LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PASCA PANEN I (Kesetimbangan Massa) Oleh :
|
|
- Hamdani Kurniawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Nilai : LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PASCA PANEN I (Kesetimbangan Massa) Oleh : Nama : Candra Melati NPM : Hari, Tanggal Praktikum : Selasa, 15 September 2015 Co.Ass : 1. Aditya Ramadhan 2. Cindy Almas R 3. Jeremia Kristian 4. Prisilia Ratna S 5. Shayana Junita LABORATORIUM PASCA PANEN DAN TEKNOLOGI PROSES TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2015
2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana yang diketahui dalam teori bahwa dalam suatu sistem tertutup maupun dalam reaksi kimia segala sesuatu yang masuk akan sama dengan yang keluar baik massa maupun energi hal ini berkaitan dengan hukum kekekalan massa dan hukum kekekalan energi dimana massa maupun energi akan tetap dalam jumlah yang sama ketika ia masuk meskipun dengan perubahan wujud dan bentuk. Dalam praktikum kali ini akan dibahas mengenai aplikasi dari kesetimbangan massa dengan menggunakan proses pengentalan dan pencairan bahan. Bahan yang digunakan adalah larutan gula. 1.2 Tujuan 1. Mempelajari kesetimbangan massa pada proses pengentalan dan pencairan 2. Mempelajari keadaan sistem steady dan unsteady state dengan larutan gula 3. Menentukan model neraca massa steady state pada air massa dan unsteady state pada komponen gula 4. Mempelajari dan menerapkan analisis kesetimbangan massa dalam teknik unit operasi dalam penanganan hasil pertanian
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesetimbangan Massa Hukum Kekekalan Massa atau Hukum Lavoiser menyatakan massa zat-zat sebelum reaksi sama dengan massa zat-zat sesudah reaksi. Dengan kata lain,dalam reaksi kimia, Untuk suatu proses kimiawi di dalam suatu sistem tertutup, massa dari reaktan harus sama dengan massa produk. Hukum kekekalan massa diformulasikan oleh Antoine Lavoisier pada tahun Oleh karena hasilnya ini, ia sering disebut sebagai bapak kimia modern. Sebelumnya, Mikhail Lomonosov (1748) juga telah mengajukan ide yang serupa dan telah membuktikannya dalam eksperimen. Sebelumnya, kekekalan massa sulit dimengerti karena adanya gaya buoyan atmosfer bumi. Setelah gaya ini dapat dimengerti, hukum kekekalan massa menjadi kunci penting dalam mengubah alkemi menjadi kimia modern. Ketika ilmuwan memahami bahwa senyawa tidak pernah hilang ketika diukur, mereka mulai melakukan studi kuantitatif transformasi senyawa. Studi ini membawa kepada ide bahwa semua proses dan transformasi kimia berlangsung dalam jumlah massa tiap elemen tetap. 2.2 Pengentalan dan Pencairan Pengentalan merupakan proses pengurangan kadar air pada suatu larutan dengan car melakukan penguapan air yang tergandung dalam larutan tersebut atau dengan penambahan zat terlarut pada larutan tersebut. Pengenceran adalah proses mengurangi konsentrasi zat terlarut dalam larutan, biasanya dengan menambahkan pelarut yang berlebih. Proses pembuatan larutan dari zat padatnya disebut dengan pengenceran. Begitu pula dengan proses pembuatan larutan dari zat pekatnya disebut dengan pengenceran. (Khopkar, 1990)
4 2.3 Steady dan Unsteady Keadaan steady state adalah keadaan keseimbangan setelah proses berjalan selama beberapa periode. Probabilitas pada keadaan ini disebut probabilitas steady state yang nilainya tetap (konstan). Sedangkan unsteady state merupakan kebalikan dari steady state, dimana suatu system berubah terhadap waktu. 2.4 Refraktometer Refractometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar / konsentrasi bahan terlarut misalnya : Gula, Garam, Protein dsb. Prinsip kerja dari refractometer sesuai dengan namanya adalah dengan memanfaatkan refraksi cahaya. Refractometer ditemukan oleh Dr. Ernst Abbe seorang ilmuwan dari German pada permulaan abad 20. Konsentrasi larutan akan berpengaruh secara proporsional terhadap sudut refraksi. Pada prakteknya Refractometer akan ditera pada skala sesuai dengan penggunaannya. Sebagai contoh Refractometer yang dipakai untuk mengukur konsentrasi larutan gula akan ditera pada skala gula. Begitu juga dengan refractometer untuk larutan garam, protein dll. Konsentrasi bahan terlarut sering dinyatakan dalam satuan Brix(%) yaitu merupakan persentasi dari bahan terlarut dalam sample (larutan air). Kadar bahan terlarut merupakan total dari semua bahan dalam air, termasuk gula, garam, protein, asam dsb. Pada dasarnya Brix(%) dinyatakan sebagai jumlah gram dari cane sugar yang terdapat dalam larutan 100g cane sugar. Jadi pada saat mengukur larutan gula, Brix(%) harus benar-benar tepat sesuai dengan konsentrasinya.
5 BAB III METODOLOGI PENGAMATAN DAN PENGUKURAN 3. 1 Alat dan Bahan Alat Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah : 1. Bejana berhubungan untuk diisi air dan larutan gula 2. Stopwatch untuk mengukur waktu 3. Refraktometer untuk mengukur kadar bahan dalam satuan brix 4. Pengaduk untuk mengaduk larutan Bahan Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah : 1. Air 2. Gula pasir 3. Kertas tissue 3. 2 Prosedur Percobaan 1. Membuka jepitan pada selang yang menghubungkan kedua gelas ukur yang berisi air serta larutan gula 2. Menghitung watunya menggunakan stopwatch. 3. Mengaduk air (untuk proses pengentalan) atau larutan gula (untuk proses pencairan) ketika menghitung debitnya dengan pengaduk 4. Menutup kembali selang yang menghubungkan kedua gelas ukur untuk sementara setelah terbuka selama satu menit 5. Mencatat perubahan volume pada salah satu gelas ukur (tergantung proses pengentalan atau pencairan) 6. Mengambil sedikit air atau air gula pada pengaduk dan meneteskan pada refraktometer dan melihat nilai kadar air dan gula yang terdapat pada refraktometer dalam satuan brix (sebagai xf) 7. Mencatat hasilnya serta menghitung debitnya
6 8. Membuka kembali selang dan mengaduk air atau larutan gula dengan pengaduk 9. Mengambil sampel air atau larutan gula dan meneteskan pada refraktometer untuk melihat kadarnya setelah mencapai waktu 3 menit 10. Mengulangi prosedur ke-9 sebanyak delapan kali sampai mencapai waktu pada menit ke Mencatat setiap hasil (nilai kadar dalam refraktometer) pada tabel 12. Membuat grafik konsentrasi air dan konsentrasi larutan gula dengan persamaan ln(xf-xt) terhadap waktu (t)
7 BAB IV HASIL PERCOBAAN 4. 1 Pengentalan = x = ml Q = Q = Q = 0.38 ml/s Tabel 1. Pengentalan Larutan Gula Waktu Pengentalan (Brix) Ln(Xf-Xt) 0 Xf = X 3 = X 6 = X 9 = X 12 = X 15 = X 18 = X 21 = X 24 = X 27 =
8 Grafik 1. Pengentalan Larutan 2,6 2,4 2,2 2 1,8 1,6 1,4 1,2 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0 Grafik Pengentalan Larutan R² = 0,5733 Grafik Pengentalan Larutan Gula Linear (Grafik Pengentalan Larutan Gula) 4. 2 Pengenceran Q = Q = Q = 1 ml/s
9 Tabel 2. Pengenceran Larutan Gula Waktu Pengenceran(Brix) Ln(Xf-Xt) 0 Xf = 8-3 X 3 = 8-6 X 6 = 8-9 X 9 = 8-12 X 12 = X 15 = X 18 = X 21 = X 24 = X 27 = 8 - Grafik 2. Pengenceran Larutan Grafik Pengenceran Larutan R² = 0, Grafik Pengentalan Larutan Linear (Grafik Pengentalan Larutan)
10 4.3 Responsi 1. Pada evaporasi minyak bawang, bahan dimasukkan sebanyak kg/hari dengan kadar minyak 38%. Produk yang dihasilkan mengandung minyak bawang sebesar 74%. Hitung berat produk dan air yang teruapkan. Diketahui : Finput = kg/hari Km 1 = 38% Km 2 = 74% Ditanya : a.) P (berat produk) b.) W (air yang teruapkan) Jawab : W(air) Finput Km 1 = 38% EVAPORASI Km 2 = 74% P(produk) a.) P (Produk) F = W + P 38% (10000) = %(P) P = P = kg/hari b.) W (air yang teruapkan) F = W + P W = F P W = W = kg/hari
11 2. Dalam pembuatan selai buah-buahan dengan kandungan padatan 14% dibuat bubur dan dicampur dengan gula (1.22 kg gula/1 kg buah) dan pektin ( kg pektin/1 kg buah). Kemudian bahan dikurangi kadar airnya dengan pengeringan vacuum sehingga kadar air produk 33%. Untuk buah-buahan sebanyak 1000kg, berapa bahan yang keluar dari pencampuran, air teruapkan dan jumlah produk. Diketahui : Fbuah = 1000 kg Fgula = 1.22 kg gula/1 kg buah Fpektin= kg pektin/ 1 kg buah Kp 1 = 14% Kap = 33% Kp 2 = 100% - 33% = 67% (kadar) Ditanya : a.) Pc (Bahan campuran) b.) W (air yang teruapkan) c.) Jumlah Produk Jawab : W(uap) Fbuah Fgula Fpektin Kp 1 = 14% Pengeringan Vacuum Kp 2 = 33% P(produk) a.) P (bahan yang keluar dari campuran) F = W + P (1.22 x 1000) + ( x 1000) = %(P) kg = 0.67P
12 P = kg b.) W (air yang teruapkan) F = W + P W = F P W = (Fgula.Fbuah + Fpektin.Fbuah + Fbuah) P W = ((1.22 x 1000) + ( x 1000) ) W = ( ) W = W = kg c.) Jumlah produk Jumlah Produk = W + P = = kg 3. Hitung jumlah udara yang harus diberikan untuk mengeringkan 107 g bahan dari kadar air 80% menjadi 5%. Udara yang masuk mempunyai kelembaban kg uap air/kg udara dan udara keluar dengan kelembaban 0.3 kg uap air/ kg udara. Diketahui : Fs = 107 g = kg Ka 1 = 15% Ka 2 = 7% Ws 1 = 0.8/(1-0.8) = 4 Ws 2 = 0.05/(1-0.05) = Wa 1 = kg uap air/ kg udara Wa 2 = 0.3 kg Ditanya : Fa?
