4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 4.1 Keadaan Umum Daerah Kabupaten Sukabumi

4 KEADAAN UMUM. 4.1Keadaan umum Kabupaten Sukabumi

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Teluk Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, merupakan salah satu daerah

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN SUKABUMI

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Ikan Sebelah. Manyung 1 680,00 0,00 232,00 0,00 292,00 385,00 0,00 218,00 0,00 253,00 37,00 0,00 209,00 23,00 314,00 31,00 0,00 32,00 0,00 31,00

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEADAAN UMUM. 4.1 Letak Geografis

6 BESARAN KERUGIAN NELAYAN DALAM PEMASARAN TANPA LELANG

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 4.2 Keadaan Umum Perikanan di Sulawesi Utara

4 KEADAAN UMUM 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian (1) Letak dan Kondisi Geografis

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4.2 Keadaan Umum Perikanan Tangkap Kabupaten Lamongan

4 KERAGAAN PERIKANAN DAN STOK SUMBER DAYA IKAN

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

6 STATUS PEMANFAATAN SUMBER DAYA IKAN DI WILAYAH PESISIR DAN LAUT CIREBON

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU

Isi Manual Penggunaan database perikanan versi 2.1

1. Pendahuluan IDENTIFIKASI KOMODITAS UNGGULAN PERIKANAN TANGKAP DI KAWASAN MINAPOLITAN KABUPATEN INDRAMAYU

Potensi Terumbu Karang Luwu Timur

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. dimana pada daerah ini terjadi pergerakan massa air ke atas

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

34 laki dan 49,51% perempuan. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 0,98% dibanding tahun 2008, yang berjumlah jiwa. Peningkatan penduduk ini

DRAFT KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PRODUKTIVITAS KAPAL PENANGKAP IKAN

Katalog BPS:

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. KONDISI UMUM PRODUKSI IKAN LAUT TANGKAPAN DI WILAYAH UTARA JAWA BARAT

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM. 25 o -29 o C, curah hujan antara November samapai dengan Mei. Setiap tahun

4 KEADAAN UMUM 4.1 Keadaan umum daerah Kabupaten Sukabumi Geografi dan klimatologi

Indonesia merupakan negara kepulauan dan maritim yang. menyimpan kekayaan sumber daya alam laut yang besar dan. belum di manfaatkan secara optimal.

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

5 KEADAAN PERIKANAN TANGKAP KECAMATAN MUNDU KABUPATEN CIREBON

5 TINGKAT KEBUTUHAN ES UNTUK KEPERLUAN PENANGKAPAN IKAN DI PPS CILACAP

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM. 4.1 Letak dan Kondisi Geografis

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB 4 GAMBARAN UMUM, PERKEMBANGAN HASIL PERIKANAN DAN PENERIMAAN RETRIBUSI PELELANGAN IKAN DI LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi

BAB I PENDAHULUAN. udang, kakap, baronang, tenggiri, kerang, kepiting, cumi-cumi dan rumput laut yang tersebar

5 KONDISI PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN CIANJUR

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERIKANAN LAUT KABUPATEN KENDAL. Feasibility Study to Fisheries Bussiness in District of Kendal

Gambar 2. Konstruksi pancing ulur Sumber : Modul Penangkapan Ikan dengan Pancing Ulur

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

rovinsi alam ngka 2011

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL JURNAL KONDISI SUMBERDAYA PERIKANAN TANGKAP DAN PENGELOLAANNYA DI KECAMATAN TILAMUTA KABUPATEN BOALEMO OLEH

Jaring Angkat

Rencana Pengembangan Berkelanjutan Kelautan dan Perikanan di Pulau Maratua

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN ARU

PENDAHULUAN. yang lokasinya di pantai Timur Sumatera Utara yaitu Selat Malaka. Kegiatan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensi Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan 2.2 Komoditas Hasil Tangkapan Unggulan

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

IDENTIFIKASI POTENSI DAN KENDALA KAWASAN MINAPOLITAN PALABUHANRATU. Geri Nugraha, Indarti Komala Dewi*), Agus Sunaryadi**)

ARAHAN LOKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DI KAWASAN PESISIR UTARA KABUPATEN SIKKA NUSA TENGGARA TIMUR TUGAS AKHIR

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 45/MEN/2011

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian KUESIONER

II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Saskia (1996), yang menganalisis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

