PERENCANAAN JALAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN JEPANAN- PANDEYAN KECAMATAN NGEMPLAK BOYOLALI



dokumen-dokumen yang mirip
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN DAN TEBAL PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN GARENDONG-JANALA

BAB III LANDASAN TEORI. tanah adalah tidak rata. Tujuannya adalah menciptakan sesuatu hubungan yang

BAB II DASAR TEORI Tinjauan pustaka

BAB III LANDASAN TEORI

PERENCANAAN GEOMETRIK, TEBAL PERKERASAN, DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN GONDANG SAMBUNG MACAN KABUPATEN SRAGEN

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN PANDAAN TAPEN KOTA MADYA SALATIGA TUGAS AKHIR

PERENCANAAN GEOMETRIK TEBAL PERKERASAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN KARTASURA SUKOHARJO

PERENCANAAN GEOMETRIK, TEBAL PERKERASAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI KOTAMADYA SALATIGA

PERENCANAAN GEOMETRIK, TEBAL PERKERASAN, ANGGARAN BIAYA, DAN RENCANA KERJA JALAN BANYUDONO KRECEK KABUPATEN BOYOLALI TUGAS AKHIR

Eng. Ibrahim Ali Abdi (deercali) 1

PERENCANAAN JALAN RAYA CEMOROSEWU-DESA PACALAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB IV PERENCANAAN. Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN SODONG KEMBANGARUM KABUPATEN SALATIGA TUGAS AKHIR

BAB II DASAR TEORI. Bab II Landasan Teori

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN PERKERASAN RUAS JALAN ARIMBET-MAJU-UJUNG-BUKIT-IWUR PROVINSI PAPUA

5.3. Perencanaan Geometrik Jalan 1. Alinyemen Horisontal Spiral-Circle-Spiral

Oleh : ARIF SETIYAFUDIN ( )

PERENCANAAN GEOMETRIK, TEBAL PERKERASAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN NGAWEN KARANGPADANG KOTAMADYA SALATIGA TUGAS AKHIR

PERENCANAAN GEOMETRI, TEBAL PERKERASAN, ANGGARAN BIAYA DAN RENCANA KERJA JALAN DAWUNG - KORIPAN

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN KECAMATAN SIDOMUKTI KINTELAN KIDUL KOTAMADYA SALATIGA

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Oleh NRP :

Perencanaan Geometrik dan Perkerasan Jalan Lingkar Barat Metropolitan Surabaya Jawa Timur

BAB III METODE PERENCANAAN. 1. Metode observasi dalam hal ini yang sangat membantu dalam mengetahui

Perhitungan Intensitas Maksimum Stasiun Tanjung Perak Perhitungan Intensitas Maksimum Stasiun Sampang...

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (HSKB 250) Lengkung Geometrik

PERENCANAAN GEOMETRI, TEBAL PERKERASAN, ANGGARAN BIAYA DAN RENCANA KERJA (RUAS JALAN PRINGAPUS WATES) KOTAMADYA SALATIGA

PERENCANAAN GEOMETRIK, TEBAL PERKERASAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN PAPAHAN KAYANGAN KABUPATEN KARANGANYAR TUGAS AKHIR

PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN TUBAN BULU KM KM JAWA TIMUR DENGAN PERKERASAN LENTUR

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN DRONO NGANOM KECAMATAN NGADIROJO KABUPATEN WONOGIRI

Volume 5 Nomor 1, Juni 2016 ISSN

PERENCANAAN GEOMETRIK, TEBAL PERKERASAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ( RUAS JALAN TEGALSARI - KARANGPANDANG ) KOTAMADYA SALATIGA

PROYEK AKHIR. PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

BAB III LANDASAN TEORI. jalan, diperlukan pelapisan ulang (overlay) pada daerah - daerah yang mengalami

PERENCANAAN GEOMETRIK, TEBAL PERKERASAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN NGARUM BELANGAN KABUPATEN SRAGEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan disain yang menggunakan material tersebut telah sangat luas sehingga material

BAB IV PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR

BAB III LANDASAN TEORI. A. Klasifikasi Jalan

PROYEK AKHIR. PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN PASURUAN-PILANG STA s/d STA PROVINSI JAWA TIMUR

PERENCANAAN GEOMETRIK, TEBAL PERKERASAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN GONDANG-BLIMBING KABUPATEN SRAGEN

PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN BANGKALAN BATAS KABUPATEN SAMPANG STA KABUPATEN BANGKALAN PROPINSI JAWA TIMUR

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN PENGHUBUNG PERKEBUNAN PT. JEK (JABONTARA EKA KARSA) BERAU-KALIMANTAN TIMUR

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perhitungan

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN POPONGAN TUNGGULTANI KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN KARANGANYAR TUGAS AKHIR

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. membandingkan perhitungan program dan perhitungan manual.

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Geometrik. Tabel 5.1 Spesifikasi data jalan berdasarkan TCPGJAK.

BAB I PENDAHULUAN Rumusan Masalah

PERENCANAAN GEOMETRIK PADA RUAS JALAN TANJUNG MANIS NILAS KECAMATAN SANGKULIRANG

TUGAS AKHIR. Untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S-1) Diajukan Oleh : ADI SISWANTO

PERENCANAAN GEOMETRIK, TEBAL PERKERASAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RUAS JALAN KRASAK PRINGAPUS) KOTA SALATIGA TUGAS AKHIR

Dalam perencanaan lapis perkerasan suatu jalan sangat perlu diperhatikan, bahwa bukan cuma karakteristik

BAB V EVALUASI V-1 BAB V EVALUASI

DIKTAT MATA KULIAH KONSTRUKSI JALAN

Menetapkan Tebal Lapis Perkerasan

SKRIPSI PERBANDINGAN PERHITUNGAN PERKERASAN LENTUR DAN KAKU, DAN PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (STUDI KASUS BANGKALAN-SOCAH)

DAFTAR ISI KATA PENGATAR

ANALISA DESAIN OVERLAY DAN RAB RUAS JALAN PONCO - JATIROGO LINK 032, STA KM

Kelandaian maksimum untuk berbagai V R ditetapkan dapat dilihat dalam tabel berikut :

ELEMEN PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN WONOBOYO PELEM KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI TUGAS AKHIR

Soal 1: Alinemen Horisontal Tikungan Tipe S-S

Soal 1: Alinemen Horisontal Tikungan Tipe S-C-S

BAB III LANDASAN TEORI. Pada metode Bina Marga (BM) ini jenis kerusakan yang perlu diperhatikan

BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.2 Dasar Teori Oglesby, C.H Hicks, R.G

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. A. Parameter Desain

PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTODESK LAND DESKTOP 2006 Veronica Dwiandari S. NRP:

5/11/2012. Civil Engineering Diploma Program Vocational School Gadjah Mada University. Nursyamsu Hidayat, Ph.D. Source:. Gambar Situasi Skala 1:1000

NOTASI ISTILAH DEFINISI

Perencanaan Geometrik dan Perkerasan Jalan Tol Pandaan-Malang dengan Jenis Perkerasan Lentur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI ALINEMEN HORIZONTAL PADA RUAS JALAN SEMBAHE SIBOLANGIT

PENGANTAR PERENCANAAN JALAN RAYA SO324 - REKAYASA TRANSPORTASI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA 2006

PROYEK AKHIR Perencanaan Dan Teknis Pelaksanaan Perkerasan Jalan Dengan Metode Analisa Komponen Pada Kawasan Alak Kabupaten Kupang.

Sesuai Peruntukannya Jalan Umum Jalan Khusus

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERANCANGAN PENINGKATAN JALAN SELATAN-SELATAN CILACAP RUAS SIDAREJA - JERUKLEGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pembimbing : Ir. Imam Prayogo ( )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. A. Inspeksi Keselamatan Jalan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

PROYEK AKHIR PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN BANGKALAN Bts.KAB SAMPANG STA MADURA, JAWA TIMUR

BAB III PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

TINJAUAN ULANG PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA

EVALUASI DAN PERENCANAAN GEOMETRIK JARINGAN JALAN DI DALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

BAB III LANDASAN TEORI. Kendaraan rencana dikelompokan kedalam 3 kategori, yaitu: 1. kendaraan kecil, diwakili oleh mobil penumpang,

PERENCANAAN JALAN PADANG BINTUNGAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA

PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN PANDAN ARUM - PACET STA STA KABUPATEN MOJOKERTO JAWA TIMUR

BAB 2 DASAR TEORI. 1. Kendaraan Kecil, diwakili oleh mobil penumpang. 2. Kendaraan Sedang, diwakili oleh truk 3 as tandem atau oleh bus II-1

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

ABSTRAK PERENCANAAN GEOMETRIK DAN TEBAL PERKERASAN JALAN NGIPIK KECAMATAN KEBOMAS KABUPATEN GRESIK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. dapat digunakan sebagai acuan dalam usaha pemeliharaan. Nilai Pavement

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB III METODA PERENCANAAN

Transkripsi:

PERENCANAAN JALAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN JEPANAN- PANDEYAN KECAMATAN NGEMPLAK BOYOLALI Oleh : Arie Reymond Dau I.80400 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL TRANSPORTASI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET 0

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Perkembangan jalan raya merupakan salah satu hal yang selalu beriringan dengan kemajuan teknologi dan pemikiran manusia yang menggunakannya, karenanya jalan merupakan fasilitas penting bagi manusia supaya dapat mencapai suatu daerah yang ingin dicapai. Jalan raya adalah suatu lintasan yang bertujuan melewatkan lalu lintas dari suatu tempat ke tempat yang lain. Arti Lintasan disini dapat diartikan sebagai tanah yang diperkeras atau jalan tanah tanpa perkerasan, sedangkan lalu lintas adalah semua benda dan makhluk hidup yang melewati jalan tersebut baik kendaraan bermotor, tidak bermotor, manusia, ataupun hewan. Pembuatan jalan yang menghubungkan Jepanan dan Pandeyan yang terletak di Kabupaten Boyolali bertujuan untuk memperlancar arus transportasi, menghubungkan serta membuka keterisoliran antara daerah yaitu Jepanan dan Pandeyan serta daerah daerah disekitar Jepanan ataupun Pandeyan, demi kemajuan suatu daerah serta pemerataan ekonomi.. Rumusan Masalah Perencanaan jalan pada tugas akhir ini, menghubungkan Jepanan dan Pandeyan. Jenis kelas jalan yang akan direncanakan adalah jalan kelas II ( Jalan Arteri ), dengan tiga tikungan yang berbeda. Jalan raya kelas fungsi arteri adalah jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien.

