9/6/2014. Tujuan Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan 3. Sesi 8. Referensi

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "9/6/2014. Tujuan Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan 3. Sesi 8. Referensi"

Lanny Irawan
7 tahun lalu
Tontonan:

1 Sesi 8 Pengalamatan IP Danny Kriestanto 2 Tujuan Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan 1 Sub Pokok Bahasan 2 Sub Pokok Bahasan 3 Referensi Kode MK : MI Revisi Terakhir : 3 Memperkenalkan klasifikasi IP berdasarkan kelas Memperkenalkan dan melatih mahasiswa untuk melakukan classful subnetting Memperkenalkan dan melatih mahasiswa untuk melakukan classless subnetting. 4 IP Kelas A, B, C, D, dan E Classsful subnetting Classless Subnetting 5 IP adalah protokol TCP/IP yang paling sesuai dengan layer 3 dalam model networking OSI. IP menetapkan pengalamatan, seperti juga routing. Seperti layanan pos, IP menetapkan alamat sehingga alamat tersebut memiliki struktur, memungkinkan routing yang mudah networking yang serupa dengan penyortiran surat. Setiap workstation harus memiliki alamat IP yang unik agar terhindar dari kebingungan saat mencoba mengirimkan data ke alamat tersebut. IP menetapkan detail pengalamatan IP untuk memfasilitas pengiriman paket IP yang mudah dan efisien. 6 Setiap antar muka jaringan pada komputer membutuhkan IP address. Sebuah piranti yang memiliki sebuah alamat IP dapat mengirim dan menerima paket IP dan dianggap sebagai TCP/IP host atau biasanya disingkat sebagai host. 1

2 7 IP address versi 4 terdiri dari bilangan biner 32 bit. Format alamat IP sering disebut format canonical, kadang-kadang disebut juga format dotted docimal (bilangan desimal bertitik). Setiap kelompok bilangan desimal dalam alamat IP disebut octet. Istilah octet hanyalah istilah lain untuk byte. Jadi setiap octet mewakili 8 bit alamat IP, dengan 4 octet yang dipisah dengan titik. 8 Hal yang harus diperhatikan adalah konversi bilangan desimal ke biner dan sebaliknya. Bilangan biner hanya menggunakan bilangan 1 dan 0, dan urutannya dari LSB (Least Significant Bit) dari kanan ke kiri berupa pemangkatan Urutan bit Desimal Untuk memudahkan proses konversi, urutan yang perlu diingat adalah urutan konversi ke bilangan desimal. Perhatikan contoh berikut. Octet Bobot Total = Ada dua cara pembagian, yaitu: Classful addressing, yakni dibagi menjadi 5 kelas yaitu: Kelas A, B,C, D, dan kelas E. Classless addressing 11 Format : 0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh Bit pertama : 0 Panjang Net ID : 8 bit Panjang Host ID : 24 bit Byte Pertama : = = 127 Jumlah Kelas : 128 (2 7 ) (0 dan 127 dicadangkan) Range IP : 1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx ( s/d ) ( s/d ) Jumlah Host : (2 24-2) IP pada setiap kelas A Deskripsi : Diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang besar 12 Ciri-ciri: Bit pertama = 0 Standar : 8 bit network dan 24 bit host Ada 128 (2 7 ) IP kelas A (dikurangi 2 untuk network dan broadcast) Kelas A dapat menampung lebih dari 16 juta host ( ) 2

