BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka Kajian pustaka adalah mempelajari kembali temuan penelitian terdahulu atau yang sudah ada dengan menyebutkan dan membahas seperlunya hasil penelitian yang relevan. Tujuannya, secara etis menghargai penulis-penulis terdahulu dan untuk menunjukkan keunggulan atau kekurangan serta posisi penulis di dalam rangkaian perjalanan ilmu pengetahuan yang telah berjalan lama (Subroto, 2007:96). Beberapa penelitian mengenai suntingan teks, analisis struktur, dan tinjauan ajaran tauhid pernah dilakukan. Penelitian yang pernah dilakukan dan berkaitan dengan masalah yang diteliti dalam penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Yanuar Rulis Ardianto, Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret (2009) dalam skripsi yang berjudul Aqīdatun Fī Mā Lā Budda Li `l-mukallafīn: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Tinjauan Ajaran Tauhid menyajikan suntingan teks Aqīdatun Fī Mā Lā Budda Li `l-mukallafīn yang baik dan benar, mendeskripsikan struktur teks, dan mengungkapkan ajaran tauhid teks Aqīdatun Fī Mā Lā Budda Li `l-mukallafīn. Dalam penelitian ini, disimpulkan (1) suntingan teks tidak sepenuhnya dapat ditransliterasi dan ditemukan beberapa kesalahan salah tulis; (2) berstruktur sastra kitab dengan penyajian teks terdiri dari pendahuluan, isi, dan penutup. Gaya penyajian teks menggunakan gaya interlinier. Pusat penyajian menggunakan metode orang pertama. Gaya bahasa teks banyak 7

2 8 dipengaruhi oleh bahasa Arab yang terlihat dalam pemilihan kosakata, sintaksis, dan ungkapan yang terdapat di dalamnya; (3) ajaran tauhid yang terkandung dalam teks, meliputi: akidah, sifat wajib bagi Allah (Sifat Dua Puluh), sifat jaiz bagi Allah, dan sifat-sifat yang ada pada diri Rasul. Konsep akidah yang terdapat dalam teks adalah uraian mengenai kewajiban setiap mukalaf untuk makrifat dan mengimani Allah, Rasul, beserta sifat-sifat-nya. Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Farida Rohmawati, Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret (201 3) dalam skripsi yang berjudul Syair Ibadat: Suntingan Teks, Analisis Ajaran Tauhid dan Konsep Ekskatologi menyajikan suntingan teks Syair Ibadat yang baik dan benar, mengungkapkan ajaran tauhid teks, dan mengungkapkan konsep ekskatologi teks Syair Ibadat. Dalam penelitian ini, disimpulkan (1) suntingan teks secara keseluruhan ditemukan beberapa kesalahan tulis; (2) ajaran tauhid yang terkandung dalam teks, meliputi: sifat wajib bagi Allah dan Nabi Muhammad; (3) konsep ekskatologi yang terkandung dalam teks, meliputi: alam kubur, hari kiamat, hari kebangkitan, hari berkumpul, hari pengadilan, serta surga dan neraka. Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Dhini Yustia Widhya Saputri, Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret (201 4) dalam skripsi yang berjudul Syair Aqīdatu `l- Awām: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Kandungan Ajaran Tauhid menyajikan suntingan teks Syair Aqīdatu `l- Awām yang baik dan benar, mendeskripsikan struktur teks, dan mengungkapkan ajaran tauhid teks Syair Aqīdatu `l- Awām. Dalam penelitian ini, disimpulkan (1) suntingan teks secara keseluruhan ditemukan beberapa

3 9 kesalahan tulis; (2) berstruktur sastra kitab. Gaya penyajian menggunakan bentuk syair. Pusat penyajian menggunakan metode orang pertama dan kedua. Gaya bahasa yang digunakan adalah bahasa ilmiah sehingga tidak ditemukan bahasa kiasan atau majas; (3) ajaran tauhid yang terkandung dalam teks ini adalah dua puluh sifat Allah, sifat jaiz Allah, rasul-rasul Allah dan sifat-sifatnya, malaikatmalaikat Allah, kitab-kitab Allah, dan hari akhir. Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Dhimas Muhammad Yasin, Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universtas Sebelas Maret (2014) dalam skripsi yang berjudul Al-Mutawassimīn: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Tinjauan Ajaran Tauhid menyajikan suntingan teks Al- Mutawassimīn yang baik dan benar, mendeskripsikan struktur teks, dan mengungkapkan ajaran tauhid teks Al-Mutawassimīn. Dalam penelitian ini disimpulkan (1) suntingan teks secara keseluruhan ditemukan beberapa kesalahan tulis; (2) berstruktur sastra kitab; (3) ajaran tauhid yang terkandung dalam teks ini adalah dua puluh sifat Allah. Berdasarkan deskripsi di atas, dapat diketahui bahwa penelitian terhadap teks Zuhratu ˋl-Murīd Fī Bayān Kalimat At-Tauhīd belum pernah dikaji dari aspek suntingan, analisis struktur, dan isi berdasarkan ajaran tauhid. Oleh karena itu, penelitian terhadap teks Zuhratu ˋl-Murīd Fī Bayān Kalimat At-Tauhīd perlu dilakukan. B. Landasan Teori 1. Suntingan Teks Dalam filologi, menyunting adalah menyediakan naskah yang mendekati aslinya, yaitu naskah yang baik dan benar. Baik, berarti mudah dibaca dan

4 10 dipahami karena hurufnya sudah ditransliterasikan dan ejaannya sudah disesuaikan dengan bahasa sasaran. Benar, berarti kebenaran isi teks dapat dipertanggungjawabkan karena sudah dibersihkan dari kesalahan (Dasuki, 1996:60). Suntingan teks adalah bentuk menerbitkan kembali teks dengan membetulkan kesalahan-kesalahan kecil dan ketidakajegan, sedang ejaannya disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku. Selain itu, diberikan komentar mengenai kesalahan-kesalahan teks, segala usaha perbaikan teks harus disertai pertanggungjawaban dengan metode rujukan yang tepat (Baroroh, 1994:61). Pada umumnya, penelitian filologi diawali dengan kegiatan penyuntingan teks. Penyuntingan teks memerlukan metode yang tepat dan sesuai dengan kondisi naskah yang disunting. Penyuntingan teks dengan menggunakan metode yang tepat dan sesuai dengan objek yang diteliti akan menghasikan suntingan yang baik dan benar, baik dalam arti mudah dibaca dan benar dalam arti kebenaran isi teks dapat dipertanggungjawabkan jika isi teks sudah dibetulkan dari kesalahankesalahan kecil. Langkah penelitian filologi, yaitu diawali dengan inventarisasi naskah, deskripsi naskah, perbandingan naskah, transliterasi naskah, dan kritik teks. Penjelasan mengenai langkah-langkah penelitian filologi tersebut adalah sebagai berikut (Djamaris, 2002:24-26). a. Inventarisasi Naskah Inventarisasi naskah dilakukan untuk mengumpulkan naskah yang ada di masyarakat melalui dua cara, yaitu studi katalog dan studi lapangan. Studi katalog dilakukan dengan mendaftar judul naskah yang akan diteliti melalui katalog