3 DESKRIPSI UMUM DAERAH PENELITIAN

Transkripsi:

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Sukabumi Secara geografis wilayah Kabupaten Sukabumi terletak di antara 6 o 57-7 o 25 Lintang Selatan dan 106 o 49-107 o 00 Bujur Timur dan mempunyai luas daerah 4.161 km 2 atau 11,21 % dari luas Jawa Barat atau 3,01 % dari luas pulau Jawa, dengan batas-batas wilayah: ; ; Indonesia; Wilayah Kabupaten Sukabumi yang terletak sekitar 160 km dari arah Jakarta meliputi areal seluas 420.000 ha yang terbentang mulai dari ketinggian 0-2.958 mdpl. Pegunungan dan dataran tinggi mendominasi hampir seluruh kabupaten ini. Dataran rendah ada di pesisir selatan, mulai dari Teluk Ciletuh sampai muara sungai Cikaso dan Cimandiri. Wilayah Kabupaten Sukabumi sampai akhir tahun 2009 meliputi 47 kecamatan, 363 desa, 3.010 RW dan 12.565 RT dengan jumlah penduduk sebanyak 2.341.409 jiwa. Saat ini ibukota Kabupaten Sukabumi berada di Kecamatan Pelabuhanratu (BPS Sukabumi, 2010). Jumlah penduduk Kabupaten Sukabumi tahun 2004 hingga tahun 2008 terus mengalami peningkatan. Rasio jenis kelamin sebesar 101 yang berarti bahwa dalam 100 penduduk perempuan terdapat 101 penduduk laki-laki. Kepadatan penduduk di Kabupaten sukabumi mencapai 590,45 orang per m 2 (Tabel 8). Tabel 8 Jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Kabupaten Sukabumi tahun 2004 2008 Jumlah penduduk (orang) Rasio jenis Kepadatan penduduk Laki-laki Perempuan Jumlah kelamin (orang per km 2 ) 2004 1.135.889 1.120.755 2.256.644 101,35 546,67 2005 1.156.871 1.143.773 2.300.644 101,15 557,33 2006 1.178.005 1.167.454 2.345.459 100,90 568,18 2007 1.199.698 1.192.038 2.391.736 100,64 579,39 2008 1.221. 177 1.216.218 2.437.395 100,41 590,45 Sumber: BPS Kab. Sukabumi 2009.

40 4.1.1 Nelayan Nelayan yang ada di Kabupaten Sukabumi terdiri dari dua tipe nelayan, yaitu tipe nelayan pemilik dan nelayan buruh. Apabila dilihat sejak tahun 2006 hingga 2009, jumlah nelayan yang ada berfluktuatif, namun tidak terlalu jauh berubah. Data perubahan jumlah nelayan tersebut tersaji dalam Tabe 9 berikut. Tabel 9 Jumlah nelayan perikanan tangkap tahun 2006-2009 di Kabupaten Sukabumi Nelayan (orang) Nelayan buruh Nelayan Pemilik Jumlah (orang) 2006 10.951 1.350 12.301 2007 10.745 1.603 12.348 2008 10.761 1.639 12.400 2009 10.568 1.743 12.311 Sumber: Statistik Bidang Perikanan Tangkap Kab. Sukabumi 2009. 4.1.2 Armada penangkapan Armada penangkapan ikan di wilayah Perairan Kabupaten Sukabumi dapat dikelompokkan menjadi perahu tanpa motor, perahu motor tempel, dan kapal motor. Sejalan dengan modernisasi armada penangkapan, sejak tahun 2006 perahu tanpa motor mengalami penurunan jumlah armada, sedangkan perahu motor tempel maupun kapal motor mengalami peningkatan, seperti tersaji pada Tabel 10. Tabel 10 Jumlah armada penangkapan ikan Kabupaten Sukabumi tahun 2006-2009 Armada (unit) Jumlah Perahu Tanpa Motor Motor Tempel Kapal Motor (unit) 2006 332 785 233 1.350 2007 278 960 365 1.603 2008 290 975 374 1.639 2009 224 975 376 1.575 Sumber: Statistik Bidang Perikanan Tangkap Kab. Sukabumi 2010. 4.1.3 Alat tangkap Secara umum alat tangkap yang ada di Kabupaten Sukabumi meliputi kelompok pukat kantong, pukat tarik, jaring angkat, pancing dan lain-lain. Berdasarkan data statistik Kabupaten Sukabumi tahun 2009, alat tangkap yang

