BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum A. Sejarah Singkat Giat Printing Malang Giat Printing Malang merupakan usaha kecil menengah yang bergerak di bidang percetakan kertas. Usaha yang didirikan oleh Bpk. Surya Adi Putra ini berdiri sejak tahun 2004 dengan modal awal 1 unit mesin cetak kecil, dengan 1 operator yang menangani segala bidang. Dalam kurun 6 bulan 1 unit mesin serupa ditambahkan beserta 1 orang karyawan operator mesin dan 1 unit PC beserta 1 orang karyawan sebagai desainer grafis. Kian tahun kian bertambah peralatan dan karyawan di Giat Printing seiring dengan bertambahnya permintaan pesanan cetak. Jenis pekerjaannya pun lebih beragam dari proses desain, cetak, pemotongan, dan pengeplongan sudah bisa ditangani sendiri. Hingga kini jumlah karyawan mencapai 9 orang karyawan dengan 1 mesin cetak besar, 1 mesin pond (plong), dan 1 mesin potong yang beroperasi, ditambah pula 3 karyawan lepas sebagai tenaga pengeleman. Omset yang dihasilkan pun kian bertambah.dari yang semula di awal tahun berdiri hanya berkisar antara Rp per bulan, kini bisa mencapai Rp per bulan. 54

2 55 B. Lokasi Giat Printing Malang Usaha Giat Printing mempunyai lokasi di Jalan Kol.Sugiono Gadang Malang.Lokasi ini sangat strategis karena berada di samping jalan raya Gadang yang setiap hari tidak pernah sepi dari kendaraan. Selain itu lokasi ini dekat dengan keramaian kota dan aktivitas sosial seperti pasar induk Gadang dan Terminal Gadang. C. Personalia 1) Jumlah karyawan Jumlah karyawan yang dimiliki Giat Printing saat ini sebanyak 9 orang karyawan tetap dan 3 orang karyawan lepas.terdiri dari 5 operator mesin cetak, 1 operator mesin potong, 1 operator mesin pond (Plong), 1 desainer grafis, 1 tenaga serabutan, dan 3 pekerja lepas untuk pengeleman. 2) Jam kerja karyawan Jam kerja karyawan yang diberlakukan pada Giat Printing adalah selama 8 jamdan istirahat 1 jam. Dimulai dari pukul s/d WIB.Selama 6 hari dalam seminggu. Dan libur pada hari Minggu dan hari-hari besar Nasional. 3) Sistem Penggajian Giat Printing menggunakan Sistem penggajian dengan cara mingguan. Gaji dibayarkan kepada karyawan setiap hari Sabtu di tiap minggunya.

3 56 D. Produksi 1) Produk Yang Dihasilkan Produk yang dihasilkan oleh Giat Printing adalah kertas cetak terdiri dari: Kemasan Rokok dan Kertas Sigaret. 2) Proses Produksi Proses produksi pada Giat Printing dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut; Tabel 4.1 Proses Produksi Pada Giat Printing Malang Proses Produksi Kertas Sigaret Proses Produksi Kemasan Rokok Tahap Persiapan : 1. desain 2. pembuatan film Tahap Persiapan : 1. desain 2. pembuatan film Tahap Produksi : 1. cetak Tahap Produksi : 1. cetak Tahap Finishing: 1. Pemotongan 2. pengepakan Tahap Finishing: 1. Pengeplongan 2. pengeleman 3. pengepakan

4 57 Proses produksi dimulai dari tahap persiapan yaitu mendesain gambar kemasan rokok maupun kertas sigaret dengan computer kemudian membuat film yang dicetak dengan tinta laser. Tahap kedua adalah tahap produksi yaitu proses pencetakan kertas pada mesin cetak. Untuk kertas sigaret waktu dan tinta yang digunakan akan lebih sedikit dibandingkan dengan kemasan rokok, karena kertas sigaret hanya menggunakan 1 sampai 2 warna saja. Sedangkan kemasan rokok bisa menggunakan 2 hingga 4 warna. Tahap ketiga adalah tahap Finishing. Tahap ini merupakan tahap penyelesaian dan tahap akhir dalam proses produksi cetak yang meliputi tahap pemotongan dan pengepakan untuk kertas sigaret. Dan tahap pengeplongan, pengeleman, dan pengepakan untuk kemasan rokok. 3) Pemakaian Bahan Baku Bahan baku yang dugunakan untuk memproduksi produk-produk diatas adalah kertas. Kertas yang digunakan untuk kertas sigaret adalah kertas AMBRI PDN ukuran 51 cm x 76 cm. Untuk kemasan rokok, kertas yang digunakan adalah jenis IVORY ukuran 79cm x 109cm. Jumlah pemakaian bahan baku pada tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut,

5 58 Tabel 4.2 Pemakaian Bahan Baku Per Jenisproduk Pada Giat Printing Malang Tahun 2013 Kuantitas produksi No. Jenis produk Biaya Bahan Baku (Rim) 1 Kertas Sigaret 1680 Rp Kemasan Rokok 288 Rp Total Sumber :Data Giat Printing Malang Tahun ) Pemakaian Tenaga Kerja Langsung 1988 Rp Biaya Tenaga Kerja Langsung meliputi gaji karyawan operator mesin cetak, gaji karyawan operator mesin pond (plong), gaji karyawan operator mesin potong, dan gaji karyawan desain. Untuk jumlah biaya tenaga kerja langsung pada tahun 2013 dapat disajikan pada tabel 4.3 berikut ini. Tabel4.3 Biaya Tenaga Kerja Langsung pada Giat Printing Tahun 2013 No. Jenis Produk BTKL BTKL (Rp) 1. Gaji operator mesin cetak Rp ,00 1 Kertas Sigaret 2. Gaji operator mesin potong Rp ,00 2 Kemasan Rokok Jumlah Rp ,00 1. Gaji operator mesin cetak Rp ,00 2. Gaji operator mesin pond Rp ,00 3. Gaji tenaga pengeleman Rp ,00 Jumlah Rp ,00 Total BTKL Rp ,00 Sumber: Data Giat Printing Malang Tahun 2013

6 59 5) Pemakaian Biaya Overhead Biaya-biaya Overhead yang dikonsumsi Giat Printing Malang untuk berproduksi selama tahun 2013 dapat disajikan pada tabel 4.4 berikut ini; Tabel 4.4 Biaya Overhead Giat Printing Malang pada Tahun 2013 No Biaya Overhead Total 1 Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung Rp 10,500, Biaya Listrik Rp 12,000, Biaya Bahan Pembantu Rp 27,600, Biaya Desainer Grafis Rp 9,600, Biaya Film Rp 6,000, Biaya Internet Dan Telepon Rp 2,948, Biaya Penyusutan Mesin Rp 19,700, Biaya Perawatan Gedung Rp 500, Biaya Perawatan Mesin Rp 15,600, Biaya Penyusutan Gedung Rp 3,750, Total Rp 108,198, Sumber :DataGiat Printing Malang Tahun 2013 Penjelasan pemakaianbiaya Overhead pada Giat Printing Malang adalah sebagai berikut: a) Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk menggaji tenaga kerja yang tidak menangani langsung proses produksi yaitu tenaga kerja pembelian dan pengangkutan bahan baku

