BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMA Al-Istiqamah Simpang Empat, Kecamatan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMA Al-Istiqamah Simpang Empat, Kecamatan"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian dilakukan di SMA Al-Istiqamah Simpang Empat, Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat. SMA Al-Istiqamah Simpang Empat dipimpin oleh Bapak H. Zarfani, SS,M.Pd. Total jumlah peserta didik untuk tahun 2016/2017 adalah 599 orang. Subjek dalam penelitian ini adalah guru PAI di SMA Al-Istiqamah Simpang Empat yang bernama Bapak Akmal, S.Pd.I berumur 41 tahun saat Peneliti melakukan penelitian. Subjek penelitian mempunyai kualifikasi akademik S1 jurusan Pendidikan Agama Islam tahun 2013 Beliau mempunyai pengalaman mengajar lebih kurang 18 tahun dan selama 10 tahun mengajar di SMA Al-Istiqamah Simpang Empat dengan mengampu mata pelajaran PAI. Pada deskripsi hasil penelitian ini, Peneliti akan memaparkan hasil penelitian tentang pelaksanaan pembelajaran kontekstual (Contexstual Teaching and Learning) pada pembelajaran PAI siswa kelas X IPS-2 SMA Al-Istiqamah Simpang Empat, Pasaman Barat. Hasil penelitian menunjukkan adanya upaya yang sungguh-sungguh dari guru PAI dalam menerapkan Pembelajaran kontekstual khusus pada pembelajaran teknik learning community. Ini ditandai dengan adanya persiapan, langkah-langkah pembelajaran serta evaluasi guru dalam pemberian tes tulis dan lisan. Adapun pembahasannya sebagai berikut. 62

2 63 A. Perencanaan Sebelum Melaksanakan Pembelajaran Kontekstual (Learning Community) pada Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas X IPS-2 SMA Al-Istiqamah. Dalam proses pembelajaran, seorang guru dituntut untuk dapat meningkatkan kemauan, motivasi ataupun keaktifan siswa dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran banyak cara yang bisa dilakukan agar siswa aktif dalam proses pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan dari pembelajaran. Salah satunya adalah dengan cara pelaksanaan pembelajaran learning community terhadap siswa dalam proses pembelajaran. Dengan menerapkan pembelajaran learning community dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan semangat belajar siswa sehingga tujuan dari pembelajaran itu tercapai. Begitu juga dalam proses pembelajaran PAI. Pentingnya Learning community dalam proses pembelajaran PAI, karena dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam mempelajari PAI. Melihat dari segi siswa yang memiliki beranekaragam karakter dan latar belakang yang berbeda-beda, penerapan pembelajaran learning community harus dipersiapkan terlebih dahulu dengan memperhatikan tahapan-tahapan Learning community, sehingga pelaksanaan teknik learning community menjadi efektif dan berdampak positif bagi siswa. Dari hasil dokumentasi yang peneliti peroleh, dalam merealisasikan learning community, guru PAI di SMA Al-Istiqamah Simpang Empat melakukan persiapan/perencanaan. Ini dilihat dari beberapa hal yang dilakukan guru sebelum menerapkan learning community, diantara kegiatan

3 64 yang dilakukan guru, diantaranya membuat perangkat pembelajaran yang didalamnya terdapat prota, promes, silabus, RPP serta kurikulum. 1 Kegiatan ini berdampak pada proses terjadinya perubahan proses pembelajaran di sekolah. Tadinya dimulai dari guru, berubah menjadi siswa, kelompok dan kelas. Kegitan pembelajaran dimulai dengan kegiatan mencari sumber informasi yang terkait materi pembelajaran, upaya menyaring materi yang terkait, serta memformulasikan bahan yang akan dikomunikasikan, sehingga dirasakan mulai berkurang ketergantungan materi pembelajaran pada guru. Dengan kesiapan siswa dalam mengikuti kegiatan, maka guru perlu mempersiapkan sarana dan kebutuhan belajar. Bila hal tersebut terpenuhi maka dapat mengkondisikan diri siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Kesiapan ini tampak dari siswa yang telah membaca, menyiapkan presentasi dan sumber pendukung untuk kegiatan belajar baik secara pribadi maupun kelompok. Berdasarkan wawancara Peneliti dengan guru PAI yaitu bapak Akmal Padli mengenai persiapan yang dilakukan dalam pembelajaran learning community beliau mengatakan Tentu ada persiapan yang harus diperhatikan sebelum proses pembelajaran learning community. Yaitu dengan menyiapkan perangkat pembelajaran terlebih dahulu yang di dalamnya terdapat prota, 1 Akmal Padli dan Adriwilza, Guru PAI dan Waka Kurikulum SMA Al-Istiqamah Simpang Empat, Dokumen Sekolah, 26 Mei 2017

4 65 promes, silabus dan RPP, jadi proses pembelajaran yang kita laksanakan tersebut sesuai dengan RPP yang kita buat. 2 Berdasarkan pengamatan langsung, Peneliti dan guru PAI yaitu bapak Akmal Padli secara bersamaan masuk ke kelas X IPS-2 tepat pukul 09:15 sebelum memulai proses pembelajaran guru telah mempersiapkan perangkat pembelajaran yang mana terdiri atas prota, promes, silabus, RPP, menyediakan bahan ajar, media maupun metode yang digunakan terlebih dahulu, selanjutnya pembelajaran diawali dengan pembacaan ayat suci Al- Qur an oleh salah seorang siswa dan dilanjutkan dengan pembacaan Asmaul Husna, dengan memulai pembicaraan guru mengucap salam dan menyampaikan tujuan pembelajaran serta memberi motivasi kepada siswa. 3 Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di atas dapat disimpulkan bahwa guru melakukan perencanaan dalam melaksanakan pembelajaran learning community. Adapun perencanaan yang dilakukan guru. Guru membuat RPP, pedoman yang harus diperhatikan sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa guru memperhatikan persiapan sebelum pelaksanaan pembelajaran learning community. Dengan memperhatikan sejumlah persiapan yang mana dengan menyiapkan perangkat pembelajaran seperti prota, promes, silabus dan RPP. Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan 2 Akmal Padli, Guru PAI SMA Al-Istiqamah Simpang Empat, Ruang Majelis Guru, Wawancara langsung, 26 Mei Akmal Padli, Guru PAI SMA Al-Istiqamah Simpang Empat, Kelas X IPS-2, Observasi, 02 Juni 2017

5 66 undang-undang pendidikan agar tujuan pembelajaran tercapai, guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP. Selain RPP guru juga menyiapkan mental, teknik dan instrumen evaluasi, hal ini dilaksanakan guna tercapainya tujuan pembelajaran. 4 B. Proses Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual (Learning Community) pada Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas X IPS-2 SMA Al-Istiqamah. Dalam proses pembelajaran guru harus berupaya untuk memotivasi siswa agar siswa dengan semangat dan antusias dalam pembelajaran. Untuk itu guru harus menerapkan model pembelajaran. Salah satunya model dengan teknik learning community. Teknik learning community tidak akan berdampak positif kalau tidak memiliki langkah-langkah learning community. Pada pembahasan yang kedua ini membahas tentang langkah-langkah pelaksanaan teknik learning community dalam proses pembelajaran PAI yang diterapkan oleh guru PAI. Adapun langkah-langkah pelaksanaan teknik learning community ini ialah: 1. Pembentukan Kelompok Heterogen Sebelum melaksanakan diskusi seorang guru terlebih dahulu memperhatikan langkah-langkah yang akan dilaksanakan, seperti pada tahap pertama ini yaitu pembagian kelompok dalam bentuk heterogen. Heterogen maksudnya pembagian kelompok sesuai beberapa pertimbangan, pertimbangan jenis kelamin maupun tahap kecerdasan. 02 Juni Akmal Padli, Guru PAI SMA Al-Istiqamah Simpang Empat, Kelas X IPS-2, Observasi,

6 67 Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru PAI yaitu bapak Akmal Padli, beliau mengatakan saya memiliki cara dalam pelaksanaan teknik learning community. terlebih dahulu guru membentuk kelompok kedalam kelompok-kelompok kecil, yang terdiri 4 sampai 5 orang tiap-tiap kelompok, pembentukan kelompok-kelompok kecil ini bertujuan agar siswa saling bekerjasama dalam penyelesaian masalah sesuai dengan materi pembelajaran yang dibahas. 5 Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, guru sudah melaksanakan tahapan pertama dalam pelaksanaan pembelajaran learning community yang mana ketika peneliti dan guru memasuki kelas X IPS-2 diawal pembelajaran sebelum diskusi guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberi motivasi kepada siswa serta mengaitkan materi dengan pengalaman siswa di dunia nyata. Setelah itu guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok kecil, yang mana terdiri atas 4 sampai 5 orang dalam tiap-tiap kelompok. 6 Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan, dapat disimpulkan bahwa guru telah melaksanakan tahap awal dalam proses diskusi, yang mana guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok dengan memperhatikan beberapa pertimbangan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa sebelum melakukan proses diskusi terlebih dahulu siswa dibagi kedalam beberapa 5 Akmal Padli, Guru PAI SMA A-l-Istiqamah Simpang Empat, Ruang Majelis Guru, Wawancara langsung, 26 Mei Akmal Padli, Guru PAI SMA Al-Istiqamah Simpang Empat, Kelas X IPS-2, Observasi, 02 Juni 2017

7 68 kelompok, yang mana kelompok terdiri atas 4 sampai 5 orang dalam tiaptiap kelompok, pembentukan kelompok ini diharapkan memotivasi siswa untuk aktif dan saling bekerjasama dalam penyelesaian topik pembahasan dalam kelompok. 2. Ketentuan dalam Kelompok. Dalam proses pembelajaran dengan learning community (masyarakat belajar) merupakan teknik yang sangat efektif dalam menunjang keberhasilan siswa, learning community dilaksanakan dalam bentuk diskusi dengan membagi siswa kepada beberapa kelompok setelah itu dilanjutkan dengan cara kedua. Adapun cara tersebut adalah mengelompokkan atau menggabungkan siswa pintar dengan yang kurang pintar dengan tidak membeda-bedakan tiap individu, membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok dengan mempertimbangkan minat dan kemampuan siswa, Jumlah anggota setiap kelompok hendaknya seimbang dan merata dalam hal perbandingan siswa yang pandai dan yang kurang pandai, pertimbangan anggota pria dan wanita yang lain sebagainnya dan mengundi semua kelompok sehingga semua kelompok mempersiapkan materi yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru PAI yaitu bapak Akmal Padli mengatakan, bahwa sebelum siswa mempresentasikan materi yang telah saya tentukan terlebih dahulu saya membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, yang mana dalam pengelompokan memiliki beberapa ketentuan tertentu. Pertama, sesuai dengan jenis kelamin, laki-

8 69 laki dan perempuan tidak digabung dalam kelompok diskusi, kedua, sesuai dengan tingkat kecerdasan siswa, siswa yang pintar digabungkan dengan yang kurang pintar agar mereka bisa saling membantu dalam kelompok belajar, ketiga, jumlah siswa setiap kelompok seimbang antara 4 sampai 5 orang. 7 Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dikuatkan oleh pernyataan beberapa siswa kelas X IPS-2 yaitu Andre Dwilingga Sadewa, Anes Monita, Ciscia Oksa Irmani, Haiqal Renaldi, dan Muhammad Alfarizi, mereka sepakat kalau guru dalam pelaksanaan diskusi memperhatikan beberapa pertimbangan Pertama, sesuai dengan jenis kelamin, laki-laki dan perempuan tidak digabung dalam kelompok diskusi, kedua, sesuai dengan tingkat kecerdasan siswa, siswa yang pintar digabungkan dengan yang kurang pintar agar kami bekerja sama dan saling membantu dalam kelompok belajar, ketiga, guru menggabung kami antara 4 sampai 5 orang tiap-tiap kelompok. 8 Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan jum at tepat pukul 09:15 Peneliti bersama Guru PAI bersama-sama memasuki kelas X IPS-2 dan peneliti langsung mengambil posisi dibelakang untuk memperhatikan proses pembelajaran berlangsung. Pada tahap ini dalam ketentuan kelompok terlihat guru membagi kelempok dengan memisahkan antara laki-laki dan perempuan, setelah itu siswa yang pintar digabung 7 Akmal Padli, Guru PAI SMA A-l-Istiqamah Simpang Empat, Ruang Majelis Guru, Wawancara langsung, 26 Mei Andre Dwilingga Sadewa, Anes Monita, dkk, Siswa Kelas X IPS-2 SMA A-l-Istiqamah Simpang Empat, Luar Kelas, Wawancara langsung, 14 Juli 2017

9 70 dengan siswa yang kurang pintar dan dalam tiap-tiap kelompok masingmasing terdiri dari 4-5 orang. Dalam ketentuan kelompok yang telah dipilih guru disini, tidak sedikit siswa yang komentar dan memilih temannya sendiri, sehingga terjadi perselisihan, namun dalam pembelajaran learning community ini sudah dituntut kepada siswa agar tiap individu aktif dalam kelompok sehingga siswa tidak bisa mengelak dan harus menyelesaikan tugas yang diberikan guru. 9 Berdasarkan hasil penelitian tersebut sesuai dengan pendapat Westra dalam buku Oemar Hamalik yang menjelaskan tentang pelaksanaan pembelajaran apabila guru memperhatikan pertimbanganpertimbangan dalam pelaksanaan pembelajaran 10 Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan, dapat disimpulkan bahwa guru telah melaksanakan beberapa ketentuan dalam pembagian kelompok belajar yaitu dengan pertimbangan jenis kelamin, tingkat kecerdasan dan jumlah siswa. 3. Pembagian Lembar Kerja. Proses merancang pembelajaran berawal dari pembagian tugas yang sudah dikaitkan dengan masalah atau pengalaman yang terjadi di dunia nyata. Proses pembagian tugas ini disebut juga sebagai lembar kerja. Pembelajaran adalah solusi dari sebuah masalah, dalam learning community secara umum untuk mengetahui seberapa jauh adanya 9 Akmal Padli, Guru PAI SMA A-l-Istiqamah Simpang Empat, Kelas X IPS-2, Observasi, 02 Juni Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran,( Jakarta: Bumi Aksara, 2011),h. 71

10 71 kesamaan individual siswa dalam taraf kesiapannya, kematangan serta tingkat penguasaan dari pengetahuan dan keterampilan dasar sebagai landasan bagi penyajian bahan baru. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan bapak Akmal Padli menyebutkan bahwa pemberian tugas yang ia lakukan dengan cara segera dan sesuai dengan pengalaman siswa dikehidupan nyata. Kalau soal cara ya nak, sebenarnya hampir sama dengan persiapan tadi. Karena dengan persiapan tadi maka pelaksanaan learning community bisa menjadi lebih afektif. Kalau ditanya soal cara, ya caranya yang pertama itu ketika akan melaksanakan diskusi, pemberian tugasnya itu tertuju kepada kelompok penyaji untuk didiskusikan. Kemudian ketika akan memberikan tugas, tentu harus dengan segera. Ketika siswa mengaitkan materi dengan pengalaman pribadinya, maka mereka langsung mendiskusikan dengan teman kelompoknya. Seperti kemarin nak, setelah saya menerapkan cara tersebut siswa sangat aktif membahas tugas yang saya berikan dengan tema control diri, prasangka baik dan ukhuwah sehingga mereka siap untuk mempresentasikan materi yang telah mereka siapkan. 11 Berdasarkan hasil pengamatan dalam proses pembelajaran dapat dilihat bahwa guru dalam pelaksanaan learning community ini diawali dengan memberikan garis besar topik atau materi pembelajaran, yang mana materi tersebut tentang kontrol diri, prasangka baik dan ukhuwah, kemudian siswa diberi kesempatan bekerja sama dengan kelompoknya 11 Akmal Padli, Guru PAI SMA A-l-Istiqamah Simpang Empat, Ruang Majelis Guru, Wawancara langsung, 26 Mei 2017

11 72 untuk mengidentifikasi dan menganalisis kaidah tajwid dan makharijul huruf dalam Q.S. al-anfal: 8, al-hujurat: 12 dan al-hujurat: 10 kedalaman serta keluasan materi berdasar uraian yang diberikan oleh guru. Kemudian siswa mengembangkan materi yang didapatkan untuk selanjutnya diformulasikan dalam bentuk presentasi yang dilakukan secara kelompok. Pada kegiatan ini siswa telah mampu merumuskan dari bahan yang mereka miliki untuk selanjutnya dilakukan pemilihan materi sesuai dengan kebutuhan dan keakuratan dari sumber belajar. 12 Hal di atas sejalan dengan hasil wawancara dengan guru yang mengatakan bahwa sebelum saya mendiskusikan topik atau materi pembelajaran terlebih dahulu saya meminta kepada siswa dalam kelompoknya untuk menganalisis ayat yang berkenaan dengan materi pembelajaran yang telah saya tentukan. 13 Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti dapat disimpulkan bahwa guru melaksanakan pembelajaran learning community dengan terlebih dahulu menganalisis ayat-ayat yang berkenaan dengan materi pembelajaran. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan perwakilan siswa yang sepakat bahwa guru selalu meminta siswa untuk mnganalisis ayat tentang materi yang diajarkannya. Pada observasi selanjutnya, dalam identifikasi peneliti melihat bahwa guru meminta siswa kembali mengidentifikasi sifat-sifat terpuji 12 Akmal Padli, Guru PAI SMA Al-Istiqamah Simpang Empat, Kelas X IPS-2, Observasi, 02 Juni Akmal Padli, Guru PAI SMA A-l-Istiqamah Simpang Empat, Ruang Majelis Guru, Wawancara langsung, 26 Mei 2017

12 73 yang terkandung pada Q.S. al-anfal: 8, al-hujurat: 12 dan al-hujurat: 10 dan menganalisis isi kandungan ayat tersebut 14 Berdasarkan hasil wawancara Peneliti dengan beberapa peserta didik yaitu Andre dwilingga sadewa, Anes Monita, Ciscia Oksa Irmani, Haiqal Renaldi, dan Muhammad Alfarizi sepakat bahwa guru selalu meminta siswa untuk mengidentifikasi ayat yang berkenaan dengan materi dan selanjutnya baru guru menegaskan dan menjelaskan kembali tentang ayat tersebut. 15 Sejalan dengan hasil wawancara peneliti dengan siswa, hasil wawancara dengan guru pada tanggal 14 Juli 2017 yang menyatakan bahwa guru telah melakukan identifikasi sebelum memulai diskusi. Dapat disimpulkan bahwa guru sebelum proses diskusi ia meminta siswa untuk mengidentifikasi kaidah tajwid dan makharijul huruf maupun sifat-sifat terpuji yang terkandung dalam Q.S. al-anfal: 8, al-hujurat: 12 dan al-hujurat: 10 yang berkenaan dengan materi yang telah ditentukan. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran learning community, guru melakukan identifikasi. Adapun yang dilakukannya dengan member perintah kepada siswa untuk mengidentifikasi ayat yang berkanaan dengan materi pembelajaran, 14 Akmal Padli, Guru PAI SMA Al-Istiqamah Simpang Empat, Kelas X IPS-2, Observasi, 02 Juni Andre Dwilingga Sadewa, Anes Monita, dkk, Siswa Kelas X IPS-2 SMA A-l- Istiqamah Simpang Empat, Luar Kelas, Wawancara langsung, 14 juli 2017

13 74 4. Saling Bekerjasama dalam Kelompok (Team Work). Di dalam kelompok keberadaan sumber belajar menjadikan anggota kelompok semakin berani dalam berargumentasi berkaitan dengan materi yang dibahas, sehingga pembelajaran menjadi hidup. Pertukaran informasi, komunikasi, dan adanya sumbangan pengetahuan dari satu siswa ke siswa yang lain. Pada proses ini siswa mencari berbagai sumber untuk mendukung materi yang menjadi pembicaraan. Sumber belajar dalam kegiatan disediakan oleh siswa secara berkelompok baik literatur berupa buku atau jurnal atau sumber yang berasal dari internet yang telah diyakini kesahihannya. Adapun hasil wawancara peneliti dengan guru PAI yaitu bapak Akmal Padli pada kegiatan ini siswa sudah harus dapat memformulasikan informasi yang disajikan sebagai rumusan topik yang diajarkan. Tahap ini dapat dilakukan secara kelompok namun hasil yang didapatkan akan dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok untuk selanjutnya diurutkan sesuai alur materi pembelajaran. Hal ini memunculkan kemampuan siswa untuk mengorganisasi dan menstrukturisasi sumber belajar yang selanjutnya dapat dijadikan sebagai bahan belajar. 16 Hasil wawancara peneliti dengan guru juga diperkuat oleh penjelasan dari perwakilan siswa yaitu Andre Dwilingga Sadewa, Anes Monita, Ciscia Oksa Irmani, Haiqal Renaldi, dan Muhammad Alfarizi 16 Akmal Padli, Guru PAI SMA Al-Istiqamah Simpang Empat, Ruang Majelis Guru, Wawancara Langsung, 26 Mei 2017

14 75 bahwa semuanya sepakat kalau guru terlebih dahulu meminta siswa menyiapkan berbagai sumber untuk mendukung materi pembelajaran adapun sumber utama yang kami siapkan yaitu Al-Qur an. 17 Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa guru memiliki cara dalam pelaksanaan teknik learning community. Adapun caranya adalah pemberian tugas tertuju kepada masing-masing kelompok, yang dibahas oleh kelompok penyaji terlebih dahulu. Kemudian pemberian tugas itu diberikan dengan segera untuk didiskusikan secara aktif. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran learning community oleh guru meminta siswa untuk terlebih dahulu menyiapkan sumber belajar sebelum diskusi dimulai. 5. Pelaksanaan Diskusi Diskusi sangat penting dilakukan dalam proses pembelajaran, yang mana diskusi merupakan kegiatan mempresentasikan tugas atau materi yang telah ditentukan. Siswa pada tahap ini diharapkan dapat berperan aktif dalam kelompok untuk pemecahan masalah yang terdapat dalam materi pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti lakukan pada proses ini melalui kegiatan presentasi kelompok untuk menyampaikan materi hasil kerjasama yang telah dilakukan secara berkelompok. Agar semua 17 Andre Dwilingga Sadewa, Anes Monita, dkk, Siswa Kelas X IPS-2 SMA Al-Istiqamah Simpang Empat, Luar Kelas, Wawancara langsung, 14 juli 2017

15 76 kelompok siap dengan materi maka presentasi dilakukan dengan cara Lalu salah satu dari kelompok dipersilahkan mempresentasikan materi yang telah disiapkan. Semua anggota ataupun lawan kelompok dipersilahkan menyampaikan masukan, tanggapan, sanggahan ataupun argumentasi lain terkait dengan materi yang disampaikan kelompok lain. 18 Adapun hasil wawancara peneliti dengan guru PAI yaitu bapak Akmal Padli mengatakan pada kegiatan ini saya berharap dengan pelaksanaan diskusi ini siswa mampu berperan aktif selama proses pembelajaran, dimana kelompok penyaji sangat menguasai materi yang didiskusikannya sedangkan kelompok lain penuh semangat mengajukan pertanyaan serta memberikan sanggahan yang berupa argumentasi, karna dengan tahap ini dapat memunculkan kemampuan berkomunikasi, memahami materi dan mempertahankan hasil diskusi kelompok /belajar siswa. 19 Hasil wawancara peneliti dengan guru juga diperkuat oleh penjelasan dari perwakilan siswa yaitu Andre Dwilingga Sadewa, Anes Monita, Ciscia Oksa Irmani, Haiqal Renaldi, dan Muhammad Alfarizi bahwa semuanya berpendapat kalau guru dalam proses ini mempersilahkan salah satu kelompok untuk mempresentasikan materi yang telah ditentukan dan menghidupkan suasana belajar yang aktif, 18 Akmal Padli, Guru PAI SMA Al-Istiqamah Simpang Empat, Kelas X IPS-2, Observasi, 02 Juni Akmal Padli, Guru PAI SMA Al-Istiqamah Simpang Empat, Kelas X IPS-2,Ruang Majelis Guru, Wawancara Langsung, 26 Mei 2017

16 77 sehingga kami mudah memahami materi dan sangat bersemangat selama presentasi berlangsung. Kemudian Andre Dwilingga Sadewa mengatakan bahwa ada salah seorang siswa pemalu yang masih kurang mau dalam menyampaikan pendapat, guru menegaskan bahwa setiap individu dalam masing-masing kelompok diwajibkan untuk mengeluarkan pendapat masing-masing sehingga ia memberanikan diri itu bertanya. 20 Dan Muhammad Alfarizi mengatakan bahwa ia pernah bertanya dan beragumentasi karna melihat rekan kelompoknya penuh semangat dalam beragumen jadi saya tidak mau kalah. 21 Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini menjadikan siswa sebagai kelompok/masyarakat belajar yang luarannya berupa pada produk tim, sehingga kegiatannya hanya dapat dilakukan oleh seluruh anggota tim bukan perseorangan. Melalui kegiatan ini memberikan manfaat tentang pentingnya kelompok yang tergabung dalam masyarakat belajar (learning community). Dengan demikian bukan hanya materi saja yang menjadi pembahasan dari kegiatan ini, namun menjadikan kegiatan belajar ini sebagai media kebersamaan dalam menyelesaikan suatu permasalahan atau topik tertentu. 20 Andre Dwilingga Sadewa, Siswa Kelas X IPS-2 SMA A-l-Istiqamah Simpang Empat, Luar Kelas, Wawancara langsung, 14 juli Muhammad Alfarizi, Siswa Kelas X IPS-2 SMA Al-Istiqamah Simpang Empat, Luar Kelas, Wawancara Langsung, 14 juli 2017

17 78 Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Muslih yang menyajikan prinsip dalam belajar antara lain: 22 Hasil belajar diperoleh dari kerja sama dengan pihak lain, terjadi pertukaran informasi pada kedua belah pihak, komunikasi terjadi dua atau multi arah, kesadaran akan informasi yang dimiliki akan bermanfaat bagi orang lain, keterlibatan untuk menjadi sumber belajar. C. Evaluasi Pembelajaran Kontekstual (Learning Community) pada Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas X IPS-2 SMA Al-Istiqamah. Di SMA Al-Istiqamah Evaluasi pembelajaran kontekstual khusus learning community dilakukan oleh guru sebelum pembelajaran dimulai yaitu dengan memberikan pertanyaan lisan kepada beberapa siswa dengan maksud untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat menyerap materi yang pernah diberikan. Begitupun pre test selalu ditekankan pula oleh kepala sekolah agar dilakukan oleh guru setiap pertemuan sebelum pembelajaran. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat menyerap materi yang pernah diberikan. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan untuk mengetahui prestasi belajar evaluasi pembelajaran kontekstual (learning community) guru melakukan berbagai bentuk evaluasi antara lain tes tulis dan lisan, contoh tes tulis disini melalui ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan umum yang dilaksanakan setiap akhir tahun. Bentuk ulangan yang disampaikan kepada siswa ditentukan secara jelas dan bersifat menyeluruh, artinya dari semua mata pelajaran dirangkum dalam evaluasi sesuai dengan tahapan pembelajaran sedangkan pada tes 22 M. Muslih, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. (Jakarta: PT Bumi aksara, 2008), h. 77

18 79 (lisan) guru melakukan wawancara terhadap siswa, pemberian tugas dan observasi terkait prilaku control diri, prilaku baik dan persaudaraan dikerjakan di lembar kerja oleh siswa dan diserahkan kepada guru, sehingga hasil evaluasi tersebut betul-betul memberikan gambaran yang obyektif tentang hasil belajar siswa, 23 Berdasarkan data hasil wawancara dengan guru, ia menyebutkan bahwa sebelum melakukan evaluasi, saya harus menyiapkan instrument atau alat evaluasi dalam bentuk lembaran soal untuk ujian tulis dan menyiapkan pedoman observasi, lembaran tugas, portofolio dan melakukan wawancara untuk pengamatan sikap dan ujian lisan siswa agar evaluasi menjadi terarah dan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. sehingga hasil evaluasi yang diberikan kepada siswa dapat digunakan sebagai dasar untuk kenaikan kelas. 24 Berdasarkan dokumentasi yang diperoleh peneliti di sekolah selama penelitian berlangsung, bahwa sebelum guru melakukan evaluasi adanya instrument atau alat yang digunakan dalam bentuk lembaran soal yang mana soal ulangan yang diberikan dalam bentuk objektif, menjodohkan dan essay serta menyiapkan pedoman observasi dengan menggunakan portofolio dan wawncara untuk melihat perkembangan sikap dan daya serap siswa Akmal Padli, Guru PAI SMA Al-Istiqamah Simpang Empat, Kelas X IPS-2, Observasi, 28 Juli Akmal Padli, Guru PAI SMA Al-Istiqamah Simpang Empat, Kelas X IPS-2,Ruang Majelis Guru, Wawancara Langsung, 26 Mei Akmal Padli dan Adriwilza, Guru PAI dan Waka Kurikulum SMA Al-Istiqamah Simpang Empat, Dokumen Sekolah, 28 Juli 2017

