BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Manajemen

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Manajemen"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2012 : 36), manajemen mengacu pada proses mengoordinasikan dan mengintegrasikan kegiatankegiatan kerja agar diselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain. Menurut Williams (2013 : 8), manajemen adalah menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Manajemen yang baik adalah bekerja melalui orang lain untuk menyelesaikan tugas-tugas yang membantu memenuhi tujuan organisasi seefisien mungkin. Dari kedua pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan proses mengkoordinasikan dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja kerja, agar kegiatan tersebut dapat diselesaikan secara efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat dicapai dengan seefisien mungkin. 2.2 Manajemen Sumber Daya Manusia Mondy (2010 : 4) menjelaskan manajemen sumber daya manusia merupakan pemanfaatan individu untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan menurut Dessler (2011 : 4) manajemen sumber daya manusia adalah kebijakan dan praktek di dalam menggerakan sumber daya manusia atau aspek-aspek terkait posisi manajemen di dalam sumber daya manusia yang mencakup kegiatan perekrutaan, penyaringan, pelatihan, pemberian penghargaan dan penilaian. Sedangkan, Mathis dan Jackson (2010 : 4) menjelaskan manajemen sumber daya manusia adalah merancang sistem manajemen untuk memastikan bahwa bakat manusia digunakan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi. 9

2 10 Dari ketiga pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan kebijakan dan praktek yang tidak hanya memanfaatkan dan menggerakan sumber daya manusia untuk keperluan organisasi, tetapi juga memastikan bahwa bakat manusia digunakan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi. Sebuah studi menunjukkan pentingnya sumber daya manusia dalam memiliki efek luas pada masa depan organisasi, terutama organisasi pelayanan, yang sangat tergantung pada tenaga kerja dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan mereka secara langsung (Abou-Moghli, Azmi, Abo-Rumman, dan H, 2012). Byars, Llyod, dan Rue (2006 : 4-5) menjelaskan enam fungsi dalam MSDM, yaitu : 1. Perencanaan, rekrutmen, dan seleksi sumber daya manusia Aktivitasnya : - Melakukan analisis pekerjaan untuk menetapkan persyaratan pekerjaan spesifik dalam organisasi - Meramalkan kebutuhan sumber daya manusia yang dibutuhkan organisasi untuk mencapai tujuannya - Mengembangkan dan menerapkan rencana untuk memenuhi persyaratan tersebut - Memilih dan mempekerjakan sumber daya manusia untuk mengisi pekerjaan spesifik dalam organisasi 2. Pengembangan SDM Aktivitasnya - Melakukan orientasi dan pelatihan karyawan - Merancang dan menerapkan program manajemen dan pengembangan organisasi - Membangun tim yang efektif dalam struktur organisasi - Merancang sistem untuk menilai kinerja karyawan individu

3 11 - Membantu karyawan dalam mengembangkan rencana karir 3. Kompensasi dan tunjangan Aktivitasnya : - Merancang dan menerapkan sistem kompensasi dan tunjangan bagi semua karyawan - Memastikan bahwa kompensasi dan tunjangan dibagikan secara adil dan konsisten 4. Keselamatan dan kesehatan Aktivitasnya : - Merancang dan melaksanakan program-program untuk memastikan kesehatan dan keselamatan karyawan - Memberikan bantuan kepada karyawan yang memiliki masalah pribadi yang memengaruhi kinerja kerja mereka 5. Karyawan dan hubungan kerja Aktivitasnya : - Bertindak sebagai penengah antara organisasi dan serikat nya - Merancang sistem penanganan disiplin dan pengaduan 6. Penelitian SDM Aktivitasnya : - Memberikan informasi dasar sumber daya manusia - Merancang dan menerapkan sistem komunikasi karyawan Sesuai dengan aktivitas dari masing-masing fungsi yang telah dijelaskan sebelumnya, aktivitas pertama dari perencanaan, rekrutmen, dan seleksi adalah melakukan analisis pekerjaan untuk menetapkan persyaratan pekerjaan spesifik dalam organisasi. Dalam bahasa inggris analisis pekerjaan artinya adalah Job Analysis. Untuk memiliki gambaran yang jelas mengenai analisis pekerjaan maka pengertian mengenai analisis pekerjaan akan dijelaskan pada bab ini.

4 Analisis Pekerjaan Menurut Mondy (2010 : 5) analisis jabatan adalah proses sistematis untuk menentukan skills, duties, dan knowledge yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan dalam sebuah organisasi. Sedangkan menurut Byars, Llyod, dan Rue (2006 : 64) menjelaskan analisis jabatan adalah proses penentuan dan pelaporan informasi terkait seputar spesifikasi pekerjaan. Hal ini mencakup dalam menentukan tugas-tugas yang terdiri dari skills, knowledge, abilities. Snell dan Bohlander (2010 : 152) menjelaskan bahwa manajer SDM menggunakan data (hasil analisis pekerjaan) untuk mengembangkan deskripsi dan spesifikasi pekerjaan. Oleh karena itu, penyusun akan merancang sistem informasi dimana PT. Bhumyamca dapat mencatat hasil analisis pekerjaan ke dalam sebuah sistem informasi sebelum melakukan perancangan sistem informasi perencanaan, rekrutmen, dan seleksi. Analisis pekerjaan, dalam mysap ERP Human Capital Management (2005 : 36-37) dijelaskan dalam manajemen organisasi dimana struktur dan hierarki organisasi yang dibutuhkan dalam perusahaan digambarkan dalam sistem manajemen sumber daya manusia. Hal tersebut berfungsi untuk pelaporan dan untuk melihat tingkatan dan hubungan karyawan dalam perusahaan. Dengan manajemen organisasi, kita dapat membuat dan menjaga unit organisasi dan menghubungkan mereka satu sama lain. Tidak hanya itu dalam manajemen organisasi SAP terdapat pengaturan tugas/pekerjaan yang merupakan klasifikasi umum dari tugas yang dilakukan oleh karyawan dimana setiap tugas memiliki klasifikasi yang unik dari tanggung jawab dalam organisasi perusahaan Deskripsi dan Spesifikasi Pekerjaan Deskripsi pekerjaan berdasarkan pendapat Byars, Llyod, dan Rue (2006 : 66) adalah sinopsis dari sifat dan persyaratan dari suatu pekerjaan secara tertulis. Sedangkan, Spesifikasi pekerjaan adalah deskripsi dari

5 13 kompetensi edukasional, pengalaman, dan kualifikasi kewajiban yang harus dimiliki untuk melakukan pekerjaan. Menurut Mondy (2010 : 98) deskripsi pekerjaan adalah dokumen yang menyatakan tugas dan tanggung jawab pekerjaan. Sedangkan spesifikasi pekerjaan adalah dokumen yang berisi kualifikasi minimum yang dapat diterima yang harus seseorang miliki untuk melakukan pekerjaan tertentu Perencanaan Sumber Daya Manusia Snell dan Bohlander (2010 : 50) perencanaan sumber daya manusia adalah proses mengantisipasi dan menyediakan pergerakan orang ke dalam, di dalam, dan keluar dari organisasi. Stewart dan Brown (2011 : 169) perencanaan sumber daya manusia adalah proses peramalan kebutuhan lapangan kerja. Sangat penting untuk membuat rencana sumber daya manusia, baik untuk memaksimalkan keuntungan dari organisasi dalam jangka pendek dan memberikan kelangsungan target organisasi dalam jangka panjang pada lingkungan kompetitif yang saat ini sangat sulit untuk menemukan, mempekerjakan dan mempertahankan tenaga kerja yang berkualitas. Disamping itu perlu untuk menempatkan orang dalam jumlah yang tepat untuk pekerjaan yang tepat, pada waktu yang tepat untuk menjamin produktivitas dan kontrol pekerjaan pada titik tertinggi. (Ciftci, Baysal, dan Atatorun, 2011). Kesimpulan dari pendapat diatas adalah perencanaan sumber daya manusia adalah proses untuk mengantisipasi dan menyediakan pergerakan karyawan ke dalam, di dalam, dan keluar organisasi dan perencanaan ini akan digunakan untuk melakukan peramalan jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk suatu lapangan kerja agar organisasi dapat menempatkan

6 14 dan mempertahankan orang yang tepat, dalam jumlah yang tepat, untuk pekerjaan yang tepat, dan pada waktu yang tepat juga. Stewart dan Brown (2011 : 169) menjelaskan empat langkah dalam perencanaan sumber daya manusia, yaitu : a) Menilai Tingkat Pekerjaan Saat Ini Langkah pertama dari perencanaan sumber daya manusia, menilai tingkat pekerjaan saat ini, hal ini sangat bergantung pada sistem informasi organisasi. Kebanyakan perusahaan besar memiliki beberapa jenis sistem informasi SDM, dengan yang paling umum seperti SAP dan Oracle PeopleSoft. Database dapat melacak karyawan dan dapat menghasilkan laporan yang menunjukkan di mana orang-orang sedang bekerja. Informasi ini memberikan gambaran ringkas dari jumlah orang yang ada pada berbagai posisi. Sistem informasi SDM juga dapat memberikan rincian tentang kualifikasi dan keterampilan karyawan. Hal ini membantu dalam perencanaan, yaitu untuk memprediksi pergerakan karyawan internal selama tahap perencanaan ketiga. b) Memprediksi Kebutuhan Masa Depan Langkah ini membutuhkan kerjasama erat dengan perencanaan strategis di seluruh organisasi. Memprediksi kebutuhan masa depan dimulai dengan menilai tren lingkungan (perubahan selera konsumen, pergeseran demografis, dan sebagainya). Berdasarkan tren ini, perkiraan dalam permintaan untuk layanan dan barang dibuat dari perubahan yang diharapkan. Akankah konsumen membeli barang dalam jumlah lebih atau kurang dari apa yang dihasilkan perusahaan? Proyeksi tersebut juga digunakan untuk memprediksi jumlah karyawan yang mungkin diperlukan dalam pekerjaan tertentu. Salah satu metode umum untuk membuat prediksi kerja adalah dengan mengasumsikan bahwa kebutuhan sumber daya manusia akan dicocokkan dengan tren atas barang dan jasa

7 15 yang diharapkan. Sebagai contoh, sebuah organisasi mungkin menganggap bahwa jumlah karyawan di setiap posisi akan meningkat sebesar 10 persen di tahun mendatang hanya karena penjualan diperkirakan akan tumbuh sebesar 10 persen dalam periode tersebut. Tujuan keseluruhan dari langkah kedua ini adalah untuk menggabungkan informasi dari lingkungan yang ada dengan tujuan organisasi yang kompetitif dalam rangka untuk meramalkan jumlah karyawan yang dibutuhkan pada pekerjaan tertentu. c) Memprediksi Pergerakan Karyawan Internal Umumnya, prediksi tersebut mengasumsikan bahwa pola masa lalu akan kembali terulang di masa depan. Data historis dinilai untuk menentukan berapa banyak karyawan di setiap kategori pekerjaan yang diharapkan untuk berhenti atau dihentikan di tahun depan. Mengukur seperti tingkat berhenti, rata-rata lama waktu dalam pekerjaan tertentu, dan tingkat promosi yang digunakan. Seperti disebutkan sebelumnya, sistem informasi organisasi dapat digunakan untuk menentukan berapa banyak individu yang memiliki keterampilan dan pengalaman yang memenuhi syarat untuk dipromosikan atau bergerak lateral (dipindahkan ke departemen/divisi lain). d) Memperkirakan Kebutuhan Pekerja Eksternal Langkah terakhir adalah untuk menentukan jumlah dan jenis orang yang akan direkrut secara eksternal. Hal ini dicapai dengan menggabungkan informasi dari tiga langkah pertama. Sebuah contoh dari spreadsheet menggambarkan semua langkah yang ditunjukkan pada Gambar 2.1. Informasi dari Langkah 2 digunakan untuk meramalkan jumlah karyawan yang dibutuhkan di masing-masing posisi, dan informasi dari Langkah 1 dan 3 digunakan untuk menentukan berapa banyak posisi yang diproyeksikan bisa diisi oleh orang-orang yang sudah ada dalam organisasi. Perbedaan antara jumlah yang dibutuhkan dan jumlah yang tersedia memberikan perkiraan jumlah karyawan baru yang

8 16 perlu direkrut dari luar organisasi. Tentu saja, informasi dan strategi yang dikembangkan melalui proses perencanaan SDM hanyalah perkiraan dan biasanya tidak benar-benar akurat. Namun demikian, perencanaan yang matang memungkinkan organisasi untuk bertindak secara strategis dari pada hanya bereaksi terhadap perubahan. Perencanaan yang baik dapat menghilangkan banyak kejutan (hal yang terjadi secara mendadak). Gambar 2.1 Example Planning Process Sumber : Stewart dan Brown (2011 : 171) Hal ini dapat membantu kelancaran dalam perhitungan karyawan untuk mengurangi atau menghilangkan kasus di mana sebuah organisasi memberhentikan karyawan yang baik karena kebutuhan jumlah tenaga kerja dalam pekerjaan tersebut rendah, tetapi beberapa bulan kemudian manajemen membuka kembali peluang untuk mengisi daerah pekerjaan yang sama. Hal ini juga dapat membantu organisasi memanfaatkan

9 17 peluang untuk mempekerjakan karyawan yang luar biasa bahkan sebelum posisi tertentu terbuka. Secara keseluruhan, perencanaan SDM dalam jangka panjang membutuhkan sebuah perspektif tentang rekrutmen dan mengembangkan taktik yang sedang berlangsung untuk memastikan kualitas yang baik dari orang yang tersedia untuk mengisi lowongan pekerjaan. Seperti diilustrasikan dalam fitur Building Strength Through HR, perencanaan tersebut dapat memberikan manfaat penting bagi sebuah organisasi. Perencanaan SDM merupakan komponen pertama dari people sourcing strategy dimana people sourcing strategy berkaitan dengan langkahlangkah yang diambil untuk memastikan bahwa organisasi memperoleh dan menjaga orang-orang yang dibutuhkan dan mempekerjakan mereka secara efisien. Hal ini terkait erat dengan pembelajaran dan pengembangan strategi, yang menetapkan bagaimana organisasi memastikan bahwa perusahaan memiliki tenaga kerja terampil dan berpengetahuan yang dibutuhkan dan yang merupakan sekumpulan/sekelompok orang-orang berbakat yang akan tersedia sebagai penerus manajemen. Untuk meningkatkan perencanaan tenaga kerja, tujuan akuisisi dan retensi tenaga kerja di satu sisi harus memastikan, bahwa pencapaian tujuan perusahaan tidak akan dihambat oleh kekurangan atau inefisiensi tenaga kerja dan, di sisi lain, datangnya surplus tenaga kerja dapat ditangani dengan baik dengan meminimalkan kesulitan individu dan gangguan terhadap hubungan karyawan (Anyim, Mba, dan Ekwoaba, 2012) Rekrutmen Sumber Daya Manusia Menurut Stewart dan Brown (2011 : 160) merekrut karyawan adalah proses mengidentifikasi dan menarik orang-orang untuk bekerja dalam sebuah organisasi. Sedangkan menurut Mathis dan Jackson (2010 : 178) merekrut adalah proses menghasilkan kolam pelamar yang memenuhi syarat untuk pekerjaan organisasi dan Snell dan Bohlander (2010 : 188) menjelaskan

10 18 bahwa rekrutmen adalah proses mencari individu yang mungkin potensial untuk bergabung dengan organisasi dan mendorong mereka untuk melamar lowongan pekerjaan yang ada atau yang diantisipasi. Dari ketiga pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa rekrutmen merupakan proses mencari individu ataupun sekelompok individu dari sekumpulan pelamar yang ada yang mungkin berpotensi untuk bekerja dalam sebuah organisasi dimana pelamar tersebut merupakan pelamar yang paling memenuhi syarat untuk dipekerjakan dalam sebuah lowongan pekerjaan yang dibuka oleh organisasi. Snell dan Bohlander (2007 : 79) menjelaskan sepuluh ukuran manajemen sumber daya manusia, salah satunya adalah waktu pelaksanaan dimana rekrutmen akan terus menjadi tantangan karena jumlah waktu yang dibutuhkan dari persetujuan permintaan pekerjaan sampai orang itu terdapat pada pekerjaan merupakan indikator strategis produksi pendapatan. Kondisi pasar tenaga kerja juga dapat membantu menentukan sumber rekrutmen yang akan digunakan organisasi. Selama periode pengangguran tinggi, organisasi mungkin dapat menjaga pasokan yang cukup dari pelamar yang memenuhi syarat dari resume yang tidak diinginkan saja. Sedangkan, pasar tenaga kerja yang ketat dengan tingkat pengangguran yang rendah, mungkin sangat memaksa perusahaan untuk beriklan dan / atau mencari bantuan dari agen tenaga kerja lokal. Snell dan Bohlander (2010 : 198) menjelaskan dengan semua ketidakpastian rekrutmen eksternal kadang-kadang organisasi sulit untuk menentukan upaya yang dapat menemukan bakat yang menjanjikan dengan efektif dan / atau dengan biaya yang efisien. Oleh karena itu, manajer harus melakukan cara untuk mengukur keberhasilan proses rekrutmen yang ada, salah satunya adalah perhitungan yield ratio. Hal ini membantu menunjukkan sumber rekrutmen mana yang paling efektif dalam menghasilkan calon karyawan yang memenuhi syarat. Dalam mysap ERP Human Capital Management (2005 : 209) dijelaskan bahwa sistem SAP dapat mendukung perusahaan dalam

11 19 mengidentifikasi kebutuhan tenaga kerja, menciptakan lowongan pekerjaan, iklan, penyaringan pelamar, dan mengelola korespondensi pemohon Sumber Eksternal untuk Rekrutmen Stewart dan Brown (2011 : 165) menjelaskan bahwa sumber eksternal adalah sebuah strategi rekrutmen yang mengisi lowongan pekerjaan dengan mempekerjakan orang-orang yang belum bekerja dalam organisasi. Snell dan Bohlander (2010 : ) menyebutkan dalam melakukan rekrutmen eksternal, perusahaan dapat menggunakan beberapa metode yang digunakan untuk medapatkan kolam pelamar seperti iklan, pelamar dan resume yang tidak diminta, rekrutmen melalui internet, rujukan dari karyawan, perusahaan pencari eksekutif, institusi pendidikan, asosiasi profesi, serikat buruh, agen tenaga kerja publik, agen tenaga kerja swasta dan sementara, dan penyewaan pekerja Sumber Internal untuk Rekrutmen Stewart dan Brown (2011 : 165) menjelaskan bahwa rekrutmen internal adalah sebuah strategi rekrutmen yang mengisi lowongan pekerjaan dengan mentransfer orang-orang yang sudah bekerja dalam organisasi. Snell dan Bohlander (2010 : 200) ketika kita sedang fokus untuk merekrut karyawan yang berpotensi dari luar organisasi, kebanyakan manajer mengambil tindakan untuk mengisi lowongan pekerjaan melalui transfer dan mutasi untuk tingkat posisi yang lebih tinggi atau di atas entry-level. Mengisi kekosongan dengan cara ini, sebuah organisasi dapat memanfaatkan investasi yang telah dibuat dalam rekrutmen, seleksi,

12 20 pelatihan, dan pengembangan karyawan saat ini, yang mungkin mencari pekerjaan di tempat lain jika mereka tidak memiliki kesempatan promosi. Snell dan Bohlander (2010 : ) menjelaskan bahwa pemasangan iklan lowongan dan penawaran pekerjaan untuk rekrutmen internal dapat menjadi program pengembangan karir dimana karyawan akan sadar terhadap kesempatan yang tersedia dalam organisasi. Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan perusahaan untuk menemukan beberapa calon karyawan yang berkualitas hal ini bertujuan untuk mempertimbangkan bahwa karyawan tersebut memang memenuhi syarat untuk mengisi posisi yang dibuka. Cara tersebut antara lain : a) Manajemen Inventarisasi Bakat Banyak perusahaan secara elektronik menangkap kualifikasi dari masing-masing karyawan mereka dan menggunakan informasi ini untuk mengidentifikasi calon yang berpotensi untuk pekerjaan yang tersedia. Persediaan keterampilan adalah alat penting untuk suksesi perencanaan karena pesediaan keterampilan memberikan indikasi keterampilan, minat, dan pengalaman yang dimiliki karyawan. Dengan cara tersebut, maka manajer terbantu untuk memperhatikan kebutuhan perkembangan karyawannya dengan lebih baik, baik dalam pekerjaan mereka saat ini dan dalam pekerjaan manajerial yang akan dipromosikan. Bagian yang sama penting dari proses ini adalah mengidentifikasi karyawan yang potensial yang dapat dipersiapkan sebagai pengganti manajer yang dipindahkan, dipensiunkan, atau dikosongkan posisinya. Biasanya akan diidentifikasi dua sampai tiga orang kandidat yang untuk dipromosikan kepada posisi tingkat atas direktur. b) Pemasangan Iklan Lowongan dan Penawaran Pekerjaan Organisasi mengomunikasikan informasi tentang lowongan pekerjaan melalui proses yang disebut sebagai pemasangan iklan lowongan dan penawaran pekerjaan. Iklan pekerjaan sering dipasang

13 21 pada intranet perusahaan atau di papan buletin di mana biasanya karyawan berkumpul atau juga dapat dipublikasikan kepada karyawan melalui media khusus, secara langsung, public address message. Penawaran pekerjaan lebih efektif, jika penawaran tersebut merupakan bagian dari program pengembangan karir maka karyawan akan sadar terhadap kesempatan yang tersedia bagi mereka dalam organisasi. c) Mengidentifikasi Bakat Melalui Penilaian Kinerja Karyawan yang sukses dalam performa kerjanya seringkali menjadi kandidat yang tepat untuk promosi. Sebaliknya, karyawan yang berkinerja buruk mungkin perlu ditransfer ke daerah lain atau bahkan mengalami penurunan pangkat atau dalam skenario kasus terburuk karyawan tersebut akan diberhentikan. Dengan melakukan penilaian formal berarti manajer harus peduli dengan bawahannya mengenai potensial untuk maju dalam pekerjaan manajerial atau mendorong pertumbuhan mereka ke arah itu. d) Menggunakan Assessment Centers Sebuah assessment centers adalah proses (bukan tempat) dimana individu-individu dievaluasi karena mereka berpartisipasi dalam serangkaian situasi yang bisa mereka tangani untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Popularitas assessment center dapat dikaitkan dengan kemampuan karyawan untuk meningkatkan kemampuan organisasi, hasilnya digunakan untuk memilih karyawan yang akan berhasil untuk ditempatkan dalam posisi manajemen Promosi Snell dan Bohlander (2010 : 209) menjelaskan promosi adalah perubahan tugas untuk tingkat pekerjaan yang lebih tinggi dalam suatu organisasi. Stewart dan Brown (2011 : 388)

14 22 menjelaskan istilah lain promosi yang juga disebut upward move atau pergerakan naik yang artinya pergerakan yang melibatkan peningkatan tanggung jawab, pembayaran, dan status. Pada umumnya, karyawan menyambut promosi sebagai peluang perkembangan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa promosi tidak hanya menempatkan karyawan kepada suatu pekerjaan yang tingkatannya lebih tinggi, tetapi terjadinya pergerakan pembayaran dan status pekerjaan karyawan dapat juga dikatakan sebagai promosi Transfer Menurut Snell dan Bohlander (2010 : 210) transfer merupakan penempatan seorang individu dalam pekerjaan lain yang tugas, tanggung jawab, status, remunerasi yang kurang lebih sama dengan pekerjaan sebelumnya, sedangkan Stewart dan Brown (2011 : 388) menjelaskan transfer adalah sebuah tugas pekerjaan lateral yang permanen untuk tujuan membantu karyawan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan baru. Tabel 2.1 Keuntungan dan Kerugian dari Merekrut Sumber Internal dan Eksternal Sumber Keuntungan Kerugian Internal Perusahaan memiliki pengetahuan yang lebih baik tentang kekuatan dan kelemahan calon pekerja. Calon pekerja memiliki pengetahuan yang lebih Seseorang mungkin akan dipromosikan ke titik yang di mana mereka tidak kuasai. Pertikaian dalam promosi dapat memengaruhi moral negatif.

15 23 Sumber Keuntungan Kerugian baik dari perusahaan. Semangat dan motivasi karyawan meningkat. Laba atas investasi yang tenaga kerja yang organisasi miliki sekarang meningkat. Eksternal Kumpulan personil sangat besar. Wawasan dan perspektif baru bisa dibawa ke organisasi Sering lebih murah dan lebih mudah untuk menyewa teknis, terampil, atau manajerial karyawan dari luar Sumber : Byars, Llyod, dan Rue (2006 : 117) Rekrutmen internal dapat menahan ide dan inovasi baru. menarik dan melakukan kerja sama (mengontrak) dan mengevaluasi karyawan yang potensial lebih sulit. Waktu penyesuaian atau orientasi yang lebih lama. Masalah moral dapat berkembang di antara para karyawan dalam organisasi yang merasa memenuhi syarat untuk melakukan pekerjaan Seleksi Sumber Daya Manusia Snell dan Bohlander (2010 : 254) menerangkan bahwa seleksi adalah proses memilih individu yang memiliki kualifikasi yang relevan untuk mengisi lowongan pekerjaan yang ada atau yang diproyeksikan. Menurut Stewart dan Brown (2011 : 203) menjelaskan bahwa seleksi karyawan adalah proses pengujian dan pengumpulan informasi untuk memutuskan siapa yang akan dipekerjakan, sedangkan Mondy (2010 : 158) seleksi adalah proses memilih individu dari sekelompok pelamar yang paling cocok untuk posisi tertentu dan organisasi. Dapat disimpulkan bahwa seleksi adalah proses memilih individu dengan melakukan pengujian dan pengumpulan informasi atas sekelompok

16 24 pelamar untuk memutuskan siapa yang memiliki kualifikasi yang relevan dan yang paling cocok untuk menempati suatu posisi atau lowongan pekerjaan. Sebuah proses seleksi yang baik adalah salah satu yang direncanakan dengan baik dan dioperasikan dengan baik. Upaya rekrutmen yang buruk dapat menyebabkan miskinnya pemilihan pelamar karena posisi yang harus diisi terlalu cepat. Selain itu, miskinnya rekrutmen dan seleksi dapat memengaruhi perkembangan individu dan organisasi dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Oleh karena itu, disarankan untuk mengefektifkan proses rekrutmen dan seleksi dimana standar yang ditetapkan harus konsisten, adil, transparan, dan memastikan bahwa orang yang tepat dimasukkan ke dalam tempat yang tepat (Mustapha, Ilesanmi, dan Aremu, 2013) Prinsip-prinsip dalam Metode Seleksi Stewart dan Brown (2011 : ) menjelaskan beberapa prinsip yang harus diterapkan dalam menjalankan metode seleksi, yaitu reliability, validity, utility, fairness, and acceptability. a. Reliability Reliability atau keandalan adalah sebuah penilaian sejauh mana sebuah metode seleksi menghasilkan hasil yang konsisten. Hal ini dapat ditempuh dengan beberapa cara seperti membandingkan hasil penilaian metode seleksi dalam kurun waktu yang berbeda, penggunaan tim penilai yang berbeda, dan lain sebagainya. b. Validity Untuk menjadi valid, sebuah metode untuk memilih karyawan harus secara akurat dapat memprediksi siapa yang akan melakukan pekerjaan dengan baik. Validitas yang baik harus mempertimbangkan semua bukti pendukung terutama hubungan antara teknik penilaian dan prestasi kerja. c. Utility

17 25 Karakteristik metode seleksi yang baik harus mencerminkan efektivitas biaya. Biasanya, apabila organisasi menggunakan metode dengan tingkat validitas yang tinggi maka biaya yang dikeluarkan akan lebih tinggi juga. Oleh karena itu, organisasi seharusnya menggunakan metode yang memakan biaya yang murah, tetapi juga dapat menjamin prediksi yang akurat. d. Fairness Karakteristik dari metode seleksi mencerminkan persepsi individu mengenai potensi dan diskriminasi dalam metode seleksi. Keadilan menyangkut kemungkinan bahwa orang akan mampu tampil memuaskan dalam pekerjaan, meskipun hasil tes meramalkan bahwa orang tersebut tidak akan mampu melakukan pekerjaan dengan baik. Penilaian seringkali bergantung pada nilainilai pribadi. Seharusnya organisasi tidak diskriminatif dan memberikan kesempatan yang sama pada semua pelamar untuk menunjukan kemampuan dan keahlian yang mereka miliki. e. Acceptability Karakteristik metode seleksi harus mencerminkan keyakinan pelamar tentang kelayakan metode seleksi. Secara umum, pelamar memiliki reaksi negatif terhadap teknik penilaian ketika mereka percaya bahwa organisasi tidak perlu mengumpulkan informasi yang tidak berhubungan dengan pekerjaan. Misalnya, pelamar cenderung percaya bahwa keluarga dan pengalaman pribadi saat masa kanak-kanak tidak terkait dengan prestasi kerja. Pelamar juga cenderung skeptis ketika mereka percaya bahwa informasi dari penilaian seleksi tidak dapat dievaluasi benar. Dalam hal ini, banyak pelamar bereaksi negatif terhadap analisis tulisan tangan dan penilaian psikologis karena mereka tidak percaya teknik ini dapat menghasilkan informasi yang akurat. Oleh karena itu, organisasi harus menggunakan metode seleksi yang dapat diterima oleh pelamar.

18 Metode Analisis Survei Penilaian Aktivitas SDM Uji Validitas Sarjono dan Julianita (2011 : 35) menjelaskan bahwa validitas adalah bukti bahwa instrumen, teknik, atau proses yang digunakan untuk mengukur sebuah konsep benar-benar mengukur konsep yang dimaksudkan. Uji validatas bertujuan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu item pernyataan, sedangkan uji reliabilitas bertujuan untuk mengukur konsisten atau tidaknya jawaban seseorang terhadap item-item pernyataan di dalam sebuah kuesioner. Dalam uji validitas, terlebih dahulu dicari harga korelasi antar bagianbagian dari alat ukur dengan skor butir. Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan Pearson Product Moment adalah : Dimana : = Koefisien Korelasi = Jumlah Skor Item = Jumlah Skor Total (seluruh item) n = Jumlah Responden Dasar Pengambilan keputusan adalah sebagai berikut : Jika positif, serta, maka butir atau variabel tersebut adalah valid. Jika positif, serta, maka butir atau variabel tersebut adalah tidak valid.

19 27 Jika, tetapi bertanda negatif, maka butir atau variabel tersebut adalah tidak valid Uji Reliabilitas Sarjono dan Julianita (2011 : 35) menjelaskan bahwa keandalan (realibility) merupakan suatu pengukuran yang menunjukan sejauh mana pengukuran tersebut dilakukan tanpa bias (bebas kesalahan errror free). Bebas kesalahan inilah yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya (reliable). Pengukuran reliabel atau tidak reliabel menurut Sarjono dan Julianita (2011 : 35) suatu kuesioner reliabel jika nilai Croanbach s Alpha > Hal itu menandakan bahwa apabila Croanbach s Alpha < 0.60 maka suatu kuesioner dikatakan tidak reliabel Uji Normalitas Sarjono dan Julianita (2011 : 53-65) menjelaskan uji normalitas adalah membandingkan antara data yang kita miliki dan data berdistribusi normal yang memiliki mean dan standar deviasi yang sama dengan kita. Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi data. Uji normalitas menjadi penting karena uji ini merupakan salah satu syarat pengujian statistik parametrik yang mengharuskan data berdistribusi normal karena apabila hasil data tidak berdistribusi normal maka pengujian analisis data harus menggunakan pengujian statistik nonparametrik. Statistik parametrik dan non-parametrik juga bergantung pada skala pengukuran yang digunakan. Salah satu jenis skala pada pengujian statistik parametrik menggunakan skala interval, sedangkan statistik non-parametrik menggunakan skala ordinal. Namun, terlepas dari skala interval ataupun ordinal, skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert yang masih ambigu untuk dikatakan sebagai skala interval atau skala ordinal.

20 28 Norman (2010 dalam Murray, 2013) menunjukkan bahwa data likert dapat dianalisis menggunakan tes parametrik tanpa takut menghasilkan kesimpulan yang salah. Dari kesimpulan diatas, maka skala likert yang digunakan dalam penelitian dianggap sebagai skala interval dan akan diuji dengan statistik parametrik yang mengharuskan data berdistribusi normal dengan kriteria uji normalitas menurut Sarjono dan Julianita (2011 : 64) adalah sebagai berikut : Jika angka signifikansi uji Komlogorov Smirnov Sig. > 0,05 menunjukan data berdistribusi normal. Jika angka signifikansi uji Komlogorov Smirnov Sig. > 0,05 menunjukan data tidak berdistribusi normal Importance Performance Analysis Uji Importance Performance Analysis (IPA) menurut adalah serangkaian atribut layanan yang terkait dengan layanan khusus untuk dievaluasi berdasarkan tingkat kepentingan masing-masing atribut dan bagaimana layanan kinerja ini dirasakan relatif terhadap masing-masing atribut menurut konsumen (Tileng, Utomo, dan Latuperissa, 2013). Importance merupakan penilaian yang diukur berdasarkan faktor tingkat kepentingan yang berupa harapan dari konsumen departemen SDM sedangkan performance merupakan penilaian yang diukur berupa kenyataan konsumen departemen SDM mengenai perencanaan, rekrutmen, dan seleksi SDM dimana konsumen departemen SDM PT. Bhumyamca Sekawan dalam perencanaan, rekrutmen, dan seleksi SDM adalah departemen yang ada pada perusahaan terutama karyawan pada lini manajer yang memiliki andil dalam perencanaan, rekrutmen, dan seleksi SDM sekaligus pihak yang merasakan berkualitas atau tidaknya karyawan yang dihasilkan dari ketiga proses tersebut. Rata-rata dari hasil penilaian keseluruhan responden akan dibandingkan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata penilaian harapan dan kenyataan pada perencanaan, rekrutmen, dan seleksi

21 29 SDM yang berjalan pada PT. Bhumnyamca Sekawan dan kemudian akan digambarkan dalam Matriks Importance Performance Uji Paired Sample T Sesung (2011 : 85-86) menjelaskan bahwa uji paired sample t merupakan prosedur yang digunakan untuk membandingkan rata-rata dua variabel dalam satu grup. Uji paired sample t digunakan untuk menguji ada tidaknya perbedaan antara dua variabel. Data boleh terdiri atas dua pengukuran dengan subjek yang sama atau satu pengukuran dengan beberapa subjek. Dalam penelitian ini, dari kedua jenis data untuk uji paired sample t tersebut, penyusun memilih dua pengukuran dengan subjek yang sama untuk mengukur ada atau tidaknya perbedaan penilaian antara harapan dan kenyataan terhadap perencanaan, rekrutmen, dan seleksi SDM pada PT. Bhumyamca Sekawan. Dasar pengambilan keputusan dalam uji paired sample t berdasarkan sig. adalah sebagai berikut : Jika > maka hasil penelitian menunjukan tidak ada perbedaan rata-rata. didapat karena hasil sig. pada paired sample test adalah two tailed. Jika < maka hasil penelitian menunjukan ada perbedaan rata-rata. didapat karena hasil sig. pada paired sample test adalah two tailed. Sedangkan, dasar pengambilan keputusan dalam uji paired sample t berdasarkan t hitung dan t tabel adalah sebagai berikut : Jika t hitung > t tabel maka hasil penelitian menunjukan ada perbedaan rata-rata.

22 30 Jika t hitung < t tabel maka hasil penelitian menunjukan tidak ada perbedaan rata-rata. Jika t hitung bernilai positif maka nilai tabel pertama lebih tinggi dari tabel kedua atau dalam hal ini harapan lebih besar dari kenyataan. Jika t hitung bernilai negatif maka nilai tabel kedua lebih tinggi dari tabel pertama atau dalam hal ini harapan lebih kecil dari kenyataan Matriks Importance Performance Matriks Importance Performance sering juga disebut sebagai diagram Cartesian. Diagram ini memiliki dua pembatas dimana rata-rata tingkat harapan digunakan sebagai pembatas harapan tingkat tinggi dengan harapan tingkat rendah dan rata-rata tingkat kenyataan digunakan sebagai pembatas kenyataan tingkat tinggi dan kenyataan tingkat rendah (Tileng, Utomo, dan Latuperissa, 2013). Gambar 2.2 Matriks Importance Performance Sumber : Tileng, Utomo, dan Latuperissa (2013)

23 31 yaitu : Gambar 2.2 matriks importance performance memiliki 4 kuadran, a. Kuadaran I memiliki tingkat kepentingan yang tinggi, tetapi tingkat kepuasan yang diperoleh rendah. Faktor-faktor yang termasuk dalam kuadran ini adalah faktor-faktor yang dianggap penting oleh pelanggan. Tapi realitas faktor-faktor ini tidak memenuhi harapan pelanggan (tingkat kepuasan yang diperoleh rendah). Oleh karena itu, variabel yang termasuk dalam kuadran ini harus menjadi prioritas untuk ditingkatkan. b. Kuadran II memiliki tingkat kepentingan dan kepuasan yang tinggi. Kuadran ini meliputi faktor-faktor yang dianggap penting oleh pelanggan dan telah dianggap sesuai dengan yang dirasakan pelanggan sehingga tingkat kepuasan relatif lebih tinggi sehingga variabel pada kuadran ini harus tetap dijaga dengan baik. c. Kuadran III memiliki tingkat kepentingan dan kepuasan yang rendah. Faktor-faktor yang termasuk dalam kuadran ini dianggap kurang penting. Peningkatan variabel termasuk dalam hal ini kuadran dapat dipertimbangkan kembali karena pengaruhnya terhadap manfaat yang dirasakan oleh pelanggan sangat kecil sehingga variabel ini dianggap memiliki prioritas yang rendah. d. Kuadran IV memiliki tingkat kepentingan yang rendah, tetapi memiliki tingkat kepuasan yang tinggi. Faktor kuadran ini dianggap kurang penting oleh pelanggan. Variabel yang termasuk dalam kuadran ini dapat dikurangi sehingga perusahaan dapat menghemat biaya. 2.4 Pengertian Sistem Informasi Menurut O Brien dan Marakas (2009 : 4):

24 32 Information System can be any organized combination of people, hardware, software, communication networks, data resources, and policies and procedures that stores, retrieves, transforms, and disseminates information in an organization. Pengertian Sistem Informasi menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2009 : 6), sistem informasi koleksi komponen yang saling terkait yang mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan sebagai output informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas bisnis. Dari kedua pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan koleksi komponen yang saling terkait yang memungkinkan kombinasi orang, hardware, software, jaringan komunikasi, sumber daya data, dan kebijakan dan prosedur menjadi saling terkait sehingga dapat mengumpulkan, memproses, menyimpan, menyediakan, dan menyebarkan informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas bisnis Pengertian Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Pengertian sistem informasi sumber daya manusia atau dikenal dalam bahasa inggris dengan human resources information system menurut Snell dan Bohlander (2010 : 9) adalah sistem komputerisasi yang menyediakan data terbaru dan akurat untuk tujuan pengendalian dan pengambilan keputusan. Sedangkan menurut Kavanagh dan Thite (2009 : 13), sistem informasi sumber daya manusia didefinisikan sebagai sistem yang digunakan untuk memperoleh, menyimpan, memanipulasi, menganalisis, mengumpulkan, dan mendistribusikan informasi mengenai sumber daya manusia dalam organisasi dan menurut Byars, Llyod, dan Rue (2006 : 100) sistem informasi sumber daya manusia adalah sistem database yang berisi semua informasi sumber daya manusia yang relevan dan menyediakan fasilitas untuk memelihara dan mengakses data ini.

25 33 Kesimpulannya adalah, sistem informasi sumber daya manusia merupakan sistem komputerisasi yang menyediakan data yang digunakan untuk memperoleh, menyimpan, memanipulasi, menganalisis, mengumpulkan, dan mendistribusikan informasi mengenai sumber daya manusia untuk tujuan pengendalian dan pengambilan keputusan. Menurut Byars, Llyod, dan Rue (2006 : 100), keuntungan sistem informasi sumber daya manusia adalah berpotensi untuk menghasilkan informasi yang lebih akurat dan lebih tepat waktu untuk pengoperasian, pengendalian, dan perencanaan tujuan dibandingkan dengan yang dihasilkan sistem manual. Berikut ini adalah dampak sistem informasi sumber daya manusia (Kumar dan Parumasur, 2013) : Kepuasan Manajerial Sebuah sistem informasi sumber daya manusia yang efektif pada akhirnya bertujuan untuk membuat proses SDM menjadi lebih efisien dan lebih cepat. Dengan demikian, maka sistem informasi sumber daya manusia dapat membawa kepuasan manajerial. Namun, jika tidak diterapkan dengan benar atau tidak digunakan dengan efektif, sistem informasi sumber daya manusia dapat gagal untuk membawa kepuasan manajerial Manajemen Waktu Sistem informasi dilakukan untuk menekan jumlah waktu yang karyawan habiskan dalam menjalani fungsi administratif rutin. Manajemen Biaya Biaya berkurang ketika implementasi sistem informasi sumber daya manusia dapat mengurangi penggunaan kertas, ruang, dan karena sistem menjadi lebih cepat dan lebih akurat. Dampak Terhadap Berbagai Fungsi SDM Sistem informasi memiliki hampir semua fungsi SDM seperti aplikasi pelacakan dalam rekrutmen dan seleksi, informasi dan identifikasi kepegawaian, perencanaan gaji, analisis absensi, analisis

26 34 omset, penjadwalan kerja, pelatihan dan pengembangan, manajemen kinerja, perencanaan suksesi, kompensasi, resolusi konflik dan perencanaan tenaga kerja. Efektivitas Organisasi Sebuah sistem informasi sumber daya manusia membawa efektivitas organisasi dalam arti bahwa departemen SDM, karyawan, manajemen dapat mengakses catatan mereka secara online dengan lebih efisien kapan pun mereka membutuhkan. 2.5 Pengertian Perancangan Sistem Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2009 : 4), perancangan sistem adalah proses menetapkan secara rinci bagaimana beberapa komponen dari sistem informasi harus diterapkan secara fisik Object-Oriented Analysis and Design (OOAD) Object-Oriented Analysis and Design terdiri dari dua istilah yaitu Object-Oriented Analysis (OOA) dan Object-Oriented Design (OOD). Dimana menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2009 : 60), OOA mendefinisikan semua jenis objek yang melakukan pekerjaan di dalam suatu sistem dan menunjukkan use case seperti apa yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas. Sedangkan, OOD mendefinisikan semua jenis objek yang diperlukan untuk berkomunikasi dengan orang dan perangkat di dalam sistem, menampilkan bagaimana objek berinteraksi untuk menyelesaikan suatu tugas-tugas, dan menyempurnakan definisi dari setiap jenis objek sehingga objek tersebut dapat diterapkan dengan bahasa atau lingkungan tertentu.

27 Pemodelan Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Terdapat beberapa model diagram yang diperkenalkan oleh Satzinger, Jackson dan Burd dan akan dibahas satu per satu model diagram yang akan digunakan dalam penelitian ini. Diagram yang penyusun maksud antara lain adalah Activity Diagram, Use Case, Use Case Description, Class Diagram, Sequence Diagram, User Interface. Dalam penelitian ini, activity diagram hanya digunakan untuk menggambarkan proses bisnis perencanaan, rekrutmen, dan seleksi SDM yang berjalan pada PT. Bhumyamca Sekawan, sedangkan model diagram lainnya akan digunakan untuk menggambarkan rancangan sistem informasi yang direkomendasikan untuk perusahaan untuk mendukung perencanaan, rekrutmen, dan seleksi SDM Activity Diagram Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2009 : 141), pengertian activity diagram adalah sebuah jenis diagram alur kerja yang menggambarkan kegiatan pengguna dan aliran kegiatan tersebut berurutan. Gambar 2.3 Notasi dalam Activity Diagram Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2009 : 142)

28 36 Gambar 2.3 menggambarkan notasi yang digunakan dalam pembuatan activity diagram, dengan notasi sebagai berikut ini : Swimlane Merupakan area yang berbentuk persegi pada activity diagram yang mewakili kegiatan dari satu agen/aktor yang melakukan kegiatan. Starting Activity Merupakan notasi yang menandakan dimulainya sebuah aktivitas. Transition Arrow Merupakan notasi ini berfungsi untuk menjadi penghubung satu aktivitas dengan aktivitas lain. Activity Merupakan notasi ini menjelaskan aktivitas yang dilakukan oleh aktor. Synchronization Bar Merupakan simbol dalam diagram aktivitas untuk mengontrol pemisahan (split) atau penyatuan (join) jalur berurutan. Decision Activity Merupakan notasi yang digunakan ketika aktor ketika user akan mengambil keputusan atau ketika user dihadapkan pada pilihan kondisi yang berbeda. Ending Activity Merupakan notasi yang menandakan berakhirnya suatu aktivitas yang dilakukan aktor Use case diagram Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2009 : 160), definisi use case adalah kegiatan yang dilakukan oleh sistem, biasanya berupa kegiatan dalam menanggapi permintaan user. Satzinger, Jackson dan Burd (2009 : 242) menjelaskan bahwa use case diagram merupakan diagram untuk menunjukkan berbagai peran pengguna dan bagaimana peran-peran dalam

29 37 menggunakan sistem. Tujuan dari use case diagram adalah ntuk mengidentifikasi bagaimana sistem akan digunakan. Gambar 2.4 A simple use case with An Actor Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2009 : 243) Dalam gambar 2.4 yang terdapat pada buku Satzinger, Jackson dan Burd (2009 : 243) ditunjukan bagaimana sebuah kasus digambarkan ke dalam use case diagram. Terdapat stick figure yang digunakan untuk menggambarkan seorang aktor yang memiliki tangan. Tangan ini berfungsi untuk membantu mengingat bahwa aktor ini harus memiliki akses langsung ke sistem otomatis, sedangkan sebuah kasus digambarkan dalam bentuk oval yang dihubungkan dengan garis yang membentang antara aktor dan kasus yang menandakan bahwa aktor tersebutlah yang memanggil penggunaan suatu kasus. Satzinger, Jackson dan Burd (2009 : 171) juga menjelaskan bahwa aktor dalam diagram UML adalah orang yang menggunakan sistem.

30 38 Gambar 2.5 Use Case dengan Boundary dan Additional Actor Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2009 : 244) Pada gambar 2.5 dibawah ini digambarkan sebuah use case diagram yang memiliki aktor tambahan dimana selain petugas pemesanan, pelanggan juga dapat mencari ketersediaan barang, membuat pesanan baru, dan memperbarui pesanan. Semua kegiatan dalam sistem tersebut dibatasi area persegi panjang yang merupakan boundary atau batas antara lingkungan dan sistem Use Case Description Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2009 : 171), use case description merupakan deskripsi yang berisi daftar rincian pengolahan untuk use case. Satzinger, Jackson dan Burd (2009 : 172), menyebutkan tiga tingkat detail dalam use case description yang terpisah, yaitu deskripsi singkat, deskripsi menengah, dan deskripsi yang dikembangkan sepenuhnya, penggunaannya tergantung pada kebutuhan seorang analis. Dalam penelitian ini, hanya deskripsi yang dikembangkan sepenuhnya atau dikenal dengan istilah fully developed description yang akan digunakan dalam penelitian ini.

31 39 Gambar 2.6 Fully Developed Description Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2009 : 174) Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2009 : 173), fully developed description adalah metode formal yang paling banyak digunakan untu mendokumentasikan use case. Dengan membuat fully developed use case description, seorang sistem analis dapat meningkatkan probabilitas bahwa sistem analis benar-benar memahami proses bisnis dan cara sistem harus mendukung mereka Domain Class Diagram Satzinger, Jackson dan Burd (2009 : 187) class diagram digunakan untuk menunjukan kelas objek untuk sistem. Salah satu jenis class

32 40 diagram UML yang menunjukkan hal-hal work domain pengguna, disebut sebagai domain class diagram. Gambar 2.7 Class Diagram Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2009 : 187) Pada gambar 2.7 dapat dilihat bahwa class diagram digambarkan dalam bentuk persegi panjang dengan dua bagian. Bagian pertama adalah nama kelas dan bagian kedua adalah atribut kelas. Nama kelas selalu diawali dengan huruf kapital dan nama atribut selalu diawali dengan huruf kecil. Kelas-kelas yang ada dihubungkan dengan garis penghubung dan multiplicity of association. Terdapat 6 jenis multiplicity of association. Gambar 2.8 Multiplicity of Association Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2009 : 188) Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2009 : ), dalam domain class diagram dikenal dua hierkarki, yaitu : Generalization / Specialization Hierarchies

33 41 Hierarki struktur atau peringkat kelas dari superclass yang lebih umum untuk subclass yang lebih khusus. Generalization / specialization hierarchies terkadang disebut sebagai inheritance hierarchies. Inheritance adalah sebuah konsep yang memungkinkan subclass untuk berbagi karakteristik dengan superclasses mereka. Hal tersebut digambarkan pada gambar berikut ini : Gambar 2.9 Generalization/Specialization Hierarchies untuk Kendaraan Bermotor Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2009 : 190) Whole Part Hierarchies Menangkap hubungan yang ada antara objek dan komponennya. Terdapat dua jenis, pertama adalah agregation digunakan untuk menggambarkan suatu bentuk asosiasi yang menentukan hubungan keseluruhan-bagian antara agregat (whole) dan komponennya (part) di mana bagian-bagiannya berada secara terpisah. Gambar 2.10 menggambarkan konsep agregasi dalam sistem komputer, yang ditunjukan dengan simbol UML belah ketupat untuk mewakili agregasi.

34 42 Gambar 2.10 Whole-part (Aggregation) Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2009 : 191) Kedua adalah composition yang menggambarkan hubungan keseluruhan-bagian yang lebih kuat, di mana terdapat bagian-bagian yang berhubungan atau tidak bisa terpisah. Digambarkan dengan symbol agregasi yang diarsir penuh seperti ini ( ) First Cut Domain Class Diagram Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2009: 412) menjelaskan bahwa first cut domain class diagram merupakan pengembangan dari domain class diagram.

35 43 Gambar 2.11 First Cut Domain Class Diagram Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2009 : 438) Terdapat dua langkah dalam membuat first cut domain class diagram antara lain : 1. Mengelaborasi nilai pada atribut dengan jenis dan informasi dari nilai awal 2. Menambahkan panah navigation visibility Three Layer Sequence Diagrams Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2009: ) menjelaskan bahwa system sequence diagram hanya menunjukan interaksi antara sistem dan dunia eksternal yang diwakili oleh aktor, sedangkan Three Layer Sequence Diagrams dapat dilihat pada gambar dibawah ini dimana pada gambar tersebut tidak terlihat lagi objek :System. Di dalam

36 44 Three Layer Sequence Diagrams terdapat dua objek berupa view layer yang dalam kasusnya berisi :MainMenu dan :CustForm. Desain ini menunjukan bahwa sebuah input pesan yang dimasukan aktor eksternal selalu melalui view layer. Tujuannya untuk mengambil setiap inputan pesan dan menentukan sistem apa yang digunakan untuk menanggapi pesan. Pesan ketiga, savecustomer() akan memicu pesan intern. Setelah :CustForm() menerima savecustomer(), maka :CustForm akan mengirim pesan ke ke :CustController untuk meminta objek pelanggan yang dibutuhkan dan pesan langsung dikirim ke sebuah objek persegi panjang yang berisi ac:customer dimana ac merupakan nama referensi variabel dari :Customer. Pesan yang dikirim dari :custcontoller akan dikembalikan ke :CustController lagi berupa getcustdetails() sehingga setelah objek ac:customer dibuat, maka ac:customer harus mengirimkan pesan ke objek :CustomerDA yang merupakan objek untuk mengakses semua data pelanggan yang ada dan disimpan dalam database. Dalam menyimpan data pelanggan baru :CustomerDA akan meminta atribut pelanggan yang akan disimpan, setelah data akses sudah memiliki semua atribut yang diminta, maka akan instruksi insert SQL ke database akan diluncurkan. Setelah objek pelanggan dibuat dan disimpan ke database, permintaan data baru akan dihasilkan, termasuk terbuatnya custid. Kemudian, data akan dikembalikan ke controller dan kembali ke layar :CustForm yang akan terlihat oleh aktor eksternal.

37 45 Gambar 2.12 Three Layer Three Layer Sequence Diagram untuk Use Case Mendata Pelanggan Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2009 : 449) Notasi dalam Three Layer Sequence Diagrams hampir sama seperti system sequence diagram hanya saja tidak ada objek :System karena setiap objek yang ada dipisah dan terdapat dua objek berupa view layer dan satu objek berupa controller. Berikut ini adalah notasi yang digunakan dalam Three Layer Sequence Diagrams yang disimpulkan dari penjelasan diatas, yaitu : Aktor eksternal merupakan aktor yang berinteraksi dengan sistem atau dalam Satzinger, Jackson dan Burd (2009: 252) disebut sebagai stick figure. View layer, terdiri dari 2 objek :MainMenu yang merupakan halaman utama yang tampil ketika aktor eksternal masuk ke dalam sistem, kemudian :NamaHalaman yang berisi halaman yang dituju aktor.

38 46 :Controller sebagai unsur kendali untuk mengatur aliran informasi untu sebuah skenario. Activation Lifeline mewakili periode bagaimana objek hidup dan dieksekusi. Panah (arrow) antara lifeline mewakili pesan yang dikirim atau diterima oleh aktor atau sistem. Setiap panah memiliki asal dan tujuan. Asal-usul pesan dikirimkan oleh aktor atau objek. Satzinger, Jackson dan Burd (2009: 253) mendefinisikan dua jenis garis, yaitu jika pesan berisi parameter digambarkan dengan panah yang memiliki garis penuh, sedangkan sebuah respon atau jawaban digambarkan dengan panah yang memiliki garis putus-putus. Sebuah pesan diberi label untuk menggambarkan tujuan pesan dan data yang dikirim. Pesan dianggap sebagai suatu tindakan yang dipanggil sebagai tujuan objek, seperti perintah User Interface Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2009: 531), User Interface adalah bagian dari suatu sistem informasi yang membutuhkan interaksi pengguna untuk membuat input dan menghasilkan output.

39 47 Gambar 2.13 Contoh User Interface Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2009 : 551) Kerangka Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah bisnis tidak dapat bergerak apalagi berkembang tanpa adanya campur tangan sumber daya manusia atau SDM. Wirawan (2009 : 1) menjelaskan bahwa SDM merupakan sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan dapat berkembang serta berjalan dengan baik jika memiliki sumber daya manusia (SDM) yang tepat. SDM yang tepat mampu menunjang kinerja suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut (Connolly & Begg, 2005: 312), Sistem informasi adalah sumber daya yang memungkinkan pengumpulan, manajemen, kontrol,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlu menambah karyawan baru untuk mengisi kekosongan itu. Proses

BAB I PENDAHULUAN. perlu menambah karyawan baru untuk mengisi kekosongan itu. Proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Proses rekrutmen dimulai saat adanya bidang pekerjaan baru di perusahaan, seperti adanya lowongan pekerjaan baru sehingga membutuhkan karyawan baru dan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Survey

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Survey BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Survey Survey kepuasan dosen dan tenaga kependidikan di Unswagati rutin dilakukan pada setiap tahun, hal ini sesuai dengan prosedur mutu yang telah ditetapkan yaitu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi di dunia yang sangat pesat saat ini membawa pengaruh yang besar terhadap kinerja perusaahan di seluruh bidang bisnis baik dalam perusahaan dagang

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. manajemen sumber daya manusia pada PT Asia Paragon Bandung.

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. manajemen sumber daya manusia pada PT Asia Paragon Bandung. BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Pada saat pelaksanaan kerja praktek, penulis ditempatkan pada bagian manajemen sumber daya manusia pada PT Asia Paragon Bandung. Di

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem informasi merupakan seperangkat elemen yang saling terhubung atau komponen yang mengumpulkan (input), memanipulasi (proses), menyimpan dan menyebarkan (output)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dewasa ini, persaingan antar perusahaan semakin sengit. Konsumen juga semakin cerdas dalam memilih produk atau jasa yang mereka inginkan. Oleh karena itu, setiap

Lebih terperinci

Materi 9 Organizing: Manajemen Sumber Daya Manusia

Materi 9 Organizing: Manajemen Sumber Daya Manusia Materi 9 Organizing: Manajemen Sumber Daya Manusia Dengan telah adanya struktur organisasi, manajer harus menemukan orang-orang untuk mengisi pekerjaan yang telah dibuat atau menyingkirkan orang dari pekerjaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan melalui serangkaian aktivitas.

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan melalui serangkaian aktivitas. BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Perekrutan Menurut Robert dan Jackson (2001) perekrutan merupakan proses mengumpulkan sejumlah pelamar yang berkualifikasi untuk pekerjaan di perusahaan melalui serangkaian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jasa Jasa (service) merupakan suatu atau serangkaian aktivitas yang tidak berwujud dan yang biasanya, tidak selalu, berhubungan dengan interaksi antara customer (pelanggan) dan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI UNTUK MENDUKUNG PERENCANAAN, REKRUTMEN, DAN SELEKSI SDM PADA PT. BHUMYAMCA SEKAWAN

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI UNTUK MENDUKUNG PERENCANAAN, REKRUTMEN, DAN SELEKSI SDM PADA PT. BHUMYAMCA SEKAWAN ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI UNTUK MENDUKUNG PERENCANAAN, REKRUTMEN, DAN SELEKSI PADA PT. BHUMYAMCA SEKAWAN Ratu Adelia Ariani, Laksmi Sito Dwi Irvianti, Henkie Ongowarsito Binus University,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Ruang lingkup audit operasional atas fungsi Sumber Daya Manusia pada PT.

BAB IV PEMBAHASAN. Ruang lingkup audit operasional atas fungsi Sumber Daya Manusia pada PT. BAB IV PEMBAHASAN Ruang lingkup audit operasional atas fungsi Sumber Daya Manusia pada PT. Danayasa Arthatama Tbk. mencakup pelaksanaan seluruh fungsi manajemen dan ketaatan manajemen terhadap kebijakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini sistem informasi dan ilmu pengetahuan di bidang komputerisasi berkembang semakin pesat, karena pesatnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini sistem informasi dan ilmu pengetahuan di bidang komputerisasi berkembang semakin pesat, karena pesatnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini sistem informasi dan ilmu pengetahuan di bidang komputerisasi berkembang semakin pesat, karena pesatnya teknologi tersebut maka semakin pesat pula kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem dapat beroperasi dalam suatu lingkungan, jika terdapat unsur unsur yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan utama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen sumber daya manusia merupakan serangkaian proses untuk memperoleh, melatih, menilai, dan memberikan kompensasi kepada karyawan dalam mengontrol aktivitas

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. domain & Web Hosting. Untuk lebih jelas mengenai gambaran umum perusahaan,

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. domain & Web Hosting. Untuk lebih jelas mengenai gambaran umum perusahaan, BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penulis melakukan objek penelitian pada Qwords.com perusahaan penyedia jasa layanan Web Hosting (Web Hosting Provider) yang melayani registrasi

Lebih terperinci

OOAD (Object Oriented Analysis and Design) UML part 2 (Activity diagram, Class diagram, Sequence diagram)

OOAD (Object Oriented Analysis and Design) UML part 2 (Activity diagram, Class diagram, Sequence diagram) OOAD (Object Oriented Analysis and Design) UML part 2 (Activity diagram, Class diagram, Sequence diagram) Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom ADSI-2015 Activity Diagram Activity diagram digunakan untuk

Lebih terperinci

REVIEW JURNAL PASCA SARJANA UNIVERSITAS GUNADARMA

REVIEW JURNAL PASCA SARJANA UNIVERSITAS GUNADARMA REVIEW JURNAL : SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA Abstract Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh Sistem Informasi

Lebih terperinci

REKRUTMEN DAN SELEKSI. Imam Gunawan

REKRUTMEN DAN SELEKSI. Imam Gunawan REKRUTMEN DAN SELEKSI Imam Gunawan Merupakan proses menentukan posisi yang akan diisi dalam organisasi, dan bagaimana mengisinya (Dessler, 2003). 1. Analisis Tren Studi kebutuhan pekerjaan masa lalu di

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengembangan Sistem Informasi 2.1.1 SDLC (System Development Life Cycle) Menurut Dennis, Barbara, dan Roberta (2012:6) System Development Life Cycle (SDLC) merupakan proses menentukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penerapan teknologi informasi yang sangat pesat membawa dampak secara global dimana hampir semua perusahaan baik yang bergerak di bidang perdagangan ataupun di bidang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pemasaran Pengertian Manajemen Pemasaran Orientasi Manajemen Pemasaran

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pemasaran Pengertian Manajemen Pemasaran Orientasi Manajemen Pemasaran BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pemasaran 2.1.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Menurut Kotler dan Armstrong (2010,p32), Manajemen pemasaran adalah Seni dan ilmu memilih target pasar dan membangun hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan untuk menyelesaikan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang

Lebih terperinci

Pemahaman mengenai proses perencanaan sumber daya manusia. Pemahaman mengenai proses rekrutmen. Pemahaman mengenai sumber-sumber rekrutmen

Pemahaman mengenai proses perencanaan sumber daya manusia. Pemahaman mengenai proses rekrutmen. Pemahaman mengenai sumber-sumber rekrutmen Pemahaman mengenai proses perencanaan sumber daya manusia. Pemahaman mengenai proses rekrutmen. Pemahaman mengenai sumber-sumber rekrutmen BAB 4. PERENCANAAN SDM & PROSES REKRUTMEN 2 1 Kegagalan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penerimaan Karyawan Merupakan kenyataan bahwa dalam suatu organisasi selalu terbuka kemungkinan untuk terjadinya berbagai lowongan dengan aneka ragam penyebabnya. Lowongan bisa

Lebih terperinci

ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG MARET,

ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG MARET, REKRUITMEN SDM Oleh: Mochamad Biodi (135030200111047) Agum Sulistio (135030200111057) Fitra Dwi Rahmadani (135030207111022) Erwin Sri Rahayu (135030207111048) ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

Lebih terperinci

Selecting Employees Who Fit

Selecting Employees Who Fit Selecting Employees Who Fit MEMILIH KARYAWAN YANG COCOK BY: EVADA EL UMMAH KHOIRO, S.AB., M.AB PERTEMUAN KE 6 Tujuan pembelajaran Menggambarkan bagaimana praktek seleksi karyawan dapat menyelaraskan strategi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan PT. Inhutani I Kantor Direksi Jakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif. Dengan penelitian asosiatif

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kendaraan Bermotor Secara umum pengertian tentang kendaraan bermotor adalah semua jenis kendaraan dimana sistem geraknya menggunakan peralatan teknik atau mesin. Fungsi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. permasalahan Tugas Akhir ini sebagai berikut: Pengertian sistem menurut McLeod dan Schell (2008:39) sistem merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. permasalahan Tugas Akhir ini sebagai berikut: Pengertian sistem menurut McLeod dan Schell (2008:39) sistem merupakan BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori yang digunakan untuk dapat membantu penyelesaian permasalahan Tugas Akhir ini sebagai berikut: 2.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi terdiri dari dua kata

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Bin Packing Problem Menurut Wu, Li, Goh, & Souza (2009, p. 2), memasukkan kemasan barang ke dalam suatu tempat merupakan

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Bin Packing Problem Menurut Wu, Li, Goh, & Souza (2009, p. 2), memasukkan kemasan barang ke dalam suatu tempat merupakan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Bin Packing Problem Menurut Wu, Li, Goh, & Souza (2009, p. 2), memasukkan kemasan barang ke dalam suatu tempat merupakan suatu material handling yang penting dalam manufaktur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan teknologi dan informasi berkembang begitu pesat diikuti dengan tingkat persaingan yang begitu ketat dan tuntutan globalisasi yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Yang Berjalan Sebelum merancang suatu sistem, ada baiknya terlebih dahulu menganalisis sistem yang sedang berjalan di Distro yang akan dibangun tersebut.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB. I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI BAB. I PENDAHULUAN DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... 1 KATA PENGANTAR... 2 DAFTAR ISI... 3 BAB.I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 4 1.2 Rumusan Masalah... 5 1.3 Tujuan Makalah... 6 BAB.II. PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perencanaan dapat diibaratkan sebagai inti manajemen, karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perencanaan dapat diibaratkan sebagai inti manajemen, karena BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanan Sumber Daya Manusia. Perencanaan dapat diibaratkan sebagai inti manajemen, karena perencanaan membantu untuk mengurangi ketidakpastian di waktu yang akan datang,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Rekrutmen Menurut Mardianto (2014:8) diartikan sebagai suatu proses untuk mendapatkan calon karyawan yang memiliki kemampuan yang sesuai dengan kualifikasi dan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Agar dapat memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas maka sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Agar dapat memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas maka sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi atau perusahaan selalu mempunyai berbagai macam tujuan yang hendak dicapai. Untuk mencapai tujuan organisasi, salah satunya diperlukan sumber daya

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega di Jalan Soekarno Hatta No 216,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karyawan merupakan sumber daya yang memiliki peranan sangat penting pada suatu perusahaan. Hal tersebut dikarenakan karyawan itulah yang nantinya akan memberdayakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : 2.1.1 Sistem Pengertian sistem menurut Williams dan Sawyer (2005, p457) adalah sekumpulan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 43 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengelolaan SDM yang dilaksanakan dengan baik di perusahaan dapat mempengaruhi kinerja suatu perusahaan. Untuk itu, perlu dilakukan audit operasional atas fungsi SDM di

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan semua pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan Sistem informasi akuntansi pada perusahaan pada era globalisasi saat ini dianggap penting, dikarenakan informasi yang digunakan oleh manajemen perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi dianggap penting untuk memudahkan kinerja operasional perusahaan, salah satunya adalah membantu perusahaan dalam mengambil suatu keputusan dan secara

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Referensi : 1. Management Information Systems : A Managerial End User Perspective, James A. O'Brien 2. Management Information Systems, Raymond McLeod, Jr. Sistem Informasi dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian 88 A B Analisis Sistem Berjalan Membuat Rich Picture dari sistem yang sedang berjalan Perancangan database

Lebih terperinci

Mengelola SDM dan Hubungan Tenaga Kerja

Mengelola SDM dan Hubungan Tenaga Kerja Modul ke: 14 Mengelola SDM dan Hubungan Tenaga Kerja Widi Wahyudi,S.Kom, SE, MM. Fakultas Desain & Seni Kreatif Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id A. Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi 2.1.1. Pengertian Sistem informasi merupakan suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, tipe disain penelitian yang digunakan bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, tipe disain penelitian yang digunakan bersifat BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, tipe disain penelitian yang digunakan bersifat deskriptif-asosiatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan banyaknya perusahaan yang meningkatkan pengembangan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan banyaknya perusahaan yang meningkatkan pengembangan informasi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan teknologi informasi semakin pesat. Teknologi dan informasi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. Sesuai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Utama 2.1.1 UMKM Beberapa lembaga atau instansi bahkan UU memberikan definisi Usaha Kecil Menengah (UKM), diantaranya adalah Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem informasi yang semakin cepat saat ini menuntut setiap perusahaan untuk dapat mengembangkan sistem informasi yang ada di dalam perusahaan, yang dapat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Konsepsi Sistem Informasi Sumber Daya Manusia

METODE PENELITIAN Konsepsi Sistem Informasi Sumber Daya Manusia III. METODE PENELITIAN 3.1. Konsepsi Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Pengembangan Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SISDM) bertujuan untuk mengefektifkan dan mengefisienkan proses manajemen sumber

Lebih terperinci

Penerapan Analisis Kebutuhan Metode Use Case pada Metode Pengembangan Terstruktur

Penerapan Analisis Kebutuhan Metode Use Case pada Metode Pengembangan Terstruktur Penerapan Analisis Kebutuhan Metode Use Case pada Metode Pengembangan Terstruktur Nyimas Artina STMIK MDP Palembang Email: nyimas@stmik-mdp.net Abstrak: Salah satu faktor terbesar dalam keberhasilan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui jenis penelitian yang dilakukan, digunakan desain

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui jenis penelitian yang dilakukan, digunakan desain BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Untuk mengetahui jenis penelitian yang dilakukan, digunakan desain penelitian yang disesuaikan dengan tujuan penelitian, sehingga dapat melakukan analisis.

Lebih terperinci

PEMBUATAN APLIKASI PENERIMAAN OUTSOURCING BERBASIS WEB

PEMBUATAN APLIKASI PENERIMAAN OUTSOURCING BERBASIS WEB PEMBUATAN APLIKASI PENERIMAAN OUTSOURCING BERBASIS WEB TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, di Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pasundan Bandung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengujian hipotesis, yaitu untuk menguji hipotesis yang umumnya menjelaskan tentang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Sebuah organisasi perlu menerapkan organisasi pembelajaran agar dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan eksternal maupun internal disegala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman globalisasi seperti sekarang, persaingan antar perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman globalisasi seperti sekarang, persaingan antar perusahaan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pada jaman globalisasi seperti sekarang, persaingan antar perusahaan semakin meruncing dan semakin ketat. Perusahaan-perusahaan harus bisa mempertahankan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Manajemen Sumber Daya Manusia a. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia dalam organisasi merupakan human

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang terus berkembang saat ini mempermudah setiap orang untuk saling berkomunikasi dan bertukar informasi tanpa dibatasi oleh waktu,

Lebih terperinci

Oracle Human Resources Analitics

Oracle Human Resources Analitics Oracle Human Resources Analitics DI SUSUN OLEH : NAMA : IRSYAD NOOR HUDA NIM : 09.11.3343 KELAS : S1TI-11 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA TAHUN 2011/2012 Abstrak

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM & KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM & KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM & KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) Nama Mata Kuliah Kode Mata Kuliah Beban sks : Manajemen Sumberdaya Manusia (MSDM) : IAB4217 : 3 sks (1) Minggu ke (2) Materi Pembelajaran 1 Peran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Objek penelitian diambil oleh peneliti dalam penyusunan skripsi adalah pada salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang sumber energy yaitu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Penilaian Kinerja Pengertian Penilaian Kinerja

II. TINJAUAN PUSTAKA Penilaian Kinerja Pengertian Penilaian Kinerja II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penilaian Kinerja 2.1.1 Pengertian Penilaian Kinerja Rivai dan Sagala (2009) menyatakan bahwa penilaian kinerja merupakan kegiatan para manajer untuk membandingkan kinerja karyawan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang pesat terjadi di berbagai bidang tak terkecuali dalam bidang ekonomi dalam hal ini ada kaitannya dengan proses penjualan dan pembelian. Semakin tingginya

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. hal ini adalah produk makanan dan minuman. Kepuasan merupakan suatu respon positif seseorang dimana hasil kinerja

METODE PENELITIAN. hal ini adalah produk makanan dan minuman. Kepuasan merupakan suatu respon positif seseorang dimana hasil kinerja 20 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan semua pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sesuai tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1 Rekr utmen Kar yawan BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1.1 Penger tian Rekr utmen Kar yawan Menurut Handoko (2001:10), bahwa rekrutmen adalah proses pencarian dan pemikatan para calon karyawan (pelamar) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia pendidikan di Indonesia semakin meningkat, tingginya persaingan antar lembaga pendidikan mengakibatkan setiap lembaga pendidikan harus dapat mengelola lembaga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen Sumber Daya Manusia didefinisikan oleh Siti Al Fajar dan Tri

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen Sumber Daya Manusia didefinisikan oleh Siti Al Fajar dan Tri BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen Sumber Daya Manusia didefinisikan oleh Siti Al Fajar dan Tri (2010) dalam bukunya yang berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia Sebagai Dasar

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL... xvii. DAFTAR SIMBOL... xx BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL... xvii. DAFTAR SIMBOL... xx BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xvii DAFTAR SIMBOL... xx BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Maksud dan Tujuan...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Jenis Penelitian Unit Analisis Time Horizon T-1 Deskriptif - Kualitatif Individu Pelanggan Bengkel T-2 Deskriptif

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan asosiatif. Menurut (Sugiyono2007, p11), penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia adalah pemanfaatan individu untuk mencapai tujuan organisasi (Mondy, 2010:4).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Objek penelitian adalah suatu bentuk populasi yang berada dalam letak geografis tertentu dengan karakteristik yang sesuai dengan penelitian yang akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti saat ini, dunia teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini membuat setiap perusahaan bersaing untuk memberikan pelayanan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori dasar/ umum Dalam teori-teori ini berisikan berisikan pengertian dari data, quality, service, data quality, data quality service (DQS), data warehouse, serta perbedaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini seiring kemajuan perkembangan ilmu teknologi dan informasi (IT) yang sangat pesat, terutama dalam hal pertukaran informasi. Informasi saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan merupakan sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, atau danau untuk menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang II. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang II. Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sebuah organisasi merupakan institusi yang perlu melakukan perencanaan di segala bidang. Pentingnya perencanaan di segala bidang untuk memberikan pedoman terhadap langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian korelasional yang bertujuan untuk mendeteksi sejauh mana variasivariasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Hasibuan (2013:35) manajemen merupakan ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya alam dan sumber-sumber lainnya secara efisien dan efektif untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan sistem informasi dalam berbagai industri telah mendorong terciptanya kebutuhan dalam mendapatkan informasi secara cepat

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1 Kuesioner tahap I (Uji Coba) Kuesioner tahap I ini dibagikan kepada 30 responden. Hasil kuesioner yang didapat terhadap penilaian terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek yang akan diteliti dalam penelitian dengan judul Pengaruh Kemampuan Kerja, Lingkungan Kerja, Motivasi dan Insentif terhadap Kinerja Multi-Dimensional

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Untuk mengetahui keinginan konsumen akan minuman kesehatan, kepuasan konsumen merupakan salah satu faktor terpenting yang harus diperhatikan oleh perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis saat ini sangatlah ketat, baik dalam pasar lokal maupun pasar global. Setiap perusahaan harus melakukan peningkatan kualitas produk, kecepatan respon

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pelanggan merupakan inti dari bisnis dan keberhasilan perusahaan tergantung

BAB 1 PENDAHULUAN. pelanggan merupakan inti dari bisnis dan keberhasilan perusahaan tergantung BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia bisnis sekarang ini, manajemen telah mengakui bahwa pelanggan merupakan inti dari bisnis dan keberhasilan perusahaan tergantung dari bagaimana pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Jumlah Rumah Sakit Di Indonesia Tahun 2014 Sumber : www.sirs.buk.depkes.go.id

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Jumlah Rumah Sakit Di Indonesia Tahun 2014 Sumber : www.sirs.buk.depkes.go.id BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan Rumah Sakit khususnya rumah sakit privat di Indonesia semakin meningkat jumlahnya. Menurut informasi yang didapatkan dari website Kementrian Kesehatan RI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013:2).

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013:2). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilimiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013:2). Tujuan adanya metode

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Setiap perusahaan memiliki sistem untuk setiap fungsi yang ada dalam perusahaan. Sistem-sistem yang ada di setiap fungsi berbeda. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 16 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa perkreditan motor PT. Summit Oto Finance Cabang Bogor harus bersaing dengan perusahaan perkreditan

Lebih terperinci

BAB IX MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA

BAB IX MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA BAB IX MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA Sumber daya namusia (human resources) merujuk pada orang-orang yang bekerja di lingkungan suatu organisasi, disebut juga personil, tenaga kerja, pekerja atau karyawan.(simamora,

Lebih terperinci

Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM

Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM UML UML (Unified Modeling Language) merupakan pengganti dari metode analisis berorientasi object dan design berorientasi object (OOA&D) yang dimunculkan sekitar akhir

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 25 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Rumah Makan Waroeng Steak & Shake merupakan usaha rumah makan yang sedang berkembang di Kota Bogor. Rumah makan ini baru berdiri pada 25 Mei 2007.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis menjadi sangat tajam. Hanya perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu menghadapi

Lebih terperinci