BAB II TINJAUAN UMUM PENGGUNAAN TINDAK TUTUR, KESANTUNAN, SERTA BENTUK-BENTUK DAN PENGGUNAAN TINDAK TUTUR ILOKUSI PERMOHONAN DAN PENOLAKAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN UMUM PENGGUNAAN TINDAK TUTUR, KESANTUNAN, SERTA BENTUK-BENTUK DAN PENGGUNAAN TINDAK TUTUR ILOKUSI PERMOHONAN DAN PENOLAKAN"

Transkripsi

1 BB II TINJUN UMUM PENGGUNN TINDK TUTUR, KESNTUNN, SERT BENTUK-BENTUK DN PENGGUNN TINDK TUTUR ILOKUSI PERMOHONN DN PENOLKN BHS JEPNG 2.1. Pengertian Tindak Tutur Tindak tutur menurut Schmidt dan Richard dalam Purba (2002:77) adalah segala tindak tutur yang dilakukan melalui berbahasa, segala yang kita lakukan ketika kita berbahasa. Tindak berbahasa yang dimaksud bisa seperti melaporkan, menyatakan, memohon, meminta, mengkritik, menolak, dan lain sebagainya. Kemudian Chaer dan gustina (2004:50) mendefinisikan bahwa tindak tutur merupakan gejala individual, bersifat psikologis, dan keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan bahasa si penutur dalam menghadapi situasi tertentu. Jadi, tindak tutur adalah tindak berbahasa yang biasa dilakukan seperti melaporkan, menyatakan, mengkritik, memohon, meminta dan menolak, serta keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan bahasa si penutur dalam menghadapi situasi tertentu Jenis-jenis Tindak Tutur ustin dalam Chaer dan gustina (2004:53) membagi tindak tutur menjadi tiga jenis bentuk tindakan yang kita lakukan dalam menyatakan sebuah tuturan, yaitu lokusi (locutionary act), ilokusi (illocutionary act), dan perlokusi (perlocutionary act). 14

2 2.2.1 Tindak Tutur Lokusi Tindak tutur menurut Yule (2006:83) merupakan tindak dasar tuturan atau menghasilkan suatu ungkapan linguistik yang bermakna. Kemudian Rahardi (2009:17) menambahkan definisi tindak tutur lokusi adalah tindak tutur dengan kata, frasa, dan kalimat sesuai dengan makna yang dikandung oleh kata, frasa, kalimat itu sendiri. Tindak tutur lokusi biasanya menyampaikan informasi yang disampaikan oleh penutur. Kemudian tindak tutur lokusi disebut juga dengan the act of saying something. Berikut contoh tindak tutur lokusi : B : 来週会議する予定です Raishuu kaigi suru yotei desu. Minggu depan rapat. : はい わかりました Hai, wakarimashita. Ya, mengerti. Dari percakapan di atas dapat dilihat memberikan informasi kepada B bahwa minggu depan ada rapat. Jadi, tindak tutur lokusi pada percakapan di atas adalah Raishuu kaigi suru yotei desu. Maka dapat disimpulkan bahwa tindak tutur lokusi merupakan ungkapan linguistik yang bermakna dan biasanya berbentuk informasi yang disampaikan oleh penutur Tindak Tutur Ilokusi ustin dalam Chaer dan gustina (2004:53), tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang biasanya berkenaan dengan pemberian izin, mengucapkan terima kasih, menyuruh, menawarkan, menjanjikan, dan lain-lain. Yule (2006:84) 15

3 menambahkan bahwa tindak ilokusi ditampilkan melalui penekanan komunikatif suatu tuturan untuk membuat suatu pernyataan, tawaran, penjelasan, atau maksudmaksud komunikatif lainnya. Kemudian Rahardi (2009:17) juga mengungkapkan bahwa ada semacam daya atau force di dalamnya yang dicuatkan oleh makna dari sebuah tuturan. Tindak ilokusi bisa juga dinyatakan dengan ungkapan the act of doing something. Berikut contoh tindak tutur ilokusi : 母 : もう遅くなりましたよ Haha : Mou osoku narimashita yo. Ibu Sudah larut ya. 子 : 部屋に入ります Ko : ( heya ni hairimasu ) nak ( masuk ke kamar ) Tindak tutur ilokusi bahasa Jepang dari percakapan diatas adalah もう遅くなりましたよ yang artinya sudah larut ya. Kalimat sudah larut ya bermakna bahwa ibu menyuruh anak-anak untuk tidur karena sudah larut malam. Jadi, tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang berkenaan dengan pemberian izin, penjelasan, penawaran, menyuruh, dan lain sebagainya dimana dalam tindak tutur tersebut terdapat makna yang dicuatkan dari sebuah tuturan Tindak Tutur Perlokusi Rahardi (2005:36) mengungkapkan bahwa tindak tutur perlokusi adalah tindak menumbuhkan pengaruh (effect) kepada mitra tutur. Tindak perlokusi disebut juga dengan the act of affecting someone. Berikut contoh tindak tutur perlokusi : 16

4 先生 レら : レらちゃん 読んでください Rera chan, yonde kudasai. Rera, silahkan dibaca. : はい わかりました Hai, wakarimashita. Iya, mengerti. Dari percakapan diatas dapat dilihat bahwa guru menyuruh salah satu muridnya yang bernama rera untuk membaca. Rera dengan patuh langsung membaca apa yang guru katakan. Sikap rera tersebut menunjukkan tindak tutur perlokusi, dimana pada percakapan tersebut terdapat pada kalimat はい わかりました yang artinya iya, mengerti. 2.3 Kesantunan Dalam sebuah tindak tutur kesantunan sangat penting digunakan agar tidak menyinggung perasaan antara penutur dan lawan tutur. Kesantunan juga berfungsi sebagai rasa hormat antara penutur dan lawan tutur. Leech (1993:132) mengungkapkan kesantunan atau politeness adalah bentuk-bentuk interaksi dalam tingkah laku yang bertujuan untuk menciptakan dan memelihara keharmonian dalam berinteraksi sosial, melawan kekurangankekurangan yang berhubungan dengan pengendalian egosentris. Lakoff dalam Rahardi (2009:27) menunjukkan bahwa kesantunan tuturan itu dapat dicermati dari tiga hal, yakni dari sisi keformalannya (formality), ketidaktegasannya (hesitancy), dan peringkat kesejajaran atau kesekawanannya. Kesantunan yang dinyatakan oleh Brown dan Levinson dalam Rahardi (2009:27) adalah kesantunan dalam sebuah tuturan dapat diukur dengan 17

5 mempertimbangkan jauh dekatnya jarak sosial (social distance between speaker and hearer), jauh dekatnya peringkat status sosial antara penutur dan mitra tutur (speaker and hearer relative power), dan tinggi rendahnya peringkat tindak tutur (degree of imposition between speaker and hearer). Jadi dapat disimpulkan bahwa kesantunan adalah tingkah laku setiap individu kepada individu lainnya pada saat berinteraksi atau berkomunikasi. Di dalam suatu interaksi kesantunan mempunyai makna memperlihatkan kesadaran akan muka orang lain. Dalam hal ini kesantunan dapat menghilangkan jarak sosial atau keakraban dalam sebuah situasi. Muka yang dimaksudkan oleh teori Brown Levinson dalam Yule (2006:107) terdiri atas positif face muka positif dan negative face muka negatif. Muka positif mengacu pada keinginan untuk disetujui oleh orang lain (being approved). Muka negatif mengacu pada keinginan untuk menentukan sendiri (selfdeterminating). Ron Scollon and Suzanne Wong Scollon dalam Rahardi (2002:39) menambahkan bahwa pada komunikasi interpersonal sesungguhnya, muka seseorang dapat dikatakan selalu berada dalam keadaan terancam (facetreathened). Kesantunan menurut Brown dan Levinson dalam Rahardi (2009:68) terdapat tiga skala penentu tinggi rendahnya perigkat kesantunan sebuah tuturan, yaitu : (1) Skala peringkat jarak sosial antara penutur dan mitra penutur (social distance between speaker and hearer), yang banyak ditentukan oleh parameter perbedaan umur, jenis kelamin, dan latar belakang sosiokultural. 18

6 (2) Skala peringkat status sosial antara penutur dan mitra tutur (the speaker and hearer relative power) atau sering disebut dengan peringkat kekuasaan (powe rating), yang didasarkan pada kedudukan asimetrik antara penutur dan mitra tutur. (3) Skala peringkat tindak tutur atau sering disebut dengan rank rating atau lengkapnya adalah didasarkan pada kedudukan relatif tindak tutur yang satu dengan tindak tutur lainnya Kesantunan dalam Bahasa Jepang Kesantunan dalam bahasa Jepang disebut keigo. Sudjianto (2004:189) berpendapat bahwa pada dasarnya keigo dipakai untuk menghaluskan bahasa yang dipakai orang pertama (pembicara atau penulis) untuk menghormati orang kedua (pendengar atau pembaca) dan orang ketiga (yang dibicarakan). Jadi yang dipertimbangkan pada saat menggunakan keigo adalah konteks tuturan termasuk orang pertama, orang kedua, dan orang ketiga. Sachiko Ide dan Megumi Yoshida dalam Irwan (2010:13-15), menjelaskan bahwa keigo ditentukan oleh : 1. Tingkat Keakraban, misalnya ketika berbicara dengan orang yang baru dikenal, seseorang akan menggunakan bentuk sopan seperti はじめまして 私はパイジョです どうぞよろしく senang berkenalan dengan nda, saya Paijo. 2. Usia, orang yang lebih tua usianya akan berbicara dengan ragam biasa kepada orang yang lebih muda, sedangkan orang yang lebih muda akan berbicara dengan ragam sopan kepada orang yang kebih tua usianya. 19

7 Jika seusia, mereka menggunakan ragam percakapan biasa. Hubungan Senpai-Kohai senior-junior ternyata sangat kuat di antara pelajar Jepang, khususnya di antara pelajar yang berada dalam satu kelompok maupun di perusahaan dan lingungan kerja. Senpai akan menggunakan ragam bahasa biasa dan kohai menggunakan bahasa sopan. 3. Hubungan Sosial, maksudnya adalah hubungan antara majikan dan pekerja, penyedia jasa dan pengguna jasa, guru dan murid. Hubungan ini disebut hubungan profesionalitas. Pada umumnya orang yang mempunyai status sosial lebih tinggi akan menggunakan ragam bahasa biasa dan bawahan akan menggunakan ragam bahasa sopan atau sangat sopan. 4. Status Sosial. Orang yang berstatus sosialnya tinggi akan menggunakan bahasa sopan seperti keluarga kaisar, kantor, berita, dan sebagainya. 5. Jenis Kelamin. Tuturan akan dianggap lebih akrab jika berbicara dengan sesama jenis kelamin. 6. Keanggotaan Kelompok. Orang Jepang mengguakan ekspresi dan istilah yang berbeda bergantung kepada siapa mereka berbicara. Misalnya seorang suami akan menyebutkan nama istri ketika berbicara tentang dia dengan seseorang. Pada ketentuan keenam ini ada dua pengelompokkan yaitu in-group dalam kelompok dan out-group luar kelompok. nggota dalam kelompok seperti keluarga dan teman sekantor. Sedangkan luar kelompok, yaitu orang-orang yang mempunyai hubungan jauh dengan penutur. 20

8 7. Situasi. Orang-orang akan menggunakan tingkatan bahasa yang berbeda bergantung pada situasi, bahkan ketika berbicara dengan orang yang satu tingkat. Ketika mereka bertengkar bahasa yang digunakan dapat berubah dari bentuk sopan menjadi akrab atau dari akrab menjadi sopan Jenis-jenis Kesantunan dalam Bahasa Jepang Sonkeigo Hirai dalam Sudjianto (2004:190) berpendapat bahwa sonkeigo dipakai bagi segala sesuatu yag berhubungan dengan atasan sebagai orang yang lebih tua usianya atau lebih tinggi kedudukannya, yang berhubungan dengan tamu, atau yang berhubungan dengan lawan bicara (termasuk aktifitas dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya). Sonkeigo juga merupakan cara bertutur kata yang secara langsung menyatakan rasa hormat terhadap lawan bicara. Masih dalam Sudjianto (2004:190) Oishi Shotaro menambahkan bahwa sonkeigo juga merupakan cara menaikkan derajat orang yang dibicarakan. Berikut contoh sonkeigo : B : 昨日はどこへ行きましたか Kinou wa doko he ikimashitaka. Kemarin pergi kemana? : 昨日先生のお宅へいらしゃいました Kinou sensei n otaku he irashaimashita. Kemarin pergi ke rumah guru. Percakapan di atas menunjukkan bentuk sonkeigo. Kata いらしゃいました pada kalimat 昨日先生のお宅へいらしゃいました yang artinya kemarin 21

9 pergi ke rumah guru. Kata guru pada kalimat tersebut menunjukkan sonkeigo dimana guru adalah orang ketiga yang dihormati Kenjoogo Hirai Masao dalam Sudjianto (2004:192) menyebut kenjoogo dengan istilah kensoogo. Kensoogo adalah cara bertutur kata yang menyatakan rasa hormat terhadap lawan bicara dengan cara merendahkan diri sendiri. Masih dalam Sudjianto, Oishi Shotaro (1985:27) mengartikan kensoogo sebagai keigo yang menyatakan rasa hormat terhadap lawan bicara atau terhadap teman orang yang dibicarakan dengan cara merendahkan orang yang dibicarakan termasuk bendabenda, keadaan, aktifitas, atau hal-hal lain yang berhubungan dengannya. Berikut contoh kenjoogo : ナース Naasu Perawat お客さん Okyakusan Tamu : ここに住所と名前を書いてください : Koko ni juusho to namae wo kaite kudasai. Tolong tuliskan nama dan alamatnya disini. : はい わかりました : Hai, wakarimashita. Ya, saya mengerti. Percakapan diatas menunjukkan bentuk kenjoogo. Kata 書いてください pada kalimat ここに住所と名前を書いてください yang artinya Tolong tuliskan nama dan alamatnya disini. Kata 書いてください tersebut dipakai untuk merendahkan diri sendiri terhadap lawan tutur. 22

10 Teineigo Menurut Hirai dalam Sudjianto (2004:194) teineigo adalah cara bertutur kata dengan sopan santun yang dipakai oleh pembicara dengan saling menghormati atau menghargai perasaan masing-masing. Masih dalam Sudjianto (2004:194), Oishi Shotaro menegaskan bahwa pemakaian teineigo sama sekali tidak ada hubungannya dengan menaikkan atau menurunkan derajat orang yang dibicarakan. Jadi, teineigo adalah suatu bentuk kesantunan bahasa Jepang yang digunakan untuk saling menghormati. Berikut contoh teineigo : B : いっしょに朝ごはんを食べませか Isshoni asa gohan wo tabemasenka. Mari kita sarapan bersama. : はい Hai. Iya. Percakapan di atas menunjukkan bentuk teineigo. Kata 食べませか pada kalimat いっしょに朝ごはんを食べませか yang artinya mari kita sarapan bersama. Kata 食べませか tersebut dipakai untuk saling menghormati antara penutur dan lawan tutur. 1. Bentuk-bentuk dan Penggunaan Tindak Tutur Ilokusi Permohonan Berikut bentuk-bentuk tindak tutur ilokusi memohon dalam bahasa Jepang menurut Iori dalam Zulaika ( repository.unri.ac.id/ xmlui/ itstream/ handle / / 1553/ Jurnal%20Ita%20Zulaika.pdf? sequence=1) adalah sebagai berikut : 23

11 a. Verba te kudasai Bentuk sopan yang digunakan kepada orang yang mempunyai hak/pangkat yang sama atau orang yang lebih rendah kedudukannya, dalam pengungkapan makna permohonan verba te kudasai biasa digunakan kepada orang yang belum akrab. b. Verba te kudasaimasenka Bentuk verba te kudasaimasenka adalah ungkapan untuk mengungkapkan makna permohonan sesuai dengan apa yang dimaksud oleh pendengar. Maksudnya sesuai dengan apa yang menjadi lumrah menurut pemikiran si lawan bicara. Ungkapan ini mempunyai tingkat kesopanan yang tinggi, dan juga merupakan permohonan yang memberi beban yang berat kepada lawan bicara dan juga ungkapan yang dipakai untuk memohon kepada orang yang lebih tinggi yang sebenarrnya kita tidak pantas untuk meminta pertolongan. c. Verba te kuremasenka Bentuk ini sama dengan bentuk ~te kudasaimasenka, hanya saja tingkat kesantunannya saja yang berbeda. Bentuk ~te kuremasenka kedudukannya lebih rendah dibandingkan dengan ~te kudasaimasenka. d. Verba te moraemasenka Bentuk ini juga sama dengan bentuk ~te kudasaimasenka dan ~te kuremasenka. Hanya saja bentuk ~te kudasaimasenka lebih tinggi kedudukannya dengan ~te moraemasenka, dan bentuk ~te moraemasenka tingkat kedudukannya 24

12 sama dengan ~te kuremasenka. Jadi, dengan kata lain bentuk ~te moraemasenka dan ~te kuremasenka bisa digunakan kepada siapa saja, sebagai rasa hormat terhadap lawan tutur (Nihongo No Kiso II). e. Verba te itadakemasenka Dalam buku Minna no Nihongo II pola kalimat ini digunakan pada waktu pembicara meminta persetujuan dari lawan bicara terhadap perilaku sendiri. pola `te itadakemasenka digunakan oleh orang yang kedudukannya lebih tinggi untuk meminta orang yang kedudukannya lebih rendah agar melakukan sesuatu. Misalnya, orang tua dan anak, kakak dan adik, atasan dan bawahan, dan sebagainya. f. Verba te kure Merupakan bentuk biasa dari ~te kudasai. Ungkapan ini juga diucapkan secara langsung kepada lawan bicara. Ungkapan ~te kure biasanya dipakai oleh laki-laki ketika lawan bicaranya keluarga, teman yang dekat/akrab, seusia, maupun orang yang lebih muda. g. Verba te Sama seperti bentuk ~te kure, hanya saja penggunaannya tidak dibatasi oleh jenis kelamin. Bentuk ~te ini juga merupakan perubahan bentuk verba dari bentuk kamus kedalam bentuk ~te. 25

13 Selain dari teori Iori dalam Zulaika ada juga pola memohon menurut Kaneko Shiro dalam Irwan (2010:20) yang dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu : a. お願いをする Onegai wo Suru (Membuat Permohonan) Ragam memohon ini di dalam penggunaannya mengandung sifat mulai dari hikui rendah sampai permohonan yang bersifat takai tinggi. Permohonan ini dibagi atas beberapa bagian, yaitu : 1. Verba て (verba te) Merupakan perubahan bentuk verba dari bentuk kamus ke dalam bentuk ~te. Berikut contoh nya : ちょっと来て Ke sini sebentar. 2. Verba てもらえる (verba te moraeru) Digunakan ketika memohon sesuatu pada lawan bicara. Pada umumnya lawan bicara adalah teman akrab atau orang yang lebih muda. Berikut contoh nya : ここに来てもらえる? Tolong ke sini? 3. Verba てくれる (verba te kureru) Bentuk ~te kureru adalah ungkapan memohon yang digunakan kepada lawan bicara atau kepada seseorang yang berada di sebelahnya. Lawan bicara atau adalah teman akrab, seusia, dan orang yang lebih muda. Shiro tidak memberikan contoh pada ragam ini. 26

14 4. Verba てもらえない (verba te moraenai) Bentuk memohon yang lebih sopan dari bentuk ~te moraeru. Bentuk ini merupakan bentuk negatif dari moraeru, tetapi tidak menunjukkan makna negatif. Shiro mengelompokkan bentuk imi ke dalam ragam yang digunakan kepada orang dekat seperti teman, keluarga, dan lain-lain. Shiro juga tidak memberi contoh pada ragam ini. 5. Verba てくれない (verba te kurenai) Shiro mengelompokkan bentuk ini ke dalam ragam memohon yang digunakan kepada orang yang dekat hubungannya dengan penutur seperti teman, keluarga dan lain-lain. Bentuk ini berasal dari bentuk ~te kureru dan di ubah menjadi ke dalam bentuk negatif. Seperti contoh berikut ini : 辞書 かしてくれない? Pinjam kamusnya? 6. Verba てください (verba te kudasai) Bentuk ~te kudasai lebih halus dari bentuk ~te kure. Shiro menambahkan bentuk ini digolongkan lagi kepada ungkapan memohon yang bersifat lebih umum mottomo ippanteki. Lawan bicara atau penutur beranggapan bahwa hal yang diinginkan oleh penutur adalah hal yang wajar. Bentuk ini merupakan bentuk permohonan yang bersifat sopan. Seperti contoh berikut ini : 明日は朝 9 時に集まってください Besok tolong kumpul jam 9 pagi. 27

15 7. Verba てもらえますか (verba te moraemasuka) Bentuk ini lebih halus dari bentuk ~te moraeru. danya bentuk kata kerja ~masu menunjukkan kesopanan ungkapan tersebut. Seprti contoh berikut ini : ペンチを貸してもらえますか Boleh pinjam tang? 8. Verba てくれますか (verba te kuremasuka) Bentuk ini lebih sopan dari bentuk ~te kureru. danya kata bantu kata kerja ~masu menunjukkan makna sopan. Shiro tidak memberikan contoh untuk ragam ini. 9. Verba もらえませんか (verba te moraemasenka) Bentuk ini lebih sopan dari ~te moraemasuka dan merupakan bentuk negatifnya, ~masu dihilangkan lalu ditempel ~masen dan ditambah ka sebagai penanda kalimat tanya. Shiro menambahkan ragam ini dikelompokkan ke dalam yaya teinei agak sopan. Shiro tidak memberi contoh pada ragam ini. 10. Verba てくれませんか (verba te kuremasenka) Bentuk ini lebih halus dari ~te kuremasuka. Perubahan ke dalam bentuk negatif ~masenka, menunjukkan ungkapan tersebut lebih sopan. Shiro menambahkan ragam memohon ini dikelompokkan ke dalam yaya teinei agak sopan. Seperti contoh berikut ini : ペンチを貸してくれませんか Boleh tidak pinjam tangnya?. 28

16 11. Verba ていただけますか (verba te itadakemasuka) Verba bentuk ~te ini diikuti oleh itadaku adalah bentuk tuturan yang sopan dan dengan berubah menjadi ~te itadakemasuka menunjukkan makna yang lebih sopan. Shiro tidak memberikan contoh pada ragam ini. 12. Verba てくださいますか (verba te kudasaimasuka) Bentuk ini berasal dari bentuk~te kudasaru, ru mengalami konjugasi menjadi ~saimasu dan ditambah dengan penanda kalimat tanya ~ka. Shiro tidak memberikan contoh untuk ragam ini. 13. Verba ていただけませんか (verba te itadakemasenka) Bentuk ini berasal dari bentuk ~te itadaku, kemudian diubah menjadi itadakemasenka yang menunjukkan tingkatan yang lebih sopan lagi, sehingga dikatakan bentuk ini adalah bentuk yang sangat sopan. Shiro mengelompokkan bentuk ini ke dalam hijouni teinei sangat sopan. Seperti pada contoh berikut ini : 委任状を書いていただけませんか Bisa tolong tuliskan surat kuasa? 14. Verba くださいませんか (verba te kudasaimasenka) Bentuk ini berasal dari ~te kudasaru dan lebih sopan dari ~te kudasai. Sama seperti ~te itadakemasenka, bentuk ini mengandung makna yang sangat sopan. Shiro mengelompokkan lagi ke dalam hijouni teinei sangat sopan. Seperti pada contoh berikut ini : 委任状を書いていただけませんか Bisa tolong tuliskan surat kuasa? 29

17 b. 許可をお願いする Kyoka wo Suru (Meminta Izin) Digunakan pada waktu memohon izin sesuatu dengan menggunakan bentuk verba を ~ さ ( せて ). Shiro memberikan beberapa contoh sebagai berikut : 1. ~ さ ( せて ) ~sa (sete) 写真 撮らせて ( 友達に ) Fotokan (kepada teman) 2. ~ さ ( せて ) くれる ~sa (sete) kureru 電話 使わせてくれる ( 友達に ) Boleh pinjam telpon? (kepada teman) 3. ~ さ ( せて ) くれない ~sa (sete) kurenai 留学させてくれない ( 親に ) Izinkan saya belajar di luar negeri? (kepada orang tua) 4. ~ さ ( せて ) ください ~sa (sete) kudasai Tolong izinkan saya belajar di luar negeri 5. ~ さ ( せて ) もらえますか ~sa (sete) moraemasuka 意見を言わせてもらえますか Boleh saya mengeluarkan pendapat saya? 30

18 6. ~さ ( せて ) いただけませんか / くださいませんか ~sa (sete) itadakemasenka/kudasaimasenka 明日 使わせていただけませんかくださいませんか Besok boleh saya menggunakannya? c. そのほかのお願いの表現 Sono Hoka no Onegai no Hyougen (Ungkapan Memohon yang Lainnya) Menunjukkan ungkapan yang digunakan untuk memaparkan keadaan sekarang seperti perasaan, keadaan, dan keinginan. Hal tersebut dilakukan agar penutur memahami hal yang diinginkan. Kalimat yang di dalam kurung adalah kalimat yang sebenarnya ingin diucapkan. Seperti pada contoh berikut ini : のどがカラカラなんですけど...( 水を飲ませてください ) Kerongkongan saya kering... (izinkan saya minum) 子供が寝ているので...( 静かにしてください ) nak saya sedang tidur... (mohon tenang) 2. Bentuk-bentuk dan Penggunaan Tindak Tutur Ilokusi Penolakan Dalam melakukan penolakan, penutur harus mengetahui kapan dan bagaimana memakai bentuk yang tepat sesuai dengan tingkat keakraban, usia, hubungan sosial, status sosial, jenis kelamin, keanggotaan kelompok, dan situasi. Bentuk-bentuk penolakan menurut Beebe, Takahashi & Uliss Weltz dalam nggreni( 31

19 Literatur.pdf) terbagi atas dua, yakni penolakan secara langsung dan penolakan secara tidak langsung. a. Penolakan Secara Langsung Penolakan langsung atau direct merupakan bentuk yang menampilkan tindak ilokusi penolakan yang jelas, tidak bermakna ambigu dan lebih ringkas. (1) Menggunakan verba performatif. Penutur menolak ajakan dugaan menggunakan verba yang menunjukkan tindakan penolakan. Contoh : 会長 : 彼はドキュメントの状態を盗んだので 解雇される べきだと思う どうですか Kaichou : Kare wa dokyumento no jyoutai wo nusunda node, kaiko sareru beki da to omou. Doudesuka? Kepala Direksi Karena dia telah mencuri dokumen negara, saya pikir dia harus dipecat. 部長 : 断りです 私たちは最初のしょうこを見つけなけれ ばなりません Buchou : Kotowari desu. Watashi tachi wa saisho no shouko wo mitsukenakereba narimasen. Kepala Bagian Saya menolak. Kita harus menemukan bukti terlebih Dahulu. Percakapan diatas merupakan bentuk penolakan yang menggunakan verba performatif adalah 断りです yang artinya menolak. Penolakan ini digunakan ketika lawan tutur adalah orang yang mempunyai status sosial yang tinggi. 32

20 (2) いや. Dalam Kamus Gakken Kokugo Daijiten, iya berarti hoshiinai youdesu tidak ada keinginan,ki ni iranai youdesu tidak seperti itu, konomashikunai youdesu seperti tidak diinginkan, kirai dearu benci. Contoh : B : レンさん 明日いっしょに Twilightという映画を見よう Ren san, ashita isshoni Twilight to iu eiga wo miyou. Ren, besok nonton bareng film Twilight yuk? : いやだ 見たよ Iyada, mita yo. Tidak, aku sudah nonton. Dari percakapan diatas bentuk penolakan yang digunakan adalah いや yang artinya tidak. Penolakan ini digunakan ketika lawan tutur adalah seusia atau orang yang lebih muda. (3) Ungkapan ketidaksanggupan. Lawan tutur mengungkapkan ketidaksanggupannya kepada penutur. Contoh : B : タくん 英語のことを教えてくれませんか Ta kun, eigo no koto wo oshiete kuremasenka. Ta kun, tolong ajarkan bahasa Inggris ya? : すみません 英語ができません Sumimasen, eigo ga dekimasen. Maaf, saya tidak bisa bahasa Inggris. 33

21 Percakapan diatas merupakan bentuk penolakan yang menggunakan ketidaksanggupan adalah できません tidak bisa. Penolakan ini digunakan ketika lawan tutur adalah senpai, seusia, orang yang mempunyai status sosial yang tinggi, dan orang yang mempunyai hubungan jauh dengan penutur. b. Penolakan Secara Tak Langsung Penolakan tidak langsung atau indirect merupakan bentuk yang tidak termasuk kedalam ketiga kategori di atas. Pada bentuk penolakan ini dilakukan melalui beberapa tahap dan dapat dimengerti setelah pengajak menangkap maksud penolakan dari respon yang diberikan tersebut. (1) Pernyataan penyesalan atau permintaan maaf didalam kasus penolakan, penggunaan bentuk ini dipakai dengan maksud untuk mengungkapkan penyesalan penutur karena tidak dapat menyanggupi ajakan penutur. Contoh : 先生 : 来週子供の結婚式に来てくれる Sensei : Raishuu kodomo no kekkon shiki ni kureru. Guru Minggu depan datang ya ke pesta pernikahan anak saya. 学生 : 申し訳ありません 来週はちょっと... Gakusei : Moushi wake arimasen. Raishuu wa chotto Murid Maaf. Minggu depan Percakapan diatas merupakan bentuk penolakan yang mengungkapkan penyesalan penutur karena tidak dapat menyanggupi ajakan penutur adalah 申し 34

22 訳ありません yang artinya maaf. Penolakan ini digunakan ketika lawan tutur adalah guru, atasan, dan orang yang mempunyai status sosial yang tinggi lainnya. (2) lasan, penyebab, penjelasan. Bentuk ini digunakan lawan tutur untuk menjelaskan mengapa lawan tutur tidak dapat memenuhi ajakan penutur. Contoh : B : ザちゃん 明日はショピングに行かない Za chan, ashita ha shopingu ni ikanai. Za chan, besok shoping yuk. : あのう 用事があるから nou, youji ga aru kara. Hmm, saya ada urusan. Percakapan diatas merupakan bentuk penolakan yang menggunakan alasan, penyebab, penjelasan mengapa menolak ajakan penutur adalah 用事があるから yang artinya ada urusan. Penolakan ini digunakan ketika lawan tutur adalah siapa saja, di sesuaikan dengan ragam bahasa yang digunakan oleh penutur. (3) Penawaran alternatif. Penutur mengusulkan alternatif lain sebagai pengganti ajakan yang ditolak dengan maksud tetap menjaga hubungan baik dengan penutur. Contoh : B : 今週の土曜日いっしょにショピングに行こうか Konshuu no doyoubi isshoni shopingu ni ikouka. Sabtu minggu ini pergi shoping bareng yuk. : そうですね 私なら再来週の土曜日のほうがいいんじゃない か デニムスーパーに割引があるそうなので 35

23 Soudesu ne. watashi nara saraishuu no doyoubi no houga ii njyanai. Denim suupa ni waribiki ga aru souna node. Oh gitu. Tapi kalau menurut saya sabtu dua minggu ke depan lebih baik ya. Karena sepertinya akan ada diskon di toko Denim. Percakapan diatas merupakan bentuk penolakan yang menggunakan penawaran alternatif lain demi menjaga hubungan baik dengan penutur adalah 私なら... のほうがいい yang artinya menurut saya...lebih baik. Penolakan ini digunakan ketika lawan tutur adalah siapa saja, di sesuaikan dengan ragam bahasa yang digunakan oleh penutur. (4) voidance atau penghindaran. Penutur menggunakan taktik menunda memberikan respon atas ajakan yang diberikan. (1) Nonverbal a. Diam Contoh : : さっきの会議で 私の意見はどう思いますか Sakki no kaigi de, watashi no iken wa dou omouimasuka. Pada rapat tadi, bagaimana menurut anda mengenai ide saya? B :... Dari percakapan di atas menjelaskan bahwa seorang teman bertanya kepada rekan kerjanya mengenai ide rapat yang diajukannya. Karena lawan tutur memikirkan perasaan penutur yang sudah sangat ingin menjalankan ide yang diajukannya, maka lawan tutur memilih tidak menjawab (diam) agar tidak tersinggung. Penolakan ini digunakan ketika lawan tutur adalah seusia, orang yang lebih muda, teman. 36

24 (2) Verbal a. Membuat candaan. Contoh : : 私と結婚してくれる Watashi to kekkon shite kureru. Maukah kamu menikah dengan ku? B : ハハ それはありえないよ 君の奥さんがもう 2 人 だよ Haha, sore wa arienai yo. Kimi no okusan mou futari da yo. Haha, itu tidak mungkin ya. Kamu sudah memiliki dua orang istri. Percakapan diatas merupakan bentuk penolakan dengan cara membuat candaan tawa agar penutur tidak tersinggung, namun memiliki maksud yang serius untuk menolak penutur. Bentuk penolakan yang menunjukkan candaan tawa pada percakapan diatas adalah ハハ それはありえないよ 君の奥さんがもう2 人だよ yang artinya Haha, itu tidak mungkin ya. Kamu sudah memiliki dua orang istri. Penolakan seperti ini digunakan ketika lawan tutur adalah seusia, teman, orang yang lebih muda. b.mengulang bagian dari pernyataan. : あのう できればつぎのミーティングは月曜日の午後 に変更させていただけないでしょうか nou, dekireba tsugi no miitingu wa getsuyoubi no gogo ni henkou sasete itadakenai deshouka. 37

25 B Uhm, apakah bisa kalau rapat selanjutnya di ubah menjadi hari senin sore? : あれ? 月曜日の午後ですか re? Getsuyoubi no gogo desuka. Ha? Hari senin sore? Percakapan diatas merupakan bentuk penolakan yang menggunakan pengulangan bagian dari pernyataan penutur adalah あれ? 月曜日の午後ですか yang artinya ha?hari senin sore?. Penolakan ini digunakan ketika lawan tutur adalah teman, seusia, rekan kerja, atau orang yang lebih muda. b. Penundaan. Contoh : 秘書 Hisho Sekretaris 会長 Kaichou Kepala Direksi : 会長 つぎの会議は明後日にしましょうか : Kaichou, tsugi no kaigi wa asatte ni shimashouka. Pak Kepala Direksi, rapat selanjutnya dilakukan dua hari mendatang? : ちょっと考えておきますね : Chotto kangaete okimasu ne. Biarkan saya berpikir sebentar. Percakapan diatas merupakan bentuk penolakan yang menggunakan penundaan adalah 考えておきますね yang artinya biarkan saya berpikir. Penolakan ini digunakan ketika lawan tutur adalah siapa saja, di sesuaikan dengan ragam bahasa yang digunakan oleh penutur. 38

26 Selain dari teori Beebe, Takahashi & Uliss Weltz bentuk penolakan secara tidak langsung di kemukakan oleh nggreni (2008:6-7), yaitu : (1) Pernyataan tentang pendapat positif atau persetujuan penutur mengungkapkan pendapat yang positif atas ajakan yang ditawarkan. Contoh : : つまらなくならないように つぎの会議はレストランでや ればどうでしょうか B Tsumaranaku naranai youni, tsugi no kaigi wa resutoran de yareba dou deshouka. gar tidak bosan, bagaimana kalau rapat selanjutnya di restoran? : たしかに それはいい考えだが お金をかからないように 通常の道路に会社でやったほうがいいんじゃないかと思います Tashika ni, sore wa ii kangae daga, okane wo kakaranai youni tsuujyou no douro ni kaisha de yatta houga ii njyanai ka to omoimasu. Sebenarnya, hal itu ide yang bagus ya, tetapi menurut saya apakah tidak lebih baik di kantor seperti biasanya daripada menghabiskan uang? Percakapan diatas merupakan bentuk penolakan yang menggunakan pernyataan tentang pendapat positif atas apa yang ditawarkan oleh penutur adalah それはいい考えだが... yang artinya ide bagus, tetapi... Penolakan ini digunakan ketika lawan tutur adalah teman, seusia, orang yang lebih muda, bawahan, keluaga, dan rekan kerja bahkan kepada orang yang lebih tinggi status sosialnya. 39

27 (2) Pengisi waktu jeda. Bentuk ini digunakan sebagai pengisi waktu antara selesainya tuturan yang dituturkan penutur dengan dimulainya tuturan penolakan yang akan diucapkan lawan tutur. Contoh : B : 明日映画を見ませんか shita eiga wo mimasenka. Besok nonton film yuk? : あのー 明日はちょっと... nou, ashita wa chotto... Uhm, besok... Percakapan diatas merupakan bentuk penolakan yang menggunakan pengisi waktu jeda adalah あのー yang artinya hmm. Penolakan ini digunakan ketika lawan tutur adalah seusia, teman, keluarga, dan orang yang lebih muda. (3) Terima kasih atau apresiasi. Penutur mengekspresikan rasa terima kasihnya atas ajakan yang ditawarkan kepadanya. Contoh : : リーンさん 来月私と両親は日本へいく予定で いっしょ に行きませんか B Riin san, raigetsu watashi to ryoushin wa nihon he iku yotei de, isshoni ikimasenka. Riin san, bulan depan saya dan orang tua saya pergi ke Jepang. pakah kamu ingin ikut bersama? : 大変ありがたい話ですが インドへいくのでできないと 思います Taihen arigatai hanashi desu ga, indo he iku no de dekinai to omoimasu. Sungguh terima kasih, saya tidak bisa karena saya pergi ke India. 40

28 Percakapan diatas merupakan bentuk penolakan yang menggunakan kata terima kasih atau apresiasi adalah 大変ありがたい話ですが yang artinya sungguh terima kasih tetapi.... Penolakan ini digunakan ketika lawan tutur adalah orang yang hubungan jauh dengan penutur, orang yang berstatus sosial tinggi dan usia yang lebih tua. Kemudian Kana juga menambahkan bentuk-bentuk penolakan dalam bahasa Jepang ( handle / /3856/3 YEYEND %20KN.pdf?sequence =1) : (1) あのう すみませんが... B : ミタさん いっしょに昼ごはんを食べませんか Mita san, isshoni hirugohan wo tabemasenka. Mita san, makan siang bersama yuk. : あのう すみませんが断食です nou, sumimasenga danjiki desu. Hmm, maaf tapi saya puasa. Pada percakapan diatas, bentuk penolakannya adalah あのう すみませんが... yang artinya hmm, maaf.... Penolakan ini digunakan ketika lawan tutur adalah orang yang hubungannya dekat, keluarga, seusia, orang yang lebih muda, dan teman. (2) すみません ちょっと... : レラさん 今日はいっしょに散歩しましょうか Rera san, kyou wa isshoni sanpo shimashouka. Rera san, hari ini jalan-jalan bersama yuk? 41

29 B : すみませんが 明日はちょっと... Sumimasen ga, ashita wa chotto... Maaf, tapi besok.. Pada percakapan diatas, bentuk penolakannya adalah すみませんが 明日はちょっと yang artinya maaf, tapi besok... Penolakan ini digunakan ketika lawan tutur adalah orang yang hubungannya dekat, keluarga, seusia, orang yang lebih muda, dan teman. 42

BAB II RAGAM KESANTUNAN MEMOHON BAHASA JEPANG DAN KURIKULUM B. RAGAM KESANTUNAN DALAM MEMOHON BAHASA JEPANG

BAB II RAGAM KESANTUNAN MEMOHON BAHASA JEPANG DAN KURIKULUM B. RAGAM KESANTUNAN DALAM MEMOHON BAHASA JEPANG BAB II RAGAM KESANTUNAN MEMOHON BAHASA JEPANG DAN KURIKULUM B. RAGAM KESANTUNAN DALAM MEMOHON BAHASA JEPANG Menurut Kaneko Shiro dalam Susanti (2007:28-36) ragam memohon bahasa Jepang dikelompokkan ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi makhluk hidup di seluruh dunia. Fungsi bahasa merupakan media untuk menyampaikan suatu pesan kepada seseorang baik secara lisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Didalam kehidupan bermasyarakat, bahasa sangat penting digunakan untuk berkomunikasi dengan anggota masyarakat lainnya. Chaer (2004:32) mengatakan bahwa bahasa

Lebih terperinci

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi. Lampiran 1 Soal Pre Test Terjemahkan kedalam bahasa jepang! 1. Anda boleh mengambil foto. ~てもいいです 2. Mandi ofuro Sambil bernyanyi. ~ ながら 3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~

Lebih terperinci

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,. 1.Dasar nya :Unkapan Pemberian dan Penerimaan Di bagian ini saya akan membahas lebih dalam mengenai pola kalimat sopan,.yang inti dari pelajaran bahasa jepang level 3 yaitu pola kalimat sopan,bentuk sopan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini. Teori tersebut antara lain, Teori Keigo yang berupa sonkeigo ( 尊敬語 ) dan kenjoogo

Lebih terperinci

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 エマラマアジザ 1000878012 ビナヌサンタラ大学 文学部日本語科 2011 Angket Kemampuan Penggunaan Hyougen ~te aru ~ てある dan ~te oku ~ ておく Sumber soal adalah Kiso Hyougen 50 to Sono

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs. M.A. Work Shop Pendidikan Bahasa Jepang FPS UPI 2009 FAKTOR KEMAMPUAN BERCAKAP-CAKAP Faktor kemampuan memahami melalui

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA. pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA. pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA Pada bab ini akan diuraikan analisis terhadap data tes mengenai pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data pada penelitian ini yaitu pengumpulan

Lebih terperinci

Keyword : Speech Act, Refusal,Keigo

Keyword : Speech Act, Refusal,Keigo Pemahaman Ungkapan Penolakan Bahasa Jepang pada Mahasiswa Semester V Universitas Riau Oleh: Nunung Nurhayati 1 Anggota: 1. Nana Rahayu 2 2. Arza Aibonotika 3 Email: hayatin001@gmail.com, No. HP:082382432073

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal BAB 3 ANALISIS DATA Dalam Bab 3 ini, saya akan menjelaskan mengenai spesifikasi kuesioner dan validasi instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal kuesioner yang

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan BAB IV KESIMPULAN Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan dochira terdapat dua makna, yaitu; arti terjemahan atau padanan terjemahan yang berupa padanan dinamis dan arti leksikal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan seiringnya waktu, bahasa terus mengalami perkembangan dan perubahan. Bahasa disampaikan oleh

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, manusia akan melakukan sebuah komunikasi. Saat berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, manusia akan melakukan sebuah komunikasi. Saat berkomunikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kita semua menerima pendapat bahwa dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat lepas dari hubungan satu sama lain. Ketika berinteraksi dengan orang lain, manusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Linguistik dipelajari dengan pelbagai maksud dan tujuan. Untuk sebagian orang, ilmu itu dipelajari demi ilmu itu sendiri; untuk sebagian yang lain, linguistik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tak lepas dari interaksi berupa komunikasi antara manusia satu dan manusia lainnya. Pembelajar bahasa Jepang sebagai pelaku komunikasi

Lebih terperinci

BAB 2 TEORI TINDAK TUTUR

BAB 2 TEORI TINDAK TUTUR 10 BAB 2 TEORI TINDAK TUTUR Di dalam bab ini akan diuraikan mengenai kerangka teori yang digunakan sebagai landasan untuk menganalisis data sebagaimana telah dirumuskan dalam Bab 1 Pendahuluan. Teori inti

Lebih terperinci

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh. Kanji MORFOLOGI BAHASA JEPANG Pengantar Linguistik Jepang 7 April 2014 morfologi 形態論 けいたいろん Definisi Objek Kajian Morfologi merupakan salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang kata dan proses

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI 2.1 Pengertian Joshi Joshi memiliki beberapa pengertian. Salah satu pengertian joshi dapat dilihat dari penulisannya. Istilah joshi ditulis dengan dua buah huruf kanji.

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm dan Jensen dalam Wiryanto (2004, hal.44), mengatakan bahwa komunikasi antara dua orang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam sebuah kehidupan bermasyarakat, saling berkomunikasi dan berinteraksi adalah hal yang selalu terjadi setiap saat. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat

Lebih terperinci

Pergi kemana? どこへ行きますか

Pergi kemana? どこへ行きますか Pergi kemana? どこへ行きますか i Oleh : Ahmad Hasnan www.oke.or.id doko e ikimasuka. pergi kemana, pertanyaan ini mudah dan sering digunakan dalam bepergian,dalam artikel edisi ini akan di bahas cara bertanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maksud hati yang tersembunyi (Grice, 1975) Grice (1975:41-47) dalam bukunya Logic and Conversation menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. maksud hati yang tersembunyi (Grice, 1975) Grice (1975:41-47) dalam bukunya Logic and Conversation menyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berkomunikasi sosial, penting bagi penutur dan lawan tutur saling memahami isi tuturannya. Berbicara secara langsung, apa adanya tanpa ada basabasi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak sosial antarmanusia, karena kehidupan manusia yang tidak lepas dari aktivitas berkomunikasi

Lebih terperinci

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah : LAMPIRAN PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Program : X Tahun Pelajaran : 2008 / 2009 Semester : 1 dan 2 Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : 品詞というのはその語が文の中でどう使われているかで分類したものではなく ひとつひとつの語が潜在的な性質を調べて 日本語なら日本語の中にあるすべての語をグループ分けしたものです

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG

ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG Asteria Permata Martawijaya Pendahuluan Tindak tutur tidak langsung adalah

Lebih terperinci

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) Hargo Saptaji, Hani Wahyuningtias, Julia Pane, ABSTRAK Dalam Bahasa Jepang, partikel (joshi) sangat

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya.

Bab 2. Landasan Teori. dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya. Bab 2 Landasan Teori Pada bab 2 ini penulis memaparkan teori-teori yang digunakan sebagai pegangan dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya. 2.1 Teori Pragmatik Asal-usul kata pragmatik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki bahasa yang berbeda-beda, serta memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki bahasa yang berbeda-beda, serta memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara memiliki bahasa yang berbeda-beda, serta memiliki keunikan tersendiri. Salah satu bahasa yang memiliki keunikan dan karakteristik yaitu bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia menggunakan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia menggunakan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia menggunakan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Untuk menyampaikan sesuatu, manusia dapat menggunakan bahasa lisan maupun tulisan. Dalam tataran lisan,

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す. Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Masuoka dan Takubo (1992:8) membagi hinshi 品詞 atau kelas kata ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap bahasa yang ada di dunia memiliki keunikan kekhasan masingmasing termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah aya penggunaan 助詞 joshi

Lebih terperinci

mahasiswa dalam memulai sebuah komunikasi, seperti あの 失礼します, こん

mahasiswa dalam memulai sebuah komunikasi, seperti あの 失礼します, こん BAB IV PEMBAHASAN Setelah analisa dilakukan didapatkan hasil berupa rangkaian tindak tutur (speech act set) ajakan yang dibagi menjadi 3 jenis bagian yaitu pra-invite, invite dan post-invite. Di dalam

Lebih terperinci

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup BAB II SOFTWERE JLOOK UP 2.1 SOFTWERE KAMUS JLOOK UP Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup handal, karena di samping dapat mengartikan bahasa Jepang ke Inggris dan begitu juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari bahasa karena bahasa merupakan alat penghubung atau alat untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesalahan dalam berbahasa lumrah terjadi dalam proses belajar bahasa, karena dengan adanya kesalahan pembelajar berusaha untuk mengerti dan memahami apa yang

Lebih terperinci

PDF created with FinePrint pdffactory trial version YUK BELAJAR NIHONGO

PDF created with FinePrint pdffactory trial version  YUK BELAJAR NIHONGO 1 YUK BELAJAR NIHONGO PENGANTAR Saat ini sedang bekerja di sebuah perusahaan Jepang? Atau barangkali sedang kuliah jurusan Bahasa Jepang, atau suatu saat anda ingin pergi ke Jepang baik untuk belajar atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di Indonesia adalah bahasa Jepang. Dalam bahasa Jepang itu sendiri terdapat berbagai macam struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang terbagi dalam 10 jenis kelas kata. Partikel merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang terbagi dalam 10 jenis kelas kata. Partikel merupakan salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Jepang terbagi dalam 10 jenis kelas kata. Partikel merupakan salah satu dari 10 jenis kelas kata tersebut. Partikel dalam bahasa Jepang disebut juga joshi. Jumlah

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA Bahasa adalah milik manusia yang merupakan pembeda utama antara manusia dengan makhluk lainnya didunia

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs.,M.A. media_pembelajaran@yahoo.co.jp Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Tujuan Perkuliahan 1. Mahasiswa memiliki

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan mendekripsikan hasil analisis data mengenai kesalahan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan mendekripsikan hasil analisis data mengenai kesalahan BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Hasil Tes Pada bab ini penulis akan mendekripsikan hasil analisis data mengenai kesalahan responden dalam menggunakan keigo. Instrumen berupa tes dan non tes disebarkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dengan tamu dan setiap tutur katanya tidak dapat dipisahkan dengan kesan hormat

BAB V KESIMPULAN. dengan tamu dan setiap tutur katanya tidak dapat dipisahkan dengan kesan hormat 82 BAB V KESIMPULAN 5.1 KESIMPULAN Seorang Receptionist merupakan orang yang paling sering berkomunikasi dengan tamu dan setiap tutur katanya tidak dapat dipisahkan dengan kesan hormat dan sopan. Dalam

Lebih terperinci

SOAL PRE TEST. A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! は に を ) やすみですか

SOAL PRE TEST. A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! は に を ) やすみですか Lampiran I SOAL PRE TEST NIM : A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! れいあした例 : 明日 授業 ( は に を ) やすみですか くうこう 1. 私は母とタクシー ( に を で ) 空港へ行きました はいたた 2. 歯 ( で は が ) 痛いですから 何も食べないです

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Keigo Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang akan digunakan untuk menganalisis data. 2.1.1 Defenisi Keigo Menurut Hirabayashi, Hama (1988:1) dalam 外国人のため日本語例文

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Jepang merupakan bahasa yang kaya akan struktur. Keberagaman struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan karena

Lebih terperinci

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang. PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang Abstrak Fokus penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran yang berpusat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya, yaitu adverbia atau yang disebut dengan kata keterangan. Menurut Dr. Gorys Keraf (1984;71-72),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan sarana yaitu bahasa. Di dalam bahasa terdapat kalimat yang terangkai dari katakata, frase-frase,

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Tanda Baca Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu: dari kejauhan terdengar sirene -- bahaya; 2 gejala: sudah

Lebih terperinci

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり Standar Kompetensi Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Sekolah. Kompetensi Dasar - Mengidentifikasikan waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method = BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method = tatacara). Eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords : speech act, request expression, nameraka nihongo kaiwa, I. PENDAHULUAN

ABSTRACT. Keywords : speech act, request expression, nameraka nihongo kaiwa, I. PENDAHULUAN Tindak Tutur Memohon Bahasa Jepang dalam Buku Nameraka Nihongo Kaiwa Oleh: Ita Zulaika 1 Anggota : 1. Nana Rahayu 2 2. Arza Aibonotika 3 Email : Zulaika_i10@yahoo.com, No. HP : 081270427642 ABSTRACT The

Lebih terperinci

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu ABSTRAK Bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi atau ujaran.sebagai lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1Definisi Keigo Ragam bahasa halus atau sopan bahasa Jepang disebut keigo. Definisi keigo menurut Terada dalam Dahidi (1984: 238) adalah Bahasa yang mengungkapkan rasa hormat

Lebih terperinci

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 - Registrasi ulang dimulai sejak pukul 7.30 09.00. Jika Telat diharuskan untuk registrasi ulang di bagian sekretariat, dan akan berpengaruh

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. responden, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: mitra tutur, ungkapan yang digunakan responden disesuaikan dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. responden, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: mitra tutur, ungkapan yang digunakan responden disesuaikan dengan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Dari analisa data yang diperoleh dari kuisoner yang diberikan kepada responden, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Dalam mengungkapkan penolakan terhadap

Lebih terperinci

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ. (Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) こんじょう Percakapan: まま : さすが ママの子 いざとなると 根性あるわっ あさり ガンバレ! Terjemahan: Mama: Anak mama memang hebat. Walau dalam keadaan susah, tetap bersemangat. Berusaha Asari! b.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi untuk berinteraksi antara individu dalam kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam. Keberagaman bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dunia ini terdapat beragam bahasa. Bahasa digunakan manusia untuk berkomunikasi antara satu dengan lainnya. Kridalaksana (2008:24) menyatakan bahwa bahasa

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Dalam penelitian Analisis Fungsi Kata Doumo dalam Komik Detektif Conan seri

Bab 2. Landasan Teori. Dalam penelitian Analisis Fungsi Kata Doumo dalam Komik Detektif Conan seri Bab 2 Landasan Teori Dalam penelitian Analisis Fungsi Kata Doumo dalam Komik Detektif Conan seri 31, 39 dan Komik Detektif Conan Spesial seri 14, 21, 24, penulis menggunakan beberapa teori sebagai landasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat sewenangwenang

Lebih terperinci

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 ノフィセチアワチ 0142012 マラナターキリスト教大学文学部日本語学科バンドン 2007 序論 苛めとは 弱い者を痛めつけることである 痛めつける方法は肉体的にも非肉体的つまり精神的によって為すことが出来る それにより 苛めを受ける人間は苦悩を味わうのである よく言われるように 日本の社会では集団が大きな役割を果しているのである 中根

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori Dalam bab ini, penulis akan menguraikan landasan teori yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu teori hinshi 品詞, teori kandoushi 感動詞, dan teori iya い や. 2.1 Teori Hinshi 品詞 Masuoka dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri. Itu artinya, manusia harus berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya agar dapat bertahan

Lebih terperinci

COMMUNICATION STRATEGIES OF REQUEST EXPRESSION BY THIRD GRADE STUDENTS OF JAPANESE LANGUAGE EDUCATION STUDY PROGRAM OF UNIVERSITY OF RIAU

COMMUNICATION STRATEGIES OF REQUEST EXPRESSION BY THIRD GRADE STUDENTS OF JAPANESE LANGUAGE EDUCATION STUDY PROGRAM OF UNIVERSITY OF RIAU 1 COMMUNICATION STRATEGIES OF REQUEST EXPRESSION BY THIRD GRADE STUDENTS OF JAPANESE LANGUAGE EDUCATION STUDY PROGRAM OF UNIVERSITY OF RIAU Gebby Dwi Puteri, Hana Nimashita, Nana Rahayu ebybeebee@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia BAB 4 KESIMPULAN Sebelumnya, telah dilakukan penelitian tentang realisasi penolakan dalam bahasa Jepang terhadap permohonan, penawaran, undangan, dan pemberian saran. Hasil penelitian-penelitian tersebut

Lebih terperinci

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK Secara umum, bahasa merupakan alat komunikasi yang hanya dimiliki oleh manusia. Ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO 2.1 Pengertian Partikel Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak mengalami perubahan dan tidak bisa berdiri sendiri

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA Oleh: Juju Juangsih, M.Pd Abstraksi Penelitian ini menganalisis tentang kesalahan pembelajar bahasa Jepang dilihat

Lebih terperinci

BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO

BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO 4.1 Dialek Osaka Pada Komik Yozakura Quartet Jilid ke-1 Dalam komik Yozakura Quartet jilid pertama, terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, bahasa mempunyai fungsi sebagai alat untuk berkomunikasi (Chaer, 2003: 31). Dengan adanya bahasa kita dapat menyampaikan informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Silakan lihat lampiran 1.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Silakan lihat lampiran 1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dari bahasa. Harimuti Kridalaksana di dalam buku Pesona Bahasa mendefinisikan bahasa sebagai sistem tanda bunyi

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran SILABUS Seklah : SMPN 2 CIAMIS Kelas : IX (Sembilan) Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Semester : 1 ( Satu ) Standar : Mendengarkan 1. Memahami lisan berbentuk paparan atau dialg hbi dan wisata 1.1 Mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki nuansa makna yang berbeda pada setiap struktur

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki nuansa makna yang berbeda pada setiap struktur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bahasa memiliki nuansa makna yang berbeda pada setiap struktur kalimatnya. Makna kalimat tersebut ditandai dengan hadirnya tanda baca, atau kata-kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu rangkaian kalimat. Kalimat merupakan rangkaian dari beberapa kata. Kata-kata itu terbagi dalam kelas kata, yaitu kata benda, kata kerja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu unsur yang menarik adalah mengenai kalimat, karena kalimat merupakan bentuk penyampaian

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang digunakan dalam

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang digunakan dalam Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang digunakan dalam penulisan skripsi ini. Di antaranya teori mengenai konsep kemampuan berbahasa, penerjemahan dan Keigo. Teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dikenal sebagai makhluk sosial. Seperti yang dikatakan oleh P.W.J

BAB I PENDAHULUAN. manusia dikenal sebagai makhluk sosial. Seperti yang dikatakan oleh P.W.J BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia tidak terlepas dari budaya. Salah satu unsur penting dalam budaya adalah bahasa. Manusia tidak mungkin hidup tanpa bahasa karena manusia dikenal sebagai

Lebih terperinci

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna Bab 4 Simpulan dan Saran Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna figuratif yang terdapat dalam komik Crayon Shinchan Vol.32 sebagai bahasa sasaran dan manga クレヨンしんちゃん

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003, hal.61) berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Sebuah kegiatan penelitian, tidak akan terlepas dari metode penelitian yang digunakan untuk menjawab seluruh masalah penelitian. Selain mencakup metode, penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam setiap ragam bahasa, baik dalam bahasa Indonesia, Inggris, maupun dalam bahasa Jepang, memiliki kaidah atau aturan dan beberapa keunikan, salah satu keunikan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: refusal speech acts, pragmatics, language politeness I.PENDAHULUAN

ABSTRACT. Keywords: refusal speech acts, pragmatics, language politeness I.PENDAHULUAN Analisis Tindak Tutur Penolakan Bahasa Jepang Penulis: Yeyenda Kana 1 Anggota: 1. Arza Aibonotika 2 2. Nana Rahayu 3 Email: kazumi_kagayaki@yahoo.com, Handphone: 085278637673 ABSTRACT This study of the

Lebih terperinci

Bab 2. Tinjauan Pustaka

Bab 2. Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Teori Pragmatik Pragmatik merupakan suatu cabang dari linguistik yang menjadi objek bahasa dalam penggunaannya, seperti komunikasi lisan maupun tertulis. Menurut Leech (1999:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang banyak diminati, karena memiliki keunikan tersendiri. Sama

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang banyak diminati, karena memiliki keunikan tersendiri. Sama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Jepang merupakan bahasa yang banyak dipelajari di Indonesia. Bahasa Jepang banyak diminati, karena memiliki keunikan tersendiri. Sama seperti bahasa lainnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemikirannya, maka manusia menciptakan bahasa. Bahasa adalah sistem lambang

BAB I PENDAHULUAN. pemikirannya, maka manusia menciptakan bahasa. Bahasa adalah sistem lambang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia memerlukan alat atau media untuk menyampaikan gagasan atau pemikirannya, maka manusia menciptakan bahasa. Bahasa adalah sistem lambang bunyi berartikulasi

Lebih terperinci

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ICHSAN SALIM 2012110152 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS

Lebih terperinci

HIBAH KOMPETITIF UPI TAHUN ANGGARAN 2009 ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN MENYIMAK MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FPBS UPI

HIBAH KOMPETITIF UPI TAHUN ANGGARAN 2009 ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN MENYIMAK MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FPBS UPI LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF UPI TAHUN ANGGARAN 2009 ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN MENYIMAK MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FPBS UPI Oleh: Dra. Melia Dewi Judiasri, M.Hum., M.Pd. Herniwati,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pesan dimaksud dapat dipahami. (KBBI:1998:445) dengan adanya penggunaan joshi atau kata bantu dalam kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pesan dimaksud dapat dipahami. (KBBI:1998:445) dengan adanya penggunaan joshi atau kata bantu dalam kalimat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana manusia untuk berkomunikasi. Komunikasi adalah pengiriman pesan berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan dimaksud

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM 0911120068 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan makna kepada seseorang, baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan makna kepada seseorang, baik secara lisan maupun tulisan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa lepas dari interaksi sosial terhadap manusia yang lain. Dalam interaksinya, manusia mengungkapkan maksud, pikiran,

Lebih terperinci

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN SAVOY HOMANN ホテルのエグセクテイブカラオケ JUN はビジネスマンの商談や海外の旅行者をリラックスさせるための憩いの憩いの場所

Lebih terperinci

2015 ANALISIS MAKNA ASPEKTUAL HOJODOUSHI TE IKU DAN TE KURU

2015 ANALISIS MAKNA ASPEKTUAL HOJODOUSHI TE IKU DAN TE KURU BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata kerja bantu dalam bahasa Jepang terbagi menjadi dua jenis, yaitu jodoushi dan hojodoushi. Jodoushi adalah kata kerja bantu murni yang tidak bisa berdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan memahami pikiran, perasaan, dan maksud orang baik dengan lisan maupun tulisan. Manusia dapat berkomunikasi

Lebih terperinci

ABSTRAK. atau gagasan-gagasan dalam perasaan. Bahasa juga berfungsi sebagai alat

ABSTRAK. atau gagasan-gagasan dalam perasaan. Bahasa juga berfungsi sebagai alat ABSTRAK Bahasa adalah alat yang digunakan seseorang untuk melahirkan pikiranpikiran atau gagasan-gagasan dalam perasaan. Bahasa juga berfungsi sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat sebagai

Lebih terperinci