ABSTRAK. Kata Kunci: Pengambilan Keputusan, Kepesertaan, JKN
|
|
- Hamdani Atmadja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KEPESERTAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI KECAMATAN BABAKAN CIPARAY KOTA BANDUNG TAHUN 2016 Novia Rhoza 1, Yeni Mahwati 2, Tri Nurhayati Asih 3 1,2,3 Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes Dharma Husada Bandung Alamat korespondensi Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes Dharma Husada Bandung Jl. Terusan Jakarta 75 Bandung ABSTRAK Salah satu upaya pemerintah untuk membangun kesehatan masyarakatnya di era sekarang yaitu dengan adanya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Di dalam Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) diamanatkan bahwa seluruh penduduk wajib menjadi peserta jaminan kesehatan. Di Kota Bandung total cakupan kepesertaan jaminan kesehatan sebanyak 47,91% dimana cakupan kepesertaan jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar terendah di Kecamatan Babakan Ciparay (10,38%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pengambilan keputusan dalam kepesertaan JKN di Kecamatan Babakan Ciparay Kota Bandung Tahun Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan pendekatan waktu cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah Kepala Keluarga (KK) di wilayah Kecamatan Babakan Ciparay Kota Bandung dengan jumlah sampel yaitu 137 KK. Analisa data univariat berupa tabel distribusi frekuensi dan analisa bivariat menggunakan uji Chi-Square. Hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara faktor internal yaitu persepsi (p = 0,000), faktor eksternal yaitu kemudahan mendapatkan informasi (p = 0,027) dan dukungan lingkungan sosial (p = 0,003) dengan pengambilan keputusan dalam kepesertaan JKN. Kemudahan mendapatkan informasi berkaitan dengan persepsi yang akan berkembang di masyarakat. Sehingga perlunya pemerataan dan peningkatan pemberian informasi yang tepat dan jelas agar persepsi masyarakat dapat diarahkan ke persepsi yang positif terkait kepesertaan JKN. Kata Kunci: Pengambilan Keputusan, Kepesertaan, JKN PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya 1. Dalam kerangka mencapai tujuan tersebut, pembangunan kesehatan dilaksanakan secara terarah, berkesinambungan dan realistis sesuai pentahapannya. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, anak, manusia usia lanjut (manula), dan keluarga miskin. Salah satu upaya pemerintah untuk membangun kesehatan masyarakatnya di era sekarang yaitu dengan adanya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Dasar hukum yang melatarbelakangi dari program JKN yaitu setiap negara perlu mengembangkan Universal Health Coverage (UHC) melalui mekanisme asuransi kesehatan sosial untuk menjamin pembiayaan kesehatan yang berkelanjutan. Jaminan kesehatan nasional (JKN) adalah program pemerintah yang bertujuan untuk memberikan kepastian jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi seluruh rakyat Indonesia untuk dapat hidup sehat, produktif dan sejahtera. Di dalam Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) diamanatkan bahwa seluruh penduduk wajib penjadi peserta jaminan kesehatan termasuk warga negara asing yang tinggal di Indonesia lebih dari enam bulan melalui suatu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) 2. Peserta program JKN terdiri atas dua kelompok yaitu: peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) jaminan kessehatan dan peserta bukan PBI jaminan kesehatan. Secara operasional, pelaksanaan JKN dituangkan dalam Peraturan Pemerintah dan Peraturan Presiden, antara lain: PP No.101 Tahun 2012 tentang PBI; Perpres No.12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan; dan Peta Jalan JKN. Tata cara pendaftaran dan pembayaran iuran bagi peserta pekerja bukan penerima upah dan peserta bukan pekerja diatur dalam peraturan BPJS Kesehatan No.1 Tahun Menurut Profil Kesehatan Indonesia (2015), jumlah kepesertaan program JKN di Indonesia sampai dengan Desember 2014 berjumlah peserta yang terdiri dari peserta PBI yang berjumlah dan peserta bukan PBI berjumlah peserta dengan rincian dimana pekerja penerima upah berjumlah peserta, pekerja bukan penerima upah 80
2 berjumlah peserta dan bukan pekerja berjumlah peserta 3. Berdasarkan data Profil Kesehatan RI 2014 cakupan kepesertaan di Jawa Barat baru mencapai 52,1% dari total jumlah penduduk Jawa Barat ( ) dimana PBI APBN, PBI APBD, pekerja penerima upah, pekerja bukan penerima upah dan bukan pekerja. Sementara untuk di Kota Bandung sendiri total cakupan kepesertaan Jaminan Kesehatan sebanyak 47,91%. Cakupan kepesertaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan di Kota Bandung terendah terdapat di Kecamatan Babakan Ciparay (10,38%) sementara tertinggi di Kecamatan Ujungberung 47,1% 4. Subari, et al. (2014) dalam penelitian kualitatifnya menjelaskan adanya atribut-atribut keyakinan terhadap jaminan kesehatan, sementara dari hasil penelitian kuantitatifnya menunjukkan bahwa sikap, norma subyektif dan persepsi kemampuan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap intensi untuk menjadi peserta jaminan kesehatan mandiri pada masyarakat Kota Cirebon. Hal ini bisa disebabkan karena adanya pengaruh background factor personal dan sosial, yang tidak ikut diteliti dalam penelitian ini 5. Sementara penelitian yang dilakukan oleh Roesalya (2014) menemukan hubungan signifikan antara terpaan sosialisasi BPJS kesehatan dengan keputusan masyarakat sebagai peserta BPJS Kesehatan ditunjukkan oleh nilai probabilitas kesalahan (sig) sebesar 0,037 yang lebih kecil dari 5% dan besarnya nilai koefisien korelasi adalah 0,179. Sikap masyarakat pada program variabel juga ditemukan berhubungan dengan dengan keputusan masyarakat