PENYIMPANAN DAN PENGGUDANGAN: PENGGUDANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENYIMPANAN DAN PENGGUDANGAN: PENGGUDANGAN"

Transkripsi

1 MATERI PPG DALAM JABATAN/KEGIATAN BELAJAR 4 PENYIMPANAN DAN PENGGUDANGAN: PENGGUDANGAN Disusun oleh: Diyahwati Andi Sukainah Eka Putri KEAMANAN PANGAN KELAS X, SEMESTER 1 DAFTAR ISI i

2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI 2 DAFTAR GAMBAR... 2 DAFTAR TABEL... 4 PENDAHULUAN... 5 A. Rasional Dan Deskripsi Singkat... 5 B. Relevansi... 5 C. Petunjuk Belajar... 5 KEGIATAN BELAJAR 4: PENGGUDANGAN... 6 A. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan... 6 B. Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan... 6 C. Pokok-Pokok Materi... 6 D. Uraian Materi... 6 E. Rangkuman DAFTAR GAMBAR PENYIMPANAN DAN PENGGUDANGAN DAFTAR ISI 2

3 Gambar Fungsi Gudang Dalam Industri... 8 Gambar Lay Out arus garis lurus sederhana... 9 Gambar Lay Out Arus U Gambar Lay Out Arus L PENYIMPANAN DAN PENGGUDANGAN DAFTAR GAMBAR 3

4 DAFTAR TABEL Tabel Contoh komoditas dan jenis hama penggagu PENYIMPANAN DAN PENGGUDANGAN DAFTAR TABEL 4

5 PENDAHULUAN A. Rasional Dan Deskripsi Singkat Modul penggudangan membahas materi pokok mengenai pengertian dan fungsi gudang, lay out dan jenis-jenis gudang, syarat gudang untuk penyimpanan bahan pangan dan organisme di dalam gudang B. Relevansi Untuk memperlajari modul penggudangan tidak ada persyaratan khusus yang harus dimiliki oleh peserta. Materi ini sangat relevan bagi calon guru untuk mengaplikasikan bagi siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan Agribisnis Tanaman pangan dalam kaitannya penanganan pasca panen produk-produk hasil pertanian selama penggudangan. C. Petunjuk Belajar 1. Modul penggudangan untuk calon guru pada program PPG dalam jabatan ini terdiri dari 4 kegiatan belajar 2. Modul penggudangan dengan kompetensi dasar pengertian dan fungsi gudang, lay out dan jenis-jenis gudang, syarat gudang untuk penyimpanan bahan pangan dan organisme di dalam gudang 3. Mulailah belajar dengan kompetensi dasar yang pertama dan seterusnya 4. Apabila anda merasa belum berhasil dan atau hasil penilaian tes akhir masih kurang dari 70, pelajari kembali materi yang merasa masih kurang. PENYIMPANAN DAN PENGGUDANGAN PENDAHULUAN 5

6 KEGIATAN BELAJAR 4: PENGGUDANGAN A. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan 1. Calon guru mampu menjelaskan pengertian dan fungsi gudang 2. Calon guru mampu menjelaskan Lay out dan jenis-jenis gudang 3. Calon guru mampu menjelaskan syarat gudang untuk penyimpanan bahan pangan B. Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan 1. Menjelaskan pengertian dan fungsi gudang 2. Menjelaskan Lay out dan jenis-jenis gudang 3. Menjelaskan syarat gudang untuk penyimpanan bahan pangan C. Pokok-Pokok Materi 1. Pengertian dan fungsi gudang 2. Lay out dan jenis-jenis gudang 3. Syarat gudang untuk penyimpanan bahan pangan 4. Organisme di dalam gudang D. Uraian Materi Gudang sangat dibutuhkan sebagai sarana untuk menyimpan barang dan harus ditata dengan baik agar dapat dimanfaatkan secara optimal. Sehingga dapat memudahkan dalam penyimpanan, pencarian dan pengambilan barang. Barang yang disimpan di gudang dapat dalam bentuk bahan baku, barang setengah jadi, suku cadang maupun produk jadi. Sistem pergudangan yang baik adalah sistem pergudangan yang dapat memanfaatkan ruang penyimpanannya secara efektif. 1. Pengertian dan Fungsi Gudang Sarana penyimpanan yang berupa gudang sangat memegang peranan penting untuk mempertahankan bahan pangan yang disimpan dan merupakan salah satu langkah awal dalam pengolahan hasil pertanian sebalum sampai kepada konsumen. Sesuai Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 90 tahun 2014 tentang penataan dan pembinaan gudang, bahwa gudang adalah suatu ruangan tidak bergerak yang tertutup dari/atau terbuka dengan tujuan tidak untuk dikunjungi oleh umum, tetapi untuk dipakai khusus sebagai tempat penyimpanan PENYIMPANAN DAN PENGGUDANGAN KEGIATAN BELAJAR 4: PENGGUDANGAN 6

7 barang yang dapat dipergunakan dan tidak untuk kebutuhan sendiri. Menurut Warman (2012), gudang adalah bangunan yang digunakan untuk menyimpan barang. Barang-barang yang disimpan di dalam gudang dapat berupa bahan baku, barang setengah jadi, suku cadang, atau barang dalam proseyang disiapkan untuk diserap oleh proses produksi. Sedangkan kegiatan pergudangan meliputi kegiatan penyimpanan barang saja melainkan proses penanganan barang mulai dari penerimaan barang, pencatatan, penyimpanan, pemilihan, penyortiran, pelebelan, sampai dengan proses pengiriman. Fungsi dari pergudangan secara umum adalah memaksimalkan penggunaan sumber-sumber yang ada disamping memaksimalkan pelayanan terhadap pelanggan dengan sumber yang terbatas. Sumber daya gudang dan pergudangan adalah ruangan, Peralatan dan personil. Secara umum fungsi pergudangan di bagi tiga yaitu, perpindahan (movement), penyimpanan (storage), dan transfer informasi (informasi transfer). Menurut Hadiguna dkk (2008), gudang sebagai tempat penyimpanan produk memiliki fungsi pokok sebagai berikut: a. Penerimaan (Receiving) Menerima material pemesanan perusahaan, menjamin kuantitas material yang dikirim supplier, serta mendistribusikan material ke lantai produksi. b. Persediaan (stock) Menjamin agar permintaan dapat dipenuhi karena tujuan perusahaan adalah memenuhi kepuasan pelanggan c. Penyisiahan (put away) Merupakan kegiatan memindahkan dan menempatkan barang pada tempat penyimpanan. d. Penyimpanan (storage) Merupakan suatu keadaan dimana barang menunggu untuk diambil sesuai dengan permintaan atau sebelum ada permintaan. e. Pengambilan pesanan (order picking), proses pengambilan barang dari gudang sesiuai permintaan. f. Pengepakan (packaging), langkah pilihan setelah pengambilan g. Penyortiran (sortation) pengabilan bacth menjadi pesanan individu dan akumulasi pengambilan yang terdistribusi disebabkan variasi barang yang besar. h. Pengepakan (packing) dan pengiriman (shipping), Aktivitas yang meliputi kegiatan pengecekan kelengkapan sesuai dengan PENYIMPANAN DAN PENGGUDANGAN KEGIATAN BELAJAR 4: PENGGUDANGAN 7

