Manajemen Risiko. Pusat Pengembangan Internal Audit Yayasan Pendidikan Internal Audit. Pelatihan Audit Internal Tingkat Dasar I I

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Manajemen Risiko. Pusat Pengembangan Internal Audit Yayasan Pendidikan Internal Audit. Pelatihan Audit Internal Tingkat Dasar I I"

Transkripsi

1 Manajemen Risiko Pusat Pengembangan Internal Audit Yayasan Pendidikan Internal Audit Pelatihan Audit Internal Tingkat Dasar I I Sertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA) 1

2 Agenda BAB I: Pendahuluan BAB II: COSO dan Produk COSO BAB III: Kerangka Manajemen Risiko BAB IV: Penilaian Risiko BAB V: Peran Audit Internal 2

3 BAB - I Pendahuluan 3

4 Aktivitas Utama Manajemen Risiko 1. Menetapkan selera risiko (risk appetite) organisasi selaras dengan kapasitasnya dalam mengelola ketidakpastian... (Secara berkala Risk Appetite harus ditinjau ulang, sesuaikan dengan perubahan tingkat resiko bisnis). 2. Menyelaraskan pilihan dan strategi bisnis dengan selera risiko organisasi... Mengevaluasi alternatif strategi, menetapkan tujuan, dan mengembangkan mekanisme dalam mengelola resiko. 3. Meningkatkan kualitas keputusan dalam merespon risiko (risk response)...identifikasi dan memilih Risk Response dengan menghindari, menerima, mengurangi, membagi, menguasai, atau memindahkan

5 Manfaat Manajemen Risiko 1. Menurunkan kejutan dan kerugian operasional... Identifikasi event potensial dan peningkatan kemampuan dalam penetapan respon 2. Mengidentifikasi dan mengelola risiko-risiko yang bersifat lintas-entitas... Pengelolaan resiko secara Terintegrasi dan memfasilitasi pemilihan respon. 3. Merebut peluang... Pewujudan Peluang secara Proaktif 4. Meningkatkan efektivitas pemanfaatan modal... Dengan cara memiliki Informasi Resiko yg lengkap.

6 Definisi Manajemen Risiko Menurut COSO (1992/1994) Manajemen risiko adalah sebuah proses, yang dipengaruhi oleh dewan pengawas, manajemen senior dan personil lainnya, diterapkan dalam perumusan strategi dan diterapkan di seluruh Lingkup entitas, dirancang untuk mengidentifikasi timbulnya kejadian yang berpotensi dapat mempengaruhi entitas, dan mengelola risiko agar senantiasa berada dalam risk appetite, untuk memberikan keyakinan memadai dalam pencapaian tujuan entitas. Menurut POJK No.18/POJK.03/2016 Manajemen Risiko adalah serangkaian metodologi dan prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan Risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha Bank.

7 Konsep Dasar Manajemen Risiko Sebuah PROSES... Manajemen Resiko tidak STATIS tetapi merupakan Suatu Proses yang berkelanjutan dan melekat atau mencakup seluruh area dalam entitas. Dipengaruhi oleh Orang pada seluruh jenjang entitas. Diterapkan dalam Perumusan Strategi. Diterapkan di seluruh Lingkup Entitas/Organisasi, di setiap tingkat dan unit, dan mencakup identifikasi portofolio risiko pada level entitas secara umum. Selera Resiko (Risk Appetite)... Dirancang untuk mengidentifikasi peristiwa yang berpotensi terjadi, yang jika terjadi, akan mempengaruhi entitas; dan mengelola risiko dalam risk appetite dan risk tollerance.

8 Cont d Memberikan Asurans yang Wajar... Mampu memberikan keyakinan memadai kepada dewan pengawas dan manajemen sentior entitas. Pencapaian Tujuan Organisasi... Ditujukan dalam upaya pencapaian satu atau lebih kategori tujuan yang terpisah tetapi tumpang tindih. 8

9 Konsep dasar Manajemen Risiko 1. Proses Manajemen risiko tidak bersifat statis, tetapi merupakan suatu proses yang berlangsung terus-menerus, berkelanjutan dan diterapkan secara melekat dalam operasi organisasi. 2. Dipengaruhi oleh Orang Manajemen risiko dipengaruhi oleh perkataan dan perbuatan pimpinan dan seluruh personil lain dalam organisasi. Mereka menetapkan misi, strategi dan tujuan organisasi dan membuat mekanisme manajemen risiko.

10 Cont d 3. Diterapkan dalam Perumusan Strategi Organisasi menetapkan visi misinya dan menetapkan tujuan strategis. Manajemen risiko diterapkan pada proses perumusan strategi, di mana manajemen mempertimbangkan risiko atas strategi-strategi alternatif yang ada, dalam rangka mengevaluasi dan memilih strategi organisasi dan tujuan-tujuan terkaitnya.

11 Cont d 4. Diterapkan pada seluruh lingkup organisasi Manajemen risiko diterapkan di seluruh tingkatan organisasi, dari tingkat perencanaan strategis dan alokasi sumber daya, kegiatan usaha seperti pemasaran dan sumber daya manusia, hingga ke tingkat proses bisnis rinci seperti produksi, pengadaan bahan baku dan review kredit untuk pelanggan baru. Manajemen risiko juga diterapkan pada setiap proyek atau inisiatif baru yang mungkin belum termasuk dalam struktur organisasi entitas.

12 Cont d 5. Selera Risiko (Risk Appetite) Selera risiko adalah besarnya risiko, dalam tingkat yang luas, yang dapat diterima oleh organisasi dalam upaya mewujudkan nilai organisasi. Selera risiko mencerminkan filosofi manajemen risiko organisasi, dan selanjutnya mempengaruhi budaya organisasi dan gaya operasinya. Selera risiko memberikan panduan untuk alokasi sumber daya.

13 Cont d 6. Toleransi Risiko Toleransi risiko adalah tingkat risiko yang dapat diterima. Dalam menentukan toleransi risiko, manajemen mempertimbangkan kepentingan relatif dari tujuan-tujuan terkait dan menyelaraskan toleransi risiko dengan selera risiko. Beroperasi dalam toleransi risiko membantu meyakinkan organisasi untuk tetap berada dalam selera risikonya dan pada gilirannya akan membantu organisasi mencapai tujuannya.

14 Cont d 7. Memberikan Asurans yang Wajar Manajemen risiko yang dirancang dan dijalankan dengan baik dapat memberikan asurans yang wajar atas pencapaian tujuan organisasi. Manajemen risiko yang efektif sekalipun dapat mengalami kegagalan. Asurans yang wajar berbeda dengan asurans mutlak.

15 Cont d 8. Pencapaian Tujuan Organisasi Kerangka kerja ERM menetapkan empat kategori tujuan organisasi: Strategis: berhubungan dengan tujuan tingkat tinggi yang diselaraskan dengan dan mendukung misi organisasi. Operasi: berhubungan dengan penggunaan sumber daya organisasi secara efektif dan efisien. Pelaporan: berhubungan dengan keandalan laporan organisasi. Kepatuhan: berhubungan dengan kepatuhan organisasi terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

16 Pencapaian Tujuan Organisasi Kerangka kerja ERM menetapkan empat kategori tujuan organisasi: 1. Strategis: berhubungan dengan tujuan tingkat tinggi yang diselaraskan dengan dan mendukung misi organisasi. 2. Operasi: berhubungan dengan penggunaan sumber daya organisasi secara efektif dan efisien. 3. Pelaporan: berhubungan dengan keandalan laporan organisasi. 4. Kepatuhan: berhubungan dengan kepatuhan organisasi terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

17 BAB - II COSO dan Produk COSO 17

18 Pengantar COSO, sebagai akronim Committee of Sponsoring Organizations of Treadway Commission, merupakan organisasi volunteer yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelaporan keuangan perusahaan melalui penegakan etika bisnis, pengendalian internal dan corporate governance. COSO dibentuk pada tahun 1985 untuk mendukung National Commission on Fraudulent Financial Reporting, sebuah Organisasi bentukan pemerintah Amerika Serikat yg sering disebut sebagai Treadway Commission. Studinya mengenai faktor2 yg melatarbelakangi Fraud terkait penyimpangan laporan keuangan dan mengembangkan rekomendasinya

19 Organisasi-Organisasi Sponsor Pendukung COSO 1. American Institute of Certified Public Accountants (AICPA), 2. The Institute of Internal Auditors (IIA), 3. Financial Executives International (FEI), 4. Institute of Management Accountants (IMA)dan 5. American Accounting Association (AAA).

20 Pedoman Diterbitkan COSO 1. Governance and Operational Performance 2. Internal Controls (Pengendalian Internal) 3. Enterprise Risk Management (Manajemen Risiko) 4. Fraud Deterrence (Pencegahan Fraud)

21 Securities Exchange Comission SEC (Securities Exchange Comission) adalah institusi komisi pengawas pasar modal di Amerika Serikat yang memiliki kewenangan mengatur bentuk dan substansi pengendalian Internal...berdasarkan ketentuan sebuah Undang-undang yang diberlakukan di Negara tersebut yakni Sarbanes Oxley Act of 2002 (SoA). Sarbanes Oxley Act of 2002 (SoA) mengatur bahwa pengendalian internal harus berupa kerangka pengendalian yang diterbitkan oleh badan atau kelompok profesi terkemuka; yang telah melalui prosedur due process, termasuk penyebaran kerangka untuk mendapatkan komentar publik.

22 Cont d SEC mendefinisikan bahwa kerangka yang tepat (suitable frameworks) harus ; Bebas dari bias Konsisten dalam hal ukuran kualitas dan kuantitas pengendalian internal entitas Lengkap sehingga faktor-faktor terkait yang dapat mengubah kesimpulan hasil evaluasi efektivitas pengendalian internal tidak akan terabaikan Relevan terhadap evaluasi pengendalian internal atas pelaporan keuangan.

23 Cont d SEC menjelaskan bahwa COSO Internal Control-Integrated Framework (kerangka terpadu pengendalian internal dari COSO) telah memenuhi persyaratan (seperti di Slide sebelumnya yg telah disebutkan. SEC juga mengakui bahwa selain kerangka COSO, kerangka di negara-negara lain juga dapat dikategorikan memenuhi persyaratan-persyaratan ini, contohnya: CoCo, Turnbull, King, atau kerangka lainnya. Dalam praktek manajemen risiko juga dikenal beberapa kerangka manajemen risiko yang sangat popular yaitu ISO:31000 dan Standar Australia/New Zealand (AS/NZS 4360)

24 Kerangka Terpadu Pengendalian Internal (COSO I) Internal Control Integrated Framework (ICIF) tahun 1992 (COSO I) yang merupakan awal dari pengembangan ERM (Enterprise Risk Management/COSO II) mendefinisikan Pengendalian Internal sebagai suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan karyawan lain suatu entitas, yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai sehubungan dengan pencapaian tujuan dalam kategori-kategori sebagai berikut: 1. Efektivitas dan efisiensi operasi, 2. Keandalan pelaporan keuangan, serta 3. Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.

25 Tujuan dalam Kategori-kategori yang didefinisikan dalam COSO I 1. Efektivitas dan efisiensi operasi, Menunjukkan tujuan dasar atau sering disebut sebagai tujuan kinerja dan tujuan memperoleh keuntungan serta pengamanan Sumber Daya. 2. Keandalan pelaporan keuangan, Laporan Keuangan yg Andal termasuk Laporan Keuangan Interim dan data-data keuangan tertentu. 3. Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kepatuhan terhadap Hukum dan Peraturan yang berlaku.

26 Dimensi Kerangka Pengendalian Internal Terpadu (COSO I) Kerangka pengendalian internal terpadu (ICIF/COSO I) digambarkan secara tiga dimensi dalam sebuah bangunan kubus (COSO CUBE) sebagai berikut ;

27 Dimensi Kerangka Pengendalian Internal Terpadu (COSO I) 1. Dimensi pertama menggambarkan tujuan entitas. 2. Dimensi kedua menggambarkan level entitas dan kegiatan. 3. Dimensi ketiga menggambarkan lima komponen pengendalian intern

28 Komponen Pengendalian Intern 1. Komponen Lingkungan Pengendalian (a.l mencakup integritas, nilai-nilai etika, kompetensi orang-orang yang ada dalam entitas dan filosopi manajemen dan gaya oiperasinya) 2. Komponen Penilaian Risiko 3. Komponen Kegiatan Pengendalian 4. Komponen Informasi dan Komunikasi 5. Komponen Pemantauan

29 Pihak yang Bertanggung Jawab Terhadap Pengendalian Intern 1. Manajemen 2. Dewan Komisaris 3. Auditor Intern 4. Personil lain dalam organisasi

30 BAB - III Kerangka Manajemen Risiko 30

31 Pengantar Sebagaimana konsep deskriptif lainnya, konsep-konsep manajemen risiko, yang dimuat dalam suatu kerangka kerja, harus dipahami secara menyeluruh berikut dengan latar belakang penyusunannya. Kerangka kerja memberikan arah bagi pemahaman sebuah metodologi agar diperoleh kesamaan pandang tentang konsep dan implementasinya.

32 Beberapa Kerangka Manajemen Risiko 1. British Standard BS (2000) 2. International Risk Government Council IRGC (2004) 3. ERM COSO (2004) 4. Australian New Zealand Standard - AS/NZS 4360 (2004) 5. ISO (2009) 6. A Risk Management Standard (Institute of Risk Management, Association of Insurance and Risk Management)

33 Kerangka Manajemen Risiko ISO Hubungan antara Principles, Framework & Process ISO 31000

34 Prinsip Manajemen Risiko ISO a. Menciptakan nilai, b. Bagian integral dari proses organisasi, c. Bagian dari pengambilan keputusan, d. Secara eksplisit membahas ketidak pastian, e. Sistematik terstruktur dan tepat waktu, f. Berdasarkan informasi terbaik yang tersedia, g. Dirancang secara khusus, h. Memperhatikan faktor manusia dan budaya, i. Transparan dan inklusif, j. Dinamis, berulang dan peka terhadap perubahan, dan k. Memfasilitasi penyempurnaan berkelanjutan dan kemajuan organisasi

35 Kerangka Kerja ISO 31000

36 Proses Manajemen Risiko

37 Enterprise Risk Management/ERM (COSO II) Definisi Suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi, manajemen, dan personil lain, yang diterapkan dalam menetapkan strategi dan melalui entitas, dirancang untuk mengidentifikasi kejadian potensial yang mungkin mempengaruhi entitas, dan mengelola risiko ke dalam risiko yang dapat diterima (risk appetite), untuk mengidentifikasi keyakinan memadai mengenai pencapaian tujuan entitas.

38 Kubus Tiga Dimensi COSO ERM

39 Konsep Pokok Kerangka COSO ERM 1. Suatu proses, berkelanjutan, dan mengalir dalam entitas; 2. Dipengaruhi oleh orang-orang pada setiap tingkat organisasi; 3. Diterapkan dalam penetapan strategi; 4. Diterapkan pada entitas, pada setiap tingkat dan unit, dan termasuk pengambilan risiko pada tiap tingkat jabatan entitas; 5. Dirancang untuk mengidentifikasi kejadian potensial yang mempengaruhi entitas dan mengelola risiko dalam risiko yang dapat diterima; 6. Mampu memberikan keyakinan memadai kepada manajemen dan dewan; 7. Menghubungkan pencapaian tujuan dengan satu atau lebih kategori yang terpisah tapi saling melengkapi.

