ANALISA KADAR TABLET ANTASIDA DI BEBERAPA APOTEK KOTA BANDAR LAMPUNG SECARA ALKALIMETRI. Ade Maria Ulfa (1) ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan B. Tujuan Percobaan

PENENTUAN KOMPOSISI MAGNESIUM HIDROKSIDA DAN ALUMINIUM HIDROKSIDA DALAM OBAT MAAG

Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI

UJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR BIKARBONAT DALAM SODA KUE

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober

PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II

PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

TITRASI IODOMETRI. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR. Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

BERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012

UJI KUALITAS MINYAK ZAITUN (OLEUM OLIVARUM) MERK X DAN Y BERDASARKAN BILANGAN ASAM YANG BEREDAR DI KECAMATAN KASIHAN, BANTUL, DIY

KIMIA DASAR PRINSIP TITRASI TITRASI (VOLUMETRI)

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

Pembuatan Nikel DMG. dalam range konsentrasi yang lebar.

Metodologi Penelitian

JURNAL PRAKTIKUM. KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri. Selasa, 10 Mei Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA

BAB IV. HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

II. HARI DAN TANGGAL PERCOBAAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2. Titrasi Permanganometri. Selasa, 6 Mei Disusun Oleh: Yeni Setiartini. Kelompok 3: Fahmi Herdiansyah

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ASIDIMETRI DAN ALKALIMETRI. Senin, 9 November 2015 KELOMPOK IV Senin, Pukul WIB

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

Laporan Praktikum Kimia Dasar II. Standarisasi Larutan NaOH 0,1 M dan Penggunaannya Dalam Penentuan Kadar Asam Cuka Perdagangan.

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH

Haris Dianto Darwindra BAB V PEMBAHASAN

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa

PENENTUAN KADAR CuSO 4. Dengan Titrasi Iodometri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

TITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK BASA

Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

JURNAL KFL GOL. VITAMIN (THIAMIN HCL)

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah deskriptif laboratorik dimana penelitian dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

MODUL I Pembuatan Larutan

BAB III METODE PENELITIAN. 2003). Berdasarkan waktu pelaksanaannya, desain studi yang digunakan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENENTUAN KADAR KLORIDA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II. PENENTUAN KADAR KLORIDA Senin, 14 April 2014


METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

BAB I PRAKTIKUM ASIDI AL-KALIMETRI

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

BAB III METODE PENELITIAN

Pupuk kalium sulfat SNI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II TITRASI IODOMETRI. KAMIS, 24 April 2014

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI SEMESTER GANJIL TITRASI ASIDIMETRI-ALKALIMETRI. Tanggal Praktikum : 17 November 2017.

Penetapan Kadar Asam Salisilat Secara Alkalimetri LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI II PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT (C7H6O3) SECARA ALKALIMETRI

Metodologi Penelitian

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALISIS II TURUNAN ASAM HIDROKSI BENZOAT

Larutan Dapar Dapar adalah senyawa-senyawa atau campuran senyawa yang dapat meniadakan perubahan ph terhadap penambahan sedikit asam atau basa.

G O N D O R U K E M 1. Ruang lingkup


BAB III METODE PENELITIAN

PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

BAB III METODE PENELITIAN. pemeriksaan laboratorium secara kualitatif dan kuantitatif. Metode deskriptif

TITRASI KOMPLEKSOMETRI

Catatan : Jika ph H 2 O 2 yang digunakan < 4,5, maka ph tersebut harus dinaikkan menjadi 4,5 dengan penambahan NaOH 0,5 N.

Titrasi Volumetri. Modul 1 PENDAHULUAN

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM MgCl 2 DENGAN ANALISIS GRAVIMETRI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION

PENENTUAN KADAR ION KLORIDA DENGAN METODE. ARGENTOMETRI (metode mohr)

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

Air dan air limbah Bagian 13: Cara uji kalsium (Ca) dengan metode titrimetri

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

kimia TITRASI ASAM BASA

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi. Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari

Transkripsi:

JURNAL KEBIDANAN Vol 2, No 1, Januari 2016 : 1-6 ANALISA KADAR TABLET ANTASIDA DI BEBERAPA APOTEK KOTA BANDAR LAMPUNG SECARA ALKALIMETRI Ade Maria Ulfa (1) ABSTRAK Titrimetri merupakan suatu analisa kuantitatif yang berkaitan dengan pengukuran volume suatu larutan dengan konsentrasi yang diketahui, yang diperlukan untuk bereaksi dengan zat yang akan ditetapkan. Alkalimetri adalah metode yang digunakan untuk menetapkan kadar senyawa asam yang direaksikan dengan larutan baku bersifat basa. Antasida merupakan obat yang dapat digunakan untuk mengatasi gangguan lambung akibat dari produksi asam lambung yang berlebih. Kandungan zat aktifnya adalah campuran dari magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida yang merupakan basa lemah sehingga bereaksi dengan asam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kadar tablet antasida di beberapa Apotek di Kota Bandar Lampung dengan melihat batas kadaluarsa memenuhi persyaratan USP30_NF25 yaitu antara 90,0%-110% dari jumlah yang tertera pada etiket. Metode yang digunakan alkalimetri dengan teknik titrasi kembali yaitu sampel ditambahkan asam secara berlebih supaya bereaksi dengan antasida dan kelebihan asam dititrasi menggunakan natrium hidroksida dengan larutan fenolftalein sebagai indikator. Penelitian ini hanya dibatasi pada tablet antasida generik yang dikemas dalam botol isi 1000 tablet dan didapatkan sampel sebanyak 15. Dari hasil diperoleh semua sampel 100% memenuhi syarat The United States Pharmacopeia (USP) 2007 yaitu dengan kadar 90,0%-110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Kata Kunci : Antasida, alkalimetri PENDAHULUAN Seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan pola hidup masyarakat yang cenderung kurang memperhatikan kesehatan, maka berkembangnya penyakit di masyarakat tidak dapat dielakkan lagi. Salah satu penyakit yang sering dialami oleh masyarakat adalah penyakit maag. Hasil survei yang dilakukan oleh dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD yang melibatkan hampir 7000 masyarakat Indonesia dengan sakit maag, diketahui bahwa 85% menderita sakit maag fungsional dan 15% maag organik, serta menurut Riset yang dilakukan oleh Brain & Co dan Kalbe Farma pada tahun 2007 menunjukkan warga di Jakarta menderita sakit maag. Sekitar 80% penyakit maag termasuk jenis fungsional maksudnya, tidak ada kelainan pada saluran cerna, namun disebabkan oleh stres, kurang tidur, beban pekerjaan, juga makan tidak teratur. Sisanya 20% termasuk organik, yaitu ada kelainan pada organ pencernaan, seperti luka pada lambung atau tenggorokan. Sakit Maag adalah sakit yang ditimbulkan oleh kelebihan asam yang diproduksi oleh lambung yang menyebabkan iritasi di selaput lendir lambung. Dalam kondisi normal, asam diperlukan untuk membantu pencernaan dalam mengolah makanan yang kita makan. Namun, produksi asam di lambung dapat lebih besar dari yang dibutuhkan bila pola hidup kita tidak teratur dan sehat. (15) Salah satu obat yang digunakan untuk mengobati sakit maag adalah antasida. Antasida adalah obat yang mengandung bahan bahan yang efektif menetralkan asam di lambung dan tidak diserap ke dalam tubuh sehingga cukup aman digunakan (sesuai anjuran pakai). Penggunaan antasida bertujuan untuk meredakan gejala mual-mual, perih, kembung atau melilit akibat penyakit iritasi lambung. Antasida umumnya mengandung senyawa yang dapat menetralkan asam lambung, sehingga mengurangi derajat keasaman lambung. (2) Menurut data statistik yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2014, sekitar 27,60% penduduk Lampung berobat ke sarana pelayanan kesehatan dan 85% dari jumlah tersebut adalah penderita penyakit maag. Oleh sebab itu, ketersediaan obat antasida yang memenuhi persyaratan kualitas amat diperlukan di apotek 1) Dosen AKAFARMA Universitas Malahayati