. Tujuan Dalam perencanaan pembuatan jalan ini ada tujuan yang hendak dicapai yaitu : a. Merencanakan bentuk geometrik dari jalan kelas fungsi arteri. b. Merencanakan tebal perkerasan pada jalan tersebut. c. Merencanakan anggaran biaya dan Time Schedule yang dibutuhkan untuk pembuatan jalan tersebut..4 Masalah Dalam penulisan ini perencanaan yang menyangkut hal pembuatan jalan akan disajikan sedemikian rupa sehingga memperoleh jalan sesuai dengan fungsi dan kelas jalan. Hal yang akan disajikan dalam penulisan ini adalah :.4.. Perencanaan Geometrik Jalan Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 997 dan Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya Tahun 970 yang dikeluarkan oleh Dinas Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga. Perencanaan geometrik ini akan membahas beberapa hal antara lain : a) Alinemen Horisontal Alinemen ( garis tujuan ) horisontal merupakan trace jalan yang terdiri dari : Garis lurus ( tangent ), merupakan jalan bagian lurus. Lengkungan horisontal yang disebut tikungan yaitu : Circle Circle Spiral Circle Spiral Spiral Spiral Pelebaran perkerasan pada tikungan. Kebebasan samping pada tikungan

b) Alinemen Vertikal Alinemen Vertikal adalah bidang tegak yang melalui sumbu jalan atau proyeksi tegak lurus bidang gambar. Profil ini menggambarkan tinggi rendahnya jalan terhadap muka tanah asli. c) Stationing d) Overlapping.4.. Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Penulisan ini membahas tentang perencanaan jalan baru yang menghubungkan dua daerah. Untuk menentukan tebal perkerasan yang direncanakan sesuai dengan Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisis Komponen Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga. Satuan perkerasan yang dipakai adalah sebagai berikut : a) Lapis permukaan ( surface course ) : Laston MS 744 b) Lapis pondasi atas ( base course ) : Batu pecah CBR 00 % c) Lapis pondasi bawah ( sub base course ) : Sirtu CBR 70 %.4.. Rencana Anggaran Biaya Menghitung rencana anggaran biaya yang meliputi : a) Volume Pekerjaan b) Harga satuan Pekerjaan, bahan dan peralatan c) Alokasi waktu penyelesaian masing-masing pekerjaan. Dalam mengambil kapasitas pekerjaan satuan harga dari setiap pekerjaan perencanaan ini mengambil dasar dari Analisa Harga Satuan No. 08 / t / bm / 00 Dinas Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga.

BAB II DASAR TEORI.. Tinjauan Pustaka Perencanaan geometrik jalan adalah perencanaan route dari suatu ruas jalan secara lengkap, meliputi beberapa elemen yang disesuaikan dengan kelengkapan data dan data dasar yang ada atau tersedia dari hasil survei lapangan dan telah dianalisis, serta mengacu pada ketentuan yang berlaku (Shirley L. Hendarsin, 000) Jalan raya adalah suatu lintasan yang bertujuan melewatkan lalu lintas dari suatu tempat ke tempat lain. Lintasan tersebut menyangkut jalur tanah yang diperkuat (diperkeras) dan jalur tanah tanpa perkerasan. Sedangkan maksud lalu lintas diatas menyangkut semua benda atau makhluk hidup yang melewati jalan tersebut baik kendaraan bermotor, gerobak, hewan ataupun manusia (Edy Setyawan, 00) Perencanaan geometrik secara umum menyangkut aspek-aspek perencanaan bagian-bagian jalan tersebut baik untuk jalan sendiri maupun untuk pertemuan yang bersangkutan agar tercipta keserasian sehingga dapat memperlancar lalu lintas (Edy Setyawan). Perkerasan jalan adalah konstruksi yang dibangun diatas lapisan tanah dasar (subgrade) yang berfungsi untuk menopang beban lalu lintas (Shirley L. Hendarsin, 000) Konstruksi perkerasan lentur terdiri dari lapisan-lapisan yang diletakkan di atas tanah dasar yang telah dipadatkan. Lapisan-lapisan tersebut berfungsi untuk menerima beban lalu lintas dan menyebarkan ke lapisan di bawahnya. Beban kendaraan dilimpahkan keperkerasan jalan melalui bidang kontak roda beban berupa beban terbagi rata. Beban tersebut berfungsi untuk diterima oleh lapisan permukaan dan disebarkan ke tanah dasar menjadi lebih kecil dari daya dukung tanah dasar ( Silvia Sukirman, 999 ). 4

5.. Klasifikasi Jalan Klasifikasi jalan di Indonesia menurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota ( TPGJAK ) No 08 / T / BM / 997, disusun pada tabel. : Tabel. Ketentuan Klasifikasi : Fungsi, Kelas Beban, Medan FUNGSI JALAN ARTERI KOLEKTOR LOKAL KELAS JALAN I II IIIA IIIA IIIB IIIC Muatan Sumbu Terberat, (ton) > 0 0 8 8 8 Tidak ditentukan TIPE MEDAN D B G D B G D B G Kemiringan < -5 >5 < -5 >5 < -5 >5 Medan, (%) Klasifikasi menurut wewenang pembinaan jalan (administrative) sesuai PP.No. 6 /985 : Jalan Nasional, Jalan Propinsi, Jalan Kabupaten / Kotamadya, Jalan Desa dan Jalan Khusus Keterangan : Datar (D), Perbukitan (B) dan Pegunungan (G) Sumber TPGJAK 997.. Perencanaan Alinemen Horisontal Pada perencanaan alinemen horisontal, umumnya akan ditemui dua bagian jalan, yaitu : bagian lurus dan bagian lengkung atau umum disebut tikungan yang terdiri dari jenis tikungan yang digunakan, yaitu : Lingkaran ( Full Circle F-C ) Spiral-Lingkaran-Spiral ( Spiral- Circle- Spiral S-C-S ) Spiral-Spiral ( S-S )... Bagian Lurus Panjang maksimum bagian lurus harus dapat ditempuh dalam waktu,5 menit ( sesuai V R ), dengan pertimbangan keselamatan pengemudi akibat dari kelelahan.

6... Tikungan... Jari-Jari Minimum Agar kendaraan stabil saat melalui tikungan, perlu dibuat suatu kemiringan melintang jalan pada tikungan yang disebut superelevasi (e). Pada saat kendaraan melalui daerah superelevasi, akan terjadi gesekan arah melintang jalan antara ban kendaraan dengan permukaan aspal yang menimbulkan gaya gesekan melintang. Perbandingan gaya gesekan melintang dengan gaya normal disebut koefisien gesekan melintang (f). Untuk menghindari terjadinya kecelakaan, maka untuk kecepatan tertentu dapat dihitung jari-jari minimum untuk superelevasi maksimum dan koefisien gesekan maksimum. f maks 0,9 (0,00065 x Vr)... () R min V 7( e R maks + f )... () 89,5 ( e maks + f D maks V Keterangan : R min V R r maks Jari-jari tikungan minimum, (m) Kecepatan kendaraan rencana, (km/jam) )... () e maks Superelevasi maksimum, (%) f Koefisien gesek, untukl perkerasan aspal f 0,4 0,4 D maks Derajat maksimum Untuk perhitungan, digunakan e maks 0 % sesuai tabel Tabel. Panjang jari-jari minimum (dibulatkan) untuk e maks 0% VR(km/jam) 0 00 90 80 60 50 40 0 0 R min (m) 600 70 80 0 5 80 50 0 5 Sumber TPGJAK 997 Untuk kecepatan rencana < 80 km/jam berlaku f maks - 0,00065 V R + 0,9 80 km/jam berlaku f maks - 0,005 V R + 0,4

7... Lengkung Peralihan (Ls) Dengan adanya lengkung peralihan, maka tikungan menggunakan jenis S-C-S. panjang lengkung peralihan (Ls), menurut Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, 997, diambil nilai yang terbesar dari tiga persamaan di bawah ini :. Berdasar waktu tempuh maksimum ( detik), untuk melintasi lengkung peralihan, maka panjang lengkung : V Ls R T... (4),6. Berdasarkan antisipasi gaya sentrifugal, digunakan rumus Modifikasi Shortt: Ls 0,0 V Ṛ R C -,77 V R.ed C... (5). Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian Ls ( e e ). V m n,6. r e R... (6) Keterangan : T : waktu tempuh detik V R e R : Kecepatan rencana (km/jam) : Superelevasi : Jari-jari busur lingkaran (m) C : Perubahan percepatan 0,-,0 disarankan 0,4 m/det e m e n r e : Superelevasi maximum : Superelevasi normal : Tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang jalan (m/m/detik), sebagai berikut: Untuk V R 70 km/jam, r e mak 0,05 m/m/det Untuk V R 80 km/jam, r e mak 0,05 m/m/det

8 Mulai Data : Jari-jari rencana (Rr) Sudut Luar tikungan ( ) Kecepatan rencana (Vr) Dicoba tikungan FC Rr Rmin FC TIDAK Dicoba tikungan S-C-S Lc > 0m YA YA Perhitungan Data Tikungan Perhitungan Pelebaran Perkerasan Perhitungan Daerah Kebebasan Samping TIDAK TIDAK Dicoba tikungan S-S YA Perhitungan Data Tikungan Perhitungan Pelebaran Perkerasan Perhitungan Daerah Kebebasan Samping Perhitungan Data Tikungan Perhitungan Pelebaran Perkerasan Perhitungan Daerah Kebebasan Samping Selesai Gambar.. Bagan Alir Perencanaan Alinemen Horizontal

9... Jenis Tikungan... Bentuk busur lingkaran (F-C) Tt PI Et TC Lc CT Rc Rc Gambar.. Lengkung Full Circle Keterangan : Sudut Tikungan O Titik Pusat Tikungan TC Tangen to Circle CT Circle to Tangen Rc Jari-jari Lingkungan Tt Panjang tangen (jarak dari TC ke PI atau PI ke TC) Lc Panjang Busur Lingkaran Ec Jarak Luar dari PI ke busur lingkaran FC (Full Circle) adalah jenis tikungan yang hanya terdiri dari bagian suatu lingkaran saja. Tikungan FC hanya digunakan untuk R (jari-jari) yang besar agar tidak terjadi patahan, karena dengan R kecil maka diperlukan superelevasi yang besar.