5 11 naskah. Naskah yang terdaftar di katalog biasanya dimiliki oleh museum atau instansi yang menaruh perhatian terhadap naskah. Sudardi (2003:47) mengungkapkan bahwa beberapa katalog tersebut seringkali belum lengkap dengan adanya penemuan-penemuan naskah baru. Penemuan naskah baru sering diinformasikan melalui artikel-artikel atau hasil-hasil penelitian. Untuk itu, inventarisasi naskah perlu juga dilengkapi dengan pembacaan sejumlah artikel tentang penemuan dan informasi tentang naskah. Cara yang kedua adalah studi lapangan. Studi lapangan dilakukan dengan mendatangi tempat-tempat yang diduga menyimpan naskah, termasuk di masyarakat. b. Deskripsi Naskah Setelah data berhasil dikumpulkan segera diolah yang berupa deskripsi naskah. Semua naskah dideskripsikan meliputi nomor naskah, ukuran naskah, keadaan naskah, keadaan naskah, tulisan naskah, bahasa, kolofon, dan garis besar isi cerita (Djamaris, 2002:11). Wilayah deskripsi naskah tersebut dapat diperluas lagi sehingga diperoleh keterangan yang lebih rinci dan dari situ dapat diketahui karakteristik naskah. c. Transliterasi Naskah Transliterasi merupakan salah satu tahap atau tahap dalam penyuntingan teks yang tertulis dengan huruf bahasa daerah atau huruf Arab-Melayu. Transliterasi adalah pengalihan dari huruf ke huruf, dari abjad Arab ke abjad Latin dan sebaliknya (Sudardi, 2003:66).

6 12 d. Kritik Teks Langkah berikutnya setelah tahap transliterasi adalah melakukan kritik teks. Kata kritik berasal dari bahasa Yunani, yaitu krites yang berarti seorang hakim, krinein berarti menghakimi, dan kriterion berarti dasar penghakiman. Kritik teks memberikan evaluasi terhadap teks, meneliti dan menempatkan teks pada tempatnya yang tepat. Kegiatan kritik teks bertujuan untuk menghasilkan teks yang sedekat-dekatnya dengan teks aslinya (Baroroh, dkk., 1994:61). Kritik teks adalah kegiatan filologi yang paling utama. Kritik teks adalah penilaian terhadap kandungan teks yang tersimpan dalam naskah untuk mendapatkan teks yang paling mendekati aslinya (Sudardi, 2003:55). Langkah kerja dalam kritik teks ialah memberikan catatan terhadap kesalahan-kesalahan yang terdapat pada teks. Kesalahan-kesalahan tersebut, meliputi: (1) lakuna, yaitu bagian yang terdapat penghilangan huruf, kata, frasa, klausa, atau kalimat pada teks; (2) adisi, yaitu bagian yang terdapat penambahan huruf, kata, frasa, klausa, atau kalimat pada teks; (3) substitusi, yaitu bagian yang terdapat penggantian huruf, kata, frasa, klausa, atau kalimat pada teks; (4) transposisi, yaitu bagian yang terdapat pemindahan letak huruf, kata, frasa, klausa, atau kalimat pada teks; (5) ditografi, y aitu bagian yang terdapat perangkapan huruf, kata, frasa, klausa, atau kalimat pada teks; (6) ketidakkonsistenan, yaitu bagian yang terdapat ketidakselarasan penulisan ejaan huruf, kata, frasa, klausa, atau kalimat pada teks. 2. Struktur Sastra Kitab Proses penciptaan kesusastraan Islam ada yang berupa sastra rekaan, yang pada umumnya menggunakan bentuk hikayat. Menurut isinya ada yang

7 13 menunjukkan karya ajaran, karya yang berisi uraian mengenai ajaran agama Islam yang bersumber pada ilmu fikih, tasawuf dan ilmu kalam. Chamamah (1982: 149) berpendapat bahwa sastra yang mengemukakan ajaran Islam yang bersumber pada ilmu fikih, tasawuf, ilmu kalam, dan tarikh serta riwayat tokoh-tokoh historis disebut sastra kitab. Sesuai dengan isi yang dikemukakannya, maka penciptaan karya sastra kitab bertujuan untuk menanamkan ajaran Islam sehingga dapat menguatkan iman dan kepercayaan kepada Tuhan serta untuk meluruskan ajaran yang sesat (Chamamah, 1982: ). (1) Struktur Narasi Sastra Kitab Struktur narasi sastra kitab adalah struktur penyajian teks, sama halnya dengan struktur penceritaan dalam sastra fiksi yang berupa plot atau alur (Chamamah, 1982: 152). Adapun struktur narasi sastra kitab pada umumnya terdiri dari tiga bagian 1) pendahuluan; 2) isi; dan 3) penutup (Chamamah, 1982: 209). Pendahuluan dimulai dengan satu rangkaian pembuka karangan yang berupa Bismillah, Alhamdulillah, serta selawat untuk Nabi Muhammad SAW, untuk keluarganya dan para sahabatnya, yang dipakai secara berturut-turut. Lalu, kata wa ba du merupakan ungkapan tetap untuk menyudahi bacaan pembukaan kemudian motivasi penulisan kitab tersebut dan judul atau nama kitab (Chamamah, 1982:156). Semua ditulis dalam bahasa Arab dan diikuti terjemahan yang dilakukan kalimat per kalimat secara intensif. Isi menguraikan pokok permasalahan yang dibahas dan sebagai penutup digunakan kata tamat yang berarti selesai atau sempurna (Chamamah, 1982: ).

8 14 Pada umumnya, struktur penyajian adalah alur lurus, yaitu masalahmasalah disajikan dan diuraikan secara berurutan, sesuai dengan tingkat-tingkat kepentingannya dan sesuai dengan urutan kronologinya. Gaya penyajian sastra kitab dimulai dengan doa dalam bahasa Arab disertai terjemahannya dalam bahasa Melayu secara interlinier. Isi dibentangkan sesuai dengan masalah yang disajikan. Kemudian karangan ditutup dengan doa kepada Tuhan dan selawat kepada nabi beserta keluarganya, diakhiri dengan kata tamat. (2) Gaya Penyajian Teks Gaya penyajian adalah cara pengarang yang khusus dalam menyampaikan ceritanya, pikiran, serta pendapat-pendapatnya. Gaya penyajian dalam sastra kitab seringkali menggunakan dua bahasa sekaligus. Artinya, gaya penyajian dimulai dengan doa yang menggunakan bahasa Arab diikuti dengan terjemahan dalam bahasa Melayu. (Chamamah, 1982:160). (3) Pusat Penyajian Teks Pusat penyajian adalah posisi seorang pengarang dalam menyampaikan cerita atau ajarannya. Pusat penyajian sastra kitab dibedakan menjadi dua tipe. Tipe pertama adalah pusat penyajian orang pertama. Pada tipe pertama, semua pendapat dituturkan sendiri oleh pengarang yang dicirikan dengan penggunaan kata ganti aku, saya, kami, atau kita. Tipe kedua adalah pusat penyajian orang ketiga yang dicirikan dengan penggunaan kata ganti mereka. Pada tipe kedua, pengarang dianggap sebagai orang yang serba tahu dengan teks yang ditulisnya (Chamamah, 1982:172). Pada umumnya, pusat penyajian sastra kitab cenderung pada pusat penyajian tipe kedua yakni metode pada orang ketiga. Metode ini dapat dibagi

