KONSTRUKSI BALOK DENGAN BEBAN TIDAK LANGSUNG DAN KOSTRUKSI BALOK YANG MIRING

dokumen-dokumen yang mirip
KONSTRUKSI BALOK DENGAN BEBAN TERPUSAT DAN MERATA

BAB IV KONSTRUKSI RANGKA BATANG. Konstruksi rangka batang adalah suatu konstruksi yg tersusun atas batangbatang

MEKANIKA TEKNIK 02. Oleh: Faqih Ma arif, M.Eng

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun,

STATIKA. Dan lain-lain. Ilmu pengetahuan terapan yang berhubungan dengan GAYA dan GERAK

BAB II PELENGKUNG TIGA SENDI

2 Mekanika Rekayasa 1

Kuliah keempat. Ilmu Gaya. Reaksi Perletakan pada balok di atas dua tumpuan

MODUL 1 STATIKA I PENGERTIAN DASAR STATIKA. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

MODUL 5 STATIKA I MUATAN TIDAK LANGSUNG. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

STRUKTUR STATIS TERTENTU

BAB IV BEBAN BERGERAK DAN GARIS PENGARUH

PORTAL DAN PELENGKUNG TIGA SENDI

STATIKA I. Reaksi Perletakan Struktur Statis Tertentu : Balok Sederhana dan Balok Majemuk/Gerbe ACEP HIDAYAT,ST,MT. Modul ke: Fakultas FTPD

e-learning MEKANIKA TEKNIK 01

sendi Gambar 5.1. Gambar konstruksi jembatan dalam Mekanika Teknik

Jenis Jenis Beban. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

Pertemuan V,VI III. Gaya Geser dan Momen Lentur

MODUL PERKULIAHAN. Gaya Dalam Struktur Statis Tertentu Pada Portal Sederhana

Biasanya dipergunakan pada konstruksi jembatan, dengan kondisi sungai dengan lebar yang cukup berarti dan dasar sungai yang dalam, sehingga sulit

Biasanya dipergunakan pada konstruksi jembatan, dengan kondisi sungai dengan lebar yang cukup berarti dan dasar sungai yang dalam, sehingga sulit

STRUKTUR STATIS TERTENTU PORTAL DAN PELENGKUNG

MEKANIKA TEKNIK I BALOK GERBER. Ir. H. Armeyn, MT

GARIS PENGARUH REAKSI PERLETAKAN

STRUKTUR STATIS TAK TENTU

Pertemuan I, II I. Gaya dan Konstruksi

LENDUTAN (Deflection)

Catatan Materi Mekanika Struktur I Oleh : Andhika Pramadi ( 25/D1 ) NIM : 14/369981/SV/07488/D MEKANIKA STRUKTUR I (Strengh of Materials I)

MODUL 3 STATIKA I BALOK DIATAS DUA PERLETAKAN. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

VI. BATANG LENTUR. I. Perencanaan batang lentur

Gaya. Gaya adalah suatu sebab yang mengubah sesuatu benda dari keadaan diam menjadi bergerak atau dari keadaan bergerak menjadi diam.

BAHAN AJAR MEKANIKA REKAYASA 3 PROGRAM D3 TEKNIK SIPIL

Gelagar perantara. Gambar Gelagar perantara pada pelengkung 3 sendi

Sebuah benda tegar dikatakan dalam keseimbangan jika gaya gaya yang bereaksi pada benda tersebut membentuk gaya / sistem gaya ekvivalen dengan nol.

METODE DEFORMASI KONSISTEN

BAB III PENGURAIAN GAYA

B.1. Menjumlah Beberapa Gaya Sebidang Dengan Cara Grafis

Kuliah kedua STATIKA. Ilmu Gaya : Pengenalan Ilmu Gaya Konsep dasar analisa gaya secara analitis dan grafis Kesimbangan Gaya Superposisi gaya

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka

d x Gambar 2.1. Balok sederhana yang mengalami lentur

Bab 6 Defleksi Elastik Balok

MODUL 9. Sesi 1 STATIKA I PELENGKUNG TIGA SENDI. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

Persamaan Tiga Momen

LAMPIRAN I (Preliminary Gording)

C 7 D. Pelat Buhul. A, B, C, D, E = Titik Buhul A 1 2 B E. Gambar 1

MEKANIKA REKAYASA III

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Rangka Batang (Truss Structures)

BALOK SEDERHANA BALOK SEDERHANA DAN BALOK SENDI BANYAK

Struktur Rangka Batang Statis Tertentu

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Tegangan Dalam Balok

Teknologi Dasar Konstruksi Baja 2

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan

PENELITIAN PENGARUH PENAMBAHAN BEBAN PADA RANGKA ATAP TERHADAP LENDUTAN

A. IDEALISASI STRUKTUR RANGKA ATAP (TRUSS)

Oleh : Ir. H. Armeyn Syam, MT FAKULTAS TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI PADANG

Naskah Publikasi. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana-1 Teknik Sipil. diajukan oleh : BAMBANG SUTRISNO NIM : D

INSTITUT TEKNOLOGI PADANG

A. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu :

TUGAS MAHASISWA TENTANG

PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU

A. IDEALISASI STRUKTUR RANGKA ATAP (TRUSS)

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

1 M r EI. r ds. Gambar 1. ilustrasi defleksi balok

MODUL ILMU STATIKA DAN TEGANGAN (MEKANIKA TEKNIK)

III. TEGANGAN DALAM BALOK

1.1. Mekanika benda tegar : Statika : mempelajari benda dalam keadaan diam. Dinamika : mempelajari benda dalam keadaan bergerak.

Gambar 6.1 Gaya-gaya yang Bekerja pada Tembok Penahan Tanah Pintu Pengambilan

RENCANA PEMBELAJARAAN

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

BAB 4 Tegangan dan Regangan pada Balok akibat Lentur, Gaya Normal dan Geser

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Dasar Mesin Pencacah Rumput

MEKANIKA REKAYASA. Bagian 1. Pendahuluan

Struktur Statis Tertentu : Rangka Batang

Outline TM. XXII : METODE CROSS. TKS 4008 Analisis Struktur I 11/24/2014. Metode Distribusi Momen

GAMBAR PROYEKSI ORTOGONAL

Struktur Lipatan. Struktur Lipatan 1

Materi Pembelajaran : 7. Pelaksanaan Konstruksi Komposit dengan Perancah dan Tanpa Perancah. 8. Contoh Soal.

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR

PERENCANAAN LANTAI KENDARAAN, SANDARAN DAN TROTOAR

FONDASI TELAPAK TERPISAH (TUNGGAL)

RANGKA BATANG ( TRUSS)

TM. V : Metode RITTER. TKS 4008 Analisis Struktur I

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN GAMBAR

Pertemuan XIII VIII. Balok Elastis Statis Tak Tentu

5- STRUKTUR LENTUR (BALOK)

II. GAYA GESER DAN MOMEN LENTUR

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN ITSM BAHAN AJAR MEKANIKA REKAYASA 2

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Tumpuan Rol

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Profil C merupakan baja profil berbentuk kanal, bertepi bulat canai,

ANALISA STATIS TERTENTU WINDA TRI WAHYUNINGTYAS

Metode Distribusi Momen

BAB II METODE DISTRIBUSI MOMEN

Definisi Balok Statis Tak Tentu

FISIKA XI SMA 3

PERHITUNGAN PANJANG BATANG

MODUL 4 STATIKA I BALOK MENGANJUR (OVERHANG) DIATAS DUA PERLETAKAN. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

Pertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka Batang

Transkripsi:

KONSTRUKSI BALOK DENGAN BEBAN TIDAK LANGSUNG 1 I Lembar Informasi A. Tujuan Progam Setelah selesai mengikuti kegiatan belajar 3 diharapkan mahasiswa dapat : 1. Menghitung dan menggambar bidang D dan M pada Konstruksi Balok dengan beban tidak langsung. 2. Menghitung dan menggambar bidang D,M, dan N pada Konstruksi balok yang miring. B. Materi Belajar 1. Konstruksi Balok dengan Beban Tidak Langsung Pada peristiwa ini beban langsung membebani balok induk, tetapi melalui balok melintang ( balok anak) yang berada di atasnya. Beban pertama kali membebani balok anak kemudian diteruskan kepada balok induk. Beban yang diterima balok anak bergantung pada jauh dekatnya secara relatif dengan balok anak disebelahnya yang sama-sama mena han beban. Sebagai contoh pada gambar, gaya P ditahan oleh balok anak 1 dan 2 yang masing-masing jaraknya a dan b, maka besar beban yang diterima balok anak 1. Bila pada suatu balok induk memiliki beberapa balok, anak, maka pelimpahan beban dari balok anak disesuaikan dengan letak dan besar bebannya. Seperti terlihat pada gambar 35, beban F1 berasal dari sebagian P1, beban F2 sebagian berasal dari P1 dan P2, beban F3 berasal dari sebagian P2 dan P3, beban F4 sebagian berasal dari P 3 dan P4, dan beban F5 berasal sebagian dari P4.

2 Contoh Perhitungan Balok yang dibebani tidak langsung. Ada dua cara dalam menghitung dan menggambar bidang D dan M pada balok yang dibebani tidak langsung yaitu : (1) Dengan menganggap beban langsung kemudian gambar bdang D dan M dikoreksi, tetapi untuk perhitungan reaksi tumpuan tidak ada koreksi. (2) Dengan melimpahkan beban ke balok anak dulu kemudian dihitung berdasarkan beban yang telah dilimpahkan pada balok anak tersebut. Beban seperti ini sering terjadi pada balok gording dan jembatan. Sebagai contoh soal seperti gambar dengan P1 = 7 kn,dan P2 = 3,5 kn yang bidang D dan M-nya pada gambar.

Penyelesaian : Cara 1, menganggap beban langsung. Besarnya reaksi tumpuan tidak terpengaruh oleh anggapan ini. Yang terpengaruh adalah besarnya gaya melintang dan besarnya gaya momen. Besarnya momen dapat dikoreksi dengan mudah, yaitu dengan memenggal gambar bidang M diantara dua balok melintang ( lihat gambar 37 ). Sedang gambar bidang D, tidak ada kepastian karena tergantung letak bebannya. Oleh karena itu lebih baik gambar bidang D digambar berdasarkan beban yang telah dilimpahkan (tanpa anggapan beban langsung ). Jadi cara ini hanya untuk mempercepat perhitungan dan penggambaran bidang momen. 3 Menghitung Reaksi,?MB = 0 Av.10 (1,5.4).8 7.3,5 3,5.0,5=0?Gv = 0 Av+Bv q.4 P1 P2=0 Bv= q.4 + P1 + P2 Av = 1,5.4 + 7 + 3,5 7,425 Bv=6 + 7+ 3,5 7,425 = 16,5 7,425 = 9,075 kn ( ke atas ) Menghitung Momen, MC=Av.2 q.2.½.2 = 7,425. 2 1,5.. 2. ½.2 MC=14,85 3 =11,85 knm MD= Av.4 q.4.2 = 7,425. 4 1,5.. 4. 2 MD=29,77 12 = 17,7 knm MG=Bv.3,5 P1.3 = 9,075. 3,5 3,5.3 = 21,2625 knm MH= Bv.0,5 = 9,075. 0,5 = 4,5375 knm Setelah itu gambarlah bidang M-nya, kemudian penggallah garis momen itu diantara dua balok melintang. Bidang momen yang dicari adalah bidang momen yang telah dipenggal tersebut

4

Cara 2, melimpahkan dulu beban kepada balok melintang. 5 Balok melintang A menerima pelimpahan beban sebesar : PA= ½.q.? = ½.1,5. 2 = 1,5 kn Balok melintang B menerima pelimpahan beban sebesar : PC= ½.q.? + ½.q.? = 1,5 + 1,5 = 3 kn ME= ( 7,425 1,5 ).3.2 3.2.2 1,5. 2 ME=35,55 12 3 = 20,55 knm MF=(Bv PB).? = (9,075 2,625).2 = 12,9 knm Dengan Besaran besaran yang dihitung pada cara 2 ini dapat digambar bidang D dan bidang momennya 2. Konstruksi Balok Yang Miring Yang akan dibicarakan dalam buku ini adalah konstruksi balok miring yang ditumpu oleh dua titik tumpu sendi dan rol ( statis tertentu ). Konstruksi balok miring dapat terjadi misalnya pada balok tangga. Untuk lebih jelasnya gaya melintang dan momen yang terjadi berikut ini akan diberikan contoh perhitungan. Konstruksi balok miring dengan beban merata dan terpusat. Beban mereka dapat dinyatakan dalam meter panjang mendatar. Arahnya pun dapat tegak lurus baloknya dan dapat juga vertikal ( tegak lurus garis horisontal ). Dalam contoh ini akan diberikan contoh beban tiap satuan panjang mendatar dan bebannya vertikal. Penyelesaian : Reaksi,?MB=0? Av.8 q.6.5 P.1 =0?Gv=0? Av q.6 P + Bv=0 Bv=q.6 + P Av = 1,5. 6 + 2 5,9 Bv=11 5,9 = 5,1 kn (ke atas)

Gaya Melintang dan Gaya Normal 6 ` Pada titik A, DA = Av. cos 300 =5,9. cos 300 = 5,11 kn NA = - Av. sin 300 = -5,9. sin 300 = - 2,95 kn Pada titik C, Dc = -Cv. cos 300 =- 3,1,. cos 300 = -2,68 kn Nc = Cv. sin 300 = 3,1. sin 300 = 1,55 kn Pada titik D DD kanan = -Dv. cos 300 =- 5,1,. cos 300 = -4,42 kn ND kanan= Dv. sin 300 = 5,1. sin 300 = 2,55 kn Pada titik B DB ==DD kanan = -4,42 kn NB = ND kanan= 2,55 kn Momen, MA = o, MB = 0 Mc = Bv. 2 P. 1 = 5,1. 2 2. 1 = 10,2 2 = 8,2 knm MD =Bv. 1 = 5,1. 1 = 5,1 knm Mekstrem terjadi pada Dx = 0 Dx = Av q.x 0 = Av q.x x = Av/q = 5,9/1,5 = 3,93 m ( dari A ) Mmaks. = Av. 3,93 q. 3,93 (½. 3,93) Mmaks. = 5,9.3,93 1,5. 3,93 (½. 3,93) Mmaks. = 23,187 11,584 = 11,603 knm

7

II Lembar Latihan 8 1. Hitung kemudian gambar bidang D dan M pada konstruksi balok yang dibebani tidak langsung seperti gambar 39 di bawah ini (satuan dalam meter). Nilai hasil perhitungan benar 70, nilai gambar benar 30. BALOK GERBER I Lembar Informasi A. Tujuan Program Setelah selesai kegiatan belajar 4 diharapkan mahasiswa dapat: 1. Menghitung dan kemudian menggambar bidang D dan M pada balok Gerber. 2. Menentukan jarak sendi tambahan dengan tumpuan terdekat agar diperoleh harga momen maksimum dan minimum sama. B. Waktu 9 jam (3 jam kegiatan belajar, 6 jam latihan)

C. Materi Belajar 9 1. Pendahuluan Konstruksi Balok yang ditumpu oleh lebih dari dua tumpuan merupakan konstruksi statis tak tertentu. Pada konstruksi statis tak tertentu, besarnya reaksi tidak cukup dihitung dengan persamaan keseimbangan, tetapi memerlukan persamaan lain untuk menghitung reaksi tersebut. Dengan kata lain perhitungan menjadi lebih kompleks. Untuk menghindari kompleksnya perhitungan, seorang ahli konstruksi berkebangsaan Jerman yang bernama Heinrich Gerber (1832-1912) pada tahun 1886 membuat konstruksi balok yang ditumpu oleh lebih dari dua tumpuan yang statis tertentu. Usaha Gerber tersebut adalah dengan cara menempatkan engssel (sendi) tambahan diantara tumpuan sedemikian sehingga konstruksi stabil dan statis tertentu. Banyaknya sendi tambahan yang memungkinkan konstruksi menjadi statis tertentu adalah sama dengan banyaknya tumpuan dalam atau sama dengan banyaknya tumpuan dikurangi dua. Sendi tambahan tidak boleh diletakkan didekat tumpuan tepi, karena tumpuan tepi yang merupakan sendi atau rol tidak dapat menahan momen, bila didekatnya dipasang sendi maka pada bagian tepi akan timbul momen. Untuk lebih jelasnya berikut ini diberikan contoh penempatan sendi tambahan pada konstruksi Balok Gerber

10 10 3. Balok Gerber dengan Beban Terpusat Dalam uraian ini sekaligus sebagai contoh perhitungan. BalokGerber dengan beban terpusat seperti gambar 43 akan dihitung dan digambar bidang D dan M. Cara Grafis, Langkah langkah lukisan : 1. Gambar situasi dengan skala tertentu, misal skala jarak 1 cm =1 m, skala gaya 1 cm = 1 kn. 2. Perpanjang garis kerja Av, P1, Bv, P2, Cv, dan RS. 3. Lukis gaya P1, dan P2 dengan skala diatas, dan tentukan titik kutub O dengan jarak H, misal H = 2 cm 4. Gambar situasi dengan skala tertentu, misal skala jarak 1 cm =1 m, skala gaya 1 cm = 1 kn. 5. Perpanjang garis kerja Av, P1, Bv, P2, Cv, dan RS. 6. Lukis gaya P1, dan P2 dengan skala diatas, dan tentukan titikkutub O dengan jarak H, misal H = 2 cm.

7. Lukis garis 1, 2, dan 3 pada lukisan kutub. 8. Lukis garis I, II, dan III pada perpanjangan garis kerja diatas, dimana masing masing sejajar dengan garis 1, 2, dan 3. 9. Hubungkan titik potong garis I - Av dengan titik potong garis II RS sampai memotong garis kerja Bv garis ini adalah garis SI. 10. Hubungkan titik potong garis SI Bv dengan titik potong garis III Cv, garis ini adalah garis SII. 11. Tarik garis S1 dan S2 yang melalui kutub O, yang masing masing sejajar dengan garis SI dan SII. 11 11

12 12 Besarnya Av, Bv, dan Cv dapat di ukur pada lukisan. Dalam soal ini diperoleh : Av=1,2. 2 = 2,4 kn, Bv=1,65. 2 = 3,3 kn dan Cv=0,65.2 = 1,3 kn. Sedang besarnya momen adalah : H xy x skala jarak x skala gaya. Dalam soal ini diperoleh : MD= H. yd. 1. 2 MD= 2. 0,6. 1. 2 = 2,4 knm MB=2.(-0,2).1. 2 = - 0,8 knm

ME=2.0, 65. 1. 2 = 2,6 knm Cara analitis, 13 13 Reaksi, bagian ADS SMS=0? Av. 2,5 P1. 1,5 = 0 SMA=0? -RS. 2,5 + P1. 1 = 0 Bagian SBEC SMB=0? -Cv.4 + P2.2 RS.0,5 = 0 SMB=0? Bv.4 RS.4,5 P2.2 = 0 Momen, MD= Av. 1 = 2,4. 1 = 2,4 knm ;ME = Cv. 2 = 1,3. 2 = 2,6kNm MB= - RS. 0,5 = -1,6. 0,5 = -0,8 knm 4. Mengatur Jarak Sendi Tambahan dan Bentang agar Mmaks=Mmin Ukuran balok adalah tergantung pada besarnya momen. Bila momen positif dibuat sama dengan momen negatif, maka besarnya momen ekstrem menjadi lebih kecil bila dibanding dengan momen negatifnya. Untuk membuat besarnya momen positif sama dengan momen negatif dapat dilakukan dengan mengatur jarak senditambahan dan bentang balok. Contoh : Suatu konstruksi balok Gerber dengan beban merata ditumpu pada tiga titik tumpu, dengan sebuah engsel tambahan S. Diminta menentukan jarak S dengan tumpuan terdekat agar diperoleh besarnya momen positif sama dengan momen negatif.

14 14 Penyelesaian secara analitis, Reaksi, Bagian AS, RS= ½.q.(L a) ; Av=RS= ½.q.(L a) Bagian SBC SMB = 0? -Cv. L + q.{ L + a }{ ½ ( L + a ) a } RS.a=0 SGv = 0? Bv + Cv RS q.( L + a )=0 Bv= - ½.q.(L a) +½.q.(L a) + q.(l a) Bv= q.(l a) Momen, Bagian AS,

Mmaks= - 1/8 q.(l a)2 Bagian SBC, Mmin= RS.a -½.q.a2 = ½.q.(L a).a + ½.q.a2 Mmin= ½.q.L.a - ½.q.a2 + ½.q.a2 =½.q.L.a Pada lapangan BC, Mmaks terjadi pada D=0. Misal D=0 terjadi pada jarak x m dari C, maka : Mmaks=Cv.x q.x. ½.x Dx=Cv q.x? 0 = Cv q.x Mmaks = ½.q.(L a). ½.q.(L a) - ½.q.{ ½.(L a)}2 = ¼.q.(L a)2 - ½.¼.q.(L a)2 = 1/8 q.(l a)2 Disyaratkan bahwa momen positif sama dengan momen negatif, maka diperoleh persamaan : 1/8 q.(l a)2 = ½.q.L.a 1/8 q.(l a)2 - ¼.q.a + 1/8 a2 = ½.q.L.a? dikalikan 8/q L2 2.L.a + a2 = 4.L.a a2 6.L.a + L2 = 0 Jadi jarak engsel tambahan S dengan tumpuan terdekat ( B ) adalah 0,1716 L. Untuk soal diatas diperoleh harga a = 0,1716. 4 = 0,6864 m. Sedang besaran besaran yang lain adalah : Reaksi,` Av=RS=½.q.( L a ) = ½.1.(4 0,6864) = 1,6568 ton Bv= q.(l + a ) = 1.(4 + 0,6864) = 4,6864 ton Cv=½.q.( L a ) = =½.1.(4 0,6864) = 1,6568 ton Momen, Pada lapangan AS, Mmaks=1/8. q.(l a)2 = 1/8. 1.(4 0,6864)2 = 1,3725 tm Pada lapangan BC, Mmaks = Mmaks lapangan AS = 1,3725 tm Mmin = - RS. a - ½.q.a2 = - 1,6568 ( 0,68664 ) - ½.1.( 0,6864 )2 Mmin = - 1,3725 tm ( = MB ) 15 15

Jadi dari hitungan diatas terbukti bahwa momen positif maksimum = momen negatif minimum, baik momen positif pada lapangan AS maupun momen positif pada lapangan BC. Hal ini dapat terjadi karena konstruksinya simetri ( hanya dua lapangan ). Bila bentangannya lebih dari dua, maka momen maksimum pada lapangan tepi belum tentu sama dengan momen positif pada lapangan tengah. Oleh karena itu perlu mengatur juga bentangan bagian tepi agar diperoleh harga momen positif maksimum pada lapangan manapun = momen negatif minimum. 16 16 III. Lembar Latihan (Waktu 2 jam) 1. Hitunglah kemudian gambar bidang D dan M dari konstruksi balok Gerber empat tumpuan dengan beban seperti pada gambar 45. Nilai hasil perhitungan benar 70, nilai gambar benar 30. LEMBAR EVALUASI Waktu : 2 jam Hitung kemudian gambar bidang N, D, dan M, pada konstruksi miring yang dibebani seperti gambar 46 di bawah ini. Nilai hasil perhitungan 70 dan dan nilai gambar benar 30.

17 17