MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN PENJUALAN ANGSURAN DOSEN : KASWANDI Z S.E, MM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN PENJUALAN ANGSURAN DOSEN : KASWANDI Z S.E, MM"

Transkripsi

1 MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN PENJUALAN ANGSURAN DOSEN : KASWANDI Z S.E, MM DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 5 Khotrunnada Patria Septianti Mulyati K. Hasanal Burhansyah STIE AHMAD DAHLAN Jl. Ciputat Raya No. 77 Cireundeu, Ciputat, Jakarta Selatan

2 KATA PENGANTAR Bismillah, dengan mengucapkan Puji Syukur Kehadirat Allah SWT. Atas Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah yang mempunyai judul PENJUALAN ANGSURAN, guna memenuhi tugas Seminar Akuntansi Keuangan. Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan dan dorongan keluarga serta teman-teman, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi dapat teratasi. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Jakarta, Desember 2016 Penulis

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Masalah.. 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Dan Masalah Pada Penjualan Angsuran Pengakuan Penjualan Perhitungan Bunga dan Angsuran Tukar Tambah Pembatalan Penjualan Angsuran BAB III PENUTUP Kesimpulan.. 19 DAFTAR PUSTAKA.. 20

4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metode penjualan angsuran pada mulanya berasal dari penjualan rumah pada perusahaan real estate, tetapi pada masa sekarang penjualan dengan metode ini telah berkembang pada perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan kendaraan seperti mobil, motor; mesin; alat-alat rumah tangga dan lainnya. Bahkan pada beberapa jenis industri metode penjualan angsuran ini telah menjadi kunci utama dalam mencapai operasi skala besar. Metode penjualan angsuran ini cukup berkembang pesat dan disukai di kalangan usahawan dan juga dikalangan pembeli. Bagi usahawan metode ini telah meningkatkan jumlah penjualan yang tentunya meningkatkan laba, bagi pembeli mereka merasa lebih ringan dalam hal pembayaran untuk melunasi barang yang dicicil tersebut. Meskipun dengan metode ini resiko atas tidak tertagihnya piutang akan meningkat, tetapi kelemahan metode ini dapat diatasi dengan meningkatnya volume penjualan perusahaan. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Penjualan Angsuran dan apa saja masalah yang ditimbulkan? 2. Bagaimana pengakuan dari Laba kotor? 3. Bagaimana perhitungan bunga dan angsuran?

5 4. Bagaimana perhitungan dan pencataan dari penjualan angsuran dengan tukar tambah? 5. Bagaimana pengakuan dan pencatatan dari adanya pembatalan penjualan angsuran? 1.3 Tujuan 1. Menjelaskan maksud dari penjualan anguran dan masalah yang ditimbulkan. 2. Menjelaskan metode pengakuan laba kotor pada penjualan angsuran. 3. Menjelaskan perhitungan bunga dan anguran pada penjualan anguran. 4. Menghitung dan mencatat pertukaran tambah dalam penjualan angsuran. 5. Menghitung dan mencatat pembatalan penjualan angsuran.

6 BAB II PEMBAHASAN PENJUALAN ANGSURAN 2.1 Pengertian dan Masalah Penjualan Angsuran Penjualan angsuran adalah penjualan yang dilaksanakan dengan perjanjian dimana pembayarannya dilakukan secara bertahap atau berangsur. Biasanya pada saat barang atau jasa diserahkan kepada pembeli, penjual menerima uang muka (down payment) sebagai pembayaran pertama dan sisanya diangsur dengan beberapa kali angsuran. Karena penjualan harus menunggu beberapa periode untuk menagih seluruh piutang penjualannya, maka biasanya pihak penjual akan membebankan bunga atas saldo yang belum diterimanya. Profit adalah salah satu tujuan umum setiap perusahaan dan salah satu langkah untuk mewujudkannya adalah dengan meningkatkan volume penjualan dengan penjualan yang pembayarannya secara bertahap. Hal ini akan menarik bagi para konsumen karena akan mendapatkan keringanan dalam pembayarannya. Namun penjualan dengan metode ini akan didampingi oleh resiko yang besar karena pembayarannya dilakukan beberapa periode dimasa yang akan datang sehingga menimbulkan ketidak pastian. Secara garis besar masalah yang timbul dalam hal ini dapat dibagi 2, yaitu 1) Masalah Non-akuntansi 2) Masalah Akuntansi

7 Masalah Non-akuntansi yaitu bagaimana menghindari resiko terjadinya adanya pembeli yang tidak memenuhi kewajibannya. Usaha untuk meminimalkan resiko ini digolongkan dalam 3 kelompok diantaranya: 1. Mengurangi kemungkinan terjadinya pembatalan penjualan angsuran Usaha untuk mengurangi kemungkinan terjadinya pembatalan penjualan angsuran dapat dilakukan dengan beberapa cara, meliputi : a. Penjualan Angsuran dilakukan secara selektif, bahwa penjualan angsuran hanya diberikan pada calon pembeli yang kemampuan dan kejujurannya dapat dipercaya, misalnya pegawai negeri, profesi tertentu dan sebagainya b. Penjualan angsuran dilakukan dengan persetujuan atau sepengetahuan atasan pembeli c. Pembayaran angsurannya dilakukan dengan pemotongan gaji 2. Menyediakan perlindungan hukum kepada penjual Secara hukum penjual dapat dilindungi dengan cara membuat perjanjian jual beli angsuran yang isinya antara lain : a. Perjanjian penjualan bersyarat Menurut perjanjian ini barang yang dijual secara kredit langsung diserahkan kepada pembeli akan tetapi penyerahan hak atas barang tersebut ditunda sampai pembayarannya selesai b. Menggunakan bukti pemilikan sebagai jaminan kredit Di dalam sistem ini, sertifikat tanah dan rumah atau BPKB kendaraan bermontor digunakan sebagai jaminan kredit bank. Kredit bank tersebut digunakan untuk membayar utang kepada penjual barang yang bersangkutan. Dengan demikian pembeli berutang kepada bank bukan

8 kepada penjual barang. Setelah kredit lunas sertifikat atau BPKB akan diterima dari bank. c. Menjaminkan kepada pihak ketiga Bukti pemilikan atas barang yang dijual diserahkan kepada pihak ketiga, sampai pembayarannya selesai. Setelah pembayaran selesai bukti pemilikan akan diserahkan kepada pembeli. d. Perjanjian beli-sewa Sebelum pembayaran lunas pembayaran dianggap sewa. Setelah pembayaran lunas baru dianggap sebagai jual-beli. Apabila sebelum pembayaran lunas pembeli menghentikan pembayaran maka barang yang sudah diterima harus dikembalikan tanpa ganti rugi 3. Menyediakan Perlindungan Ekonomi kepada Penjual Usaha ini dilakukan dengan menciptakan keadaan supaya pembeli harus berfikir masak-masak sebelum memutuskan untuk membatalkan pembelian angsuran. karena pembatalan pembelian angsuran berarti kerugian bagi pembeli dan keutungan bagi pihak penjual. Agar keadaan ini dapat terwujud maka : a. Uang muka harus cukup besar Uang muka harus cukup besar bertujuan untuk melebihi penurunan nilai dari barang baru menjadi barang bekas b. Jangka waktu angsuran jangan terlalu panjang Semakin panjang jangka waktu angsuran bearti semakin besar penurunan nilai atas barang yang dijual dan semakin besar peluang untuk menghilangkan jejak bagi pembeli