40 Komponen COSO ERM Integrated Framework 1. Lingkungan internal Komponen ini mencerminkan filosofi ERM sebagai suatu entitas, risiko yang dapat diterima, board oversight (dewan komisaris), komitmen nilai perilaku, kompetensi dan pengembangan SDM, serta menetapkan otoritas dan tanggung jawab. 2. Penetapan tujuan Manajemen menetapkan tujuan strategis, tujuan operasional, tujuan pelaporan, dan kepatuhan yang diselaraskan dengan risiko yang dapat diterima entitas 3. Identifikasi Peristiwa Manajemen mengidentifikasi peristiwa baik berpotensi positif maupun negatif terhadap kemampuan entitas untuk menerapkan strategi dan mencapai tujuan serta kinerjanya.

41 4. Penilaian Risiko 5. Respons Risiko 6. Kegiatan Pengendalian Cont d Metode kualitatif dan kuantitatif untuk mengevaluasi kemungkinan dan dampak peristiwa potensial, yang mungkin mempengaruhi pencapaian tujuan. Alternatif/opsi respon dengan mempertimbangkan biaya dengan manfaat Kebijakan dan prosedur pada semua tingkat dan semua fungsi 7. Informasi dan Komunikasi Informasi internal dan eksternal yang memungkinkan seluruh personil menyelesaikan tanggung-jawabnya 8. Pemantauan Penilaian ada dan berfungsinya komponen ERM dan mutu kinerjanya dari waktu ke waktu.

42 Proyek Pengembangan Kerangka COSO ERM bersama PriwcewaterhouseCoopers (PwC) Lima Tahapan Proyeknya : a) Penilaian b) Penetapan Visi c) Mendesain Kerangka d) Persiapan untuk Public Exposure e) Finalisasi Dokumen Draft kerangka ERM dipaparkan selama periode 90 Hari dan diuji coba pada entitas terpilih

43 Hubungan COSO ERM dengan COSO ICIF 1. Kerangka ERM lebih luas, berfokus pada manajemen risiko dan meliputi kerangka pengendalian intern. 2. Kerangka ERM menambahkan satu kategori tujuan baru, yaitu tujuan strategis, dan memperluas tujuan pelaporan, termasuk pelaporan internal. 3. Kerangka ERM memperkenalkan konsep risiko yang dapat diterima dan toleransi risiko (risk tolerance). 4. Kerangka ERM memperluas komponen penilaian risiko dalam empat komponen yaitu penetapan tujuan, identifikasi peristiwa, penilaian risiko, dan respon risiko.

44 Manfaat Penerapan COSO ERM Tujuan Utama : Mengidentifikasi keyakinan memadai bagi manajemen dan dewan agar tujuan bisnis entitas tercapai. Manfaat lain : 1. Membantu manajemen mengambil resiko yagd apat diterima 2. Meningkatkan keputusan untuk merespon resiko 3. Mengurangi kerugian operasional yang tidak terduga 4. Mengidentifikasi dan mengelola resiko entitas, mengidentifikasi respon yang terintegrasi pada resiko yang bersifat ganda 5. Menggunakan peluang untuk meningkatkan penyaluran modal.

45 Pertimbangan Penerapan COSO ERM 1. Mengurangi keragaman kinerja yang tidak dapat diterima 2. Mengintegrasikan bermacam-macam pandangan manajemen risiko 3. Membangun keyakinan investor dan stakeholder 4. Meningkatkan corporate governance 5. Sukses merespon perubahan lingkungan bisnis 6. Membentuk strategi dan budaya entitas

46 Langkah yang Perlu Dilakukan dalam Mengimplementasikan ERM 1. Mengadopsi suatu bahasa risiko yang umum 2. Melakukan penilaian risiko entitas untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan risiko-risiko organisasi yang kritis. 3. Melaksanakan suatu analisis kesenjangan dari kemampuan saat ini dan yang diharapkan dalam mengelola risiko-risiko yang kritis. 4. Mengartikulasikan visi manajemen risiko, tujuan dan sasaran, serta pelaksanaan permasalahan nilai untuk mengidentifikasi pertimbangan ekonomi untuk maju kedepan 5. Meningkatkan kemampuan manajemen risiko organisasi untuk satu atau dua risiko kritis yakni mulai dengan suatu area resiko dimana pengurus senior mengetahui perbaikan-perbaikan yang diperlukan untuk melaksanakan strategi bisnis dengan sukses.

47 Strategi Mengimplementasikan ERM 1. Identifikasi dan pahami risiko prioritas organisasi untuk menetapkan suatu konteks. 2. Gunakan kerangka COSO untuk menggambarkan kondisi kemampuan manajemen risiko yang ada sekarang. 3. Gunakan kerangka COSO untuk menggambarkan kondisi kemampuan manajemen risiko yang diinginkan di masa depan. 4. Analisa dan artikulasikan ukuran kesenjangan antara (b) dan (c) dan sifat alami perbaikan-perbaikan yang diperlukan untuk menutup kesenjangan.

48 Cont d 5. Berdasarkan pada analisa di atas, kembangkan suatu kasus bisnis untuk menujukkan kesenjangan dalam mengidentifikasi pertimbangan ekonomi bagi seluruh usaha untuk menerapkan peningkatan prasarana ERM. 6. Mengorganisasikan rencana yang mempertimbangkan kemampuan prasarana ERM. 7. Lakukan pengawasan dan sediakan fasilitas yang diperlukan untuk memastikan pengintegrasian dan koordinasi yang efektif diseluruh kegiatan 48

49 BAB - IV Teknik Penilaian Risiko 49

50 Teknik Penilaian Risiko ISO Brainstorming Brainstorming merupakan pembahasan diantara kelompok yang mengharuskan penggunaan imajinasi yang tinggi untuk ; mengidentifikasi model kegagalan potensial dan bahaya yang berkaitan, risiko-risiko, kriteria-kriteria untuk mengambil keputusan dan atau pilihan-pilihan untuk melakukan tindakan 2. Wawancara Terstruktur dan Semi Terstruktur Interview secara pribadi dengan daftar pertanyaan yang telah disiapkan untuk mendorong interviewer melihat situasi dari prespektif tertentu dan mengidentifikasi risiko dari perspektif tersebut. Untuk yang semi terstruktur dimungkinkan lebih banyak tanya-jawab yang bebas untuk mengeksplor masalah masalah yang diangkat.

51 Teknik Penilaian Risiko ISO Delphy Technique Teknik Delphi adalah suatu prosedur untuk memperoleh konsensus opini yang dapat dipercaya dari sebuah group ahli, secara individual dan tanpa nama yang selanjutnya dilakukan penilaian dengan melibatkan para ahli lainnya. 4. Check-List 5. Preliminary Hazard Analysis (PHA) 6. Hazard and operability study (Hazop) Metode pengujian yang terstruktur dan sistemik dari sebuah perencanaan atau produk yang ada, proses, prosedur atau sistem.

52 Teknik Penilaian Risiko ISO Hazard Analisys And Critical Control Point (HACCP) 8. Toxicity Assesment 9. Structured What-If Technique (SWIFT) 10. Scenario Analisys 11. Business Impact Analisys ( BIA) 12. Root Cause Analisys (RCA) 13. Failure Modes And Effect Analisys ( FMEA) And Failure Modes And Effect And Critically Analysis( FMECA) 14. Fault Tree Analisis ( FTA) 15. Event Tree Analysis ( ETA)

53 Teknik Penilaian Risiko ISO Cause -Consequence Analysis 17. Cause-And-Effect Analysis (Analisis Sebab Akibat) 18. Layers Of Protection Analysis (LOPA) 19. Decision Tree Analysis 20. Human Reliability Assessment (HRA ) 21. Bow Tie Analysis 22. Reliability Centred Maintenance 23. Sneak Analysis (SA) And Sneak Circuit Analysis (SCA) 24. Markov Analysis 25. Monte Carlo Simulation 26. Cost /Benefit Analysis (CBA)

54 1. Penggunaan teknik penilaian risiko diklasifikasikan berdasarkan langkah proses penilaian risiko sebagai berikut: I. Identifikasi risiko; II. III. Implementasi Teknik Penilaian Risiko ISO Analisis risiko: a. Consequence analysis; b. Estimasi probabilitas kuantitatif,kualitatif, atau semikuantitatif; c. Menilai efektifitas dari kontrol yang ada; d. Estimasi tingkat risiko; Evaluasi risiko.

55 Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Teknik Penilaian Risiko 1. Sejauh mana sumber daya yang dibutuhkan (waktu dan tingkat keahlian, kebutuhan data atau biaya), 2. Sifat dan tingkat ketidakpastian penilaian risiko berdasarkan jumlah informasi yang tersedia dan hal yang diperlukan untuk memenuhi tujuan, 3. Kompleksitas masalah dan teknik-teknik yang diperlukan untuk menganalisisnya, 4. Apakah teknik tersebut dapat memberikan output kuantitatif.

56 BAB - V Peran Audit Internal 56

57 Manfaat ERM 1. Meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan organisasi; 2. Pelaporan risiko-risiko yang berasal dari berbagai unit secara konsolidatif kepada Dewan Komisaris; 3. Peningkatan pemahaman tentang risiko utama dan implikasinya secara lebih luas; 4. Mengidentifikasi dan membagi risiko yang bersifat lintas bisnis; 5. Fokus manajemen yang lebih besar pada isu-isu yang benar-benar penting; 6. Semakin menurunnya terjadinya kejutan atau krisis; 7. Lebih fokus secara internal dengan melakukan hal yang benar dalam cara yang benar; 8. Peningkatan kemungkinan pencapaian tujuan terhadap inisiatif yang berubah; 9. Kemampuan untuk mengambil risiko yang lebih besar untuk memperoleh hasil yang lebih besar, dan 10. Proses pengambilan risiko dan pengambilan keputusan yang lebih didasarkan pada informasi yang lebih banyak.

58 Kegiatan dalam Ruang Lingkup ERM 1. Mengartikulasikan dan mengkomunikasikan tujuan organisasi; 2. Menentukan risk appetite organisasi; 3. Membangun lingkungan internal yang sesuai, termasuk kerangka manajemen risiko; 4. Mengidentifikasi potensi ancaman terhadap pencapaian tujuan; 5. Menilai risiko (yaitu dampak dan kemungkinan ancaman yang terjadi); 6. Memilih dan mengimplementasikan respon terhadap risiko; 7. Melakukan kontrol dan kegiatan respon lainnya; 8. Mengkomunikasikan informasi tentang risiko secara konsisten di semua tingkatan dalam organisasi; 9. Memantau dan mengkoordinasikan proses manajemen risiko dan hasilnya terpusat, dan 10. Memberikan jaminan atas efektivitas pengelolaan risiko

59 Peran Audit Internal dalam ERM

60 Peran Pokok - Memberi Asurans Terhadap ERM 1. Memberi asurans atas proses manajemen risiko; 2. Memberi asurans bahwa risiko telah dievaluasi secara tepat; 3. Mengevaluasi proses manajemen risiko; 4. Mengevaluasi pelaporan risiko utama; 5. Mereviu pengelolaan risiko utama.

61 Peran Legitimate Memberi Consulting terhadap ERM 1. Menyediakan tools dan teknik manajemen untuk menganalisis risiko dan pengendalian; 2. Menjadi risk champion untuk memperkenalkan ERM ke dalam organisasi, memberikan keahliannya dalam manajemen risiko dan pengendalian bagi organisasi; 3. Memberikan saran, memfasilitasi lokakarya, membimbing organisasi, dan mempromosikan kerangka kerja dan pemahaman dalam hal risiko dan pengendalian; 4. Bertindak sebagai pusat koordinasi, pemantauan dan pelaporan risiko; dan 5. Mendukung para manajer dalam mereka bekerja mengidentifikasi cara terbaik untuk memitigasi risiko.

62 Safeguarding 1. Harus jelas bahwa manajemen tetap bertanggung jawab terhadap proses manajemen risiko. 2. Sifat tanggung jawab auditor internal harus didokumentasikan dalam piagam audit internal dan disetujui oleh komite audit. 3. Audit internal tidak diperkenankan mengelola risiko, sekalipun atas nama manajemen.

63 Safeguarding 1. Audit internal harus memberikan saran, tanggapan dan dukungan kepada manajemen dalam proses pengambilan keputusan. 2. Audit internal juga tidak diperkenankan memberikan asurans terhadap setiap bagian kerangka kerja ERM yang menjadi tanggung jawabnya. Asurans tersebut harus disediakan oleh pihak lain yang memiliki kualifikasi memadai. 3. Setiap penugasan di luar kegiatan asurans harus diakui sebagai suatu penugasan konsultasi, dan standar terkait dengan penugasan tersebut harus dipatuhi.

64 Peran yang Dilarang bagi Audit Internal Terkait ERM 1. Menetapkan risk appetite ; 2. Melaksanakan implementasi proses manajemen risiko; 3. Mengambil alih tanggung jawab terhadap risiko; 4. Mengambil keputusan untuk merespon risiko; 5. Melaksanakan respon risiko atas nama manajemen; 6. Mengambil alih tanggung jawab terhadap manajemen risiko secara keseluruhan.

65 Peran Audit Internal Sebagai Koordinator Pemberi Asurans Sesuai dengan standar kinerja audit intern nomor 2050 Koordinasi, Kepala Eksekutif Audit harus berbagi informasi dan mengkoordinasikan kegiatannya dengan penyedia layanan jasa asurans dan konsultasi internal dan eksternal untuk memastikan cakupan yang tepat dan meminimalkan duplikasi penugasan.

66 Memahami Pekerjaan yang Dilakukan oleh Auditor Eksternal 1. Sifat, ruang lingkup, dan saat pekerjaan yang direncanakan oleh auditor eksternal. 2. Penilaian auditor eksternal terhadap risiko dan materialitas. 3. Teknik, metode, dan terminologi auditor eksternal memungkinkan CAE untuk: a. mengkoordinasikan pekerjaan audit internal dan eksternal, b. mengevaluasi pekerjaan auditor eksternal, dan c. berkomunikasi secara efektif dengan auditor eksternal. 4. Akses ke audit program dan kertas kerja auditor eksternal harus dapat mendukung kondisi bahwa pekerjaan auditor eksternal bisa diandalkan untuk keperluan audit internal.

67 Tiga Kelompok Dasar Unit Penyedia Asurans 1. Mereka yang melapor ke manajemen dan/atau merupakan bagian dari manajemen (manajemen assurance), termasuk unit-unit yang melakukan control self-assessments, auditor kualitas, auditor lingkungan, dan personil asurans manajemen lain yang ditunjuk untuk itu. 2. Mereka yang melapor ke Dewan Komisaris dan Manajemen Senior, termasuk audit internal. 3. Mereka yang melaporkan kepada stakeholder eksternal (assurans audit eksternal), yang merupakan peran tradisional dan biasanya dilaksanakan oleh auditor independen atau auditor lain yang ditentukan oleh hukum.

68 Cont d Tingkat keyakinan yang diinginkan, dan siapa yang harus memberikan asurans, akan bervariasi tergantung pada risiko yang menjadi fokus asurans.

69 Three Lines Of Defense

70 Three Lines Of Defense Lini pertama: 1. Manajemen lini dan karyawan (manajemen memberikan asurans sebagai baris pertama pertahanan atas risiko dan kontrol yang menjadi tanggung jawab mereka). 2. Manajemen senior

71 Lini kedua: 1. Unit kepatuhan 2. Asurans kualitas Three Lines Of Defense 3. Unit manajemen risiko 4. Auditor lingkungan dan auditor keselamatan dan kesehatan kerja 5. Tim pengkaji laporan keuangan

72 Lini ketiga: Three Lines Of Defense 1. Auditor internal dan eksternal 2. Auditor kinerja dari pemerintah 3. Dewan-dewan tertentu (misalnya, audit, aktuaria, kredit, dan tata kelola) 4. Penyedia asurans eksternal, termasuk reviu dari spesialis (misalnya kesehatan dan keselamatan), dan lain-lain.

73 1. Kategori risiko signifikan Struktur Peta Asurans 2. Peran manajemen yang bertanggung jawab terhadap risiko (risk owner) 3. Tingkat risiko inherent 4. Tingkat risiko residual 5. Cakupan audit eksternal 6. Cakupan audit internal 7. Jangkauan penyedia asurans lainnya

74 TERIMA KASIH

Kebijakan Manajemen Risiko PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Kebijakan Manajemen Risiko PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. I. PENDAHULUAN Berdasarkan Peraturan Menteri BUMN No.1/M-MBU/2011 tanggal 1 November 2011, manajemen risiko merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari penerapan Good Corporate Governance. Pengelolaan

Lebih terperinci

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014 (24 November) Akuntan 49.348 50.879 52.270 53.800 53.800*) Akuntan Publik 928 995 1.016 1.003 1.055 KAP 408 417 396 387 394 Cabang KAP

Lebih terperinci

Internal Control Framework: The COSO Standard

Internal Control Framework: The COSO Standard Audit Internal (Pertemuan ke-3) Oleh: Bonny Adhisaputra & Herbayu Nugroho Sumber: Brink's Modern Internal Auditing 7 th Edition Internal Control Framework: The COSO Standard Committee of Sponsoring Organizations

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN INTERN BPJS KETENAGAKERJAAN SK DIREKSI NO KEP/213/072014

SISTEM PENGENDALIAN INTERN BPJS KETENAGAKERJAAN SK DIREKSI NO KEP/213/072014 SISTEM PENGENDALIAN INTERN BPJS KETENAGAKERJAAN SK DIREKSI NO KEP/213/072014 DEFINISI Sistem Pengendalian Intern adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh pimpinan dan seluruh karyawan dalam organisasi,

Lebih terperinci

1. Keandalan laporan keuangan 2. Kepatuhan terhadap hukum & peraturan yang ada. 3. Efektifitas & efisiensi operasi

1. Keandalan laporan keuangan 2. Kepatuhan terhadap hukum & peraturan yang ada. 3. Efektifitas & efisiensi operasi Adalah suatu proses yang dijalankan dewan komisaris, manajemen, personil lain, yang didesign untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian 3 golongan tujuan sebagai berikut: 1. Keandalan laporan

Lebih terperinci

Manajemen Resiko Enterprise

Manajemen Resiko Enterprise Manajemen Resiko Enterprise Rosa Ariani Sukamto 23507024 IS-7075 Manajemen Resiko Abstrak Resiko dari segi finasial dan operasional selalu dihadapi oleh semua perusahaan tanpa terkecuali. Oleh karena itu

Lebih terperinci

COSO ERM (Enterprise Risk Management)

COSO ERM (Enterprise Risk Management) Audit Internal (Pertemuan ke-4) Oleh: Bonny Adhisaputra & Herbayu Nugroho Sumber: Brink's Modern Internal Auditing 7 th Edition COSO ERM (Enterprise Risk Management) COSO Enterprise Risk Management adalah

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT. Materi 1. Oleh Wisnu Haryo Pramudya, S.E., M.Si., Ak., CA

INTERNAL AUDIT. Materi 1. Oleh Wisnu Haryo Pramudya, S.E., M.Si., Ak., CA INTERNAL AUDIT Materi 1 Oleh Wisnu Haryo Pramudya, S.E., M.Si., Ak., CA 1 FAKTOR PENTING PERKEMBANGAN INTERNAL AUDIT PERDEBATAN MENGENAI PERAN INTERNAL AUDIT 1. Jenis Usaha 2. Luas Kegiatan Usaha 3. Jumlah

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL MUKADIMAH Dalam melaksanakan fungsi audit internal yang efektif, Audit Internal berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana diatur dalam Standar Pelaksanaan Fungsi Audit

Lebih terperinci

PRAKTEK PENILAIAN RISIKO

PRAKTEK PENILAIAN RISIKO PRAKTEK PENILAIAN RISIKO 1; Pengantar Mengingat bahwa risiko adalah bagian integral dari pencapaian nilai strategis, maka perusahaan tidak berpikiran untuk menghilangkan risiko Sebaliknya, perusahaan ini

Lebih terperinci

ISO Standar Internasional Manajemen Risiko Teknik Asesmen Risiko IEC/ISO31010

ISO Standar Internasional Manajemen Risiko Teknik Asesmen Risiko IEC/ISO31010 PELATIHAN INTENSIF ISO 31000 Standar Internasional Manajemen Risiko Teknik Asesmen Risiko IEC/ISO31010 IEC/ISO 31010 Risk Assessment Technique 5-9 Oktober 2015 Diselenggarakan oleh : Bekerja sama dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. B. Pengertian dan Pemahaman Umum Mengenai Non Government. Apa sebenarnya NGO itu? NGO merupakan singkatan dari Non Government

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. B. Pengertian dan Pemahaman Umum Mengenai Non Government. Apa sebenarnya NGO itu? NGO merupakan singkatan dari Non Government BAB II TINJAUAN PUSTAKA B. Pengertian dan Pemahaman Umum Mengenai Non Government Organization (NGO) Apa sebenarnya NGO itu? NGO merupakan singkatan dari Non Government Organization yang jika diterjemahkan

Lebih terperinci

Ringkasan Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank CIMB Niaga Tbk

Ringkasan Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank CIMB Niaga Tbk Ringkasan Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank CIMB Niaga Tbk Kebijakan ini berlaku sejak mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris pada bulan Mei 2018. Manajemen risiko merupakan suatu bagian yang esensial

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Umum... 3 1.2 Visi, Misi, Dan Tujuan... 3 1.2.1 Visi Fungsi Audit Internal...

Lebih terperinci

Kebijakan Manajemen Risiko

Kebijakan Manajemen Risiko Kebijakan Manajemen Risiko PT Indo Tambangraya Megah, Tbk. (ITM), berkomitmen untuk membangun sistem dan proses manajemen risiko perusahaan secara menyeluruh untuk memastikan tujuan strategis dan tanggung

Lebih terperinci

Internal Audit Charter

Internal Audit Charter DAFTAR ISI HAL 1. Pengantar 2 2. Struktur dan Kedudukan 2 3. Tujuan 3 4. Ruang Lingkup 4 5. Wewenang 4 6. Tugas dan Tanggung Jawab 5 7. Pelaporan 5 8. Kode Etik 5 9. Persyaratan Auditor 7 10. Standar Profesional

Lebih terperinci

MENJADI RISK & CONTROL EXPERT : MEMELIHARA PROFESIONALISME DAN KOMPETENSI PENGAWAS INTERN. Oleh : Slamet Susanto, Ak., CRMP.