8 pesanan, pengepakan barang sesuai dengan shipping container yang tepat, menyiapkan dokumen pengiriman, pengakumulasian pesanan dan penempatan muatan ke dalam truk. Sumber: gambar Fungsi Gudang Dalam Industri 2. Lay Out Dan Jenis-Jenis Gudang 2.1. Lay Out Perancangan Tata letak (layout) didefinisikan sebagai perencanaan dan integrasi aliran komponen-komponen suatu produk untuk mendapatkan intelerasi yang paling efektif dan efisien antar operator, peralatan dan proses tranformasi material dari bagian penerimaan sampai ke bagian pengiriman produk jadi, selain ditentukan oleh besarnya ruangan ditentukan juga oleh cara mengatur layout barang yang disimpan (Apple, 1990). Pengaturan tata letak gudang yang baik akan lebih efisien dibandingkan dengan tata letak gudang seadanya. Menentuakan tata letak gudang harus memperhatikan jenis barang yang akan disimpan. Jenis barang yang disimpan terdiri dari dua jenis: 1. Barang dengan sirkulasi cepat (Fastmoving), biasanya berupa barang-barang yang laku cepat atau yang sering dibutuhkan dalam produksi. 2. Barang dengan sirkulasi lambat (Slowmoving), biasnaya berupa barang-barang yang lakunya lama atau tidak sering diutuhkan dalam produksi. PENYIMPANAN DAN PENGGUDANGAN KEGIATAN BELAJAR 4: PENGGUDANGAN 8

9 Lay Out gudang berdasarkan arus keluar masuk barang, yaitu: a. Arus garis lurus sederhana Lay out arus garis lurus sederhana, arus barang akan membentuk garis lurus. Proses keluar masuk barang tidak melalui lorong atau gang yang berkelok kelok sehingga proses peyimpanan dan pengambilan barang relatif lebih cepat. Lokasi barang yang disimpan dibedakan antara barang yang bersifat fast moving dan slow moving. Barang yang bersifat fast moving disimpan di lokasi yang dekat dengan pintu keluar sebaliknya, barang yang bersifat slow moving disimpan di lokasi yang dekat dengan pintu masuk. Arus garis lurus sederhana seperti pada gambar berikut: Sumber: (Apple, 1990). Gambar Lay Out arus garis lurus sederhana b. Lay Out Arus U Layout arus barang berbentuk U. Proses keluar masuk barang melalui lorong atau gang yang berkelok-kelok sehingga proses penyimpanan dan pengambilan barang relatif lebih lama. Lokasi barang yang akan disimpan dibedakan antara barang yang bersifat fast moving dan slow moving. Barang yang bersifat fast moving disimpan dilokasi yang dekat dengan pintu keluar sebaliknya barang yang bersifat slow moving disimpan dilokasi yang dekat dengan pintu masuk. Layout dengan arus U seperti gambar berikut : PENYIMPANAN DAN PENGGUDANGAN KEGIATAN BELAJAR 4: PENGGUDANGAN 9

10 Sumber: (Apple, 1990). gambar Lay Out Arus U c. Lay Out Arus L Layout arus barang berbentuk L. Proses keluar masuk barang melalui lorong atau gang yang tidak terlalu berkelok-kelok sehingga proses penyimpanan dan pengambilan barang relatif cepat. Lokasi barang yang akan disimpan dibedakan antara barang yang bersifat fast moving dan slow moving. Barang yang bersifat fast moving disimpan dilokasi yang dekat dengan pintu keluar sebaliknya barang yang bersifat slow moving disimpan dilokasi yang dekat dengan pintu masuk layout dengan arus L seperti gambar berikut : Sumber: (Apple, 1990). Gambar Lay Out Arus L 2.2. Jenis-Jenis Gudang PENYIMPANAN DAN PENGGUDANGAN KEGIATAN BELAJAR 4: PENGGUDANGAN 10

11 Terdapat 6 jenis gudang yang biasa digunakan menurut Miranda dkk. (2001), yaitu: a. Gudang barang dagangan umum untuk barang hasil pabrik (general merchandise warehouses for manufactured goods). b. Gudang untuk penyimpanan yang bersifat dingin (refrigerator or cold storage warehouses). Gudang ini menyediakan lingkungan penyimpanan yang dapat dikendalikan temperaturnya. c. Gudang dengan bea/pajak (bonded warehouses) Barang-barang seperti tembakau dan minuman beralkohol impor disimpan di gudang ini. d. Gudang barang-barang rumah tangga (household goods warehouses). Digunakan untuk penyimpanan property pribadi. Properti ini secara khusus disimpan dalam jangka panjang yang sifatnya sementara e. Pergudangan komoditas khusus (special commodity warehouses). Pergudangan komoditas khusus digunakan untuk produk pertanian khusus seperti butir padi, wol dan katun. f. Pergudangan penyimpanan barang penting (Bulk storage warehouses). Pergudangan bulk storage memberikan tangki penyimpanan cairan dan penyimpanan terbuka atau tersembunyi untuk produk kering seperti batu bara, pasir dan barang-barang kimia. 3. Syarat Gudang Untuk Penyimpanan Bahan Pangan Bangunan gudang harus dirancang dan dalam kondisi yang baik, penyinaran, ventilasi serta harus mudah dibersihkan. Kusus untuk gudang penyimpanan bahan pangan, sebaiknya dekat dengan unit produksi. Adapun syarat gudang untuk penyimpanan bahan pangan menurut Anonim (2017) sebagai berikut: 1. Penyimpanan bahan kering : a) Bahan pangan harus ditempatkan secara teratur menurut macam, golongan, ataupun urutan pemakaian bahan bahan pangan b) Suhu cukup sejuk (berkisar 19 21ºC) c) Udara kering d) Ventilasi yang baik e) Ruangan yang bersih, kering, lantai dan dinding tidak lembab f) Rak rak berjarak minimal 15 cm dari dinding lantai dan 60 cm darilangitlangit g) Rak mudah dibersihkan h) Penyimpanan dan pengambilan barang diatur dengan sistem FIFO (first infirst out) PENYIMPANAN DAN PENGGUDANGAN KEGIATAN BELAJAR 4: PENGGUDANGAN 11

12 i) Semua lubang yang ada di gudang harus berkasa, serta bila terjadikerusakan oleh binatang pengerat misalnya, harus segara diperbaiki 2. Penyimpanan pada suhu kamar/ruang a) Jenis sayuran umbi: kentang, bawang putih, bawang merah, atau sayuranumbi lain bersama tunasnya b) Tempat penyimpanan harus kering c) Tidak terkena cahaya matahari langsung d) Sirkulasi udara baik perubahan yang terjadi: kondisi yang lembab akan mempercepat kerusakan, sedangkan cahaya dapat merangsang pertumbuhan klorofil, (kentang akan berubah warna menjadi hijau). Cahaya bisa menyebabkan terbntuknya solanin (racun). 3. Penyimpanan dengan suhu rendah a) Dilakukan di lemari pendingin b) Disimpan pada suhu 5-8 o C c) Kebersihan lemari pendingin harus dijaga d) Tidak dekat dengan sumber panas e) Tidak terkena cahaya matahari langsung 4. Organisme Di Dalam Gudang 4.1. Mikroorganisme Organisme nirperusak (non perusak) adalah organisme mikro atau makro yang secara langsung tidak menyerang atau merusak komoditas yang disimpan, terdiri dari : a) Penyelonong (intruder) Penyelonong adalah organisme (umumnya mikroorganisme) yang ada di komoditas atau berada dalam ruang penyimpanan dengan alasan yang tidak jelas. Mungkin tertarik dengan cahaya atau kegelapan gudang, tersesat atau ingin berteduh. Contoh jangkerik, cicak, walang sangit. Organisme ini tidak merusak komoditas tetapi dapat mengotorinya sehingga dapat dianggap pengganggu walaupun bukan perusak. b) Predator dan parasit Predator adalah binatang yang memangsa binatang lain dan dia tidak menumpang hidup bersama mangsanya. Parasit adalah binatang atau tumbuhan yang hidup numpang pada inang dan mengerogoti inangnya. Predator dan parasit biasanya memangsa hama. Predator ukurannya lebih besar sedangkan parasit berukuran kecil. PENYIMPANAN DAN PENGGUDANGAN KEGIATAN BELAJAR 4: PENGGUDANGAN 12

