Untuk menentukan diagnosa dan pemberian terapi pada balita sakit

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Untuk menentukan diagnosa dan pemberian terapi pada balita sakit"

Transkripsi

1 SOP SOP PENANGANAN ISPA (PNEUMONIA) No. Kode : Terbitan : 01 No. Revisi : 00 Tgl. Mulai Berlaku : 14 April 2015 Halaman : 1-9 Ditetapkan Oleh Kepala Puskesmas Tawangrejo Puskesmas Tawangrejo Kota Madiun PENGERTIAN drg. Totok Dwi Sanjaya NIP Suatu pemeriksaan yang dilakukan pada pasien yang datang ke Puskesmas sehingga diketahui penyakitnya TUJUAN KEBIJAKSANAAN Untuk menentukan diagnosa dan pemberian terapi pada balita sakit Sebagai acuan penerapan langkah langkah melakukan penanganan atau perawatan sehingga pasien mendapat pelayanan sesuai harapan REFERENSI Sistem Manajemen Mutu ISO STANDAR TENAGA STANDAR SARANA DAN PRASARANA PROSEDUR TETAP CARA MELAKSANAKAN TIAP KEGIATAN Dokter, Bidan dan Perawat 1. SARANA NON MEDIS a. Meja 1-2 buah b. Kursi 2-4 buah c. Tempat tidur 1 buah d. Blanko resep e. Blanko rujukan f. Wastafel dengan kran mengalir dan sabun cuci tangan g. Tissue (lap tangan) h. Kartu status anak i. Computer j. MTBS 2. SARANA MEDIS a. Stetoskop b. Thermometer c. Soundtimer d. Timbangan e. Alcohol 70% f. Kassa steril g. Tempat sampah medis dan nom medis 1. Anamnesa 2. Pemeriksaan 3. Penegakkan diagnose 4. Pengobatan dan rujukan 5. Penyuluhan kepada orang tua 1. ANAMNESA a. Identitas pasien b. Tanya apakah anak menderita batuk dan atau sukar bernapas, lama batuk c. Tanya apakah anak 2 bulan - <5 tahun tidak bias minum atau menetek; apakah bayi <2 bulan kurang bisa minum atau menetek d. Tanya apakah anak demam, berapa lama e. Tanya apakah anak kejang 2. PEMERIKSAAN Anak harus tenang dan dipangku ibu atau ditidurkan ditempat pemeriksaan a. Frekwensi pernafasan yaitu dengan menghitung tarikan nafas pada gerakan dinding dada dan melihatnya dengan hitungan waktu permenit berapa kali

2 b. Apakah ada tarikan dinding dada/tarikan dinding dada kedalam dengan cara melihat dinding dada bagian bawah pada celah intercosta dan diamati apakah terjadi pada saat inspirasi c. Apakah ada pernafasan cuping hidung : lihat pada cuping hidung yaitu gerakan cuping hidung pada ekspirasi dan inspirasi d. Mengukur suhu badan : dengan memakai thermometer, dimana sebelumnya thermometer harus dibersihkan dengan kapas alcohol pada ujungnya setelah itu digerak-gerakkan sampai air raksa pada titik 0, baru diletakkan menempel pada ketiak dan dipertahankan selama 5 menit setelah itu dilepas dan dilihat dengan sejajar dengan mata dan suhu dicatat kemudian ujung thermometer dibersihkan dengan alcohol dan diletakkan pada tempatnya e. Apakah ada wheezing/stridor : dengan meletakkan stetoskop pada dinding dada dan akan terdengar bunyi ngik pada waktu inspirasi itulah suara wheezing. Begitu juga dengan stridor juga meletakkan stetoskop pada dinding dada dan akan terdengar suara nafas berbunyi ksosok krosok f. Ukuran berat badan yaitu dengan timbangan bayi, untuk anak>2 tahun yaitu dengan timbangan injak 3. PENEGAKAN DIAGNOSA a. Umur < 2 bulan Bila : nafas cepat>60x / menit Tarikan dinding dada kuat Maka itu adalah pneumonia berat Bila : nafas <60x / menit Tarikan dinding dada negative Maka bukan pneumonia b. Umur 2 bulan <5 tahun Bila ada tarikan dinding dada kedalam (bila ada wheezing berulang-ulang) Maka itu adalah Pneumonia Berat Bila : 2 bulan < 12 bulan : 50 x /menit 12 bulan < 5 tahun : 40 x/menit Maka itu adalah Pneumonia Bila tarikan dinding dada kedalam negative Nafas cepat negative 12 bulan < 5 tahun < 40x/menit 1 -<5 tahun < 40x/menit Maka itu Bukan Pneumonia 4. PENGOBATAN DAN RUJUKAN A. < 2 bulan 1. Pneumonia berat Rujuk ke Rumah Sakit Antibiotic yaitu kotrimoksasol 1/8 tab Wheezing ada : obati dengan salbutamol <10 kg ½ tablet W-19 kg 1 tab 2. Bukan Pneumonia Nasihat dan perawatan di rumah Jaga agar tidak kedinginan dengan cara diberi selimut ASI teruskan dan lebih sering Bersihkan sumbatan hidung dan kapas lidi dimasukkan pada lubang hidung untuk membersihkan lendirnya Anjuran kontol bila Nafas cepat Sulit bernafas Sulit minum