41 beroperasi di wilayah perairan Kabupaten Sukabumi sebanyak 1.951 unit. Secara rinci komposisi alat tangkap di Kabupaten Sukabumi bisa dilihat pada Table 11. Tabel 11 Alat tangkap yang beroperasi di Kabupaten Sukabumi tahun 2009 No Kelompok Alat Tangkap Jenis Alat Tangkap Jumlah (unit) 1 Pukat Kantong Payang 150 Dogol 24 2 Jaring Insang Jaring Insang Hanyut 905 Jaring Insang Lingkar 9 Jaring Insang Tetap 106 3 Jaring Angkat Bagan Perahu/Rakit 154 Bagan Tancap 54 4 Pancing Rawai Tuna 350 Pancing Tonda 100 Pancing Ulur 84 5 Lainnya Gau, Tombak, Lain-lain 15 Jumlah 1.951 Sumber: DKP Kab. Sukabumi 2009. 4.1.4 Produksi perikanan Produksi perikanan tangkap yang di Kabupaten Sukabumi berfluktuatif, mengalami penurunan dan peningkatan tapi nilai produksi penangkapannya terus meningkat semenjak tahun 2007 2009, walaupun pada tahun 2006 ke tahun 2007 sempat mengalami penurunan. Perkembangan volume dan nilai produuksi tersebut bisa dilihat pada tabel 12. Tabel 12 Perkembangan volume dan nilai produksi ikan Kabupaten Sukabumi tahun 2006-2009 Volume penangkapan ikan (Ton) Nilai Penangkapan (.1.000) 2006 10.035,90 52.494.782,00 2007 8.655,82 46.442.802,00 2008 7.379,20 47.460.706,00 2009 7.878,20 56.155.022,00 Sumber: Statistik Bidang Perikanan Tangkap Kab. Sukabumi 2009. 4.2 Keadaan Umum PPN Pelabuhanratu Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu (PPN) Pelabuhanratu terletak di Kecamatan Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Secara geografis PPN Pelabuhanratu terletak pada 06º59'47,156" Lintang Selatan dan

42 106º32 61,884" Bujur Timur. Daerah ini merupakan daerah teluk pesisir selatan Kabupaten Sukabumi yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Kecamatan Palabuhanratu merupakan ibukota Kabupaten Sukabumi dengan luas wilayah 10.287,91 ha, dengan batas wilayah sebagai berikut (BPS Kabupaten Sukabumi, 2009): ; ; ;. 4.2.1 Nelayan Sebagian besar nelayan yang ada di PPN Pelabuhanratu merupakan penduduk asli daerah tersebut. Sisanya adalah nelayan pendatang yang berasal dari luar daerah seperti Cirebon, Cilacap, Indramayu dan lain-lain. Berasal dari luar pulau Jawa seperti dari Sumatera dan Sulawesi. Dari lima tahun terakhir 2006-2010 jumlah nelayan yang yang ada di PPN Pelabuhanratu terus meningkat, dengan jumlah 3,498 pada tahun 2006 dan 4,474 pada tahun 2010, seperti tersaji pada Tabel 13. Tabel 13 Jumlah nelayan PPN Pelabuhanratu tahun 2006-2010 Jumlah Nelayan (orang) 2006 3.498 2007 3.936 2008 4.363 2009 4.453 2010 4.474 Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi, 2011. Berikut adalah jumlah rumah tangga nelayan dan buruh yang aktif menangkap ikan di teluk Pelabuhan ratu. Nelayan ini berasal dari rumah tangga nelayan yang berada di kecamatan sepanjang teluk Pelabuhanratu. Nelayan lokal yang berada pada PPN Pelabuhanratu berasal dari rumah tangga nelayan dari kcamatan yang berada di sekitar teluk Pelabuhanratu (Tabel 14). Daerah-daerah tersebut juga aktif sebagai darah-daerah pantai perikanan tangkap (Tabel 15).