7 60 b) Biaya Listrik Biaya Listrik merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membayar pemakaian listrik untuk proses produksi. c) Biaya Bahan Pembantu Biaya bahan pembantu terdiri dari biaya pembelian tinta, biaya pembelian lem, dan perlengkapan lain yang digunakan oleh Giat Printing Malang dalam proses produksi. d) Biaya Desainer Grafis Biaya desainer grafis merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menggaji tenaga desainer grafis yang bekerja untuk mendesain gambar kemasan rokok dan kertas sigaret. e) Biaya Film Biaya film adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan film f) Biaya Internet dan Telepon Biaya Internet merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pembayaran pemakaian internet yang berhubungan dengan keperluan aktivitas mendesain. g) Biaya Penyusutan Mesin Biaya penyusutan mesin merupakan biaya yang terjadi karena penggunaan mesin yang menyebabkan penurunan nilai mesin-mesin yang digunakan dalam jangka waktu tertentu.

8 61 h) Biaya Perawatan gedung Biaya pemeliharaan gedung merupakan biaya yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai untuk pemeliharaan gedung yang mendukung proses produksi. i) Biaya Perawatan Mesin Biaya pemeliharaan mesin merupakan biaya yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai untuk melakukan reparasi pemeliharaan mesin-mesin dan peralatan lain yang mendukung proses produksi. j) Biaya Penyusutan gedung Biaya penyusutan gedung merupakan biaya yang terjadi karena penggunaan gedung yang menyebabkan penurunan nilai gedung yang digunakan dalam jangka waktu tertentu. E. Sistem Penetapan Harga pada Giat Printing Malang Untuk system penetapan harga, Giat Printing Malang masih menggunakan perhitungan tradisional yaitu menjumlahkan semua biaya produksi yang dikeluarkan kemudian dibagi dengan jumlah unit produk yang diproduksi. 4.2.Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Menggunakan Sistem Tradisional pada Giat Printing Malang Sistem perhitungan harga pokok produksi yang digunakan pada Giat Printing Malang adalah sistem tradisional. Pembebanan biaya Overhead pada produk adalah dengan tarif tunggal dengan menggunakan cost driver berdasarkan

9 62 unit. Pembebanan biaya tahap pertama yaitu biaya overhead diakumulasi menjadi satu kesatuan kemudian dibagi dengan total unit produksi. Pembebanan tahap kedua Biaya Overhead dibebankan ke produk dengan mengalikan tarif tersebut dengan biaya yang digunakan masing-masing produk. a. Tahap pertama Tahap pertama yaitu biaya Overhead diakumulasi menjadi satu kesatuan kemudian dibagi dengan total unit produksi. Perhitungan tarif tunggal berdasar unit produk pada Giat Printing dapat disajikan sebagai berikut: Tarif Biaya Overhead b. Tahap kedua Tahap kedua Biaya Overhead dibebankan ke produk dengan mengalikan tarif tersebut dengan biaya yang digunakan masing-masing produk. Berikut ini akan disajikan pada tabel 4.5 Tabel 4.5 Pembebanan Biaya OverheadGiat Printing Malang Tahun 2013 ke Masing-masing Produk Tarif Biaya (1) Unit (Rim) (2) Biaya Overhead (1) x (2) Produk Kertas Sigaret Rp 54, Rp92,428, Kemasan Rokok Rp 54, Rp 15,769, Sumber: data primer yang diolah dari tabel 4.2 dan tabel 4.4 Setelah melalui dua tahap diatas maka harga pokok produksi dengan menggunakan metode tradisional dapat ditentukan. Perhitungan harga pokok

10 63 produksi berdasarkan metode tradisional pada Giat Printing dapat disajikan pada tabel 4.6 berikut ini: Tabel 4.6 Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Giat Printing Malang Dengan Metode Tradisional Pada Tahun 2013 Elemen Biaya Kertas Sigaret Kemasan Rokok Biaya Bahan Baku Rp 199,440, Rp 324,336, Biaya TKL Rp 68,520, Rp 102,420, Biaya Overhead Rp 92,428, Rp 15,769, Total HPP Rp 360,388, Rp 442,525, Total HPP Per Unit Kertas Sigaret (Rp 360,388,251.01: 1688) Rp 213, Kemasan Rokok (Rp 442,525,748.99: 288) Rp 1,536, Sumber: data primer yang diolah dari tabel 4.2, tabel 4.3, dan tabel 4.5 Dari data perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa harga pokok produksi untuk produk Kertas sigaret sebesar Rp 360,388,251.01atauRp 213, per Rim. Dan untuk Kemasan Rokok sebesar Rp 442,525,748.99atauRp 1,536, per rim Perhitungan Harga Pokok Produksi pada Giat Printing Malang dengan Menggunakan Metode Activity-based costing a. Tahap pertama Tahap pertama menentukan harga pokok produksi berdasar Activity-Based Costing system adalah menelusuri biaya dari sumber daya ke aktivitas yang mengkonsumsinya. Tahap ini terdiri dari:

11 64 1. Mengidentifikasi dan menggolongkan aktivitas Di Giat Printing Malang, aktivitas yang teridentifikasi digolongkan menjadi empat level aktivitas. Rincian level aktivitas dapat disajikan pada tabel 4.7 berikut ini: Tabel 4.7 Klasifikasi Biaya Overhead Giat Printing Malang Tahun 2013 Berdasarkan Aktivitas Level Aktivitas Komponen Overhead Total Biaya Listrik Rp ,00 Level Unit Biaya Bahan Pembantu Rp ,00 Biaya Penyusutan Mesin Rp ,00 Biaya Perawatan Mesin Rp ,00 Level Product Biaya Desainer Grafis Rp ,00 Biaya Film Rp ,00 Biaya Internet Dan Telepon Rp ,00 Level Batch Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung Rp ,00 Level Facility Biaya Perawatan Gedung Rp ,00 Biaya Penyusutan Gedung Rp ,00 Total Rp ,00 Sumber: Data Primer yang diolah dari tabel 4.4 Berikut ini penjelasan dari tiap level aktivitas yang dapat diidentifikasi meliputi: a) Aktivitas Level Unit Aktivitas ini terjadi berulang untuk setiap unit produksi dan konsumsinya seiring dengan jumlah unit yang diproduksi.jenis aktivitas ini meliputi

12 65 pemakain listrik, pemakaian bahan pembantu, Penyusutan mesin, dan perawatan mesin. b) Aktivitas Level Product Merupakan jenis aktivitas yang dikonsumsi produk yang dihasilkan oleh aktivitas tersebut.aktivitas ini dilakukan untuk mendukung produksi tiap produk yang berbeda.aktivitas yang masuk dalam level ini adalah biaya desainer grafis, biaya film, dan biaya internet &telepon. c) Aktivitas Level Batch Merupakan jenis aktivitas yang dikonsumsi oleh produk berdasarkan jumlah batch produk yang diproduksi dan aktivitas penyebab biaya ini terjadi berulang setiap batch(kelompok). Aktivitas dalam level ini adalah biaya tenaga kerja tidak langsung. d) Aktivitas level Fasilitas Merupakan jenis aktivitas yang dikonsumsi oleh produk berdasarkan fasilitas yang dinikmati oleh produk.aktivitas ini berkaitan dengan unit, batch maupun produk. Aktivitas dalam level ini adalah perawatan gedung. 2. Menentukan Cost Driver Setelah mengidentifikasi dan menggolongkan biaya ke dalam level aktivitas langkah selanjutnya adalah menentukan Cost Driveryang tepat untuk masing-masing aktivitas. Identifikasi ini dimaksudkan untuk menentukan tarif per unit Cost Driver.Data Cost Driver tiap produk dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini:

13 66 Tabel 4.8 Data Cost Driver Tiap Produk Pada Giat Printing Malang Tahun 2013 Cost Driver Kertas Sigaret Kemasan Rokok Jumlah Pesanan Jumlah Unit Jam Mesin Luas Gedung Jam Perawatan Mesin Jam Tkl Desain Sumber: Data Giat Printing Malang Tahun Penentuan kelompok-kelompok biaya yang homogen (Homogeneus Cost Pool). Pembentukan cost pool yang homogeny dimaksudkan untuk merampingkan pembentukan cost pool yang terlalu banyak, karena aktivitas yang memiliki Cost Driver yang berhubungan dapat dimasukkan ke dalam sebuah cost pool dengan menggunakan salah satu Cost Driver yang dipilih. Aktivitas yang dikelompokkan dalam level unit dikendalikan oleh empat Cost Driver yaitu jumlah unit produksi, jam mesin, dan jam perawatan mesin. Aktivitas yang dikelompokkan dalam level produk dan level batch dikendalikan oleh dua Cost Driver yaitu jam TKL desain dan jumlah pesanan. Sedangkan untuk aktivitas level fasilitas dikendalikan oleh satu Cost Driver yaitu luas gedung. Rincian cost pool yang homogen pada Giat Printing dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini;

14 67 Cost Pool Homogen Cost pool 1 Tabel 4.9 Cost Pool Homogen Pada Giat Printing Malang Biaya Listrik Biaya Overhead Biaya penyusutan mesin Cost Driver Jam Mesin Jam Mesin Cost pool 2 Biaya bahan pembantu unit produksi Cost pool 3 Biaya perawatan mesin Jam Perawatan Level Aktivitas Unit Cost pool 4 Biaya desainer grafis Jam Tkl Desain Biaya film Jumlah Pesanan Cost pool 5 Biaya internet dan telepon Jumlah Pesanan Biaya Tenaga kerja Tak Langsung Jumlah Pesanan Cost pool 6 Biaya perawatan gedung Luas Gedung Biaya Penyusutan Gedung Luas Gedung Sumber: data primer yang diolah Product Batch Facility 4. Penentuan tariff kelompok (pool rate) Setelah menentukan cost pool yang homogen, kemudian menentukan tarif per unit Cost Driver. Tariff kelompok (pool rate) adalah tariff biaya Overhead per unit Cost Driver yang dihitung untuk suatu kelompok aktivitas. Tarif kelompok dihitung dengan rumus total biaya Overhead untuk kelompok aktivitas tertentu dibagi dengan dasar pengukur aktivitas kelompok tersebut. Tariff per unit Cost Driver dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Pool rate aktivitas pada Giat Printing Malang dapat disajikan pada tabel 4.10 dibawah ini;

15 68 Tabel 4.10 Perhitungan Tarif Pool Rate Pada Giat Printing Malang Tahun 2013 Cost Pool Total Biaya Cost Total Pool Biaya Overhead Homogen Overhead Driver Rate (1) (2) (1) : (2) Cost Pool 1 Biaya Listrik Rp ,00 Biaya penyusutan mesin Rp , Jam Mesin Rp 8, Cost Pool 2 Biaya pembantu bahan Rp , Unit Rp 13, Cost Pool 3 Biaya mesin perawatan Rp , Jam Rp 49, Cost Pool 4 Biaya grafis desainer Rp , Jam TKL Desain Rp 30, Biaya film Rp ,00 Cost Pool 5 Biaya internet dan telepon Rp , Pesanan Rp 47, Biaya Tenaga kerja Tak Langsung Rp ,00 Cost Pool 6 Biaya gedung perawatan Biaya Penyusutan Gedung Rp ,00 Rp ,00 90 m² Rp 47, Total Rp108,198, Rp 197, Sumber : data primer yang diolah dari tabel 4.4 dan 4.8

16 69 b. Tahap Kedua Tahap kedua menentukan Harga Pokok Produksi berdasar aktivitas adalah membebankan tarif kelompok berdasar Cost Driver.Biaya untuk setiap kelompok biaya Overhead dilacak ke berbagai jenis produk. Biaya Overhead ditentukan dengan rumus sebagai berikut: Pembebanan Biaya Overhead dapat disajikan pada tabel 4.11berikut ini

17 70 Tabel 4.11 Pembebanan Biaya Overhead Dengan Activity-based costing Pada Giat Printing Malang Tahun 2013 Level Aktivitas Cost Driver Proses Pembebanan Kertas Sigaret Kemasan Rokok Jumlah Rp 8, x 1688 Rp 14,446, Jam Mesin Rp 31,700, Rp 8, x 2016 Rp 17,253, Level Unit Level Produk Level Produk Dan Level Batch Level Fasilitas Unit Produksi Jam Perawatan Mesin Rp x 1688 Rp 23,577, Rp x 288 Rp 4,022, Rp 49, x 166 Rp 8,167, Rp 49, x 151 Rp 7,432, Rp 27,600, Rp 15,600, Total Rp 46,191, Rp 28,708, Rp 74,900, Jam Tkl Desain Jumlah Pesanan Rp ,93 x 169 Rp 5,183, Rp ,93 x 144 Rp 4,416, Rp ,15 x 338 Rp 16,032, Rp 5,183, Rp 4,416, Rp ,15 x 72 Rp 3,415, Rp 9,600, Rp 19,448, Total Rp ,46 Rp 29,048, Luas Gedung Rp 47, x 31 Rp 1,463, Rp 47, x 59 Rp 2,786, Total Rp 1,463, Rp 2,786, Rp 4,250, TOTAL BIAYA OVERHEAD Rp 68,871, Rp 39,326, Rp 108,198, Sumber: data primer yang diolah dari tabel 4.8, tabel 4.9, dan tabel 4.10

18 71 Berdasarkan pembebanan biaya Overhead yang telah dilakukan, maka perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan activity-based costing pada Giat Printing Malang dapat disajikan pada tabel 4.12 sebagai berikut: Tabel 4.12 Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Activity-based costing Pada Giat Printing Malang Tahun 2013 Biaya Produksi Kertas Sigaret Kemasan Rokok B. Bahan Baku Rp ,00 Rp ,00 B. T. Kerja Langsung Rp ,00 Rp ,00 B. Overhead Rp 68,871, Rp 39,326, Harga Pokok Produksi Rp 336,831, Rp 466,082, Unit produk HPP per Unit Rp 199, Rp 1,618, Sumber : data primer yang diolah dari tabel 4.2, tabel 4.3, dan tabel 4.10 Hasil perhitungan harga pokok produksi pada Giat Printing Malang tahun 2013 dengan menggunakanactivity-based costing diperoleh hasil harga pokok produksi untuk kertas sigaret sebesar Rp 199, per Rim, dan untuk Kemasan rokok sebesarrp1,618, per Rim Analisis dan Perbandingan Sistem Tradisional dengan Activity-based costing Perbandingan selisih antara Sistem tradisional dengan activity-based costing dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut ini;

19 72 Tabel 4.13 Perbandingan Selisih Harga Pokok Produksi Antara System Tradisional Dengan Activity-Based Costing pada Tahun 2013 Metode Kertas Sigaret Kemasan Rokok Sistem Tradisional Rp 213, Rp 1,536, ABC Sistem Rp 199, Rp 1,618, Selisih Rp 13, Rp 81, Kondisi overcosting undercosting Sumber: data primer yang diolah dari tabel 4.6 dan tabel 4.12 Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa hasil perhitungan harga pokok produksi dengan activity-based costing sistem untuk kertas sigaret adalah sebesar Rp 199, dan untuk kemasan rokok sebesarrp 1,618, Dari hasil tersebut jika dibandingkan dengan system tradisional, maka sistem activity-based costing memberikan hasil yang lebih besar untuk produk kemasan rokok. Sedangkan untuk produk kertas sigaret memberikan hasil yang lebih kecil. Selisih untuk kertas sigaret sebesar Rp 13, sedangkan selisih untuk kemasan rokok sebesar Rp 81, Perbedaan yang terjadi antara harga pokok produksi berdasar system tradisional dan Activity-Based Costing system tersebut disebabkan karena pembebanan biaya Overhead pada masing-masing produk. Pada system tradisional, biaya Overhead pada masing-masing produk hanya dibebankan pada satu Cost Driver saja yaitu jumlah unit produksi.sehingga mengakibatkan terjadinya distorsi pada pembebanan biaya Overhead yaitu terjadi Overcosting pada kertas sigaret dan Undercosting pada kemasan rokok. Atau terjadi overcosting pada produk dengan volume produksi tinggi

20 73 dan undercosting pada produk dengan volume produksi rendah. Dan sistem tradisional tidak memperhatikan kompleksitas dari tiap produk itu sendiri. Sedangkan Pada Activity-Based Costing system, biaya Overhead pada masing-masing produk dibebankan pada beberapa Cost Driver. Sehingga Activity-Based Costing system mampu mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap produk secara tepat dan akurat berdasar konsumsi masing-masing aktivitas Analisis Keislaman Islam sangat menjunjung tinggi keadilan (justice). Begitu juga dalam penetapan harga. Menurut Islahi (1997: ) adanya suatu harga yang adil telah menjadi pegangan yang mendasar dalam transaksi yang Islami. Pada prinsipnya transaksi bisnis harus dilakukan pada harga yang adil, sebab ia adalah cerminan dari komitmen syariah Islam terhadap keadilan yang menyeluruh. Secara umum harga yang adil ini adalah harga yang tidak menimbulkan eksploitasi atau penindasan (kedzaliman) sehingga merugikan salah satu pihak dan menguntungan pihak yang lain. Harga harus mencerminkan manfaat bagi pembeli dan penjualnya secara adil, yaitu penjual memperoleh keuntungan yang normal dan pembeli memperoleh manfaat yang setara dengan harga yang dibayarkannya. Dalam konsep activity-based costing pembebanan biaya untuk penentuan harga pokok dilakukan secara cermat dan akurat. Sehingga harga jual yang

21 74 ditetapkan mampu mencerminkan manfaat bagi pembeli dan penjual secara adil yaitu penjual memperoleh keuntungan yang normal dan pembeli memperoleh manfaat yang setara dengan harga yang dibayarkannya. Dan harga yang adil adalah harga yang tidak menimbulkan eksploitasi atau penindasan (kedzaliman) sehingga merugikan salah satu pihak dan menguntungkan pihak yang lain.

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Latar Belakang Instansi/Perusahaan

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Latar Belakang Instansi/Perusahaan BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Paparan Data 4.1.1 Latar Belakang Instansi/Perusahaan merupakan salah satu home industry yang bergerak dalam bidang furniture. Tempat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Perhitungan Biaya Produksi PT. Sorin Maharasa adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam industri berbahan baku daging. Perusahaan tersebut menghasilkan

Lebih terperinci

Bab IV PEMBAHASAN. perusahaan, sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif. Untuk

Bab IV PEMBAHASAN. perusahaan, sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif. Untuk Bab IV PEMBAHASAN Perhitungan harga pokok produksi yang akurat sangatlah penting bagi perusahaan, sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif. Untuk dapat menentukan harga pokok produksi

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PT TUNGGUL NAGA ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK DALAM TIAP PRODUK DALAM SISTEM TRADISIONAL

LAMPIRAN 1 PT TUNGGUL NAGA ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK DALAM TIAP PRODUK DALAM SISTEM TRADISIONAL LAMPIRAN 1 PT TUNGGUL NAGA ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK DALAM TIAP PRODUK DALAM SISTEM TRADISIONAL PRODUK VOLUME PRODUK TARIF BOP / UNIT BOP Classic 605,503 Rp 182.40 Rp 110,443,747 Premium 4,718,519

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Komposisi Biaya Perhitungan harga pokok produksi pada suatu perusahaan tidak hanya untuk menentukan harga jual serta besarnya pendapatan saja tetapi juga untuk

Lebih terperinci

PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS (ABC) : ALAT BANTU PEMBUAT KEPUTUSAN

PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS (ABC) : ALAT BANTU PEMBUAT KEPUTUSAN PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS (ABC) : ALAT BANTU PEMBUAT KEPUTUSAN Gejala-gejala Sistem Biaya yang Telah Usang 1. Hasil penawaran yang sulit dijelaskan 2. Harga jual bervolume tinggi yang ditetapkan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PONDOK BAKSO KATAM

ANALISIS PENERAPAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PONDOK BAKSO KATAM ANALISIS PENERAPAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PONDOK BAKSO KATAM Nama NPM Jurusan : Siswanti : 2A214321 : Akuntansi Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metode Tradisional Pada PT. XYZ Perhitungan harga pokok produksi dalam perusahaan, khususnya perusahaan manufaktur masalah

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ABC DI PT TMG. SURABAYA

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ABC DI PT TMG. SURABAYA PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ABC DI PT TMG. SURABAYA Anang Fachroji Teknik Industri-FTI-UPN Veteran Jawa Timur INTISARI Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menerapkan sistem Activity

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Activity Accounting: Activity Based Costing dan Activity Based Management. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB

Akuntansi Biaya. Activity Accounting: Activity Based Costing dan Activity Based Management. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB Akuntansi Biaya Modul ke: Activity Accounting: Activity Based Costing dan Activity Based Management Fakultas FEB Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Program Studi Manajemen S1 www.mercubuana.ac.id Perhitungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian akan dilaksanakan di Giat Printing Malang, yang beralamat di Jalan Kolonel Sugiono no. 40-41 Gadang Malang. Giat Printing merupakan Usaha

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TA...ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. MOTTO...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TA...ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. MOTTO... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TA...ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv MOTTO... v KATA PENGANTAR... vi ABSTRAKSI... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xiii

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. industi (industrial engineer) untuk tujuan penghitungan secara akurat kos produk.

BAB II LANDASAN TEORI. industi (industrial engineer) untuk tujuan penghitungan secara akurat kos produk. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya berasal dari Inggris dan diciptakan oleh para insinyur industi (industrial engineer) untuk tujuan penghitungan secara akurat kos produk. Informasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. untuk disajikan dan selanjutnya dianalisa, sehingga pada akhirnya dapat diambil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. untuk disajikan dan selanjutnya dianalisa, sehingga pada akhirnya dapat diambil 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif (Descriptive Research) karena pembahasannya disusun secara sistematis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada posisi , 02 sampai ,40 Bujur Timur, ,67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada posisi , 02 sampai ,40 Bujur Timur, ,67 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 2. Diskripsi CV. Jawa Dipa CV. Jawa Dipa merupakan salah satu badan usaha yang bergerak dibidang permebelan yang ada di Desa Bondo, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. manajemen di dalam mengambil keputusan. Manajemen memerlukan informasi yang

BAB IV PEMBAHASAN. manajemen di dalam mengambil keputusan. Manajemen memerlukan informasi yang BAB IV PEMBAHASAN Kelancaran atau keberhasilan suatu perusahaan tergantung pada kemampuan manajemen di dalam mengambil keputusan. Manajemen memerlukan informasi yang dapat dipercaya sebagai dasar untuk

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PT MUSTIKA RATU, TBK.

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PT MUSTIKA RATU, TBK. PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PT MUSTIKA RATU, TBK. Nama : Adventia Diah Rosari NPM : 22209204 Pembimbing : B. Sundari, SE., MM. Latar Belakang: Pada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Setiap perusahaan yang berorientasi pada peningkatan pendapatan akan selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN 2.1 Harga Pokok Produksi 1. Pengertian Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk

Lebih terperinci

METODE PEMBEBANAN BOP

METODE PEMBEBANAN BOP METODE PEMBEBANAN BOP ~ Kalkulasi Biaya Berdasar Aktivitas ~.[metode tradisional] Kalkulasi biaya atau costing, adalah cara perhitungan biaya, baik biaya produksi maupun biaya nonproduksi. Yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dominan dibanding ternak perah lainnya. Menurut Kanisius (2008) dari berbagai

BAB II LANDASAN TEORI. dominan dibanding ternak perah lainnya. Menurut Kanisius (2008) dari berbagai BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sapi Perah Secara umum, sapi perah merupakan penghasil susu yang sangat dominan dibanding ternak perah lainnya. Menurut Kanisius (2008) dari berbagai bangsa sapi perah yang terdapat

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB

METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB Pembebanan Biaya ke Produk 2 Obyek Biaya Biaya Langsung Biaya Bahan Biaya Tenaga Kerja PRODUK Biaya tdk Langsung Biaya

Lebih terperinci

: MIRD FAHMI NPM : PEMBIMBING : Prof. Dr. DHARMA TINTRI EDIRARAS, SE., AK., CA., MBA FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI

: MIRD FAHMI NPM : PEMBIMBING : Prof. Dr. DHARMA TINTRI EDIRARAS, SE., AK., CA., MBA FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI ANALISIS PERBANDINGAN PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI BIAYA TRADISIONAL DENGAN ACTIVITY BASED COSTING PADA PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA SHERINA CAKE & BAKERY NAMA : MIRD FAHMI NPM : 24212597 PEMBIMBING

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Hansen dan Mowen (2004:40) mendefinisikan biaya sebagai:

BAB II LANDASAN TEORI. Hansen dan Mowen (2004:40) mendefinisikan biaya sebagai: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Biaya 2.1.1 Definisi Biaya Hansen dan Mowen (2004:40) mendefinisikan biaya sebagai: Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa

Lebih terperinci

Nama : Silvia Ayu Anggraini NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani

Nama : Silvia Ayu Anggraini NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani Perhitungan Harga Pokok Produksi Pesanan Pakaian Menggunakan Metode Activity Based Costing Pada Perusahaan Mutiara Garment Nama : Silvia Ayu Anggraini NPM : 28213487 Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr.

Lebih terperinci

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Program Studi Teknik Desain dan Manufaktur, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Program Studi Teknik Desain dan Manufaktur, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik Analisa Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Penentuan Harga Jual Screw Mixer dengan Metode Based Costing (ABC) System (Studi Kasus pada PT. Srikaya Putra Mas) Yulia Riski Lestari 1, Renanda Nia Rachmadita,

Lebih terperinci

Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Tradisional dan Activity Based Costing (ABC) pada UD. Cella Cake dan Bakery Manado

Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Tradisional dan Activity Based Costing (ABC) pada UD. Cella Cake dan Bakery Manado Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Tradisional dan Activity Based Costing (ABC) pada UD. Cella Cake dan Bakery Manado Jimmy Kamasih 1 David. P. E. Saerang 2 Lidya Mawikere 3 Fakultas

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman i iii v x xi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Perumusan Masalah... 4 1.3. Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

Contoh PT kertasjaya memproduksi 2 macam produk. Contoh peraga 5.2 Perhitungan biaya satuan : produk tunggal. Biaya produksi

Contoh PT kertasjaya memproduksi 2 macam produk. Contoh peraga 5.2 Perhitungan biaya satuan : produk tunggal. Biaya produksi PENENTUAN HARGA POKOK BERDASARKAN AKTIVITAS ( ACTIVITY BASED COSTING) Pendahuluan Keterbatasan penentuan harga pokok konvensional terletak pada pembebanan overhead. Dalam system biaya tradisional ada dua

Lebih terperinci

Nama : Henny Ria Hardiyanti NPM : Kelas : 3 EB 18

Nama : Henny Ria Hardiyanti NPM : Kelas : 3 EB 18 Analisis Penerapan Activity Based Costing Sistem Dalam Penentuan Harga Pokok Produksi Pada PT. V. Collection Sejahtera Periode 2011 Nama : Henny Ria Hardiyanti NPM : 22209555 Kelas : 3 EB 18 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

Oleh : Beby Hilda Agustin Dosen Akuntansi, Universitas Islam Kadiri, Kediri ABSTRAK

Oleh : Beby Hilda Agustin Dosen Akuntansi, Universitas Islam Kadiri, Kediri   ABSTRAK PERBANDINGAN PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DENGAN SISTEM TRADISIONAL SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI (Studi Kasus Pada PT. Wonojati Wijoyo Kediri) Oleh : Beby Hilda Agustin Dosen

Lebih terperinci

MODEL ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SEBAGAI MODEL PENENTUAN TARIF JASA PENGINAPAN HOTEL

MODEL ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SEBAGAI MODEL PENENTUAN TARIF JASA PENGINAPAN HOTEL MODEL ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SEBAGAI MODEL PENENTUAN TARIF JASA PENGINAPAN HOTEL Heri Wahyudi 1 *, Susanto Halim 2 & Fahmi Sulaiman 3* 1 Program Studi Akuntansi, Politeknik LP3I Medan 2 Program Studi

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PT. ELESKA PRIMA TIGA DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING

ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PT. ELESKA PRIMA TIGA DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PT. ELESKA PRIMA TIGA DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING Nama : Nadya Loetfara NPM : 25212215 Pembimbing : Budiasih, SE, MMSI Pendahuluan Latar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Harga Pokok Produk. rupa sehingga memungkinkan untuk : a. Penentuan harga pokok produk secara teliti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Harga Pokok Produk. rupa sehingga memungkinkan untuk : a. Penentuan harga pokok produk secara teliti BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Harga Pokok Produk 1. Pengertian Harga Pokok Produk Tujuan akuntansi biaya adalah untuk menyediakan informasi biaya untuk kepentingan manajemen guna membantu

Lebih terperinci

Vina Chris Lady Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Dosen Pembimbing : Haryono, SE., MMSI.

Vina Chris Lady Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Dosen Pembimbing : Haryono, SE., MMSI. Vina Chris Lady 28210376 ANALISIS PERBANDINGAN PENERAPAN SISTEM KONVENSIONAL DAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA TOKO AJIB BAKERY Jurusan Akuntansi Fakultas

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SEBAGAI DASAR DALAM PENERAPAN BIAYA PRODUKSI PADA UD. MULYADI

PENERAPAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SEBAGAI DASAR DALAM PENERAPAN BIAYA PRODUKSI PADA UD. MULYADI PENERAPAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SEBAGAI DASAR DALAM PENERAPAN BIAYA PRODUKSI PADA UD. MULYADI Di Susun oleh : FITRI AFRIYANTI 3 EB 21 22210824 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi di dalam

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi di dalam BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam penerapan activity based costing, pemahaman konsep dan klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi

Lebih terperinci

PENENTUAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN AKTIVITAS (ACTIVITY-BASED COSTING)

PENENTUAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN AKTIVITAS (ACTIVITY-BASED COSTING) PENENTUAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN AKTIVITAS (ACTIVITY-BASED COSTING) PENDAHULUAN Activity-based costing (ABC) membebankan biaya ke produk atau jasa berdasarkan konsumsi terhadap aktivitas. Sistem ini

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pumping Learning Center (PLC) merupakan sebuah unit usaha kecil dan menengah (UKM) yang bergerak dalam training sumber daya manusia (puslat SDM). Kegiatannya

Lebih terperinci

commit to user 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos

commit to user 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos Mulyadi (2003: 4) menjelaskan bahwa kos (cost) adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING

ANALISIS PERBANDINGAN PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING ANALISIS PERBANDINGAN PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (Studi Kasus pada Perusahaan Galunggung Raya Block Tasikmalaya) ANISA NURSALEHA TRI LESTARI

Lebih terperinci

Penentuan Biaya Overhead Produk Teh Hijau Menggunakan Metode Activity Based Costing (ABC)

Penentuan Biaya Overhead Produk Teh Hijau Menggunakan Metode Activity Based Costing (ABC) Penentuan Biaya Overhead Produk Teh Hijau Menggunakan Metode Activity Based Costing (ABC) Masitoh 1, Hadi Setiawan 2, Sirajuddin 3 Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa masitoh_12ipa3@yahoo.com

Lebih terperinci

Penentuan Biaya Overhead Produk Teh Hijau Menggunakan Metode Activity Based Costing

Penentuan Biaya Overhead Produk Teh Hijau Menggunakan Metode Activity Based Costing Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.4, Desember 2013, pp.278-283 ISSN 2302-495X Penentuan Biaya Overhead Produk Teh Hijau Menggunakan Metode Activity Based Costing Masitoh 1, Hadi Setiawan 2, Sirajuddin

Lebih terperinci

BIAYA PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODA ACTIVITY-BASED MANAGEMENT DALAM RANGKA MENGADAKAN PENINGKATAN TERHADAP EFISIENSI, KUALITAS DAN WAKTU

BIAYA PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODA ACTIVITY-BASED MANAGEMENT DALAM RANGKA MENGADAKAN PENINGKATAN TERHADAP EFISIENSI, KUALITAS DAN WAKTU MEDIA BISNIS ISSN: 2085-3106 Vol. 7, No. 1, Edisi Maret 2015, Hlm. 75-110 http: //www.tsm.ac.id/mb BIAYA PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODA ACTIVITY-BASED MANAGEMENT DALAM RANGKA MENGADAKAN PENINGKATAN

Lebih terperinci

OPENING ABC FOR E LEARNING SELASA 08 DES 2015 AZFA MUTIARA AHMAD PABULO, SE, MEK FOR APKB

OPENING ABC FOR E LEARNING SELASA 08 DES 2015 AZFA MUTIARA AHMAD PABULO, SE, MEK FOR APKB OPENING ABC FOR E LEARNING SELASA 08 DES 2015 AZFA MUTIARA AHMAD PABULO, SE, MEK FOR APKB Sumber daya adl : unsur yang dibebankan atau yang digunakan dalam pelaksanaan suatu aktivitas. Misalnya : gaji

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Penentuan Komponen Biaya Gambar 4.1 Tahapan proses penentuan komponen biaya Pada gambar 4.1, dalam penentuan komponen biaya terdapat 2 proses, yaitu:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sejarah dan perkembangan perusahaan. produksi furniture baik indoor furniture maupun garden furniture.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sejarah dan perkembangan perusahaan. produksi furniture baik indoor furniture maupun garden furniture. 38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah dan perkembangan perusahaan Jepara merupakan salah satu daerah yang mempunyai potensi besar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB 7. ALOKASI BIAYA BERBASIS AKTIVITAS. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi-Universitas Kristen Petra 2011

BAB 7. ALOKASI BIAYA BERBASIS AKTIVITAS. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi-Universitas Kristen Petra 2011 BAB 7. ALOKASI BIAYA BERBASIS AKTIVITAS Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi-Universitas Kristen Petra 2011 TUJUAN PEMBELAJARAN Menjelaskan pengertian metode alokasi berbasis aktivitas (ABC) Mengalokasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan informasi juga berpengaruh pada proses pembuatan. dengan didistribusikan kepada konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan informasi juga berpengaruh pada proses pembuatan. dengan didistribusikan kepada konsumen. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis yang semakin pesat, mengakibatkan semakin ketatnya persaingan yang terjadi dalam dunia usaha. Hal tersebut juga mengakibatkan perubahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pembiayaan Sistem pembiayaan (costing system) secara umum terbagi menjadi dua tipe, yaitu sistem akuntansi biaya konvensional. Sistem akuntansi biaya konvensional menggunakan

Lebih terperinci

Diajukan oleh : Yunanto D

Diajukan oleh : Yunanto D NASKAH PUBLIKASI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI CANGKUL DENGAN PENDEKATAN METODE ABC ( ACTIVITY BASED COSTING) Studi Kasus : di UD. CITRA Produsen Cangkul di Sentra Industri Cangkul Karangpoh Jatinom Klaten

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING. I Putu Edy Arizona,SE.,M.Si

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING. I Putu Edy Arizona,SE.,M.Si PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING I Putu Edy Arizona,SE.,M.Si FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR 2014 1 PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SYSTEM PADA PT. ARTA MAKMUR INDUSTRI DI MAKASSAR

ANALISIS PENERAPAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SYSTEM PADA PT. ARTA MAKMUR INDUSTRI DI MAKASSAR ANALISIS PENERAPAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SYSTEM PADA PT. ARTA MAKMUR INDUSTRI DI MAKASSAR Hj. RUSDIAH HASANUDDIN STIE YPUP Makassar ABSTRAK Tujuan dari dilaksanakannya

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Klasifikasi Biaya pada PT Hotmal Jaya Perkasa

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Klasifikasi Biaya pada PT Hotmal Jaya Perkasa BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Penerapan Klasifikasi Biaya pada PT Hotmal Jaya Perkasa Dalam melakukan analisis biaya relevan, diperlukan pengklasifikasian biaya yang terjadi di dalam suatu perusahaan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan pada CV. PATT ENGINEERING yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan pada CV. PATT ENGINEERING yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan pada CV. PATT ENGINEERING yang terletak di Jalan Raya Sempal Wadak KM. 1 Kecamatan Bululawang-Kabupaten Malang

Lebih terperinci

Penentuan Harga Jual Berdasarkan Perhitungan Harga Pokok Pesanan Dengan Menggunakan Metode Full Costing Pada Cyber Advertising

Penentuan Harga Jual Berdasarkan Perhitungan Harga Pokok Pesanan Dengan Menggunakan Metode Full Costing Pada Cyber Advertising Penentuan Harga Jual Berdasarkan Perhitungan Harga Pokok Pesanan Dengan Menggunakan Metode Full Costing Pada Cyber Advertising Sherly Vicky Handayani 26211740 Akuntansi Latar Belakang Masalah Tujuan didirikannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatan utamanya mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengukur pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.

BAB II LANDASAN TEORI. mengukur pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. BAB II LANDASAN TEORI II.1 Biaya Rayburn, L. G. yang diterjemahkan oleh Sugyarto (1999) menyatakan, Biaya mengukur pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk suatu produk,

Lebih terperinci

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PERUSAHAAN ROTI IDEAL

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PERUSAHAAN ROTI IDEAL ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PERUSAHAAN ROTI IDEAL Ayu Khusnul Khotimah 21213543 Dosen Pembimbing : Supiningtyas Purwaningrum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu unit usaha (baik milik pemerintah maupun swasta), dimana lembaga

BAB I PENDAHULUAN. suatu unit usaha (baik milik pemerintah maupun swasta), dimana lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah suatu lembaga pelayanan kesehatan dan sekaligus sebagai suatu unit usaha (baik milik pemerintah maupun swasta), dimana lembaga kesehatan ini dari

Lebih terperinci

PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS

PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS Pert 4 PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 Biaya per Unit Perhitungan biaya berdasarkan fungsi dan berdasarkan aktivitas membebankan biaya kepada objek

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari wawancara mendalam dengan informan, observasi di lapangan dan data-data sekunder menghasilkan analisa penelitian

Lebih terperinci

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH 3.1 Biaya 3.1.1 Pengertian Biaya Biaya memiliki dua pengertian baik pengertian secara luas dan pengertian secara sempit. Dalam arti luas, biaya adalah

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA PRODUK PLYWOOD MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM

PENENTUAN HARGA PRODUK PLYWOOD MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PENENTUAN HARGA PRODUK PLYWOOD MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM Nugroho Noto Susanto, Mochammad Chaeron, Sutrisno Jurusan Teknik Industri, FTI Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi bisnis, non-bisnis, manufaktur, eceran dan jasa. Umumnya, berbagai macam

Lebih terperinci

Lampiran 1 Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat Inap

Lampiran 1 Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat Inap LAMPIRAN 71 72 Lampiran 1 Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat Inap No Aktivitas Driver Cost Driver Jumlah(Rp) 1 Unit-level activity cost a. Biaya gaji perawat Jumlah hari rawat inap

Lebih terperinci

1. Bagaimana sistem akuntansi biaya tradisional (konvensional) yang diterapkan oleh PT. Martina Berto dalam menentukan Harga Pokok Produksi (HPP)? 2.

1. Bagaimana sistem akuntansi biaya tradisional (konvensional) yang diterapkan oleh PT. Martina Berto dalam menentukan Harga Pokok Produksi (HPP)? 2. ANALISIS PENERAPAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DALAM MENINGKATKAN AKURASI BIAYA PADA PT. MARTINA BERTO Hesti Wulandari Jurusan S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

Septyani M. Lepar., J. Morasa., L. Mawikere. Penetapan Harga Pokok

Septyani M. Lepar., J. Morasa., L. Mawikere. Penetapan Harga Pokok PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PT. FORTUNA INTI ALAM DIMANADO SULAWESI UTARA. Oleh: Septyani Martha Lepar 1 Jenny Morasa 2 Lidia Mawikere 3 1,2,3 Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

Penentuan Harga Pokok Kamar Hotel dengan. Metode Activity Based Costing (Studi Kasus pada Hotel Rachmad Jati Caruban) Oleh: Ratna Kusumastuti

Penentuan Harga Pokok Kamar Hotel dengan. Metode Activity Based Costing (Studi Kasus pada Hotel Rachmad Jati Caruban) Oleh: Ratna Kusumastuti Penentuan Harga Pokok Kamar Hotel dengan Metode Activity Based Costing (Studi Kasus pada Hotel Rachmad Jati Caruban) Oleh: Ratna Kusumastuti Desen Pembimbing: Prof. Gugus Irianto, SE., MSA., Ph.D., Ak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persaingan global berpengaruh pada pola perilaku perusahaan-perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI. Persaingan global berpengaruh pada pola perilaku perusahaan-perusahaan 9 BAB II LANDASAN TEORI II.1. SISTEM AKUNTANSI BIAYA TRADISIONAL Persaingan global berpengaruh pada pola perilaku perusahaan-perusahaan dalam mengelola biaya produksi suatu produk. Teknologi yang bermunculan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya persaingan bisnis diakibatkan oleh era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya persaingan

Lebih terperinci

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI BAB II HARGA POKOK PRODUKSI Bab ini berisi teori yang akan digunakan sebagai dasar melakukan analisis data. Mencakup pengertian dan penggolongan biaya serta teori yang berkaitan dengan penentuan harga

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian pada suatu penelitian. Dalam penelitian ini objek penelitian yang menjadi fokus

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V. Kesimpulan dan Saran 71 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai penetapan harga jual produk pada perusahaan percetakan M, maka penulis menarik kesimpulan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Biaya 1. Pengertian Biaya Biaya menurut Atkinson dan Kaplan (2009 : 33) adalah nilai moneter barang dan jasa yang dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat sekarang atau masa

