BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka Teks Risalah Ilmu Hakikat dan Zikir merupakan naskah yang di dalamnya mengandung banyak ajaran tasawuf, yaitu akidah, ibadah, akhlaki. Penelitian terhadap teks Risalah Ilmu Hakikat dan Zikir dilakukan dalam rangka menyajikan teks ke dalam bentuk suntingan kemudian menganalisis isi teks tersebut berdasarkan tinjauan tasawuf. Istilah tasawuf merupakan salah satu langkah awal bagi seorang sufi untuk mendekatkan diri pada Allah yang dilakukan dengan cara beribadah, baik dalam ibadah wajib maupun ibadah sunah. Ada tiga kajian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Ketiga kajian tersebut adalah skripsi berjudul Manhaju l-atammi Fi tabwibi l-chikam: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Tinjauan Tasawuf yang disusun oleh Farida Hidayati Asni (2010) dari Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta skripsi berjudul Risālah Tabyin Ath-Tharīq ilā l-lāhi Ta ālā karya Ali Al-Muttaqi: Suntingan Teks dan Tinjauan Tasawuf yang disusun oleh Siti Fathilah Nur Hidayati (2006) dari Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret serta skripsi yang berjudul Akhlaqul Mahmudah: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Isi Ajaran Tasawuf yang disusun oleh Fatmawati dari Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret. Ketiga kajian tersebut akan disajikan secara ringkas sebagai berikut. Penelitian pertama adalah skripsi berjudul Manhaju l-atammi Fi tabwibi l-chikam: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Tinjauan Tasawuf yang disusun 10

2 11 oleh Farida Hidayati Asni (2010) dari Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Teks yang disingkat MATC merupakan naskah yang di dalamnya mengandung ajaran tasawuf. Garis besar ajaran tasawuf yang terkandung dalam teks MATC adalah sebagai berikut. 1. Penjelasan mengenai ilmu yang memberi manfaat. 2. Penjelasan mengenai mengasingkan diri dalam rangka menjauhi kenikmatan duniawi. 3. Penjelasan mengenai keadaan fakir dan hajat. 4. Penjelasan mengenai mensucikan nafas serta takut apabila mengotorinya. 5. Penjelasan mengenai perasaan takut dan harap. 6. Penjelasan mengenai zikir khafī yang disunahkan bagi seorang hamba. Penelitian kedua adalah skripsi berjudul Risālah Tabyin Ath-Tharīq ilā l- Lāhi Ta ālā karya Ali Al-Muttaqi: Suntingan Teks dan Tinjauan Tasawuf yang disusun oleh Siti Fathilah Nur Hidayati (2006) dari Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret. Secara keseluruhan, ajaran tasawuf yang terkandung dalam teks Risālah Tabyin Ath-Tharīq ilā l-lāhi Ta ālā karya Ali Al-Muttaqi adalah penjelasan mengenai jalan untuk mengenal Tuhan yang ditempuh dengan cara mengamalkan zikir lā ilāha illa l-lāh. Dalam teks itu juga disebutkan mengenai faedah dari mengamalkan zikir lā ilāha illa l-lāh. Faedah itu meliputi: selamat di dunia dan di akhirat, dijauhkan dari api neraka, dan semakin mendekatkan diri kepada Allah Swt. Penelitian ketiga adalah skripsi yang berjudul Akhlaqul Mahmudah: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Isi Ajaran Tasawuf yang disusun oleh

3 12 Fatmawati dari Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret. Ajaran tasawuf yang terkandung dalam teks Akhlaqul Mahmudah adalah sebagai berikut. 1. Zikir kepada Allah Swt. 2. Perintah untuk beribadah hanya kepada Allah Swt dan tidak boleh berputus asa. 3. Larangan kufur terhadap nikmat Allah Swt. 4. Membelanjakan rizki yang diberikan Allah Swt dengan sebaik-baiknya. 5. Janganlah melihat hal yang gaib selain Allah Swt. Berdasarkan deskripsi dari penelitian filologi terdahulu baik dari analisis struktur sastra kitab maupun analisis isi teks dan mengkaji ajaran tasawuf dapat diketahui bahwa penelitian terhadap teks Risalah Ilmu Hakikat dan Zikir belum pernah dilakukan sebelumnya. B. Landasan Teori 1. Teori Penyuntingan Teks Dalam filologi, menyunting adalah menyediakan naskah yang mendekati aslinya, yaitu naskah yang baik dan benar. Baik, dalam arti mudah dibaca dan mudah dipahami, sebab sudah ditransliterasikan dan ejaannya sudah disesuaikan dengan ejaan bahasa sasaran. Benar, dalam arti kebenaran isi teks dapat dipertanggungjawabkan karena sudah dibersihkan dari kesalahan-kesalahan pada penyalinan (Dasuki, 1996:60). Filologi adalah suatu disiplin ilmu pengetahuan yang bertujuan memahami kebudayaan suatu bangsa melalui teks-teks tertulis di dalam naskah-naskah klasik. Salah satu bentuk kegiatan praktis filologi ialah membuat suntingan (edisi) suatu

4 13 teks dan mengadakan perbaikan-perbaikan bagian teks yang rusak (Sudardi, 2003:7). 2. Teori Pengkajian Teks a. Sastra Kitab Dalam kesusastraan melayu klasik, terdapat suatu karya sastra yang disebut dengan sastra kitab. Genre sastra ini muncul sekitar abad 17 yang sebagian besar mendapat pengaruh ajaran Islam. Liaw Yock Fang (1991:286) menyebutnya dengan istilah sastra keagamaan. Sastra kitab merupakan karya sastra yang berisi ajaran Islam seperti tasawuf, tauhid, mistik, dan akhlak. Ajaran itu bertujuan untuk menanamkan ajaran islam, menguatkan iman kepada Allah, dan meluruskan ajaran yang menyimpang. Hal itu dikarenakan jenis sastra kitab disajikan secara sistematis dan bersifat ilmiah. Oleh karena itu, jika ditinjau dari konvensi ekspresinya, sastra kitab mempunyai ciri-ciri yang khusus yang meliputi struktur penyajian, gaya penyajian, pusat penyajian, dan gaya bahasa (Chamamah-Soeratno, 1982:209). Teks Risalah Ilmu Hakikat dan Zikir termasuk dalam sastra kitab karena banyak ditemukan istilah-istilah tasawuf dan isinya secara keseluruhan memuat masalah-masalah tasawuf, terutama konsep zikir dalam hubungannya dengan makrifatullah. Jika dilihat dari struktur penyajian teks, teks Risalah Ilmu Hakikat dan Zikir mempunyai struktur yang sistematis, yaitu terdiri dari pendahuluan, isi, dan penutup. Sebuah karya sastra mengandung unsur-unsur yang membangun karya sastra tersebut. Unsur-unsur dalam karya sastra bersifat timbal balik,