0 Tabel. Jari-jari tikungan yang tidak memerlukan lengkung peralihan V R (km/jam) 0 00 80 60 50 40 0 0 R min 500 500 900 500 50 50 0 60 Sumber TPGJAK 997 Tc Rc tan ½... (7) Ec Tc tan ¼... (8) Lc πrc... (9) o 60

Mulai Data : Jari-jari rencana (Rc) Sudut luar tikungan ( ) Kecepatan rencana (Vr) Perhitungan : Jari-jari minimum (Rmin) untuk FC Derajat lengkung (D), Superelevasi (e) Rc Rmin FC Tidak Tikungan S-C-S Perhitungan Data Tikungan : Lengkung peralihan fiktif (Ls ) Panjang tangen Ya (Tc) Jarak luar dari PI ke busur lingkaran (Ec) Panjang busur lingkaran (Lc) Checking : Tc > Lc.ok Perhitungan lain : Pelebaran perkerasan Daerah Kebebasan samping Selesai Gambar.. Bagan Alir Perencanaan Tikungan Full Circle

... Tikungan Spiral-Circle-Spiral (S-C-S) Gambar.4 Lengkung Spiral-Circle-Spiral Keterangan gambar : Xs Absis titik SC pada garis tangen, jarak dari titik ST ke SC Ys Jarak tegak lurus ketitik SC pada lengkung Ls Panjang dari titik TS ke SC atau CS ke ST Lc Panjang busur lingkaran (panjang dari titik SC ke CS) Tt Panjang tangen dari titik PI ke titik TS atau ke titik ST TS Titik dari tangen ke spiral SC Titik dari spiral ke lingkaran Es Jarak dari PI ke busur lingkaran θs Sudut lengkung spiral Rr Jari-jari lingkaran P Pergeseran tangen terhadap spiral K Absis dari p pada garis tangen spiral

Rumus-rumus yang digunakan : Ls. Xs Ls 40 Rd... (0) Ls. Ys... () 6xRd. θs 90 Ls x π Rd... () x Θs 4. Lc xπ x Rd... () 80 Ls 5. p Rd ( cosθs)... (4) 6 x Rd Ls 6. k Ls Rd x Θs x Rd sin... (5) 40 7. Ts ( Rd + P) x tan + K... (7) 8. Es ( Rd + P) xsec Rd... (8) 9. L tot Lc + Ls... (9) Jika p yang dihitung dengan rumus di bawah, maka ketentuan tikungan yang digunakan bentuk S-C-S. Ls P < 0,5 m... (0) 4Rc Untuk Ls,0 m maka p p dan k k Untuk Ls Ls maka p p x Ls dan k k x Ls

4 Mulai Data : Jari-jari rencana (Rc) Sudut luar tikungan ( ) Kecepatan rencana (Vr) Perhitungan : Jari-jari minimum (Rmin) Derajat Lengkung (D) Superelevasi (e) Panjang Lengkung peralihan (Ls) Panjang Busur Lingkaran (Lc) Sudut lengkung spiral (θs) Sudut busur lingkaran (θc) Syarat : Rc < Rmin, Lc > 0m, θc > 0 Perhitungan Data Tikungan : Absis titik SC (Xs) dan Ordinat titik SC (Ys) Pergeseran Tangen terhadap spiral (p) Absis dari p pada garis tangen spiral (k) Panjang tangen total (Ts) Jarak luar dari PI ke busur lingkaran (Es) Perhitungan lain : Pelebaran Perkerasan Daerah Kebebasan Samping Selesai Gambar.5. Bagan Alir Perencanaan Tikungan Spiral-Circle-Spiral

5... Tikungan Spiral-Spiral (S-S) Tikungan yang disertai lengkung peralihan. Gambar.6 Lengkung Spiral-Spiral Keterangan gambar : Tt Panjang tangen dari titik PI ke titik TS atau ke titik ST Xs Absis titik SS pada garis tangen, jarak dari titik TS ke SS Ls Panjang dari titik TS ke SS atau SS ke ST Ts Panjang tangen dari titik PI ke titik TS atau ke titik ST TS Titik dari tangen ke spiral Et Jarak dari PI ke busur lingkaran θs Sudut lengkung spiral Rr Jari-jari lingkaran p Pergeseran tangen terhadap spiral k Absis dari P pada garis tangen spiral Rumus-rumus yang digunakan :. θs... (). c ( PI. Θs)... ()

6. Xs Ls Ls... () 40. R d Ls 4. Ys 6. R d 5. P Υs Rd ( cosθs)... (4)... (5) 6. K Χs Rd xsin Θs... (6) 7. Tt ( Rd + P) x tan + K... (7) 8. Et ( Rd + P) xsec Rd... (8) 9. L tot x Ls... (9)

7 Mulai Data : Jari-jari Rencana (Rc) Sudut Luar Tikungan ( ) Kecepatan Rencana (Vr) Perhitungan : Jari-jari minimum (Rmin) Derajat Lengkung (D) Superelevasi (e) Panjang Lengkung peralihan (Ls) Sudut Lengkung spiral (θs) Lc < 0 m Tidak Tikungan S-C-S Ya θs / Perhitungan Data Tikungan : Absis titik SC (Xs) dan Ordinat titik SC (Ys) Pergeseran Tangen terhadap spiral (p) Absis dari p pada garis tangen spiral (k) Panjang tangen total (Ts) Jarak luar dari PI ke busur lingkaran (Es) Perhitungan lain : Pelebaran Perkerasan Daerah Kebebasan Samping Selesai Gambar.7. Bagan Alir Perencanaan Tikungan Spiral-Spiral

8..4. Diagram Super Elevasi Super elevasi adalah kemiringan melintang jalan pada daerah tikungan. Untuk bagian jalan lurus, jalan mempunyai kemiringan melintang yang biasa disebut lereng normal atau normal trawn yaitu diambil minimum % baik sebelah kiri maupun sebelah kanan AS jalan. Hal ini dipergunakan untuk sistem drainase aktif. Harga elevasi (e) yang menyebabkan kenaikan elevasi terhadap sumbu jalan di beri tanda (+) dan yang menyebabkan penurunan elevasi terhadap jalan di beri tanda (-). As Jalan e - % e - % Kiri ki - Kanan ka - Kemiringan normal pada bagian jalan lurus h beda tinggi Kiri ki + emaks As Jalan emin h beda tinggi Kanan ka - Kemiringan melintang pada tikungan belok kanan emin As Jalan Kanan ka + emaks h beda tinggi Kiri ki - Kemiringan melintang pada tikungan belok kiri Sedangkan yang dimaksud diagram super elevasi adalah suatu cara untuk menggambarkan pencapaian super elevasi dan lereng normal ke kemiringan melintang (super elevasi). Diagram super elevasi pada ketinggian bentuknya tergantung dari bentuk lengkung yang bersangkutan.

9 a) Diagam super elevasi Full - Circle menurut Bina Marga Bagian lurus Bagian lengkung peralihan Bagian lengkung penuh Bagian lengkung peralihan Bagian lurus sisi luar tikungan emax sisi dalam tikungan

0

Gambar.8. Diagram Super Elevasi Full Circle Untuk mencari kemiringan pada Tc : / 4Ls ( x + ) Tc... (0) Ls ( e max+ ) Ls pada tikungan circle ini sebagai Ls bayangan yaitu untuk perubahan kemiringan secara berangsur-angsur dari kemiringan normal ke maksimum atau minimum. W Ls m ( e n + e d )... () Keterangan : Ls lengkung peralihan. W Lebar perkerasan m Jarak pandang e n Kemiringan normal e d Kemiringan maksimum Kemiringan lengkung di role, pada daerah tangen tidak mengalami kemiringan TC maks jarak kemiringan /4 Ls CT min TC jarak kemiringan awal perubahan /4 Ls CT b) Diagram super elevasi pada Spiral Cricle Spiral menurut Bina Marga. Bagian lurus Bagian lengkung Bagian lengkung Bagian lengkung Bagian lurus TS 4 S Sisi luar tikungan e max 4 C ST e n -% e 0 % 0 % -% e n Ls Sisi dalam Lc Ls

) en-% q en-% ) 0 % q en-% ) +% q -% 4) e maks q e min Gambar.9 Diagram Super Elevasi Spiral-Cirle-Spiral. c) Diagram super elevasi pada Spiral Spiral. Bagian lurus Bagian lengkung IV Bagian lengkung Bagian lurus I II III Sisi luar tikungan IV emak III II I TS ST 0% 0% e 0 % en - % en - % LS Sisi dalam tikungan LS

) en-% q en-% ) 0 % q en-% ) +% q -% 4) e maks q e min Gambar.0. Diagram Super Elevasi Spiral-Spiral..5. Daerah Bebas Samping Di Tikungan Jarak Pandang pengemudi pada lengkung horisontal (di tikungan), adalah pandanngan bebas pengemudi dari halangan benda-benda di sisi jalan. Daerah bebas samping di tikungan dihitung bedasarkan rumus-rumus sebagai berikut :..5.. Jarak pandangan lebih kecil daripada panjang tikungan (Jh < Lt). Lajur Luar Lt Jh Lajur Dalam garis pandang E Penghalang Pandangan R R' R Gambar.. Jarak pandangan pada lengkung horizontal untuk Jh < Lt Keterangan :

4 Jh Lt E R Jarak pandang henti (m) Panjang tikungan (m) Daerah kebebasan samping (m) Jari-jari lingkaran (m) Maka: E R ( cos o 90 π. Jh R ).... ()..5.. Jarak pandangan lebih besar dari panjang tikungan (Jh > Lt) LAJUR LUAR Lt Jh LAJUR DALAM E Lt R R' GARIS PANDANG R PENGHALANG PANDANGAN Gambar.. Jarak pandangan pada lengkung horizontal untuk Jh > Lt Keterangan: Jh Jarak pandang henti Jd Jarak pandang menyiap Lt Panjang lengkung total R Jari-jari tikungan R Jari-jari sumbu lajur Maka : E R (- cos 90 o Jh ) + ( 90. Jh ( ) R Jh Lt. Sin... () π. R..6. Pelebaran Perkerasan Pelebaran perkerasan dilakukan pada tikungan-tikungan yang tajam, agar kendaraan tetap dapat mempertahankan lintasannya pada jalur yang telah disediakan.

5 Gambar dari pelebaran perkerasan pada tikungan dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar. Pelebaran Perkerasan Pada Tikungan..6.. Truk / Bus Rumus yang digunakan B n (b + c) + (n + ) Td + Z... (4) b b + b... (5) b Rr - Rr p... (6) Td Rr + A( p + A) R... (7) V Z 0,05... (8) R ε B - W... (9) Keterangan: B Lebar perkerasan pada tikungan n Jumlah jalur lalu lintas b Lebar lendutan truk pada jalur lurus b Lebar lintasan truk pada tikungan P Jarak As roda depan dengan roda belakang truk

6 A W Td Z c ε Tonjolan depan sampai bumper Lebar perkerasan Lebar melintang akibat tonjolan depan Lebar tambahan akibat kelelahan pengamudi Kebebasan samping Pelebaran perkerasan..7. Kontrol Overlapping Pada setiap tikungan yang sudah direncanakan, maka jangan sampai terjadi over lapping. Karena kalau hal ini terjadi maka tikungan tersebut menjadi tidak aman untuk digunakan sesuai kecepatan rencana. Syarat supaya tidak terjadi over lapping : a I > V Dimana : a I daerah tangen (meter) V kecepatan rencana Contoh : PI- CS ST d SC TS d 4 d TC PI- CT d TS PI- ST Gambar.4. Kontrol over lapping Vr 80 km/jam, m/det. Syarat over lapping a a, dimana a x V detik x, 66,67 m bila a I d Tc 66,67 m aman

7 a II d Tc Tt 66,67 m aman a III d Tt Tt 66,67 m aman a IV d 4 Tt 66,67 m aman Contoh perhitungan stationing : STA A Sta 0+000m STA PI Sta A + d STA TS Sta PI Ts STA SC Sta Ts + Ls STA CS Sta Sc + Lc STA ST Sta Cs + Lc STA PI Sta St + d Ts STA TS Sta PI Ts STA SC Sta Ts + Ls STA CS Sta Sc + Lc STA ST Sta Cs + Ls STA PI Sta St + d Ts STA TC Sta PI Tc STA CT Sta Tc + Lc STA B Sta Ct + d 4 Tc.4. Alinemen Vertikal Alinemen Vertikal adalah perencanaan elevasi sumbu jalan pada setiap titik yang ditinjau, berupa profil memanjang. Pada peencanaan alinemen vertikal terdapat kelandaian positif (tanjakan) dan kelandaian negatif (turunan), sehingga kombinasinya berupa lengkung cembung dan lengkung cekung. Disamping kedua lengkung tersebut terdapat pula kelandaian 0 (datar). Macam-macam lengkung vertikal dan rumusnya : ) Lengkung Vertikal Cembung. Ketentuan tinggi menurut Bina Marga (997) untuk lengkung cembung dapat dilihat pada tabel.5 : Tabel.4 Ketentuan tinggi untuk jarak pandang Untuk jarak pandang h(m) tinggi mata h (m) tinggi obyek

8 Henti (J h ),05 0,5 Mendahului (J d ),05,05 Panjang L, berdasarkan jarak pandang henti (J h ) Sumber TPGJAK 997 A.J J h < L, maka : L h... (40) 405 J h > L, maka : L J h - 405... (4) A Panjang L berdasar jarak pandang mendahului ( J d ) A.J J d < L, maka : L d... (4) 840 J d > L, maka : L J d - 840... (4) A Keterangan : L Panjang lengkung vertical (m) A Perbedaan grade (m) J h Jarak pandangan henti (m) J d Jarak pandangan mendahului atau menyiap (m) PV g EV g h m h PLV d d J h L PL Gambar..5. Lengkung Vertikal Cembung Keterangan : PLV titik awal lengkung parabola. PV titik perpotongan kelandaian g dan g g kemiringan tangen ; (+) naik; (-) turun. A perbedaan aljabar landai (g - g ) %. EV pergeseran vertikal titik tengah besar lingkaran (PV - m) meter.

9 J h h h jarak pandangan. tinggi mata pengaruh. tinggi halangan. ) Lengkung Vertikal Cekung. Ada empat kriteria sebagai pertimbangan yang dapat digunakan untuk menentukan panjang lengkung cekung vertikal (L), yaitu : Jarak sinar lampu besar dari kendaraan Kenyamanan pengemudi Ketentuan drainase Penampilan secara umum PLV LV g EV J h g PTV EV PV Gambar.6. Lengkung Vertikal Cekung. Rumus-rumus yang digunakan pada lengkung parabola cekung sama dengan rumus-rumus yang digunakan pada lengkung vertikal cembung. A.J J h <L, maka: L h... (44) 0 +,5J h 0 +,5J J h >L, maka: L J h - h... (45) A Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan Alinemen Vertikal ) Kelandaian maksimum. Kelandaian maksimum didasarkan pada kecepatan truk yang bermuatan penuh mampu bergerak dengan kecepatan tidak kurang dari separuh kecepatan semula tanpa harus menggunakan gigi rendah. Tabel.5 Kelandaian Maksimum yang diijinkan Landai maksimum % 4 5 8 9 0 0

0 VR (km/jam) 0 0 00 80 60 50 40 <40 Sumber : TPGJAK 997 ) Kelandaian Minimum Pada jalan yang menggunakan kerb pada tepi perkerasannya, perlu dibuat kelandaian minimum 0,5 % untuk keperluan kemiringan saluran samping, karena kemiringan jalan dengan kerb hanya cukup untuk mengalirkan air kesamping..5. Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Perencanaan konstruksi lapisan perkerasan lentur disini untuk jalan baru dengan Metoda Analisa Komponen, yaitu dengan metoda analisa komponen SKBI..6. 987. adapun untuk perhitungannya perlu pemahaman istilah-istilah sebagai berikut : A. Lalu lintas. Lalu lintas harian rata-rata (LHR) Lalu lintas harian rata-rata (LHR) setiap jenis kendaraan ditentukan pada awal umur rencana, yang dihitung untuk dua arah pada jalan tanpa median atau masingmasing arah pada jalan dengan median. Lalu lintas harian rata-rata permulaan (LHR P ) P S n ( i ) LHR LHR +... (46) Lalu lintas harian rata-rata akhir (LHR A ) A P n ( i ) LHR LHR +... (47). Rumus-rumus Lintas ekuivalen Lintas Ekuivalen Permulaan (LEP) n LEP LHRPj C E j mp... (48) Lintas Ekuivalen Akhir (LEA) n LEA LHRAj C j mp E... (49)

Lintas Ekuivalen Tengah (LET) LEP + LEA LET... (50) Lintas Ekuivalen Rencana (LER) LER LET Fp... (5) n Fp... (5) 0 Dimana: i i J n n C E Fp Pertumbuhan lalu lintas masa konstruksi Pertumbuhan lulu lintas masa layanan Jenis kendaraan Masa konstruksi Umur rencana Koefisien distribusi kendaraan Angka ekuivalen beban sumbu kendaraan Faktor Penyesuaian B. Angka ekuivalen (E) Beban Sumbu Kendaraan Angka ekuivalen (E) masing-masing golongan beban umum (setiap kendaraan) ditentukan menurut rumus daftar sebagai berikut: beban satu sumbu tunggal dlm kg E. Sumbu Tunggal 0,086... (5) 860 beban satu sumbu ganda dlm kg E. Sumbu Ganda 0,086... (54) 860 4 4 C. Daya Dukung Tanah Dasar (DDT dan CBR) Daya dukung tanah dasar (DDT) ditetapkan berdasarkan grafik korelasi DDT dan CBR. D. Faktor Regional (FR)

Faktor regional bisa juga juga disebut faktor koreksi sehubungan dengan perbedaan kondisi tertentu. Kondisi-kondisi yang dimaksud antara lain keadaan lapangan dan iklim yang dapat mempengaruhi keadaan pembebanan daya dukung tanah dan perkerasan. Dengan demikian dalam penentuan tebal perkerasan ini Faktor Regional hanya dipengaruhi bentuk alinemen ( kelandaian dan tikungan) Tabel.6 Prosentase kendaraan berat dan yang berhenti serta iklim (curah hujan) Kelandaian (<6%) Kelandaian II (6 0%) Kelandaian III (>0%) % kendaraan berat % kendaraan berat % kendaraan berat 0% >0% 0% >0% 0% >0% Iklim I < 900 mm/tahun 0,5,0,5,0,5,0,5,0,5 Iklim II 900 mm/tahun,5,0,5,0,5,0,5,0,5 Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI..6.987 E..Koefisien Distribusi Kendaraan Koefisien distribusi kendaraan (C) untuk kendaraan ringan dan berat yang lewat pada jalur rencana ditentukan menurut daftar di bawah ini : Tabel.7 Koefisien Distribusi Kendaraan Jumlah lajur lajur lajur lajur 4 lajur 5 lajur 6 lajur Kendaraan ringan *) Kendaraan berat **) arah arah arah arah,00,00,00,00 0,60 0,50 0,70 0,50 0,40 0,40 0,50 0,475-0,0-0,45-0,5-0,45-0,0-0,40 *) berat total < 5 ton, misalnya: mobil penumpang, pick up, mobil hantaran. **) berat total 5 ton, misalnya: bus, truk, traktor, semi trailer, trailer.

Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI..6.987 F. Koefisien Kekuatan Relatif (A) Koefisien kekuatan relative (a) masing-masing bahan dan kegunaan sebagai lapis permukaan pondasi bawah, ditentukan secara korelasi sesuai nilai Marshall Test (untuk bahan dengan aspal), kuat tekan untuk (bahan yang didistabilisasikan dengan semen atau kapur) atau CBR (untuk bahan lapis pondasi atau pondasi bawah). Tabel.8 Koefisien Kekuatan Relatif Koefisien Kekuatan Relatif Kekuatan Bahan Jenis Bahan A a a Ms Kt CBR (kg) kg/cm % 0,4 744 0,5 590 0, 454 LASTON 0,0 40 0,5 744 0, 590 Sambungan 0,8 Tabel.8 454 Asbuton Bersambung 0,6 40 0,0 40 HRA 0,6 40 Aspal Macadam 0,5 LAPEN (mekanis) 0,0 LAPEN (manual) 0,8 590 0,6 454 LASTON ATAS 0,4 40 0, LAPEN (mekanis) 0,9 LAPEN (manual) 0,5 Stab. Tanah dengan 0, 8 semen 0,5 Stab. Tanah dengan 0, 8 0,4 00 kapur Pondasi Macadam (basah) 0, 60 Pondasi Macadam 0,4 00 Batu pecah 0, 80 Batu pecah 0, 60 Batu pecah 0, 70 Sirtu/pitrun

4 0, 50 Sirtu/pitrun 0, 0 Sirtu/pitrun 0,0 0 Tanah / lempung kepasiran Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI..6.987 G. Analisa komponen perkerasan Penghitungan ini didstribusikan pada kekuatan relatif masing-masing lapisan perkerasan jangka tertentu (umur rencana) dimana penetuan tebal perkerasan dinyatakan oleh Indeks Tebal Perkerasan (ITP) dengan rumus: ITP a + +... (55) D ad ad D,D,D Tebal masing-masing lapis perkerasan (cm) a, a, a Koefisien kekuatan relatif bahab perkerasan (SKBI..6.987) Angka,, masing-masing lapis permukaan, lapis pondasi atas dan pondasi bawah.6. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Untuk menentukan besarnya biaya yang diperlukan terlebih dahulu harus diketahui volume dari pekerjaan yang direncanakan. Pada umumnya pembuat jalan tidak lepas dari masalah galian maupun timbunan. Besarnya galian dan timbunan yang akan dibuat dapat dilihat pada gambar long profile. Sedangkan volume galian dapat dilihat melalui gambar Cross Section. Selain mencari volume galian dan timbunan juga diperlukan untuk mencari volume dari pekerjaan lainnya yaitu:. Volume Pekerjaan a. Umum Pengukuran Mobilisasi dan Demobilisasi Pembuatan papan nama proyek Pekerjaan Direksi Keet

5 Administrasi dan Dokumentasi b. Pekerjaan tanah Pembersihan semak dan pengupasan tanah Persiapan badan jalan Galian tanah (biasa) Timbunan tanah (biasa) c. Pekerjaan Drainase Galian saluran Pasangan batu dengan mortar Plesteran Siaran d. Pekerjaan perkerasan Lapis pondasi bawah (sub base course) Lapis pondasi atas (base course) Prime Coat Lapis Laston e. Pekerjaan pelengkap Marka jalan Rambu jalan Patik kilometer. Analisa Harga Satuan Analisa harga satuan diambil dari Harga Satuan Dasar Upah Dan Bahan Serta Biaya Operasi Peralatan Dinas Bina Marga Jawa Tengah, tahun 00 untuk penghitungan Rencana Anggaran Biaya digunakan analisa K.. Kurva S Setelah menghitung Rencana Anggaran Biaya dapat dibuat time Schedule dengan menggunakan Kurva S.

