Aplikasi Dimensi Metrik Untuk Meminimalkan Pemasangan Sensor Kebakaran Sebuah Gedung

dokumen-dokumen yang mirip
DIMENSI METRIK PENGEMBANGAN GRAF KINCIR POLA K 1 + mk 3

Dimensi Metrik Graf Amal( )

DIMENSI METRIK PADA GRAF LOBSTER SEGITIGA

Jln. Perintis Kemerdekaan, Makassar, Indonesia, Kode Pos BASIS FOR DETERMINING THE WHEEL GRAPH

DIMENSI METRIK GRAF BLOK BEBAS ANTING

DIMENSI METRIK PADA GRAF LINTASAN, GRAF KOMPLIT, GRAF SIKEL, GRAF BINTANG DAN GRAF BIPARTIT KOMPLIT

PENENTUAN DIMENSI METRIK GRAF HELM

DIMENSI METRIK GRAF KIPAS Suhartina 1*), Nurdin 2), Amir Kamal Amir 3) Perintis Kemerdekaan, Makassar, Indonesia, Kode Pos 90245

BATAS ATAS BILANGAN DOMINASI LOKASI METRIK DARI GRAF HASIL OPERASI KORONA

BILANGAN DOMINASI LOKASI METRIK DARI GRAF HASIL OPERASI KORONA. Hazrul Iswadi

Dimensi Metrik dan Dimensi Partisi dari Famili Graf Tangga

DIMENSI METRIK PADA BEBERAPA KELAS GRAF

DIMENSI PARTISI PADA TIGA HASIL OPERASI GRAF CYCLE DENGAN GRAF PATH

Jurnal Ilmiah Soul Math Vol 4. No. 5,

Yuni Listiana FKIP, Universitas Dr. Soetomo Surabaya

oleh BANGKIT JOKO WIDODO M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

DIMENSI METRIK DAN DIAMETER DARI GRAF ULAT C m, n

DIMENSI METRIK DARI (K n P m ) K 1

DIMENSI METRIK GRAF,,,

DIMENSI METRIK PADA HASIL OPERASI KORONA DUA BUAH GRAF

ISSN: Vol. 2 No. 2 Mei 2013

DIMENSI METRIK GRAPH LOBSTER L n (q; r)

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF AMALGAMASI BINTANG

GRAF AMALGAMASI POHON BERBILANGAN KROMATIK LOKASI EMPAT

BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF HUTAN LINIER H t

GRAF-GRAF BERORDE n DENGANN BILANGAN KROMATIK LOKASI n - 1 SKRIPSI SARJANA MATEMATIKA OLEH YOGI DARVIN AGUNG BP:

Dimensi Metrik Graf Pohon Bentuk Tertentu

DIMENSI PARTISI PADA GRAF C m K n, GRAF C m [P n ],

DIMENSI METRIK PADA GRAF (n, t)-kite, UMBRELLA, G m H n, DAN K 1 + (P m P n )

DIMENSI METRIK KUAT PADA BEBERAPA KELAS GRAF

Jln. Perintis Kemerdekaan, Makassar, Indonesia, Kode Pos THE TOTAL VERTEH IRREGURARY STRENGTH OF HONEYCOMB GRAPH

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK JOIN DARI DUA GRAF

DIMENSI PARTISI PADA GRAPH HASIL KORONA C m K n. Oleh : Yogi Sindy Prakoso ( ) JURUSAN MATEMATIKA. Company

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sampai saat ini terus

KAITAN ANTARA DIMENSI METRIK DAN DIMENSI PARTISI PADA SUATU GRAF. (Skripsi) Oleh GIOVANNY THEOTISTA

2. TINJAUAN PUSTAKA. Chartrand dan Zhang (2005) yaitu sebagai berikut: himpunan tak kosong dan berhingga dari objek-objek yang disebut titik

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF KEMBANG API F n,2 DAN F n,3 DENGAN n 2

KARAKTERISASI GRAF POHON DENGAN BILANGAN KROMATIK LOKASI 3

Bilangan Kromatik Dominasi pada Graf-Graf Hasil Operasi Korona

Jalan Soekarno-Hatta Km. 09 Tondo, Palu 94118, Indonesia.

