KAJIAN OVERDISPERSI PADA REGRESI POISSON BERDASARKAN MODEL GENERALIZED POISSON MARTISAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN OVERDISPERSI PADA REGRESI POISSON BERDASARKAN MODEL GENERALIZED POISSON MARTISAH"

Transkripsi

1 KAJIAN OVERDISPERSI PADA REGRESI POISSON BERDASARKAN MODEL GENERALIZED POISSON MARTISAH DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Kajian Overdispersi pada Regresi Poisson Berdasarkan Model Generalized Poisson adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Januari 2014 Martisah NIM G

4 ABSTRAK MARTISAH. Kajian Overdispersi pada Regresi Poisson Berdasarkan Model Generalized Poisson. Dibimbing oleh KUSMAN SADIK dan DIAN KUSUMANINGRUM. Model Generalized Poisson (GP) merupakan salah satu model yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah overdispersi pada data Poisson. Pendeteksian overdispersi pada data simulasi menggunakan statistik uji skor, uji SSR-LRT, dan uji Wald. Data simulasi yang digunakan dibangkitkan mengikuti sebaran GP. Kebaikan model GP dianalisis menggunakan metode Root Mean Square Error (RMSE) serta Akaike Information Criteria (AIC). Selain data simulasi, penelitian ini juga menggunakan data aplikasi berupa data kasus gizi buruk di Kabupaten Lombok Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa data aplikasi yang digunakan mengalami overdispersi pada taraf nyata 5% dan didapatkan bahwa persentase keluarga yang tinggal di pemukiman kumuh berpengaruh nyata terhadap penyebaran kasus gizi buruk di Lombok Barat. Pada data simulasi didapatkan bahwa kuasa uji untuk uji skor cenderung lebih baik dibandingkan uji yang lain, sehingga penggunaan uji skor lebih disarankan di dalam mendeteksi masalah overdispersi. Kata kunci : Generalized Poisson, kuasa uji, uji SSR-LRT, uji skor, uji Wald. ABSTRACT MARTISAH. Overdispersion Assessment in Poisson Regression Based on Generalized Poisson Model. Supervised by KUSMAN SADIK and DIAN Kusumaningrum. Generalized Poisson (GP) model is one model that can be used to overcame overdispersion in Poisson data. Detection of overdispersion in simulation data used score test, SSR-LRT test, and Wald test. Simulation data was generated based on the GP distribution. Goodness of fit of GP models in this study were analyzed by using the Root Mean Square Error (RMSE) and Akaike Information Criteria (AIC). In addition to the simulation data, this study also used applied case study data which malnutrition data in West Lombok. The results showed that the applied case study used indicated overdispersion at 5% significance level and the percentage of families living in slum area have impact on the spread of malnutrition in West Lombok. The simulation data showed that power of test of score test is more better than the other test, so that score test is consider as the most appropriate test in detecting overdispersion. Keywords: Generalized Poisson, power of test, score test, SSR-LRT test, Wald test.

5 KAJIAN OVERDISPERSI PADA REGRESI POISSON BERDASARKAN MODEL GENERALIZED POISSON MARTISAH Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Statistika pada Departemen Statistika DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

6

7 Judul Skripsi : Kajian Overdispersi pada Regresi Poisson Berdasarkan Model Generalized Poisson Nama : Martisah NIM : G Disetujui oleh Dr Kusman Sadik, MSi Pembimbing I Dian Kusumaningrum, MSi Pembimbing II Diketahui oleh Dr Ir Hari Wijayanto, MSi Ketua Departemen Tanggal Lulus:

8 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan karya ilmiah yang berjudul Kajian Overdispersi pada Regresi Poisson Berbasis Model Generalized Poisson. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Kusman Sadik, MSi selaku pembimbing utama dan Ibu Dian Kusumaningrum, MSi selaku pembimbing anggota, atas bimbingan dan motivasi yang diberikan selama kegiatan penelitian dan penulisan karya ilmiah ini. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada kedua orangtua yang selalu memberikan doa dan motivasi baik moril maupun material kepada penulis. Tidak lupa kepada adik dan kakak tercinta atas perhatian dan motivasinya. Penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) Kementerian Agama RI atas bantuan beasiswa yang diberikan sehingga penulis bisa menyelesaikan studinya hingga selesai. Terima kasih saya ucapkan juga kepada Ustad Ece Hidayat, Ustad Abdurrahman, dan Ustad Dudi Supiandi beserta para keluarga yang telah memberikan nasihat-nasihat yang berharga dalam kehidupan. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman Statistika 46, CSS MORA 46 serta rekan-rekan santri/at Al-Ihya Darmaga yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Januari 2014 Martisah

9 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL ix DAFTAR GAMBAR ix DAFTAR LAMPIRAN ix PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 2 TINJAUAN PUSTAKA 2 Sebaran Poisson 2 Generalized Linear Model (GLM) 2 Model Poisson 2 Mendeteksi Overdispersi 3 Uji Skor 3 Uji Wald 3 Uji SSR-LRT 4 Model Generalized Poisson (GP) 4 METODE 4 Data 4 Data Simulasi 5 Data Aplikasi 5 Prosedur 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 6 Data Simulasi 6 Eksplorasi Data Aplikasi 10 Identifikasi Overdispersi Data Aplikasi 11 Model Terbaik Data Aplikasi 11 Model Generalized Poisson (GP) Data Aplikasi 12 SIMPULAN 13 DAFTAR PUSTAKA 13 LAMPIRAN 15 RIWAYAT HIDUP 18

10

11 DAFTAR TABEL 1 Nilai kuasa uji untuk uji skor, SSR-LRT, dan uji Wald pada berbagai 8 kondisi n dan φ 2 Nilai AIC dan RMSE dari model Poisson dan model GP 10 3 Hasil uji multikolinieritas 11 4 Nilai AIC dan RMSE dari model Poisson dan model GP 12 5 Nilai dugaan parameter GP 12 DAFTAR GAMBAR 1 Sebaran jumlah penderita gizi buruk pada 10 desa dengan jumlah penderita gizi buruk tertinggi 9 DAFTAR LAMPIRAN 1 Grafik hasil simulasi pada berbagai data amatan 15 2 Hasil simulasi AIC pada berbagai n 16 3 Hasil simulasi RMSE pada berbagai n 17

12

13 PENDAHULUAN Latar Belakang Model Poisson merupakan salah satu model yang dapat digunakan untuk menganalisis data dengan peubah respon berupa data cacah yang diharapkan jarang terjadi. Misalnya data banyaknya penderita kanker serviks di suatu daerah, banyaknya kecelakaan mobil setiap bulan, dan banyaknya penderita gizi buruk di suatu desa. Penerapan model Poisson pada data cacah harus memenuhi beberapa asumsi, salah satunya adalah asumsi equidispersi. Asumsi ini mengharuskan ragam dan nilai tengah dari peubah responnya harus bernilai sama. Akan tetapi di dalam penerapannya, asumsi equidispersi ini sulit terpenuhi karena ragam peubah respon seringkali lebih besar atau lebih kecil dari nilai tengahnya. Kondisi data dengan ragam yang lebih besar dari nilai tengah peubah respon disebut overdispersi, sedangkan ragam peubah respon yang lebih kecil dari nilai tengah peubah respon disebut underdispersi (Ismail dan Jemain 2007). Menurut Molla dan Muniswamy (2012), data overdispersi yang dianalisis menggunakan model Poisson akan mengakibatkan galat baku bagi parameter dugaan regresi akan berbias ke bawah, sehingga menyebabkan kesalahan dalam penarikan kesimpulan regresi. Akibatnya model Poisson tidak tepat digunakan pada data overdispersi. Diperlukan suatu analisis alternatif untuk mengatasi masalah overdispersi tersebut. Salah satu model regresi yang dapat digunakan adalah model Generalized Poisson (GP). Model GP tidak hanya mampu menganalisis data cacah dengan kasus overdispersi saja, melainkan juga untuk kasus underdispersi. Namun penelitian ini hanya difokuskan pada masalah overdispersi berdasarkan penelitian Yang et al. (2009). Data cacah yang akan dianalisis menggunakan model Poisson harus dipastikan tidak mengalami overdispersi terlebih dahulu agar model Poisson yang akan digunakan merupakan model yang tepat. Penentuan uji di dalam mendeteksi overdispersi perlu dilakukan untuk melihat uji yang paling baik di dalam mendeteksi overdispersi. Menurut Yang et al. (2009), overdispersi pada data amatan dapat dideteksi menggunakan uji skor, uji Signed Square-Root of Likelihood Ratio Test (SSR-LRT), dan uji Wald. Pada penelitian ini digunakan metode simulasi untuk membandingkan nilai kuasa uji dari ketiga statistik uji tersebut. Nilai kuasa uji merupakan peluang untuk menolak hipotesis nol yang salah dalam suatu pengujian. Menurut Engle (1984), statistik uji yang disarankan penggunaannya di dalam mendeteksi overdispersi adalah statistik uji yang memiliki nilai kuasa uji yang paling tinggi diantara yang lainnya. Penelitian dilanjutkan dengan analisis model terbaik antara model regresi Poisson dan model GP dari data amatan yang telah dibangkitkan. Model terbaik diidentifikasi menggunakan nilai Akaike Information Criteria (AIC) serta Root Mean Square Error (RMSE) terkecil dari kedua model tersebut. Selain menggunakan data simulasi, penelitian ini juga menggunakan data aplikasi sebagai penerapan dari hasil analisis metode simulasi. Data aplikasi yang digunakan berupa analisis kasus gizi buruk di Kabupaten Lombok Barat, NTB. Penggunaan data aplikasi digunakan sebagai penerapan sederhana dari hasil metode simulasi di dalam mendeteksi masalah overdispersi pada data cacah.

14 2 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Membandingkan nilai kuasa uji dari statistik uji skor, uji Wald, dan uji SSR- LRT untuk menguji overdispersi pada regresi Poisson berdasarkan model GP 2. Membandingkan nilai AIC serta RMSE dari data amatan untuk melihat model terbaik antara model Poisson dan model GP dari data yang telah dibangkitkan. TINJAUAN PUSTAKA Sebaran Poisson Peubah acak Y dikatakan menyebar Poisson dengan parameter µ jika nilainya merupakan bilangan cacah y = 0, 1, 2,... dengan fungsi kepekatan peluang adalah sebagai berikut (Yang et al. 2009): P(y i, µ i ) = e-µ µ y y! dengan µ adalah rata-rata banyaknya kejadian dalam suatu interval tertentu. Nilai tengah dan ragam dari sebaran Poisson adalah E Y =Var Y =µ. Kesamaan nilai tengah dan ragam ini disebut equidispersi (Long 1997). Generalized Linear Model (GLM) Generalized Linear Model (GLM) merupakan perluasan dari model regresi linear klasik untuk mengatasi kendala peubah respon yang tidak menyebar normal. McCullagh dan Nelder (1989) menyatakan ada tiga komponen utama dalam GLM yaitu : 1. Komponen acak; yaitu komponen yang menyatakan sebaran dari peubah respon (Y) yang berasal dari keluarga sebaran eksponensial. 2. Komponen sistematik; yaitu komponen yang menyatakan fungsi linear dari peubah-peubah penjelas yang digunakan: η = β 1 x 1i + β 2 x 2i + β 3 x 3i + + β k x ki 3. Fungsi penghubung g(.); menyatakan fungsi dari nilai harapan komponen acak sama dengan komponen sistematik, sehingga η = g(µ). Model Poisson Regresi Poisson termasuk ke dalam GLM karena fungsi sebaran Poisson merupakan anggota dari keluarga eksponensial yang dapat dituliskan sebagai berikut: f(y i, µ i ) = exp [y i log(µ i ) - µ i - log(y i!)] dengan µ i merupakan nilai harapan y i yang bergantung pada peubah bebasnya.