MENJADI RISK & CONTROL EXPERT : MEMELIHARA PROFESIONALISME DAN KOMPETENSI PENGAWAS INTERN. Oleh : Slamet Susanto, Ak., CRMP. MENJADI RISK & CONTROL EXPERT : MEMELIHARA PROFESIONALISME DAN KOMPETENSI PENGAWAS INTERN Oleh : Slamet Susanto, Ak., CRMP Abstract Auditor Internal dituntut untuk mampu melaksanakan perannya memberikan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN - 1 - PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI Konglomerasi

Lebih terperinci

1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal

1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal Piagam Audit Intern 1.0 PENDAHULUAN 2.0 VISI 3.0 MISI 1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal a. Peraturan Bank Indonesia No.1/6/PBI/1999 tanggal 20 September 1999 tentang Penugasan

Lebih terperinci

FRAMEWORK, STANDAR, DAN REGULASI. Titien S. Sukamto

FRAMEWORK, STANDAR, DAN REGULASI. Titien S. Sukamto FRAMEWORK, STANDAR, DAN REGULASI Titien S. Sukamto FRAMEWORK COSO (COMMITTEE OF SPONSORING ORGANIZATIONS) COSO sangat diterima di USA sebagai pondasi dari pengendalian internal modern dan praktik manajemen

Lebih terperinci

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) Jakarta, 17 Januari 2017 DAFTAR ISI Halaman A. PENDAHULUAN... 1 I. Latar Belakang... 1 II. Maksud dan Tujuan Charter Satuan Pengawasan

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK 2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI

Lebih terperinci

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Pendahuluan Piagam Audit Internal ( Internal Audit Charter ) adalah dokumen formal yang berisi pengakuan keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pengendalian internal terbentuk dari peraturan-peraturan, kebijakan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pengendalian internal terbentuk dari peraturan-peraturan, kebijakan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pengendalian internal terbentuk dari peraturan-peraturan, kebijakan, dan prosedur, yang dirancang, diimplementasikan, dan dipelihara oleh pihak internal

Lebih terperinci

PT Wintermar Offshore Marine Tbk

PT Wintermar Offshore Marine Tbk PT Wintermar Offshore Marine Tbk ( Perusahaan ) Piagam Audit Internal I. Pembukaan Sebagaimana yang telah diatur oleh peraturan, yaitu Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 56/POJK.04/2015 yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. menurut para ahli. Adapun pengertian audit internal menurut The Institute of

BAB II LANDASAN TEORI. menurut para ahli. Adapun pengertian audit internal menurut The Institute of BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Audit Internal, SPFAIB, dan SKAI Berikut ini penulis akan mengemukakan beberapa pengertian pemeriksaan menurut para ahli. Adapun pengertian audit internal menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan profitability adalah hal yang sangat disukai oleh para investor dan stakeholders perusahaan apapun. Namun kedua hal tersebut dapat menjadi bumerang

Lebih terperinci

PIAGAM INTERNAL AUDIT

PIAGAM INTERNAL AUDIT PIAGAM INTERNAL AUDIT PT INTILAND DEVELOPMENT TBK. 1 dari 8 INTERNAL AUDIT 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Piagam Audit Internal merupakan dokumen penegasan komitmen Direksi dan Komisaris serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis menyebabkan semakin tingginya tantangan untuk mengelola risiko yang harus

BAB I PENDAHULUAN. bisnis menyebabkan semakin tingginya tantangan untuk mengelola risiko yang harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya perubahan teknologi, globalisasi dan transaksi bisnis menyebabkan semakin tingginya tantangan untuk mengelola risiko yang harus dihadapi

Lebih terperinci

PT Chubb General Insurance Indonesia. Laporan Tahunan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik

PT Chubb General Insurance Indonesia. Laporan Tahunan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik PT Chubb General Insurance Indonesia Laporan Tahunan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Tahun 2016 Page 1 of 6 KATA PENGANTAR Laporan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik PT Chubb General Insurance

Lebih terperinci

ISO Standar Internasional Manajemen Risiko

ISO Standar Internasional Manajemen Risiko PELATIHAN INTENSIF ISO 31000 Standar Internasional Manajemen Risiko TEKNIK ASESMEN RISIKO IEC/ISO 31010 Series 2: ISO 31000 International Risk Management Standard Risk Assessment Techniques IEC/ISO 31010

Lebih terperinci

GLOBAL ADVOCACY PLATFORM

GLOBAL ADVOCACY PLATFORM GLOBAL ADVOCACY PLATFORM 2 PENDAHULUAN Platform advokasi global (The Global Advocacy Platform) dibentuk untuk mendukung upaya advokasi yang dilakukan oleh IIA, chapter, sukarelawan, anggota, pemangku kepentingan

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I 1.1. Pengertian Komite Audit dan Risiko Usaha adalah komite yang dibentuk oleh dan

Lebih terperinci

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk Piagam Audit Internal PT Astra International Tbk Desember 2010 PIAGAM AUDIT INTERNAL 1. Visi dan Misi Visi Mempertahankan keunggulan PT Astra International Tbk dan perusahaanperusahaan utama afiliasinya

Lebih terperinci

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk PT Astra International Tbk Agustus 2016 PIAGAM AUDIT INTERNAL I. Visi & Misi Visi Misi Visi 2020 Menjadi Kebanggaan Bangsa Grup Astra diakui memiliki standar kelas dunia dalam hal tata kelola perusahaan,

Lebih terperinci

Laporan Tahunan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik

Laporan Tahunan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik PT ACE JAYA PROTEKSI Laporan Tahunan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Tahun 2014 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Halaman 1 dari 7 KATA PENGANTAR Laporan Tata Kelola Perusahaan

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN KERJA PIAGAM KOMITE AUDIT TELKOM GROUP

PEDOMAN PELAKSANAAN KERJA PIAGAM KOMITE AUDIT TELKOM GROUP PEDOMAN PELAKSANAAN KERJA PIAGAM KOMITE AUDIT TELKOM GROUP (Keputusan Dewan Komisaris No. 07/KEP/DK/2013 tanggal 22 Juli 2013) I. LATAR BELAKANG DAN TUJUAN 1. LATAR BELAKANG Perusahaan Perseroan (Persero)

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO BPJS KETENAGAKERJAAN

KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO BPJS KETENAGAKERJAAN 2014 Surat Keputusan Pasal 2,... I Surat Keputusan II DAFTAR ISI Daftar Isi Surat Keputusan... I Daftar Isi... III I. Pendahuluan... 1 II. Terminologi Manajemen Risiko... 5 III. Komponen Penerapan Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Beberapa tahun belakangan perekonomian dan dunia usaha Amerika Serikat mengalami banyak tantangan yang berdampak cukup signifikan terhadap kepercayaan investor.

