BAB I PENDAHULUAN. Mustapa (2014: 129) Pembaruan di bidang pendidikan merupakan upaya mutlak untuk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Mustapa (2014: 129) Pembaruan di bidang pendidikan merupakan upaya mutlak untuk"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki sifat yang dinamis mengikuti perkembangan zaman. Pendidikan dapat mengalami dinamika yang semakin lama semakin berkembang, sehingga banyak memunculkan pembaharuan dalam bidang pendidikan. Menurut Mustapa (2014: 129) Pembaruan di bidang pendidikan merupakan upaya mutlak untuk meningkatkan kualitas pendidikan karena pendidikan merupakan hal yang sangat urgen dan tidak bisa lepas dari kehidupan. Salah satu pembaharuan dalam bidang pendidikan tersebut yakni pada Kurikulum. Menurut Ladjid (2005: 2) Kurikulum dapat diartikan sebagai tujuan pengajaran, pengalaman belajar, alat-alat pelajaran dan cara-cara penilaian yang direncanakan dan digunakan dalam pendidikan. Kurikulum di Indonesia juga mengalami pembaharuan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman. Pada tahun 2013 kurikulum di Indonesia mengalami perubahan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi kurikulum baru yakni Kurikululum 2013, pada pembelajaran Kurikulum 2013 di sekolah saat ini sangat membutuhkan inovasi baru, khususnya inovasi media pembelajaran, seperti ketepatan media pembelajaran dengan kurikulum baru yang sesuai. Pembelajaran dengan menggunakan media disekolah khususnya Sekolah Dasar pada saat ini masih sedikit, kebanyakan sekolah yang sudah menggunakan media pembelajaran 1

2 2 tematik menggunakan media seadanya sesuai dengan buku tematik. Oleh karena itu inovasi-inovasi baru media pembelajaran dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar dengan tujuan menciptakan media yang sesuai karakteristik siswa Sekolah Dasar dan mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Piaget (dalam Mulyani, Nana, 2011 : 35) siswa SD pada usia 7 11 tahun merupakan tahap operasi konkret, dimana siswa dapat berfikir logis tentang suatu hal. Akan tetapi cara masing-masing siswa dalam berfikir logis terhadap sesuatu memiliki perbedaan. Oleh karena itu guru dapat menggunakan berbagai benda konkret seperti media pembelajaran yang dapat membantu dalam menyampaikan materi, akan membuat siswa lebih cepat mengerti. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti di SD Yamastho Surabaya dengan guru kelas V pada pembelajaran semester ganjil pada bulan Desember 2016, saat kegiatan pembelajaran berlangsung siswa sudah aktif. Namun, hanya beberapa siswa yang aktif dalam pembelajaran dan siswa yang lain terlihat gaduh sendiri, hal tersebut terjadi dikarenakan alat bantu pembelajaran yang digunakan oleh guru kelas menggunakan media visual seperti pada tema sebelumnya yakni tema 7 (Sejarah Peradaban Indonesia), guru menggunakan gambar seperti gambar pahlawan dan barang peninggalannya yang terdapat pada buku siswa, kelebihan media yang digunakan oleh guru tersebut adalah semua siswa memiliki media tersebut, karena terdapat pada buku siswa, dan kekurangan media tersebut adalah gambar yang digunakan kurang bervariasi dan kurang banyak sehingga pada saat pembelajaran siswa cenderung kurang aktif, bosan dan gaduh sendiri. Berdasarkan

3 3 observasi dilapangan yang dilakukan oleh peneliti pengajaran yang dilakukan guru kelas kurang sesuai dengan kurikulum 2013 yakni dengan menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran, dikarenakan pada saat pembelajaran guru dominan memberikan ceramah. Maka dari itu, dibutuhkan suatu alat pendamping pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa yakni dengan menggunakan media pembelajaran yang inovatif. Ketika peneliti melakukan observasi di lapangan, peneliti melihat pada jam istirahat mayoritas siswa kelas V bermain mainan yang berbentuk 3 dimensi seperti robot dan hewan. Media 3 dimensi merupakan media benda asli maupun tiruan yang diskalakan yang ditampilkan secara nyata untuk membantu guru mengarahkan imajinasi siswa lebih terarah dibandingkan mengandalkan daya hayal siswa (Septian, 2015: 73). Media 3 dimensi juga memiliki keuntungan karena mewakili bentuk aslinya, lebih mudah dipelajari, dan kekonkretan yang tidak langsung, sehingga siswa dapat menanamkan konsep secara langsung. Berdasarkan penemuan tersebut peneliti memiliki gagasan untuk melakukan pengembangan media yang menyerupai mainan yang dimainkan siswa yakni berbasis tiga dimensi. Media yang akan dikembangkan peneliti tersebut dirancang sesuai dengan minat siswa terhadap mainan yang mereka mainkan, untuk menumbuhkan minat belajar siswa khususnya pada tema ekosistem. Hal yang perlu diperhatikan tentang bagaimana menciptakan media yang inovatif, dan mengaktifkan bagi siswa dalam pembelajaran yakni menyesuaikan dengan kebutuhan siswa saat ini. Karena media pembelajaran merupakan alat yang membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan siswa Sutikno, (dalam Haryono, 2014: 48) pada buku tematik khususnya kelas V

4 4 semester II Tema 8 : Ekosistem, Subtema 2: Hubungan Makhluk Hidup dalam Ekosistem, Pembelajaran 2 pokok bahasan peran dan fungsi rantai makanan dan jaringjaring makanan di dalam sebuah ekosistem, pada umumnya proses pembelajaran pada pokok bahasan tersebut banyak dilakukan dengan menggunakan buku siswa dan media gambar ekosistem, tentunya hal tersebut sudah umum bagi siswa sedangkan untuk memahami sesuatu idealnya memerlukan pengalaman langsung yang melibatkan fisik maupun psikis siswa. Proses belajar mengajar pada anak sekolah dasar sebaiknya dilakukan sesuai dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar, yaitu dalam proses penemuan dan penanaman konsep dengan hal-hal yang konkrit (Danim, 2011 : 106). Oleh karena itu pembelajaran pada kurikulum 2013 kelas V SD memerlukan media pembelajaran seperti Maket Ekosistem, yaitu sebuah media pembelajaran yang dapat digunakan secara mandiri atau kelompok untuk membantu siswa dalam penemuan dan pemahaman konsep ekosistem dan keterkaitannya dengan peran dan fungsi rantai makanan dan jaring-jaring makanan. Media Maket Ekosistem merupakan media pembelajaran tematik kelas V semester II Tema 8 : Ekosistem, Subtema 2: Hubungan Makhluk Hidup dalam Ekosistem, Pembelajaran 2. Seperti penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yaitu Pengembangan Media Panduan (Papan Dunia Hewan) pada Pembelajaran Tematik Tema Benda Hewan dan Tanaman Disekitar untuk Kelas 1 SD pokok bahasan hewan dan tumbuhan, dan penelitian sebelumnya oleh Buana Eka Meylasari yaitu Pemanfaatan Media Maket untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar pokok bahasan ekosistem. Tidak jauh berbeda dengan

5 5 produk sebelumnya media pembelajaran Maket Ekosistem juga memiliki kriteria sendiri yaitu media memuat materi peran dan fungsi rantai makanan dan jaring-jaring makanan di dalam sebuah ekosistem, sehingga pada media ini tidak hanya membahas tentang ekosistem saja melainkan dapat digunakan sebagai alat bantu menemukan konsep tentang rantai makanan dan jaring jaring makanan, serta membuat kesimpulan baik secara mandiri maupun kelompok. Perbedaan media yang dikembangkan oleh peneliti dengan penelitian terdahalu pada peneliti terdahulu pertama media yang dikembangkan adalah media dua dimensi, sedangkan pada media yang akan dikembangkan oleh peneliti menggunakan media tiga dimensi serta materi yang diambil oleh peneliti adalah materi tentang Ekosistem, sedangkan pada penelitian terdahulu kedua media yang dikembangkan oleh peneliti terdahulu adalah media tiga dimensi tentang ekosistem, akan teteapi pada pengembangan tersebut memiliki perbedaan pada penelitian pengembangan yang akan dilakukan saat ini, perbedaannya terletak pada materi dan penggunaan media yang akan dikembangkan. Berdasarkan penjelasan diatas peneliti memberikan solusi melalui pengembangan media, dimana peneliti mengambil satu materi yang sesuai dengan buku tematik kelas V semester II Tema 8 : Ekosistem, Subtema 2: Hubungan Makhluk Hidup dalam Ekosistem, Pembelajaran 2 agar pembelajaran lebih menarik minat siswa untuk belajar dan mencapai tujuan pembelajaran. oleh karena itu peneliti mengambil judul Pengembangan Media Pembelajaran Maket Ekosistem Tema Ekosistem untuk Kelas V SD Yamastho Surabaya.

6 6 B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengembangan media Maket Ekosistem pada Tema Ekosistem di kelas V SD? 2. Bagaimana kelayakan media Maket Ekosistem pada Tema Ekosistem di kelas V SD? 3. Bagaimana respon siswa terhadap media Maket Ekosistem pada Tema ekosistem di kelas V SD? C. Tujuan Penelitian dan Pengembangan 1. Untuk menghasilkan produk media Maket Ekosistem pada Tema Ekosistem di kelas V SD. 2. Untuk mengetahui kelayakan media Maket Ekosistem pada Tema Ekosistem di kelas V SD. 3. Untuk mengetahui respon siswa terhadap media Maket Ekosistem pada Tema ekosistem di kelas V SD D. Spesifikasi Media Media pembelajaran ini bernama Maket Ekosistem merupakan media berupa maket tiga dimensi dan memiliki spesifikasi khusus dari pengembangan media Maket Ekosistem adalah sebagai berikut : 1. Media Maket Ekosistem merupakan media maket dan tiga dimensi, secara fisik dibuat dalam bentuk menyerupai balok yang dapat dibuka dan ditutup. Media Maket Ekosistem terbuat dari bahan dasar berupa papan kayu atau triplek yang

7 7 berukuran panjang 50 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 12 cm serta terdapat tiang penyangga yang dapat difungsikan untuk menyangga papan saat dibuka. Media tersebut di dibagi menjadi dua bagian yakni bagian bawah atau alas dan atas atau penutupnya. Pada bagian bawah terdapat tiruan ekosistem tiga dimensi, yang terdiri dari ekosistem darat dan ekosistem air. adapun pewarnaan pada ekosistem darat seperti dataran tinggi, daun pada pohon, dan sawah, berwarna hijau, serta hewan yang terdapat pada ekosistem binatang disesuaikan dengan warna binatang tersebut, sedangkan pewarnaan pada ekosistem air pada tiruan sungai peneliti menggunakan warna biru, serta binatang yang terdapat pada ekosistem air warna disesuaikan dengan warna binatang tersebut. Ekosistem darat pada papan maket terdiri dari tiruan makhluk hidup seperti binatang darat, pohon, rumput, dan bunga, sedangkan makhluk tak hidup seperti batu, dan tanah. Ekosistem air terdiri dari tiruan makhluk hidup seperti binatang air, dan tumbuhan hidup di air, sedangkan tiruan makhluk tak hidupnya seperti air, dan batu. Selain itu pada bagian bawah tiruan makhluk hidup dan makhluk tidak hidup tersebut dilekatkan oleh magnet. Sedangkan pada bagian tutup atau atasnya terdapat bagan untuk membentuk sebuah rantai makanan dan jaringjaring makanan. Pada bagan tersebut juga dilekatkan oleh magnet sehingga tiruan tiga dimensi pada ekosistem tersebut dapat ditempelkan pada bagan. 2. Media Maket Ekosistem ini disesuaikan dengan buku Kurikulum 2013 Kelas V Tema 8: Ekosistem, Subtema 2: Hubungan Makhluk Hidup dalam Ekosistem, Pembelajaran 2 yang membahas tentang rantai makanan dan jaring-jaring makanan pada ekosistem. Media ini dapat mengubah cara berfikir siswa dari

8 8 abstrak ke konkrit, dan mengubah cara belajar siswa yang biasanya mempelajari materi dari buku atau gambar saja beralih pada sebuah media yang menarik minat belajar siswa. E. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan 1. Bagi pendidik Media pembelajaran yang dihasilkan dapat digunakan oleh guru sebagai sarana dalam menyampaikan pembelajaran. 2. Bagi siswa Media pembelajaran yang dihasilkan dapat digunakan untuk siswa sebagai sumber belajar baik mandiri maupun bersama-sama, sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa dengan proses belajar menyenangkan. 3. Bagi peneliti Menambah pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman dalam mengembangkan media pembelajaran, sehingga dapat bermanfaat bagi peneliti sebagai calon pendidik nantinya. F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan Menurut Piaget tahapan perkembangan anak SD usia 7-11 tahun, masuk ke dalam tahapan operasional konkret, yaitu belajar dari hal yang konkret seperti penggunaan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Media pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk memahami materi dengan mudah, oleh karena itu media pembelajaran sebaiknya dibuat semenarik seperti

9 9 penggunaan media maket tiga dimensi, sehingga pada media tiga dimensi siswa dapat melihat secara langsung tiruan dari materi yang akan dibahas. Adapun penelitian media maket tiga dimensi ini dilakukan secara prosedural dengan 10 tahapan. Adapun karena luasnya masalah yang ada dan untuk memungkinkan peneliti dapat mencapai tujuan maka penelitian dibatasi pada. 1. Pengembangan media yang digunakan adalah media pembelajaran Tematik Kelas V Semester II Tema 8 : Ekosistem, Subtema 2: Hubungan Makhluk Hidup dalam Ekosistem, Pembelajaran 2, menggunakan Maket Ekosistem 2. Materi penelitian dibatasi pada pokok bahasan rantai makanan dan jaring-jaring makanan pada ekosistem 3. Peneliti menggunakan model penelitian dan pengembangan Borg and Gall, yang terdiri dari 10 tahap pengembangan akan tetapi pada penelitian pengembangan yang dilakukan peneliti hanya menggunakan 7 tahapan dikarenakan peneliti masih pada jenjang S1, sedangkan menurut Hasyim (2016:91) menyatakan bahwa bagi mahasiswa yang sedang menulis skripsi diperbolehkan membatasi dari 10 langkah menjadi 7 langkah dikarenakan keterbatasan biaya dan waktu penelitian. Jika penelitian pengembangan dilakukan dalam proyek skala besar dengan waktu multi tahun dan dana cukup dari pemerintah atau swasta, maka sepuluh langkah dapat dilakukan.

10 10 G. Definisi Operasional Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran oleh pembaca, maka perlu ada beberapa batasan istilah sebagai berikut : 1. Penelitian dan pengembangan adalah suatu tahap yang digunakan sebagai pengaturan untuk mengembangkan dan memvalidasi suatu produk pendidikan yang harus sesuai dengan kriteria dan keefektifannya 2. Media adalah alat bantu yang digunakan sebagai perantara untuk menyalurkan maksud dan tujuan yang ingin disampaikan. 3. Materi pada media adalah Tema 8 : Ekosistem, Subtema 2: Hubungan Makhluk Hidup dalam Ekosistem, Pembelajaran 2. Pokok bahasan yang terdapat didalammya yaitu mengintegrasikan 4 mata pelajaran yaitu PJOK, SBDP, IPA dan Bahasa Indonesia, akan tetapi dalam pengembangan media ini hanya mencakup mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia. 4. Media maket ekosistem merupakan media alat peraga tiga dimensi, karena secara fisik media ini berbentuk tiruan ekosistem tiga dimensi yang di dalamnya memaparkan materi jaring-jaring makanan dan rantai makanan dalam ekosistem.

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan pembaharuan dalam bidang pendidikan. meningkatkan kualitas pendidikan. Pemerintah dalam rangka meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan pembaharuan dalam bidang pendidikan. meningkatkan kualitas pendidikan. Pemerintah dalam rangka meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki sifat yang dinamis mengikuti perkembangan zaman. Pendidikan dapat mengalami dinamika yang semakin lama semakin berkembang dan berusaha beradaptasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu penentu kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu penentu kemajuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu penentu kemajuan suatu bangsa. Terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas adalah berawal dari generasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu tingkatan kelas rendah yang terdiri dari kelas 1 sampai kelas III dan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu tingkatan kelas rendah yang terdiri dari kelas 1 sampai kelas III dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di Indonesia mempunyai tujuan memberikan kemampuan dasar baca, tulis, hitung pengetahuan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 (Sudrajat, 2010),

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 (Sudrajat, 2010), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan bagi setiap manusia untuk menghadapi perkembangan zaman. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 (Sudrajat, 2010), Pendidikan adalah usaha sadar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa sesuai dengan tujuan. Tujuan pembelajaran menurut Undang-Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. siswa sesuai dengan tujuan. Tujuan pembelajaran menurut Undang-Undang Sistem BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses yang kompleks (rumit), namun dengan maksud yang sama yaitu, memberi pengalaman belajar pada siswa sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta, konsep dan prinsip saja, tetapi juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta, konsep dan prinsip saja, tetapi juga merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang berkaitan dengan mengetahui alam secara sistematis. IPA bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dasar merupakan fondasi dari semua jenjang pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dasar merupakan fondasi dari semua jenjang pendidikan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dasar merupakan fondasi dari semua jenjang pendidikan yang ditempuh selanjutnya. Diungkapkan Ali (dalam Prastowo, 2013:13) bahwa tujuan penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 99 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik adalah suatu model pembelajaran yang mengaitkan materi pelajaran dari beberapa mata pelajaran, beberapa standar kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan sasaran utama, sedangkan peranan teori-teori

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan sasaran utama, sedangkan peranan teori-teori BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan ilmu yang berhubungan dengan penelaahan bentuk-bentuk dan struktur yang abstrak, sehingga untuk memahami struktur serta hubungannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi para peserta didik mencapai tujuan pendidikan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi para peserta didik mencapai tujuan pendidikan yang telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan. dipertanggungjawabkan (Rusman, 2012:251).