13 c) Scavenger Scavenger adalah binatang yang menyikat atau memakan bangkai, sisasisa makanan ataupun kotoran kegiatan binatang lain sehingga dapat juga dikatakan pelahap kototan atau sisa makanan. Contohnya cerurut dan semut. d) Pemakan cendawan (fungusfeeder) dan mikroflora Binatang pemakan cendawan seperti Ahasverus advena dan beberapa jenis tungau hidup dari memakan spora maupun miselium cendawan yang tumbuh pada komoditas ataupun yang tumbuh di dinding, lantai atau wadah penyimpanan. Mikroflora atau tumbuhan berukuran mikro seperti cendawan, khamir, dan bakteri bukan hanya penting peranannya sebagai factor perusak atau sebagai makanan untuk binatang pemakan cendawan, tetapi diduga berperan dalam pencernaan serangga Hama gudang Hama atau pest adalah organisme yang mengganggu dan merugikan manusia. Suatu jenis organisme baru disebut hama jika dapat menimbulkan kerugian diatas ambang ekonomi yaitu kerusakan atau gangguan yang menimbulkan kerugian ekonomi yang berarti. Kerusakan yang terjadi akibat hama gudang adalah : a) Kerusakan fisis-mekanis seperti lika, koyak, dan berlubang menyebabkan cacat sehingga mutunya turun dan harganya rendah bahkan ditolak b) Tercemar karena kotoran hasil kegiatan biologisnya seperti kotoran, kulit terkelupas dan yangtidak terlihat seperti urine dan racun c) Tercemar adanya bulu, bangkai, bagian atau bahkan organisme bersangkutan d) Secara tidak langsung kegiatan biologis organisme tersebut menaikkan suhu dan kelembaban ruangan yang merangsan kerusakan lebih lanjut serta mempercepat proses kerusakan fisiologis dan kimia lainnya Organisme makro yang termasuk hama gudang adalah tikus, serangga, tungau, rayap dan burung. Mikroorganisme yang tergolong hama gudang adalah cendawan, khamir, dan bakteri perusak. Jasad renik yang penting pada penyimpanan adalah cendawan, khamir dan bakteri. Cendawan umumnya menyerang komoditas relative agak kering, khamir menyerang komoditas agak basah sampai basah sedangkan bakteri menyerang PENYIMPANAN DAN PENGGUDANGAN KEGIATAN BELAJAR 4: PENGGUDANGAN 13

14 komoditas segar yang berkadar air tinggi. Berdasarkan kondisi suhu ada 3 golongan jasad renik yaitu: a) Psikrofil (-5 sampai 20 O C) b) Mesofil (10-45 O C) c) Termofil (25-80 O C) Jenis jasad renik gudang yang menyerang pada komoditas segar atau baru masuk dari lapangan adalah fusarium sp, Alternaria sp, Cladosporium sp, Helminthosporium. Khamir dan penicillium spp sering menyerang bijian yang masih berada di lapangan dan kondisi basah atau lembab. Sedangkan cendawan gudang sering menyerang komoditas kering seperti biji-bijian. Umumnya dari genus Aspergillus dan penicillium. Cara praktis mencegah atau mengurangi serangan jasad renik : a) Membuat komoditas cukup kering sehingga Aw nya lebih rendah daripada Aw yang diperlukan bagi pertumbuhan jasad renik b) Membuat komoditas tidak dapat ditumbuhi jasad renik karena mengandung bahan kimia anti jasad renik c) Membuat kondisi udara sekeliling yang dapat menghambat pertumbuhan jasad renik d) Sterilisasi pada komoditas lalu diikuti dengan kepasan hermetic (kedap udara) 4.3. TIKUS Tikus merupakan hewan yang cepat berkembangbiak dan merupakan hama utama yang menyebabkan kehilangan sangat besar baik dari segi kualitas maupun kuantitas bahan pangan.tikus dapat membawa pathogen berbahaya seperti Salmonella typhii kuman penyebab penyakit tipus. Kuman berkembang karena adanya kotoran, komoditas busuk akibat serangannya, sampah dari sarangnya serta bekas makanan yang secara keseluruhan mengotori komoditas yang disimpan. Kerusakan/kehilangan yang ditimbulkan tikus yaitu : a) Kehilangan kuantitas b) Kerusakan wadah dan bangunan c) Pengotoran komoditas d) Pembawa dan penyebar kuman penyakit 4.4. SERANGGA GUDANG PENYIMPANAN DAN PENGGUDANGAN KEGIATAN BELAJAR 4: PENGGUDANGAN 14

15 Serangga adalah binatang berkaki enam sehingga disebut heksapoda dan tubuh terdiri dari 3 bagian: kepala, dada dan perut, memiliki sungut atau antenna sebagai alat penghirup. Serangga memili 2 ordo yaitu golongan kumbang (Coleoptera) dan golongan ngengat atau pijer (Lepidoptera). Hama dapat digolongkan sebagai berikut: a) Hama primer dapat menyerang komoditas yang masih utuh dalam arti masih berkulit (keras) misalnya Rhizopertha, Sitophilus. b) Hama sekunder hanya menyerang komoditas yang lunak, telah terkupas atau telah terserang hama primer. Komoditas yang diserang misalnya beras, tepung, gaplek misalanya tribolium, sp. c) Hama utama (major pest) tergolong paling merusak dan umum dijumpai pada suatu komoditas tertentu, misalnya sitophilus, sp. dan Tribolium sp. (serealia) Calossobrochus spp (kacang-kacangan), Lasioderma sp (tembakau) d) Hama minor tidak terlalu penting karena jarang menyerang komoditas tersebut dan kalau menyerang biasanya hanya menimbulkan kerusakan yang relative kecil. e) Hama pemakan dalam sebagian besar hidupnya berada didalam komoditas terutama fase larva dan kepompong misalnya Sitophilus sp. dan rhizopertha sp. f) Hama pemakan luar mempunyai kebiasaan makan dipermukaan komoditas contoh Tribolium, Corcyra, Cryptoleste spp. Tabel Contoh komoditas dan jenis hama penggagu Komoditas Serealia dan Karbohidrat tinggi Kacang-kacangan Kopi sejenisnya Kulit sejenisnya Tembakau Kopra Kacang tanah Jenis Hama Sitophilus, rhizopertha, tribolium, stegobium, ephestia Callosobruchus chinensis Araecerus fasciculatus Dermestes spp Lasioderma spp Necrobia rufipes Caryedon serratus PENYIMPANAN DAN PENGGUDANGAN KEGIATAN BELAJAR 4: PENGGUDANGAN 15