43 Tabel 14 Jumlah rumah tangga perikanan (nelayan dan buruh) No Kecamatan Jumlah RTP/Nelayan/ Buruh Perahu Tanpa Motor Motor Tempel (Org) (Org) (Org) 1 Palabuhanratu 4.064 50 458 2 Cisolok 2.216 35 242 3 Cikakak - - - 4 Simpenan 1.49 105 96 5 Ciemas 1.854 100 186 6 Ciracap 2.39-312 7 Surade 386-55 8 Cibitung 87 87-9 Tegalbuleud 108 108 - Jumlah 12.595 485 1349 Sumber: Laporan Kegiatan Perikanan Tangkap di PPN Pelabuhanratu, 2010. Tabel 15 Desa-desa pantai kegiatan penangkapan ikan pada kawasan perikanan tangkap No Kecamatan Desa-desa pantai pusat kegiatan Perikanan Tangkap 1 Palabuhanratu Palabuhanratu 2 Cisolok Cikahuripan dan Pasirbaru 3 Cikakak tidak ada 4 Simpenan Loji, Kertajaya 5 Ciemas Ciwaru, Mandrajaya 6 Ciracap Gunungbatu, Pangumbahan 7 Surade Pasir Ipis 8 Cibitung Cibitung 9 Tegalbuleud Buni Asih, Tegal Buleud Sumber: Laporan Kegiatan Perikanan Tangkap di PPN Pelabuhanratu, 2010 4.2.2 Armada penangkapan Armada penangkapan ikan di wilayah perairan Kabupaten Sukabumi dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu perahu tanpa motor, kapal motor, dan motor temple. Sejalan dengan modernisasi armada penangkapan, sejak tahun 2006 perahu tanpa motor mengalami penurunan jumlah armada dan bahkan ditinggalkan, sedangkan perahu motor tempel maupun kapal motor mengalami peningkatan, seperti tersaji pada Tabel 16.

44 Tabel 16 Jumlah armada penangkapan ikan PPN Pelabuhanratu tahun 2005-2009 Armada (unit) Jumlah Motor Tempel Kapal Motor (unit) 2005 428 248 676 2006 511 287 798 2007 531 321 852 2008 416 230 646 2009 364 394 758 Sumber: Kementrian Kelautan dan Perikanan, 2010. 4.2.3 Alat tangkap Alat tangkap yang beroperasi di PPN Palabuhanratu cukup beragam. Alat tangkap yang paling dominan digunakan yaitu payang, pancing ulur dan bagan. Hampir semua alat tangkap yang beroperasi mengalami fluktuasi jumlah, namun hal tersebut tidak terjadi pada alat tangkap pancing tonda. Alat tangkap pancing tonda memperlihatkan peningkatan yang cukup signifikan tiap tahunnya. Perkembangan alat tangkap tersebut tersaji pada Tabel 17. Tabel 17 Perkembangan alat tangkap di PPN Palabuhanratu tahun 2006-2010 Alat Tangkap (unit) PYG PU PL PT JR TN GN BGN RW PS LL 2006 166 255 25 20 46 31 94 263 7 2 34 2007 159 414-29 101 33 135 267 27 9 155 2008 45 254-40 35 30 50 200 7 3 110 2009 121 170-65 110 25 38 23-8 33 2010 54 129-112 34 22 22 65 2 4 47 Sumber: Sari, 2011. Keterangan: PYG = Payang, PU = Pancing Ulur, PL = Pancing Layur, PT = Pancing Tonda, JR = Jaring Rampus, TN = Trammelnet, GN = Gillnet, BGN = Bagan, RW = Rawai, PS = Purse seine, LL = Long Line. 4.2.4 Produksi perikanan NilaiProduksi hasil tangkapan di PPN Palabuhanratu mengalami penurunan secara bertahap dari tahun ke tahun. Pada tahun 2006 nilai produksi 10.720.734.920,00. Jumlah ini menurun 27,19% menjadi 7.805.769.900,00 pada tahun 2010. Secara rinci data tersebut diperlihatkan pada Tabel 18 berikut.

