BAB IV HASIL PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kota Semarang berdiri pada 2 Mei 1547 merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia, dan menjadi ibukota Provinsi di Jawa Tengah. Kota dengan julukan Kota Atlas (Aman Tertib Lancar Asri Sehat) dan slogannya Setara (Semarang Kota Sejahtera) ini, terletak di pesisir utara Pulau Jawa yang memiliki luas pantai sepanjang 36,63 KM, potensi bidang perikanannya meliputi perikanan laut, dan perikanan darat. Posisi Kota Semarang sangat strategis yakni berada di tengah jalur Jakarta Surabaya. Penduduk Kota Semarang berjumlah jiwa dengan luas wilayah 373,67 km 2. Batas wilayah Kota Semarang sebelah utara Laut Jawa, sebelah Timur Kabupaten Demak (Kecamatan Sayung), sebelah selatan Kabupaten Semarang (Kecamatan Ungaran Barat), sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kendal. Secara administratif Kota Semarang terbagi dalam 16 Kecamatan dan 177 kelurahan.salah satu dari Kecamatan tersebut adalah Kecamatan Tugu yang mempunyai 7 Kelurahan diantaranya Kelurahan Jrakah, Tugurejo, Karanganyar, Randugarut, Mangkang Wetan, Mangkang Kulon, dan Mangunharjo. Kecamatan Tugu berada di atas permukaan laut, bahkan salah satu kelurahannya yaitu Mangunharjo berada di wilayah pantai. 57

2 58 Kelurahan Mangunharjo merupakan lokasi penelitian, dengan jumlah penduduk sebanyak 5702 jiwa. Kelurahan Mangunharjoberada di wilayah pantai dan banyak dari penduduk setempat memanfaatkan laut sebagai mata pencaharian yaitu sebagai nelayan secara turun temurun.khususnya pada Rw.5 yang terdiri dari 3 Rt dengan jumlah penduduk sebanyak 150 mata pencaharian sebagai nelayan.fenomena yang ada bahwa masyarakat yang bermukim di kawasan ini memiliki ketergantungan sumber alam yaitu laut sebagai tempat mancari ikan,sungai dan muara sebagai tempat menambat perahu dan keluar masuknya perahu ke laut. B. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian dalam penelitian ini meliputi umur, alamat, pendidikan terakhir, jumlah anggota keluarga yang ditanggung, dan kepemilikan rumah. 1. Umur Deskripsi umur responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Umur Jumlah Responden Presentase (%) , , , , ,3 Sumber : Data Penelitian, Januari 2016

3 59 Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa 60 responden yang diteliti mempunyai rata-rata umur responden adalah 45,5 tahun, umur termuda 21 tahun dan umur tertua 74 tahun. Hasil ini menunjukkan bahwa responden yang menjadi penelitian ini semuanya adalah orang dewasa dan seorang kepala keluarga. 2. Alamat Distribusi responden / masyarakat berdasarkan alamat dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Alamat Alamat Jumlah responden Presentase (%) Rt. 1 / Rw ,3 Rt. 2 / Rw ,3 Rt. 3 / Rw ,3 Sumber : Data Penelitian, Januari 2016 Berdasarkan tabel 4.2 distribusi frekuensi alamat diatas, diketahui responden Rt.1 / Rw.5 berjumlah 17 responden dengan presentase 28,3%. Sedangkan Rt. 2 / Rw. 5 responden berjumlah 23 orang dengan presentase sebesar 38,3%. Dan pada Rt. 3 / Rw. 5 jumlah responden sebanyak 20 orang dengan presentase 33,3%. Hasil ini menunjukkan bahwa responden bertempat tinggal dalam satu wilayah yaitu di Rw.5 kelurahan Mangunharjo Tugu Semarang. 3. Pendidikan Terakhir Distribusi responden / masyarakat berdasarkan pendidikan terakhir dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.

4 60 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir Jumlah Responden Presentase (%) SD SMP 19 31,7 SMA 2 3,3 Sumber : Data Penelitian, Januari 2016 Berdasarkan tabel 4.3 distribusi ferkuensi diatas diketahui pendidikan terakhir SD paling banyak dengan jumlah responden 39 presentase 65% dan yang paling sedikit adalah SMA dengan jumlah responden 2 presentase 3,3%. 4. Jumlah Anggota Keluarga yang di Tanggung Distribusi responden / masyarakat berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga yang di Tanggungdalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jumlah Anggota Keluarga yang di Tanggung Anggota keluarga Jumlah Responden Presentase (%) , , , , ,7 Sumber : Data Penelitian, Januari 2016 Berdasarkan tabel 4.4 distribusi frekuensi diatas diketahui jumlah anggota keluarga yang ditanggung rata rata 3 4 jiwa, yang terdiri dari ayah,ibu,anak 1 maupun anak 2.

5 61 5. Kepemilikan Rumah Distribusi responden / masyarakat berdasarkan kepemilikan rumah yang di Tanggung dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kepemilikan Rumah Kepemilikan rumah Jumlah Responden Presentase (%) Sewa 0 0 Sendiri 47 78,3 Tinggal dengan saudara 13 21,7 Sumber : Data Penelitian, Januari 2016 Berdasarkan tabel 4.5 distribusi frekuensi kepemilikan rumah diatas, paling banyak responden sudah memiliki rumah sendiri, yaitu berjumlah 47 responden dengan presentase 78,3 % dan 13 responden lainnya masih tinggal bersama saudara. 6. Pendapatan Distribusi responden / masyarakat berdasarkan pendapatan rata-rata per bulan yang dapat dilihat dari tabel berikut ini. Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Pendapatan Rata Rata Per Bulan Responden / Masyarakat Pendapatan Frekuensi Persen , , , , , ,7

6 62 Pendapatan Frekuensi Persen (%) , , , , , , ,0,0 Sumber: Data PenelitianJanuari 2016 Berdasarkan tabel 4.6 distribusi frekuensi pendapatan ratarata keluarga per bulan diatas, diketahui bahwa pendapatan minimalnya adalah dengan presentase sebesar 1,7%, sedangkan pendapatan maksimalnya yaitu dengan presentase sebesar 5%. Rata rata 55% pendapatan sebagai seorang nelayan per bulannya adalah rupiah, jika dihitung rata-rata penghasilan sehari adalah rupiah. Bila dijumpai pendapatan yang kurang dari dikarenakan faktor usia yang menyebabkan berkurangnya waktu untuk melaut. Dan jika pendapatan diatas maka disebabkan adanya anggota keluarga lain yang berkontribusi dalam pendapatan keluarga. 7. Pengeluaran Responden Distribusi responden / masyarakat berdasarkan pengeluaran rata-rata per bulan yang dapat dilihat dari tabel berikut ini.