DIMENSI PARTISI DARI GRAF LOLLIPOP, GRAF GENERALIZED JAHANGIR, DAN GRAF C n 2 K m

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF POHON n-ary LENGKAP

JURNAL ILMIAH SOULMATH (Jurnal Edukasi Matematika)

DIMENSI PARTISI PADA GRAF ANTIPRISMA, GRAF MONGOLIAN TENT, DAN GRAF STACKED BOOK

JURNAL ILMIAH SOULMATH (Jurnal Edukasi Matematika)

DIMENSI PARTISI DARI GRAF ULAT

BILANGAN DOMINASI EKSENTRIK TERHUBUNG pada GRAF

NILAI EKSAK BILANGAN DOMINASI COMPLEMENTARY TREE TERHUBUNG-3 PADA GRAF CYCLE, GRAF LENGKAP DAN GRAF WHEEL. Jl.Prof. H.Soedarto,SH, Tembalang, Semarang

DIMENSI METRIK PADA GRAF LOLLIPOP, GRAF MONGOLIAN TENT, DAN GRAF GENERALIZED JAHANGIR

BILANGAN DOMINASI DAN BILANGAN KEBEBASAN GRAF BIPARTIT KUBIK. Jl. Prof. H. Soedarto, S. H, Tembalang, Semarang

BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF P m P n, K m P n, DAN K m K n

DIMENSI METRIK LOKAL DARI GRAF CIRCULANT

EKSENTRISITAS DIGRAF PADA GRAF TANGGA Andri Royani, Mariatul Kiftiah, Yudhi

BILANGAN TERHUBUNG TITIK PELANGI UNTUK GRAF THE RAINBOW VERTEX CONNECTION NUMBER OF STAR

Digraph eksentris dari turnamen transitif dan regular (Eccentric digraph of transitive and regular tournaments)

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF K n K m

BILANGAN DOMINASI LOKASI PERSEKITARAN TERBUKA PADA GRAF TREE

Nilai Ketakteraturan Total dari Graf Hasil Kali Comb dan

BAB II LANDASAN TEORI

Dwiprima Elvanny Myori

DAN DIAMETER. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako Jalan Sukarno-Hatta Km. 9 Palu 94118, Indonesia

KLASIFIKASI GRAF PETERSEN BERBILANGAN KROMATIK LOKASI EMPAT ATAU LIMA

Mizan Ahmad, Tri Atmojo Kusmayadi Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret. 1.

Pewarnaan Total Pada Graf Outerplanar

DIMENSI PARTISI GRAF KIPAS DAN GRAF KINCIR

Pelabelan Total (a, d)-simpul Antimagic pada Digraf Matahari

NILAI TOTAL KETIDAKTERATURAN TITIK DARI SUBDIVISI GRAF BINTANG S. UNTUK m 9, n 3 ON THE TOTAL VERTEX IRREGULARITY STRENGTH OF SUBDIVISION OF STAR S

MATHunesa (Volume 3 No 3) 2014

POWER DOMINATION NUMBER PADA GRAF LINTASAN COMB SISI GRAF BUKU SEGITIGA DIKAITKAN DENGAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI

Konstruksi Pelabelan- Pada Line Digraph dari Graf Lingkaran Berarah dengan Dua Tali Busur

BILANGAN TERHUBUNG PELANGI PADA GRAF HASIL AMALGAMASI GRAF PEMBAGI NOL ATAS RING KOMUTATIF

PELABELAN E-CORDIAL PADA BEBERAPA GRAF CERMIN

Pelabelan Harmonis Ganjil pada Graf Kincir Angin Double Quadrilateral

BILANGAN DOMINASI PERSEKITARAN PADA GRAF LENGKAP DAN GRAF BIPARTIT LENGKAP. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang

DIMENSI PARTISI SUBGRAF TERINDUKSI PADA GRAF TOTAL ATAS RING KOMUTATIF

PELABELAN TOTAL TAK TERATUR TOTAL PADA GRAF BUNGA

PENERAPAN TEORI GRAF UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH MINIMUM SPANNING TREE (MST) MENGGUNAKAN ALGORITMA KRUSKAL

KAJIAN KELAS GRAF YANG MEMPUNYAI DIMENSI PARTISI n 1 DAN PENENTUAN DIMENSI PARTISI PADA K n {e 1, e 2 }

BAB I BAB I. PENDAHULUAN. menjadikan pemikiran ilmiah dalam suatu bidang ilmu, dapat dilakukan

BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF ULAT

SUPER EDGE-MAGIC PADA GRAF YANG MEMUAT BEBERAPA CYCLE GANJIL

BAB II LANDASAN TEORI

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF K n K m

UJM 4 (1) (2015) UNNES Journal of Mathematics.