15 Fungsi penghubung untuk regresi Poisson adalah (Mc Cullagh dan Nelder 1989): η i = log(µ i ) = x T i β fungsi penghubung log menjamin bahwa nilai peubah responnya akan bernilai non-negatif. Model regresi Poisson dapat dituliskan (Long 1997): ln(µ i ) = x T i β = β 0 + β 1 x i1 + β 2 x i β k x ik Pendugaan parameter koefisien regresi Poisson diduga dengan menggunakan metode Maximum Likelihood Estimation (MLE). Fungsi kemungkinan dari regresi Poisson adalah (Myers 1989): n L(y i, µ i ) = P(y i,µ i ) i=1 = exp n exp µ n i=1 i { exp µ i i=1 } y i n i=1 y i! dengan logaritma natural bagi fungsi kemungkinannya adalah: n log L(y i, µ i ) = i=1 [y i log(µ i ) - µ i - log(y i!)] dengan µ i = exp (x T i β), sehingga: n log L(y i,x i, β) = i=1 [y i (x T i β) - exp (x T i β) - log(y i!)] (Cameron dan Trivedi 1999). 3 Mendeteksi Overdispersi Yang et al. (2009) menyatakan bahwa overdispersi pada data amatan dapat dideteksi menggunakan uji skor, uji SSR-LRT, dan uji Wald. Pengujian ketiga statistik uji tersebut dapat menggunakan hipotesis: H0 : ϕ = 0 dan H1 : ϕ > 0 dengan taraf nyata yang digunakan adalah sebesar 5%. Uji Skor Penggunaan statistik uji skor di dalam mendeteksi masalah overdispersi menggunakan (Yang et al. 2009): S ϕ = n i=1 ( y i -µ i 2 -y i ) n 2 2 i=1 µ i dengan µ i merupakan nilai tengah yang didapatkan dari model Poisson. Aturan keputusan bagi uji skor adalah tolak H0 jika S ϕ > z α. Uji Wald Statistik uji Wald didefinisikan sebagai rasio dari dugaan φ terhadap galat baku dari dugaan ϕ (Famoye et al. 2004), yang dapat dituliskan sebagai berikut: W = SE (φ) dengan φ adalah dugaan dari parameter dispersi dan SE (φ) merupakan penduga galat baku bagi φ. Aturan keputusan bagi uji Wald adalah tolak H0 jika W > z α. φ

16 4 Uji SSR-LRT Uji LRT (Likelihood Ratio Test) pada model GP didefinisikan sebagai (Yang et al. 2009): LRT = -2[l µ - l µ, φ ] dengan l µ adalah nilai maksimum likelihood dari model regresi Poisson, sedangkan l µ, φ adalah nilai maksimum likelihood dari model GP. Penambahan fungsi akar kuadrat pada model LRT di atas akan mengakibatkan model LRT tersebut mengikuti sebaran normal baku dan didefinisikan sebagai uji SSR-LRT (Signed-Square Root of Likelihood Ratio Test) dengan rumusan sebagai berikut: LRT = -2[l µ - l µ, φ ] Penelitian ini difokuskan pada uji SSR-LRT yang diasumsikan mengikuti sebaran normal baku. Aturan keputusan bagi uji SSR-LRT adalah tolak H0 jika SSR-LRT > z α. Model Generalized Poisson (GP) Fungsi peluang untuk sebaran GP adalah (Famoye et al. 2004): y µ i f y i,µ i,φ = i 1+φy y i -1 i exp -µ i (1+φy i ) 1+φµ i y i! 1+φ µ i dengan nilai tengah E(Y i x i ) = µ i dan ragam V(Y i x i ) = µ i (1 + φµ i ) 2 dimana: x i : vektor berdimensi k-1 β : vektor berdimensi k dari parameter regresi Model GP dapat dituliskan sebagai berikut: log(µ i ) = x T i β = β 0 + β 1 x i1 + β 2 x i β k x ik. Model GP merupakan perluasan dari model regresi Poisson. Apabila nilai ϕ pada model GP di atas bernilai 0, maka fungsi peluang tersebut akan kembali menjadi model Poisson biasa. Terjadinya overdispersi pada data cacah berlaku apabila nilai ϕ pada fungsi peluang tersebut bernilai lebih besar dari nol (ϕ > 0) (Famoye et al. 2004). METODE Data Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data simulasi dan data aplikasi. Data simulasi dibangkitkan menggunakan perangkat lunak R , sedangkan data aplikasi diperoleh dari data Podes 2008 yang difokuskan pada masalah gizi buruk di Kabupaten Lombok Barat.

17 Data Simulasi Secara umum prosedur simulasi ini mengikuti algoritma Yang et al. (2009). Data simulasi didasarkan pada model GP dengan model yang akan dibentuk adalah sebagai berikut: ln(µ i ) = β 0 + β 1 x i1 Parameter yang diperlukan untuk membentuk model tersebut yaitu β 0, β 1, dan peubah bebas x 1, serta φ yang merupakan parameter dispersi dari sebaran GP. Penentuan parameter ditentukan secara subjektif oleh peneliti, dalam hal ini parameter β 0 dan β 1 ditetapkan β 0 = 0.1, dan β 1 = 0.2, sedangkan peubah bebas x 1 dibangkitkan mengikuti sebaran seragam sebanyak n data amatan, dengan n = 40, 70, dan 100. Adapun ϕ ditetapkan secara subjektif oleh peneliti dengan ϕ = 0, 0.025, 0.075, 0.2, 0.5, dan 0.9. Masing-masing φ tersebut digunakan untuk membangkitkan sebaran GP pada masing-masing n (ukuran data amatan). Data Aplikasi Data aplikasi bersumber dari data Podes 2008 dengan fokus penelitian pada data kasus gizi buruk di Kabupaten Lombok Barat. Peubah penjelas yang digunakan pada penelitian ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kasus gizi buruk berdasarkan penelitian Rohimah (2011). Satuan pengamatan yang digunakan adalah sebanyak 121 satuan pengamatan yang merupakan banyaknya desa dan kelurahan yang terdapat di Kabupaten Lombok Barat. Peubah respon yang digunakan adalah banyaknya penderita gizi buruk pada tiap desa/kelurahan (Y) di Kabupaten Lombok Barat, sedangkan peubah penjelas yang digunakan meliputi: 1. Persentase posyandu di setiap desa/kelurahan (X1) 2. Persentase sarana pendidikan SD dan SMP di setiap desa/kelurahan (X2) 3. Persentase keluarga yang bertempat tinggal di pemukiman kumuh di setiap desa/ kelurahan (X3) 4. Persentase keluarga yang anggotanya menjadi buruh tani di setiap desa/kelurahan (X4) 5. Persentase keluarga yang menerima kartu ASKESKIN dalam satu tahun terakhir di setiap desa/ kelurahan (X5) 6. Persentase tenaga kesehatan yang tinggal di desa/kelurahan (X6) 7. Persentase penggunaan lahan tidak berpengairan di setap desa/kelurahan (X7). 5 Prosedur Tahapan analisis yang digunakan untuk simulasi data adalah sebagai berikut: 1. Membangkitkan n buah peubah bebas x 1 yang menyebar seragam (1,2). 2. Menetapkan β 0 dan β 1, dengan β 0 = 0.1 dan β 1 = Mengitung nilai µ i pada masing-masing amatan dengan µ i = exp (β 0 + β i x i1 ) sehingga didapatkan nilai µ sebanyak n. 4. Membangkitkan peubah respon y yang menyebar GP dengan ϕ yang telah ditetapkan (0, 0.025, 0.075, 0.2, 0.5, dan 0.9). Data peubah y didapatkan

18 6 dengan membangkitkan n buah peubah respon y yang menyebar GP (y i ~ GP (µ i, φ)) 5. Melakukan analisis regresi Poisson dan regresi GP pada peubah y yang didapatkan terhadap peubah bebas x Menghitung nilai uji skor, uji SSR-LRT dan uji Wald pada masing-masing n (data amatan) untuk melihat nilai kuasa uji dari ketiga uji tersebut. Hipotesis yang digunakan adalah H0: ϕ = 0 dan H1: ϕ > 0 dengan titik kritis sebesar α = Penolakan H0 terjadi jika nilai yang dihasilkan dari masing-masing statistik uji lebih besar dari nilai z α. 7. Mengulang prosedur 1-5 sebanyak 1000 kali untuk mendapatkan hasil pendugaan yang mewakili populasi. Nilai peubah bebas x 1 yang digunakan pada penelitian ini adalah sama pada setiap ulangan. 8. Meghitung nilai kuasa uji dari masing-masing uji dengan melihat banyaknya jumlah n yang signifikan pada setiap ulangan. 9. Mengulang prosedur 1-7 untuk masing-masing n yaitu n = 40, 70, dan Menghitung nilai AIC dan RMSE pada model Poisson dan model GP. Nilai AIC dirumuskan dengan (Ismail dan Jemain 2007): AIC = -2l + 2p dimana l adalah fungsi kemungkinan dengan semua peubah penjelas, sedangkan p adalah banyaknya parameter yang digunakan. Adapun RMSE didapatkan dengan (Moses dan Devadas 2012): RMSE = ( (y n j=1 j -y j ) 11. Membandingkan AIC dan RMSE pada model Poisson dan model GP. Model dengan nilai AIC serta RMSE yang terkecil merupakan model yang lebih disarankan penggunaannya. Tahapan untuk pemodelan studi kasus gizi buruk adalah sebagai berikut: 1. Melakukan eksplorasi data terhadap peubah penjelas dan peubah respon. 2. Memilih peubah penjelas untuk menghindari multikoliniearitas. 3. Mengidentifikasi terjadinya kasus overdispersi pada data amatan dengan uji skor, uji SSR-LRT, dan uji Wald. 4. Membandingkan nilai AIC dan RMSE pada model Poisson dan model GP. Model dengan nilai AIC serta RMSE yang terkecil merupakan model yang lebih disarankan penggunaannya. 5. Memodelkan data amatan dengan model yang menghasilkan AIC serta RMSE terkecil. 1 n 2 HASIL DAN PEMBAHASAN Data Simulasi Adanya overdispersi pada data amatan dapat dideteksi dengan menggunakan statistik uji Wald, uji SSR-LRT, dan uji skor. Menurut Engle (1984), uji skor merupakan statistik uji yang menggunakan pendekatan hipotesis nol dan mempertimbangkan pergerakan ke arah hipotesis alternatif, sedangkan uji Wald

19 menggunakan pendekatan hipotesis alternatif dan mempertimbangkan pergerakan ke arah hipotesis nol, dan pada LRT (dalam hal ini SSR-LRT) kedua hipotesis (hipotesis nol dan hipotesis alternatif) dibandingkan secara langsung. Penentuan uji terbaik di dalam mendeteksi overdispersi perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil analisis yang sesuai. Statistik uji yang disarankan penggunaannya di dalam mendeteksi overdispersi memiliki nilai kuasa uji yang paling tinggi diantara yang lainnya (Engle 1984). Penelitian ini menggunakan metode simulasi untuk membandingkan nilai kuasa uji dari ketiga statistik uji tersebut. Kuasa uji merupakan peluang untuk menolak hipotesis nol yang salah dalam suatu pengujian (Park 2010). Hipotesis nol yang digunakan pada penelitian ini adalah tidak terjadinya overdispersi pada data amatan (H0: φ = 0), sehingga nilai kuasa uji didefinisikan sebagai peluang menolak hipotesis nol ketika φ yang digunakan tidak bernilai nol. Nilai kuasa uji didapatkan dengan menghitung banyaknya hipotesis nol yang ditolak untuk setiap ulangan yang digunakan pada masing-masing uji (uji skor, uji SSR-LRT, dan uji Wald). Ulangan yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebanyak 1000 kali ulangan, sehingga untuk mendapatkan nilai kuasa uji dilakukan perhitungan banyaknya data dengan hipotesis nol yang ditolak dengan taraf nyata 5% pada masing-masing ulangan. Apabila dari 1000 kali ulangan tersebut didapat 1000 data amatan yang hipotesis nolnya ditolak, maka dikatakan bahwa nilai kuasa uji yang dihasilkan dari uji yang digunakan bernilai 1. Pendeteksian overdispersi pada data hasil simulasi ditunjukkan pada Tabel 1. Pada Lampiran 1 terdapat tiga buah gambar yang merupakan grafik simulasi pada setiap n. Gambar pertama merupakan grafik untuk n = 40, gambar kedua untuk n = 70, dan gambar ketiga untuk n = 100. Ketiga grafik tersebut menunjukkan bahwa semakin besar nilai φ yang digunakan, maka nilai kuasa uji yang dihasilkan akan semakin meningkat. Nilai kuasa uji dilambangkan dengan (1-β) yang merupakan komplemen dari peluang salah jenis II (β) yaitu peluang menerima hipotesis nol padahal kenyataanya salah (Mc.Clave 2010). Semakin kecil nilai β, maka nilai kuasa uji (1- β) yang dihasilkan akan semakin besar. Pada kenyataanya, nilai β merupakan daerah nonpenolakan (penerimaan) bagi hipotesis nol, dan nilai β tersebut akan semakin menurun ketika nilai φ yang sebenarnya semakin jauh dari nilai hipotesis nol (H0 : φ = 0). Karena nilai kuasa uji (1- β) merupakan komplemen dari β, maka menurunnya nilai β akan semakin meningkatkan nilai kuasa uji. Dengan kata lain, untuk setiap n dan nilai α (taraf nyata) yang tetap, semakin kecil nilai β maka nilai kuasa uji akan meningkat bila jarak antara nilai hipotesis nol (H0: φ = 0) dan hipotesis alternatif (H1: φ > 0) semakin besar (McClave 2010). Apabila nilai φ yang digunakan sangat kecil atau bahkan nol, nilai kuasa uji yang dihasilkan akan sangat kecil. Hal ini terjadi karena jarak antara nilai antara nilai hipotesis nol (H0: φ = 0) dan hipotesis alternatif (H1: φ > 0) sangat kecil. Hasil simulasi pada Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai kuasa uji yang dihasilkan akan semakin meningkat seiring dengan semakin besarnya parameter dispersi yang digunakan. Pada parameter dispersi terkecil (φ = 0), terlihat bahwa kuasa uji yang dihasilkan pada masing-masing n dan ϕ sangat kecil dan mendekati nol. Nilai kuasa uji untuk n = 40 adalah sebesar (uji skor), (uji Wald), dan (uji SSR-LRT). Untuk n = 70, nilai kuasa uji yang dihasilkan adalah sebesar (uji skor), (uji Wald), dan (uji skor), 7

20 8 sedangkan untuk n = 100 menghasilkan nilai kuasa uji sebesar (uji skor), (uji Wald), dan (uji SSR-LRT). Pada ϕ > 0, terlihat bahwa nilai kuasa uji dari masing-masing n mulai meningkat dibandingkan ketika ϕ = 0. Hasil simulasi pada uji skor misalkan, untuk n = 40 menunjukkan bahwa untuk φ = nilai kuasa uji yang dihasilkan adalah sebesar 0.125, meningkat menjadi ketika φ = 0.075, ketika φ = 0.1, dan meningkat menjadi ketika φ = 0.2. Untuk n = 70, nilai kuasa uji dari φ = adalah 0.139, meningkat menjadi pada ϕ = 0.075, dan terus meningkat seiring bertambah besarnya parameter dispersi yang digunakan. Untuk n = 100, nilai kuasa uji dari φ = adalah 0.138, meningkat menjadi untuk φ = 0.075, dan bertambah seiring besarnya nilai φ yang digunakan. Pola yang sama terlihat pada uji SSR-LRT maupun uji Wald pada masing-masing n data amatan. Nilai kuasa uji yang dihasilkan akan semakin meningkat seiring dengan bertambah besarnya φ yang digunakan. Tabel 1 Nilai kuasa uji untuk uji skor, SSR-LRT, dan uji Wald pada berbagai kondisi n dan φ Nilai Kuasa Uji n Metode ϕ = Skor Wald SSR-LRT Skor Wald SSR-LRT Skor Wald SSR-LRT Lampiran 1 menunjukkan bahwa untuk ukuran data terbesar, n = 100, kuasa uji bertambah sangat cepat dan semakin mendekati 1 ketika ϕ 0.2, hal yang sama juga terlihat pada n = 70, kuasa uji semakin mendekati 1 ketika ϕ 0.5, dan untuk ukuran data terkecil, n = 40, kuasa uji yang dihasilkan bertambah sangat lambat dan mendekati 1 ketika ϕ 0.9. Hasil simulasi juga menunjukkan bahwa perbedaan antara uji Wald dan uji SSR-LRT cenderung sama pada setiap ukuran data amatan (n), walaupun uji SSR-LRT lebih mendominasi dibandingkan uji Wald. Pada saat ϕ = 0, terlihat bahwa uji yang paling mendominasi adalah uji SSR-LRT, dalam hal ini uji skor belum terlalu sensitif di dalam mendeteksi masalah overdispersi karena ϕ yang digunakan masih sangat kecil. Ketika ϕ yang digunakan mulai membesar (ϕ > 0), kuasa uji dari statistik uji skor mulai menunjukkan kemampuannya di dalam mendeteksi overdispersi. Statistik uji skor semakin mendominasi diantara uji yang lain dan mulai mencapai kemampuan yang sama di dalam mendeteksi overdispersi dengan uji yang lain pada saat ϕ = 0.9 untuk n = 40, ϕ = 0.5 untuk n = 70, ϕ = 0.2 untuk n = 100. Berdasarkan hasil simulasi pada Tabel 1 dan Lampiran 1, terlihat bahwa untuk setiap ϕ > 0, nilai kuasa uji untuk uji skor cenderung selalu lebih tinggi

21 dibandingkan uji Wald maupun uji SSR-LRT, sehingga penggunaan uji skor lebih disarankan di dalam mendeteksi overdispersi dibandingkan dua uji yang lain. Hal ini sesuai dengan pernyataan Molla dan Muniswamy (2012). Pada Lampiran 1 grafik pertama (n = 40), terlihat bahwa nilai kuasa uji untuk ϕ = adalah sebesar 0.283, sedangkan nilai kuasa uji untuk uji Wald dan SSR-LRT yang dihasilkan secara berturut-turut adalah sebesar dan Untuk n = 70 (grafik kedua Lampiran 1) pada ϕ = 0.075, uji skor menghasilkan nilai kuasa uji sebesar 0.367, sedangkan nilai kuasa uji yang dihasilkan dari uji Wald dan uji SSR-LRT masing-masing sebesar dan Pada data amatan n = 100 nilai kuasa uji yang dihasilkan dari uji skor untuk ϕ = adalah sebesar Nilai ini lebih besar daripada nilai uji Wald maupun uji SSR-LRT yang dihasilkan dari nilai ϕ yang sama. Nilai kuasa uji yang dihasilkan dari uji Wald adalah sebesar 0.337, sedangkan untuk uji SSR-LRT diperoleh sebesar Hal yang sama akan berlaku pada setiap ϕ (0.025, 0.1, 0.2, 0.5, dan 0.9), dimana nilai kuasa uji dari uji skor cenderung lebih tinggi dibandingkan uji Wald maupun uji SSR- LRT pada semua data amatan (n). Tabel 2 Nilai AIC dan RMSE dari model Poisson dan model GP RMSE AIC (Kebaikan Model) n ϕ Poisson GP Poisson GP Pemilihan model terbaik antara model Poisson dan model GP dapat dilakukan dengan melihat nilai AIC dari kedua model tersebut. Solusi model terbaik memiliki nilai AIC yang paling kecil (Ismail dan Jemain 2007), sedangkan 9

22 10 nilai RMSE merupakan salah satu ukuran yang dapat digunakan untuk melihat seberapa besar galat yang dihasilkan dari suatu pendugaan (Soedjianto 2006), semakin kecil nilai RMSE yang dihasilkan maka model dikatakan semakin baik. Tabel 2 menunjukkan bahwa untuk data dengan ϕ = 0, nilai RMSE yang dihasilkan pada model Poisson dari setiap amatan akan selalu lebih kecil dibandingkan RMSE dari model GP, sehingga dapat dikatakan bahwa model Poisson pada data dengan kasus equidispersi (ϕ = 0) adalah lebih baik dibandingkan model GP pada penelitian ini. Berbeda halnya dengan kasus equidispersi, pada kasus overdispersi (ϕ > 0) penggunaan model GP lebih disarankan dibandingkan model Poisson, hal ini dapat dilihat dari tabel hasil simulasi yang menunjukkan bahwa nilai RMSE pada model GP selalu lebih kecil dibandingkan model Poisson, sehingga dapat dikatakan bahwa model GP lebih baik dibandingkan model Poisson pada data kasus overdispersi (ϕ > 0). Nilai AIC menunjukkan bahwa untuk n = 40, perbedaan antara penggunaan model Poisson dan model GP belum terlalu jelas pengaruhnya ketika ϕ < 0.1. Ketika ϕ yang digunakan mulai membesar (ϕ 0.1), pengaruh overdispersi mulai terlihat dan AIC untuk model GP terlihat mulai lebih kecil dibandingkan AIC pada model Poisson. Hal yang sama juga terlihat pada saat n = 70 dan 100, perbedaan antara penggunaan model Poisson dan model GP belum terlalu jelas pengaruhnya ketika ϕ < Ketika ϕ 0.075, pengaruh overdispersi mulai terlihat dan AIC untuk model GP terlihat mulai lebih kecil dibandingkan AIC pada model Poisson. Eksplorasi Data Aplikasi Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi NTB. Kabupaten ini terdiri dari 121 desa/kelurahan yang tersebar di 15 kecamatan. Amatan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebanyak 121 amatan yang merupakan banyaknya desa/kelurahan di Kabupaten Lombok Barat pada tahun Dari 121 desa terdapat 28 desa yang tidak terjangkit gizi buruk sama sekali. Sepuluh desa dengan penderita gizi buruk tertinggi disajikan dalam Gambar 1. Gambar 1 Sebaran jumlah penderita gizi buruk pada 10 desa dengan jumlah penderita gizi buruk tertinggi. Gambar 1 menunjukkan bahwa desa dengan jumlah penderita gizi buruk yang tertinggi adalah desa Langko yang terletak di Kecamatan Lingsar dengan jumlah penderita gizi buruk sebesar 29 orang, sedangkan desa dengan gizi buruk tertinggi kedua adalah desa Mambalan dan desa Malaka yang masing-masing terletak di Kecamatan Gunung Sari dan Pemenang dengan jumlah gizi buruk