16 Sumber: PENGENDALIAN HAMA GUDANG DAN TIKUS SECARA NIRKIMIAWI Pengendalian hama secara nirkimiawi adalah pengendalian hama yang dilakukan tanpa menggunakan bahan kimia. Pengendalian adalah tindakan pencegahan, pengawasan, penjagaan dan pemberatasan. Pencegahan adalah usaha menghindari/ mencegah kemungkinan serangan hama. Pengawasan berarti pemantauan dan evaluasi terus menerus. Penjagaan adalah tindakan mempertahankan/menjaga agar nilai dan daya guna komoditas tidak berkurang. Pemberantasan adalah pembasmian hama yang menyerang dan merupakan tindakan kuratif, sedangkan pencegahan, pengawasan dan penjagaan adalah tindakan yang bersifat preventif. PENGENDALIAN TIKUS Serangan tikus pada komoditas pertanian ditandai dengan : a. Adanya bau urine b. Kotoran tikus dilorong, bawah tumpukan, pinggir dinding c. Tanda jalan/bekas lintas tikus dekat pintu, jendela d. Bekas kaki tikus pada lantai yang berdebu e. Karung atau komoditas yang rusak karena gigitan tikus f. Sarang tikus diantara tumpukan atau ditempatkan tersembunyi Cara pencegahan serangan hama dapat dilakukan dengan cara : a. Menyimpan secara efisien b. Menjaga kebersihan dan kebiasaan baik c. Ruang hermetic d. Penguatan komoditas e. Pengaturan suhu dan kelembaban ruang penyimpanan f. Pengkalisan dan penggunaan bahan penolak g. Penggunaan wadah/tempat kalis hama PENGENDALIAN SERANGGA Pengendalian serangga dengan cara nirkmiawi dapat ditempuh dengan berbagai cara : PENYIMPANAN DAN PENGGUDANGAN KEGIATAN BELAJAR 4: PENGGUDANGAN 16

17 1. Cara penolakan atau pengusiran Zak penolak serangga yang dilakukan dapat digunakan tanak dan minyak atsiri karena bau tanah dan minyak atsiri tidak disenangi oleh serangga. Cara pengusiran serangga dapat dilakukan dengan menggunakan sinar contohnya sinar kuning dapat menyesatkan serangga sehingga dapat membutakan dan menyilaukan. 2. Secara mekanis a) Perangkap lem untuk serangga Lem dioleskan pada lembar kertas atau batang kecil (semacam lidi). Untuk lebih mengefektifkan perangkap lem ini sering dicampur dengan aroma penarik serangga, misalnya bau amis yang merupakan salah satu daya tarik lalat dapat dicampurkan pada lem untuk kertas perangkap lalat. b) Perangkap lampu Perangkap lampu yang digunakan menggunakan sinar UV yang dilengkapi kumparan beraliran listrik yang kuat. Lampu ini semula dimaksudkan untuk membunuh nyamuk di rumah tetapi kurang efektif karena nyamuk kurang tertarik pada cahaya sebaliknya lalat diwaktu senja atau cahaya redup akan tertarik cahaya dan menuju cahaya itu. c) Perangkap kipas Serangga dalam gudang dapat diperangkap dengan menggunakan kipas penyedot atau aspirator yang kuat. Serangga yang terbang dekat aspirator akan tersedot dan menyangkut dikantong kasa aspirator. Dengan cara itu serangga yang terperangkap lalu dapat dibunuh d) Gaya benturan Enteloleter adalah nama sebuah mesin yang menggunakan prinsip gaya pusing. Alat ini ditempatkan sebelum pembungkusan untuk meyakinkan bahwa komoditas yang dikemas E. Rangkuman 1. Definisi Gudang Gudang atau storage merupakan tempat menyimpan barang baik dalam baku yang akan dijalani proses manufacturing, maupun barang jadi yang siap dipasarkan. Sedangkan pergudangan tidak hanya merupakan kegiatan penyimpanan barang saja, melainkan proses penanganan barang mulai dari PENYIMPANAN DAN PENGGUDANGAN KEGIATAN BELAJAR 4: PENGGUDANGAN 17

18 penerimaan barang dan pencatatan, penyimpanan, pemilihan, pelabelan, sampai dengan proses pengiriman barang. 2. Fungsi Gudang Gudang berfungsi sebagai penerimaan, penyimpanan, pemeliharaan, pengamanan, pendistribusian dan penyedia informasi status kondisi produk/barang yang disimpan didalamnya 3. Jenis-jenis Gudang Terdapat 6 jenis gudang yang biasa digunakan, yaitu: a. Gudang barang dagangan umum untuk barang hasil pabrik (general merchandise warehouses for manufactured goods).. b. Gudang untuk penyimpanan yang bersifat dingin (refrigerator or cold storage warehouses). c. Gudang dengan bea/pajak (bonded warehouses.) Barang-barang seperti tembakau dan minuman beralkohol impor disimpan di gudang ini. d. Gudang barang-barang rumah tangga (household goods warehouses). Digunakan untuk penyimpanan property pribadi. e. Pergudangan komoditas khusus (special commodity warehouses). Pergudangan komoditas khusus digunakan untuk produk pertanian khusus seperti butir padi, wol dan katun. f. Pergudangan penyimpanan barang penting (Bulk storage warehouses). Pergudangan bulk storage memberikan tangki penyimpanan cairan dan penyimpanan terbuka atau tersembunyi untuk produk kering seperti batu bara, pasir dan barang-barang kimia. Selain itu juga menyediakan drum pengisi atau campuran berbagai tipe bahan kimia dengan bahan kimia lainnya untuk menghasilkan campuran baru. 4. Jenis Layout Gudang Berdasarkan arus keluar masuk barang, terdapat beberapa bentuk layout gudang yang dapat diterapkan, yaitu: a. Arus garis lurus sederhana b. Arus 'U' c. Arus L PENYIMPANAN DAN PENGGUDANGAN KEGIATAN BELAJAR 4: PENGGUDANGAN 18

19 5. Menurut kepemilikkannya gudang terdiri dari : gudang milik pribadi, gudang milik umum dan gudang milik pemerintah. 6. Menetukan Lokasi Gudang Dalam suatu perusahaan, keputusan manejemen tentang letak gudang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: jenis barang, biaya transport, pasar, sewa, penyediaan tenaga kerja, pajak, kondisi geografis dan persaingan 7. Proses penerimaan dan Penyimpanan Barang di Gudang prosedur penyimpanan barang digudang antara lain: a. Melakukan pengelompokkan barang sesuai dengan golongannya b. Melakukan pengelompokkan barang sesuai jenis barangnya c. Melakukan pengelompokkan barang menurut sifat barangnya PENYIMPANAN DAN PENGGUDANGAN KEGIATAN BELAJAR 4: PENGGUDANGAN 19

2. Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai persyaratan.

2. Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai persyaratan. Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara menata, menyimpan, memelihara bahan makanan kering dan basah serta mencatat serta pelaporannya. Setelah bahan makanan yang memenuhi syarat diterima harus

Lebih terperinci

HANDOUT Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa mampu memahami dan memiliki pengetahuan tentang penyimpanan bahan pada katering pelayanan lembaga

HANDOUT Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa mampu memahami dan memiliki pengetahuan tentang penyimpanan bahan pada katering pelayanan lembaga HANDOUT 8 Mata Kuliah : Katering Pelayanan Lembaga Program : Pendidikan Tata Boga/ Paket Katering Jenjang : S-1 Semester : VI Minggu : 12 dan 13 Pokok Bahasan : Penyimpanan Bahan Jumlah SKS : 3 sks 1.