9 15 menjadi dua macam. Pertama, metode orang ketiga bersifat romantik-ironik (penceritaan yang menonjolkan pengarang). Kedua, metode orang ketiga objektif (pengarang bersembunyi dibalik tokoh-tokohnya) (Chamamah, 1982:173). (4) Gaya Bahasa Gaya bahasa merupakan bagian dari pilihan kata yang mempersoalkan cocok tidaknya pemakaian kata, frasa atau klausa tertentu untuk menghadapi situasi tertentu. Gaya bahasa sastra kitab bersifat khusus. Kekhususan tersebut dapat dilihat dalam kosakata, ungkapan, sintaksis, sarana retorika atau bahasa retoris, dan bahasa kiasan yang mempergunakan istilah-istilah Islam berupa unsur bahasa Arab (Chamamah, 1982:178). 3. Tauhid Ilmu Tauhid adalah ilmu yang membicarakan tentang wujud Allah, sifatsifat yang ada pada-nya, sifat-sifat yang tidak ada pada-nya, dan sifat-sifat yang mungkin ada pada-nya, dan membicarakan tentang rasul-rasul Tuhan, untuk menetapkan kerasulannya dan mengetahui sifat-sifat yang ada padanya, sifat-sifat yang tidak ada padanya dan sifat-sifat yang mungkin terdapat padanya ( Abduh dalam Hanafi, 2001:3). Tauhid dapat dibagi dalam tiga aspek yakni bertauhid dalam kekuasaan Tuhan rububiyyah, ibadah uluhiyyah, dan dalam nama dan sifat Allah (Asma wa Sifat). Beberapa perbedaan antara 20 sifat wajib Allah dan 20 sifat mustahil Allah, yaitu sebagai berikut (Syukur, 1994:222). 1. Wujud, artinya ada, mustahil Allah bersifat Adam atau tidak ada. 2. Qidam, artinya tidak berpermulaan ada-nya, mustahil Allah bersifat Hudus atau baru.

10 16 3. Baqā`, artinya kekal selama-lamanya, mustahil Allah bersifat Fana` atau menerima tiada. 4. Mukhālafatuhu Ta ālā li `l-hawadis, artinya berlainan dengan sekalian makhluk, mustahil Allah bersifat Mumātsalatu li `l-hawādis atau serupa dengan makhluk-nya. 5. Qiyāmuhu Ta ālā Binafsih, artinya berdiri sendiri, mustahil Allah bersifat Lāyakūna Qa`imān Binafsih atau tidak berdiri sendiri; 6. Wahdāniyat, artinya esa, mustahil Allah bersifat Lāyakūna Wāhidā atau tidak esa/berbilang. 7. Qudrat, artinya kuasa, mustahil Allah bersifat Ajzu atau lemah/tidak kuasa. 8. Irādat, artinya menetapkan sesuatu menurut kehendak-nya, mustahil Allah bersifat Karāhah atau terpaksa/dipaksa. 9. Ilmu, artinya mengetahui segala perkara, mustahil Allah bersifat Jahlu atau tidak mengetahui segala sesuatu dan tidak menyadari dirinya sendiri tidak tahu. 10. Hayāt, artinya hidup, mustahil Allah bersifat Maut atau mati. 11. Sama, artinya mendengar, mustahil Allah bersifat Ashummu atau tuli. 12. Bashar, artinya melihat, mustahil Allah bersifat Umyu atau buta. 13. Kalām, artinya berkata-kata, mustahil Allah bersifat Bukmu atau tidak dapat berkata-kata/bisu. 14. Qādirān, artinya selalu berkuasa, mustahil Allah dalam keadaan lemah. 15. Muridān, artinya selalu berkehendak, mustahil Allah dalam keadaan tiada berkehendak. 16. Ālimān, artinya selalu mengetahui, mustahil Allah dalam keadaan jahil/tidak tahu.

11 Hayyān, artinya selalu hidup, mustahil Allah dalam keadaan mati. 18. Sami ān, artinya selalu mendengar, atau dalam keadaan tuli. 19. Bashīrān, artinya selalu melihat, mustahil Allah bersifat dalam keadaan buta. 20. Mutakallimān, artinya selalu berkata-kata, mustahil Allah bersifat dalam keadaan tidak dapat berkata-kata/bisu. a. Tauhid Rububiyyah Tauhid Rububiyyah ialah suatu kepercayaan bahwa yan menciptakan alam semesta beserta isinya hanya Allah SWT. Rububiyyah bermaksud mengimani dan yakin bahwa Allah SWT saja Tuhan yang menciptakan alam semesta ini. b. Tauhid Uluhiyyah Beriman kepada Uluhiyyah Allah SWT bermaksud yakin bahwa Allah SWT saja Tuhan yang patut disembah, memohon segala doa, dipatuhi, dicintai, ditakuti, tawakal kepada-nya dan seterusnya menerima segala hukum-nya dengan yakin dan ridha. Tauhid Uluhiyyah ini menuntut seseorang meyakini kemutlakan kekuasaan Allah SWT yang menjadi tempat tumpuan segala makhluk dari segi sembah atau memohon segala doa dan hajat. Keyakinan ini menetapkan bahwa Allah SWT saja yang berhak menentuan hukum dan peraturan bagi seluruh makhluk di alam semesta. c. Tauhid Asma wa Sifat Tauhid Asma wa Sifat ialah beriman bahwa Allah SWT memiliki zat yang tidak serupa dengan berbagai zat yang ada, serta memiliki sifat yang tidak serupa dengan berbagai sifat yang ada. Metode iman dengan Asma wa Sifat ada dua, yaitu Isbat dan Nafyu (Ilyas, 1993:53).

