ABSTRAK Komunikasi dapat mudah terjadi apabila ada bahasa. Bahasa merupakan bunyi yang dikeluarkan dari mulut manusia bukan bunyi semarang dan bunyi itu merupakan simbol atau lambang. Dengan demikian bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi mudah dimengerti dan dapat menyampaikan perasaan melalui kata-kata dan gerakan. Berkembangnya bahasa disesuaikan dengan masing-masing faktor faktor yang ada di dalamnya, yaitu : 1. Jenis kelamin Bahasa pria berbeda dengan bahasa wanita. 2. Umur Bahasa anak-anak berbeda dengan orang dewasa. 3. kedudukan pembicaraan dan lawan bicara 4. keadaan Bahasa Jepang sangat bervariasi baik untuk formal, tidak formal, atasan dan bawahan, teman akrab, pria dan wanita. Dalam bahasa jepang terdapat kata bantu yang disebut joshi ( 助詞 ). Bila dilihat dari kanjinya kata Joshi terdiri dari dua huruf kanji. huruf kanji yang pertama adalah jo( 助 )atau tasukeru yang berarti bantu, membantu, menolong. Dan sedangkan huruf kanji yang kedua adalah shi( 詞 )atau kotoba yang berarti kata, perkataan atau bahasa. Oleh karena itu orang sering menerjemahkan joshi dengan istilah kata bantu. Joshi mempunyai fungsi yang sangat penting. Sebuah kalimat tidak akan terbentuk jika tidak menggunakan joshi. Joshi tidak hanya dipakai setelah nomina,
tapi dapat dipakai juga setelah verba, adjektiva-i, adjektiva-na, atau setelah joshi yang lainnya. Jumlah partikel dalam bahasa jepang sangat banyak dan artinya pun berbeda-beda. Namun beberapa diantaranya mempunyai arti yang sama tetapi penggunaannya berbeda. Ada beberapa jenis-jenis joshi yaitu : kakujoshi, setsuzokuzoshi, fukujoshi, suujoshi. 1. Kakujoshi adalah partikel yang menyatakan hubungan satu bagian kalimat dengan kalimat yang lain. Contoh : 食べ物を食べる Tabemono o tabemaru. (Makan makanan) 2. Setsuzokujoshi adalah partikel yang berfungsi untuk menghubungkan bagianbagian kalimat. Contoh : 風が吹う Kaze ga fuku. (Angin bertiup) 3. Fukujoshi adalah partikel yang bisa menambah arti kata lain yang menyatakan suatu pertanyaan, larangan, seruan, rasa haru, dan lain-lain. Contoh : この本を五日ばかり借りたいです Kono hon gonichi bakari karitai. (Saya ingin meminjam buku ini kira-kira lima hari) 4. Shuujoshi adalah partikel yang digunakan pada akhir kalimat. Contoh : 子供にだって出きるさ Kodomo ni date dekiru sa.
(Anak kecil saja bisa lho) Bahasa Jepang mempunyai perbedaan variasi bahasa antara pria dan wanita. Variasi bahasa Jepang yang dipakai oleh kaum pria disebut Danseigo. Danseigo adalah sebuah variasi bahasa Jepang yang dipakai oleh kaum pria untuk merefleksikan maskulinitaas penuturnya sebagai insan yang tegas, kuat, penuh percaya diri, berani, cepat mengambil keputusan dan penuh kepastian. Menurut Reiichi dalam Agustin Ningsi menyatakan bahwa pada umumnya cara berbicara pria sangat dominan, ketegasanya kuat, Terbuka dan ingin memiliki wibawa. Sedangkan berbicara wanita bersifat lemah lembut, halus, kooperatif, dan bersifat tidak langsung. Ada beberapa partikel danseigo dalam bahasa jepang yaitu : 1. Da yo Penggunaan partikel dayo digunakan pada situasi yang bersifat informatif atau menyampaikan pikiran dan perasaan sipembicara. Partikel dayo hampir sama fungsi nya dengan partikel yo hanya saja penambahan da dipakai pada suasan informal yang digunakan oleh pria saja. Contoh : 暑いだよ? Atsui dayo? ( Panas ya? ) 2. Yo Fungsi partikel yo terbagi menjadi 4 yaitu : a. Digunakan untuk menunjukkan perasaan ingin membuat orang lain mau mengerti dengan menyampaikan sesuatu.
Contoh : : この本面白かったよ Kono hon omoshirokatta yo. ( Buku ini sungguh menarik ) b. Digunakan untuk menunjukkan dengan keras perasaan mau memerintah/mengajak dan sebagainya. Contoh : お茶でも飲みましょうよ Ocha demo nomimashou yo. ( Mari kita minum teh! ) c. Dipakai untuk bertanya dengan perasaan bicara. contoh : いった何をしているんだよ Itta nani o shite irun da yo. ( Kenapa kau tidak katakana padaku? ) d. Dipakai dalam kalimat ekspresi kasar ketika meneruskan pembicaraan sambil menarik perhatian lawan bicara. Contoh : 私の言うことをよく聞きなさいよ Watashi no iu koto o yoku kikinasai yo. ( Dengarkanlah baik-baik perkataanku ) 3. Ze Partikel ze sama dengan partikel zo yang dipakai pada akhir kalimat dalam ragam bahasa pria. Pemakaian partikel ze dapat menunjukkan maskulinitas para pemakaiannya. Partikel ze tidak dipakai waktu berbicara dengan atasan (orang
yang lebih tua umurnya atau lebih tinggi kedudukannya dari pada pembicara). Pemakaian partikel ze diantara teman sebaya atau teman dekat dapat menunjukkan keakraban diantara para penuturnya. Contoh : 早く行おおぜ Hayaku ikoo ze. ( Ayo cepat pergi ) 4. Dai Partikel dai adalah partikel akhir kalimat yang menandakan pernyataan dengan kata ganti tanya pada bahasa pria yang tidak resmi. a. Penggunaan dai dalam kalimat tanya haruslah diikuti dengan kata tanya. Contoh : だれがいくんだい? Dare ga ikun dai? ( Siapa yang ikut? ) b. Partikel dai juga bisa digunakan kalimat yang menerangkan penegasan dalam rangka bahasa pria. Contoh : これは僕のだい Kore wa boku no dai. ( ini punya ku ) 5. Kai Partikel kai adalah partikel yang diletakkan di akhir kalimat sebagai penanda kalimat tanya atau mengungkapkan rasa tidak setuju terhadap hal yang diungkapkan lawan bicara sebelumnya.
a. Kai dipakai sebagai penanda kalimat tanya ya-tidak Contoh : アメリカでおもしろいかい? Amerika de wa omoshiroi kai? ( Di Amerika menyenangkan? ) b. Untuk mengekspresikan rasa tidak setuju terhadap hal yang diungkapkan lawan bicara sebelumnya. Menunjukkan ketegasan dan tidak dapat diartikan secara gramatikal. Contoh : こんなにいい天気に 雨何かもんかい Konna ni ii tenki ni,ame nan ka mon kai. ( Cuaca bagus begini, tidak mungkin akan turun hujan ) c. Partikel kai juga dipakai ketika bertanya mengekspresikan perasaan akrab dengan lawan biacara. Contoh : そんなあこと知らないかい Sonna koto shiranai kai. ( mana aku tau )