BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
|
|
- Ivan Sudirman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian Data Perbaikan Mesin Salah satu data yang diperlukan untuk penelitian ini adalah data penggantian komponen mesin. Data kerusakan ini diambil pada mesin BXS untuk komponen O-Ring tube Cylinder dan mesin BXC untuk komponen Motor Mesin Tube Curing dari bulan Januari 2012 sampai dengan bulan Agustus 2014 di plant B PT Gajah Tunggal Tbk. Data tersebut nantinya digunakan untuk menentukan pola distribusi kerusakan dan nilai pada tiap parameter pola distribusi kerusakan. Data perbaikan mesin BXS dan BXC dapat dilihat pada Tabel 5.1. dan Tabel 5.2. Tabel 5.1 Data perbaikan O-Ring tube Cylinder Mesin BXS Plant B PT Gajah Tunggal Tbk No Usia (minggu) No Usia (minggu) Sumber : Data diolah,
2 64 Tabel 5.2 Data perbaikan Motor Mesin Tube Curing Mesin BXC Plant B PT Gajah Tunggal Tbk No Usia (minggu) No Usia (minggu) Sumber : Data diolah, Data Jadwal Perawatan Preventif Data jadwal perawatan preventif adalah data mengenai perawatan preventif yang sedang berjalan hingga saat ini pada mesin BXS dan BXC. Data ini digunakan untuk mengetahui tingkat keandalan mesin dan evaluasi kesesuaian antara jadwal yang ada dengan aktual di lapangan. Data jadwal perawatan preventif mesin BXS dan BXC dapat dilihat pada Lampiran 1.
3
4
5
6 68 Setelah dilakukan analisis, pola distribusi kerusakan yang dipilih untuk komponen Motor Mesin Tube Curing adalah distribusi Gamma. Dimana pola distribusi ini memiliki rangking yang lebih tinggi dibandingkan dengan pola distribusi lain seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5.3. Kemudian data diimplemetasikan terhadap pola distribusi yang dipilih untuk mendapatkan nilai tiap parameter komponen seperti yang ditunjukkan pada Gambar Perhitungan Keandalan Setelah pola distribusi dan nilai parameter diketahui, selanjutya dihitung nilai keandalan menggunakan software Weibull++9. Data masukan berupa nilai interval waktu perawatan (t) dan nilai tiap parameter pada sub unit Perhitungan keandalan Komponen O Ring Seal Tube Splicing Perhitungan keandalan untuk Komponen O Ring Seal Tube Splicing ditunjukkan pada Tabel 5.3. Tabel 5.3. Keandalan Komponen O-Ring Perhitungan nilai keandalan O-Ring Quick Results Report Report Type Weibull++ QCP User Info User Budi A Company Date 9/18/2014 User Inputs Mission End Time (Wk) = 50 Weibull++ Output R(t=50) = End of Quick Results Report Sumber : Data diolah (2014)
7 Perhitungan keandalan Komponen Motor Mesin Tube Curing Perhitungan keandalan untuk Komponen Motor Mesin Tube Curing ditunjukkan pada Tabel 5.4. Tabel 5.4. Keandalan Motor Mesin Perhitungan nilai keandalan Motor Quick Results Report Report Type Weibull++ QCP User Info User Budi A Company Date 9/18/2014 User Inputs Mission End Time (Wk) = 15 Weibull++ Output R(t=15) = End of Quick Results Report Sumber : Data diolah (2014) Usulan Perubahan Interval Perawatan Preventif Setelah dilakukan perhitungan keandalan, selanjutnya dibuat usulan perubahan interval jadwal perawatan preventif tiap sub unit. Penentuan interval perawatan preventif ini menggunakan software Weibull++9. Dimana data masukan berupa target nilai keandalan yang ditetapkan sebesar 0, Komponen O Ring Seal Tube Splicing Usulan perubahan interval jadwal perawatan preventif untuk Komponen O Ring Seal Tube Splicing ditunjukkan pada tabel 5.5.
8 70 Tabel 5.5 Perhitungan perubahan interval jadwal perawatan preventif Komponen O Ring Seal Tube Splicing Quick Results Report Report Type Weibull++ QCP User Info User Budi A Company Date 9/18/2014 User Inputs Required Reliability = 0.9 Weibull++ Output t(r=0.9) = Wk End of Quick Results Report Sumber : Data diolah (2014) Komponen Motor Mesin Tube Curing Usulan perubahan interval jadwal perawatan preventif untuk Komponen Motor Mesin Tube Curing ditunjukkan pada tabel 5.6. Tabel 5.6 Perhitungan perubahan interval jadwal perawatan preventif Komponen Motor Mesin Tube Curing Quick Results Report Report Type Weibull++ QCP User Info User Budi A Company Date 9/18/2014 User Inputs Required Reliability = 0.9 Weibull++ Output t(r=0.9) = Wk End of Quick Results Report Sumber : Data diolah (2014)
9 Analisis Hasil Penelitian Keandalan Pemeliharaan Mesin dengan Distribusi Weibull Pemilihan Pola Distribusi Kerusakan Mesin Dari data kerusakan pada tiap sub unit, kemudian ditentukan pola distribusi kerusakan yang cocok. Dalam proses pemilihan pola distribusi kerusakan, dilakukan dengan menggunakan software Weibull++9. Pada tahap awal, dibuat data rentang waktu antar kerusakan pada tiap sub unit. Hasil pemilihan pola distribusi kerusakan beserta nilai parameternya dari data rentang waktu kerusakan pada Mesin BXS dan BXC ditunjukan oleh Tabel 5.7. No. 1 2 Tabel 5.7. Hasil Pemilihan Pola Distribusi Pola Distribusi Komponen Nilai Parameter Kerusakan Beta = 2, O-Ring Seal Tube 3P-Weibull Eta (Wk) = 27, Splicing Gamma (Wk) = 37, Motor Mesin Tube Mu (Wk) = 0, Gamma Curing K = 18, Sumber : Data diolah (2014) Analisis Keandalan Setelah pola distribusi kerusakan dan nilai parameternya telah diketahui, kemudian dilakukan perhitungan keandalan pada masing-masing komponen mesin. Dimana data input yang dimasukkan adalah nilai parameter tiap komponen dan interval jadwal perawatan preventif sebagai variabel waktu. Kemudian data dimasukkan dalam rumus dan hasilnya berupa nilai keandalan / R(t). Perhitungan tersebut menggunakan software Weibull++9. Rekapitulasi hasil perhitungan keandalan ditunjukan pada Tabel 5.8.
10 72 No. Tabel 5.8. Rekapitulasi perhitungan nilai keandalan Komponen Mesin Interval Jadwal Perawatan Preventif (t) Nilai Keandalan R(t) 1 O-ring Seal Tube Splicing 50 minggu 0, Motor Mesin Tube Curing 15 minggu 0,93825 Sumber : Data diolah (2014) Berdasarkan hasil perhitungan yang ditunjukkan pada Tabel 5.9., diketahui nilai keandalan untuk komponen O-ring Seal Tube Splicing untuk mesin BXS adalah sebesar 0, atau 82,651%. Artinya dengan interval waktu antara jadwal perawatan pertama dengan yang jadwal perawatan kedua sebesar 50 minggu, probabilitas komponen O-ring Seal Tube Splicing beroperasi dalam kondisi normal adalah sebesar 82,651%. Pada komponen Motor Mesin Tube Curing nilai keandalan untuk mesin BXC adalah sebesar 0,93825 atau 93,825%. Artinya dengan interval waktu antara jadwal perawatan pertama dengan yang jadwal perawatan kedua sebesar 15 minggu, probabilitas komponen Motor Mesin Tube Curing beroperasi dalam kondisi normal adalah sebesar 93,825%. Evaluasi Tingkat Keberhasilan Jadwal Perawatan Preventif Dari hasil perhitungan nilai kendalan, dapat diketahui probabilitas kerusakan / probability of failure / F(t), seperti ditunjukkan pada Tabel 5.9. No. Tabel 5.9. Evaluasi kesesuaian jadwal perawatan preventif Interval Jadwal Nilai Komponen Mesin Perawatan Keandalan Preventif R(t) (t) Probability of Failure F(t) = 1 R(t) 1 O-ring Seal Tube Splicing 50 minggu 0, Motor Mesin Tube Curing 15 minggu 0, ,06175 Sumber : Data diolah, 2014
11 73 Berdasarkan Tabel 5.10, diketahui nilai probability of failure untuk komponen O-ring Seal Tube Splicing sebesar atau 17,6349%. Artinya probabilitas komponen O-ring Seal Tube Splicing mengalami kerusakan dalam waktu 50 minggu adalah 17,6349%. Dengan kata lain, kemungkinan komponen O-ring Seal Tube Splicing pada mesin BXS mengalami kerusakan sebelum jadwal perawatan preventif selanjutnya adalah mungkin terjadi. Pada komponen Motor Mesin Tube Curing, nilai probability of failure sebesar 0,06175 atau 6,175%. Artinya probabilitas Motor Mesin Tube Curing mengalami kerusakan dalam waktu 15 minggu adalah 6,175%. Dengan kata lain, kecil kemungkinan Motor Mesin Tube Curing pada mesin BXC mengalami kerusakan sebelum jadwal perawatan preventif selanjutnya. Berdasarkan analisis diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan perawatan preventif untuk komponen O-ring Seal Tube Splicing belum berhasil karena probabilitas komponen mengalami kerusakan sangat tinggi sebelum jadwal preventif selanjutnya dilakukan sehingga jadwal perawatan preventif kurang efektif. Oleh karena itu, untuk mengurangi probability of failure maka dibuat usulan perubahan interval jadwal perawatan preventif. Dan kegiatan perawatan preventif untuk komponen Motor Mesin Tube Curing bisa berhasil karena probabilitas sub unit mengalami kerusakan rendah sebelum jadwal preventif selanjutnya dilakukan sehingga jadwal perawatan preventif cukup efektif. Oleh karena itu, tidak perlu dibuat usulan perubahan interval jadwal perawatan preventif.
12 No. Komponen Mesin Interval Jadwal (t) Target Keandalan Perawatan R(t) Preventif 1 O-ring Seal Tube Splicing 0,9 46, minggu 2 Motor Mesin Tube Curing 0,9 15, minggu
13
14 76 dan selanjutnya selang 50 minggu adalah 82,37% dengan kemungkinan untuk mengalami kerusakan sebesar 17,63%. Adapun usulan perubahan interval jadwal perawatan untuk keandalan 90% adalah 47 minggu interval perawatan pertama dengan selanjutnya. Keandalan komponen Motor Mesin untuk mesin BXC pada plant B dengan interval perawatan pertama dan selanjutnya selang 15 minggu adalah 93,83% dengan kemungkinan untuk mengalami kerusakan sebesar 6,17%. Dimana jadwal ini sudah sesuai dengan target keandalan 90%. Sehingga interval perawatan pertama dan selanjutnya BXC adalah 15 minggu Efisiensi Biaya setelah perbaikan dilakukan Komponen O-Ring Seal Tube Splicing Data Biaya Berikut ini adalah rincian biaya yang digunakan untuk memproduksi ban motor. Biaya yang ditampilkan adalah rata-rata biaya yang digunakan untuk memproduksi satu unit ban dalam motor (tube). a) Biaya Produksi Tabel 5.11 Biaya produksi Jenis Biaya Harga Rp. Kuantitas Bahan baku Rubber Kg Talk Kg Valve Buah Total Bahan baku Upah Langsung jam Overhead Pabrik Jam Sumber : PT. Gajah Tunggal tbk, 2013 Jumlah Rp
15 77 Dari rincian biaya tersebut, biaya overhead pabrik dipisahkan lagi kedalam biaya-biaya berikut ini: Tabel Biaya overhead pabrik Jenis Biaya % Energi Pajak Maintenance dan Repair Lain-lain Sumber : PT. Gajah Tunggal tbk, 2013 b) Biaya Lost Produksi Menurut data bagian costing, data lost produksi adalah Rp ,- tiap kilogram karet yang diproduksi. Data tersebut dibagi rata untuk masing-masing bagian, yaitu: Open Mill dan Extruder Rp ,- Splicing Rp ,- Curing Rp ,- c) Biaya Penggantian Komponen Berikut ini adalah daftar harga komponen-komponen yang digunakan dalam studi kasus ini, yaitu: O-Ring Cylinder dan motor induksi beserta aksesorisnya. Tabel Data harga komponen No. Nama Barang Harga 1. O-Ring 165 X D.158 X 3.5 Rp ,- 2. Induction Motor with Brake Merk Teco Rp ,- 3. Ball Bearing 6205 Merk : FAG Rp ,- 4. Canvas Brake Rp ,-
16 78 Tabel (Lanjutan) No Nama Barang Harga 5. Gear Box Rp ,- 6. Kontaktor Rp ,- Sumber : PT. Gajah Tunggal tbk, 2013 d) Biaya Defect Berikut ini adalah defect yang disebabkan oleh kerusakan atau ketidaknormalan yang berhubungan dengan komponen yang digunakan dalam studi kasus ini. Data yang diambil adalah jumlah rata-rata perhari lima besar defect pada tahun Tabel Data defect No. Jenis Defect Jumlah Rata- Rata/hari Keterangan 1. Open Splice 2. Under Cure 3. Splice Flow Crack 4. Lateral Crease 5. Light Gange Area Sumber : PT. Gajah Tunggal tbk, 2013 Biaya Preventive Maintenance 540 Pcs 84 Pcs 52 Pcs 43 Pcs 17 Pcs Produksi ratarata/hari adalah Pcs. Rincian biaya untuk menentukan C1 yang merupakan biaya untuk melakukan maintenance/penggantian yang direncanakan dan C2 yang merupakan biaya bila terjadi breakdown. Maintenance yang dilakukan untuk mengganti O-ring Cylinder pada mesin splicing membutuhkan waktu 1 hari (7 jam kerja). Maintenance yang dilakukan
17 79 meliputi penggantian 6 buah O-Ring cylinder sekaligus pengecekan terhadap 6 komponen-komponen mesin yang lain, termasuk pelumasan. Sehingga data C1 terdiri dari komponen biaya sebagai berikut: Tabel Komponen biaya C1 untuk O-Ring Cylinder Biaya No Jenis Biaya Jumlah Biaya (Rp.) Satuan (Rp.) 1 Upah Langsung 7 jam 12, , Overhead Pabrik 7 jam , Biaya Lost Produksi 3214 pcs ,428, Biaya Komponen 6 pcs , Sumber : Data diolah, 2014 TOTAL 7,088, Biaya lost produksi dihitung dari kapasitas produksi splicing sebesar pcs dibagi 14 mesin, sehingga rata-rata permesin perhari (7 jam) nya berproduksi 3214 pcs. Bila lost tiap kgnya adalah Rp ,-, dan tiap pcs ban adalah 0.4 Kg, maka tiap pcs lost produksinya sebesar Rp ,-. Sehingga untuk 3214 pcs lostnya sebesar Rp ,-. Untuk menghitung komponen biaya yang termasuk dalam C2 mula-mula dihitung rata-rata waktu yang digunakan untuk melaksanakan perbaikan. Waktu perbaikan O-ring Cylinder terlampir pada lampiran 2. Setelah itu dihitung defect yang diakibatkan oleh kerusakan yang berkaitan dengan O-Ring Cylinder.
18 80 Tabel Defect produksi No. Jenis Defect Jumlah Rata-Rata/hari Open Splice Splice Flow Crack Lateral Crease Light Gange Area 540 Pcs 52 Pcs 43 Pcs 17 Pcs Total Sumber : Data diolah Pcs Kemampuan Pemeliharaan (Maintainability) Perhitungan kemampuan pemeliharaan menggunakan software Weibull++9 dilihat dari nilai MTTF dan Failure Rate. Rekapitulasi hasil perhitungan maintainability ditunjukan pada Tabel Tabel Kemampuan Pemeliharaan (Maintaibability) No. Komponen Mesin MTTF Failure Rate 1 O-ring Seal Tube Splicing minggu /Wk Sumber : Data diolah (2014) Dalam data Tabel ditunjukkan bahwa waktu rata-rata O-Ring Cylinder rusak setelah 62 minggu dengan persentase failure rate-nya 3.23%. Jika diasumsikan bahwa 3.23% saja operasi yang menimbulkan kerusakan, maka jumlah defectnya adalah x 62 x 652 Pcs = 1306 pcs. Biaya produksi ban sebagaimana yang disajikan pada Tabel adalah: Rp ,-, maka biaya defect adalah Rp x 1306 = Rp ,-. Maka komponen biaya C2 dapat dirinci sebagai berikut:
19 81 Tabel Komponen Biaya C2 untuk O-Ring Cylinder No Jenis Biaya Jumlah Satuan Biaya Satuan (Rp.) Biaya (Rp.) 1 Upah Langsung 56 Jam 12, , Overhead Pabrik 56 Jam ,008, Biaya Lost Produksi 3214 Pcs ,428, Biaya Komponen 1 Pcs , Biaya Defect 1306 Pcs ,816, Sumber : Data diolah, 2014 Total 51,999, Nilai C1 yang merupakan biaya untuk melakukan maintenance/penggantian yang adalah senilai Rp dan C2 yang merupakan biaya bila terjadi breakdown yaitu menggunakan hasil MTTF dalam waktu 62 minggu adalah Rp ,-. Sehingga efisiensi biaya yang didapatkan ketika perawatan dilakukan sesuai dengan jadwal sebesar 85,37% Komponen Motor Mesin Tube Curing Data Biaya Berikut ini adalah rincian biaya yang digunakan untuk memproduksi ban motor. Biaya yang ditampilkan adalah rata-rata biaya yang digunakan untuk memproduksi satu unit ban dalam motor (tube).
20 82 a) Biaya Produksi Tabel Biaya produksi Jenis Biaya Harga Rp. Kuantitas Bahan baku Rubber Kg Talk Kg Valve Buah Total Bahan baku Upah Langsung jam Overhead Pabrik Jam Sumber : PT. Gajah Tunggal tbk, 2013 Jumlah Rp Dari rincian biaya tersebut, biaya overhead pabrik dipisahkan lagi kedalam biaya-biaya berikut ini: Energi Pajak Maintenance dan Repair Lain-lain Sumber : PT. Gajah Tunggal tbk, 2013 Tabel Biaya overhead pabrik Jenis Biaya % b) Biaya Lost Produksi Menurut data bagian costing, data lost produksi adalah Rp ,- tiap kilogram karet yang diproduksi. Data tersebut dibagi rata untuk masing-masing bagian, yaitu: Open Mill dan Extruder Rp ,- Splicing Rp ,- Curing Rp ,- c) Biaya Penggantian Komponen
21 83 Berikut ini adalah daftar harga komponen-komponen yang digunakan dalam studi kasus ini, yaitu: O-Ring Cylinder dan motor induksi beserta aksesorisnya. Tabel Data harga komponen No. Nama Barang Harga 1. O-Ring 165 X D.158 X 3.5 Rp ,- 2. Induction Motor with Brake Merk Teco Rp ,- 3. Ball Bearing 6205 Merk : FAG Rp ,- 4. Canvas Brake Rp ,- 5. Gear Box Rp ,- 6. Kontaktor Rp ,- Sumber : PT. Gajah Tunggal tbk, 2013 d) Biaya Preventive Maintenance Rincian biaya untuk menentukan C1 yang merupakan biaya untuk melakukan maintenance/penggantian yang direncanakan dan C2 yang merupakan biaya bila terjadi breakdown. Maintenance yang dilakukan untuk mengganti Motor Mesin pada mesin curing membutuhkan waktu 1 jam kerja. Maintenance yang dilakukan meliputi penggantian 1 buah Bearing dan 1 buah Kanvas Brake sekaligus pengecekan terhadap komponen-komponen mesin yang lain, termasuk pelumasan. Sehingga data C1 terdiri dari komponen biaya sebagai berikut: Tabel Komponen biaya C1 untuk Motor Mesin Biaya No Jenis Biaya Jumlah Biaya (Rp.) Satuan (Rp.) 1 Upah Langsung 1 jam 12, , Overhead Pabrik 1 jam 18, ,000.00
22 84 Tabel (Lanjutan) No Jenis Biaya Jumlah Biaya Satuan (Rp.) Biaya (Rp.) 3 Biaya Lost Produksi 1154 pcs 2, ,308, Biaya Komponen Bearing 1 pcs 30, , Kanvas Brake 1 pcs 45, , Sumber : Data diolah, 2014 TOTAL 2,593, Biaya lost produksi dihitung dari kapasitas produksi splicing sebesar pcs dibagi 39 mesin, sehingga rata-rata permesin perhari (1 jam) nya berproduksi 1154 pcs. Bila lost tiap kgnya adalah Rp ,-, dan tiap pcs ban adalah 0.4 Kg, maka tiap pcs lost produksinya sebesar Rp ,-. Sehingga untuk 1154 pcs lostnya sebesar Rp ,-. Defect yang diakibatkan oleh kerusakan yang berkaitan dengan motor tidak terlalu signifikan, oleh karena itu tidak diperhitungkan dalam biaya. Namun banyak sekali kerusakan yang potensial akibat kerusakan motor, seperti gear box pecah, kontaktor kebakar, dan lain-lain. Dengan asumsi 50 persen kerusakan motor disertai dengan kerusakan gear box dan atau kontaktor, maka biaya efek yang terjadi adalah 0.5 * = Rp ,-. Maka komponen biaya C2 dapat dirinci sebagai berikut: Tabel Komponen Biaya C2 untuk motor Biaya Satuan No Jenis Biaya Jumlah Satuan (Rp.) Biaya (Rp.) 1 Upah Langsung 2 Jam 12, ,000.00
23 85 Tabel (Lanjutan) No Jenis Biaya Jumlah Satuan Biaya Satuan (Rp.) Biaya (Rp.) 2 Overhead Pabrik 2 Jam 18, , Biaya Lost 1154 Pcs 2, ,308, Biaya Efek 2,300, Biaya Komponen: Motor+Brake 1 Pcs 13,500, ,500, Total 18,168, Sumber : Data diolah, 2014 Kemampuan Pemeliharaan (Maintainability) Perhitungan kemampuan pemeliharaan menggunakan software Weibull++9 dilihat dari nilai MTTF dan Failure Rate. Rekapitulasi hasil perhitungan maintainability ditunjukan pada Tabel Tabel Kemampuan Pemeliharaan (Maintaibability) No. Komponen Mesin MTTF Failure Rate 1 Motor Mesin Tube Curing minggu /Wk Sumber : Data diolah (2014) Dalam data Tabel ditunjukkan bahwa waktu rata-rata Motor Mesin rusak setelah 21 minggu dengan persentase failure rate-nya 14.86%. Nilai C1 yang merupakan biaya untuk melakukan maintenance/penggantian yang adalah senilai Rp 2,593, dan C2 yang merupakan biaya bila terjadi breakdown yaitu menggunakan hasil MTTF dalam waktu 21 minggu adalah Rp.. 18,168, Sehingga efisiensi biaya yang didapatkan ketika perawatan dilakukan sesuai dengan jadwal sebesar 85,37%.
24 Pembahasan Penelitian Prabowo et. al (2008) mengenai kebijakan dalam penentuan waktu perbaikan pencegahan pada komponen mesin curing dengan menggunakan teknik keandalan menyimpulkan bahwa fungsi keandalan untuk break detector sebesar 0,261183, dimana waktu penggantian pencegahan yang optimal adalah 1950 menit dengan biaya pemeliharaan Rp Pengujian keandalannya dilakukan menggunakan metode pendekatan model umur pengganti (Age replacement) melalui kriteria meminimalisasi biaya pemeliharaan dengan menggunakan distribusi weibull sebagai analisis kerusakan yang dipakai. Pemilihan komponen dilakukan pada besarnya kontribusi biaya penggantian komponen yang rusak ataupun akibat perbaikan yang lain selama satu tahun periode kerja serta telah menyumbang 75% sampai 95%. Dalam penilitian ini pengujian keandalan menggunakan distribusi weibull dilakukan terhadap komponen mesin O-ring mesin Tube Splicing dan diperkuat dengan pengujian yang sama terhadap komponen Motor Mesin Tube Curing. Dengan menggunakan Distribusi Weibull didapatkan keandalan komponen O- Ring Seal mesin BXS pada plant B selang 50 minggu perawatan pertama dan selanjutnya adalah 82,37% dengan kemungkinan untuk mengalami kerusakan sebesar 17,63%. Adapun usulan perubahan interval jadwal perawatan untuk melakukan pemeliharaan dengan keandalan 90% adalah 47 minggu interval perawatan pertama dengan selanjutnya. Keandalan komponen Motor Mesin untuk mesin BXC pada plant B dengan selang 15 minggu perawatan pertama dan selanjutnya adalah 93,83%
25 87 dengan kemungkinan untuk mengalami kerusakan sebesar 6,17%. Dimana jadwal ini sudah sesuai dengan target keandalan 90%. Sehingga interval jadwal pertama dan selanjutnya komponen motor mesin untuk mesin BXC adalah 15 minggu. Efisiensi biaya pada penerapan preventive maintenance dengan Weibull dapat dilihat dari nilai biaya penggantian sebelum rentang waktu MTTF (Mean Time to Failure). Untuk O-Ring Seal Tube Splicing biaya perawatan adalah Rp , sedangkan biaya bila terjadi breakdown (corrective maintenance) menggunakan hasil MTTF yang didapat dari penerapan distribusi weibull dalam waktu 62 minggu adalah Rp ,-. Usulan perubahan interval jadwal perawatan pertama dengan selanjutnya untuk keandalan 90% adalah 47 minggu interval perawatan. Pemeliharaan yang dilakukan dengan interval waktu 47 minggu menekan biaya pemeliharaan senilai Rp yaitu 85,37% dari waktu penggantian pada saat terjadinya breakdown. Untuk Motor Mesin Tube Curing biaya perawatan adalah Rp ,- sedangkan biaya bila terjadi breakdown (corrective maintenance) menggunakan hasil MTTF yang didapat dari penerapan distribusi weibull dalam waktu 21 minggu adalah Rp ,-. Usulan perubahan interval jadwal perawatan pertama dengan selanjutnya untuk keandalan 90% adalah 15 minggu interval perawatan. Pemeliharaan yang dilakukan dengan interval waktu 15 minggu menekan biaya pemeliharaan senilai Rp ,- yaitu 85,73% dari waktu penggantian pada saat terjadinya breakdown. Dengan penerapan weibull mengikuti usulan perubahan jadwal perawatan pada interval 15 minggu dapat mencegah terulangnya kejadian tersebut dan juga
26 88 dapat lebih mengefisiensi biaya pemeliharaan. Karena penggantian dilakukan sesuai jadwal dapat mencegah terjadinya breakdown mesin karena keandalan fungsi komponen yang tinggi yaitu 90% dapat meminimalkan resiko yang bisa menimbulkan biaya efect dalam proses produksi. Dengan adanya penggabungan jadwal maka terjadi penghematan biaya yaitu 85,37% dari Rp ,- menjadi Rp ,- untuk komponen O- Ring pada mesin Tube Splicing dan 85,73% dari Rp. 18,168, menjadi Rp 2,593, untuk motor mesin pada Tube Curing. Dengan adanya penggabungan jadwal ini, biaya dan pekerjaan menjadi lebih efisien dan membantu karyawan dalam mempermudah pekerjaannya untuk proses pergantian komponen sesuai dengan jadwal yang telah disusun. Penelitian terdahulu menentukan komponen yang diuji berdasarkan besarnya kontribusi biaya komponen yang rusak ataupun akibat perbaikan yang lain selama satu tahun periode kerja. Sedangkan penulis menentukan komponen berdasarkan data dan informasi penggantian komponen yang sering terjadi dalam periode 2 tahun sebelum Kelebihan penelitian dalam Tesis ini adalah menggunakan program software weibull 9++ langsung sehingga untuk semua uji yang dilakukan selain perhitungan biaya diperoleh menggunakan software weibull. Kekurangannya dalam penelitian ini adalah perhitungan efisiensi biaya masih secara manual.
27 89 Dari hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Probowo et. al (2008) mengenai penghitungan keandalan menggunakan distribusi weibul serta peningkatan efisiensi perawatan mesin produksi. Dimana hal ini sangat mempengaruhi keberlangsungan proses produksi perusahaan.
BAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis/Disain Penelitian Dari sifat masalah penelitian dari uraian latar belakang masalah dapat dikategorikan kedalam penelitian kasus dan penelitian lapangan. Menurut Usman
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi Pemecahan masalah adalah suatu proses berpikir yang mencakup tahapan-tahapan yang dimulai dari menentukan masalah, melakukan pengumpulan data melalui studi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemeliharaan (Maintenance) Pemeliharaan (maintenance) dapat didefinisikan sebagai (Ariani, 2008): suatu kombinasi dari berbagai tindakan untuk menjaga, memperbaiki dan
Lebih terperinciAnalisa Preventive Maintenance System Dengan Modularity Design Pada PT. Surya Pamenang
JATI UNIK, 07, Vol., No., Hal. 4-9 ISSN : 597-657 (Print) ISSN : 597-7946 (Online) Analisa Preventive Maintenance System Dengan Modularity Design Pada PT. Surya Pamenang Hariyanto *, Sri Rahayuningsih,
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian 11 12 Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian (Lanjutan) 3.2 Langkah-Langkah Pelaksanaan Penelitian Untuk
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Pada metodologi pemecahan masalah mempunyai peranan penting untuk dapat membantu menyelesaikan masalah dengan mudah, sehingga
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
68 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Flowchart Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Berikut ini flowchart diagaram alir metodologi penelitian untuk menganalisa terjadinya breakdown dan cara meminimasinya
Lebih terperinciPENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN OPTIMUM KOMPONEN KRITIS MESIN HAMMER MILL DENGAN MODEL AGE REPLACEMENT DI PT. SEJATI COCONUT INDUSTRI
PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN OPTIMUM KOMPONEN KRITIS MESIN HAMMER MILL DENGAN MODEL AGE REPLACEMENT DI PT. SEJATI COCONUT INDUSTRI TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat
Lebih terperinciSISTEM MANAJEMEN PERAWATAN UNIT MMU PUMP DAN OIL SHIPPING PUMP
Yogyakarta 15 September 2012 SISTEM MANAJEMEN PERAWATAN UNIT MMU PUMP DAN OIL SHIPPING PUMP Eko Nursubiyantoro dan Triwiyanto Program studi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri UPN Veteran Yogyakarta
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah perancangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: produksi pada departemen plastik
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah Perancangan Langkah perancangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: a. Melakukan studi literatur sejumlah buku yang berkaitan dengan preventive maintenance.
Lebih terperinciAriyanto Jurnal MIX, Volume V, No. 1, Feb 2015
ANALISIS PENGGANTIAN KOMPONEN MESIN TUBE SPLICING DAN MESIN TUBE CURING DENGAN DISTRIBUSI WEIBULL DAN PERHITUNGAN EFISIENSI BIAYA DI PT GAJAH TUNGGAL TBK Budi Ariyanto STT Yupentek Tangerang boediariyanto@gmail.com
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN INTERPRETASI
BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI Tahap analisa dan interpretasi data ini merupakan langkah lebih lanjut dalam penelitian yang dilakukan. Pada bab ini akan dianalisa hasil-hasil yang didapatkan dari bab sebelumnya
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Peneltian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kondisi pabrik sebenarnya dan melakukan pengamatan langsung untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
30 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Peneltian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kondisi pabrik sebenarnya dan melakukan pengamatan langsung untuk mengetahui permasalahan yang
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Widya Teknik Vol No ISSN
Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol. 13 --- No. 1 --- 2014 ISSN 1412-7350 PERANCANGAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA MESIN CORRUGATING dan MESIN FLEXO di PT. SURINDO TEGUH GEMILANG Sandy Dwiseputra Pandi, Hadi
Lebih terperinciUSULAN INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN PENCETAK BOTOL (MOULD GEAR) BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWNTIME
USULAN INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN PENCETAK BOTOL (MOULD GEAR) BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWNTIME Much. Djunaidi dan Mila Faila Sufa Laboratorium Sistem Produksi, Jurusan Teknik Industri
Lebih terperinciNelson Manurung 1* 1 Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Medan *
OPTIMASI JADWAL PEMELIHARAAN SCREW PRESS PEMERAS DAGING BUAH KELAPA SAWIT DENGAN METODE TIME BASED MAINTENANCE (Studi Kasus di Pabrik Kelapa Sawit PTPN III Aek Nabara Selatan) Nelson Manurung 1* 1 Jurusan
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO 2015 ISSN PENJADWALAN PERAWATAN MESIN DIVISI PIPA (STUDY KASUS DI PT. X)
PENJADWALAN PERAWATAN MESIN DIVISI PIPA (STUDY KASUS DI PT. X) Robert Triatmaja 1*, LM.Hadi Santosa 2, Ig.Joko Mulyono 3 1,2,3 Program Studi Teknik Industri,Fakultas Teknik Universitas Katolik Widya Mandala
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. terbanyak. Urutan komponen kritis HGF WS adalah sebagai berikut: a = belt drive; b
BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengolahan Data Langkah awal dari pengolahan data adalah penentuan komponen kritis dengan fokus dua komponen, yaitu dua komponen yang mempunyai frekuensi kerusakan terbanyak.
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM ALIR METODOLOGI PENELITIAN Dalam proses penyusunan laporan tugas akhir mengenai penerapan sistem Preventive Maintenance di departemen 440/441 men summer shoes pada
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Perumusan masalah dan Pengambilan Keputusan Model perumusan masalah dan pengambilan keputusan yanag digunakan dalam skripsi ini dimulai dengan melakukan observasi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Maintenance 2.1.1 Arti dan Peranan Maintenance Maintenance adalah adalah semua tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan barang atau peralatan untuk kembali pada kondisi tertentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan manufaktur menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan berusaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Industri manufaktur dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal ini disebabkan adanya perubahan yang dinamis sehingga kompetisi antara perusahaan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flowchart Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah (Lanjutan) 62 63 3.2 Observasi Lapangan Observasi
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO 2015 ISSN
JADWAL PENGGANTIAN PENCEGAHAN GABUNGAN SUB KOMPONEN WATER COOLING PANEL DENGAN KRITERIA MINIMISASI EKSPEKTASI TOTAL BIAYA PERAWATAN DI PT. INTER WORLD STEEL MILLS INDONESIA Fifi Herni Mustofa 1*, Kusmaningrum
Lebih terperinciPENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN B.FLUTE PADA PT AMW
PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN B.FLUTE PADA PT AMW Bahtiar S. Abbas 1 ; Edi Steven 2 ; Harry Christian 3 ; Tedy Sumanto 4 1,2,3,4 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara,
Lebih terperinciPENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER CD DI PT. DHARMA ANUGERAH INDAH (DAI)
Mulyono: PENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER D DI PT. DHARMA... 9 PENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER D DI PT. DHARMA ANUGERAH INDAH (DAI) Julius Mulyono ), Dini Endah Setyo Rahaju
Lebih terperinciUniversitas Bina Nusantara
Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 ANALISA PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MENINGKATKAN RELIABILITY DAN AVAILABILITY PADA MESIN PRESS DI PT INTIRUB
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah 67 3.1 Penelitian Pendahuluan Sebagai langkah awal penelitian, maka dilakukan penelitian pendahuluan untuk mempelajari
Lebih terperinciPERANCANGAN PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. ARTHA PRIMA SUKSES MAKMUR
PERANCANGAN PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. ARTHA PRIMA SUKSES MAKMUR Yugowati Praharsi 1, Iphov Kumala Sriwana 2, Dewi Maya Sari 3 Abstract: PT. Artha Prima Sukses Makmur memiliki lima mesin
Lebih terperinciPENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN B.FLUTE PADA PT. ADINA MULTI WAHANA
PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN B.FLUTE PADA PT. ADINA MULTI WAHANA TUGAS AKHIR Oleh EDI STEVEN 1000837113 HARRY CHRISTIAN 1000868030 TEDY SUMANTO 1000856831 FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN
Lebih terperinciPerancangan Penjadwalan Perawatan Mesin dengan Metode Map Value Stream Mapping (MVSM) di PT XXX
Petunjuk Sitasi: Sembiring, N., & Nst, A. H. (2017). Perancangan Penjadwalan Perawatan Mesin dengan Metode Map Value Stream Mapping (MVSM) di PT XXX. Prosiding SNTI dan SATELIt 2017 (pp. C229-235). Malang:
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. merupakan mesin paling kritis dalam industri pengolahan minyak sawit. Pabrik
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Pengumpulan Data Kerusakan Mesin Dalam penelitian ini, penulis meneliti kerusakan pada mesin kempa yang merupakan mesin paling kritis dalam industri pengolahan minyak sawit.
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan data stagnasi mesin yang dicatat oleh perusahaan. Penelitian
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian mengenai preventive maintenance mesin pada PTPTN XIII menggunakan data stagnasi mesin yang dicatat oleh perusahaan. Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat, memacu industri-industri
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan teknologi yang semakin pesat, memacu industri-industri terus berusaha meningkatkan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkannya. Dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berkembangmya ilmu dan teknologi memberikan banyak kemudahan bagi kehidupan umat manusia. Kendaraan bermotor merupakan sarana transportasi yang sangat menunjang
Lebih terperinciOPTIMASI JADWAL PERAWATAN PENCEGAHAN PADA MESIN TENUN UNIT SATU DI PT KSM, YOGYAKARTA
OPTIMASI JADWAL PERAWATAN PENCEGAHAN PADA MESIN TENUN UNIT SATU DI PT KSM, YOGYAKARTA Fransiskus Tatas Dwi Atmaji Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University franstatas@telkomuniversity.ac.id
Lebih terperinciANALISA PERAWATAN DAN USULAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA MESIN CONSTANT SPEED MIXER DI PT KEBAYORAN WARNA PRIMA
ANALISA PERAWATAN DAN USULAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA MESIN CONSTANT SPEED MIXER DI PT KEBAYORAN WARNA PRIMA TUGAS AKHIR Oleh Aryo Suyudi 1000876833 Ericknes 1000877911 Yosua Christhoper Alexander Rumawas
Lebih terperinciPENENTUAN WAKTU PERAWATAN UNTUK PENCEGAHANPADA KOMPONEN KRITIS CYCLONE FEED PUMP BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWN TIME
PENENTUAN WAKTU PERAWATAN UNTUK PENCEGAHANPADA KOMPONEN KRITIS CYCLONE FEED PUMP BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWN TIME Siti Nandiroh Jurusan Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A.
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: X Yogyakarta, 3 November 2012
PENENTUAN RELIABILITAS SISTEM DAN PELUANG SUKSES MESIN PADA JENIS SISTEM PRODUKSI FLOW SHOP Imam Sodikin 1 1 Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Jl.
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Sejarah singkat perusahaan Didirikan pada tahun 1951 yang terletak di Tanggerang, Banten. PT Gajah Tunggal Tbk. memulai usaha produksinya dengan ban sepeda. Sejak
Lebih terperinciUsulan Jadwal Perawatan Preventif Mesin HGF di Stasiun Puteran Pabrik Gula
Performa (8) Vol.7, No.:9- Usulan Jadwal Perawatan Preventif Mesin HGF di Stasiun Puteran Pabrik Gula Wahyudi Sutopo, Ari Nugroho, Yuniaristanto Laboratorium Sistem Logistik dan Bisnis, Jurusan Teknik
Lebih terperinciDiagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah (Lanjutan)
60 A Perhitungan Interval Waktu Kerusakan (TTF) dan Downtime (TTR) Perhitungan Index of Fit Data TTF dan TTR Pemilihan Distribusi Data TTF dan TTR Uji Kesesuaian Distribusi Data Kerusakan Tidak Distribusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan menghasilkan produk yang tidak baik pula. Maintenance berperan penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Perusahaan tidak akan lepas dari persaingan yang timbul di pasar. Persaingan tersebut adalah berasal dari perusahaan lain yang juga menghasilkan produk
Lebih terperinciOPTIMASI PREVENTIVE MAINTENANCE DENGAN PSO (PARTICLE SWARM OPTIMIZATION) PADA SEMI LEAN SOLUTION PUMP 107-JC DI PABRIK I PT.
OPTIMASI PREVENTIVE MAINTENANCE DENGAN PSO (PARTICLE SWARM OPTIMIZATION) PADA SEMI LEAN SOLUTION PUMP 107-JC DI PABRIK I PT. PETROKIMIA GRESIK Oleh : Widdhi Purwo Pudyastuti 2410 100 040 Pembimbing : Ir.
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Metodologi pemecahan masalah mempunyai peranan penting untuk membantu menyelesaikan masalah dengan mudah. Oleh karena itu
Lebih terperinciIdentifikasi Bahaya dan Penentuan Kegiatan Perawatan Pada Tower Crane 50T Menggunakan Metode RCM II (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Kapal)
Identifikasi Bahaya dan Penentuan Kegiatan Perawatan Pada Tower Crane 50T Menggunakan Metode RCM II (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Kapal) Anggita Hardiastuty1 *, Galih Anindita 2, Mades D. Khairansyah
Lebih terperinciAnalisis Keandalan Pada Boiler PLTU dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA)
Analisis Keandalan Pada Boiler PLTU dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Weta Hary Wahyunugraha 2209100037 Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persaingan dengan perusahaan manufaktur lainnya, maka diperlukan kebijakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Di era globalisasi saat ini perusahaan manufaktur akan menghadapi persaingan dengan perusahaan manufaktur lainnya, maka diperlukan kebijakan untuk bersaing
Lebih terperinciSumbu X (horizontal) memiliki range (rentang) dari minus takhingga. ( ) hingga positif takhingga (+ ). Kurva normal memiliki puncak pada X
Sumbu X (horizontal) memiliki range (rentang) dari minus takhingga ( ) hingga positif takhingga (+ ). Kurva normal memiliki puncak pada X = 0. Perlu diketahui bahwa luas kurva normal adalah satu (sebagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri di Indonesia yang sangat cepat menyebabkan banyak industri yang tumbuh dan bersaing dalam mendapatkan konsumennya. Melihat gejala tersebut
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA IMPLEMENTASI METODE PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MESIN MILLING PADA PT TIRTA INTIMIZU NUSANTARA. Wahyudi Susanto
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Abstrak Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Semester Genap tahun 2008/2009 IMPLEMENTASI METODE PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MESIN MILLING PADA PT TIRTA INTIMIZU NUSANTARA Wahyudi
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian akan dilakukan dengan langkah-langkah berikut Gambar 3.1: Gambar 3.1 Diagram Alir 11 12 Gambar 3.2 Diagram Alir (Lanjutan) 3.2 Langkah-Langkah Penelitian
Lebih terperinciINTERVAL PENGGANTIAN PENCEGAHAN SUKU CADANG BAGIAN DIESEL PADA LOKOMOTIF KERETA API PARAHYANGAN * (STUDI KASUS DI PT. KERETA API INDONESIA)
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol.4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2016 INTERVAL PENGGANTIAN PENCEGAHAN SUKU CADANG BAGIAN DIESEL PADA LOKOMOTIF KERETA
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN...
DAFTAR ISI COVER... I HALAMAN JUDUL... II LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... III LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... IV SURAT PERNYATAAN... V HALAMAN PERSEMBAHAN... VI HALAMAN MOTTO... VII KATA PENGANTAR... VIII
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO ISSN: USULAN PENENTUAN KEBUTUHAN SPARE PARTS MESIN COMPRESSOR BERDASARKAN RELIABILITY PT.
USULAN PENENTUAN KEBUTUHAN SPARE PARTS MESIN COMPRESSOR BERDASARKAN RELIABILITY PT.KDL Ratna Ekawati, ST., MT. 1, Evi Febianti, ST., M.Eng 2, Nuhman 3 Jurusan Teknik Industri,Fakultas Teknik Untirta Jl.Jend.Sudirman
Lebih terperinciOPTIMISASI WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN PADA LOKOMOTIF DE CC 201 SERI 99 MENGGUNAKAN METODA AGE REPLACEMENT DI PT. KERETA API INDONESIA *
]Reka Integra ISSN: 2338-5081 [ Teknik Industri Itenas No.04 Vol. 01] Jurnal Online Institut Teknologi Nasional [April 2014] OPTIMISASI WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN PADA LOKOMOTIF DE CC 201 SERI 99 MENGGUNAKAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan tempat Waktu pada penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus, September dan Oktober 2016 yang bertempat di Pabrik Kelapa Sawit 3.2 Rancangan penelitian Adapun
Lebih terperinciANALISA PERAWATAN BERBASIS RESIKO PADA SISTEM PELUMAS KM. LAMBELU
Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 14, Nomor 1, Januari - Juni 2016 ANALISA PERAWATAN BERBASIS RESIKO PADA SISTEM PELUMAS KM. LAMBELU Zulkifli A. Yusuf Dosen Program Studi Teknik Sistem
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Metodologi pemecahan masalah mempunyai peranan penting untuk membantu menyelesaikan masalah dengan mudah. Oleh karena itu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemeliharaan (Maintenance) Tujuan pemeliharaan adalah untuk mempertahankan kemampuan sistem dan mengendalikan biaya. Dengan adanya pemeliharaan diharapkan standar
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
28 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pemeliharaan (Maintenance) 2.1.1 Pengertian Pemeliharaan (Maintenance) Beberapa definisi pemeliharaan (maintenance) menurut para ahli: Menurut Patrick (2001, p407), maintenance
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini dibahas mengenai analisis hasil penelitian yang telah dilakukan untuk kemudian menentukan alternatif yang paling baik untuk maintenance pada PT. Pertamina
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analisa Kerusakan Mesin dan Keputusan Pelaksanaan Retrofit Jika merujuk pada tabel 5.4 data pencapaian target tahun 2010 tertulis bahwa target kerusakan mesin yang
Lebih terperinciPENERAPAN PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MENINGKATKAN RELIABILITY PADA BOILER FEED PUMP PLTU TARAHAN UNIT 3 & 4 TUGAS SARJANA
PENERAPAN PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MENINGKATKAN RELIABILITY PADA BOILER FEED PUMP PLTU TARAHAN UNIT 3 & 4 TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar terhadap produktivitas pada bidang manufaktur maupun jasa. Dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Manajemen operasi merupakan salah satu bidang yang berpengaruh sangat besar terhadap produktivitas pada bidang manufaktur maupun jasa. Dalam menjalankan operasionalnya,
Lebih terperinciANALISIS PERENCANAAN PENJADWALAN MAINTENANCE PADA MESIN CNC LINE EXHAUST MANIFOLD MENGGUNAKAN MODEL AGE REPLACEMENT DI PT.BMC
ANALISIS PERENCANAAN PENJADWALAN MAINTENANCE PADA MESIN CNC LINE EXHAUST MANIFOLD MENGGUNAKAN MODEL AGE REPLACEMENT DI PT.BMC Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Tugas Akhir Pada Program Strata
Lebih terperinciPENJADWALAN PERAWATAN DI PT. STEEL PIPE INDUSTRY OF INDONESIA
Lukmandani: PENJADWALAN PERAWATAN DI PT. STEEL PIPE INDUSTRY OF INDONESIA 103 PENJADWALAN PERAWATAN DI PT. STEEL PIPE INDUSTRY OF INDONESIA Antonius Lukmandani 1), Hadi Santosa 2), Anastasia Lidya Maukar
Lebih terperinciOPTIMALISASI INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN MESIN PACKER TEPUNG TERIGU KEMASAN 25 KG DI PT X
OPTIMALISASI INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN MESIN PACKER TEPUNG TERIGU KEMASAN 25 KG DI PT X Sutanto 1) dan Abdullah Shahab 2) 1,2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Pemecahan Masalah dan Penjelasannya Metodologi Penelitian adalah langkah-langkah yang dibuat untuk memudahkan Pemecahkan suatu masalah dalam sebuah Penelitian.
Lebih terperinciANALISA KEANDALAN PADA PERALATAN UNIT PENGGILINGAN AKHIR SEMEN UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS PT. SEMEN INDONESIA PERSERO TBK.
ANALISA KEANDALAN PADA PERALATAN UNIT PENGGILINGAN AKHIR SEMEN UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS PT. SEMEN INDONESIA PERSERO TBK.) I Gusti Ngr. Rai Usadha 1), Valeriana Lukitosari 2),
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
32 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek penelitiaan fokus pada penentuan interval pemeliharaan mesin Oven Botol di PT.Pharos Indonesia. 3.2 Langkah-langkah Penelitian Langkah Langkah-langkah
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR... xiii
DAFTAR ISI ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian... 1 1.2
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin pesat memacu industri-industri terus berusaha meningkatkan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkannya. Dalam bidang industri
Lebih terperinciAnalisis Keandalan Mechanical Press Shearing Machine di Perusahaan Manufaktur Industri Otomotif
Analisis Keandalan Mechanical Press Shearing Machine di Perusahaan Manufaktur Industri Otomotif Abdurrahman Yusuf 1, Anda Iviana Juniani 2 dan Dhika Aditya P. 3 1,2,3 Program Studi Teknik Desain dan Manufaktur,
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Data yang digunakan diperoleh dari dokumen perusahaan. Yang digunakan adalah data bulanan dari Januari 2016 hingga September 2016. Beberapa data
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun penjelasan yang lebih lengkap dari tiap langkah adalah sebagaiberikut :
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Identifikasi Masalah Tahap identifikasi masalah terdiri dari empat langkah yaitu : latarbelakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta studiliteratur.
Lebih terperinciOleh: Gita Eka Rahmadani
ANALISA KEANDALAN PADA DAPUR INDUKSI 10 TON MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE EFFECT & CRITICALITY ANALYSIS (FMECA) ( STUDI KASUS PT BARATA INDONESIA (PERSERO) Oleh: Gita Eka Rahmadani 6506.040.040 Latar
Lebih terperinciUSULAN PROGRAM PERAWATAN YANG OPTIMAL DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE
USULAN PROGRAM PERAWATAN YANG OPTIMAL DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) PADA SISTEM P1 FILLING POINT II FILLING SHED I (STUDI KASUS TBBM SEMARANG GROUP PT. PERTAMINA (PERSERO)
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SURAT KETERANGAN PERUSAHAAN LEMBAR PENGAKUAN PERSEMBAHAN
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SURAT KETERANGAN PERUSAHAAN LEMBAR PENGAKUAN PERSEMBAHAN MOTTO KATA PENGANTAR i ii in iv v vi vii viii DAFTAR ISI x DAFTAR
Lebih terperinciANALISA PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MENINGKATAKAN REABILITAS MESIN DI PT.SUCACO
ANALISA PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MENINGKATAKAN REABILITAS MESIN DI PT.SUCACO TUGAS AKHIR Oleh PR HARDI 0800739820 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA 2008 i ANALISA
Lebih terperinci3 BAB III LANDASAN TEORI
3 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pemeliharaan (Maintenance) 3.1.1 Pengertian Pemeliharaan Pemeliharaan (maintenance) adalah suatu kombinasi dari setiap tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam,
Lebih terperinciANALISIS PREVENTIVE MAINTENANCE DAN RANCANGAN SISTEM INFORMASI PADA MESIN DIE CASTING
ANALISIS PREVENTIVE MAINTENANCE DAN RANCANGAN SISTEM INFORMASI PADA MESIN DIE CASTING Sutandani Suriono, Bernardus Bandriyana, Tri Pudjadi Binus University, Jl. K. H. Syahdan No. 9, Kemanggisan / Palmerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Untuk meningkatkan persaingan dalam dunia industri, setiap perusahaan harus mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan operasionalnya.
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH START Studi Pendahuluan Identifikasi Masalah Studi Pustaka Perumusan Masalah Pengumpulan Data Pengolahan Data A Taguchi Identifikasi faktorfaktor yang berpengaruh Penentuan
Lebih terperinciUsulan Selang Waktu Perawatan dan Jumlah Komponen Cadangan Optimal dengan Biaya Minimum Menggunakan Metode Smith dan Dekker (Studi Kasus di PT.
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014 Usulan Selang Waktu Perawatan dan Jumlah Komponen Cadangan Optimal dengan Biaya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Metodologi Penelitian Metode penelitian merupakan usaha yang harus dilakukan dalam penelitian untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu
Lebih terperinciUSULAN PERAWATAN MESIN BERDASARKAN KEANDALAN SPARE PART SEBAGAI SOLUSI PENURUNAN BIAYA PERAWATAN PADA PT. XYZ
USULAN PERAWATAN MESIN BERDASARKAN KEANDALAN SPARE PART SEBAGAI SOLUSI PENURUNAN BIAYA PERAWATAN PADA PT. XYZ Devi Costania Siagian, Humala Napitupulu, Ikhsan Siregar Departemen Teknik Industri, Fakultas
Lebih terperinciPENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) DALAM PERENCANAAN KEGIATAN PADA MESIN BOILER DI PT PG CANDI BARU SIDOARJO SKRIPSI.
PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) DALAM PERENCANAAN KEGIATAN PADA MESIN BOILER DI PT PG CANDI BARU SIDOARJO SKRIPSI Oleh : NURAHADIN ZAKI ROMADHON NPM. 0632010165 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
Lebih terperinciPENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN PADA MESIN MULTI BLOCKDENGAN MENGGUNAKAN METODE AGE REPLACEMENT
PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN PADA MESIN MULTI BLOCKDENGAN MENGGUNAKAN METODE AGE REPLACEMENT (PT. Malang Indah) Skripsi DiajukanKepadaUniversitasMuhammadiyah Malang UntukMemenuhi Salah
Lebih terperinciKETERANGAN SELESAI PENELITIAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii LEMBAR KETERANGAN SELESAI PENELITIAN... iii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... iv LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN MOTTO...
Lebih terperinciPenjadwalan Predictive Maintenance dan Biaya Perawatan Mesin Pellet di PT Charoen Pokphand Indonesia - Sepanjang
Soesetyo, et al. / Penjadwalan Predictive Maintenance dan Biaya Perawatan Mesin di PT Charoen Pokphand Indonesia - Sepanjang / Jurnal Titra, Vol. 2, No.2, Juni 24, pp. 47-54 Penjadwalan Predictive Maintenance
Lebih terperinciINTERVAL WAKTU PENGGANTIAN PENCEGAHAN OPTIMAL KOMPONEN SISTEM PRINTING UNIT U41 MENGGUNAKAN METODE AGE REPLACEMENT DI PT.
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.01 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2015 INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN PENCEGAHAN OPTIMAL KOMPONEN SISTEM PRINTING UNIT
Lebih terperinciPENENTUAN JADWAL PERAWATAN MESIN POMPA MELALUI ANALISIS KEANDALAN PADA PDAM GUNUNG LIPAN, SAMARINDA SEBERANG, KALIMANTAN TIMUR
PENENTUAN JADWAL PERAWATAN MESIN POMPA MELALUI ANALISIS KEANDALAN PADA PDAM GUNUNG LIPAN, SAMARINDA SEBERANG, KALIMANTAN TIMUR Fathiruddin Ilwan, Fatkhul Hani Rumawan, Lina Dianati Fathimahhayati Program
Lebih terperinciBAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH
94 BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Di bawah ini merupakan urutan dari pada tahapan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis : Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 95 96 Uji Kesesuaian
Lebih terperinciDAFTAR ISTILAH. : Probabilitas suatu sistem beroperasi sesuai fungsinya dalam suatu waktu tertentu dalam kondisi operasi yang telah ditetapkan
DAFTAR ISTILAH Availability Consequence Assesment Corrective Maintenance Downtime Failure function Failure Rate Maintainability Maintenance : Probabilitas suatu sistem beroperasi sesuai fungsinya dalam
Lebih terperinciTESIS ANALISA PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN KRITIS PADA ALAT INTRUMENTASI QCS SCANNER TYPE DI PT. PABRIK KERTAS TJIWI KIMIA
TESIS ANALISA PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN KRITIS PADA ALAT INTRUMENTASI QCS SCANNER TYPE 2200-2 DI PT. PABRIK KERTAS TJIWI KIMIA Oleh : Yhatna Satria NRP. 9108 201 411 Latar Belakang
Lebih terperinciANALISIS INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS MESIN TRIMMING UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERAWATAN
Prosiding SENTIA 206 Politeknik Negeri Malang Volume 8 ISSN: 2085-2347 ANALISIS INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS MESIN TRIMMING UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERAWATAN Fina Andika Frida Astuti Mahasiswa S2
Lebih terperinciD E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N
RANCANGAN PERSIAPAN PENYUSUNAN DATABASE UNTUK KEGIATAN MAINTENANCE OVERHAUL REPAIR (STUDI KASUS DI CV. MORIA) TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciJurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Jl. Kalisahak 28 Yogyakarta (1)
Petunjuk Sitasi: Asih, E. W., Yusuf, M., & Fauzan, F. M. (2017). Analisis Kerusakan dan Peningkatan Keandalan Mesin Carding Menggunakan Logic Tree Analysis (LTA) dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
Lebih terperinci