5 14 saling berkaitan, dan saling mempengaruhi satu sama lain untuk menjadi satu kesatuan utuh dan bermakna. Struktur sastra kitab sama halnya dengan struktur penyajian dalam sastra fiksi yang berupa plot atau alur (Chamamah-Soeratno, 1982:152). Struktur narasi teks Risalah Ilmu Hakikat dan Zikir adalah sebagai berikut. 1) Pendahuluan Pendahuluan berisi doa dan seruan. Doa dan seruan terdiri dari bismillah, doa pengarang dengan bacaan bismillah untuk memulai mengarang teks, hamdalah sebagai rasa syukur pengarang kepada Allah Swt, doa untuk orang mukmin, dan salawat untuk Nabi Muhammad saw, keluarga, sahabat, serta umatnya. Kata wa ba du. Kata wa ba du merupakan ungkapan penanda selesainya bacaan pembukaan teks. Keterangan judul teks dan uraian singkat mengenai isi teks. Setelah kata wa ba du, terdapat judul teks, penjelasan mengenai pengertian judul teks, dan penjelasan singkat mengenai isi teks. 2) Isi Isi berupa uraian suatu masalah yang dibahas dalam teks. Pada umumnya, isi menguraikan satu per satu permasalahan kemudian diikuti dengan komentar atau tanggapan. 3) Penutup Penutup berupa doa kepada Alah Swt, menyebutkan hari, waktu, dan bulan selesainya teks ditulis dan kata tamma.

6 15 3. Gaya Penyajian Gaya penyajian sastra kitab adalah cara pengarang dalam menyampaikan ide atau gagasan, cerita, pikiran, dan pendapat-pendapatnya. Siti Chamamah Soeratno menyatakan bahwa gaya penyajian sastra kitab dimulai dengan doa dalam bahasa Arab kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu. Begitu juga ajaran takwa dan salawat kepada nabi Muhammad saw ditulis dalam bahasa Arab dan diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu (1982:160). 4. Pusat Penyajian Siti Chamamah Soeratno, Pusat penyajian adalah orang yang menyampaikan cerita atau ajaran menjadi pusat atau titik pandang pertama. Seorang pengarang menggunakan tiga metode dalam menyampaikan cerita (1982:172). Pusat penyajian meliputi tiga hal. Pertama, pusat pengisahan metode orang pertama (Ich-Erzahlung). Dalam metode ini, pengarang memposisikan dirinya sebagai orang pertama dalam menyampaikan cerita. Kedua, metode pusat penyajian orang ketiga (omniscient author). Pengarang sebagai orang ketiga dalam menyampaikan cerita. Dalam hal ini, pengarang serba tahu karena ia mengetahui segala-galanya tentang tokoh yang diberikan. Ketiga, metode romantik-ironik dan objektif. Metode romantik-ironik ini pengarang memperbesar peranannya dalam menyampaikan cerita. Metode objektif, yaitu pengarang membiarkan para tokohnya berbicara dan berbuat sendiri, sedangkan pengarang hanya berada di balik layar.

7 16 5. Gaya Bahasa Gorys Keraf, Style atau gaya bahasa dapat dibatasi sebagai cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai bahasa) (2002:113). Sastra kitab sebagai sarana untuk mengajarkan agama Islam mengandung unsur-unsur istilah dalam bahasa Arab. Istilah tersebut meliputi: kosa kata, ungkapan, sarana retorika, dan sintaksis. Sarana retorika atau bahasa retoris adalah cara pemakaian bahasa yang satu-satunya merupakan penyimpanan dari susunan dan hubungan kata dalam kalimat atau kelompok kata biasa untuk mencapai efek tertentu. Bahasa retoris meliputi gaya polisindeton, gaya eufemisme, dan gaya litotes. (Keraf, 2007: ) 1) Polisindeton Polisindeton merupakan suatu gaya bahasa dengan cara beberapa kata, frasa, atau klausa yang berurutan dihubungkan satu sama lain dengan menggunakan kata penghubung. Polisindeton terbagi menjadi gaya penguraian, gaya pengulangan, gaya paralesisme, gaya penguatan, dan gaya penyimpulan. 2) Eufemisme Eufemisme merupakan suatu gaya bahasa berupa ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasakan kasar atau tidak menyenangkan.

8 17 3) Litotes Litotes adalah suatu gaya bahasa berupa pernyataan yang memperkecil sesuatu dan menyatakan kebalikannya dengan tujuan merendahkan diri. Bahasa kiasan adalah cara pemakaian bahasa yang merupakan penyimpangan yang lebih jauh, khususnya dalam makna berupa perbandingan dengan hal yang lain. Teks Risalah Ilmu Hakikat dan Zikir menggunakan gaya polisindeton yang berisikan tentang gaya pengulangan, gaya penguatan dan gaya penyimpulan. Teks Risalah Ilmu Hakikat dan Zikir tidak menggunakan majas yang dapat menyulitkan pembaca untuk memahami isi teks. 6. Tasawuf Secara etimologi, tasawuf berasal dari kata shafaa yang berarti suci karena proses penyucian diri merupakan salah satu langkah awal bagi seorang sufi untuk mendekatkan diri pada Allah. Adapun makna termologis kata tasawuf adalah kesadaran murni untuk mengerahkan jiwa pada amal dan kegiatan yang sungguh-sungguh untuk menjauhkan diri dari keduniaan dalam rangka pendekatan diri pada Allah (Dede Rosyada dan Abudin Nata, 1995: ). Istilah tasawuf atau sufisme diartikan sebagai aspek esoterisisme Islam yang berorientasi kepada pembinaan moral dan ibadah. Sebagai ilmu pengetahuan, tasawuf mempelajari cara dan jalan seorang muslim dapat berada sedekat mungkin dengan Allah Swt (Asmaran As., 2002:400). Dalam kajian Islam dipaparkan bahwa di dalam tasawuf terdapat dua corak aliran besar, yaitu tasawuf sunni dan tasawuf falsafi. Dinamakan tasawuf sunni karena ajaran sufinya tetap konsisten dan komitmen dengan prinsip-prinsip Islam. Apabila dilihat dari aspek

9 18 tujuan dan proses kerjanya maka tasawuf sunni dapat dibagi lagi menjadi tasawuf akhlaki dan tasawuf amal. Tasawuf sunni sudah muncul sejak abad pertama hijriah, tetapi pada saat itu barulah berupa gerakan asketik (zuhud) yaitu menjauhkan diri dari dampak negatif kehidupan dunia. Pemahaman dan pengamalannya benar-benar berdasar Islam, baik bersumber dari alquran, sunnah, maupun kehidupan sahabat nabi. Ciri-ciri asketisme pada periode awal ini terlihat dari beberapa prinsip, yaitu (1) bersifat praktis sehingga tidak ditemukan konsepkonsep teoritis. Sarana-sarana praktisnya antara lain meliputi: kehidupan yang tenang dalam kesederhanaan, banyak beribadah, selalu ingat kepada Allah, sangat takut pada dosa dan murka Allah, dan tidak tertarik pada gaya kehidupan yang berlebihan, tetapi mengutamakan kehidupan rohaniah atau spiritual, (2) idenya berakar pada memperoleh kebahagiaan hidup di akhirat dan melupakan kehidupan duniawi, serta (3) motivasinya adalah karena rasa takut kepada siksa Allah di satu sisi dan karena cinta kepada Allah di sisi lainnya. Corak tasawuf akhlaki, yaitu pembahasannya berfokus pada tema jiwa manusia, klasifikasinya, kelemahan-kelemahannya, penyakit-penyakit jiwa, dan sekaligus jalan keluar atau pengobatannya. Kesemuanya itu adalah upaya untuk menciptakan moral yang sempurna. Para sufi telah mengenali bahwa manusia adalah makhluk jasmani dan rohani karena kepribadiannya tersusun dari kualitaskualitas material dan kualitas-kualitas rohaniah atau spiritual yang hidup dan dinamik. Para tokoh sufi aliran ini sangat gemar melakukan kajian diri dan sekaligus mengatur perilaku. Hal itu seperti yang ada pada diri Sufi besar Al- Muhasabi. Al-Muhasabi, segala sesuatu mempunyai substansi. Substansi manusia adalah akal budi yang disertai moralitas dan substansi akal budi adalah kesabaran.

10 19 Ciri terpenting lain dari tasawuf akhlaki adalah lebih mengutamakan rasa dan pengagungan rohani yang bebas dari egoisme, tetapi tidak mengabaikan aspek lahiriahnya yang dimotivasikan untuk membersihkan jiwa, serta kesetiaan akan kehadiran Tuhan yang terus-menerus dalam segala perasaan dan perilaku. Sistem pembinaan akhlak yang mereka susun terdiri dari tiga tahapan. Pertama, yaitu tasawuf akhlaki. Pada tahap awal memasuki kehidupan tasawuf, seorang murid diharuskan melakukan amalan dan latihan kerohanian yang cukup berat. Tujuannya untuk menguasai hawa nafsu dalam rangka pembersihan jiwa untuk dapat berada di hadirat Allah (Asmaran As, 2002:68). Tindakan manusia yang sering dikendalikan oleh hawa nafsu dalam mengejar kehidupan duniawi merupakan tabir penghalang antara manusia dan Tuhan. Sebagai usaha menyingkap tabir yang membatasi manusia dengan Tuhan, ahli tasawuf membuat suatu sistem ajaran yang tersusun atas tiga tingkat. Sistem tersebut terdiri dari takhalli, tahalli, dan tajalli (Asmaran As, 2002:68). Takhalli berarti membersihkan diri dari sifat-sifat tercela. Di antara sifatsifat tercela yang mengotori hati manusia, yaitu dengki, rasa dongkol, buruk sangka, sombong, membanggakan diri, pamer, kikir, dan pemarah. Takhalli juga berarti mengosongkan diri dari sikap ketergantungan terhadap kelezatan hidup duniawi. Tahalli adalah fase setelah takhalli, yaitu mengisi diri dengan sifat-sifat terpuji. Tahalli merupakan tahap pengisian jiwa yang telah dikosongkan pada tahap takhalli. Dengan kata lain, sesudah tahap pembersihan diri dari sifat-sifat tercela (takhalli), usaha itu harus berlanjut ke tahap berikutnya, yaitu pengisian diri dengan sifat-sifat terpuji (tahalli). Adapun tajalli merupakan pemantapan dan pendalaman materi yang telah dilalui pada fase tahalli. Tajalli berarti terungkapnya nur gaib untuk hati (Asmaran As, 2002:68).

11 20 Apabila jiwa telah terisi dengan sifat-sifat yang mulia dan organ-organ tubuh sudah terbiasa melakukan amal saleh dan perbuatan luhur, maka untuk selanjutnya, agar hasil yang sudah diperoleh itu tidak berkurang, maka diperlukan penghayatan rasa ketuhanan. Untuk melestarikan dan memperdalam rasa ketuhanan, ada beberapa cara yang diajarkan kaum sufi, antara lain munajat, muraqabah, muhasabah, memperbanyak wirid dan zikir, mengingat mati, serta tafakur (Asmaran As, 2002:76-90). Adapun tasawuf amali merupakan lanjutan dari tasawuf akhlaki karena seseorang tidak dekat dengan Tuhan dengan amalan yang ia kerjakan sebelum ia membersihkan jiwanya. Jiwa yang bersih merupakan syarat utama untuk kembali kepada Tuhan. Ada beberapa istilah yang merupakan tahapan pelaksanaan ajaran tasawuf sebagai upaya mendekatkan diri kepada Tuhan. Pelaksanaan ajaran tasawuf dilaksanakan melalui empat tahap, yaitu syariat, tarikat, hakikat, dan makrifat (Asmaran As, 2002:95 104). Tasawuf sunni yang bercorak amali lebih memfokuskan pembahasannya (cara kerja) pada tema ilmu dan amal. Ilmu dan amal selalu terbagi dua, yaitu lahir dan batin. Makna yang kedua itulah yang menjadi ciri khas dalam tasawuf, meskipun begitu keduanya perlu dipelajari atau diketahui dan diamalkan secara bersamaan, serta tidak boleh mengabaikan antara aspek yang satu dengan yang lainnya. Tokoh tasawuf sunni dengan corak amali adalah Imam al-ghazali. Al- Ghazali mempelajari ilmu fikih dan menghafal syair-syair tentang mahabbah (cinta) kepada Tuhan, alquran, serta sunah. Ihwal tujuan dari tasawuf sendiri adalah tercapainya kedekatan hamba dengan Tuhan. Oleh karena itu, seorang sufi harus menempuh jalan yang sangat panjang dan sulit serta harus melalui beberapa tahap secara berurutan dan tidak

12 21 mungkin dilakukan secara terputus maupun terbalik, yaitu: syariat, tarekat, hakikat, dan sampai pada tahap makrifat. Syariat adalah tahapan yang terdiri dari ajaran-ajaran fikih dan moralitas yang membimbing manusia, membangun kesadaran diri, kesadaran beribadah, dan kesadaran ketuhanan untuk mencapai hidup yang semestinya. Adapun tarekat adalah tahapan disiplin karena pada tahap ini seorang sufi harus beribadah untuk mencapai makrifat. Oleh karena itu, tarekat mempunyai tingkatan-tingkatan atau maqam di antaranya adalah taubat, zuhud, tawakal, muraqabah, dan mujahadah. Pada tahap ini petunjuk seorang guru (syekh) sangat diperlukan. Hakikat adalah suasana kejiwaan sufi dalam mencapai suatu tujuan sehingga ia dapat menyaksikan tanda-tanda ketuhanan dengan mata hatinya. Tahapan ini adalah pemahaman batin yang mendalam yang diperoleh dari pengalaman mistis. Adapun makrifat berasal dari kata Al-ma rifat yang berarti mengetahui atau mengenal sesuatu. Bila dihubungkan dengan pengalaman tasawuf, maka istilah makrifat berarti mengenal Allah ketika sufi mencapai suatu maqam dalam tasawuf. Untuk mencapai suatu tingkatan maqam, diperlukan latihan-latihan kerohanian yang dilakukan dengan penuh ketekunan dan kesinambungan dan inti pokoknya adalah memperbanyak amalan sunah dan selalu berzikir. Makrifat merupakan pengenalan hati terhadap objek-objek yang menjadi sasarannya. Untuk memperoleh pengetahuan yang meyakinkan tentang segala sesuatu, al-ghazali haruslah diketahui arti pengetahuan atau ilmu yang benar dan meyakinkan itu. al-ghazali juga menyatakan bahwa ilmu yakin (ilmu yang meyakinkan), yaitu tersingkapnya sesuatu dengan jelas sehingga tidak ada lagi

13 22 ruang untuk ragu-ragu dan tidak mungkin salah atau keliru, tidak ada tempat di hati untuk itu. Makrifat berarti mengetahui Tuhan dari dekat sehingga hati sanubari dapat melihat Tuhan (Amin, 2015:51). C. KERANGKA PIKIR Penelitian skripsi yang berjudul Risalah Ilmu Hakikat dan Zikir dapat dituangkan ke dalam kerangka pikir sebagai berikut. Langkah pertama dalam penelitian ini adalah melakukan suntingan teks. Sutingan teks terdiri atas inventarisasi naskah, deskripsi naskah, ikhtisar isi teks, suntingan teks, dan daftar kata sukar. Penyuntingan teks bertujuan untuk menyediakan suntingan teks yang baik dan benar. Baik dalam arti mudah dibaca karena sudah ditransliterasikan ke dalam huruf latin dan benar dalam arti kebenaran isi teks dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Langkah kedua, yaitu melakukan analisis struktur dan isi teks Risalah Ilmu Hakikat dan Zikir. Analisis struktur terdiri dari struktur penyajian teks, gaya penyajian teks, pusat penyajian teks, dan gaya bahasa. Isi teks Risalah Ilmu Hakikat dan Zikir membahas tentang hakikat zikir untuk mendekatkan diri kepada Allah berdasarkan tinjauan tasawuf.

14 23 Bagan Kerangka Pikir Teks Risalah Ilmu Hakikat dan Zikir Suntingan Teks Risalah Ilmu Hakikat dan Zikir Analisis struktur Analisis isi teks a. Inventarisasi Naskah b. Deskripsi Naskah c. Ikhtisar isi teks d. Kritik Teks e. Suntingan Teks f. Daftar Kata Sukar a. Struktur penyajian teks b. Gaya penyajian teks c. Pusat penyajian teks d. Gaya bahasa Mengetahui ajaran tasawuf Islam Menyediakan suntingan teks yang baik dan benar, serta menjelaskan isi teks berdasarkan ajaran tasawuf

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka Kajian pustaka sangat penting dalam sebuah penelitian karena untuk mengetahui kajian tersebut sudah di lakukan penelitian atau belum. Pentingnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Butir-butir mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Butir-butir mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Butir-butir mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau sebagai warisan kebudayaan para leluhur antara lain terdapat di dalam berbagai cerita lisan, benda-benda,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan gugusan pulau dan kepulauan yang memiliki beragam warisan budaya dari masa lampau. Kekayaan-kekayaan yang merupakan wujud dari aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan dinilai sebagai identitas kepribadian dan penentu kemajuan suatu bangsa yang tidak bisa di ukur dan kehadirannya hanya dapat diketahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya-karya peninggalan masa lampau merupakan peninggalan yang menginformasikan buah pikiran, buah perasaan, dan informasi mengenai berbagai segi kehidupan yang

Lebih terperinci

Bab 4 PEMAHAMAN SUFIYAH. Kandungan THARIQ

Bab 4 PEMAHAMAN SUFIYAH. Kandungan THARIQ 116 Mengenal Tasawuf dan Tarekat Bab 4 PEMAHAMAN SUFIYAH THARIQ Menurut bahasa: berarti jalan (sabil), sedangkan tarekat (thariqah) adalah jalan dan keadaan. Bentuk jamaknya: thariq-thuruq, thariqah-thara-iq.

Lebih terperinci

AKHLAK DAN TASAWUF. Presented By : Saepul Anwar, M.Ag.

AKHLAK DAN TASAWUF. Presented By : Saepul Anwar, M.Ag. AKHLAK DAN TASAWUF Presented By : Saepul Anwar, M.Ag. Pengertian Tasawuf Etimologis : tashawwafa (akar katanya shuf = bulu domba) artinya memakai pakaian bulu domba (simbol kesederhanaan saat itu). Terminologis

Lebih terperinci

MEMAHAMI AJARAN FANA, BAQA DAN ITTIHAD DALAM TASAWUF. Rahmawati

MEMAHAMI AJARAN FANA, BAQA DAN ITTIHAD DALAM TASAWUF. Rahmawati MEMAHAMI AJARAN FANA, BAQA DAN ITTIHAD DALAM TASAWUF Rahmawati Abstrak: Tulisan ini akan membahas sekelumit tentang konsep fana dan baqa, dari segi pengertian, tujuan dan kedudukannya. Juga dibahas sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. rangkaian dari kebudayaan-kebudayaan masa lalu. Tidak ada salahnya bila ingin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. rangkaian dari kebudayaan-kebudayaan masa lalu. Tidak ada salahnya bila ingin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan suatu bangsa pada masa sekarang ini merupakan suatu rangkaian dari kebudayaan-kebudayaan masa lalu. Tidak ada salahnya bila ingin memahami lebih dalam mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mampu menentramkan kehidupan manusia terlebih dalam hal kerohanian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mampu menentramkan kehidupan manusia terlebih dalam hal kerohanian. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama dan kebudayaan mempunyai dua persamaan yaitu (1) keduanya adalah sistem nilai dan sistem simbol dan (2) keduanya mudah merasa terancam setiap kali ada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Studi Terdahulu Pembahasan mengenai taharah dan salat merupakan hal yang harus dipelajari oleh seorang muslim. Topik tersebut sangat penting dan relevan

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. (Ratna, 2004:34). Metode berfungsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. (Ratna, 2004:34). Metode berfungsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN Metode dapat diartikan sebagai cara, strategi untuk memahami realitas, langkah-langkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab akibat berikutnya (Ratna, 2004:34).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koentjaraningrat mengatakan bahwa kata budaya berasal dari bahasa Sanksekerta budhayah yang berasal dari bentuk jamak kata budhi yang berarti budi dan akal. Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN IMAM AL- GHAZALI DAN SYED MUHAMMAD NAQUIB AL ATTAS

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN IMAM AL- GHAZALI DAN SYED MUHAMMAD NAQUIB AL ATTAS BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN IMAM AL- GHAZALI DAN SYED MUHAMMAD NAQUIB AL ATTAS A. Persamaan pemikiran Imam Al Ghazali dan Syed Muhammad Naquib Al Attas. Pendidikan akhlak merupakan pendidikan yang menekankan

Lebih terperinci

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:???????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

MANHAJU L-ATAMMI FĪ TABWĪBI L-CHIKAM: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN TINJAUAN TASAWUF

MANHAJU L-ATAMMI FĪ TABWĪBI L-CHIKAM: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN TINJAUAN TASAWUF MANHAJU L-ATAMMI FĪ TABWĪBI L-CHIKAM: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN TINJAUAN TASAWUF SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Studi Terdahulu Masalah tertentu biasanya telah diteliti atau dibahas dengan dimensi tertentu. Peneliti wajib menyebutkan penelitian yang sejenis tersebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka Kajian pustaka adalah mempelajari kembali temuan penelitian terdahulu atau yang sudah ada dengan menyebutkan dan membahas seperlunya hasil penelitian

Lebih terperinci

Persiapan Menuju Hari Akhir

Persiapan Menuju Hari Akhir Persiapan Menuju Hari Akhir Khutbah Jumat berikut ini berisi nasihat kepada kaum muslimin untuk senantiasa mempersiapkan bekal menuju kehidupan yang sesungguhnya di akhirat. Surga sebagai balasan bagi

Lebih terperinci

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????

Lebih terperinci

Oleh: Drs. Abas Asyafah, M.Pd.

Oleh: Drs. Abas Asyafah, M.Pd. Oleh: Drs. Abas Asyafah, M.Pd. TUJUAN PEMPELAJARAN Tujuan Umum: Agar keimanan dan ketakwaan mahasiswa semakin meningkat dan kokoh serta dapat menghayati dan mengaplikasikannya dalam kehidupan. Tujuan Khusus:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah kuno merupakan salah satu warisan nenek moyang yang masih tersimpan dengan baik di beberapa perpustakaan daerah, seperti Perpustakaan Pura Pakualaman dan Museum

Lebih terperinci

RATIBU 'L-HADDAD: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Resepsi Pembaca

RATIBU 'L-HADDAD: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Resepsi Pembaca RATIBU 'L-HADDAD: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Resepsi Pembaca SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan

Lebih terperinci

Dengan Nama Allah Azza wa Jalla

Dengan Nama Allah Azza wa Jalla Dengan Nama Allah Azza wa Jalla Proses pendidikan sebenarnya telah berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan sosial budaya manusia di permukaan bumi. Perkembangan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Secara teoretis kita dapat melakukan berbagai macam bandingan, di antaranya (a) bandingan intratekstual, seperti studi filologi, yang menitikberatkan pada

Lebih terperinci

TAKWA DAN IKHLAS Oleh Nurcholish Madjid

TAKWA DAN IKHLAS Oleh Nurcholish Madjid c Menghormati Kemanusiaan d TAKWA DAN IKHLAS Oleh Nurcholish Madjid Sidang Jumat yang terhormat. Di antara sekian banyak pengertian mengenai takwa yang sering kita dengar ialah bahwa kita harus menyadari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL NAK, MAAFKAN IBU TAK MAMPU MENYEKOLAHKANMU KARYA WIWID PRASETYO

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL NAK, MAAFKAN IBU TAK MAMPU MENYEKOLAHKANMU KARYA WIWID PRASETYO 75 BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL NAK, MAAFKAN IBU TAK MAMPU MENYEKOLAHKANMU KARYA WIWID PRASETYO Setelah dilakukan penelitian dan pengkajian adapun kandungan dalam novel Nak,

Lebih terperinci

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan Mendidik Anak Menuju Surga Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA Tugas Mendidik Generasi Unggulan Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam proses perubahan dan pertumbuhan manusia. Perubahan dan pertumbuhan kepada

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Secara etimologi Alqurān berasal dari kata qara-a yaqra-u ( قرا - يقرا ) yang berarti membaca. Sedangkan Alqurān sendiri adalah bentuk maṣdar dari qara-a yang berarti bacaan.

Lebih terperinci

Menerima dan Mengamalkan Kebenaran

Menerima dan Mengamalkan Kebenaran Menerima dan Mengamalkan Kebenaran Khutbah Jumat ini memberikan nasihat bagi kita untuk senantiasa menerima kebenaran yang sampai kepada kita, serta berusaha mengamalkannya. Dan di antara jalan untuk memperoleh

Lebih terperinci

Sucikan Diri Benahi Hati

Sucikan Diri Benahi Hati Sucikan Diri Benahi Hati Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????...????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

MENDIDIKAN KARAKTER ISLAMI [1] DUSKI SAMAD [2]

MENDIDIKAN KARAKTER ISLAMI [1] DUSKI SAMAD [2] MENDIDIKAN KARAKTER ISLAMI [1] DUSKI SAMAD [2] A. Bertolak dari asumsi bahwa life is education and education is life dalam arti pendidikan, merupakan persoalan hidup dan kehidupan, dan seluruh proses hidup

Lebih terperinci

OLAH RAGA DALAM PANDANGAN ULAMA. Abdullah Al-Baatil

OLAH RAGA DALAM PANDANGAN ULAMA. Abdullah Al-Baatil OLAH RAGA DALAM PANDANGAN ULAMA Abdullah Al-Baatil Syekh Abdurrahman As Sa di Rahimahullah menulis dalam kitabnya yang indah: Ar-Riyad hah An-Nadhirah pada bab ke-27 tentang olahraga yaitu latihan dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB RI AYATUL HIMMAH KARYA KH. AHMAD RIFA I

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB RI AYATUL HIMMAH KARYA KH. AHMAD RIFA I 64 BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB RI AYATUL HIMMAH KARYA KH. AHMAD RIFA I A. Akhlak Terhadap Allah SWT 1. Zuhud Secara umum zuhud dapat diartikan sebagai suatu sikap melepaskan

Lebih terperinci

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid c 1 Ramadan d 14 RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku (Allah), (Q 20:14).

Lebih terperinci

Marhaban Yaa Ramadhan 1434 H

Marhaban Yaa Ramadhan 1434 H Pengantar: Ramadhan 1434 H segera tiba. Sepantasnya kaum Muslim bergembira menyambutnya. Sebab di dalamnya penuh dengan pahala. Apa yang harus dilakukan dan bagaimana kaum Muslim bisa meraih ketakwaan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. sebuah penelitian diperlukan penggunaan metode yang tepat agar hasil penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. sebuah penelitian diperlukan penggunaan metode yang tepat agar hasil penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Secara umum, metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiono, 2010:3). Dalam sebuah penelitian

Lebih terperinci

Mam MAKALAH ISLAM. Resolusi Tahun 2015, Be The New You!

Mam MAKALAH ISLAM. Resolusi Tahun 2015, Be The New You! Mam MAKALAH ISLAM Resolusi Tahun 2015, Be The New You! 29 Desember 2014 Makalah Islam Resolusi Tahun 2015, Be The New You! Dr. H. Thobib Al Asyhar. Msi (Pengajar Psikologi Islam Kajian Timteng dan Islam

Lebih terperinci

Jalan Lurus. Oleh Nurcholish Madjid

Jalan Lurus. Oleh Nurcholish Madjid c Prestasi, bukan Prestise d Jalan Lurus Oleh Nurcholish Madjid Dalam shalat, salah satu bacaan paling penting adalah al-fātihah, yang puncaknya memohon petunjuk pada Allah: ihdinā al-shirāth al-mustaqīm

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. A. Simpulan

BAB VI PENUTUP. A. Simpulan BAB VI PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan penelitian terhadap teks ADK yang telah dipaparkan dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik simpulan beberapa hal sebagai berikut. 1. Naskah ADK adalah naskah

Lebih terperinci

WASIAT NABI MUHAMMAD SAW : Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Fungsi

WASIAT NABI MUHAMMAD SAW : Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Fungsi WASIAT NABI MUHAMMAD SAW : Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Fungsi SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Prodi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya

Lebih terperinci

Oleh: ENCEP SUPRIATNA

Oleh: ENCEP SUPRIATNA Pemikiran Tasawuf (Mistisme) Dalam Dunia Islam Serta Kemunculan Aliran-Aliran Tarekat (Studi Kasus Pemikiran Tasawuf Hamzah Fansuri) Oleh: ENCEP SUPRIATNA Pengertian dan Asal Usul Tasawuf Pandangan ahli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai cipta sastra karena teks yang terdapat dalam teks mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai cipta sastra karena teks yang terdapat dalam teks mengungkapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah-naskah Nusantara sangat beraneka ragam, yang isinya mengemukakan tentang kehidupan manusia misalnya, masalah politik, sosial, ekonomi, agama, kebudayaan, bahasa,

Lebih terperinci

SYAIR NEGERI PATANI : Suntingan Teks dan Analisis Semiotik

SYAIR NEGERI PATANI : Suntingan Teks dan Analisis Semiotik SYAIR NEGERI PATANI : Suntingan Teks dan Analisis Semiotik SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepulauan Nusantara yang terletak di kawasan Asia Tenggara sejak kurun waktu yang cukup lama memiliki peradaban dan kebudayaan tinggi yang

Lebih terperinci

AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN IV

AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN IV AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN IV MUHAMMADIYAH DAN SPIRITUALITAS ISLAM Disusun Oleh : Prasetyo Endaryanto (09560214) Nandito Monliev Passa (09560222) Deanita Mandasari (09560231) Tri Haidar Muhammad (09560246)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa siswa, karena siswa tidak hanya belajar menulis, membaca,

BAB I PENDAHULUAN. bahasa siswa, karena siswa tidak hanya belajar menulis, membaca, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) menjadi sebuah proses belajar bahasa yang berada pada fase paling penting bagi penguasaan bahasa siswa, karena siswa

Lebih terperinci

SUMBER AJARAN ISLAM. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER

SUMBER AJARAN ISLAM. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER Modul ke: SUMBER AJARAN ISLAM Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK Fakultas ILMU KOMPUTER H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Program Studi SISTEM INFORMASI www.mercubuana.ac.id Umat Islam

Lebih terperinci

Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya

Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim

Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai dua ruang lingkup. Pertama, penelitian terdahulu berdasarkan penelitian

Lebih terperinci

Memahami Akidah Islam

Memahami Akidah Islam bab 1 Memahami Akidah Islam AKHLAK Islam terdiri dari akidah, ibadah dan akhlak. Akidah adalah pondasi Akidah adalah pokok (us l) dan dasar dalam agama. Ajaran Islam meliputi tiga hal, yaitu akidah, syari

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP. Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd. Disusun Oleh : Sahri Ramadani

TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP. Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd. Disusun Oleh : Sahri Ramadani TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd Disusun Oleh : Sahri Ramadani SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL IBROHIMY TANJUNGBUMI BANGKALAN 2012 KATA

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG A. Analisis tentang Upaya Guru PAI dalam Membina Moral Siswa SMP Negeri 1 Kandeman Batang Sekolah adalah lingkungan

Lebih terperinci

3 Wasiat Agung Rasulullah

3 Wasiat Agung Rasulullah 3 Wasiat Agung Rasulullah Dalam keseharian kita, tidak disangsikan lagi, kita adalah orang-orang yang senantiasa berbuat dosa menzalimi diri kita sendiri, melanggar perintah Allah atau meninggalkan kewajiban

Lebih terperinci

Takwa dan Keutamaannya

Takwa dan Keutamaannya Takwa dan Keutamaannya Khutbah Jumat berikut ini menjelaskan tentang hakikat dan keutamaan takwa. Sebab, takwa merupakan wasiat Allah Subhanahu wa Ta ala dan Rasul-Nya yang harus dipahami maksudnya dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi bukan karena sendirinya, tetapi ciptaan Allah SWT. Allah menciptakan manusia untuk mengabdi

Lebih terperinci

TAUHID. Aku ciptakan jin dan manusia tiada lain hanyalah untuk beribadah kepadaku (QS. Adz-Dzariyat : 56)

TAUHID. Aku ciptakan jin dan manusia tiada lain hanyalah untuk beribadah kepadaku (QS. Adz-Dzariyat : 56) www.ariefprawiro.co.nr TAUHID HAKEKAT DAN KEDUDUKANNYA Allah berfirman: Aku ciptakan jin dan manusia tiada lain hanyalah untuk beribadah kepadaku (QS. Adz-Dzariyat : 56) Dan sesungguhnya Kami ntelah mengutus