12 18 Isbat ialah mengimani bahwa Allah Asma wa Sifat yang menunjukkan Maha Kesempurnaan-Nya, misalnya: Allah Maha Besar, Allah Maha Mendengar, Allah Maha Bijaksana dan lain-lain. Nafyu ialah menafikan atau menolak segala Asma wa Sifat yang menunjukkan ketidaksempurnaan-nya, misalnya dengan menafikan adanya makhluk yang menyerupai Allah SWT atau menafikan adanya anak dan orang tua dari Allah SWT (Ilyas, 1993:54). Dalam kalimat tauhid terdapat sebuah kalimat yang agung, yaitu kalimat.الله لا إ لھ إ لا ˋl-Lāhu, syahadat : Lā ilāha haqqun ila Pertama, (لا) = Lā nafiyatul jinsi (menafikan semua jenis) beramalan inna yaitu memanshubkan isimnya dan memarfu kan khabarnya. Kedua, ( ), kata ilāh merupakan isim (kata benda) yang mengikuti pola kata fi al ( ) manshub (berbaris atas) den gan adanya amil nawashib (yaitu huruf Lā). Ketiga, ( (الا adalah huruf istisna. ilā berfungsi mengitsbatkan kalimat yang manfi. Dalam kaidah bahasa Arab, isbat (kalimat positif) sesudah nafi (kalimat negatif) itu mempunyai maksud al-hashru (membatasi) dan taukid (menguatkan). Keempat, ( ) Lafadz jalalah Allah sebagai badal (pengganti) dari khabar Lā yang dibuang. Karena sebagai badal, maka irab lafadz jalalah Allah adalah sesuai dengan mubda ˋl-minhu (yang digantikannya), yaitu khabar Lā. Ingat, khabar Lā mempunyai irab marfu, maka badalnya yakni lafadz jalalah Allah juga ikut marfu, yang mana lafadz jalalah Allah ini adalah isim mufrad (kata tunggal) yang marfu dengan tanda dhommah sehingga berbunyi Allahu. Jadi, sebenarnya dari kalimat Lā ilāha ila ˋl-Lāhu terdapat kata yang dibuang karena maknanya sudah maklum, sehingga kalimat Lā ilāha ila ˋl-Lāhu dibaca dengan

13 19 mentakdirkan khabar Lā yang dibuang dengan haqqun atau bihaqqin, sehingga menjadi لا إ لھ ح ق إ لا الله Lā ilāha haqqun ila ˋl-Lāhu artinya Tiada Tuhan (yang benar) selain Allah. Kalimat Tauhid mengandung arti nafi dan isbat. Maksud yang dinafikan adalah setiap Zat yang masuk ke dalam pengertian Tuhan selain Allah dan yang diisbatkan adalah zat wajibu ˋl-wujud ialah Allah. Dicantumkan lafal ilā untuk membatasi hakikat Tuhan yang dimaksud hanya Allah, dengan arti tidak akan didapat Tuhan selain Allah, baik menurut akal maupun syara.

14 20 C. Kerangka Pikir Teks Zuhratu ˋl- Murid Suntingan Teks Zuhratu ˋl-Murid Analisis Struktur Teks Zuhratu ˋl-Murid Analisis tinjauan tauhid teks Zuhratu ˋl-Murid 1. Inventarisasi Naskah 2. Deskripsi Naskah 3. Ikhtisar Isi 4. Kritik Teks 5. Suntingan Teks 6. Daftar Kata Sukar 1. Struktur Penyajian 2. Gaya Penyajian 3. Gaya Bahasa Mengetahui masalah sifat dua puluh Allah, sifat Rasul Allah, dan penjelasan mengenai kalimat tauhid. Menyajikan suntingan yang baik dan benar, mendeskripsikan struktur penyajian teks, dan menjelaskan isi teks Zuhratu ˋl-Murid.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Studi Terdahulu Masalah tertentu biasanya telah diteliti atau dibahas dengan dimensi tertentu. Peneliti wajib menyebutkan penelitian yang sejenis tersebut

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. (Ratna, 2004:34). Metode berfungsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. (Ratna, 2004:34). Metode berfungsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN Metode dapat diartikan sebagai cara, strategi untuk memahami realitas, langkah-langkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab akibat berikutnya (Ratna, 2004:34).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. sebuah penelitian diperlukan penggunaan metode yang tepat agar hasil penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. sebuah penelitian diperlukan penggunaan metode yang tepat agar hasil penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Secara umum, metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiono, 2010:3). Dalam sebuah penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka Teks Risalah Ilmu Hakikat dan Zikir merupakan naskah yang di dalamnya mengandung banyak ajaran tasawuf, yaitu akidah, ibadah, akhlaki. Penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Studi Terdahulu Pembahasan mengenai taharah dan salat merupakan hal yang harus dipelajari oleh seorang muslim. Topik tersebut sangat penting dan relevan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka Kajian pustaka sangat penting dalam sebuah penelitian karena untuk mengetahui kajian tersebut sudah di lakukan penelitian atau belum. Pentingnya

Lebih terperinci

SYAIR IBADAT : Suntingan Teks, Analisis Ajaran Tauhid dan Konsep Ekskatologi

SYAIR IBADAT : Suntingan Teks, Analisis Ajaran Tauhid dan Konsep Ekskatologi SYAIR IBADAT : Suntingan Teks, Analisis Ajaran Tauhid dan Konsep Ekskatologi SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Butir-butir mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Butir-butir mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Butir-butir mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau sebagai warisan kebudayaan para leluhur antara lain terdapat di dalam berbagai cerita lisan, benda-benda,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya-karya peninggalan masa lampau merupakan peninggalan yang menginformasikan buah pikiran, buah perasaan, dan informasi mengenai berbagai segi kehidupan yang

Lebih terperinci

RANGKUMAN MATERI. Iman Kepada Allah SWt

RANGKUMAN MATERI. Iman Kepada Allah SWt 1. Menjelaskan pengertian iman kepada Allah. 2. Menyebutkan tanda-tanda adanya Allah melalui fenomena alam semesta. 3. Menyebutkan tanda-tanda adanya Allah melalui ciptaan-ciptaan-nya. 4. Menyebutkan tanda-tanda

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai dua ruang lingkup. Pertama, penelitian terdahulu berdasarkan penelitian

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. A. Simpulan

BAB VI PENUTUP. A. Simpulan BAB VI PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan penelitian terhadap teks ADK yang telah dipaparkan dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik simpulan beberapa hal sebagai berikut. 1. Naskah ADK adalah naskah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koentjaraningrat mengatakan bahwa kata budaya berasal dari bahasa Sanksekerta budhayah yang berasal dari bentuk jamak kata budhi yang berarti budi dan akal. Kebudayaan

Lebih terperinci

Pilihlah Jawaban yang paling tepat

Pilihlah Jawaban yang paling tepat TEST FORMATIF 2 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS VII SEMESTER I Kompetensi (Aqidah) Kompetensi Dasar : 2. Meningkatkan keimanan kepada Allah Swt. melalui pemahaman sifat-sifat-nya. : 2.2 Menyebutkan arti ayat-ayat

Lebih terperinci

Iman kepada Allah. Saya ingin mengetahui dan memahami tentang bagaimana beriman kepada Allah serta apa saja sifat wajib dan mustahil bagi-nya.

