Lampiran 1. Hasil identifikasi Simplisia kulit batang Tanjung(Mimusopsi cortex)
|
|
- Ari Sumadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Lampiran 1. Hasil identifikasi Simplisia kulit batang Tanjung(Mimusopsi cortex)
2 Lampiran 2. Gambar Simplisia Kulit Batang Tanjung(Mimusopsi cortex)
3 Lampiran 3. Perhitungan Kadar Air Simplisia Kulit Batang Tanjung(Mimusopsi cortex) No. Berat sampel (g) Volume awal (ml) Volume akhir (ml) 1. 5,003 1,80 2, ,026 2,20 2, ,035 2,60 3,00 volume akhir volume awal % Kadar air = x100% berat sampel 2,20-1,80 1. Kadar air = x100% = 7,99 % 5,003 2,60-2,20 2. Kadar air = x100% = 7,95 % 5,026 3,00-2,60 3. Kadar air = x100% = 7,94 % 5,035 7,99 % + 7,95 % + 7,94 % % Rata-rata kadar air = = 7,96 % 3
4 Lampiran 4. Perhitungan Kadar Sari Larut dalam Air Simplisia Kulit Batang Tanjung(Mimusopsi cortex) No. Berat sampel (g) Berat sari (g) 1. 5,008 0, ,014 0, ,007 0,017 berat sari (g) 100 % Kadar sari larut dalam air = x x 100% berat sampel (g) 20 0, Kadar sari larut dalam air = x x 100% = 1,40% 5, , Kadar sari larut dalam air = x x 100% = 1,40% 5, , Kadar sari larut dalam air = x x 100% = 1,70% 5, ,40% + 1,40% + 1,70% % Rata-rata kadar sari larut dalam air = = 1,50% 3
5 Lampiran 5. Perhitungan Kadar Sari Larut dalam Etanol SimplisiaKulit Batang Tanjung(Mimusopsi cortex) No. Berat sampel (g) Berat sari (g) 1. 5,008 0, ,012 0, ,007 0,031 berat sari (g) 100 % Kadar sari larut dalam etanol = x x 100% berat sampel (g) 20 0, Kadar sari larut dalam etanol = x x 100% = 2,29% 5, , Kadar sari larut dalam etanol = x x 100% = 2,19% 5, Kadar sari larut dalam etanol = x x 100% = 3,09% 5, ,29% + 2,19% + 3,09% % Rata-rata kadar sari larut dalam etanol = = 2,52% 3
6 Lampiran 6. Perhitungan Kadar Abu Total Simplisia Kulit Batang Tanjung(Mimusopsi cortex) No. Berat sampel (g) Berat abu (g) 1. 2,0062 0, ,0041 0, ,0032 0,0851 berat abu (g) % Kadar abu total = x 100% berat sampel (g) 0, Kadar abu total = x 100% = 3,63% 2,0062 0, Kadar abu total = x 100% = 4,52% 2,0041 0, Kadar abu total = x 100% = 4,24% 2,0032 3,63% + 4,52% + 4,24% % Rata-rata kadar abu total = = 4,13% 3
7 Lampiran 7. Perhitungan Kadar Abu Tidak Larut dalam Asam Simplisia kulit batang Tanjung(Mimusopsi cortex) No. Berat sampel (g) Berat abu (g) 1. 2,0047 0, ,0033 0, ,0109 0,0024 berat abu (g) % Kadar abu tidak larut dalam asam = x 100% berat sampel (g) 0, Kadar abu tidak larut dalam asam = x 100% = 0,13% 2,0062 0, Kadar abu tidak larut dalam asam = x 100% = 0,12% 2,0041 0, Kadar abu tidak larut dalam asam = x 100% = 0,11% 2,0032 % Rata-rata kadar abu tidak larut dalam asam = 0,13% + 0,12% + 0,11% 3 =0,12%
8 Lampiran 8. Rendemen Ekstrak Etanol Kulit Batang Tanjung Berat simplisia kering = 200 g Berat ekstrak Rendemen = =22,683 g BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB xx % = 2222, xx % =11,84%
9 Lampiran 9. Perhitungan Jumlah Sel pada hemositometer Jumlah sel total (A + B + C + D) = 300 sel Jumlah sel/ml : ssssss/mmmm = ssssss AA + ssssss BB + ssssss CC + ssssss DD Volume Panenan Sel : = 75 x 10 4 sel/ml VVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVV = JJJJJJJJJJJJ tttttttttt ssssss yyyyyyyy dddddddddddddddddddd JJJJJJJJJJJJ ssssss tttttttttttttttttt/mmmm = 1,33 ml di tambahkan media kultur hingga 10 ml untuk 1 plate.
10 Lampiran 10. Perhitungan Persen Sel Hidup Dari Berbagai Konsentrasi Larutan Uji Ekstrak Etanol Kulit Batang Tanjung(Mimusopsi cortex) No. Absorbansi Kontrol Sel (a) Absorbansi kontrol Media (b) 1 0,730 0, ,695 0, ,786 0,166 Rata-Rata 0,737 0,161 Rumus Perhitungan Persen Sel Hidup : Kadar Absorbansi (c) Rata-Rata % sel Hidup % sel Hidup (c) Rata-rata 500 0,312 0,276 0,322 0,303 26,79 21,82 25,16 24, ,274 0,292 0,394 0,320 20,14 24,81 36,77 27, ,440 0,368 0,392 0,400 49,21 38,99 36,45 41,55 62,5 0,564 0,457 0,566 0,529 70,93 55,60 64,52 63,68 31,25 0,634 0,624 0,624 0,627 83,19 82,59 73,87 79,88
11 Lampiran 11. Perhitungan nilai IC 50 Ekstrak Etanol Kulit Batang Tanjung (Mimusopsi cortex) menggunakan analisa Probit SPSS 17.0 Data Information Warnings Relative Median Potency Estimates are not displayed because there is no grouping variable in the model. N of Cases Valid 5 Rejected Missing 0 LOG Transform Cannot be Done Number of Responses > Number of Subjects 0 0 Control Group 0 Convergence Information Number of Iterations Optimal Solution Found PROBIT a 10 Yes Parameter Estimates 95% Confidence Interval Parameter Estimate Std. Error Z Sig. Lower Bound Upper Bound PRO konsentrasi ekstrak BIT a Intercept a. PROBIT model: PROBIT(p) = Intercept + BX (Covariates X are transformed using the base logarithm.) Chi-Square Tests Chi-Square df a Sig. PROBIT Pearson Goodness-of-Fit Test b a. Statistics based on individual cases differ from statistics based on aggregated cases. b. Since the significance level is less than.150, a heterogeneity factor is used in the calculation of confidence limits.
12 Cell Counts and Residuals konsentrasi Number of Observed Expected Number ekstrak Subjects Responses Responses Residual Probability PR OBI T Confidence Limits 95% Confidence Limits for konsentrasi ekstrak 95% Confidence Limits for log(konsentrasi ekstrak) b Probability Estimate Lower Bound Upper Bound Estimate Lower Bound Upper Bound PROBIT a
13 a. A heterogeneity factor is used. b. Logarithm base = 10.
14 Lampiran 12. Bagan Kerja Pembuatan Ekstrak Etanol Kulit Batang Tanjung (Mimusopsi cortex) 200 g serbuk simplisia Ditambahkan etanol 96%, biarkan selama 5 hari sambil sesekali diaduk Disaring Maserat Ampas Dicuci kembali dengan etanol 96% Dibiarkan 2 hari ditempat gelap dan Sejuk Dienaptuangkan Disaring Maserat Ampas Dipekatkan dengan rotary evaporator Ekstrak etanol
15 Lampiran 13. Bagan Pembuatan Media RPMI RPMISachet 2 g Hepes 2 g NaHCO 3 Dimasukkan kedalam erlenmeyer Ditambahkan 800 ml aquabidest steril Dihomogenkan dengan menggunakan stirer magnet Diatur ph 7,2 7,4 (HCl 1N atau NaOH 1N) Ditambahkan aquabidest steril samapai 1 l Dilakukan sterilisasi dengan penyaringan Ditampung dalam botol steril Diberi identitas pada botol media Disimpan pada suhu C Media RPMI
16 Lampiran 14. Bagan Pembuatan Media Kultur Lengkap (MK) Fetal Bovine Serum (FBS) (10%) Penisilin- Streptomisin (1%) Fungizone (amphotericin B) (0,5%) RPMI ad 100% Dicampur Diberi identitas pada botol MK Disimpan pada suhu C Media Kultur Lengkap (MK)
17 Lampiran 15. Bagan Penumbuhan Sel T47D Sel T47D Diambil dari tangki nitrogen atau freezer Diambil beberapa tetes Dimasukkan kedalam konikel yg berisi RPMI Disentrifuge 6000 rpm selama 5 menit Dibuang supernatan Ditambahkan 4 ml MK RPMI Di resuspensi hingga homogen Dimasukkan ke dalam flask Ditambahkan 5 ml MK kedalam setiap flask Dihomogenkan Diamati kondisi sel dengan mikroskop inverted Diberi identitas pada flask Sel T47D Disimpan dalam inkubator CO 2
18 Lampiran 16. Bagan Panen Sel T47D Sel T47D, alat, dan bahan Dipersiapkan dan dikondisikan Diamati apakah sel telah konfluen 80% Dibuang MK dari flask dengan mikropipet Dicuci sel 2x dengan PBS Ditambahkan 400 µl trypsine-edta 0,25% Diinkubasi dalam inkubator CO 2 selama 5 menit Ditambahkan 4 ml MK Di resuspensi dengan mikropipet Diamati sel dibawah mikroskop inverted Di resuspensi kembali jika masih ada sel yang menggerombol Ditransfer sel kedalam tabung konikel Sel PanenT47D
19 Lampiran 17. Bagan Penghitungan SelT47D Kultur Sel T47D Diambil 10µl panenan sel Dipipetkan kedalam hemositometer Dihitung jumlah sel dibawah mikroskop Jumlah Sel T47D
20 Lampiran 18. Bagan Pembuatan Larutan Uji Ekstrak etanol Ditimbang sebanyak 5 mg Dimasukkan kedalam polytube Dilarutkan dalam 50 µl DMSO Di vortex Dibuat pengenceran sampai diperoleh konsentrasi 500 µg/ml, 250 µg/ml, 125 µg/ml, 62,5 µg/ml, dan 31,25 µg/ml Larutan Uji
21 Lampiran 19. Bagan Pengujian Sitotoksik Sel T47D Ditanam pada microplate 96 sumuran dengan kepadatan 1 x 10 4 Diinkubasi selama 24 jam Dibuang medium Ditambahkan medium baru Ditambahkan larutan uji Diinkubasi selama 24 jam Dibuang media dan larutan uji setelah 24 jam Dicuci dengan PBS Ditambahkan 100 µl MK dan 10 µl MTT (5 mg/ml) Diinkubasi selama 4-6 jam Ditambahkan SDS (sebagai stopper) Dibungkus dengan aluminium foil Dibiarkan selama 1 malam Dibaca serapan dengan ELISA reader pada λ 595 nm Absorbansi Dihitung % sel hidup Dihitung IC 50 dengan analisa probit menggunakan SPSS 17 Nilai IC 50
22 Lampiran 20. Gambar Sel T47Dyang telah konfluen (dilihat di bawah mikroskop inverted dengan perbesaran 10x10)
23 Lampiran 21. Gambar Sel T47Ddalam kamar hitung (dilihat di bawah mikroskop inverted dengan perbesaran 10x10)
24 Lampiran 22. Gambar morfologi sel kanker (dilihat dengan mikroskop inverted dengan perbesaran 10x10) setelah pemberian ekstrak dari konsentrasi tertinggi hingga terendah Konsentrasi ekstrak 500 µg/ml Konsentrasi ekstrak 250 µg/ml Konsentrasi ekstrak 125 µg/ml Konsentrasi ekstrak 62,5 µg/ml Konsentrasi ekstrak 31,25 µg/ml
25 Lampiran 23. Gambar Microplate -96 sumuran yang berisi sel dan larutan uji
26 Lampiran 24. Gambar Mikroskop Inverted, Elisa Reader, dan Inkubator CO 2 Keterangan : Elisa Reader Keterangan : Mikroskop Inverted Keterangan : Inkubator CO 2
27 Glosarium Analisis Probit Jenisregresidigunakan untuk menganalisisvariabel responbinomial. Apoptosis Mekanisme biologi yang merupakan salah satu jenis kematian sel terprogram. Apoptosis digunakan oleh organisme multisel untuk membuang sel yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh. Brine-Shrimp Lethality Bioassay Salah satu metode untuk menguji bahan-bahan yang bersifat sitotoksik. Metode ini menggunakan larva Artemia salina leach sebagai hewan coba. Cell Line (Sel kultur) Sel yang digunakan dalam penelitian yang dikembangkan dan ditumbuhkan/berploriferasi pada media kutur secara in vitro. Sel kultur dapat diambil dari jaringan asal ataupun memperbanyak sel yang sudah ada. Continous Cell Line Sekelompokselmorfologisseragam yangdapat diperbanyaksecara in vitrountukwaktu yang tidak tertentu. FBS(Fetal Serum): Bovine Serum yang umumnya digunakansebagai suplemen untukmedium pertumbuhanbasal dalamkultur sel Hemositometer Perangkat yang awalnya dirancang untuk penghitungan sel darah. Sekarang juga digunakan untuk menghitung jenis sel serta partikel mikroskopis lainnya. Hepes Kanker (4-(2-hydroxyethyl)-1-piperazineethanesulfonic acid ) buffer, yang berisi kedua kelompok terionisasi positif dan negatif, dimana kelompok amina sekunder dan tersier memberikan muatan positif dan muatan negatif yang ditawarkan oleh sulfonat dan gugus asam karboksilat. Istilah yang digunakanuntuk penyakitdi manasel-sel abnormalmembelahtanpa kontroldan mampumenyerang jaringan lain. Sel-sel kankerdapat menyebarke bagian lain daritubuh melaluidarah dan sistemgetah bening (National Cancer Institute)
28 Kemoterapi (chemotherapy) Penggunaan zat kimia untuk perawatan penyakit. Dalam penggunaan modernnya, istilah ini hampir merujuk secara eksklusif kepada obat sitostatik yang digunakan untuk merawat kanker Mitokondria Organel tempat berlangsungnya fungsi respirasiselmakhluk hidup, selain fungsi selular lain, seperti metabolisme asam lemak, biosintesispirimidina, homeostasiskalsium, transduksi sinyal selular dan penghasil energi berupa adenosina trifosfat pada lintasankatabolisme PBS(Phospate Saline) Proliferasi Buffer Larutan buffer yang biasa digunakan dalam penelitian biologi. Ini adalah berbasis air garam larutan yang mengandung natrium klorida, natrium fosfat, dan, dalam beberapa formulasi, klorida kalium dan fosfat kalium. Gugus fosfat buffer membantu mempertahankan ph yang konstan. Konsentrasi osmolaritas dan ion dari solusi biasanya cocok dengan tubuh manusia (isotonik). Fase sel saat mengalami pengulangan siklus sel tanpa hambatan Media Roswell Park MemorialInstitute (RPMI) Sel T47D Salah satu media yang banyak digunakan untuk menumbuhkan sel mamalia, terutama sel suspensi, contohnya sel limfosit manusia. Selain itu, media ini juga dapat digunakan untuk menumbuhkan sel hybrid. Media ini berwarna merah karena adanya phenol red sebagai indikator ph untuk mendeteksi terjadinya perubahan ph akibat metabolisme sel. Jika sisa metabolisme sudah terakumulasi di media, maka warna media akan berubah menjadi kuning. Hal ini menandakan bahwa sel harus dikultur di media baru agar sel tidak mati akibat sisa metabolisme tersebut. Selain itu, RPMI 1640 mengandungcacl2,ca(no3)2.4h2o, KCl,MgSOz7H2O, NaCl, NaHCO, Na2HPO4.7H2O, glukosa, Glutathione, phenol red, berbagai asam amino (L-aspargie, L-Cystine, tirosin, valin, dan sebagainya), serta vitamin (biotin, pantotenat, kolin) Continous cell line yang diisolasi dari jaringan tumor duktal payudara seorang wanita berusia 54 tahun.
29 Sitotoksik Subkultur Zat/obat yang merusak dan membunuh sel normal dan sel kanker, serta digunakan untuk menghambat pertumbuhan tumor malignan. Pemindahan sel, jaringan atau organ dari media lama ke media baru, baik media itu sama maupun berlainan dengan media semula, dengan tujuan memperoleh pertumbuhan baru ataupun perkembangan dari inokulum. Uji Sitotoksik Salah satu pengembangan metode untuk memprediksi keberadaan senyawa yang bersifat toksik pada sel. Viabilitas sel Jumlah sel-sel yang mampu berkembang dalam medium kultur.
Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.)
Lampiran 1 Hasil identifikasi tumbuhan andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC) Lampiran 2 Gambar tumbuhan andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC) Lampiran 3 Gambar buah andaliman (Zanthoxylum acanthopodium
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan poguntano (Picria fel-terrae Lour.)
Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan poguntano (Picria fel-terrae Lour.) Lampiran 2. Gambar daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.) a Keterangan: a. Gambar daun poguntano b. Gambar simplisia daun poguntano
Lebih terperinciLampiran 1 Perhitungan konsentrasi Perhitungan temephos 1 ppm
Lampiran 1 Perhitungan konsentrasi: Konsentrasi 1 ppm = 1000 mg didalam 1.000.000 ml akuades. = 1 mg didalam 1.000 ml akuades. Konsentrasi 1100 ppm = 1100 mg / 1000 ml akuades. Konsentrasi 1300 ppm = 1300
Lebih terperinciLampiran 1 : Perhitungan Dosis
Lampiran 1 : Perhitungan Dosis Perhitungan dosis infusa kulit jengkol (IKJ) Penelitian yang dilakukan menggunakan variabel dosis IKJ 10%, 20%, 40% dan 80%. Pembuatan dosis IKJ 10% dibuat dengan prosedur
Lebih terperinciCANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM. Dokumen nomor : CCRC Tanggal : Mengganti nomor : - Tanggal : -
Hal. 1 dari 8 URAIAN DIBUAT OLEH DIPERIKSA OLEH DIPERIKSA OLEH DISETUJU OLEH Jabatan Staf CCRC Staf CCRC Supervisor CCRC Pimpinan CCRC Paraf Nama Sendy Junedi Adam Hermawan Muthi Ikawati Edy Meiyanto Tanggal
Lebih terperinciPROSEDUR TETAP UJI KOMBINASI DENGAN AGEN KEMOTERAPI
Halaman 1 dari 7 FARMASI UGM Dokumen nomor : 0201300 Tanggal : 24 Maret 2009 URAIAN DIBUAT OLEH DIPERIKSA OLEH DIPERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH Jabatan Staf Staf Supervisor Pimpinan Paraf Nama Aditya Fitriasari
Lebih terperinciDokumen nomor : CCRC Tanggal : 23 April 2013 Mengganti nomor : CCRC Tanggal : 26 Februari 2009
Hal. 1 dari 8 URAIAN DIBUAT OLEH DIPERIKSA OLEH DIPERIKSA OLEH DISETUJU OLEH Jabatan Staf Staf Supervisor Pimpinan Paraf Nama Herwandhani Putri Edy Meiyanto Tanggal 23 April 2013 PROTOKOL UJI SITOTOKSIK
Lebih terperinciCANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM
Hal. 1 dari 5 Dokumen nomor : 0301501 Tanggal : Mengganti nomor : 0201300 Tanggal : 24 Maret 2009 URAIAN DIBUAT OLEH DIPERIKSA OLEH DIPERIKSA OLEH DISETUJU OLEH Jabatan Staf Staf Supervisor Pimpinan Paraf
Lebih terperinciCANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM
Hal. 1 dari 8 Dokumen nomor : 0301301 Tanggal : Mengganti nomor : 0201300 Tanggal : 24 Maret 2009 URAIAN DIBUAT OLEH DIPERIKSA OLEH DIPERIKSA OLEH DISETUJU OLEH Jabatan Staf Staf Supervisor Pimpinan Paraf
Lebih terperinciCANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM
Hal. 1 dari 7 URAIAN DIBUAT OLEH DIPERIKSA OLEH DIPERIKSA OLEH DISETUJU OLEH Jabatan Staf Staf Supervisor Pimpinan Paraf Nama Dyaningtyas Dewi PP Rifki Febriansah Adam Hermawan Edy Meiyanto Tanggal 20
Lebih terperinciPROSEDUR TETAP UJI PENGAMATAN PROLIFERASI SEL (DOUBLING TIME)
Halaman 1 dari 5 FARMASI UGM Dokumen nomor : CCRC0201500 Tanggal : 24 Maret 2009 URAIAN DIBUAT OLEH DIPERIKSA OLEH DIPERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH Jabatan Staf CCRC Staf CCRC Supervisor CCRC Pimpinan CCRC
Lebih terperinciLampiran 1 : Pembuatan Infusa daun Sirih (IDS)
Lampiran 1 : Pembuatan Infusa daun Sirih (IDS) Penelitian ini menggunakan dosis dengan dasar penelitian Vivin K (2008) yang menggunakan ekstrak daun sirih dengan dosis 0,01% sampai 0,1%. Diketahui : 240
Lebih terperinciLAMPIRAN A PERHITUNGAN BERBAGAI MACAM KONSENTRASI
LAMPIRAN A PERHITUNGAN BERBAGAI MACAM KONSENTRASI 1. Larutan asam asetilsalisilat, Asam asetilsalisilat 100 mg dilarutkan kedalam air+dmsodalam 100 ml Konsentrasi yang didapat : = = 1000 ppm Larutan asam
Lebih terperinciLAMPIRAN A PERHITUNGAN PROSENTASE HASIL. Piroksikam + O-benzoil O-(benzoil)piroksikam M : 0,010 mol 0,017 mol - B : 0,010 mol 0,010 mol 0,010 mol
LAMPIRAN A PERHITUNGAN PROSENTASE HASIL Reaksi: Piroksikam + Obenzoil O(benzoil)piroksikam M : 0,010 mol 0,01 mol B : 0,010 mol 0,010 mol 0,010 mol S : 0,00 mol 0,010 mol BM O(benzoil)piroksikam = 42.0
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental murni laboratoris in vitro. B. Sampel Penelitian Subjek penelitian ini adalah Human Dermal Fibroblast,
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah eksperimental laboratorik. Penanaman sel ke 96-wells plate. Uji Viabilitas Sel
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah eksperimental laboratorik. 4.2 Alur Penelitian Kultur Sel dari Penyimpanan Nitrogen Cair Inkubasi selama 48 jam dalam inkubator dengan
Lebih terperinciII. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1.Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian
9 II. MATERI DAN METODE PENELITIAN 1.Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1.1 Materi Penelitian 1.1.1 Alat Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah autoklaf (Hirayama), autoklaf konvensional,
Lebih terperinciFetus Hamster. Ginjal Fetus Hamster FBS
55 Lampiran 1. Kerangka Konsep Penelitian Fetus Hamster Ginjal Fetus Hamster Vitamin E FBS Media DMEM Konsentrasi: 1. 0 µm 2. 25 µm 3. 50 µm 4. 75 µm 5. 100 µm 6. 125 µm Vitamin Asam Amino Garam Glukosa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata Linn) terhadap kultur primer sel
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian yang berjudul pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata Linn) terhadap kultur primer sel hepar
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan dua rancangan penelitian, yaitu : deskriptif
26 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan dua rancangan penelitian, yaitu : deskriptif eksploratif dan eksperimental. Penelitian deskriptif eksploratif meliputi isolasi
Lebih terperinciSitotoksisitas Ekstrak Spons Laut Aaptos suberitoides Terhadap Siklus Sel Kanker HeLa
Tugas Akhir SB 091351 Sitotoksisitas Ekstrak Spons Laut Aaptos suberitoides Terhadap Siklus Sel Kanker HeLa Ika Puspita Ningrum 1507100059 DOSEN PEMBIMBING: Dra. Nurlita Abdulgani, M.Si N. D. Kuswytasari,
Lebih terperinciII. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1.Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian
9 II. MATERI DAN METODE PENELITIAN 1.Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1. Materi Penelitian 1.1.1. Alat Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah cawan petri, tabung reaksi, autoklaf Hirayama,
Lebih terperinciLampiran 1 Data Hasil Penelitian Tabel Persen Degranulasi Mastosit Mencit Jantan
Lampiran 1 Data Hasil Penelitian Tabel Persen Degranulasi Mastosit Mencit Jantan Perlakuan Rata-rata jumlah sel Mencit 1 Mencit 2 Mencit 3 Mencit 4 Mencit 5 % Deg Rata-rata jumlah sel % Deg Rata-rata jumlah
Lebih terperinciLampiran 1.Surat Hasil Identifikasi Daun Bangun-bangun
Lampiran 1.Surat Hasil Identifikasi Daun Bangun-bangun 79 Lampiran 2. Surat Rekomendasi Persetujuan Etik Penelitian Kesehatan 80 Lampiran 3. Gambar Makroskopik DaunBangun-bangun Gambar Tumbuhan Daun Bangun-bangun
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
19 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian laboratoris. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental 4.2. Tempat Penelitian 1. Identifikasi tumbuhan dilakukan di Laboratorium Biologi
Lebih terperinci2 METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Determinasi Tanaman Preparasi Sampel dan Ekstraksi
3 2 METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Bahan Alam, Pusat Penelitian Bioteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Cibinong dan Badan Tenaga Atom
Lebih terperinciDaun Jambu Biji (Psidium guajava L.) sebagai Antikanker Payudara. Abstrak. Abstract
Original Article 79 Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) sebagai Antikanker Payudara Dwitiyanti Fakultas Farmasi dan Sains, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka, Jakarta Timur 13460 Email : dwity.farmasi@gmail.com
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. asiatica L.) terhadap Pertumbuhan Sel Hepar Baby hamster yang Dipapar 7.12-
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian tentang Pengaruh Ekstrak Pegagan (Centella asiatica L.) terhadap Pertumbuhan Sel Hepar Baby hamster yang Dipapar 7.12- dimetilbenz(α)antrasen
Lebih terperinciEFEK SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG TANJUNG (Mimusopsi cortex) TERHADAP SEL T47D
F02 EFEK SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG TANJUNG (Mimusopsi cortex) TERHADAP SEL T47D Vonna Aulianshah, Poppy Anjelisa Z. Hasibuan dan Aminah Dalimunthe Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. primer sel otak fetus hamster ini merupakan penelitian eksperimental yang
32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian peran vitamin E (alpha tokoferol) terhadap proliferasi kultur primer sel otak fetus hamster ini merupakan penelitian eksperimental yang
Lebih terperinciLAMPIRAN A PERHITUNGAN BERAT. 1. Piroksikam = mol x BM = 0,015 mol x 331,5 = 4,9725 gram
LAMPIRAN A PERHITUNGAN BERAT 1. Piroksikam = mol x BM = 0,015 mol x 331,5 = 4,9725 gram 2. 4-klorobenzoil klorida = mol x BM = 0,018 x 175 = 3,15 gram = gram : BJ = 3,15 : 1,26 = 2,5 ml 3. Piridin = mol
Lebih terperinciMengganggu transport elektron pada Mitokondria
Lampiran 1 Kerangka Konsep Penelitian DMBA Karsinogen Sel Hati Fetus Hamster Dmba bereaksi dengan sitokrom P-450 untuk membentuk ikatan kovalen dengan DNA pada sel Kerusakan DNA atau DNA adduct Ekstrak
Lebih terperinciUJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN FRAKSI NON POLAR EKSTRAK KLIKA ANAK DARA (Croton oblongus BURM F.) TERHADAP SEL KANKER HELA
UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN FRAKSI NON POLAR EKSTRAK KLIKA ANAK DARA (Croton oblongus BURM F.) TERHADAP SEL KANKER HELA Nurshalati Tahar 1, Haeria 2, Hamdana 3 Jurusan Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan,
Lebih terperinciCANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM
Hal. 1 dari 5 nomor : -03-002-01 Tanggal : Mengganti nomor : -02-002-00 Tanggal : 26 Februari 2009 URAIAN DIBUAT OLEH DIPERIKSA OLEH DIPERIKSA OLEH DISETUJU OLEH Jabatan Staf Staf Supervisor Pimpinan Paraf
Lebih terperinciLampiran 1. Surat Ethical clearance
Lampiran 1. Surat Ethical clearance 41 Lampiran 2. Surat identifikasi tumbuhan 42 Lampiran 3. Karakteristik tumbuhan mahkota dewa Gambar : Tumbuhan mahkota dewa Gambar : Daun mahkota dewa 43 Lampiran 3
Lebih terperinciCANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FARMASI UGM
Halaman 1 dari 7 FARMASI UGM Dokumen nomor : 0201400 Tanggal : 24 Maret 2009 URAIAN DIBUAT OLEH DIPERIKSA OLEH DIPERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH Jabatan Staf Staf Supervisor Pimpinan Paraf Nama Aditya Fitriasari
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman. viii. PDF created with pdffactory Pro trial version
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN. iii HALAMAN PERSEMBAHAN. iv HALAMAN DEKLARASI.... v KATA PENGANTAR.... vi DAFTAR ISI.. viii DAFTAR GAMBAR.. x DAFTAR TABEL.. xi DAFTAR LAMPIRAN..
Lebih terperinciSenyawa Pembanding Parasetamol Dosis 50 mg/kgbb
50 LAMPIRAN A HASIL PENGAMATAN WAKTU RESPON MENCIT TERHADAP STIMULASI PANAS PADA KELOMPOK SENYAWA UJI KLOROBENZOIL)PARASETAMOL DAN SENYAWA PEMBANDING PARASETAMOL Senyawa Pembanding Parasetamol Dosis 25
Lebih terperinciLampiran 1.Identifikasi tumbuhan
Lampiran 1.Identifikasi tumbuhan Lampiran 2. Gambar tumbuhan dan daun segarkembang bulan (Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray Keterangan :Gambar tumbuhan kembang bulan (Tithonia diversifolia (Hemsley)
Lebih terperinciUJI SITOTOKSIK EKSTRAK N-HEKSAN DAUN BOTTO -BOTTO (Chromolaena odorata L.) TERHADAP CELL LINE KANKER KOLON WiDr
UJI SITOTOKSIK EKSTRAK N-HEKSAN DAUN BOTTO -BOTTO (Chromolaena odorata L.) TERHADAP CELL LINE KANKER KOLON WiDr Dwi Wahyuni Leboe, Surya Ningsi, Anitsah Fiqardina Jurusan Farmasi Fakultas Kedokteran dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung Lawu. Sedangkan pengujian sampel dilakukan di Laboratorium Biologi dan Kimia
Lebih terperinciUji Sitotoksik Analisis Statistik HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Sitotoksik Analisis Siklus Sel dengan Flow Cytometry
8 serta doxorubicin 1 µm. Penentuan nilai konsentrasi pada flow cytometry berdasarkan daya penghambatan yang dimungkinkan pada uji sel hidup dan rataan tengah dari range konsentrasi perlakuan. Uji Sitotoksik
Lebih terperinciLAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Pembuatan Ekstrak Cabai Rawit
37 LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Pembuatan Ekstrak Cabai Rawit Pembuatan ektrak dilakukan di Laboratorium Farmasi Institut Teknologi Bandung Simplisia yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cabai rawit
Lebih terperinciLAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat
47 LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat Biji Alpukat - Dicuci dibersihkan dari kotoran - Di potong menjadi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Pengaruh Vitamin E (α-tocoferol) Terhadap Kerusakan,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian Pengaruh Vitamin E (α-tocoferol) Terhadap Kerusakan, Viabilitas, dan Abnormalitas Kultur Primer Sel Paru-Paru Fetus Hamster Yang Dipapar Etanol
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang uji sitotoksisitas rebusan daun sirsak (Annona muricata L)
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang uji sitotoksisitas rebusan daun sirsak (Annona muricata L) terhadap kultur primer sel otak baby hamster yang dipapar dengan dimetilbenz(α)antrase
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Juni 2013 di Laboratorium
22 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Juni 2013 di Laboratorium Kimia Anorganik FMIPA Universitas Lampung. Analisis senyawa menggunakan
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Identifikasi hewan Teripang. Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Hasil Identifikasi hewan Teripang Lampiran 2. Gambar 1. Hewan Teripang segar Gambar 2. Daging Teripang Lampiran 2. (Lanjutan) Gambar 3. Simplisia Teripang Gambar 4. Serbuk simplisia Lampiran
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biokimia Pangan, Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor selama 3 bulan, terhitung
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian
Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian 49 Lampiran 2. Hasil Identifikasi Tumbuhan 50 Lampiran 3. Karakteristik Tanaman Kelor (Moringa oleifera Lam. ) Tanaman kelor Daun kelor 51 Lampiran 3. (Lanjutan)
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai dengan Juni 2013 di
25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai dengan Juni 2013 di Laboratorium Kimia Anorganik FMIPA Universitas Lampung. Analisis senyawa
Lebih terperinciIII. METODOLOGI Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Pembuatan Ekstrak Bligo (mengacu Sugito 2010)
III. METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Febuari 2010 sampai April 2010, bertempat Laboratorium Bersama Hewan Percobaan Departemen ITP dan SEAFAST CENTER IPB, Laboratorium Kimia
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan
Lebih terperinciMETODE. Waktu dan Tempat Penelitian
2 dalam menurunkan kadar glukosa dalam darah, selain itu daun anggrek merpati juga memiliki kandungan flavonoid yang tinggi, kandungan flavonoid yang tinggi ini selain bermanfaat sebagai antidiabetes juga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. terhadap proliferasi sel ginjal fetus hamster yang dikultur primer merupakan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang peran pemberian vitamin E dalam media DMEM terhadap proliferasi sel ginjal fetus hamster yang dikultur primer merupakan penelitian
Lebih terperinciLampiran 1 Pembuatan Medium Kultur DMEM Lampiran 2 Pembuatan Larutan PBS Lampiran 3 Prosedur Pewarnaan HE
LAMPIRAN Lampiran 1 Pembuatan Medium Kultur DMEM Medium kultur DMEM merupakan medium Dulbecco s Modified Eagle s Medium (DMEM; Sigma) yang telah dimodifikasi dengan penambahan asam amino non-esensial (AANE;
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Pertanian, Universitas Lampung, dan Laboratorium Biokimia Puspitek Serpong.
III. BAHAN DAN METDE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus hingga November 2010, di Laboratorium Komponen Bioaktif, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian,
Lebih terperinciLAMPIRAN A KOMPOSISI PREMIX DAN KOMPOSISI PAKAN NORMAL BR 1. Premix (PT. Eka Farma, Medan)
LAMPIRAN A KOMPOSISI PREMIX DAN KOMPOSISI PAKAN NORMAL BR 1 Premix (PT. Eka Farma, Medan) Kandungan Premix Kalsium Fosfor Ferrum Cupprum Manganese Iodin Sodium Chlorida Magnesium Zink Cyanocobalamine Komposisi
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN D. BAHAN DAN ALAT Bahan utama yang digunakan adalah rendang iradiasi yang memiliki waktu penyinaran yang berbeda-beda (11 November 2006, DIPA 14 Juni 2007, dan no label 14 Juni
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian
Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian 51 Lampiran 2. Hasil Identifikasi Tanaman 52 Lampiran 3. Karakteristik Tanaman Alpukat ( Persea americana Mill. ) Tanaman Alpukat Buah alpukat 53 Lampiran
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi
17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada Januari
Lebih terperinciLampiran 1. Surat rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan
Lampiran 1. Surat rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan Lampiran 2. Surat hasil identifikasi daun bangun-bangun Lampiran 3. Bagan pembuatan ekstrak etanol daun bangun-bangun Serbuk simplisia
Lebih terperinciAnalisis Hayati UJI TOKSISITAS. Oleh : Dr. Harmita
Analisis Hayati UJI TOKSISITAS Oleh : Dr. Harmita Pendahuluan Sebelum percobaan toksisitas dilakukan sebaiknya telah ada data mengenai identifikasi, sifat obat dan rencana penggunaannya Pengujian toksisitas
Lebih terperinciLampiran 1. Surat Ethical Clearance
Lampiran 1. Surat Ethical Clearance 117 Lampiran 2. Surat Identifikasi Tumbuhan 118 Lampiran 3. Karakteristik Tumbuhan Temu Mangga Gambar : Tumbuhan Temu Mangga Gambar : Rimpang Temu Mangga 119 Lampiran
Lebih terperinciLAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan
LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan Lampiran 2. Tumbuhan pepaya jantan a. Tumbuhan pepaya jantan b. Bunga pepaya jantan c. Simplisia bunga pepaya jantan Lampiran 3. Perhitungan hasil pemeriksaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.
26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Penelitian
Lebih terperinciDokumen nomor : CCRC Tanggal : 23 April 2014 Mengganti nomor : CCRC Tanggal : 26 April 2012
Hal. 1 dari 7 Dokumen nomor : 0301402 Tanggal : 23 April 2014 Mengganti nomor : 0301401 Tanggal : 26 April 2012 URAIAN DIBUAT OLEH DIPERIKSA OLEH DIPERIKSA OLEH DISETUJU OLEH Jabatan Staf Staf Supervisor
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
21 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Penelitian ini berupa penelitian analitik eksperimental. 4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Laboratorium Biomedik Fakultas kedokteran Universitas Sebelas
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Standar zona hambat antibiotik menurut CLSI
LAMPIRAN 1. Standar zona hambat antibiotik menurut CLSI Jenis antibiotik Konsentrasi cakram antibiotik Diameter zona hambat (mm) Sensitif intermediate Resisten Kloramfenikol 30 µg 18 13 s/d 17 12 Sumber:
Lebih terperinciLampiran 1. Identifikasi tumbuhan
Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan Lampiran 2. Gambar Talus Rumput Laut Sargassum ilicifolim (Turner) C. Agardh 1 2 3 Makroskopik Tumbuhan Segar Rumput Laut Sargassum ilicifolium (Turner) C. Agardh Keterangan:
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng)
Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng) Lampiran 2. Gambar tumbuhan daun bangun-bangun a) Tumbuhan bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,
31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,
Lebih terperinciLampiran 1. Identifikasi Tumbuhan
Lampiran 1. Identifikasi Tumbuhan Lampiran 2. Gambar Tumbuhan Belimbing Manis (Averrhoa carambola Linn.) Lampiran 3. Gambar Buah Segar, Simplisia, dan Penampang Melintang Buah Segar Belimbing Manis (Averrhoa
Lebih terperincidimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)
Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh Vitamin E (α-tokoferol) terhadap persentase
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh Vitamin E (α-tokoferol) terhadap persentase kerusakan, viabilitas, dan abnormalitas sel yang dipapar etanol pada kultur sel
Lebih terperinciLAMPIRAN. Larutan dapar fosfat ph 7,4 isotonis
LAMPIRAN Lampiran 1. Flowsheet pembuatan larutan dapar fosfat ph 7,4 isotonis Natrium dihidrogen fosfat ditimbang 0,8 g Dinatrium hidrogen fosfat ditimbang 0,9 g dilarutkan dengan 100 ml aquadest bebas
Lebih terperinciLampiran 1. Pembuatan Media Natrium Agar
59 Lampiran 1. Pembuatan Media Natrium Agar Pembuatan Media Agar Natrium Agar (150 ml) 1. Siapkan gelas Erlenmeyer volume 250 ml dan air laut steril 150 ml. 2. Timbang natrium agar sebanyak 4,2 gram 3.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.)
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian pengaruh ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap kadar Superoksida dismutase (SOD) dan Malondialdehide (MDA) mammae mencit
Lebih terperinciTIPE KEMATIAN SEL HeLa SETELAH PAPARAN EKSTRAK ETANOLIK CURCUMA LONGA
TIPE KEMATIAN SEL HeLa SETELAH PAPARAN EKSTRAK ETANOLIK CURCUMA LONGA Suryani Hutomo, Chandra Kurniawan Bagian Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana Fakultas Kedokteran Universitas
Lebih terperinciPROTOKOL IN VITRO NO. JENIS PROTOKOL SUMBER TGL. DIBUAT 1 PERSIAPAN KERJA IN VITRO DI LABORATORIUM 2 PEMBUATAN MEDIA KULTUR LENGKAP (MK) 28/02/08
CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER (CCRC) FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA PROTOKOL IN VITRO NO. JENIS PROTOKOL SUMBER TGL. DIBUAT 1 PERSIAPAN KERJA IN VITRO DI LABORATORIUM 2 PEMBUATAN MEDIA
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Molekuler dan Laboratorium Botani Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas
17 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni 2013 di laboratorium Biologi Molekuler dan Laboratorium Botani Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi bunga lawang
Lampiran 1. Hasil identifikasi bunga lawang Lampiran 2. Bunga lawang (Illicium verum. Hook.f.) Gambar 1. Simplisia kering bunga lawang Gambar 2. Serbuk simplisia bunga lawang Lampiran 3. Perhitungan pemeriksaan
Lebih terperinci2 sampai homogen dan diinkubasi 37o C dalam waterbath selama 1530 menit. Berikutnya tabungtabung dipusingkan 1000 RPM selama 10 menit, supernatan dibu
1 Lampiran 1. Prosedur Pemeriksaan Sitogenetik 1. Preparasi Kromosom Bahan yang digunakan yaitu : darah penderita 5 cc dalam heparin, media MEM, PHA, FBS, colcemid, thymidin, KCL 0.075M, larutan carnoy
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di
digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciBAB 4 PERHITUNGAN DAN ANALISIS
BAB 4 PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Sampling Data Pada tesis ini penulis mencoba mengetahui kapan saat yang tepat untuk memasuki pasar dan posisi apa yang perlu diambil berdasarkan kurva RSI(14) serta pengaruh
Lebih terperinciPROSEDUR TETAP PENGAMATAN APOPTOSIS DENGAN METODE DOUBLE STAINING
Halaman 1 dari 5 FARMASI UGM Dokumen nomor : 0201100 Tanggal : 24 Maret 2009 URAIAN DIBUAT OLEH DIPERIKSA OLEH DIPERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH Jabatan Staf Staf Supervisor Pimpinan Paraf Nama Aditya Fitriasari
Lebih terperinciKalsium Hidroksida (Ca(OH)2 merupakan medikamen saluran akar yang paling sering digunakan sejak tahun 1920.
LAMPIRAN 1.SKEMA ALUR PIKIR Pada perawatan endodontik, medikamen saluran akar digunakan sebagai agen antimikroba beberapa diantaranya untuk mengeliminasi organisme, mengurangi rasa sakit, mempercepat penyembuhan
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.)
Lampiran 1. Hasil identifikasi daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.) 114 Lampiran 2 Simplisia daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.) A a b Keterangan: a. Gambar daun poguntano b. Gambar simplisia
Lebih terperinciHasil pengukuran suhu tubuh tikus putih yang diberi suspensi CMC Na 0,5% secara i.p.
LAMPIRAN A HASIL PENGUKURAN SUHU TUBUH TIKUS Hasil pengukuran suhu tubuh tikus putih yang diberi suspensi CMC Na 0,5% secara i.p. No T sebelum pemberian pepton (C o ) T setelah pemberian Pepton (C o )
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph meter,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan selama lima bulan dari bulan Mei hingga September 2011, bertempat di Laboratorium Kimia Hasil Hutan, Bengkel Teknologi Peningkatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 2014 sampai dengan bulan Januari 2015 bertempat di Laboratorium Riset Kimia Makanan dan Material serta
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Komposisi Media MGMK Padat dan Cara Pembuatannya Bahan: Koloidal kitin 12,5% (b/v) 72,7 ml. Agar 20 g.
29 LAMPIRAN Lampiran 1. Komposisi Media MGMK Padat dan Cara Pembuatannya Bahan: K 2 HPO 4 0,7 g KH 2 HPO 4 0,3 g M g SO 4. 7H 2 O 0,5 g FeSO 4.7H 2 O 0,01 g ZnSO 4 0,001 g MnCl 2 0,001 g Koloidal kitin
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pusat Teknologi Farmasi dan
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pusat Teknologi Farmasi dan Medika Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi di kawasan Puspitek Serpong, Tangerang. Waktu pelaksanaannya
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Isolasi Bakteri Endofit dari Batang dan Akar Tanaman Dara metode Radu & Kqueen (2002) yang dimodifikasi
LAMPIRAN Lampiran 1. Alur Kerja Isolasi Bakteri Endofit dari Batang dan Akar Tanaman Dara metode Radu & Kqueen (2002) yang dimodifikasi Bagian akar dan batang (3-5 cm) Dicuci dengan air mengalir selama
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Chlorella sp. tiap perlakuan. Data di analisa menggunakan statistik One Way
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Pengambilan data penelitian diperoleh dari perhitungan kelimpahan sel Chlorella sp. tiap perlakuan. Data di analisa menggunakan statistik One Way Anova
Lebih terperinciLampiran 1 : Prosedur Pembuatan Ekstraksi. Prosedur pembuatan ekstrak etanol cabai rawit :
Lampiran 1 : Prosedur Pembuatan Ekstraksi Prosedur pembuatan ekstrak etanol cabai rawit : Simplisia yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cabai rawit yang diperoleh dari Ciwidey. Cabai rawit yang
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. Dalam kegiatan penelitian ini yang diperlukan adalah peralatan laboratorium,
36 BAB III METODELOGI PENELITIAN Dalam kegiatan penelitian ini yang diperlukan adalah peralatan laboratorium, bahan, dan cara kerja penelitian. Dibawah ini adalah uraian mengenai tiga hal tersebut. 3.1
Lebih terperinciPENGERINGAN SEMPROT EKSTRAK n-heksana DAUN KELADI TIKUS (Typhonium divaricatum (L) Decne DAN UJI SITOTOKSISITASNYA
PENGERINGAN SEMPROT EKSTRAK n-heksana DAUN KELADI TIKUS (Typhonium divaricatum (L) Decne DAN UJI SITOTOKSISITASNYA Yunahara Farida 1, Lestari Rahayu 1, Faizatun 1 1 Fakultas Farmasi Universitas Pancasila,
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN
38 BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Seluruh rangkaian penelitian, termasuk persiapan ekstraksi bahan, dan penyiapan kultur sel lestari BRIN-BD11, dilaksanakan selama 14 bulan, yaitu mulai bulan
Lebih terperinci