23 sebesar 28 orang. Penderita gizi buruk tertinggi ketiga tersebar di desa Medana di Kecamatan Tanjung dengan penderita gizi buruk sebesar 26 orang. Penelitian ini menggunakan tujuh faktor sebagai peubah penjelas yang mempengaruhi jumlah penderita gizi buruk sebagai peubah respon. Menurut D El- Dereny dan Rashwan (2011), Variance Inflation Factors (VIF) merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk menguji apakah terdapat multikolinearitas antar peubah bebas pada suatu model regresi berganda. Nilai VIF > 10 menunjukkan terjadi multikolinieritas yang tinggi antar peubah bebas. Hasil pengujian multikolinieritas pada Tabel 3 menunjukkan bahwa seluruh peubah bebas memiliki nilai VIF < 10. Hal ini menunjukkan bahwa pada peubah-peubah bebas yang akan digunakan tidak terjadi kasus multikolinieritas, sehingga tujuh peubah bebas tersebut diikutsertakan d dalam analisis yang lebih lanjut. Tabel 3 Hasil uji multikolinieritas Peubah VIF X X X X X X X Identifikasi Overdispersi Data Aplikasi Indikasi besarnya underdispersi atau overdispersi dapat dapat diperoleh dengan membandingkan nilai tengah dan ragam dari peubah respon (Cameron dan Trivedi 1998). Nilai tengah dari peubah respon didapatkan sebesar 2.138, sedangkan ragam yang didapatkan sebesar Karena ragam yang dihasilkan lebih besar dari nilai tengahnya, maka diduga terjadi overdispersi pada data amatan. Dugaan terjadinya overidispersi juga diperkuat dengan hasil parameter dispersi duga yang dihasilkan dari data, ϕ yang dihasilkan dari data aplikasi ini adalah sebesar yang lebih besar dari 0, dimana menurut teori Famoye et al. (2004), ϕ > 0 menunjukkan terjadinya overdispersi pada data amatan. Nilai statistik uji skor, uji SSR-LRT, dan uji Wald yang didapatkan pada penelitian ini secara berurutan adalah sebesar , , dan Ketiga nilai statistik uji ini menunjukkan bahwa data gizi buruk yang digunakan mengalami overdispersi pada taraf nyata 5%, karena nilai ketiga statistik uji tersebut lebih besar dari z α. Model Terbaik Data Aplikasi Pemilihan antara model regresi Poisson dan model GP pada kasus gizi buruk di Kabupaten Lombok Barat ini menggunakan nilai AIC serta RMSE. Pemilihan model dilakukan dengan melihat nilai AIC serta RMSE yang paling kecil di antara kedua model. Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai AIC serta RMSE

24 12 pada model GP lebih kecil dibandingkan nilai AIC serta RMSE pada model Poisson, hal ini menunjukkan bahwa model GP adalah lebih baik dibandingkan model regresi Poisson pada data aplikai ini. Tabel 4 Nilai AIC dan RMSE pada model regresi Poisson dan GP Model AIC RMSE Poisson GP Model Generalized Poisson (GP) Data Aplikasi Hasil pendugaan parameter dengan model GP pada delapan peubah penjelas dapat dilihat pada Tabel 5. Hasil ini diperoleh dengan menggunakan sofware R Tabel 5 Nilai dugaan parameter GP Nilai Dugaan Galat Baku Nilai Z Nilai-p (Intercept) : (Intercept) : X X X * X X X X *) signifikan pada taraf nyata 10% Tabel 5 menunjukkan bahwa dari tujuh peubah penjelas yang digunakan, terdapat satu peubah yang berpengaruh nyata terhadap respon yang diamati pada taraf nyata 10%. Peubah tersebut yaitu persentase keluarga yang bertempat tinggal di pemukiman kumuh di setiap desa/ kelurahan (X3). Kesimpulan ini diperoleh dengan melihat nilai-p dari peubah-peubah tersebut yang memiliki nilai yang lebih kecil dari 10%. Persamaan model GP untuk semua peubah penjelas dapat dituliskan sebagai ln (µ i ) = β 0 + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + β 5 X 5 + β 6 X 6 + β 7 X 7 µ i = exp (β 0 + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + β 5 X 5 + β 6 X 6 + β 7 X 7 ) µ i = exp ( X X X X X X X 7 ) Persamaan tersebut menujukkan bahwa keluarga yang bertempat tinggal di pemukiman kumuh (X3) memiliki hubungan positif dengan jumlah kasus gizi buruk di Kabupaten Lombok Barat. Hal ini menunjukkan bahwa ketika persentase keluarga yang bertempat tinggal di pemukiman kumuh bertambah satu satuan, maka nilai harapan jumlah penderita gizi buruk akan meningkat sebesar exp(0.172) = kali lebih besar dibanding desa lain dengan asumsi peubah lain dianggap tetap. Secara umum penduduk yang tinggal di pemukiman kumuh merupakan rumah tangga dengan penghasilan rendah sehingga akan berpengaruh

25 terhadap daya beli makanan pada rumah tangga tersebut. Rendahnya kualitas dan kuantitas makanan merupakan penyebab langsung terjadinya gizi buruk pada balita (Novitasari 2012). Selain itu, tempat tinggal bagi penduduk yang tinggal di pemukiman kumuh memiliki sanitasi yang kurang baik, sehingga menyebabkan kesehatan penghuni rumah terutama anak-anak yang masih bayi dan balita menjadi terganggu, sehingga bayi dan balita di rumah pemukiman tersebut akan lebih mudah mengalami gizi buruk (Rohimah 2011). 13 SIMPULAN Hasil simulasi menunjukkan bahwa penggunaan uji skor lebih disarankan dibandingkan uji Wald maupun uji SSR-LRT karena nilai kuasa uji dari uji skor lebih tinggi dibandingkan uji yang lain. Pada data cacah dengan φ = 0 (equidispersi) nilai RMSE pada regresi Poisson lebih kecil dari nilai RMSE pada model GP, sedangkan pada data cacah dengan φ > 0 (overdispersi), didapatkan bahwa nilai RMSE pada model GP lebih kecil dari nilai pada model Poisson, sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk data equidispersi, model yang lebih baik digunakan adalah model Poisson, sedangkan untuk data kasus overdispersi, model yang lebih baik digunakan adalah model GP. Pada nilai AIC, pengaruh overdispersi untuk n = 40 terlihat pada saat ϕ 0.1, dan untuk n = 70 dan 100, pengaruh overdispersi mulai terlihat pada saat ϕ Pada data aplikasi didapatkan bahwa data yang digunakan overdispersi pada tingkat signifikansi 5%. Nilai AIC serta RMSE dari model GP lebih kecil dari model regresi Poisson sehingga dapat disimpulkan bahwa model GP lebih baik daripada model Poisson dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Cameron AC, Trivedi PK Regression Analysis of Count Data. New York (US): Cambridge University Pr. El Dereni M, Rashwan NI Solving Multicollinearity Problem Using Ridge Regression Models. J Contemp. Math. Sciences. 6(12): Engle RF Wald, Likelihood Ratio, and Lagrange Multiplier Tests in Econometrics. California (USA): Universty of California. Famoye F, Wulu JT, Singh KP On The Generalized Model with an Application to Accident Data. JDS, (2): Ismail N, Jemain AA Handling overdispersion with Negative Binomial and Generalized Poisson Regression Models. Virginia (US): Casualty Actuarial Society Forum. Long JS Regression Models for Categorical and Limited Dependent Variables. Number 7 in Advance Quantitative Ttechniques in The Social Sciences. California: Sage Publications.

26 14 McClave JT, Bendon PG, Sincich T Statistics for Business and Econometrics 11 th Ed. Sabran B, penerjemah. Jakarta (ID): Erlangga. Molla DT, Muniswamy B Power of Tests for Overdispersion Parameter in Negative Binomial Regression Model. J of Mathematics. 4(1): Moses KP, Devadas MD An Approach to Reduce Root Mean Square Error in Toposheets. J of Scientific Research. 91(2): Novitasari D Faktor Faktor Risiko Kejadian Gizi Buruk pada Balita yang Dirawat di RSUP Dr. Kariadi Semarang [Skripsi]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro. Park Hypothesis Testing and Statistical Power of a Test. Bloomington (US): Indiana University Pr. Rodrigue G Poisson Models for Count Data. [internet]. [diunduh tanggal 20 April 2013]. Terdapat pada: Rohimah RS Model Spasial Otoregresif Poisson Untuk Mendeteksi Faktor- Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Jumlah Penderita Gizi Buruk Di Provinsi Jawa Timur [Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Soedjianto F, Oktavia T, Anggawinata JA Perancangan dan Pembuatan Sistem Perencanaan Produksi (Studi Kasus Pada PT. Vonita Garment). Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2006 (SNATI 2006). Yogyakarta. Yang Z, Hardin JW, Addy CL A Score Test for Overdispersion in Poisson Regression based on The Generalized Poisson-2 Model. JSPI(139): doi: /j.jspi

27 15 LAMPIRAN Lampiran 1 Grafik hasil simulasi pada berbagai data amatan Untuk n = Kuasa Uji Parameter Dispersi Skor Wald SSR-LRT Untuk n = Kuasa Uji Parameter Dispersi Skor Wald SSR-LRT Untuk n = Kuasa Uji Parameter Dispersi Skor Wald SSR-LRT

28 16 Lampiran 2 Grafik hasil simulasi AIC pada berbagai n Untuk n = ϕ = Poisson GP Untuk n = Poisson GP 50 0 ϕ = Untuk n = ϕ = Poisson GP

29 17 Untuk n = Lampiran 3 Grafik hasil simulasi RMSE pada berbagai n Poisson GP ϕ = Untuk n = ϕ = Poisson GP Untuk n = ϕ = Poisson GP

30 18 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 14 November 1990 di Lombok Barat, NTB. Penulis adalah anak ketiga dari pasangan Bapak Akmal dan Ibu Masnah. Riwayat pendidikan penulis adalah sebagai berikut : SD Negeri 2 Bagik Polak ( ), MTs. Putri Al-Ishlahuddiny ( ), MA Putri Al-Ishlahuddiny ( ). Penulis diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor pada bulan Juni 2009 melalui jalur Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) Kementerian Agama Republik Indonesia sebagai mahasiswa Statistika, FMIPA IPB. Selama mengikuti pendidikan di Institut Pertanian Bogor, penulis berkesempatan menjadi asisten responsi mata kuliah Metode Statistika pada tahun ajaran 2011/2012. Penulis juga aktif dalam organisasi Serambi Ruhiyah Mahasiswa FMIPA (Serum-G) pada periode , Community of Santri Scholar (CSS MoRA) pada periode , Ikatan Santri Mahasiswa Al-ihya (ISMA) pada periode Penulis juga aktif di lembaga sosial masyarakat yaitu POSDAYA (Pos Pemberdayaan Keluarga) di bawah Bimbingan P2SDM IPB. Selain itu penulis juga pernah mengikuti berbagai kepanitian seperti Seminar Nasional Cinta Indonesia, Pekan Santri Berprestasi Nasional, Statistika Ria 2011, Kompetisi Statistika Junior (Komstat-Jr.) 2012, dan lain-lain. Pada Februari- Maret 2013, penulis melaksanakan kegiatan Praktik lapang di Lembaga Survei Indonesia (LSI), Jakarta. Dan pada bulan Juli November 2013 penulis menjadi bagian dari tim analisis data penerima beasiswa miskin Sekolah Dasar (BSM-SD) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