45 Tabel 28 Nilai produksi hasil tangkapan di PPN Palabuhanratu tahun 2006-2010 Jumlah Produksi () 2006 10.720.734.920 2007 11.654.357.704 2008 6.320.706.025 2009 6.963.664.250 2010 7.805.769.900 Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi, 2011. Jenis komoditas perikanan tangkap yang didaratkan di PPN Pelabuhan ratu sangat lah dominant, mulai dari komuditas dari perairan demersal, pelagis, hingga perairan karang. Komoditas hasil tangkapan tersebut dapat dilihat pada Tabel 19 berikiut. Tabel 193 Produksi perikanan tangkap khusus di laut per jenis ikan padatahun, 2008 No. Nama Jenis Ikan Produksi (Ton) Harga/ Kg Nilai Produksi (000) 1 2 3 4 5 1 Manyung 2,23 5.500.00 12.265.00 2 Cendro 0,67 5.500.00 3.685.00 3 Ikan sebelah 5,75 10.000.00 57.500.00 4 Pisang-pisang 3 10.000.00 30.000.00 5 Selar 38,65 2.000.00 77.300.00 6 Kuwe 239,79 15.000.00 3.596.850.00 7 Layang 175,89 6.500.00 1.143.285.00 8 Sunglir 3,83 7.000.00 26.810.00 9 Tetengek 6,92 7.500.00 51.900.00 10 Bawal Hitam 38,65 16.000.00 618.400.00 11 Jangilus 239,79 21.000.00 5.035.590.00 12 Kakap putih 0 20.000.00-13 Golok-golok 0,97 5.500.00 5.335.00 14 Selanget 0,68 6.000.00 4.080.00 15 Lemuru 0,78 1.500.00 1.170.00 16 Japuh 0 1.500.00-17 Tembang 1.284,87 1.000.00 1.284.870.00 18 Lamadang 4,09 6.000.00 24.540.00 19 Teri 158,52 20.000.00 3.170.400.00 20 Gerot-gerot 2,25 4.500.00 10.125.00 21 Layaran 23,41 11.000.00 257.510.00 22 Setuhuk hitam 40,8 15.000.00 612.000.00 23 Setuhuk loreng 12,99 15.000.00 194.850.00 24 Ikan pedang 42,11 11.000.00 463.210.00 25 Kapas-kapas 0,24 7.500.00 1.800.00 26 Pepetek 650,5 1.000.00 650.500.00 27 Bambangan 60,38 15.000.00 905.700.00 28 Sawangi/ Mata besat 50,69 8.000.00 405.520.00

46 Tabel 19 (Lanjutan) No. Nama Jenis Ikan Produksi (Ton) Harga/ Kg Nilai Produksi (000) 29 Tiga waja 374,11 5.000.00 1.870.550.00 30 Lisong 1.019,99 6.500.00 6.629.935.00 31 Tongkol krai 4,58 6.000.00 27.480.00 32 Tongkol komo 24,38 6.500.00 158.470.00 33 Cakalang 1.024,58 6.500.00 6.659.770.00 34 Kembung 92,32 1.000.00 92.320.00 35 Banyar 95,99 5.000.00 479.950.00 36 Tenggiri 5,47 15.000.00 82.050.00 37 Tenggiri papan 0,73 15.000.00 10.950.00 38 Albakor 23,51 7.500.00 176.325.00 39 Madidihang 184,26 7.500.00 1.381.950.00 40 Tuna sirip biru 519,2 7.500.00 3.894.000.00 41 Tuna mata besar 963,36 7.500.00 7.225.200.00 42 Tongkol abu-abu 140,89 6.500.00 915.785.00 43 Kerapu 0,62 12.000.00 7.440.00 44 Baronang 33,75 10.000.00 337.500.00 45 Layur 867,08 5.000.00 4.335.400.00 46 Cucut monyet 62,76 6.000.00 376.560.00 47 Pari 25,39 7.000.00 177.730.00 48 Ikan lainnya 209,55 5.000.00 1.047.750.00 49 Udang jerebun 4,85 25.000.00 121.250.00 50 Udang korosok 0 12.000.00-51 Udang karang 8,07 120.000.00 968.400.00 52 udang lainnya 287,11 15.000.00 4.306.650.00 53 Cumi-cumi 5,78 15.000.00 86.700.00 54 Gurita 4,66 10.000.00 46.600.00 55 Lainnya 6,16 4.500.00 27.720.00 56 Rumput laut 10,1 5.200.00 52.520.00 Jumlah 9.087,70 610.200.00 60.142.150.00 Sumber : Laporan kegiatan perikanan tangkap di PPN Pelabuhanratu, 2010. 4.3 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kabupaten Sukabumi adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibu kotanya adalah Pelabuhanratu. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bogor di utara, Kabupaten Cianjur di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Lebak di barat.

48 tidak memiliki TPI, sehingga hasil tangkapan yang mereka dapatkan dijual ke PPN Pelabuhanratu, selain itu mereka juga mengolah sendiri hasil tangkapan menjadi ikan asin, seperti teri, pepetek, tembang dan lain-lain kemudian menjualnya sebagai hasil olahan.