sebagai peserta BPJS Kesehatan, ditunjukkan oleh nilai probabilitas kesalan (sig) sebesar 0,000 yang lebih kecil dari sig 1%, dan nilai koefisien korelasi adalah 0,405. Variabel independen yang lebih memiliki hubungan ialah variabel sikap (0,405) yang terbukti memiliki hubungan positif dengan variabel dependen yaitu keputusan sebagai peserta 6. Menurut pihak Puskesmas Caringin Kecamatan Babakan Ciparay sendiri mengatakan bahwa masyarakat di wilayah kerjanya memang masih banyak yang belum menjadi peserta BPJS Kesehatan dikarenakan alasan iuran yang harus dibayar setiap bulannya dan masalah lain seperti uang iuran/premi yang mereka bayar setiap iuran yang dibayar setiap bulannya apakah akan dikembalikan jika mereka tidak sakit. Dari hasil studi pendahuluan tersebut mengungkapkan bahwa masih terdapat tantangan dan hal-hal yang harus dibenahi agar masyarakat mau menjadi peserta BPJS Kesehatan. Faktor-faktor penghambat yang diyakini oleh masyarakat bila menjadi peserta jaminan kesehatan harus dapat diminimalisir sehingga tidak menjadi penghalang untuk peningkatan kepesertaan jaminan kesehatan. Mendengar alasan masyarakat tersebut peneliti ingin menggambarkan lebih dalam dan mencari tahu mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan pengambilan keputusan dalam kepesertaan JKN di Kecamatan Babakan Ciparay Kota Bandung tahun METODE Penelitian ini menggunakan desain cross sectional 7. Populasi dalam penelitian ini adalah kepala keluarga yang tercatat di Kabupaten Ciparay Babakan Bandung sebanyak Kepala Keluarga. Sampel dalam penelitian ini adalah kepala keluarga yang berusia 17 tahun dan dapat berinteraksi dan berkomunikasi baik. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah random sampling dengan pendekatan pengambilan sampel dalam kelompok atau cluster (desa). Berdasarkan hasil perhitungan jumlah sampel, sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini minimal 137 rumah tangga yang tersebar secara proporsional di 6 kelurahan. HASIL Tabel 1 Karakteristik Variabel Penelitian Karakteristik Variabel Frekuensi (n=137) % Jenis Kelamin Perempuan 5 3,6 Laki-laki ,4 Pendidikan Rendah 82 59,9 Tinggi 55 40,1 Jumlah anggota keluarga Besar (> 4 orang) 49 35,8 Kecil (1-4 orang) 88 64,2 Pengetahuan Kurang (<Median) 63 46,0 Baik ( Median) 74 54,0 Persepsi Negatif (<Median) 50 36,5 Positif ( Median) 87 63,5 Dukungan Lingkungan Sosial Tidak mendukung 49 35,8 (<Median) Mendukung ( Median) 88 64,2 Kemudahan mendapatkan informasi Sulit ( 1) 35 25,5 Mudah (> 1) ,5 Pengambilan Keputusan Tidak ikut JKN 82 59,9 Ikut JKN 55 40,1 Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa 96,4% responden dalam penelitian ini adalah laki-laki dan 59,9% berpendidikan rendah (SD-SMP). Berdasarkan jumlah anggota keluarga, 64,2% responden di Kecamatan Babakan Ciparay keluarga kecil (keluarga berencana) dengan jumlah anggota keluarga 4 orang. Sebagian responden (54%) memiliki pengetahuan yang baik tentang BPJS (JKN). Namun 36,5% responden masih berpersepsi negatif terhadap BPJS (JKN), bahkan 25,5% dari responden melaporkan kesulitan dalam mendapatkan informasi tentang BPJS dan 35,8% responden mengakui tidak mendapatkan dukungan dari lingkungan sosial seperti keluarga, tetangga, RT, dll. Terkait dengan 81
3 kepesertaan BPJS Kesehatan (JKN) sebanyak 59,9% responden mengambil keputusan untuk tidak bergabung dengan peserta BPJS (JKN). Table 2 Faktor yang Berhubungan dengan Pengambilan Keputusan Kepesertaan JKN Variabel Tidak ikut JKN Ikut JKN Total n % n % n % p Value Pendidikan Rendah 47 57, , Tinggi 35 63, , ,574 Jumlah anggota keluarga Besar 26 53, , ,304 Kecil 56 63, , Pengetahuan Kurang 40 63, , ,531 Baik 42 56, , Persepsi Negatif 41 82,0 9 18, ,000* Positif 41 47, , Dukungan Lingkungan Sosial Tidak mendukung 38 77, , ,003* Mendukung 44 50, , Kemudahan mendapatkan informasi Sulit 27 77,1 8 22, ,027* Mudah 55 53, , Hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa pendidikan, jumlah anggota keluarga dan pengetahuan tidak berhubungan dengan partisipasi pengambilan keputusan BPJS (JKN) (p value> 0,05). Sementara persepsi, dukungan lingkungan sosial dan kemudahan mendapatkan informasi yang berkaitan dengan partisipasi pengambilan keputusan BPJS (JKN) (p value <0,05). Pada kelompok responden dengan persepsi negatif lebih memutuskan untuk tidak berpartisipasi dalam BPJS kepersertaan dibandingkan dengan persepsi positif kelompok respondendengan. Lingkungan sosial juga memainkan peran dalam keputusan, di mana kelompok ini telah mengklaim bahwa lingkungan sosial tidak mendukung, lebih memutuskan untuk tidak berpartisipasi dalam BPJS kepersertaan dibandingkan dengan kelompok responden menyatakan bahwa dukungan sosial yang baik dari keluarga, masyarakat dan desa pejabat. Demikian juga, kelompok responden yang menyatakan kesulitan dalam memperoleh informasi tentang BPJS lagi yang memutuskan untuk tidak berpartisipasi dalam keanggotaan BPJS (JKN) dibandingkan dengan kelompok yang menyatakan kemudahan mendapatkan informasi. PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa 96,4% responden adalah laki-laki dan 59,9% responden berpendidikan rendah (SD dan SMP). Hal ini sesuai dengan informasi yang didapat dari data demografis Kecamatan Babakan Ciparay Kota Bandung bahwa 50,40% penduduk di Kecamatan Babakan Ciparay adalah pria dan berpendidikan rendah. Sebagian besar responden (54%) memiliki pengetahuan yang baik mengenai BPJS. Meskipun demikian 36,5% responden masih berpersepsi negatif mengenai BPJS bahkan 25,5% responden menyatakan kesulitan dalam memperoleh informasi tentang BPJS. hal ini dikarenakan masih kurangnya sosialisasi dari pihak fasilitas pelayanan kesehatan, lembaga masyarakat (RT, RW, Kelurahan, dan lain-lain), dimana