19 80 Berdasarkan data hasil observasi, wawancara dan dokumentasi dapat disimpulkan hasil evaluasi yang diberikan kepada siswa dapat digunakan sebagai dasar untuk kenaikan kelas. Pada evaluasi pembelajaran PAI berbasis kontekstual (learning community), yang dalam pelaksanaan pembelajarannya, guru sudah menerapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar dari bidang kajian yang akan diajarkan, dan sudah relevan dengan pengalaman pribadi siswa dalam artian sesuai dengan keadaan lingkungan setempat. Dapat menjadi prioritas yang dipilih antar kompetensi dasar pada kajian yang telah ditetapkan. Secara umum kegiatan akhir dari evaluasi baik dalam bentuk tes tulis, lisan, tugas, observasi maupun portofolio dalam pembelajaran kontekstual adalah mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang materi yang telah diajarkan, melaksanakan latihan yang harus dikerjakan di rumah maupun di sekolah. Berdasarkan hasil yang didapat peneliti mengenai tahapan-tahapan guru dalam pembelajaran learning community pada pembelajaran PAI di kelas X IPS-2 ini, guru telah melaksanakan pembelajaran kontekstual dengan teknik learning community, sesuai dengan teori Nana Sudjana tentang tahapan pelaksanaan pembelajaran kontekstual dengan teknik learning community, yang menjadikan siswa yang awalnya kaku dan pemalu jadi termotivasi bagi siswa untuk aktif selama pembelajaran berlangsung serta Nana, Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h. 3

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual (Contestual Teaching and Learning) pada Pembelajaran PAI Siswa Kelas X IPS-2 SMA Al- Istiqamah Simpang Empat, Pasaman Barat Aspek Masalah.

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN LEARNING COMMUNITY PADA PERKULIAHAN TAKSONOMI TUMBUHAN

MENGEMBANGKAN LEARNING COMMUNITY PADA PERKULIAHAN TAKSONOMI TUMBUHAN 3-022 MENGEMBANGKAN LEARNING COMMUNITY PADA PERKULIAHAN TAKSONOMI TUMBUHAN Andin Irsadi Jurusan Biologi FMIPA Unnes Gedung D6 Lt 1 Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229 Email : andin_sha@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN SD Negeri 02 Kebonsari, Karangdadap, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Deskripsi Awal Untuk memperoleh data awal sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu dilakukan orientasi dan observasi terhadap guru kelas mengenai proses

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan kepada pemaparan hasil penelitian yang sudah disajikan dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: Pertama, penerapan metode diskusi kelompok

Lebih terperinci

Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), keaktifan, hasil belajar

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), keaktifan, hasil belajar PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS XI IPS 5 SMA NEGERI 7 MALANG Nenis Julichah 1, Marhadi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Setiap tahap pelaksanaan tindakan merupakan tahapan yang dilaksanakan sebagai realisasi dari perencanaan yang telah disusun. Perencanaan yang telah disusun, belum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah tahapan-tahapan atau cara dalam melakukan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan terkait fokus penelitian pertama: Bagaimana implementasi

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan terkait fokus penelitian pertama: Bagaimana implementasi BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan terkait fokus penelitian pertama: Bagaimana implementasi kurikulum 2013 pada pembelajaran PAI dan Budi Pekerti tahap perencanaan di SMAN 1 Ngunut? Setiap kegiatan pasti memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Lokasi Penelitian Subjek penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah siswa kelas XI IPS di SMA PGII 2 Bandung. Sekolah tersebut terletak di Jalan Pahlawan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data MAN Purwodadi adalah Madrasah Aliyah Negeri yang terletak di kabupaten Grobogan jawa tengah, tepatnya di jalan diponegoro no. 22 Purwodadi. Sekolah tersebut

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI POKOK BAHASAN KETENAGAKERJAAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI POKOK BAHASAN KETENAGAKERJAAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI POKOK BAHASAN KETENAGAKERJAAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD Atik Kurniati Guru SMA Negeri 58 jakarta Abstract. This study is a description research

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Kondisi Empiris Perkuliahan Strategi Pembelajaran Selama ini

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Kondisi Empiris Perkuliahan Strategi Pembelajaran Selama ini BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN Berdasarkan temuan dan analisis data yang diperoleh dari kegiatan studi pendahuluan, uji coba model, dan uji validasi model, serta pembahasan penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau sering disebut dengan Classroom Action Reseacrh. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kerjasama siswa merupakan salah satu bagian dari proses pembelajaran sebagaimana diungkapkan oleh Warsono dan Hariyanto (2012: 163) bahwa kerjasama tidak

Lebih terperinci

A. PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING

A. PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING BAB IV ANALISIS A. PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Cooperative learning merupakan strategi atau pendekatan pembelajaran dalam pendidikan. Strategi ini menekankan

Lebih terperinci

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU Hadi Guru Matematika SMP Negeri 1 Palu Abstrak: Penelitian ini

Lebih terperinci

5. Siswa menerangkan kembali penjelasan kelompoknya kepada teman yang belum memahami materi 6. Guru meminta siswa mengerjakan latihan-latihan yang

5. Siswa menerangkan kembali penjelasan kelompoknya kepada teman yang belum memahami materi 6. Guru meminta siswa mengerjakan latihan-latihan yang INSTRUMEN OBSERVASI PADA PENELITIAN TENTANG IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA PEMBELAJARAN PAI KELAS IV DI SDN 15 PADANG PASIR, PADANG A. Pelaksanaan

Lebih terperinci

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2 Dinamika Vol. 4, No. 3, Januari 2014 ISSN 0854-2172 PEMBELAJARAN PROGRAM APLIKASI MICROSOFT WORD MELALUI PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 1.Siklus I a. Perencanaan Tindakan Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas VI Sekolah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi awal Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 5 SD Negeri 3 Karangwuni pada semester II tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah

Lebih terperinci

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 2, Oktober 2014 ISSN 2087-3557 PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA MATERI AJAR POWER POINT (PPt) SMP Teuku Umar Semarang Abstrak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan

Lebih terperinci

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA SISWA KELAS XI IPS 2 MAN MOJOKERTO KABUPATEN MOJOKERTO Syifa ur Rokhmah Jurusan

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 20 Tolitoli Dinayanti Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Tejosari yang terletak di Kelurahan Tejosari,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Perencanaan pendidikan agama islam di SDN 1 Pakel Dalam melakukan pembelajaran mata pelajaran pendidikan agama islam (PAI). Guru biasanya