7 63 Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Pengeluaran Rata-rata Keluarga Per Bulan Responden Pengeluaran Frekuensi Persen (%) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,7 Sumber: Data PenelitianJanuari 2016 Berdasarkan tabel 4.7 distribusi frekuensi pengeluaran keluarga per bulan diatas pengeluaran minimal sebesar dengan jumlah presentase 1,7%, jika pengeluaran maksimalnya yaitu dengan jumlah presentase sebesar 1,7%. Pengeluaran rata-rata per bulan sangat bervariasi dari satu keluarga dengan yang lainnya berbeda namun 16,7% keluarga yang pengeluaran rata-rata per bulannya Rp Hal ini disebabkan karena banyaknya jumlah anggota keluarga, semakin banyak jumlah anggota keluarga maka semakin banyak pula pengeluaran keluarga.

8 64 C. Analisis Univariat 1. Distribusi responden berdasarkan sikap Distribusi frekuensi sikap tentang kesiapan nelayan dalam menghadapi Jaminan Sosial Kesehatan (JKN) diukur dengan 17 pertanyaan dari kuesioner sebagai berikut: Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Sikap Responden / Masyarakat No Pertanyaan 1 BPJS merupakan program jaminan kesehatan dari pemerintah 2 BPJS dapat meringankan beban biaya kesehatan bagi masyarakat. 3 BPJS merupakan bagian dari Sistem Jaminan So-sial Nasional (SJSN). 4 BPJS dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak. 5 Apakah anda setuju dengan adanya program BPJS? 6 Semenjak ada BPJS masyarakat menjadi lebih peduli akan kesehatannya. 7 BPJS dapat menghilangkan kesenjangan sosial dalam pelayanan kesehatan. 8 Proses pembiayaan/pembayaran premi BPJS mudah. 9 Dalam BPJS peserta yang mampu dapat membantu peserta yang kurang mampu, peserta yang sehat membantu yang sakit atau yang berisiko tinggi, dan peserta yang sehat membantu yang sakit. 10 Jaminan sosial dapat menumbuhkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Kurang Tidak Setuju setuju setuju F % F % f % 59 98, , ,3 1 1,7 - -

9 65 No Pertanyaan 11 Dana yang dikumpulkan dari masyarakat akan di manfaatkan sebesarbesarnya untuk kepentingan peserta. 13 Cara pendaftaran BPJS mudah dipahami. 14 Peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan pertama-tama harus memperoleh pelayanan kesehatan pada Fasilitas Kesehatan tingkat pertama (dokter keluarga maupun Puskesmas). Bila Peserta memerlukan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan, maka hal itu harus dilakukan melalui rujukan oleh Fasilitas Kesehatan tingkat pertama 15 BPJS dapat memeratakan dokter/ fasilitas kesehatan di seluruh tanah air. 16 Tarif pelayanan kesehatan di semua wilayah menjadi sama. Sumber: Data PenelitianJanuari 2016 Setuju Dari tabel 4.8 diatas didapatkan hasil. Kurang setuju Tidak setuju f % f % f % 7 11, , ,3 1 1,7 Berdasarkan distribusi frekuensi sikap menyatakan bahwa 100% responden setuju bahwa BPJS merupakan program jaminan kesehatan dari pemerintah dan BPJS merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), responden pun setuju dengan adanya program BPJS karena dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak, BPJS dapat menghilangkan kesenjangan sosial dalam pelayanan kesehatan, BPJS dapat menumbuhkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,

10 66 memeratakan dokter/ fasilitas kesehatan dan tarif di seluruh tanah air, Semenjak ada BPJS masyarakat menjadi lebih peduli akan kesehatannya, Dana yang dikumpulkan dari masyarakat akan di manfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan peserta, dan BPJS kesehatan dianggap penting dalam investasi kesehatan dari sekarang hingga akhir hidup. Terdapat 88,3 % responden menjawab kurang setuju dengan cara pendaftaran BPJS yang mudah dipahami dengan alasan mereka tidak pernah mendapatkan informasi yang jelas mengenai program BPJS tersebut. Sebanyak 18 responden atau 3% dari 60 responden yang menjawab tidak setuju pada pernyataan peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan pertama-tama harus memperoleh pelayanan kesehatan pada fasilitas kesehatan tingkat pertama (dokter keluarga). Bila peserta memerlukan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan, maka hal itu harus dilakukan melalui rujukan oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama. Pada intinya mereka kurang setuju dengan adanya sistem berjenjang karena dirasa berbelit, dan terlalu lama dalam proses pengobatan. Sebanyak 3 responden atau 5% dari 60 responden menjawab tidak setuju pada pernyataan proses pembiayaan / pembayaran premi mudah. Alasan responden tidak setuju karena jarak antara tempat tinggal dengan ATM tidak dekat. Hasil uji normalitas terhadap variabel sikap pada kolom kolmogorov-smirnov diketahui nilai signifikan variabel sikap terhadap

11 67 pelayanan 0,000 < 0,05. Maka dapat disimpulkan variabel sikap berdistribusi tidak normal. Dengan median 17, minimal 16, maksimal 22 dan standar devisiasi= 0,9. Sehingga skoring dapat dikategorikan menjadi: Kategori kurang = x < median 1SD = x < 17 0,9 = x < 16,1 Kategori cukup = median 1SD < median + 1SD = 17 0,9 < ,9 = 16,1-17,9 Kategori baik = x > median + 1SD = x > ,9 = x > 17,9 Berdasarkan pernyataan responden berdasarkan sikap nelayan terhadap kesiapan JKN didapat data sebagai berikut: Tabel 4.9 Distribusi frekuensi berdasarkan sikap nelayan terhadap JKN No Sikap nelayan terhadap JKN Distribusi Frekuensi Jumlah (%) 1 Kurang 20 33,3 2 Cukup Baik 7 11,7 Jumlah Sumber : Data Primer Diolah,2016 Berdasarkan tabel 4.9 tersebut, diketahui bahwa pada variabel sikap, jawaban responden sebagian besar terdapat pada kategori cukup, ditunjukkan dengan presentase sebesar 55%.