Lebih terperinci

Bersegera Menuju Masjid di Hari Jumat dan Meninggalkan Aktivitas Duniawi

Bersegera Menuju Masjid di Hari Jumat dan Meninggalkan Aktivitas Duniawi Bersegera Menuju Masjid di Hari Jumat dan Meninggalkan Aktivitas Duniawi Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

BAB IV PERBANDINGAN PEMURNIAN TAREKAT IBNU TAIMIYAH DAN HAMKA

BAB IV PERBANDINGAN PEMURNIAN TAREKAT IBNU TAIMIYAH DAN HAMKA BAB IV PERBANDINGAN PEMURNIAN TAREKAT IBNU TAIMIYAH DAN HAMKA A. Pemurnian Tarekat Ibnu Taimiyah dan Hamka 1. Ibnu Taimiyah Seperti yang telah dibahas dalam bab sebelumnya, hubungan antara tarekat dengan

Lebih terperinci

Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama

Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, yang wajib kita mensyukuri rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan yang tidak ternilai

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI SERAT CARETA SAMA UN: SUNTINGAN TEKS DISERTAI ANALISIS RESEPSI. Oleh MUHAMMAD HASAN NIM

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI SERAT CARETA SAMA UN: SUNTINGAN TEKS DISERTAI ANALISIS RESEPSI. Oleh MUHAMMAD HASAN NIM SKRIPSI SERAT CARETA SAMA UN: SUNTINGAN TEKS DISERTAI ANALISIS RESEPSI Oleh MUHAMMAD HASAN NIM 121111077 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016 SKRIPSI

Lebih terperinci

Hakikat Hidup Sukses: Tafsir QS. Ali Imran 185

Hakikat Hidup Sukses: Tafsir QS. Ali Imran 185 Hakikat Hidup Sukses: Tafsir QS. Ali Imran 185 Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN NUZULUL QUR AN 1436 H

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN NUZULUL QUR AN 1436 H 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN NUZULUL QUR AN 1436 H TANGGAL 9 JULI 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu alaikum Wr. Wb. Bismilahirrohmanirrohim,

Lebih terperinci

PENGORBANAN Oleh Nurcholish Madjid

PENGORBANAN Oleh Nurcholish Madjid MUSYAWARAH DAN PARTISIPASI PENGORBANAN Oleh Nurcholish Madjid Salah satu kebenaran pokok dalam kehidupan adalah bahwa setiap keberhasilan senantiasa menuntut semangat pengorbanan. Tanpa semangat itu, keberhasilan

Lebih terperinci

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

( ). BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

( ). BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta munculnya media-media massa yang serba canggih ini, dengan segala kemajuannya menawarkan

Lebih terperinci

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi) Muhammad SAW adalah seorang nabi terakhir yang diutus ke bumi oleh Allah SWT. Sebagai seorang nabi dan rasul, nabi Muhamad SAW membawakan sebuah risalah kebenaran yaitu sebuah agama tauhid yang mengesakan

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI AGAMA RI PADA ANNUAL CONFERENCE ON ISLAMIC STUDIES VIII TANGGAL 3 NOVEMBER 2008 DI PALEMBANG

SAMBUTAN MENTERI AGAMA RI PADA ANNUAL CONFERENCE ON ISLAMIC STUDIES VIII TANGGAL 3 NOVEMBER 2008 DI PALEMBANG SAMBUTAN MENTERI AGAMA RI PADA ANNUAL CONFERENCE ON ISLAMIC STUDIES VIII TANGGAL 3 NOVEMBER 2008 DI PALEMBANG Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Yth. Gubernur Sumatera Selatan; Yth. Ketua DPRD

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Penelitian Terdahulu Penelitian ini menggunakan dua ruang lingkup penelitian terdahulu. Pertama, penelitian terdahulu berdasarkan penelitian filologi terdahulu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan kalimat tersebut juga harus memperhatikan susunan kata

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan kalimat tersebut juga harus memperhatikan susunan kata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia membutuhkan alat untuk berkomunikasi dalam masyarakat. Kalimat berperan penting sebagai wujud tuturan dalam berkomunikasi dan berinteraksi sesama manusia. Penutur

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. akan memaparkan beberapa pokok pemikiran penting yang merupakan inti

BAB V KESIMPULAN. akan memaparkan beberapa pokok pemikiran penting yang merupakan inti 111 BAB V KESIMPULAN Bab ini merupakan kesimpulan terhadap semua hasil penelitian yang telah diperoleh setelah melakukan pengkajian, sekaligus memberikan analisis terhadap permasalahan yang dibahas. Dalam

Lebih terperinci

Berapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak didapatkan dari Puasanya itu kecuali lapar dan dahaga.

Berapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak didapatkan dari Puasanya itu kecuali lapar dan dahaga. Berapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak didapatkan dari Puasanya itu kecuali lapar dan dahaga. (Hadits Riwayat Turmudzi) Hampir setengah bulan sudah kita menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Sejauh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF TENTANG KONSEP KONSUMSI DALAM PANDANGAN EKONOMI ISLAM DAN KONVENSIONAL

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF TENTANG KONSEP KONSUMSI DALAM PANDANGAN EKONOMI ISLAM DAN KONVENSIONAL 68 BAB IV ANALISIS KOMPARATIF TENTANG KONSEP KONSUMSI DALAM PANDANGAN EKONOMI ISLAM DAN KONVENSIONAL A. Persamaan Konsep Konsumsi Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional Pada konsep ini baik ekonomi Islam

Lebih terperinci

RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-LAIL

RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-LAIL RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-LAIL JURNAL untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. memadukan antara aql dan naql, namun pada dasarnya pemikiran. Muhammad Abduh lebih cenderung kepada aql daripada naql.

BAB V PENUTUP. memadukan antara aql dan naql, namun pada dasarnya pemikiran. Muhammad Abduh lebih cenderung kepada aql daripada naql. 147 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Corak Pemikiran Pendidikan Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb Muhammad Abduh dalam corak pemikiran pendidikannya, memadukan antara aql dan naql, namun pada dasarnya pemikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak merupakan salah satu dari tiga kerangka dasar ajaran Islam yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah yang dihasilkan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tasawuf adalah salah satu dari 3 cabang ilmu yang wajib. diketahui oleh pemeluknya, yakni Tauhid, Fiqih dan Tasawuf.

BAB I PENDAHULUAN. Tasawuf adalah salah satu dari 3 cabang ilmu yang wajib. diketahui oleh pemeluknya, yakni Tauhid, Fiqih dan Tasawuf. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tasawuf adalah salah satu dari 3 cabang ilmu yang wajib diketahui oleh pemeluknya, yakni Tauhid, Fiqih dan Tasawuf. Tauhid adalah ilmu yang membahas hal-hal

Lebih terperinci

MENGIKUTI HAWA NAFSU

MENGIKUTI HAWA NAFSU Bismillahirrahmaanirrahiim 60 Penyakit Hati : MENGIKUTI HAWA NAFSU Nafsu dengan syahwatnya merupakan bagian dari nikmat Allah bagi manusia. Secara alami, nafsu itu cenderung pada hal-hal yang tidak baik.