3 Kejang kejang B. 2 bulan < 5 tahun 1. Pneumonia berat Rujuk ke RS Antibiotic dengan kotrimoksasol 2-6 bln ¼ tablet 6 bulan 3 tahun ½ tablet 3 5 tahun 1 tablet Wheezing ada obati dengan salbukanol < 10 kg : ½ tablet kg 1 tablet 2. Pneumonia Nasihat dan perawatan di rumah Antibiotic selama 5 hari yaitu dengan kotrimoksasol 2 bln 6 bln ¼ tab 6 bln 3 th ½ tab 3 th 5 th 1 tab Anjuran control 2 hari/lebih cepat bila keadaan memburuk Demam obati dengan paracetamol 2 bln 6 bln ¼ tab 6 bln 3 th ½ tab 3 th 5 th 1 tab Kompres dengan air biasa yang ditaruh pada baskom dengan memakai saputangan handuk yang dikompreskan pada dahi anak sebelumnya diperas lebih dulu 3. Bukan Pneumonia Batuk >30 hari rujuk Bila ada penyakit lain obati sesuai dengan penyakitnya Nasehat untuk perawatan dirumah kemudian ibu diberi penjelasan yang cukup jelas dan dimengerti oleh ibu. Dan ucapkan terima kasih karena ibu sudah merawat anaknya dan ucapan semoga lekas sembuh dan control kembali Unit Terkait Distribusi Rekaman Historis 5. PENYULUHAN KEPADA IBU BALITA Menjelaskan pada ibu/pengantar (nafas sesak cepat, sulit minum, sakit parah, kejang) a. Anjuran control 2 hari kemudian pada anak dengan pneumonia b. Kembali bila keadaan memburuk c. Cara pemberian obat d. Cara pengobatan / perawatan dirumah (makan cukup, bersihkan hidung, minum lebih banyak dan obat obatan ) e. Menjaga makanan yang semakin memperparah penyakit missal gorengan dan es f. Hindari merokok dalam ruangan Loket,Klinik Umum, Tim Mutu Puskesmas Koordinator Pelayanan Puskesmas Loket,Klinik Umum, Tim Mutu Puskesmas Koordinator Pelayanan Puskesmas NO Halaman Yang dirumah Perubahan Diperlakukan tgl.

4 NO Halaman Yang dirumah Perubahan Diperlakukan tgl. Pelaksana Mutu Baku Uraian Prosedur px pet uga s lok et pe ra wa t dok ter apot ek Kelengkapan Waktu Output Ket 1. Pasien ambil nomor antrian 2. Petugas loket memanggil sesuai nomor antrian dan memasukkan ke dalam computer sambil menyerahkan status pasien 3 Pasien masuk ke BP/KIA dan dianamnesa (tensi, suhu, RR, nadi) sesuai keluhan oleh perawat 4 Setelah dilakukan anamnesa sesuai keluhan kemudian dikonsulkan oleh dokter dan dilakukan pemeriksaan fisik kemudian dokter memberikan resep obat untuk diserahkan ke apotek. Jika perlu rujuk ke RS. 5 Apotek menerima resep dari dokter sesuai

5 NO Halaman Yang dirumah Perubahan Diperlakukan tgl. indikasi pasien dan menyerahkan obat ke pasien tersebut. 6 Setelah menerima obat dari apotek pasien pulang. SOP PENCATATAN & PELAPORAN P2 ISPA No. Kode : Terbitan : 01 No. Revisi : 00 Tgl. Mulai Berlaku : 14 April 2015 Halaman : 1-9 Ditetapkan Oleh Kepala Puskesmas Tawangrejo Puskesmas Tawangrejo Kota Madiun PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKSANAAN drg. Totok Dwi Sanjaya NIP Salah satu elemen yang sangat penting untuk mendapat gambaran dan informasi program pengendalian penyakit ISPA 1. Mendapatkan informasi hasil pelaksanaan program P2 ISPA 2. Menidentifikasi masalah 3. Mengetahui keberhasilan program Sebagai pedoman petugas dalam pencatatan dan pelaporan P2 ISPA REFERENSI 1. Buku pedoman tatalaksana pneumonia balita Depkes RI Tahun Buku pedoman pengendalian penyakit infeksi salpuran pencernaan akut Depkes RI Tahun 2009 STANDAR Perawat dan Bidan TENAGA STANDAR SARANA DAN PRASARANA 1. Ballpoint 2. Register harian P2 ISPA Prosedur Tetap Cara Melaksanakan Tiap Kegiatan Mencatat dan melaporkan setiap penderita ISPA yang mengarah ke Pneumonia yang datang ke puskesmas 1. Setiap balita yang batuk dan atau kesukaran bernapas yang datang berobat ke puskesmas dimasukkan ke register harian program P2 ISPA yang merupakan rekapitulasi ISPA Balita 2. Laporan bulanan program P2 ISPA diambil dari register harian program P2 ISPA 3. Px yang terdiagnosa Pneumonia kemudian dikunjungi (Care Seeking) oleh petugas kesehatan untuk diketahui keadaan/kondisi pasien selanjutnya 4. Petugas menulis hasil keadaan umum pasien yang sekarang. Apabila belum ada perubahan, memotivasi pasien dan keluarga untuk berobat kembali ke Puskesmas

6 5. Petugas mendokumentasikan kegiatan tersebut Unit Terkait Distribusi Rekaman Historis NO Halaman Yang dirumah Perubahan Diperlakukan tgl. Pelaksana Mutu Baku Uraian Prosedur Keleng kapan Waktu Output Ket 1. Petugas kesehatan mencari data pasien yang terdiagnosa pneumonia dalam buku register 2. Petugas mengunjungi (Care Seeking) ke rumah pasien yang terdiagnosa pneumonia tersebut 3 Petugas melakukan pemeriksaan dan melihat keadaan umum pasien, jika belum ada perubahan memotivasi pasien dan keluarga untuk segera berobat ke puskesmas 4 Petugas mencatat hasil kunjungan dan mendokumentasikan hasil kegiatan tersebut