A- d PI PI d - PI perpustakaan.uns.ac.id BAB III PERENCANAAN JALAN. Perencanaan Trace Jalan dari Desa Jepanan sampai Pandeyan Perencanaan Jalan dari Desa Jepanan sampai Pandeyan,mempunyai kontur tanah datar dengan melewati buah sungai dengan bentang 00 meter, kedalaman m dan terdapat tikungan. Y B (5,7;0,656) U d -B U α-b 6,6 7,740 (,608;,505) U α-,966 5,406 (8,48;5,84) d - U α- 9,7 9,7 (,9;6,40) U αα- 0,000 (0;0) A Gambar. Azimuth Jalan X Gambar.. Azimuth Jalan 5

7 Dari peta diketahui rencana jalan raya dengan titik koordinatnya: A : ( 0 ; 0 ) PI : (,9 ; 640, ) PI : ( 84,8 ; 58,4 ) PI : ( 60,8 ; 50,5 ) B : ( 57, ; 065,6 ) α A X X ArcTg Y Y,9 0 ArcTg 640, 0 0 0 0'0" A A α α α B X ArcTg Y 84,8,9 ArcTg 58,4 640, 0 9 ' " X ArcTg Y 0 57'6" X Y X Y 60,8 84,8 ArcTg 50,5 58,4 X ArcTg Y 0 6 '48" B B Y X 57, 60,8 ArcTg 065,6 50,5

8... Penghitungan sudut PI " ' 9 0'0" 0 " ' 9 ) ( ) ( 0 0 0 A α α 4'6" 5 57'6" " ' 9 ) ( ) ( 0 0 0 α α 4'48" 7 '48" 6 57'6" ) ( ) ( 0 0 0 B α α... Penghitungan jarak a. Dengan rumus Phytagoras m y y x x d A A A 649,98 0) (640, 0) (,9 ) ( ) ( + + m y y x x d 49,07 640,) (58,4,9) (84,8 ) ( ) ( + + m y y x x d 750,05 58,4) (50,5 84,8) (60,8 ) ( ) ( + + m y y x x d B B B 95,09 50,5) (065,6 60,8) (57, ) ( ) ( + +

9 b. Dengan rumus Sinus m Sin xa x d A A 649,98 0'0" sin0 0,9 0 α m x x d 49,07 " ' sin 9,9 84,8 sin 0 α m x x d 750,05 57'6" sin 84,8 60,8 sin 0 α m x x d B B B 95,09 '48" sin6 60,8 57, sin 0 α c. Dengan rumus Cosinus m ya y d A A 649,98 0'0" cos0 0 640, cos 0 α m y y d 49,07 " ' cos9 640, 58,4 cos 0 α

40 d d B y y cos α 50,5 58,4 0 cos 57'6" 750,05m y y B cos α B 065,6 50,5 0 cos6 '48" 95,09m...Kelandaian Melintang Untuk mengklarifikasi jenis medan dalam perencanaan jalan raya perlu diketahui kelandaian melintang pada medan dengan ketentuan : a. Kelandaian dihitung tiap 50 m b. Potongan melintang 00 m dengan tiap samping jalan masing-masing sepanjang 00 m dari as jalan c. Harga kelandaian melintang dan ketinggian samping kiri dan samping kanan jalan sepanjang 00 m, diperoleh dengan : h i x 00 % L h Elevasi kontur jarak kontur terhadap titik jarak antar kontur dimana: i : Kelandaian melintang L : Panjang potongan (00m) h : Selisih ketinggian dua kontur terpotong xbedatiggi

4 Contoh perhitungan : 6 7 04,5 KIRI 05,5 05 0,5 8 9 0 0,5 04 KANAN 0 Elevasi pada titik ( 9 ) Elevasi titik kiri ( x) Gambar.. Trace Jalan a 05,5 0,5 b 0,67 05,5 0,5,07 05,7m 05 05,5 x 0,5 kiri a0,67 b,07 Elevasi titik kanan ( a x) 04,5 0,5 b,7 04,5 0,5,05 04,08m 04 x kanan a,7 b,05 04,5 0,5

4 No Tabel.. Kelandaian melintang dan memanjang STA Elevasi Kiri Tengah Kanan h Kelandaian melintang Kelandaian melintang (%) Klasifikasi medan 0+000 00, 99,9 99,5 0,88 0,44 Datar 0+050 00,87 00, 99,44,4 0,7 Datar 0+00 0,7 00,57 99,57,80 0,90 Datar 4 0+50 0,66 00,66 99,64,0,0 Datar 5 0+00 0,76 00,60 99,6,4,07 Datar 6 0+50 0,68 00,59 99,60,08,04 Datar 7 0+00 0,7 00,6 00,00,7 0,85 Datar 8 0+50 0,74 00,60 00,00,74 0,87 Datar 9 0+400 0,7 00,5 00,00,7 0,86 Datar 0 0+450 0,68 00,5 0,00 0,68 0,4 Datar 0+500 0,70 00,54 0,00 0,70 0,5 Datar 0+550 0,7 00,8 0, 0,5 0,6 Datar 0+600 0,9 0,48 0,50 0,4 0,0 Datar 4 0+650 0,59 0, 0,50,09 0,54 Datar 5 0+700 0,09 0,74 0,0,79 0,90 Datar 6 0+750 0,70 0, 0,50,0 0,60 Datar 7 0+800 04,5 0,47 0,6,6 0,8 Datar 8 0+850 04,76 0,89 0,08,68 0,84 Datar 9 0+900 05,4 04, 0,58,57 0,78 Datar 0 0+950 05,7 04,58 04,08,8 0,64 Datar +000 05,6 04,59 04,08,8 0,59 Datar +050 04,9 04,46 04,50 0,4 0, Datar +00 04,8 04,04 0,75 0,5 0,6 Datar Bersambung kehalaman berikutnya

4 Sambungan Tabel. 4 +50 04,00 0,40 0,4 0,66 0, Datar 5 +00 0,79 0,68 0,70 0,09 0,05 Datar 6 +50 00,59 00,54 00,67 0,08 0,04 Datar 7 +00 94,65 95,8 95,7,07 0,54 Datar 8 +50 94,70 95,50 9,6,08 0,54 Datar 9 +400 00,5 0,56 99,79 0,56 0,8 Datar 0 +450 0,0 0,96 0,60 0,40 0,0 Datar +500 0,9 04, 0,8 0,44 0, Datar +550 04,6 05,0 04,90 0,8 0,4 Datar +600 05,44 05,85 05,57 0, 0,06 Datar 4 +650 06,0 05,9 05,7,0 0,5 Datar 5 +700 06,50 05,7 04,6,88 0,94 Datar 6 +750 05,4 04,7 04,05,5 0,68 Datar 7 +800 04,9 04,09 0,0,6 0,8 Datar 8 +850 04,4 0,46 0,77,65 0,8 Datar 9 +900 04,0 0,07 0,00,0,05 Datar 40 +950 0,8 0,84 0,4,9,0 Datar 4 +000 0,6 0,80 0,4,9,4 Datar 4 +050 0,54 0,8 0,45,09,05 Datar 4 +00 0,5 0,88 0,9,6 0,8 Datar 44 +50 0,57 0,00 0,9,8 0,64 Datar 45 +00 0,6 0,8 0,6,0 0,5 Datar 46 +50 0,76 0,7 0,9 0,84 0,4 Datar 47 +00 04,50 0,66 0,,8 0,64 Datar 48 +50 04,4 04,0 0,57 0,78 0,9 Datar 49 +400 04,69 04, 0,9 0,78 0,9 Datar Bersambung kehalaman berikutnya

44 Sambungan Tabel. 50 +450 04,96 04,6 04, 0,74 0,7 Datar 5 +500 05,5 04,95 04,6 0,7 0,6 Datar 5 +550 05,67 05,0 04,77 0,90 0,45 Datar 5 +600 05,79 05,0 04,59, 0,60 Datar 54 +650 05,8 05,4 04,96 0,87 0,44 Datar 55 +700 05,9 05,46 05,05 0,86 0,4 Datar 56 +750 05,88 05, 04,84,04 0,5 Datar 57 +800 05,65 05, 04,60,05 0,5 Datar 58 +850 05,48 04,98 04,4,04 0,5 Datar 59 +900 05,4 04,90 04,9,0 0,5 Datar 60 +950 05,4 04,87 04,9,0 0,5 Datar 6 +000 05,46 04,90 04,4,04 0,5 Datar 6 +050 05,0 04,97 04,46 0,56 0,8 Datar 6 +00 05,50 05,0 04,50,00 0,50 Datar 64 +50 05,8 05,0 04,47 0,9 0,46 Datar 65 +00 05,0 04,89 04,4 0,77 0,9 Datar 66 +50 05,50 04,69 04,6,4 0,57 Datar 67 +00 04,7 04,44 04, 0,49 0,5 Datar 68 +50 04,46 04, 04,50 0,04 0,0 Datar 69 +400 04,5 0,99 0,8 0,44 0, Datar 70 +450 04,04 0,78 0,59 0,45 0, Datar 7 +500 0,84 0,60 0,8 0,46 0, Datar

45. Penghitungan Alinemen Horizontal Data-data standar Perencanaan Geometri Antar Kota 997 untuk jalan arteri. Vr 80 km/jam e n % e max 0 % w ( x,5 m ) C 0,4 m 00 n m c 0,8 m b,6 m p 7,6 m a, m Jh 50 m Jd 600 m f max 0,4 0,4 ( 0,005 80) R min 7 7 Vr ( emax + f max ) ( 80) ( 0, + 0,4) 09,974m 4,9 D max R min 4,9 09,974 0 6,8... Tikungan PI Data tikungan : 9 o Rren 450 m

46. Mencari superelevasi 4,9 D Rren 4,9 450 0,8. e tjd emax D emax D + D D max max 0,,8 0,,8 + 6,8 6,8 0,075 7,5% e tjd < e max 0,075 < 0,... ok!. Penghitungan lengkung peralihan (Ls). Berdasarkan waktu tempuh maximum ( detik) untuk melintasi lengkung peralihan, maka panjang lengkung : Vr Ls t,6 80,6 66,667m. Berdasarkan rumus modifikasi Short : Vr Vr etjd Ls 0,0,77 Rren c c 80 80 0,075 0,0,77 450 0,4 0,4,555m

47. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian : Ls ( e e ) max normal,6 Re ( 0, 0,0) 80,6 0,05 7,m Vr 4. Berdasarkan rumus bina marga w Ls ( en + etjd ) m,5 (0,0 + 0,075) 00 64,085m Dipakai nilai Ls yang terbesar yaitu 7,m. Perhitungan besaran tikungan Ls 60 Qs π Rr 7, 60,4 450 4 0 c '48" ( Qs) 0 9 ' " 0 ( 4 '48" ) 0 0 8'6" c π Rr Lc 80 0 0 8'6",4 450 80 59,459m Syarat tikungan S-C-S c 0 0 8'6" > 0 Lc 59,459 > 0... ok!

48 ( ) ( ) m Qs Rr Rr Ls P 0,468 '48" cos 4 450 450 6 7, cos 6 0 m Qs Rr Rr Ls Ls K 5,50 '48" sin 4 450 (450) 40 (7,) 7, sin 40 0 ( ) ( ) m K P Rr Ts 5,590 5,50 " ' 9 / tan 0,468 450 / tan 0 + + + + m Rr P Rr Es 5,68 450 " ' 9 / cos 0,468 450 / cos 0 + + m Ls Lc Ltotal 0,68 7,) ( 49,459 ) ( + + 0,68 07,8 > > Ltotal Ts (Tikungan S-C-S bisa digunakan) 4. Perhitungan pelebaran perkerasan m P Rr Rr b b,664 7,6 450 450,6 ' + + m Rr A P A Rr Td 0,0404 450,) 7,6,( 450 ) ( + + + +

49 0,05 Vr z Rr 0,05 80 450 0,96m B n( b' + c) + ( n ) Td + z (,664 + 0,8) + ( )0,0404 + 0,96 7,65m E lebar tambahan E B W 7,65 (,5) 0,65m B>W maka pada tikungan PI diperlukan pelebaran perkerasan 0,65 m 5. Perhitungan kebebasan samping R' Jari jari AS jalan dalam Rr 450 / 7 4 / W 4 448,5m lebar. daerah. penguasaan. jalan W Mo 0 7,5m L panjang total lengkung horisontal Lc + Ls 59,459 + ( 7,) 0,68m Berdasarkan jarak pandang henti untuk Jh < L 50 < 0,68 m 90 Jh m R'( cos ) π R' 90 50 448,5( cos ),4 448,5 6,66m

50 Berdasarkan jarak pandang menyiapuntuk Jm > L 600 > 0,68 m 90 L m R' cos + π R' ( Jm L) 90 0,68 448,5 cos +,4 448,5 74,44m / 90 L sin π R' / ( 600 0,68) 90 0,68 sin,4 448,5 Karena Mo < M sehingga ruang bebas samping yang tersedia tidak mencukupi, sehingga perlu dipasang rambu dilarang menyiap sebelum masuk tikungan. 6. Data tikungan PI Jenis Tikungan : Spiral Circle Spiral : 9 0 V ren R min R ren : 80 km / jam : 09,974 m : 450 m e normal : % e max : 0 % e tjd : 7,5 % c : 0 0 8 6 Lc : 59,459 m m : 00 m D max D : 6,8 m :,8 m Qs : 4 0 48 Ls : 7, m P : 0,468 m Es : 5,68 m Ts : 5,590 m

5 B : 7,65 m E : 0,65 m Jh : 50 m Jm : 600 m Mo :.5 m M henti M siap : 6,66 m : 74,44 m Kebebasan samping : tidak mencukupi, maka perlu dipasang rambu dilarang menyiap sebelum masuk tikungan.

5... Tikungan PI Data tikungan : 5 o 4 6 Rren 000 m. Mencari superelevasi 4,9 D Rren 4,9 000,4. e tjd e D max Dmax 0,,4 6,8 0,076,76% e + D e tjd < e max 0,076 < 0,... ok! max max D 0,,4 + 6,8. Penghitungan lengkung peralihan (Ls). Berdasarkan waktu tempuh maximum ( detik) untuk melintasi lengkung peralihan, maka panjang lengkung : Vr Ls t,6 80,6 66,667m. Berdasarkan rumus modifikasi Short : Vr Vr etjd Ls 0,0,77 Rren c c 80 80 0,076 0,0,77 000 0,4 0,4 7,66m

5. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian : Ls ( e e ) max normal,6 Re ( 0, 0,0) 80,6 0,05 7,m Vr 4. Berdasarkan rumus bina marga w Ls ( en + etjd ) m,5 (0,0 + 0,076) 00 40.0m Dipakai nilai Ls yang terbesar yaitu 7, m. Perhitungan besaran tikungan Tc Rc tan / 000 tan / 47,m 5 0 4'6" Ec Tc tan / 47, tan /,4m 4 4 5 0 4'6" π Rr Lc 60 0 5 4'6",4 000 60 94,04m Syarat tikungan FC 0 0 5 4'6" < 0 Tc > Lc 47, > 94,04 > 0... ok!

54 Ltotal Lc 94,04m Tc > Ltotal 94,4 > 94,04m (Tikungan FC bisa digunakan) 4. Perhitungan pelebaran perkerasan b' b + Rr Rr,6 + 000,69m P 000 7,6 Td Rr 00 0,08m + A(P + A) Rr +,( 7,6 +,) 000 0,05 Vr z Rr 0,05 80 000 0,66m B n( b' + c) + ( n ) Td + z (,69 + 0,8) + ( )0,08 + 0,66 7,4m E lebar tambahan E B W 7,4 (,5) 0,4m B>W maka pada tikungan PI diperlukan pelebaran perkerasan 0,4 m 5. Perhitungan kebebasan samping R' Jari jari AS jalan dalam Rr / 000 4 7 W / 4 998,5m

55 lebar. daerah. penguasaan. jalan W Mo 0 7,5m L panjang total lengkung horisontal Lc 94,04m Berdasarkan jarak pandang henti untuk Jh > L 50 > 94,04 m 90 Jh m R'( cos ) π R' 90 50 998,5( cos ),4 998,5,89m Berdasarkan jarak pandang menyiapuntuk Jm > L 600 > 94,04 m 90 L m R' cos + π R' ( Jm L) 90 94,04 998,5 cos +,4 998,5,947m / 90 L sin π R' / ( 600 94,04) 90 94,04 sin,4 998,5 Karena Mo < M sehingga ruang bebas samping yang tersedia tidak mencukupi, sehingga perlu dipasang rambu dilarang menyiap sebelum masuk tikungan. 6. Data tikungan PI Jenis Tikungan : Full Circle : 5 0 4 6 V ren R min R ren : 80 km / jam : 09,974 m : 000 m e normal : % e max : 0 %

56 e tjd :,76% Ls : 7, m m : 00 m D max D Lc Ec Tc B E Jh Jm Mo M henti M siap : 6,8 m :,4 m : 94,04 m :,4 m : 47, m : 7,4 m : 0,4 m : 50 m : 600 m :,5 m :,89 m :,947 m Kebebasan samping : tidak mencukupi, maka perlu dipasang rambu dilarang menyiap sebelum masuk tikungan.

57 Bagian lurus Bagian lengkung peralihan Bagian lengkung penuh Bagian lengkung peralihan Bagian lurus 4 TC Kanan 4 CT e max,76% 0 % e n % e n % e min -,76% Kiri Ls 7, Ls 7, Lc 94,04 ) en-% q en-% ) q 0 % en-% ) q +% 4) q e max,76% -% e min -,76% Gambar.4. Diagram Super Elevasi Tikungan PI ( Full Circle)

58.. Tikungan PI Data tikungan : 7 o 4 48 Rren 00 m. Mencari superelevasi 4,9 D Rren 4,9 00 0 4,775. e tjd e D max Dmax 0, 4,775 6,8 0,09 9,% e + D max max D 0, 4,775 + 6,8 e tjd < e max 0,09 < 0,... ok!. Penghitungan lengkung peralihan (Ls). Berdasarkan waktu tempuh maximum ( detik) untuk melintasi lengkung peralihan, maka panjang lengkung : Vr Ls t,6 80,6 66,667m. Berdasarkan rumus modifikasi Short : Vr Vr etjd Ls 0,0,77 Rren c c 80 80 0,09 0,0,77 00 0,4 0,4 44,8m

59. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian : Ls ( e e ) max normal,6 Re ( 0, 0,0) 80,6 0,05 7,m Vr 4. Berdasarkan rumus bina marga w Ls ( en + etjd ) m,5 (0,0 + 0,09) 00 77,696m Dipakai nilai Ls yang terbesar yaitu 77,696m. Perhitungan besaran tikungan Ls 60 Qs π Rr 77,696 60,4 00 0 7 5' " c ( Qs) 0 7 74'48" 0 5'4" c π Rr Lc 80 0 5'4",4 00 80 5,4m 0 ( 7 5' " ) Syarat tikungan S-S Lc 5,4 < 0... ok!

60 " 5' 8 4'48" 7 / / 0 0 Qs m Ls 9,89 90 00,4 " 8 0 5' 77,696 9,89 min > > Ls Ls ( ) ( ) m Rr Ls Ls Xs 0,66 00 40 9,89 9,89 40 m Rr Ls Ys 4,788 00 6 9,89 6 ( ) ( ) m Qs Rr Rr Ls P,0 " 5' cos8 00 00 6 9,89 cos 6 0 m Qs Rr Rr Ls Ls K 46,59 " 5' sin 8 00 (00) 40 (9,89) 9,89 sin 40 0 ( ) ( ) m K P Rr Ts 9,64 46,59 4'48" 7 / tan,0 00 / tan 0 + + + +

6 Rr + P Es cos / Ts Rr 00 +,0 00 0 cos / 7 4'48" 4,846m 9,64 > > Ls 9,89 ( Tikungan S-S bisa digunakan ) 4. Perhitungan pelebaran perkerasan b' b + Rr Rr,6 + 00,696m P 00 7,6 Td Rr 00 0,0605m + A(P + A) Rr +,( 7,6 +,) 00 0,05 Vr z Rr 0,05 80 00 0,485m B n( b' + c) + ( n ) Td + z (,696 + 0,8) + ( )0,0605 + 0,485 7,58m E lebar tambahan E B W 7,58 (,5) 0,58m B>W maka pada tikungan PI diperlukan pelebaran perkerasan 0,58 m

6 5. Perhitungan kebebasan samping R' Jari jari AS jalan dalam Rr 00 7 / 4 / W 4 98,5m lebar. daerah. penguasaan. jalan W Mo 0 7,5m L panjang total lengkung horisontal Lc + Ls 5,4 + ( 9,89) 00,8m Berdasarkan jarak pandang henti untuk Jh < L 50 < 00,8 m 90 Jh m R'( cos ) π R' 90 50 98,5( cos ),4 98,5 9,9m Berdasarkan jarak pandang menyiapuntuk Jm > L 600 > 00,8 m 90 L m R' cos + π R' ( Jm L) 90 00,8 98,5 cos +,4 98,5 8,75m / 90 L sin π R' / ( 600 00,8) 90 00,8 sin,4 98,5 Karena Mo < M sehingga ruang bebas samping yang tersedia tidak mencukupi, sehingga perlu dipasang rambu dilarang menyiap sebelum masuk tikungan.

6 6. Data tikungan PI Jenis Tikungan : Spiral Spiral : 7 0 4 48 V ren R min R ren : 80 km / jam : 09,974 m : 00 m e normal : % e max : 0 % e tjd : 9, % c : 0 7,7 Lc :,85 m m : 00 m D max D : 6,8 m : 4,775 m Qs : 8 0 8 56,4 Ls : 9,89 m P :,4 m Es : 4,605 m Ts : 9,64 m B : 7,58 m E : 0,58 m Jh : 50 m Jm : 600 m Mo : 6,5 m M henti M siap : 9,9 m : 80,504 m Kebebasan samping : tidak mencukupi, maka perlu dipasang rambu dilarang menyiap sebelum masuk tikungan.

64 Bagian lurus Bagian lengkung Bagian lengkung Bagian lurus T Kanan 4 e max 9, % TS ST 0% 0% en - % en - % e min -9, % 4 Ls 9,89 Kiri Ls 9,89 q q ) ) en-% en-% ` 0 % en-% ) + % 4) e max + 9, % q en-% e min - 9, % Gambar.5. Diagram Super Elevasi Tikungan PI (STA : +549,) ( Spiral Spiral )

65.. Penghitungan Stationing dan Kontrol Overlapping JEPANAN TS SC CS ST TC CT TS ST PANDEYAN Gambar.6. Stationing dan Kontrol Overlapping Data : ( Titik koordinat peta dengan skala : 0.000 ) d A d d d B : 649,98 m : 49,07 m : 750,05 m : 95,09 m. Tikungan PI ( S-C-S ) Ts 5,590 m Ls 7, m Lc 59,459 m. Tikungan PI ( F-C ) Tc 47, m Lc 94,04 m. Tikungan PI ( S-S ) Ts 9,64 m Ls 9,89 m

66... Penghitungan stationing (Digunakan titik koordinat dengan skala :5.000) Sta A 0+000 Sta TS (d A ) Ts 649,98 5,590 0+496,9 Sta SC Sta TS + Ls (0+496,9) + 7, 0+567,50 Sta CS Sta SC + Lc (0+567,50) + 59,459 0+76,96 Sta ST Sta CS + Ls (0+76,96) + 7, 0+798,07 Sta TC Sta ST + (d ) (Ts + Tc ) (0+798,07) + 49,07 (5,59 + 47,) +746,4 Sta CT Sta TC + Lc (+746,4) + 94,04 +840,644 Sta TS Sta CT + (d ) (Tc + Ts ) (+840,644) + 750,05 (47,+9,64) +450,9 Sta ST Sta TS + xls (+450,9) + x9,64 +66,847 Sta B Sta ST + (d B )-Ts (+66,847) + 95,09 9,64 +496,57

67... Kontrol overlapping Diketahui : V ren 80 km / jam 80000 600 m, / Syarat overlapping a V d > a ok! ren dtk, 66,67m Overlapping A-PI d (d A ) Ts 649,98 5,590 496,9 m d > a ok! Overlapping PI -PI d (d ) (Ts + Tc ) 49,07 (5,590 + 47,) 948,69 m d > a ok! Overlapping PI -PI d (d ) (Tc + Ts ) 750,05 (47, + 9,64) 609,475 m d > a ok! Overlapping PI -B d (d B ) Ts 95,09 9,64 859,76 m d > a ok!

68 Keterangan Elevasi Tanah asli Keterangan : Muka air normal Muka air banjir Ruang bebas Tebal Jembatan :,50 meter : 5,00 meter :,59 meter : 0,50 meter Elevasi Tanah Rencana PI (F-C) PI (S-S) PI (S-C-S) Gambar.7 Sket Kelandaian Memanjang

69.4 Penghitungan Alinemen Vertikal.4. Penghitungan kelandaian memanjang Dengan menggunakan rumus: g n h L 00% data perhitungan: Sta A 0 + 000 ha 99,9 Sta PV 0 + 400 hpv 00,5 Sta PV 0 + 800 hpv 0,47 Sta Jembatan + 00 hjem 0,47 Sta PV + 50 hpv 0,47 Sta PV 4 + 950 hpv 4 04,87 Sta B + 500 hb 04,87 Penghitungan: 00,5 99,9 g 00% 0,6% 400 0,47 00,5 g 00% 400 0,47 0,47 g 00% 450 0,74% 0% 04,87 0,47 g 4 00% 0,% 600 04,87 04,87 g 5 00% 0% 550

70.4. Penghitungan lengkung vertikal. PV a b c d e g 0,74 % g 0,6 % Gambar.8. Lengkung Vertikal PV g g 0,74% 0,6% 0,58% Perhitungan Lv : a. Syarat keluwesan bentuk Lv 0,6 V 0,6 80 48m b. Syarat drainase Lv 40 40 0,58,m c. Syarat kenyamanan Lv V t 80 km jam detik 66,67m d. Pengurangan goncangan V Lv 60 80 0,58 0,m 60 Diambil Lv terbesar, yaitu 66,67m

7 Lv 0,58 66,67 Ev 0, 048m 800 800 X ( 0,58 66,67) Y 4 0, 0m 00 Lv 00 66,67 Stationing lengkung vertikal PV Sta a Sta PV / Lv (0+400) / 66,67 0+66,67 m Sta b Sta PV / 4 Lv (0+400) / 4 66,67 0+8, m Sta c Sta PV 0+400 m Sta d Sta PV + / 4 Lv (0+400) + / 4 66,67 0+46,67 m Sta e Sta PV + / Lv (0+400) + / 66,67 0+4, m Elevasi Lengkung vertikal: Elevasi a Elevasi PV ( ½ Lv x g ) 00,5 (½ 66,67 x 0,6 %) 00,477 m Elevasi b Elevasi PV ¼ Lv x g + y 00,5 ¼ 66,67 x 0,6 % + 0,0 00,55 m Elevasi c Elevasi PV + Ev 00,5 + 0,05 00,58 m

7 Elevasi d Elevasi PV + ¼ Lv x g + y 00,5 + ¼ 66,67 x 0,74 % + 0,0 00,665 m Elevasi e Elevasi PV + ½ Lv x g 00,5 + ½ 66,67 x 0,74 % 00,777 m. PV. g 0 % g 0,74 % b c d e a Gambar.9. Lengkung Vertikal PV g g 0% 0,74% 0,74% Perhitungan Lv : e. Syarat keluwesan bentuk Lv 0,6 V 0,6 80 48m f. Syarat drainase Lv 40 40 0,74 9,60m g. Syarat kenyamanan Lv V t 80 km jam detik 66,67m

7 h. Pengurangan goncangan V Lv 60 80 0,74,6m 60 Diambil Lv terbesar, yaitu 66,67m Lv 0,74 66,67 Ev 0, 06m 800 800 X ( 0,74 66,67) Y 4 0, 0m 00 Lv 00 66,67 Stationing lengkung vertikal PV Sta a Sta PV / Lv (0+800) / 66,67 0+766,67 m Sta b Sta PV / 4 Lv (0+800) / 4 66,67 0+78, m Sta c Sta PV 0+800 m Sta d Sta PV + / 4 Lv (0+800) + / 4 66,67 0+86,67 m Sta e Sta PV + / Lv (0+800) + / 66,67 0+8, m Elevasi Lengkung vertikal: Elevasi a Elevasi PV ½ Lv x g 0,47 ½ 66,67 x 0,74% 0, m

74 Elevasi b Elevasi c Elevasi d Elevasi PV ¼ Lv x g y 0,47 ¼ 66,67 x 0,74% 0,05 0,6 m Elevasi PV Ev 0,47 0,06 0,4 m Elevasi PV ¼ Lv x g y 0,47 ¼ 66,67 x 0% 0,05 0,455 m Elevasi e Elevasi PV ½ Lv x g 0,47 ½ 66,67 x 0% 0,470 m. PV a b c d e. g 4 0,0 % g 0 % Gambar.0. Lengkung Vertikal PV g 4 g 0,0% 0% 0,0% Perhitungan Lv : a. Syarat keluwesan bentuk Lv 0,6 V 0,6 80 48m b. Syarat drainase Lv 40 40 0,0 8m

75 c. Syarat kenyamanan Lv V t 80 km jam detik 66,67m d. Pengurangan goncangan V Lv 60 80 0,0,56m 60 Diambil Lv terbesar, yaitu 66,67m Lv 0,0 66,67 Ev 0, 0m 800 800 X ( 0,0 66,67) Y 4 0, 004m 00 Lv 00 66,67 Stationing lengkung vertikal PV Sta a Sta PV / Lv (+50) / 66,67 +6,67 m Sta b Sta PV / 4 Lv (+50) / 4 66,67 +, m Sta c Sta PV +50 m Sta d Sta PV + / 4 Lv (+50) + / 4 66,67 +66,67 m Sta e Sta PV + / Lv (+50) + / 66,67 +8, m

76 Elevasi Lengkung vertikal: Elevasi a Elevasi PV + ½Lv x g 0,47 + ½ 66,67 x 0% 0,470 m Elevasi b Elevasi PV + ¼ Lv x g + y 0,47 + ¼ 66,67 x 0% + 0,004 0,474 m Elevasi c Elevasi PV + Ev 0,47 + 0,0 0,49 m Elevasi d Elevasi PV + ¼ Lv x g 4 + y 0,47 + ¼ 66,67 x 0,% + 0,004 0,508 m Elevasi e Elevasi PV + ½ Lv x g 4 0,47 + ½ 66,67 x 0,% 0,57 m 4. PV 4. g 5 0 % c d e g 4 0, % b a Gambar.. Lengkung Vertikal PV 4 g 5 g 4 0% 0,% 0,%

77 Perhitungan Lv : a. Syarat keluwesan bentuk Lv 0,6 V 0,6 80 48m b. Syarat drainase Lv 40 40 0,0 8m c. Syarat kenyamanan Lv V t 80 km jam detik 66,67m d. Pengurangan goncangan V Lv 60 80 0,0,56m 60 Diambil Lv terbesar, yaitu 66,67m Lv 0,0 66,67 Ev 0, 0m 800 800 X ( 0,0 66,67) Y 4 0, 004m 00 Lv 00 66,67 Stationing lengkung vertikal PV 4 Sta a Sta PV 4 / Lv (+ 950) / 66,67 +96,67 m Sta b Sta PV 4 / 4 Lv (+ 950) / 4 66,67 +9, m