Lebih terperinci

MATERI PRAKTIKUM MINGGU KE 2 PENENTUAN HPP DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING

MATERI PRAKTIKUM MINGGU KE 2 PENENTUAN HPP DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING MATERI PRAKTIKUM MINGGU KE 2 PENENTUAN HPP DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING TUJUAN : MAHASISWA DAPAT MENGETAHUI FUNGSI PENENTUAN HPP DENGAN METODE ABC MAHASISWA DAPAT MENGETAHUI PERBEDAAN FULL COSTING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis (Warren, Reeve & Fess 2006: 236). Semakin derasnya arus

BAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis (Warren, Reeve & Fess 2006: 236). Semakin derasnya arus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan suatu perusahaan adalah untuk dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta dapat meningkatkan profitabilitas dari waktu ke waktu

Lebih terperinci

Risma Yurnita, Holly Deviarti. Universitas Bina Nusantara Jln. Kebon Jeruk Raya No. 20 Jakarta Barat Phone

Risma Yurnita, Holly Deviarti. Universitas Bina Nusantara Jln. Kebon Jeruk Raya No. 20 Jakarta Barat Phone ANALISIS PERBANDINGAN METODE TRADISIONAL DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING UNTUK MENGHITUNG HARGA POKOK PRODUKSI (STUDI KASUS PADA PT.PYRAMID MEGAH SAKTI DI MAKASSAR) Risma Yurnita, Holly Deviarti Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PRUSAHAAN ROKOK SURYA ALAMI PAMEKASAN MADURA SKRIPSI

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PRUSAHAAN ROKOK SURYA ALAMI PAMEKASAN MADURA SKRIPSI ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PRUSAHAAN ROKOK SURYA ALAMI PAMEKASAN MADURA SKRIPSI Oleh: KHOIRUL UMAM 201010170311207 FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata Kunci Pendahuluan

ABSTRAK Kata Kunci Pendahuluan ABSTRAK Evi Linda Lestari, 2015. SKRIPSI. Judul: Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Activity Based Costing (Studi Kasus Pada CV. PATT ENGINEERING) Pembimbing : Hj.Meldona,SE.,MM.,AK. Kata

Lebih terperinci

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM (ABC SYSTEM)

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM (ABC SYSTEM) PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM (ABC SYSTEM) DALAM PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) (Studi Kasus pada Perusahaan Rokok Djagung Prima Malang 2011) Suhadak Fakultas Ilmu Administrasi Universitas

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENENTUAN TARIF KAMAR HOTEL ANTARA FULL COSTING DENGAN ACTIVITY BASED COSTING PADA HOTEL TIRTONADI PERMAI SURAKARTA

PERBANDINGAN PENENTUAN TARIF KAMAR HOTEL ANTARA FULL COSTING DENGAN ACTIVITY BASED COSTING PADA HOTEL TIRTONADI PERMAI SURAKARTA PERBANDINGAN PENENTUAN TARIF KAMAR HOTEL ANTARA FULL COSTING DENGAN ACTIVITY BASED COSTING PADA HOTEL TIRTONADI PERMAI SURAKARTA Budi Satria Trimurti Endang Masitoh 1,2,3 Jurusan Akuntansi FakultasEkonomi

Lebih terperinci

Bab 1. PENDAHULUAN

Bab 1.  PENDAHULUAN Bab 1 http://www.gunadarma.ac.id/ PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi biaya yang tepat dan akurat dapat membantu perusahaan untuk menentukan harga jual yang sesuai dengan mutu produk tersebut.

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT MATA DI SURABAYA

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT MATA DI SURABAYA PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT MATA DI SURABAYA Nurul Aini Fanny Dwi Septiana Fakultas Ekonomi Universitas Narotama Surabaya

Lebih terperinci

ALOKASI BIAYA BERBASIS AKTIVITAS [ACTIVITY BASED COSTING]

ALOKASI BIAYA BERBASIS AKTIVITAS [ACTIVITY BASED COSTING] ALOKASI BIAYA BERBASIS AKTIVITAS [ACTIVITY BASED COSTING] Alokasi biaya berbasis aktivitas [Activity Based Costing / ABC ] adalah metode untuk menghitung jumlah biaya yang dialokasikan kedalam suatu objek

Lebih terperinci

Analisis Biaya Logistik Pada Perusahaan Air Minum Di Surakarta Berdasarkan Pendekatan Biaya Total Menggunakan Activity-Based Costing

Analisis Biaya Logistik Pada Perusahaan Air Minum Di Surakarta Berdasarkan Pendekatan Biaya Total Menggunakan Activity-Based Costing Performa (2006) Vol. 5, No.1: 36-49 Analisis Biaya Logistik Pada Perusahaan Air Minum Di Surakarta Berdasarkan Pendekatan Biaya Total Menggunakan -Based Costing Roni Zakaria R., Yuniaristanto 1, Karunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh informasi yang akurat untuk meningkatkan efektivitas dan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh informasi yang akurat untuk meningkatkan efektivitas dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan berbagai macam ilmu kesehatan semakin komplek dan ilmu berkembang dengan banyak spesifikasi. Hal ini membuat persaingan tenaga-tenaga bidang kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini, merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan Dekriptif. Data-data yang berupa kata-kata tertulis atau lisan atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Pihak pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangat memerlukan informasi akuntansi, untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri)

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri) PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri) Ninik Anggraini Dosen Jurusan Akuntansi Fak. Ekonomi UNISKA Kediri ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Biaya Penentuan biaya selalu menjadi fokus utama bagi para manajer karena melalui pembebanan biaya bagi setiap item (produk maupun jasa) yang dihasilkan membantu para manajer

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Obyek Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Hotel Kuta Puri Bungalows yang berlokasi di Jalan Poppies Lane 1, Kecamatan Kuta, Kabupaten

Lebih terperinci

Kemungkinan Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit (Studi kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten)

Kemungkinan Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit (Studi kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten) Kemungkinan Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit (Studi kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hotel terhadap pelanggannya misalnya fasilitas kolam renang, restoran, fitness center,

BAB I PENDAHULUAN. hotel terhadap pelanggannya misalnya fasilitas kolam renang, restoran, fitness center, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin banyaknya perusahaan jasa terutama yang bergerak di bidang pariwisata dan perhotelan menyebabkan semakin ketatnya persaingan antar hotel. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 7 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

Gloria S.Rotikan, Penerapan Metode Activity... PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PT.

Gloria S.Rotikan, Penerapan Metode Activity... PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PT. PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PT. TROPICA COCOPRIMA Oleh: Gloria Stefanie Rotikan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

langsung Biaya Tenaga kerja

langsung Biaya Tenaga kerja SIKLUS PEMBUATAN PRODUK SIKLUS AKUNTANSI BIAYA Pembelian dan Penyimpanan Penentuan harga Pokok bahan baku Yang dibeli Pengolahan Menjadi Produk jadi langsung Biaya Tenaga kerja Penentuan Harga pokok Yang

Lebih terperinci