7 SOP SOP PENANGANAN DIARE No. Kode : Terbitan : 01 No. Revisi : 00 Tgl. Mulai Berlaku : 14 April 2015 Halaman : 1-9 Ditetapkan Oleh Kepala Puskesmas Tawangrejo drg. Totok Dwi Sanjaya Puskesmas Tawangrejo NIP Kota Madiun PENGERTIAN Buang air besar yg frekwensinya, lebih sering dari biasanya, pada umumnya 3 x atau lebih / hari, dgn konsistensi cair berlangsung < 7 hari. TUJUAN KEBIJAKSANAAN Mencegah dan mengobati dehidrasi, memperpendek lamanya sakit dan mencegah diare menjadi berat. Nomor SK REFERENSI Sistem Manajemen Mutu ISO Standar Tenaga Dokter, perawat dan bidan Standar Sarana dan Prasarana Prosedur Tetap 1. Stetoscop 2. Tensimeter 3. Termometer 4. Stop Wotch 5. Lampu Senter 6. Timbangan Berat Badan 7. Kapas beralkohol 8. Blangko resep Persiapan petugas Cara Melaksanakan Tiap Kegiatan 1. ANAMESA Menanyakan : a. Nama Pasien b. Nama Ortu c. Pekerjaan Ortu d. Umur e. Alamat f. Riwayat Penyakit dahulu g. Riwayat Penyakit Sekarang 2. PEMERIKSAAN Sebelumnya beritahu pasien, orang tua/pengantar tiap jenis pemeriksaan yang akan dilakukan a. Bagaimana keadaan umum penderita : - Baik & Sadar - Gelisah atau rewel - Mengantuk, lesu, Lunglai. Atau tidak sadar. - Apakah terlihat haus, dgn cara diberi minum biila haus minum dgn lahap b. Konsistensi tinja : tinja c. Sehari berapa kali BAB d. Sudah berapa lama diare e. Adakah dahak / lender pada tinja. f. Adakah penyakit lain yg menyertai diare.. g. Tanyaka Makmin apa sebelumnya ( ± 5 jam terakhir ) h. Adanya air mata. ( Tanyakan bila menangis keluar air mata / tidak, sejak diare ) i. Tanyakan pada pengantar, apa anak selalu minta minum ( rasa haus )

8 j. Bagaimana kencingnya ( sedikit / banyak ) k. Periksa nadi dgn menggunakan stop wotch selama satu menit. l. Hitung respirasi selama satu menit. m. Periksa suhu tubuh dgn termometer. n. Periksa tensi pada penderita dewasa. o. Timbang berat badan. p. Lihat status gizi dgn melihat KMS & BB anak. q. Periksa apakah matanya cekung r. Periksa ubun-2 besar pada bayi. s. Periksa mukosa mulut & lidah banyak air ludah apa tidak t. Periksa turgor kulit. Beritahu hasil pemeriksaan pada padien, pengantar / ibu. 3. TENTUKAN DIAGNOSA Diagnosa penderita diare didasarkan atas derajad dehidrasi : TABEL PENILAIAN DERAJAD DEHIDRASI PENILAIA N Lihat K.U TANPA DEHIDRA SI Baik, Sadar DEHIDRASI RINGAN / SEDANG Gelisah, Rewel DEHIDRASI BERAT Lesu, Lunglai atau Tidak Sadar Mata Normal Cekung Sangat cekung dan kering Airmata Mulut & Lidah Rasa Haus Turgor Ada Basah Minum biasa ( tdk.haus ) Kembali cepat Ada Kering Haus,ingin minum banyak. Kembali lambat Tidak ada Sangat Kering Tdk bisa minum Kembali sangat lambat 4. LAKUKAN TINDAKAN PENGOBATAN a. Diare Tanpa Dehidrasi. Pengobatan Rencana A : Pengganti Cairan ( dgn Oralit, air sayuran, air tajin,) ASI tetap dilanjutkan, makan tetap. RENCANA THERAPY A UNTUK MENGOBATI DI RUMAH Gunakan rencana ini untuk mengajari Ibu - Teruskan mengobati anak diare, dirumah. - Berikan pengobatan awal, bila terkena diare lagi MENERANGKAN 3 CARA PENGOBATAN DIARE, DIRUMAH 1. Beri anak cairan lebih banyak dari biasanya, untuk mencegahdehidrasi. a. Gunakan cairan dirumah tangga yg di anjurkan : air tajin, air sayur, air ke lapa, & larutan oralit bila ada. Atau beri air masak ( bila bayi dibawah 6 bulan & belum dapat makanan padat, lebih baik berikan oralit atau air ) b. Berikan larutan ini sebanyak anak mau. c. Teruskan memberikan cairan -2 tsb, hingga diare berhenti. 2. Anjurkan makanan. Untuk mencegah kurang gizi. a. Teruskan ASI b. Bila anak tdk mendapatkan ASI, berikan susu yg biasa diberikan. Untuk anak < 6 bln, dan belum mendapat makanan padat, dapat diberikan susu yg dicairkan dengan air yg sebanding, selama 2 hari c. Bila anak sudah mendapat makanan padat, berikan bubur atau campuran