MODEL REGRESI POISSON YANG DIPERUMUM UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA MODEL REGRESI POISSON

MODEL REGRESI POISSON YANG DIPERUMUM UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA MODEL REGRESI POISSON MODEL REGRESI POISSON YANG DIPERUMUM UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA MODEL REGRESI POISSON Ade Susanti, Dewi Retno Sari Saputro, dan Nughthoh Arfawi Kurdhi Program Studi Matematika FMIPA UNS Abstrak

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI POISSON DAN BINOMIAL NEGATIF DALAM MEMODELKAN JUMLAH KASUS PENDERITA AIDS DI INDONESIA BERDASARKAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI

PENERAPAN REGRESI POISSON DAN BINOMIAL NEGATIF DALAM MEMODELKAN JUMLAH KASUS PENDERITA AIDS DI INDONESIA BERDASARKAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 58 65 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENERAPAN REGRESI POISSON DAN BINOMIAL NEGATIF DALAM MEMODELKAN JUMLAH KASUS PENDERITA AIDS DI INDONESIA

Lebih terperinci

PEMODELAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSION PADA REGRESI POISSON

PEMODELAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSION PADA REGRESI POISSON PEMODELAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSION PADA REGRESI POISSON Rena Muntafiah 1, Rochdi Wasono 2, Moh. Yamin Darsyah 3 1,2,3 Program Studi Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI ZERO-INFLATED NEGATIVE BINOMIAL (ZINB) UNTUK PENDUGAAN KEMATIAN ANAK BALITA

PENERAPAN REGRESI ZERO-INFLATED NEGATIVE BINOMIAL (ZINB) UNTUK PENDUGAAN KEMATIAN ANAK BALITA E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.4, Nopember 2013, 11-16 ISSN: 2303-1751 PENERAPAN REGRESI ZERO-INFLATED NEGATIVE BINOMIAL (ZINB) UNTUK PENDUGAAN KEMATIAN ANAK BALITA NI MADE SEKARMINI 1, I KOMANG GDE SUKARSA

Lebih terperinci

E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.2, Mei 2013, ISSN:

E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.2, Mei 2013, ISSN: E-Jurnal Matematika Vol., No., Mei 013, 37-41 ISSN: 303-1751 PENERAPAN REGRESI QUASI-LIKELIHOOD PADA DATA CACAH (COUNT DATA) YANG MENGALAMI OVERDISPERSI DALAM REGRESI POISSON (Studi Kasus: Jumlah Kasus

Lebih terperinci

GENERALIZED POISSON REGRESSION (GPR)

GENERALIZED POISSON REGRESSION (GPR) PEMODELAN JUMLAH KASUS KANKER SERVIKS DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN ANALISIS GENERALIZED POISSON REGRESSION (GPR) 12/06/2012 Oleh: RIZA INAYAH / 1309.030.042 Dosen Pembimbing: DR. Purhadi, M.Sc Jurusan Statistika

Lebih terperinci

E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.3, Agustus 2013, ISSN:

E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.3, Agustus 2013, ISSN: E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.3, Agustus 2013, 23-28 ISSN: 2303-1751 PENERAPAN REGRESI ZERO INFLATED POISSON UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA REGRESI POISSON (Studi Kasus: Ketidaklulusan Siswa SMA/MA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teori statistika telah mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan. Hal ini disebabkan statistika merupakan salah satu disiplin ilmu yang berperan

Lebih terperinci

PROSIDING ISSN : Seminar Nasional Statistika 12 November 2011 Vol 2, November 2011

PROSIDING ISSN : Seminar Nasional Statistika 12 November 2011 Vol 2, November 2011 (R.7) Model Regresi Poisson dan Model Spasial Otoregresif Poisson untuk Mendeteksi Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Jumlah Penderita Gizi Buruk di Provinsi Jawa Timur Siti Rohmah Rohimah 1, Muhammad

Lebih terperinci

Pengujian Overdispersi pada Model Regresi Poisson (Studi Kasus: Laka Lantas Mobil Penumpang di Provinsi Jawa Barat)

Pengujian Overdispersi pada Model Regresi Poisson (Studi Kasus: Laka Lantas Mobil Penumpang di Provinsi Jawa Barat) Statistika, Vol. 14 No. 2, 69 76 November 2014 Pengujian Overdispersi pada Model Regresi Poisson (Studi Kasus: Laka Lantas Mobil Penumpang di Provinsi Jawa Barat) Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

PEMODELAN JUMLAH KEMATIAN BAYI DI KOTA PADANG TAHUN 2013 DAN 2014 DENGAN PENDEKATAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF

PEMODELAN JUMLAH KEMATIAN BAYI DI KOTA PADANG TAHUN 2013 DAN 2014 DENGAN PENDEKATAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 74 82 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PEMODELAN JUMLAH KEMATIAN BAYI DI KOTA PADANG TAHUN 2013 DAN 2014 DENGAN PENDEKATAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pemilihan Peubah Gizi Buruk

TINJAUAN PUSTAKA Pemilihan Peubah Gizi Buruk 5 TINJAUAN PUSTAKA Pemilihan Peubah Gizi Buruk Gizi buruk adalah keadaan kurang zat gizi tingkat berat yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam waktu cukup lama yang ditandai dengan

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI POISSON TERGENERALISASI TERBATAS DENGAN METODE MAKSIMUM LIKELIHOOD

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI POISSON TERGENERALISASI TERBATAS DENGAN METODE MAKSIMUM LIKELIHOOD ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI POISSON TERGENERALISASI TERBATAS DENGAN METODE MAKSIMUM LIKELIHOOD Fitra1, Saleh2, La Podje3 Mahasiswa Program Studi Statistika, FMIPA Unhas 2,3 Dosen Program Studi Statistika,

Lebih terperinci

PEMODELAN JUMLAH KASUS TETANUS NEONATORUM DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI POISSON UNTUK WILAYAH REGIONAL 2 INDONESIA (SUMATERA)

PEMODELAN JUMLAH KASUS TETANUS NEONATORUM DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI POISSON UNTUK WILAYAH REGIONAL 2 INDONESIA (SUMATERA) Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 1 Hal. 116 124 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PEMODELAN JUMLAH KASUS TETANUS NEONATORUM DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI POISSON UNTUK WILAYAH REGIONAL 2

Lebih terperinci

E-Jurnal Matematika Vol. 5 (4), November 2016, pp ISSN:

E-Jurnal Matematika Vol. 5 (4), November 2016, pp ISSN: E-Jurnal Matematika Vol 5 (4), November 2016, pp 133-138 ISSN: 2303-1751 PERBANDINGAN REGRESI ZERO INFLATED POISSON (ZIP) DAN REGRESI ZERO INFLATED NEGATIVE BINOMIAL (ZINB) PADA DATA OVERDISPERSION (Studi

Lebih terperinci

E-Jurnal Matematika Vol. 3 (3), Agustus 2014, pp ISSN:

E-Jurnal Matematika Vol. 3 (3), Agustus 2014, pp ISSN: E-Jurnal Matematika Vol. 3 3), Agustus 2014, pp. 107-115 ISSN: 2303-1751 PERBANDINGAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF DAN REGRESI GENERALISASI POISSON DALAM MENGATASI OVERDISPERSI Studi Kasus: Jumlah Tenaga Kerja

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI GENERALIZED POISSON DAN BINOMIAL NEGATIF

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI GENERALIZED POISSON DAN BINOMIAL NEGATIF ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI GENERALIZED POISSON DAN BINOMIAL NEGATIF 1 Alan Prahutama, 2 Sudarno, 3 Suparti, 4 Moch. Abdul Mukid 1,2,3,4

Lebih terperinci

Regresi Poisson dan Penerapannya Untuk Memodelkan Hubungan Usia dan Perilaku Merokok Terhadap Jumlah Kematian Penderita Penyakit Kanker Paru-Paru

Regresi Poisson dan Penerapannya Untuk Memodelkan Hubungan Usia dan Perilaku Merokok Terhadap Jumlah Kematian Penderita Penyakit Kanker Paru-Paru Regresi Poisson dan Penerapannya Untuk Memodelkan Hubungan Usia dan Perilaku Merokok Terhadap Jumlah Kematian Penderita Penyakit Kanker Paru-Paru IIN SUNDARI Program Studi Matematika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

Pemodelan Jumlah Kematian Bayi Di Kabupaten Bojonegoro Dengan Menggunakan Metode Analisis Regresi Binomial Negatif

Pemodelan Jumlah Kematian Bayi Di Kabupaten Bojonegoro Dengan Menggunakan Metode Analisis Regresi Binomial Negatif 1 Pemodelan Jumlah Kematian Bayi Di Kabupaten Bojonegoro Dengan Menggunakan Metode Analisis Regresi Binomial Negatif Nike Dwi Wilujeng Mahardika dan Sri Pingit Wulandari Statistika, FMIPA, Institut Teknologi

Lebih terperinci

PUSPA DEWI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PUSPA DEWI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR KAJIAN OVERDISPERSI PADA REGRESI POISSON DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF (Studi Kasus Ketidaklulusan Siswa SMA dalam Ujian Nasional di DKI Jakarta) RANI PUSPA DEWI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA PENDERITA GIZI BURUK PADA BALITA DI PAPUA TAHUN 2015 DENGAN METODE REGRESI ZERO INFLATED POISSON (ZIP)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA PENDERITA GIZI BURUK PADA BALITA DI PAPUA TAHUN 2015 DENGAN METODE REGRESI ZERO INFLATED POISSON (ZIP) Jurnal LOG!K@, Jilid 7, No. 1, 2017, Hal. 1-14 ISSN 1978 8568 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA PENDERITA GIZI BURUK PADA BALITA DI PAPUA TAHUN 2015 DENGAN METODE REGRESI ZERO INFLATED POISSON (ZIP)

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL REGRESI POISSON TERGENERALISASI PADA KASUS ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TENGAH TAHUN 2007

APLIKASI MODEL REGRESI POISSON TERGENERALISASI PADA KASUS ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TENGAH TAHUN 2007 APLIKASI MODEL REGRESI POISSON TERGENERALISASI PADA KASUS ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TENGAH TAHUN 2007 SKRIPSI Oleh: Nurwihda Safrida Umami NIM : J2E006025 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Model Regresi Poisson

HASIL DAN PEMBAHASAN Model Regresi Poisson HASIL DAN PEMBAHASAN Model Regresi Poisson Hubungan antara jumlah penderita DBD dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dapat diketahui dengan menggunakan analisis regresi. Analisis regresi yang digunakan

Lebih terperinci

Metode Regresi Ridge dengan Iterasi HKB dalam Mengatasi Multikolinearitas

Metode Regresi Ridge dengan Iterasi HKB dalam Mengatasi Multikolinearitas Vol. 14, No. 1, 93-99, Juli 2017 Metode Regresi Ridge dengan Iterasi HKB dalam Mengatasi Multikolinearitas Nurhasanah Abstrak Regresi berganda dengan peubah bebas saling berkorelasi (multikolinearitas)

Lebih terperinci

(R.5) Pemodelan Regresi Poisson Terboboti Geografis Pada Kasus Gizi. buruk di Jawa Timur.

