DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i. DAFTAR TABEL... iii. DAFTAR GAMBAR... iv. DAFTAR SINGKATAN... vi. ABSTRAK... viii. ABSTRACT... ix BAB I...
|
|
- Yanti Kartawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR SINGKATAN... vi ABSTRAK... viii ABSTRACT... ix BAB I Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Sistematika Penelitian... 8 BAB II Kajian Pustaka Kerangka Konseptual Operational Function... 21
2 2.2.2 Pekerja Anak BAB III Jenis Penelitian Sumber Data Unit Analisis Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Data Teknik Penyajian Data BAB IV Gambaran Umum Kondisi Pekerja Anak di Industri India ILO-IPEC di India ILO-IPEC Melalui INDUS Project di India Upaya ILO-IPEC Melalui INDUS Project Dalam Menanggulangi Pekerja Anak di India Upaya ILO-IPEC Melalui Technical Cooperation Upaya ILO-IPEC Melalui Research and Information Upaya ILO-IPEC Melalui Education and Training Analisis Upaya ILO-IPEC Melalui INDUS Project Dalam Menanggulangi Pekerja Anak di Sektor Industri di India Sebaga Bentuk dari Technical Assistance BAB V... 70
3 5.1 Kesimpulan Saran DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Jumlah Pekerja Anak... 10
4 Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi di India Tabel 1.3 Core ILO Coventions Not Ratified by India DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 GambarPekerja anak di industri dibedakan dari perempuan dan lakilaki... 32
5 Gambar 1.2 Gambar Pekerja Anak di sektor industri (1) Gambar 1.3 Gambar Pekerja Anak di sektor industri (2) Gambar 1.4 Gambar Kondisi Pekerja Anak di Industri Gambar 1.5 Distrik yang masuk dalam INDUS Project di India DAFTAR SINGKATAN ABSBP : Andhra Pradesh State Based Project
6 CEASE DWCP EFI ERC FICCI PDB IGO ILO IPEC KLM LSM MoU NGO NLCP NSC PBB SMC SSA VEC : Consortium of Employers Associations for Eliminating of Child Labour : Decent Work Country Programme : Federation Employers of India : Education Resource Centre : Federation Indian Chamber of Commerce and Industry : Pendapatan Domestik Bruto : Inter-Governmental Organization : International Labour Organization : International Programme of Eliminating Child Labour : Kelompok Layak Swadaya : Lembaga Swadaya Masyarakat : A Memorandum of Understanding : Non-Governmental Organization : National Labour Child Project : National Steering Comittee : Perserikatan Bangsa-Bangsa : School of Management Counting : Sarva Shisksha Abhiyan : Village Economic Comittee
7 ABSTRAK Pelanggaran HAM akan semakin bertambah dengan adanya pengeksploitasian dan keberadaan pekerja anak. India merupakan salah satu negara yang masih harus menghadapi keberadaan pekerja anak yang cukup tinggi khususnya dalam bidang industri. ILO sebagai organisasi internasional yang menangani masalah perburuhan turut memiliki program tersendiri dalam menanggulangi pekerja anak
8 yakni IPEC. Melalui IPEC, ILO membentuk program INDUS Project yang merupakan program awal guna membantu Pemerintah India menanggulangi pekerja anak di sektor industri di India. Penelitian ini membahas upaya ILO-IPEC melalui INDUS Project dalam menanggulangi pekerja anak di India. ILO sebagai organisasi internasional memiliki upaya-upayanya seperti melalui kerjasama teknis, penelitian dan informasi serta pendidikan dan pelatihan dengan lokus waktu dari tahun 2003 sampai dengan 2007 yang merupakan rentan waktu dilaksanakannya program ILO-IPEC di India. Kata Kunci: ILO-IPEC,INDUS Project, Pekerja Anak di industri, India. ABSTRACT Human rights violations will be increased with the exploitation and the existence of child labor. India is one country that still have to face the existence of child labor that is quite high, especially in industry. ILO as an international organization dealing with labor issues participate in helping the government to tackle child labor in India which IPEC. Through IPEC, ILO developed a program
9 INDUS Project which is an initial program to assist the Government of India to tackle child labor in the industrial sector in India. This study discusses the efforts of ILO-IPEC through INDUS Project to tackle child labor in India. ILO as an international organization has as its efforts through technical cooperation, research and information and education and training with the locus of time from 2003 to 2007 that are period time of execution of ILO-IPEC program in India. Keywords: ILO-IPEC, INDUS Project, Child Labour in industry, India.