Lebih terperinci

Modul 1: Peranan, Jenis, dan Faktor Berperan

Modul 1: Peranan, Jenis, dan Faktor Berperan i M Tinjauan Mata Kuliah ata kuliah Penyimpanan dan Penggudangan ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat berpikir kritis dan komprehensif serta bertindak praktis menghadapi berbagai permasalahan yang berkaitan

Lebih terperinci

HAMA DAN PENYAKIT BENIH Oleh: Eny Widajati

HAMA DAN PENYAKIT BENIH Oleh: Eny Widajati HAMA DAN PENYAKIT BENIH Oleh: Eny Widajati SERANGGA HAMA Di lapang Di gudang Menyerang benih dengan kadar air masih tinggi Mampu menyerang benih berkadar air rendah Serangga hama di penyimpanan dibedakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas dan obat jadi yang belum didistribusikan.

Lebih terperinci

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG Oleh : Sugeng Prayogo BP3KK Srengat Penen dan Pasca Panen merupakan kegiatan yang menentukan terhadap kualitas dan kuantitas produksi, kesalahan dalam penanganan panen dan pasca

Lebih terperinci

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG 1. DEFINISI Panen merupakan pemetikan atau pemungutan hasil setelah tanam dan penanganan pascapanen merupakan Tahapan penanganan hasil pertanian setelah

Lebih terperinci

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 APA ITU CPPOB? adalah cara produksi yang memperhatikan aspek keamanan pangan, antara lain dengan cara : a. mencegah tercemarnya pangan

Lebih terperinci

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan tepat untuk mengurangi terbawanya bahan atau tanah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan ini berisikan tentang alasan dilakukannya penelitian dan menjelaskan permasalahan yang terjadi di PT Gunung Pulo Sari. Penjelasan yang akan dijabarkan pada pendahuluan ini

Lebih terperinci

BAB IX SANITASI PABRIK

BAB IX SANITASI PABRIK BAB IX SANITASI PABRIK Sanitasi merupakan suatu kegiatan yang terencana terhadap lingkungan produksi, bahan baku, peralatan dan kebersihan, kesehatan, kesejahteraan pekerja, mencegah terjadinya pencemaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hama karena mereka menganggu tumbuhan dengan memakannya. Belalang, kumbang, ulat,

BAB I PENDAHULUAN. hama karena mereka menganggu tumbuhan dengan memakannya. Belalang, kumbang, ulat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuhan tidak selamanya bisa hidup tanpa gangguan. Kadang tumbuhan mengalami gangguan oleh binatang atau organisme kecil (virus, bakteri, atau jamur). Hewan dapat disebut

Lebih terperinci

SANITASI DAN KEAMANAN

SANITASI DAN KEAMANAN SANITASI DAN KEAMANAN Sanitasi adalah.. pengendalian yang terencana terhadap lingkungan produksi, bahan bahan baku, peralatan dan pekerja untuk mencegah pencemaran pada hasil olah, kerusakan hasil olah,

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 10. HAMA DAN PENYAKIT TANAMANlatihan soal 10.1

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 10. HAMA DAN PENYAKIT TANAMANlatihan soal 10.1 SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 10. HAMA DAN PENYAKIT TANAMANlatihan soal 10.1 1. Berikut ini yang merupakan tanda bahwa tanaman dirusak oleh cacing, kecuali.. Bintil akar B. Bercak akar Busuk akar Lubang pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Hasil pertanian merupakan kebutuhan yang sangat mendasar bagi manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Hasil pertanian merupakan kebutuhan yang sangat mendasar bagi manusia, BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Hasil pertanian merupakan kebutuhan yang sangat mendasar bagi manusia, terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan. Hasil pertanian memiliki beberapa sifat yang mengharuskan

Lebih terperinci

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri PENANGANAN Jenis Kerusakan Bahan Pangan Kerusakan mikrobiologis Kerusakan mekanis Kerusakan fisik Kerusakan biologis Kerusakan kimia Kerusakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gudang Gudang merupakan bagian dari sistem logistik yang digunakan untuk menyimpan produk (raw material, part, goods-in-process, finished goods), antara titik sumber

Lebih terperinci

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea. Langkah 3 Penggunaan formalin: Pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih: lantai, kapal, gudang, pakaian. Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain. Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna,

Lebih terperinci

Sanitasi Penyedia Makanan

Sanitasi Penyedia Makanan Bab 6 Sanitasi Penyediaan Makanan Sanitasi Penyedia Makanan Sanitasi Jasa Boga Sanitasi Rumah Makan & Restoran Sanitasi Hotel Sanitasi Rumah Sakit Sanitasi Transportasi Penggolongan Jasa Boga Jasa boga

Lebih terperinci

HANDOUT. PERTEMUAN KE : 7, 8 dan 9 MATA KULIAH : MANAJEMEN USAHA BOGA POKOK MATERI : Proses produksi dalam Suatu Usaha Boga

HANDOUT. PERTEMUAN KE : 7, 8 dan 9 MATA KULIAH : MANAJEMEN USAHA BOGA POKOK MATERI : Proses produksi dalam Suatu Usaha Boga HANDOUT PERTEMUAN KE : 7, 8 dan 9 MATA KULIAH : MANAJEMEN USAHA BOGA POKOK MATERI : Proses produksi dalam Suatu Usaha Boga MATERI PERKULIAHAN Proses produksi dalam Suatu Usaha Boga 1. Dapur Usaha Boga

Lebih terperinci

Penyimpanan merupakan salah satu tahap penting karena pada periode tersebut bahan (padi) mengalami proses penurunan kualitas dan kuantitas.

Penyimpanan merupakan salah satu tahap penting karena pada periode tersebut bahan (padi) mengalami proses penurunan kualitas dan kuantitas. Penyimpanan merupakan salah satu tahap penting karena pada periode tersebut bahan (padi) mengalami proses penurunan kualitas dan kuantitas. Dipengaruhi oleh kualitas awal, rentang waktu simpan, teknik

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Gudang Lasioderma serricorne (Coleoptera: Anobiidae)

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Gudang Lasioderma serricorne (Coleoptera: Anobiidae) TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Gudang Lasioderma serricorne (Coleoptera: Anobiidae) Kumbang L. serricorne meletakkan telurnya secara tertutup pada bahan (tembakau) simpan. Telur diletakkan satu persatu

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Keluhan Konsumen

LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Keluhan Konsumen LAMPIRAN Lampiran. Daftar Pertanyaan Keluhan Konsumen. Kapan anda datang untuk makan di restoran ini? Jawab:....... Produk apa yang biasanya Anda beli? Jawab:....... Selama makan di restoran ini apakah

Lebih terperinci

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2012 (Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 942/MENKES/SK/VII/2003) No Objek Pengamatan Prinsip I : Pemilihan

Lebih terperinci

PASCA PANEN BAWANG MERAH

PASCA PANEN BAWANG MERAH PASCA PANEN BAWANG MERAH Oleh : Juwariyah BP3K Garum Indikator Keberhasilan : Setelah selesai mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu : a. Menjelaskan kembali pelayuan dan pengeringan bawang merah

