PENERAPAN RME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN PATI WETAN 02 PATI TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN RME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN PATI WETAN 02 PATI TAHUN PELAJARAN 2015/2016"

Transkripsi

1 PENERAPAN RME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN PATI WETAN 02 PATI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 JURNAL Disusun untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Rebecca Andita Putri Hapsari PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

2

3

4

5

6 PENERAPAN RME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN PATI WETAN 02 PATI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Rebecca Andita Putri Hapsari 1 Sutriyono 2 Erlina Prihatnani 3 FKIP Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga, Jawa Tengah Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIPUKSW, rebecca_anditaputri@yahoo.com 2 Dosen Pendidikan Matematika FKIP UKSW, sutriyono@staff.uksw.edu 3 Dosen Pendidikan Matematika FKIPUKSW, erlina.prihatnani@gmail.com Abstrak Pembelajaran matematika yang tidak sesuai tahap Bruner serta rendahnya hasil belajar matematika siswa di SDN Pati Wetan 02 Pati menjadi dasar dilakukannya penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada materi operasi hitung pecahan bagi siswa kelas IV SDN Pati Wetan 02 Pati Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 dengan menerapkan metode RME. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dengan subyek siswa kelas IV SDN Pati Wetan 02 Pati. Desain PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan Mc Taggart. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes dan metode observasi. Kriteria ketuntasan individu adalah 70 adapun kriteria ketuntasan klasikal sebesar 75%. Penerapan metode RME pada siklus I diperoleh ketuntasan klasikal sebesar 54% dengan ratarata nilai 66,5. Adapun pada pembelajaran siklus II, ketuntasan klasikalnya mengalami kenaikan menjadi 92% dengan rata-rata nilai 93. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa metode RME dapat meningkatkan hasil belajar pada materi operasi hitung pecahan pada siswa kelas IV SDN Pati Wetan 02 Pati. Berdasarkan hasil ini maka disarankan bagi guru yang mendapat permasalahan serupa untuk dapat menerapkan RME dalam pembelajaran. Kata kunci: realistic mathematic education (rme), hasil belajar matematika, pecahan, ptk PENDAHULUAN Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua orang mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan menengah bahkan di beberapa jurusan pada perguruan tinggi. Semua orang perlu mempelajari matematika karena matematika adalah sarana untuk memecahkan masalah di kehidupan seharihari (Susanto, 2013). Mulyono (2009) mengungkapkan bahwa matematika yang seharusnya menjadi alat untuk membantu di kehidupan sehari-hari justru dianggap sebagai sesuatu yang sulit dan menakutkan untuk dipelajari sehingga membuat siswa malas dan kurang terlibat dalam mengikuti proses pembelajaran. Akibatnya, tidak semua siswa berhasil dalam mengikuti proses pembelajaran matematika. Keberhasilan proses pembelajaran salah satunya dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai siswa. Sudjana (2010) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang 1

7 dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Bloom dalam Sudjana (2010:22-31) membagi hasil belajar dalam tiga ranah atau aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Pengukuran hasil belajar dalam ranah kognitif dapat diungkap dengan tes tertulis, hasil belajar dalam ranah afektif dapat diungkap melalui skala sikap, sedangkan hasil belajar dalam ranah psikomotorik lebih dapat diungkap dengan tes tindakan (Rakhmat, 2001:69). Hasil belajar masih menjadi suatu masalah dalam beberapa pembelajaran matematika. Permasalahan ini juga terjadi pada pembelajaran matematika siswa kelas IV di SDN PATI WETAN 02. Hasil belajar matematika untuk materi operasi hitung pecahan masih belum optimal. Hanya 10 siswa (30,7%) yang dinyatakan tuntas dari KKM yang ditetapkan yaitu sebesar 70. Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktorfaktor tersebut dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan (Purwanto, 1990 : 270). Salah satu faktor yang berasal dari luar diri siswa yang juga dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar adalah model pembelajaran. Model pembelajaran adalah suatu aktifitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar (Nasution, 2005). Pemilihan dan penggunaan model pembelajaran yang tidak tepat dapat berdampak pada rendahnya hasil belajar. Hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 25 Oktober 2014 menunjukkan bahwa proses pembelajaran cenderung terpusat pada guru, siswa hanya mendengarkan dan mencatat hal-hal penting yang berasal dari penjelasan guru. Guru dalam mengajarkan matematika langsung ke dalam tahap abstrak. Contoh pada pembelajaran materi pecahan, tanpa a menjelaskan apa makna dari, guru b langsung memberikan kepada siswa soal tentang pecahan. Siswa memang dapat mengerjakan penjumlahan pecahan dengan menyamakan penyebut, tetapi kenapa harus disamakan penyebut, siswa tidak mengetahuinya. Jadi masih terdapat siswa yang langsung menjumlahkan tanpa proses menyamakan penyebut. Teori Bruner (Hawa, 2007) menyatakan bahwa dalam belajar matematika hendaknya melalui 3 tahap yaitu enaktif, ikonik dan simbolik. Lebih lanjut Bruner mengungkapkan bahwa pada tahap enaktif, siswa diajarkan dengan memanipulasi objek-objek secara langsung. Sedangkan tahap ikonik, anak mulai menyangkut mental yang merupakan gambaran dari objek-objek. Adapun tahap simbolik, merupakan tahap dimana anak memanipulasi simbol-simbol atau lambanglambang objek tertentu. Pelaksanaan proses pembelajaran matematika di SD hendaknya dilaksanakan dengan cara yang tepat sesuai dengan perkembangan siswa untuk mendapatkan pengetahuan. Salah satu pendekatan pembelajaran yang menekankan bahwa pengetahuan harus berawal dari sesuatu yang real dan menekankan pada materi berbasis pengetahuan sehari-hari adalah RME (Realistic Mathematics Education). RME pertama kali diperkenalkan dan dikembangkan di Belanda pada tahun 1971 oleh Institut Freudenthal (Tarigan,2006). RME menekankan bahwa pendidikan matematika harus dikaitkan dengan realita sehari-hari sesuai yang dapat dibayangkan oleh siswa (Sukardi, 2005). Realita artinya hal-hal yang nyata (kongret) yang dapat diamati atau dipahami siswa lewat membayangkan, sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan adalah lingkungan tempat siswa berada baik lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat yang dapat dipahami siswa. RME adalah pendekatan pembelajaran matematika yang berbasis pada matematisasi pengalaman sehari-hari (mathematization of everyday experience) dan penerapan matematika dalam kehidupan nyata (Suharta, 2001). Marpaung 2