Lebih terperinci

MENYAMAKAN PERSEPSI TENTANG ISLAM. Munawar Rahmat. Dosen Pendidikan Agama Islam MKDU UPI

MENYAMAKAN PERSEPSI TENTANG ISLAM. Munawar Rahmat. Dosen Pendidikan Agama Islam MKDU UPI MENYAMAKAN PERSEPSI TENTANG ISLAM Munawar Rahmat Dosen Pendidikan Agama Islam MKDU UPI BAB I MAKNA, TUJUAN, DAN METODE MEMAHAMI ISLAM Tujuan Pembelajaran: Mahasiswa memahami makna Islam. Mari benahi niat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu, Islam dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. 1

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu, Islam dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan keyakinan orang mukmin dan penegasan Allah SWT, Islam adalah satu-satunya agama yang diridhai Allah dan diperintahkan kepada manusia untuk memeluknya.

Lebih terperinci

Merasakan Manisnya Keimanan

Merasakan Manisnya Keimanan Merasakan Manisnya Keimanan Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

malam bentangkan gelap, ia berdiri menyesali diri karena takut tiada tara menjadi teman kesedihan pada siang hari

malam bentangkan gelap, ia berdiri menyesali diri karena takut tiada tara menjadi teman kesedihan pada siang hari Bila malam bentangkan gelap, ia berdiri Ia menyesali diri karena takut tiada tara Ia menjadi teman kesedihan pada siang hari Bersimpuh dan bermunajat bila malam gelap Ia berkata, Kekasihku, Engkau harapanku

Lebih terperinci

Mendidik Anak dengan Teladan Shaleh

Mendidik Anak dengan Teladan Shaleh Mendidik Anak dengan Teladan Shaleh Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116]

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116] Untuk selamat dari siksa neraka, mungkin adalah suatu yang sangat mustahil bagi kita karena memang Mayoritas manusia memang tersesat.dalam Al-Qur an sendiri sudah menegaskan hal itu. Jika kamu mengikuti

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Sebagai sebuah cerita yang diciptakan pada awal abad ke sebelas, Risalah al-

BAB VI KESIMPULAN. Sebagai sebuah cerita yang diciptakan pada awal abad ke sebelas, Risalah al- 253 BAB VI KESIMPULAN Sebagai sebuah cerita yang diciptakan pada awal abad ke sebelas, Risalah al- Gufrān memiliki kekayaan, baik struktur maupun gagasannya. Struktur naratifnya memperlihatkan banyaknya

Lebih terperinci

AKHLAK TASAWUF A. Pendahuluan

AKHLAK TASAWUF A. Pendahuluan AKHLAK TASAWUF Mata Kuliah Program Studi Program Kelas Ruang Hari Bobot : Akhlak Tasawuf : Ahwal Al Syakhshiyah : Strata 1 (S-1) : NR (Non Reguler) : K2-A2 : Jum at, 12.30-14.10 WIB : 2 sks A. Pendahuluan

Lebih terperinci

Pembaharuan.

Pembaharuan. Pembaharuan a.s. Disajikan di bawah ini adalah khutbah Hazrat Mirza Ghulam Ahmad dari Qadian, Masih Maud dan Imam Mahdi, pada tanggal 26 Desember 1903. Terjemahan ini diambil dari naskah berbahasa Urdu

Lebih terperinci

MATERI PERTEMUAN II. Kerangka Dasar Agama Islam Dan Ajaran Hukum Islam (Bagian Pertama)

MATERI PERTEMUAN II. Kerangka Dasar Agama Islam Dan Ajaran Hukum Islam (Bagian Pertama) MATERI PERTEMUAN II Kerangka Dasar Agama Islam Dan Ajaran Hukum Islam (Bagian Pertama) Tujuan Instruksional Umum: Agar mahasiswa memahami Kerangka dasar Agama Islam dan Hukum Islam serta keterkaitan keduanya

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis dan dibahas tentang

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis dan dibahas tentang BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis dan dibahas tentang konsep ketuhanan Al Ghazali dalam Perspektif Filsafat Ketuhanan dan Relevansinya dengan Pembentukan Pribadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Instrument yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. Instrument yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Instrumen Penelitian Instrument yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Tape recorder untuk merekam cerita rakyat yang dijadikan data penelitian. 2. Camera untuk

Lebih terperinci

Keutamaan Kalimat Tauhid dan Syarat-Syaratnya

Keutamaan Kalimat Tauhid dan Syarat-Syaratnya Keutamaan Kalimat Tauhid dan Syarat-Syaratnya Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan masa lampau, karena naskah-naskah tersebut merupakan satu dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan masa lampau, karena naskah-naskah tersebut merupakan satu dari berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Khasanah budaya bangsa Indonesia yang berupa naskah klasik, merupakan peninggalan nenek moyang yang masih dapat dijumpai hingga sekarang. Naskah-naskah

Lebih terperinci

Kedudukan Tauhid Dalam Kehidupan Seorang Muslim

Kedudukan Tauhid Dalam Kehidupan Seorang Muslim Kedudukan Tauhid Dalam Kehidupan Seorang Muslim Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam Modul ke: Akhlaq Pribadi Islami Fakultas PSIKOLOGI Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Dian Febrianingsih, M.S.I Abstraksi Akhlak memiliki pengertian yang sangat luas. Standar

Lebih terperinci

STRUKTUR FUNGSIONAL DAN RAGAM KALIMAT PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AL QALAM

STRUKTUR FUNGSIONAL DAN RAGAM KALIMAT PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AL QALAM STRUKTUR FUNGSIONAL DAN RAGAM KALIMAT PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AL QALAM SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Syarat Untuk Memperoleh Gelar S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Disusun

Lebih terperinci

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin A. Pendahuluan TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM --------------------------------------------------------------------- Oleh : Fahrudin Tujuan agama Islam diturunkan Allah kepada manusia melalui utusan-nya

Lebih terperinci

Menyambut Keagungan Ramadhan. Written by Friday, 06 August :30

Menyambut Keagungan Ramadhan. Written by Friday, 06 August :30 Tanpa terasa, waktu demi waktu berlalu dengan cepatnya, dan beberapa hari lagi bulan suci Ramadhan akan hadir kembali di tengah-tengah kaum muslimin.kehadiran Ramadhan memberikan pengharapan dan optimisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan ini. Pendidikan sama sekali tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan umat manusia, baik dalam keluarga,

Lebih terperinci