10 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Kasus eksploitasi pekerja anak belakangan ini mulai banyak terjadi di beberapa negara. Berdasarkan laporan penelitian dari International Labour Organization (ILO) dan didukung dari laporan penelitian SIMPOC tahun 2000, menyatakan bahwa terdapat 246 juta pekerja anak yang tersebar diseluruh dunia. Dari jumlah tersebut, 33,8% terdapar di Asia and The Pacific, 9,6% di Latin America and The Caribbean dan 28,7% Sub Saharan Africa. Pernyataan itu menjelaskan bahwa jumlah pekerja anak terbanyak berada di kawasan Asia Pasifik dengan jumlah pekerja anak mencapai 122,3 juta anak-anak yang tersebar diseluruh wilayah Asia dan Pasifik(ILO, n.d.). Nama Negara India China Indonesia Jumlah Pekerja Anak anak anak anak Tabel 1.1Sumber: ILO.1997 Ketiga negara yang terdapat di dalam tabel merupakan negara-negara yang berada di kawasan Asia Pasifik dengan jumlah pekerja anak terbanyak. Apabila dilihat lebih lanjut, India memiliki jumlah pekerja anak terbanyak dibandingkan negara lainnya seperti Indonesia dan China. India dikenal sebagai salah satu
11 negara yang paling banyak memperkerjakan anak dibawah umur 14 tahun yang terjadi hampir diseluruh wilayah miskin di India. Pemerintah India menyatakan 14 juta anak berumur 5-14 tahun diperkirakan melakukan pekerjaan rumah tangga dan pekerjaan buruh seperti buruh petani, industri, tambang batu bara dan masih banyak lagi. Dari sekian banyak jenis pekerjaan yang dilakukan anakanak,industri memiliki jumlah pekerja anak mencapai 30 persen (Ulum, 2013). Kemiskinan merupakan salah satu permasalahan yang cukup sulit bagi India. Berdasarkan hasil survey dari pemerintah India sendiri, menyatakan bahwa sepertiga (32%) dari seluruh penduduk yang berada di India masuk dalam kategori penduduk miskin. Berdasarkan latar belakang penduduk miskin tersebut, menyebabkan banyak keluarga yang mengikutsertakan anak mereka untuk ikut bekerja. Keputusan para orang tua mengikutsertakan anak mereka bekerja juga membuat beberapa anak di India tidak mendapatkan pendidikan dengan baik (Davinof, 2011). Banyaknya jumlah pekerja anak yang berada di seluruh wilayah India terjadi semenjak keberadaan industri mulai masuk dan dianggap membantu perekonomian India. Terjadinya kelonggaran terhadap kebijakan industri dan usaha pada tahun 1984, dianggap mampu mengangkat perekonomian India (Tegela, 2011).
12 Tahun Pertumbuhan Ekonomi(%) , , , , , , , , ,9 Sumber: Economywatch.com Masuknya industri ke India tidak secara langsung membantu perekonomian India. Selama beberapa tahun terjadi pasang surut dalam perekonomiannya. Hal tersebut dikarenakan hingga pada tahun 90 an, pemerintah India masih campur tangan, pengaruh inflasi dan kenaikan harga barang. Namun akhirnya India mulai melakukan reformasi di berbagai bidang baik ekonomi maupun non ekonomi sehingga hasil industri mulai kembali membantu pertumbuhan ekonomi sejak tahun 2002 (Darman, 2010). Pertumbuhan ekonomi di India tersebut disertai oleh pertumbuhan sektoral seperti industri yang relatif tinggi dan sektor pertanian yang relatif rendah sebesar 1,7% (Bappenas, 2008). Sebelumnya, hampir 73% penduduk India hidup di pertanian, namun kehidupan penduduk India tersebut mulai tergeser ketika Pemerintah India menyatakan bahwa keberadaan proyek-proyek industri besar lebih penting keberadaannya dibandingkan lahan pertanian milik penduduk demi menuju negara dengan perekonomian terbesar ketiga di Asia (RadioAustralia, 2012). Keberadaan sektor-sektor industri yang baru berkembang di India membutuhkan banyak tenaga kerja. Selain membutuhkan tenaga kerja, sektor
13 industri menginginkan tenaga yang mampu dibayar dengan upah yang rendah. Adanya perlakuan memperkerjakan anak dibawah umur diperkirakan lebih menguntungkan dibanding memperkerjakan orang dewasa bagi sektor industri. Alasan dipilihnya anak-anak dibandingkan orang dewasa karena tenaga mereka dianggap murah dan tangan mereka dianggap lebih mampu bergerak lebih cepat sehingga dapat menguntungkan bisnis mereka. Pekerja anak dapat diberikan upah yang lebih rendah dari biasanya atau lebih rendah dari orang dewasa. Memasuki tahun 2003, diperkirakan rata-rata anak-anak dapat dibayar dari Indian Rupee atau sekitar Rp Rp /bulan untuk jenis pekerjaan yang cukup menguras tenaga anak kecil dan jam kerja yang melebihi 8 jam. Mempekerjakan anak dibawah umur dianggap lebih mudah dikontrol dibandingkan orang dewasa. Pada saat bekerja, anak-anak tidak akan berani melakukan perlawanan maupun mengeluh atas pekerjaan yang mereka terima. Maka dari itu, banyak perusahaan industri yang menggunakan tenaga kerja anak-anak untuk bekerja di perusahaan mereka. (Pravinska, 2013). Dalam menangani permasalahan pekerja anak yang mulai meningkat, pemerintah India mulai mengambil sikap. Konstitusi India menyatakan bahwa akan memberikan jaminan pendidikan gratis dan wajib belajar untuk anak-anak dari umur 5-14 tahun bagi keluarga kurang mampu. Tidak hanya sampai disitu, terdapat pula kebijakan yang menyatakan untuk melarang memperkerjakan anakanak dibawah usia 14 tahun (Danita, 2013). Meskipun Konstitusi India sudah mengeluarkan suatu kebijakan, namun pekerja anak masih saja nampak disetiap sektor perekonomian di India yang sebagian dari pekerjaan tersebut akan membahayakan kesehatan mereka.
