UNIT I IP Address, Subnetting, VLSM dan IP Assignment
|
|
- Agus Sudirman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 UNIT I IP Address, Subnetting, VLSM dan IP Assignment I. Pendahuluan IP address digunakan sebagai alamat dalam hubungan antar host di internet sehingga merupakan sebuah sistem komunikasi yang universal karena merupakan metode pengalamatan yang telah diterima di seluruh dunia. Dengan menentukan IP address berarti kita telah memberikan identitas yang universal bagi setiap interface komputer. Jika suatu komputer memiliki lebih dari satu interface (misalkan menggunakan dua ethernet) maka kita harus memberi dua IP address untuk komputer tersebut masing-masing untuk setiap interfacenya. Format Penulisan IP Address IP address terdiri dari bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda titik setiap 8 bitnya. Tiap 8 bit ini disebut sebagai oktet. Bentuk IP address dapat dituliskan sebagai berikut: xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx Jadi IP address ini mempunyai range dari sampai Notasi IP address dengan bilangan biner seperti ini susah untuk digunakan, sehingga sering ditulis dalam 4 bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan oleh 4 buah titik yang lebih dikenal dengan notasi desimal bertitik. Setiap bilangan desimal merupakan nilai dari satu oktet IP address. Contoh hubungan suatu IP address dalam format biner dan desimal : Format IP Address Pembagian Kelas IP Address Jumlah IP address yang tersedia secara teoritis adalah 255x255x255x255 atau sekitar 4 milyar lebih yang harus dibagikan ke seluruh pengguna jaringan internet di seluruh dunia.
2 Pembagian kelas-kelas ini ditujukan untuk mempermudah alokasi IP Address, baik untuk host/jaringan tertentu atau untuk keperluan tertentu. IP Address dapat dipisahkan menjadi 2 bagian, yakni bagian network (net ID) dan bagian host (host ID). Net ID berperan dalam identifikasi suatu network dari network yang lain, sedangkan host ID berperan untuk identifikasi host dalam suatu network. Jadi, seluruh host yang tersambung dalam jaringan yang sama memiliki net ID yang sama. Sebagian dari bit-bit bagian awal dari IP Address merupakan network bit/network number, sedangkan sisanya untuk host. Garis pemisah antara bagian network dan host tidak tetap, bergantung kepada kelas network. IP address dibagi ke dalam lima kelas, yaitu kelas A, kelas B, kelas C, kelas D dan kelas E. Perbedaan tiap kelas adalah pada ukuran dan jumlahnya. Contohnya IP kelas A dipakai oleh sedikit jaringan namun jumlah host yang dapat ditampung oleh tiap jaringan sangat besar. Kelas D dan E tidak digunakan secara umum, kelas D digunakan bagi jaringan multicast dan kelas E untuk keperluan eksperimental. Perangkat lunak Internet Protocol menentukan pembagian jenis kelas ini dengan menguji beberapa bit pertama dari IP Address. Penentuan kelas ini dilakukan dengan cara berikut: Bit pertama IP address kelas A adalah 0, dengan panjang net ID 8 bit dan panjang host ID 24 bit. Jadi byte pertama IP address kelas A mempunyai range dari Jadi pada kelas A terdapat 127 network dengan tiap network dapat menampung sekitar 16 juta host (255x255x255). IP address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat besar, IP kelas ini dapat dilukiskan pada gambar berikut ini: IP Address Kelas A Dua bit IP address kelas B selalu diset 10 sehingga byte pertamanya selalu bernilai antara Network ID adalah 16 bit pertama dan 16 bit sisanya adalah host ID sehingga kalau ada komputer mempunyai IP address , network ID = dan host ID = Pada. IP address kelas B ini mempunyai range IP dari
3 128.0.xxx.xxx sampai xxx.xxx, yakni berjumlah network dengan jumlah host tiap network 255 x 255 host atau sekitar 65 ribu host. IP Address Kelas B IP address kelas C mulanya digunakan untuk jaringan berukuran kecil seperti LAN. Tiga bit pertama IP address kelas C selalu diset 111. Network ID terdiri dari 24 bit dan host ID 8 bit sisanya sehingga dapat terbentuk sekitar 2 juta network dengan masing-masing network memiliki 256 host. IP Address Kelas C IP address kelas D digunakan untuk keperluan multicasting. 4 bit pertama IP address kelas D selalu diset 1110 sehingga byte pertamanya berkisar antara , sedangkan bit-bit berikutnya diatur sesuai keperluan multicast group yang menggunakan IP address ini. Dalam multicasting tidak dikenal istilah network ID dan host ID. IP address kelas E tidak diperuntukkan untuk keperluan umum. 4 bit pertama IP address kelas ini diset 1111 sehingga byte pertamanya berkisar antara Sebagai tambahan dikenal juga istilah Network Prefix, yang digunakan untuk IP address yang menunjuk bagian jaringan.penulisan network prefix adalah dengan tanda slash "/" yang diikuti angka yang menunjukkan panjang network prefix ini dalam bit. Misal untuk menunjuk satu network kelas B xxx.xxx digunakan penulisan /16. Angka 16 ini merupakan panjang bit untuk network prefix kelas B.
4 Address Khusus Selain address yang dipergunakan untuk pengenal host, ada beberapa jenis address yang digunakan untuk keperluan khusus dan tidak boleh digunakan untuk pengenal host. Address tersebut adalah: Network Address. Address ini digunakan untuk mengenali suatu network pada jaringan Internet. Misalkan untuk host dengan IP Address kelas B Tanpa memakai subnet (akan diterangkan kemudian), network address dari host ini adalah Address ini didapat dengan membuat seluruh bit host pada 2 segmen terakhir menjadi 0. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan informasi routing pada Internet. Router cukup melihat network address ( ) untuk menentukan ke router mana datagram tersebut harus dikirimkan. Analoginya mirip dengan dalam proses pengantaran surat, petugas penyortir pada kantor pos cukup melihat kota tujuan pada alamat surat (tidak perlu membaca selutuh alamat) untuk menentukan jalur mana yang harus ditempuh surat tersebut. Broadcast Address. Address ini digunakan untuk mengirim/menerima informasi yang harus diketahui oleh seluruh host yang ada pada suatu network seperti diketahui, setiap datagram IP memiliki header alamat tujuan berupa IP Address dari host yang akan dituju oleh diagram tersebut. Dengan adanya alamat ini, maka hanya host tujuan saja yang memproses datagram tersebut, sedangkan host lain akan mengabaikannya. Bagaimana jika suatu host ingin mengirim datagram kepada seluruh host yang ada pada networknya? Tidak efisien jika ia harus membuat replikasi datagram sebanyak jumlah host tujuan. Pemakaian bandwidth akan meningkat dan beban kerja host pengirim bertambah, padahal isi datagram-datagram tersebut sama. Oleh karena itu, dibuat konsep broadcast address. Host cukup mengirim ke alamat broadcast, maka seluruh host yang ada pada network akan menerima datagram tersebut. Konsekuensinya, seluruh host pada network yang sama harus memiliki broadcast address yang sama dan address tersebut tidak boleh digunakan sebagai IP Address untuk host tertentu. Jadi, sebenarnya setiap host memiliki 2 address untuk menerima datagram: pertama adalah IP Addressnya yang bersifat unik dan kedua adalah broadcast address pada network tempat host tersebut berada. Broadcast address diperoleh dengan membuat bit-bit host pada IP Address menjadi 1. Jadi, untuk host dengan IP address atau , broadcast addressnya adalah (2 segmen terakhir dari IP Address tersebut dibuat berharga , sehingga secara desimal terbaca ). Jenis informasi yang dibroadcast biasanya adalah informasi routing. Multicast Address. Kelas address A, B dan C adalah address yang digunakan untuk komunikasi antar host, yang
5 menggunakan datagram-datagram unicast. Artinya, datagram/paket memiliki address tujuan berupa satu host tertentu. Hanya host yang memiliki IP address sama dengan destination address pada datagram yang akan menerima datagram tersebut, sedangkan host lain akan mengabaikannya. Jika datagram ditujukan untuk seluruh host pada suatu jaringan, maka field address tujuan ini akan berisi alamat broadcast dari jaringan yang bersangkutan. Dari dua mode pengiriman ini (unicast dan broadcast), muncul pula mode ke tiga. Diperlukan suatu mode khusus jika suatu host ingin berkomunikasi dengan beberapa host sekaligus (host group), dengan hanya mengirimkan satu datagram saja. Namun berbeda dengan mode broadcast, hanya host-host yang tergabung dalam suatu group saja yang akan menerima datagram ini, sedangkan host lain tidak akan terpengaruh. Oleh karena itu, dikenalkan konsep multicast. Pada konsep ini, setiap group yang menjalankan aplikasi bersama mendapatkan satu multicast address. Struktur kelas multicast address dapat dilihat pada gambar berikut. Struktur IP Address Kelas Multicast Address Untuk keperluan multicast, sejumlah IP Address dialokasikan sebagai multicast address. Jika struktur IP Address mengikuti bentuk 1110xxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx (bentuk desimal sampai ), maka IP Address merupakan multicast address. Alokasi ini ditujukan untuk keperluan group, bukan untuk host seperti pada kelas A, B dan C. Anggota group adalah host-host yang ingin bergabung dalam group tersebut. Anggota ini juga tidak terbatas pada jaringan di satu subnet, namun bisa mencapai seluruh dunia. Karena menyerupai suatu backbone, maka jaringan muticast ini dikenal pula sebagai Multicast Backbone (Mbone). Aturan Dasar Pemilihan network ID dan host ID Berikut adalah aturan-aturan dasar dalam menentukan network ID dan host ID yang digunakan : Network ID tidak boleh sama dengan 127 Network ID 127 secara default digunakan sebagai alamat loopback yakni IP address yang digunakan oleh suatu komputer untuk menunjuk dirinya sendiri.
6 Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 255 Network ID atau host ID 255 akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID ini merupakan alamat yang mewakili seluruh jaringan. Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0 IP address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat network. Alamat network digunakan untuk menunjuk suatu jaringan bukan suatu host. Host ID harus unik dalam suatu network. Dalam suatu network tidak boleh ada dua host yang memiliki host ID yang sama. Subnetting Untuk beberapa alasan yang menyangkut efisiensi IP address, mengatasi masalah topologi network dan organisasi, network administrator biasanya melakukan subnetting. Esensi dari subnetting adalah "memindahkan" garis pemisah antara bagian network dan bagian host dari suatu IP address. Beberapa bit dari bagian host dialokasikan menjadi bit tambahan pada bagian network. Address satu network menurut struktur baku dipecah menjadi beberapa subnetwork. Cara ini menciptakan sejumlah network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut. Subnetting juga dilakukan untuk mengatasi perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan dalam suatu network. Router IP dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda hanya jika setiap network memiliki address network yang unik. Selain itu, dengan subnetting, seorang Network Administrator dapat mendelegasikan pengaturan host address seluruh departemen dari suatu perusahaan besar kepada setiap departemen, untuk memudahkannya dalam mengatur keseluruhan network. Suatu subnet didefinisikan dengan mengimplementasikan masking bit (subnet mask) kepada IP Address. Struktur subnet mask sama dengan struktur IP Address, yakni terdiri dari 32 bit yang dibagi atas 4 segmen. Bit-bit dari IP Address yang ditutupi (masking) oleh bitbit subnet mask yang aktif dan bersesuaian akan diinterpretasikan sebagai network bit. Bit 1 pada subnet mask berarti mengaktifkan masking (on), sedangkan bit 0 tidak aktif (off). Sebagai contoh kasus, mari kita ambil satu IP Address kelas A dengan nomor Ilustrasinya dapat dilihat Tabel berikut:
7 Subnetting 16 bit pada IP address Kelas A Dengan aturan standard, nomor network IP address ini adalah 44 dan nomor host adalah Network tersebut dapat menampung maksimum lebih dari 16 juta host yang terhubung langsung. Misalkan pada address ini akan diimplementasikan subnet mask sebanyak 16 bit (hexa = ff.ff atau biner = ). Perhatikan bahwa pada 16 bit pertama dari subnet mask tersebut berharga 1, sedangkan 16 bit berikutnya 0. Dengan demikian, 16 bit pertama dari suatu IP Address yang dikenakan subnet mask tersebut akan dianggap sebagai network bit. Nomor network akan berubah menjadi dan nomor host menjadi Kapasitas maksimum host yang langsung terhubung pada network menjadi sekitar 65 ribu host. Subnet mask di atas identik dengan standard IP Address kelas B. Dengan menerapkan subnet mask tersebut pada satu network kelas A, dapat dibuat 256 network baru dengan kapasitas masing-masing subnet setara network kelas B. Penerapan subnet yang lebih jauh seperti (24 bit) pada kelas A akan menghasilkan jumlah network yang lebih besar ( lebih dari 65 ribu network ) dengan kapasitas masing-masing subnet sebesar 256 host. Network kelas C juga dapat dibagi-bagi lagi menjadi beberapa subnet dengan menerapkan subnet mask yang lebih tinggi seperti untuk 25 bit ( ), 26 bit ( ), 27 bit ( ) dan seterusnya. Subnetting dilakukan pada saat konfigurasi interface. Penerapan subnet mask pada IP Address akan mendefinisikan 2 buah address baru, yakni Network Address dan Broadcast
8 Address. Network address didefinisikan dengan mengatur seluruh bit host berharga 0, sedangkan broadcast address dengan menset bit host berharga 1. Seperti yang telah dijelasakan pada bagian sebelumnya, network address adalah alamat network yang berguna pada informasi routing. Suatu host yang tidak perlu mengetahui address seluruh host yang ada pada network yang lain. Informasi yang dibutuhkannya hanyalah address dari network yang akan dihubungi serta gateway untuk mencapai network tersebut. Ilustrasi mengenai subnetting, network address dan broadcast address dapat dilihat pada Tabel di bawah. Dari tabel dapat disimpulkan bagaimana nomor network standard dari suatu IP Address diubah menjadi nomor subnet / subnet address melalui subnetting. Beberapa kombinasi IP, Netmask dan network number Subnetting hanya berlaku pada network lokal. Bagi network di luar network lokal, nomor network yang dikenali tetap nomor network standard menurut kelas IP address. VLSM (Variable Length Subnet Masking) VLSM adalah pengembangan mekanisme subneting, dimana dalam VLSM dilakukan peningkatan dari kelemahan subneting klasik, yang mana dalam subneting klasik, subnet zeroes, dan subnetones tidak bisa digunakan. selain itu, dalam subnet klasik, lokasi nomor IP tidak efisien. Manfaat dari VLSM adalah memperbaiki kekurangan metode conventional subnetting. Dalam subnetting tradisional, semua subnet mempunyai kapasitas yang sama. Ini akan menimbulkan masalah ketika ada beberapa subnet yang jauh lebih besar daripada yang
9 lain atau sebaliknya. Sedangkan pada metode subnetting VLSM semua subnet tidak harus mempunyai kapasitas yang sama, jadi bisa disesuaikan dengan kebutuhan kita. Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask. Dalam penerapan IP Address menggunakan metode VLSM agar tetap dapat berkomunikasi kedalam jaringan internet sebaiknya pengelolaan networknya dapat memenuhi persyaratan: 1. Routing protocol yang digunakan harus mampu membawa informasi mengenai notasi prefix untuk setiap rute broadcastnya (routing protocol : RIP, IGRP, EIGRP, OSPF dan lainnya, bahan bacaan lanjut protocol routing : CNAP 1-2), 2. Semua perangkat router yang digunakan dalam jaringan harus mendukung metode VLSM yang menggunakan algoritma penerus paket informasi. II. Deskripsi Kerja Tugas 1. IP Address dan Subnetting 1. Lengkapi tabel dalam Soal 1 s.d. Soal 4 pada Lembar Pengamatan Tugas 1 dibawah untuk setiap IP Address dan Subnet Mask yang diberikan. 2. Langkah-langkah pengerjaan adalah sbb: a. Konversikan ke biner untuk IP address dan subnet mask yang diketahui : b. Tentukan network atau sub-network dari IP address & subnet mask yang diketahui tersebut : Subnet Address utk IP Address di atas
10 c. Tentukan bagian bit address dan bit host, dan berikan garis Major Define (MD) dan Subnet Define (SD). Jumlah bit subnet adalah jumlah bit antara MD dan SD. Jumlah bit host pada setiap subnet adalah jumlah bit di belakang SD. d. Tentukan jumlah subnet dan jumlah useable host per subnet Jumlah subnet = 2 (subnet counting range) Jumlah useable host per subnet = 2(host counting range) 2 e. Identifikasi informasi lain
11 Tugas 2. VLSM (Variable Length Subnett Mask) 1. Topologi JakartaHQ 58 host SemarangHQ 10 host YogyakartaHQ 26 host SurabayaHQ 10 host 2. Pada gambar topologi jaringan komputer di atas, lakukan pembagian pengalamatan untuk mengakomodir seluruh host yang ada. IP yang diberikan adalah : /24 3. Lakukan pembagian pengalamatan dengan 2 pendekatan : a. Dengan Standart Subnetting (subnet dibuat mengacu jumlah host terbesar) b. Dengan VLSM 4. Isi/lengkapi Lembar Pengamatan Tugas 2 untuk Standart Subnetting 5. Isi/lengkapi Lembar Pengamatan Tugas 3 untuk VLSM 6. Gunakan Lembar Corat-Coret yang disediakan untuk menghitung, diperbolehkan menggunakan kalkulator. Gunakan Tabel Subnetting VLSM untuk mengerjakan point 2.b. dan point 4. Boleh menggunakan metode penghitungan subnetting VLSM yang lain, namun proses tetap harus dikerjakan di Lembar Corat-Coret.
12 7. Berbasis hasil pembagian pengalamatan dengan VLSM dalam Lembar Pengamatan 2, lakukan konfigurasi IP pada setiap host dan router, selanjutnya uji koneksi dengan Ping. Gunakan file Packet Tracer yang disediakan. 8. Isi/lengkapi Lembar Pengamatan Tugas 4 : a. PC Host nomor 1 di setiap segmen berikan 1st usable host IP address dari subnetnya b. PC Host nomor 2 di setiap segmen berikan 2nd usable host IP address dari subnetnya. c. Gateway di setiap segmen berikan last usable host IP address dari subnetnya. 9. Tunjukkan hasil pada Instruktur/Asisten. 10. Susunlah Laporan Praktikum dengan bahasan/analisis terhadap proses dan analisis tersebut merupakan argumen dari jawaban pertanyaan. III. Pembahasan Tugas 1. IP Address dan Subnetting Berikut ini adalah tabel subnetting untuk tiap-tiap kelas IP Class A ( ~) Network Bits Subnet Mask Number of Subnets Number of Hosts / / (0) / (2) / (6) / (14) / (30) / (62) / (126) / (254) / (510) / (1022) / (2046) 8190 / (4094) 4094 / (8190) 2046 / (16382) 1022 / (32766) 510 / (65534) 254 / (131070) 126 / (262142) 62 / (524286) 30 / ( ) 14
13 / ( ) 6 / ( ) 2 Class B ( ~) Network Bits Subnet Mask Number of Subnets Number of Hosts / / (0) / (2) / (6) 8190 / (14) 4094 / (30) 2046 / (62) 1022 / (126) 510 / (254) 254 / (510) 126 / (1022) 62 / (2046) 30 / (4094) 14 / (8190) 6 / (16382) 2 Class C ( ~) Network Bits Subnet Mask Number of Subnets Number of Hosts / / (0) 126 / (2) 62 / (6) 30 / (14) 14 / (30) 6 / (62) 2 Soal 1, IP Address kelas B ( ) dengan alamat subnet mask ( ) atau /24. Setelah menentukan major define dan subnet define (batas antara bit bernilai 1 yang terakhir dengan bit bernilai 0) maka didapatkan subnet bit = 8 bit dan jumlah subnetnya = 2 8 (256). Jumlah bit host-nya bisa diketahui dari jumlah bit yang tidak terpakai = 8 bit. Jumlah usable host per subnet-nya bisa diketahui dengan rumus 2 n -2, di mana n adalah jumlah bit host. Jadi jumlah usable host per subnet-nya = = 254. Sehingga dapat ditemukan range alamat IP yang dipakai, yaitu , di mana IP address
14 ujung pertama digunakan sebagai NetworkID. Jadi Subnet Address untuk IP host tersebut = , alamat IP host pertama = , alamat IP host terakhir = Alamat broadcast adalah alamat paling akhir/ekor = Soal 2, IP Address kelas B ( ) dengan alamat subnet mask ( ) atau /30. Setelah menentukan major define dan subnet define (batas antara bit bernilai 1 yang terakhir dengan bit bernilai 0) maka didapatkan subnet bit = 14 bit dan jumlah subnetnya = 2 14 (16384). Jumlah bit host-nya bisa diketahui dari jumlah bit yang tidak terpakai = 2 bit. Jumlah usable host per subnet-nya bisa diketahui dengan rumus 2 n -2, di mana n adalah jumlah bit host. Jadi jumlah usable host per subnet-nya = = 2. Sehingga dapat ditemukan range alamat IP yang dipakai, yaitu , di mana IP address ujung pertama digunakan sebagai NetworkID. Jadi Subnet Address untuk IP host tersebut = , alamat IP host pertama = , alamat IP host terakhir = Alamat broadcast adalah alamat paling akhir/ekor = Soal 3, alamat IP kelas C ( ) dengan alamat subnet mask ( ) atau /24. Setelah menentukan major define dan subnet define (batas antara bit bernilai 1 yang terakhir dengan bit bernilai 0) maka didapatkan subnet bit = 0 bit dan jumlah subnetnya = 2 0 (1). Jumlah bit host-nya bisa diketahui dari jumlah bit yang tidak terpakai = 8 bit. Jumlah usable host per subnet-nya bisa diketahui dengan rumus 2 n -2, di mana n adalah jumlah bit host. Jadi jumlah usable host per subnet-nya = = 254. Sehingga dapat ditemukan range alamat IP yang dipakai, yaitu , di mana IP address ujung pertama digunakan sebagai NetworkID. Jadi Subnet Address untuk IP host tersebut = , alamat IP host pertama = , alamat IP host terakhir = Alamat broadcast adalah alamat paling akhir/ekor = Soal 4, IP Address kelas B ( ) dengan alamat subnet mask ( ) atau /16. Setelah menentukan major define dan subnet define (batas antara bit bernilai 1 yang terakhir dengan bit bernilai 0) maka didapatkan subnet bit = 0 bit dan jumlah subnetnya = 2 0 (1). Jumlah bit host-nya bisa diketahui dari jumlah bit yang tidak terpakai = 16 bit. Jumlah usable host per subnet-nya bisa diketahui dengan rumus 2 n -2, di mana n adalah jumlah bit host. Jadi jumlah usable host per subnet-nya = = Sehingga dapat ditemukan range alamat IP yang dipakai, yaitu , di mana IP address ujung pertama digunakan sebagai NetworkID. Jadi Subnet Address untuk IP host
15 tersebut = , alamat IP host pertama = , alamat IP host terakhir = Alamat broadcast adalah alamat paling akhir/ekor = Tugas 2. Standar Subnetting Pada Lembar Pengamatan Tugas 2 akan dilakukan perhitungan alamat IP /24 dengan metode Standard Subnetting. Dalam Standard Subnetting alokasi alamat IP minimal yang diambil adalah yang bisa mengalokasikan jumlah host yang diperlukan tiap network. Jumlah terbesar host yang dibutuhkan ada di network Jakarta HQ dengan 58 host, sehingga subnetting yang dibutuhkan (sesuai dengan tabel subnetting) adalah /26 (62 host). Hasil subnetting-nya adalah sebagai berikut: Jakarta HQ (58 host): Network Address (NA) dan Subnet Mask (SM) Jadi, alamat IP yang dapat digunakan adalah Alamat IP Usable Host Alamat Broadcast adalah Yogyakarta HQ (26 host): Network Address (NA) dan Subnet Mask (SM) Jadi, alamat IP yang dapat digunakan adalah Alamat IP Usable Host Alamat Broadcast adalah Semarang HQ (10 host): Network Address (NA) dan Subnet Mask (SM) Jadi, alamat IP yang dapat digunakan adalah Alamat IP Usable Host Alamat Broadcast adalah Surabaya HQ (10 host): Network Address (NA) dan Subnet Mask (SM) Jadi, alamat IP yang dapat digunakan adalah Alamat IP Usable Host Alamat Broadcast adalah Jawaban Pertanyaan Tugas 2 1. Apakah blok IP address yang diberikan cukup untuk memberikan alamat bagi semua host yang ada dalam Topologi yang diberikan? Jawab: Tidak cukup, 3 WAN antar Router tidak mendapatkan network address. Hanya cukup untuk local network address di 4 HQ. 2. Lakukan analisis terhadap hasil subnetting, amati apakah sudah optimal, jelaskan!
16 Jawab: Tidak optimal, karena di semua local network (kecuali Jakarta HQ) banyak sisa host yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Yogyakarta HQ hanya butuh 26 host, Semarang & Surabaya HQ hanya butuh masing-masing 10 host, sedangkan blok IP usable host yang diberikan untuk masing-masing HQ adalah 62 host (64 IP address). Dengan kata lain, total IP address yang dibagi ke 4 local network adalah 64 x 4 = 256. Sedangkan IP yang diberikan untuk mengalokasikan semua kebutuhan network subnetting adalah /24. Berdasarkan tabel subnetting di atas, jumlah IP yang dapat diberikan subnet mask /24 adalah 256 (254 host). Jadi, blok IP yang diberikan hanya cukup untuk 4 local network pada masing-masing HQ saja kalau memakai metode standar subnetting. Tugas 3. VLSM Pada Lembar Pengamatan Tugas 3 akan dilakukan perhitungan alamat IP dengan menggunakan Variable Length Subnet Mask (VLSM). Dengan menggunakan VLSM maka Subnet Mask akan dialokasikan menurut jumlah host dari masing-masing subnet. Jumlah alamat IP yang dapat digunakan juga akan disesuaikan dengan jumlah host yang ada pada masing-masing subnet. Sehingga akan didapatkan hasil sebagai berikut: Semarang HQ (58 host): Subnet ini adalah yang memiliki host terbanyak, sehingga pengalamatan pada subnet ini dilakukan pertama kali. Alamat IP untuk subnet ini adalah Subnet Mask yang diberikan adalah (mengacu pada tabel subnetting), memiliki 62 usable host. Jadi, alokasi IP untuk host adalah , sedangkan alamat Broadcast-nya adalah Jakarta HQ (26 host): Alamat IP untuk subnet ini adalah Subnet Mask yang diberikan adalah (mengacu pada tabel subnetting), memiliki 30 usable host. Jadi, alokasi IP untuk host adalah , sedangkan alamat Broadcast-nya adalah Yogyakarta HQ (10 host): Alamat IP untuk subnet ini adalah Subnet Mask yang diberikan adalah (mengacu pada tabel subnetting). Jadi alokasi IP untuk host adalah , sedangkan alamat Broadcast-nya adalah Surabaya HQ (10 host): Alamat IP untuk subnet ini adalah Subnet Mask yang diberikan adalah (mengacu pada tabel subnetting). Jadi,
17 alokasi IP untuk host adalah , sedangkan alamat Broadcast-nya adalah Untuk alokasi WAN akan dilakukan subnetting (/30) untuk 2 host pada masing-masing WAN. Sehingga didapatkan hasil sebagai berikut: o WAN JKT SMG: alamat network , alamat IP host , dan alamat broadcast o WAN SMG YOG: alamat network , alamat IP host , dan alamat broadcast o WAN SMG SBY: alamat network , alamat IP host , dan alamat broadcast Jawaban Pertanyaan Tugas 3 1. Apakah blok IP address yang diberikan cukup untuk memberikan alamat bagi semua host yang ada dalam Topologi yang diberikan? Jawab: Cukup, sesuai dengan pembahasan di atas, /24 dengan metode VLSM cukup mengakomodir kebutuhan jaringan yang sesuai dengan topologi & kebutuhan local network untuk masing-masing HQ. 2. Lakukan analisis terhadap hasil VLSM, amati apakah sudah optimal, jelaskan! Bandingkan dengan Subnetting! Jawab: VLSM lebih optimal daripada Standar Subnetting. Sesuai dengan pembahasan sebelumnya bahwa Standar Subnetting hanya cukup mengalokasikan untuk 4 local network pada masing-masing HQ saja. Sedangkan dengan metode VLSM, pembagian alamat IP yang sesuai dengan kebutuhan topologi jaringan dan kebutuhan host di masingmasing HQ bisa terpenuhi. Hal tersebut terlihat pada pembahasan VLSM di atas, di mana IP address terakhir yang dipakai adalah IP Broadcast WAN SMG SBY , sedangkan IP yang diberikan sampai Karena IP address-nya masih sisa, topologi jaringan ini masih bisa diperluas lagi, misalnya bisa ditambah lagi koneksi ke Bandung HQ kalau seandainya membuka cabang di kota Bandung. Tugas 4. Konfigurasi IP Address Data IP address yang akan diisi ke topologi jaringan ada di Tabel IP address yang ada di Lembar Pengamatan Tugas 3 - IP assignment. Alamat IP yang dicantumkan ke dalam tabel sesuai dengan hasil subnetting dengan VLSM sebelumnya supaya pengalamatan bisa optimal.
18 Jawaban Pertanyaan 1. Network mana sajakah paket PING successful dan network mana sajakah paket PING failed? Jawab: Ping successful adalah subnet PC Router, atau sebaliknya. Intinya hasil ping di semua local network successful. Sedangkan subnet yang mengalami Ping failed adalah subnet Router Router (antar router). 2. Lakukan analisis terhadap proses tersebut, bagaimana agar semua network terhubung/connect, jelaskan! Jawab: Ping local berhasil, artinya koneksi tiap local network sudah terhubung. Tapi ping antar router gagal karena belum adanya routing protocol di setiap router yang diarahkan ke next hop router. Dengan kata lain, koneksi antar router masih belum terhubung tanpa adanya setting routing protocol. IV. Kesimpulan Alamat subnet adalah alamat IP awal untuk mengenali subnet tersebut di dalam jaringan. Alamat broadcast digunakan untuk menunjukkan gateway dalam subnet. Jumlah bit subnet adalah jumlah di antara Major Define dan Subnet Define. Jumlah bit host adalah jumlah bit setelah Subnet Define. Dalam pengalamatan IP harus dilakukan dengan optimal sehingga tidak banyak alamat IP yang tidak terpakai. Standard Subnetting merupakan konsep pengalamatan konvensional yang digunakan sebelum ada VLSM. Konsep pengalamatan ini tidak optimal karena dapat mengakibatkan banyak alamat IP yang tidak terpakai. Variable Length Standard Mask (VLSM) adalah konsep pengalamatan yang dapat menyesuaikan jumlah host dan efisiensi penggunaan alamat IP. Koneksi antar router tidak akan terhubung sebelum melakukan setting routing protocol ke next hop router. V. Daftar Pustaka Nurwajianto, 2010, Pembagian Kelas IP Address dan Subnetting Modul Jaringan Komputer UNY (tidak ada keterangan penulis)
SMK-TI TRAINING AND CERTIFICATION. Modul 5 IP ADDRESS. Team Training SMK TI 37
SMK-TI TRAINING AND CERTIFICATION Modul 5 IP ADDRESS Team Training SMK TI 37 SMK-TI TRAINING AND CERTIFICATION Tujuan: Siswa dapat memahami arti dan fungsi IP address dalam komunikasi antar host di internet.
Lebih terperinciPembagian Kelas IP Address dan Subnetting. By :
Pembagian Kelas IP Address dan Subnetting Pengertian By : waji4ntoe@yahoo.co.id www.nurwajianto.tk IP address digunakan sebagai alamat dalam hubungan antar host di internet sehingga merupakan sebuah sistem
Lebih terperinciGambar 11. Perbandingan Arsitektur OSI dan TCP/IP
Protocol adalah sekumpulan peraturan atau perjanjian yang menentukan format dan transmisi data. Layer n di sebuah komputer akan berkomunikasi dengan layer n di komputer yang lain. Peraturan dan perjanjian
Lebih terperinciReview Ipv4, Ipv6 dan Subnet
CHAPTER II Dosen pembimbing : Jumadi M. Parenreng., S.T, M.Kom DI SUSUN OLEH: NAMA : M. Syahid Nur Wahid NIM : 1229041007 KELAS : PTIK 02 FAKULTAS TEKNIK, JURUSAN PTE, PRODI PTIK TAHUN AJARAN 2013 / 2014
Lebih terperinciPraktikum Jaringan Komputer
Praktikum Jaringan Komputer Pengenalan IP dan Subnetting LABORATORIUM TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2014 Daftar Isi Daftar Isi... i Internet Protocol ( IP )... 1 Sejarah IP Address...
Lebih terperinciJARINGAN KOMPUTER IP VERSI 4
JARINGAN KOMPUTER IP VERSI 4 IP Versi 4 IP Address merupakan pengenal yang digunakan untuk memberi alamat pada tiap tiap komputer dalam jaringan. Format IP Address adalah bilangan 32 bit yang tiap 8 bitnya
Lebih terperinciMODUL 3 SUBNETTING & PENGATURAN IP PADA LOKAL AREA NETWORK
MODUL 3 SUBNETTING & PENGATURAN IP PADA LOKAL AREA NETWORK TUJUAN PRAKTIKUM : 1. Memahami Format IP Addressing versi 4 beserta pembagian kelasnya. 2. Memahami Subnetting Classfull & Classless secara CIDR
Lebih terperinciSubnetting. Modul 4. Subnetting. Kelas-kelas jaringan
Modul 4 Subnetting Subnetting Kelas-kelas jaringan IP Address direpresentasikan dalam 32 bit data, dan biasanya dituliskan dalam 4 buah angka yang masing-masing merepresentasikan 8 bit bilangan, dan dipisahkan
Lebih terperinciNETWORK LAYER. Lapisan jaringan atau Network layer adalah lapisan ketiga dari bawah dalam model referensi jaringan OSI
NETWORK LAYER Lapisan jaringan atau Network layer adalah lapisan ketiga dari bawah dalam model referensi jaringan OSI Lapisan ini bertanggung jawab untuk melakukan beberapa fungsi berikut : Pengalamatan
Lebih terperinciModul 3. Praktikkum Subnetting. A. Tujuan
Modul 3 Praktikkum Subnetting A. Tujuan Setelah Praktikum ini mahasiswa di harapkan dapat : 1 ) Memahami Koneksi dan Implementasi Subnet berikut konsep IPV 4 dan kelasnya 2 ) Membangun Koneksi antar Subnet
Lebih terperinciPENGANTAR SUBNETTING II
3 PENGANTAR SUBNETTING II LABORATORIUM LANJUT SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS GUNADARMA PERTEMUAN III PENGANTAR SUBNETTING PART II I. Tujuan Praktikum : Memahami Konsep Dasar Subnetting
Lebih terperinciSERVER MANAGEMENT DAN KLASIFIKASI IP
SERVER MANAGEMENT DAN KLASIFIKASI IP NAMA NPM/ KELAS MATA KULIAH : SENO PUJIAMUKTI : 16110447/ 4KA34 : PENGANTAR TELEMATIKA SISTEM INFORMASI GUNADARMA SERVER MANAJEMEN Server Manager adalah alat baru yang
Lebih terperinciKONSEP SUBNETTING IP ADDRESS UNTUK EFISIENSI INTERNET
ORBITH VOL. 11 NO. 1 MARET 2015 : 68 73 KONSEP SUBNETTING IP ADDRESS UNTUK EFISIENSI INTERNET Oleh: Lilik Eko Nuryanto Staf Pengajar Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang Jl.Prof. H. Sudarto. SH, Tembalang
Lebih terperinciPENGALAMATAN IP DAN SUBNETTING
4 PENGALAMATAN IP DAN SUBNETTING Modul ini membahas tentang pengalamatan IP dan melakukan subnetting untuk membuat collision domain yang baru. Subnetting dilakukan dengan membagi alamat IP dari sebuah
Lebih terperinciBAB IV INTERNET PROTOCOL
BAB IV INTERNET PROTOCOL IP adalah standard protokol dengan nomer STD 5. Standar ini juga termasuk untuk ICMP, dan IGMP. Spesifikasi untuk IP dapat dilihat di RFC 791, 950, 919, dan 992 dengan update pada
Lebih terperincipengenalan IP Address
Pengenalan IP Address Kali ini kita akan mempeljari tentang dasar IP Address, bagi para pemula ataupun pelajar yang ingin memperlajari jaringan harus memahami terlebih dahulu dasardasar pengenalan IP Address
Lebih terperinciFigure 3.1 Format datagram IP
3.1 Tujuan Mengetahui bagaimana TCP/IP mengidentifikasi jaringan Mengetahui bagaimana netmask menentukan range IP address Mengetahui fungsi kerja subnetting 3.2 Teori Dasar Dalam melakukan pengiriman data
Lebih terperinciMODUL SISTEM JARINGAN KOMPUTER MODUL 2 TCP / IP
MODUL SISTEM JARINGAN KOMPUTER MODUL 2 TCP / IP YAYASAN SANDHYKARA PUTRA TELKOM SMK TELKOM SANDHY PUTRA MALANG 2007 MODUL 2 TCP / IP Mata Pelajaran Kelas Semester Alokasi Waktu : Sistem Jaringan Komputer
Lebih terperinciIP Address OLEH: ADI SETIAWAN, S.KOM
IP Address OLEH: ADI SETIAWAN, S.KOM IP Address IP Address (Internet protocol Address) merupakan deretan angka biner antara 32 bit sampai dengan 128 bit yang digunakan sebagai alamat identifikasi untuk
Lebih terperinciSUBNETTING IP ADDRESS (NETWORK LAYER) Budhi Irawan, S.Si, M.T
SUBNETTING IP ADDRESS (NETWORK LAYER) Budhi Irawan, S.Si, M.T Pendahuluan Esensi dari subnetting adalah memindahkan garis pemisah antara bagian network (net ID) dan bagian host (host ID)dari suatu IP Address.
Lebih terperinciTCP/IP memiliki fasilitas routing dan jenis-jenis layanan lainnya yang memungkinkan diterapkan pada internetwork.
TCP / IP Sejarah TCP/IP Sejarah TCP/IP dimulainya dari lahirnya ARPANET yaitu jaringan paket switching digital yang didanai oleh DARPA (Defence Advanced Research Projects Agency) pada tahun 1969. Sementara
Lebih terperinciIP address IP address merupakan bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda titik(.) atau dot di setiap 8 bitnya. Tiap 8 bit ini untuk selanjutnya disebut dengan oktet. Bentuk biner adalah sebagai
Lebih terperinciKonsep Bilangan Biner & Desimal. Contoh :
Dasar TCP/IP Konsep Bilangan Biner & Desimal Contoh : Perhatikan bagan berikut : Kemudian bagan berikut : Sekarang anda coba konversikan bilangan biner 00110010 ke bilangan desimal! Selanjutnya mengubah
Lebih terperinciIP Address dan Pengkabelan
LAPORAN PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER IP Address dan Pengkabelan Disusun untuk memenuhi laporan Praktikum Mata Kuliah Jaringan Komputer Disusun Oleh : Baiq Syafira Noor Z 11520249004 Aditya Jantra Madana
Lebih terperinciLaporan Pratikum Instalasi Jaringan Komputer Subnnetting
Laporan Pratikum Instalasi Jaringan Komputer Subnnetting Nama : Ria Permata Sari NIM : 1107020 Prodi : Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang 2013 A. TUJUAN
Lebih terperinciKONSEP IP ADDRESS DAN PERHITUNGAN SUBNETTING
Tugas I Jaringan Multimedia KONSEP IP ADDRESS DAN PERHITUNGAN SUBNETTING Oleh : PUTU NOPA GUNAWAN NIM : D411 10 009 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin 2013 1 A. Pendahuluan Teknologi
Lebih terperinciJurusan Pendidikan Teknik Elektronika Fakultas Teknik UNM
IP Address & SubnetMask Ridwansyah, ST MT Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika Fakultas Teknik UNM Pada jaringan dengan protokol TCP/IP, selain MAC Address juga mempunyai IP Address. IP atau Internet
Lebih terperinciIP Address. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Tekonolgi Sepuluh Nopember Surabaya
IP Address Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Tekonolgi Sepuluh Nopember Surabaya 1 Pendahuluan Salah satu aturan yang ada pada jaringan TCP/IP adalah pengalamatan, setiap komputer yang terkoneksi
Lebih terperinciTUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mahasiswa memahami konsep subnetting 2. Mahasiswa mampu melakukan konfigurasi jaringan memakai IP Subnetting
MODUL 6 KONSEP SUBNETTING DAN TABEL ROUTING TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mahasiswa memahami konsep subnetting 2. Mahasiswa mampu melakukan konfigurasi jaringan memakai IP Subnetting DASAR TEORI Nomor IP terdiri
Lebih terperinciIP Addressing. Oleh : Akhmad Mukhammad
IP Addressing Oleh : Akhmad Mukhammad Objektif Memahami struktur IP address dan mampu melakukan konversi angka biner 8-bit dan angka desimal. Mampu mengklasifikasikan tipe IP address dan mengetahui penggunaannya
Lebih terperinci9/6/2014. Tujuan Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan 3. Sesi 8. Referensi
Sesi 8 Pengalamatan IP Danny Kriestanto 2 Tujuan Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan 1 Sub Pokok Bahasan 2 Sub Pokok Bahasan 3 Referensi Kode MK : MI Revisi Terakhir : 3 Memperkenalkan klasifikasi IP berdasarkan
Lebih terperinciUntuk memperbanyak network ID dari suatu network id yang sudah ada, dimana sebagaian host ID dikorbankan untuk digunakan dalam membuat ID tambahan
Kita juga harus menguasai konsep subnetting untuk mendapatkan IP address baru, dimana dengan cara ini kita dapat membuat network ID baru dari suatu network yang kita miliki sebelumnya. Subnetting digunakan
Lebih terperinciModul Praktikum Subnet dan Supernet
Modul Praktikum Subnet dan Supernet Modul Praktikum Authored by : Laboratorium Jaringan Komputer Program Ilmu Komputer Universitas Pendidikan Indonesia 1. Subnetting Subnetting adalah teknik atau metode
Lebih terperinciVersion untuk menunjukkan versi protokol yang dipakai, Header Length menunjukkan panjang paket header dalam hitungan 32 bit.
Modul 05 INTERNET PROTOCOL (IP) Dalam melakukan pengiriman data protokol IP memiliki sifat yang dikenal sebagai unreliable, connectionless, datagram delivery service. Unreliable atau ketidakhandalan berarti
Lebih terperinciDynamic Routing (OSPF) menggunakan Cisco Packet Tracer
Dynamic Routing (OSPF) menggunakan Cisco Packet Tracer Ferry Ardian nyotvee@gmail.com http://a Dasar Teori. Routing merupakan suatu metode penjaluran suatu data, jalur mana saja yang akan dilewati oleh
Lebih terperinciPe P rhit i u t ngan IP I P Ad A dress ICT Center Majene
Perhitungan IP Address Perhitungan IP Address ICT Center Majene Sistem Bilangan Bilangan Biner ; Perpangkatan 2 0 dan 1 Bilangan Oktal ; Perpangkatan 8 0-7 Bilangan Desimal ; Perpangkatan 10 0-9 Bilangan
Lebih terperinciJaringan Komputer. Pengalamatan Logis Internet Protocol versi 4 (IPV4)
Jaringan Komputer Pengalamatan Logis Internet Protocol versi 4 (IPV4) Objectives Memahami struktur IP address dan mampu melakukan konversi angka biner 8-bit dan angka desimal. Mampu mengklasifikasikan
Lebih terperinciIP address adalah sistem pengalamatan pada TCP/IP yang tersusun atas 32 bit angka biner, angka yang hanya dapat bernilai 0 atau 1.
Setiap perangkat jaringan baik komputer, router, ataupun yang lain harus memiliki identitas yang unik. Pada layer network, paket-paket komunikasi data memerlukan alamat pengirim dan alamat penerima dari
Lebih terperinciSkema IP Addressing. IP Address terdiri 32 bits. Terbagi menjadi dua bagian Bagian networkid dan Bagian HostID, hal ini tergantung dari subnetmask
Skema IP Addressing IP Address terdiri 32 bits. Terbagi menjadi dua bagian Bagian networkid dan Bagian HostID, hal ini tergantung dari subnetmask (akan dibicarakan lebih lanjut). 32 bit dibagi db menjadi
Lebih terperinciIP dan Netmask Muhammad Ze Muhammad Z n S n S. Hadi, ST ST. MSc. 1
IP dan Netmask Muhammad Zen S. Hadi, ST. MSc. 1 Packet Propagation and Switching Within a Router 2 Skema IP Addressing IP Address terdiri 32 bits. Terbagi menjadi dua bagian Bagian networkid dan Bagian
Lebih terperinciJARINGAN KOMPUTER Alokasi IP Address (pertemuan 5)
JARINGAN KOMPUTER Alokasi IP Address (pertemuan 5) Joko Christian,S.kom CONTENT 1. Refresh konversi biner ke desimal 2. Pemahaman struktur IP address versi 4 3. Memahami Network prefix 4. Alokasi IP address
Lebih terperinciIP Address dan Netmask
IP Address dan Netmask Email : izzudin@uny.uny.ac.id Packet Propagation and Switching Within a Router Skema IP Addressing IP Address terdiri 32 bits. Terbagi menjadi dua bagian Bagian networkid dan Bagian
Lebih terperinciDalam implementasinya internet protocol dilengkapi dengan protokol-protokol lain seperti ICMP, ARP, RARP yang akan dibahas kemudian.
Internet Protocol (IP) Pada protocol TCP/IP, Internet Layer (lapisan internet) sama dengan Network Layer pada OSI reference model. Internet Protocol adalah mekanisme transmisi yang digunakan oleh TCP/IP
Lebih terperinciSUBNETTING. S. Indriani L., M.T
SUBNETTING S. Indriani L., M.T Subnetting Problem: Organisasi mempunyai Multiple network yg di-manage secara independen Solusi 1: alokasikan satu atau lebih address class C utk tiap jaringan Sulit di-manage
Lebih terperinciTCP/IP and IP Address Concepts
Modul 12: TCP/IP and IP Address Concepts Overview Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) Model merupakan model komunikasi data yang dikempangkan oleh US Department of Defense (DoD). Pada
Lebih terperinciMODUL 6 KONSEP SUBNETTING
MODUL 6 KONSEP SUBNETTING TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mahasiswa memahami konsep subnetting 2. Mahasiswa mampu melakukan konfigurasi jaringan memakai IP Subnetting DASAR TEORI Nomor IP terdiri dari 32 bit yang
Lebih terperinciMelakukan Perbaikan dan atau Setting Ulang Koneksi Jaringan MENJELASKAN LANGKAH PERSIAPAN SETTING ULANG KONEKSI JARINGAN
Melakukan Perbaikan dan atau Setting Ulang Koneksi Jaringan MENJELASKAN LANGKAH PERSIAPAN SETTING ULANG KONEKSI JARINGAN IP Address IP address adalah alamat/identitas yang diberikan pada jaringan komputer
Lebih terperinciMateri Praktikum Studi Kasus Penyelesaian Subnetting dan Routing Static
Materi Praktikum Studi Kasus Penyelesaian Subnetting dan Routing Static Pengantar M. Agung Nugroho Jurusan Sistem Informasi, STMIK AMIKOM YOGYAKARTA m.agung@amikom.ac.id Subnetting adalah termasuk materi
Lebih terperinci! Sebenarnya subnetting itu apa? Kenapa harus. ! Hasil: hierarki 3-layer. ! Lalu:
Subnetting! Sebenarnya subnetting itu apa? Kenapa harus dilakukan? 5. Subnetting Jaringan Komputer Teknik Komputer Susmini I. Lestariningati, M.T Subnetting Ide Dasar Subnetting! Problem: Organisasi mempunyai
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Pertemuan 2 & 3 Revisi : 01 Tgl : 5 Maret 2012 Hal 1 dari 12 1. Tujuan a. Mampu melakukan konfigurasi IP Address di komputer jaringan. b. Memahami konsep alokasi IP Public dengan metode Classless Addressing
Lebih terperinciMinggu 5 Network Layer
Minggu 5 Network Layer 1 Pendahuluan Fungsi utama dari layer network adalah pengalamatan dan routing Routing merupakan fungsi yang bertanggung jawab membawa data melewati sekumpulan jaringan dengan cara
Lebih terperinciTeknik Komputer dan Jaringan SMKN 2 Kota Bandung SMK-TI TRAINING AND CERTIFICATION. Modul 10 DESAIN LAN. Team Training SMK TI 78
SMK-TI TRAINING AND CERTIFICATION Modul 10 DESAIN LAN Team Training SMK TI 78 SMK-TI TRAINING AND CERTIFICATION Tujuan: Siswa dapat memahami metode perencanaan LAN. Siswa dapat membuat alokasi IP address
Lebih terperinciIP ADDRESSING & SUBNETTING. M. Teguh Kurniawan Fakultas Rekayasa Industri Universitas Telkom
IP ADDRESSING & SUBNETTING M. Teguh Kurniawan Fakultas Rekayasa Industri Universitas Telkom PENGALAMATAN IP Setiap perangkat memiliki 2 pengalamatan: MAC address phisik IP Address logika o IP address pengalamatan
Lebih terperinciPENGANTAR SUBNETTING
2 PENGANTAR SUBNETTING LABORATORIUM LANJUT SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS GUNADARMA PERTEMUAN II PENGANTAR SUBNETTING PART I I. Tujuan Praktikum : Memahami Konsep Dasar Subnetting Memahami
Lebih terperinciPendahuluan. 0Alamat IP berbasis kepada host dan network. 0Alamat IP berisi informasi tentang alamat network dan juga alamat host
Pendahuluan 0Alamat IP berbasis kepada host dan network 0Host: apa saja yang dapat menerima dan mengirim paket. Misal router, workstation 0 Host terhubung oleh satu (atau beberapa) network 0Alamat IP berisi
Lebih terperinciTUGAS MAKALAH SUBNETTING
TUGAS MAKALAH SUBNETTING Disusun Oleh : PUTRI HARFINDRANI 095623247 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DIII MANAJEMEN INFORMATIKA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2012 A. Pengertian Subnetting Subnetting
Lebih terperinciIP (INTERNET PROTOCOL) ADDRESSING
IP (INTERNET PROTOCOL) ADDRESSING DEFINISI IP (Internet Protocol) adalah alamat logika yang diberikan pada peralatan jaringan menggunakan protocol TCP/IP IP ADDRESING 1. Deretan bil. unik yg meng identifikasi
Lebih terperinciTCP dan Pengalamatan IP
TCP dan Pengalamatan IP Pengantar 1. Dasar TCP/IP TCP/IP (Transmision Control Protocol/Internet Protocol) adalah sekumpulan protokol komunikasi (protocol suite) yang sekarang ini secara luas digunakan
Lebih terperinciVLSM (Variable Length Subnet Mask) Joko Christian,S.Kom
VLSM (Variable Length Subnet Mask) Joko Christian,S.Kom Sejarah Subnetting tradisional memungkinkan pembuatan subnet hingga 1 tingkat, namun masih memiliki beberapa kekurangan, diantaranya : 1. Setiap
Lebih terperinciIX. Pembentukan Sub Jaringan (Subnetting)
IX. Pembentukan Sub Jaringan (Subnetting) Kenyataan menunjukkan bahwa pengembangan jaringan komputer cenderung membentuk gabungan dari beberapa topologi yang berbeda, contohnya : Gb.IX-1. : Gabungan Topologi
Lebih terperinciPERCOBAAN ROUTING INFORMATION PROTOCOL (RIP)
PERCOBAAN ROUTING INFORMATION PROTOCOL (RIP) 1. Tujuan Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu : 1. Mendesain sebuah topologi jaringan 2. Melakukan proses routing dengan protokol
Lebih terperinciBAB 3: IPV4 SUBNETTING & VLSM
BAB 3: IPV4 SUBNETTING & VLSM Reza Aditya Firdaus Cisco Certified Network Associate R&S Dasar Subnetting Fungsi dari subnetting adalah: Mengurangi trafik jaringan Performa jaringan teroptimasi Management
Lebih terperinciStudi Kasus Subnetting dan Routing Static
Studi Kasus Subnetting dan Routing Static Soal Suatu ketika anda di minta untuk membuat sebuah jaringan dengan topologi sebagai berikut : Jaringan diatas masih belum sempurna, sempurnakan dengan beberapa
Lebih terperinciLaporan Pratikum Instalasi Jaringan Komputer Installasi Perangkat Jaringan Lokal
Laporan Pratikum Instalasi Jaringan Komputer Installasi Perangkat Jaringan Lokal Nama : Ria Permata Sari NIM : 1107020 Prodi : Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknik Universitas Negeri
Lebih terperinciSISTEM PENGALAMATAN IP VERSI 4 (IPV4) IP ADDRESS V4
SISTEM PENGALAMATAN IP VERSI 4 (IPV4) IP ADDRESS V4 Budhi Irawan, S.Si, M.T SISTEM PENGALAMATAN Sistem pengalamatan yang terdapat pada jaringan komputer lokal ataupun jaringan internet terdiri dari 2 jenis
Lebih terperinciJARINGAN KOMPUTER S1SI AMIKOM YOGYAKARTA
Sudah Mengumpulkan Jurnal? http://goo.gl/hhsqum JARINGAN KOMPUTER S1SI AMIKOM YOGYAKARTA Group Jarkom SI Amikom https://www.facebook.com/groups/jarkom.amikom/ Pertemuan 8 Router Protocol Routing TCP/IP
Lebih terperinciMemahami IP Address 17 th of November 2001
Memahami IP Address 17 th of November 2001 Husni@Lunix96.Net IP atau Internet Protocol mendefinisikan bagaimana informasi dilewatkan antar sistem di Internet. IP Address atau Alamat IP adalah suatu deretan
Lebih terperinciMODUL 3 SUBNETTING DAN PENGATURAN IP PADA LINUX
MODUL 3 SUBNETTING DAN PENGATURAN IP PADA LINUX PENDAHULUAN Untuk berkomunikasi dengan host lain didalam suatu jaringan, sebuah host harus mempunyai IP (Internet Protocol) address. Pada praktikum ini,
Lebih terperinciApakah IP address? Notasi Dotted Decimal. IP Address. Struktur IP address Classful IP addresses
IP Address Struktur IP address Classful IP addresses 3. IP Address Batasan dan Masalah dg Classful IP Addresses Subneting CIDR IP version 6 Addressing Jaringan Komputer Teknik Komputer Susmini I. Lestariningati,
Lebih terperinciJARINGAN KOMPUTER SUBNETTING
JARINGAN KOMPUTER SUBNETTING ruliriki@gmail.com Why? Sebenarnya subnetting itu apa dan kenapa harus dilakukan? Pertanyaan ini bisa dijawab dengan analogi sebuah jalan. Jalan bernama Gatot Subroto terdiri
Lebih terperinciJARINGAN KOMPUTER MODUL 5
LAPORAN PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER MODUL 5 Disusun Oleh : Nama Kelas : Beny Susanto : TI B Nim : 2011081031 LABORATORIUM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS KUNINGAN 2013 MODUL 5 KONSEP IP dan
Lebih terperinciDASAR JARINGAN. TCP (Transmission Control Protocol) merupakan protokol (penterjemah) dalam
DASAR JARINGAN Jaringan komputer merupakan fungsi / proses pengiriman data antara satu komputer menuju komputer lainnya. dalam jaringan komputer kita sering mendengar istilah tentang TCP/IP. Lalu apakah
Lebih terperinciAKHMAD FAJRI YUDIHARTO( ) Tugas 3. Vlan Menggunakan 2 Switch
Tugas 3 Vlan Menggunakan 2 Switch Pada topologi di atas menggunakan 2 vlan, dimana vlan 10 pada jaringan 192.168.10.0/24 dan vlan 90 pada jaringan 192.168.90.0/24. Konfigurasi pada switch0 Switch>enable
Lebih terperincifile:///c /Documents%20and%20Settings/Administrator/My%20Documents/My%20Web%20Sites/mysite3/ebook/pc/konsep%20router.txt
Ref: uus-bte KONSEP ROUTERKONSEP ROUTER Oleh: yerianto@yahoo.com Mengapa perlu router Sebelum kita pelajari lebih jauh mengenai bagaimana mengkonfigurasi router cisco, kita perlu memahami lebih baik lagi
Lebih terperinciPRAKTIKUM KONEKSI JARINGAN MEDIA KABEL DAN WIFI LAPORAN. OLEH : SHOFIYATUN NAJAH NIM Offering E
PRAKTIKUM KONEKSI JARINGAN MEDIA KABEL DAN WIFI LAPORAN Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Praktikum Komunikasi Data dan Jaringan Komputer OLEH : SHOFIYATUN NAJAH NIM. 209533424878 Offering E UNIVERSITAS
Lebih terperinciPertemuan XII. Subnetting Cara Cepat I (IP Kelas C)
Pertemuan XII Subnetting Cara Cepat I (IP Kelas C) Subnetting #1 IPv4 hanya terdiri atas 32 bit sehingga pengalamatannya sangat terbatas, dengan makin bertambahnya jumlah pengguna jaringan dibuatlah suatu
Lebih terperinciPengalamatan IP. Urutan bit Desimal
Pengalamatan IP IP adalah protokol TCP/IP yang paling sesuai dengan layer 3 dalam model networking OSI. IP menetapkan pengalamatan, seperti juga routing. Seperti layanan pos, IP menetapkan alamat sehingga
Lebih terperinciIP ADDRESS : Jenis-jenis IP Address terdiri dari :
IP ADDRESS : Pemanfaatan teknologi jaringan komputer sebagai media komunikasi data hingga saat ini semakin meningkat. Kebutuhan atas penggunaan bersama resources yang ada dalam jaringan baik software maupun
Lebih terperinciPERANCANGAN JARINGAN KOMPUTER DI PT. DIRGANTARA INDONESIA DENGAN TEKNIK VARIABLE LENGTH SUBNET MASK (VLSM) DAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN)
PERANCANGAN JARINGAN KOMPUTER DI PT. DIRGANTARA INDONESIA DENGAN TEKNIK VARIABLE LENGTH SUBNET MASK (VLSM) DAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) Enda Wista Sinuraya *), and Justina Keriahen Sembiring *)
Lebih terperinciIP dan Netmask. Mohamad Irsan. Electronic Engineering Polytechnic Institut of Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo 60111
IP dan Netmask Mohamad Irsan Skema IP Addressing IP Address terdiri 32 bits. Terbagi menjadi dua bagian Bagian networkid dan Bagian HostID, hal ini tergantung dari subnetmask (akan dibicarakan lebih lanjut).
Lebih terperinciSUBNET & KONSEP ROUTING
5 SUBNET & KONSEP ROUTING Kopetensi Dasar: Mampu melakukan konfigurasi IP Address dikomputer jaringan, memahami konsep alokasi IP Public dengan metode Classless Addressing (CIDR), memahami konsep subnetting,
Lebih terperinciJaringan Komputer. IP Addressing (IPV4 dan IPV6) Adhitya Nugraha.
Jaringan Komputer IP Addressing (IPV4 dan IPV6) Adhitya Nugraha adhitya@dsn.dinus.ac.id Fasilkom 1/20/2015 Objectives Memahami struktur IP address dan mampu melakukan konversi angka biner 8-bit dan angka
Lebih terperinciUniversitas Indraprasta PGRI / Teknik Informatika. CONTOH 1 : IP Address : Kelas C IP Address : Subnet Mask :
CONTOH 1 : IP Address : Kelas C IP Address : 222.124.14.0 Subnet Mask : 255.255.255.0 1 IP Address & Subnet Mask ditulis dalam bentuk angka biner : Cara membuat Subnet-Subnet baru dari IP Address yang
Lebih terperinciJARINGAN KOMPUTER. IP Address
JARINGAN KOMPUTER IP v4 ADDRESS ruliriki@gmail.com IP Address Merupakan bagian dari TCP/IP untuk pengalamatan Data Sebagai pengenal alamat tiap komputer. (Logical address) Unik/unique Not for host only
Lebih terperinciJaringan Komputer: Ch. 3 Network Protocols and Communications
1 Ch. 3 Network Protocols and Communications Jaringan Komputer: IPv4 Addresses and IP Address v4.0 The Subnet Mask 2 Hardware Addressing. Hardware addressing (pengalamatan perangkat keras) digunakan untuk
Lebih terperinciJARINGAN KOMPUTER SUBNETTING. Zaid Romegar Mair, S.T., M.Cs
JARINGAN KOMPUTER SUBNETTING Pertemuan 05-0606 Zaid Romegar Mair, S.T., M.Cs PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA Jl. Kolonel Wahid Udin Lk. I Kel. Kayuara, Sekayu 30711 web:www.polsky.ac.id mail: polsky@polsky.ac.id
Lebih terperinciPercobaan VLAN. Konfigurasi VLAN
Percobaan VLAN Digunakan 2 switch pada jaringan VLAN. Untuk jaringan 192.168.10.0/24 menggunakan VLAN10 dan 192.168.30.0/24 menggunakan VLAN30. Konfigurasi VLAN Buat VLAN baru, VLAN 10 dan VLAN 30. Lakukan
Lebih terperinciIP Address & Subnetting
IP Address dan Subnetting 1 IP Address & Subnetting Agar unik setiap computer yang terkoneksi ke Internet diberi alamat yang berbeda. Alamat ini supaya seragam seluruh dunia maka pemberian alamat IP address
Lebih terperinciTCP/IP Transmission Control Protocol/ Internet Protocol
TCP/IP Transmission Control Protocol/ Internet Protocol Protokol untuk komunikasi dalam jaringan komputer yang mendukung platform open source dan closed source. Bisa digunakan mulai tingkat LAN dengan
Lebih terperinciIP Address dan Pengkabelan (2) Oleh : Tim Jarkom
IP Address dan Pengkabelan (2) Oleh : Tim Jarkom I. Tujuan Praktikum 1. Mampu melakukan konfigurasi IP Address di komputer jaringan. 2. Memahami konsep alokasi IP Public dengan metode Classless Addressing
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM IP
PEND. TEKNIK INFORMATIKA KELAS E1 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012 LAPORAN PRAKTIKUM IP ADDRESS DAN PENGKABELAN Laporan ini guna memenuhi tugas mata kuliah Praktik Jaringan Komputer Disusun Oleh : Laporan
Lebih terperinci1. Mengetahui node IP Address versi 4
1. Mengetahui node IP Address versi 4 2. Menghitung konversi bentuk biner-desimal dan sebaliknya 3. Mengetahui IP address berdasarkan prefix-length atau subnet mask Internet Protocol (IP) addresss adalah
Lebih terperinciTugas Jaringan Komputer
Tugas Jaringan Komputer Soal 1. Jelaskan perbedaan antara model jaringan OSI dan TCP/IP 2. Jelaskan fungsi tiap layer pada model TCP/IP! 3. Apa yang dimaksud Protocol? 4. Jelaskan tentang konsep class
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI KALKULATOR SUBNETTING BERBASIS WEB
Jurnal Teknik Komputer Unikom Komputika Volume 2, o.1-2013 PERACAGA DA IMPLEMETASI KALKULATOR SUBETTIG BERBASIS WEB Susmini Indriani Lestariningati Jurusan Teknik Komputer, Universitas Komputer Indonesia
Lebih terperinciIP Address, CIDR dan VLSM Oleh : Tim Jarkom
IP Address, CIDR dan VLSM Oleh : Tim Jarkom I. Tujuan Praktikum 1. Mampu melakukan konfigurasi IP Address di komputer jaringan. 2. Memahami konsep teknik subnetting menggunakan metode VLSM. 3. Memahami
Lebih terperinciIP ADDRESS DAN SUBNETTING
IP ADDRESS DAN SUBNETTING IP ADDRESS dan SUBNETTING IP ADDRESS IP address atau alamat IP ibarat sebuah tanda pengenal bagi pc yang sedang berhubungan dengan jaringan yang menggunakan protocol TCP/IP.
Lebih terperinci32 bit dibagi menjadi 4 bagian setiap bagian terdiri dari 8 bit. Untuk kemudahan dikonversi menjadi desimal.
IP dan Netmask Electronic Engineering Polytechnic Institut of Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111 Skema IP Addressing IP Address terdiri 32 bits. Terbagi menjadi dua bagian Bagian networkid
Lebih terperinciIP ADDRESS dan SUBNETTING
IP ADDRESS dan SUBNETTING IP ADDRESS IP address atau alamat IP ibarat sebuah tanda pengenal bagi pc yang sedang berhubungan dengan jaringan yang menggunakan protocol TCP/IP. IP address terdiri dari 32
Lebih terperinci- FREE EDITION - BUKU JAGO SUBNETTING MOHAMMAD AFDHAL JAUHARI
BUKU JAGO SUBNETTING MOHAMMAD AFDHAL JAUHARI BUKU JAGO SUBNETTING MOHAMMAD AFDHAL JAUHARI BUKU JAGO SUBNETTING Oleh: Mohammad Afdhal Jauhari Tebal Software : 177 halaman : Adobe InDesign CS6 Disusun di
Lebih terperinciMuhammad Zen S. Hadi, ST. MSc.
Subnetting 1 Muhammad Zen S. Hadi, ST. MSc. IP Class 2 IP Address Range 3 Private IP Addresses 4 IP Address Classes 5 Subnetting 6 Pembagian jaringan besar ke dalam jaringan yang kecil- kecilinilahil yang
Lebih terperinci