3 nnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh hhhhhhhh Bit-bit Network Bit-bit Host Contoh: Format : 10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh Bit pertama : 10 Panjang Net ID : 16 bit Panjang Host ID : 16 bit Byte Pertama : = = 191 Jumlah Kelas : (2 14 ) Range IP : xxx.xxx sampai xxx.xxx ( s/d ) ( s/d ) Jumlah Host : (2 16-2) alamat IP pada setiap kelas B Deskripsi : dialokasikan untuk jaringan besar dan sedang 15 Ciri-ciri: 2 bit pertama = 10 Standar : 16 bit network dan 16 bit host Ada 2 14 IP kelas B (64 128; 64 adalah range dari 128 hingga 191) Satu kelas B dapat menampung 65 ribu host ( ) nnnnnn nnnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh Contoh: Bit-bit Network Bit-bit Host Format : 110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh Bit pertama : 100 Panjang Net ID : 24 bit Panjang Host ID : 8 bit Byte Pertama : = = 223 Jumlah kelas : (2 21 ) Range IP : xxx sampai xxx ( s/d ) ( s/d ) Jumlah host : 254 (2 8-2) alamat IP untuk setiap kelas C Deskripsi : digunakan untuk jaringan berukuran kecil 18 Ciri-ciri: Tiga bit pertama : 110 Standar : 24 bit network dan 8 bit host Ada (2 21 ) IP kelas C (32 adalah range IP dari 192 hingga 223) Satu kelas C dapat menampung hingga 254 host 3

4 nnnnn nnnnnnnn nnnnnnnn hhhhhhhh Contoh: Bit-bit Network Bit-bit Host 4 bit pertamanya adalah Format : 1110mmmm.mmmmmmmm.mmmmmmmm.mmmmmmmm Bit Pertama : Bit Multicast : 28 bit Byte Inisial : Deskripsi : Kelas D digunakan untuk keperluan IP multicast (RFC 1112) bit pertamanya adalah Format : 1111rrrr. rrrrrrrr. rrrrrrrr. rrrrrrrr Bit Pertama : 1111 Bit Cadangan : 28 bit Byte Inisial2 : Deskripsi : Kelas E adalah dicadangkan untuk keperluan eksperimental (research) 23 Ada beberapa aturan dalam menentukan network ID dan host ID yang akan digunakan: Network ID tidak dapat digunakan karena secara default digunakan untuk keperluan loopback, yaitu menunjuk dirinya sendiri. Host ID tidak boleh semua bit-nya di-set 1 karena diartikan sebagai alamat broadcast. Network ID dan host ID tidak boleh semuanya 0 ( ) karena IP dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat network, yang bertugas untuk menunjuk alamat sebuah jaringan bukan host. Host ID dalam sebuah jaringan harus unik. 24 Ada pembagian IP berdasarkan RFC 1519, dimana dunia dibagi atas empat zona dengan alokasi IP sebagai berikut: Alamat hingga untuk Eropa. Alamat hingga untuk Amerika Utara. Alamat hingga untuk Amerika Tengah dan Selatan. Alamat hingga untuk Asia Pasifik. 4

5 25 Yaitu bagian host dari alamat internet dibagi-bagi menjadi sebuah angka subnet dan sebuah angka host untuk mengakomodasikan level pengalamatan yang baru. Efek dari subnet mask adalah menghapus bagian bidang host yang menunjuk pada host aktual pada subnet. 26 Default Mask kelas A Default Mask kelas B Default Mask kelas C Tampilan Biner Desimal bertitik Pengalamatan dengan menggunakan sistem kelas itu lebih dikenal sebagai classfull addressing. Ini dapat dilihat dari byte pertama dan subnet masknya. Contohnya, jika terdapat IP dengan alamat dengan netmask , maka alamat IP termasuk dalam pengalamatan classfull kelas B. Akan tetapi jika diketahui alamat IP dengan netmask , maka pengalamatan ini disebut juga dengan classless addressing, oleh karena IP dari alamat tersebut berada di kelas B, sedangkan netmask-nya berada di kelas C. 28 Ada cara lain untuk merepresentasikan banyaknya bit yang digunakan sebagai alamat jaringan dalam bentuk desimal atau juga disebut sebagai panjang prefix (prefix length). Metode ini disebut juga dengan metode Classless Inter-Domain Routing (CIDR). 29 Kelas Subnet mask Panjang prefix Kelas A /8 Kelas B /16 Kelas C /24 30 Dari suatu range alamat IP dengan subnet mask tertentu, seperti contohnya: dengan subnet mask , terdapat tiga macam IP, yaitu: 1. Alamat IP Jaringan, merupakan alamat IP paling pertama dari sebuah range. Cara untuk menemukan alamat IP jaringan adalah dengan melakukan operasi AND untuk setiap bit pada salah satu alamat IP dengan subnet mask-nya. 5