8 (2001 : 3) menyebutkan bahwa ide ini berlandaskan asumsi bahwa semua orang memiliki ide dan konsep matematika yang berasal dari pengalaman sebelumnya dalam berinteraksi dengan dunia riil. Matematika realistik adalah pengajaran matematika yang dikaitkan dengan kehidupan seharihari. Marpaung (Budi, 2008) mengungkapkan beberapa ciri pendidikan matematika realistik antara lain pembelajaran berpusat pada siswa, siswa dilatih untuk aktif berfikir dan berbuat, pembelajaran dimulai dari masalah-masalah yang nyata, siswa diberi kesempatan mengembangkan strategi belajarnya dengan berinteraksi dan bernegosiasi dengan kawan atau gurunya dan guru membantunya, siswa dibimbing pada pembentukan konsep penyelesaian permasalahan, serta guru hanya berperan sebagai fasilitator atau manager kelas. Menurut Supinah dan Agus (2008), langkah-langkah pembelajaran matematika dengan pendekatan RME yaitu tahap pertama memulai pembelajaran dengan mengajukan masalah (soal) yang real bagi siswa sesuai dengan pengalaman dan tingkat pengetahuannya, sehingga siswa segera terlibat dalam pembelajaran secara bermakna. Tahap kedua permasalahan yang diberikan harus diarahkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut. Tahap ketiga siswa mengembangkan atau menciptakan modelmodel simbolik secara informal terhadap persoalan atau permasalahan yang diajukan. Tahap keempat pembelajaran berlangsung secara interaktif, siswa menjelaskan dan memberikan alasan terhadap jawaban yang diberikannya, memahami jawaban temannya (siswa lain), setuju terhadap jawaban temannya, menyatakan ketidaksetujuan, mencari alternatif penyelesaian yang lain, dan melakukan refleksi terhadap setiap langkah yang ditempuh atau terhadap hasil pembelajaran. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran RME dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa SD, diantaranya penelitian Caslam (2007), Nurmalita (2013) dan Nadhiroh (2010). Caslam (2007) telah memberikan data empirik bahwa RME dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri Limbangan 03 pada materi Operasi Hitung pada Bilangan Pecahan. Adapun penelitian Nurmalita (2013) dan Nadhiroh (2010) masing-masing berhasil meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 01 Rendeng dan siswa kelas III SD Negeri Kerjen Srengat Blitar dengan RME berturut-turut pada materi KPK dan FPB serta Bangun Datar. Adanya teori Bruner serta adanya teori dari hasil penelitian tentang RME menjadi dasar dipilihnya RME sebagai upaya tindak lanjut untuk memperbaiki hasil belajar siswa kelas IV di SDN Pati Wetan 02 Pati. Penerapan model ini diharapkan dapat menciptakan proses pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, penelitian ini diberi judul Penerapan RME untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada siswa kelas IV SDN PATI WETAN 02 PATI. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model yang mengacu pada teori Kemmis dan Taggart. Model ini terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi (Arikunto, 2006 : 93). Tahap perencanaan yaitu rencana tindakan apa yang akan dilaksanakan untuk memperbaiki, meningkatkan atau mengubah perilaku dan sikap sebagai solusi, tahap tindakan yaitu apa yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya perbaikan. Tahap observasi yaitu mengamati atas hasil yang telah dilaksanakan terhadap siswa, adapun tahap refleksi yaitu tahap peneliti melihat dan mempertimbangkan atas hasil dari tindakan. Langkah penelitian ini dapat digambarkan dalam bentuk bagan seperti yang terlihat pada Gambar 1. 3

9 Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN PATI WETAN 02 dengan jumlah 27 siswa, terdiri dari 14 laki-laki dan 13 perempuan. Penelitian ini dilaksanakan pada pembelajaran matematika pada Standar Kompetensi Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah dengan Kompetensi Dasar Menjumlahkan pecahan. Sumber: Kemmis dan Taggart Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi dan tes. Metode observasi digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan perilaku siswa selama proses pembelajaran sedangkan metode tes digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa, yang dilakukan pada akhir setiap siklus. Analisis data dalam penelitian ini bersumber dari hasil tes siswa dan hasil pengisian lembar observasi guru. Indikator keberhasilan belajar matematika siswa kelas IV Pati Wetan 02 Pati terdiri dari dua, yaitu: (a) ketuntasan perorangan, seorang siswa dikatakan tuntas apabila telah mencapai nilai minimal 70 (dalam skala 1-100) dan (b) ketuntasan klasikal, suatu kelas dikatakan tuntas apabila terdapat minimal 75% siswa masuk dalam kategori tuntas. Siklus pada penelitian ini akan berhenti ketika hasil belajar telah meningkat dan mencapai kriteria ketuntasan klasikal. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada pembelajaran matematika siswa kelas IV SDN PATI WETAN 02, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati dalam materi operasi hitung pecahan semester genap tahun pelajaran 2015/2016 melalui pembelajaran RME. Hasil penelitian tindakan kelas dari penerapan RME diuraikan dalam 4 bentuk tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan 2 siklus. Data yang diperoleh antara lain tentang data kondisi awal, data siklus I dan data siklus II. Siklus I dan II dalam penelitian ini masing-masing dilaksanakan 2 kali pertemuan. Berikut ini uraian dari tiap tahap dalam penelitian ini. Kondisi Awal / Pra siklus Ibu Siti selaku guru kelas IV dalam observasi yang dilakukan pada tanggal 25 Oktober 2014 mengungkapkan bahwa berdasarkan pengalamannya mengajarkan mata pelajaran matematika pada materi pecahan di SDN PATI WETAN 02 Pati menunjukkan bahwa dalam mengajar, guru menggunakan metode ceramah dengan tahapan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, pemberian contoh soal dan soal latihan. Permasalahan ini berdampak pada ketidakmampuan siswa dalam menyelesaikan penjumlahan dua pecahan biasa baik berpenyebut sama maupun berpenyebut berbeda. Rata-rata kelas pada materi ini belum mencapai KKM. Beberapa siswa memang dapat mengerjakan penjumlahan pecahan dengan menyamakan penyebut, tetapi kenapa harus disamakan penyebut, siswa tidak mengetahuinya. Hal ini berdampak masih ditemukannya siswa yang langsung menjumlahkan tanpa proses menyamakan penyebut. Adapun hasil observasi di SDN Pati Wetan 02 Pati menunjukkan bahwa proses pembelajaran cenderung terpusat pada guru. Selain itu, guru dalam 4

10 mengajarkan matematika langsung ke tahap abstrak, tanpa adanya upaya mewujudkan konsep abstrak kepada konsep yang lebih konkret sehingga lebih mudah diterima siswa. Berdasarkan hasil observasi tersebut maka siswa diberikan 5 soal uraian yang mencakup indikator menjumlahkan dua pecahan biasa berpenyebut sama dan menjumlahkan dua pecahan biasa berpenyebut berbeda. Tujuan dari pemberian soal untuk mengukur hasil belajar siswa pada materi operasi hitung pecahan. Pelaksanaan pengambilan data pra siklus ini dilakukan pada hari Senin, 7 Maret Hasil dari tes tersebut tidak memuaskan. Dari 26 siswa hanya 2 siswa yang dinyatakan tuntas sedangkan 24 siswa lainnya mendapat nilai di bawah KKM. Rata-rata nilainya hanya mencapai 44,2, dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 15. Hasil ini jauh dari KKM yang ditetapkan yaitu 70. Hasil tes pra siklus dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Tes Pra Siklus No. Kriteria Rentang Jumlah Presentase Nilai Siswa 1. Tuntas % 2. Tidak < % Tuntas Jumlah % Rata-rata 44,2 Berdasarkan data tersebut, maka perlu dilakukan tindakan perbaikan salah satunya dengan cara memperbaiki proses pembelajaran yang sesuai dengan pelajaran terutama materi operasi hitung pecahan. Salah satu pendekatan pembelajaran yang menekankan siswa untuk mendapatkan pengetahuan dari sesuatu yang real pada materi berbasis pengetahuan sehari-hari adalah pendekatan RME. Oleh karena itu, dilakukan tahap siklus I dengan menerapkan pendekatan RME sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa hingga dapat mencapai ketuntasan klasikal. Hasil Penelitian Siklus I a. Tahap Perencanaan Hasil observasi sebelumnya didapat data bahwa dalam pembelajaran siswa tidak dilibatkan dalam pengetahuan yang real, siswa hanya diberi soal untuk mengerjakannya. Selain itu, metode ceramah tidak memberikan ruang yang cukup kepada siswa dalam pembelajaran untuk pengetahuan sehari-hari, maka pada tahap ini peneliti menyusun pembelajaran dengan pendekatan RME. Tahap perencanaan yang dilakukan dalam penelitian ini diawali dengan menetapkan kompetensi dasar serta menyusun rencana pelaksanaan untuk siklus I. Rencana pembelajaran yang disusun berdasarkan karakteristik pendekatan RME. Sebagai bentuk penyajian masalah kontekstual, guru akan menunjukkan beberapa benda dengan panjang berupa bilangan pecahan. Selanjutnya guru akan menanyakan berapa jumlah panjang dari benda-benda tersebut. Berawal dari permasalahan ini guru akan merepresentasikan bilangan pecahan melalui media gambar arsir. Hal ini akan dilakukan sebagai bentuk upaya guru untuk menyatakan konsep abstrak penjumlahan pecahan ke dalam media gambar arsir sehingga diharapkan dapat membantu siswa untuk memahami konsep tersebut. Setelah penggunaan gambar arsir guru bersama siswa akan mengidentifikasi bagaimana memecahkan penjumlahan penyebut sama tanpa menggambar yaitu menggunakan konsep menjumlahkan pembilang untuk pecahan yang penyebutnya sama [ a + c = a+c ]. Guru b b b tidak hanya menjelaskan secara klasikal, guru juga akan mendesaian pembelajaran secara berkelompok. Hal ini dimaksudkan agar siswa memiliki kesempatan yang lebih luas untuk memahami penjumlahan pecahan dengan penyebut yang sama dengan cara berdiskusi dengan teman. Oleh karena itu, guru akan mempersiapkan lembar kerja untuk masing-masing kelompok. Lembar kerja ini berisi tentang 5

11 soal-soal pemecahan masalah terkait permasalahan kontekstual tentang penjumlahan pecahan dengan penyebut sama yang harus diselesaikan siswa baik secara gambar arsir maupun menggunakan konsep menjumlahkan pembilang. Lembar kerja untuk setiap kelompok berbeda. Tidak hanya mengerjakan lembar kerja secara berkelompok, guru juga akan memberi kesempatan setiap kelompok untuk mempresentasikan di depan kelas. Hal ini bertujuan untuk lebih memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Tahap penutup, guru akan memberikan 2 permasalahan kontekstual kepada masing siswa untuk diselesaikan di rumah. Hal ini agar siswa dapat mendalami materi. Selain merancang pembelajaran dengan pendekatan RME, peneliti akan menyusun instrumen-instrumen yang akan dipakai dalam penelitian ini. Instrumen terdiri dari lembar observasi dan tes hasil belajar. Lembar observasi digunakan untuk mengukur sejauh mana peneliti melakukan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) juga untuk mengukur aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Adapun tes akan digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah mengalami proses pembelajaran siklus I. b. Pelaksanaan Tindakan Tahap berikutnya setelah tahap perencanaan adalah tahap tindakan. Pada tahap ini guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun pada tahap perencanaan. Penelitian ini dilaksanakan terhadap siswa kelas IV SDN Pati wetan 02 Pati. Ibu Siti Romchin, S.Pd.SD selaku guru kelas IV bertindak sebagai pengajar dalam pelaksanaan siklus I. Siklus I dilakukan dalam 2 pertemuan yang masing-masing terdiri dari 2 jam pelajaran. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 7 Maret 2016 pada jam ke 4-5, sedangkan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 10 Maret 2016 pada jam 2-3. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dalam tiga tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Pertemuan pertama pada awal pembelajaran guru menyapa siswa di kelas, mengabsen siswa dengan cara menanyakan apakah terdapat siswa yang tidak hadir. Selanjutnya guru menanyakan kabar siswa. Langkah pembelajaran selanjutnya adalah penyampaian tujuan pembelajaran, yaitu menyelesaikan permasalahan seharihari tentang penjumlahan pecahan biasa dengan penyebut sama. Adapun sebagai apersepsi guru menuliskan bilangan 3 pecahan kemudian menanyakan 5 Berapakah pembilangnya, berapakah penyebutnya dan bagaimana cara menggambar pecahan tersebut pada gambar arsir? Siswa menanggapi pertanyaan guru dengan menyebutkan berapa pembilang, penyebut dan gambar arsiran dengan benar. Langkah selanjutnya pada tahap eksplorasi, guru menunjukkan tali dengan ukuran 3 m, 8 1 m dan 2 m. Seperti apa yang telah 8 8 direncanakan, selanjutnya guru menanyakan berapa panjang ketiga tali tersebut. Siswa hanya dapat menjawab dijumlahkan. Selanjutnya guru mulai memberikan penjelasan konsep penjumlahan pecahan dengan media gambar arsir. Guru menggambar seperti pada Gambar Guru memindahkan arsiran yang berwarna abu-abu, biru dan merah menjadi satu kedalam 8 kotak yang tidak berwarna 6 8 Gambar 2. Penjumlahan pecahan pada gambar asir 6