9 c. Angsuran cukup besar Besarnya angsuran harus melebihi penurunan nilai barang selama jangka waktu angsuran. Masalah akuntansi yang dihadapi dalam penjualan angsuran dapat dikelompokkan menjadi 4, yaitu : a. Masalah yang berhubungan dengan pengakuan laba kotor. b. Masalah yang berhubungan dengan cara perhitungan bunga dan angsuran. c. Masalah yang berhubungan dengan tukar-tambah. d. Masalah yang berhubungan dengan pembatalan penjualan angsuran. 2.2 Pengakuan Laba Kotor Ada 2 dasar di dalam pengakuan laba kotor adalah : Dasar Penjualan Laba kotor atas penjualan diakui dalam priode penjualan angsuran terjadi, tanpa memperhatikan apakah pembayarannya sudah diterima atau belum. Cara ini sama dengan pencatatan penjualan kredit biasa. Metode ini dapat digunakan bila memenuhi 3 kondisi : a. Jangka waktu pembayaran relative pendek b. Kemungkinan terjadinya pembatalan sangat kecil c. Biaya biaya yang berhubungan dengan penjualan angsuran bisa ditaksiran dengan teliti. Contoh :

10 Pada awal tahun 2016 PT SANI MEDIKAL melakukan penjualan angsuran seharga Rp , dibayar melalui 5 kali angsuran tahunan, setiap akhir tahun. Dan Harga pokok penjualan Rp Maka pengakuan laba kotornya adalah : Laba kotor yang sudah diakui dari penjualan angsuran tersebut dan dicatat pada tahun 2016 oleh PT. Sani Medikal sebesar Rp (Rp Rp ). Tanpa memperhatikan apakah pembayaran sudah diterima atau belum Dasar Kas Laba kotor atas penjualan angsuran baru diakui apabila pembayaran dari piutang penjualan angsuran sudah diterima, dan penerimaan kas tersebut terdiri dari 2 unsur yaitu : 1. Pembayaran atas harga pokok penjualan 2. Pembayaran atas laba kotor Perlakuan terhadap penerimaan piutang penjualan angsuran tersebut ada 3 metode, yaitu : 1. Harga pokok kemudian laba kotor (Cost recovery method) Dalam metode ini penerimaan kas pertama diakui sebagai penutup harga pokok penjualan kemudian setelah harga pokok penjualan terbayarkan, baru penerimaan kas berikutnya diakui sebagai laba kotor. 2. Laba kotor kemudian harga pokok penjulan

11 Dalam metode ini pembayaran angsuran pertama diakui sebagai perolehan laba kotor kemudian setelah laba kotor semua sudah diterima harga pokonya diperhitungkan. 3. Harga pokok penjualan dan laba kotor secara proporsional Dalam metode ini setiap penerimaan kas dari piutang penjualan angsuran terdiri dari pembayaran harga pokok penjualan dan laba kotor yang diakui secara proporsional sesuai dengan perbandingan harga pokok penjualan dan laba kotor. Contoh soal dari penggunaan masing masing metode di atas adalah sebagai berikut: Pada awal tahun 2016 PT SANI MEDIKAL melakukan penjualan angsuran seharga Rp , dengan syarat pembayaran sebagai berikut : 1. Uang muka Rp , dibayar pada saat transaksi penjualan. 2. Sisanya dibayar melalui 4 kali angsuran tahunan, setiap akhir tahun. 3. Harga pokok penjualan Rp Maka Pengakuannya adalah: 1. Harga pokok kemudian laba kotor (Cost recovery method) Dari contoh Perusahaan akan mencatat penerimaan tanggal 01 Januari 2016 sampai 31 Desember 2018 sebagai pembayaran harga pokok penjualan (totalnya Rp ), sedangkan penerimaan tanggal 31 Desember 2018 dan 31 Desember 2019 dicatat sebagai laba atas penjualan angasuran (Rp ) 2. Laba kotor kemudian harga pokok penjulan

12 Dari contoh Perusahaan akan mencatat penerimaan tanggal 01 Januari 2016 (Rp ) sebagai laba atas penjualan angsuran, sedangkan penerimaan 31 Desember 2015 sampai 31 Desember 2019 diakui sebagai pembayaran harga pokok penjualan angsuran ( total Rp ) 3. Harga pokok penjualan dan laba kotor secara proporsional Dari contoh di atas dapat dihitung perbandingan harga pokok penjualan dengan laba kotor yaitu: Tanggal Keterangan Pembayaran Rp (100%) Harga pokok Rp (80%) Laba kotor Rp (20%) Uang muka Angsuran ke Angsuran ke Angsuran ke Angsuran ke Jumlah Pencatatan di dalam Metode Penjualan Angsuran 1. Untuk mencatat penjualan dan penerimaan uang muka : Kas... Piutang Penjualan Angsuran 20XX... Penjualan Angsuran... Apabila perusahaan menggunakan system perpetual maka perusahaan juga harus mencatat harga pokok penjualan, yaitu ;

13 HPP-Penjualan Angsuran... Persediaan... Untuk penjualan angsuran harta tidak bergerak : Kas... Piutang Penjualan Angsuran 20XX... Aktiva... Laba kotor belum direalisir Untuk mencatat penerimaan angsuran : Kas... Piutang Penjualan Angsuran 20XX Untuk mencatat harga pokok penjualan angsuran : Apabila perusahaan menggunakan sistem fisik, maka pada akhir priode perusahaan harus membuat jurnal penyesuaian untuk mencatat harga pokok penjulan angsuran dan harga pokok penjualan biasa, yaitu : HPP... HPP-Penjualan angsuran... Persediaan... Pengembalian Pembelian... Potongan Pembelian... Persediaan... Pembelian... Biaya angkut pembelian Untuk mencatat laba kotor yang belum direalisir : Penjualan angsuran... HPP-Penjualan angsuran... Laba kotor belum direalisir 20XX Untuk mencatat laba kotor yang sudah direalisir : Laba kotor belum direalisir 20XX... Laba kotor sudah direalisir...

14 Penyusunan Laporan Keuangan a. Laporan Rugi-laba Pos-pos yang berhubungan dengan penjualan angsuran yang akan disajikan di dalam laporan Rugi-laba terbatas pada laba kotor yang sudah direalisir. Dengan demikian laba kotor yang disajikan di dalam laporan Rugi-laba ada 2 macam, yaitu : 1. Laba kotor yang diperoleh dari penjualan tunai dan kredit biasa 2. Laba kotor penjualan angsuran yang direalisasi selama tahun yang bersangkutan, baik yang berasal dari penjualan tahun yang bersangkutan maupun tahun-tahun sebelumnya. b. Laporan Perubahan Modal/Laba Ditahan Di dalam laporan ini tidak menyajikan pos-pos yang berhubungan dengan penjualan angsuran. c. Neraca Pos-pos yang berhubungan dengan penjualan angsuran yang akan disajikan di dalam neraca ada 2, yaitu : a. Piutang penjualan angsuran b. Laba kotor yang belum direalisasi 1.3 Perhitungan Bunga dan Angsuran Dalam hal ini pembayaran kredit terdiri-dari dua unsur, yaitu : 1) Bunga yang diperhitungkan 2) Angsuran pokok pinjaman

15 Dengan demikian besarnya pembayaran yang diterima tergantung dari dasar perhitungan bunga dan dasar penentuan angsuran pokok pinjaman. Di dalam dasar perhitungan bunga ada 2 dasar yang sering dipakai, yaitu : a. Bunga dihitung dari sisa pinjaman (sistem bunga menurun) Di dalam perhitungan bunga ini tergantung pada total sisa pinjaman. Karena sisa pinjaman dari priode ke priode semakin menurun maka pembayaran bunga pun ikut menurut, atau dihitung dengan mengkalikan persentase tingkat bunga dengan sisa pinjaman tersebut. b. Bunga dihitung dari pokok pinjaman (sistem bunga tetap) Di dalam perhitungan ini besarnya bunga untuk semua priode didasarkan pada pokok pinjaman awal, atau besarnya pembayaran bunga untuk setiap priode adalah dengan mengkalikan tingkat persentase bunga dengan pokok pinjaman awal. Di dalam dasar perhitungan angsuran pokok pinjaman, terdapat 2 sistem perhitungan angsuran pokok pinjaman, yaitu : a. Sistem angsuran tetap Di dalam perhitungan angsuran pokok pinjaman dengan sistem ini dengan membagi total pokok pinjaman dengan banyaknya angsuran. b. Sistem anuitas Dalam sistem ini terbagi menjadi 3 yaitu: 1. Sistem bunga tetap dan angsuran pokok pinjaman tetap. Di dalam sistem ini besarnya angsuran pokok pinjaman dan besarnya bunga untuk setiap priodenya selalu tetap.

16 2. Sistem bunga menurun dan angsuran pokok pinjaman tetap. Dalam sitem ini besarnya bunga per periode selalu menurun sedangkan besarnya angsuran pokok pinjaman tetap, sehingga jumlah angsuran secara keseluruhan selalu menurun. 3. Sistem bunga menurun dan angsuran pinjaman meningkat. Dalam sistem ini besarnya angsuran per tahun dihitung dengan menggunakan pendekatan anuitet. Besarnya jumlah angsuran, bunga dan angsuran pokok pinjaman dihitung dengan prosedur : a. Menghitung besarnya kas yang diterima per priode dengan membagi pokok pinjaman dengan nilai tunai yang akan diterima setiap periode selama jangka waktu angsuran. b. Menghitung bunga, dengan mengkalikan tingkat bunga dengan sisa pokok pinjaman pada awal priode. c. Menghitung angsuran pokok pinjaman, dengan menjumlahkan kas yang diterima dengan bunga pada priode tersebut. 1.4 Tukar Tambah Dalam hal ini sebagai uang mukanya berupa barang bekas yang serupa dengan barang yang diangsur pembayarannya. Untuk menarik pembeli biasanya dihargai lebih barang tersebut sehingga harga jualnya terlalu tinggi oleh karena itu perlu dicatat berdasarkan nilai realisasi bersihnya saja. Besarnya itu tentunya tidak boleh lebih dari harga pokok penggantinya. Apabila harga pokok pengganti tersebut tidak diketahui maka nilai realisasi bersih adalah sama dengan taksiran harga jual dikurangi taksiran biaya perbaikan

17 sebelum dijual, biaya pemasaran dan laba normal. Selisih antara nilai bersih dengan nilai yang disepakati dikelompokkan dalam rekening cadangan kelebihan harga. Transaksi yang berhubungan dengan tukar tambah pencatatannya adalah : Untuk mencatat penjulan : Piutang penjulan angsuran... Persediaan barang dagangan... Cadangan kelebihan harga... Penjualan angsuran Untuk mencatat harga pokok penjualan angsuran : Harga pokok penjualan angsuran... Persediaan barang dagangan Untuk mencatat laba kotor penjualan angsuran yang belum direalisasi: Penjualan angsuran... Harga pokok penjualan angsuran... Cadangan kelebihan harga... Laba kotor belum direalisir... Contoh : Pada awal tahun 2012 toko elektronik Metrika menjual mesin cuci Electrolux secara angsuran sebesar Rp cara pembayarannya adalah sebagai berikut:

18 1. Sebagai uang muka diterima sebuah mesin cuci merk Yamoto dengan nilai yang disepakati sebesar Rp ,- 2. Sisanya diangsur sebanyak 10 kali angsuran bulanan, masing-masing Rp ,- mesin cuci yang diterima diperkirakan membutuhkan biaya perbaikan sebesar Rp ,-. Setelah diperbaiki diperkirakan dapat dijual dengan harga Rp ,-. Dalam penjualan mesin cuci Electrolux perusahaan memperhitungkan laba normal sebesar 10% dari harga jual. Harga perolehan mesin cuci Electrolux sebesar Rp Perhitungan : Harga yang disepakati Rp Harga jual mesin cuci Yamoto Rp Biaya perbaikan Rp Laba normal 10% x Rp Rp (Rp ) Taksiran nilai realisasi bersih (Rp ) Kelebihan harga Rp Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut: Untuk mencatat penjualan Piutang penjualan angsuran Rp Persediaan Barang Dagang Rp Cadangan kelebihan harga Rp Penjualan Angsuran Rp

19 Untuk memcatat beban pokok penjualan angsuran Beban pokok penjualan angsuran Rp Persediaan Barang Dagang Rp Pembatalan Penjualan Angsuran Hal ini terjadi karena pembatalan atas penjualan angsuran yang belum dilunasi. Dengan demikian perusahaan akan menerima kembali barang yang sudah dijual, menghapus piutang penjualan angsuran yang belum direalisasi, dan juga mengakui laba/rugi pembatalan penjualan angsuran. Besarnya laba/rugi pembatalan penjualan angsuran tergantung pada metode pengakuan laba kotor atas penjualan angsuran, yang terdiri dari : 1. Metode Accrual Di dalam metode ini, semua laba penjualan angsuran sudah diakui pada saat penjualan, sehingga saldo piutang penjualan angsuran menunjukkan besarnya harga pokok penjualan yang belum diterima pembayarannya. Maka besarnya laba atau rugi yang diakui dari pembatalan penjualan angsuran adalah sama dengan selisih antara nilai pasar barang bekas yang diterima dengan saldo piutang penjualan angsuran yang belum diterima pembayarannya. Pencatatan transaksi dalam meteode ini dengan : Persediaa barang dagangan... Rugi pembatalan penjualan angsuran... Piutang penjualan angsuran...

20 2. Metode Penjualan Angsuran Di dalam metode ini perusahaan baru mengakui laba kotor penjualan angsuran secara proporsional dengan besarnya penerimaan kas. Dengan demikian saldo piutang penjualan angsuran terdiri atas dua unsur, yaitu harga pokok penjulan angsuran dan laba kotor yang belum direalisasi. Besarnya harga pokok penjualan angsuran yang belum diterima pembayarannya adalah sama dengan saldo piutang penjualan angsuran dikurangi dengan saldo laba kotor belum direalisir atas penjualan angsuran yang dibatalkan tersebut. Besarnya laba atau rugi pembatalan penjualan angsuran dapat dihitung dengan rumus : L = TNRS (PPA LBBR) Keterangan : L : Laba/rugi penjualan TNRS : Taksiran nilai realisasi bersih barang yang diterima kembali PPA : Saldo piutang penjualan angsuran LBBR : Laba kotor yang belum diralisir Pencatatan transaksi dalam metode ini dengan : Persediaan barang dagangan... Labar kotor belum direalisir... Piutang penjualan angsuran... Laba pembatalan penjualan angsuran...

21 Contoh : PT. Mawar menjual barang dagangnya secara angsuran. Pada tahun 2006 terjadi pembatalan atas penjualan angsuran yang terjadi pada akhir periode sebelumnya. Informasi penjualan angusran yang dibatalkan adalah sebagai berikut: 1. Penjualan semula Rp Harga pokok penjualan angsuran Rp Tingkat laba kotor 25% dari harga jual 4. Piutang penjualan angsuran yang sudah terkumpul Rp Taksiran nilai realisasi bersih atas harga yang diterima kembali Rp Laba kotor yang diakui saat penjualan Perhitungan: (Dlm ribuan Rp) (Dlm ribuan Rp) Harga jual Piutang yang sudah ditagih Piutang yang belum ditagih Taksiran nilai realisasi bersih Rugi pembatalan penjualan angsuran Jurnal : Persediaan barang dagangan Rugi pembatalan angsuran Piutang penjualan angsuran

22 Laba kotor diakui secara proporsional dengan penerimaan kas Perhitungan: (Dlm ribuan Rp) (Dlm ribuan Rp) Harga jual Piutang yang sudah ditagih Piutang yang belum ditagih Laba kotor belum direalisasi 25% x Rp = Harga pokok penjualan yang belum dibayar Taksiran realisasi bersih Laba pembatalan penjualan angsuran Jurnal : Persediaan barang dagangan Laba kotor belum direalisasi Piutang penjualan angsuran

23 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Penjualan angsuran adalah penjualan barang dagangan dengan pembayaran secara berangsur. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan volume penjualan yang akhirnya meningkatkan laba yang didapatkan, karena metode penjualan ini memberikan kemudahan kepada konsumen dalam pembayaran barang yang dibelinya, sehingga konsumen tertarik untuk melakukan pembelian. Permasalah pada Angsuran terbagi menjadi 2 (dua) yaitu masalah non akuntansi dan masalah akuntansi. Masalah non akuntansi adalah menghadapi kemungkinan terjadinya kerugian karena adanya pembeli yang tidak melaksanakan kewajibannya, untuk menghadapi semacam itu perusahaan perlu berhati-hati dalam penjualannya. Pembeli perlu diseleksi terlebih dahulu dan membuat perjanjian yang mengikat kedua belah pihak untuk melaksanakan kewajibannya. Dan Masalah Akuntansi adalah Masalah yang berhubungan dengan pengakuan laba kotor, masalah yang berhubungan dengan cara perhitungan bunga dan angsuran, tukar-tambah dan pembatalan penjualan angsuran.

24 DAFTAR PUSTAKA Widayat, Utoyo. Akuntansi Keuangan Lanjutan. Edisi Revisi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesi Suparwoto L. Akuntansi Keuangan Lanjutan. Edisi satu. Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada

PENJUALAN ANGSURAN. Masalah dalam penjualan angsuran dibedakan menjadi dua sebagai berikut: 1. Masalah non akuntansi 2.

PENJUALAN ANGSURAN. Masalah dalam penjualan angsuran dibedakan menjadi dua sebagai berikut: 1. Masalah non akuntansi 2. PENJUALAN ANGSURAN Penjualan angsuran (installment sales) adalah penjualan yang pembayarannya dilakukan secara bertahap, dimasa yang akan datang. Tujuannya untuk meningkatkan volume penjualan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 7 AKUNTANSI untuk PENJUALAN ANGSURAN

BAB 7 AKUNTANSI untuk PENJUALAN ANGSURAN BAB 7 AKUNTANSI untuk PENJUALAN ANGSURAN Pengertian Penjualan Angsuran Perhitungan dan Pencatatannya Perlakuan Akuntansi Lainnya Pembatalan Penjualan Angsuran Penjualan Angsuran untuk Barang Bergerak dan

Lebih terperinci

PENJUALAN ANGSURAN (INSTALLMENT SALES)

PENJUALAN ANGSURAN (INSTALLMENT SALES) PENJUALAN ANGSURAN (INSTALLMENT SALES) DEFINISI PENJUALAN ANGSURAN : ADALAH PENJUALAN BARANG DAGANGAN ATAU JASA YANG DILAKSANAKAN DENGAN PERJANJIAN DIMANA PEMBAYARAN DILAKUKAN SECARA BERTAHAP ATAU BERANGSUR

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN BUNGA ANGSURAN PADA CV. ABADI MOTOR

ANALISIS PERHITUNGAN BUNGA ANGSURAN PADA CV. ABADI MOTOR ANALISIS PERHITUNGAN BUNGA ANGSURAN PADA CV. ABADI MOTOR Rino Rinaldo 1), Eliya Isfaatun 2) Abstract This study aims to determine the installment sale interest calculation method that can provide profit

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Piutang Istilah piutang mengacu pada sejumlah tagihan yang akan diterima oleh perusahaan (umumnya dalam bentuk kas) dari pihak lain, baik sebagai akibat penyerahan

Lebih terperinci

SOAL. Nama : Novia Aisya : A Kelas : E

SOAL. Nama : Novia Aisya : A Kelas : E Nama : Novia Aisya NIM : A210130168 Kelas : E SOAL 1. Dijual 50 unit rumah BTN seharga Rp. 12.000.000,- dengan harga pokok Rp. 10.000.000,- bunga 20% /th. Pembayaran dilakukan tiap semster selama 5 th.

Lebih terperinci

PIUTANG DAGANG DAN PIUTANG WESEL. By MAHSINA, SE, MSI

PIUTANG DAGANG DAN PIUTANG WESEL. By MAHSINA, SE, MSI DAN PIUTANG WESEL By MAHSINA, SE, MSI Email: sisin@suryasoft.net Penjualan Kredit Penjualan Kredit menimbulkan adanya PIUTANG atau TAGIHAN Penjualan Kredit lebih disukai konsumen karena pembayaran dapat

Lebih terperinci

Oleh Iwan Sidharta, MM.

Oleh Iwan Sidharta, MM. BIAYA PENGURANG PKP Oleh Iwan Sidharta, MM. Biaya Berkaitan dengan Kerugian Kerugian; Kerugian yang berasal dari beberapa kegiatan yang sudah direalisasikan dapat dibebankan sebagai biaya pada tahun terjadinya

Lebih terperinci

JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA

JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA Pengertian Tujuan Fungsi Pencatatan Jurnal Penyesuain Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk menyesuaikan saldo-saldo perkiraan (akun)

Lebih terperinci

Akuntansi Perusahaan Dagang

Akuntansi Perusahaan Dagang Akuntansi Perusahaan Dagang 1 Karakteristik Perusahaan Dagang Membeli Persediaan Barang Jadi Menjual Persediaan Barang jadi Itu Kepada Konsumen Contoh : - Supermarket - Dealer kendaraan bermotor 2 Rekening-Rekening

Lebih terperinci

AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN DAGANG. OLEH Ruly Wiliandri

AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN DAGANG. OLEH Ruly Wiliandri AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN DAGANG OLEH Ruly Wiliandri Perusahaan dan Kegiatannya Perusahaan adalah suatu unit kegiatan ekonomi yang memproses bahan baku dan tenaga kerja (input) untuk menghasilkan barang

Lebih terperinci

ekonomi Sesi JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG A. PENGERTIAN DAN FUNGSI JURNAL PENYESUAIAN B. AKUN YANG PERLU DISESUAIKAN a.

ekonomi Sesi JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG A. PENGERTIAN DAN FUNGSI JURNAL PENYESUAIAN B. AKUN YANG PERLU DISESUAIKAN a. ekonomi 18 Sesi KELAS XII IPS - KURIKULUM GABUNGAN N JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG A. PENGERTIAN DAN FUNGSI JURNAL PENYESUAIAN Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan saldo-saldo

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107. berdasarkan PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah.

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107. berdasarkan PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107 Produk gadai syariah: 1. AMANAH (Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan Bermotor Bagi Karyawan) berdasarkan PSAK 102 : Akuntansi

Lebih terperinci

27/11/2014. Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc POSISI DI DALAM TRANSAKSI PERUSAHAAN DAGANG PRODUSEN KONSUMEN

27/11/2014. Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc POSISI DI DALAM TRANSAKSI PERUSAHAAN DAGANG PRODUSEN KONSUMEN Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang kegiatannya membeli barang-barang yang tujuannya untuk dijual lagi Pada`dasarnya akuntansi perusahaan

Lebih terperinci

ekonomi Sesi PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI A. AKUN a. Akun Riil

ekonomi Sesi PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI A. AKUN a. Akun Riil ekonomi KELAS XII IPS - KURIKULUM 2013 04 Sesi PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI A. AKUN Persamaan akuntansi merupakan hal yang paling mendasar dari struktur akuntansi karena pencatatan transaksi hingga berbentuk

Lebih terperinci

A. PILIHALAH JAWABAN YANG PALING BENAR

A. PILIHALAH JAWABAN YANG PALING BENAR YAYASAN PERGURUAN ISLAM REPUBLIK INDONESIA SMK PIRI 3 YOGYAKARTA KELOMPOK BISNIS DAN MANAJEMEN Proram Keahlian : Akuntansi, Administrasi Perkantoran dan Multimedia Alamat : Jl. MT Haryono 23, Pugeran,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

V. PENUTUPAN BUKU BESAR

V. PENUTUPAN BUKU BESAR V. PENUTUPAN BUKU BESAR Menutup buku adalah memindahkan saldo rekening-rekening nominal atau sementara ke rekening modal (laba ditahan untuk PT) sehingga menunjukkan saldo akhir sesuai yang tercantum dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Secara umum koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk berjuang meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka melalui pembentukan

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar 5.2 Menafsirkan persamaan akuntansi

Kompetensi Dasar 5.2 Menafsirkan persamaan akuntansi Kompetensi Dasar 5.2 Menafsirkan persamaan akuntansi 1. Pengertian dan klasifikasi akun (rekening). Akun merupakan suatu formulir yang digunakan untuk mencatat pengaruh perubahan nilai (penambahan atau

Lebih terperinci

dijual pemilik Pembelian dijual (Goods) Berwujud Pembelian Bahan Industru Pengolahan (tangible), lazim menjadi barang siap dijual

dijual pemilik Pembelian dijual (Goods) Berwujud Pembelian Bahan Industru Pengolahan (tangible), lazim menjadi barang siap dijual URAIAN MATERI A. Pengertian Akuntansi Dagang Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang aktivitas utamanya adalah membeli, menyimpan dan menjual kembali barang-barang dagang tanpa memberi nilai tambah

Lebih terperinci

SOAL DASAR-DASAR AKUNTANSI

SOAL DASAR-DASAR AKUNTANSI SOAL DASAR-DASAR AKUNTANSI 1. Mengapa transaksi-transaksi harus dicatat di dalam jurnal? A. Untuk memastikan bahwa seluruh transaksi telah dipindahkan ke dalam Buku Besar. B. Untuk memastikan bahwa jumlah

Lebih terperinci

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas MATERI K.D 1.5 Kompetensi Dasar : 1.5 Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Dagang Kegiatan akhir dari proses akuntansi perusahaan dagang di antaranya adalah membuat laporan keuangan. Secara umum komponen

Lebih terperinci

AKUNTANSI UNTUK LEASING

AKUNTANSI UNTUK LEASING AKUNTANSI UNTUK LEASING Lease Lessor Lessee : Suatu perjanjian kontraktual antara Lessor dengan Lessee, yang memberikan hak kepada Lessee untuk menggunakan harta tertentu yang dimiliki oleh Lessor selama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 23 Secara umum pendapatan dapat diartikan sebagai peningkatan penghasilan yang diperoleh perusahaan dalam

Lebih terperinci

Akuntansi Piutang Dagang TRADE RECEIVABLE

Akuntansi Piutang Dagang TRADE RECEIVABLE Akuntansi Piutang Dagang TRADE RECEIVABLE Pengertian Piutang adalah tagihan kepada individuindividu atau kepada pihak lain. Atau dapat didefinisikan sebagai tagihan kepada pihak lain dalam bentuk uang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penjualan cicilan adalah suatu kontrak penjualan. kredit biasa, yang sudah sering dilakukan sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. Penjualan cicilan adalah suatu kontrak penjualan. kredit biasa, yang sudah sering dilakukan sebagai salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penjualan cicilan adalah suatu kontrak penjualan yang menetapkan serangkaian pembayaran yang harus dilaksanakan dalam suatu periode. Penjualan cicilan merupakan

Lebih terperinci

BAB XIV AKUNTANSI PIUTANG

BAB XIV AKUNTANSI PIUTANG SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AKUNTANSI BAB XIV AKUNTANSI PIUTANG Drs. Heri Yanto, MBA, PhD Niswah Baroroh, SE, M.Si Kuat Waluyojati, SE, M.Si KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

SESI 2. HUBUNGAN ANTARA HARTA DAN SUMBER SUMBER HARTA.

SESI 2. HUBUNGAN ANTARA HARTA DAN SUMBER SUMBER HARTA. SESI 2. HUBUNGAN ANTARA HARTA DAN SUMBER SUMBER HARTA. Tujuan Pengajaran: Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan hubungan antara harta dan sumber sumber harta. 2. Menjelaskan

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG Pengukur Laba Rugi Prosedur prosedur akhir periode Pendapatan Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Biaya Operasional Laba Bersih Jurnal penyesuaian

Lebih terperinci

AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN DAGANG ARMINI NINGSIH POLITEKNIK NEGERI SAMARIDA

AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN DAGANG ARMINI NINGSIH POLITEKNIK NEGERI SAMARIDA AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN DAGANG ARMINI NINGSIH POLITEKNIK NEGERI SAMARIDA PADA AKHIR PERTEMUAN INI MAHASISWA DIHARAPKAN MAMPU : 1. Menguraikan dan menggambarkan akuntansi untuk transaksi barang dagangan

Lebih terperinci

Siklus Akuntansi. Transaksi Bukti. Pencatatan dalam Buku Harian (Jurnal) Pencatatan ke Buku Besar. Neraca Lajur & Jurnal Penyesuaian.

Siklus Akuntansi. Transaksi Bukti. Pencatatan dalam Buku Harian (Jurnal) Pencatatan ke Buku Besar. Neraca Lajur & Jurnal Penyesuaian. PENYESUAIAN Siklus Akuntansi Transaksi Bukti Pencatatan dalam Buku Harian (Jurnal) Pencatatan ke Buku Besar Neraca Lajur & Jurnal Penyesuaian Jurnal Penutup Neraca Saldo setelah penutupan Laporan Keuangan

Lebih terperinci

12/11/2014. Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc

12/11/2014. Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang kegiatannya membeli barang-barang yang tujuannya untuk dijual lagi Pada`dasarnya akuntansi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang 2.1.1 Definisi Piutang Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) adalah: Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori

Lebih terperinci

NAMA PERUSAHAAN : ALAMAT : KODE POS : TELPON : PERIODE AKUNTANSI :

NAMA PERUSAHAAN : ALAMAT : KODE POS : TELPON : PERIODE AKUNTANSI : NAMA PERUSAHAAN : ALAMAT : KODE POS : TELPON : PERIODE AKUNTANSI : TANGGAL : 2 BULAN : 1 TAHUN : 2008 SINTENREMEN.COM PERUSAHA DAFTAR AKUN Per : 02 Januari 2008 NO AKUN NAMA AKUN SALDO AWAL 1111 Kas di

Lebih terperinci

contoh soal akuntansi perusahaan dagang

contoh soal akuntansi perusahaan dagang contoh soal akuntansi perusahaan dagang 1.3 Siklus Akuntansi Pada Perusahaan Dagang Siklus Akuntansi pada Perusahaan Dagang tidak berbeda dengan Perusahaan Jasa. Baik dalam Perusahaan Jasa maupun Perusahaan

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEUANGAN BAB 6 - TAGIHAN M. REZEKI APRILIYAN, SE., MM.

AKUNTANSI KEUANGAN BAB 6 - TAGIHAN M. REZEKI APRILIYAN, SE., MM. AKUNTANSI KEUANGAN BAB 6 - TAGIHAN M. REZEKI APRILIYAN, SE., MM. Tagihan merupakan klain yang akan dilunasi dengan uang Klasifikasi: Piutang tidak didukung janji tertulis Piutang Dagang (usaha) Piutang

Lebih terperinci

PROGRAM S1 JURUSAN AKUNTANSI

PROGRAM S1 JURUSAN AKUNTANSI SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI PENJUALAN CICILAN MOTOR PADA CV.CEMPAKA MANDIRI UKUI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Ujian Oral Komprehensif Sarjana Lengkap Pada Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

AKUNTANSI BAB III AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

AKUNTANSI BAB III AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AKUNTANSI BAB III AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG Drs. Heri Yanto, MBA, PhD Niswah Baroroh, SE, M.Si Kuat Waluyojati, SE, M.Si KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Pada umumnya piutang diklasifikasikan menjadi :

Pada umumnya piutang diklasifikasikan menjadi : BAB PIUTANG DAGANG / USAHA 1. PENDAHULUAN Penjualan barang atau jasa adalah merupakan sumber pendapatan perusahaan. Dalam melaksanakan penjualan kepada para konsumen, perusahaan dapat melakukannya secara

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

BAB VII PENDAPATAN : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

BAB VII PENDAPATAN : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN BAB VII PENDAPATAN : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN A. PENGERTIAN (Dewi Ratnaningsih, 1998 : 66) Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu

Lebih terperinci

PT. BPR BUMIASIH NBP 13 STABAT ANGGARAN DAN REALISASI BIAYA OPERASIONAL TAHUN 2008 KUMULATIP

PT. BPR BUMIASIH NBP 13 STABAT ANGGARAN DAN REALISASI BIAYA OPERASIONAL TAHUN 2008 KUMULATIP Tabel.1 ANGGARAN DAN REALISASI BIAYA OPERASIONAL TAHUN 2008 KUMULATIP (Dalam Ribuan Rupiah) NO BIAYA OPERASIONAL ANGGARAN REALISASI VARIANS % Pertumbuhan 1 Bunga a. Kepada Bank Indonesia - - - - b. Kepada

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Munawir (2010; 96) menjelaskan bahwa salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi- transaksi tersebut dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 9 MUHAMMAD WADUD

PERTEMUAN 9 MUHAMMAD WADUD PERTEMUAN 9 MUHAMMAD WADUD PENGELOLAAN HARTA PENGATURAN PENGELUARAN PENGELOLAAN UTANG CARA PEMBAYARAN UTANG PENGELOLAAN PENGELUARAN UTANG DIMASA DATANG LAPORAN KEUANGAN ADA EMPAT KELOMPOK BESAR HARTA PRODUKTIF

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan kerangka teoritis yang telah diuraikan pada BAB II, maka pada bab

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan kerangka teoritis yang telah diuraikan pada BAB II, maka pada bab BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berdasarkan kerangka teoritis yang telah diuraikan pada BAB II, maka pada bab ini akan membahas perlakuan akuntansi sewa pada PT FMA Finance. Metode pembahasan dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan pada Bab II, maka bab ini peneliti akan membahas mengenai Perlakuan Akuntansi Pendapatan atas Pembiayaan Murabahah

Lebih terperinci

SOAL DAN JAWABAN AKUNTANSI KORPORASI

SOAL DAN JAWABAN AKUNTANSI KORPORASI SOAL DAN JAWABAN AKUNTANSI KORPORASI 1. Dijual 50 unit rumah BTN seharga Rp.12.000.000,- dengan Harga Pokok Rp.10.000.000,- Bunga 20% / th. Pembayaran dilakukan tiap semester selama 5 th. Dengan Uang Muka

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN LINGKUNGANNYA. DASAR-DASAR AKUNTANSI Eka Dewi Nurjayanti, S.P.,M.Si

AKUNTANSI DAN LINGKUNGANNYA. DASAR-DASAR AKUNTANSI Eka Dewi Nurjayanti, S.P.,M.Si AKUNTANSI DAN LINGKUNGANNYA DASAR-DASAR AKUNTANSI Eka Dewi Nurjayanti, S.P.,M.Si DEFINISI AKUNTANSI Akuntansi adalah bahasa bisnis atau bahasa pengambilan keputusan. Dari sudut pemakai Akuntansi adalah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia,

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk menerapkan murabahah pesanan yang bersifat mengikat. PT. Bank Muamalat Indonesia,

Lebih terperinci

PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI

PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI Pencatatan transaksi usaha yang terjadi dalam perusahaan dilakukan berdasarkan konsep persamaan akuntansi (accounting equation). Persamaan akuntansi

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG (METODE FISIK)

AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG (METODE FISIK) AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG (METODE FISIK) Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan utamanya melakukan transaksi beli dan jual barang dagangan. Barang dagangan adalah aktiva atau barang yang dibeli

Lebih terperinci

BAB 6 AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG. xxx

BAB 6 AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG. xxx BAB 6 AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG Ad. 5) Harga Pokok Penjualan (Cost of Good Sold) Harga pokok penjualan merupakan ciri khas perusahaan dagang dan industri yang tidak dimiliki oleh perusahaan jasa. Berikut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud.

BAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud. BAB II LANDASAN TEORI Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh entitas, Standar Akuntansi

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KUANTITAS ANGSURAN DAN PENINGKATAN UNIT PENJUALAN KENDARAAN BERMOTOR PADA DEALER RESMI MOTOR PT NIAGA UTAMA SEJAHTERA

ANALISIS TINGKAT KUANTITAS ANGSURAN DAN PENINGKATAN UNIT PENJUALAN KENDARAAN BERMOTOR PADA DEALER RESMI MOTOR PT NIAGA UTAMA SEJAHTERA ANALISIS TINGKAT KUANTITAS ANGSURAN DAN PENINGKATAN UNIT PENJUALAN KENDARAAN BERMOTOR PADA DEALER RESMI MOTOR PT NIAGA UTAMA SEJAHTERA Mutiara Wahyuni Choirul Anwar ABSTRAK. Karya Ilmiah ini bertujuan

Lebih terperinci

PELATIHAN PENCATATAN KEUANGAN UNTUK USAHA KECIL

PELATIHAN PENCATATAN KEUANGAN UNTUK USAHA KECIL PELATIHAN PENCATATAN KEUANGAN UNTUK USAHA KECIL Oleh: Amanita Novi Yushita, SE. amanitanovi@uny.ac.id * Makalah ini disampaikan pada Program Pengabdian pada Masyarakat Optimalisasi Pengelolaan Usaha Kerajinan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Piutang 2.1.1 Pengertian Piutang Secara umum piutang merupakan hak atas uang, barang dan jasa kepada orang lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

Lebih terperinci

PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI

PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI Pencatatan transaksi usaha yang terjadi dalam perusahaan dilakukan berdasarkan konsep persamaan akuntansi (accounting equation). Persamaan akuntansi merupakan catatan tentang

Lebih terperinci

5 BAB PENCATATAN AYAT JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG

5 BAB PENCATATAN AYAT JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG 5 BAB PENCATATAN AYAT JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG PETA KONSEP Jurnal penyesuaian terdiri dari Persediaan Beban yang masih harus dibayar Pendapatan yang masih harus diterima Beban diterima di muka

Lebih terperinci

PENDAPATAN : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

PENDAPATAN : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PENDAPATAN : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN A. Pengertian Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode yang mengakibtakan kenaikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Piutang Penjualan barang dan jasa dari perusahaan pada saat ini banyak dilakukan dengan kredit sehingga ada tenggang waktu sejak penyerahan barang dan jasa sampai

Lebih terperinci

Financial Check List. Definisi Pembiayaan. Mengapa Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan? Kapan Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan?

Financial Check List. Definisi Pembiayaan. Mengapa Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan? Kapan Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan? Daftar Isi Financial Check List 1 01 Definisi Pembiayaan 3 02 Mengapa Masyarakat Memerlukan Jasa Pembiayaan? 5 5 03 Kapan Masyarakat Memerlukan Jasa Pembiayaan? 6 6 04 Siapa Saja Nasabah 8 Jasa Pembiayaan?

Lebih terperinci

A. Mengenal Transaksi pada Perusahaan Dagang

A. Mengenal Transaksi pada Perusahaan Dagang A. Mengenal Transaksi pada Perusahaan Dagang A. Pilihan Ganda 1. Jawaban: d Perusahaan dagang merupakan bentuk usaha yang kegiatan utamanya membeli barang dagang untuk dijual kembali kepada masyarakat.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS 59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses

Lebih terperinci

Pertemuan ke-v AKUNTANSI PIUTANG AKUNTANSI PAJAK. Iwan Efriandy, SE.,M.Si.Ak.CA

Pertemuan ke-v AKUNTANSI PIUTANG AKUNTANSI PAJAK. Iwan Efriandy, SE.,M.Si.Ak.CA AKUNTANSI PIUTANG PIUTANG Merupakan bagian dari aset lancar yang diharapkan dapat direalisasikan dalam siklus aset operasi berjalan. Jenis piutang menurut sumber terjadinya: Piutang usaha (account receivable-a/r):

Lebih terperinci

Kas merupakan arus kas yang terjadi karena kegiatan operasi perusahaan.

Kas merupakan arus kas yang terjadi karena kegiatan operasi perusahaan. Prakiraan dan Perencanaan Keuangan Arus Kas Dalam Perusahaan Analisis Sumber dan Penggunaan Dana Perencanaan Keuangan Perencanaan Keuangan dan Perencanaan Strategis Arus Kas Dalam Perusahaan Kas merupakan

Lebih terperinci

PIUTANG DAGANG & PIUTANG WESEL

PIUTANG DAGANG & PIUTANG WESEL PIUTANG DAGANG & PIUTANG WESEL 1. Pengertian Piutang Piutang adalah tagihan yang ditujukan baik itu kepada individu-individu maupun kepada perusahaan lain yang akan diterima dalam bentuk kas (Slamet Sugiri,

Lebih terperinci

PENYESUAIAN PEMBUKUAN. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

PENYESUAIAN PEMBUKUAN. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM PENYESUAIAN PEMBUKUAN Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Tujuan pembuatan neraca saldo adalah untuk mempersiapkan penyusunan laporan keuangan. Namun, karena data yang tercantum dalam neraca saldo masih memerlukan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Salah satu fungsi akuntansi adalah mencatat transaksi-transaksi yang terjadi serta pengaruhnya terhadap aktiva, utang modal,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Sistem Akuntansi Sistem akuntansi yang diterapkan secara memadai sangat membantu manajemen dalam menghadapi masalah yang muncul. Berikut ini akan diuraikan beberapa definisi tentang

Lebih terperinci

DR. Dudi Rudianto, SE, MSi. Jl. Raya Ekonomi B/16 Komp. YPKP Bandung (022) / Fax (022)

DR. Dudi Rudianto, SE, MSi. Jl. Raya Ekonomi B/16 Komp. YPKP Bandung (022) / Fax (022) CURRENT LIABILITIES By : DR. Dudi Rudianto, SE, MSi. Jl. Raya Ekonomi B/16 Komp. YPKP Bandung (022) 7232288/ 08122488071 Fax (022) 7201756 Email : duddyrudianto@telkom.netdd di t Financing Decisions :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional, sehingga kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan.

BAB I PENDAHULUAN. nasional, sehingga kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Koperasi adalah salah satu pelaku ekonomi yang sangat berperanan didalam memeratakan pembangunan nasional, dimana koperasi merupakan wadah untuk mengalang kemampuan

Lebih terperinci

Pertemuan 13 Penyusunan Anggaran Kas Disarikan dari Yusnita, Wenny dan sumber2 relevan lainnya

Pertemuan 13 Penyusunan Anggaran Kas Disarikan dari Yusnita, Wenny dan sumber2 relevan lainnya Pertemuan 13 Penyusunan Anggaran Kas Disarikan dari Yusnita, Wenny dan sumber2 relevan lainnya Beberapa istilah anggaran kas Anggaran Kas disebut juga sebagai: o Anggaran Perubahan Kas o Anggaran Penggunaaan

Lebih terperinci

NERACA BULANAN BPR BESERTA REKENING ADMINISTRATIF

NERACA BULANAN BPR BESERTA REKENING ADMINISTRATIF NERACA BULANAN BPR BESERTA REKENING ADMINISTRATIF Form - 01 01 601857 001 No. Aset Sandi Jumlah Aset 1 Kas 100 3,712,408 2 Kas dalam valuta asing 3) 102 0 3 Surat berharga 4) 110 0 4 Pendapatan bunga yang

Lebih terperinci

RINGKASAN AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

RINGKASAN AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG NAMA : EKO KRISTIAWAN NIRM : 3130076 FAKULTAS EKONOMI RINGKASAN AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG TAHAP PENCATATAN SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG A. Pengertian Perusahaan Dagang Perusahaan Dagang adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Akuntansi 1. Pengertian Akuntansi Akuntansi menurut Weygandt dkk. (2007:4) adalah sebagai berikut : Suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan, mencatat, dan mengomunikasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan mempunyai harta (aktiva) untuk mendukung kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan mempunyai harta (aktiva) untuk mendukung kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan mempunyai harta (aktiva) untuk mendukung kegiatan usahanya. Aktiva itu dibagi menjadi dua yaitu: aktiva lancar dan aktiva tetap. Aktiva