Lebih terperinci

PT Asuransi Chubb Syariah Indonesia. Laporan Tahunan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Tahun 2016

PT Asuransi Chubb Syariah Indonesia. Laporan Tahunan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Tahun 2016 PT Asuransi Chubb Syariah Indonesia Laporan Tahunan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Tahun 2016 1 KATA PENGANTAR Laporan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik PT Asuransi Chubb Syariah Indonesia

Lebih terperinci

Risk Management Framework. ISO 31000, ERM COSO, dan PMBOK AYU SM DIAN IS MRTI KELAS A

Risk Management Framework. ISO 31000, ERM COSO, dan PMBOK AYU SM DIAN IS MRTI KELAS A Risk Management Framework ISO 31000, ERM COSO, dan PMBOK AYU SM 5212100039 DIAN IS 5212100044 MRTI KELAS A Soal 1. What are activities in each process of risk management according to ISO 31000? List all

Lebih terperinci

DAFTAR ISI...I MUKADIMAH...1 DEFINISI...5 KODE ETIK...6 STANDAR PROFESI...8

DAFTAR ISI...I MUKADIMAH...1 DEFINISI...5 KODE ETIK...6 STANDAR PROFESI...8 DAFTAR ISI DAFTAR ISI...I MUKADIMAH...1 LATAR BELAKANG...1 TUJUAN...2 STANDAR DAN PEDOMAN PRAKTIK AUDIT INTERNAL...2 PENERAPAN DAN TANGGAL EFEKTIF BERLAKU...3 DEFINISI...5 KODE ETIK...6 TUJUAN...6 PENETAPAN...6

Lebih terperinci

Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA

Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA Pengertian Pengendalian Internal Sistem pengendalian internal terdiri atas kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan manajemen kepastian yang layak bahwa

Lebih terperinci

Self Assessment GCG. Hasil Penilaian Sendiri Pelaksanaan GCG

Self Assessment GCG. Hasil Penilaian Sendiri Pelaksanaan GCG Self Assessment GCG Sebagai bentuk komitmen dalam memenuhi Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 sebagaimana diubah dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 dan SE

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT DAFTAR ISI Executive Summary BAB I Tujuan Umum... 3 BAB II Organisasi... 4 1. Struktur... 4 2. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang... 4 3. Hubungan Kerja dengan Dewan Komisaris,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan merupakan kumpulan kontrak (nexus of contract) antara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan merupakan kumpulan kontrak (nexus of contract) antara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan Hubungan keagenan di dalam teori agensi (agency theory) perusahaan merupakan kumpulan kontrak (nexus of contract) antara pemilik sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu berhadapan dengan masalah pengelolaan perusahaan dan pengawasan aktiva.

BAB I PENDAHULUAN. selalu berhadapan dengan masalah pengelolaan perusahaan dan pengawasan aktiva. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia usaha yang semakin berkembang dengan pesatnya pada setiap perusahaan baik yang bergerak dibidang jasa, perdagangan, maupun manufaktur selalu berhadapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pemerintah yang digunakan sebagai dasar pertimbangan pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. dan pemerintah yang digunakan sebagai dasar pertimbangan pengambilan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan disiapkan untuk memberikan informasi yang berguna bagi para pemakai laporan keuangan seperti pemegang saham (investor), kreditor dan pemerintah yang

Lebih terperinci

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan Control Objectives for Information and related Technology (COBIT) adalah seperangkat praktik terbaik (kerangka) untuk teknologi informasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHAPTER 5

DAFTAR ISI CHAPTER 5 DAFTAR ISI DAFTAR ISI 2 CHAPTER 5 ANOTHER INTERNAL CONTROL FRAMEWORK : CobiT 5.1 Pengantar COBIT... 3 5.2 Kerangka COBIT 4 5.3 Menggunakan COBIT untuk Menilai Pengendalian Intern... 6 5.4 Langkah-langkah

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.996, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Manajemen Risiko. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR

Lebih terperinci

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 2 - PEDOMAN STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK

Lebih terperinci

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk memandang pemeriksaan internal yang dilaksanakan oleh Unit Audit Internal sebagai fungsi penilai independen dalam memeriksa dan mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Audit merupakan suatu proses yang sangat vital dalam dunia bisnis,

BAB 1 PENDAHULUAN. Audit merupakan suatu proses yang sangat vital dalam dunia bisnis, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Audit merupakan suatu proses yang sangat vital dalam dunia bisnis, pemerintahan, dan perekonomian. Boynton dan Johnson (2006) dalam bukunya mengutip Committee on Basic

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 46 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

TUGAS AUDIT INTERNAL GOVERNANCE

TUGAS AUDIT INTERNAL GOVERNANCE TUGAS AUDIT INTERNAL GOVERNANCE Disusun oleh Kelompok 1 Herlandi Putranto 0109U236 Dianika Rachmadini 0113U335 Kelas E Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama Bandung 2016 KONSEP TATA KELOLA

Lebih terperinci

PT INDO KORDSA Tbk. PIAGAM AUDIT INTERNAL

PT INDO KORDSA Tbk. PIAGAM AUDIT INTERNAL PT INDO KORDSA Tbk. PIAGAM AUDIT INTERNAL Halaman 1 dari 5 1. TUJUAN Tujuan utama dari Piagam Audit Internal ( Piagam ) ini adalah untuk menguraikan kewenangan dan cakupan dari fungsi Audit Internal di

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT. BANK MESTIKA DHARMA, Tbk Kata Pengantar Komite Audit merupakan komite yang membantu tugas Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsinya terutama dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan para pemegang saham (shareholder) saja dan juga menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan para pemegang saham (shareholder) saja dan juga menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan lingkungan bisnis saat ini yang memiliki tingkat kompetisi semakin tinggi menyebabkan perubahan tuntutan dan paradigma suatu perusahaan untuk menjadi lebih

Lebih terperinci

COSO Enterprise Risk Management adalah suatu kerangka kerja untuk membantu perusahaan untuk memiliki definisi yang konsisten dari risiko mereka.

COSO Enterprise Risk Management adalah suatu kerangka kerja untuk membantu perusahaan untuk memiliki definisi yang konsisten dari risiko mereka. COSO Enterprise Risk Management adalah suatu kerangka kerja untuk membantu perusahaan untuk memiliki definisi yang konsisten dari risiko mereka. Hal ini juga merupakan alat penting untuk memahami dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan maupun nonkeuangan. Bank Indonesia menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan maupun nonkeuangan. Bank Indonesia menjelaskan bahwa fungsi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap perusahaan pasti dihadapkan pada risiko dan ketidakpastian dalam mencapai visi dan misi perusahaan. Salah satu risiko tersebut dapat berupa keuangan maupun nonkeuangan.

Lebih terperinci

Internal Audit Charter

Internal Audit Charter SK No. 004/SK-BMD/ tgl. 26 Januari Pendahuluan Revisi --- 1 Internal Audit Charter Latar Belakang IAC (Internal Audit Charter) atau Piagam Internal Audit adalah sebuah kriteria atau landasan pelaksanaan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO

KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO Seiring dengan pertumbuhan bisnis, Direksi secara berkala telah melakukan penyempurnaan atas kebijakan, infrastruktur dan kualitas sumber daya manusia secara periodik dengan

Lebih terperinci

Laporan Tahunan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik

Laporan Tahunan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik PT ACE JAYA PROTEKSI Laporan Tahunan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Tahun 2015 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik 2015 Halaman 1 dari 7 KATA PENGANTAR Laporan Tata Kelola

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN I MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 2 /PMK.09/2016 TENT ANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Global Advocacy Platform

Global Advocacy Platform Global Advocacy Platform SEKILAS TENTANG INSTITUTE OF INTERNAL AUDITORS The Institute of Internal Auditors (IIA) adalah penyatuan suara, otoritas yang diakui dan pendidik utama dari profesi auditor internal

Lebih terperinci

Pedoman Pembentukan Komite Audit yang Efektif. Disusun untuk Komite Nasional Good Corporate Governance

Pedoman Pembentukan Komite Audit yang Efektif. Disusun untuk Komite Nasional Good Corporate Governance Pedoman Pembentukan Komite Audit yang Efektif Disusun untuk Komite Nasional Good Corporate Governance 30 Mei 2002 1 Daftar Isi No. Bagian Halaman 1. Pembukaan 3 2. Komite Audit secara Garis Besar 5 3.

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk.