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan. dipertanggungjawabkan (Rusman, 2012:251). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pembelajaran anak sekolah dasar kelas awal memiliki tiga ciri kecenderungan yaitu: konkret, integratif, dan hierarkis. Konkret mengandung makna proses

Lebih terperinci

Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan orang-orang. yang diserai tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai

Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan orang-orang. yang diserai tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan orang-orang yang diserai tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat yang sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Undang-Undang RI No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Undang-Undang RI No. 20 Tahun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam wujud the four pillars education, yaitu belajar untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. dalam wujud the four pillars education, yaitu belajar untuk mengetahui 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran dalam upaya mempersiapkan sumber daya manusia abad 21 didasarkan pada konsep belajar sebagaimana dirumuskan oleh komisi UNESCO dalam wujud the four pillars

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui (learning to know), belajar berbuat (learning to do), belajar

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui (learning to know), belajar berbuat (learning to do), belajar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses pencetak generasi penerus bangsa yang menentukan kehidupan dimasa yang akan datang untuk perubahan setiap orang dan negaranya. Apabila

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari

PENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak sebagai individu yang unik memiliki karakteristik yang berbedabeda. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari sejak lahir. Masa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam a. Pengertian Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) berlandaskan pada peraturan UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENGEMBANGAN BAB III METODE PENGEMBANGAN Bab ini membahas tentang model pengembangan, langkah-langkah dalam penelitian pengembangan atau prosedur pengembangan Research and Development (R&D) melalui model Borg and Gall

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran di sekolah dasar merupakan suatu kegiatan yang kompleks, pembelajaran pada dasarnya tidak hanya menyampaikan pesan pembelajaran kepada siswa, akan tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam pertumbuhan jasmani maupun rohaninya untuk mencapai tingkat

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam pertumbuhan jasmani maupun rohaninya untuk mencapai tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan berlangsung secara sistematis yang dilakukan oleh orangorang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa pendidikan adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa pendidikan adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

Lebih terperinci

Tema Cita-citaku Pada penelitian ini mengambil tema 7 cita-citaku subtema 3 giat berusaha meraih cita-cita pembelajaran 3. Penelitian ini men

Tema Cita-citaku Pada penelitian ini mengambil tema 7 cita-citaku subtema 3 giat berusaha meraih cita-cita pembelajaran 3. Penelitian ini men BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Tematik Terpadu 2.1.1 Pengertian Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MAKET EKOSISTEM TEMA EKOSISTEM UNTUK KELAS V SD YAMASTHO SURABAYA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MAKET EKOSISTEM TEMA EKOSISTEM UNTUK KELAS V SD YAMASTHO SURABAYA PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MAKET EKOSISTEM TEMA EKOSISTEM UNTUK KELAS V SD YAMASTHO SURABAYA SKRIPSI DISUSUN OLEH : FITRIANI NURAISYAH 201310430311181 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi berkembangan IPTEK yang semakin berkembang pesat, sangat

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi berkembangan IPTEK yang semakin berkembang pesat, sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dewasa ini sangat penting untuk dicari, karena pendidikan sangat menentukan kehidupan dimasa yang akan datang bagi setiap orang dan kemajuan negaranya. Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional, sebagai salah satu sektor pembangunan nasional dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses interaksi yang baik didasari oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses interaksi yang baik didasari oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses interaksi yang baik didasari oleh kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan siswa untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pendidikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP Muhamadiyah 3 Bandar Lampung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP Muhamadiyah 3 Bandar Lampung 23 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP Muhamadiyah 3 Bandar Lampung pada bulan Mei 2011 B. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional, dengan jelas dikatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional, dengan jelas dikatakan bahwa : 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini semakin berkembangnya teknologi dan informasi yang menuntut adanya perkembangan dan perubahan dalam semua aspek kehidupan manusia termasuk aspek pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dasar adalah bagian terpadu dari sistem pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dasar adalah bagian terpadu dari sistem pendidikan nasional. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dasar adalah bagian terpadu dari sistem pendidikan nasional. Menurut PP RI No. 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar, yang menyatakan bahwa pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran IPA. Selain itu mata pelajaran IPA sebagai objek penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran IPA. Selain itu mata pelajaran IPA sebagai objek penelitian. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap manusia dimuka bumi ini. Pendidikan merupakan modal suatu bangsa untuk dapat berkembang secara optimal.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rendahnya daya serap siswa, kesalahan pemahaman dan rendahnya. kemampuan siswa dalam menerapkan konsep-konsep baik dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. rendahnya daya serap siswa, kesalahan pemahaman dan rendahnya. kemampuan siswa dalam menerapkan konsep-konsep baik dalam kehidupan 11 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekhawatiran para pendidik dan pemerhati pendidikan berkaitan dengan rendahnya daya serap siswa, kesalahan pemahaman dan rendahnya kemampuan siswa dalam menerapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbasis karakter (competency and character based curriculum), yang dirancang