(R.5) Pemodelan Regresi Poisson Terboboti Geografis Pada Kasus Gizi. buruk di Jawa Timur. (R.5) Pemodelan Regresi Poisson Terboboti Geografis Pada Kasus Gizi Buruk di Jawa Timur Ida Mariati Hutabarat 1, Asep Saefuddin 2 1Jurusan Matematika Uncen. 2 Departemen Statistika IPB 1Jl.Kamp Wolker

Lebih terperinci

PENGARUH MIXED DISTRIBUTION PADA PENDEKATAN QUASI-LIKELIHOOD DALAM MODEL LINEAR 1)

PENGARUH MIXED DISTRIBUTION PADA PENDEKATAN QUASI-LIKELIHOOD DALAM MODEL LINEAR 1) PENGARUH MIXED DISTRIBUTION PADA PENDEKATAN QUASI-LIKELIHOOD DALAM MODEL LINEAR 1) Anang Kurnia Departemen Statistika FMIPA IPB Jl. Meranti, Wing 22 Level 4 Kampus IPB Darmaga, Bogor Email: anangk@ipb.ac.id

Lebih terperinci

Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial

Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial Statistika, Vol. 16 No. 1, 29 39 Mei 2016 Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial Annisa Lisa Nurjanah, Nusar Hajarisman, Teti Sofia Yanti Prodi Statistika, Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

EARLY WARNING SYSTEM JUMLAH ANAK PUTUS SEKOLAH DENGAN METODE ZERO TRUNCATED NEGATIVE BINOMIAL

EARLY WARNING SYSTEM JUMLAH ANAK PUTUS SEKOLAH DENGAN METODE ZERO TRUNCATED NEGATIVE BINOMIAL EARLY WARNING SYSTEM JUMLAH ANAK PUTUS SEKOLAH DENGAN METODE ZERO TRUNCATED NEGATIVE BINOMIAL Robert Kurniawan Jurusan Statistika Komputasi, Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS), Jakarta Jl. Otto Iskandardinata

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA UNTUK MENGATASI MASALAH MULTIKOLINIERITAS SKRIPSI LEONARDO SILALAHI

ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA UNTUK MENGATASI MASALAH MULTIKOLINIERITAS SKRIPSI LEONARDO SILALAHI ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA UNTUK MENGATASI MASALAH MULTIKOLINIERITAS SKRIPSI LEONARDO SILALAHI 070803049 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

GENERALIZED LINEAR MODELS (GLM) UNTUK DATA ASURANSI DALAM MENENTUKAN HARGA PREMI

GENERALIZED LINEAR MODELS (GLM) UNTUK DATA ASURANSI DALAM MENENTUKAN HARGA PREMI GENERALIZED LINEAR MODELS (GLM) UNTUK DATA ASURANSI DALAM MENENTUKAN HARGA PREMI Agus Supriatna 1), Riaman 2), Sudradjat 3), Tari Septiyani 4) Departemen Matematika, FMIPA Unpad Jalan Raya Bandung-Sumedang

Lebih terperinci

Pemodelan Data Cacahan (Count Data) dalam GLM. Dr. Kusman Sadik, M.Si Sekolah Pascasarjana Departemen Statistika IPB Semester Genap 2017/2018

Pemodelan Data Cacahan (Count Data) dalam GLM. Dr. Kusman Sadik, M.Si Sekolah Pascasarjana Departemen Statistika IPB Semester Genap 2017/2018 Pemodelan Data Cacahan (Count Data) dalam GLM Dr. Kusman Sadik, M.Si Sekolah Pascasarjana Departemen Statistika IPB Semester Genap 2017/2018 Pendahuluan Pada model linear klasik, seperti regresi linear,

Lebih terperinci

KAJIAN OVERDISPERSI PADA REGRESI POISSON MENGGUNAKAN SEMIPARAMETRIK ZERO-INFLATED POISSON NANDA PINANDITA RAMADHANI

KAJIAN OVERDISPERSI PADA REGRESI POISSON MENGGUNAKAN SEMIPARAMETRIK ZERO-INFLATED POISSON NANDA PINANDITA RAMADHANI KAJIAN OVERDISPERSI PADA REGRESI POISSON MENGGUNAKAN SEMIPARAMETRIK ZERO-INFLATED POISSON NANDA PINANDITA RAMADHANI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PEMODELAN KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI JAWA TIMUR DENGAN MODEL POISSON DAN BINOMIAL NEGATIF THERESIA MARIANE DEBORA NATALIA LUMBAN TOBING

PEMODELAN KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI JAWA TIMUR DENGAN MODEL POISSON DAN BINOMIAL NEGATIF THERESIA MARIANE DEBORA NATALIA LUMBAN TOBING PEMODELAN KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI JAWA TIMUR DENGAN MODEL POISSON DAN BINOMIAL NEGATIF THERESIA MARIANE DEBORA NATALIA LUMBAN TOBING SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Regresi adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel respon dengan variabel penjelas. Pada umumnya, variabel respon

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI TERPOTONG BEBERAPA NILAI AMATAN NURHAFNI

ANALISIS REGRESI TERPOTONG BEBERAPA NILAI AMATAN NURHAFNI ANALISIS REGRESI TERPOTONG DENGAN BEBERAPA NILAI AMATAN NOL NURHAFNI SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bentuk hubungan antara variabel respon dengan satu atau lebih variabel prediktor. Umumnya analisis regresi yang digunakan

Lebih terperinci

Prosiding Statistika ISSN:

Prosiding Statistika ISSN: Prosiding Statistika ISSN: 2460-6456 Distribusi Binomial Negatif-Lindley pada Data Frekuensi Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor di Indonesia Binomial Negative-Lindley Distribution in the Frequency Data

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI ZERO INFLATED POISSON DENGAN METODE BAYESIAN

PENERAPAN REGRESI ZERO INFLATED POISSON DENGAN METODE BAYESIAN PENERAPAN REGRESI ZERO INFLATED POISSON DENGAN METODE BAYESIAN A. Rofiqi Maulana; Suci Astutik Universitas Brawijaya; arofiqimaulana@gmail.com ABSTRAK. Filariasis (Penyakit Kaki Gajah) adalah penyakit

Lebih terperinci

Perbandingan Analisis Generalized Poisson Regression

Perbandingan Analisis Generalized Poisson Regression 1 Perbandingan Analisis Generalized Poisson Regression (GPR) dan Regresi Binomial Negatif (Studi Kasus: Pemodelan Jumlah Penderita Kusta di Jawa Timur Tahun 2012 Sari Putri (1) dan Wiwiek Setya Winahju

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( X Print) D-108

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( X Print) D-108 JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol. 6, No., (7 ISSN: 337-3 (3-98X Print D-8 Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh erhadap Jumlah Kematian Ibu dan Jumlah Kematian Bayi di Provinsi Jawa engah dengan Bivariate

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI GENERALIZED POISSON UNTUK MENGATASI FENOMENA OVERDISPERSI PADA KASUS REGRESI POISSON

PENERAPAN REGRESI GENERALIZED POISSON UNTUK MENGATASI FENOMENA OVERDISPERSI PADA KASUS REGRESI POISSON E-Jurnal Matematika Vol., No., Mei 013, 49-53 ISSN: 303-1751 PENERAPAN REGRESI GENERALIZED POISSON UNTUK MENGATASI FENOMENA OVERDISPERSI PADA KASUS REGRESI POISSON I PUTU YUDANTA EKA PUTRA 1, I PUTU EKA

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI POISSON UNTUK MENGETAHUI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI JUMLAH SISWA SMA/SMK YANG TIDAK LULUS UN DI BALI

PENERAPAN REGRESI POISSON UNTUK MENGETAHUI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI JUMLAH SISWA SMA/SMK YANG TIDAK LULUS UN DI BALI PENERAPAN REGRESI POISSON UNTUK MENGETAHUI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI JUMLAH SISWA SMA/SMK YANG TIDAK LULUS UN DI BALI KOMANG AYU YULIANINGSIH 1, KOMANG GDE SUKARSA 2, LUH PUTU SUCIPTAWATI 3 1,2,3

Lebih terperinci

PEMODELAN JUMLAH KEMATIAN AKIBAT DIFTERI DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF DAN ZERO-INFLATED POISSON

PEMODELAN JUMLAH KEMATIAN AKIBAT DIFTERI DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF DAN ZERO-INFLATED POISSON Prosiding Seminar Nasional Matematika, Universitas Jember, 9 November 04 0 PEMODELAN JUMLAH KEMATIAN AKIBAT DIFTERI DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF DAN ZERO-INFLATED POISSON Nurul

Lebih terperinci

PEMODELAN INFANT MORTALITY RATE (IMR) DENGAN PENDEKATAN ZERO INFLATED POISSON REGRESSION BERBASIS ALGORITMA EM

PEMODELAN INFANT MORTALITY RATE (IMR) DENGAN PENDEKATAN ZERO INFLATED POISSON REGRESSION BERBASIS ALGORITMA EM E-ISSN 2527-9378 Jurnal Statistika Industri dan Komputasi Volume 3, No. 1, Januari 2018, pp. 71-78 PEMODELAN INFANT MORTALITY RATE (IMR) DENGAN PENDEKATAN ZERO INFLATED POISSON REGRESSION BERBASIS ALGORITMA

Lebih terperinci

pendekatan dalam penelitian ini dinilai cukup beralasan.

pendekatan dalam penelitian ini dinilai cukup beralasan. Tabel Hasil pendugaan model pengaruh tetap dengan Y sebagai peubah respon dan X, X dan X sebagai C -. 00 X -5 0.50 X.05 00 X 00 R 0.6 Adjusted R 0.6 Hasil pendugaan model data panel dengan Y sebagai peubah

Lebih terperinci

Kematian wanita saat melahirkan dan saat 42 hari setelah melahirkan bukan dikarenakan kecelakaan

Kematian wanita saat melahirkan dan saat 42 hari setelah melahirkan bukan dikarenakan kecelakaan VIF Distribusi Poisson Regresi Poisson Kematian Bayi Kematian Ibu Kematian wanita saat melahirkan dan saat 42 hari setelah melahirkan bukan dikarenakan kecelakaan 1 Pendaharan terberat pada masa nifas

Lebih terperinci

PENERAPAN HURDLE NEGATIVE BINOMIAL PADA DATA TERSENSOR

PENERAPAN HURDLE NEGATIVE BINOMIAL PADA DATA TERSENSOR PENERAPAN HURDLE NEGATIVE BINOMIAL PADA DATA TERSENSOR SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 215 S-5 Penerapan Hurdle Negative Binomial pada Data Tersensor Resa Septiani Pontoh, Defi

Lebih terperinci

Kata Kunci Overdispersi, regresi Zero-Inflated Generalized Poisson (ZIGP), Tetanus Neonatorum.

