuk keperlua pegolaha data saja. Di sampig itu, peyusua peryataa favorable da ufavorable tidak berpola agar jawaba siswa tidak spekulatif. Selajutya utuk mecari persetase agket utuk setiap butir peryataa, diguaka rumus perhituga persetase sebagai berikut: Keteraga: = persetase jawaba, = frekuesi jawaba, = bayak respode. Persetase jawaba siswa dapat diiterpretasika seperti pada tabel berikut. Tabel 3.12 Presetase Kategori Jawaba Siswa Besar Persetase Kategori P = 0% Tidak ada 0% < P 25% Sebagia kecil

37 25% < P < 50% Hampir setegahya P = 50% Setegahya 50% < P 75% Sebagia besar 75% < P < 100% Pada umumya P = 100% Seluruhya 2) Pegolaha Data Hasil Observasi Lembar observasi kegiata guru memberika gambara megeai aktivitas pembelajara megguaka model pembelajara DMR. Lembar observasi kegiatada sikap siswa memberika gambara kegiatada sikap siswa selama pembelajara berlagsug. Data yag diperoleh dari lembar observasi tersebut diolah da diaalisis secara deskriptif.