13 Jawab : Fa. Wa 1 Fa.Wa 2 Dryer Fs. Ws 1 Fs. Ws 2 (Fa. Wa 1 ) + (Fs. Ws 1 ) = (Fa. Wa 2 ) + (Fs. Ws 2 ) (Fa x 0.002) + (0.107 x 4) = (Fa x 0.3) + (0.107 x ) = 0.298Fa Fa = Fa = kg 4. Komoditi pertanian dengan kadar air 20% dikeringkan sehingga mencapai kadar air 9%, menggunakan pengering tipe air flow drier. Udara pengering yang sudah digunakan untuk mengeringkan dialirkan kembali dan dicampur dengan udara yang berasal dari pemanas. Jika kelembaban udara dari pemanas 0.01 kg uap air/ kg udara dan kelembaban udara dari pengeringan digunakan lagi 0.1 kg uap air/kg udara dan kelembaban udara, untuk bahan sebanyak 107 kg/jam, berapa udara masuk yang dibutuhkan/jam, udara yang direcycle dan jumlah produk kering. F bahan = 107 kg/jam Ka = 20% Wf. Wc Air flow drier Ka out = 9% Fr.Wr
14 Diketahui : Ka in = 20% Ka out = 9% F bahan = 107 kg/jam Wa = 0,1 kg uap air/1 kg udara Wc= 0,03 kg uap air/1 kg udara Wf= 0,01 kg uap air/1 kg udara Ditanyakan : a. Udara yang dibutuhkan (Ff) b. Udara yang direcycle (Fr) c. Jumlah produk kering (P) Jawab : a. (F f + F r ) x W c + F bahan x W bahan = F bahan x W bahan + (F f + F r ) x W r (F f + F r ) x W c + F bahan x W bahan = F bahan x W bahan + (F f + F r ) x W r 0,03 (F f + F r ) x 0,176 = 107 x 0, ,1 (F f + F r ) 0,03 (F f + F r ) + 18,832 = 8, ,1 (F f + F r ) 18,832 8,025 = 0,1 (F f + F r ) 0,03 (F f + F r ) 10,807 = 0,07 (F f + F r ) Fr = 154,386 Ff... (1) b. F c x W c = F f x W f + F r x W r (154,386 x 0,03) = F f (0,01) + (154,386 - F f ) (0,1) 4,632 = 0,01 F f + 15,4386 0,1 F f 0,1 F f 0,01 F f = 15,438 4,632 0,09 F f = 10,806
15 c. Substitusikan ke persamaan 1 : F r = 154,386 F f = 154, ,067 = 34,319 kg/jam d. F = W + P 107 x 85% = 93% x P + 0
16 BAB V PEMBAHASAN Pada praktikum yang dilaksanakan kali ini membahas mengenai kesetimbangan massa dengan menghitung kadar dari larutan gula dengan menggunakan refraktometer. Kadar larutan yang dihitung terdiri dari kadar larutan ketika dilakukan proses pengentalan dan kadar larutan ketika dilakukan proses pengenceran. Perhitungan dilakukan setiap 3 menit. Dari segi bentuk grafik yang terbentuk, dapat disimpulkan bahwa terjadi ketidakakuratan dari percobaan kali ini. Hal ini dapat terlihat dari grafik yang bentuknya tidak linear masih ada data yang kadarnya naik turun, seperti dalam pengentalan, begitupun yang terjadi pada pengenceran. Grafik yang terbentuk dalam percobaan kali ini bentuknya tidak beraturan. Seharusnya semakin lama waktu pengentalan, maka semakin tinggi nilai kadar bahannya. Begitu pula pada proses pengenceran, semakin lama waktu pengenceran maka semakin rendah nilai kadar bahannya. Nilai kadar awal dari pengentalan gula adalah 8,1 Brix dan nilai akhirnya sebesar 1,9 brix, disini terjadi penurunan kadar gula yang sangat drastis pada awal pembukaan kran di menit 0-3 namun kembali naik dari nilai di menit ke 3, normal di menit berikutnya sesuai dengan keadaan bahwa pengentalan terjadi dengan naiknya nilai dari kadar bahan. Di menit ke 12 terjadi penurunan kembali, namun penurunan kali ini tidak begitu drastis dan nilai ini terus naik turun di angka 1,8-1,9 sampai pada menit ke 21 yang selanjutnya bersifat konstan sampai dengan menit ke 27. Maka, dapat diketahui bahwa pengukuran kali ini dirasa kurang akurat, hal ini dibuktikan dengan nilai dari kadar bahannya yang naik turun atau tidak terus menerus naik. Hal ini dapat disebabkan karena pembacaan nilai pada refraktometer yang dilakukan oleh praktikan kurang tepat atau teliti, terdapat kemungkinan bahwa mata pengamat tidak lurus ke depan sehingga pembacaannya kurang akurat, juga kemungkinan penggunaan refraktometer kurang bersih sehingga dapat mempengaruhi nilainya. Untuk pengenceran larutan gula, nilai awalnya sebesar 8 brix dan nilai akhirnya tetap 8, namun disetiap menitnya tidak konstan 8 dibeberapa menit
17 terjadi nilai kadar yang naik turun seperti di menit ke 12 nilai kadarnya mengalami sedikit penurunan di angka 7,99 begitupun di menit ke 15 menjadi 7,9 serta di menit ke 18 menjadi 7,86. Hal ini bersesuaian bahwa pada pengenceran terjadi penurunan nilai kadar bahan, namun di menit ke 21 terjadi kenaikan menjadi 8,1 sampai pada menit ke-24 dan turun kembali ke nilai awak di angka 8 pada menit ke 27, lalu dapat dikatakan pula bahwa larutan gula ini jenuh di nilai 8 karena nilai yang naik maupun turun tidak jauh berkisar dari nilai 8. Kenaikan nilai bahan yang terjadi di menit ke 21 tentu tidak bersesuaian dengan teori bahwa dalam pengenceran terjadi penurunan nilai dari kadar bahan, maka dapat diketahui bahwa pengukuran kali ini dirasa kurang akurat, hal ini dibuktikan dengan nilai dari kadar bahannya yang naik turun atau tidak terus menerus turun. Hal ini dapat disebabkan karena pembacaan nilai pada refraktometer yang dilakukan oleh praktikan kurang tepat atau teliti, terdapat kemungkinan bahwa mata pengamat tidak lurus ke depan sehingga pembacaannya kurang akurat, juga kemungkinan penggunaan refraktometer kurang bersih sehingga dapat mempengaruhi nilainya. Waktu pada pengukuran kali ini sama yaitu 27 menit namun perubahan pada nilai pengentalan dan pengenceran jauh berbeda, dimana pada pengenceran terjadi perubahannya relatif berlangsung lama dan perubahannya sangat sedikit sehinga dapat dikatakan bahwa laju pengenceran larutan lebih lama dibandingkan dengan laju pengentalan larutan. Dalam praktikum juga terdapat beberapa kendala yaitu keterbasan peralatan praktikum. Alat yang tersedia hanya dua buah saja, yang terdiri dari satu alat untuk pengentalan dan satu alat lainnya untuk pengenceran. Selain itu, peralatan yang digunakan pun kondisinya sudah tidak baik sehingga dapat memicu ketidakakuratan dalam proses percobaan. Selang yang seharusnya dapat mengalirkan air dari gelas ukur ke gelas ukur yang lainnya terjepit sehingga air yang akan mengalir tertahan. Refraktometer juga hanya satu sehingga menyebabkan pemakaian harus dilakukan secara bergantian. Hal tersebut menyebabkan tidak efisiennya waktu praktikum.
18 BAB VI PENUTUP 6. 1 Kesimpulan 1. Semakin tinggi nilai kadar bahan dalam larutan maka semakin pekat atau semakin besar pula kekentalan dalam larutan tersebut 2. Semakin rendah nilai kadar bahan dalam larutan maka semakin cair larutan tersebut 3. Perubahan nilai dari pengentalan maupun pengenceran dipengaruhi oleh waktu 6. 2 Saran 1. Sebelum melakukan praktikum, sebaiknya praktikan sudah memahami prosedur yang akan dilaksanakan agar praktikum berjalan dengan lancar dan efektif. 2. Agar hasilnya menjadi akurat, pada saat melakukan praktikum, praktikan harus teliti dan serius karena hasil yang akan didapatkan benar-benar tergantung dengan ketelitian praktikan. 3. Sebaiknya peralatan praktikum tersedia lengkap dan kondisinya baik sehingga percobaan dapat lebih akurat dan praktikum yang dilakukan lebih efisien. 4. Sebaiknya larutan tidak hanya satu jenis agar praktikan dapat membandingkan laju pengenceran dan pengentalannya.
19 DAFTAR PUSTAKA Khopkar S. M., 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, Universitas Indonesia : Jakarta Hukum Kekekalan Massa. 20 September Hukum Kekekalan Massa pada Reaksi Kimia. 20 September Triyadi, Rikky. Pengentalan dan Penguapan Produk. 20 September Utami, Gusti A.A Mirah. Analisis Markov. 20 September Refraktometer. 20 September
20 LAMPIRAN Gambar 1. Refraktometer Gambar 2. Batang Pengaduk Gambar 3. Gelas Ukur
PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Praktikum Kegiatan praktikum ini mempunyai tujuan yaitu agar siswa dapat membuktikan Hukum Kekekalan Massa pada suatu reaksi.
PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Praktikum Kegiatan praktikum ini mempunyai tujuan yaitu agar siswa dapat membuktikan Hukum Kekekalan Massa pada suatu reaksi. 1.2 Dasar Teori HUKUM KEKEKALAN MASSA = HUKUM LAVOISIER
Lebih terperinci1/14/2014 NERACA MASSA DALAM PENGOLAHAN PANGAN
NERACA MASSA DALAM PENGOLAHAN PANGAN Tujuan Instruksional Khusus : Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip dasar hukum kekekalan massa Mahasiswa dapat melakukan analisa aliran bahan yang masuk dan keluar selama
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2011 hingga Agustus 2011 di Laboratorium Energi dan Listrik Pertanian serta Laboratorium Pindah Panas dan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan
Lebih terperinciPreparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.
Preparasi Sampel Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3 siti_marwati@uny.ac.id Penarikan Sampel (Sampling) Tujuan sampling : mengambil sampel yang representatif untuk penyelidikan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 1 PERCOBAAN VII TITRASI PENGENDAPAN
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 1 PERCOBAAN VII TITRASI PENGENDAPAN OLEH NAMA : HABRIN KIFLI HS. STAMBUK : F1C1 15 034 KELOMPOK : V (LIMA) ASISTEN : SARJUNA LABORATORIUM KIMIA ANALITIK FAKULTAS MATEMATIKA
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA 1113016200027 ABSTRAK Larutan yang terdiri dari dua bahan atau lebih disebut campuran. Pemisahan kimia
Lebih terperinciMODUL I Pembuatan Larutan
MODUL I Pembuatan Larutan I. Tujuan percobaan - Membuat larutan dengan metode pelarutan padatan. - Melakukan pengenceran larutan dengan konsentrasi tinggi untuk mendapatkan larutan yang diperlukan dengan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 WAKTU DAN TEMPAT Penelitian dilaksanakan dari bulan April 2012 hingga September 2012 di Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem,
Lebih terperinciLaju massa. Laju massa akumulasi dalam sistem. Laju massa masuk sistem. keluar sistem. exit. inlet. system. = m& accumulation.
KESETIMBANGAN MASSA landasan KEKEKALAN MASSA Massa tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi komposisi-nya dapat berubah bentuk (ex. Reaksi kimiawi) Massa total suatu materi yang masuk ke pengolahan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH
LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH I. Tujuan Praktikan dapat memahami dan menstandarisasi larutan baku sekunder NaOH dengan larutan baku primer H 2 C 2 O 4 2H 2 O II. Dasar Teori Reaksi asam basa
Lebih terperinciAjeng Dhelya.A Andre Wahyu.A Iqbal Rajeffath Luviandy Pratama. Novi Nur A.N Rafli Burnama Sabila Dwipa.L Wulan Purnama.S
Ajeng Dhelya.A Andre Wahyu.A Iqbal Rajeffath Luviandy Pratama Novi Nur A.N Rafli Burnama Sabila Dwipa.L Wulan Purnama.S PENDAHULUAN Pembiasan Cahaya Sinar datang rengga ng rap at Sinar datang ϴ1 n1 n2
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Rangkaian penelitian kualitas selai alpukat ( Persea americana Mill)
10 BAB III MATERI DAN METODE Rangkaian penelitian kualitas selai alpukat ( Persea americana Mill) dengan 3 jenis pemanis alami, dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2017 di Laboratorium Kimia dan
Lebih terperinciPENGERINGAN BAHAN PANGAN (KER)
MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA PENGERINGAN BAHAN PANGAN (KER) Disusun oleh: Siti Nuraisyah Suwanda Dr. Dianika Lestari Dr. Ardiyan Harimawan PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS
Lebih terperinciNME D3 Sperisa Distantina BAB II NERACA MASSA
1 NME D3 Sperisa Distantina BAB II NERACA MASSA PENYUSUNAN DAN PENYELESAIAN NERACA MASSA KONSEP NERACA MASSA = persamaan yang disusun berdasarkan hukum kekekalan massa (law conservation of mass), yaitu
Lebih terperinciPERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN
PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN I. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan percobaan praktikum ini adalah agar praktikan dapat membuat larutan dengan konsentrasi tertentu, mengencerkan larutan,
Lebih terperincikimia LAJU REAKSI 1 TUJUAN PEMBELAJARAN
KTSP & K-13 kimia K e l a s XI LAJU REAKSI 1 TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami konsep molaritas. 2. Memahami definisi dan faktor-faktor
Lebih terperinciGRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO) NAMA : KARMILA (H311 09 289) FEBRIANTI R LANGAN (H311 10 279) KELOMPOK : VI (ENAM) HARI / TANGGAL : JUMAT / 22 MARET
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath, termometer, spatula, blender, botol semprot, batang pengaduk, gelas kimia, gelas
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian dan Laboratorium Kimia,
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I PENENTUAN TITIK BEKU Nama Mahasiswa NIM : Ita Permadani : M0311040 Hari/Tanggal Praktikum : Kamis, 10 November 2011 Kelompok : 13 Asisten Pembimbing : Dewi Nur Rita LABORATORIUM
Lebih terperinciPercobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM
Percobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM TUJUAN Mengetahui cara membersihkan, mengeringkan dan menggunakan berbagai alat gelas yang digunakan di laboratorium kimia. Mengatur nyala pembakar Bunsen
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan 18 Maret 2016 sampai
Lebih terperinciIII. METODELOGI. Penelitian dilaksanakan di laboratorium PT KH Roberts Indonesia dan
29 III. METODELOGI Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di laboratorium PT KH Roberts Indonesia dan laboratorium program studi ilmu pangan di Bogor. Pelaksanan penelitian dilakukan selama 6 bulan dari
Lebih terperinciPENENTUAN BERAT MOLEKUL MELALUI METODE PENURUNAN TITIK BEKU (CRYOSCOPIC)
PENENTUAN BERAT MOLEKUL MELALUI METODE PENURUNAN TITIK BEKU (CRYOSCOPIC) A. TUJUAN PERCOBAAN Dapat menentukan berat molekul zat non-elektrolit melalui penurunan titik beku larutan, dan menentukan persentase
Lebih terperinciPRAKTIKUM KIMIA DASAR I
PRAKTIKUM KIMIA DASAR I REAKSI KIMIA PADA SIKLUS LOGAM TEMBAGA Oleh : Luh Putu Arisanti 1308105006 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA BADUNG TAHUN 2013/2014
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. 1.1 Lokasi dan Waktu. 1.2 Alat dan Bahan Alat Bahan
BAB III METODOLOGI 1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan pada bulan April Juni 2011 di laboratorium Pindah Panas dan Massa dan laboratorium Surya, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem Fakultas Teknologi
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Februari 2012 sampai dengan Juni 2012 di Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian, Departemen Teknik
Lebih terperinci3.1. Tempat dan Waktu Bahan dan Aiat Metode Penelitian
in. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Riau, Laboratorium Kimia
Lebih terperinciMENGAMATI ARUS KONVEKSI, MEMBANDINGKAN ENERGI PANAS BENDA, PENYEBAB KENAIKAN SUHU BENDA DAN PENGUAPAN
MENGAMATI ARUS KONVEKSI, MEMBANDINGKAN ENERGI PANAS BENDA, PENYEBAB KENAIKAN SUHU BENDA DAN PENGUAPAN A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita sering tidak menyadari mengapa es
Lebih terperinciLaporan Praktikum Kimia
Laporan Praktikum Kimia Membuat Larutan Na2S2O3( Natriumthiosulfat) disusun oleh: Natasya Octavia Indrawan ( 20 ) Kelas: XI IPA 1 SMA MARDI YUANA BOGOR Jl Siliwangi No. 50 Sukasari 2012-2013 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK
LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK PEMBUATAN t - BUTIL KLORIDA NAMA PRAKTIKAN : KARINA PERMATA SARI NPM : 1106066460 PARTNER PRAKTIKAN : FANTY EKA PRATIWI ASISTEN LAB : KAK JOHANNES BION TANGGAL
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen di bidang teknologi pangan.
BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen di bidang teknologi pangan. B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Pembuatan sirup rosella dilakukan di Laboratorium Teknologi
Lebih terperinciTEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN
Page1 TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) merupakan salah satu komoditi sayuran buah yang sangat
Lebih terperinciPERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT
I. Tujuan Percobaan ini yaitu: PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT Adapun tujuan yang ingin dicapai praktikan setelah melakukan percobaan 1. Memisahkan dua garam berdasarkan kelarutannya pada suhu tertentu
Lebih terperincijatuh ke gelas ukur. Hal ini yang membuat hasil pengukuran kurang akurat. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Alat dan Bahan Penelitian Dalam proses pembuatan membran selulosa asetat 12% mempunyai kendalan dalam proses pencetakan karena alat cetak yang digunakan masih sederhana. Alat cetak yang sederhana ini
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
Kenaikan titik didih larutan Syahrul Ramadhan 203 032 XII MIPA- KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya kepada kami sehingga kami dapat
Lebih terperinciPERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK KI-2122 PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA Nama Praktikan : Anggi Febrina NIM : 13010107 Kelompok : 5 (Shift Pagi) Tanggal
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA Senin, 21 April 2014 Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH 1112016200040 KELOMPOK 1 MILLAH HANIFAH (1112016200073) YASA ESA YASINTA (1112016200062) WIDYA
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika
23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada bulan April
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Agustus 2014 di Laboratorium
30 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Agustus 2014 di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan Mei 2012 di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen Jurusan Teknik Pertanian, Universitas
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Batch Dryer, timbangan, stopwatch, moisturemeter,dan thermometer.
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2013, di Laboratorium Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung B. Alat dan Bahan Alat yang
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM SATUAN OPERASI II
MODUL PRAKTIKUM SATUAN OPERASI II PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA I. PENGERINGAN A. PENDAHULUAN Pengeringan adalah proses pengeluaran
Lebih terperinciPENUNTUN PRAKTIKUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II
PENUNTUN PRAKTIKUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II NAMA MAHASISWA : STAMBUK : KELOMPOK / KLS : LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Lebih terperinciPengumpulan data dilakukan melalui tahap pengamatan dan pengukuran. dengan variabel yang diamati yaitu tinggi, jumlah daun dan berat kering gulma
21 3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan melalui tahap pengamatan dan pengukuran dengan variabel yang diamati yaitu tinggi, jumlah daun dan berat kering gulma Paspalum
Lebih terperinciPEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014
PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014 Disusun oleh : AMELIA DESIRIA KELOMPOK: Ma wah shofwah, Rista Firdausa Handoyo, Rizky Dayu utami, Yasa Esa Yasinta PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciPETA KONSEP LAJU REAKSI. Percobaan. Waktu perubahan. Hasil reaksi. Pereaksi. Katalis. Suhu pereaksi. Konsentrasi. Luas. permukaan.
PETA KONSEP LAJU REAKSI Berkaitan dengan ditentukan melalui Waktu perubahan Dipengaruhi oleh Percobaan dari Pereaksi Hasil reaksi Konsentrasi Luas Katalis Suhu pereaksi permukaan menentukan membentuk mengadakan
Lebih terperinciPENYIMPANAN DAN PENGGUDANGAN PENDAHULUAN
PENYIMPANAN DAN PENGGUDANGAN PENDAHULUAN Kegunaan Penyimpangan Persediaan Gangguan Masa kritis / peceklik Panen melimpah Daya tahan Benih Pengendali Masalah Teknologi Susut Kerusakan Kondisi Tindakan Fasilitas
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan alat yang berasal dari Laboratorium Tugas Akhir dan Laboratorium Kimia Analitik di Program
Lebih terperinciPengeringan Untuk Pengawetan
TBM ke-6 Pengeringan Untuk Pengawetan Pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau mengilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan menguapkan sebagian besar air yang di kandung melalui penggunaan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan September - November 2012 di Laboratorium
19 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan September - November 2012 di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian,
Lebih terperinci1989).Sampel sebanyak 2 g dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 500ml. balik. Didihkan selama 30 menit dan kadang kala digoyang- goyangkan.
Penentuan kadar serat kasar Kadar serat kasar dianalisa dengan menggunakan metode Sudarmadji dkk, 1989).Sampel sebanyak 2 g dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 500ml kemudian ditambahkan 200 ml H 2 SO4
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses evaporasi telah dikenal sejak dahulu, yaitu untuk membuat garam dengan cara menguapkan air dengan bantuan energi matahari dan angin. Evaporasi adalah salah satu
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Keadaan Lokasi Pengambilan Sampel Sampel yang digunakan adalah sampel bermerek dan tidak bermerek yang diambil dibeberapa tempat pasar
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan
13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan pektin kulit jeruk dan pembuatan
Lebih terperinciKETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM
KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM Oleh : Dewi Agustin ACC 113 028 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PALANGKARAYA
Lebih terperinciDAFTAR NOTASI. : konstanta laju pengeringan menurun (1/detik)
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGAJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... PERYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... KATA PENGANTAR... HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI... DAFTAR NOTASI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN A. Hasil Pengamatan Kelompok Berat Awal Sampel Berat Akhir Sampel 7 & 8 2,0022 1,2864 9 & 10 2,0810 1,3340 11 & 12 2,0146 1,2824 Kelompok Berat Berat Porselen +
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. A. Waktu dan Tempat. B. Alat dan Bahan. C. Prosedur Penelitian
BAB III METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Penelitian telah dilakukan pada bulan Agustus dan November 2011, yang berlokasi di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, Departemen Teknik Mesin
Lebih terperinciRima Puspa Aryani : A1C311010
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA SMA (AKKC 351) PERCOBAAN VIII SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Dosen: Dra. Hj. St. H. Nurdiniah, M.Si Drs. Rusmansyah, M.Pd Asisten Praktikum: Siti Meisyarah Trisda Mila Disusun Oleh: Kelompok
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI OLEH : KELOMPOK III Nama : Rifqi Munip (061330401022) Riska (061330401023) Sarah Swasti Putri (061330401024) Siti Nurjanah (061330401025)
Lebih terperinciDiagram Fasa Zat Murni. Pertemuan ke-1
Diagram Fasa Zat Murni Pertemuan ke-1 Perubahan Fasa di Industri Evaporasi Kristalisasi Diagram Fasa Diagram yang bisa menunjukkan, pada kondisi tertentu (tekanan, suhu, kadar, dll) zat tersebut berfasa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Diagram alir merupakan penggambaran secara singkat dari suatu proses. Diagram alir dibuat untuk memudahkan dalam memahami suatu proses. Untuk memperjelas
Lebih terperinciSistem tiga komponen
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA FISIK II KESETIMBANGAN FASA Selasa, 15 April 2014 DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha 1112016200028 KELOMPOK 4 1. Fika Rakhmalinda 1112016200005 2. Naryanto 1112016200018 PROGRAM
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 di. Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro, Semarang.
19 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan Fakultas Peternakan dan Pertanian, dan Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro,
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perubahan Konsentrasi O dan CO dalam Kemasan mempunyai densitas antara.915 hingga.939 g/cm 3 dan sebesar,9 g/cm 3, dimana densitas berpengaruh terhadap laju pertukaran udara
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Diskusi
Bab IV Hasil dan Diskusi IV.1 Hasil Eksperimen Eksperimen dikerjakan di laboratorium penelitian Kimia Analitik. Suhu ruang saat bekerja berkisar 24-25 C. Data yang diperoleh mencakup data hasil kalibrasi
Lebih terperinciPrinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri
Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri PENANGANAN Jenis Kerusakan Bahan Pangan Kerusakan mikrobiologis Kerusakan mekanis Kerusakan fisik Kerusakan biologis Kerusakan kimia Kerusakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan bahan yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan fungsinya tidak pernah digantikan oleh senyawa lain. Sebuah molekul air terdiri dari sebuah atom
Lebih terperinciMATERIAL BALANCES RYN
MATERIAL BALANCES RYN Keseimbangan massa digunakan untuk melacak aliran bahan masuk dan keluar dalam suatu proses dan menghasilkan kuantitas komponen 2 atau proses secara keseluruhan Kegunaan: formulasi
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAMPIRAN Lampiran 1. Data Absorbansi Larutan Naphthol Blue Black pada Berbagai Konsentrasi No. Konsentrasi (ppm) Absorbansi 1. 3 0.224 2. 4 0,304 3. 5 0,391 4. 6 0,463 5. 7 0,547 6. 8 0,616 7. 9 0,701
Lebih terperinciHASIL KALI KELARUTAN (Ksp)
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA HASIL KALI KELARUTAN (Ksp) NAMA : YUSI ANDA RIZKY NIM : H311 08 003 KELOMPOK : II (DUA) HARI/TGL PERC. : SENIN/08 MARET 2010 ASISTEN : FITRI JUNIANTI LABORATORIUM KIMIA FISIKA
Lebih terperinciIII. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama 15
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni hingga Juli 2015 di Laboratorium
14 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni hingga Juli 2015 di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pascapanen Jurusan Teknik Pertanian Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telah kita ketahui bahwa materi terdiri dari unsur, senyawa, dan campuran. Campuran dapat dipisahkan melalui beberapa proses pemisahan campuran secara fisika dimana
Lebih terperinciKESETIMBANGAN MASSA Q&A
KESETIMBANGAN MASSA Q&A Soal 1 a. Dalam sebuah pemanas (furnace), 95% karbon diubah menjadi CO 2 & sisanya menjadi CO. Hitung jumlah gas-gas yang keluar dari cerobong b. 20 kg garam ditambahkan ke dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 Penentuan Titik Beku Oleh: Nama NIM : Eka Anzihory : M0211024 Hari/tgl praktek : Kamis / 10 November 2011 Kelompok : 6 LABORATORIUM KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel PBAG di lingkungan sekitar kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan daerah Cipaku.
Lebih terperinciPERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph)
PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph) I. Tujuan. Membuat kurva hubungan ph - volume pentiter 2. Menentukan titik akhir titrasi 3. Menghitung kadar zat II. Prinsip Prinsip potensiometri didasarkan pada
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Susut Bobot Susut bobot merupakan salah satu faktor yang mengindikasikan penurunan mutu buah. Muchtadi (1992) mengemukakan bahwa kehilangan bobot pada buah-buahan yang disimpan
Lebih terperinciBasic laboratory skills terampil menggunakan alat dasar
Basic laboratory skills terampil menggunakan alat dasar Memanaskan menyaring meneteskan larutan ke dalam tabung reaksi Memastikan kesempurnaan endapan mengocok larutan melarutkan Memilih wadah untuk menimbang
Lebih terperinciCara Penentuan Nilai BRIX kadar gula Dalam Tanaman Tebu. Oleh: Khairul Nurcahyono
Cara Penentuan Nilai BRIX kadar gula Dalam Tanaman Tebu Oleh: Khairul Nurcahyono Dalam industri gula dikenal istilah-istilah pol, brix dan HK (hasil bagi kemurnian). Istilah-istilah ini terdapat analisa
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si Oleh Kelompok V Indra Afiando NIM 111431014 Iryanti Triana NIM 111431015 Lita Ayu Listiani
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari
28 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari 2010 yang bertempat di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan
28 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada bulan Mei sampai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah nata de ipomoea. Objek penelitian ini adalah daya adsorpsi direct red Teknis.
BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah nata de ipomoea. 2. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah daya adsorpsi direct red
Lebih terperinciLembaran Pengesahan KINETIKA ADSORBSI OLEH: KELOMPOK II. Darussalam, 03 Desember 2015 Mengetahui Asisten. (Asisten)
Lembaran Pengesahan KINETIKA ADSORBSI OLEH: KELOMPOK II Darussalam, 03 Desember 2015 Mengetahui Asisten (Asisten) ABSTRAK Telah dilakukan percobaan dengan judul Kinetika Adsorbsi yang bertujuan untuk mempelajari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini didahului dengan perlakuan awal bahan baku untuk mengurangi pengotor yang terkandung dalam abu batubara. Penentuan pengaruh parameter proses dilakukan dengan cara
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Terjadinya proses absorpsi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu tekanan absorbat, suhu absorbat, dan interaksi potensial antara absorbat dan absorban (Nishio Ambarita, 2008).
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Waktu penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu mulai dari bulan Maret hingga Mei 2011, bertempat di Laboratorium Pilot Plant PAU dan Laboratorium Teknik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Pelaksanaannya dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu tahap penyiapan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 22 23 3.2 Metode Penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciLarutan dan Konsentrasi
Larutan dan Konsentrasi Tujuan Pembelajaran Mahasiswa memahami konsep larutan Mahasiswa memahami konsep perhitungan konsentrasi Pentingnya perhitungan konsentrasi Pentingnya memahami sifat larutan dan
Lebih terperinciPRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I SEDIMENTASI
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I SEDIMENTASI NAMA KELOMPOK : 1. FITRIYATUN NUR JANNAH (5213412006) 2. FERA ARINTA (5213412017) 3. DANI PRASETYA (5213412037) PRODI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITTAS
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM DINAMIKA KIMIA JUDUL PERCOBAAN : PENENTUAN LAJU REAKSI IODINASI ASETON DALAM SUASANA ASAM. Nama : SantiNurAini NRP :
LAPORAN PRAKTIKUM DINAMIKA KIMIA JUDUL PERCOBAAN : PENENTUAN LAJU REAKSI IODINASI ASETON DALAM SUASANA ASAM Nama : SantiNurAini NRP : 1413100048 Tanggal Praktikum : 28 April 2015 Nama Asisten : Mas Mattius
Lebih terperinciPembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami
Pembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami I. Tujuan Pada percobaan ini akan dipelajari beberapa hal mengenai koloid,protein dan senyawa karbon. II. Pendahuluan Bila garam dapur dilarutkan dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini digunakan untuk menggambarkan atau menginterpretasikan datadata yang
Lebih terperinciLaporan Praktikum Kimia Laju Reaksi
Laporan Praktikum Kimia Laju Reaksi Oleh: 1. Kurniawan Eka Yuda (5) 2. Tri Puji Lestari (23) 3. Rina Puspitasari (17) 4. Elva Alvivah Almas (11) 5. Rusti Nur Anggraeni (35) 6. Eki Aisyah (29) Kelas XI
Lebih terperinci