BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dalam hal ini adalah 29 SKPD di Kabupaten Bolmong Selatan. SKPD merupakan bagian dari pemerintah daerah yang melakukan perencanaan, pelaksanaan dan penggunaan anggaran. SKPD sebagai suatu organisasi pemerintah yang memiliki peran yang strategis dalam pencapaian tujuan pemerintah daerah. Dalam pelaksanaan tugas SKPD juga menjalankan fungsi-fungsi manajemen yang salah satunya adalah perencanaan dan penganggaran. Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan adalah sebuah kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia dengan pusat pemerintah berada di Bolaang Uki. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-undang No. 30 tahun 2008 yang meupakan pemekaran dari Kab. Bolaang Mongondow, peresmian dilakukan oleh Mentri Dalam Negeri, Mardiyanto di Manado pada hari selasa, 30 September 2008. 4.1.2 Demografi Responden Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah kepala dinas, kepala bagian, dan kepala seksi. Data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah disebarkan langsung. Jumlah responden yang menjadi subjek penelitian sebanyak 178 responden yang tersebar di 29 SKPD. Dari 178 kuisioner yang disebarkan ada 83 buah yang tidak kembali, pengisian data pribadi dan jawaban tidak lengkap sebanyak 11 buah, yang diisi lengkap dan dapat diolah sebanyak 84 buah. Data demografi responden dalam tabel di bawah ini menyajikan beberapa informasi umum mengenai kondisi responden yang ditemukan di
lapangan. Tabel berisi informasi yang disajikan, antara lain jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan masa kerja. 1. Responden berdasarkan jenis kelamin Partisipasi responden berdasarkan jenis kelamin, sebagian besar yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah laki-laki sebanyak 71 orang (84.52%) dan responden perempuan sebanyak 13 orang (15.47%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Tabel 6. Pembagian Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Keterangan Jmlh Responden Persentase % 1 Laki-laki 71 orang 84.52 2 Perempuan 13 orang 115.47 Sumber: Data olahan 2012 Jumlah 84 orang 100 2. Responden Berdasarakan Usia Berdasarkan Usia, responden yang ikut berpartisipasi dalam penelitian ini yaitu yang berusia 40-50 tahun sebanyak 42 orang (50%), kemudian yang berusia 30-40 tahun sebanyak 26 orang (30,95%), yang berusia diatas 50 tahun 10 orang (11,90) dan yang berusia kurang dari 30 tahun sebanyak 6 orang (7.14%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabe berikut: Tabel 7. Pembagian Responden Berdasarkan Usia No Usia Jmlh Responden Persentase % 1 < 30 tahun 6 7.14% 2 30 40 tahun 26 30.95% 3 40 50 tahun 42 50% 4 > 50 tahun 10 11.90% Jumlah 84 orang 100 3. Partisipasi responden berdasarkan tingkat pendidikan
Partisipasi responden berdasarkan tingkat pendidikan rasponden adalah sebagai berikut responden dengan tingkat pendidikan S2 sebanyak 27 orang (32.14%), yang berpendidikan S1 48 orang (57.14 %), D3 4 orang (4.76 %) dan SLTA 5 orang (5.95 %). Dari data di atas responden dalam penelitian ini di dominasi oleh responden yang memiliki tingkat pendidikan Sarjana (S1) sebesar 57,14 % sebagaimana tabel dibawah ini: Tabel 8. Pembagian Responden Berdasarkan Pendidikan No Keterangan Jumlah Responden Persentase % 1. 2. 3. 4. S2 S1 D3 SLTA 27 orang 48 orang 4 orang 5 orang 32.14 57.14 4.76 5,95 Jumlah 84 orang 100 Sumber : Olahan Data 2012 4. Responden berdasarkan Masa Kerja Berdasarkan masa kerja, responden yang ikut berpartisipasi dalam penelitian ini berdasarkan masa kerja yaitu masa kerja 6-10 tahun sebanyak 38 orang (38.09%), kemudian masa kerja lebih dari 10 tahun sebanyak 28 orang (33.34%), masa kerja 4-6 tahun sebanyak 20 oran (23.80%) dan yang berusia 2-4 tahun sebanyak 4 orang (4.76%). untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 9. Responden Berdasarkan Masa Kerja Masa Kerja Jumlah Responden Persentase % 1-2 tahun - - 2-4 tahun 4 orang 4.76 4-6 Tahun 20 orang 23.80 6-10 Tahun 32 orang 38.09 > 10 tahun 28 orang 33.34 84 orang 100 Sumber: Olah data 2012 4.1.3 Uji Kualitas Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam memperoleh data dalam penelitian ini adalah kuesioner. Oleh karena itu untuk