Himpunan Kritis Pada Graph Cycle

. Nilai total ketakteraturan titik graf. Graf Hasil Kali Comb Dan C 5 Dengan Bilangan Ganjil

PENERAPAN ALGORITMA KRUSKAL PADA JARINGAN LISTRIK PERUMAHAN KAMPOENG HARMONI DI UNGARAN BARAT

PEWARNAAN TOTAL R-DINAMIS DENGAN TEKNIK FUNGSI PEWARNAAN BERPOLA PADA HASIL OPERASI COMB

DERAJAT VERTEKS GRAF TERHADAP HIMPUNAN VERTEKS

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF C n K m, DENGAN n 3 DAN m 1

PELABELAN GRACEFUL SISI-GANJIL PADA GRAF WEB W(2,n) Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Semarang 50275

PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB PADA GRAF LENGKAP DENGAN METODE MODIFIKASI MATRIK BUJURSANGKAR AJAIB DENGAN n GANJIL, n 3

PELABELAN HARMONIS GANJIL PADA GRAF KINCIR ANGIN DOUBLE QUADRILATERAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PELABELAN TOTAL -SISI ANTI AJAIB SUPER UNTUK GRAF ULAT SKRIPSI SARJANA MATEMATIKA OLEH: RIRI EMARINE SUSUR BP

Pelabelan -Anti Ajaib dan -Anti Ajaib untuk Graf Tangga. -Antimagic and -Antimagic Labeling for Ladder Graph

MATHunesa (Volume 3 No 3) 2014

Lemma 1: Ada pelabelan titik (7, 1)-sisi antimagic pada graf Segitiga Bermuda Btr n,4

PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB PADA COMPLETE GRAPH K DENGAN N GENAP

ALGORITMA PELABELAN TOTAL DAN NILAI TAK TERATUR SISI DARI KORONA GRAF LINTASAN TERHADAP BEBERAPA GRAF

Transkripsi:

J. Math. and Its Appl. E-ISSN: 2579-8936 P-ISSN: 1829-605X Vol. 15, No. 2, Nopember 2018, 89-96 Aplikasi Dimensi Metrik Untuk Meminimalkan Pemasangan Sensor Kebakaran Sebuah Gedung Suhud Wahyudi Departemen Matematika ITS Surabaya Indonesia e - mail : suhud@matematika.its.ac.id Abstrak Diberikan himpunan terurut W { w1, w2,, } dan untuk setiap vertex, representasi dari v terhadap W adalah k tuple r( v W ) ( d( w1 ), d( w2 ),, d( )), dimana d(x,y) merepresentasikan jarak antara vertex x dan y. Jika r ( v W) untuk setiap vertex v V (G) berbeda, maka W disebut himpunan resolving dari V (G). Himpunan resolving dengan kardinalitas minimum disebut himpunan resolving minimum, dan kardinalitas tersebut dinamakan dimensi metrik dari G dinotasikan dengan. Pada penelitian ini dibahas salah satu aplikasi dimensi metrik graf yaitu untuk meminimalkan pemasangan sensor kebakaran sebuah gedung. Dalam suatu gedung, ruangan dapat direpresentasikan sebagai vertex dan dinding atau lantai antara ruangan yang satu dengan lainnya sebagai edge dari suatu graf G sehingga dapat dibuat graf terhubung yang mewakili gedung tersebut. Studi kasus yang diambil adalah sebuah gedung yang mempunyai 12 ruangan. Dari analisa yang dilakukan, sensor kebakaran yang harus dipasang di gedung hanya di tiga ruangan saja. Kata kunci : himpunan resolving, kardinalitas minimum, dimensi metrik, sensor kebakaran. dim( G) Abstract V(G) v V (G) Given an ordered set W { w1, w2,, } V(G) and a vertex v V(G), the representation of v with respect to W is the k tuple r( v W ) ( d( w1 ), d( w2 ),, d( )), where d(x,y) represents the distance between the vertexs x and y. If r( v W ) have distinct representations, then W is called the resoving set of V (G). The resolving set with minimum cardinality is called minimum resolving set, and the cardinality is called the metric dimension of G denoted by dim(g ) In the research we examine one application of the metric dimension of graph that is to minimize the installation of a fire sensor in a building. In a building, rooms building can be interpreted as a vertex and a wall or floor associated with the room interpreted as an edge wich connecting the vertexs. Case study is taken in building wich has 12 rooms. From the analysis carried out, the sensor should be installed in the building just in three rooms only. Keyword : resolving set, minimum cardinality, metric dimension, fire sensor. 1. Pendahuluan Teori graf pertama kali diperkenalkan oleh Leonhard Euler pada tahun 1736 ketika mendiskusikan tentang persoalan yang terjadi di kota Kaliningrad Rusia, yaitu bagaimana caranya agar seseorang dapat menyeberang ke semua jembatan tanpa harus melewati satu