hanya 21,2% responden yang mendapatkan informasi dari pihak fasilitas pelayanan kesehatan dan 40,1% dari pihak lembaga masyarakat. Berdasarkan data BPS Bandung 2014 di Kabupaten Babakan Ciparay memiliki sejumlah fasilitas kesehatan berarti total 119, 6 kelurahan, dan 365 RT 57 RW. Seharusnya dengan jumlah besar ini dapat membantu dalam memberikan informasi tentang BPJS sehingga persepsi negatif bahwa mereka dapat berubah menjadi positif dan akan membantu untuk mendukung partisipasi BPJS (JKN) sebagai 35,8% responden tidak mendapatkan dukungan dari sosial lingkungan seperti keluarga, tetangga, RT, dan lain-lain. Terkait kepesertaan BPJS Kesehatan (JKN) 59,9% responden mengambil keputusan untuk tidak ikut menjadi peserta BPJS Kesehatan (JKN). Hal ini sejalan dengan informasi yang di peroleh dari Dinas Kesehatan Kota Bandung bahwa yang memutuskan untuk menjadi peserta jaminan pemeliharaan kesehatan baru mencapai 10,38%. Hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antara pendidikan dan pengambilan keputusan partisipasi BPJS (JKN). Hal ini sejalan dengan penelitian Whidiastuti yang menemukan bahwa tingkat pendidikan tidak berhubungan dengan kepesertaan JKN mandiri 8. Proses pengambilan keputusan berlangsung melalui empat tahap salah satunya intelligence 9. Masyarakat dengan pendidikan tinggi diharapkan memiliki informasi yang lebih baik mengenai kesehatan dan asuransi kesehatan sehingga akan mempengaruhi dalam proses pengambilan keputusannya. Namun berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa responden yang memiliki pendidikan tinggi cenderung untuk mengambil keputusan tidak ikut menjadi peserta BPJS Kesehatan 82
4 karena alasan lebih memilih asuransi kesehatan yang lain. Itu berarti bahwa pendidikan dengan pengambilan keputusan dalam kepesertaan JKN ditemukan tidak memiliki hubungan dikarenakan pengambilan keputusan untuk ikut atau tidaknya menjadi peserta JKN bukan ditentukan dari tingkatan pendidikan melainkan ditentukan pula oleh keinginan dan kemampuan dari masing-masing. Jumlah anggota keluarga responden ditemukan berhubungan dengan pengambilan keputusan kepesertaan JKN. Menurut Lock dalam Nirmala (2002) disebutkan bahwa persentase dari pendapatan keluarga yang dialokasikan untuk tabungan tergantung dari besar keluarga, namun tidak menjamin suatu keluarga dengan tipe keluarga besar maka persentase dari pendapatan yang ditabungkan untuk asuransi lebih besar dari pada tipe keluarga kecil, begitu pula sebaliknya. Pengambilan keputusan untuk ikut atau tidaknya dalam kepesertaan JKN kembali lagi ditentukan oleh keinginan dan kemampuan dari masing-masing 10. Pengetahuan tidak berhubungan dengan pengambilan keputusan dalam kepesertaan JKN, berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sastradimulya, et al. (2014) 11. Tidak ditemukannya hubungan antara pengetahuan dengan pengambilan keputusan dalam kepesertaan disebabkan oleh karena sebagian besar pengetahuan responden yang memutuskan untuk tidak ikut dalam kepesertaan JKN sudah baik, namun kembali lagi kepada kemauan dan kemampuan dari responden itu sendiri untuk menjadi peserta JKN. Dalam pengambilan keputusan kepesertaan BPJS (JKN) Kesehatan tidak hanya didasarkan oleh pengetahuan saja namun juga oleh faktor lainnya. Persepsi responden ditemukan berhubungan dengan pengambilan keputusan kepesertaan JKN. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Whidiatuti (2015) bahwa persepsi mempengaruhi kepesertaan JKN. Pengambilan keputusan dapat dilakukan oleh individual maupun kelompok/organisasi. Tetapi bagaimana individu-individu dalam organisasi mengambil keputusan, dan kualitas dari pilihan terakhir mereka, sebagian besar dipengaruhi oleh persepsi-persepsi mereka (Susilowati, 2006) 12. Menurut Robbin (2003) mendefinisikan persepsi sebagai proses dimana seseorang mengorganisasikan dan menginterpretasikan sensasi yang dirasakan dengan tujuan untuk memberi makna terhadap lingkungannya (Notoatmodjo, 2010) 13. Persepsi individu dapat menyebabkan adanya pengambilan keputusan dan perubahan perilaku dari hasil simultan antara faktor eksternal dan internal pada subyek atau orang yang melakukan perilaku tersebut termasuk untuk melakukan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan. Berdasarkan teori Kurt Lewin (1951) dalam Whidiastuti (2015) 8 bahwa perubahan perilaku seseorang dipengaruhi oleh faktor pendorong dan faktor penghambat. Bila persepsi seseorang terhadap manfaat suatu program tinggi, hal ini akan dikatakan sebagai pendorong ke arah tujuan yang diinginkan. Dorongan ini akan diperkuat apabila persepsi hambatan sebagai faktor penghambat ditemukan rendah, maka perubahan perilaku ke arah tujuan yang diinginkan akan lebih cepat. Kemudahan mendapatkan informasi dalam penelitian ini ditemukan berhubungan dengan pengambilan keputusan kepesertaan JKN. Hasil ini konsisten dengan Rizki Tiaraningrum (2014) 14 menyatakan bahwa informasi yang diterima dapat mempengaruhi seseorang dalam pengambilan keputusan. Kemudahan mendapatkan informasi berkaitan dengan persepsi yang akan berkembang di masyarakat. Sehingga perlunya informasi yang tepat dan jelas agar persepsi masyarakat dapat diarahkan ke persepsi yang positif terkait kepesertaan BPJS Kesehatan (JKN). Pemberian informasi sangat diperlukan agar masyarakat tidak kesulitan untuk mendapatkan informasi tentang program BPJS Kesehatan. Pemberian informasi disini berperan sangat penting untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang keberadaan program BPJS Kesehatan serta menjelaskan manfaat dan tata cara keikutsertaan menjadi peserta BPJS Kesehatan (JKN) sehingga masyarakat mengetahui apa itu program BPJS Kesehatan dan mau bergabung untuk menjadi peserta BPJS Kesehatan (JKN). Hasil penelitian ini menunjukkan dukungan lingkungan social berhubungan dengan pengambilan keputusan kepesertaan JKN. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Pemayun (2015) 14 dimana dukungan peran dari orang lain dan keluarga dapat memberikan keyakinan dalam pengambilan keputusan partisipan untuk menjadi peserta JKN mandiri kelas III. Keluarga merupakan lingkungan terdekat seseorang, dimana sebagian besar seseorang tinggal dan berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya untuk memberi pengaruh, dorongan atau menghalangi pemanfaatan jaminan kesehatan (Tiaraningrum, 2014). Menurut teori Lawrence Green, jaringan sosial termasuk dalam faktor penguat yang merupakan dukungan sosial dari luar untuk membantu pengambilan keputusan (Notoatmodjo, 2010) 13. Dukungan sosial adalah kegiatan dalam mencari dukungan melalui tokoh masyarakat secara formal maupun informal dan dukungan petugas kesehatan yang bertujuan untuk membantu meyakinkan maupun menyosialisasikan suatu program kepada masyarakat. Peranan dari keluarga dan tokoh masyarakat dapat menjadi jembatan untuk menarik masyarakat menjadi peserta jaminan kesehatan (Subari, 2014) 5. KESIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden (59,9%) mengambil keputusan untuk tidak ikut sebagai peserta JKN. Persepsi sebagai faktor internal ditemukan berhubungan dengan pengambilan kepesertaan JKN. Sementara kemudahan mendapatkan informasi dan dukungan lingkungan sosial sebagai faktor eksternal yang ditemukan berhubungan dengan pengambilan keputusan kepesertaan JKN. BPJS Kesehatan sebagai manajer program JKN, disarankan untuk terus meningkatkan dan menyebarluaskan 83
5 informasi mengenai JKN kepada semua masyarakat. Dengan peningkatan dan pemerataan informasi persepsi negatif masyarakat terkait BPJS Kesehatan dapat berubah dengan begitu diharapkan nantinya akan memudahkan peningkatan cakupan kepesertaan BPJS Kesehatan (JKN), sehingga visi dari BPJS Kesehatan dapat tercapai. Selain peningkatan dan pemerataan informasi, peningkatkan strategi juga diperlukan dalam pencapaian visi dari BPJS Kesehatan itu sendiri seperti contoh dengan cara pendekatan kepada tokoh masyarakat yang dianggap penting dan dapat mempengaruhi lingkungan sekitar. Fasilitas Kesehatan Tingkat I merupakan tombak utama dari fasilitas kesehatan yang banyak dikunjungi oleh masyarakat diharapkan dapat memberikan KIE (Komunikasi, Edukasi dan Informasi) kepada masyarakat terkait BPJS Kesehatan dan dapat memberikan pelayanan yang baik kepada peserta BPJS Kesehatan. Adanya pemberian pelayanan yang lebih baik, akan meningkatkan cakupan kepesertaan dan merubah pandangan negatif masyarakat terkait pelayanan di fasilitas kesehatan jika menggunakan BPJS Kesehatan sehingga diharapkan nantinya dapat memberikan kepuasan terhadap pelayanan peserta BPJS Kesehatan. DAFTAR PUSTAKA 1. Departemen Kesehatan RI. (2009). Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta: Depkes RI. 2. Kementerian Kesehatan RI. (2013). Bahan Paparan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 3. Kementerian Kesehatan RI. (2015). Profil Kesehatan Indonesia Tahun Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 4. Dinas Kesehatan Kota Bandung. (2014). Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun Bandung: Dinas Kesehatan. 5. Subari E, Djuhaeni H, Wiwaha G. (2014). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intensi Masyarakat Kota Cirebon Menjadi Peserta Mandiri Jaminan Kesehatan. Bandung: Universitas Padjajaran. 6. Roesalya, Prescilla. (2014). Hubungan Terpaan Sosialisasi BPJS Kesehatan dan Sikap Masyarakat pada Program dengan Keputusan Masyarakat sebagai Peserta BPJS Kesehatan. Semarang: Universitas Diponegoro. 7. Soekidjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Noviansyah, Kristiani, Dewi F. Persepsi Masyarakat terhadap Program Jaminan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin. Berita Kedokteran Masyarakat. 2006;22:3. 8. Whidiastuti, Ida Ayu. (2015). Hubungan Faktor Sosiodemografi, Persepsi, dan Sosialisasi dengan Kepesertaan Pasien Rawat Jalan dalam Program JKN secara Mandiri di Puskesmas I Denpasar Timur. Denpasar: Universitas Udayana Denpasar. 9. Fahmi, Irham. (2013). Manajemen Pengambilan Keputusan. Bandung: Alfabeta. 10. Nirmala, Intan Ria. (2002). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Keluarga Menjadi Peserta Asuransi Jiwa. Bogor: Institut Pertanian Bogor. 11. Sastradimulya F, Nurhayati E, Susanti Y. (2014). Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasien tentang Jaminan Kesehatan Nasional dengan Status Kepesertaan BPJS. Bandung: Universitas Islam Bandung. 12. Susilowati, Dwi. (2006). Analisis Karakteristik Sikap Dokter terhadap Keputusan Penulisan Resep Obat bagi Pasien Pasca Bedah Gawat Perut Peserta Askes di Rumah Sakit Umum R.A Kartini Tahun Semarang: Universitas Diponegoro. 13. Notoatmodjo, Soekidjo, (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 14. Tiaraningrum, Rizki. (2014). Studi Deskriptif Motivasi dan Personal Reference Peserta JKN Mandiri pada Wilayah Tertinggi di Kelurahan Mojosongo Kota Surakarta. Surakarta:= Universitas Muhammadiyah Surakarta 84
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemerintah sebagai instansi tertinggi yang bertanggung jawab atas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah sebagai instansi tertinggi yang bertanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat harus memenuhi kewajiban dalam menyediakan sarana pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atas sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan. kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Timbal baliknya setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau.
Lebih terperinciKata Kunci :Jaminan Kesehatan Nasional, Puskesmas, Pengetahuan, sikap petugas, dan persepsi pasien Kepustakaan : 20 Buah,
Gambaran Pengetahuan dan Sikap Petugas Serta Persepsi Pasien terhadap Pelayanan Rawat Jalan Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Kabupaten Kendal Tahun 2015 Muhammad Nur Fathoni *), Agus Perry Kusuma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Deklarasi Hak Asasi Manusia oleh PBB tahun 1948 mencantumkan,
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Deklarasi Hak Asasi Manusia oleh PBB tahun 1948 mencantumkan, bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk menjamin hak-hak kesehatan
Lebih terperinciHUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN PESERTA BPJS DI KELURAHAN ROWOSARI DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS ROWOSARI
HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN PESERTA BPJS DI KELURAHAN ROWOSARI DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS ROWOSARI Bayu Kusuma Wardana 1, Suharto 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Amanat Pasal 28-H dan Pasal 34 UUD 1945, Program Negara wajib
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Amanat Pasal 28-H dan Pasal 34 UUD 1945, Program Negara wajib memberikan kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia pada undang-undang Nomor 36
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan Hak Azasi Manusia dan merupakan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia pada undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa (PBB) tahun 1948 tentang hak asasi manusia. Berdasarkan. kesehatan bagi semua penduduk (Universal Health Coverage).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hak untuk hidup sehat dan sejahtera merupakan bagian dari hak asasi manusia yang diakui oleh segenap bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Pengakuan itu tercantum
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP KELUARGA MENGGUNAKAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PAHANDUT KOTA PALANGKA RAYA
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP KELUARGA MENGGUNAKAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PAHANDUT KOTA PALANGKA RAYA Putria Carolina*, Ady Fraditha**, Ika Paskaria*** Sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional. Undang-Undang (UU) No.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan jaminan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar (UUD) Tahun 1945 Pasal 28 H dan Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Mengingat pentingnya
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan menegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumberdaya dibidang kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah jaminan kesehatan. Asuransi kesehatan memberi jaminan berupa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap penduduk di suatu negara membutuhkan perlindungan kesehatan sebagai kebutuhan dasar kehidupan. Salah satu bentuk perlindungan tersebut adalah jaminan kesehatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat hidup masyarakat, sehingga semua negara berupaya
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Kesehatan adalah salah satu sektor yang mempunyai peranan besar dalam meningkatkan derajat hidup masyarakat, sehingga semua negara berupaya menyelenggarakan pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan. Kesehatan merupakan hak bagi setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), Jaminan Kesehatan Nasional
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pertama kali dicetuskan di Inggris pada tahun 1911 (yang didasarkan pada mekanisme jaminan kesehatan sosial yang pertama kali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan diperhatikan oleh pemerintah. Kesehatan juga merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang sangat penting bagi manusia, perlu diketahui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian sehat menurut WHO (World Health Organization) adalah suatu kedaan kondisi fisik, mental dan kesejahteraan sosial yang merupakan satu kesatuan dan bukan hanya
Lebih terperinciPerceived Benefits as Variable Related to Voluntary Enrollment in the National Health Program (JKN) at Primary Health Care I, East Denpasar
Laporan hasil penelitian Hubungan Persepsi Manfaat dengan Kepesertaan JKN Secara Mandiri di Puskesmas I Denpasar Timur I.A. Putri Widhiastuti 1,2, P.P. Januraga 2,3, D.N. Wirawan 2,4 1 Puskesmas I Denpasar
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. untuk mengoperasikan BPJS Kesehatan atas perintah UU BPJS. Undang-undang BPJS adalah
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah suatu program pemerintah dan masyarakat dengan tujuan memberikan kepastian jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi rakyat indonesia
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Pembangunan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia yang tertera dalam Undang-Undang
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPESERTAAN PROGRAM JKN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMAJA KOTA SAMARINDA
JURNAL KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA VOLUME 06 No. 02 Juni 2017 Halaman 66-72 Husnun Nadiyah, dkk.: Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kepesertaan Program JKN Artikel Penelitian FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
Lebih terperinciEfektifitas Media Komunikasi Terhadap Keberhasilan Sosialisasi Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
501 Efektifitas Media Komunikasi Terhadap Keberhasilan Sosialisasi Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Respati Wulandari *), Sri Sunaryati Malin **) Kesehatan, Universitas Dian Nuswantoro E-Mail:
Lebih terperinciPengetahuan Tentang Jaminan Kesehatan Nasional pada Mahasiswa Tingkat IV Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung
Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Pengetahuan Tentang Jaminan Kesehatan Nasional pada Mahasiswa Tingkat IV Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung 1 Alvi Revianti, 2 Titik Respati, 3 Yuliana
Lebih terperinciKEIKUTSERTAAN KEPALA KELUARGA DESA TEGALSARI PONOROGO DALAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
KEIKUTSERTAAN KEPALA KELUARGA DESA TEGALSARI PONOROGO DALAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL Kusuma Estu Werdani 1, Salma Binti Purwaningsih 2, dan Purwanti 3 1,2 Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik dibutuhkan sarana kesehatan yang baik pula. keinginan yang bersumber dari kebutuhan hidup. Tentunya demand untuk menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum kesehatan merupakan salah satu aspek yang menentukan tinggi rendahnya standar hidup seseorang (Todaro,2000). Oleh karena itu, status kesehatan yang relatif
Lebih terperinciAdelima C. R. Simamora, Doni Simatupang, Agustina Boru Gultom Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Medan. Abstrak
PENGARUH BPJS TERHADAP MINAT MASYARAKAT DALAM UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN DI RSUD DOLOKSANGGUL KECAMATAN DOLOKSANGGUL KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 20 Adelima C. R. Simamora, Doni Simatupang, Agustina
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEIKUTSERTAAN MASYARAKAT DALAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI DESA TEGALSARI KABUPATEN PONOROGO 2015
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEIKUTSERTAAN MASYARAKAT DALAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI DESA TEGALSARI KABUPATEN PONOROGO 2015 PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi ukuran penentu penilaian. keberhasilan kesehatan pada masyarakat. Angka kematian ibu di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi ukuran penentu penilaian keberhasilan kesehatan pada masyarakat. Angka kematian ibu di Indonesia menempati posisi tertinggi dibanding
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN
PENELITIAN PENGARUH PEMBERIAN BOOKLET DALAM MENINGKATKAN PERSEPSI DAN SIKAP KELUARGA UNTUK MENDUKUNG LANSIA MEMANFAATKAN POSYANDU LANSIA Abdul Halim*, Dwi Agustanti* *Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. investasi dan hak asasi manusia, sehingga meningkatnya derajat kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu bangsa salah satunya dipengaruhi oleh status kesehatan masyarakat. Kesehatan bagi seseorang merupakan sebuah investasi dan hak asasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. disebabkan oleh kondisi geografis Indonesia yang memiliki banyak pulau sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan sistem kesehatan nasional (SKN), bahwa pembangunan kesehatan harus merata di seluruh wilayah di Indonesia, namun kenyataannya pembangunan pada aspek kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang ditetapkan dalam UU nomor 40 tahun
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem jaminan kesehatan di Indonesia mulai berlaku dan dikenal dengan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang ditetapkan dalam UU nomor 40 tahun 2004. Program-program
Lebih terperinciPERBEDAAN MINAT KUNJUNGAN ULANG ANTENATAL CARE PADA PASIEN BPJS DAN NON BPJS DI POLIKANDUNGAN RSUD UNGARAN
PERBEDAAN MINAT KUNJUNGAN ULANG ANTENATAL CARE PADA PASIEN DAN NON DI POLIKANDUNGAN RSUD UNGARAN Nur Faizah Ulfah 1), Cahyaningrum 2), Adil Zulkarnaen 3) Program Studi D IV BidanPendidik, STIKes Ngudi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Permata Medika
Hubungan Pengetahuan dengan Keikutsertaan Ibu Hamil pada Program Jaminan Kesehatan Nasional Devi Ismayanti 1, Amika Rois 2 ABSTRAK Asuransi kesehatan nasional (JKN) merupakan program pemerintah yang bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ialah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan nasional untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum.
Lebih terperinciJURNAL KEBIDANAN Vol 3, No 2, April 2017 :94-98
JURNAL KEBIDANAN Vol 3, No 2, April 2017 :94-98 HUBUNGAN PENGETAHUAN KEPALA KELUARGA TENTANGBADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS)DENGAN KEIKUTSERTAAN DALAM PENGGUNAANBADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan tolak ukur dalam menilai kesehatan suatu bangsa, oleh sebab itu pemerintah berupaya keras menurunkan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI Dian Pratitis, Kamidah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KELURAHAN SIAGA DI KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KELURAHAN SIAGA DI KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013 Hj. Norlena 1, Vonny Khresna Dewi 2, Suhrawardi 3 ABSTRAK Program pengembangan Desa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kepesertaan Jaminan Kesehatan bersifat wajib (mandatory) dan dilakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaminan kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa jaminan kesehatan bagi masyarakat, khususnya
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan adalah hak dasar setiap orang, dan semua warga negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. UUD 1945 mengamanatkan bahwa jaminan kesehatan bagi masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan sebagai salah satu parameter yang dapat menentukan kualitas sumber daya manusia sebuah Negara, karena
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan
Lebih terperinciFAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TAMALANREA KOTA MAKASSAR
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TAMALANREA KOTA MAKASSAR Factors Associated With The Utilization of Health Services in The Health Tamalanrea Makassar City St.Rachmawati,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal dengan meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh negara, dimana tujuan dari diselenggarakannya pembangunan kesehatan tersebut adalah untuk mewujudkan
Lebih terperinciVOLUME I No 3 Juli 2013 Halaman
Community Health VOLUME I No Juli 21 Halaman 229-27 Artikel Penelitian Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bersalin Pengguna Jampersal Dengan Sikap Tentang Program Jampersal Di Unit Pelaksana Teknis Kesehatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Kelurahan Rowosari
Lebih terperinciHUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA
HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA Merry Tiyas Anggraini, Afiana Rohmani Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 Analisis Univariat Analisis univariat ini dilakukan untuk memperoleh gambaran pada masing-masing variabel independen maupun varibel dependen.
Lebih terperinciHUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG
HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG Nunung Nurjanah * Tiara Dewi Septiani** Keperawatan Anak, Program Studi Ilmu Keperawatan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan waktu penelitian 3.1.1 Lokasi Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman Kecamatan Kota Tengah. 3.1.2 Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan case control.
20 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan case control. Pendekatan case control adalah suatu penelitian non-eksperimental yang menyangkut bagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan dasar yang sangat penting di Indonesia. Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemanfaatan pelayanan kesehatan secara umum bisa dikaitkan baik. di beberapa daerah yang mengalami kendala dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanfaatan pelayanan kesehatan secara umum bisa dikaitkan baik tetapi masih ada di beberapa daerah yang mengalami kendala dalam pemanfaatan puskesmas. Ini terlihat
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran khusus Institusi 1. Desktripsi Lingkungan Rumah sakit ini terletak pada ruas jalur utama Semarang Jakarta pada koordinat LS : 0,6 o 59 04,8 dan BT : 110 o 21 22,7 yang
Lebih terperinciPuskesmas Bilalang Kota Kotamobagu
Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian Imunisasi Campak Pada Bayi Di Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu Indriyati Mantang 1, Maria Rantung 2, FreikeLumy 3 1,2,3 Jurusan Kebidanan Polekkes Kemenkes Manado
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI SERTA PERAN KELUARGA TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERAWATAN SUBAN KECAMATAN BATANG ASAM TAHUN 2015 Herdianti STIKES
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
35 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang beralamat di Jalan Kolonel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beberapa indikator dari Indeks Pembangunan Manusia (Human Development. sosial ekonomi masyarakat (Koentjoro, 2011).
18 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bidang kesehatan merupakan salah satu indikator utama dari berkembangnya kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah geografis tertentu.kesejahteraan masyarakat di
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan hak bagi setiap orang. Untuk mewujudkannya pemerintah bertanggung
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau merupakan hak bagi
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN
PENELITIAN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS KOTA BANDAR LAMPUNG Nyimas Aziza* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang Posyandu lansia salah satu upaya
Lebih terperinciSWAMEDIKASI PADA PENGUNJUNG APOTEK DI APOTEK MARGI SEHAT TULUNG KECAMATAN TULUNG KABUPATEN KLATEN
SWAMEDIKASI PADA PENGUNJUNG APOTEK DI APOTEK MARGI SEHAT TULUNG KECAMATAN TULUNG KABUPATEN KLATEN Trias Apriliani, Anita Agustina, Rahmi Nurhaini INTISARI Swamedikasi adalah mengobati segala keluhan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan keluarganya merupakan hak asasi manusia dan diakui oleh segenap bangsa-bangsa
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA FAKTOR PENDIDIKAN, SOSIAL EKONOMI DAN JARAK TEMPAT PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN POS KESEHATAN DESA (PKD) DI KECAMATAN COLOMADU
i HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PENDIDIKAN, SOSIAL EKONOMI DAN JARAK TEMPAT PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN POS KESEHATAN DESA (PKD) DI KECAMATAN COLOMADU SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat
Lebih terperinciPOTENSI PARTISIPASI MASYARAKAT MENUJU PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN DALAM RANGKA UNIVERSAL COVERAGE DI KOTA BANDUNG
POTENSI PARTISIPASI MASYARAKAT MENUJU PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN DALAM RANGKA UNIVERSAL COVERAGE DI KOTA BANDUNG Henni Djuhaeni Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Unpad LATAR BELAKANG
Lebih terperinciAsti Nurilah Khadar 1, Dewi Hanifah 2
HUBUNGAN PENGETAHUAN KADER POSYANDU TENTANG POSYANDU DAN KADER DENGAN PARTISIPASI KADER DALAM KEGIATAN POSYANDU DI KELURAHAN NANGGELENG WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGELENG KOTA SUKABUMI Asti Nurilah Khadar
Lebih terperincitanda keberhasilan pembangunan di Indonesia. Semakin terjadinya peningkatan usia harapan hidup penduduk, dapat mengakibatkan jumlah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah terjadinya peningkatan usia harapan hidup merupakan salah satu tanda keberhasilan pembangunan di Indonesia. Semakin terjadinya peningkatan usia harapan hidup
Lebih terperinciHUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR
HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR Relationship between Service Quality with Re-Utilization Interest of Health Services
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup di dunia ini, dan pembangunan kesehatan pada dasarnya menyangkut kesehatan fisik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan yang utama bagi setiap penduduk yang hidup di dunia ini, dan pembangunan kesehatan pada dasarnya menyangkut kesehatan fisik
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT MASYARAKAT DALAM KEIKUTSERTAAN BPJS MANDIRI DI KECAMATAN BENER KABUPATEN PURWOREJO
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT MASYARAKAT DALAM KEIKUTSERTAAN BPJS MANDIRI DI KECAMATAN BENER KABUPATEN PURWOREJO Melinda, Anneke Suparwati, Antono Suryoputro Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010,
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik explanatory study dengan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PROGRAM PREVENTION OF MOTHER TO CHILD TRANSMISSION
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PROGRAM PREVENTION OF MOTHER TO CHILD TRANSMISSION OF HIV (PMTCT) OLEH IBU HAMIL DI PUSKESMAS HALMAHERA KOTA SEMARANG Dhenok Hajeng Prihestu Leksono, Siti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang atau individu mampu untuk hidup produktif dalam segi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah suatu keadaan dari seseorang yang menunjukkan keadaan sehat dari fisik, mental, spiritual maupun sehat secara sosial yang membuat setiap orang atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam rangka mewujudkan komitmen global sebagaimana amanat resolusi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan komitmen global sebagaimana amanat resolusi World Health Assembly (WHA) ke-58 tahun 2005 di Jenewa yang menginginkan setiap negara mengembangkan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLIKLINIK GIGI RSUD KABUPATEN BADUNG
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLIKLINIK GIGI RSUD KABUPATEN BADUNG Ni Nyoman Dewi Supariani 1 Abstract. The utilization of oral health services
Lebih terperinciProsiding Pendidikan Dokter ISSN: X
Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 246-657X Tingkat Pengetahuan Jaminan Kesehatan Nasional Peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan di Puskesmas Plered Kabupaten Purwakarta Tahun 215 1 Risya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (WHO, 2015). Sedangkan kesehatan menurut Undang Undang No. 36 Tahun 2009
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sehat adalah suatu keadaan yang baik dari segi fisik, mental dan kesejahteraan sosial dan tidak hanya dilihat dari tidak adanya suatu penyakit atau kelemahan saja (WHO,
Lebih terperinciPENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT TUBERCULOSIS PARU
PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT TUBERCULOSIS PARU Siti Sarifah 1, Norma Andriyani 2 Prodi D III Keperawatan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta sitis88@gmail.com Abstrak Tuberkulosis paru merupakan
Lebih terperinciUmi Sa adah, Asih Setyorini
HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK DENGAN PERILAKU ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN STIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK KEMALA BHAYANGKARI 83 PURWOREJO Umi Sa
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PERAWAT TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSD KOTA TIDORE KEPULAUAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PERAWAT TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSD KOTA TIDORE KEPULAUAN UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL PROGRAM STUDI D-IV MANAJEMEN INFORMASI
Lebih terperinciVOLUME I No 3 Juli 2013 Halaman Hubungan Faktor Internal Dengan Kinerja Pegawai Di Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar
Community Health VOLUME I No 3 Juli 2013 Halaman 184-194 Artikel Penelitian Hubungan Faktor Internal Dengan Di Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar Kadek Dwi Maryanti Pande * 1, Komang Gede Rai
Lebih terperinciHUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014
HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014 Endang Wahyuningsih Latar Belakang Penelitian, Asupan makanan
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TERHADAP KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUNGKAL KABUPATEN BENGKULU SELATAN TAHUN 2016 Rickah Liva Yulianti Akademi Kebidanan Manna Abstrak:
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Puskesmas Tilote sebagai salah satu pelayanan dasar dan terdepan di Kecamatan Tilango memberikan pelayanan rawat jaan dan rawat
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Kepuasan Pasien Kepuasan merupakan persepsi atau perasaan pasien yang timbul terhadap pelayanan
BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Kepuasan Pasien Kepuasan merupakan persepsi atau perasaan pasien yang timbul terhadap pelayanan kesehatan yang diterimanya, oleh karena itu kualitas pelayanan
Lebih terperinciKey words: Independent Health BPJS Participation, Informal Sector, Universal Health Coverage 2019 Bibliographes: 10,
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPESERTAAN SEKTOR INFORMAL DALAM BPJS KESEHATAN MANDIRI DI KELURAHAN PONCOL, KECAMATAN PEKALONGAN TIMUR, KOTA PEKALONGAN Viona Febya Pangestika, Sutopo Patria Jati,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya yang mendukung untuk kualitas hidup masyarakatnya. Dalam meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki sumber daya yang mendukung untuk kualitas hidup masyarakatnya. Dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan dan pelatihan. Kader posyandu mempunyai peranan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Posyandu merupakan bagian dari pembangunan untuk mencapai keluarga kecil bahagia dan sejahtera, dikelola oleh kader posyandu yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan.
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Nazwar Hamdani Rahil INTISARI Latar Belakang : Kecenderungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Evaluasi pelaksanaan..., Arivanda Jaya, FE UI, 2010.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelayanan kesehatan merupakan salah satu hak mendasar masyarakat yang penyediaannya wajib diselenggarakan oleh pemerintah sebagaimana telah diamanatkan dalam
Lebih terperinciGLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP PENTINGNYA PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS NAMTABUNG KEC. SELARU KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT Fasiha (Poltekkes Kemenkes Maluku) ABSTRAK Sistem
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN KUALITAS JASA PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN DI RS BHAYANGKARA Tk. III MANADO Maria Queency
Lebih terperinciDisusun Oleh: Wiwiningsih
PERSEPSI BIDAN DENGAN PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 33 TAHUN 2012 DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI ` Disusun Oleh: Wiwiningsih 201410104263 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN
PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PETUGAS PROGRAM TB PARU TERHADAP PENEMUAN KASUS BARU DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Ratna Dewi Husein *, Tumiur Sormin ** Penemuan kasus penderita
Lebih terperinciHUBUNGAN PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN
HUBUNGAN PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN Irwani Saputri 1*) dan Dewi Lisnianti 2) 1) Dosen Program Diploma III Kebidanan
Lebih terperinciHUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA
29 HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA CORRELATION BETWEEN POSYANDU X S SERVICE WITH ELDERLY SATISFACTION LEVEL ENDAH RETNANI WISMANINGSIH Info Artikel Sejarah Artikel Diterima
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pertanyaan penelitian, yang harus diuji validitasnya secara empiris. Jadi
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Karakteristik Individu : a. Umur b. Jenis Kelamin c. Semester d. Fakultas e. Latar belakang pekerjaan orang tua f. Skala Sosial g. Uang saku h. Pekerjaan sampingan
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP KEPALA KELUARGA TENTANG PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI KELURAHAN PURWOSARI KECAMATAN LAWEYAN KOTA SURAKARTA
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP KEPALA KELUARGA TENTANG PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI KELURAHAN PURWOSARI KECAMATAN LAWEYAN KOTA SURAKARTA Ika Ayuning Tyas (030113a040) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Lebih terperinci