9 tepung lainnya bila mungkin dengan kacang-2an, sayur, daging atau ikan Tambahkan satu atau dua senduk teh, minyak sayur setiap memberi makanan. d. Beri buah segar atau pisang halus untuk menambah kalium. e. Beri makan yg baru masak & haluskan. f. Bujuk anak untuk makan, berikan makanan sedikitnya 6 x sehari. g. Berikan makanan seperti biasa,setelah diare berhenti & berikan makanan exstra setiap hari selama 2 minggu. h. Anjurkan membawa penderita kepada Petugas Kesehatan, bila tidak mem baik dalam 3 hari, atau mengalami keadaan sbb. - Berak ber kali- kali - Demam - Muntah ber- ulang2. - Makan minum sedikit - Rasa haus yg sangat - Tinja berdarah Jumlah oralit yang harus diberikan menurut pedoman sbb: UMUR ( THN ) < 1 thn 1 4 thn 4-5 thn Dewasa JML ORALIT YG DIBERIKAN TIAP BAB ml ml ml ml JML ORALIT YG DISEDIAKAN DI RUMAH 400 ml/ hr ( 2 bks ) ml/hr ( 3-4 bks ml/hr ( 4-5 bks ) ml /hr ( 6-14 bks ) Berikan sesendok teh tiap 1-2 menit untuk anak dibawah umur 2 tahun Berikan beberapa teguk dari gelas untuk anak lebih besar Bila anak muntah, tunggulah 10 menit, kemudian berikan cairan lebih perlahan (misalnya sesendok tiap 2 3 menit) Bila diare berlanjut setelah paket oralit habis beritahu ibu untuk memberikan cairan lain seperti dijelaskan dalam cara yang pertama atau kembali pada petugas kesehatan untuk mendapatkan tambahan oralit RENCANA THERAPY B UNTUK TATALAKSANA PENDERITA DIARE DGN DEHIDRASI RINGAN / SEDANG Oralit yg diberikan 3 jam pertama, Oralit yg diberikan dgn mengalikan Berat badan penderita ( kg ) dgn 75 ml. Bila berat badan anak tidak diketahui dan atau untuk memudahkan di lapangan, berikan oralit paling sedikit sesuai tabel dibawah ini : Umur <1 thn 1-4 thn > 5 thn Dewasa Jml Oralit 300 ml 600 ml 1200 ml 2400 ml - Amati anak dgn seksama dan bantu ibu memberikan oralit - Setelah 3-4 jam, nilai kembali menggunakan bagan penilaian, kemudian pilih rencana therapy A,B,C, untuk melanjutkan therapy.

10 RENCANA THERAPY C UNTUK TATA LAKSANA PENDERITA DIARE DGN DEHIDRASI BERAT Ikuti arah anak panah, bila jawaban dari pertanyaan : Ya. Teruskan kekanan.

11 Bila tidak, teruskan kebawahdapatkah Saudara memberikan cairan intra vena Tidak Adakah Therapy terdekat Tidak Apakah Saudara dapat menggunakan pipa nasogastrik/orogast rik untuk rehidrasi Tidak Ya. Ya. Ya. Mulai diberi cairan intervena segera, bila penderita bisa minum, berikan oralit sewaktu cairan iv dimulai. Beri 100 mg / kg BB cairan RL ( NACL fisiologis normal ) dibagi sbb: Pemberia n I Umur Kemudian 70ml/Kg BB 30ml/Kg BB Bayi < 1 thn 1 jam 5 jam ½ 1 Lebih Tua 2 ½ 3 jam jam Ulangi bila denyut nadi masih lemah atau tidak teraba Nilai kembali penderita tiap 1 2 jam. Bila rehidrasi tidak tercapai,percepat tetesan iv Juga berikan oralit ( 5 ml / kg / jam ),bila penderita bisa minum, biasanya setelah 3 4 jam ( bayi ) atau 1 2 jam ( yg lebih tua ) Setelah 6 jam ( bayi ) & 3 jam ( anak ), nilai lagi penderita menggunakan tabel penilaian, kemudian pilihlah rencana therapy yg sesuai ( A,B,& C ) untuk melanjutkan pengobatan - Kirim penderita untuk pengobatan iv - Bila penderita bisa minum, bekali inu oralit dan tunjukkan cara memberikan selama diperjalanan Mulai rehidrasi dengan oralit melalui mulut. Berikan sedikit demi sedikit (20ml/kg BB/jam selama 6 jam (total 120 ml / kg ) Nilai penderita 1-2 jam Bila muntah atau kembung,berikan cairan pelan- pelan. Bila Rehidrasi tidak tercapai setelah 3 jam, rujuk penderita untuk therapy iv. Setelah 6 jam nilai kembali, & pilih rencana pengobatan yg sesuai. Segera rujuk anak untuk rehidrasi melalui nasogastrik atau iv Ya. Mulai rehidrasi dengan oralit melalui mulut berikan sedikit demi sedikit 20 ml / kg / jam selama 6 jam ( total 120 ml / kg ) Nilai penderita tiap 1-2 jam Bila muntah atau kembung,berikan cairan pelanpelan Bila Rehidrasi tidak tercapai setelah 3 jam rujuk \ penderita untuk therapy iv. Catatan : Bila mungkin amati penderita 6 jam setelah rehidrasi untuk memastikan bahwa ibu dapat menjaga, untuk mengembalikan cairan yg hilang dgn pemberian oralit. Bila anak umur diatas 2 thn dan kolera baru saja berjangkit di daerah anda pikirkan kolera dan beri anti biotika yg tepat dgn cara oral, begitu anak sadar. 5. MENJELASKAN KEPADA IBU/PENGANTAR TENTANG

12 Cara pengobatan dan perawatan dirumah dengan oralit/cairan rumah tangga Pemberian cairan lebih banyak termasuk ASI Pemberian makanan seperti biasa pada anak Menjelaskan tanda bahaya kapan anak harus dibawa ke Puskesmas Cara mencampur, jumlah yang harus diminum dan cara minum oralit (cara mencampur jumlah dan cara minum sesuai lampiran) Cara cara pencegahan penyakit diare Bayi diberikan ASI eksklusif Berikan MPASI setelah bayi berumur 6 bulan Penggunaan air bersih Cuci tangan pakai sabun BAB di jamban Membuang tinja bayi di tempat yang benar Bayi di imunisasi campak Unit Terkait Distribusi Rekaman Historis Loket,Klinik Umum, Tim Mutu Puskesmas Koordinator Pelayanan Puskesmas Loket,Klinik Umum, Tim Mutu Puskesmas Koordinator Pelayanan Puskesmas NO Halaman Yang dirumah Perubahan Diperlakukan tgl. Pelaksana Mutu Baku Uraian Prosedur px petu gas loket pera wat dokt er apote k Keleng kapan Waktu Output Ket 1. Pasien ambil nomor antrian

13 Pelaksana Mutu Baku Uraian Prosedur px petu gas loket pera wat dokt er apote k Keleng kapan Waktu Output Ket 2. Petugas loket memanggil sesuai nomor antrian dan memasukkan ke dalam computer sambil menyerahkan status pasien 3 Pasien masuk ke BP/KIA dan dianamnesa (tensi, suhu, RR, nadi) sesuai keluhan oleh perawat/bidan. Jika pasien mengalami dehidrasi ringan/sedang, pasien dianjurkan ke pojok oralit untuk dilakukan re-hidrasi (pemulihan cairan yang hilang). 4 Setelah dilakukan anamnesa sesuai keluhan kemudian dikonsulkan oleh dokter dan dilakukan pemeriksaan fisik kemudian dokter memberikan resep obat untuk diserahkan ke apotek. Jika pasien mengalami dehidrasi berat segera rujuk ke UGD Puskesmas atau UGD RS. 5 Apotek menerima resep dari dokter sesuai indikasi pasien dan menyerahkan obat ke pasien tersebut. 6 Setelah menerima obat dari apotek pasien pulang. SOP PENCATATAN & PELAPORAN P2 DIARE No. Kode : Terbitan : 01 Ditetapkan Oleh

14 SOP No. Revisi : 00 Tgl. Mulai Berlaku : 14 April 2015 Halaman : Kepala Puskesmas Tawangrejo drg. Totok Dwi Sanjaya NIP Puskesmas Tawangrejo Kota Madiun PENGERTIAN Salah satu elemen yang sangat penting untuk mendapat gambaran dan informasi program pengendalian penyakit diare TUJUAN 1. Mendapatkan informasi hasil pelaksanaan program P2 diare 2. Menidentifikasi masalah 3. Mengetahui keberhasilan program KEBIJAKSANAAN Nomor SK REFERENSI Sistem Manajemen Mutu ISO Standar Tenaga Standar Sarana dan Prasarana Prosedur Tetap Cara Melaksanakan Tiap Kegiatan Unit Terkait Petugas adalah 1 orang paramedis yang berkompeten 1. Ballpoint 2. Register harian P2 diare Persiapan petugas 1. Setiap orang yang mengalami diare datang berobat ke puskesmas dimasukkan ke register harian program P2 diare 2. Laporan bulanan program P2 diare diambil dari register harian program P2 diare 3. Petugas kesehatan memberikan penyuluhan kepada kader posyandu baik balita maupun posyandu lansia tentang penanganan kasus diare 4. Selain memberikan penyuluhan, petugas kesehatan juga memberikan oralit di posyandu balita maupun posyandu lansia jika sewaktu-waktu ada penderita diare disekitarnya 5. Petugas kesehatan mengevaluasi hasil laporan dari kader tentang kasus diare di posyandunya masing-masing 6. Petugas kesehatan mencatat hasil laporan dan mendokumentasikan hasil kegiatan tersebut Distribusi Rekaman Historis NO Halaman Yang dirumah Perubahan Diperlakukan tgl.

15 Pelaksana Mutu Baku Uraian Prosedur Keleng kapan Waktu Output Ket 1. Petugas kesehatan memberikan penyuluhan kepada kader posyandu balita dan posyandu lansia tentang penanganan kasus diare 2. Petugas memberikan oralit di setiap posyandu balita dan lansia jika sewaktu-waktu ada penderita diare 3 Petugas mengevaluasi hasil laporan diare dari kader balita dan lansia 4 Petugas mencatat hasil dan mendokumentasikan kegiatan tersebut.

SOP PENCATATAN & PELAPORAN P2 DIARE

SOP PENCATATAN & PELAPORAN P2 DIARE PENCATATAN & PELAPORAN P2 DIARE 79 /A/P2M/203 Salah satu elemen yang sangat penting untuk mendapat gambaran dan informasi program pengendalian penyakit diare Tujuan. Mendapatkan informasi hasil pelaksanaan

Lebih terperinci

SOP PENCATATAN & PELAPORAN P2 DIARE

SOP PENCATATAN & PELAPORAN P2 DIARE No. Dokumen SOP PENCATATAN & PELAPORAN P2 DIARE No. Revisi : Halaman 79 /A/P2M/2013 Tanggal Ditetapkan : Disusun oleh : 1 Ditetapkan KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MAGETAN Pengertian Tujuan Kebijakan

Lebih terperinci

PENANGANAN DIARE No Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman :

PENANGANAN DIARE No Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : UPTD PUSKESMAS PAUH SOP PENANGANAN DIARE No Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : dr. Hj. Nurlia, MM NIP.197306162006042011 1. Pengertian Buang air besar yg frekwensinya, lebih sering dari

Lebih terperinci

PENANGANAN DIARE. B. Tujuan Mencegah dan mengobati dehidrasi, memperpendek lamanya sakit dan mencegah diare menjadi berat

PENANGANAN DIARE. B. Tujuan Mencegah dan mengobati dehidrasi, memperpendek lamanya sakit dan mencegah diare menjadi berat Yusi Meilia, S.ST, M.Kes Halaman : 1 / 5 NIP A. Pengertian Buang air besar yang frekuensi, lebih sering dari biasnya pada umumnya 3 kali atau lebih per hari dengan konsistensi cair berlangsung < 7 hari

Lebih terperinci

RENCANA TERAPI A PENANGANAN DIARE DI RUMAH (DIARE TANPA DEHIDRASI)

RENCANA TERAPI A PENANGANAN DIARE DI RUMAH (DIARE TANPA DEHIDRASI) RENCANA TERAPI A PENANGANAN DIARE DI RUMAH (DIARE TANPA DEHIDRASI) JELASKAN KEPADA IBU TENTANG 4 ATURAN PERAWATAN DI RUMAH: BERI CAIRAN TAMBAHAN a. Jelaskan kepada ibu: - Pada bayi muda, pemberian ASI

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT DIARE

KERANGKA ACUAN PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT DIARE KERANGKA ACUAN PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT DIARE I. PENDAHULUAN Hingga saat ini penyakit Diare maerupakan masalah kesehatan masyarakat Indonesia, hal dapat dilihat dengan meningkatnya angka kesakitan

Lebih terperinci

PENDATAAN DAN PELAPORAN P2 DIARE

PENDATAAN DAN PELAPORAN P2 DIARE PENDATAAN DAN PELAPORAN P2 DIARE No. Dokumen: SOP No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : 1/1 UPT PUSKESMAS DLINGO II dr. Sigit Hendro Sulistyo NIP. 198111262009031006 1. Pengertian Salah satu elemen yang

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN PENDAHULUAN Seorang ibu akan membawa anaknya ke fasilitas kesehatan jika ada suatu masalah atau

Lebih terperinci

Pola buang air besar pada anak

Pola buang air besar pada anak Diare masih merupakan masalah kesehatan nasional karena angka kejadian dan angka kematiannya yang masih tinggi. Balita di Indonesia ratarata akan mengalami diare 23 kali per tahun. Dengan diperkenalkannya

Lebih terperinci

DIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun.

DIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun. DIARE AKUT I. PENGERTIAN Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu. Kematian disebabkan karena dehidrasi. Penyebab terbanyak

Lebih terperinci

PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2011 / 2012 Program Studi Pendidikan Dokter

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) Topik : Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Sasaran : 1. Umum : Keluarga pasien ISPA 2. Khusus: Pasien ISPA Hari/Tanggal : Jumat, 24 Januari 2014 Waktu : Pukul 9.30 10.00

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN. Berbasis Masyarakat di desa Ronga-Ronga kecamatan Gajah Putih

KUESIONER PENELITIAN. Berbasis Masyarakat di desa Ronga-Ronga kecamatan Gajah Putih KUESIONER PENELITIAN Pengetahuan dan Sikap Ibu terhadap Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat di desa Ronga-Ronga kecamatan Gajah Putih A. Data Demografi No. Responden : Umur : Pendidikan

Lebih terperinci

Buku Saku Petugas Kesehatan

Buku Saku Petugas Kesehatan Buku Saku Petugas Kesehatan Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2011 Publikasi ini dibuat oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia dengan dukungan

Lebih terperinci

SOP PEMAKAIAN AMBULAN UNTUK RUJUKAN

SOP PEMAKAIAN AMBULAN UNTUK RUJUKAN SOP PEMAKAIAN AMBULAN UNTUK RUJUKAN Pengertian 1. Ambulans adalah kendaraan yang digunakan untuk mengantar, menjemput dan membantu keperluan orang sakit atau jenazah. Pasien Dirujuk adalah pasien yang

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 6

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 6 MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 6 TINDAK LANJUT Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2011 / 2012 Program Studi Pendidikan Dokter UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. biasanya disebabkan oleh virus atau bakteri. Infeksi ini diawali dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. biasanya disebabkan oleh virus atau bakteri. Infeksi ini diawali dengan 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 2.1.1 Definisi ISPA Infeksi saluran pernapasan akut yang lebih dikenal dengan ISPA biasanya disebabkan oleh virus atau bakteri. Infeksi

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGISIAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) POSYANDU LANSIA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGISIAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) POSYANDU LANSIA S P O STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGISIAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) POSYANDU LANSIA PUSKESMAS KUMAI No. Dokumen : 445/1.1.5.2/SPO/KI/2016 No. Revisi : Tanggal Terbit : 5 Desember 2016 Halaman : 1/2 dr.abimayu

Lebih terperinci

SPO. Menentukan informasi pendaftaran (termasuk di dalamnya mengenai transfer pasien) yang akan disampaikan pada unit unit penunjang terkait

SPO. Menentukan informasi pendaftaran (termasuk di dalamnya mengenai transfer pasien) yang akan disampaikan pada unit unit penunjang terkait KOORDINASI DAN KOMUNIKASI ANTAR UNIT PENUNJANG No. Kode : SPO Terbitan : No. Revisi : Tgl Mulai Berlaku : Halaman : PUSKESMAS TALANG 1. Pengertian : Penyampaian informasi mengenai hal hal yang be mengetahui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak adalah anugrah yang diberikan Tuhan kepada keluarga, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak adalah anugrah yang diberikan Tuhan kepada keluarga, yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah anugrah yang diberikan Tuhan kepada keluarga, yang harus dijaga dan dilindungi. Anak merupakan generasi penerus bangsa maka dari itu harus tumbuh menjadi

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN

MANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN MANAJEMEN TERPADU BAYI MUDA UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN PENDAHULUAN Bayi muda : - mudah sekali menjadi sakit - cepat jadi berat dan serius / meninggal - utama 1 minggu pertama kehidupan cara memberi pelayanan

Lebih terperinci

RUK PROGRAM DIARE TAHUN 2018

RUK PROGRAM DIARE TAHUN 2018 RUK PROGRAM DIARE TAHUN 2018 OLEH : PEMEGANG PROGRAM DIARE PUSKESMAS RAMPAL CELAKET KOTA MALANG JANUARI 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Diare sampai saat ini masih menjadi masalah utama di masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare pada anak masih merupakan masalah kesehatan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare pada anak masih merupakan masalah kesehatan dengan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare pada anak masih merupakan masalah kesehatan dengan angka kematian yang masih tinggi terutama pada anak umur 1 sampai 4 tahun, yang memerlukan penatalaksanaan yang

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT A. KONSEP DASAR MTBS Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah intervensi yang cost effective untuk mengatasi masalah kematian balita yang disebabkan oleh ISPA, diare,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak merupakan individu yang berada dalam suatu rentang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak merupakan individu yang berada dalam suatu rentang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan individu yang berada dalam suatu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyakit diare 1. Definisi Diare merupakan buang air besar dengan konsistensi cair atau lembek dan dapat berupa air saja dengan frekuensi buang air besar lebih dari normalnya