2 Ade Maria Ulfa sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan yang banyak dimanfaatkan masyarakat untuk mewujudkan harapan pasien dalam mendapatkan kesembuhan. Pada penelitian ini menggunakan metode Alkalimetri. Alkalimetri merupakan suatu metode volumetrik dengan prinsip reaksi penetralan asam basa. Alkalimetri adalah penetapan kadar senyawa-senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan baku asam. Magnesium hidroksida dan Alumunium hidroksida bersifat basa lemah yang dapat dititrasi dengan larutan standar yang bersifat basa kuat. Pada penetapan kadar ini menggunakan metode alkalimetri secara tidak langsung. Alkalimetri secara tidak langsung yaitu kelebihan asam klorida dititrasi dengan natrium hidroksida dimana untuk melihat titik akhir titrasinya indikator yang dipakai adalah fenolftalein, karena jangkauan ph dari fenolftalein adalah 8,0 9,6 ditujukkan dengan adanya perubahan warna dari tidak berwarna sampai warna merah muda. Larutan standar yang digunakan pada titrasi Alkalimetri ini adalah Natrium Hidroksida. Indikator diperlukan dalam metode ini untuk menentukan titik akhir titrasi. Untuk asamasam lemah dengan larutan standar basa kuat ph titik kesetaraan terletak di atas 7. (1) METODOLOGI PENELITIAN Alat dan bahan a. Alat: Buret 50 ml, erlenmeyer 100 ml, pipet ukur 5 ml, 10 ml, 25 ml Labu takar 100 ml, 250 ml, dan 500 ml, Gelas ukur, Balp, Pipet tetes, Mortir dan stamper, ph stick, Tabung pereaksi, Kaca arloji,timbangan analitik, Beaker gelas 100 ml, 250 ml, 500 ml, Pengaduk magnetic b. Bahan : Sampel antasida, Air bebas CO2,Etanol, Asam klorida 2 N, Indikator Fenolftalein, Natrium hidroksida 1N, Kalium Biftalat, Asam klorida 3 N, Ammonium Hidroksida 6 N, Natrium Karbonat, Asam klorida 2 M, Natrium Hidroksida 0,2 M, Amonium Asetat 10 M, Amonium Karbonat Amoniakal, Aluminon Subjek Penelitian a. Populasi Populasi pada penelitian ini adalah sediaan tablet antasida 400 mg dalam botol kemasan besar dari 1000 tablet di apotek yang bekerjasama dengan BPJS di Kota Bandar lampung b. Sampel Sampel pada penelitian ini didapatkan sebanyak 15 sampel yaitu A,B,C,D,E,F,G,H,I,J,K,L,M,N,O dengan batas kadaluarsa yang berbeda Prosedur Penelitian a. Persiapan alat Alat yang akan digunakan harus dalam keadaan bersih dan kering. b. Persiapan sampel 1. Timbang sampel satu per satu secara kuantitatif tidak kurang dari 20 tablet setiap sampel. 2. Kemudian serbukan hingga halus secara hati-hati. 3. Ambil dan timbang serbuk setara 6 g antasida c. Pelaksanaan Uji secara kualitatif a. Identifikasi Magnesium Hidroksida (DepKes, 1995) 1. Larutkan 500 mg dalam 10 ml asam klorida 3N ditambah ammonium hidroksida 6N terbentuk endapan gel putih, tidak larut dengan penambahan ammonium hidroksida (Larutan Uji). (DepKes, 1995) 2. Dipipet 2 ml larutan uji ditambah beberapa tetes reagnesia ammonium terbentuk endapan putih penambahan reagnesia berlebih endapan dapat larut. (Reagen A) 3. Dipipet 2 ml larutan uji ditambah hidroksida terbentuk endapan putih. Penambahan reagnesia berlebih endapan dapat larut. (Reagen B) 4. Dipipet 2 ml larutan uji ditambah karbonat terbentuk endapan putih endapan melarut pada reagnesia berlebih (Reagen C) ( Vogel I kualitatif ) b. Identifikasi Aluminium Hidroksida ( Vogel I kualitatif ) 1. Larutkan endapan Aluminium hidroksida dalam 2 ml asam klorida 2M, tambahkan 1 ml larutan ammonium asetat 10M dan 2 ml reagnesia aluminon 0,1% kocok, diamkan selama 5 menit, dan tambahkan larutan ammonium karbonat amonikal berlebih untuk

Analisa Kadar Tablet Antasida Di Beberapa Apotek Kota Bandar Lampung Secara Alkalimetri 3 menghilangkan zat pewar na yang berlebihan terbentuk endapan atau pewar naan yang merah-terang. (Larutan Uji) 2. Dipipet 2 ml larutan uji ditambah beberapa tetes reagnesia ammonium terbentuk endapan putih. Penambahan reagnesia berlebih endapan dapat larut. (Reagen A) 3. Dipipet 2 ml larutan uji ditambah hidroksida terbentuk endapan putih. Penambahan reagnesia berlebih endapan dapat larut. (Reagen B) 4. Dipipet 2 ml larutan uji ditambah beberapa tetes reagnesia ammonium sulfida tebentuk endapan putih. (Reagen C) 5. Dipipet 2 ml larutan uji ditambah karbonat terbentuk endapan putih. Endapan melarut pada reagnesia berlebih. (Reagen D) d. Pelaksanaan Uji secara kuantitatif a. Pelaksanaan standarisasi Natrium hidroksida 1N dengan kalium biftalat P. (Depkes, 1995) 1. Timbang seksama lebih kurang 500 mg kalium biftalat P yang sebelumnya telah dihaluskan dan dikeringkan pada suhu 120 0 C selama 2 jam. 2. Larutkan dalam 75 ml air bebas karbon dioksida P. 3. Tambah 2 tetes indikator fenolftalein LP. 4. Titrasi dengan natrium hidroksida 1N hingga terjadi warna merah muda konstan. 1 ml natrium hidroksida 1N setara dengan 204,2 mg KHP b. Pelaksanaan standarisasi asam klorida 1N dengan natrium karbonat anhidrat P. ( Ekstrak Farmakope ) 1. Timbang seksama lebih kurang 1,5 gram baku primer natrium karbonat anhidrat P yang sebelumnya telah dipanaskan pada suhu 270 0 C selama 1 jam 2. Larutkan dalam 25 ml air. 3. Titrasi dengan larutan asam klorida menggunakan indikator jingga metil LP. 4. Hitung normalitas 1 ml HCl 1N setara dengan 52,99 mg natrium karbonat anhidrat P c. Pelaksanaan pengujian penetapan kadar antasida (USP_NF 2007) 1. Timbang dan serbukkan tidak kurang dari 20 tablet. 2. Timbang serbuk setara 6 g antasida, masukkan dalam Erlenmeyer 250 ml. 3. Tambahkan 100 ml asam klorida 2N. 4. Aduk dengan cara mekanis selama 30 menit. 5. Tambah 2 tetes indikator fenolftalein. 1 Titrasi kelebihan asam dengan Natrium hidroksida 1 N dengan ph 3,0 ml NaOH 1N setara dengan 103,3 mg Al5Mg10(OH)31(SO4)2 Pengolahan Data Pengerjaan dilakukan secara duplo dengan menggunakan rumus yaitu: a. Perhitungan standarisasi Natrium hidroksida N = mg sampel x N NaOH. ~ mg sampel x volume titran b. Perhitungan penetapan kadar % = ( V HCl x N HCl ) ( V NaOH X N NaOH ) x ~ mg sampel x Br x100% ~ N x mg sampel x Ke Keterangan : V = volume titran yang didapat N NaOH = normalitas yang didapat dari standarisasi NaOH N HCl = normalitas yang didapat dari standarisasi HCl N = normalitas titran ~mg sampel = kesetaraan sampel mg sampel = berat sampel Br = bobot rata rata Ke = kadar etiket Analisa Data % = jumlah sampel yang tidak memenuhi persyaratan x 100% Jumlah total sampel yang diperiksa HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil 1. Analisa kualitatif a. Magnesium hidroksida

4 Ade Maria Ulfa Tabel 1. Hasil Kualitatif Magnesium Hidroksida Dalam Tablet Antasida No Sampel Pereaksi A B C 1 A Positif Positif Positif 2. B Positif Positif Positif 3. C Positif Positif Positif 4. D Positif Positif Positif 5. E Positif Positif Positif 6. F Positif Positif Positif 7. G Positif Positif Positif 8. H Positif Positif Positif 9. I Positif Positif Positif 10. J Positif Positif Positif 11. K Positif Positif Positif 12. L Positif Positif Positif 13. M Positif Positif Positif 14. N Positif Positif Positif 15. O Positif Positif Positif Keterangan : Pereaksi : A. Larutan sampel ditambah NaOH terbentuk endapan putih, dengan penambahan reagenesia berlebih endapan dapat larut B. Larutan sampel ditambah ammonium terbentuk endapan putih, dengan penambahan reagenesia berlebih endapan dapat larut C. Larutan sampel ditambah Na 2 CO 3 terbentuk endapan putih, endapan melarut pada reagenesia berlebih. b. Aluminium hidroksida Tabel 2 Hasil Kualitatif Aluminium Hidroksida Dalam Tablet Antasida No Sampel Pereaksi A B C D 1. A Positif Positif Positif Positif 2. B Positif Positif Positif Positif 3. C Positif Positif Positif Positif 4. D Positif Positif Positif Positif 5. E Positif Positif Positif Positif 6. F Positif Positif Positif Positif 7. G Positif Positif Positif Positif 8. H Positif Positif Positif Positif 9. I Positif Positif Positif Positif 10. J Positif Positif Positif Positif 11. K Positif Positif Positif Positif 12. L Positif Positif Positif Positif 13. M Positif Positif Positif Positif 14. N Positif Positif Positif Positif 15. O Positif Positif Positif Positif Keterangan Pereaksi : A. Larutan sampel ditambah NaOH terbentuk endapan putih, dengan penambahan reagenesia berlebih endapan dapat larut B. Larutan sampel ditambah ammonium terbentuk endapan putih, dengan penambahan reagenesia berlebih endapan dapat larut C. Larutan sampel ditambah ammonium sulfida terbentuk endapan putih. D. Larutan sampel ditambah Na 2 CO 3 terbentuk endapan putih, endapan melarut pada reagenesia berlebih

Analisa Kadar Tablet Antasida Di Beberapa Apotek Kota Bandar Lampung Secara Alkalimetri 5 2. Analisa Kuantitatif a. Penetapan Kadar Antasida Tabel 3 Hasil penetapan kadar magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida dalam tablet antasida No Sampel Tanggal kadaluarsa Kadar (%) Keterangan 1. A Desember 2016 96,91 Memenuhi syarat 2. B September 2016 95,38 Memenuhi syarat 3. C Februari 2016 93,30 Memenuhi syarat 4. D Februari 2017 99, 00 Memenuhi syarat 5. E Maret 2017 98, 27 Memenuhi syarat 6. F November 2016 96, 56 Memenuhi syarat 7. G Januari 2017 98, 37 Memenuhi syarat 8. H Mei 2017 98, 83 Memenuhi syarat 9. I April 2017 98, 92 Memenuhi syarat 10. J Desember 2015 92, 39 Memenuhi syarat 11. K Januari 2016 92, 71 Memenuhi syarat 12. L April 2016 94, 17 Memenuhi syarat 13. M Juni 2017 99, 14 Memenuhi syarat 14. N Maret 2016 94, 07 Memenuhi syarat 15. O Desember 2016 96, 63 Memenuhi syarat Keterangan : Persyaratan (USP_NF2007) 90, 0%-110,0% PEMBAHASAN Identifikasi magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida dari tablet antasida dilakukan secara kualitatif menggunakan reaksi warna, yang dilakukan secara terpisah antara magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida. Hal ini dilakukan untuk memastikan sampel positif atau negatif dengan membandingkan hasil dengan baku pembanding magnesium dan aluminium. Adapun hasil yang didapat dari penelitian ialah positif, sampel mengandung magnesium dan aluminium dengan pembanding menghasilkan endapan putih, tetapi dengan penambahan reagensia berlebih endapan akan larut. Pada identifikasi sampel aluminium menggunakan reagensia aluminon menghasilkan pewarnaan merah terang. Pada pengujian ini banyak faktor yang dapat mengganggu sehingga jika tidak teliti hanya terbentuk endapan. Penambahan ammonium karbonat amoniakal adalah untuk menghilangkan zat pewarna yang berlebih. Besi dan fosfat juga tidak boleh ada dalam larutan sampel dengan cara penambahan ammonia, karena akan mencegah pembentukan pewarnaan yang spesifik untuk aluminium hidroksida. Penetapan kadar menggunakan metode titrimetri secara titrasi asam basa yaitu alkalimetri dengan teknik titrasi kembali, antasida yang bersifat basa lemah akan bereaksi dengan asam kuat yaitu asam klorida 2N yang kemudian kelebihan asam klorida akan dititrasi kembali dengan larutan standar natrum hidroksida 1 N. Sampel dilarutkan terlebih dahulu dengan air, yang ditambahkan sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga tercampur dengan baik dan air juga dapat melarutkan zat-zat tambahan lain yang terkandung dalam sampel. Saat penambahan asam klorida 2 N 100 ml dituangkan sedikit demi sedikit sambil terus diaduk, agar sampel dapat larut lebih sempurna dan reaksi antara antasida (magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida) dengan asam klorida dapat berjalan dengan baik. Dilihat dari kelarutan dan reaksi yang lambat sehingga pengadukan harus terus menerus sampai benarbenar larut. Karena jika tidak larut dan bereaksi dengan sempurna maka pada saat dititrasi menggunakan larutan standar natrium hidroksida 1N tidak hanya asam klorida yang bereaksi tetapi sampel juga akan bereaksi dengan natrium hidroksida sehingga titran yang didapat sangat besar dan tidak didapat kadar yang diharapkan. Sebelum dititrasi sampel disaring terlebih dahulu karena masih ada endapan sehingga terlihat keruh, dengan adanya penyaringan sampel lebih jernih dan akan lebih memudahkan untuk melihat titik akhir titrasi. Untuk melihat titik akhir titrasi

6 Ade Maria Ulfa menggunakan indikator fenolftalein, sampel dari berwarna kuning berubah menjadi merah muda mantap dalam suasana basa ph antara 8,0-9,6. Pada penelitian ini pengambilan sampel diambil secara acak atau random dari beberapa apotek di kota Bandar Lampung dengan satu merek tetapi tanggal kadaluarsa yang berbeda-beda.berdasarkan hasil penelitian diperoleh sampel A dengan tanggal kadaluarsa Desember 2012 mendapat data rata-rata 96,913%, sampel B dengan tanggal kadaluarsa September 2012 yaitu 95,3877% dan sampel C tanggal kadaluarsa Januari 2012 yaitu 93,3063% yang memiliki kadar zat aktif magaldrate dalam obat maag. Sehingga, obat maag yang diteliti kandungan zat aktifnya masih memenuhi persyaratan hanya ada penurunan kadar zat aktif dari tiga sampel yang sama tetapi tanggal kadaluarsa yang berbeda-beda. Sampel yang tanggal kadaluarsanya lebih mendekati tanggal kadaluarsa zat aktifnya lebih menurun. Sesuai dengan standar penelitian yang digunakan yaitu USP_NF2007 dengan persyaratan tablet obat maag yang mengandung magaldrate 400 mg mengandung tidak kurang dari 90% dan tidak lebih dari 110% dari jumlah yang tertera pada etiket. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dari 15 sampel kesemuanya memenuhi persyaratan USP_NF2007 dengan persyaratan tablet obat maag yang mengandung magaldrate 400 mg mengandung tidak kurang dari 90% dan tidak lebih dari 110% dari jumlah yang tertera pada etiket. DAFTAR PUSTAKA 1. Day Jr, R.A; Underwood. A.L. 1996. Analisa Kimia Kuantitatif. Edisi V. Erlangga. Jakarta. 2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Detjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan 2006. Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas. Jakarta. Indonesia. 3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia, edisi III. Depkes RI, Jakarta. 4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia, edisi IV. Depkes RI, Jakarta. 5. Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung. 2011. Profil Bidang Kesehatan Kota Bandar Lampung Tahun 2010. Bandar Lampung. 6. Rohman, Abdul. 2008. Volumetri dan Gravimetri. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 7. G, Svehla. 1979. Vogel Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Bagian I. Edisi V. Universitas Queen. Belfast. 8. Setiabudy, Rianto. 2008. Farmakologi dan Terapi, edisi V. Falkutas Kedokteran, Universitas Indonesia. Jakarta. 9. Tan Hoan Tjay, dkk, 2002. Obat- Obat Penting (khasiat, penggunaan dan efek-fek sampingnya), edisi IV. PT. Elex Media Komputindo, Jakata. 10. USP 30-NF-25. 2007. The United States Pharmacopeia (USP). Maryland, Amerika Serikat. 11. Vogel. 1994. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik Edisi IV. Jakarta. EGC 12. Kompas cetak, 2012. Penderita Sakit Maag Terap Berpuasa 13. http://www.sahpeindonesia.com/?q=node/705 diakses pada tanggal 24 Juli 2012 11:18 14. Riati Handayani. 2011. Jangan Sepelekan Sakit Maag 15. http://kesehatan.kompasiana.com/medis/20 11/07/06/jangan-sepelekan-sakit maag/diakses pada tanggal 06 Juli 2011 05 :19 16. Sudibyo Supardi. 2012. Karakteristik Penduduk Sakit Maag Yang Memilih Pengobatan dirumah 17. http://apotekputer.com/ma/index.php?optio n=com_content&task=view&id=191&item id=63 diakses pada tanggal 08 November 2012 1:51 18. Badan Pusat Stastistik (BPS). 2012. Persentase Penduduk Berobat ke Puskesmas 19. http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?ka t=1&tabel=1&daftar= diakses pada tanggal 09 Mei 2012 4:55