BAB I PENDAHULUAN. berbasis karakter (competency and character based curriculum), yang dirancang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang berbasis kompetensi dan berbasis karakter (competency and character based curriculum), yang dirancang untuk dapat melatih

Lebih terperinci

HARGA NEGOSIASI/KESEPAKATAN E-KATALOG BUKU KURIKULUM 2013 Revisi 2017

HARGA NEGOSIASI/KESEPAKATAN E-KATALOG BUKU KURIKULUM 2013 Revisi 2017 ISWA Kelas 2 Kelas 1 T1 Diriku 14,200 14,800 15,400 16,600 21,300 T2 Kegemaranku 17,200 17,900 18,700 20,100 25,800 T3 Kegiatanku 13,600 14,200 14,700 15,900 20,400 T4 Keluargaku 16,000 16,700 17,300 18,700

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Peningkatan kualitas sumber daya manusia tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi kehidupan manusia, sehingga setiap manusia mempunyai hak untuk mendapatkan pendidikan yang tujuannya untuk

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. menggunakan metode simulasi melalui media gambar. Adapun metode

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. menggunakan metode simulasi melalui media gambar. Adapun metode BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. PEMBAHASAN Pembelajaran yang diterapkan pada kelas eksperimen adalah dengan menggunakan metode simulasi melalui media gambar. Adapun metode simulasi adalah pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar (Majid, 2014: 86). Dari pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar (Majid, 2014: 86). Dari pernyataan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran tematik merupakan suatu pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa. Keterpaduan pembelajaran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam hidup bermasyarakat. Dengan adanya pendidikan, mutu generasi bangsa dapat ditingkatkan, sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kurikulum merupakan pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran yang berisi seperangkat rencana dan pengaturan tentang isi dan bahan pelajaran serta cara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP Negeri 1 Natar pada bulan Mei 2011

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP Negeri 1 Natar pada bulan Mei 2011 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP Negeri 1 Natar pada bulan Mei 2011 B. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salahsatu mata pelajaran yang diajarkan di setiap jenjang pendidikan mulai dari tingkat sekolah dasar sampai pendidikan tinggi. Pada jenjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya penelitian dan pengembangan, keterbatasan penelitian pengembangan,

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya penelitian dan pengembangan, keterbatasan penelitian pengembangan, BAB I PENDAHULUAN Bab 1 akan dipaparkan beberapa cakupan yang akan digunakan dalam penelitian ini. Cakupan tersebut antara lain latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan pengembangan, spesifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. matematika diajarkan di taman kanak-kanak secara informal (Susanto, 2013:183).

BAB I PENDAHULUAN. matematika diajarkan di taman kanak-kanak secara informal (Susanto, 2013:183). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Bahkan matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran dengan mata pelajaran lain dalam satu tema. Alasannya adalah

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran dengan mata pelajaran lain dalam satu tema. Alasannya adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam pembelajaran di kelas perlu dipadukan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain dalam satu tema. Alasannya adalah karena latar belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari belajar kosakata, karena vocabulary mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari belajar kosakata, karena vocabulary mempunyai peranan yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kosakata atau vocabulary adalah perbendaan/kekayaan kata yang dimiliki oleh suatu bahasa (Soedjito dkk, 2011:3). Dalam belajar bahasa pasti tidak akan terlepas dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku siswa. Perubahan tingkah laku siswa pada saat proses

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku siswa. Perubahan tingkah laku siswa pada saat proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu proses pengajaran dikatakan berhasil bila terjadi perubahan tingkah laku siswa. Perubahan tingkah laku siswa pada saat proses pembelajaran digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana utama untuk mensukseskan pembangunan nasional, karena dengan pendidikan diharapkan dapat mencetak sumber daya manusia berkualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau

Lebih terperinci

2 Kemampuan belajar peserta didik dapat berkembang dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Mengembangkan kemampuan peserta didik dapat dilakukan

2 Kemampuan belajar peserta didik dapat berkembang dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Mengembangkan kemampuan peserta didik dapat dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses belajar tidak sekedar menghafal materi-materi pembelajaran, tetapi merupakan proses pembelajaran yang menghubungkan konsep-konsep pembelajaran elajaran menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika terbentuk sebagai hasil observasi dan pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran. Kemampuan ini membutuhkan pemikiran sistematis,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan aspek kehidupan perlu direspon oleh. kinerja pendidikan yang profesional dan bermutu tinggi.

I. PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan aspek kehidupan perlu direspon oleh. kinerja pendidikan yang profesional dan bermutu tinggi. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan perkembangan aspek kehidupan perlu direspon oleh kinerja pendidikan yang profesional dan bermutu tinggi. Mutu pendidikan yang demikian itu sangat diperlukan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE RANTAI MAKANAN UNTUK MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SD ARTIKEL JURNAL

PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE RANTAI MAKANAN UNTUK MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SD ARTIKEL JURNAL PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE RANTAI MAKANAN UNTUK MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SD ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

laku baik intelektual, moral maupun sosial.

laku baik intelektual, moral maupun sosial. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal dinamis, dari waktu ke waktu selalu mengalami perubahan dan berkembang sesuai dinamika dan tuntutan masyarakat. Hal ini akan

Lebih terperinci

1) Contoh pembelajaran yang saya pilih sesuai jenjang kelas yang diajarkan di sekolah. : Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup

1) Contoh pembelajaran yang saya pilih sesuai jenjang kelas yang diajarkan di sekolah. : Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup Nama : Diyah Ismawati NIM : 836764313 Pokjar : Gantiwarno Klaten 1) Contoh pembelajaran yang saya pilih sesuai jenjang kelas yang diajarkan di sekolah. Pembelajaran IPA dengan Teori Ausubel: Kelas Judul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan. diperlukan untuk mengoptimalkan kemampuan anak.

BAB I PENDAHULUAN. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan. diperlukan untuk mengoptimalkan kemampuan anak. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan. Periode ini adalah tahun-tahun berharga bagi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. semakin berkembang, Hal ini menuntut setiap individu untuk dapat. kemampuan memperoleh, memilih dan mengolah informasi.

I. PENDAHULUAN. semakin berkembang, Hal ini menuntut setiap individu untuk dapat. kemampuan memperoleh, memilih dan mengolah informasi. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zaman yang semakin maju menyebabkan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang, Hal ini menuntut setiap individu untuk dapat menguasai informasi dan pengetahuan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah salah satu mata pelajaran utama dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, namun hasil belajar IPA yang dicapai oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional sedang mengalami perubahan yang cukup mendasar,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional sedang mengalami perubahan yang cukup mendasar, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional sedang mengalami perubahan yang cukup mendasar, terutama berkaitan dengan undang-undang sistem pendidikan nasional (Undangundang sisdiknas),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemerintah Indonesia tak pernah berhenti berupaya untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan. Begitu banyak agenda dan program yang telah, sedang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi perkembangan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi perkembangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi perkembangan peradaban umat manusia. Melalui pendidikanlah pembentukan watak dan peneguhan kepribadian

Lebih terperinci

P 22 MEMBANGUN KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR (SD) MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BENDA KONKRET

P 22 MEMBANGUN KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR (SD) MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BENDA KONKRET P 22 MEMBANGUN KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR (SD) MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BENDA KONKRET Endang Setyo Winarni Universitas Negeri Malang Endang_Setyo_Winarni@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pembelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pembelajaran Ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia, diantaranya adalah pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) secara

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 1 : Bermain di Lingkungan Rumah Pembelajaran Ke : 3 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Banyumas yang menjadi sekolah dasar untuk Pilot Project yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Banyumas yang menjadi sekolah dasar untuk Pilot Project yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar Negeri 1 Karanglewas Lor adalah salah satu sekolah di Kabupaten Banyumas yang menjadi sekolah dasar untuk Pilot Project yang menerapkan kurikulum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu pengetahuan merupakan ilmu yang sangat penting di dunia ini. Ilmu pengetahuan yang berkembang sekarang ini sangat beragam. Salah satunya adalah ilmu tentang alam.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari mengenai alam dan fenomena alam yang terjadi, yang berhubungan dengan benda hidup maupun benda tak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya dengan

BAB I PENDAHULUAN. berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah Republik Indonesia melalui Menteri Pendidikan Nasional terus berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya dengan digulirkannya Kurikilum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berikut ini merupakan tahap-tahap perencanaan pembelajaran tematik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berikut ini merupakan tahap-tahap perencanaan pembelajaran tematik BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Paparan Data 4.1.1 Perencanaan Pembelajaran Tematik Berikut ini merupakan tahap-tahap perencanaan pembelajaran tematik yang telah dihimpun dari hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika dalam dunia pendidikan di Indonesia telah dimasukkan dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sejak usia dini. Matematika adalah salah satu mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pengembangan,

BAB I PENDAHULUAN. penelitian yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pengembangan, 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab I ini membahas tentang beberapa cakupan yang digunakan dalam penelitian yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pengembangan, spesifikasi produk yang diharapkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum di Sekolah Dasar (SD) yang digunakan saat ini yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum di Sekolah Dasar (SD) yang digunakan saat ini yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum di Sekolah Dasar (SD) yang digunakan saat ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dimana sekolah diberikan keleluasaan untuk mengelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu pendidikan di Indonesia sampai saat ini masih harus diperbaiki agar ketertinggalan dengan bangsa-bangsa lain tidak semakin jauh. Perbaikan mutu pendidikan melibatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) 2.1.1.1 Pengertian IPA Sains berasal dari kata "science" yang berarti ilmu. sains adalah ilmu yang mempelajari lingkungan alam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. trobosan demi peningkatan mutu pendidikan. Hal itu ditandai dengan hadirnya

BAB I PENDAHULUAN. trobosan demi peningkatan mutu pendidikan. Hal itu ditandai dengan hadirnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Semakin meningkatnya pemahaman tentang pendidikan membuat dunia pendidikan khususnya pendidikan dasar, membuat berbagai pengembangan dan trobosan demi peningkatan

Lebih terperinci

KURIKULUM Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 6 : ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN. Kelas / Semester : V / 2

KURIKULUM Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 6 : ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN. Kelas / Semester : V / 2 KURIKULUM 2013 Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 6 : ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN Nama Sekolah : SDN MANUKAN KULON Kelas / Semester : V / 2 Nama Guru NIP / NIK : EKO BUDIYONO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan pada satu satuan pendidikan, pengembangan kurikulum mutlak diperlukan, oleh karena itu Badan Nasional Standar Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha manusia untuk mewariskan, mempertahankan, dan mengembangkan peradabannya. Bagi sebagian besar orang, berarti berusaha membimbing anak untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan siswa diharapkan memiliki kecakapan baik intelektual,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, aktivitas artinya kegiatan/keaktifan. Kegiatan dapat berupa kegiatan fisik maupun psikis yang saling berhubungan. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membahas masalah pendidikan tidak dapat terlepas dari pengertian pendidikan secara umum. Pendidikan memiliki ruang lingkup yang sangat luas. Pendidikan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana cara agar semua siswa dapat menaruh perhatian terhadap apa yang

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana cara agar semua siswa dapat menaruh perhatian terhadap apa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru dituntut mampu mengelola proses pembelajaran yang memberikan rangsangan kepada siswa, karena siswa sebagai subyek utama dalam proses pembelajaran. Disamping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan pembaharuan pendidikan di Indonesia dewasa ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan pembaharuan pendidikan di Indonesia dewasa ini mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan pembaharuan pendidikan di Indonesia dewasa ini mengalami kemajuan yang pesat sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 serta otonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Oleh sebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai pelaksana pendidikan akan terkena dampak dari setiap perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai pelaksana pendidikan akan terkena dampak dari setiap perubahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional bertujuan untuk membentuk karakter dan wawasan kebangsaan bagi peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan adalah investasi masa

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan adalah investasi masa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan adalah investasi masa depan bangsa, baik buruknya peradaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai peranan penting dalam pendidikan.pada tingkat pendidikan dasar dan menengah, mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/perilaku, dan

BAB I PENDAHULUAN. anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/perilaku, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) merupakan salah satu bentuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang berada pada jalur pendidikan formal, sebagai lembaga pendidikan prasekolah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal. Dalam era globalisasi yang ditandai dengan. masyarakat, dan berdaya saing tinggi dalam kehidupan global.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal. Dalam era globalisasi yang ditandai dengan. masyarakat, dan berdaya saing tinggi dalam kehidupan global. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap manusia dimuka bumi ini. Pendidikan merupakan modal suatu bangsa untuk dapat berkembang secara optimal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa untuk menghadapi tantangan hidup dimasa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa untuk menghadapi tantangan hidup dimasa mendatang. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya untuk menyiapkan siswa melalui kegiatan pengajaran, bimbingan dan latihan agar berkembang bakat dan potensi siswa untuk menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam menjamin keberlangsungan pembangunan suatu bangsa. Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran matematika secara tuntas di setiap jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran matematika secara tuntas di setiap jenjang pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah salah satu ilmu pengetahuan dasar dan memberikan pengaruh yang sangat besar dalam kemajuan bangsa. Mengingat peranan matematika yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Objek matematika adalah benda pikiran yang sifatnya abstrak dan tidak dapat diamati dengan panca indra. Karena itu wajar apabila matematika tidak mudah dipahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan bentuk pendidikan untuk rentang usia nol sampai dengan enam tahun, yang memiliki peran yang sangat penting untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia rata-rata anak Indonesia saat masuk sekolah dasar adalah 6

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia rata-rata anak Indonesia saat masuk sekolah dasar adalah 6 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia rata-rata anak Indonesia saat masuk sekolah dasar adalah 6 tahun dan selesai pada usia 12 tahun. Usia tersebut dibagi menjadi dua tahapan dalam sekolah formal pada

Lebih terperinci