Lebih terperinci

MODUL 3 DASAR DASAR PROSEDUR PEMBUKUAN

MODUL 3 DASAR DASAR PROSEDUR PEMBUKUAN MODUL 3 DASAR DASAR PROSEDUR PEMBUKUAN Tujuan pembelajaran. Setelah mempelajari bab ini, diharapkan mampu untuk: 1. Menyebutkan nama nama rekening yang sering dipergunakan dan hal hal yang dicatat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan serangkaian aktivitas-aktivitas yang bersifat ekonomis, dimana dari

BAB I PENDAHULUAN. melakukan serangkaian aktivitas-aktivitas yang bersifat ekonomis, dimana dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya perusahaan didirikan sebagai suatu kesatuan usaha dengan melakukan serangkaian aktivitas-aktivitas yang bersifat ekonomis, dimana dari aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan

BAB II LANDASAN TEORI. Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan BAB II LANDASAN TEORI A. AKUNTANSI Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan ekonomi dan keuangan semakin disadari oleh para usahawan. Peranan akuntansi dalam membantu

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL JURNAL, BUKU BESAR & NERACA SALDO PERUSAHAAN DAGANG

LATIHAN SOAL JURNAL, BUKU BESAR & NERACA SALDO PERUSAHAAN DAGANG LATIHAN SOAL JURNAL, BUKU BESAR & NERACA SALDO PERUSAHAAN DAGANG Perusahaan dagang TaVi Sport adalah perusahaan dagang yang bergerak dalam bidang penjualan alat-alat olahraga. TaVi Sport membeli barang

Lebih terperinci

ANALISIS PSAK 102 (REVISI 2013) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK KEPEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR (KKB) BRISYARIAH IB

ANALISIS PSAK 102 (REVISI 2013) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK KEPEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR (KKB) BRISYARIAH IB Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN: 2460-2159 ANALISIS PSAK 102 (REVISI 2013) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK KEPEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR (KKB) BRISYARIAH IB 1 Renka Suka Alamsyah,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam kedaan siap dipakai atau dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan,

Lebih terperinci

f 2010 Debet Kredit April 2 Kas Simpanan Pokok

f 2010 Debet Kredit April 2 Kas Simpanan Pokok Tangga Keterangan l f 21 Debet Kredit April 2 Kas 1.. Simpanan Pokok 1.. Re Saldo April 6 Peralatan Kantor 22.. Kas 7.. Utang Usaha 15.. April 7 Perlengkapan Kantor 2.. Kas 2.. Mei 2 Kas 5.. Simpanan Wajib

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menginginkan keuntungan yang optimal atas usaha yang dijalankannya.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menginginkan keuntungan yang optimal atas usaha yang dijalankannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Suatu kegiatan usaha (bisnis) yang dijalankan oleh suatu perusahaan, tentulah memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh pemilik dan manajemen. Pemilik

Lebih terperinci

PDF created with pdffactory Pro trial version

PDF created with pdffactory Pro trial version MASALAH BUNGA DALAM PENJUALAN ANGSURAN Dalam penjualan angsuran pada umumnya ada 4 kebijakan yang berkaitan dengan cara perhitungan bunga. 1. Bunga diperhitungkan dari sisa harga selama jangka waktu angsuran

Lebih terperinci

Ill. SIKLUS AKUNTANSI

Ill. SIKLUS AKUNTANSI Ill. SIKLUS AKUNTANSI Akuntansi selalu akan melaporkan posisi keuangan dengan menunjukkan aktiva sebagai sumber ekonomi dengan pasiva atau asal pendanaan aktiva tersebut. Hubungan fungsional ini juga digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Keuangan Daerah Pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

Lebih terperinci

IV. PENYESUAIAN. Universitas Gadjah Mada

IV. PENYESUAIAN. Universitas Gadjah Mada IV. PENYESUAIAN mencatat (menjurnal dan mengakunkan) data-data transaksi akhir tahun sehingga jumlah yang terdapat dalam tiap rekening sesuai dengan kenyataannya. Manfaat penyesuaian: 1. Kepraktisan Jika

Lebih terperinci

1. Pengertian Biaya Pemasaran 2. Penggolongan Biaya Pemasaran

1. Pengertian Biaya Pemasaran 2. Penggolongan Biaya Pemasaran 1. Pengertian Biaya Pemasaran Biaya pemasaran adalah semua biaya yang sejak saat produk selesai diproduksi dan disimpan dalam gudang sampai dengan produk tersebut berubah kembali dalam bentuk uang tunai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan bagian dari harta kekayaan perusahaan yang memiliki manfaat ekonomi lebih dari satu periode akuntansi. Manfaat menunjukkan

Lebih terperinci

KAS. Menjual. Menerima Kas. Jasa PIUTANG. Belum buat ilustrasi posting buku besar. 13. Gamabaran Umum Perusahaan Dagang

KAS. Menjual. Menerima Kas. Jasa PIUTANG. Belum buat ilustrasi posting buku besar. 13. Gamabaran Umum Perusahaan Dagang Belum buat ilustrasi posting buku besar 13. Gamabaran Umum Perusahaan Dagang Perusahaan yang kegiatannya membeli barang dan menjualnya kembali tanpa merubah atau memproses lebih lanjut barang tersebut.

Lebih terperinci

Pertemuan Ketiga PIUTANG

Pertemuan Ketiga PIUTANG Pertemuan Ketiga PIUTANG PENGERTIAN TAGIHAN Penjualan barangbarang dan jasajasa dari perusahaan pada saat ini banyak dilakukan dengan kredit sehingga ada tenggang waktu sejak penyerahan barang atau jasa

Lebih terperinci

7. Pembelian Persediaan

7. Pembelian Persediaan PERUSAHAAN DAGANG 7. Pembelian Persediaan Ada dua sistem pencatatan persediaan a. Sistem Persediaan Periodik (Periodic Inventory System) b. Sistem Persediaan Perpetual (Perpetual Inventory System) Perbadingan

Lebih terperinci

JURNAL PENYESUAIAN. Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda

JURNAL PENYESUAIAN. Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda JURNAL PENYESUAIAN Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda Pada akhir topik ini mahasiswa diharapkan dapat: Memahami maksud dan tujuan dibuatnya jurnal penyesuaian Menentukan rekening/perkiraan apa

Lebih terperinci

Akuntansi Modal Bank K E L O M P O K 4 : H A F I L I A P O N G G O H O N G S U S A N T I A S S A S A R W I N D A S A R I R I K I K U M A U N A N G

Akuntansi Modal Bank K E L O M P O K 4 : H A F I L I A P O N G G O H O N G S U S A N T I A S S A S A R W I N D A S A R I R I K I K U M A U N A N G Akuntansi Modal Bank K E L O M P O K 4 : H A F I L I A P O N G G O H O N G S U S A N T I A S S A S A R W I N D A S A R I R I K I K U M A U N A N G Materi: 2 1 2 3 Klasifikasi Modal Bank Rasio Kecukupan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan konsep-konsep dasar yang telah dibahas dalam bab II dan latar belakang permasalahan yang diuraikan dalam skripsi ini akan dibahas dari sudut pandang standart

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN Sistematika pembahasan yang dilakukan terhadap KOPKAR ADIS adalah berdasarkan akun-akun yang terdapat di dalam laporan keuangan dengan melakukan analisis dan evaluasi

Lebih terperinci

Soal Akuntansi Perusahaan Dagang

Soal Akuntansi Perusahaan Dagang Soal Akuntansi Perusahaan Dagang Pak Jono adalah seorang pengusaha toko kelontong yang kini melebarkan usaha UKM yang di milikinya menjadi sebuah minimarket sekaligus grosir yang ia beri nama Mitra Mart.

Lebih terperinci