14 Berkaitan dengan permasalahan tersebut, kini International Labour Organization (ILO) yang merupakan badan organisasi yang bernaung di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam mengatasi tenaga kerja di dunia, memberikan bantuan terhadap Pemerintah India untuk menanggulangi permasalahan pekerja anak di India. Untuk menangani permasalahan pekerja anak di India kearah yang lebih baik, ILO membentuk program yang kelak diharapkan dapat membantu permasalahan pekerja anak di India melalui International Programme on the Eliminating of Child Labour (IPEC). IPEC merancang program subregional untuk menanggulangi peperja anak di bidang industri yakni INDUS Project. INDUS Project merupakan program pertama yang dilaksanakan di India oleh ILO-IPEC. Melalui program ini, anak-anak yang menjadi pekerja di bidang industri di India akan ditarik oleh pemerintah dan diikutsertakan dalam program pendidikan (IPEC, 2002). Dalam implementasinya, ILO-IPEC melalui INDUS Project turut bekerjasama dengan beberapa aktor, baik dari Pemerintah India maupun dari NGO lokal dan internasional. Keterlibatan beberapa pihak dalam upaya menanggulangi pekerja anak di India, telah mampu mengidentifikasi hampir anak-anak dan orang tua. Banyaknya jumlah pekerja anak yang mampu mengidentifikasi cukup signifikan dikarenakan batas waktu yang cukup singkat. Berdasarkan permasalahan tersebut, menimbulkan ketertarikan bagi penulis untuk meneliti lebih lanjut mengenai upaya ILO-IPEC melalui INDUS Project dalam menanggulangi pekerja anak di India. 1.2 Rumusan Masalah
15 Berdasarkan latar belakang yang sudah tertulis diatas, maka telah menghasilkan suatu permasalahan yang penulis ingin teliti lebih lanjut lagi. Maka dari itu, rumusan masalah yang didapat adalah : Apa upaya-upaya International Labour Organization (ILO)-IPEC melalui INDUS Project dalam menanggulangi pekerja anak di sektor industri di India? 1.3 Batasan Masalah Dalam penelitian ini lebih memfokuskan bagaimana kondisi para pekerja anak yang berada di India khususnya dalam bidang industri. Ruang lingkup yang penulis ambil adalah pada tahun Alasan penulis mengambil batasan waktu tersebut dikarenakan bahwa pada rentang waktu tersebut INDUSproject dilaksanakan oleh ILO-IPEC sebagai upaya membantu pemerintah India menaggulangi permasalahan pekerja anak dalam bidang industri. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk dapat menggambarkan upaya dari ILO-IPEC dalam menanggulangi pekerja anak dalam bidang industri di India melalui INDUS Project pada periode waktu dari tahun Manfaat Penelitian Penelitian ini pun diharapkan dapat memberikan suatu manfaat, baik itu secara akademis maupun praktis, yakni: 1. Secara Akademis
16 Penelitian ini diharapkan akan berguna atau dapat memperkaya khasanah keilmuan mengenai upaya-upaya organisasi internasional dalam membantu sebuah negara untuk menanggulangi permasalahan pekerja anak, khususnya bagi mahasiswa Hubungan Internasional yang akan mengambil permasalahan yang sama dengan penelitian ini untuk dijadikan sebagai bahan penelitian. 2. Secara Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih banyak mengenai isu pekerja anak bagi masyarakat umum, LSM, pemerintah serta adanya dukungan dari organisasi internasional untuk membantu pemerintah dalam mengatasi permasalahan tersebut. 1.6 Sistematika Penulisan Di dalam penelitian ini, penulisan menjabarkan penelitian ke dalam lima bab. Adapun sistematika penulisan yakni: Bab I : Pada bab ini akan menjabarkan mengenai latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan juga sistematika penulisan. Bab II : Pada bab ini akan menjabarkan mengenai kajian pustaka dan juga mengenai kerangka konseptual.
17 Bab III : Pada bab ini akan menjabarkan mengenai jenis penelitian, sumber data, unit analisis, tehnik pengumpulan data, tehnik analisis data, dan tehnik penyajian data. Bab IV : Pada bab ini akan membagi pembahasan menjadi dua bagian. Pertama di bab ini akan membahas gambaran umum gambaranumum pekerjaanak dalam bidang industri di India, ILO- IPEC di India, program INDUS Project yang dilakukan ILO dalam membantu menanggulangi permasalahan pekerja anak di India, serta upaya-upaya ILO dalam pelaksanaan INDUS project di India Bab V : Pada bab ini akan menarik kesimpulan dari penelitian yang diperoleh melalui fakta dan data yang telah dipaparkan sebelumnya. Pada bab ini juga akan memaparkan sedikit saran terkait dengan penelitian tersebut
Upaya International Labour Organization (ILO)-IPEC Melalui INDUS Project Dalam Menanggulangi Pekerja Anak di Sektor Industri di India Tahun
Upaya International Labour Organization (ILO)-IPEC Melalui INDUS Project Dalam Menanggulangi Pekerja Anak di Sektor Industri di India Tahun 2003-2007 Sagung Dwiyutiari.K., Ni Wayan Rainy Priadarsini, A.A.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian publik pada pertengahan tahun Pada saat itu salah satu stasiun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pekerja anak di perkebunan kakao Afrika Barat mulai menarik perhatian publik pada pertengahan tahun 2000. Pada saat itu salah satu stasiun televisi Inggris
Lebih terperinciRESUME. Situasi anak secara umum di India menunjukkan banyak. ketidakadilan yang serius yang dialami oleh anak-anak
RESUME Situasi anak secara umum di India menunjukkan banyak ketidakadilan yang serius yang dialami oleh anak-anak seperti tingginya angka kematian anak, perawatan kesehatan yang buruk,terbatasnya kesempatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hutan di Indonesia menjadi potensi besar sebagai paru-paru dunia,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan di Indonesia menjadi potensi besar sebagai paru-paru dunia, berdasarkan data Food and Agriculture Organization (2015) luas wilayah hutan tropis terbesar ketiga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di dunia. Masalah kemiskinan telah menyebabkan masalah lain muncul, salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah yang banyak dialami oleh negara-negara di dunia. Masalah kemiskinan telah menyebabkan masalah lain muncul, salah satunya adalah masalah
Lebih terperinciSINGKATAN DAN ISTILAH...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GRAFIK... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR SINGKATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber. energi yang dominan dalam permintaan energi dunia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber energi yang dominan dalam permintaan energi dunia. Dibandingkan dengan kondisi permintaan energi beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perdagangan Manusia untuk tenaga kerja (Trafficking in persons for labor) merupakan masalah yang sangat besar. Data Perdagangan Manusia di Indonesia sejak 1993-2003
Lebih terperinciBAB IV UPAYA DAN HAMBATAN ILO DALAM MENANGGULANGI KASUS PEKERJA ANAK DI THAILAND
BAB IV UPAYA DAN HAMBATAN ILO DALAM MENANGGULANGI KASUS PEKERJA ANAK DI THAILAND Pada bab IV ini penulis akan membahas mengenai penyebab ketidakefektifan upaya ILO dalam menangani kasus pekerja anak di
Lebih terperinciMasih sedikit penelitian yang menelaah kaitan antara penyandang
Organisasi Perburuhan Internasional Proyek EAst-Penciptaan Lapangan Kerja untuk Kaum Muda melalui Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan Organisasi Perburuhan Internasional Jakarta LEMBAR FAKTA - Juli 2011
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hal ini menarik perhatian masyarakat Indonesia yang notabene negara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu ciri dunia paling mengglobal saat ini adalah migrasi internasional. Hal ini disebabkan pengangguran pada saat sekarang sudah sangat banyak, dan banyak orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tiongkok merupakan negara dengan populasi penduduk terbesar di dunia.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tiongkok merupakan negara dengan populasi penduduk terbesar di dunia. Saat ini total populasi penduduk Tiongkok tahun 2015 kurang lebih 1,49 milyar jiwa. Jumlah populasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di suatu negara tentunya tidak bisa terlepas dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi di suatu negara tentunya tidak bisa terlepas dari keikutsertaan seluruh komponen masyarakat, tidak terkecuali peranan wanita didalamnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pola-pola hubungan antarnegara di level internasional. Perubahan besar itu terlihat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berakhirnya Perang Dunia II, telah membawa perubahan besar dalam pola-pola hubungan antarnegara di level internasional. Perubahan besar itu terlihat dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menganggap pengangguran bukan masalah ketenagakerjaan yang serius
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sampai era tahun 1980-an, para analis ketenagakerjaan pada umumnya menganggap pengangguran bukan masalah ketenagakerjaan yang serius (Depnakertrans, 2004a).
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara dapat diukur dan digambarkan secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003) menyatakan bahwa pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya bervariasi antarwilayah, hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya bervariasi antarwilayah, hal ini disebabkan oleh potensi sumber daya yang dimiliki daerah berbeda-beda. Todaro dan Smith (2012: 71)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin banyak penduduknya maka semakin besar pula kesempatan kerja yang dibutuhkan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan sebagai salah satu penduduk terbanyak di dunia setelah RRC, India dan Amerika Serikat. Oleh karena ini, tentunya Indonesia memiliki angkatan kerja
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah yang menjadi perhatian utama
BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah yang menjadi perhatian utama para ekonom penentu kebijakan. Beberapa tahun terakhir, tingkat kemiskinan khususnya di Indonesia mengalami
Lebih terperinciHak Ekonomi, Sosial dan Budaya: Pengantar
Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya: Pengantar R. Herlambang Perdana Wiratraman, SH., MA. Hak Asasi Manusia Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, 18 April 2008 Pokok Bahasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Entrepreneurship capital..., Eduardus Chrismas P., FE UI, Universitas Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran entrepreneurship dalam perekonomian selalu menjadi kontroversi. Menurut Schumpeter (1934), entrepreneurship memegang peranan yang vital dalam pertumbuhan ekonomi,
Lebih terperinciPekerjaan yang Layak untuk Ketahanan Pangan
Pekerjaan yang Layak untuk Ketahanan Pangan Program sektoral ILO untuk mempromosikan pekerjaan yang layak dan mata pencaharian yang berkelanjutan melalui pengembangan rantai nilai pangan berbasis pertanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. <http://www.japantimes.co.jp/news/2013/06/01/world/the-evolution-of-ticad-since-its-inception-in-1993/>, diakses 16 Juni 2016.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak kebijakan ODA Jepang mulai dijalankan pada tahun 1954 1, ODA pertama kali diberikan kepada benua Asia (khususnya Asia Tenggara) berupa pembayaran kerusakan akibat
Lebih terperinciRingkasan Proyek TUJUAN MITRA UTAMA JANGKA WAKTU. 3 tahun (2014 September 2017) Regional International Domestic Workers Federation (IDWF) DONOR
PROMOTE: Pekerjaan Layak bagi Pekerja Rumah Tangga guna Menghapus Pekerja Rumah Tangga Anak Ringkasan Proyek National Mengurangi pekerja rumah tangga anak (PRTA) secara signifikan dengan mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepulauan (archipelago state) terbesar di dunia dimana dua pertiga wilayahnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan (archipelago state) terbesar di dunia dimana dua pertiga wilayahnya merupakan wilayah laut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. STUDI ini secara garis besar memotret implementasi program LSM H2O (Human
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH STUDI ini secara garis besar memotret implementasi program LSM H2O (Human Health Organization) dalam penanggulangan HIV/AIDS di Kota Medan. Dengan mengambil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dapat diatasi dengan industri. Suatu negara dengan industri yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi. Di era globalisasi ini, industri menjadi penopang dan tolak ukur kesejahteraan suatu negara. Berbagai
Lebih terperinciJurnal GEA Jurusan Pendidikan Geografi Vol. 6, No.2, Oktoner 2006
PEKERJA ANAK DAN PERMASALAHANNYA Oleh: Nandi*) ABSTRAK Permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia akan bertambah dengan adanya pengeksploitasian dan keberadaan pekerja anak. Pekerja anak adalah sebuah istilah
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR SINGKATAN... viii KATA PENGANTAR... ix ABSTRAK...