90 Aplikasi Dimensi Metrik untuk Meminimalkan Sensor Kebakaran jembatan lebih dari satu kali. Publikasi dari masalah ini dan usulan solusinya dikenal sebagai masalah dari teori graf. Sejak saat itu, teori graf terus berkembang seiring dengan penemuanpenemuan baru yang terkait dengan graf. Saat ini teori graf telah dapat memberikan kerangka dasar bagi banyak persoalan yang berhubungan dengan struktur dan hubungan antara suatu obyek diskrit dalam bentuk apapun. Pemakaian teori graf telah dapat diterapkan dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan seperti ilmu komputer, ekonomi, psikologi, ilmu sosial, genetika, riset operasional. Misalnya pada [1] menggunakan graf untuk memodelkan kompetisi antar spesies yang berbeda pada suatu ekologi lingkungan, dengan menganalisa siapa yang mempengaruhi atau siapa yang berada pada himpunan kelas yang sama, [2] menggunakan graf untuk mengilustrasikan jaringan lalu lintas, dan lain lain. Pada paper ini diaplikasikan konsep dimensi metrik graf tersebut untuk meminimumkan jumlah pemasangan sensor kebakaran pada suatu gedung. Belum diketahui secara spesifik kapan bahasan dimensi partisi ini pertama kali ada. Ide dimensi metrik muncul dari himpunan resolving (dan himpunan resolving minimum) yang diperkenalkan oleh Slater [3] pada tahun 1975. Slater mengutarakan konsep himpunan locating untuk menyatakan himpunan resolving seperti yang dikenal saat ini. Ia menyatakan kardinalitas minimum himpunan resolving graf G sebagai location number dinotasikan dengan loc(g). Kemudian Melter dan Harary [4] pada tahun 1976 mengutarakan konsep dimensi metrik suatu graf seperti yang dikenal saat ini. Dimensi metrik adalah kardinalitas minimum dari himpunan resolving. Sampai saat ini, dimensi metrik terus dipelajari dan dikembangkan diantaranya oleh G. Cartrand [5] yang mendapatkan hasil bahwa untuk graf terhubung G dengan orde n 2 maka dim(g) = 1 jika dan hanya jika G = P n, Rinurwati dkk.[6] membahas dimensi metrik dan dimensi metrik lokal dari graf yang memiliki m - pendant, Suhud Wahyudi dkk.[7] membahas dimensi metrik Pengembangan Graf Kincir Pola K1+mK3, dan lain lain. Misalkan G(V, E) adalah graf tak berarah dan terhubung dengan (V, E) berturut turut menunjukkan (banyaknya vertex, banyaknya edge) di G, dan u, v ε V, jarak antara dua vertex u dan v di G, d ( u, v) didefinisikan sebagai panjang lintasan terpendek diantara keduanya. Untuk himpunan terurut W { w, w2,, w } dari vertex-vertex dalam graf terhubung G dan untuk setiap 1 k vertex v V (G), representasi dari v terhadap W adalah k - tuple r( v W ) ( d( w1 ), d( w2 ),, d( )). Jika r ( v W) untuk setiap vertex v V (G) berbeda, maka W disebut himpunan resolving dari V (G). Himpunan resolving dengan kardinalitas minimum disebut himpunan resolving minimum, dan kardinalitas tersebut dinamakan dimensi metrik dari G dinotasikan dengan dim( G ) [8].