Iman kepada Allah. Saya ingin mengetahui dan memahami tentang bagaimana beriman kepada Allah serta apa saja sifat wajib dan mustahil bagi-nya. Iman kepada Allah Saya ingin mengetahui dan memahami tentang bagaimana beriman kepada Allah serta apa saja sifat wajib dan mustahil bagi-nya. Melakukan studi pustaka untuk menelusuri informasi tentang

Lebih terperinci

SYAIR NEGERI PATANI : Suntingan Teks dan Analisis Semiotik

SYAIR NEGERI PATANI : Suntingan Teks dan Analisis Semiotik SYAIR NEGERI PATANI : Suntingan Teks dan Analisis Semiotik SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS. A. Struktur Sastra Kitab

BAB V ANALISIS. A. Struktur Sastra Kitab BAB V ANALISIS A. Struktur Sastra Kitab Struktur sastra kitab yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi: struktur penyajian teks Miftāhu -l-aqā id, gaya penyajian teks Miftāhu -l-aqā id, pusat penyajian

Lebih terperinci

RATIBU 'L-HADDAD: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Resepsi Pembaca

RATIBU 'L-HADDAD: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Resepsi Pembaca RATIBU 'L-HADDAD: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Resepsi Pembaca SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka Penelitian terdahulu pernah meneliti tentang Fitoterapi yang sedang dibahas melalui skripsi ini. Penelitian yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan gugusan pulau dan kepulauan yang memiliki beragam warisan budaya dari masa lampau. Kekayaan-kekayaan yang merupakan wujud dari aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. rangkaian dari kebudayaan-kebudayaan masa lalu. Tidak ada salahnya bila ingin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. rangkaian dari kebudayaan-kebudayaan masa lalu. Tidak ada salahnya bila ingin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan suatu bangsa pada masa sekarang ini merupakan suatu rangkaian dari kebudayaan-kebudayaan masa lalu. Tidak ada salahnya bila ingin memahami lebih dalam mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan dinilai sebagai identitas kepribadian dan penentu kemajuan suatu bangsa yang tidak bisa di ukur dan kehadirannya hanya dapat diketahui

Lebih terperinci

KITAB HIFZHU `L-ĪMĀN: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Analisis Isi Berdasarkan Ajaran Teologi Islam

KITAB HIFZHU `L-ĪMĀN: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Analisis Isi Berdasarkan Ajaran Teologi Islam KITAB HIFZHU `L-ĪMĀN: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Analisis Isi Berdasarkan Ajaran Teologi Islam SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra

Lebih terperinci

Sifat Jaiz Allah. Kata Kunci. Tujuan Pembelajaran

Sifat Jaiz Allah. Kata Kunci. Tujuan Pembelajaran Sifat Jaiz Allah Tujuan Pembelajaran Setelah memelajari bab ini, siswa diharapkan mampu: 1) mengenal sifat jaiz Allah Swt.; 2) menyebutkan sifat jaiz Allah Swt.; 3) mengartikan sifat jaiz Allah Swt.. Hai,

Lebih terperinci

TAUHID. Aku ciptakan jin dan manusia tiada lain hanyalah untuk beribadah kepadaku (QS. Adz-Dzariyat : 56)

TAUHID. Aku ciptakan jin dan manusia tiada lain hanyalah untuk beribadah kepadaku (QS. Adz-Dzariyat : 56) www.ariefprawiro.co.nr TAUHID HAKEKAT DAN KEDUDUKANNYA Allah berfirman: Aku ciptakan jin dan manusia tiada lain hanyalah untuk beribadah kepadaku (QS. Adz-Dzariyat : 56) Dan sesungguhnya Kami ntelah mengutus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepulauan Nusantara yang terletak di kawasan Asia Tenggara sejak kurun waktu yang cukup lama memiliki peradaban dan kebudayaan tinggi yang

Lebih terperinci

WASIAT NABI MUHAMMAD SAW : Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Fungsi

WASIAT NABI MUHAMMAD SAW : Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Fungsi WASIAT NABI MUHAMMAD SAW : Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Fungsi SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Prodi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teks yang ditulis dengan huruf bahasa daerah atau huruf Arab-Melayu. Naskah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teks yang ditulis dengan huruf bahasa daerah atau huruf Arab-Melayu. Naskah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kepustakaan yang relevan 1.1.1 Transliterasi Transliterasi merupakan salah satu tahap/langkah dalam penyuntingan teks yang ditulis dengan huruf bahasa daerah atau huruf Arab-Melayu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa besar yang memiliki kekayaan budaya yang melimpah. Kekayaan budaya ini dapat dilihat dari berbagai peninggalan, baik berupa bangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mampu menentramkan kehidupan manusia terlebih dalam hal kerohanian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mampu menentramkan kehidupan manusia terlebih dalam hal kerohanian. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama dan kebudayaan mempunyai dua persamaan yaitu (1) keduanya adalah sistem nilai dan sistem simbol dan (2) keduanya mudah merasa terancam setiap kali ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Naskah kuno merupakan warisan budaya masa lampau yang penting dan patut

BAB I PENDAHULUAN. Naskah kuno merupakan warisan budaya masa lampau yang penting dan patut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah kuno merupakan warisan budaya masa lampau yang penting dan patut dilestarikan. Kita juga perlu mempelajarinya karena di dalamnya terkandung nilainilai luhur

Lebih terperinci

A. Ta alluq Sifat Sifat Ma âni

A. Ta alluq Sifat Sifat Ma âni 1 Aqidatul Awam A. Ta alluq Sifat Sifat Ma âni Ta alluq menurut bahasa ialah; bergantung, berkaitan, bertalian berhubungan atau tercapai. Ta alluq menururt istilah dalam kajian ilmu tauhid, khususnya sifat-sifat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka pada penelitian ini sebagai media pembanding dengan penelitian yang dilakukan peneliti, agar dapat diketahui perbedaan dan

Lebih terperinci

Keutamaan Kalimat Tauhid dan Syarat-Syaratnya

Keutamaan Kalimat Tauhid dan Syarat-Syaratnya Keutamaan Kalimat Tauhid dan Syarat-Syaratnya Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Tanbīhātun li l-ghāfilīn suntingan teks, analisis struktur, dan resepsi

Tanbīhātun li l-ghāfilīn suntingan teks, analisis struktur, dan resepsi Tanbīhātun li l-ghāfilīn suntingan teks, analisis struktur, dan resepsi SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Sifat dua..., Atiatul Mu'min, FIB UI, 2008

BAB 5 PENUTUP. Sifat dua..., Atiatul Mu'min, FIB UI, 2008 161 BAB 5 PENUTUP 162 5.1 Kesimpulan Asy ariyah merupakan salah satu aliran teologi di dalam agama Islam. Salah satu ajaran mereka, yaitu Allah swt memiliki sifat. Menurut mereka, dengan sifat-nya itu,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah naskah Wawacan Pandita Sawang yang beraksara Arab (Pegon) dan berbahasa Sunda, teks di dalamnya berbentuk puisi/wawacan. Naskah

Lebih terperinci

NASKAH KH ANWAR RANJI WETAN MAJALENGKA. (Kajian Filologis) Proposal Skripsi

NASKAH KH ANWAR RANJI WETAN MAJALENGKA. (Kajian Filologis) Proposal Skripsi 1 NASKAH KH ANWAR RANJI WETAN MAJALENGKA (Kajian Filologis) Proposal Skripsi Oleh : Reza Sukma Nugraha 206500034 Jurusan Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Lebih terperinci

RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAH LUQMAN

RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAH LUQMAN RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAH LUQMAN SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Oleh:

Lebih terperinci

Akidah dalam kehidupan Muslim: analisis aspek aspek penyelewengan. Sinopsis:

Akidah dalam kehidupan Muslim: analisis aspek aspek penyelewengan. Sinopsis: Akidah dalam kehidupan Muslim: analisis aspek aspek penyelewengan Sinopsis: Perbincangan buku ini berkisar di sekitar posisi akidah dalam kehidupan Muslim. Akidah sering kali dianggap oleh sesetengah orang

Lebih terperinci

ASAL KETURUNAN RAJA-RAJA MELAYU : Suntingan Teks dan Analisis Hipogram

ASAL KETURUNAN RAJA-RAJA MELAYU : Suntingan Teks dan Analisis Hipogram ASAL KETURUNAN RAJA-RAJA MELAYU : Suntingan Teks dan Analisis Hipogram SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra

Lebih terperinci

ASRĀRU `SH-SHALĀT: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN RESEPSI

ASRĀRU `SH-SHALĀT: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN RESEPSI ASRĀRU `SH-SHALĀT: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN RESEPSI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan

Lebih terperinci

MAKALAH IMAN, KUFUR, MUNAFIK, DAN SYIRIK

MAKALAH IMAN, KUFUR, MUNAFIK, DAN SYIRIK MAKALAH IMAN, KUFUR, MUNAFIK, DAN SYIRIK Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata kuliah : Ilmu Tauhid Dosen Pengampu : Bpk. Eko Sumadi, S.Pd.I, M.Pd.I Di susun oleh : 1. Iqbal Muntaha (1440110104) 2. Jarwati

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Pengertian Filologi. kebudayaan suatu bangsa melalui teks-teks tertulis di dalam naskah-naskah klasik

BAB II KAJIAN TEORI. A. Pengertian Filologi. kebudayaan suatu bangsa melalui teks-teks tertulis di dalam naskah-naskah klasik digilib.uns.ac.id BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Filologi Filologi adalah suatu disiplin ilmu pengetahuan yang bertujuan memahami kebudayaan suatu bangsa melalui teks-teks tertulis di dalam naskah-naskah

Lebih terperinci

www.kifayatulawam.wordpress.com 1 Aqidatul Awam Keterangan Sifat Wahdâniyat Lebih Jauh. Memahami enam kam, yang harus ternafikan, agar terwujud makna wahdâniyat, maka perlu ada penjelasan lebih lanjut,

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI SERAT CARETA SAMA UN: SUNTINGAN TEKS DISERTAI ANALISIS RESEPSI. Oleh MUHAMMAD HASAN NIM

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI SERAT CARETA SAMA UN: SUNTINGAN TEKS DISERTAI ANALISIS RESEPSI. Oleh MUHAMMAD HASAN NIM SKRIPSI SERAT CARETA SAMA UN: SUNTINGAN TEKS DISERTAI ANALISIS RESEPSI Oleh MUHAMMAD HASAN NIM 121111077 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016 SKRIPSI

Lebih terperinci

Durratu l-baidā tanbihan li n-nisā : suntingan teks, analisis struktur, dan tinjauan ajaran tauhid

Durratu l-baidā tanbihan li n-nisā : suntingan teks, analisis struktur, dan tinjauan ajaran tauhid Durratu l-baidā tanbihan li n-nisā : suntingan teks, analisis struktur, dan tinjauan ajaran tauhid SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Kajian ini telah membincangkan mengenai topik-topik yang berkaitan dengan konsep

BAB 5 PENUTUP. Kajian ini telah membincangkan mengenai topik-topik yang berkaitan dengan konsep BAB 5 PENUTUP 5.1 Pendahuluan Kajian ini telah membincangkan mengenai topik-topik yang berkaitan dengan konsep qada dan qadar serta beberapa isu yang berkaitan menurut pandangan Ibn al-qayyim dalam kitabnya

Lebih terperinci

: :

: : [ ] : Syaikh Muhammad bin Shalih Al- Utsaimin Tim Indonesia : : MAKNA SYAHADATAIN Fadhilatus Syaikh Muhammad bin Shalih Al- Utsaimin ditanya tentang Syahadatain Jawab: Syahadat Laa Ilaha Illallah ( ) dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka 1. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang digunakan dalam penelitian terhadap naskah Alkitābu ˋs-Safīnah ini terdiri atas tiga ruang lingkup.

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS STRUKTUR DAN FUNGSI AJARAN TAUHID. A. Struktur Sastra Kitab

BAB V ANALISIS STRUKTUR DAN FUNGSI AJARAN TAUHID. A. Struktur Sastra Kitab BAB V ANALISIS STRUKTUR DAN FUNGSI AJARAN TAUHID A. Struktur Sastra Kitab Sastra kitab memiliki ciri-ciri khusus, baik dari segi isi maupun dari segi gaya ekspresi. Di lihat dari segi isi, sastra kitab

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah kuno merupakan salah satu warisan nenek moyang yang masih tersimpan dengan baik di beberapa perpustakaan daerah, seperti Perpustakaan Pura Pakualaman dan Museum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Perkembangan Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa sangat

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Perkembangan Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara dengan penduduk pemeluk agama Islam terbesar di dunia. Perkembangan Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa sangat pesat, hal ini tak luput

Lebih terperinci

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi) Muhammad SAW adalah seorang nabi terakhir yang diutus ke bumi oleh Allah SWT. Sebagai seorang nabi dan rasul, nabi Muhamad SAW membawakan sebuah risalah kebenaran yaitu sebuah agama tauhid yang mengesakan

Lebih terperinci

Hakikat Hidup Sukses: Tafsir QS. Ali Imran 185

Hakikat Hidup Sukses: Tafsir QS. Ali Imran 185 Hakikat Hidup Sukses: Tafsir QS. Ali Imran 185 Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

Urgensi (Pentingnya) Tauhid dan Pembagiannya. Urgensi (Pentingnya) Tauhid dan Pembagiannya

Urgensi (Pentingnya) Tauhid dan Pembagiannya. Urgensi (Pentingnya) Tauhid dan Pembagiannya Urgensi (Pentingnya) Tauhid dan Pembagiannya Ketika manusia lalai dari tujuan ini dan mengalihkan ibadah mereka kepada selain Allah, maka Allah Subhanahu wa Ta ala mengutus para rasul dan menurunkan kitab-kitab

Lebih terperinci

Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim

Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikir manusia demi menunjang keberlangsungan hidupnya. Dalam Kamus Besar

BAB I PENDAHULUAN. pikir manusia demi menunjang keberlangsungan hidupnya. Dalam Kamus Besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan manusia. Hal itu disebabkan karena budaya merupakan hasil olah rasa dan olah pikir manusia demi menunjang