78 Sta c Sta PV 4 + 950 m Sta d Sta PV 4 + / 4 Lv (+ 950) + / 4 66,67 +966,67 m Sta e Sta PV 4 + / Lv (+ 950) + / 66,67 +98, m Elevasi Lengkung vertikal: Elevasi a Elevasi PV 4 ½ Lv x g 4 04,87 ½ 66,67 x 0,% 04,80 m Elevasi b Elevasi PV 4 ¼ Lv x g 4 y 04,87 ¼ 66,67 x 0,% 0,004 04,8 m Elevasi c Elevasi PV 4 Ev 04,87 0,0 04,850 m Elevasi d Elevasi PV 4 ¼ Lv x g 5 y 04,87 ¼ 66,67 x 0% 0,004 04,866 m Elevasi e Elevasi PV 4 ½ Lv x g 5 04,87 ½ 66,67 x 0 % 04,870 m

79.5.4 Tabel elevasi rencana jalan Tabel.4 Elevasi Tanah asli dan rencana jalan Stationing Elev. Tanah asli Elev. Renc. jalan. Stationing Elev. Tanah asli Elev. Renc. jalan. Stationing Elev. Tanah asli Elev. Renc. jalan. 0+000 99,9 99,9 +50 00,54 0,47 +500 04,95 0,97 0+050 00, 99,99 +00 95,8 0,47 +550 05,0 04,07 0+00 00,57 00,07 +50 95,50 0,47 +600 05,0 04,7 0+50 00,66 00,4 +400 0,56 0,47 +650 05,4 04,7 0+00 00,60 00, +450 0,96 0,47 +700 05,46 04,7 0+50 00,59 00,0 +500 04, 0,47 +750 05, 04,47 0+00 00,6 00,8 +550 05,0 0,47 +800 05, 04,57 0+50 00,60 00,45 +600 05,85 0,47 +850 04,98 04,67 0+400 00,5 00,5 +650 05,9 0,47 +900 04,90 04,77 0+450 00,5 00,90 +700 05,7 0,47 +950 04,87 04,87 0+500 00,54 0,7 +750 04,7 0,47 +000 04,90 04,87 0+550 00,8 0,6 +800 04,09 0,47 +050 04,97 04,87 0+600 0,48 0,00 +850 0,46 0,47 +00 05,0 04,87 0+650 0, 0,7 +900 0,07 0,47 +50 05,0 04,87 0+700 0,74 0,74 +950 0,84 0,47 +00 04,89 04,87 0+750 0, 0,0 +000 0,80 0,47 +50 04,69 04,87 0+800 0,47 0,47 +050 0,8 0,47 +00 04,44 04,87 0+850 0,89 0,47 +00 0,88 0,47 +50 04, 04,87 0+900 04, 0,47 +50 0,00 0,47 +400 0,99 04,87 0+950 04,58 0,47 +00 0,8 0,47 +450 0,78 04,87 +000 04,59 0,47 +50 0,7 0,47 +500 0,60 04,87 +050 04,46 0,47 +00 0,66 0,57 +00 04,04 0,47 +50 04,0 0,67 +50 0,40 0,47 +400 04, 0,77 +00 0,68 0,47 +450 04,6 0,87

80 Tabel.5 Hasil Perhitungan Kelandaian Memanjang Titik Stationing Elevasi (m) Jarak (m) Kelandaian memanjang 4 5 A 0+000 99,9 a 0+66,67 00,477 b 0+8, 00,55 400 g 0,6 % PV c 0+400 00,58 d 0+46,67 00,665 e 0+4, 00,777 a 0+766,67 0, 400 g 0,74 % b 0+78, 0,6 PV c 0+800 0,4 d 0+86,67 0,455 e 0+8, 0,470 a +6,67 0,470 450 g 0 % b +, 0,474 PV c +50 0,49 d +66,67 0,508 e +8, 0,57 a +96,67 04,80 700 g 4 0, % b +9, 04,8 PV 4 c +950 04,850 d +966,67 04,866 e +98, 04,870 550 g 5 0 % B +500 04,870

BAB IV PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN 4. Data Perencanaan Tebal Perkerasan a) Tebal perkerasan untuk jalur dan arah. b) Masa konstruksi (n ) tahun, angka pertumbuhan lalu lintas (i ) %. c) Umur rencana (n ) 0 tahun, angka pertumbuhan lalu lintas (i ) 7 %. d) Jalan yang direncanakan adakah jalan kelas III (jalan kolektor). e) Curah hujan diperkirakan 0 mm / tahun. f) Mencari harga CBR yang mewakili. g) Susunan lapis perkerasan : Lapisan Permukaan ( Surface Course ) ( LAPEN Mekanis ) Lapisan Pondasi Atas ( Base Course ) ( Batu Pecah CBR 80 % ) Lapisan Pondasi Bawah ( Sub Base Course ) ( SIRTU CBR 50% ) Tabel 4.. Data hasil survey lalu lintas (survey dilakukan pada hari rabu) No JENIS KENDARAAN Pagi (06.00-07.00) JUMLAH KENDARAAN Σ R pagi Σ siang sore Siang (.00-4.00) Sore (7.00-8.00) LHR R 5% Kendaraan Roda Tiga Sedan, Station Wagon, Jeep Bersambung 5 4 4 4 9 70 64 69 0 68 45 8

8 Sambungan Tabel 4. Combi, Mini Bus, Suburban 9 7 8 4 8 5 4 Micro Bus 5 4 4 4 5 Bus - - - - - - 6 Pick Up, Mobil Hantaran 6 40 45 40 69 7 Micro Truk 6 4 7 7 6 8 8 Truk As, Mobil Tanki 4 4 0 9 Truk As - - - - - - 0 Mobil Gandeng, Mobil Semi Trailer - - - - - - Sepeda Motor, Sepeda Kumbang 4 705 46 84 8 750 a. Sepeda 57 08 58 b. Becak 0 9 4 666 480 Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen SKBI..6. 987. Tabel 4. Data CBR Tanah Dasar STA 0+000 0+50 0+500 0+750 +000 CBR (%) 8 7 7 7 6 STA +50 +500 +750 +000 +50 CBR (%) 7 8 8 6 7 STA +500 +750 +000 +50 +500 CBR (%) 7 7 6 6 8

8 Tabel 4. Penentuan CBR Desain Jumlah yang sama CBR (%) atau lebih besar 6 5 7 8 4 Persen yang sama atau lebih besar (%) 5 / 5 00 % 00 / 5 00 % 7, 4 / 5 00 % 6,667 % Lolos 00 90 80 70 60 50 40 0 0 0 0 4 5 6 7 8 9 CBR Tanah Dasar ( % ) Gambar 4. Grafik Penentuan Nilai CBR Desain Didapat nilai CBR Desain 6, % 4.. Perhitungan LHRP dan LHRA - Mobil Penumpang LHRs 45 kendaraan n tahun i % n 0 tahun i 7 % P n ( LHR ( i ) ) LHR + S [ 45 x(+%) ] 460

84 A n ( LHR ( i ) ) LHR + P [ 460 x(+7%) 0 ] 905 Tabel 4.4 Nilai LHR S, LHR P, LHR A. No Jenis kendaraan LHR P LHR A LHR (LHR S ( +i ) n ) (LHR P (+i ) n ) (Kendaraan) (Kendaraan) (Kendaraan) Mobil Penumpang 45 460 905 Mini Bus 5 54 406 Micro Bus 4 4 48 4 Bus 0 0 0 5 Pick Up 69 74 540 6 Micro Truk 8 9 76 7 Truk As 44 Tabel 4.5 Angka Ekivalen pada masing masing jenis kendaraan No Jenis Kendaraan Beban Sumbu (ton) Angka Ekivalen Mobil Penumpang ( + ) 0,000+0,0000,0004 Mini Bus ( + ) 0,000+0,0000,0004 Micro Bus 6 ( + 4 ) 0,006+0,05770,06 4 Bus 8 ( + 5 ) 0,08+0,400,59 5 Pick Up ( + ) 0,000+0,0000,0004 6 Mikro Truck 8 ( + 5 ) 0,08+0,400,59 7 Truck As ( 5 + 8 ) 0,40+0,98,0648 Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen SKBI..6. 987.

Tabel 4.6 Nilai LEP, LEA, LET, LER LEP LEA LET LER No JENIS KENDARAAN n j LHR P C J E J n j LHR P ( Σ LEP + Σ LEA ) UR ( + i) C J EJ UR LET 0 Mobil Penumpang 0,09 0,8 Mini Bus 0,0 0,0 Micro Bus 0,750,476 4 Bus 0,000 0,000 5 Pick Up 0,055 0,08,65,65 6 Micro Truk,087 6,07 7 Truk As,947,50 Jumlah 5,94,6 Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya demgan Metode Analisa Komponen SKBI..6.987. 8

4. Menetapkan Tebal Perkerasan 4.. Perhitungan ITP (Indeks Tebal Perkerasan) 5,05 6, Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen SKBI..6. 987. Gambar 4. Korelasi DDT dan CBR a) Berdasarkan Gambar diatas nilai CBR 6, diperoleh nilai DDT 5,05 Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen SKBI..6. 987. b) Jalan Raya Kelas III, Klasifikasi jalan Kolektor. 8

79 c) Penentuan nilai Faktor Regional ( FR ) Jumlah kendaraan berat - % kelandaian berat 00% LHR S 85 00% 9 9,09 % - Kelandaian Elevasi titik A - Elevasi titik B 00% Jarak A - B 04,87-99,9 00% 500 0,4 % - Curah hujan berkisar 0 mm / tahun Sehingga dikategorikan < 900 mm. Termasuk pada iklim I Dengan mencocokkan hasil perhitungan tersebut pada SKBI..6 987, didapat FR : 0,5 4.. Penentuan Indeks Permukaan ( IP ) a) Indeks Permukaan Awal ( IPo ) Direncanakan Lapisan Permukaan LAPEN dengan Roughness 000 mm / km diperoleh IPo,4,0. b) Indeks Permukaan Akhir ( IPt ) Jalan Kolektor LER,65 ( berdasarkan hasil perhitungan ) Dari tabel indeks permukaan pada akhir umur rencana diperoleh IPt,5 4.. Mencari harga Indeks tebal pekerasan ( ITP ) IPo,4 -,0 IPt,5 LER,65 DDT 5,05 FR 0,5

80 4,5 0,5 5,05,65 4,9 Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen SKBI..6. 987. Gambar 4. Nomogram 6 Dengan melihat Nomogram I diperoleh nilai ITP 4,9 dan ITP 4,5 Direncanakan susunan lapisan perkerasan sebagai berikut :. Lapisan Permukaan ( Surface Course ) D 5 cm a 0,5 ( LAPEN Mekanis ). Lapisan Pondasi Atas ( Base Course ) D 0 cm a 0, ( Batu Pecah CBR 80 % ). Lapisan Pondasi Bawah ( Sub Base Course ) D a 0, ( SIRTU CBR 50% ) Dimana : a, a, a : Koefisien relatife bahan perkerasan ( SKBI..6 987 ) D, D, D : Tebal masing masing lapis permukaan