Suhud Wahyudi 91 [4] menunjukkan bahwa untuk setiap pasangan integer n,k dengan 1 k n 1, terdapat suatu graf dimensi k orde n. Kemudian [5] menunjukkan bahwa selain graf path Pn, dimensi metriknya minimal 2. Contoh berikut diberikan untuk memberikan gambaran mendapatkan himpunan resolving, himpunan resolving minimum dan dimensi metrik dari sebuah graf terhubung. Diberikan graf terhubung G dengan 5 vertex dan 6 edge seperti ditunjukkan pada Gambar 1, dan akan ditentukan himpunan resolving dari graf G tersebut. u v z y x Gambar 1 Graf terhubung dengan 5 vertex dan 6 edge Pembahasan : Misalkan W ( ). Representasi vertex-vertex di graf G terhadap 1 u r ( v W1 ) (1), r ( y W1 ) (1), r ( x W1 ) (2), r ( z W1 ) (2). r ( u W ) (0 1, W 1 adalah ) Karena r ( v W1 ) r( y W1 ) 1 dan r( x W1 ) r( z W1 ) 2 maka W 1 bukan himpunan resolving dari graf G. Kemudian misalkan W { u, }. Maka representasi vertex-vertex di graf G terhadap W 2 adalah ) 2 y r ( u W2 ) (0,1,1, r ( v W2 ) (1,0,2 ), r ( y W2 ) (1,2,0 ), r ( x W2 ) (2,1,1 ), r ( z W2) (2,1,2). Karena representasi vertex-vertex di graf G terhadap W 2 berbeda, maka W 2 adalah himpunan resolving dari G. Akan tetapi W 2 bukan himpunan resolving minimum dari V (G), karena W 3 berikut mempunyai kardinalitas lebih kecil dari W 2. Misalkan W3 { u, y}. Maka representasi vertex-vertex di graf G terhadap W3 adalah r ( u W3 ) (0,1), r ( v W3 ) (1,2 ), r ( z W3 ) (2,2), r ( y W3 ) (1,0 ) r ( x W3 ) (2,1). Karena representasi vertex-vertex di graf G terhadap W 3 berbeda, maka W 3 adalah himpunan resolving dari V (G). W 3 adalah himpunan resolving minimum dari V (G) karena tidak ada lagi himpunan resolving yang kardinalitasnya lebih kecil dari 2. Jadi graf diatas mempunyai dimensi 2 atau dim( G ) 2. 2. Metode Penelitian

92 Aplikasi Dimensi Metrik untuk Meminimalkan Sensor Kebakaran Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan aplikasi teori graf. Dalam hal ini adalah dimensi metrik graf yang di aplikasikan untuk meminimumkan banyaknya sensor kebakaran yang harus di pasang dalam sutu gedung. Dimensi metrik graf yang dimaksud disini adalah dimensi metrik dari graf yang terhubung. Dalam pengerjaan penelitian ini, pertama kali dilakukan analisa dimensi metrik graf secara umum, kemudian mengkonstruksi graf yang sesuai untuk sebuah gedung yang diberikan. Dari graf yang terbentuk tersebut ditentukan himpunan resolving dan dimensi metriknya. 3. Hasil dan Pembahasan Dalam suatu gedung, ruangan dapat direpresentasikan sebagai vertex dan dinding atau lantai antara ruangan yang satu dengan lainnya sebagai edge dari suatu graf G sehingga dapat dibuat graf terhubung yang mewakili gedung tersebut. Dalam hal ini dimensi metrik dari graf sebuah gedung yang diperoleh dari himpunan resolving minimum dapat digunakan sebagai dasar untuk meminimalkan pemasangan sensor kebakaran sebuah gedung. Dengan memilih salah satu dari himpunan resolving minimum dapat ditentukan ruangan mana saja yang harus diberi sensor untuk mendeteksi asal adanya api sehingga dapat meminimalkan pemasangan sensor kebakaran sebuah gedung. Misalkan sebuah gedung yang memiliki 12 ruangan dengan masing-masing ruang diberi label nama R 1, R 2, R 3, R 4, R 5, R 6, R 7, R 8, R 9, R 10, R 11, R 12 dengan hubungan antara ruang satu dengan yang lainnya seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Jarak antara ruang R 3 dan R 4 adalah 1, R 2 dan R 3 adalah 1, R 2 dan R 5 adalah 2, R 2 dan R 12 adalah 1, R 2 dan R 8 adalah 3 dan seterusnya. Sedangkan jarak antara suatu ruang dengan dirinya sendiri adalah 0. Misalkan akan dipasang sensor deteksi adanya api dengan warna merah pada salah satu ruang. Jika ada api disuatu ruang, maka sensor akan mendeteksi jarak dari ruang adanya api dengan ruang yang dipasang sensor merah. Sebagai contoh, misalkan sensor diletakkan di R 2. Jika api muncul di R 3, maka sensor mengidentifikasikan bahwa api muncul dari ruang yang berjarak 1 dari R 2, dan ruang yang berjarak 1 dari R 2 ada 4 yaitu R 1, R 3, R 11 dan R 12 sehingga tidak dapat diketahui dengan pasti api berasal dari ruang yang mana. Sebaliknya apabila semua ruang dipasang sensor maka dengan pasti dapat diketahui asal adanya api. Akan tetapi hal ini bukanlah yang diharapkan. Persoalannya adalah minimal berapa banyak sensor yang dibutuhkan dan ruang mana saja yang harus dipasang sensor sehingga apabila muncul api dari ruang manapun akan dapat diketahui dengan tepat sumber adanya api. Dengan demikian kebakaran yang lebih luas dapat dicegah. Berikut adalah analisa yang dilakukan untuk gedung Gambar 2.