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.2 No.3 (2016) : ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.2 No.3 (2016) : ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : 2443-3608 Vol.2 No.3 (2016) : 147-154 ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 2 PADANG BATUNG PADA KONSEP EKOSISTEM

Lebih terperinci

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI KELAS XI IIS 5 SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Reni Rasyita Sari Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN 1 Madajaya kelas IV

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN 1 Madajaya kelas IV 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN 1 Madajaya kelas IV pada semester I (ganjil) Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 38

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Perencanaan Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Perencanaan Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team BAB IV HASIL PENELITIAN A. Perencanaan Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 3 Gunung Talang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil A. Paparan Data Pra Tindakan Observasi awal dilakukan pada hari Senin, 18 Januari 2010. Tindakan tersebut dengan mengadakan pertemuan dengan wakil kepala sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD merupakan model pembelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD merupakan model pembelajaran BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD merupakan model pembelajaran kooperatif yang digunakan pada pembelajaran

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFE TIPE SCRIPT

ARTIKEL ILMIAH STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFE TIPE SCRIPT ARTIKEL ILMIAH STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFE TIPE SCRIPT DENGAN TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DI KELAS X SMA NEGERI 7 BATANGHARI OLEH WIDIA GAMA

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA KELAS VIIC SEMESTER 2 SMP NEGERI 7 SALATIGA TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Paparan Data Pra Tindakan Pada tanggal 14 November 2016, peneliti berkunjung ke MI Sunan Ampel Bono Boyolangu Tulungagung. Peneliti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 mushola, 1 ruang perpustakaan, 1 lab

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 mushola, 1 ruang perpustakaan, 1 lab BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Kenaran 2 Prambanan yang terletak di Jl. Watubalik, Sumberharjo, Prambanan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PTK. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PTK. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan peneliti sebagai observer dan berkolaborasi dengan guru sebagai pengajar dalam penelitian. Sebelum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran umum lokasi penelitian 1) Sejarah berdirinya SDN Anjiran SDN Anjiran didirikan sejak tahun ajaran 1974, yang beralamat di jalan Anjiran Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Pra Tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Pra Tindakan BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Pra Tindakan Penelitian di kelas X 3 di SMA Negeri Kebakkramat dimulai dengan melakukan wawancara dan observasi sebleum pelaksanaan model pembelajaran Think Pair Share

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 BANDA ACEH ABSTRAK

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 BANDA ACEH ABSTRAK IMPLEMETASI MODEL PEMBELAJARA PROJECT BASED LEARIG UTUK MEIGKATKA HASIL BELAJAR GEOGRAI SISWA KELAS X SMA EGERI 11 BADA ACEH Aulia ur 1, A. Wahab Abdi 2, Amsal Amri 3 1 Email: aulianur09@gmail.com 2 Pendidikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Makna Belajar Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau Sri Wahyuni, Hasdin, dan Nurvita Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA Hari Aningrawati Bahri* ABSTRACT This research is Classroom Action

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja 54 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini dirancang dengan penelitian tindakan kelas yang merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pembelajaran Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN 88 Kota Bengkulu. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pengembangan Perangkat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V B SD Negeri 19 Kota Bengkulu. Subjek dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian dilakukan di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga, karena sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah swasta terbaik yang ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan salah satu bidang IPA yang menyediakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan salah satu bidang IPA yang menyediakan berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Biologi merupakan salah satu bidang IPA yang menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Keterampilan proses sains di antaranya keterampilan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun. Berdasarkan hal itu pemerintah terus berupaya mewujudkan kualitas

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun. Berdasarkan hal itu pemerintah terus berupaya mewujudkan kualitas I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN PADA HUKUM BACAAN MAD LAZIM MELALUI METODE DRILL. Siti Sofiyah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN PADA HUKUM BACAAN MAD LAZIM MELALUI METODE DRILL. Siti Sofiyah Didaktikum : Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 3, Juli 2016 ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN PADA HUKUM BACAAN MAD LAZIM MELALUI METODE DRILL SD Negeri 02 Doro, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah merosotnya moral siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah merosotnya moral siswa BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MIN Teluk Dalam Banjarmasin. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III yang berjumlah

Lebih terperinci

Universitas Syiah Kuala Vol. 3 No.4, Oktober 2016, hal ISSN:

Universitas Syiah Kuala Vol. 3 No.4, Oktober 2016, hal ISSN: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP KETUNTASAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TOKOH-TOKOH PERGERAKAN NASIONAL KELAS V SDN 70 BANDA ACEH Syarifah Habibah (Dosen Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Pratindakan Kegiatan pratindakan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan awal objek penelitian sebelum diberi tindakan. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Prosedur Penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2011: 46) PTK adalah suatu

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA TENTANG PERKALIAN BILANGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 2 KALITENGAH

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA TENTANG PERKALIAN BILANGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 2 KALITENGAH DIDAKTIKA PGRI, 2, (1), 2016, 156 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA TENTANG PERKALIAN BILANGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 2 KALITENGAH Umbar Rumanti *) NIP 19630407

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL LEARNING START WITH A QUESTION DAN SELF REGULATED LEARNING PADA PEMBELAJARAN KIMIA

PENGGUNAAN MODEL LEARNING START WITH A QUESTION DAN SELF REGULATED LEARNING PADA PEMBELAJARAN KIMIA 406 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 3 No.1, 2009, hlm 406-412 PENGGUNAAN MODEL LEARNING START WITH A QUESTION DAN SELF REGULATED LEARNING PADA PEMBELAJARAN KIMIA Eko Budi Susatyo, Sri Mantini Rahayu

Lebih terperinci

2013 IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG SIFAT BAHAN DAN KEGUNAANNYA

2013 IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG SIFAT BAHAN DAN KEGUNAANNYA BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses pertumbuhan dan perkembangan yang dilakukan oleh manusia secara sadar menuju kedewasaan baik mental, emosional, maupun intelektual.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling melengkapi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan kooperatif tipe group investigation (GI) pada mata pelajaran IPS dengan materi Perjuangan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh. 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA Oleh Bustaman Asis Abstrak Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 29 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Tes Akhir Siklus I, II dan III. a. Siklus I Setelah selesai penyajian materi dua kompetensi dasar pada siklus I dilaksanakan tes hasil belejar dalam ulangan harian.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pengembangan Perangkat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V B SD Negeri 45 Kota Bengkulu. Subjek dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis menggunakan jenis penelitian field research (penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis menggunakan jenis penelitian field research (penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Khusus Penelitian Penulis menggunakan jenis penelitian field research (penelitian lapangan) yang menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif yaitu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Penelitian, kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Penelitian, kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas Classroom Action Research (CAR). Dilihat dari namanya sudah dapat menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya,

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V. Endah Tri Wahyuni

Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V. Endah Tri Wahyuni Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V Endah Tri Wahyuni 1 1 Universitas Negeri Malang Email: 1 endahtriw7@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Jagabaya I Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Jagabaya I Kecamatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Jagabaya I Kecamatan Tanjungkarang Timur, Bandar Lampung, selama 3 bulan mulai bulan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran PKn di SD Menurut Geoch dalam Sardiman (2011: 19) menyatakan belajar adalah perubahan performa sebagai hasil latihan. Dapat dimaknai pula bahwa

Lebih terperinci

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM 32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini menerapkan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang merupakan penelitian model Kemmis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri I Way Lima. Siswa kelas VIII.G

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri I Way Lima. Siswa kelas VIII.G 28 BAB III METODE PEELITIA A. Seting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP egeri I Way Lima. Siswa kelas VIII.G berjumlah 32 orang yang terdiri dari 11 orang perempuan dan 21 orang

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 2 Ogowele Pada Pokok Bahasan Perkembangbiakan Pada Hewan Melalui Penerapan LKS Bergambar

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 2 Ogowele Pada Pokok Bahasan Perkembangbiakan Pada Hewan Melalui Penerapan LKS Bergambar ISSN 5-61X Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Ogowele Pada Pokok Bahasan Perkembangbiakan Pada Hewan Melalui Penerapan LKS Bergambar Rabaisa, Minarni Rama Jura, dan Ritman Ishak Paudi Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. maka ia akan berusaha untuk mengetahui lebih banyak tentang kesenian. Begitu juga terhadap mata pelajaran PKn.

BAB II KAJIAN TEORI. maka ia akan berusaha untuk mengetahui lebih banyak tentang kesenian. Begitu juga terhadap mata pelajaran PKn. BAB II KAJIAN TEORI A. Hasil Belajar PKn Kondisi belajar mengajar yang efekif adalah adanya minat perhatian siswa dalam belajar mata pelajaran PKn. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada

Lebih terperinci

Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan

Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Arif Abdul Karim Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian meliputi deskripsi kondisi awal, deskripsi hasil siklus I, deskripsi hasil perbaikan pada siklus II, pembahasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang dikenal dengan classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang dikenal dengan classroom action 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang dikenal dengan classroom action research (CAR).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakter Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di SDN Manggis Kabupaten Batang sebanyak 2 siklus, yaitu siklus 1 dan siklus 2.

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Harsono M. Timumun, Muchlis L. Djirimu, Lestari M.P. Alibasyah Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Seperti yang telah diuraikan pada metodologi penelitian, bahwa metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian campuran, yaitu suatu tipe penelitian

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya

LANDASAN TEORI. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya 8 II. LANDASAN TEORI A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Cooperative Learning berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) (PTK pada Siswa Kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Subah Kabupaten Batang Tahun

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN DKKTGB SISWA X TGB SMK NEGERI 4 SUKOHARJO

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN DKKTGB SISWA X TGB SMK NEGERI 4 SUKOHARJO PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN DKKTGB SISWA X TGB SMK NEGERI 4 SUKOHARJO Dewi Septyarini, Waluyo*), dan Aryanti Nurhidayati*) Program

Lebih terperinci

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai Margareta Ni Made Ardani Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Sedangakan model yang digunakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Sedangakan model yang digunakan 25 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Sedangakan model yang digunakan adalah pendekatan kontekstual. Pemilihan pendekatan ini didasarkan pendapat

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Hal 1 dari RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Mata Kuliah : Desain dan Model Pengembangan Kurikulum Kode Mata Kuliah : PMT213 Jumlah SKS : 3 SKS, 2 SKS Teori, 1 SKS Praktek Perteman ke : 1 Dosen

Lebih terperinci

1. Perencanaan Penilaian Hasil Belajar Sejarah di Kelas XI IPS SMA N 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya

1. Perencanaan Penilaian Hasil Belajar Sejarah di Kelas XI IPS SMA N 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan dan pembangunan nasional Indonesia yang bersumber pada Falsafah Pancasila. Secara konstitusional, falsafah Pancasila merupakan yang direalisasikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana mengandung

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Kelas yang dijadikan

III. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Kelas yang dijadikan III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VIIIB SMP Pelita Bangsa yang terletak di Jalan Pangeran Emir M. Noer no. 33 Palapa, Tanjung Karang, Bandar Lampung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan Classroom Action

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran dan evaluasi. Untuk mendapat out-put belajar-mengajar yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran dan evaluasi. Untuk mendapat out-put belajar-mengajar yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam kegiatan belajar-mengajar berlangsung suatu proses pembelajaran dan evaluasi. Untuk mendapat out-put belajar-mengajar yang berkualitas diharapkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. efektif, dan menyenangkan (PAKEM) pada Pelajaran PAI kelas VII. di SMPN 1 Kanigoro Blitar Tahun Ajaran 2015/2016

BAB IV HASIL PENELITIAN. efektif, dan menyenangkan (PAKEM) pada Pelajaran PAI kelas VII. di SMPN 1 Kanigoro Blitar Tahun Ajaran 2015/2016 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Bagaimana proses pelaksanaan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) pada Pelajaran PAI kelas VII di SMPN 1 Kanigoro Blitar Tahun

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan 35 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Motode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Metode penelitian tindakan kelas dalam bahasa Inggris

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 02 Salatiga dengan jumlah siswa 17 siswa. Sebelum dilakukan

Lebih terperinci