meyakinkan akan kualitas data yang akan diolah, terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya sebagai berikut: 4.1.3.1 Uji Validitas Berdasarkan pengujian validitas yang telah dilakukan ternyata pertanyaan dalam instrumen penelitian dinyatakan valid dan berikut adalah tabel hasil uji validitas: Tabel 10. Hasil Uji Validitas Variabel X (Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja) Korelasi Antara Item 1 dengan Item 2 dengan Item 3 dengan Item 4 dengan Item 5 dengan Item 6 dengan Item 7 dengan Item 8 dengan Item 9 dengan Item 10 dengan Item 11 dengan Item 12 dengan Item 13 dengan Item 14 dengan Item 15 dengan Item 16 dengan Nilai Korelasi (r) Nilai r tabel (n=84,α=5%) Keterangan Indikator: Perumusan Strategi 0.809 0.545 0.603 0.700 0.789 Indikator: Perencanaan strategic 0.816 0.808 0.888 Indikator: Penyusunan Progran 0.598 0.835 0.687 Indikator: Penganggaran 0.497 0.662 0.680 Indikator: Implementasi 0.744 r hitung > r tabel 0.607 Indikator: Pelaporan kinerja Kesimpulan
Item 17 dengan Item 18 dengan Item 19 dengan 0.681 Indikator: Evaluasi Kinerja 0.648 r hitung > r tabel 0.704 Indikator: Umpan Balik Item 20 dengan Sumber: Olah data 2012 0.606 Pada tabel di atas menunjukkan bahwa seluruh butir pernyataan diperoleh nilai koefisien korelasi lebih besar dari nila r tabel yaitu. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh pertanyaan untuk masing-masing indikator variabel X (penerapan anggaran berbasis kinerja) valid. Tabel 11. Hasil Uji Validitas Variabel Y (Kinerja SKPD) Korelasi Antara Nilai Korelasi (r) Nilai r tabel (n=84,α=5%) Keterangan Indikator: Perencanaan Item 1 dengan 0.8125 Item 2 dengan 0.872 Item 3 dengan 0.872 Indikator: Investigasi Item 4 dengan 0.429 Item 5 dengan 0.804 r hitung > r tabel Item 6 dengan 0.595 Item 7 dengan 0.443 Indikator: Koordinasi Item 8 dengan 0.760 r hitung > r tabel Item 9 dengan 0.767 Indikator: Evaluasi Item 10 dengan 0.679 Item 11dengan 0.428 Item 12 dengan 0.837 Indikator: Pengawasan Item 13 dengan 0.769 Item 14 dengan 0.830 Item 15 dengan 0.764 Kesimpulan Indikator: Pemilihan Staf Item 16 dengan 0.727
Item 17 dengan 0.715 Item 18 dengan 0.558 Indikator: Negosiasi Item 19 dengan 0.849 Item 20 dengan 0.727 Indikator: Perwakilan Item 21 dengan 0.780 Item 22 dengan 0.558 Sumber: Olah data 2012 Pada tabel di atas menunjukkan bahwa seluruh butir pernyataan diperoleh nilai koefisien korelasi lebih besar dari nila r tabel yaitu. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh pertanyaan untuk masing-masing indikator variabel Y (kinerja SKPD) valid. 4.1.3.2 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan terhadap item pertanyaan yang dinyatakan valid. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukurannya relatif sama maka alat ukur tersebut reliabel. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat ukur dalam mengukur gejala yang sama. Adapun hasil dari pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut: Tabel 12. Tabel Hasil Uji Reliabilitas Variabel Nilai Alpha Keterangan Penerapan anggaran Berbasis Kinerja (X) 0.761 Reliablel Kinerja SKPD (Y) 0.817 Reliabel Sumber: olah data 2012
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa variabel penerapan anggaran berbasis kinerja dan kinerja SKPD memiliki status reliabel. Hal ini dikarenakan nilai Alpha Cronbach variabel tersebut lebih besar dari 0,60. Kondisi ini juga memberikan arti bahwa seluruh variabel tersebut dapat digunakan pada analisis selanjutnya. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan bantuan Program SPPS versi 16, hasil Perhitungan tiap variabel selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran 4. 4.1.4 Transformasi Data Data mengenai variabel-variabel penelitian yang terkumpul melalui kuesioner adalah data yang berskala ordinal, sedangkan syarat untuk dapat digunakan statistika regresi sebagai analisis utama dalam penelitian ini adalah sekurang-kurangnya data yang berskala interval. Sebelum dilakukan analisis lebih lanjut, data ordinal yang dikumpulkan selanjutnya dijadikan data interval melalui method successive intervals (MSI). Hasil MSI untuk setiap item Pertanyaan dalam penelitian ini selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran 3. Untuk memudahkan dalam melakukan transformasi data ordinal ke Interval digunakan bantuan Program Aplikasi MSI dengan Ms.Exel 2007. 4.1.5 Pengujian Asumsi Klasik Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi berganda, maka diperlukan pengujian asumsi klasik yaitu sebagai berikut: 1. Uji Normalitas Tujuan uji normal adalah untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti bentuk lonceng pada diagram histogram. Uji normal data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Uji Kolmogorov-Smirnov. Hasil pengujian ini dilakukan dengan bantuan Program SPSS versi 16. Berikut adalah tabel hasil uji normalitas: Tabel 13. Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Penerapan anggaran berbasis kinerja Kinerja SKPD N 84 84 Normal Parameters a Mean 59.4969 59.9537 Std. Deviation 12.97852 14.40613 Most Extreme Differences Absolute.088.080 Positive.080.079 Negative -.088 -.080 Kolmogorov-Smirnov Z.811.730 Asymp. Sig. (2-tailed).527.661 a. Test distribution is Normal. Sumber: hasil olah data 2012 Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa variabel penerapan anggaran berbasis kinerja dan kinerja SKPD berdistribusi normal, hal ini dikarenakan nilai dari masing-masing varabel tersebut signifikan lebih besar dari 0,05. 2. Uji Linieritas Uji linearitas digunakan untuk menguji linearitas hubungan variabel independen dan variabel dependen. Model regresi dikatakan linear jika tingkat signifikansinya lebih dari 0,05. Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa F sebesar 17.504 dengan signifikansi 0,817 (lebih dari 0,05) hal ini berarti model regresi linear. Hasil uji linearitas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 14. Hasil Uji Linieritas ANOVA Table Sum of Squares df Mean Square F Sig. Kinerja SKPD * Penerapan anggaran berbasis Between Groups (Combined) 17174.418 68 252.565 74.116 4.326 Linearity 13177.972 1 13177.972 3.867E3 1.622 Deviation from Linearity 3996.446 67 59.648 17.504.817 Within Groups 51.115 15 3.408
kinerja 17225.533 83 Sumber: olah data 2012 3. Uji Heteroskedatisitas Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Tujuan pengujian ini untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari pengamatan satu ke pengamatan lainnya. Pendeteksian ada atau tidaknya heteskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterpolt. Jika titik-titik dalam grafik tersebut membentuk pola tertentu maka terjadi heteroskedatisitas, namun jika titik-titik dalam grafik tersebut menyebar tanpa membentuk pola maka tidak terjadi heteroskedatisitas. Untuk mengetahui hal tersebut digunakan alat bantu SPSS, yang hasilnya dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 2. Hasil Uji heroskedastisitas Pada gambar di atas nampak bahwa titik tersebar secara acak di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak membentuk pola tertentu, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedatisitas, sehingga model regresi layak untuk digunakan. 4.1.6 Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis ditujukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil pengujian ini dilakukan dengan bantuan
program SPSS versi 16. Alat statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi sederhana. Hal ini sesuai dengan rumusan masalah, tujuan serta hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini. Kriteria pengambilan keputusan dalam melakukan penerimaan dan penolakan setiap hipotesis adalah dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel untuk masing-masing koefisien regresi. Apabila t hitung lebih kecil dari t tabel, maka hipotesis nol (H 0 ) atau ditolak. Dan apabila t hitung lebih besar dari nilai t tabel, maka H 0 atau diterima. Selain kriteria perbandingan t hitung dengan t tabel, juga digunakan kriteria nilai p value (kekuatan koefisien regresi dalam menolak H 0 ). Jika p value < 0,05 maka Ho ditolak dan apabila p value > 0,05 maka H 0 diterima. Hasil Pengujian hipotesis dapat dilihat sebagai beikut: Tabel 15. Model Persamaan Regresi Model Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) 2.190 3.617.605.547 Penerapan anggaran berbasis kinerja a. Dependent Variable: Kinerja SKPD Sumber: olah data 2012 t Sig..971.059.875 16.339.000 Berdasarkan tabel diatas maka persamaan regresi dapat dibentuk yaitu : Y = 2.190 + 0.971x Model regresi tersebut dapat diinterpretasikan bahwa koefisien regresi Variabel X (penerapan anggaran berbasis kinerja) diperoleh sebesar 0.971 dengan arah koefisien positif. Hal ini menunjukan bahwa penerapan anggaran berbasis kinerja yang lebih baik dapat meningkatkan kinerja SKPD. Tabel di atas menunjukkan bahwa pengaruh penerapan anggaran berbasis kinerja terhadap kinerja SKPD memiliki signifikan 0.000 (di bawah α = 0,05). Dengan membandingkan t tabel pada α = 0,05 yaitu sebesar 1.66 (nilai t Tabel) dan t hitung pada α = 0,05 yaitu sebesar 16.339 yang berarti bahwa t hitung lebih besar dari t tabel, maka ini berarti terdapat
pengaruh positif penerapan anggaran berbasis kinerja terhadap kinerja SKPD di Kab. Bolmong selatan. Determinan (R 2 ) atau R Square digunakan untuk melihat berapa besar variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen. Dengan kata lain koefisien determinan digunakan untuk mengukur kemampuan variabel tingkat penerapan anggaran berbasis kinerja (X) dapat menjelaskan variabel kinerja SKPD pada pemerintah kab. Bolmong Selatan. Tabel berikut merupakan hasil uji koefisien determinan: Tabel 16. Hasil Uji Determinasi Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1.875 a.765.762 7.02570 a. Predictors: (Constant), Penerapan anggaran berbasis kinerja Sumber: hasil olah data 2012 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat hasil analisis regresi secara keseluruhan menunjukan R sebesar 0.875 yang berarti bahwa hubungan antara penerapan anggaran berbasis kinerja dengan kinerja SKPD memiliki hubungan yang kuat yaitu 87.5%, atau berada di atas 50%. Sedangkan nilai R Square atau nilai koefisien determinan sebesar 0.765, yang berarti bahwa variabel dependen (kinerja SKPD) mampu dijelaskan oleh variabel independen (penerapan anggaran berbasis kinerja) sebesar 76.5%, dan sebaliknya 23.5% (100% - 76.5%) dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Hasil pengujian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan Program SPPS versi 16. 4.2 Pembahasan Penganggaran berbasis kinerja merupakan metode penganggaran bagi manajemen untuk mengaitkan setiap pendanaan yang dituangkan dalam kegiatan-kegiatan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dari keluaran tersebut. Keluaran dan hasil tersebut dituangkan dalam target kinerja pada setiap unit kerja.
Dengan kata lain, Halim (2007) mengatakan intergritas dari rencana kerja tahunan (Renja SKPD) yang merupakan rencana operasional dari renstra dan anggaran tahunan merupakan komponen dari anggaran berbasis kinerja. Berdasarkan perhitungan analisis regresi sederhana membuktikan bahwa penerapan anggaran berbasis kinerja berpengaruh terhadap kinerja SKPD dengan tingkat signifikansi di bawah 0,05 yaitu sebesar 0,000 dengan nilai t sebesar 16.339. dan koefisien determinasi sebesar 0.765 atau 76.5%. Hasil ini menunjukan bahwa penerapan anggaran berbasis kinerja berpengaruh terhadap kinerja SKPD pada Pemerintah daerah Kab. Bolmong Selatan. Penelitian ini membuktikan berbagai penelitian terdahulu diantaranya Putra (2010) hasil penelitian menunjukkan bahwa baik secara simultan maupun secara parsial penerapan anggaran berbasis kinerja dan sistem informasi pengelolaan keuangan daerah berpengaruh terhadap kinerja SKPD. Penelitian ini juga membuktikan penelitian Julianto (2009), hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan anggaran berbasis kinerja berpengaruh terhadap kinerja SKPD. Penelitian Agustini (2009) dengan judul pengaruh anggaran berbasis kinerja terhadap efektivitas pengendalian kinerja. Hasil dari penelitian ini dapat diketahui bahwa pelaksanaan anggaran berbasis kinerja berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas pengendalian kinerja. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan kinerja SKPD pada Pemda Kab. Bolmong selatan sangat diperlukan penerapan anggaran berbasis kinerja karena anggaran berbasis kinerja merupakan sistem penganggaran yang berorientasi pada output organisasi dan berkaitan sangat erat terhadap Visi, Misi dan Rencana Strategis organisasi atau dengan kata lain anggaran berbasis kinerja terkait erat dengan kinerja SKPD.