Suhud Wahyudi 93 Gambar 2 Sebuah gedung dengan 12 ruangan Graf yang mewakili Gambar 2 adalah graf terhubung G dengan 12 vertex dan 30 edge seperti yang diperlihatkan pada Gambar 3. R7 R8 R10 R12 R6 R11 R5 R4 R3 R2 R1 Gambar 3 Representasi graf G Gambar 2 Karena graf G pada Gambar 3 bukan graf Path, maka dimensi metriknya 2 [5]. Sehingga penyelidikan himpunan resolving untuk Graf G Gambar 3 dimulai dari himpunan terurut W dengan anggota 2 vertex di G. Dalam kasus ini ada sebanyak 66 macam himpunan terurut W. Dari penyelidikan yang dilakukan, tidak terdapat himpunan terurut W yang menghasilkan huimpunan resolving, sehingga dimensi metrik graf G Gambar 3 adalah 2. Dalam hal ini, sebagai contoh diambil 3 kasus saja. Misalnya diambil W 1 = (R 1, R 2 ), W 2 = (R 2, R 3 ), W 3 =

94 Aplikasi Dimensi Metrik untuk Meminimalkan Sensor Kebakaran (R 6, R 11 ). Representasi vertex-vertex di graf G pada Gambar 3 terhadap W 1, W 2, W 3 adalah sebagai berikut : 1. W 1 = (R 1, R 2 ) Representasi vertex-vertex di graf G terhadap W 1 adalah r(r 1 W 1 ) = (0,1), r(r 2 W 1 ) = (1,0), r(r 3 W 1 ) = (1,1), r(r 4 W 1 ) = (1,2), r(r 5 W 1 ) = (1,2), r(r 6 W 1 ) = (2,3), r(r 7 W 1 ) = (2,3), r(r 8 W 1 ) = (2,3), r(r 9 W 1 ) = (1,2), r(r 10 W 1 ) = (2,2), r(r 11 W 1 ) = (1,1), r(r 12 W 1 ) = (2,1). Disini terlihat bahwa r(r 3 W 1 ) = (R 11 W 1 ) = (1,1), r(r 4 W 1 ) = (R 5 W 1 ) = r(r 9 W 1 ) = (1,2), dan r(r 6 W 1 ) = r(r 7 W 1 ) = r(r 8 W 1 ) = (2,3). Jadi W 1 = (R 1, R 2 ) bukan himpunan resolving. 2. W 2 = (R 2, R 3 ) Representasi vertex-vertex di graf G terhadap W 2 adalah r(r 1 W 2 ) = (1,1), r(r 2 W 2 ) = (0,1), r(r 3 W 2 ) = (1,0), r(r 4 W 2 ) = (2,2), r(r 5 W 2 ) = (2,2), r(r 6 W 2 ) = (3,2), r(r 7 W 2 ) = (3,3), r(r 8 W 2 ) = (3,2), r(r 9 W 2 ) = (2,1), r(r 10 W 2 ) = (2,1), r(r 11 W 2 ) = (1,1), r(r 12 W 2 ) = (1,2). Disini terlihat bahwa r(r 1 W 2 ) = r(r 11 W 2 ) = (1,1), r(r 4 W 2 ) = r(r 5 W 2 ) = (2,2), r(r 6 W 2 ) = r(r 8 W 2 ) = (3,2), dan r(r 9 W 2 ) = r(r 10 W 2 ) = (2,1). Jadi W 2 = (R 2, R 3 ) bukan himpunan resolving. 3. W 3 = (R 6, R 11 ) Representasi vertex-vertex di graf G terhadap W 3 adalah r(r 1 W 3 ) = (2,1), r(r 2 W 3 ) = (3,1), r(r 3 W 3 ) = (2,1), r(r 4 W 3 ) = (1,2), r(r 5 W 3 ) = (1,1), r(r 6 W 3 ) = (0,2), r(r 7 W 3 ) = (1,3), r(r 8 W 3 ) = (1,2), r(r 9 W 3 ) = (1,1), r(r 10 W 3 ) = (2,1), r(r 11 W 3 ) = (2,0), r(r 12 W 3 ) = (3,1). Disini terlihat bahwa r(r 1 W 3 ) = r(r 3 W 3 ) = r(r 10 W 3 ) = (2,1), r(r 2 W 3 ) = r(r 12 W 3 ) = (3,1), r(r 4 W 3 ) = r(r 8 W 3 ) = (1,2), dan r(r 5 W 3 ) = r(r 9 W 3 ) = (1,1). Jadi W 3 = (R 6, R 11 ) bukan himpunan resolving. Selanjutnya penyelidikan dilakukan untuk himpunan terurut W dengan anggota 3 vertex di G. Dalam kasus ini ada sebanyak 220 macam himpunan terurut W. Dari proses perhitungan yang dilakukan, terdapat 14 himpunan resolving untuk graf G pada Gambar 3 yaitu W 1 = (R 1, R 3, R 6 ), W 2 = (R 1, R 7, R 9 ), W 3 = (R 1, R 9, R 12 ), W 4 = (R 2, R 3, R 5 ), W 5 = (R 2, R 3, R 6 ), W 6 = (R 2, R 3, R 9 ), W 7 = (R 2, R 3, R 10 ), W 8 = (R 2, R 3, R 12 ), W 9 = (R 2, R 5, R 12 ), W 10 = (R 3, R 5, R 7 ), W 11 = (R 3, R 6, R 7 ), W 12 = (R 3, R 6, R 11 ), W 13 = (R 4, R 6, R 10 ), W 14 = (R 6, R 10, R 11 ).