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. internasional, sebagai aktor dalam hubungan internasional, dalam hal pembentukan
BAB V KESIMPULAN Penelitian ini merupakan sarana eksplanasi tentang perilaku organisasi internasional, sebagai aktor dalam hubungan internasional, dalam hal pembentukan suatu program atau agenda yang diimplementasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun
Lebih terperinciPekerja Rumah Tangga di Indonesia
Lembar Fakta tentang Pekerja Rumah Tangga di Indonesia Organisasi Perburuhan Internasional Agenda Pekerjaan Layak untuk Pekerja Rumah Tangga Menjawab Pentingnya Kebutuhan Perlindungan bagi Pekerja Rumah
Lebih terperinciProfil Pekerjaan yang Layak INDONESIA
Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA Ringkasan Selama 15 tahun terakhir, Indonesia mengalami perubahan sosial dan politik luar biasa yang telah membentuk latar belakang bagi pekerjaan layak di negeri
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi masayarakat industri.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya pembangunan ekonomi mempunyai empat dimensi pokok yaitu pertumbuhan, penanggulangan kemiskinan, perubahan atau transformasi ekonomi dan keberlanjutan pembangunan
Lebih terperinciPERANAN JICA (JAPAN INTERNATIONAL COOPERATION AGENCY) TERHADAP PENANGANAN SAMPAH PERKOTAAN MAKASSAR SKRIPSI
PERANAN JICA (JAPAN INTERNATIONAL COOPERATION AGENCY) TERHADAP PENANGANAN SAMPAH PERKOTAAN MAKASSAR 2008-2012 SKRIPSI Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional
Lebih terperinci2 masing-masing negara masih berhak untuk menentukan sendiri hambatan bagi negara non anggota. 1 Sebagai negara dalam kawasan Asia Tenggara tentunya p
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi yang semakin maju ini ada banyak isu-isu yang berkembang. Bukan hanya isu mengenai hard power yang menjadi perhatian dunia, tetapi isu soft
Lebih terperinciB A B 1 P E N D A H U L U A N. Perdagangan anak (trafficking) telah lama terjadi di muka bumi ini dan terjadi
B A B 1 P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah Perdagangan anak (trafficking) telah lama terjadi di muka bumi ini dan terjadi hampir di seluruh belahan dunia ini, dan merupakan tindakan yang bertentangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perdagangan orang merupakan bentuk modern dari perbudakan manusia.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perdagangan orang merupakan bentuk modern dari perbudakan manusia. Perbudakan adalah kondisi seseorang di bawah kepemilikan orang lain. Praktek serupa perbudakan
Lebih terperinciKESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013
KESEMPATAN KERJA MENGHADAPI LIBERALISASI PERDAGANGAN Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja Jakarta, 5 Juli 2013 1 MATERI PEMAPARAN Sekilas mengenai Liberalisasi Perdagangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan aset masa depan dalam kehidupan berbangsa. Anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan aset masa depan dalam kehidupan berbangsa. Anak merupakan modal utama bagi suatu negara dalam mempersiapkan kondisi negara yang kuat, aman dan
Lebih terperinciBAB II FENOMENA EKSPLOITASI PEKERJA ANAK DI INDIA
BAB II FENOMENA EKSPLOITASI PEKERJA ANAK DI INDIA Pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang fenomena pekerja anak di India pada tahun 2008 2013. Kasus pekerja anak yang terjadi di India merupakan masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. feminisme yang berkembang mulai abad ke-18 telah menjadi salah satu penanda
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kaum perempuan hari ini tidak hanya beraktifitas di ranah domestik saja. Namun, di dalam masyarakat telah terjadi perubahan paradigma mengenai peran perempuan di
Lebih terperinciGambaran beragam untuk sektor garmen Indonesia
Buletin Sektor Garmen dan Alas Kaki Indonesia Edisi I September 2017 Gambaran beragam untuk sektor garmen Indonesia Oleh Richard Horne dan Marina Cruz de Andrade Kantor Regional untuk Asia dan Pasifik
Lebih terperinciKerangka Analisis untuk Mengintegrasikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dengan Kewajiban Pemenuhan Hak-hak Asasi Manusia untuk di Indonesia
Tujuan 8: Mempromosikan keberlajutan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, kesempatan yang produktif dan menyeluruh, serta perkerja layak bagi semua Hak untuk Bekerja sebagai Hak Asasi Manusia
Lebih terperinciOleh : Amin Budiamin
Oleh : Amin Budiamin BAGIAN I ISU GLOBAL PEKERJA ANAK Laporan SIMPOC (27-29 Juni 2007) : 218 juta tenaga kerja anak di seluruh dunia 126 juta anak bekerja sangat membahayakan kesehatan 8 juta anak dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Australia begitu gencar dalam merespon Illegal, Unreported, Unregulated Fishing (IUU Fishing), salah satu aktivitas ilegal yang mengancam ketersediaan ikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan nasional sangat tergantung oleh kualitas, kompetensi dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional sangat tergantung oleh kualitas, kompetensi dan profesionalisme sumber daya manusia termasuk praktisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. peacebuilding. Tulisan-tulisan terebut antara lain Aid, Conflict, and Peacebuilding
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian ini lebih mengacu pada tulisan-tulisan yang berkaitan dengan peran organisasi internasional dalam peacebuilding.