Lebih terperinci

PENGOLAHAN DENGAN SUHU RENDAH. Oleh : ROSIDA, S.TP,MP

PENGOLAHAN DENGAN SUHU RENDAH. Oleh : ROSIDA, S.TP,MP PENGOLAHAN DENGAN SUHU RENDAH Oleh : ROSIDA, S.TP,MP PENDINGINAN (Cooling / Refrigerasi) : Adalah penyimpanan bahan pangan (Nabati/Hewani) diatas suhu titik beku tetapi kurang dari 15oC Pendinginan merupakan

Lebih terperinci

TEKNIK PENANGANAN PASCA PANEN R i n i Y u l i a n i n g s i h

TEKNIK PENANGANAN PASCA PANEN R i n i Y u l i a n i n g s i h TEKNIK PENANGANAN PASCA PANEN R i n i Y u l i a n i n g s i h Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa memahami hal-hal yang menyebabkan kerusakan dan kehilangan serta memahami teknologi penanganan pasca panen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada Bab IV penulis akan menguraikan hasil penelitian berupa pengolahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada Bab IV penulis akan menguraikan hasil penelitian berupa pengolahan 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada Bab IV penulis akan menguraikan hasil penelitian berupa pengolahan data, dan pembahasan hasil penelitian mengenai Manfaat Hasil Belajar Manajemen Sistem Penyelenggaraan

Lebih terperinci

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI 1. PENGERINGAN Pengeringan adalah suatu proses pengawetan pangan yang sudah lama dilakukan oleh manusia. Metode pengeringan ada dua,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan ini memiliki

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan ini memiliki I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kacang hijau adalah tanaman budidaya palawija yang dikenal luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan

Lebih terperinci

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao PENDAHULUAN Pengolahan hasil kakao rakyat, sebagai salah satu sub-sistem agribisnis, perlu diarahkan secara kolektif. Keuntungan penerapan pengolahan secara kolektif adalah kuantum biji kakao mutu tinggi

Lebih terperinci

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB XIV PENYIMPANNA DAN PENGGUDANGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN

Lebih terperinci

ANCAMAN Lasioderma serricorne PADA GUDANG TEMBAKAU

ANCAMAN Lasioderma serricorne PADA GUDANG TEMBAKAU ANCAMAN Lasioderma serricorne PADA GUDANG TEMBAKAU Annisrien Nadiah, SP POPT Ahli Pertama Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Gangguan OPT masih menjadi topik yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Potong Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha penggemukan. Penggemukan sapi potong umumnya banyak terdapat di daerah dataran tinggi dengan persediaan

Lebih terperinci

OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI

OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI Secangkir kopi dihasilkan melalui proses yang sangat panjang. Mulai dari teknik budidaya, pengolahan pasca panen hingga ke penyajian akhir. Hanya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : Setelah telur diletakkan di dalam bekas gerekan, lalu ditutupi dengan suatu zat

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : Setelah telur diletakkan di dalam bekas gerekan, lalu ditutupi dengan suatu zat 16 TINJAUAN PUSTAKA Biologi dan Ekologi Hama Sitophylus oryzae Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : Kingdom Phylum Class Ordo Family Genus : Animalia : Arthropoda : Insecta : Coleoptera :

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Lokasi dan Lingkungan Produksi 1. Evaluasi a. Lokasi UKM Berdasarkan hasil pengamatan, lokasi UKM Al-Fadh terletak ditengah perkampungan yang berdekatan dengan area persawahan

Lebih terperinci

Kuliah ke 6 : BUDIDAYA JAMUR

Kuliah ke 6 : BUDIDAYA JAMUR Kuliah ke 6 : BUDIDAYA JAMUR EDIBLE MUSHROOM 1. Mahasiswa berdiskusi secara aktif berbagi pengetahuan yang dimiliki 2. Berpendapat secara bebas dan bertanggung jawab untuk memberikan / mengemukakan persoalan

Lebih terperinci

BAB III CARA PENGOLAHAN MAKANAN YANG BAIK

BAB III CARA PENGOLAHAN MAKANAN YANG BAIK - 11 - BAB III CARA PENGOLAHAN MAKANAN YANG BAIK Pengelolaan makanan pada jasaboga harus menerapkan prinsip higiene sanitasi makanan mulai dari pemilihan bahan makanan sampai dengan penyajian makanan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Tenggiri (Scomberomorus commerson) Sheedy (2006), klasifikasi ilmiah ikan Tenggiri yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Tenggiri (Scomberomorus commerson) Sheedy (2006), klasifikasi ilmiah ikan Tenggiri yaitu : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Tenggiri (Scomberomorus commerson) Sheedy (2006), klasifikasi ilmiah ikan Tenggiri yaitu : Kerajaan : Animalia Filum : Chordata Kelas : Actinopterygii

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR 2: PENYIMPANAN

KEGIATAN BELAJAR 2: PENYIMPANAN KEGIATAN BELAJAR 2: PENYIMPANAN Siti Fatmawati Fatimah M.Sc., Apt Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan Peserta mampu menjelaskan prosedur penyimpanan barang yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. manusia. Di negara-negara Asia yang penduduknya padat, khususnya Bangladesh,

PENDAHULUAN. manusia. Di negara-negara Asia yang penduduknya padat, khususnya Bangladesh, xi PENDAHULUAN Latar Belakang Beras merupakan salah satu padian paling penting di dunia untuk dikonsumsi manusia. Di negara-negara Asia yang penduduknya padat, khususnya Bangladesh, Myanmar, Kamboja, Cina,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan

TINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan 3 TINJAUAN PUSTAKA Lalat Buah (Bactrocera spp.) Biologi Menurut Departemen Pertanian (2012), lalat buah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Phylum Klass Ordo Sub-ordo Family Genus Spesies : Arthropoda

Lebih terperinci

1. mutu berkecambah biji sangat baik 2. dihasilkan flavour yang lebih baik 3. lebih awet selama penyimpanan

1. mutu berkecambah biji sangat baik 2. dihasilkan flavour yang lebih baik 3. lebih awet selama penyimpanan KOPI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN PADA BAHAN PENYEGAR Mutu kopi dipengaruhi pengolahan dari awal - pemasaran. Kadar air kopi kering adalah 12-13% 13% Pada kadar air ini : 1. mutu berkecambah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Biologi Sitophilus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae)

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Biologi Sitophilus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae) TINJAUAN PUSTAKA 1. Biologi Sitophilus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae) Gambar 1: Telur, larva, pupa dan imago S. oryzae S. oryzae ditemukan diberbagai negara di seluruh dunia terutama beriklim panas.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan komoditas strategis yang secara. kehidupan sebagian besar penduduk Indonesia, karena itu program peningkatan

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan komoditas strategis yang secara. kehidupan sebagian besar penduduk Indonesia, karena itu program peningkatan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Padi merupakan komoditas strategis yang secara langsung mempengaruhi kehidupan sebagian besar penduduk Indonesia, karena itu program peningkatan produksi

Lebih terperinci

PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN

PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN Perbaikan mutu benih (fisik, fisiologis, dan mutu genetik) untuk menghasilkan benih bermutu tinggi tetap dilakukan selama penanganan pasca panen. Menjaga mutu fisik dan

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG

PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian (2017) TUJUAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI A. IDENTITAS PEKERJA Nama Alamat Usia :... :... :. Tahun Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan Status Perkawinan : 1.Kawin 2.

