PENETAPAN HARGA POKOK PRODUK DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SYSTEM (STUDI PADA FORTU COFFEE HOUSE, GADING SERPONG, TANGERANG) NAMA :Resynta Novianadewi NPM :26212162 KELAS PEMBIMBING :3EB27 :C. Widi Pratiwi
LATAR BELAKANG Harga pokok berpengaruh bagi perusahaan untuk terus mempertahankan eksistensinya. Metode penetapan harga pokok yang digunakan dapat berupa Akuntansi Biaya Tradisional atau dengan metode Activity Based Costing.
RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana perhitungan harga pokok produksi dengan metode Akuntansi Biaya Tradisional (ABT) yang telah diterapkan pada Fortu Coffee House? 2. Bagaimana metode perhitungan Activity Based Costing (ABC) System dapat diterapkan di Fortu Coffee House? 3. Berapa besar selisih perbedaan profitabilitas produk antara HPP yang diterapkan dengan metode Akuntansi Biaya Tradisional (ABT) pada Fortu Coffee House dengan perhitungan menggunakan Activity Based Costing (ABC) system?
TUJUAN PENELITIAN 1. Menganalisis harga pokok produksi perusahaan dengan menerapkan metode Activity Based Costing (ABC) System. 2. Mengetahui selisih laba yang diperoleh dengan menggunakan metode Akuntansi Biaya Tradisional dan Activity Based Costing (ABC) System. 3. Membantu manajemen dalam pembuatan keputusan.
METODE PENGUMPULAN DATA Wawancara Observasi Studi kepustakaan
TEKNIK ANALISIS DATA 1. Perhitungan harga pokok produksi dengan sistem Akuntansi Biaya Tradisional (ABT) 2. Perhitungan harga pokok produksi dengan sistem Activity Based Costing (ABC) 3. Perbandingan laba antara perhitungan harga pokok produksi perusahaan dengan sistem ABT pada sistem ABC.
PEMBAHASAN Identitas Singkat Fortu Coffee House. Fortu Coffee House merupakan salah satu kedai kopi yang berada di wilayah Gading Serpong, Tangerang. Kedai kopi yang didirikan pada tahun 2014 ini memiliki berbagai macam produk berbahan dasar kopi, khusunya kopi Arabica yang menjadi produk unggulannya, selain itu Fortu Coffee House juga menyediakan berbagai menu makanan yang diproduksi sendiri sebagai makanan pendamping kopi seperti Crispy Chicken yang menjadi menu makanan favorit. Kedai kopi yang sedang berkembang ini memiliki konsep Retro-Vintage yang membuat pengunjung merasa nyaman seperti dirumah sehingga pengunjung cenderung untuk mengunjungi kedai kopi bergaya kafe ini.
Data Biaya yang dikeluarkan Fortu Coffee House Tahun 2014 Keterangan (dalam Rupiah) Ice Coffe Latte Chicken Crispy Data Produksi Biaya Bahan Baku 3,600,000 4,000,000 Biaya Overhead Pabrik Biaya Bahan Pembantu 1,200,000 1,200,000 Biaya Air Galon 255,000 255,000 Biaya Stiker Merek 750,000 750,000 Biaya Gas 150,000 150,000 Peralatan Produksi 109,300,000 109,300,000 Perlengkapan Produksi 8,958,000 8,958,000 Biaya Tenaga Kerja Langsung 11,000,000 11,000,000 Data Non Produksi Biaya Gaji Pemilik 20,000,000 20,000,000 Biaya Telepon dan Internet 500,000 500,000 Biaya Listrik 3,200,000 3,200,000 Biaya Perlengkapan Non Produksi Tisu 400,000 400,000 Sedotan 4,500,000 4,500,000 Sabun Pencuci 258,000 258,000 Kemasan 3,800,000 3,800,000 Biaya Peralatan Non Produksi Mesin Kasir 10,000,000 10,000,000 Show Case 22,000,000 22,000,000 Full Furnish 328,000,000 6,000,000 Speaker 6,000,000 6,000,000 Air Conditioning 20,000,000 20,000,000 Biaya Penyusutan Peralatan 2,277,083 2,277,083 Biaya Pemeliharaan Peralatan 300,000 300,000 Persediaan Persediaan Awal 7,650,000 4,520,000 Persediaan Akhir 39,000,000 24,228,000 Data Penjualan Jumlah Unit Terjual 1,200 1,200 Sumber: Data Fortu Coffee House
Perhitungan harga pokok produksi dengan sistem Akuntansi Biaya Tradisional (ABT) Keterangan Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik Total Biaya Produksi Persediaan Awal Persediaan Akhir Harga Pokok Produksi Unit Produksi Harga Pokok Produksi Per Satuan Sumber: Data Fortu Coffee House diolah Ice Coffee Latte Crispy Chicken 3,600,000 4,000,000 11,000,000 11,000,000 44,463,000 35,908,000 59,063,000 50,908,000 4,976,000 1,789,000 (39,000,000) (24,228,000) 25,039,000 28,469,000 1,200 1,200 20,866 23,724
Perhitungan harga pokok produksi dengan sistem Activity Based Costing (ABC) Mengidentifikasi Biaya Sumber Daya Aktivitas Membebankan Biaya Sumber Daya Pada Aktivitas Menentukan Harga Pokok Produksi dengan Sistem ABC Membebankan Biaya Aktivitas Pada Produk
a. Mengidentifikasi Biaya Sumber Daya Aktivitas b. Membebankan Biaya Sumber Daya Pada Aktivitas. Aktivitas Overhead Pabrik Pembelian Bahan Pembantu Air Galon Peralatan Produksi Perlengkapan Produksi Gas Pencetakan Stiker Merek Kemasan Penggunaan Telepon dan Internet Listrik Pembayaran Tenaga Kerja Tak Langsung Pemeliharaan Peralatan Sewa Gedung Pengeluaran Penyusutan Peralatan Level Aktivitas Aktivitas Berlevel Unit Aktivitas Berlevel Unit Aktivitas Berlevel Unit Aktivitas Berlevel Unit Aktivitas Berlevel Unit Aktivitas Berlevel Unit Aktivitas Berlevel Unit Aktivitas Berlevel Fasilitas Aktivitas Berlevel Fasilitas Aktivitas Berlevel Fasilitas Aktivitas Berlevel Fasilitas Aktivitas Berlevel Fasilitas Aktivitas Berlevel Fasilitas No Aktivitas Overhead Pabrik Jumlah Biaya 1 Aktivitas Berlevel Unit Biaya Total Biaya Bahan Pembantu Biaya Air Galon Biaya Stiker Merek Biaya Kemasan Jumlah Total Biaya Overhead 1,200,000 255,000 750,000 3,800,000 150,000 10,300,000 8,958,000 25,413,000 Biaya Gas Peralatan Produksi Perlengkapan Produksi Jumlah 2 Aktivitas Berlevel Fasilitas Biaya Total Biaya Listrik Biaya Telepon dan Internet Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung Biaya Sewa Gedung Biaya Penyusutan Peralatan Biaya Pemeliharaan Peralatan Sumber: Data Fortu Coffee House diolah 3,200,000 500,000 20,000,000 5,500,000 2,277,083 300,000 31,777,083 57,190,083 Sumber: Data Fortu Coffee House diolah
b. Membebankan Biaya Sumber Daya Pada Aktivitas. Pengelompokan Cost Pool Biaya Bahan Pembantu Biaya Air Galon Biaya Stiker Merek Biaya Kemasan Biaya Gas Peralatan Produksi Perlengkapan Produksi Telepon dan Internet Listrik Cost Drive Aktivitas Berlevel Unit Pool 1 Jumlah Unit Produksi 1,200,000 Jumlah Unit Produksi 255,000 Jumlah Unit Produksi 750,000 Jumlah Unit Produksi 3,800,000 Jumlah Unit Produksi 150,000 Jumlah Unit Produksi 10,300,000 Jumlah Unit Produksi 8,958,000 Pool 2 Jumlah Jam Peralatan 500,000 Jumlah Jam Peralatan 3,200,000 Cost Pool Jumlah Biaya 25,413,000 3,700,000 Total Biaya Per Pool Pool 1 25,413,000 Pool 2 Aktivitas Berlevel Fasilitas 6,277,083 Pool 2 Biaya Penyusutan Peralatan Jumlah Jam Peralatan 2,277,083 2,577,083 Biaya Pemeliharaan Peralatan Jumlah Jam Peralatan 300,000 Pool 3 Pool 3 Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung Jumlah Jam Kerja TKL 20,000,000 25,500,000 Biaya Sewa Gedung Jumlah Jam Kerja TKL 5,500,000 25,500,000 Jumlah 57,190,083 57,190,083 Sumber: Data Fortu Coffee House diolah
c. Membebankan Biaya Aktivitas pada Produk. Aktivitas A Bahan Pembantu Air Galon Stiker Merek Kemasan Gas Peralatan Produksi Perlengkapan Produksi Telepon dan Internet Listrik Penyusutan Peralatan Pemeliharaan Peralatan Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung Sewa Gedung Ice Coffee Latte Jumlah Cost Pool Pool Rate Cost Driver (Unit)* Total BOP B C D C x D 1 2,198 2 826 3 957 10,248 (realisasi unit produksi) 7,200 (realisasi jam kerja peralatan) 15,000 (realisasi jam kerja tenaga kerja tak langsung) 22,524,859 5,947,200 14,358,108 42,830,167 Aktivitas A Bahan Pembantu Air Galon Stiker Merek Kemasan Gas Peralatan Produksi Perlengkapan Produksi Telepon dan Internet Listrik Penyusutan Peralatan Pemeliharaan Peralatan Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung Sewa Gedung Crispy Chicken Jumlah Cost Pool Pool Rate Cost Driver Total BOP B C D C x D 1 2,198 2 826 3 957 9,967 (realisasi unit produksi) 6,600 (realisasi jam kerja peralatan 10,500 (realisasi jam kerja tenaga 21,907,466 5,451,600 10,048,500 37,407,566 Sumber: Data Fortu Coffee House diolah
Perhitungan harga pokok produksi dengan sistem Activity Based Costing (ABC) Keterangan Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik Total Biaya Produksi Persediaan Awal Persediaan Akhir Harga Pokok Produksi Unit Produksi Harga Pokok Produksi Per Satuan Ice Coffee Latte Crispy Chicken 3,600,000 4,000,000 11,000,000 11,000,000 42,830,167 37,407,566 57,430,167 52,407,566 4,976,000 1,789,000 39,000,000 24,228,000 23,406,167 29,968,566 1,200 1,200 19,505 24,974 Sumber: Data Fortu Coffee House diolah
Perhitungan selisih laba yang diterima dengan sistem ABT dan sistem ABC Ice Coffee Latte Ice Coffee Latte Metode Akuntansi Biaya Tradisional Unit Produksi Jumlah Harga Jual Per Unit 23,000 1,200 27,600,000 Harga Pokok Produksi Per Unit 20,866 1,200 25,039,200 Laba 2,560,800 Crispy Chicken Crispy Chicken Metode Akuntansi Biaya Tradisional Unit Produksi Jumlah Harga Jual Per Unit 26,000 1,200 31,200,000 Harga Pokok Produksi Per Unit 23,724 1,200 28,468,800 Laba 2,731,200 Jenis Produk Ice Coffee Latte Crispy Chicken Perbandingan Laba diterima Ice Coffee Latte Metode Activity Based Costing System Unit Produksi Jumlah Harga Jual Per Unit 21,456 1200 25,747,200 Harga Pokok Produksi Per Unit 19,505 1200 23,406,000 Laba 2,341,200 Crispy Chicken Metode Activity Based Costing System Unit Produksi Jumlah Harga Jual Per Unit 27,471 1200 32,965,200 Harga Pokok Produksi Per Unit 24,947 1200 29,936,400 Laba 3,028,800 Laba diterima Metode Akuntansi Biaya Metode Activity Based Tradisional Costing (ABC) System 2,560,800 2,341,200 2,731,200 3,028,800 Sumber: Data Fortu Coffee House diolah
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Metode ABT membebankan biaya overhead pabrik ke dalam produk dengan satu unit pemicu yaitu jumlah unit diproduksi yang dihasilkan. 2. Perhitungan dengan metode ABC menunjukan bahwa harga jual produk Ice Coffee Latte adalah overcost sedangkan produk Crispy Chicken mengalami undercost. 3. Profitabilitas pada produk Ice Coffee Latte dengan metode ABC yaitu sebesar Rp 2,341,200 dan dengan ABT sebesar Rp 2,560,800, sedangkan Crispy Chicken dengan metode ABT sebesar Rp 2,731,200 dan metode ABC sebesar Rp 3,028,800. Saran 1. Fortu Coffee House perlu mempertimbangkan pengambilan keputusan metode penetapan harga pokok yang digunakan. 2. Manajemen perlu membuat perencanaan dan persiapan yang matang terhadap besarnya biaya penerapan ABC Sistem. 3. Manajemen dapat mengoptimalisasikan jumlah unit penjualan Crispy Chicken untuk menutupi kerugian atas produk Ice Coffee Latte yang mengalami penetapan harga yang lebih rendah dengan metode ABC Sistem.
TERIMA KASIH Resynta Novianadewi 26212162 Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma