TINJAUAN PUSTAKA. Lintang Utara, Lintang Selatan, Bujur Timur dengan
|
|
- Fanny Sanjaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TINJAUAN PUSTAKA Kabupaten Serdang Bedagai Secara geografis Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada posisi Lintang Utara, Lintang Selatan, Bujur Timur dengan ketinggian berkisar meter di atas permukaan laut. Kabupaten Serdang Bedagai memiliki area seluas 1.900,22 km 2 ( Ha) yang terdiri dari 17 Kecamatan dan 243 Desa/Kelurahan, Ibukota Kabupaten Sedang Bedagai terletak di Kecamatan Sei Rampah yaitu Kota Sei Rampah. Batas-batas wilayah Serdang Bedagai secara administratif adalah sebagai berikut : - Sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Simalungun - Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Asahan dan Kabupaten Simalungun - Sebelah barat dengan kabupaten Deli Serdang. Kecamatan Perbaungan terletak di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara, dengan luas wilayah 111,620 km 2 terdiri dari 24 Desa dan 4 Kelurahan. Kecamatan Perbaungan terletak ± 0,65 meter dari permukaan laut. Batas wilayah Sebelah Utara : Kecamatan Pantai Cermin, Sebelah Selatan : Kecamatan Pegajahan, Sebelah Timur : Kecamatan Teluk Mengkudu, Sebelah Barat : Kecamatan Pagar Merbau Kab. Deli Serdang. Kecamatan Perbaungan mempunyai potensi yang sangat besar di bidang pertanian dengan luas lahan Ha, dimana Tanah Sawah Ha dan Tanah Kering Ha yang 4
2 5 menjadi andalan bagi Kabupaten Serdang Bedagai sebagai lumbung beras (Bappeda Sergai, 2012). Sejarah Traktor Kata traktor diambil dari bahasa Latin, trahere yang berarti menarik. Awalnya dipakai untuk mempersingkat penjelasan suatu mesin atau kendaraan yang menarik gerbong atau bajak, untuk menggantikan istilah mesin penarik (traction engine). Traktor adalah kendaraan yang didesain secara spesifik untuk menarik trailer atau instrumen yang digunakan dalam pertanian. Instrumen pertanian bermesin pertama adalah mesin portabel di tahun 1800an, yaitu mesin uap yang bisa digunakan untuk mengendalikan instrumen mekanis pertanian. Sekitar tahun 1850, mesin penarik dikembangkan dari mesin tersebut dan digunakan secara luas di bidang pertanian (Kemendikbud, 2014). Pada tahun 1898 Rudolf Diesel seorang Insinyur Jerman berhasil membuat motor diesel dan sejak itu traktor berkembang terus. Traktor pertama adalah mesin bajak bermesin uap. Di indonesia sendiri penggunaan traktor kecil dan besar pada tahun 1970-an mulai berkembang. Traktor tersebut semuanya masih diimpor. Pada periode 1980-an ada beberapa perusahaan di Indonesia mulai memproduksi traktor tangan dengan konstruksi sederhana dan harga yang murah dengan desain yang dicontoh dari Jepang maupun IRRI di Philipina. Pada awal abad ke- 20, mesin pembakaran dalam menjadi pilihan utama sumber tenaga traktor. (Himateta, 2010). Klasifikasi Traktor Dalam bidang pertanian, traktor berperan penting sebagai sumber penggerak peralatan pertanian. Atas dasar bentuk dan ukuran traktor, maka traktor
3 6 pertanian dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : traktor besar, traktor mini, dan traktor tangan. 1. Traktor besar didefinisikan sebagai suatu kenderaan yang mempunyai dua buah poros roda (beroda empat atau lebih), panjangnya antara mm, lebar berkisar antara mm dan daya tariknya antara Hp. 2. Traktor mini mempunyai dua buah poros roda (beroda empat), mempunyai panjang berkisar mm, lebar berkisar antara mm, berat kg dan daya 12,5 Hp - 20 Hp. 3. Traktor Tangan merupakan traktor pertanian yang hanya mempunyai sebuah poros roda (beroda dua). Traktor ini berukuran panjang mm, lebar mm dan daya berkisar 6-10 Hp. (Kementan, 2015). Berdasarkan konstruksinya traktor tangan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu traktor tangan sempurna dengan ciri yaitu mempunyai 6 verseneling maju dan 2 verseneling mundur, kopling utama tipe kering, sistem transmisi dari penggerak utama ke gardan atau roda menggunakan gear. Sedangkan traktor tangan sederhana mempunyai ciri-ciri yaitu hanya mempunyai verseneling mundur, kopling utama menggunakan pulley dan belt, sistem transmisi dari penggerak utama ke gardan menggunakan rantai (Kementan, 2015). Macam-Macam Alat Pengolah Tanah Sawah Pengolahan tanah sawah bertujuan untuk membuat tekstur tanah tersebut menjadi jenuh air sehingga sesuai dengan kondisi tanam untuk tanaman padi. Pada pengolahan tanah pertama umumnya digunakan bajak singkal. Bajak singkal
4 7 merupakan alat pengolah tanah pertama yang berfungsi untuk memotong, mengangkat dan membalik tanah. Bajak ini mempunyai prinsip kerja yang sama dengan cangkul. Menurut Elisa (2010) menyatakan bahwa tanah setelah dibajak pada pengolahan tanah pertama, pada umumnya masih merupakan bongkahbongkah tanah yang cukup besar, maka untuk lebih menghancurkan dan meratakan permukaan tanah yang terolah dilakukan pengolahan tanah kedua menggunakan glebek. Fungsi gelebek adalah menggemburkan tanah dengan sistem mata pisau yang melingkar, gelebek dipasangkan dengan traktor, mata pisau gelebek akan memotong bongkahan-bongkahan tanah. Sedangkan pada penggunaan gelebek bergantung pada komoditas tanaman yang akan ditanam. Apabila proses penanaman yang memerlukan genangan air yang cukup banyak seperti pada komoditas padi, maka sebelum dilakukan proses penggemburan sebaiknya terlebih dahulu lahan digenangi air untuk mempercepat proses penghancuran tanah. Namun, tanah yang telah dilakukan proses penggemburan dengan gelebek masih harus dilakukan penggaruan tanah untuk tekstur tanah lebih baik (Elisa, 2010). Sawah Lahan sawah adalah suatu tipe penggunaan lahan yang untuk pengelolaannya memerlukan genangan air. Oleh karena itu sawah selalu mempunyai permukaan datar atau yang didatarkan (dibuat teras) dan dibatasi oleh pematang untuk menahan air genangan. Tanah sawah memiliki ciri-ciri tertentu, antara lain : adanya lapisan oksida dan lapisan reduksi, berkurangnya oksigen tanah, ph tanah cenderung netral ( ), ketersediaan P lebih tinggi akibat penggenangan (Puslitbangtanak, 2004).
5 8 Macam-Macam Sawah Berdasarkan sumber air yang digunakan dan keadaan genangannya, sawah dapat dibedakan menjadi 4 jenis yaitu: - Sawah irigasi adalah sawah yang sumber airnya berasal dari tempat lain melalui saluran-saluran yang sengaja dibuat untuk itu. Sawah irigasi dibedakan atas sawah irigasi teknis, sawah irigasi setengah (semi) teknis, dan sawah irigasi sederhana. - Sawah tadah hujan adalah sawah yang sumber airnya berasal dari curah hujan tanpa adanya bangunan-bangunan irigasi permanen. Ini umumnya terdapat pada wilayah yang posisinya lebih tinggi dari sawah irigasi atau sawah lainnya sehingga tidak memungkinkan terjangkau oleh pengairan. - Sawah pasang surut adalah sawah yang irigasinya tergantung pada gerakan pasang dan surut serta letaknya di wilayah datar tidak jauh dari laut. - Sawah lebak adalah sawah yang diusahakan di daerah rawa dengan memanfaatkan naik turunnya permukaan air rawa secara alami, sehingga di dalam sistem sawah lebak tidak dijumpai sistem saluran air. (Ritung dkk, 2004). Pengolahan Tanah Sawah Pengolahan tanah sawah bertujuan untuk mengubah sifat fisik tanah agar lapisan yang semula keras menjadi datar dan berlumpur. Kegiatan tersebut akan menyebabkan gulma akan mati dan membusuk menjadi humus. Pada pengolahan tanah sawah ini dilakukan juga perbaikan dan pengaturan pematang sawah serta selokan. Pematang sawah diupayakan agar tetap baik untuk mempermudah pengaturan irigasi sehingga tidak boros air dan mempermudah perawatan
6 9 tanaman. Pengolahan tanah sawah pada umumnya terdiri dari tiga proses yaitu : penggenangan tanah dengan air sampai tanah jenuh air, membajak sebagai awal pemecahan bongkah dan membalik tanah, menggaru untuk menghancurkan dan melumpurkan tanah (Mahrini, 2013). Menurut BPS (2011) Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2010 memiliki luas panen padi sawah seluas Ha produksi sebesar ton dan rata rata produksi sebanyak 5,360 ton/ha dan hal ini menyebabkan Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi tanaman pangan khususnya padi dan palawija di Sumatera Utara. Pada umumnya penduduk pada daerah ini menggantungkan pekerjaannya dari hasil pertanian dan daerah ini juga sangat subur sehingga peran sektor ini sangat penting. Hasil pertanian tanaman pangan merupakan komoditi yang sangat strategis karena menyangkut kebutuhan pokok masyarakat. Analisa Kelayakan Break Even Point (BEP) Menurut Halim (2009) analisis break even point adalah suatu teknik analisis untuk memelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variable, keuntungan dan volume kegiatan yang terjadi di suatu perusahaan. Break even merupakan adalah suatu keadaan dimana total revenue persis sama dengan total cost. Sehingga pada kondisi tersebut suatu usaha tidak memperoleh keuntungan maupun kerugian. Analisis ini juga dapat digunakan untuk merencanakan berapa besarnya produk minimal yang harus dihasilkan untuk memperoleh keuntungan. Adapun BEP dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut : N = F R V... (1)
7 10 Dalam hal ini : N F R V = Jumlah produksi minimal untuk mencapai titik impas = Biaya tetap per tahun (Rp) = Penerimaan dari tiap unit produksi (Rp) = Biaya tidak tetap per unit produksi (Rp) Benefit Cost Ratio (B/C) Benefit cost ratio (B/C) merupakan suatu analisa pemilihan proyek yang biasa dilakukan yaitu perbandingan antara benefit dengan cost. Kalau nilainya < 1 maka proyek itu tidak ekonomis, dan kalau > 1 berarti proyek itu feasible atau layak untuk dijalankan. Kalau B/C ratio = 1 dikatakan proyek itu marginal (tidak rugi dan tidak untung). Menurut Giatman (2006) Benefit Cost Ratio merupakan salah satu metode yang digunakan dalam tahap-tahap evaluasi awal perencanaan suatu investasi atau sebagai analisis tambahan dalam rangka menvalidasi hasil evaluasi yang telah dilakukan dengan metode lainnya. Adapun metode ini dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut : B/C = PWB PWC... (2) Dalam hal ini : B/C = Benefit Cost Ratio PWB = Present Worth Benefit (Rp) PWC = Present Worth Cost (Rp) Analisis biaya dan keuntungan adalah cara untuk mengevaluasi kebaikan relatif dari alternatif investasi proyek untuk umum, untuk mencapai alokasi yang efisien dari sumber daya. Dalam cara ini keuntungan bersih dari proyek dibagi
8 11 dengan biaya netto dan hasilnya disebut BCR (Benefit Cost Ratio) yang digunakan untuk evaluasi investasi untuk proyek bagi kepentingan umum. Analisis B/C adalah salah satu cara digunakan dibanyak tempat untuk evaluasievaluasi kepantasan relatif dari alternatif investasi proyek, untuk mencapai alokasi yang efektif dari sumber daya milik pemerintah.ukuran penerimaan dinyatakan oleh B/C >1.00 (Waldiyono, 2008). Kadariah (2001) menyatakan bahwa untuk menentukan net present value dari benefit dan cost maka harus ditetapkan terlebih dahulu discount rate yang akan digunakan untuk menghitung present value untuk biaya dan benefit. Jika B/C ratio dipengaruhi oleh tingginya discount rate yang dipakai. Makin tinggi discount rate, makin kecil B/C ratio dan jika discount rate tinggi sekali, B/C ratio dapat turun sampai menjadi lebih kecil dari satu. Jika B/C lebih kecil dari satu maka the present value dari benefit lebih kecil dari the present value dari cost. Hal ini menunjukkan bahwa proyek tidak menguntungkan. Net Present Value (NPV) Menurut Giatman (2006) Net Present Value (NPV) adalah suatu teknik yang digunakan dalam menentukan kelayakan suatu investasi dengan menghitung nilai bersih (netto) suatu cash flow investasi pada waktu sekarang (present). Metode NPV pada dasarnya memindahkan cash flow yang menyebar sepanjang umur investasi ke waktu awal investasi atau kondisi present. Model teknik NPV adalah sebagai berikut: CIF COF > 0... (3) Dalam hal ini : CIF = Cash in flow
9 12 COF = Cash out flow Sementara itu keuntungan yang diharapkan dari investasi yang dilakukan bertindak sebagai tingkat bunga modal dalam perhitungan: Penerimaan (CIF) = pendapatan (P,i, n) nilai akhir (P,i, n) Pendapatan (COF) = investasi pembiayaan (P,i, n) Terdapat kriteria dalam menetukan suatu investasi dianggap layak atau tidak dengan menggunakan metode ini yaitu apabila diperoleh nilai NPV lebih atau sama dengan nol maka usaha layak untuk dijalankan, sedangkan jika NPV kurang dari nol maka investasi tidak layak untuk dijalankan (Halim, 2009). Internal Rate Return (IRR) Internal Rate Return (IRR) adalah tingkat bunga majemuk yang akan kembali berdasarkan nilai yang disediakan. Jika nilai IRR sama dengan tingkat bunga biaya modal, maka usaha tersebut tidak untung ataupun rugi, jika nilai IRR lebih besar, maka usaha akan menguntungkan. Cara yang mudah untuk melihat apakah IRR lebih besar dari bunga biaya modal adalah berdasarkan NPV. Jika nilai NPV lebih besar dari nol, maka IRR akan memiliki nilai yang lebih besar dari bunga biaya modal (Butler, 1996). Untuk menentukan harga IRR maka dicari nilai NPV yang bernilai positif dan negatif pada tingkatan discount rate tertentu. Berdasarkan harga dari NPV = X (positif) pada discount rate p% dan NPV = Y (negatif) pada discount rate q% maka dihitung nilai IRR dengan menggunakan rumus sebagai berikut : IRR = q% + YY (q% - p%) atau IRR = p% + XX XX+YY XX+YY (q% - p%)... (4) Dalam hal ini :
10 13 P% = suku bunga pada saat NPV bernilai positif q% = suku bunga pada saat NPV bernilai negatif x Y = NPV perkiraan yang bernilai positif = NPV perkiraan bernilai negatif (Purba,1997). Simulasi Simulasi merupakan suatu teknik meniru operasi-operasi atau prosesproses yang terjadi dalam suatu sistem dengan bantuan perangkat komputer dan dilandasi oleh beberapa asumsi tertentu sehingga sistem tersebut bisa dipelajari secara ilmiah. Dalam simulasi digunakan komputer untuk mempelajari sistem secara numerik, dimana dilakukan pengumpulan data untuk mendapatkan karakteristik asli dari sistem. Simulasi merupakan alat yang tepat digunakan untuk melakukan eksperimen yang memerlukan biaya yang sangat mahal dan memerlukan waktu yang lama jika eksperimen dicoba secara riil. Dengan melakukan studi simulasi maka dalam waktu singkat dapat ditentukan keputusan yang tepat serta dengan biaya yang tidak terlalu besar karena semuanya cukup dilakukan dengan komputer. Dalam membuat suatu simulasi maka diawali dengan pembangunan model sistem nyata. Model tersebut harus dapat menunjukkan bagaimana berbagai komponen dalam sistem saling berinteraksi sehingga benar-benar menggambarkan perilaku sistem. Setelah model dibuat maka model tersebut ditransformasikan ke dalam program komputer sehingga memungkinkan untuk disimulasikan (Indraawan, 2010).
11 14 Microsoft Visual Basic 2010 Menurut Winarno (2015) menyatakan bahwa Microsoft Visual Basic 2010 merupakan suatu bahasa pemrograman dari Microsoft Visual Studio yang digunakan untuk membuat suatu program komputer dengan menuliskan kode program, uji coba/testing dan debugging serta evaluasi kode program tersebut. Bahasa pemrograman VB.NET adalah perintah-perintah yang dimengerti oleh komputer untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Kata Visual menunjukkan cara yang digunakan untuk membuat Graphical User Interface (GUI) sehingga tidak perlu lagi menuliskan instruksi pemrograman dalam kode-kode baris hanya untuk membuat sebuah Design Form/Aplikasi. Hal ini dapat dilakukan dengan drag and drop object-object yang digunakan. VB.NET merupakan pemrograman berbasis NET Framework dan hanya dapat dijalankan pada sistem operasi windows. Microsoft Visual Basic 2010 merupakan pemrograman visual yang artinya antarmuka pengguna (tampilan program) dapat dibuat dengan mudah dan dilakukan secara visual. Pemrograman visual menggunakan konsep yang disebut pemrograman berorientasi objek (PBO). Oleh karena pemrograman visual menggunakan pemrograman berorientasi objek, komponen-komponen yang menyusun antarmuka berupa sejumlah objek. Setiap objek umumnya memiliki properti, kejadian dan metode tersendiri. Properti adalah segala atribut yang menyangkut objek. Misalnya, form memiliki properti yang berkaitan dengan judul form (Kadir, 1998).
PROGRAM SIMULASI PENGELOLAAN TRAKTOR UNTUK PENGOLAHAN TANAH DI LAHAN SAWAH (STUDI KASUS : KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI)
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.5 No. 4 Th. 2017 PROGRAM SIMULASI PENGELOLAAN TRAKTOR UNTUK PENGOLAHAN TANAH DI LAHAN SAWAH (STUDI KASUS : KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI)
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan
43 Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan sesuai dengan
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang
50 Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan dimensi
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di lahan padi sawah irigasi milik Kelompok Tani Mekar
26 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di lahan padi sawah irigasi milik Kelompok Tani Mekar Desa Tulung Balak dengan luas 15 ha yang terletak pada wilayah Kecamatan
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan
52 Lampiran 1.Flow Chart pelaksanaan penelitian. Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang digunakan sesuai
Lebih terperinciLampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian. Mulai. Menyiapkan alat dan bahan. Mengambil data anthropometri 10 orang operator
48 Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian Mulai Menyiapkan alat dan bahan Mengambil data anthropometri 10 orang operator Mengambil data dimensi alat Menguji kapasitas efektif alat Menganalisis hasil
Lebih terperinciDEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2008
PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN TRAKTOR DALAM PENGOLAHAN TANAH DI KECAMATAN PERBAUNGAN MAKALAH Oleh: TAUFIK RIZALDI, STP, MP. DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2008
Lebih terperinci6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI
6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian telah dilakukan di lahan pertanaman padi sawah (Oryza sativa L.) milik
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilakukan di lahan pertanaman padi sawah (Oryza sativa L.) milik 6 kelompok tani di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Usaha Kecil Menengah (UKM) pengolahan pupuk kompos padat di Jatikuwung Innovation Center, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan
38 Lampiran 1. Flow Chart pelaksanaan penelitian. Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan sesuai
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan - Menghitung kecepatan putaran alat Menggambar alat
Lampiran 1. Flowchart penelitian Mulai Merancang bentuk alat - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan - Menghitung kecepatan putaran alat Menggambar alat Memilih bahan yang akan digunakan
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan
40 Lampiran 1.Flowchart Pelaksanaan Penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang akan dirangkai Merangkai
Lebih terperinciMulai. Dirancang bentuk alat. Digambar dan ditentukan ukuran alat. Dipilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan. dirangkai alat.
42 Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian Mulai Dirancang bentuk alat Digambar dan ditentukan ukuran alat Dipilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan sesuai ukuran yang sudah ditentukan
Lebih terperinciBAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI
BAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI 5.1 PENDAHULUAN Pengembangan usaha pelayanan jasa pengeringan gabah dapat digolongkan ke dalam perencanaan suatu kegiatan untuk mendatangkan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinjauan Umum Lokasi Penggilingan Padi Kelurahan Situ Gede adalah suatu kelurahan yang berada di Kecamatan Bogor Barat. Berdasarkan data monografi Kelurahan Situ Gede pada
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan. menentukan dimensi. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan
39 Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian. Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan sesuai dengan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2016 di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Bahan
Lebih terperinciLampiran 2. Flowchart perencanaan penelitian. Mulai iii. Menimbang Biji Kedelai. Menyiapkan 2 jenis Mata Pisau yang Akan.
43 Lampiran 2. Flowchart perencanaan penelitian Mulai iii Menimbang Biji Kedelai Menyiapkan 2 jenis Mata Pisau yang Akan Digunakan Dihidupkan Alat Pembuat Sari Kedelai Dimasukkan Bahan Kedalam Alat Kondisi
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Gambaran Umum Kabupaten Serdang Bedagai. Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada posisi Lintang Utara,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Kabupaten Serdang Bedagai 3.1.1 Letak Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada posisi 2 0 57 Lintang Utara, 3 0 16 Lintang Selatan, 98 0 33 Bujur Timur,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai pada kegiatan industri yang rumit sekalipun. Di bidang pertanian air atau yang
1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Air sangat penting bagi kehidupan manusia, hampir semua kegiatan makhluk hidup dimuka bumi memerlukan air, mulai dari kegiatan rumah tangga sehari-hari sampai
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk Alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Persiapan bahan dan alat. Mengukur bahan yang akan digunakan
41 Lampiran 1. flowchart penelitian Mulai Merancang bentuk Alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Persiapan bahan dan alat Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. pada permulaan abad ke-19 traktor dengan motor uap mulai diperkenalkan,
TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Traktor Sejarah traktor dimulai pada abad ke-18, motor uap barhasil diciptakan dan pada permulaan abad ke-19 traktor dengan motor uap mulai diperkenalkan, sementara itu penelitian
Lebih terperinciVIII. ANALISIS FINANSIAL
VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Metode Kelayakan Investasi Evaluasi terhadap kelayakan ekonomi proyek didasarkan pada 2 (dua) konsep analisa, yaitu analisa ekonomi dan analisa finansial. Analisa ekomoni bertujuan
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN
24 BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1. Gambaran Umum Kabupaten Serdang Bedagai Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis
Lebih terperinciPengujian alat. Pengukuran parameter. Analisis data. selesai
47 b a Pengujian alat tidak Uji kelayakan ya Pengukuran parameter Analisis data selesai 48 Lampiran 2. Kapasitas Efektif Alat dan Persentase Bahan Rusak Kapasitas efektif alat menunjukkan produktivitas
Lebih terperinciIV. DESKRIPSI USAHA PENGOLAHAN TEPUNG UBI JALAR
IV. DESKRIPSI USAHA PENGOLAHAN TEPUNG UBI JALAR 4.1 Gambaran Umum Kelompok Tani Hurip Kelompok Tani Hurip terletak di Desa Cikarawang Kecamatan Darmaga. Desa Cikarawang adalah salah satu Desa di Kecamatan
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN BAB IV KLASIFIKASI TRAKTOR DAN PENGELOMPOKAN TRAKTOR RODA DUA DAN RODA EMPAT Drs. Kadirman, MS. KEMENTERIAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penurunan produktivitas hutan alam telah mengakibatkan berkurangnya suplai hasil hutan kayu yang dapat dimanfaatkan dalam bidang industri kehutanan. Hal ini mendorong
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.3 Tujuan dan Manfaat 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Benefit Cost Ratio (BCR) 1.2 Identifikasi Masalah
1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air adalah kebutuhan dasar untuk kehidupan manusia, terutama untuk digunakan sebagai air minum, memasak makanan, mencuci, mandi dan kakus. Indonesia merupakan negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai salah satu negara yang berbasis pertanian umumnya memiliki usaha tani keluarga skala kecil dengan petakan lahan yang sempit. Usaha pertanian ini terutama
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Alat Penelitian
27 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini didahului dengan penelitian awal dan survei lapangan di PPN Kejawanan, Kota Cirebon, Jawa Barat pada awal bulan Maret 2012. Selanjutnya
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Agrifarm, yang terletak di desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciPROGRAM SIMULASI PENGELOLAAN TRAKTOR UNTUK PENGOLAHAN TANAH DI LAHAN SAWAH SKRIPSI OLEH : SERINITA BARUS
PROGRAM SIMULASI PENGELOLAAN TRAKTOR UNTUK PENGOLAHAN TANAH DI LAHAN SAWAH (Studi Kasus : Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai) SKRIPSI OLEH : SERINITA BARUS 120308012 PROGRAM STUDI KETEKNIKAN
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan. Merangkai alat. Pengelasan. Pengecatan
Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan sesuai dengan
Lebih terperinciANALISA EKONOMI PROYEK PADA PEMBANGUNAN PALANGKA RAYA MALL. Rida Respati Program Studi Teknik Sipil UM Palangka Raya ABSTRAK
MEDIA ILMIAH TEKNIK SIPIL Volume 5 Nomor 1 Desember 2016 Hal. 74-80 ANALISA EKONOMI PROYEK PADA PEMBANGUNAN PALANGKA RAYA MALL Rida Respati Program Studi Teknik Sipil UM Palangka Raya ABSTRAK Bangunan
Lebih terperinciLAMPIRAN Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian
LAMPIRAN Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian Mulai Observasi desain dan rancangan Alat Destilasi bioetanol pada literatur Penyusunan desain dan rancangan Alat Destilasi bioetanol Pemilihan bahan
Lebih terperinciLAMPIRAN. Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan
LAMPIRAN Lampiran 1.Flowchart pelaksanaan penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang digunakan sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Air merupakan salah satu komponen penting untuk kehidupan semua makhluk hidup di bumi. Air juga merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kebutuhan
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan dimensi pada gambar
39 Lampiran 1. Flowchart pengerjaan penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan
Lebih terperinci2. Persentase Bahan yang Tidak Terparut
Lampiran 1. Data Pemarutan Singkong Tabel 1. Data penelitian Ulangan Berat Bahan Waktu Bahan Terparut Bahan Tidak Terparut (Kg) (menit) (Kg) (Kg) I 10 16,46 8,6 0,7 II 10 16,02 9,2 0,4 III 10 16,52 9,1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Maka dari
Lebih terperinciBAB V PENUTUP Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA Lampiran... 75
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN... ii SURAT KETERANGAN PERBAIKAN/REVISI LAPORAN TUGAS AKHIR iii LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR... iv ABSTRAK... v UCAPAN TERIMAKASIH... vi DAFTAR ISI...
Lebih terperinciANALISA KELAYAKAN INVESTASI ALAT BERAT STONE CRUSHER DI KELURAHAN KUMERSOT KOTA BITUNG
ANALISA KELAYAKAN INVESTASI ALAT BERAT STONE CRUSHER DI KELURAHAN KUMERSOT KOTA BITUNG Michael Raynold Rumengan A. K. T. Dundu, Pingkan A. K. Pratasis Fakultas Teknik, Jurusan Sipil, Universitas Sam Ratulangi
Lebih terperinciIV METODOLOGI PENELITIAN
IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI SKALA KECIL (Studi Kasus : Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara)
ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI SKALA KECIL (Studi Kasus : Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara) Ismael Limbong*), Mozart B Darus**), Emalisa**) *) Alumni
Lebih terperinciGambar 6 Peta lokasi penelitian.
3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama enam bulan dimulai dengan penyusunan proposal dan penelusuran literatur mengenai objek penelitian cantrang di Pulau Jawa dari
Lebih terperinciOktober 2017 Volume 01 No. 01
Oktober 2017 Volume 01 No. 01 FINANCIAL FEASIBILITY OF RICE RED RICE FARMING Oryza nivara (CASE STUDY: VILLAGE OF SARAN PADANG, DOLOK SILAU SUBDISTRICT, SIMALUNGUN REGENCY) KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI
Lebih terperinciVIII. ANALISIS FINANSIAL
VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur
47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan
Lebih terperinciKONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º
Lebih terperinciMata Kuliah - Kewirausahaan II-
Mata Kuliah - Kewirausahaan II- Modul ke: Analisa Investasi dalam Berwirausaha Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising www.mercubuana.ac.id Evaluasi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali pada tanggal 16 Desember 2015 sampai 29 Januari 2016. B. Desain Penelitian Metode dasar
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis
23 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Usahatani Bachtiar Rifai dalam Hernanto (1989) mendefinisikan usahatani sebagai organisasi dari alam, kerja dan modal yang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanankan selama 3 bulan, yaitu mulai bulan Mei 2010 sampai dengan bulan Juli 2010. Objek yang dijadikan sebagai lokasi penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Sudi Mampir di Kecamatan Bone Pantai Kabupaten Bone Bolango. Waktu penelitian adalah bulan April sampai
Lebih terperinciMulai. Perancangan bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Pengukuran bahan yang akan digunakan
Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian Mulai Perancangan bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Pengukuran bahan yang akan digunakan Dipotong, dibubut, dan dikikir bahan
Lebih terperinciVII. RENCANA KEUANGAN
VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan. Berasal dari Amerika yang tersebar ke Asia dan Afrika melalui kegiatan
Lebih terperinciOleh Agus Salam Tiara Amran NIM : Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung ABSTRAK
STUDI KELAYAKAN PROYEK PEMBUKAAN DAN PENCETAKAN SAWAH DAN INFRASTRUKTUR LAINNYA (PPSI) PADA LAHAN GAMBUT DI KUALA SATONG KABUPATEN KETAPANG KALIMANTAN BARAT Oleh Agus Salam Tiara Amran NIM : 15009064 Fakultas
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian studi kelayakan usaha pupuk kompos pada Kelompok Tani
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penduduk di Indonesia bergantung pada sektor pertanian sebagai sumber. kehidupan utama (Suparyono dan Setyono, 1994).
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang menjadikan sektor pertanian sebagai sektor utama dalam pembangunan perekonomian di Indonesia, karena sekitar 70% penduduk di Indonesia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN II.1 Tinjauan Pustaka Tanaman jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan tanaman buah daerah tropis dan dapat juga tumbuh
Lebih terperinciLampiran 1. Peta wilayah Kelurahan Situgede, Kec. Bogor Barat, Kota Bogor LOKASI PENGAMATAN
L A M P I R A N Lampiran 1. Peta wilayah Kelurahan Situgede, Kec. Bogor Barat, Kota Bogor LOKASI PENGAMATAN 50 Lampiran 2. Struktur Lahan Sawah Menurut Koga (1992), struktur lahan sawah terdiri dari: 1.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Adapun langkah-langkah yang akan ditempuh dalam penelitian ini dapat dilihat pada diagram alir dibawah ini : Gambar 3.1 Tahapan Penelitian III-1 3.1 Penelitian Pendahuluan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Welding Menurut Welding Handbook yang dinyatakan oleh Daryanto (2011, p3), proses pengelasan adalah proses penyambungan bahan yang menghasilkan peleburan bahan secara
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan. Menggambar alat. Memilih bahan yang akan digunakan
Lampiran 1. Flowchart penelitian Mulai Merancang bentuk alat - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan Menggambar alat Memilih bahan yang akan digunakan Mengukur bahan yang akan digunakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani sehingga sektor pertanian memegang peranan penting sebagai penyedia
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN BISNIS. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ
STUDI KELAYAKAN BISNIS Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ http://adamjulian.web.unej.ac.id/ PENDAHULUAN Arti Studi Kelayakan Bisnis??? Peranan Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan Bisnis memerlukan
Lebih terperinciA. Kerangka Pemikiran
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Penelitian ini mengkaji studi kelayakan pendirian industri pengolahan keripik nangka di kabupaten Semarang. Studi kelayakan dilakukan untuk meminimumkan
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Proyek Menurut Kadariah et al. (1999) proyek merupakan suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Peralatan Penelitian 3.3 Metode Penelitian 3.4 Pengumpulan Data
13 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengambilan data lapang penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2011. Tempat penelitian berada di dua lokasi yaitu untuk kapal fiberglass di galangan
Lebih terperinciKELAYAKAN EKONOMI BENDUNGAN JRAGUNG KABUPATEN DEMAK
Kelayakan Ekonomi Bendungan Jragung Kabupaten Demak (Kusumaningtyas dkk.) KELAYAKAN EKONOMI BENDUNGAN JRAGUNG KABUPATEN DEMAK Ari Ayu Kusumaningtyas 1, Pratikso 2, Soedarsono 2 1 Mahasiswa Program Pasca
Lebih terperinciMETODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data
3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2012. Tempat penelitian dan pengambilan data dilakukan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Blanakan, Kabupaten Subang. 3.2 Alat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadan Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Lokasi Penelitian Pada tahun 2003 Desa Salilama dimekarkan menjadi tiga desa, dimana Salilama bagian selatan berdiri menjadi
Lebih terperinciPeran dan Kontribusi Hand Tractor terhadap Efisiensi Usahatani di Banten
Peran dan Kontribusi Hand Tractor terhadap Efisiensi Usahatani di Banten Eka Rastiyanto Amrullah¹ dan Sholih Nugroho Hadi² ¹Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten Jl. Ciptayasa KM 01 Ciruas Serang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat. PT Trikarya Idea Sakti selaku Developer telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyaknya investasi proyek yang gagal, baik pada tahap pembangunan maupun tahap operasi, membuat perlunya ketepatan dan ketelitian dalam tahap analisis kelayakan
Lebih terperinciPERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI
PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI MATERI KULIAH 4 PERTEMUAN 6 FTIP - UNPAD METODE MEMBANDINGKAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI Ekivalensi Nilai dari Suatu Alternatif Investasi Untuk menganalisis
Lebih terperinciIV. PEMODELAN SISTEM. A. Konfigurasi Sistem EssDSS 01
IV. PEMODELAN SISTEM A. Konfigurasi Sistem EssDSS 01 Sistem penunjang keputusan pengarah kebijakan strategi pemasaran dirancang dalam suatu perangkat lunak yang dinamakan EssDSS 01 (Sistem Penunjang Keputusan
Lebih terperinciSTUDI HARGA AIR BAKU PADA BENDUNGAN BENDO KABUPATEN PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR
STUDI HARGA AIR BAKU PADA BENDUNGAN BENDO KABUPATEN PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR Intan Fardania Putri 1, Rispiningtati 2, Ussy Andawayanti 2 1 Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Blendung, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja (purposive)
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan. Merangkai alat. Pengelasan. Pengecatan
45 Lampiran 1. Flowchart penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan Merangkai alat Pengelasan
Lebih terperincilayak atau tidak maka digunakan beberapa metode dengan harapan mendapatkan
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Umum Analisis kelayakan investasi proyek jalan tol pada dasaraya adalah mencoba mengkaji ulang suatu rencana penanaman sejumlah uang dengan memperhatikan manfaat yang dinikmati oleh
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Berdasarkan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui kelayakan pengembangan usaha pengolahan komoditi kelapa, dampaknya terhadap
Lebih terperinciNet Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Break Event Point (BEP), Annual Equivalen (AE), dan Benefit Cost Ratio (BCR)
ANALISA KELAYAKAN INVESTASI ASPHALT MIXING PLANT (Studi kasus : PT. Lumbung Berkat Indonesia base camp Molobok Kabupaten Bolaang Mongondow Timur) Vinky Viktor Supit 1 Ir. Jermias Tjakra, MT 2, Ir. Jantje
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan menggunakan jenis data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber data secara langsung.
Lebih terperinciKelayakan Ekonomi. Analisis Finansial 10/19/2016
Kelayakan Ekonomi Analisis Finansial Setelah kita berhasil mengembangkan ide-ide atau alternatifalternatif pemecahan masalah pada langkah kedua dari proses pengambilan keputusan, tahap selanjutnya adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penduduk Indonesia dari tahun ke tahun semakin bertambah, dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk Indonesia dari tahun ke tahun semakin bertambah, dengan pertumbuhan sekitar 1,5% tahun, sehingga mendorong permintaan pangan yang terus meningkat. Sementara
Lebih terperinciKERANGKA PENDEKATAN TEORI. sepanjang tahun dan memiliki potensi komersial yang cenderung semakin
II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bawang Merah Tanaman bawang merah (Allium Sp) merupakan sayuran rempah dan dipanen bagian umbinya yang merupakan umbi lapis dan digunakan untuk konsumsi
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan
Lampiran 1. Flow Chart Pelaksanaan Penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong, dibubut dan dikikir bahan yang
Lebih terperinciHAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Teknik 4.1.1. Kebutuhan Daya Penggerak Kebutuhan daya penggerak dihitung untuk mengetahui terpenuhinya daya yang dibutuhkan oleh mesin dengan daya aktual pada motor
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di pertambangan bahan galian C
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini mengambil lokasi di pertambangan bahan galian C Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan selama lima bulan.
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi
23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di industri pembuatan tempe UD. Tigo Putro di Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan
Lebih terperinciAnalisis usaha alat tangkap gillnet di pandan Kabupaten Tapanuli 28. Tengah Sumatera Utara
Analisis usaha alat tangkap gillnet di pandan Kabupaten Tapanuli 28 Jurnal perikanan dan kelautan 17,2 (2012): 28-35 ANALISIS USAHA ALAT TANGKAP GILLNET di PANDAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH SUMATERA UTARA
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan
Lampiran 1. Flow Chart Pelaksanaan Penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan
Lebih terperinci