Lebih terperinci

ANALISIS SEMIOTIK TEKSKIDUNG RUMEKSA ING WENGI

ANALISIS SEMIOTIK TEKSKIDUNG RUMEKSA ING WENGI ANALISIS SEMIOTIK TEKSKIDUNG RUMEKSA ING WENGI A. PENDAHULUAN Indonesia mempunyai khasanah sastra klasik yang beraneka ragam, yang terdiri dari sastra-sastra daerah. Sastra klasik adalah sastra dalam bahasa

Lebih terperinci

Jalan Lurus. Oleh Nurcholish Madjid

Jalan Lurus. Oleh Nurcholish Madjid c Prestasi, bukan Prestise d Jalan Lurus Oleh Nurcholish Madjid Dalam shalat, salah satu bacaan paling penting adalah al-fātihah, yang puncaknya memohon petunjuk pada Allah: ihdinā al-shirāth al-mustaqīm

Lebih terperinci

A L - H A K I I M Yang Maha Bijaksana

A L - H A K I I M Yang Maha Bijaksana A L - H A K I I M Yang Maha Bijaksana Syaikh Dr. Said bin 'Ali bin Wahf al-qahthani Publication : 1437 H_2016 M Al-Hakiim Oleh : Syaikh Said bin 'Ali Wahf al-qahthani Disalin dari Syarah Asma'ul Husna

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud, baik dalam ilmu pengetahuan maupun bidang lainnya (Poerwadarminta, 1976:649). Bisa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Sumber Data Sumber data penelitian ini adalah naskah Masaaila Aqiidatu `l-islam ( MAI ) hasil pemikiran Abu Laits As-Samarqandi. Data atau objek penelitian ini adalah teks

Lebih terperinci

BAHAGIAN A (20 markah)

BAHAGIAN A (20 markah) 5226/1 BAHAGIAN A (20 markah) Kertas soalan ini mengandungi dua bahagian : Bahagian A dan Bahagian B. Jawab semua soalan Bahagian A dan Bahagian B 1. Allah s.w.t. berkuasa memberi sesuatu mengikut kehendaknya

Lebih terperinci

TERJEMAH KITAB JAWAHIRUL KALAMIYYAH

TERJEMAH KITAB JAWAHIRUL KALAMIYYAH KITAB JAWAHIRUL KALAMIYYAH TANYA JAWAB SEPUTAR AQIDAH AHLUSSUNNAH TERJEMAH KITAB JAWAHIRUL KALAMIYYAH Tanya Jawab Seputar Aqidah Ahlussunnah Waljamaah Almuhibbin 5/20/2011 Dengan menyebut nama Allah yang

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 29 BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Metode ilmiah dari suatu ilmu pengetahuan adalah segala jalan atau cara dalam rangka ilmu tersebut, untuk sampai kepada kesatuan pengetahuan. Tanpa metode ilmiah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Simpulan

BAB V PENUTUP A. Simpulan 374 BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan data yang telah terkumpul dan langkah-langkah penelitian sampai pada analisis hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penelitian tesis tentang Desain Pengembangan

Lebih terperinci

RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-LAIL

RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-LAIL RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-LAIL JURNAL untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana berkomunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Peranan bahasa sangat membantu manusia dalam menyampaikan gagasan, ide, bahkan pendapatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sesuatu yang kḥas, yang hanya dimiliki oleh manusia. Ernest Cassier dalam hal ini menyebutkan manusia sebagai animal symbolicum, yakni makhluk yang

Lebih terperinci

BAB PERTAMA PENGENALAN. Pembinaan ayat dalam bahasa Arab terdiri daripada tiga bentuk : Jumlat ismiyyat,

BAB PERTAMA PENGENALAN. Pembinaan ayat dalam bahasa Arab terdiri daripada tiga bentuk : Jumlat ismiyyat, BAB PERTAMA PENGENALAN 1. 0 PENDAHULUAN Pembinaan ayat dalam bahasa Arab terdiri daripada tiga bentuk : Jumlat ismiyyat, jumlat fi liyyat dan syibh al-jumlat. Ada dua unsur penting dalam pembentukan jumlat

Lebih terperinci

Teks, Tekstologi, dan Kritik Teks

Teks, Tekstologi, dan Kritik Teks Teks, Tekstologi, dan Kritik Teks Oleh: Tedi Permadi Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni - Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang pengarang dalam memaparkan berbagai permasalahan-permasalahan dan kejadian-kejadian dalam kehidupan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis melalui media

Lebih terperinci

Memahami Akidah Islam

Memahami Akidah Islam bab 1 Memahami Akidah Islam AKHLAK Islam terdiri dari akidah, ibadah dan akhlak. Akidah adalah pondasi Akidah adalah pokok (us l) dan dasar dalam agama. Ajaran Islam meliputi tiga hal, yaitu akidah, syari

Lebih terperinci

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA. melainkan beroleh hidup yang kekal Yohanes 3:16. (Bahasa Indonesian)

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA. melainkan beroleh hidup yang kekal Yohanes 3:16. (Bahasa Indonesian) (Bahasa Indonesian) INJIL BAGI DUNIA Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-nya tidak binasa, melainkan

Lebih terperinci

???????????????????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

???????????????????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????. Tawakal Kepada Allah Khutbah Pertama:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Fakultas Ushuluddin dan Humaniora IAIN Antasari selalu berusaha merealisasikan Tri Dharma Perguruan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Fakultas Ushuluddin dan Humaniora IAIN Antasari selalu berusaha merealisasikan Tri Dharma Perguruan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Fakultas Ushuluddin dan Humaniora IAIN Antasari selalu berusaha merealisasikan Tri Dharma Perguruan Tingginya. Bidang Pendidikan Pengajaran, Penelitian dan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Sebagai sebuah cerita yang diciptakan pada awal abad ke sebelas, Risalah al-

BAB VI KESIMPULAN. Sebagai sebuah cerita yang diciptakan pada awal abad ke sebelas, Risalah al- 253 BAB VI KESIMPULAN Sebagai sebuah cerita yang diciptakan pada awal abad ke sebelas, Risalah al- Gufrān memiliki kekayaan, baik struktur maupun gagasannya. Struktur naratifnya memperlihatkan banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipahami, sehingga terjadi integrasi antarsesama. manusia, bahasa juga digunakan oleh Allah Swt. untuk menyampaikan ajaran-

BAB I PENDAHULUAN. dipahami, sehingga terjadi integrasi antarsesama. manusia, bahasa juga digunakan oleh Allah Swt. untuk menyampaikan ajaran- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia sebagai makhluk sosial, berarti manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain. Artinya, manusia sangat membutuhkan orang lain dalam menjalani

Lebih terperinci

Pembaharuan.

Pembaharuan. Pembaharuan a.s. Disajikan di bawah ini adalah khutbah Hazrat Mirza Ghulam Ahmad dari Qadian, Masih Maud dan Imam Mahdi, pada tanggal 26 Desember 1903. Terjemahan ini diambil dari naskah berbahasa Urdu

Lebih terperinci

Tauhid Menghapuskan Seluruh Dosa

Tauhid Menghapuskan Seluruh Dosa Tauhid Menghapuskan Seluruh Dosa Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

INJIL YESUS KRISTUS. Bagi Dunia

INJIL YESUS KRISTUS. Bagi Dunia Alkitab mengatakan bahwa kita harus MEMILIH: untuk beribadah kepada Tuhan, atau untuk menolak-nya. Yosua 24:14-15 berbunyi, Oleh sebab itu, takutlah akan Tuhan dan beribadahlah kepada-nya dengan tulus

Lebih terperinci

As-hamad, Penguasa Yang Maha Sempurna dan Tempat Bergantung Segala Sesuatu

As-hamad, Penguasa Yang Maha Sempurna dan Tempat Bergantung Segala Sesuatu As-hamad, Penguasa Yang Maha Sempurna dan Tempat Bergantung Segala Sesuatu ] إندوني [ Indonesia Indonesian Abdullah bin Taslim al-buthoni, M.A Editor : Tim Islamhouse.com 2013-1434 مع اسم من أسماء االله:

Lebih terperinci

TATA URUTAN AMALAN. taklid buta yang hanya mengandalkan tradisi para leluhur tanpa diiringi

TATA URUTAN AMALAN. taklid buta yang hanya mengandalkan tradisi para leluhur tanpa diiringi TATA URUTAN AMALAN Bab-bab sebelumnya merupakan dasar ilmu dan dasar hukum pelaksanaan amalan ini. Jangan sekali-kali ada yang mengamalkannya tanpa latar belakang ilmu yang cukup. Itu taklid namanya. Ajaran

Lebih terperinci

MATERI PERTEMUAN II. Kerangka Dasar Agama Islam Dan Ajaran Hukum Islam (Bagian Pertama)

MATERI PERTEMUAN II. Kerangka Dasar Agama Islam Dan Ajaran Hukum Islam (Bagian Pertama) MATERI PERTEMUAN II Kerangka Dasar Agama Islam Dan Ajaran Hukum Islam (Bagian Pertama) Tujuan Instruksional Umum: Agar mahasiswa memahami Kerangka dasar Agama Islam dan Hukum Islam serta keterkaitan keduanya

Lebih terperinci

Abdul Basith, ST, M.Si, Ph.D. Kuliah ke-2 Pendidikan Agama Islam Teknik Geodesi FT-UGM

Abdul Basith, ST, M.Si, Ph.D. Kuliah ke-2 Pendidikan Agama Islam Teknik Geodesi FT-UGM Abdul Basith, ST, M.Si, Ph.D Kuliah ke-2 Pendidikan Agama Islam Teknik Geodesi FT-UGM Kalimat syahadatain: Kualitas pribadi seorang muslim ditentukan oleh kadar kefahaman terhadap syahadatain Syarat iqrar

Lebih terperinci

BAB IV AL-SANUSI SEBAGAI PELETAK DASAR KAJIAN SIFAT DUA PULUH

BAB IV AL-SANUSI SEBAGAI PELETAK DASAR KAJIAN SIFAT DUA PULUH 55 BAB IV AL-SANUSI SEBAGAI PELETAK DASAR KAJIAN SIFAT DUA PULUH A. Sekilas biografi Al-Sanusi Al-Sanusi, nama lengkapnya adalah Abu Abdillah Muhammad bin Yusuf Umar bin Syua ib dari suku Sanus. Dilahirkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Membaca 2.1.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis

Lebih terperinci

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan Persiapan untuk Penelaahan Alkitab Sekarang setelah kita membicarakan alasan-alasan untuk penelaahan Alkitab dan dengan singkat menguraikan tentang Alkitab, kita perlu membicarakan bagaimana menelaah Alkitab.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dulu sampai saat ini. Warisan budaya berupa naskah tersebut bermacam-macam

BAB 1 PENDAHULUAN. dulu sampai saat ini. Warisan budaya berupa naskah tersebut bermacam-macam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah kuno adalah benda budaya yang merekam informasi dan pengetahuan masyarakat lampau yang diturunkan secara turun temurun semenjak dulu sampai saat ini. Warisan

Lebih terperinci

STRUKTUR FUNGSIONAL DAN RAGAM KALIMAT PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AL QALAM

STRUKTUR FUNGSIONAL DAN RAGAM KALIMAT PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AL QALAM STRUKTUR FUNGSIONAL DAN RAGAM KALIMAT PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AL QALAM SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Syarat Untuk Memperoleh Gelar S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Wirjosoedarmono dalam Husain Junus dan Arifin Banasuru, 1996: 14).

BAB I PENDAHULUAN. (Wirjosoedarmono dalam Husain Junus dan Arifin Banasuru, 1996: 14). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi antara anggota masyarakat yang berupa lambang bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Wirjosoedarmono dalam

Lebih terperinci

Kedudukan Dua Kalimat Syahadat Dalam Syariat Islam

Kedudukan Dua Kalimat Syahadat Dalam Syariat Islam Kedudukan Dua Kalimat Syahadat Dalam Syariat Islam Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:?????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

UNIT 5. Kelas Bimbingan Dewasa

UNIT 5. Kelas Bimbingan Dewasa UNIT 5 Kelas Bimbingan Dewasa Allah s.w.t. menurunkan kitab kepada beberapa utusannya. Memahami tujuan kitab diturunkan. Keistimewaan al-quran. Beriman kepada Allah: Ertinya: percaya sepenuh hati bahawa

Lebih terperinci

MENGENAL ISLAM. Syari ah Islam bertujuan untuk mewujudkan hal-hal berikut:

MENGENAL ISLAM. Syari ah Islam bertujuan untuk mewujudkan hal-hal berikut: MENGENAL ISLAM Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Semoga shalawat dan salam tercurah untuk imam para rasul, nabi kita Muhammad, beserta keluarga dan para shahabatnya. Islam adalah syari at Allah

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN PADA NOVEL AYAH KARYA ANDREA HIRATA

NILAI PENDIDIKAN PADA NOVEL AYAH KARYA ANDREA HIRATA Oleh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Galuh ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi adanya pemilihan bahan ajar yang ditentukan kurang menyesuaikan daya kemampuan

Lebih terperinci

MA RIFATI `L-ISLĀMI WA `L-ĪMĀN: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Fungsi

MA RIFATI `L-ISLĀMI WA `L-ĪMĀN: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Fungsi MA RIFATI `L-ISLĀMI WA `L-ĪMĀN: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Fungsi SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesusastraan Melayu klasik telah ada sebelum mesin cetak digunakan di

BAB I PENDAHULUAN. Kesusastraan Melayu klasik telah ada sebelum mesin cetak digunakan di 11 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Kesusastraan Melayu klasik telah ada sebelum mesin cetak digunakan di Nusantara. Pada masa itu, proses reproduksi naskah dilakukan dengan cara disalin. Naskah-naskah

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH DASAR

KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH DASAR KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH DASAR KELAS I 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri

Lebih terperinci