Lebih terperinci

Teknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani

Teknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani Teknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani Oleh: Ir. Nur Asni, MS PENDAHULUAN Tanaman kopi (Coffea.sp) merupakan salah satu komoditas perkebunan andalan sebagai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kentang Panen

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kentang Panen 4 TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kentang Kentang (Solanum tuberosum L.) berasal dari wilayah pegunungan Andes di Peru dan Bolivia. Tanaman kentang liar dan yang dibudidayakan mampu bertahan di habitat tumbuhnya

Lebih terperinci

geografi Kelas X PEDOSFER I KTSP & K-13 A. PROSES PEMBENTUKAN TANAH

geografi Kelas X PEDOSFER I KTSP & K-13 A. PROSES PEMBENTUKAN TANAH KTSP & K-13 Kelas X geografi PEDOSFER I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami proses dan faktor pembentukan tanah. 2. Memahami profil,

Lebih terperinci

Terbuka lebar peluang ekspor dari budidaya belut

Terbuka lebar peluang ekspor dari budidaya belut Terbuka lebar peluang ekspor dari budidaya belut Karya Ilmiah Di susun oleh : Nama : Didi Sapbandi NIM :10.11.3835 Kelas : S1-TI-2D STMIK AMIKOM YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011 Abstrak Belut merupakan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENYIMPANAN KOPI Penyimpanan kopi dilakukan selama 36 hari. Penyimpanan ini digunakan sebagai verifikasi dari model program simulasi pendugaan kadar air biji kopi selama penyimpanan

Lebih terperinci

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI Oleh : Ir. Nur Asni, MS Peneliti Madya Kelompok Peneliti dan Pengkaji Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

Untuk mengatasi serangan hama tikus, dapat dilakukan cara cara sebagai berikut:

Untuk mengatasi serangan hama tikus, dapat dilakukan cara cara sebagai berikut: Berikut merupakan beberapa contoh hama. a. Tikus Tikus merupakan hama yang sering kali membuat pusing para petani. Hal ini diesbabkan tikus sulit dikendalikan karena memiliki daya adaptasi, mobilitas,

Lebih terperinci

Penyimpanan Obat. Standar penyimpanan obat yang sering di gunakan adalah sebagai berikut :

Penyimpanan Obat. Standar penyimpanan obat yang sering di gunakan adalah sebagai berikut : Penyimpanan Obat Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan dari fisik yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Misi, Manfaat dan Fungsi Gudang Gudang dapat didefinisikan sebagai tempat yang dibebani tugas untuk menyimpan barang yang akan dipergunakan dalam produksi sampai

Lebih terperinci

ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN

ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN Anna Rakhmawati,M.Si Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY Email:anna_rakhmawati@uny.ac.id Bahan makanan merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang penting

Lebih terperinci

BAB IV PENGEMASAN VACUUM DAN CUP SEALER

BAB IV PENGEMASAN VACUUM DAN CUP SEALER BAB IV PENGEMASAN VACUUM DAN CUP SEALER 4.1. Tujuan Tujuan dari materi praktikum Pengemasan Vacuum Dan Cup Sealer adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui cara pengemasan menggunakan vacuum sealer. 2. Mengetahui

Lebih terperinci

UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI

UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI Lampiran 1. LEMBAR KUESIONER UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI A. IDENTITAS INFORMAN Nama :. Alamat : Usia :.Tahun Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan Pendidikan terakhir : Unit Kerja : Masa kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemukiman penduduk serta tempat-tempat umum lainnya. Pada saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. pemukiman penduduk serta tempat-tempat umum lainnya. Pada saat ini telah 1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Lingkungan mempunyai pengaruh serta kepentingan yang relatif besar dalam hal peranannya sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

PENGOLAHAN BENIH. Perontokan Pengeringan Pembersihan Pemisahan/Pemilahan Perawatan Perlakuan/Pengujian Pelabelan Pengemasan Penyimpanan

PENGOLAHAN BENIH. Perontokan Pengeringan Pembersihan Pemisahan/Pemilahan Perawatan Perlakuan/Pengujian Pelabelan Pengemasan Penyimpanan PENGOLAHAN BENIH Perontokan Pengeringan Pembersihan Pemisahan/Pemilahan Perawatan Perlakuan/Pengujian Pelabelan Pengemasan Penyimpanan PENGOLAHAN BENIH (SEED PROCESSING) Pengolahan benih merupakan suatu

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Angka Paling Mungkin Coliform dengan Tiga Tabung

Lampiran 1. Daftar Angka Paling Mungkin Coliform dengan Tiga Tabung LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Angka Paling Mungkin Coliform dengan Tiga Tabung Kombinasi Jumlah Tabung yang Positif 1:10 1:100 1:1000 APM per gram atau ml 0 0 0

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas, dan obat jadi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas, dan obat jadi yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas, dan obat jadi yang belum didistribusikan.

Lebih terperinci

BAKTERI PENCEMAR MAKANAN. Modul 3

BAKTERI PENCEMAR MAKANAN. Modul 3 BAKTERI PENCEMAR MAKANAN Modul 3 PENDAHULUAN Di negara maju 60% kasus keracunan makanan akibat Penanganan makanan yg tidak baik Kontaminasi makanan di tempat penjualan Di negara berkembang tidak ada data

Lebih terperinci

Dairi merupakan salah satu daerah

Dairi merupakan salah satu daerah Produksi Kopi Sidikalang di Sumatera Utara Novie Pranata Erdiansyah 1), Djoko Soemarno 1), dan Surip Mawardi 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118. Kopi Sidikalang

Lebih terperinci

STUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012

STUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012 1 Summary STUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012 TRI ASTUTI NIM 811408115 Program Studi Kesehatan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran LAMPIRAN Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran No Parameter Bobot Nilai A Kondisi umum sekitar restoran 1 Lokasi 1 0 Jarak jasaboga minimal 500 m dari sumber pencemaran seperti tempat sampah umum,

Lebih terperinci

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak Gambar lampiran : Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak Gambar lampiran 2: saluran limbah yang kotor dan tidak tertutup dekat dengan Pengolahan sambal Gambar lampiran 3: keadaan dapur yang

Lebih terperinci

PROSPEK CERAH BISNIS JAMUR MERANG

PROSPEK CERAH BISNIS JAMUR MERANG PROSPEK CERAH BISNIS JAMUR MERANG OLEH: ADHITYA NUGROHO 10.11.3831 S1 TI 1D STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012 A. ABSTRAK Banyaknya permintaan akan jamur merang dikalangan masyarakat akhir-akhir ini sedang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice

Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice 113 LAMPIRAN 113 114 Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice 1 Lokasi Lokasi produksi harus jauh dari tempattempat yang menjadi sumber cemaran, seperti: tempat pembuangan sampah,

Lebih terperinci

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R USAHA TELUR ASIN NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M (0610963043) R. YISKA DEVIARANI S (0610963045) SHANTY MESURINGTYAS (0610963059) WIDIA NUR D (0610963067) YOLANDA KUMALASARI (0610963071) PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Potensinya terbuka, baik pasar bebas maupun industri. Kebutuhan cabai perkapita (2013) adalah 5 Kg/ tahun. Dengan jumlah penduduk 230 juta jiwa, maka

Lebih terperinci

Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung

Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung Oleh Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP. A. Latar Belakang Budidaya jamur merang di dalam kumbung merupakan teknik budidaya jamur yang dilakukan secara modern dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pengawetan dengan suhu rendah bertujuan untuk memperlambat atau menghentikan metabolisme. Hal ini dilakukan berdasarkan fakta bahwa respirasi pada buah dan sayuran tetap

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN PADA BIJI-BIJIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN PADA BIJI-BIJIAN 1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN PADA BIJI-BIJIAN Kelompok biji-bijian meliputi : 1. kelompok serealia 2. kelompok kacang-kacangan Karakteristik biji-bijian yang erat kaitannya dengan penyimpanan

Lebih terperinci

Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI

Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2012 DAFTAR ISI 1. Apa Kandungan gizi dalam Daging ayam? 2. Bagaimana ciri-ciri

Lebih terperinci

PENERIMAAAN BAHAN MAKANAN KERING

PENERIMAAAN BAHAN MAKANAN KERING PENERIMAAAN BAHAN MAKANAN KERING Penerimaan bahan makanan kering adalah suatu kegiatan yang meliputi pemeriksaan/penelitian, pencatatan dan pelaporan tentang macam, kualitas, dan kuantitas bahan makanan

Lebih terperinci

Peta Konsep. Tujuan Pembelajaran. gulma biologi hama predator. 148 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Tikus. Hama. Ulat. Kutu loncat. Lalat. Cacing.