12 Langkah selanjutnya yang dilakukan guru adalah membagi siswa ke dalam kelompok yang terdiri dari 6 kelompok, dimana setiap kelompok yaitu 4 siswa. Kemudian guru membagi Lembar Kerja kepada setiap kelompok. Lembar Kerja ini berisi 1 permasalahan kontekstual tentang penjumlahan pecahan dengan penyebut sama. Pada Lembar Kerja ini tertulis bahwa siswa harus menyelesaikan permasalahan tersebut lengkap dengan gambar arsir. Soal dalam Lembar Kerja ini beragam, setiap 2 kelompok mendapat Lembar Kerja dengan soal yang sama. Guru memberi waktu kepada kelompok untuk menyelesaikan selama ± 15 menit. Hasil contoh pekerjaan siswa dapat dilihat pada Gambar 3. = 1. Arman dapat menyelesaikan tugasnya dalam waktu 1 4 jam, Jawab: sedangkan Ryan 2 jam. Berapa 4 jumlah waktu Arman dan Ryan? Gambar 3. Salah satu hasil pekerjaan siswa Setelah waktu habis, guru memilih secara acak kelompok yang akan presentasi. Saat itu soal kelompok 1 = kelompok 4, kelompok 2 = kelompok 5 dan kelompok 3 = kelompok 6 yang terpilih maju pertama adalah kelompok 1 dan guru melihat kelompok 4 (yang juga mendapatkan soal yang sama) untuk mengecek kebenaran yang disimpulkan temannya. Hal yang sama dilakukan ketika kelompok 2 dan kelompok 3 terpilih untuk maju dan kelompok 5 dan kelompok 6 yang harus mengecek. Tahap penutup, guru memberikan tugas rumah yang terdiri dari 2 soal realistik tentang penjumlahan pecahan dengan penyebut sama. Guru juga menginformasikan pembelajaran yang akan datang yaitu ulangan penjumlahan pecahan dengan penyebut sama. Pertemuan kedua seperti pada pertemuan pertama pada pertemuan kedua, dalam pendahuluan guru juga menyapa siswa dikelas, mengabsen siswa dengan cara menanyakan apakah terdapat siswa yang tidak hadir. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu membahas tugas rumah tentang penjumlahan pecahan dengan penyebut sama. Tahap selanjutnya yaitu guru membimbing siswa untuk membahas tugas rumah. Selanjutnya guru menanyakan konsep pecahan yang telah mereka pelajari, ketika masih ada siswa yang merasa kebingunganmaka guru kembali melakukan penjelasan singkat mengenai konsep 1. pecahan. Guru membagikan lembar soal yang sama kepada setiap siswa dan setiap siswa diminta untuk mengerjakan soal ulangan secara individu selama 20 menit. Saat mengerjakan soal siswa tampak serius dan jujur dalam mengerjakannya. Guru menutup pembelajaran dengan menyampaikan kepada siswa pada pertemuan berikutnya akan dibahas tentang penjumlahan pecahan dengan penyebut berbeda. c. Observasi Observasi dilakukan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran. Tahap observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data bagaimana kegiatan belajar mengajar serta aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan realistic mathematics education. Data pengamatan berupa lembar 7

13 aktivitas guru dan lembar aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Rekapitulasi hasil pengamatan aktivitas guru untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran realistic mathematics education dapat dilihat pada Tabel 2. Data pada Tabel 2 menunjukkan bahwa untuk kegiatan awal, kegiatan kelompok dan pelaksanaan RME masih pada kategori baik. Tabel 2. Aktifitas guru No. Indikator Persentase Ket KegiatanAwal 71% Baik Kegiatan Kelompok Pelaksanaan RME Pelaksanaan Tes Hasil observasi guru Kriteria penilaian: Aktivitas guru < 40% (Kurang) Aktivitas guru 40% - 60% (Cukup) Aktivitas guru 60% - 80% (Baik) Aktivitas guru > 80% (Sangat Baik). Pada kegiatan awal guru telah mengingatkan kembali tentang bentuk pecahan sebelum pembelajaran RME dimulai. Adapun kegiatan kelompok guru kurang memperhatikan siswa yang tidak bekerja sama dalam kelompoknya. Guru menyampaikan pembelajaran dengan menggunakan soal cerita dalam latihan soal dengan baik. Rekapitulasi hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 3, sedangkan data tiap siswa ditampilkan dalam bentuk diagram batang pada Gambar 1. Tabel 3. Hasil Tes Siklus I 73% Baik 75% Sangat Baik 70% Baik No. Kriteria Rentang Nilai Jumlah Persentase Siswa 1. Tuntas % 2. Tidak < % Tuntas Jumlah % Rata-rata 66,5 Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa dari siklus I, ditemukan peningkatan hasil belajar dari pretest sebelumnya yaitu 14 siswa atau 54% tuntas dan 12 siswa atau 46% belum tuntas dari total 26 siswa. Hasil belajar pada siklus I belum mengalami ketuntasan klasikal, nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 37,5 dengan nilai rata-rata yang diperoleh adalah 66,5 dari nilai KKM Nilai Siklus I Gambar 1. Grafik hasil tes siklus I d. Refleksi Berdasarkan penelitian siklus I, dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar siswa sudah mendekati KKM yaitu 70. Nilai rata-rata yang didapat pada siklus I adalah 66,5, siswa yang tuntas hanya 14 siswa dari 26 siswa dan siswa yang tidak tuntas 12 siswa, sehingga persentase siswa yang tuntas adalah 54%. Berdasarkan hasil observasi, terlihat selama proses pembelajaran RME berlangsung, guru melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Untuk pembelajaran selanjutnya guru akan lebih memperhatikan siswa sehingga tidak ada siswa yang bermain sendiri dan berbicara dengan teman yang lain dalam pembelajaran RME. Langkah yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu menyarankan kepada guru untuk memperhatikan siswa dan menegur 8

14 siswa yang kurang memperhatikan pembelajaran. Pada saat latihan soal menggunakan soal cerita beberapa siswa mengerjakan dengan serius karena berkaitan dengan pengetahuan sehari-hari. Dengan demikian, pada siklus selanjutnya guru akan menjelaskan tentang penjumlahan pecahan berpenyebut berbeda dan memberi sebuah soal cerita dalam mengerjakan soal siswamengerjakan secara individu. Hasil Penelitian Siklus II a. Tahap Perencanaan Berdasarkan refleksi dan hasil analisis yang telah dilakukan pada siklus I, penelitimenyusun perencanaan untuk pembelajaran pada silus II. Pada siklus I pelaksanaan pembelajaran RME, guru kurang jelas dalam menjelaskan konsep penjumlahan dengan alat bantu gambar arsir dan guru kurang memperhatikan siswa yang tidak bekerja dalam kelompoknya. Oleh karena itu, guru akan melakukan pembelajaran dengan mengatur kecepatan sesuai dengan kemampuan siswa dalam menerima pembelajaran. Selain itu, guru akan lebih memantau jalannya diskusi. Seperti hal pada siklus I, pada siklus II juga akan menggunakan lembar kerja untuk membantu proses pembelajaran. Namun demikian guru akan mengurangi dominasi saat pengerjaan lembar kerja tersebut. Pada tahap ini guru akan memberikan lembar kerja agar siswa dapat lebih aktif dalam pembelajaran RME. Tahap perencanaan pada siklus II ini tidak beda dengan siklus sebelumnya yaitu peneliti juga menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan metode RME. Sebelum pembelajaran dimulai dengan tujuan untuk mengingatkan kembali materi sebelumnya siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Tahap pembelajaran untuk pertemuan pertama berdasarkan penerapan RME. Sebagai bentuk penyajian masalah kontekstual, guru akan menjumlahkan beberapa benda dengan panjang berupa bilangan pecahan dengan penyebut berbeda. Selanjutnya guru akan menanyakan berapa jumlah panjang dari benda-benda tersebut. Berawal dari permasalahan ini guru akan mengajarkan penjumlahan pecahan dengan berpenyebut berbeda melalui media gambar arsir. Penjumlahan bilangan pecahan dengan penyebut berbedadalam media gambar arsir menjadi sesuatu yang konkret sehingga akan lebih mudah diterima siswa. Setelah penggunaan gambar arsir guru bersama siswa akan memecahkan penjumlahan pecahan dengan penyebut berbeda yaitu menggunakan konsep menyamakan penyebut [ a + c = a(d)+c(b) ] b d bd guru tidak hanya akan melakukan kegiatan pembelajaran secara klasikal, guru juga akan mendesaian pembelajaran secara berkelompok. Hal ini dimaksudkan agar siswa memiliki kesempatan yang lebih luas untuk memahami penjumlahan pecahan dengan penyebut yang dengan cara berdiskusi dengan teman. Oleh karena itu, guru akan mempersiapkan lembar kerja untuk masing-masing kelompok. Lembar kerja ini berisi tentang soal-soal pemecahan masalah terkait permasalahan kontekstual tentang penjumlahan pecahan dengan penyebut berbeda yang harus diselesaikan siswa baik secara gambar arsir maupun menggunakan konsep menyamakan penyebut. Lembar kerja untuk setiap kelompok berbeda, tidak hanya mengerjakan lembar kerja secara berkelompok, guru juga akan memberi kesempatan setiap kelompok untuk mempresentasikan di depan kelas. Penyusunan observasi dibuat untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dengan penerapan RME. Sama seperti siklus I penyusunan yang digunakan pada siklus II yaitu lembar observasi guru. Perencanaan ini yaitu menetapkan kriteria siswa dikatakan berhasil dengan nilai siswa secara individu mencapai kriteria ketuntasan, sedangkan nilai klasikal mencapai ketuntasan minimal 70%. 9

15 b. Pelaksanaan Tindakan Setelah mengembangkan perencanaan maka pengajar melaksanakan tindakan perbaikan di kelas sesuai tahap perencanaan yang telah dibuat. Penelitian siklus II dilaksanakan dalam 2 pertemuan yang masing-masing terdiri dari 2 jam pelajaran. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Jumat, 11 Maret 2016, sedangkan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 12 Maret 2016 di kelas IV SDN PATI WETAN 02 PATI. Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti yaitu menyelesaikan permasalahan sehari-hari tentang penjumlahan pecahan biasa dengan penyebut berbeda. Adapun sebagai apersepsi guru mengingatkan kembali konsep menjumlahkan pecahan yang berpenyebut sama untuk memperkuat pembelajaran pecahan yang berpenyebut berbeda. Guru mengeksplor pengetahuan yang dimiliki siswa dengan membimbing siswa untuk menjawab pertanyaan dalam sebuah soal cerita pecahan yang berpenyebut berbeda. Langkah selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok yang terdiri dari 6 kelompok, dimana setiap kelompok yaitu 4 siswa, selanjutnya guru membagikan lembar soal yang terdiri dari 1 soal kontekstual (setiap 2 kelompok mendapat soal sama) setiap kelompok diminta kerjasama selama ± 15 menit untuk menyelesaikan soal tersebut. Setiap kelompok dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan benar, terdapat peningkatan dalam mengerjakan dengan berkelompok setiap siswa mampu berdiskusi sesuai dengan kelompoknya. Selanjutnya guru meminta 3 kelompok (mewakili kelompok dengan soal berbeda) untuk presentasi di depan kelas. Tahap penutup, guru memberikan tugas rumah yang terdiri dari 2 soal realistik tentang penjumlahan pecahan dengan penyebut berbeda. Guru juga menginformasikan pembelajaran yang akan datang yaitu ulangan penjumlahan pecahan dengan penyebut berbeda. Di akhir pertemuan, guru menutup pembelajaran dengan menyampaikan kepada siswa materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya, yaitu ulangan untuk penjumlahan pecahan dengan penyebut berbeda. Seperti pada pertemuan pertama, pada pertemuan kedua dalam pendahuluan guru juga menyapa siswa di kelas, mengabsen siswa dengan cara menanyakan apakah terdapat siswa yang tidak hadir. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu membahas tugas rumah, ulangan dan membahas ulangan tentang penjumlahan pecahan dengan penyebut berbeda. Tahap selanjutnya yaitu guru membimbing siswa untuk membahas tugas rumah. Selanjutnya guru menanyakan konsep pecahan yang telah mereka pelajari, jika masih ada siswa yang merasa kebingungan maka guru kembali melakukan penjelasan singkat mengenai konsep pecahan. Guru membagikan lembar soal yang sama kepada setiap siswa dan setiap siswa diminta untuk mengerjakan soal ulangan secara individu selama 20 menit, lalu guru membahas dan mengoreksi soal ulangan, kemudian guru menanyakan Pada hari ini, apa yang kita pelajari?. Siswa menjawab dengan bersama dengan benar. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya mengenai yang belum jelas. Langkah pembelajaran selanjutnya yaitu penutup. Guru menanyakan Apa yang siswa pelajari hari ini?. Tujuan pembelajaran tercapai hal ini dilihat dari siswa menjawab pertanyaan guru dengan benar. Siswa sudah mampu menerapkan penjumlahan pecahan dengan penyebut sama dan berbeda dalam pengetahuan sehari-hari. Setelah pembelajaran selesai guru menyampaikan terima kasih atas partisipasi siswa dan memberi salam. Pada siklus II diadakan tes akhir siklus untuk mengetahui peningkatan hasil belajar yang dialami siswa terhadap materi operasi hitung pecahan dalam pengetahuan seharihari setelah menggunakan metode RME. 10

16 c. Observasi Observasi dilakukan dengan kegiatan pembelajaran, dalam penelitian ini tahap observasi dilakukan untuk memperoleh data bagaimana kegiatan belajar mengajar dalam pembelajaran realistic mathematics education. Data pengamatan berupa lembar aktivitas guru dan lembar aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Hasil pengamatan aktivitas guru dan aktivitas siswa siklus II untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran realistic mathematics education dapat dilihat pada Tabel 4.Data pada Tabel 4 menunjukkan bahwa untuk kegiatan awal, kegiatan kelompok dan pelaksanaan RME masih pada kategori baik. Tabel 4. Aktifitas guru No. Indikator Persentase Ket. 1. KegiatanAwal 77% Baik 2. Kegiatan Kelompok 76% Baik 3. Pelaksanaan Sangat 80% RME Baik 4. Pelaksanaan Sangat 80% Tes Baik Hasil observasi guru Kriteria penilaian: Aktivitas guru < 40% (Kurang) Aktivitas guru 40% - 60% (Cukup) Aktivitas guru 60% - 80% (Baik) Aktivitas guru > 80% (Sangat Baik) Pada kegiatan awal guru telah melaksanakan kategori dengan baik. Dilihat dari nilai yang didapat pada tiap aspek aktifitas guru selama proses pembelajaran terlihat adanya peningkatan pada siklus II namun masih kurang dalam membangun pengertian dan semangat tentang kelompok. Tetapi guru dapat menguasai pengetahuan sehari-hari dalam pembelajaran yang berbentuk realistic mathematics education dimulai. Dalam proses pembelajaran realistic mathematics educationdan menunjukkan kemampuannya secara maksimal dan kekurangan pada siklus I telah diperbaiki dengan memperhatikan refleksi pada siklus I. Adapun rekapitulasi hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 5 Adapun data tiap siswa ditampilkan dalam bentuk diagram batang pada Gambar2 Tabel 5. Hasil Tes Siklus II No. Kriteria Rentang Jumlah Presentase Nilai Siswa 1. Tuntas % 2. Tidak < % Tuntas Jumlah % Rata-rata 93 Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa dari siklus II, ditemukan peningkatan hasil belajar yaitu 24 siswa atau 92% tuntas dan 2 siswa atau 8% belum tuntas dari total 26 siswa. Hasil belajar pada siklus II mengalami peningkatan nilai tertinggi drastis menjadi 100 dan nilai terendah 65 dari nilai KKM 70 dengan nilai rata-rata yang diperoleh adalah 93 jadi dapat diketahui dari hasil tiap siswa banyak mengalami ketuntasan karena nilai yang diperoleh siswa telah mengalami ketuntasan sesuai dengan KKM yang telah ditetapkan Nilai Siklus II Gambar 2. Grafik hasil tes siklus II d. Refleksi Pada refleksi siklus II akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik selama proses pembelajaran RME. 11

17 Dari proses pembelajaran pada siklus II ini sudah semakin membaik, dimana siswa semakin terbiasa dengan pendekatan RME, walaupun masih terdapat beberapa siswa yang kurang aktif dalam diskusi kelompok. Dari uraian diatas, dapat dikatakan bahwa pada siklus II terdapat peningkatan sehingga mencapai kategori nilai baik. Dari data di atas menunjukkan nilai rata-rata kelas pada siklus II sebesar 93 lebih besar dari siklus I yang hanya 66,5 dan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 92% lebih besar dari siklus I hanya 54%, hal ini dapat diketahui dari hasil nilai tiap siswa mengalami ketuntasan sesuai dengan KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Berdasarkan hasil tersebut, maka penelitian yang dilakukan pada siklus II mengalami keberhasilan. Peneliti tidak perlu lagi melakukan penelitian ke siklus berikutnya. Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Hasil belajar siswa pada pra siklus masih sangat rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai pretest yang belum mencapai KKM sebanyak 24 siswa dari 26 siswa. Penyebab rendahnya nilai siswa dikarenakan siswa kurang aktif dalam belajar. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan atau perbaikan dengan menerapkan metode pembelajaran RME dimana pembelajaran ini mampu meningkatkan hasil belajar matematika karena pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri. Proses pembelajaran yang berlangsung pada siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklus. Hal ini dikarenakan siswa sudah terlibat langsung dalam pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas pada setiap siklus menunjukkan bahwa pembelajaran RME telah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Perbandingan hasil belajar pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 7 dan gambar 3. Tabel 7. Perbandingan Siklus No. Kriteria Gambar 3. Grafik Perbandingan nilai siklus PENUTUP Nilai Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan RME dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi operasi hitung pecahan di kelas IV Semester 2 Tahun Ajaran 2015/2016 di SDN PATI WETAN 02 PATI. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan persentase ketuntasan klasikal dari pra siklus 8%, pada siklus I sebesar 54% dan pada siklus II sebesar 92%. Selain itu terdapat kenaikan rata-rata nilai kelas dari pra siklus 44,2, siklus I 66,5 dan pada siklus II 93. DAFTAR PUSTAKA Jumlah Siswa Presentase Pra I II Pra I II 1. T % 54% 92% 2. TT < % 46% 8% Jumlah % 100% 100% Abdurrahman, Mulyono Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta 12

18 Arikunto, S Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Marpaung, Y Pendekatan Realistik dan Sani dalam Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Mc. Taggart, R dan Kemmis, S The Action Research Planner. Melbourne. Deakin University. Susanto, Ahmad Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Tarigan, Daitin Pembelajaran Matematika Realistik. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Nasution, S Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Ngalim Purwanto. (1990). Psikologi Pendidikan.. Bandung : Remaja Rosdakarya Rakhmat, Djalaludin Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakary Sudjana Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Suharta, I Gusti Putu Pembelajaran Pecahan dalam matematika realistik. Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara Supinah dan Agus Langkahlangkah Pendekatan Matematika Realistik. m/2011/12/konsepsi-danlangkahlangkahpendekatan.html 13

BAB III METODE PENELITIAN. sebanyak 21 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

BAB III METODE PENELITIAN. sebanyak 21 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan pada tanggal 23 April 05

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas V SDN Kebowan 02 Kecamatan Suruh dengan jumlah 21 siswa yang terdiri dari 10 siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 03 Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 03 Kecamatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga. Jumlah siswa kelas 4 pada SDN

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK. Sri Suwarni

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK. Sri Suwarni PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK Sri Suwarni Guru SDN Mlirip1 Kec. Jetis Kabupaten Mojokerto ssuwarni.13@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 27 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Mangunsari 05 Salatiga dengan jumlah siswa 40, laki-laki sebanyak 24

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING MENGGUNAKAN MEDIA KARTU PECAHAN SISWA KELAS 4 SD NEGERI KALIKUTO GRABAG KOTA MAGELANG SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan membahas hasil penelitian yang telah peneliti lakukan. Pembahasan hasil penelitian meliputi rencana tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi,

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat Rohani SLBN 1 Palu, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) terbukti dapat meningkatkan aktivitas belajar siwa dan hasil belajar siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. PTK adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG Farraz Putri Febriani, Suminah PP3 Jalan Ir. Soekarno No. 1 Blitar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan peneliti yang juga sebagai guru mata pelajaran yang terlibat dalam penelitian

Lebih terperinci

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B SMPN 2 Sirenja pada Materi Teorema Pythagoras Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I A. Tahap Perencanaan Setelah diperoleh informasi pada waktu observasi, maka peneliti melakukan diskusi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan di kelas V yang berjumlah 29 siswa di SDN Lemahireng 2 Kecamatan Bawen tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan tes uji kompetensi matematika pada pokok bahasan pecahan ternyata hasilnya kurang memuaskan. Begitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngajaran 03, yaitu sekolah dasar di desa Ngajaran Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Dalam melakukan penelitian ini guru sekaligus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Penelitian 4.1.1. Kondisi Awal Hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Ledok 07 sebelum tindakan masih banyak siswa yang hasil belajarnya belum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan kooperatif tipe group investigation (GI) pada mata pelajaran IPS dengan materi Perjuangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Mangunsari 06 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Alamat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIID SMP N I SRANDAKAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIID SMP N I SRANDAKAN UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIID SMP N I SRANDAKAN Oleh: Raras Dwi Asri 11144100129 Pendidikan Matematika Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas IV SDN Randuacir 01 Salatiga semester 2 tahun 2013/2014 nampak

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL Muryatin SDN Pakunden 1, Jalan Bogowonto 48A Kota Blitar E-mail: muryatin2@gmail.com Abstract: Improvement Efforts of Learning

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA Penerapan Model Pembelajaran Number Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Era Destiyandani, dkk) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58) 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58) mengemukakan penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan data nilai yang diperoleh pada siswa kelas 4 SD Negeri Gendongan 03 pada mata pelajaran matematika materi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan membahas hasil penelitian yang telah peneliti lakukan. Pembahasan hasil penelitian di bab IV ini meliputi deskripsi siklus I, deskripsi siklus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas mengenai hasil pelaksanaan penelitian, perbandingan hasil penelitian antar siklus, dan pembahasan hasil penelitian yang akan disajikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 06. Alamat Jalan Imam Bonjol 24 Salatiga, Kecamatan Sidorejo

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 64 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang hasil penelitian dari pelaksanaan pembelajaran siklus I dan siklus II. Berikut ini akan diuraikan tentang perencanaan,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 MALANG PADA MATERI BANGUN RUANG

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 MALANG PADA MATERI BANGUN RUANG IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 MALANG PADA MATERI BANGUN RUANG Fathimatuzzahro Universitas Negeri Malang E-mail: fathimatuzzahro90@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan hakikatnya merupakan

Lebih terperinci

PENERAPAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII-H SMP NEGERI 7 MALANG

PENERAPAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII-H SMP NEGERI 7 MALANG PENERAPAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII-H SMP NEGERI 7 MALANG Sarismah (sarismahsyaputri@gmail.com) Pembimbing (I) Santi

Lebih terperinci

B b a IV H s a i s li Pe P n e e n l e iltiita i n a Da D n a Pe P m e b m a b h a a h s a a s n 4 1

B b a IV H s a i s li Pe P n e e n l e iltiita i n a Da D n a Pe P m e b m a b h a a h s a a s n 4 1 Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan Bab IV ini menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan, berturut-turut akan dibahas mengenai deskripsi kondisi awal (Pra Siklus), hasil penelitian siklus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah tahapan tahapan atau cara dalam melakukan penelitian, Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas IV SDN Kumpulrejo 03 kecamatan Argomulyo kota Salatiga. Waktu penelitian dilakukan pada awal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data penelitian yang diperoleh adalah berupa data observasi berupa pengamatan pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan Model Problem Based Learning dan pengamatan

Lebih terperinci

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI KELAS XI IIS 5 SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Reni Rasyita Sari Program Studi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Padaan 02 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Semester II Tahun 2013/2014. Subjek penelitian adalah

Lebih terperinci

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pengurangan Bilangan Sampai Dengan 500 Kelas II SDN 2 Tinigi Kecamatan Galang Kabupaten Tolitoli Hasmiati,

Lebih terperinci

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diajukan Oleh: Eliana Rahmawati

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diajukan Oleh: Eliana Rahmawati UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PERMAINAN BERBANTUAN MEDIA MONOPOLI ISLAMI PADA SISWA KELAS I SD MUHAMMADIYAH NGUPASAN I KOTA YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

Jurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32

Jurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN IPA-KIMIA DENGAN MENGGUNAKAN PERCOBAAN SEDERHANA BERBASIS BAHAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 2 MUARA BATU Juwairiah 1) 1 Prodi Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Lembaga pendidikan yang akan dijadikan tempat pelaksanaan penelitian yaitu SD Kumpulrejo 03 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. 4.2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan kelas (PTK), artinya penelitian ini berbasis pada masalah di kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan kelas (PTK), artinya penelitian ini berbasis pada masalah di kelas BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penilitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan kelas (PTK), artinya penelitian ini berbasis pada masalah di kelas tersebut. Penelitian

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA Atik Dwi Kurniati Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail: atikdwi_kurniati@gmail.com

Lebih terperinci

Cindra Dewi, Muchlis Djirimu, dan Lestari Alibasyah. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Cindra Dewi, Muchlis Djirimu, dan Lestari Alibasyah. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Mengelompokkan Makhluk Hidup Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SDN 4 Tuladenggi Cindra Dewi, Muchlis Djirimu, dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan membahas hasil penelitian yang telah peneliti lakukan. Pembahasan hasil penelitian meliputi rencana tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi

Lebih terperinci

Penerapan Teori Bruner Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Simetri Lipat di Kelas IV SDN 02 Makmur Jaya Kabupaten Mamuju Utara

Penerapan Teori Bruner Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Simetri Lipat di Kelas IV SDN 02 Makmur Jaya Kabupaten Mamuju Utara Penerapan Teori Bruner Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Simetri Lipat di Kelas IV SDN 02 Makmur Jaya Kabupaten Mamuju Utara Dewi Lestari Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini menyajikan tentang hasil penelitian dan pembahasannya. Adapun hasil penelitian ini dijabarkan dalam pelaksanaan tindakan. 4.1 Pelaksanaan Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 8 36 % 2 Belum Tuntas % Jumlah %

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 8 36 % 2 Belum Tuntas % Jumlah % BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Pembelajaran pra siklus dilaksanakan pada Hari Senin, 15 Oktober 2012 di kelas IV SDN Rejoagung 01 tentang materi penghitungan FPB dan KPK, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III SDN Sidorejo Lor 06 Salatiga yang beralamatkan di jalan Imam Bonjol Gang Menur

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Taopa Kabupaten Parigi Moutong

Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Taopa Kabupaten Parigi Moutong Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Taopa Kabupaten Parigi Moutong Agreistin E. Peole, Vanny Maria Agustina, dan Lestari Alibasyah Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gendongan 01 yang terletak di Jl. Margorejo No.580 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Siswa

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data 1. Pra Siklus Hasil dokumentasi peneliti pada tahun pelajaran 2013/2014 menunjukkan bahwa proses pembelajaran pada mata pelajaran matematika di MI AN-NUR

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Siswa 3.1.1 Setting Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas III Semester II di SD Negeri Tegalombo 01

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngurensiti 02 Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati pada semester I Tahun 2011/2012. Subyek

Lebih terperinci

Bambang Supriyanto 36

Bambang Supriyanto 36 PENERAPAN DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI B MATA PELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN KELILING DAN LUAS LINGKARAN DI SDN TANGGUL WETAN 02 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki 31 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Sekolah Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Gabahan Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman Semester II Tahun Ajaran 2011/2012 dengan Subjek Penelitian Siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Jumlah siswa kelas 4 pada SDN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action rescarch (Wardhani, dkk., 2007: 1.3). Dalam setiap siklus terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pengertian Metode dan Penelitian Metode adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk menganalisa suatu masalah dalam penelitian (Ratna, 2004:34). Kualitas penelitian tergantung

Lebih terperinci

Wakhidatun Nurul Istiqomah Novisita Ratu Tri Nova Hasti Yunianta

Wakhidatun Nurul Istiqomah Novisita Ratu Tri Nova Hasti Yunianta IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 SALATIGA Wakhidatun Nurul Istiqomah Novisita Ratu Tri Nova Hasti Yunianta

Lebih terperinci

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2 Dinamika Vol. 4, No. 3, Januari 2014 ISSN 0854-2172 PEMBELAJARAN PROGRAM APLIKASI MICROSOFT WORD MELALUI PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 01 Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga dengan subyek penelitian siswa kelas 4 sebanyak 25 siswa.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Aktivitas Belajar Siswa Menurut Sardiman (2011), pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) KELAS VIII SMP NEGERI 1 BILUHU

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) KELAS VIII SMP NEGERI 1 BILUHU MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) KELAS VIII SMP NEGERI 1 BILUHU Nur Ain Hasan, Abas Kaluku, Perry Zakaria JURUSAN PENDIDIKSN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1. Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Timbang 01 Kecamatan Banyuputih Kabupaten Batang,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SDN 2 Ngaren, yang terletak di desa Ngaren, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten, pada semester II tahun

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN. Bambang Turjayus

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN. Bambang Turjayus Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Peneliti menggunakan jenis PTK kolaboratif yaitu kerja sama antara peneliti dengan guru kelas.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Kondisi awal hasil observasi penelitian diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Batiombo 02 masih rendah. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SD Kanisius Gendongan dengan subjek penelitian siswa kelas 4 yang terdiri dari 32 siswa 17 siswa laki-laki dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SD Negeri Ampel 03 SD Negeri Ampel 03 terletak di Dukuh Ngaduman Desa Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Sekolah ini didirikan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ilmiah ini tidak dapat dipisahkan atau dilepaskan dari tahapan-tahapan yang saling berkaitan. Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Setting Penelitian 3.1.1. Setting Waktu Pelaksanaan penelitian direncanakan berlangsung dari bulan Maret sampai dengan bulan April 2012. Adapun jadwal penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2 terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi awal Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 5 SD Negeri 3 Karangwuni pada semester II tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION MUST: Journal of Mathematics Education, Science and Technology Vol. 1, No. 2, Desember 2016. Hal 199 208. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI)

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR NATA PRAYOGA A

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR NATA PRAYOGA A 2 PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION PADA MATERI BANGUN RUANG KELAS V SDN GIRI ROTO 1 KABUPATEN BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian 1. Subyek Penelitian Subyek yang akan diteliti pada penelitian ini adalah siswa Kelas IV semester Genap MI Baiturrahim Kecamatan Tembalang Kota Semarang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran dan Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Suruh 02 berlokasi di Desa Suruh, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Bawang 03 Kecamatan Bawang Kabupaten Batang pada semester I tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1 Setting penelitian 3.1.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Sidorejo Lor 04 Salatiga yang terletak di

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Daryanto ( 2012: 1). Bagi mahasiswa terutama mereka yang mengambil

METODE PENELITIAN. Daryanto ( 2012: 1). Bagi mahasiswa terutama mereka yang mengambil 34 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ( research) merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu masalah. Fungsi penelitian adalah mencairkan penjelasan dan jawaban

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktis yang

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN Jurnal Euclid, Vol.4, No.1, pp.739 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN Kusnati SMPN 3 Ciawigebang;

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah Penerapan Metode Pembelajaran Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perkalian Bilangan Cacah di Kelas II SDN Inpres 1 Birobuli Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah ABSTRAK

Lebih terperinci

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pembelajaran yang diterapkan pada penelitian guna meningkatkan kreatifitas dan prestasi belajar dalam pemecahan masalah matematika adalah pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Kondisi awal hasil observasi penelitian diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa kelas enam SD Negeri Simpar masih rendah. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Sekolah SDN Banyubiru 05 berada di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. SD ini terletak cukup dekat dengan

Lebih terperinci

THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Alis Suryanti Guru SDN 1 Purwosari Kec. Padangratu E-mail: Alissurnyanti@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Hasil observasi dan Kondisi Real Pembelajaran Matematika di SD Negeri 2 Metro Pusat.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Hasil observasi dan Kondisi Real Pembelajaran Matematika di SD Negeri 2 Metro Pusat. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian a. Hasil observasi dan Kondisi Real Pembelajaran Matematika di SD Negeri 2 Metro Pusat. 1. Deskripsi Awal Untuk memperoleh data awal sebelum melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan suatu upaya untuk memecahkan masalah, sekaligus mencari dukungan

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek Isna Basonggo, I Made Tangkas, dan Irwan Said Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN WAKTU MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DAN MEDIA SISWA KELAS II SDN SEKARDANGAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN WAKTU MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DAN MEDIA SISWA KELAS II SDN SEKARDANGAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN WAKTU MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DAN MEDIA SISWA KELAS II SDN SEKARDANGAN Siti Choiriyah 158620600110/6/B1/S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo sitichoiriyah168@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 06 November sampai 28 November 2009. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kalibeji terletak di RT 01 RW 02 Desa Kalibeji Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang

Lebih terperinci