Kata Kunci Overdispersi, regresi Zero-Inflated Generalized Poisson (ZIGP), Tetanus Neonatorum. 1 Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum (TN) di Jawa Timur dengan Metode Regresi Zero- Inflated Generalized Poisson (ZIGP) 1 Siska Puji Lestari, 2 Ir. Sri Pingit Wulandari,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Analisis regresi merupakan salah satu metode statistika yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel Y(variabel dependen, respon, tak bebas, outcome) dengan

Lebih terperinci

MASALAH NILAI AWAL ITERASI NEWTON RAPHSON UNTUK ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI LOGISTIK ORDINAL TERBOBOTI GEOGRAFIS (RLOTG)

MASALAH NILAI AWAL ITERASI NEWTON RAPHSON UNTUK ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI LOGISTIK ORDINAL TERBOBOTI GEOGRAFIS (RLOTG) MASALAH NILAI AWAL ITERASI NEWTON RAPHSON UNTUK ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI LOGISTIK ORDINAL TERBOBOTI GEOGRAFIS (RLOTG) Shaifudin Zuhdi, Dewi Retno Sari Saputro Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN MODEL DATA PANEL FIXED EFFECT MENGGUNAKAN GUI MATLAB

PEMBENTUKAN MODEL DATA PANEL FIXED EFFECT MENGGUNAKAN GUI MATLAB PEMBENTUKAN MODEL SPASIAL DATA PANEL FIXED EFFECT MENGGUNAKAN GUI MATLAB (Studi Kasus : Kemiskinan di Jawa Tengah) SKRIPSI Disusun Oleh : IRAWATI TAMARA NIM. 24010212120002 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.3, Agustus 2013, ISSN:

E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.3, Agustus 2013, ISSN: E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.3, Agustus 2013, 40-45 ISSN: 2303-1751 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI WAKTU KELULUSAN MAHASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOMPIT (Studi Kasus: Mahasiswa Fakultas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 19 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Secara umum, wilayah Jawa Timur dapat dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu Jawa Timur daratan dan Kepulauan Madura. Luas wilayah Jawa Timur daratan hampir mencakup

Lebih terperinci

PEMODELAN DATA PANEL SPASIAL DENGAN DIMENSI RUANG DAN WAKTU TENDI FERDIAN DIPUTRA

PEMODELAN DATA PANEL SPASIAL DENGAN DIMENSI RUANG DAN WAKTU TENDI FERDIAN DIPUTRA PEMODELAN DATA PANEL SPASIAL DENGAN DIMENSI RUANG DAN WAKTU TENDI FERDIAN DIPUTRA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 RINGKASAN TENDI

Lebih terperinci

PEMODELAN JUMLAH ANAK PUTUS SEKOLAH DI PROVINSI BALI DENGAN PENDEKATAN SEMI-PARAMETRIC GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION

PEMODELAN JUMLAH ANAK PUTUS SEKOLAH DI PROVINSI BALI DENGAN PENDEKATAN SEMI-PARAMETRIC GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.3, Agustus 2013, 29-34 ISSN: 2303-1751 PEMODELAN JUMLAH ANAK PUTUS SEKOLAH DI PROVINSI BALI DENGAN PENDEKATAN SEMI-PARAMETRIC GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION GUSTI

Lebih terperinci

Jurnal Matematika Vol. 2 No. 2, Desember ISSN :

Jurnal Matematika Vol. 2 No. 2, Desember ISSN : Jurnal Matematika Vol. 2 No. 2, Desember 2012. ISSN : 1693-1394 Perbandingan Analisis Generalized Poisson Regression (GPR) dan Regresi Binomial Negatif Untuk Mengatasi Overdispersi Studi Kasus: Pemodelan

Lebih terperinci

PEMODELAN REGRESI 2-LEVEL DENGAN METODE ITERATIVE GENERALIZED LEAST SQUARE (IGLS) (Studi Kasus: Tingkat pendidikan Anak di Kabupaten Semarang)

PEMODELAN REGRESI 2-LEVEL DENGAN METODE ITERATIVE GENERALIZED LEAST SQUARE (IGLS) (Studi Kasus: Tingkat pendidikan Anak di Kabupaten Semarang) PEMODELAN REGRESI 2-LEVEL DENGAN METODE ITERATIVE GENERALIZED LEAST SQUARE (IGLS) (Studi Kasus: Tingkat pendidikan Anak di Kabupaten Semarang) SKRIPSI Oleh: DYAN ANGGUN KRISMALA NIM: J2E 009 040 JURUSAN

Lebih terperinci

PERBANDINGAN REGRESI KOMPONEN UTAMA DAN ROBPCA DALAM MENGATASI MULTIKOLINEARITAS DAN PENCILAN PADA REGRESI LINEAR BERGANDA

PERBANDINGAN REGRESI KOMPONEN UTAMA DAN ROBPCA DALAM MENGATASI MULTIKOLINEARITAS DAN PENCILAN PADA REGRESI LINEAR BERGANDA E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.4, Nopember 2013, 1-5 ISSN: 2303-1751 PERBANDINGAN REGRESI KOMPONEN UTAMA DAN ROBPCA DALAM MENGATASI MULTIKOLINEARITAS DAN PENCILAN PADA REGRESI LINEAR BERGANDA NI WAYAN

Lebih terperinci

MANAJEMEN DATA PENCILAN PADA ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA MAGRI HANDOKO

MANAJEMEN DATA PENCILAN PADA ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA MAGRI HANDOKO MANAJEMEN DATA PENCILAN PADA ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA MAGRI HANDOKO DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 RINGKASAN MAGRI HANDOKO. Manajemen

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.2, (2014) ( X Print)

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.2, (2014) ( X Print) Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum (TN) di Jawa Timur dengan Metode Regresi Zero- Inflated Generalized Poisson (ZIGP) D-116 Siska Puji Lestari dan Sri Pingit Wulandari

Lebih terperinci

APLIKASI REGRESI BINOMIAL NEGATIF DAN GENERALIZED POISSON DALAM MENGATASI OVERDISPERSION PADA REGRESI POISSON

APLIKASI REGRESI BINOMIAL NEGATIF DAN GENERALIZED POISSON DALAM MENGATASI OVERDISPERSION PADA REGRESI POISSON APLIKASI REGRESI BINOMIAL NEGATIF DAN GENERALIZED POISSON DALAM MENGATASI OVERDISPERSION PADA REGRESI POISSON (Studi Kasus Data Kemiskinan Provinsi di Indonesia Tahun 2009) Fitriana Fadhillah PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Penaksiran Parameter Regresi Linier Logistik dengan Metode Maksimum Likelihood Lokal pada Resiko Kanker Payudara di Makassar

Penaksiran Parameter Regresi Linier Logistik dengan Metode Maksimum Likelihood Lokal pada Resiko Kanker Payudara di Makassar Vol.14, No. 2, 159-165, Januari 2018 Penaksiran Parameter Regresi Linier Logistik dengan Metode Maksimum Likelihood Lokal pada Resiko Kanker Payudara di Makassar Sutrianah Burhan 1, Andi Kresna Jaya 1

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI ZERO-INFLATED POISSON (ZIP) MENGGUNAKAN METODE BAYESIAN

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI ZERO-INFLATED POISSON (ZIP) MENGGUNAKAN METODE BAYESIAN ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI ZERO-INFLATED POISSON (ZIP) MENGGUNAKAN METODE BAYESIAN Karima Puspita Sari, Respatiwulan, dan Bowo Winarno Program Studi Matematika FMIPA UNS Abstrak. Model regresi zero-inflated

Lebih terperinci

UJM 5 (1) (2016) UNNES Journal of Mathematics.

UJM 5 (1) (2016) UNNES Journal of Mathematics. UJM 5 (1) (2016) UNNES Journal of Mathematics http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm PEMODELAN GENERALIZED POISSON REGRESSION (GPR) UNTUK MENGATASI PELANGGARAN EQUIDISPERSI PADA REGRESI POISSON KASUS

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN

Lebih terperinci

Pertemuan 10 STATISTIKA INDUSTRI 2. Multiple Linear Regression. Multiple Linear Regression. Multiple Linear Regression 19/04/2016

Pertemuan 10 STATISTIKA INDUSTRI 2. Multiple Linear Regression. Multiple Linear Regression. Multiple Linear Regression 19/04/2016 19/04/016 Pertemuan 10 STATISTIKA INDUSTRI TIN 4004 Outline: and Correlation Non Linear Regression Referensi: Montgomery, D.C., Runger, G.C., Applied Statistic and Probability for Engineers, 5 th Ed. John

Lebih terperinci

oleh PRITA DEWI HUTRIANA SARI NIM. M

oleh PRITA DEWI HUTRIANA SARI NIM. M ESTIMASI RATA-RATA PRODUKSI JAGUNG DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN PENDUGA RASIO PADA PENGAMBILAN SAMPEL ACAK SEDERHANA DENGAN KOEFISIEN KURTOSIS VARIABEL BANTU DAN REGRESI ROBUST oleh PRITA DEWI HUTRIANA

Lebih terperinci

Model Regresi Zero Inflated Poisson Pada Data Overdispersion

Model Regresi Zero Inflated Poisson Pada Data Overdispersion Model Regresi Zero Inflated Poisson Pada Data Overdispersion Wirajaya Kusuma Fakultas MIPA, Universitas Mataram e-mail: Kusuma_Wirajaya@yahoo.co.id Desy Komalasari Fakultas MIPA, Universitas Mataram e-mail:

Lebih terperinci

PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK NADIROH

PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK NADIROH PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK NADIROH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Regresi Poisson telah mendapat banyak perhatian dalam literatur sebagai model untuk mendeskripsikan data hitungan yang mengasumsikan nilai bilangan bulat sesuai dengan

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP DAN APLIKASINYA SUNARTI FAJARIYAH

ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP DAN APLIKASINYA SUNARTI FAJARIYAH ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP DAN APLIKASINYA SUNARTI FAJARIYAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN PENJADWALAN JOB SHOP SECARA MONTE CARLO

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN PENJADWALAN JOB SHOP SECARA MONTE CARLO TUGAS AKHIR - ST 1325 PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN PENJADWALAN JOB SHOP SECARA MONTE CARLO YANTER SIANIFAR BASUKI NRP 1303100049 Dosen Pembimbing Prof. Drs. Nur Iriawan, M.Ikom. Ph.D JURUSAN

Lebih terperinci

MODEL MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION (MGWPR) PADA BANYAKNYA PENDERITA PENYAKIT DIFTERI DI PROVINSI JAWA TIMUR.

MODEL MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION (MGWPR) PADA BANYAKNYA PENDERITA PENYAKIT DIFTERI DI PROVINSI JAWA TIMUR. MODEL MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION (MGWPR) PADA BANYAKNYA PENDERITA PENYAKIT DIFTERI DI PROVINSI JAWA TIMUR oleh ZARAETA AYU LATIFASARI M0111087 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang tema yang diambil dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang tema yang diambil dalam BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang tema yang diambil dalam tugas akhir ini, perumusan masalah yang akan dibahas, batasan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN REGRESI ZERO INFLATED POISSON (ZIP) DAN REGRESI ZERO INFLATED NEGATIVE BINOMIAL (ZINB) PADA DATA OVERDISPERSION

PERBANDINGAN REGRESI ZERO INFLATED POISSON (ZIP) DAN REGRESI ZERO INFLATED NEGATIVE BINOMIAL (ZINB) PADA DATA OVERDISPERSION PERBANDINGAN REGRESI ZERO INFLATED POISSON (ZIP) DAN REGRESI ZERO INFLATED NEGATIVE BINOMIAL (ZINB) PADA DATA OVERDISPERSION (Studi Kasus: Angka Kematian Ibu di Provinsi Bali) KOMPETENSI STATISTIKA SKRIPSI

Lebih terperinci

REGRESI ROBUST MM-ESTIMATOR UNTUK PENANGANAN PENCILAN PADA REGRESI LINIER BERGANDA

REGRESI ROBUST MM-ESTIMATOR UNTUK PENANGANAN PENCILAN PADA REGRESI LINIER BERGANDA REGRESI ROBUST MM-ESTIMATOR UNTUK PENANGANAN PENCILAN PADA REGRESI LINIER BERGANDA SKRIPSI Disusun Oleh : SHERLY CANDRANINGTYAS J2E 008 053 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE MKT, LTS, WIN, DAN THEIL PADA PENDUGAAN PARAMETER REGRESI APABILA GALATNYA MENYEBAR EKSPONENSIAL HELGA ARINA PRAMUDITYA