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk. 1 BAB I DASAR DAN TUJUAN PEMBENTUKAN 1.1. Dasar Pembentukan 1.1.1 PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk,

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS. PENGENDALIAN INTERNAL (INTERNAL CONTROL) (Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum,ST,MT)

TUGAS MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS. PENGENDALIAN INTERNAL (INTERNAL CONTROL) (Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum,ST,MT) TUGAS MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS PENGENDALIAN INTERNAL (INTERNAL CONTROL) (Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum,ST,MT) Oleh JUMRATUL JANNAH 14121035 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

Lebih terperinci

MATERIALITAS DAN RESIKO AUDIT

MATERIALITAS DAN RESIKO AUDIT MATERIALITAS DAN RESIKO AUDIT Definisi Materialitas FASB mendefinisikan materialitas sebagai berikut: Besarnya suatu penghilangan atau salah saji informasi akuntansi yang dipandang dari keadaan-keadaan

Lebih terperinci

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM - 2-2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5058);

Lebih terperinci

PEDOMAN SISTIM PENGENDALIAN INTERN

PEDOMAN SISTIM PENGENDALIAN INTERN PEDOMAN SISTIM PENGENDALIAN INTERN DANA PENSIUN PERHUTANI 2007 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN... 1 II. MAKSUD DAN TUJUAN... 2 III. RUANG LINGKUP... 2 3.1 Pihak Yang Berkepentingan... 3 3.2 Lingkungan Pengendalian

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.5811 KEUANGAN. OJK. Bank Umum. Pemberian Remunerasi. Tata Kelola. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 371) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL Latar Belakang Unit Audit Internal unit kerja dalam struktur organisasi Perseroan yang dibentuk untuk memberikan keyakinan yang memadai dan konsultasi yang bersifat independen dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk Halaman I. Pembukaan 1 II. Kedudukan 2 III. Keanggotaan 2 IV. Hak dan Kewenangan 4 V. Tugas dan Tanggungjawab 4 VI. Hubungan Dengan Pihak Yang

Lebih terperinci

TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL

TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL OLEH: ERWIN FEBRIAN (14121005) PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA 2015 1 A. PENGENDALIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena globalisasi ekonomi saat ini memberikan kesadaran bagi semua pihak untuk dapat mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance termasuk

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN RISIKO

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN RISIKO PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden

2017, No Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden No.1675, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Manajemen Risiko. PERATURAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

Penetapan Konteks Komunikasi dan Konsultasi. Identifikasi Risiko. Analisis Risiko. Evaluasi Risiko. Penanganan Risiko

Penetapan Konteks Komunikasi dan Konsultasi. Identifikasi Risiko. Analisis Risiko. Evaluasi Risiko. Penanganan Risiko - 11 - LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL A. Proses Manajemen Proses

Lebih terperinci

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise)

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise) COBIT Control Objective for Information and related Technology Dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association)

Lebih terperinci

`EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL AUDIT LAPORAN KEUANGAN Oleh: Amalia Ilmiani

`EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL AUDIT LAPORAN KEUANGAN Oleh: Amalia Ilmiani ` PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL AUDIT LAPORAN KEUANGAN Oleh: Amalia Ilmiani PENDAHULUAN Pengendalian internal merupakan bagian penting dari kelanjutan pertumbuhan, kinerja, dan kesuksesan setiap

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. I. Landasan Hukum Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 56/POJK.04/2015 tanggal 23 Desember

Lebih terperinci

Internal Control Pundu Learning Center, 28 September 2017

Internal Control Pundu Learning Center, 28 September 2017 Internal Control Pundu Learning Center, 28 September 2017 Operational Audit Departement Sistem Internal Control Meliputi organisasi serta semua metode dan ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) 201168 PANDEGLANG 42212 PIAGAM AUDIT INTERN 1. Audit intern adalah kegiatan yang independen dan obyektif dalam

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO BAGI SPI PTN

IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO BAGI SPI PTN IMPLEMENTASI MANAJEMEN BAGI SPI PTN Dalam menghadapi risiko atas Peraturan yang berubahubah dan Peraturan antar Kementerian yang tidak sinkron Disampaikan oleh: Ernadhi Sudarmanto Deputi Kepala BPKP Bidang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Praktik manajemen risiko di BDI masih belum dilakukan dengan efektif,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Praktik manajemen risiko di BDI masih belum dilakukan dengan efektif, BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Praktik manajemen risiko di BDI masih belum dilakukan dengan efektif,

Lebih terperinci

BEST PRACTICES ITG di Perusahaan. Titien S. Sukamto

BEST PRACTICES ITG di Perusahaan. Titien S. Sukamto BEST PRACTICES ITG di Perusahaan Titien S. Sukamto Beberapa Best Practices Guideline untuk Tata Kelola TI 1. ITIL (The Infrastructure Library) ITIL dikembangkan oleh The Office of Government Commerce (OGC),

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3 DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT Halaman I Pendahuluan 1 II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1 III Kedudukan 2 IV Keanggotaan 2 V Hak dan Kewenangan 3 VI Tugas dan Tanggung Jawab 4 VII Hubungan Dengan Pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menerbitkan Standards Australia of the world s risk management standard, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. menerbitkan Standards Australia of the world s risk management standard, yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap kegiatan bisnis selalu mengandung risiko yang setara dengan tingkat pengembalian (return) yang akan didapatkan. Pada dasarnya risiko tidak dapat dihindari dari

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

CHAPTER VI. Nyoman Darmayasa, Ak., CPMA., CPHR., BKP., CA., CPA. Politeknik Negeri Bali 2014

CHAPTER VI. Nyoman Darmayasa, Ak., CPMA., CPHR., BKP., CA., CPA. Politeknik Negeri Bali 2014 CHAPTER VI Nyoman Darmayasa, Ak., CPMA., CPHR., BKP., CA., CPA Politeknik Negeri Bali 2014 SPAP Pekerjaan Lapangan 1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3. RAHASIA Hal 1/11

PIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3. RAHASIA Hal 1/11 PIAGAM KOMITE AUDIT Rincian Administratif dari Kebijakan Nama Kebijakan Piagam Komite Audit Pemilik Kebijakan Fungsi Corporate Secretary Penyimpan Kebijakan - Fungsi Corporate Secretary - Enterprise Policy

Lebih terperinci

PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) JULI 2016 DAFTAR ISI Halaman BAGIAN I... 1 PENDAHULUAN... 1 1. LATAR BELAKANG... 1 2. VISI DAN MISI... 1 3. MAKSUD DAN TUJUAN... 1 BAGIAN

Lebih terperinci

PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO

PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO 1. Pengertian Manajemen Resiko Menurut Wikipedia bahasa Indonesia menyebutkan bahwa manajemen resiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013 SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013 TENTANG INTERNAL AUDIT CHARTER (PIAGAM AUDIT INTERNAL) PT ASURANSI JASA INDONESIA (PERSERO) 1. VISI, MISI DAN STRUKTUR ORGANISASI

Lebih terperinci

PT. PYRIDAM FARMA Tbk. MANAJEMEN RISIKO

PT. PYRIDAM FARMA Tbk. MANAJEMEN RISIKO PT. PYRIDAM FARMA Tbk. MANAJEMEN RISIKO 071116 PIAGAM UNIT MANAJEMEN RISIKO PT. PYRIDAM FARMA Tbk. PT. Pyridam Farma Tbk. tidak luput dari risiko usaha, baik dari sumber eksternal maupun internal sehubungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal BAB II LANDASAN TEORI A. Sistem Pengendalian Internal 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Pengertian pengendalian intern dalam arti luas dapat dibagi menjadi dua yaitu pengendalian administratif

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. dan beberapa kasus perusahaan besar lainnya yang di latar belakangi fraud oleh

Bab I. Pendahuluan. dan beberapa kasus perusahaan besar lainnya yang di latar belakangi fraud oleh Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang Penerapan pengendalian internal di berbagai organisasi baik dalam skala kecil maupun besar telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari upaya untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci