KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT NELAYAN DI KELURAHAN PASIE NAN TIGOKECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT NELAYAN DI KELURAHAN PASIE NAN TIGOKECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG"

Transkripsi

1 KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT NELAYAN DI KELURAHAN PASIE NAN TIGOKECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG Dodi Derianto 1 Hendra Naldi 2 Meri Erawati 3 Program Studi Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This study discussed about social economy in society of fisherman in Kelurahan Pasie Nan Tigo Kecamatan Koto Tangah Kota Padang The problem in this research was how do social economy in society of fisherman in Kelurahan Pasie Nan Tigo ?. The puprpose of this research was to describe the social economy in society of fisherman. There are some steps that the writer did, they are : 1) Heuristic is finding and collecting the information from the source of primary and secondary. 2) Critical, the source includes the internal and external critical, do the testing toward the original of sources. 3) Interpretation is the activity that interprete the collected data. 4) Historiografi is the result of presentation of the research in form thesis. The conclusion of this research was the necessity of fisherman family, that still not enough. The building of fisherman s house Pasie Nan Tigo at that time made from rubai roof, the wall from wood and the floor is sand, but the development of period and there are helping to the society of fisherman. The situation of the house is semi-permanent and permanent. When the wave is high the way to catch the fish is influenced by the situation of the wave in the sea that limited the activity of catching fish by fisherman. The repairing system of catching fish by fisherman Pasie Nan Tigo include the effort of fisherman and some institutions, they are Dinas Perikanan and Kelautan and Pemda. The fisherman depend on the input of fish and salen of fish at the market. While, the attention of goverment to fisherman has asking about the repairing. It seems from loan and the device of catching fish to increase all of the fisherman to get the best result. Key Word, Social and Economic, Fisherman 1 Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat 3 Dosen Program Studi Pendidikan sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

2 PENDAHULUAN Sumatera Barat merupakan salah satu daerah penghasil ikan laut utama dan potensial di Pulau Sumatera.Kegiatan penangkapan ikan laut tersebut dilakukan di sepanjang pantai Pesisir Selatan, Kota Padang, Padang Pariaman, Agam dan Pasaman. Hasilhasil tangkapan itu antara lain ikan laut, binatang berkulit keras dan lunak. Diperkirakan, dari semua jenis kekayaan lautnya hingga dewasa ini baru sekitara 405 dari potensi lestarinya yang didayagunakan. Pengembangan potensi perikanan tradisional yang terdapat di daerah-daerah sepanjang pantai Sumatera Barat, seperti di Pasie Nan Tigo, berdasarkan hasil laporan Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Padang tahun 2014, terjadi peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya, sedangkan tingkat konsumsi masyarakat juga meningkat. Produksi ikan laut Kota Padang tahun 2013 mencapai ,100 ton, sedangkan Pasie Nan Tigo sendiri menghasilkan sekitar 9.257,3 ton.angka ini menginformasikan bahwa Pasie Nan Tigo termasuk penghasil ikan terbesar di Kota Padang. 4 Kelurahan Pasie Nan Tigo merupakan salah satu kelurahan yang terletak di wilayah pesisir Kota Padang, Penduduknya 55% mempunyai mata pencaharian sebagai nelayan, baik nelayan tetap maupun nelayan sambilan, Jenis alat tangkap yang dioperasikan oleh nelayan di kelurahan ini adalah bagan, pukat dan pancing. Keadaan laut Pasie Nan Tigo berbeda dengan laut yang lainnya yaitu hanya laut lepas tidak ada hambatan tumpuan bagan, hasil tangkapan dijual ke daerah Sumatera Barat bahkan sampai ke Pulau Jawa. Berdasarkan data yang penulis dapatkan dari Bapak Hazwir Hamid sebagai Ketua Nelayan di Pasie Nan Tigo, jumlah seluruh nelayan tahun 2013 di Kelurahan Pasie Nan Tigo sebanyak 1729 orang. Masing-masing bagian kerja nelayan tersebut yaitu 69 orang pemilik kapal, 210 orang pemilik perahu/sampan, dan 1450 orang buruh perikanan/kenelayan. 5 Hal yang membuat penulis tertarik untuk meneliti ini adalah pertama Kelurahan Pasie Nan Tigo Kecamatan Koto Tangah ini ekonomi masyarakatnya bergantung kepada hasil laut sehingga sebagai besar penduduknya bermata pencarian sebagai nelayan.karena daerahnya potensial untuk penghasil ikan, namun alasan lainnya adalah menjadi nelayan bagi mereka tidak harus mendapatkan ilmu memalui jenjang pendidikan formal.mereka yang tidak pernah mengecap pendidikan pun bisa bekerja sebagai nelayan dengan mendapat latihan dari orang tua dan 4 Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Padang, Jumlah Produksi Ikan Kota Padang Tahun Wawancara dengan Hazwir Hamid, selaku Ketua Nelayan Pasie Nan Tigo, tanggal 15 Mei 2014 lingkungan tempat tinggalnya. Namun diantara lain penduduknya ada juga yang bekerja perkantoran, berdagang dan berprofesi lainnya. Masyarakat nelayan dikelurahan Pasia Nan Tigo tingkat ekonomi mereka tidak menentu karna hasil laut yang tidak stabil. 6 Kedua jumlah nelayan terbanyak di Kota Padang terdapat di Kelurahan Pasie Nan Tigo Kecamatan Koto Tangah Padang, hasil tangkapan ikan para nelayan dijual keseluruh daerah yang ada di Sumatera Barat, Sumatera Utara (Medan) bahkan sampai ke pulau Jawa.Kelurahan Pasie Nan Tigo merupakan laut lepas, kapal-kapal nelayan tidak sampai menepi di tempat pembokaran ikan, hanya berada di tengah laut saja menggunakan bagan-bagan nelayan. Ketiga para pengusaha kapal tidak mau membayar pajak kepada pemerintah Kota Padang dengan alasan adanya kesenjangan yang terjadi, mereka beralasan bahwa pendapatannya hanya sedikit, bagaimana mau membayar pajak, untuk memenuhi kebutuhan dan peralatan yang digunakan dikapal sangat besar, apalagi sekarang BBM semakin meningkat. 7 Nelayan Kelurahan Pasie Nan Tigo masih tetap berada dalam taraf sosial ekonomi yang sederhana seperti nelayan yang turun ke laut masih mengandalkan alat penangkapan tradisional. Nelayan tradisonal masih mengandalkan perahu dayung walaupun sudah ada sebagian nelayan yang memiliki perahu yang digerakkan dengan mesin tempel, tetapi alat tangkap yang digunakan masih berupa pancing, jaring, jala, dan pukat. Selain itu adanya keterbatasan pendidikan, kemampuan dan keterampilan serta teknologi yang dipunyai membuat mereka kurang mampu menghadapi tantangan alam. bergantung pada musim dan cuaca mengakibatkan hasil tangkapan tidak menentu, Tingkat pemenuhan kebutuhan hidup ditentukan oleh tingkat pendapatan pada umumnya tingkat pendapatan nelayan masih relatif rendah karena usaha mereka sangat dipengaruhi oleh musim.masyarakat memperoleh pendapatan yang tinggi hanya pada musim penangkapan sajasehingga harga hasil perikanan tidak stabil.upaya untuk meningkatkan pendapatan dapat dilakukan dengan melibatkan anggota keluarga terutama wanita (istri) nelayan untuk mencari nafkah didalam kegiatan perikanan dan diluar kegiatan perikanan. Adanya campur tangan istri nelayan dalam pemenuhan 3 Wawancara dengan Safri, selaku nelayan di Pasie Nan Tigo Koto Tangah, tanggal 15 Mei Hasil Wawancaradengan Hazwir Hamid, selaku Ketua Nelayan di Pasie Nan Tigo, tanggal 15 Mei 2014

3 kebutuhan hidup maka akan dapat membantu mengurangi kesulitan ekonomi keluarga. Berdasarkan studi kepustakaan, penelitian yang terkait dengan penulisan ini antara lain karya : Maybet Yumiheldi (2005) dengan judul Usaha Ikan Kering dan Kondisi Sosial Ekonomi Nelayan Kenagarian Air Bangis ( ). Penelitian ini difokuskan pada kebijakan pemerintah pada Repelita I tentang modernisasi perikanan yang lebih dikenal dengan istilah Revolusi Biru (Blue Revolution) yang bertujuan agar masyarakat dapat memanfaatkan sumber daya laut sebaik-baiknya untuk peningkatan kesejarhteraan ekonomi masyarakat nelayan. 8 Kemudian karya Delidawati (2010) dengan judul Perkembangan Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan Pasir Baru Kecamatan Sungai Limau Kabupaten Padang Pariaman, Penelitian ini membahas tentang kehidupan sosial ekonomi nelayan dan pengaruh kebijakan pemerintah terhadap kondisi sosial-ekonomi nelayan Pasir Baru Kecamatan Sungai Limau dari Tahun Karya Intan Chindri Ayu (2013) dengan judul Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan di Kelurahan Karan Aur Pariaman Tahun Hasil studinya menyimpulkan bahwa kehidupan social ekonomi nelayan melihat dari segi kehidupan ekonominya masih tergolong miskin, kemudian kehidupan keluargannya masih mengalami kekurangan dalam segi ekonomi.masyarakat nelayan dikelurahan karan aur menggantungkan pencahariannya ke laut, adapun pekerjaan sampingannya seperti tukang bangunan, tukang ojek, pengjaga sekolah, buruh dirumah makan demi menambah penghasilan rumah tangganya. Bagi ibu-ibu nelayan mereka juga bekerja sebagai pembantu dirumah makan, bekerja dipabrik ikan asin, membuat kerajinan merenda dan lain sebagainya untuk menambah pendapatan keluargannya. 10 Berikutnya karya Reni Andriani, (2013) dengan judul Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Pengolah Ikan Kering Nagari Kambang Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan ( ) Penelitian ini difokuskan pada kehidupan sosial 8 Maybet Yumiheldi. Usaha Ikan Kering dan Kondisi Sosial Ekonomi Nelayan Kenagarian Air Bangis ( ). (Padang, Skripsi STKIP PGRI SUMBAR, 2005) 9 Delidawati (2010) dengan judul Perkembangan Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan Pasir Baru Kecamatan Sungai Limau Kabupaten Padang Pariaman, (Padang, Skripsi STKIP PGRI SUMBAR, 2013) 10 Intan Chindri Ayu.Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan di Kelurahan Karan Aur Pariaman Tahun (Padang, Skripsi STKIP PGRI, 2013). ekonomi masyarakatn pengolah ikan kering, dan berbagai usaha dalam meningkatkan taraf kehidupan melalui perbaikan sistem usaha. 11 BAHAN DAN METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang meliputi langkah-langkah: pertama, Heuristik, yaitu mengumpulkan bahan sumber dengan jalan mencari dan mengumpulkan data yang dianggap relevan dengan permasalahan. Tahap kedua: merupakan kritik sumber dengan kegiatan melakukan pengujian terhadap keaslian sumber atau bahan yang ditentukan. Tahap ketiga: interpretasi yang merupakan kegiatan menafsirkan kembali data yang telah dikumpulkan. Terakhir, tahap keempat: merupakan tahap Historiografi, yaitu: tahap penulisan sejarah. 12 Selain sumber-sumber sekunder, diperlukan sumber utama (primer) untuk dapat menunjang penulisan. Perolehan bahan sumber primer dapat diupayakan dengan cara melakukan wawancara. Wawancara dilakukan dengan ketua nelayan di Pasie Nan Tigo, petugas kantor kelurahan dan nelayan yang ada di Pasie nan Tigo. HASIL DAN PEMBAHASAN Pasie Nan tigo adalah gabungan dari tiga buah Kelurahan Pasie Sabalah, Pasie Kandang dan Pasie jambak. Daerah tersebut bergabung menjadi kelurahan sejak tahun 2002, hal ini bertujuan untuk mengurangi anggaran suatu daerah oleh Pemerintahan Kecamatan Koto tangah.sentral penangkapan ikan nelayan Pasie Nan tigo yaitu di Samudera Hindia, lautan yang sangat banyak mengahasilkan hasil laut yang merupakan pokok mata pencaharian nelayan di Pasie Nan Tigo.Ketiga daerah di Kelurahan Pasie Nan Tigo tergabung dalam satu organisasi yaitu KNKT (Kelompok Nelayan Koto Tangah), organisasi ini bertugas untuk mengontrol penangkapan ikan yang ada di Pasie Nan Tigo. Nelayan yang ada di Pasie Kandang, yang ada di Pasie Sabalah maupun yang ada di Pasie Jambak berkumpul di suatu tempat yaitu di pantai Pasa Banda Aia untuk melakukan pembongkaran hasil tangkapan.sesuai dengan perjalanan waktu, kehidupan nelayan Pasie Nan Tigo selalu mengalami perubahan. Hal tersebut disebabkan pengaruh hasil tangkapan para nelayan yang lebih banyak ditentukan oleh pola penangkapan ikan yang dilakukan. 11 Reni Andriani., Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Pengolah Ikan Kering Nagari Kambang Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan ( ) (Padang, Skripsi STKIP PGRI Sumbar, 2013) 12 Mestika Zed Metode penelitian Sejarah. Padang: UNP

4 Nelayan Pasie Nan Tigo dalam melakukan aktifitas penangkapan ikan sebagai usaha menunjang perekonomian keluarganya lebih menfokuskan kegiatan pada musim penangkapan (melaut), yaitu pada bulan februari sampai bulan juli.pada saat ini. Pada saat ini biasanya iklim memungkinkan untuk nelayan melaut dan menangkap ikan, karena banyaknya hujan yang turun pada bulan februari sampai juli rata-rata 9,17 hari/ bulan. Sedangkan musim istirahat (tidak melaut) yaitu bulan agustus sampai januari banyaknya hujan turun rata-rata 15,17 hari/bulan dengan gelombang laut yang tinggi, tidak memungkinkan untuk mengadakan aktifitas menangkap ikan (melaut). 13 Selanjutnya lokasi penangkapan ikan (area penangkapan) yang menjadi pusat produksi penangkapan nelayan masih sangat terbatas sekali, di mana nelayan menangkap ikan terbatas pada daerah Paparan atau sekitar laut dangkal sampai daerah Bathiyal (bagian laut dalam). Daerah pengkapan yang hanya bias dimanfaatkan oleh nelayan Pasie Nan Tigo, sebagai lokasi sedalam-dalam memproduksi tangkapan lebih banyak pada laut dangkal dan hal tersebut disebabkan sarana yang menjadi penunjang penangkapan hanya beberapa perahu tanpa motor (PTM), sehingga tidak memungkinkan nelayan untuk menangkap ikan kelaut yang lebih dalam yang lebih mempunyai potensi lebih besar. Keadaan serta sarana dan alat penangkapan ikan nelayan Pasie Nan Tigo sebelum tahun 2000, lebih banyak memperlihatkan sistem atau pada penangkapan tradisional dengan sarana penangkapan yang hanya didukung oleh perahu tanpa motor (PTM) dan alat tangkap yang kurang mendukung produksi (hasil tangkapan agar lebih memadai, ( Dinas Kelautan dan Perikanan, Kota Padang). Nelayan lebih banyak mengandalkan alat penangkapan ikan tradisional seperti: pancing, jala, pukat, luka, bubu dan lain sebagainya, yang merupakan alat-alat penangkapan ikan tradisional dengan latar belakang yang berbeda, serta asal usul yang berbeda pada mula populer dan berkembang bagi usaha penangkapan ikan oleh nelayan Pasie Nan Tigo. Berkenaan dengan pola dan sarana penangkapan ikan secara tradisional yang didapat dari beberapa sumber diketahui beberapa hal berkenaan dengan usaha nelayan Pasie Nan Tigo dalam perolehan hasil tangkap ikan. Awal abad 20 beguna sebagai komando perikanan laut padang dan vabelan, secara tidak sengaja memperkenalkan alat tangkap ikan pancing didaerah Bungus dan bahkan sampai ke Pasie Nan Tigo. 13 Wawancara dengan Salman (bagian penangkapan ikan), di Dinas Kelautan dan Perikanan, pada tanggal 3 Maret Selain dari pada pancing dan jala pada masa Belanda pukat juga digunakan nelayan untuk menangkap ikan. Alat tangkap pukat tidak diketahui dari mana sumber teknologinya. Dari beberapa informasi yang didapat pukat merupakan bahan buatan para nelayan Pasie Nan Tigo. Alat tangkap ikan ini dibuat dari rotan sedangkan tali untuk menariknya dibuat dari sabut kelapa. Sekitar tahun 1930-an pukat merupakan alat tangkap yang cukup mahal harganya. Di Pasie Nan Tigo hanya sebelah buah pukat yang beroperasi di laut. Sebelas orang nelayan yang mempunyai pukat, tergolong nelayan pengusaha yang juga memiliki jala dan memperkejakan nelayan lain. Fungsi alat tangkap pukat adalah untuk menangkap ikan-ikan yang lebih besar, jadi hampir sama dengan jala. 14 Nelayan Pasie Nan Tigo juga menggunakan colok. Colok adalah perahu kecil yang memakai dayung. Colok terbuat terbuat dari sebatang kayu yang sudah tua usianya berdiameter kira-kira 1 meter. Hal ini dimasukkan untuk menjaga ketahanan dari colok. Semakin bagus jenis dan tua usia kayu sebagai bahan pembuatan colok ini semakin lama pula dapat digunakan sebagai alat penangkapan ikan. Bagan baroda dibuat pertama oleh penduduk Pasie Nan tigo. Bagan ini dengan menggunakan pendayung yang memanfaatkan tenaga anak manusi dan memiliki waring yang diangkat dengan tangan manusia. Bagan pertama yang di buat ini kecil sebelah antara bagian depan dengan bagian belakangnya. Pada saat pertama sekali dibuat bagan ini hanya terdiri dari sebuah perahu dan masih menggunakan lampu petromak sebagai alat penerang. Sedangkan bagan kedua yang dibuat oleh nelayan yang sama telah memiliki alat penarik waring dari bambu yang disebut dengan derek. Alat penerang yang digunakan juga masih mengunakan lampu petromak. Biasanya nelayan turun ke laut pukul da akan saat menjelang subuh. Lokasi penangkapan adalah pantai barat pulau sumatera atau samudera hindia. Jauh sebelum tahun 2000 bahwa masyarakat Pasie Nan Tigo sudah mengenal usaha pelayaran menangkap ikan, hal itu dapat dilihat bahwa di Kelurahan Pasie Nan Tigo yang memiliki pantai yang luas, hal tersebut tentu sangat mencapai tingkat kebutuhan keluarga. Kegiatan nelayan sudah menjadi pekerjaan sehari-hari oleh Kelurahan Pasie Nan Tigo, bahkan menjadi mata pencaharian utama yang diandalkan oleh masyarakat. Sebelum tahun 2000 kirakira 70% penduduk Kelurahan Pasie Nan Tigo menjadi usaha penangkap ikan sebagai usaha andalan di samping pertanian. 14 Wawancara dengan Hazwir Hamid di Pasie Nan Tigo, tanggal 3 Maret 2015.

5 Pada tahun 1980-an masyarakat nelayan sudah mempunyai kelompok (organisasi) nelayan yaitu KNKT (Kelompok Nelayan Koto tangah). Kelompok nelayan ini diketahui oleh ketua nelayan yang bertugas untuk mengontrol semua nelayan dan alat tangkap yang ada di Pasie Nan Tigo. Memperhatikan kehidupan ekonomi keluarganya, Pada masa 1990an nelayan menggunakan alat tangkap yang sederhana dan tradisional. Kapal yang digunakan pada masa itu bertenagakan angin dan berdayung serta alat tangkap yang sederhana seperti jala, jaring dan pancingan.banyak anak nelayan yang tidak dapat menduduki bangku pendidikan dan yang paling tinggi pada saat itu bangku pendidikan SLTP.Banyaknya anak nelayan yang putus sekolah diakibatkan faktor ekonomi keluarganya yang tidak mampu menyekolahkan anak-anaknya, ikut serta menambah ekonomi keluarga, yang membuat harus bekerja atau mengikuti orangtua bekerja kelaut. 15 Melihat keadaan yang demikian dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang mempunyai peralatan alat tangkap di dalam suatu nelayan memiliki status social yang tinggi, terlihat dari hasil tangkapan ikan yang melimpah dikarenakan dengan adanya kelompok nelayan alat yang canggih. Nelayan pemilik (bos bagan) ada 11 orang yang meiliki kemampuan lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan primer, sekunder serta beberapa kebutuhan mewah.mereka umumnya berasal dari penduduk asli yang lebih dulu membeli bagan baik itu modal patungan, kredit pemerintah, penerimaan model yang disalurkan oleh pemilik perahu dengan pengembalian setelah penjualan ikan atau disebut dengan utang-piutang. Kelompok bos bagan adalah orang kaya yang memiliki rumah yang kondisi tergolong mewah yaitu terbuat dari beton, fasilitas rumah serba listrik dan mampu menyekolahkan anak sampai perguruan tinggi serta berperan dalam kehidupan social masyarakat nelayan. Tahun 2000-an dilihat dari segi pendidikan masyarakat nelayan Pasie Nan Tigo masih banyak yang belum mengecap pendidikan,sehingga kehidupan nelayan kurang begitu sejahtera. Dalam menangkap ikan belum begitu tahu dengan teknologi yang tepat untuk menangkap ikan yang lebih banyak. Pengaruh usaha penangkapan ikan ini setiap tahunnya ada peningkatan, ini dapat dlihat tahun 2000 yang mana pada tahun ini bahwa puncak terjadinya krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pelayaran penangkapan ikan yang dilakukan penduduk Kelurahan Pasie Nan Tigo yang mana hubungannya terlihat dari tingginya harga-harga dipasaran pada tahun 2004 kehidupan nelayan mengalami penurunan. Harga BBM sangat menentukan dalam pelayaran 15 Wawancara dengan Nazwir, di Pasie Nan Tigo, tanggal 21 Desember 2014 menangkap ikan dimana dalam melakukan pelayaran tersebut kapal yang digunakan sudah modern tentu menggunakan bahan bakar, hal tersebut tentu membawa pengaruh bagi nelayan.sedangkan nelayan yang melakukan pelayaran dengan sampan yaitu menggunakan jarring hal tersebut bias juga di kategorikan dala hasil penangkapan ikan nelayan disini hanyabisa berlabuh di pantai saja, tentu hasil yang di dapatpun sedikit.jadi dapat kita lihat disini bahwa dampak yang ditimbulkan di Kelurahan Pasie Nan tigo sangat berpengarauh sekali terhadap kehidupan social ekonomi. Memasuki tahun 2000 masyarakat nelayan sudah mulai mendapat perahatian daripemkot Padang. Masyarakat nelayan sudah mulai didat dan mendapatkan bantuan, sehingga masyarakat nelayan dapat menerima bantuan yang nantinya mempengaruhi hasil tangkap para nelayan serta meningkatnya pendapatan para nelayan. Kehidupan nelayan yang dulu berbeda dengan keadaan nelayan yang sudah mulai maju dan mengenal alat-alat tangkap yang modern. masa tahun 2000, rumah nelayan sudah mulai berkembang, Rumah masyarakat sudah mulai semi permanen dengan bagian bawa rumah terbuat dari semen dan dilanjuti dengan dinding kayu, namun masih adanya rumah yang berdindingkan kayu dan beratapkan rumbia. Berkembangnya waktu serta zaman membuat masyarakat mengenal alat tangkap yang mulai canggih dan modern. Kapal yang dulunya dengan tenaga angin dan berdayun sekarang sudah mualai berganti dengan kapal mesin sehingga jarak tempuhnya juga jauh. Selanjutnya alat tangkap yang dulunya tradisional sekarang sudah berganti dengan alat yang bermesin serta penyimpan ikan juga sudah mulai ada. 16 Perilaku masyarakat berkaitan dengan gaya hidup yang dijalankan oleh nelayan serta yang lainnya adalah cenderung tidak memanfaatkan ekonominya dengan tujuan yang tepat. Kondisi masyarakat nelayan yang amat merana dan terlihat sangat miskin adalah pada saat musim paceklik dimana hasil perolehan ikan sangat minim. Pada saat ini, karena mereka tidak mempersiapkan diri, misalnya dengan menabung ketika mereka masih memiliki uang. Pola pengeluaran merupakan gambaran keadaan bagaimana nelayan tradisionil membelanjakan pendapatannya untuk kebutuhan sehari-hari. Pada umunya di Kelurahan Pasie Nan Tigo,keluarga nelayan Anak Bagan tidak mampu memenuhi kebutuhan kebutuhannya sesuai dengan standar kelayakan. Katakanlah sesuai dengan empat sehat lima sempurna. Masyarakat tersebut tidak mampu memenuhi standar gizi, melainkan juga jenis menu yang di konsumsi tidak beragam. Di Pasie Nan Tigo,makanan setiap harinya jauh dari standar gizi yang 16 Wawancara dengan Hazwir Hamid di Pasie Nan Tigo, tanggal 20 desember

6 dibutuhkan. Hal ini berdasarkan pengakuan Sumardi (40th) yang menganggap bahwa mereka hanya makan sebanyak dua kali sehari yaitu diwaktu siang dan malam hari. Kadang mereka tidak mengkonsumsi sayuran atau fariasi lauk pauk lainnya. 17 Di pinggiran pantai pada umumnya banguna terbuat dari kayu, jarak anatara rumah satu dengan yang lain hanya berkisar 1,5 sampai 2 meter. Luas rumah nelayan adalah 2,5x6 = 15 m2. Kondisi rumah ini layak huni meskipun atap memakai daun sagu (rumbia), dinding dari papan, dan lantai menggunakan semen yang di cor halus.tampak dalam gambar perahu nelayan sewaktu tidak melaut diletakkan di samping rumah. Masih terlihat ada rumah nelayan yang tidak layak huni, seperti atap memakai daun sagu (rumbia) yang sudah lama dan bocor, dinding dan lantai dari papan yang mulai keropos. KESIMPULAN Berdasarkan temuan hasil penelitian terhadap kehidupansosial-ekonomi masyarakat nelayan di Kelurahan Pasie Nan Tigo Kecamatan Koto Tangah Kota Padang dapat disimpulkan sebagai berikut : Kondisi sosial masyarakat nelayan dapat berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa masyarakat nelayan mempunyai pendidikan yang sangat rendah sekali. Hal ini hasil wawancara dan data yang penulis peroleh dari kantor Kelurahan Pasir Nan Tigo masyarakat di permukiman nelayan Kelurahan Pasie Nan Tigo pada umumnya tidak taman SD dan lulusan SD. Kehidupan sosial masyarakat nelayan di Kelurahan Pasie Nan Tigo terlihat adanya saling menjaga dan saling kompak satu sama lain, walaupun mereka berlainan suku tetapi mereka tetap menjaga batasan dalam artian adanya kekompakan antara nelayan yang satu dengan yang lainnya. Kondisi rumah nelayan juga berbeda-beda sesuai dengan tingkat kemampuan yang telah disebutkan diatas. Kondisi rumah masyarakat nelayan sesuai dengan survey menjadi beberapa kelompok tergantung dari tingkat ekonomi masyarakat nelayan itu sendiri antara lain rumah gubuk atap rumbia, rumah kayu atap seng, rumah semi permanen, rumah yang belum disiapkan pemiliknya dan rumah permanen milik juragan kapal/bagan. Secara umum sangat dimungkinkan masyarakat nelayan berada pada tingkat yang memprihatinkan dalam penyediaan perumahan dan permukimannya akan tetapi masyarakat nelayan juga mempunyai peluang untuk pembangunan yang bersifat partipasipatif bila ada bantuan dari luar yang bersifat eksternal seperti dari pemerintah atau yang lainnya. Disisi lain ada kebiasaan yang buruk dari sebagian masyarakat nelayan Kelurahan Pasie Nan Tigo yaitu suka bermain judi di lapau (warung) sehabis pulang melaut. Hal ini membuat bertambah parahnya kondisi di lingkungan tersebut. Dari kepemilikan kapal adanya tingkatan kelompok nelayan dalam mata pencahariannya sebagai penangkap ikan dengan peralatan yang berbeda-beda mulai nelayan juragan kapal sampai dengan nelayan pekerja. Hal ini akan berpengaruh terhadap perekonomian masing-masing kelompok nelayan dan secara otomatis pula akan mempengaruhi pula akan bentuk fisik huniannya. Kemudian dari pada itu karena desakan ekonomi yang semakin menghimpit kebanyakan masyarakat nelayan mencari usaha tambahan sesuai dengan kemampuan mereka, ada yang menjadi tukang ojek, ada yang menjadi buruh dan lain sebagainya apabila mereka tidak melaut. SARAN Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dikemukakan beberapa saran yang dapat penulis sampaikan dan perlu dipertimbangkan antara lain : 1. Pendidikan anak nelayan seharusnya lebih diperhatikan lagi orang tuanya agar tidak adanya anak nelayan yang putus sekolah lagi. Kesehatan masyarakat nelayan dapat ditingkatkan dan diperhatikan lagi agar terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat supaya terjaga dan terhindar dari berbagai penyakit. 2. Disamping itu guna untuk meningkatkan hasil melaut para nelayan yang mayoritas, pemerintah diharapkan juga memberikan semacam kemudahan dalam kebijakan perbankan dalam upaya untuk pembelian peralatan melaut yang lebih baik dari semula dengan pinjaman lunak dan sebagainya yang sesuai dengan kondisi masyarakat setempat dan masyarakat agar terus bekerja dan memperbaiki sistem kerjanya dengan mencari pekerjaan sampingan agar kebutuhan ekonomi keluarga tercapai dan pendapatan keluarga menjadi meningkat. 3. Pemerintah diharapkan memberikan pelatihan keahlian dalam melaut guna meningkatkan dan pengembangan hasil perikanan masyarakat nelayan. Pemerintah juga diharapkan memberi bantuan seperti perbaikan rumah dan fasilitas pendidikan bagi anak-anak nelayan di Pasie Nan Tigo. 17 Wawancara dengan Sumardi. Di Pasie Nan Tigo, tanggal 16 Desember 2014.

7 DAFTAR PUSTAKA A. Arsip Badan Pusat Statistik (BPS). Padang Dalam Angka Dokumen Sub Sektor Perikanan/kenelayanan Kelurahan Pasie Nan Tigo Koto Tangah. Dokumen Pembentukan Kecamatan Koto Tangah Padang.Kecamatan Koto Tangah dalam Angka Tahun B. Buku Data Dasar Profil Kelurahan Pasie Nan Tigo 2014 Agus Irwan. Pengelola Hasil Perikanan (Solo : Aneka Solo, 1995). Hal. 10. Asy ary, Safar Imam Sosiologi Kota dan Desa. Surabaya. Abdulsyani, Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara. Bintarto. R Interaksi Desa Kota dan permasalahannya Jakarta: Ghaalia Indonesia. Dudung Abdurahman. Metodologi Penelitian Sejarah. (Yogyakarta: Ar-rizz Media, 2002). Hellius Sjamsuddin. Metodologi Sejarah. (Yogyakarta: Ombak, 2007). Kuntwijoyo, Metodologi Sejarah. Yogyakarta : Tiara Kencana Kartodidrjo, Sartono Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: PT, Gramedia Pustaka Umum. Muchtar Ahmad. Modernisasi Desa Pantai Dan Upaya Pengentasan Kemiskinan Masyarakat Desa Nelayan Untuk Meningkatkan dan Menunjang Pembangunan Nasional, Makalah Seminar Pengentasan Kemiskinan Masyarakat dan Desa Nelayan untuk Meningkatkan Pendapatan dan Pembangunan Nasional. (Padang : 1 Desember 1993). Mubyarto, Nelayan dan Studi Kemiskinan Ekonomi Antropologi di Dua Desa Pantai. Jakarta : CV. Rajawali. Mansyur, M. Cholil Sosiologi Masyarakat Kota dan Desa. Surabaya: Usaha Nasional. Putjiwati Sajogo, Sosiologi Pembangunan, (Jakarta: Fakultas Pasca Sarjana, KIP Jakarta 1986). Rutido, Bambang Adaptasi Sosial Budaya Minangkabau. Padang: Pusat Penelitian Unand. Sajogyo, Putjiwati Sosiologi Pembangunan. Jakarta:Fakultas:Pasca IKIP Jakarta. Soekanto, Sarjono Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persad, Zed, Mestika Metodologi Sejarah. FIS UNP, Padang. C. Skripsi Maybet Yumiheldi dengan judul Usaha Ikan Kering dan Kondisi Sosial Ekonomi Nelayan Kenagarian Air Bangis ( ).STKIP PGRI Sumatera Barat. Delidawati Perkembangan Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan Pasir Baru Kecamatan Sungai Limau Kabupaten Padang Pariaman, STKIP PGRI Sumatera Barat. Intan Chindri Ayu Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan di Kelurahan Karan Aur Pariaman Tahun STKIP PGRI Sumatera Barat. Reni Andriani Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Pengolah Ikan Kering Nagari Kambang Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan ( ). STKIP PGRI Sumatera Barat. Junaidi. Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan Nelayan Tradisonal Studi Kasus di Dua Desa Pantai Kecamatan Kelurahan Pasie Nan Tigo Kabupaten Padang Pariaman, Thesis, (Padang : Pasca Sarjana Universitas Andalas, 1996)

8

PENDAHULUAN. Solo : Aneka Solo, 1995, hal 10. Statistik DaerahKecamatan Padang Barat Tahun

PENDAHULUAN. Solo : Aneka Solo, 1995, hal 10. Statistik DaerahKecamatan Padang Barat Tahun 2 PENDAHULUAN Sumatera Barat adalah sebuah provinsi yang terletak di pesisir pulau Sumatera. Provinsi ini merupakan bagian dari Indonesia, yang memiliki lautan yang lebih luas dari pada daratan. 1 Sumatera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan merupakan salah satu daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara geografis berada di pesisir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara Kepulauan (Archipelagic state) terbesar di dunia. Jumlah Pulaunya mencapai 17.506 dengan garis pantai sepanjang 81.000 km. Kurang lebih 60%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penangkapan ikan dan binatang air lainnya (suyitno, 2012). Tingkat

BAB I PENDAHULUAN. penangkapan ikan dan binatang air lainnya (suyitno, 2012). Tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Nelayan adalah orang atau individu yang aktif dalam melakukan penangkapan ikan dan binatang air lainnya (suyitno, 2012). Tingkat kesejahteraan nelayan sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Jumlah pulau di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Jumlah pulau di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Jumlah pulau di Indonesia, menurut data statistik yang dikeluarkan Direktorat Jendral Pemerintahan Umum

Lebih terperinci

Mangrove dan Pesisir Vol. III No. 3/

Mangrove dan Pesisir Vol. III No. 3/ PROFIL USAHA ISTRI NELAYAN MANGGOPOH PALAK GADANG PADANG PARIAMAN Oleh: Hasan Basri Nasution Peneliti Pusat Kajian Mangrove dan Kawasan Pesisir Universitas Bung Hatta Jl. Sumatera Ulak Karang Padang Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari belasan ribu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari belasan ribu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari belasan ribu pulau. Kenyataan ini memungkinkan timbulnya struktur kehidupan perairan yang memunculkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Trilogi pembangunan yang salah satunya berbunyi pemerataan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Trilogi pembangunan yang salah satunya berbunyi pemerataan pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Trilogi pembangunan yang salah satunya berbunyi pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang menuju pada terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat, telah dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah menjadi salah satu kegiatan perekonomian penduduk yang sangat penting. Perikanan dan

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 20 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis, Letak Topografi dan Luas Sibolga Kota Sibolga berada pada posisi pantai Teluk Tapian Nauli menghadap kearah lautan Hindia. Bentuk kota memanjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pemanfaatan sumberdaya perikanan di Indonesia masih didominasi oleh perikanan rakyat dengan menggunakan alat tangkap yang termasuk kategori sederhana, tidak memerlukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan pengurangan kemiskinan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu

I. PENDAHULUAN. dan pengurangan kemiskinan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan ekonomi adalah peningkatan pendapatan nasional dan pengurangan kemiskinan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dikembangkan dan dikelola sumberdaya

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 27 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis, Topografis dan Luas Wilayah Kabupaten Ciamis merupakan salah satu kota yang berada di selatan pulau Jawa Barat, yang jaraknya dari ibu kota Propinsi

Lebih terperinci

Historiografi. (Jakarta: PT Gramedia.1985) Hal Wawancara dengan Adi Waluyo, 40. tahun peteni etnis Jawa desa Rami Mulya, 29 Desember

Historiografi. (Jakarta: PT Gramedia.1985) Hal Wawancara dengan Adi Waluyo, 40. tahun peteni etnis Jawa desa Rami Mulya, 29 Desember 2 PENDAHULUAN Negara Republik Indonesia pernah mengalami goncangan yang berat di bidang perekonomian dan juga politik yang terjadi pada tahun 1950-an yang disebabkan karena tidak puas terhadap keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lainnya berbeda sesuai dengan taraf kemampuan penduduk dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lainnya berbeda sesuai dengan taraf kemampuan penduduk dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki banyak penduduk dengan berbagai macam ragam mata pencaharian. Dimana mata pencaharian merupakan aktivitas manusia untuk dapat memperoleh taraf hidup

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI Perairan Selat Bali merupakan perairan yang menghubungkan Laut Flores dan Selat Madura di Utara dan Samudera Hindia di Selatan. Mulut selat sebelah Utara sangat sempit

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah yang paling lazim dipakai untuk menyebut kesatuan kesatuan hidup

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah yang paling lazim dipakai untuk menyebut kesatuan kesatuan hidup 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kehidupan Masyarakat Istilah yang paling lazim dipakai untuk menyebut kesatuan kesatuan hidup manusia, baik dalam tulisan ilmiah maupun bahasa sehari-hari adalah masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juta km2 terdiri dari luas daratan 1,9 juta km2, laut teritorial 0,3 juta km2, dan

BAB I PENDAHULUAN. juta km2 terdiri dari luas daratan 1,9 juta km2, laut teritorial 0,3 juta km2, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dengan wilayah laut yang lebih luas daripada luas daratannya. Luas seluruh wilayah Indonesia dengan jalur laut 12 mil adalah lima

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.. Keadaan Umum Tempat Penelitian Palabuhanratu merupakan salah satu kecamatan di daerah pesisir Teluk Palabuhanratu yang juga merupakan ibu kota Kabupaten Sukabumi, Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan 25,14 % penduduk miskin Indonesia adalah nelayan (Ono, 2015:27).

BAB I PENDAHULUAN. dan 25,14 % penduduk miskin Indonesia adalah nelayan (Ono, 2015:27). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nelayan merupakan suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya tergantung langsung pada hasil laut, baik dengan cara melakukan penangkapan ataupun budi daya. Mereka

Lebih terperinci

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN NUNHILA KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN NUNHILA KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN NUNHILA KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR I. PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Kelurahan Nunhila memiliki 4 wilayah RW dan 17 wilayah RT, dengan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sektor perikanan dan kelautan (Nontji, 2005, diacu oleh Fauzia, 2011:1).

PENDAHULUAN. sektor perikanan dan kelautan (Nontji, 2005, diacu oleh Fauzia, 2011:1). I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan dengan wilayah laut yang lebih luas daripada luas daratannya. Luas seluruh wilayah Indonesia dengan jalur laut 12 mil adalah

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keyword : contribution, coal, income

ABSTRACT. Keyword : contribution, coal, income Kontribusi Usaha Pengumpulan Limbah Penambangan Batu Bara Bagi Pendapatan Rumah Tangga Nelayan (Studi Kasus: Kelurahan Pasar Bengkulu, Kota Bengkulu Provinsi Bengkulu) Oleh Khairunnisa 1) Muhammad Ramli

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Pasar Bandar Buat awal berdirinya merupakan sebuah pasar nagari, pasar

BAB V KESIMPULAN. Pasar Bandar Buat awal berdirinya merupakan sebuah pasar nagari, pasar 74 BAB V KESIMPULAN Pasar Bandar Buat awal berdirinya merupakan sebuah pasar nagari, pasar ini diperkirakan sudah ada sejak zaman belanda namun hanya sebatas untuk pasar untuk kebutuhan masyarkat nagari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah Pulau Nias. Luasnya secara keseluruhan adalah km 2. Posisinya

BAB I PENDAHULUAN. adalah Pulau Nias. Luasnya secara keseluruhan adalah km 2. Posisinya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu wilayah yang termasuk ke dalam pesisir laut di Sumatera Utara adalah Pulau Nias. Luasnya secara keseluruhan adalah 5.625 km 2. Posisinya sangat strategis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara yang terdiri dari beribu-ribu pulau dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara yang terdiri dari beribu-ribu pulau dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah sebuah negara yang terdiri dari beribu-ribu pulau dan dihiasi oleh laut, selat, danau, dan kekayaan alam lainnya. Dua pertiga dari wilayah Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat

I. PENDAHULUAN. Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota pada seluruh pemerintahan daerah bahwa pelaksanaan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional masa depan. Bidang kelautan merupakan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional masa depan. Bidang kelautan merupakan usaha yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bidang kelautan merupakan bidang yang sangat menjanjikan dalam pembangunan nasional masa depan. Bidang kelautan merupakan usaha yang meliputi sektor perikanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum masyarakat nelayan desa pesisir identik dengan kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum masyarakat nelayan desa pesisir identik dengan kemiskinan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum masyarakat nelayan desa pesisir identik dengan kemiskinan, yang disebabkan oleh tidak terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat, antara lain kebutuhan akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya, untuk

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya, untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya, untuk memenuhi kebutuhan hidup orang harus melakukan suatu kegiatan yang dapat menghasilkan. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara, yang ibukotanya Gunungsitoli. Bersama pulau-pulau lain yang

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara, yang ibukotanya Gunungsitoli. Bersama pulau-pulau lain yang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Kabupaten Nias merupakian salah satu dari 17 kabupaten di Propinsi Sumatera Utara, yang ibukotanya Gunungsitoli. Bersama pulau-pulau lain yang mengelilinginya,

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT NELAYAN DANAU PULAU BESAR DAN DANAU BAWAH DI KECAMATAN DAYUN KABUPATEN SIAK PROPINSI RIAU

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT NELAYAN DANAU PULAU BESAR DAN DANAU BAWAH DI KECAMATAN DAYUN KABUPATEN SIAK PROPINSI RIAU Jurnal Perikanan dan Kelautan 16,1 (2011) : 21-32 ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT NELAYAN DANAU PULAU BESAR DAN DANAU BAWAH DI KECAMATAN DAYUN KABUPATEN SIAK PROPINSI RIAU Hendrik

Lebih terperinci

ABSTRACT. By: Zul Mai Roffi* Dasrizal** Farida**

ABSTRACT. By: Zul Mai Roffi* Dasrizal** Farida** 1 2 ABSTRACT Social Economic of Communities around Lubuk Larangan Jorong Sungai Tanuak Kenagarian Barung Barung Belantai Tengah Kecamatan Koto XI Tarusan Pesisir Selatan By: Zul Mai Roffi* Dasrizal** Farida**

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan iklim tropis pada persilangan rute-rute pelayaran internasional antara

I. PENDAHULUAN. dengan iklim tropis pada persilangan rute-rute pelayaran internasional antara I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan sumber daya laut yang melimpah dengan biota didalamnya dan terletak di kawasan khatulistiwa dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lebih dari dua per tiga permukaan bumi tertutup oleh samudera. Ekosistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lebih dari dua per tiga permukaan bumi tertutup oleh samudera. Ekosistem BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Potensi Sumberdaya Maritim Indonesia Lebih dari dua per tiga permukaan bumi tertutup oleh samudera. Ekosistem perairan ini merupakan seumber dari berbagai macam produk dan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. dengan mengelola sumber daya perikanan. Sebagai suatu masyarakat yang tinggal

I PENDAHULUAN. dengan mengelola sumber daya perikanan. Sebagai suatu masyarakat yang tinggal I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat nelayan merupakan salah satu bagian mayarakat Indonesia yang hidup dengan mengelola sumber daya perikanan. Sebagai suatu masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir,

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Medan merupakan suatu permukiman yang berada di daerah pesisir. Sebagian besar

BAB I. PENDAHULUAN. Medan merupakan suatu permukiman yang berada di daerah pesisir. Sebagian besar BAB I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kampung Nelayan Belawan merupakan suatu permukiman tidak terencana yang terletak di Kelurahan Belawan Bahagia, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan, Sumatera Utara.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 143,5 mm/tahun dengan kelembaban 74% - 85%. Kecepatan angin pada musim

I. PENDAHULUAN. 143,5 mm/tahun dengan kelembaban 74% - 85%. Kecepatan angin pada musim I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Aceh Singkil beriklim tropis dengan curah hujan rata rata 143,5 mm/tahun dengan kelembaban 74% - 85%. Kecepatan angin pada musim timur maksimum 15 knot, sedangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Usaha Penangkapan Ikan Dalam buku Statistik Perikanan Tangkap yang dikeluarkan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau semi terbuka dimana, sebagian besar interaksi adalah sekelompok manusia yang bekerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang pariwisata, pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pembangunan, pengusahaan obyek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan adalah sumberdaya perikanan, khususnya perikanan laut.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan adalah sumberdaya perikanan, khususnya perikanan laut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pembangunan Nasional adalah masyarakat yang adil dan makmur. Untuk mencapai tujuan tersebut harus dikembangkan dan dikelola sumberdaya yang tersedia.

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Perairan Palabuhanratu terletak di sebelah selatan Jawa Barat, daerah ini merupakan salah satu daerah perikanan yang potensial di Jawa

Lebih terperinci

BAB III PENERAPAN ANTARA PEMILIK KAPAL DAN NELAYAN DI DESA PALOH KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PENERAPAN ANTARA PEMILIK KAPAL DAN NELAYAN DI DESA PALOH KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN BAB III PENERAPAN ANTARA PEMILIK KAPAL DAN NELAYAN DI DESA PALOH KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN A. Gambaran Umum Desa Paloh Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan 1. Letak Geografis Desa Paloh merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi. Namun zaman modern bahkan katanya sudah posmodern masih menyisahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi. Namun zaman modern bahkan katanya sudah posmodern masih menyisahkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia berubah begitu cepat, tetapi tidak semua peralihan modal produksi manusia dari berburu masalah perindustian sampai dengan aktifitas nelayan telah terjadi. Namun

Lebih terperinci

STUDI SOSIAL EKONOMI NELAYAN TRADISIONAL DI NAGARI MUARO GADANG AIR HAJI KECAMATAN LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN

STUDI SOSIAL EKONOMI NELAYAN TRADISIONAL DI NAGARI MUARO GADANG AIR HAJI KECAMATAN LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN 1 STUDI SOSIAL EKONOMI NELAYAN TRADISIONAL DI NAGARI MUARO GADANG AIR HAJI KECAMATAN LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN Widawati 1, Slamet Rianto 2, Ade Irma Suryani 2 1 Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Indramayu Kabupaten Indramayu secara geografis berada pada 107 52'-108 36' BT dan 6 15'-6 40' LS. Berdasarkan topografinya sebagian besar merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Tempat Penelitian Palabuhnratu merupakan daerah pesisir di selatan Kabupaten Sukabumi yang sekaligus menjadi ibukota Kabupaten Sukabumi. Palabuhanratu terkenal

Lebih terperinci

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2013, hlm ISSN

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2013, hlm ISSN Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2013, hlm 102 108 ISSN 0126-4265 Vol. 41. No.1 PERANAN TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) DALAM PEMASARAN IKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) KEC.

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. sudah dimekarkan menjadi 11 kecamatan. Kabupaten Kepulauan Mentawai yang

BAB I PENGANTAR. sudah dimekarkan menjadi 11 kecamatan. Kabupaten Kepulauan Mentawai yang BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Kepulauan Mentawai terdiri dari empat pulau besar dan berpenghuni yaitu Siberut, Sipora, Pagai Utara, dan Pagai Selatan. Setelah Indonesia merdeka dan sistem pemerintahan

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Tangkap Definisi perikanan tangkap Permasalahan perikanan tangkap di Indonesia

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Tangkap Definisi perikanan tangkap Permasalahan perikanan tangkap di Indonesia 4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Tangkap 2.1.1 Definisi perikanan tangkap Penangkapan ikan berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 45 Tahun 2009 didefinisikan sebagai kegiatan untuk memperoleh

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Badan Pusat Statistik. Kecamatan Tanjung Mutiara dalam Angka 2005 Kerjasama

DAFTAR PUSTAKA. Badan Pusat Statistik. Kecamatan Tanjung Mutiara dalam Angka 2005 Kerjasama DAFTAR PUSTAKA A. Arsip dan Dokumen Badan Pusat Statistik. Kecamatan Tanjung Mutiara dalam Angka 1995 Kerjasama dengan Bapedda dan Kantor Statistik Kabupaten Agam Tahun 1996. LubukBasung: BPS. 1996. Badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kesejahteraan penduduk dapat dilakukan apabila

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kesejahteraan penduduk dapat dilakukan apabila BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam peningkatan kesejahteraan penduduk dapat dilakukan apabila pendapatan penduduk mengalami peningkatan yang cukup hingga mampu memenuhi kebutuhan dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut faktor sosial seperti pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut faktor sosial seperti pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat nelayan identik dengan kemiskinan, banyak hal yang menyebabkan yaitu kurangnya modal yang dimiliki para nelayan, teknologi yang dimiliki, rendahnya akses

Lebih terperinci

ANALYZE THE INCOME AND WALFARE FISHERMAN SOCIETY AT PINANG SEBATANG TIMUR VILLAGE TUALANG DISTRICT SIAK REGENCY RIAU PROVINCE

ANALYZE THE INCOME AND WALFARE FISHERMAN SOCIETY AT PINANG SEBATANG TIMUR VILLAGE TUALANG DISTRICT SIAK REGENCY RIAU PROVINCE ANALYZE THE INCOME AND WALFARE FISHERMAN SOCIETY AT PINANG SEBATANG TIMUR VILLAGE TUALANG DISTRICT SIAK REGENCY RIAU PROVINCE By Sri Rapika Novalina¹), Hendrik²), Firman Nogroho²) ABSTRACT This research

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN ENERGI UNTUK SEKTOR PERIKANAN DI PROVINSI GORONTALO

ANALISIS KEBUTUHAN ENERGI UNTUK SEKTOR PERIKANAN DI PROVINSI GORONTALO Perencanaan Energi Provinsi Gorontalo 2000-2015 ANALISIS KEBUTUHAN ENERGI UNTUK SEKTOR PERIKANAN DI PROVINSI GORONTALO Hari Suharyono Abstract Gorontalo Province has abundace fishery sources, however the

Lebih terperinci

STUDI TENTANG UPAYA UPT

STUDI TENTANG UPAYA UPT ejournal Ilmu Pemerintahan, 2016, 4 (4): 1579-1588 ISSN 2477-2458, ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 STUDI TENTANG UPAYA UPT. DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Untuk memberikan arah jalannya penelitian ini akan disajikan beberapa pendapat

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Untuk memberikan arah jalannya penelitian ini akan disajikan beberapa pendapat II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Untuk memberikan arah jalannya penelitian ini akan disajikan beberapa pendapat para ahli yang berkaitan dengan topik-topik kajian penelitian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Sosiologi Masyarakat Pesisir. (Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia), hal. 1 2 Ibid, hal Arif Satria

PENDAHULUAN. Sosiologi Masyarakat Pesisir. (Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia), hal. 1 2 Ibid, hal Arif Satria PENDAHULUAN Bangsa Indonesia merupakan negara kepulauan, yang lautnya mencapai 70 persen dari total wilayah. Kondisi laut yang demikian luas dan sumber daya alam yang begitu besar pada kenyataannya belum

Lebih terperinci

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN ALAK KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN ALAK KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN ALAK KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR I. PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Sejak terbentuknya Provinsi Nusa Tenggara Timur pada 20 Desember 1958

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sub sektor perikanan menjadi salah satu sub sektor andalan dalam

I. PENDAHULUAN. Sub sektor perikanan menjadi salah satu sub sektor andalan dalam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sub sektor perikanan menjadi salah satu sub sektor andalan dalam perekonomian Indonesia karena beberapa alasan antara lain: (1) sumberdaya perikanan, sumberdaya perairan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Desa Lebih terletak di Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali dengan luas wilayah 205 Ha. Desa Lebih termasuk daerah dataran rendah dengan ketinggian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Selain itu,indonesia juga merupakan negara dengan garis pantai

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Selain itu,indonesia juga merupakan negara dengan garis pantai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dengan wilayah laut yang lebih luas daripada luas daratannya. Luas seluruh wilayah Indonesia dengan jalur laut 12 mil adalah lima

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa,

Lebih terperinci

penelitian ini akan diuraikan beberapa konsep yang dijadikan landasan teori penelitian. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian adalah.

penelitian ini akan diuraikan beberapa konsep yang dijadikan landasan teori penelitian. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian adalah. 8 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk memecahkan masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian ini akan diuraikan beberapa konsep yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu Sukabumi. Penelitian berlangsung pada bulan Juli sampai dengan September 0.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan peningkatan rata-rata pendapatan masyarakat Indonesia. Meningkatnya

I. PENDAHULUAN. dan peningkatan rata-rata pendapatan masyarakat Indonesia. Meningkatnya I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sub-sektor peternakan memiliki nilai strategis dalam memenuhi kebutuhan makanan yang terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, dan peningkatan rata-rata

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kabupaten Gorontalo Utara merupakan wilayah administrasi yang merupakan kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 28 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis dan Perairan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu adalah sebuah kabupaten administrasi di Provinsi DKI Jakarta dimana sebelumnya menjadi salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pukat merupakan semacam jaring yang besar dan panjang untuk. menangkap ikan yang dioperasikan secara vertikal dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Pukat merupakan semacam jaring yang besar dan panjang untuk. menangkap ikan yang dioperasikan secara vertikal dengan menggunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pukat merupakan semacam jaring yang besar dan panjang untuk menangkap ikan yang dioperasikan secara vertikal dengan menggunakan pelampung di sisi atasnya dan pemberat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Sabalah. Di kelurahan ini sangat banyak terdapat masyarakat yang menggantungkan

BAB V PENUTUP. Sabalah. Di kelurahan ini sangat banyak terdapat masyarakat yang menggantungkan 97 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pasie Nan Tigo merupakan kelurahan yang terletak di kawasan pesisir pantai, kawasan ini penggabungan tiga daerah yaitu, Pasie Jambak, Pasie Kandang dan Pasie Sabalah. Di

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Perikanan adalah kegiatan ekonomi dalam bidang penangkapan atau budidaya ikan atau binatang air lainnya serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ikan atau nelayan yang bekerja pada subsektor tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. ikan atau nelayan yang bekerja pada subsektor tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor perikanan berperan penting dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah atau daerah. Sumber daya alam ini diharapkan dapat mensejahterakan rakyat

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN Pelabuhan Perikanan. Pengertian pelabuhan perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN Pelabuhan Perikanan. Pengertian pelabuhan perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN 1.1.1. Pelabuhan Perikanan Pengertian pelabuhan perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan, 2006. Menyatakan bahwa pelabuhan perikanan adalah tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia, mulai hal yang terkecil dalam

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia, mulai hal yang terkecil dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan Pembangunan Nasional adalah masyarakat yang adil dan makmur. Untuk mencapai tujuan tersebut harus dikembangkan dan dikelola sumberdaya yang tersedia. Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, di mana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara maritim dan kepulauan yang didalamnya. pembangunan perikanan. Namun kenyataannya, sebagian besar

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara maritim dan kepulauan yang didalamnya. pembangunan perikanan. Namun kenyataannya, sebagian besar 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia sebagai negara maritim dan kepulauan yang didalamnya terkandung kekayaan hayati sumberdaya ikan, yang apabila potensi tersebut dikelola dengan baik,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nelayan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 tentang perikanan, nelayan adalah sumberdaya manusia yang memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan operasi penangkapan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkumpulnya nelayan dan pedagang-pedagang ikan atau pembeli ikan dalam rangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkumpulnya nelayan dan pedagang-pedagang ikan atau pembeli ikan dalam rangka BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tempat Pelelangan Ikan (TPI) 2.1.1. Pengertian Tempat Pelelangan Ikan TPI kalau ditinjau dari menejemen operasi, maka TPI merupakan tempat penjual jasa pelayanan antara lain

Lebih terperinci

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki potensi alam di sektor perikanan yang melimpah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakatnya. Salah satu sumber

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 20 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah 4.1.1 Geografi, topografi dan iklim Secara geografis Kabupaten Ciamis terletak pada 108 o 20 sampai dengan 108 o 40 Bujur Timur (BT) dan 7 o

Lebih terperinci

Pemberdayaan masyarakat nelayan melalui pengembangan perikanan tangkap di Desa Majakerta, Indramayu, Jawa Barat

Pemberdayaan masyarakat nelayan melalui pengembangan perikanan tangkap di Desa Majakerta, Indramayu, Jawa Barat Prosiding Seminar Nasional Ikan ke 8 Pemberdayaan masyarakat nelayan melalui pengembangan perikanan tangkap di Desa Majakerta, Indramayu, Jawa Barat Roisul Ma arif, Zulkarnain, Sulistiono P4W LPPM IPB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada pertumbuhan tanaman, hewan, dan ikan. Pertanian juga berarti kegiatan pemanfaatan sumber daya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 10 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Geografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi. Menurut Bintarto dalam Budiyono (2003: 3) geografi ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wilayah Indonesia yang secara geografis adalah negara kepulauan dan memiliki garis pantai yang panjang, serta sebagian besar terdiri dari lautan. Koreksi panjang garis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kemiskinan, banyaknya jumlah anak dalam keluarga dan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan kemiskinan, banyaknya jumlah anak dalam keluarga dan pendidikan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nelayan adalah suatu masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir dengan mata pencaharian utama memanfaatkan sumber daya alam yang terdapat di dalam laut baik itu berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Deklarasi Djoeanda (1957) yang berisikan konsepsi Negara Nusantara

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Deklarasi Djoeanda (1957) yang berisikan konsepsi Negara Nusantara BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Berdasarkan Deklarasi Djoeanda (1957) yang berisikan konsepsi Negara Nusantara (Archipelagic States) yang diterima masyarakat dunia dan ditetapkan dalam Konvensi Hukum

Lebih terperinci

MELIHAT POTENSI EKONOMI BAWEAN pada acara

MELIHAT POTENSI EKONOMI BAWEAN pada acara MELIHAT POTENSI EKONOMI BAWEAN pada acara PEMBUKAAN PSB KOTA SURABAYA Oleh: Dr. Asmara Indahingwati, S.E., S.Pd., M.M TUJUAN PROGRAM Meningkatkan pendapatan dan Kesejahteraan masyarakat Daerah. Mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau dengan garis pantai sepanjang 81.000 km dan luas Laut 3,1 juta km2. Konvensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki luas perairan wilayah yang sangat besar. Luas perairan laut indonesia diperkirakan sebesar 5,4 juta km 2 dengan garis pantai

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Kondisi Geografis Kabupaten Bekasi

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Kondisi Geografis Kabupaten Bekasi V. GAMBARAN UMUM 5.1 Kondisi Geografis Kabupaten Bekasi Secara geografis letak Kabupaten Bekasi berada pada posisi 6 10 53-6 30 6 Lintang Selatan dan 160 48 28-107 27 29 Bujur Timur.Wilayah Kabupaten Bekasi

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN NELAYAN JARING INSANG TETAP DAN BUBU DI KECAMATAN MEMBALONG KABUPATEN BELITUNG

ANALISIS PENDAPATAN NELAYAN JARING INSANG TETAP DAN BUBU DI KECAMATAN MEMBALONG KABUPATEN BELITUNG ANALISIS PENDAPATAN NELAYAN JARING INSANG TETAP DAN BUBU DI KECAMATAN MEMBALONG KABUPATEN BELITUNG Dwi Siskawati, Achmad Rizal, dan Donny Juliandri Prihadi Universitas Padjadjaran Abstrak Penelitian ini

Lebih terperinci

Gambar 2. Konstruksi pancing ulur Sumber : Modul Penangkapan Ikan dengan Pancing Ulur

Gambar 2. Konstruksi pancing ulur Sumber : Modul Penangkapan Ikan dengan Pancing Ulur BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pancing Ulur Pancing Ulur (Gambar 2) merupakan salah satu jenis alat penangkap ikan yang sering digunakan oleh nelayan tradisional untuk menangkap ikan di laut. Pancing Ulur termasuk

Lebih terperinci

Linda Waty Zen. Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan, Universitas Bung Hatta Padang Jl. Sumatera, Ulak Karang Padang 25133

Linda Waty Zen. Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan, Universitas Bung Hatta Padang Jl. Sumatera, Ulak Karang Padang 25133 Jurnal Mangrove dan Pesisir IX (1), Februari 2009: 12-17 ISSN: 1411-0679 ANALISIS KONTRIBUSI PENDAPATAN WANITA NELAYAN DI KELURAHAN PASIE NAN TIGO KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG Linda Waty Zen Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara kepulauan terluas di dunia, dengan panjang pantai 81.000 km serta terdiri atas 17.500 pulau, perhatian pemerintah Republik Indonesia terhadap sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era teknologi tinggi, penggunaan alat-alat pertanian dengan mesin-mesin

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era teknologi tinggi, penggunaan alat-alat pertanian dengan mesin-mesin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Memasuki era teknologi tinggi, penggunaan alat-alat pertanian dengan mesin-mesin modern membantu percepatan proses pengolahan produksi pertanian. Modernisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari lebih 17.000 pulau dan memiliki panjang garis pantai 81.000 km yang merupakan terpanjang kedua

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN aa 16 a aa a 4.1 Keadaan Geografis dan Topografis Secara geografis Kabupaten Indramayu terletak pada posisi 107 52' 108 36' BT dan 6 15' 6 40' LS. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Soekartawi, dkk 1993:1). (Junianto, 2003:5).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Soekartawi, dkk 1993:1). (Junianto, 2003:5). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam dan lingkungan yang melimpah. Indonesia juga terkenal sebagai negara maritim dan merupakan

Lebih terperinci

KEBERADAAN TRANSPORTASI DARAT:STUDI KASUS BUS MANDALA PASAMAN BARAT TAHUN ( )

KEBERADAAN TRANSPORTASI DARAT:STUDI KASUS BUS MANDALA PASAMAN BARAT TAHUN ( ) KEBERADAAN TRANSPORTASI DARAT:STUDI KASUS BUS MANDALA PASAMAN BARAT TAHUN (1981-2009) Oleh _ Resti Handayani 1 Ahmad Nurhuda 2 Meldawati 3 Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

Lebih terperinci