BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 11 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori Pengertian Knowledge Knowledge atau pengetahuan sendiri adalah informasi yang mengubah sesuatu atau seseorang, sehingga Knowledge yang ada menjadi sebuah keuntungan bagi organisasi (Feher, 2004). Knowledge pada dasarnya tersimpan di setiap manusia dan biasanya tidak secara mutlak digabungkan dalam sekumpulan dokumen. Knowledge itu terdapat dua tipe yang membedakan yaitu Tacit dan Explicit. Tipe pertama adalah Tacit, yaitu pengetahuan yang disimpan dalam otak seseorang, dan pengetahuan ini bersifat pribadi. Hal ini terkumpul melalui studi dan pengalaman sesorang yang dikembangkan melalui proses interaksi dengan orang lain. Tipe kedua adalah Explicit, yaitu pengetahuan yang sudah terwadah dalam bentung dokumen atau bentuk lain dari penyimpanan yang disusun secara sistematis, sehingga lebih mudah untuk dikelola dan didokumentasikan. Pada organisasi, aset pengetahuan tersebut disimpan dengan bantuan komputer dan informasi teknologi (Uriatre, 2008). Menurut pengertian (Debowski, S. 2006) Knowledge adalah proses menerjemahkan informasi (data) dan pengalaman yang sudah dilakukan menjadi sebuah satu hubungan yang bermakna sehingga dapat digunakan dan dipahami oleh seorang individu lainnya. Knowledge merupakan kemampuan seseorang atau individu dalam menghubungkan setiap 11

2 12 informasi yang dimilik beserta konsep lainnya yang relevan untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan (Irvanda, 2011). Pengertian Knowledge lainnya juga dibagi menjadi 2 yaitu Tacit Knowledge dan Explicit Knowledge. Tacit Knowledge adalah sesuatu yang kita sudah alami namun sulit untuk dijelaskan secara jelas dan terdokumentasi. Knowledge ini sangat sulit dibagikan atau diberikan kepada orang lain karena Knowledge tersebut tersimpan pada masingmasing pikiran seseorang atau individu yang ada di dalam organisasi. Dengan adanya manajemen pengetahuan, Tacit Knowledge diubah menjadi Explicit Knowledge yang dapat dibagikan, dikomunikasikan serta didokumentasikan. Dokumentasi sangat penting dalam manajemen pengetahuan karena tanpa dokumentasi semua pengetahuan yang ada tetap akan menjadi Tacit Knowledge dan pengetahuan menjadi sulit untuk digunakan dalam organisasi (Maimunah et al. 2008). Sedangkan menurut (Debowski, S. 2006), Knowledge atau pengetahuan dibagi menjadi dua jenis yaitu: a. Tacit Knowledge Menurut Debowski (2006, p.18), Tacit Knowledge adalah pengetahuan yang bersumber atau diambil dari pengalaman dan pembelajaran sesorang, sehingga sulit untuk dibagikan kepada orang lain karena penyebaran Knowledge tidak terdokumentasi. b. Explicit Knowledge Menurut Debowski (2006, p.17), Explicit Knowledge adalah pengetahuan yang dapat dibagikan kepada orang lain, serta

3 13 pengetahuan tersebut bisa didokumentasikan, dijelaskan, dikategorikan dalam bentuk-bentuk yang dapat dibagikan kepada orang lain. Jadi bisa dilihat bahwa Knowledge atau pengetahuan merupakan kumpulan dari informasi yang dimiliki oleh setiap individu dan dijadikan sebagai keahlian dan pemecahan masalah Knowledge Management Manajemen pengetahuan atau Knowledge Management menurut Debowski (2006) adalah sebuah proses yang bertujuan untuk mengidentifikasi, menangkap, mengatur dan membagikan aset intelektual untuk kinerja jangka panjang dalam suatu organisasi. Menurut Groff & Jones (2003:2) bahwa Knowledge Management adalah alat, teknik, strategi untuk menganalisi, menyimpan, mengorganisir, meningkatkan dan membagikan pengalaman bisnis di organisasi. Knowledge Management juga merupakan suatu kemampuan untuk mengambil dan menyimpan, serta dapat digunakan secara selektif dari pengetahuan yang dimiliki, berhubungan dengan pekerjaan dan menghasilkan suatu keputusan bagi organisasi sehingga bisa dilakukan oleh karyawan atau manajer sekalipun (Suparto, Lince. 2013) Knowledge Management Framework Bisnis proses saling berhubungan dengan Knowledge Management. Budaya yang ada di perusahaan mempengaruhi People atau individual perusahaan tersebut untuk membuat strategi atau keputusan yang akan

4 14 dibuat. Dalam penyusunan strategi atau keputusan tersebut, setiap individu dapat menggunakan pengetahuan-pengetahuan yang sudah tersedia, sehingga kesalahan yang pernah terjadi sebelumnya bisa dapat dihindarkan. Penggunaan teknologi informasi serta sumber daya manusia (SDM) juga didukung oleh infrastruktur untuk mendukung proses terjadinya sebuah pengetahuan. Hal ini, teknologi sebagai faktor pendukung terciptanya pengetahuan dan memungkinkan setiap individu melakukan Knowledge Sharing di wadah yang sudah disediakan. Bisa dilihat dari gambar di bawah ini: Gambar 2.1 Knowledge Management Framework. Sumber: Pawlowski et al (2012) Komponen Knowledge Management Implementasi dari Knowledge Management dibutuhkan komponenkomponen yang dipengaruhi oleh tiga komponen pada suatu tingkat tertentu, maka dari itu perlu adanya pertimbangan agar mengantisipasi

5 15 implikasinya yang akan terjadi. Gagalnya implementasi dari suatu organisasi bisa terjadi apabila hanya melihat Knowledge Management sebagai implementasi yang berhubungan dengan teknikal saja, namun bukan berarti teknologi bukan komponen yang tidak penting, melainkan semua komponen yang ada seperti People, Processes, Technology saling berkesinambungan satu sama lainnya (Sartika, 2011). Gambar 2.2 Hubungan Knowledge Management. Sumber: Peneliti, 2016 Untuk merancang Knowledge Management atau manajemen pengetahuan juga dibutuhkan komponen-komponen yang bisa membantu suatu organisasi untuk meningkatkan kinerja produktivitasnya, dan ada tiga komponen yang dapat membantu organisasi dalam meningkatkan kinerja produktivitasnya (Bhat, 2000), yaitu:

6 16 Gambar 2.3 Komponen Knowledge Management. Sumber: Bhatt (2000) People merupakan sebagai orang yang memiliki pengetahuan dan mereka dapat mengelola sistem dan proses. Process disini dijelaskan sebagai penghubung dari strategi, prinsip, proses dan pelaksanaannya agar bisa dipastikan bahwa Knowledge Management dapat berjalan secara selaras dan baik saat akan diimplementasikan. Technology juga dijelaskan sebagai sarana pendukung dari Knowledge Management dan pengguna harus bisa dipastikan agar dapat menggunakan teknologi tersebut (Debowski, S. 2006) Knowledge Management berfokus terhadap aspek People adalah untuk merangsang dan memelihara pengguna untuk saling berbagi pengetahuan dan penggunaan pengetahuan. Knowledge Management berfokus terhadap aspek Process untuk mencari, membuat, menangkap dan berbagi pengetahuan, sedangkan Knowledge Management berfokus

7 17 terhadap aspek Technology berguna untuk menyimpan dan membuat pengetahuan mudah diakses dan untuk memungkinkan pengguna saling bekerja sama (Cong & Pandya, 2003) People Merupakan pemindahan pengetahuan yang melibatkan suatu individu serta interaksi yang tercipta dalam suatu perusahaan. Menurut Debowski (2006), People adalah orang yang memiliki pengetahuan atau Knowledge, mengatur sistem dan proses, serta berkomitmen terhadap proses strategi untuk organisasi atau perusahaan Process Merupakan suatu kegiatan yang menjembatani antara input dan output, untuk kegiatan bisnis, sistem, dan prosedur untuk kegiatan sehari-harinya. Menurut Debowski (2006), Process adalah pengaturan strategi, prinsip, dan proses kegiatan untuk memastikan Knowledge Management bisa berjalan dengan baik untuk organisasi atau perusahaan Technology Merupakan suatu alat yang mempermudah dalam melakukan kegiatan di perusahaan, berupa sistem yang dapat membentuk, menyimpan, mengelola, menyusun serta mengorganisasikan kegiatan pengetahuan yang ada didalamnya. Menurut Debowski (2006),

8 18 Technology adalah peran pendukung penting untuk Knowledge Management yang bertujuan untuk menciptakan Knowledge Management System sesuai dengan kebutuhan organisasi atau perusahaan Proses Konversi Knowledge Gambar 2.4 Empat Model Konversi Knowledge (SECI Model). Sumber: Dalkir, Kimiz. (2005, p53) Nonaka dan Takeuchi (1995) berpendapat bahwa alasan yang paling fundamental mengapa perusahaan Jepang kebanyakan sukses, karena keterampilan dan pengalaman mereka dalam menciptakan Knowledge pada organisasi. Knowledge yan dicipatakan dapat dicapai melalui hubungan antara Tacit Knowledge dan Explicit Knowledge, yang bisa dibedakan melalui model konversi Knowledge yang terdapat 4 cara:

9 Socialization Proses Socialization merupakan proses Tacit Knowledge ke Tacit Knowledge. Pengetahuan dari seorang individu ke individu lainnya, seperti kemampuan teknis yang khusus dari individu tersebut. Individu lainnya melakukan pengamatan, lalu meniru dan melakukan pelatihan untuk mendapatkan pengetahuan yang diterima dari individu yang memberikan. Dalam sosialisasi ini, kunci utamanya yaitu pengalaman. Pengalaman dari individu masingmasing tersebut lalu disosialisasikan sehingga membentuk perpindahan informasi Externalization Proses Externalization merupakan proses Tacit Knowledge ke Explicit Knowledge. Dalam bentuk konversi ini, suatu pengetahuan didapatkan dari bentuk Tacit Knowledge ke dalam suatu konsep Explicit menjadi bentuk-bentuk seperti konsep, model, analagi, maupun hipotesis. Proses ini adalah suatu pengalaman dari individu yang bersifat unik dikonversikan ke dalam bentuk konsep-konsep pengetahuan secara sistematik Combination Proses Combination merupakan proses Explicit Knowledge ke Explicit Knowledge. Dalam bentuk konversi ini, seluruh konsep yang ada dikombinasikan lalu dimasukkan ke dalam suatu sistem yang disebut Knowledge System. Pertukaran dan kombinasi dari

10 20 pengetahuan ini dilakukan di media, seperti pertemuam, dokumentasi, serta proses perbincangan antara individu satu dengan lainnya. Di dalam media-media yang disebutkan, suatu pengetahuan dirangkum dengan cara penyortiran, pengkategorian, dan penggabungan dari setiap pengetahuan agar lebih sistematik. Jenis konversi ini banyak digunakan untuk institusi yang bergerak di bidang pendidikan dan pelatihan organisasi Internalization Proses Combination merupakan proses Explicit Knowledge ke Explicit Knowledge. Dalam bentuk konversi ini, seluruh konsep yang ada dikombinasikan lalu dimasukkan ke dalam suatu sistem yang disebut Knowledge System. Pertukaran dan kombinasi dari pengetahuan ini dilakukan di media, seperti pertemuam, dokumentasi, serta proses perbincangan antara individu satu dengan lainnya. Di dalam media-media yang disebutkan, suatu pengetahuan dirangkum dengan cara penyortiran, pengkategorian, dan penggabungan dari setiap pengetahuan agar lebih sistematik. Jenis konversi ini banyak digunakan untuk institusi yang bergerak di bidang pendidikan dan pelatihan organisasi Knowledge Management System Knowledge Management System (KMS) menyediakan teknologi untuk efisiensi manajemen pengetahuan. Teknologi yang mendukung KMS akan memfasilitasi distribusi, pengambilan, penyimpanan dan interaksi tentang

11 21 pengetahuan. KMS harus dibuat semudah mungkin agar pengguna dapat memiliki komitmen terhadap manajemen pengetahuan untuk mengakses dan menggunakan sumber daya pengetahuan yang ada dalam organisasi. KMS yang baik memberikan kontribusi yang besar terhadap kesuksesan implementasi dan adopsi manajemen pengetahuan. Gambar 2.5 Struktur Knowledge Management System. Sumber: Debowski (2006) Tujuan dari KMS adalah menyediakan dukungan secara teknis yang memungkinkan untuk mengambil dan bertukar pengetahuan secara bebas di antara stakeholder - stakeholder yang ada dalam suatu organisasi. KMS yang baik dapat memastikan bahwa tidak adanya rintangan bagi pengguna untuk membagi, mencari atau memperoleh pengetahuan dari berbagai sumber yang ada.

12 Knowledge Management Cycle Gambar 2.6 Zack Knowledge Management Cycle (1996). Sumber: Dalkir, Kimiz. (2005) Langkah-langkah menurut Meyer dan Zack (1996) tentang Knowledge Management Cycle dalam buku (Dalkir, Kimiz. 2005): 1. Acquisition Pada proses ini, data atau informasi difokuskan pada persoalan mengenai sumber bahan mentah (seperti kepercayaan/kredibilitas, ketelitian, ketepatan waktu, dan biaya). Sumber data harus memiliki kualitas yang tinggi agar produk intelektual yang dihasilkan berkualitas tinggi. 2. Refinement Merupakan tahapan proses yang penting dalam proses Knowledge Management, berupa tindakan fisik yang misalnya memindahkan dari satu tempat ke tempat yang lain secara logis seperti menstruktur ulang, memberi penanda ulang, dan mengintegrasikan.

13 23 Tahap ini juga melakukan standarisasi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi atau perusahaan. Dengan tahap ini objek dari Knowledge lebih siap dimanfaatkan dan lebih fleksibel untuk kebutuhan kedepannya. 3. Storage/Retreival Merupakan tahap menyimpan dan mengambil kembali yang menjadi jembatan antara proses acquisition dan refinement di sisi hulu yang menjadi masukkan bagi repository dengan product generation disisi hilir. Data yang disimpan dapat berupa data fisik (file folders, printed information) atau digital (database, knowledge management software). 4. Distribution Proses distribusi yang menunjukkan bagaimana informasi itu dapat diberikan kepada pengguna, tidak hanya media yang digunakan saja melainkan juga frekuensi, waktu, bahasa dan bentuknya. 5. Presentation/Use Langkah terakhir adalah presentasi atau penggunaan. Pada tahap ini semua proses yang telah dilalui akan dinilai atau evaluasi Knowledge Management Infrastructure Ada 5 komponen utama dari Knowledge Management Infrastructure menurut Becerra-Fernandez, I., & Sabherwal, R. (2010). : 1. Organization Culture Budaya dari organisasi yang mempengaruhi keberhasilan manajemen pengetahuan didalam organisasi. Budaya organisasi bisa

14 24 mendorong terciptanya suatu inovasi, fleksibilitas dan keunggulan kompetitif yang penting untuk keberhasilan organisasi. 2. Organization Structure Struktur organisasi berpengaruh untuk manajemen pengetahuan di organisasi karena mempengerahui orang-orang yang sering berinteraksi atau dengan saling berinteraksi dapat menciptakan proses memberi pengetahuan antar satu dengan yang lain. 3. Information Technology Infrastructure Infrastruktur teknologi informasi memfasilitasi dari proses manajemen pengetahuan di organisasi. Proses ini meliputi pengolahan data, penyimpanan, teknologi komunikasi dan sistem perencanaan sumber daya perusahaan seperti gudang data atau database. 4. Common Knowledge Pengetahuan umum mendukung proses mendukung manajemen pengetahuan. Hal ini mencakup dari bahasa sehari-hari, kosakata yang digunakan, pengetahuan dari masing-masing individu, skema kognitif umum, norma-norma bersama dan unsur-unsur pengetahuan khusus yang ada di seluruh individu pada saat saling berbagi pengetahuan. Pengetahuan umum dapat membantu meningkatkan nilai pengetahuan seorang individu dengan menggabungkan dengan pengetahuan orang lain.

15 25 5. Phsyical Environment Lingkungan fisik berperan dalam membantu manajamen pengetahuan bagi pegawai seperti bertemu dan saling bertukar ide atau pengetahuan. Lingkungan fisik meliputi lokasi, jenis kantor, tata letak kantor, jenis, jumlah dan sifat ruang pertemuan Knowledge Management Road Map Gambar 2.7 Langkah-Langkah Pengembangan KMS Sumber: Amrit Tiwana (2002, p.69)

16 26 Dalam menerapkan Knowledge Management sebagai langkah-langkah strategi yang akan diterapkan di perusahaan, terdapat sepuluh (10) langkah menurut Amrit Tiwana (2012): 1. Analisa Infrastruktur yang Berjalan (Sudah Ada) Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi infrastruktur teknologi yang sedang berjalan pada perusahaan. Tujuannya untuk menentukan teknologi apa saja yang akan ditingkatkan untuk dukungan penerapan Knowledge Management di dalam perusahaan. Dengan menganalisa dan menilai infrastruktur yang sudah ada, manajemen dapat mengetahui kekurangan infrastruktur yang dimilik oleh perusahaan. 2. Mengkaitkan Knowledge Management dengan Strategi Bisnis Apabila Knowledge ingin sukses diarahkan strategi bisnis, perlu disusun langkah-langkah yang mengaitkan antara strategi bisinis yang akan dibangun perusahaan dengan strategi Knowledge Management. Efektifitas dari Knowledge Management tidak hanya menyediakan teknologi informasi semata saja, melainkan harus ada keseimbangan antara teknologi dan fokus bisnis dengan strategi bisnis perusahaan. 3. Mendesain Arsitektur Sistem Knowledge Management dan Komponennya Pada tahap ini, pihak manajemen sudah harus menentukan sejak awal jenis teknologi dan alat-alat yang digunakan dalam kebutuhan untuk Knowledge Management System beserta

17 27 komponennya. Perlu dibuatkan pedoman dalam membangun kebutuhan infrastruktur Knowledge Management, diantaranya seperti: a. Memahami komponen dari infrastruktur Knowledge. b. Mengidentifikasi sumber Knowledge dari pihak internal maupun eksternal yang harus tersambung atau saling terintegrasi. c. Menentukan komponen untuk membuat dan menerapkan Knowledge Management. d. Menentukan kolaborasi antar platform yang dibutuhkan. e. Mengetahui perlengkapan pengetahuan yang digunakan untuk mengenali objek Knowledge. f. Optimalisasi objek Knowledge di dalam perusahaan. 4. Melakukan Audit dan Analisis Knowledge Tujuan dari audit Knowledge untuk menilai apa saja Knowledge yang sudah ada di perusahaan pada saat itu, dan menentukan kegiatan dari Knowledge Management. Untuk mencapati tujuan audit maka dianjurkan untuk membentuk tim audit yang terdiri dari seorang ahli strategi, pegawai bidang IT, senior manajer dan pegawai yang berkaitan dengan bidang ini. Lalu, tim audit juga harus mengidentifikasikan sumber daya Knowledge yang dimiliki.

18 28 5. Mendesain Tim Knowledge Management Komposisi dari tim Knowledge Management yang telah di desain yaitu: a. Local and Interdepartemental Gurus, merupakan pengadopsi awal teknologi di dalam organisasi yang bekerja di berbagai macam bidang fungsional. b. Internal Information Technology Expert, merupakan seorang ahli teknologi informasi yang berada di dalam organisasi yang banyak mengetahui kondisi internalnya seperti apa. c. Non-local Expert and Extradepartemental Gurus, merupakan orang yang memiliki kemampuan dalam lintas organisasi serta fungsional di dalam organisasi. Mereka dapat berhubungan dengan orang-orang yang berbeda bagian atau bidang, dan sebagai peran penerjemah antara pegawai dengan latar belakang masing-masing yang berbeda. d. Consultant, merupakan orang yang berasal dari eksternal perusahaan dengan kemampuan tertentu. e. Senior Manager, merupakan orang yang harus aktif dalam berpartisipasi dalam pengembangan dan penerapan perspektif Knowledge Management di dalam organisasi.

19 29 6. Membuat Knowledge Management Blueprint untuk Perusahaan Pada langkah ini, tim Knowledge Management akan membuat desain sistem manajemen yang baru. Desain sistem bersisi spesifikasi yang terdiri dari: a. Knowledge Repositories, merupakan database dimana data dari Knowledge akan disimpan b. Collaborative Platform, merupakan penyedia akses kepada pengguna untuk database Knowledge dan dukungan Knowledge ke seluruh organisasi. Pada hal ini, memungkinkan pengguna untuk mencari isi atau langsung berinteraksi dengan isi dari database. c. Network, merupakan dukungan jaringan komunikasi dan percakapan di dalam organisasi. Yang termasuk dari jaringannya seperti intranet, ekstranet, dan jaringan lunak (software) baik secara langsung maupun telekonferensi. d. Culture, merupakan metode tentng cara mendorong pegawai untuk menggunakan Knowledge Management System dan berbagi Knowledge satu dengan lainnya. 7. Pengembangan Sistem Knowledge Management Pada langkah ini tim harus menggabungkan Knowledge Management System yang sudah dibangun pada langkah 6 sebelumnya. Konstruksi sistem ini mencakup 7 lapisan yaitu:

20 30 a. Interface Layer, merupakan penghubung antara lapisan tertinggi dengan orang dan juga Knowledge Management System yang berfungsi menciptakan, menggunakan, menemukan kembali dan berbagi pengetahuan. Di beberapa perusahaan, Interface Layer ini berupa tampilan awal yang diakses oleh pengguna. b. Access and Authentication Layer, merupakan lapisan yang membuktikan keaslian pengguna yang mengakses database, menyediakan kemaman keamanan untuk mencegah akses pengguna yang tidak diberikan akses atau tidak sah, dan juga menyediakan cadangan (backup) apabila ada pihak yang merusak database. c. Collaborative Filtering and Intelligence Layer, merupakan sarana untuk meminta data sesuai perimntaaan, mencari, dan sebagainya. d. Application Layer, merupakan lapisan yang berisi tempat penyimpanan dari piranti keras dan lunak yang menggunakan video, electronic forum, dan sebagainya. e. Transport Layer, merupakan lapisan yang memuat teknologi antarmuka dari web server, server, pendukung antara video dan audio, dan sebagainya f. Middleware and Legacy Integration Layer, merupakan lapisan yang berisikan dari mainframe atau sistem

21 31 komputer yang berfungsi menghubungkan data yang sudah lama dengan data yang baru. g. Repositories, merupakan lapisan yang berisikan database operasional, hasil diskusi-diskusi, arsip dokumen dan database lainnya yang menggambarkan Knowledge Management System di organisasi. 8. Prototype dan Uji Coba Pada langkah ini merupakan untuk menguji prototype yang telah dibuat dan memperbaiki sistem tersebut apabila tidak berjalan sesuai dengan rencana. Prototype yang dibuat oleh tim bisa saja tidak berfungsi dengan baik. Oleh karena itu, tim dapat menggunakan strategi Result-Driven Incrementalism (RDI) yang diusulkan oleh Tiwana (2002) terdiri dari 3 kunci: a. Objective-Driven Decision Support, menggunakan hasil dari target dan tujuan bisnis untuk mendorong pembuatan keputusan yang ada pada setiap titik di seluruh proses penyebaran sistem b. Incremental but Independent Result, membagi implementasi ke dalam rangkaian perbaikan yang tidak saling menumpuk. Masing-masing kegiatan dapat diukur dan diperbaiki. c. Software and Organizational Measure Clearly Laid Out at Each Stage, melakukan apa saja yang dibutuhkan untuk menghasilkan hasil yang diinginkan. Piranti

22 32 lunak secara fungsional ikut membantu perubahan yang diperlukan dalam proses yang dibutuhkan untuk membuat sistem tersebut berjalan Menentukan Strategi Knowledge Management System Pada Organisasi Penentuan strategi Knowledge Management System merupakan isi dari sebuah strategi bisnis perusahaan. Dalam strategi Knowledge Management System dirumuskan visi serta misi objektih dari perusaahaan (Tobing, 2007). Untuk membuat strategi perlu dilakukan: a. Analisa terhadap kondisi sekitar lingkungan bisnis. b. Menterjemahkan strategi perusahaan dalam rencana kegiatan kedepannya. c. Menentukan faktor-faktor dari kunci sukses yang telah ditetapkan. d. Melakukan identifikasi Knowledge yang sudah ada Faktor Keberhasilan Knowledge Management System Untuk dapat menggerakan organisasi dengan berbasis pengetahuan terdapat beberapa aspek yang menentukan model sukses dariknowledge Management System (J.-H. Wu, Y.-M. Wang, 2006, p.732), yaitu: 1. System Quality Kualitas sistem bergantung dari karateristik operasional sistem. Hal ini berkaitan dengan kesalahan dalam sistem, kemudahan penggunaan,

23 33 waktu respon dari sistem, fleksibilitas dan stabilitas. Kualitas sistem dapat diukur dari pengetahuan yang ada di dalam sistem. 2. Perceived KMS Benefits Manfaat dari KMS dapat dirasakan apabila sejauh mana pengguna telah yakin bahwa penggunaan hasil dari sistem bermanfaat untuk pengguna atau organisasi. Dengan asumsi ini, bahwa hasil yang ada dapat dilihat sebagai peningkatan kinerja kerja dan produktivitas kerja. 3. User Satisfaction Kepuasan pengguna merupakan salah satu aspek yang sering diukur dari keberhasilan KMS. Karena kepuasan pengguna merupakan salah satu dari manfaat yang telah dirasakan oleh pengguna dari sistem KMS yang berjalan. 4. KMS Use Penggunaan sistem juga termasuk dalam pengukuran variable kunci dari faktor keberhasilan KMS. Pengukuran ini mencakup tentang apakah sistem yang digunakan sederhana untuk mencerminkan sifat, ruang lingkup, kualitas, ketepatan penggunaan sistem dan menilai apakah fungsi yang ada di dalam sistem digunakan sesuai tujuan dari organisasi atau perusahaan Prototype Sebuah Prototype adalah tipe yang asli, bentuk, atau contoh dari sesuatu yang dipakai sebagai contoh yang khas, dasar, atau standar untuk hal-hal lain dari kategori yang sama. Metode Prototype sebagai suatu

24 34 paradigma baru dalam pengembangan sistem informasi, tidak hanya sekedar suatu evolusi dari metode pengembangan sistem informasi yang sudah ada, tetapi sekaligus merupakan revolusi dalam pengembangan sistem informasi manajemen Pengertian Prototype Prototype merupakan salah satu metode pengembangan perangkat lunak yang banyak digunakan, salah satunya membangun aplikasi berbasis web. Metode prototype sangat baik digunakan untuk menyelesaikan masalah kesalahpahaman antara pengguna dan seorang analis yang timbul akibat pengguna tidak mampu mendefinisikan (Mulyanto, 2009). Prototype juga merupakan suatu pengembangan yang cepat dan pengujian terhadap model kerja dari aplikasi baru melalui proses interaksi dan berulang-ulang yang digunakan oleh ahli sistem (O Brien, 2005). Untuk sebagian pengguna mengungkapkan kesulitannya untuk mendapatkan aplikasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Kesulitan ini perlu diselesaikan oleh seorang analis dengan memahami kebutuhan dari pengguna dan menerjemahkannya kedalam bentuk prototype. Bentuk prototype ini selanjutnya akan terus diperbaiki secara berkala sampai sesuai dengan kebutuhan pengguna. Berikut ini beberapa keuntungan dari prototype yaitu: 1. Menghasilkan rincian yang lebih baik dari produksi yang dihasilkan oleh metode spesifikasi tulisan.

25 35 2. Pengguna dapat mempertimbangkan sedikit perubahan selama masih dalam bentuk prototype. 3. Memberikan hasil yang lebih akurat dari pada perkiraan sebelumnya, karena fungsi yang diinginkan dan kesulitannya dapat diketahui. 4. Pengguna akan merasa puas. Pertama, pengguna langsung bisa mengenal melalui komputer dengan melakukan prototype (analisa yang sudah ada), pengguna belajar mengenai komputer dan aplikasi yang akan dibuat. Kedua, pengguna terlibat langsung dari awal dan mendukung analisa selama proyek berjalan. 5. Para perancang dapat mengeluarkan ide-idenya dan memunculkan ide-ide secara visual dan mengembangkannya. 6. Dapat menjawab pertanyaan dan membantu pemilihan diantara alternatif yang diberikan, serta dapat memperbaiki masalah penggunaan sebelum program akan dibuat. 7. Anggota tim dapat berkomunikasi secara efektif dan mengurangi biaya pengembangan dan pembiayaan yang lain Jenis Prototype Menurut (Walker et al, 2003) karateristik prototype merupakan suatu sistem berbentuk Low Fidelity dan High Fidelity. Dua karateristik prototype tersebut mengacu kepada tingkat kerincian sistem yaitu:

26 36 1. Low Fidelity Prototype Karakteristik dari Low Fidelity Prototype adalah mempunyai fungsi atau interaksi untuk menggambarkan sistem namun tidak memperlihatkan secara rinci operasional sistem, mendemostrasikan secara umum dari tampilan antarmuka pengguna dan hanya menggambarkan konsep pendekatan secara umum. 2. High Fidelity Prototype Karateristik dari High Fidelity Prototype adalah mempunyai fungsi atau interaksi untuk menggambarkan sistem secara utuh dengan pengguna seperti memasukkan data dari sistem, mewakili fungsi-fungsi inti sehingga tampilan antarmuka sangat mirip dengan produk sebenarnya Proses Pembuatan Prototype Proses pembuatan Prototype merupakan proses yang interaktif dan berulang-ulang yang menggabungkan langkah langkah siklus pengembangan tradisional. Prototype evaluasi beberapa kali sebelum pemakai akhir menyatakan Prototype.

27 37 Gambar 2.8 Langkah-Langkah Prototype Sumber: Peneliti, Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu No. Nama Judul penelitian Hasil Penelitian 1. Poerwati (2003) Pengaruh Pengalaman Meneliti tentang pengaruh pengalaman terhadap kinerja dan Terhadap dan Kerja: Kinerja Kepuasan kepuasan kerja. Dengan menggunakan analisis Structural Equation Modeling (SEM), hasil Profesionalisme penelitian menunjukkan bahwa Sebagai Variabel pengalaman serta profesionalisme Intervening. sebagai variabel yang berpengaruh terhadap berpengaruh terhadap

28 38 No. Nama Judul penelitian Hasil Penelitian kinerja dan kepuasan kerja. 2. Haryanti Analisis Faktor- Meneliti tentang analisis faktor- (2006) Faktor Yang faktor yang menjadi prediktor Menjadi Prediktor Organisasi Pembelajar Untuk Meningkatkan Kinerja Karyawan (Study Kasus Pada organisasi pembelajar untuk meningkatkan kinerja karyawan. Dengan metode SEM, hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan dan pengembangan, aliran informasi, visi dan strategi PT. Pustaka Jakarta). Gramedia Utama mempunyai pengaruh yang positif terhadap organisasi pembelajaran. Semakin tinggi pelatihan dan pengembangan, aliran informasi, 3. Kosasih dan Budiani Pengaruh Knowledge Management visi dan strategi, maka akan semakin meningkat kinerja karyawan melalui organisasi pembelajaran. Meneliti tentang pengaruh dari Knowledge Management terhadap kinerja karyawan. Dengan (2007) Terhadap Kinerja menggunakan Path Analysis dan Karyawan: Studi Structural Equation Modeling

29 39 No. Nama Judul penelitian Hasil Penelitian Kasus Departemen (SEM), hasilnya menunjukan bahwa Front Office personal knowledge, job procedure, Surabaya Plaza dan technology berpengaruh tidak Hotel. signifikan dengan kinerja karyawan, namun personal knowledge dan job procedure secara tingak langsung memengaruhi kinerja karyawan. Faktor yang paling dominan dalam memengaruhi kinerja karyawan adalah faktor Technology. 4. Pinem Pengaruh Budaya Meneliti tentang pengaruh budaya (2010) Organisasi dan organisasi dan penerapan standar Penerapan Standar Operasional Prosedur Pelayanan Keperawatan operasional prosedur terhadap kinerja perawat yang ada di RSU Mitra Sejati Medan. Dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, hasil menunjukkan bahwa Terhadap Kinerja penerapan Standard Operating Perawat di RSU Procedures (SOP) berpengaruh Mitra Medan. Sejati terhadap kinerja perawat. Variabel penerapan SOP merupakan variabel paling dominan untuk

30 40 No. Nama Judul penelitian Hasil Penelitian mempengaruhi kinerja perawat. 5. Natalia Analisa Pengaruh Meneliti tentang analisa pengaruh S.D dan Knowledge dari Knowledge Management Razak, S. Management terhadap kinerja karyawan di Hotel (2011) Terhadap Kinerja Nirwana. Dengan menggunakan Karyawan di Hotel Nirwana Bojonegoro. analisis regresi linier berganda, bahwa personal knowledge, job procedure dan technology 6. Novealdy (2012) Pengaruh Knowledge Management berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Dan technology sebagai pembantu secara dominan terhadap kinerja karyawan. Meneliti tentang pengaruh Knowledge Management terhadap kinerja karyawan di Rumah Sakit Terhadap Karyawan: Kinerja Studi Bethesda. Hasil penelitian menunjukan bahwa personal Pada Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. knowledge, job procedure dan technology berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Sumber: Peneliti Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Pengertian Knowledge Secara umum, terdapat dua jenis pengetahuan yaitu pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit. Pengetahuan tacit adalah pengetahuan

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Implementasi Knowledge Management. Rani Puspita D, M.Kom

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Implementasi Knowledge Management. Rani Puspita D, M.Kom KNOWLEDGE MANAGEMENT Implementasi Knowledge Management Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Memahami bagaimana cara penerapan atau implementasi knowledge management terhadap perusahaan atau organisasi.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Data, Informasi Dan Knowledge Management Organisasi harus memiliki sistem pengelolaan pengetahuan yang baik untuk menghasilkan knowledge yang berkualitas dan berguna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Knowledge Knowledge bukan hanya pengetahuan, menurut Thomas Davenport dan Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut : "Knowledge merupakan campuran dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Mulia Group didirikan pada tahun 1965 oleh keluarga Joko S. Tjandra. Pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Mulia Group didirikan pada tahun 1965 oleh keluarga Joko S. Tjandra. Pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mulia Group didirikan pada tahun 1965 oleh keluarga Joko S. Tjandra. Pada awalnya perusahaan ini bergerak dalam bidang perdagangan dan industri. Seiring dengan berjalannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Data, Informasi dan Knowledge Data, informasi dan knowledge pada dasarnya saling terhubung satu sama lainnya, dalam knowledge pyramid, data adalah fakta-fakta dari suatu kejadian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Knowledge Management System Pada point ini membahas mengenai landasan teori knowledge management system yang akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan penulisan ini. 2.1.1.

Lebih terperinci

Dari e-learning Menuju e-knowledge

Dari e-learning Menuju e-knowledge Dari e-learning Menuju e-knowledge Atik Dwi Utami Magister Chief Information Officer Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Ditjen. Perbendaharaan Departemen Keuangan RI atik_dwi@students.itb.ac.id,

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh :

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh : KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI Disusun sebagai tugas paper MK. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan (TOMP) pada Kelas E35-Bogor. 22-Januari 2011 Oleh : Hary Purnama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagian besar perusahaan termasuk perusahaan konsultan kontruksi bertujuan untuk tumbuh dan sukses dalam bisnis mereka. Pertumbuhan adalah aspek penting

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian Manajemen Pengetahuan atau Knowledge Management (KM)

BAB I TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian Manajemen Pengetahuan atau Knowledge Management (KM) BAB I TINJAUAN PUSTAKA 1. 1. Penelitian Terkait Penelitian Manajemen Pengetahuan atau Knowledge Management (KM) telah banyak dilakukan sebelumnya. Beberapa penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karyawan dan juga memberikan fasilitas-fasilitas yang memadai untuk

BAB I PENDAHULUAN. karyawan dan juga memberikan fasilitas-fasilitas yang memadai untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rumah sakit adalah suatu organisasi pada umumnya yang membutuhkan sumber daya manusia yang baik dan berkualitas. Tanpa tenaga kerja kegiatan produksi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Jenis Knowledge Terdapat dua jenis knowledge yang terdapat pada perusahaan, yaitu tacit knowledge dan explicit knowledge. Tacit knowledge adalah knowledge

Lebih terperinci

Knowledge Management Solution untuk Divisi Operasional: Studi Kasus PT. XYZ

Knowledge Management Solution untuk Divisi Operasional: Studi Kasus PT. XYZ Knowledge Management Solution untuk Divisi Operasional: Studi Kasus PT. XYZ Dimas Setiawan 1, Dana Indra Sensuse 2 1,2 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Kampus UI Depok Indonesia 1 dimas_setiawan.mailbox@yahoo.com

Lebih terperinci

Bab III Analisis Faktor Knowledge Management

Bab III Analisis Faktor Knowledge Management Bab III Analisis Faktor Knowledge Management Bab III menjelaskan tahapan analisis faktor-faktor berpengaruh pada KM, yang ditujukan untuk mengidentifikasi komponen pembangun KMS sebagai landasan berpikir

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kompetitif dewasa ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kompetitif dewasa ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kompetitif dewasa ini memaksa perusahaan untuk terus berinovasi dan memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pelanggan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Prototype Sebuah prototype adalah tipe yang asli, bentuk, atau contoh dari sesuatu yang dipakai sebagai contoh yang khas, dasar, atau standar untuk hal-hal lain dari kategori yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di dalam hampir semua aspek. Kelangsungan hidup organisasi sangat tergantung kepada kemampuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Data, Informasi, dan Knowledge Management 2.1.1 Data Menurut Bergeron (2003), yang dimaksud dengan data adalah bilangan, terkait dengan angka-angka atau atribut-atribut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT United Tractors,Tbk perwakilan Bandung merupakan distributor peralatan berat terbesar dan terkemuka di Indonesia, menyediakan produk-produk dari merek ternama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Data Menurut Parker (1993) data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data-item, kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah

Lebih terperinci

Taryana Suryana. M.Kom

Taryana Suryana. M.Kom Knowledge Management Taryana Suryana. M.Kom taryanarx@yahoo.com http://kuliahonline.unikom.ac.id 1 Pendahuluan Knowledege dapat didefinisikan sebagai pemahaman terhadap sesuatu melalui proses atau pengalaman

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK 1.1 Pendahuluan Perkembangan ilmu pengetahuan dalam era globalisasi terjadi dengan sangat cepat. Kemampuan manusia dalam mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan(knowledge) semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu memenuhi kebutuhan informasi seluruh karyawan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. membantu memenuhi kebutuhan informasi seluruh karyawan perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini perkembangan teknologi informasi (IT) telah berkembang dengan pesat, dengan banyak membawa perubahan-perubahan besar yang berpengaruh pada dunia bisnis.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS III.1 Interaksi Sosial sebagai Dasar Knowledge Management

BAB III ANALISIS III.1 Interaksi Sosial sebagai Dasar Knowledge Management BAB III ANALISIS Pada bab ini dipaparkan analisis yang dilakukan terhadap pengetahuan dan pemahaman dasar mengenai proses KM. Analisis yang dilakukan adalah terkait dengan pemahaman bahwa KM didasari oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan juga merupakan sumber daya yang strategis untuk semua tipe

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan juga merupakan sumber daya yang strategis untuk semua tipe BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan saat ini diakui sebagai aset penting yang harus dimiliki bersama dengan sumber daya tradisional lainnya seperti uang dan bahan baku [1]. Pengetahuan juga

Lebih terperinci

DASAR SISTEM DALAM BISNIS

DASAR SISTEM DALAM BISNIS DASAR SISTEM DALAM BISNIS SISTEM INFORMASI Sistem adalah satu kesatuan komponen yang saling terhubung dengan batasan yang jelas bekerja bersama-sama untuk mencapai seperangkat tujuan (O Brien dan Marakas

Lebih terperinci

Knowledge Management Tools

Knowledge Management Tools Knowledge Management Tools Ada beberapa faktor yang dapat memotivasi sebuah organisasi untuk membentuk manajemen formal dan pengetahuan sistematis, termasuk keinginan atau kebutuhan untuk : i. mendapatkan

Lebih terperinci

Bab IV Perancangan Arsitektur Knowledge Management System

Bab IV Perancangan Arsitektur Knowledge Management System Bab IV Perancangan Arsitektur Knowledge Management System Penulisan bab IV ini ditujukan untuk menjelaskan tahapan perancangan arsitektur KMS melalui studi kasus serta menjelaskan tahapan perumusan strategi

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Siklus Knowledge Management. Pertemuan 2

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Siklus Knowledge Management. Pertemuan 2 KNOWLEDGE MANAGEMENT Pertemuan 2 : Siklus Knowledge Management Pertemuan 2 Rani Puspita D, M.Kom KM yang efektif mensyaratkan organisasi untuk mengidentifikasi, menghasilkan, memperoleh, menyebar dan menangkap

Lebih terperinci

MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG)

MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG) MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG) Andreas Eko Wijaya Program Studi Teknik Informatika, STMIK

Lebih terperinci

01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology

01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) People Process Technology 1

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut McLeod (2001, p11), sistem adalah elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud untuk mencari suatu tujuan, dimana unsur-unsur dari sistem meliputi input, tekransformasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan atau knowledge merupakan sumber inovasi yang dibutuhkan oleh organisasi maupun perusahaan untuk bertahan dan berkembang [1], [2]. Supaya efektif dalam

Lebih terperinci

21/09/2011. Pertemuan 1

21/09/2011. Pertemuan 1 Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi j p g g (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) 1 People Process Technology

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini akan menjelaskan tentang landasan teori yang menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan tugas akhir.

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini akan menjelaskan tentang landasan teori yang menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan tugas akhir. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini akan menjelaskan tentang landasan teori yang menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan tugas akhir. 2.1 Knowledge Knowledge adalah informasi yang mengubah sesuatu atau seseorang,

Lebih terperinci

tidak termasuk pada model penelitian ini (pengaruh faktor lain). yaitu pengaruh signifikan oleh unsur kegiatan pengendalian (X 6 ) sebesar

tidak termasuk pada model penelitian ini (pengaruh faktor lain). yaitu pengaruh signifikan oleh unsur kegiatan pengendalian (X 6 ) sebesar BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data, maka kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut : 1. Bahwa hasil analisis regresi berganda melalui bantuan software SPSS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. membawa perubahan yang begitu pesat didalam segala bidang. Hal ini terlihat jelas

BAB 1 PENDAHULUAN. membawa perubahan yang begitu pesat didalam segala bidang. Hal ini terlihat jelas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat didunia ini membawa perubahan yang begitu pesat didalam segala bidang. Hal ini terlihat jelas khususnya

Lebih terperinci

Pembahasan DESAIN APLIKASI KNOWLEDGE MANAGEMENT UNTUK PELAYANAN PASIEN STUDI KASUS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH 7/21/2011 KRISTOFEL SANTA

Pembahasan DESAIN APLIKASI KNOWLEDGE MANAGEMENT UNTUK PELAYANAN PASIEN STUDI KASUS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH 7/21/2011 KRISTOFEL SANTA DESAIN APLIKASI KNOWLEDGE MANAGEMENT UNTUK PELAYANAN PASIEN STUDI KASUS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KRISTOFEL SANTA 9109.205.503 Pembahasan BAB 1 PENDAHULUAN BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini adalah langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari tahap persiapan penelitian hingga pembuatan dokumentasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses untuk mengoptimalisasi kekayaan intelektual yang dapat dilihat dari kinerja karyawan di suatu

Lebih terperinci

Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution

Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution Oleh : Shelly Atriani Iskandar P056121981.50 KELAS R50 PROGRAM PASCA SARJANA

Lebih terperinci

Perancangan Knowledge Management System Pengelolaan Proyek di CV. Metric Design

Perancangan Knowledge Management System Pengelolaan Proyek di CV. Metric Design Perancangan Knowledge Management System Pengelolaan Proyek di CV. Metric Design Robi Tanzil Ganefi 1, Ana Hadiana 2 Imelda 3 1 UNIKOM Jl. Dipatiukur No. 112-114-116 Bandung 40132 2 LIPI Jl. Cisitu No.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam komunikasi tersebut baik yang berisi informasi maupun pemberitahuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam komunikasi tersebut baik yang berisi informasi maupun pemberitahuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kampus dan Mahasiswa adalah dua element yang saling terikat dimana ada kampus disana pun harus ada mahasiswa sebagai pelengkap elementnya. Antara mahasiswa dan kampus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak perubahan-perubahan mendasar pada setiap kegiatan bisnis suatu perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak perubahan-perubahan mendasar pada setiap kegiatan bisnis suatu perusahaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat belakangan ini, membuat banyak perubahan-perubahan mendasar pada setiap kegiatan bisnis suatu perusahaan. Hal ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terbatas pada masalah teknis yang melibatkan aplikasi database, support, aplikasi. pengelolaan sumber daya di perusahaan tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. terbatas pada masalah teknis yang melibatkan aplikasi database, support, aplikasi. pengelolaan sumber daya di perusahaan tersebut. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu perusahaan sekarang ini, baik perusahaan skala kecil, menengah maupun yang berskala besar, sudah menggunakan IT dalam proses kerja hariannya. IT yang digunakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROTOTYPE KNOWLEDGE SHARING ANTAR KARYAWAN RUMAH SAKIT

PERANCANGAN PROTOTYPE KNOWLEDGE SHARING ANTAR KARYAWAN RUMAH SAKIT Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2014, pp. 248~254 PERANCANGAN PROTOTYPE KNOWLEDGE SHARING ANTAR KARYAWAN RUMAH SAKIT Xanty Adhi Parandani 1, Triningsih 2, Rahayu Swastika 3, Indah

Lebih terperinci

PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS AMIK BSI PURWOKERTO)

PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS AMIK BSI PURWOKERTO) Penerapan Management pada Perguruan Tinggi PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS AMIK BSI PURWOKERTO) Endang Retnoningsih, Diyah Putri Utami AMIK BSI Tegal Jl. Sipelem No.22

Lebih terperinci

Pertemuan 3 Metodologi Pengembangan Sistem Informasi

Pertemuan 3 Metodologi Pengembangan Sistem Informasi Pertemuan 3 Metodologi Pengembangan Sistem Informasi Tujuan : 1. Memahami metodologi pengembangan sistem (System Development) yang sesuai untuk sebuah proyek. 2. Memahami tugas-tugas yang perlu dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. karyawan, jumlah jam kerja dalam seminggu, nomor bagian persediaan, atau

BAB II LANDASAN TEORI. karyawan, jumlah jam kerja dalam seminggu, nomor bagian persediaan, atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data, Informasi, dan Pengetahuan Menurut Stair (2010:5), data adalah fakta atau kenyataan, contoh: nomor karyawan, jumlah jam kerja dalam seminggu, nomor bagian persediaan, atau

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Information Technology Infrastructure Library (ITIL) Framework Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA Information Technology Infrastructure Library (ITIL) Framework Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian 2 sebanyak 92% pada incident bisnis kritis pada tahun 2003. Dari beberapa fakta di atas terbukti bahwa ITIL framework dapat memberikan solusi penanganan incident di perusahaan. Pada penelitian ini, ITIL

Lebih terperinci

Manajemen Pengetahuan Melalui Web 2.0 (Wikipedia) pada Organisasi

Manajemen Pengetahuan Melalui Web 2.0 (Wikipedia) pada Organisasi JURNAL INFOTEL Informatika - Telekomunikasi - Elektronika Website Jurnal : http://ejournal.st3telkom.ac.id/index.php/infotel ISSN : 2085-3688; e-issn : 2460-0997 Manajemen Pengetahuan Melalui Web 2.0 (Wikipedia)

Lebih terperinci

Manajemen Pengetahuan Melalui Web 2.0 (Wikipedia) pada Organisasi

Manajemen Pengetahuan Melalui Web 2.0 (Wikipedia) pada Organisasi JURNAL INFOTEL Informatika - Telekomunikasi - Elektronika Website Jurnal : http://ejournal.st3telkom.ac.id/index.php/infotel ISSN : 2085-3688; e-issn : 2460-0997 Manajemen Pengetahuan Melalui Web 2.0 (Wikipedia)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Knowledge management Knowledge adalah sebuah proses mentranslasi informasi (seperti data) dan pengalaman masa lalu menjadi hubungan/relasi yang berarti yang dapat dimengerti

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Model Knowledge Management. Pertemuan 3

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Model Knowledge Management. Pertemuan 3 KNOWLEDGE MANAGEMENT Pertemuan 3 : Model Knowledge Management Pertemuan 3 Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Model KM Memahami kunci utama model teoritis knowledge management yang digunakan saat

Lebih terperinci

Sistem kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem.

Sistem kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Sistem kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Karakteristik Sistem a. Komponen Sistem (Components) suatu sistem terdiri dari sejumlah komponenyang saling berinteraksi,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Pengetahuan Manajemen pengetahuan sebenarnya sudah diterapkan sejak ratusan tahun lampau (Hansen, 1999). Dahulu orang-orang yang memiliki keahlian dalam suatu bidang

Lebih terperinci

ERP merupakan fungsi sistem aplikasi software yang dapat membantu organisasi dalam

ERP merupakan fungsi sistem aplikasi software yang dapat membantu organisasi dalam Teknologi enterprise resources planning (ERP) dapat mengintegrasikan fungsi marketing, fungsi produksi, fungsi logistik, fungsi finance, fungsi sumber daya, fungsi produksi, dan fungsi lainnya. ERP telah

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto Pengembangan Strategi SI/TI Mengembangkan sebuah strategi SI/TI berarti berpikir secara strategis dan merencanakan manajemen yang efektif untuk jangka waktu

Lebih terperinci

KONSEP SISTEM INFORMASI

KONSEP SISTEM INFORMASI KONSEP SISTEM INFORMASI PENDAHULUAN Tulisan ini akan menjelaskan konsep dasar dari sistem informasi. Sebelum membahas suatu sistem lebih baik jika mengetahui dulu apa sistem itu, pada bagian berikutnya

Lebih terperinci

Sharing vision mempunyai penekanan membangun dan mengasah kemampuan. analisis setiap individu. Oleh karena itu, data dan informasi kondisi perusahaan

Sharing vision mempunyai penekanan membangun dan mengasah kemampuan. analisis setiap individu. Oleh karena itu, data dan informasi kondisi perusahaan 18 2. Mengadakan sharing vision secara periodik Sharing vision mempunyai penekanan membangun dan mengasah kemampuan analisis setiap individu. Oleh karena itu, data dan informasi kondisi perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, perbankan, perencanaan dan sebagainya. Dengan adanya teknologi komputer

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, perbankan, perencanaan dan sebagainya. Dengan adanya teknologi komputer BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan teknologi komputer berpengaruh besar pada tingkat kebutuhan manusia di berbagai bidang seperti bidang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut Jogiyanto (2008:5), sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersamasama untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan belanja daerah atau perolehan lainnya yang sah antara lain:

BAB II LANDASAN TEORI. dan belanja daerah atau perolehan lainnya yang sah antara lain: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Barang Milik Daerah Menurut Permendagri No. 17 Tahun 2007, Barang Milik Daerah (BMD) adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban anggaran pendapatan dan belanja

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi sistem menurut [Jog05] adalah sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi sistem menurut [Jog05] adalah sebagai berikut: 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Definisi sistem menurut [Jog05] adalah sebagai berikut: Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertanian memberikan kontribusi banyak terhadap keberlangsungan hidup masyarakat, terutama kontribusinya sebagai sumber pangan, sumber lapangan pekerjaan bagi sebagian

Lebih terperinci

KOLABORASI INFORMASI UNTUK MENDUKUNG INTEGRASI SISTEM INFORMASI. Abstrak

KOLABORASI INFORMASI UNTUK MENDUKUNG INTEGRASI SISTEM INFORMASI. Abstrak KOLABORASI INFORMASI UNTUK MENDUKUNG INTEGRASI SISTEM INFORMASI SATRIYO ADHY Program Studi Teknik Informatika Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Diponegoro Semarang satriyo@undip.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen (dan Bisnis)

Sistem Informasi Manajemen (dan Bisnis) Pengertian Sistem Sistem Informasi Manajemen (dan Bisnis) Part 3 Danny Kriestanto, S.Kom., M.Eng Ada dua jenis sistem, yakni: Abstrak: suatu susunan teratur gagasan atau konsep yang saling bergantung satu

Lebih terperinci

Evolusi Vol. I No.1 September 2013

Evolusi Vol. I No.1 September 2013 Evolusi Vol. I No.1 September 2013 KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM (KMS) DALAM MENINGKATKAN INOVASI LPPM PERGURUAN TINGGI Endang Retnoningsih Program Studi Manajemen Informatika Akademi Manajemen Informatika

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Kekhususan Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2009/2010

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Kekhususan Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2009/2010 STMIK GI MDP Program Studi Sistem Informasi Kekhususan Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2009/2010 SISTEM PENGOLAHAN TRANSAKSI PEMBELIAN, PERSEDIAAN DAN PENJUALAN PADA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman era globalisasi ini teknologi informasi telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini berdampak sangat besar pada proses bisnis dalam perusahaan,

Lebih terperinci

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2011 MODUL IX SISTEM MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Rekayasa Ulang Proses Bisnis Definisi rekayasa ulang menurut Hammer & Champy (1993) adalah pemikiran ulang secara fundamental dan perancangan ulang secara radikal atas

Lebih terperinci

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang ABSTRAK Arsitektur enterprise merupakan suatu upaya memandang

Lebih terperinci

ANALISA DAN DESAIN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM KEUANGAN PADA PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

ANALISA DAN DESAIN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM KEUANGAN PADA PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI ANALISA DAN DESAIN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM KEUANGAN PADA PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI Veronika Dewi Puspitayani dan Aris Tjahyanto Program Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Knowledge merupakan campuran dari pengalaman, nilai, serta pandangan pakar yang memberikan kerangka untuk mengevaluasi, menyatukan pengalaman baru dan informasi. Menurut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Strategis Perkembangan bisnis yang pesat telah memaksa hampir semua perusahaan untuk tidak hanya memikirkan lingkungan internal perusahaan saja, tetapi juga lingkungan

Lebih terperinci

INFORMATION TECHNOLOGY

INFORMATION TECHNOLOGY INFORMATION TECHNOLOGY Perencanaan dan Pengembangan Bisnis Andri Helmi M, SE., MM. Era Globalisasi dan Digitalisasi Pada Pada abad 21 knowledge akan menjadi sumber daya yang lebih powerful dibandingkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN BLUEPRINT KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM PADA PENGELOLAAN PROYEK DI PT.SWAMEDIA INFORMATIKA

PERANCANGAN BLUEPRINT KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM PADA PENGELOLAAN PROYEK DI PT.SWAMEDIA INFORMATIKA PERANCANGAN BLUEPRINT KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM PADA PENGELOLAAN PROYEK DI PT.SWAMEDIA INFORMATIKA Anna Dara Andriana 1), Gentisya Tri Mardiani 2) 1), 2) Teknik Informatika UNIKOM Bandung Jl Dipati Ukur

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM: STUDI KASUS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA KARYA AKHIR

UNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM: STUDI KASUS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA KARYA AKHIR UNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM: STUDI KASUS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA KARYA AKHIR SUPRIANTO 1206194966 FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Knowledge Pengetahuan dalam Kusumadmo (2013), adalah penggunaan informasi dan data secara penuh yang dilengkapi dengan potensi ketrampilan, kompetensi, ide, intuisi, komitmen,

Lebih terperinci

BAB 3 Analisa dan Perancangan Sistem

BAB 3 Analisa dan Perancangan Sistem 1 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMMASI BAB 3 Analisa dan Perancangan Sistem 3.1 Pengertian Analisa dan Perancangan Sistem Analisa sistem didefinisikan sebagai bagaimana memahami dan menspesifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan Information Technology (IT) dewasa ini telah berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan Information Technology (IT) dewasa ini telah berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan Information Technology (IT) dewasa ini telah berkembang dengan pesat dan memegang peranan penting dalam aktivitas bisnis. Berbagai macam aktivitas berusaha

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Knowledge Management (KM) di perusahaan sudah menjadi suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Knowledge Management (KM) di perusahaan sudah menjadi suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan Knowledge Management (KM) di perusahaan sudah menjadi suatu kebutuhan mendasar pada saat ini. Kemampuan perusahaan mengelola knowledge yang ada merupakan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. dijalankan oleh PT. Huabei Petroleum Service. Adapun arahan strategi yang diperoleh adalah sebagai berikut:

BAB 4 HASIL PENELITIAN. dijalankan oleh PT. Huabei Petroleum Service. Adapun arahan strategi yang diperoleh adalah sebagai berikut: BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Rencana Strategi Bisnis Rencana strategis bisnis berisi sekumpulan arahan strategi yang akan dijalankan oleh PT. Huabei Petroleum Service. Adapun arahan strategi yang diperoleh

Lebih terperinci

B A B I P E N D A H U L U A N

B A B I P E N D A H U L U A N BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi komputerisasi yang berkembang pesat saat ini sudah menjadi salah satu sarana perusahaan untuk berkompetisi dan bertahan di era globalisasi ini. Salah satu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. proses penyusunan perencanaan strategi, terdapat beberapa komponen yang perlu. diperhatikan. Komponen-komponen tersebut adalah :

BAB III METODOLOGI. proses penyusunan perencanaan strategi, terdapat beberapa komponen yang perlu. diperhatikan. Komponen-komponen tersebut adalah : 19 BAB III METODOLOGI 3.1. Komponen Sebuah Perencanaan Penyusunan sebuah perencanaan terdiri atas beberapa komponen. Pada proses penyusunan perencanaan strategi, terdapat beberapa komponen yang perlu diperhatikan.

Lebih terperinci

I. Pendahuluan. Kebutuhan untuk membangun dukungan manajemen pengetahuan (Knowledge

I. Pendahuluan. Kebutuhan untuk membangun dukungan manajemen pengetahuan (Knowledge I. Pendahuluan A. Latar Belakang Kebutuhan untuk membangun dukungan manajemen pengetahuan (Knowledge management) semakin tinggi. Pengetahuan merupakan bagian penting yang menentukan kekuatan bertahan hidup

Lebih terperinci

KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM)

KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM) KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM) N. Tri Suswanto Saptadi POKOK PEMBAHASAN 1.Kendali Manajemen Atas 2.Kendali Manajemen Pengembangan Sistem 3.Kendali Manajemen Pemrograman 4.Kendali Manajemen Sumber

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. sangat penting dikarenakan menunjang kegiatan selama penelitian, sehingga halhal

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. sangat penting dikarenakan menunjang kegiatan selama penelitian, sehingga halhal BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai topik penelitian dalam rangka menyusun laporan. Penentuan objek penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada untuk dapat berkompetisi dan bertahan.(yuliazmi ; 2005 : 1)

BAB I PENDAHULUAN. ada untuk dapat berkompetisi dan bertahan.(yuliazmi ; 2005 : 1) BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi ini terjadi dengan sangat cepat. Kemampuan sebuah perusahaan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN SIM DALAM ORGANISASI

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN SIM DALAM ORGANISASI TUGAS MAKALAH MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN SIM DALAM ORGANISASI DOSEN Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc. ANGKATAN E-47 NONI NOER KAISAR

Lebih terperinci

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya kualitas pendidikan dan kualitas manusia memunculkan banyak ide atau gagasan yang dihasilkan oleh setiap individu manusianya, yang kemudian coba diterapkan

Lebih terperinci

Arsitektur Sistem Informasi. Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom.

Arsitektur Sistem Informasi. Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom. Arsitektur Sistem Informasi Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom. Arsitektur Teknologi Informasi Arsitektur teknologi informasi adalah seluruh aspek meliputi piranti keras, piranti lunak, perangkat jaringan dan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PENGETAHUAN (KNOWLEDGE MANAGEMENT) PADA PERGURUAN TINGGI

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PENGETAHUAN (KNOWLEDGE MANAGEMENT) PADA PERGURUAN TINGGI DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN DISERTASI.. HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH. ABSTRAK. ABSTRACT... DAFTAR ISI.. DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR GRAFIK DAFTAR LAMPIRAN.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan profesional (hardskills) dan keterampilan personal (softskills) tidak lagi dipandang sebagai dua satuan terpisah, akan tetapi merupakan kesatuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. saling terkait dan tergantung satu sama lain, bekerja bersama-sama untuk. komputer. Contoh lainnya adalah sebuah organisasi.

BAB II LANDASAN TEORI. saling terkait dan tergantung satu sama lain, bekerja bersama-sama untuk. komputer. Contoh lainnya adalah sebuah organisasi. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut Kendall (2003), sistem merupakan serangkaian subsistem yang saling terkait dan tergantung satu sama lain, bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan dan sasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Beragamnya bidang bisnis tentunya memerlukan aplikasi sistem. informasi yang sesuai dengan kebutuhan bisnis tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Beragamnya bidang bisnis tentunya memerlukan aplikasi sistem. informasi yang sesuai dengan kebutuhan bisnis tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penerapan sistem informasi dalam dunia bisnis banyak dimanfaatkan untuk mendukung kecepatan dan ketepatan proses bisnis tersebut. Beragamnya bidang bisnis tentunya

Lebih terperinci

Perlunya Teknologi Informasi

Perlunya Teknologi Informasi Perlunya Teknologi Informasi Teknologi informasi diterapkan untuk pengelolaan informasi karena: Meningkatnya kompleksitas dari tugas manajemen Pengaruh ekonomi internasional Perlunya waktu tanggap yang

Lebih terperinci