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK
BADAN PUSAT STATISTIK KEBUTUHAN DATA KETENAGAKERJAAN UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN OLEH: RAZALI RITONGA DIREKTUR STATISTIK KEPENDUDUKAN DAN KETENAGAKERJAAN BADAN PUSAT STATISTIK Pokok bahasan Latar Belakang
Lebih terperinciTINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2008 SEBESAR 6,04 PERSEN
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2008 SEBESAR 6,04 PERSEN No. 17/05/34/Th. X, 15 Mei 2008 Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara umum di Indonesia masih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara umum di Indonesia masih sering terabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja. Di
Lebih terperinciMasih banyaknya masalah yang telah disebutkan sebelumnya dapat dilih at bahwa India membutuhkan waktu yang cukup lama dalam menerapkan prinsip
BAB IV KESIMPULAN Perdagangan manusia atau yang dikenal dengan sebutan human trafficking merupakan bentuk kejahatan transnasional baru yang semakin marak terja di namun sulit untuk dideteksi. Kejahatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan aset dan generasi penerus bagi keluarga, masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak merupakan aset dan generasi penerus bagi keluarga, masyarakat maupun suatu bangsa. Bagaimana kondisi anak pada saat ini, sangat menentukan kondisi keluarga,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. asasi perempuan dan anak diantaranya dengan meratifikasi Konferensi CEDAW (Convention
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang masalah Negara mempunyai tugas untuk melindungi segenap warga negaranya, hal itu tercantum pada pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, ditambah dengan isi Pancasila pasal
Lebih terperinciAlat untuk Mengarus-utamakan Jender. Kantor Perburuhan Internasional
Alat untuk Mengarus-utamakan Jender Kantor Perburuhan Internasional Pengantar Penyusunan paket acuan desktop Alat-alat Jender (Gender Tools) ini dimaksudkan untuk membantu staf ILO, konstituen, dan organisasiorganisasi
Lebih terperinciKERJASAMA AMERIKA SERIKAT MEKSIKO DALAM MERIDA INITIATIVE UNTUK MENANGGULANGI PEREDARAN NARKOTIKA
KERJASAMA AMERIKA SERIKAT MEKSIKO DALAM MERIDA INITIATIVE UNTUK MENANGGULANGI PEREDARAN NARKOTIKA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Ujian Sarjana Program Strata Satu Pada
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 2015
BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 78//35/Th. XIII, 5 November 05 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 05 AGUSTUS 05: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA JAWA TIMUR SEBESAR 4,47 PERSEN Jumlah angkatan kerja di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang berlimpah, dimana banyak Negara yang melakukan perdagangan internasional, Sumberdaya yang melimpah tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dinantikan serta diinginkan oleh rakyat Indonesia. Harapan dan cita-cita yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerataan pembangunan ekonomi bagi bangsa Indonesia sudah lama dinantikan serta diinginkan oleh rakyat Indonesia. Harapan dan cita-cita yang ingin dijadikan kenyataan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
BAB IV GAMBARAN UMUM A. OKI dan Kawasan Afrika sub-sahara Sumber : www.sesric.org (Economic Cooperation and Development Review, 2014) Gambar 4.1 Peta Negara Anggota OKI Organisasi Kerjasama Islam (OKI)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Forest People Program (FPP) menemukan bahwa di negara dunia ketiga,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Forest People Program (FPP) menemukan bahwa di negara dunia ketiga, banyak kebijakan dan program pembangunan yang mengarah pada diskriminasi terhadap masyarakat adat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang masih berada dalam kandungan. Pada UU RI no.23 Tahun 2002 Bab III
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak adalah anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa bagi sebuah keluarga. Anak juga merupakan generasi masa depan bagi suatu bangsa, karena kelak anak akan menjadi dewasa
Lebih terperinciBAB II. Organisasi Buruh Internasional. publik. Dimana masih sering terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam
BAB II Organisasi Buruh Internasional Kesejahteraan buruh saat ini masih menjadi pembicaraan di khalayak publik. Dimana masih sering terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan hukum ketenagakerjaan.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. di India sangat memperhatinkan sekali. Di satu sisi anak-anak dipaksakan oleh
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan UNICEF melihat kondisi yang berkembang terhadap kehidupan anak-anak di India sangat memperhatinkan sekali. Di satu sisi anak-anak dipaksakan oleh keluarganya untuk