12 68 2. Distribusi responden berdasarkan niat Distribusi frekuensi niat terhadap kesiapan nelayan dalam menghadapi Jaminan Sosial Kesehatan (JKN) diukur dengan 8 pertanyaan dari kuesioner sebagai berikut: Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Niat Responden / Masyarakat No Pertanyaan 1 Sebagai seorang nelayan dengan tingkat resiko terhadap kesehatan tinggi, saya akan bergabung deng BPJS karena BPJS memberikan solusi terbaik dalam menjamin kesehatan saya. 2 Saya mampu membayar iuran / premi BPJS per bulannya sehingga saya akan bergabung dengan BPJS. 3 Saya akan bergabung dengan BPJS karena cara nya mudah. 4 Saya ingin bergabung dengan BPJS untuk investasi kesehatan bagi saya dan keluarga saya. 5 Saya ingin bergabung dengan BPJS karena akses pelayanan BPJS mudah. 6 Saya ingin bergabung dengan BPJS karena claimnya mudah. 7 Saya ingin bergabung dengan BPJS karena BPJS memberikan banyak manfaat bagi saya dan keluarga. 8 Saya ingin bergabung dengan BPJS karena tidak ada perbedaan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan antara yang kaya dan miskin. Sumber: Data PenelitianJanuari 2016 Setuju Kurang setuju Tidak setuju F % f % f % 5 98,3 1 1, , , , , ,

13 69 Dari tabel 4.10 diatas didapatkan hasil 60 responden setuju atau berniat bergabung dengan BPJS karena claimnya mudah, bermanfaat bagi saya dan keluarga, tidak ada perbedaan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan antara yang kaya dan miskin, dan sebagai investasi kesehatan bagi saya dan keluarga. Terdapat 88,3% responden kurang setuju jika bergabung dengan BPJS karena mereka menganggap cara / prosedur pendaftarannya tidak mudah. Terdapat 29 responden atau 48,3% responden kurang berniat bergabung dengan BPJS jika harus membayar premi yang sudah ditetapkan tersebut. karena mereka merasa tidak mampu. Hasil uji normalitas terhadap variabel niat pada kolom kolmogorov smirnov diketahui nilai signifikan variabel niat 0,000 < 0,05. Maka dapat disimpulkan variabel niat berdistribusi tidak normal. Dengan median 9, nilai minimum 8, maksimal 11, dan standar devisiasi= 0,71. Sehingga sesuai penilaian / skoring dapat dikategorikan menjadi : Kategori kurang = X < median 1SD = X < 9 0,71 = X < 8,29 Kategori cukup = median 1SD < median + 1SD = 9 0,71 < 9 + 0,71 = 8,29 9,71 Kategori baik = X > median + 1SD = X > 9,71 + 0,71 = X > 9,71

14 70 Berdasarkan pernyataan responden berdasarkan niat nelayan terhadap JKN didapat data sebagai berikut: Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Niat Nelayan terhadap JKN No Niat nelayan terhadap JKN Distribusi Frekuensi Jumlah (%) 1 Kurang 6 10,0 2 Cukup 25 41,7 3 Baik 29 48,3 Jumlah Sumber : Data Primer Diolah, 2016 Berdasarkan tabel 4.11 tersebut, diketahui bahwa pada variabel niat, jawaban responden sebagian besar terdapat pada kategori baik, ditunjukkan dengan presentase sebesar 48,3%. 3. Distribusi responden berdasarkan ATP (Ability To Pay) Berdasarkan ATP atau kemampuan responden untuk menghitung pendapatan rata-rata per bulan sehingga dapat mengukur kesiapan nelayan dalam menghadapi JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) didapatkan data sebagai berikut: Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendapatan. Pendapatan Frekuensi Presentase (%) ,7 Jumlah Sumber : Data Primer Diolah, 2016 Berdasarkan tabel 4.12 diatas dapat diketahui bahwa ratarata pendapatan responden sebesar Rp Pendapatan minimumnya berkisar antara sebanyak 5% dan

15 71 pendapatan maksimum berkisar antara sampai dengan sebanyak 6,7%. Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan pengeluaran Total Pengeluaran Frekuensi Presentase (%) , , ,7 8,3 Sumber : Data Primer Diolah, 2015 Berdasarkan tabel 4.13diatas dapat diketahui bahwa rata rata pengeluaran responden yaitu sebesar pendapatan minimum berkisar sebanyak 1,7% dan pendapatan maksimum berkisar antara yaitu sebanyak 8,3%. Cara menghitung ATP atau kemampuan responden untuk mengukur kesiapan dalam menghadapi JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) dengan menggunakan rumus 5% x CTP. CTP dapat diperoleh dari perhitungan pengeluaran esensial non pangan (biaya pendidikan, biaya kesehatan, biaya melaut, pakaian, perawatan pribadi, dan rekreasi) ditambah pengeluaran pangan non esensial (makanan/minuman jadi, rokok / tembakau dan sirih). Berikut merupakan hasil perhitungan tersebut: Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Perhitungan ATP (Atability To Pay) Nominal Frekuensi Presentase ,

16 72 Nominal Frekuensi Presentase ,7 Total Sumber : Data Primer Diolah, 2016 Berdasarkan tabel 4.14 diatas 55% sisa pendapatan keluarga per bulan responden berkisar sampai dengan dan dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden masih memiliki sisa pendapatan diluar dari pengeluaran esensial non pangan yang diantaranya biaya pendidikan, biaya kesehatan, biaya melaut, pakain, perawatan pribadi, rekreasi dan pengeluaran non esensial yang diataranya makanan/minuman jadi, rokok/tembakau, sirih, pesta/ sumbangan. Untuk mengukur kesiapan dalam menghadapi JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) Berikut merupakan tabel perhitungan kemampuan responden dalam memilih kelas BPJS. Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Kategori Kemampuan Responden / Masyarakat dalam Memilih Kelas BPJS Kelas Frekuensi Persen (%) , , , ,6 Total Sumber : Data Primer Diolah, 2015 Dari tabel 4.15 distribusi frekuensi kategori kemampuan responden dalam memilih kelas di BPJS paling banyak sebesar

17 73 36,6% responden mampu di kelas 3 dengan besaran premi per bulan ribu rupiah, sedangkan 13,3% responden tidak mampu membayar premi bulanan BPJS karena ATP per orangnya di bawah rupiah. 4. Distribusi responden berdasarkan WTP (Willingness To Pay) a. Kemauan Iuran / Premi Rawat Jalan Per Kunjungan Distribusi frekuensi WTP (Willingness To Pay) atau kemauan nelayan dalam membayar pelayanan kesehatanrawat jalan dan rawat inap sesuai dengan keinginan, harapan, serta persepsi masyarakat. Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi banyaknya iuran/premi rawat jalan per kunjungan sesuai dengan kemauan responden. Nominal Frekuensi Persen (%) 0 2 3, , , , , , ,7 Sumber: Data PenelitianJanuari 2016 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa banyaknya iuran / premi rawat jalan per kunjungan yang responden inginkan rata-rata rupiah, maksimal yaitu sebanyak 1,7%,, namun sebanyak 3,3% responden menginginkan gratis.

18 74 b. Kemauan Iuran / Premi Rawat Inap Per Kunjungan Tabel 4.17 Distribusi Frekuensi banyaknya iuran/premi rawat inap per kunjungan sesuai kemauan responden Nominal Frekuensi Persen (%) 0 2 3, , , , , , , ,7 Sumber: Data PenelitianJanuari 2016 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa banyaknya iuran / premi rawat inap per kunjungan yang responden inginkan sebanyak 38,3% responden mau membayar , namun masih terdapat 3,3% responden yang inginnya tidak membayar (gratis). c. Kemauan Jenis Pelayanan Rawat Jalan Tabel 4.18 Distribusi Frekuensi jenis pelayanan rawat jalan yang diminati responden. Pelayanan Frekue Persen (%) Alasan Kesehatan nsi Puskesmas 56 93,3 Jaraknya dekat Mangkang Klinik 24 jam 1 1,7 Cocok obatnya dan nyaman dengan pelayanannya Balai pengobatan 3 5 Cocok obatnya Sumber: Data PenelitianJanuari 2016 Berdasarkan tabel 4.18 diatas, jenis pelayanan kesehatan rawat jalan maupun klinik pratama yang responden minati paling

19 75 banyak adalah Puskesmas karena secara geografis jarak antara Puskesmas dengan tempat tinggal responden tidak jauh. Terdapat 4 responden lainnya yang menjawab 1 di klinik 24 jam dan 3 responden menjawab dibalai pengobatan, alasan mereka adalah kecocokan dengan obat,dan responden merasa nyaman terhadap pelayanan yang ada di klinik maupun balai pengobatan. d. Kemauan Jenis Pelayanan Rawat Inap Jenis pelayanan kesehatan rawat inap yang responden minati sebnayak 100% memilih Rumah Sakit Tugu, karena jarak rumah sakit Tugu yang paling dekat dengan tempat tinggal responden, sehingga jika ada kegawatan secara mendadak dapat langsung dilarikan ke rumah sakit Tugu, selain itu saudara maupun tetangga yang ingin menjenguk pun juga mudah untuk mendatangi. e. Bangsal Kelas Yang Diminati Responden Bangsal kelas yang responden minati sebanyak 100% memilih kelas 3 karena responden merasa hanya mampu membayar di kelas 3. f. Iuran BPJS Yang Responden Inginkan Tabel 4.19 Distribusi Frekuensi Iuran BPJS Yang Diinginkan Responden per Bulannya. Nominal Frekuensi Persen (%) , , , ,7

20 76 Berdasarkan tabel distribusi frekuensi iuran BPJS per bulannya diatas, 12 responden (20%) menginginkan gratis, 15 responden (25%) hanya ingin membayar per bulannya, 11 responden (18,3%) ingin membayar , 19 responden (31,7%) ingin membayar , 2 responden , dan 1 responden ingin membayar rupiah. g. Jumlah Anggota Keluarga yang akan Diikut Sertakan dalam BPJS Tabel 4.20 Distribusi Frekuensi Jumlah Anggota Keluarga Responden Yang Akan Di Ikut Sertakan Dalam BPJS. Jumlah anggota keluarga frekuensi Persen (%) 1 1 1, , ,6 Sumber: Data Penelitian Januari 2016 Berdasarkan tabel diatas, jumlah anggota keluarga yang akan di ikut sertakan dalam BPJS yaitu seluruh anggota keluarga yang ditanggung.sebanyak 35% responden menanggung 4 jiwa dalam satu keluarga.

KESIAPAN NELAYAN DALAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI KELURAHAN MANGUNHARJO KOTA SEMARANG PADA TAHUN 2016

KESIAPAN NELAYAN DALAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI KELURAHAN MANGUNHARJO KOTA SEMARANG PADA TAHUN 2016 KESIAPAN NELAYAN DALAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI KELURAHAN MANGUNHARJO KOTA SEMARANG PADA TAHUN 2016 Ida Ayu Rohmaniyati *), Eti Rimawati **) *) Alumni Fakultas Kesehatan Dian Nuswantoro *))

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Kerangka Konsep. B. Jenis Penelitian. Sikap. Niat. Kesiapan ATP JKN WTP. Gambar 3.1

BAB III METODE PENELITIAN. A. Kerangka Konsep. B. Jenis Penelitian. Sikap. Niat. Kesiapan ATP JKN WTP. Gambar 3.1 BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Sikap Niat ATP Kesiapan JKN WTP Gambar 3.1 Alur Penelitian Kesiapan Nelayan dalam Jaminan Kesehatan Nasional di Kelurahan Mangunharjo Semarang. B. Jenis Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kelurahan Muktiharjo Kidul. memiliki luas wilayah 204,378 ha, dengan batas batas kelurahannya

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kelurahan Muktiharjo Kidul. memiliki luas wilayah 204,378 ha, dengan batas batas kelurahannya 35 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Kelurahan Muktiharjo Kidul Muktiharjo Kidul termasuk dalam Kecamatan Pedurungan yang memiliki luas wilayah 204,378 ha, dengan batas batas kelurahannya adalah

Lebih terperinci

POTENSI PARTISIPASI MASYARAKAT MENUJU PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN DALAM RANGKA UNIVERSAL COVERAGE DI KOTA BANDUNG

POTENSI PARTISIPASI MASYARAKAT MENUJU PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN DALAM RANGKA UNIVERSAL COVERAGE DI KOTA BANDUNG POTENSI PARTISIPASI MASYARAKAT MENUJU PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN DALAM RANGKA UNIVERSAL COVERAGE DI KOTA BANDUNG Henni Djuhaeni Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Unpad LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa jaminan kesehatan bagi masyarakat, khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa jaminan kesehatan bagi masyarakat, khususnya BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan adalah hak dasar setiap orang, dan semua warga negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. UUD 1945 mengamanatkan bahwa jaminan kesehatan bagi masyarakat,

Lebih terperinci

Rumus Perhitungan ATP & WTP

Rumus Perhitungan ATP & WTP Rumus Perhitungan ATP & WTP TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Membayar Menurut Mukti (2001) dapat menyimpulkan bahwa untuk mengetahui kemampuan membayar masyarakat dapat dilihat dari dari sisi pengeluaran

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. ekonomis (Undang-Undang Kesehatan No 36 tahun 2009) (1). Pada saat ini telah

BAB 1 : PENDAHULUAN. ekonomis (Undang-Undang Kesehatan No 36 tahun 2009) (1). Pada saat ini telah BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran khusus Institusi 1. Desktripsi Lingkungan Rumah sakit ini terletak pada ruas jalur utama Semarang Jakarta pada koordinat LS : 0,6 o 59 04,8 dan BT : 110 o 21 22,7 yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kabupaten Gorontalo Utara merupakan wilayah administrasi yang merupakan kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 111 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Keadaan Geografis DKI Jakarta terletak di 6 0 12 lintang selatan dan 106 0 48 bujur timur dengan luas wilayah 661,26 km2, berupa daratan 661.52 km2 dan lautan 6,977,5

Lebih terperinci

SUBIRMAN FKM UNIVERSITAS MULAWARMAN-SAMARINDA

SUBIRMAN FKM UNIVERSITAS MULAWARMAN-SAMARINDA SUBIRMAN FKM UNIVERSITAS MULAWARMAN-SAMARINDA Sistem Kesehatan Nasional tahun 2009 : Pemberdayaan masyarakat dalam pembiayaan kesehatan diupayakan melalaui perhimpunan dana secara aktif oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI WILAYAH

BAB II DESKRIPSI WILAYAH BAB II DESKRIPSI WILAYAH 1.1 Kondisi Geografis 2.1.1 Kota Magelang a. Letak Wilayah Berdasarkan letak astronomis, Kota Magelang terletak pada posisi 110 0 12 30 110 0 12 52 Bujur Timur dan 7 0 26 28 7

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Pukesmas Induk yang ada di kota semarang salah satunya yaitu

BAB IV HASIL PENELITIAN. Pukesmas Induk yang ada di kota semarang salah satunya yaitu BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pukesmas Induk yang ada di kota semarang salah satunya yaitu Pukesmas Tlogosari Kulon yang mempunyai fasiltas rawat inap. Pukesmas Tlogosari Kulon

Lebih terperinci

BAB IV. Pendidikan SMP SMA DIII S1 S2 Jumlah 2.9% 100% S2 3% SMP 29% DIII 15%

BAB IV. Pendidikan SMP SMA DIII S1 S2 Jumlah 2.9% 100% S2 3% SMP 29% DIII 15% 46 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Pendidikan Pendidikan terakhir responden di RW 04 Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang Kota Tangerang yaitu SMP, SMA, DIII, S1, dan S2 dengan distribusi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Tuban Kabupaten Tuban merupakan kabupaten dari 29 kabupaten dan 9 kota di Propinsi Jawa Timur. Kabupaten Tuban berada di jalur pantai utara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jaminan Kesehatan merupakan jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang No. 40 tahun 2004

BAB 1 : PENDAHULUAN. berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang No. 40 tahun 2004 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah dilaksanakan sejak 1 Januari 2014 berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang No. 40 tahun 2004 tentang Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. disebabkan oleh kondisi geografis Indonesia yang memiliki banyak pulau sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. disebabkan oleh kondisi geografis Indonesia yang memiliki banyak pulau sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan sistem kesehatan nasional (SKN), bahwa pembangunan kesehatan harus merata di seluruh wilayah di Indonesia, namun kenyataannya pembangunan pada aspek kesehatan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Secara geografis, wilayah Kabupaten Karawang terletak antara 107

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Keadaan Umum Hutan Mangrove di Pesisir Pantai Tlanakan

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Keadaan Umum Hutan Mangrove di Pesisir Pantai Tlanakan V. GAMBARAN UMUM 5.1 Keadaan Umum Hutan Mangrove di Pesisir Pantai Tlanakan Tlanakan merupakan salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Pamekasan yang memiliki luas wilayah 48,10 Km 2 dan terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa (PBB) tahun 1948 tentang hak asasi manusia. Berdasarkan. kesehatan bagi semua penduduk (Universal Health Coverage).

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa (PBB) tahun 1948 tentang hak asasi manusia. Berdasarkan. kesehatan bagi semua penduduk (Universal Health Coverage). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hak untuk hidup sehat dan sejahtera merupakan bagian dari hak asasi manusia yang diakui oleh segenap bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Pengakuan itu tercantum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dengan luas daratan ± 1.900.000 km 2 dan laut 3.270.00 km 2, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dan ditinjau dari luasnya terdiri atas lima pulau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 pada pasal 28 H, menetapkan bahwa kesehatan adalah hak dasar setiap individu dan semua warga negara berhak hidup

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Hasil Penelitian Penelitian mengenai hubungan aktivitas fisik dengan kejadian insomnia pada wanita menopause dilakukan selama Bulan Desember 2014 di Posyandu Lansia yang

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Kelurahan Penjaringan memiliki lahan seluas 395.43 ha yang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Magelang secara Geografis terletak pada posisi Lintang

IV. GAMBARAN UMUM. Magelang secara Geografis terletak pada posisi Lintang IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Lokasi dan Geografi Kota Magelang Kota Magelang merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah. Kota Magelang secara Geografis terletak pada posisi 7 0 26 18 7 0 30 9 Lintang

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN DAN KEMAUAN MEMBAYAR PETUGAS PARKIR TERHADAP PELAYANAN PUSKESMAS DI KABUPATEN BANYUMAS

ANALISIS KEMAMPUAN DAN KEMAUAN MEMBAYAR PETUGAS PARKIR TERHADAP PELAYANAN PUSKESMAS DI KABUPATEN BANYUMAS ANALISIS KEMAMPUAN DAN KEMAUAN MEMBAYAR PETUGAS PARKIR TERHADAP PELAYANAN PUSKESMAS DI KABUPATEN BANYUMAS ANALYSIS OF PARKING ATTENDANT ABILITY TO PAY AND WILLINGNESS TO PAY FOR PRIMARY HEALTH SEVICES

Lebih terperinci

VOLUME I No 3 Juli 2013 Halaman Analisis Kemampuan Dan Kemauan Membayar Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Karangasem Tahun 2013

VOLUME I No 3 Juli 2013 Halaman Analisis Kemampuan Dan Kemauan Membayar Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Karangasem Tahun 2013 Community Health VOLUME I No 3 Juli 2013 Halaman 151-161 Artikel Penelitian Analisis Kemampuan Dan Kemauan Membayar Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Karangasem Tahun 2013 I Gusti Ayu Juliasih

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Lubuk Besar Bangka Tengah Berdasarkan Perda Kabupaten bangka Tengah Nomor 31 tahun 2006 Kecamatan Koba dipecah menjadi dua, yaitu Kecamatan Koba dan Kecamatan Lubuk Besar, resmi

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN (COMPANY PROFILE)

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN (COMPANY PROFILE) BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN (COMPANY PROFILE) Obyek penelitian dalam skripsi ini adalah kecamatan kecamatan yang ada di kota Semarang, kecamatan itu diantaranya kecamatan Tembalang, kecamatan Tugu,

Lebih terperinci

Susanti, et al,perbandingan Kemampuan dan Kemauan Membayar Iuran JKN Key Woard : Health Issurance, Ability to Pay, Willingness to Pay

Susanti, et al,perbandingan Kemampuan dan Kemauan Membayar Iuran JKN Key Woard : Health Issurance, Ability to Pay, Willingness to Pay Susanti, et al,perbandingan Kemampuan dan Kemauan Membayar Iuran JKN... 1 Perbandingan Kemampuan dan Kemauan Membayar Iuran Jaminan Kesehatan Nasional Antara PT Tiga Serangkai dan CV Fajar Kabupaten Jember

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional di bidang gizi masyarakat, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI BAB II 2.1. Tinjauan Umum Sungai Beringin merupakan salah satu sungai yang mengalir di wilayah Semarang Barat, mulai dari Kecamatan Mijen dan Kecamatan Ngaliyan dan bermuara di Kecamatan Tugu (mengalir

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN LOKASI BANGUNAN REHABILITASI ALZHEIMER DI YOGYAKARTA

BAB III TINJAUAN LOKASI BANGUNAN REHABILITASI ALZHEIMER DI YOGYAKARTA BAB III TINJAUAN LOKASI BANGUNAN REHABILITASI ALZHEIMER DI YOGYAKARTA Bangunan Rehabilitasi Alzheimer di Yoyakarta merupakan tempat untuk merehabilitasi pasien Alzheimer dan memberikan edukasi atau penyuluhan

Lebih terperinci

Adelima C. R. Simamora, Doni Simatupang, Agustina Boru Gultom Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Medan. Abstrak

Adelima C. R. Simamora, Doni Simatupang, Agustina Boru Gultom Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Medan. Abstrak PENGARUH BPJS TERHADAP MINAT MASYARAKAT DALAM UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN DI RSUD DOLOKSANGGUL KECAMATAN DOLOKSANGGUL KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 20 Adelima C. R. Simamora, Doni Simatupang, Agustina

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dan Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN. Populasi dan Teknik Pengambilan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan desain cross sectional study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu untuk memperoleh gambaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan kewajiban yang diberikan kepada daerah otonom

I. PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan kewajiban yang diberikan kepada daerah otonom 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otonomi daerah merupakan kewajiban yang diberikan kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian

Kuesioner Penelitian Kuesioner Penelitian Hubungan Karakteristik Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Penerima Bantuan Iuran (PBI) Dengan Perilaku Merokok Di Wilayah Kerja Puskesmas Belawan Tahun 2015 A. KARAKTERISTIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah hak fundamental setiap warga. Setiap individu, keluarga, dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara bertanggung

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA Merry Tiyas Anggraini, Afiana Rohmani Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan khusus kepada penduduk miskin, anak-anak, dan para lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan khusus kepada penduduk miskin, anak-anak, dan para lanjut usia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional, pelayanan kesehatan baik oleh pemerintah maupun masyarakat harus diselengarakan secara

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. a) Kondisi Grafis Kota Bandar Lampung

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. a) Kondisi Grafis Kota Bandar Lampung BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaram Umum Objek Penelitian 1. Kota Bandar Lampung a) Kondisi Grafis Kota Bandar Lampung Sumber : Badan Pusat Statistik, 2016 Gambar 4.1. Peta Administrasi Bandar

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 8 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4. Keadaan Wilayah Kepulauan Seribu merupakan sebuah gugusan pulaupulau kecil yang terbentang dari teluk Jakarta sampai dengan Pulau Sibera. Luas total Kabupaten

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Karakteristik dan Sosial Ekonomi Keluarga

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Karakteristik dan Sosial Ekonomi Keluarga BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik dan Sosial Ekonomi Keluarga Karakteristik dan sosial ekonomi keluarga yang ditanyakan pada survey ini meliputi status perkawinan, pekerjaan, status pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Lokasi Penelitian 1. Lokasi Umum Lokasi penelitian ini berada di Kota Semarang Jawa Tengah yang letaknya berada di Jalan Pandanaran No. 79 Kelurahan Mugassari Kecamatan

Lebih terperinci

taman, dua petugas penyapu jalan utama, dan dua petugas UPS Mutu Elok.

taman, dua petugas penyapu jalan utama, dan dua petugas UPS Mutu Elok. BAB V GAMBARAN UMUM 5.1. Deskripsi Perumahan Cipinang Elok Perumahan Cipinang Elok terletak di Kelurahan Cipinang Muara, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Perumahan ini memiliki dua pintu gerbang utama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelagic state) terluas di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelagic state) terluas di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelagic state) terluas di dunia dengan jumlah pulau sebanyak 17.504 buah dan panjang garis pantai mencapai 104.000 km. Total

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Selain itu,indonesia juga merupakan negara dengan garis pantai

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Selain itu,indonesia juga merupakan negara dengan garis pantai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dengan wilayah laut yang lebih luas daripada luas daratannya. Luas seluruh wilayah Indonesia dengan jalur laut 12 mil adalah lima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat diketahui kelemahan dan kekurangan jasa pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat diketahui kelemahan dan kekurangan jasa pelayanan kesehatan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada era sekarang ini semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan, akan mengakibatkan tuntutan peningkatan pelayanan kesehatan. Salah satu mengantisipasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi a. Letak Geografis BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kota Gorontalo merupakan ibukota Provinsi Gorontalo. Secara geografis mempunyai luas 79,03 km 2 atau 0,65 persen dari luas Provinsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. Tinggi : memiliki kartu ASKES, berobat di puskesmas atau mempuyai dokter pribadi. 2. Rendah : tidak memiliki ASKES, berobat di dukun. 14. Tingkat Kepemilikan aset adalah jumlah barang berharga yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan keluarganya merupakan hak asasi manusia dan diakui oleh segenap bangsa-bangsa di dunia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dan aspek-aspek lainnya. Aspek-aspek ini saling berkaitan satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dan aspek-aspek lainnya. Aspek-aspek ini saling berkaitan satu dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbicara tentang kesejahteraan sosial sudah pasti berkaitan dengan seluruh aspek kehidupan masyarakat, baik dari segi ekonomi, sosial, politik, pendidikan, kesehatan,

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan

V. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan V. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan Kapuk, Kelurahan Kamal dan Kelurahan Tegal Alur, dengan luas wilayah 1 053 Ha. Terdiri dari 4 Rukun

Lebih terperinci

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Kelurahan Fatubesi merupakan salah satu dari 10 kelurahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan keluarganya merupakan hak asasi manusia dan diakui oleh segenap bangsa-bangsa

Lebih terperinci

PERAN DAN DUKUNGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

PERAN DAN DUKUNGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PERAN DAN DUKUNGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL Oleh : Dr. Hj. Rosnini Savitri, M.Kes Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat Pendahuluan Luas wilayah 42.297,30

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang berhak atas jaminan sosial untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak dan meningkatkan martabat sehingga pemerintah mengembangkan Sistem Jaminan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. beberapa kesimpulan sebagai berikut: orang dengan total tiket masuk sebesar Rp

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. beberapa kesimpulan sebagai berikut: orang dengan total tiket masuk sebesar Rp 73 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Besaran nilai Willingness To Pay (WTP) adalah sebesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal dengan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal dengan meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh negara, dimana tujuan dari diselenggarakannya pembangunan kesehatan tersebut adalah untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Karakteristik Responden Kabupaten Sleman merupakan Kabupaten yang memiliki jumlah penduduk terbesar jika dibandingkan dengan Kabupaten lainnya yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta.Kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hak untuk memiliki tingkat kesehatan dan kesejahteraan yang memadai merupakan hak asasi manusia yang tercantum dalam Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang (UU) Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) telah memberikan kepastian perlindungan dasar kepada warga negara Indonesia. Salah

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENERBITAN DAN TATA LAKSANA SURAT PERNYATAAN MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini termasuk penelitian Explanatory research yaitu penjelasan yang dilakukan untuk menggambarkan keadaan yang sebenarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional. Undang-Undang (UU) No.

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional. Undang-Undang (UU) No. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan jaminan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar (UUD) Tahun 1945 Pasal 28 H dan Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alenia 4 adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa indikator dari Indeks Pembangunan Manusia (Human Development. sosial ekonomi masyarakat (Koentjoro, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. beberapa indikator dari Indeks Pembangunan Manusia (Human Development. sosial ekonomi masyarakat (Koentjoro, 2011). 18 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bidang kesehatan merupakan salah satu indikator utama dari berkembangnya kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah geografis tertentu.kesejahteraan masyarakat di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang sangat luas dan terdiri dari lima pulau besar dan belasan ribu pulau kecil. Letak antara satu pulau dengan pulau lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan. lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan. lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan Sosial di Indonesia. Menurut Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaminan Kesehatan Nasional adalah perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Tempat Penelitian Kecamatan Getasan merupakan salah satu kecamatan dari 19 kecamatan di Kabupaten Semarang. Secara administratif batas wilayah Kecamatas

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Pembangunan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Pembangunan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia yang tertera dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Provinsi Jawa Tengah 1. Peta Provinsi Jawa Tengah Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah 2. Kondisi Geografis Jawa Tengah merupakan

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan I-1

BAB I Pendahuluan I-1 I-1 BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi dan perkembangan transportasi mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling ketergantungan. Perbaikan dalam transportasi pada umumnya akan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Pengambilan Keputusan, Kepesertaan, JKN

ABSTRAK. Kata Kunci: Pengambilan Keputusan, Kepesertaan, JKN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KEPESERTAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI KECAMATAN BABAKAN CIPARAY KOTA BANDUNG TAHUN 2016 Novia Rhoza 1, Yeni Mahwati 2, Tri Nurhayati

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan hak bagi setiap orang. Untuk mewujudkannya pemerintah bertanggung

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan hak bagi setiap orang. Untuk mewujudkannya pemerintah bertanggung BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau merupakan hak bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara Kepulauan (Archipelagic state) terbesar di dunia. Jumlah Pulaunya mencapai 17.506 dengan garis pantai sepanjang 81.000 km. Kurang lebih 60%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi Manusia, pada pasal 25 Ayat (1) dinyatakan bahwa setiap orang berhak atas derajat hidup yang memadai

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETAATAN BEROBAT DENGAN DERAJAT SISTOLE DAN DIASTOLE PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS SUKAMERINDU KOTA BENGKULU

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETAATAN BEROBAT DENGAN DERAJAT SISTOLE DAN DIASTOLE PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS SUKAMERINDU KOTA BENGKULU Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 9 No. 1 Tahun 2012 HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETAATAN BEROBAT DENGAN DERAJAT SISTOLE DAN DIASTOLE PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS SUKAMERINDU KOTA BENGKULU Dirhan* Sekolah

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah 5.1. Kondisi Geografis BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT Propinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 o 50 ' - 7 o 50 ' Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang sangat penting bagi manusia, perlu diketahui

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang sangat penting bagi manusia, perlu diketahui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian sehat menurut WHO (World Health Organization) adalah suatu kedaan kondisi fisik, mental dan kesejahteraan sosial yang merupakan satu kesatuan dan bukan hanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian termasuk Explanatory Research, karena hubungan variabel - variabelnya dijelaskan dengan pengujian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kecamatan yang baru dimekarkan dari kecamatan induknya yaitu Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kecamatan yang baru dimekarkan dari kecamatan induknya yaitu Kecamatan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Pulau Pisang terdiri atas 6 pekon yakni Pekon Pasar, Labuhan, Sukadana, Pekon Lok,Bandar Dalam dan Sukamarga. Pulau Pisang merupakan kecamatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang terletak LS dan BT, dengan. sebelah selatan : Kabupaten Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang terletak LS dan BT, dengan. sebelah selatan : Kabupaten Semarang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Semarang terletak 6 55-7 6 LS dan 110 15-110 31 BT, dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut : sebelah utara : Laut Jawa sebelah selatan : Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Dasar Negara RI 1945 diamanatkan bahwa pelayanan kesehatan merupakan salah satu aspek dari hak asasi manusia, yaitu sebagaimana yang tercantum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal yang sangat diperhatikan bagi tiap-tiap stake holder di berbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN. hal yang sangat diperhatikan bagi tiap-tiap stake holder di berbagai penjuru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesejahteraan masyarakat merupakan hal yang sangat penting bagi setiap Negara di belahan dunia mana saja, baik Negara maju maupun Negara berkembang. Kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 1.1.1 Sejarah Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. Desa Tualango terbentuk sejak tahun 1908. Asal mula nama Desa Tualango

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN BAB IV GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN Perumnas Bumi Tlogosari terletak di Kelurahan Tlogosari Kulon dan Kelurahan Muktiharjo Kidul, Kecamatan Pedurungan yang merupakan bagian dari Bagian Wilayah Kota V Semarang.

Lebih terperinci

Prosiding SNaPP 2015 Kesehatan pissn eissn Nurhasanah Arsyad

Prosiding SNaPP 2015 Kesehatan pissn eissn Nurhasanah Arsyad Prosiding SNaPP 2015 Kesehatan pissn 2477-2364 eissn 2477-2356 TANPA NOMOR INDUK KEPENDUDUKAN TIADA JAMINAN KESEHATAN Nurhasanah Arsyad Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Indonesia nunkhusna83@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang teramanat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang teramanat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan rakyat Indonesia telah dirintis sejak lama. Upaya ini sesuai dengan cita-cita bangsa yang teramanat dalam Pembukaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan. Kesehatan merupakan hak bagi setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejak tahun 2001 dengan pengentasan kemiskinan melalui pelayanan kesehatan. gratis yang dikelola oleh Departemen Kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. sejak tahun 2001 dengan pengentasan kemiskinan melalui pelayanan kesehatan. gratis yang dikelola oleh Departemen Kesehatan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam era pembangunan global ini tidak bisa dipisahkan dengan arah pembangunan kesehatan nasional, dimana salah satu strategi yang dikembangkan adalah pembaharuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penataan Gambaran Umum

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penataan Gambaran Umum BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penataan 1.1.1. Gambaran Umum Kota Semarang selaku ibukota dari Provinsi Jawa Tengah memiliki keterletakan astronomis di antara garis 6º 50-7º 10 LS dan garis 109º

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL KEPADA ORANG YANG TERLANTAR DI PERJALANAN/ KEHABISAN BEKAL DI WILAYAH

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Karakteristik responden berdasarkan usia. dikelompokkan seperti pada Gambar 3 :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Karakteristik responden berdasarkan usia. dikelompokkan seperti pada Gambar 3 : 40 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Responden a. Karakteristik responden berdasarkan usia Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dikelompokkan seperti pada Gambar

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah 36 BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 4.1 Kondisi Geografis Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di tengah Pulau Jawa. Secara geografis, Provinsi Jawa Tengah terletak

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal 5 ayat (2) menyatakan bahwa setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

Notulen Diskusi Komuitas Informasi Pojok JKN Kebumen. dengan Peserta Jamkesmas Desa Jogomulyo Kec. Buayan Kab. Kebumen

Notulen Diskusi Komuitas Informasi Pojok JKN Kebumen. dengan Peserta Jamkesmas Desa Jogomulyo Kec. Buayan Kab. Kebumen Notulen Diskusi Komuitas Informasi Pojok JKN Kebumen dengan Peserta Jamkesmas Desa Jogomulyo Kec. Buayan Kab. Kebumen Pada hari Sabtu, 14 Desember 2013 Pukul 20.30-22.30 WIB Tempat; Rumah Bapak Tursimin

Lebih terperinci