6 31 Tampilan Biner Desimal Bertitik Contoh Alamat IP Subnet Mask Bitwise AND dari alamat IP dan mask 2. Alamat IP broadcast, yang merupakan alamat IP terakhir dari suatu range IP. IP broadcast merupakan nilai maksimum dari alamat IP host yang diperuntukan bagi jaringan. Dalam kasus IP di atas IP broadcast-nya adalah Alamat IP host, adalah range alamat IP dikurangi dengan alamat IP jaringan (network address) dan alamat IP broadcast (broadcast address). Dengan demikian, pada kasus di atas, alamat IP yang tersedia untuk host adalah Satu alamat IP terdiri atas 2 bagian, yaitu: ID jaringan ID host. ID jaringan digunakan untuk mengidentifikasikan jaringan yang akan digunakan (baik yang bersifat kelas maupun subnet). ID host merupakan ID yang digunakan dalam menentukan nomor host yang ada pada jaringan tersebut. 34 IP yang digunakan saat ini adalah IPv4. Karena meledaknya kebutuhan hosting dan berbagai sarana lain di Internet, kebutuhan IP melonjak naik. Hal ini menyebabkan semakin sedikitnya alamat IP yang tersedia. Selain itu, sering terjadinya packet sniffing (penyadapan data), maraknya IP spoofing (pemalsuan IP), dan pembajakan koneksi menjadi masalah utama IPv4. Begitu mendesaknya kebutuhan ini, mendorong para peneliti untuk mengembangkan pengalamatan IP dengan format yang dapat menampung lebih banyak IP. Dengan demikian lahirlah Internet Protocol version 6 atau yang lebih dikenal dengan nama IPv6. 35 Alamat IP versi 6 adalah sebuah jenis pengalamatan yang digunakan dalam protokol TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 6. Panjang totalnya 128 bit, yang secara teoritis dapat mengalamati hingga = 3,4 x host komputer di seluruh dunia. Salah satu contoh alamat IPv6: 21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C 5A. 36 IPv6 berbeda dengan IPv4 yang hanya memiliki panjang 32 bit yang jumlah totalnya mencapai 4 miliar alamat namun pada kenyataannya tidak sampai 4 miliar alamat karena adanya pembatasan sehingga pada penerapannya hanya mencapai beberapa ratus juta alamat saja. 6

layanan, khususnya untuk data real-time Membantu multicasting dengan mengijinkan scope untuk dispesifikasikan Memungkinkan host untuk

7 37 38 Dapat mendukung miliaran host, walaupun dengan penggunaan yang tidak efisien sekalipun Mengurangi ukuran table routing. Menyederhanakan protokol, sehingga memungkikan router memproses paket lebih cepat Menyediakan keamanan yang lebih baik Lebih memperhatikan jenis layanan, khususnya untuk data real-time Membantu multicasting dengan mengijinkan scope untuk dispesifikasikan Memungkinkan host untuk berpindah-pindah tanpa harus mengubah alamatnya Mengijinkan protokol untuk dikembangkan di masa yang akan datang Mengijinkan protokol lama dan protokol baru untuk berdampingan

dokumen-dokumen yang mirip

Pengalamatan IP. Urutan bit Desimal

Pengalamatan IP. Urutan bit Desimal Pengalamatan IP IP adalah protokol TCP/IP yang paling sesuai dengan layer 3 dalam model networking OSI. IP menetapkan pengalamatan, seperti juga routing. Seperti layanan pos, IP menetapkan alamat sehingga