Suhud Wahyudi 95 Misalkan dipilih W R, R, ). Maka representasi vertex-vertex di graf G terhadap 9 ( 2 5 R12 W 1 adalah r ( R1 W9 ) (1,1,2 ), r ( R5 W9 ) (2,0,2), r ( W9 ) (2,1,2 ), r ( R2 W9 ) (0,2,1), r ( R6 W9 ) (3,1,3), r ( R10 W9 ) (2,2,1 ), r ( R3 W9 ) (1,2,2 ), r ( R7 W9 ) (3,2,3), r ( R11 W9 ) (1,1,1), r ( R4 W9 ) (2,2,3), r ( R8 W9 ) (3,2,2), r ( R12 W9 ) (1,2,0 ). Karena semua representasi vertex G terhadap W 9 berbeda, maka W R, R, ) adalah himpunan 9 ( 2 5 R12 resolving. Jadi dimensi graf G adalah 3. Hal ini berakibat bahwa apabila akan dipasang sensor kebakaran pada gedung Gambar 2, maka minimal dipasang 3 sensor pada gedung tersebut. Pemasangan sensor haruslah pada himpunan resolving. Andaikan yang dipilih adalah W 9 ( R5, R12 ). Misalnya dipasang sensor warna merah di R 2, sensor warna biru di R 5, dan sensor warna kuning di R 12. Apabila muncul api di salah satu ruang gedung tersebut, maka secara tepat dapat ditentukan asal adanya api karena setiap ruang mempunyai representasi yang berbeda terhadap R, R, ). Sebagai contoh, misalnya muncul api di R 9, maka sensor merah ( 2 5 R12 mengidentifikasikan api berasal dari ruang yang berjarak 2 terhadap R 2, sensor biru mengidentifikasikan api berasal dari ruang yang berjarak 1 terhadap R 5, dan sensor kuning mengidentifikasikan api berasal dari ruang yang berjarak 2 terhadap R 12, atau secara singkat api berasal dari ruang dengan jarak (2,1,2) dari R, R, ). Dan satu-satunya ruang dengan ( 2 5 R12 identifikasi seperti ini adalah R 9. Jadi dengan tepat dapat disimpulkan bahwa api berasal dari R 9. Meskipun dimensi metrik graf G pada Gambar 3 adalah 3 sehingga minimal 3 sensor yang harus dipasang di gedung Gambar 2 tersebut, akan tetapi kalau kita tidak tepat memilih 3 ruangan yang dipasang sensor tersebut, maka hal ini akan mengakibatkan kita tidak dapat secara tepat menentukan asal adanya api. Misalnya dipilih ruang yang dipasang sensor adalah ( R 1, ), maka apabila muncul api R 3, sensor mengidentifikasikan api berasal dari ruang dengan jarak terhadap ( R 1, ) adalah (1,1,1). Disisi lain jarak R 11 terhadap ( R 1, ) juga (1,1,1). Jadi kita tidak dapat menentukan dengan tepat apakah api berasal dari R 3 atau R 11. Demikian pula dengan R 7 dan R 8 yang mempunyai jarak yang sama terhadap ( R 1, ) yaitu (2,3,2). Hal ini dikarenakan bahwa ( R 1, ) bukan himpunan resolving dari graf G Gambar 3 diatas. Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut : W n ( R1, ), maka representasi vertex-vertex di graf G terhadap W n adalah r ( R 1 W n ) (0,1,1), r ( R 5 W n ) (1,2,1 ), r ( R 9 W n ) (1,2,0 ), r ( R 2 W n ) (1,0,2 ), r ( R 6 W n ) (2,3,1), r ( R 10 W n ) (2,2,1 ), r ( R 3 W n ) (1,1,1 ) r ( R 7 W n ) (2,3,2), r ( R 11 W n ) (1,1,1), r ( R 4 W n ) (1,2,2 ), r ( R 8 W n ) (2,3,2) r ( R 12 W n ) (2,1,2 ). Karena

96 Aplikasi Dimensi Metrik untuk Meminimalkan Sensor Kebakaran r ( R 3 W n ) = r ( R 11 W n ) (1,1,1 ) dan r ( R 7 W n ) = r ( R 8 W n ) (2,3,2), maka W n ( R1, ) bukan himpunan resolving. 4. Simpulan Dimensi metrik suatu graf yang diperoleh dari denah ruang suatu gedung dapat direpresentasikan sebagai minimal banyaknya sensor api kebakaran yang harus dipasang pada gedung tersebut, sedangkan himpunan resolving dengan kardinalitas minimum menunjukkan ruangan mana saja yang harus dipasang sensor tersebut. Dari analisa yang dilakukan, sensor kebakaran yang harus dipasang di gedung hanya di tiga ruangan saja. DAFTAR PUSTAKA [1] S. Allesina and J. M. Levine, A competitive network theory of species diversity, Proc. Natl. Acad. Sci. U. S. A., 2011. [2] M. B. Hu, R. Jiang, Y. H. Wu, W. X. Wang, and Q. S. Wu, Urban traffic from the perspective of dual graph, Eur. Phys. J. B, 2008. [3] Peter J. Slater, Leaves of Trees, in Proceeding of International Conference On Research, Implementation And Education Of Mathematics And SciencesProceeding of the 6th Southeastern Conference on Combinatorics, Graph Theory, and Computing, Congressus Numerantium, 1975, pp. 549 559. [4] F. Harary and R. A. Melter, On the Metric Dimension of a Graph, Ars Comb., vol. 2, pp. 191 195, 1976. [5] G. Chartrand, L. Eroh, M. A. Johnson, and O. R. Oellermann, Resolvability in graphs and the metric dimension of a graph, Discret. Appl. Math., 2000. [6] Rinurwati, Slamin, and H. Suprajitno, On (local) metric dimension of graphs with m - pendant points, J. Phys. Conf. Ser., vol. 855, no. 1, p. 12035, 2017. [7] S. Wahyudi, S. Sumarno, and S. Sanjaya, Dimensi metrik pengembangan graf kincir pola K1 + mk3, Limits J. Math. Its Appl., vol. 8, no. 2, p. 17, Nov. 2011. [8] G. Chartrand and P. Zhang, The theory and applications of resolvability in graphs: A survey, Congr. Numer., vol. 160, 2003.