PERBANDINGAN METODE MKT, LTS, WIN, DAN THEIL PADA PENDUGAAN PARAMETER REGRESI APABILA GALATNYA MENYEBAR EKSPONENSIAL HELGA ARINA PRAMUDITYA PERBANDINGAN METODE MKT, LTS, WIN, DAN THEIL PADA PENDUGAAN PARAMETER REGRESI APABILA GALATNYA MENYEBAR EKSPONENSIAL HELGA ARINA PRAMUDITYA STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

BAB III MODEL REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA MODEL REGRESI POISSON

BAB III MODEL REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA MODEL REGRESI POISSON BAB III MODEL REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA MODEL REGRESI POISSON 3.1 Regresi Poisson Regresi Poisson merupakan salah satu model regresi dengan variabel responnya tidak berasal

Lebih terperinci

S - 13 PEMODELAN SPASIAL KEMISKINAN DENGAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION DAN FLEXIBLY SHAPED SPATIAL SCAN STATISTIC

S - 13 PEMODELAN SPASIAL KEMISKINAN DENGAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION DAN FLEXIBLY SHAPED SPATIAL SCAN STATISTIC S - 13 PEMODELAN SPASIAL KEMISKINAN DENGAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION DAN FLEXIBLY SHAPED SPATIAL SCAN STATISTIC (Studi Kasus: Jumlah Rumah Tangga Sangat Miskin di Kabupaten Kulonprogo)

Lebih terperinci

STUDI METODE REGRESI RIDGE DAN METODE ANALISIS KOMPONEN UTAMA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MULTIKOLINEARITAS SKRIPSI OCKTAVALANNI SIREGAR

STUDI METODE REGRESI RIDGE DAN METODE ANALISIS KOMPONEN UTAMA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MULTIKOLINEARITAS SKRIPSI OCKTAVALANNI SIREGAR STUDI METODE REGRESI RIDGE DAN METODE ANALISIS KOMPONEN UTAMA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MULTIKOLINEARITAS SKRIPSI OCKTAVALANNI SIREGAR 100803011 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di

BAB II LANDASAN TEORI. landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di 5 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini membahas pengertian-pengertian dasar yang digunakan sebagai landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di bahas adalah sebagai berikut: A.

Lebih terperinci

PERTURBASI NILAI EIGEN DALAM MENGATASI MULTIKOLINIERITAS

PERTURBASI NILAI EIGEN DALAM MENGATASI MULTIKOLINIERITAS PERTURBASI NILAI EIGEN DALAM MENGATASI MULTIKOLINIERITAS ANDI YUNI DEVIYANTI 1 ANDI KRESNA JAYA 2 DAN ANISA 3 Departemen Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin

Lebih terperinci

PEMODELAN KEMATIAN BALITA MALNUTRISI DENGAN PENDEKATAN ZERO-INFLATED POISSON (ZIP) REGRESSION DI PROVINSI JAWA TENGAH

PEMODELAN KEMATIAN BALITA MALNUTRISI DENGAN PENDEKATAN ZERO-INFLATED POISSON (ZIP) REGRESSION DI PROVINSI JAWA TENGAH PEMODELAN KEMATIAN BALITA MALNUTRISI DENGAN PENDEKATAN ZERO-INFLATED POISSON (ZIP) REGRESSION DI PROVINSI JAWA TENGAH 1 Prisca Shery Camelia, 2 Indah Manfaati Nur, 3 Moh. Yamin Darsyah 1,2,3 Program Studi

Lebih terperinci

REGRESI LOGISTIK UNTUK PEMODELAN INDEKS PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT KABUPATEN/KOTA DI PULAU KALIMANTAN

REGRESI LOGISTIK UNTUK PEMODELAN INDEKS PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT KABUPATEN/KOTA DI PULAU KALIMANTAN REGRESI LOGISTIK UNTUK PEMODELAN INDEKS PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT KABUPATEN/KOTA DI PULAU KALIMANTAN M. Fathurahman Jurusan Matematika, Program Studi Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI COM-POISSON UNTUK DATA TERSENSOR KANAN MENGGUNAKAN METODE MAKSIMUM LIKELIHOOD. Oleh DIAN ANGGRAENI NIM.

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI COM-POISSON UNTUK DATA TERSENSOR KANAN MENGGUNAKAN METODE MAKSIMUM LIKELIHOOD. Oleh DIAN ANGGRAENI NIM. digilib.uns.ac.id ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI COM-POISSON UNTUK DATA TERSENSOR KANAN MENGGUNAKAN METODE MAKSIMUM LIKELIHOOD Oleh DIAN ANGGRAENI NIM. M0107028 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL GALAT SPASIAL

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL GALAT SPASIAL ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL GALAT SPASIAL SKRIPSI Oleh: OCTAFINNANDA UMMU FAIRUZDHIYA 24010210130057 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

PENGGEROMBOLAN DUA TAHAP DESA-DESA DI JAWA TENGAH ALIFTA DIAH AYU RETNANI

PENGGEROMBOLAN DUA TAHAP DESA-DESA DI JAWA TENGAH ALIFTA DIAH AYU RETNANI PENGGEROMBOLAN DUA TAHAP DESA-DESA DI JAWA TENGAH ALIFTA DIAH AYU RETNANI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 RINGKASAN ALIFTA DIAH AYU RETNANI.

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE GENERALIZED RIDGE REGRESSION DALAM MENGATASI MASALAH MULTIKOLINEARITAS

PENERAPAN METODE GENERALIZED RIDGE REGRESSION DALAM MENGATASI MASALAH MULTIKOLINEARITAS e-jurnal Matematika Vol. 2, No. 1, Januari 2013, 54-59 PENERAPAN METODE GENERALIZED RIDGE REGRESSION DALAM MENGATASI MASALAH MULTIKOLINEARITAS NI KETUT TRI UTAMI 1, I KOMANG GDE SUKARSA 2, I PUTU EKA NILA

Lebih terperinci

Dr. Kusman Sadik, M.Si Departemen Statistika IPB, 2017

Dr. Kusman Sadik, M.Si Departemen Statistika IPB, 2017 Dr. Kusman Sadik, M.Si Departemen Statistika IPB, 2017 1 Pada model linear klasik, seperti regresi linear, memerlukan asumsi bahwa peubah respon y menyebar Normal. Pada kenyataanya banyak ditemukan bahwa

Lebih terperinci

MODEL REGRESI MENGGUNAKAN LEAST ABSOLUTE SHRINKAGE AND SELECTION OPERATOR (LASSO) PADA DATA BANYAKNYA PENDERITA GIZI BURUK

MODEL REGRESI MENGGUNAKAN LEAST ABSOLUTE SHRINKAGE AND SELECTION OPERATOR (LASSO) PADA DATA BANYAKNYA PENDERITA GIZI BURUK MODEL REGRESI MENGGUNAKAN LEAST ABSOLUTE SHRINKAGE AND SELECTION OPERATOR (LASSO) PADA DATA BANYAKNYA PENDERITA GIZI BURUK KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH SKRIPSI Disusun Oleh: AULIA PUTRI ANDANA 24010212140067

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis regresi merupakan salah satu metode statistika yang luas penggunaanya dalam berbagai bidang dan telah diterapkan untuk berbagai jenis pengujian serta penelitian.

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TRANSFORMASI BOX-COX DAN REGRESI KUANTIL MEDIAN DALAM MENGATASI HETEROSKEDASTISITAS

PERBANDINGAN TRANSFORMASI BOX-COX DAN REGRESI KUANTIL MEDIAN DALAM MENGATASI HETEROSKEDASTISITAS E-Jurnal Matematika Vol. 4 (1), Januari 2015, pp. 8-13 ISSN: 2303-1751 PERBANDINGAN TRANSFORMASI BOX-COX DAN REGRESI KUANTIL MEDIAN DALAM MENGATASI HETEROSKEDASTISITAS Ni Wayan Yuni Cahyani 1, I Gusti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analisis regresi adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisa hubungan antara variabel respon dan variabel prediktor. Pada umumnya analisis regresi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan Analisis regresi merupakan salah satu analisis yang paling populer digunakan dalam sebuah penelitian untuk mengetahui bentuk hubungan antara variabel

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains HASNARIKA NIM /2007

TUGAS AKHIR. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains HASNARIKA NIM /2007 PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP KETIDAKLULUSAN SISWA SMA/MA/SMK DALAM UJIAN NASIONAL MENGGUNAKAN REGRESI POISSON (Studi Kasus Pada SMA/MA/SMK di Kota Tanjungpinang) TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 9 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Mahasiswa Pascasarjana IPB 2005-2010 Berhenti Studi Pada Tabel 1 terlihat bahwa persentase mahasiswa pascasarjana IPB yang berhenti studi tahun 2005-2010 menurun tetapi

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER PADA MODEL REGRESI LINIER MULTILEVEL DENGAN METODE RESTRICTED MAXIMUM LIKELIHOOD (REML) abang Semarang SKRIPSI.

ESTIMASI PARAMETER PADA MODEL REGRESI LINIER MULTILEVEL DENGAN METODE RESTRICTED MAXIMUM LIKELIHOOD (REML) abang Semarang SKRIPSI. ESTIMASI PARAMETER PADA MODEL REGRESI LINIER MULTILEVEL DENGAN METODE RESTRICTED MAXIMUM LIKELIHOOD (REML) abang Semarang PT Jasa Marga ro) C SKRIPSI Disusun Oleh : ISNI RAKHMI DIANTI J2E 006 018 PROGRAM

Lebih terperinci

ANALISIS PENDUDUK BEKERJA BERDASARKAN SEKTOR PEKERJAAN DAN JAM KERJA MENGGUNAKAN REGRESI PROBIT BIVARIAT DI PROVINSI ACEH

ANALISIS PENDUDUK BEKERJA BERDASARKAN SEKTOR PEKERJAAN DAN JAM KERJA MENGGUNAKAN REGRESI PROBIT BIVARIAT DI PROVINSI ACEH ANALISIS PENDUDUK BEKERJA BERDASARKAN SEKTOR PEKERJAAN DAN JAM KERJA MENGGUNAKAN REGRESI PROBIT BIVARIAT DI PROVINSI ACEH Rizal Rahmad 1, Toni Toharudin 2, Anna Chadijah 3 Prodi Master Statistika Terapan,

Lebih terperinci

PEMODELAN JUMLAH PENDERITA KONJUNGTIVITIS DI LAMONGAN BERDASARKAN PENDEKATAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON

PEMODELAN JUMLAH PENDERITA KONJUNGTIVITIS DI LAMONGAN BERDASARKAN PENDEKATAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON PEMODELAN JUMLAH PENDERITA KONJUNGTIVITIS DI LAMONGAN BERDASARKAN PENDEKATAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON 1 Zahrotul Azizah, 2 Umi Tri Ruhana, 3 Nur Chamidah 1,2,3 Program Studi Statistika, Fakultas

Lebih terperinci

Penerapan Hurdle Negative Binomial pada Data Tersensor

Penerapan Hurdle Negative Binomial pada Data Tersensor SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 Penerapan Hurdle Negative Binomial pada Data Tersensor S - 5 Resa Septiani Pontoh, Defi Yusti Faidah. Departemen Statistika FMIPA Universitas

Lebih terperinci