Peta Konsep. Tujuan Pembelajaran. gulma biologi hama predator. 148 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Tikus. Hama. Ulat. Kutu loncat. Lalat. Cacing. Peta Konsep Hama Tikus Mengidentifikasi hama dan penyakit pada tumbuhan Penyakit Ulat Kutu loncat Lalat Cacing Wereng Burung Virus Bakteri Jamur Pengendalian Hama Gulma Biologis Mekanis Kimia Pola tertentu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya 2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih

Lebih terperinci

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Penanganan pascapanen sangat berperan dalam mempertahankan kualitas dan daya simpan buah-buahan. Penanganan pascapanen yang kurang hati-hati dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Spodoptera litura F. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Filum Kelas Ordo Famili Subfamili Genus : Arthropoda : Insecta

Lebih terperinci

CARA CARA PENGENDALIAN OPT DAN APLIKASI PHESTISIDA YANG AMAN BAGI KESEHATAN 1) SUHARNO 2) 1) Judul karya ilmiah di Website 2)

CARA CARA PENGENDALIAN OPT DAN APLIKASI PHESTISIDA YANG AMAN BAGI KESEHATAN 1) SUHARNO 2) 1) Judul karya ilmiah di Website 2) CARA CARA PENGENDALIAN OPT DAN APLIKASI PHESTISIDA YANG AMAN BAGI KESEHATAN 1) SUHARNO 2) 1) Judul karya ilmiah di Website 2) Lektor Kepala/Pembina TK.I. Dosen STPP Yogyakarta. I. PENDAHULUAN Penurunan

Lebih terperinci

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang memiliki permintaan yang cukup tinggi dalam bentuk segar. Meskipun demikian, bawang merah

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi, Divisi Persuteraan Alam, Ciomas, Bogor. Waktu penelitian dimulai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kutu Beras Sitophylus oryzae sp Biologi dan Ekologi Hama S.oryzae ini adalah: Kingdom Phylum Class Ordo Family Genus : Animalia : Arthropoda : Insecta : Coleoptera : Curculionidae

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pupuk dibedakan menjadi 2 macam yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pupuk dibedakan menjadi 2 macam yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pupuk Pupuk merupakan bahan alami atau buatan yang ditambahkan ke tanah dan dapat meningkatkan kesuburan tanah dengan menambah satu atau lebih hara esensial. Pupuk dibedakan menjadi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Eli Korlina PENDEKATAN PHT

PENDAHULUAN. Eli Korlina PENDEKATAN PHT PENDAHULUAN Eli Korlina Salah satu masalah dalam usahatani bawang putih adalah gangguan hama dan penyakit. Keberadaan hama dan penyakit dalam usahatani mendorong petani untuk menggu-nakan pestisida pada

Lebih terperinci

PRAKTIKUM PRAKARYA KIMIA PEMBUATAN TEMPE

PRAKTIKUM PRAKARYA KIMIA PEMBUATAN TEMPE PRAKTIKUM PRAKARYA KIMIA PEMBUATAN TEMPE Disusun Oleh: Mukaromah K3310058 Nuryanto K3310060 Sita Untari K3310079 Uswatun Hasanah K3310081 Pendidikan Kimia A PROGAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi SIAP SAJI YANG BAIK BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Lebih terperinci

2) Komponen Penyusun Ekosistem

2) Komponen Penyusun Ekosistem EKOSISTEM 1) Pengertian Habitat dan Relung Ekologi Hubungan timbal balik dan saling ketergantungan antara mahluk hidup dengan lingkungannya dipelajari dalam cabang ilmu yang disebut ekologi. Ekologi berasal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Rancang Bangun Menurut George M Scott yang diterjemahkan oleh Jogiyanto HM dalam bukunya yang berjudul Analisa dan Desain Sistem Informasi, perancangan didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memikat perhatian banyak mata. Pemuliaan anggrek dari tahun ke tahun,

I. PENDAHULUAN. memikat perhatian banyak mata. Pemuliaan anggrek dari tahun ke tahun, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bunga anggrek adalah salah satu jenis tanaman hias yang mampu memikat perhatian banyak mata. Pemuliaan anggrek dari tahun ke tahun, terus menghasilkan ragam varietas anggrek

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Aktivitas penyerbukan terjadi pada tanaman sayur-sayuran, buah-buahan, kacangkacangan,

I. PENDAHULUAN. Aktivitas penyerbukan terjadi pada tanaman sayur-sayuran, buah-buahan, kacangkacangan, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Serangga merupakan golongan hewan yang dominan di muka bumi. Dalam jumlahnya serangga melebihi jumlah semua hewan melata yang ada baik di darat maupun di air, dan keberadaannya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Barat : berbatasan dengan Sungai Bulango. b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Ipilo

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Barat : berbatasan dengan Sungai Bulango. b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Ipilo BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Berikut ini adalah deskripsi lokasi penelitian yang dilihat atas dua aspek, yaitu Geografi dan Demografi : 1.1.1 Keadaan Geografis Pasar jajan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kategori Objek Pengamatan. Keterangan. Prinsip I : Pemilihan Bahan Baku Tahu. 1. Kacang kedelai dalam kondisi segar dan tidak busuk

Lampiran 1. Kategori Objek Pengamatan. Keterangan. Prinsip I : Pemilihan Bahan Baku Tahu. 1. Kacang kedelai dalam kondisi segar dan tidak busuk 94 Lampiran 1 Lembar Observasi Higiene Sanitasi Pengolahan Tahu Pada Industri Rumah Tangga Pembuatan Tahu di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia Kota Medan Tahun 2016 (Sumber : Keputusan Menteri

Lebih terperinci

STUDI PENGENDALIAN MUTU KACANG TANAH SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUKSI KACANG SHANGHAI PADA PERUSAHAAN PUTRI PANDA TULUNGAGUNG

STUDI PENGENDALIAN MUTU KACANG TANAH SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUKSI KACANG SHANGHAI PADA PERUSAHAAN PUTRI PANDA TULUNGAGUNG STUDI PENGENDALIAN MUTU KACANG TANAH SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUKSI KACANG SHANGHAI PADA PERUSAHAAN PUTRI PANDA TULUNGAGUNG Miftakhurrizal Kurniawan 1, Isna Arofatus Zahrok 2 Jurusan Teknologi Industri Pertanian,

Lebih terperinci