Lebih terperinciSiaran Pers Dukungan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi terhadap proyek-proyek ILO di Jawa Timur
Organisasi Perburuhan Internasional - Jakarta International Labour Organization Jakarta Senin, 29 Juli 2013 UNTUK DIBERITAKAN SEGERA Siaran Pers Dukungan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan
Lebih terperinciSTUDI KASUS. Sustainable Tribal Empowerment Program (STEP) Program Pemberdayaan Masyarakat Lokal yang Berkesinambungan
STUDI KASUS Sustainable Tribal Empowerment Program (STEP) Program Pemberdayaan Masyarakat Lokal yang Berkesinambungan PROYEK YANG DISELENGGARAKAN CARE INDIA DENGAN DUKUNGAN PENDANAAN DARI KOMISI EROPA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peneliti tertarik membahas pekerja anak karena ketika tahun 2008-2009 peneliti pernah diundang oleh Pemkot kota Bandung sebagai wakil anak untuk memberikan
Lebih terperinciPrinsip-prinsip dan Hak-hak Mendasar di Tempat kerja. Lusiani Julia Program Officer ILO Jakarta April 2017
Prinsip-prinsip dan Hak-hak Mendasar di Tempat kerja Lusiani Julia Program Officer ILO Jakarta April 2017 Tujuan Pembelajaran Mengenal ILO dan ILS Memahami prinsip-prinsip dan hak-hak mendasar di tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju pertumbuhannya merupakan yang tercepat di dunia sejak tahun 1990. Energy Information Administration (EIA)
Lebih terperinciWALI KOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR... TAHUN... T E N T A N G
PEMBAHASAN TANGGAL 16 OKTOBER 2015 WALI KOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR... TAHUN... T E N T A N G ZONA BEBAS PEKERJA ANAK DI KOTA SAMARINDA DENGAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dihasilkan dan paling banyak menyerap tenaga kerja. Devisa yang dihasilkan oleh
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan sektor yang dapat diandalkan dalam perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan tingginya sumbangan devisa yang dihasilkan dan paling
Lebih terperinciSTRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN JEPARA. M. Zainuri
STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN JEPARA Universitas Muria Kudus, Gondangmanis Bae, Po Box 53, Kudus 59352 Email: zainuri.umk@gmail.com Abstract The economic structure of Jepara regency shown
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan 3 kajian pustaka. Penelitian yang telah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Penelitian ini menggunakan 3 kajian pustaka. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh para peneliti tersebut berada pada tema yang sama yaitu peran organisasi
Lebih terperinciCAPAIAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERKUALITAS DI INDONESIA. Abstrak
CAPAIAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERKUALITAS DI INDONESIA Abstrak yang berkualitas adalah pertumbuhan yang menciptakan pemerataan pendapatan,pengentasan kemiskinan dan membuka kesempatan kerja yang luas. Di
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Migrasi merupakan perpindahan orang dari daerah asal ke daerah tujuan. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan dengan kedua daerah
Lebih terperinciDIREKTORAT PERDAGANGAN, PERINDUSTRIAN, INVESTASI DAN HKI DIREKTORAT JENDERAL MULTILATERAL KEMENTERIAN LUAR NEGERI
DIREKTORAT PERDAGANGAN, PERINDUSTRIAN, INVESTASI DAN HKI DIREKTORAT JENDERAL MULTILATERAL KEMENTERIAN LUAR NEGERI 1 AKSELERASI INDUSTRIALISASI 2012-2014 2 RUANG LINGKUP KERJASAMA PERINDUSTRIAN INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan menghambat tercapainya demokrasi, keadilan dan persatuan.
BAB I PENDAHULUAN Kemiskinan menghambat tercapainya demokrasi, keadilan dan persatuan. Penanggulangan kemiskinan memerlukan upaya yang sungguh-sungguh, terusmenerus, dan terpadu dengan menekankan pendekatan
Lebih terperinciMenilai Pekerjaan Layak di Indonesia
Menilai Pekerjaan Layak di Indonesia Sekilas tentang Profil Nasional untuk Pekerjaan Layak Apa itu Pekerjaan Layak? Agenda Pekerjaan Layak, yang dikembangkan Organisasi (ILO) semakin luas diakui sebagai
Lebih terperinciPROJECT PROPOSAL DESIGN NOT FOR SALE (2) LEMBAGA PEDULI HUMAN TRAFFICKING. Dosen Pengampu: Joko Purnomo, S.IP,M.A
PROJECT PROPOSAL DESIGN NOT FOR SALE (2) LEMBAGA PEDULI HUMAN TRAFFICKING Dalam rangka memenuhi tugas Ujian Tengah Semester Manajemen Proyek Pembangunan Dosen Pengampu: Joko Purnomo, S.IP,M.A Disusun oleh:
Lebih terperinciTINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2009 SEBESAR 6,00 PERSEN
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 20/05/34/Th. XI, 15 Mei 2009 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2009 SEBESAR 6,00 PERSEN Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional
Lebih terperinciDAFTAR ISI. I.6.1 Kelemahan Organisasi Internasional secara Internal I.6.2 Kelemahan Organisasi Internasional dari Pengaruh Aktor Eksternal...
DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iii DAFTAR GRAFIK... iii DAFTAR SINGKATAN... iii ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv BAB I PENDAHULUAN... 1 I.1 Latar Belakang... 1 I.2 Rumusan
Lebih terperinciEFEKTIVITAS KERJA SAMA PEMERINTAH LAOS DAN VIETNAM DALAM MENCEGAH DAN MEMBERANTAS HUMAN TRAFFICKING DI LAOS PERIODE Sari Widia Setyawati
Journal of International Relations, Volume 2, Nomor 2, Tahun 2016, hal. 109-115 Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jihi EFEKTIVITAS KERJA SAMA PEMERINTAH LAOS DAN VIETNAM DALAM MENCEGAH
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Sektor pertanian secara potensial mampu memberikan kontribusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu isu utama dalam hubungan internasional. Persoalan ini menjadi sangat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persoalan peace building atau pembangunan damai pasca konflik menjadi salah satu isu utama dalam hubungan internasional. Persoalan ini menjadi sangat signifikan
Lebih terperinciPEKERJA ANAK DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN Shinta Maulida
PEKERJA ANAK DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013 Shinta Maulida shintamauli@yahoo.com Agus Joko Pitoyo Jokokutik@yahoo.com Intisari Pekerja anak merupakan permasalahan yang belum terselesaikan sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat ( United Nations, 2015).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat ( United Nations, 2015). Dipandang dari segi ketenagakerjaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun 2008 pendapatan per kapita Indonesia sudah meliwati US$ 2.000,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama tiga tahun dari 2005, 2006, dan 2007 perekonomian Indonesia tumbuh cukup signifikan (rata-rata di atas 6%), menjadikan Indonesia saat ini secara ekonomi cukup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) berdasarkan hasil survei oleh Badan Pusat Statistik (bps.go.id:
Lebih terperinciEduard Marpaung KSBSI
Eduard Marpaung KSBSI Menurut data BPS 2014 Buruh Informal pada tahun 2014 sekitar 59,38%. Pertumbuhan sektor informal ini tidak banyak berubah dari 10 tahun sebelumnya. Yang hanya terjadi adalah berpindahnya
Lebih terperinciBAB IV. Bantuan Pembangunan Humaniter dan Bantuan Teknis Organisasi Buruh. Internasional Untuk Mengatasi Pekerja Anak di Pantai Gading
BAB IV Bantuan Pembangunan Humaniter dan Bantuan Teknis Organisasi Buruh Internasional Untuk Mengatasi Pekerja Anak di Pantai Gading Kerjasama internasional di dunia sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peran energi dalam kebutuhan sehari-hari mulai dari zaman dahulu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Topik tentang energi saat ini menjadi perhatian besar bagi seluruh dunia. Pentingnya peran energi dalam kebutuhan sehari-hari mulai dari zaman dahulu hingga sekarang
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. kriminalitas namun perdagangan anak juga menyangkut tentang pelanggaran terhadap
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Eksploitasi seksual komersial anak merupakan sebuah bentuk pelanggaran HAM yang terjadi pada anak. Salah satu contoh eksploitasi seksual komersial anak tersebut adalah perdagangan
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA BERDASARKAN KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT DESA TEGALSARI KECAMATAN TEGALSARI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2015
130 ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA BERDASARKAN KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT DESA TEGALSARI KECAMATAN TEGALSARI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2015 Vina Shofia Nur Mala 1, Bambang Suyadi 1, Retna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Memiliki lapangan pekerjaan, terlindung dari pengangguran, dan memperoleh kehidupan yang layak merupakan hak yang tidak dapat dicabut dari seseorang sebagai martabat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan sebuah upaya atau proses untuk melakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan sebuah upaya atau proses untuk melakukan perubahan kearah yang lebih baik. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan
Lebih terperinciPERAN ILO MELALUI PROYEK EAST DALAM UPAYA PENCEGAHAN PEKERJA ANAK DI INDONESIA
PERAN ILO MELALUI PROYEK EAST DALAM UPAYA PENCEGAHAN PEKERJA ANAK DI INDONESIA Ni Made Rita Melani, I Made Anom Wiranata, S.IP., M.A., Putu Titah Kawitri Resen, S.IP., M.A Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Lebih terperinciPASAR TENAGA KERJA Indonesia dan Internasional. Manajemen Sumber Daya Manusia Kelas I
PASAR TENAGA KERJA Indonesia dan Internasional Manajemen Sumber Daya Manusia Kelas I Oleh: Kelompok 5 RIZKY DITYA LARASATI 125100300111010 NURUL AZIZAH 125100300111012 SYIFA KHAIRUNNISA 125100300111032
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelanggaran HAM, karena anak adalah suatu anugerah yang diberikan oleh Allah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak sebagai anggota keluarga warga negara yang sangat rentan terhadap pelanggaran HAM, karena anak adalah suatu anugerah yang diberikan oleh Allah SWT yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial sehingga mempunyai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial sehingga mempunyai kebutuhan sosial yang harus dipenuhi, oleh karena itu mereka bekerja untuk memenuhi kebutuhannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkait kasus-kasus korupsi yang dilakukan pejabat dan wakil rakyat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Korupsi merupakan hal yang tidak asing lagi terdengar di telinga rakyat Indonesia. Sepuluh tahun belakangan ini korupsi menjadi isu yang selalu panas dan tidak
Lebih terperinci