Lebih terperinci

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA)

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) 1. Pengertian ISPA Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, yang dapat menimbulkan berbagai spectrum

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan : Perawatan Anak Dengan Diare Hari/Tanggal : Rabu/ 23 Januari 2008 Pukul : 11.00-11.45 Sasaran: Seluruh orang tua bayi/anak di RT 02 / RW 04 Kel. Andalas Timur Tempat

Lebih terperinci

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS Asuhan segera pada bayi baru lahir Adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah persalinan. Aspek-aspek penting yang harus dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 20 Juni 2011 di Ruang Lukman Rumah Sakit Roemani Semarang. Jam 08.00 WIB 1. Biodata a. Identitas pasien Nama : An. S Umur : 9

Lebih terperinci

POJOK ORALIT. LAPORAN MANAJEMEN Februari, 2018 : A.FEBY EKA PUTRI STAMBUK : N PEMBIMBING : dr. INDAH P.KIAY DEMAK.M.Med.

POJOK ORALIT. LAPORAN MANAJEMEN Februari, 2018 : A.FEBY EKA PUTRI STAMBUK : N PEMBIMBING : dr. INDAH P.KIAY DEMAK.M.Med. LAPORAN MANAJEMEN Februari, 2018 POJOK ORALIT NAMA : A.FEBY EKA PUTRI STAMBUK : N 111 16 052 PEMBIMBING : dr. INDAH P.KIAY DEMAK.M.Med.Ed dr. AYU SEKARANI.D.PUTRI BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS

Lebih terperinci

Unit. Terbitan : 2014 No. Revisi : Tanggal mulai berlaku 01 Januari 2014 Halaman : 1-7

Unit. Terbitan : 2014 No. Revisi : Tanggal mulai berlaku 01 Januari 2014 Halaman : 1-7 PENATALAKSANAAN PENEMUAN PASIEN DIARE DI PUSKESMAS INTRUKSI KERJA NO Kode : Terbitan : 2014 No. Revisi : Tanggal mulai berlaku 01 Januari 2014 Halaman : 1-7 Disiapkan Unit Pelayanan Kesehatan PENANGGUNG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. atau dapat pula bercampur lendir dan darah/lendir saja (Ngastiyah, 2005). Pada

BAB 1 PENDAHULUAN. atau dapat pula bercampur lendir dan darah/lendir saja (Ngastiyah, 2005). Pada 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diare merupakan keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau

Lebih terperinci

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS 1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, berlangsung kirakira 6 minggu. Anjurkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak umur bawah lima tahun (balita) merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit, terutama penyakit infeksi (Notoatmodjo, 2011). Gangguan kesehatan

Lebih terperinci

GRAFIK CAKUPAN TEMPAT BEROBAT BILA ANGGOTA KELUARGA SAKIT

GRAFIK CAKUPAN TEMPAT BEROBAT BILA ANGGOTA KELUARGA SAKIT DESA CIGELAM GRAFIK CAKUPAN TEMPAT BEROBAT BILA ANGGOTA KELUARGA SAKIT 6 5 4 3 2 1 59,77 4,22 Puskesmas TenKes dan RS Tradisional Berobat sendiri Dari grafik diatas terlihat sebagian besar masyarakat memilih

Lebih terperinci

INOVASI KEPERAWATAN DIARE PADA ANAK. Pencegahan penyakit adalah upaya mengarahkan sejumlah kegiatan untuk

INOVASI KEPERAWATAN DIARE PADA ANAK. Pencegahan penyakit adalah upaya mengarahkan sejumlah kegiatan untuk INOVASI KEPERAWATAN DIARE PADA ANAK I. Pengertian Pencegahan penyakit adalah upaya mengarahkan sejumlah kegiatan untuk melindungi klien dari ancaman kesehatan potensial. dengan kata lain, pencegahan penyakit

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 5 TINDAK LANJUT

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 5 TINDAK LANJUT MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 5 TINDAK LANJUT PENDAHULUAN Ibu telah diberitahu kapan harus kembali untuk kunjungan ulang sesuai dengan klasifikasi (misalnya dalam waktu 2 hari atau 5 hari). Sebagian

Lebih terperinci

A. Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat (MTBS-M)

A. Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat (MTBS-M) 0,014. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat (MTBS-M) 1. Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat (MTBS-M) Manajemen Terpadu Balita Sakit bagi Masyarakat

Lebih terperinci

DIARE Oleh: Astrie Rezky Defri Yulianti Intan Farah Diba Angela Juliana Nur Aira Juwita Risna Sri Mayani Syarifa Andiana Tri wardhana Yuvi Zulfiatni

DIARE Oleh: Astrie Rezky Defri Yulianti Intan Farah Diba Angela Juliana Nur Aira Juwita Risna Sri Mayani Syarifa Andiana Tri wardhana Yuvi Zulfiatni DIARE Oleh: Astrie Rezky Defri Yulianti Intan Farah Diba Angela Juliana Nur Aira Juwita Risna Sri Mayani Syarifa Andiana Tri wardhana Yuvi Zulfiatni Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), Diare adalah

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 3 MENENTUKAN TINDAKAN DAN MEMBERI PENGOBATAN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 3 MENENTUKAN TINDAKAN DAN MEMBERI PENGOBATAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 3 MENENTUKAN TINDAKAN DAN MEMBERI PENGOBATAN Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2011 / 2012 Program

Lebih terperinci

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk Pelayanan Kesehatan bagi Anak Bab 7 Gizi Buruk Catatan untuk fasilitator Ringkasan kasus Joshua adalah seorang anak laki-laki berusia 12 bulan yang dibawa ke rumah sakit kabupaten dari rumah yang berlokasi

Lebih terperinci

MALNUTRISI. Prepared by Rufina Pardosi UNICEF Meulaboh

MALNUTRISI. Prepared by Rufina Pardosi UNICEF Meulaboh MALNUTRISI Prepared by Rufina Pardosi UNICEF Meulaboh Apa itu malnutrisi? Kebutuhan tubuh akan makronutrien (lemak, karbohidrat dan protein) tidak terpenuhi Penyebab : Asupan makanan kurang Penyakit Klasifikasi

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam 14.30 1. Identitas klien Nama Umur Jenis kelamin Alamat Agama : An. R : 10 th : Perempuan : Jl. Menoreh I Sampangan

Lebih terperinci

PERSALINAN LAMA No. Dokumen : No. Revisi : Tanggal : Terbit. berlaku Halaman :

PERSALINAN LAMA No. Dokumen : No. Revisi : Tanggal : Terbit. berlaku Halaman : SOP PERSALINAN LAMA No. Dokumen : No. Revisi : Terbit berlaku Halaman : UPT Puskesmas Sangatta Selatan Dr.Suriani NIP. 196212261999032001 1. Pengertian Persalinan lama adalah persalinan yang berlangsung

Lebih terperinci

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan 5. Pengkajian a. Riwayat Kesehatan Adanya riwayat infeksi saluran pernapasan sebelumnya : batuk, pilek, demam. Anoreksia, sukar menelan, mual dan muntah. Riwayat penyakit yang berhubungan dengan imunitas

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 7 PEDOMAN PENERAPAN MTBS DI PUSKESMAS

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 7 PEDOMAN PENERAPAN MTBS DI PUSKESMAS MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 7 PEDOMAN PENERAPAN MTBS DI PUSKESMAS Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2011 / 2012 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

MENGHINDARI PENGULANGAN YANG TIDAK PERLU. No Kode : EP1 Terbitan : No Revisi : Tgl Mulai Berlaku : Halaman :

MENGHINDARI PENGULANGAN YANG TIDAK PERLU. No Kode : EP1 Terbitan : No Revisi : Tgl Mulai Berlaku : Halaman : MENGHINDARI PENGULANGAN YANG TIDAK PERLU No Kode : Disahkan oleh Kepala Puskesmas SOP 7.6.6.EP1 Terbitan : No Revisi : PUSKESMAS BINTUNI Tgl Mulai Berlaku : Halaman : drg. Ferdinan Mangalik NIP.196802202000121004

Lebih terperinci

MATERI PENYEGARAN KADER

MATERI PENYEGARAN KADER MATERI PENYEGARAN KADER 1. Topik : KMS a. Pengertian Kartu Menuju Sehat (KMS) KMS adalah kartu yang memuat data pertumbuhan serta beberapa informasi lain mengenai perkembangan anak, yang dicatat setiap

Lebih terperinci

M ENULAR DAN GIZI BU RU K

M ENULAR DAN GIZI BU RU K P ROGRAM PUSKESMAS DALAM P ENANGGULANGAN PENYAKIT M ENULAR DAN GIZI BU RU K E1 SKENARIO 3 Dokter M. baru ditempatkan sebagai kepala Puskesmas di Puskesmas kecamatan T. Dari hasil evaluasi sementara yang

Lebih terperinci

Grafik 1.1 Frekuensi Incidence Rate (IR) berdasarkan survei morbiditas per1000 penduduk

Grafik 1.1 Frekuensi Incidence Rate (IR) berdasarkan survei morbiditas per1000 penduduk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit diare sampai saat ini masih merupakan penyebab kematian utama di dunia, terhitung 5-10 juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP Pengumpulan dan penyajian data penulis lakukan pada tanggal 28 Maret 2016 pukul 15.00 WIB,

Lebih terperinci

ABORTUS INKOMPLIT. No. Dokumen : No. Revisi : - Tanggal Terbit : Halaman : 1/ Sutarjo, SKM, M.MKes NIP

ABORTUS INKOMPLIT. No. Dokumen : No. Revisi : - Tanggal Terbit : Halaman : 1/ Sutarjo, SKM, M.MKes NIP SOP NIP. 19620305 198803 1 008 UPT Puskesmas Gegesik 1. Pengertian Abortus Inkomplit adalah sebagian hasil konsepsi telah keluar darimkavum uteri masih ada yang tertinggal 2. Tujuan Sebagai acuan petugas

Lebih terperinci

CURRICULUM VITAE. : Jalan Abdul Hakim Komplek Classic III Setiabudi Residence No. 56B Tanjungsari Medan

CURRICULUM VITAE. : Jalan Abdul Hakim Komplek Classic III Setiabudi Residence No. 56B Tanjungsari Medan Lampiran 1 CURRICULUM VITAE Nama : Muhammad Iqbal Tempar / Tanggal Lahir : Kisaran / 23November 1993 Agama Alamat : Islam : Jalan Abdul Hakim Komplek Classic III Setiabudi Residence No. 56B Tanjungsari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja

BAB I PENDAHULUAN. hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare merupakan keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi tinja encer, dapat berwarna hijau atau dapat

Lebih terperinci

Modul ke: Pedologi. Cedera Otak dan Penyakit Kronis. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

Modul ke: Pedologi. Cedera Otak dan Penyakit Kronis. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi. Modul ke: Pedologi Cedera Otak dan Penyakit Kronis Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Apakah yang Dimaksudkan dengan Kelumpuhan Otak itu? Kelumpuhan

Lebih terperinci

PERMINTAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM, PENERIMAAN, PENGAMBILAN DAN PENYIMPANAN SPESIMEN No. Dokumen : C/VIII/SOP/I/16/002 No.

PERMINTAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM, PENERIMAAN, PENGAMBILAN DAN PENYIMPANAN SPESIMEN No. Dokumen : C/VIII/SOP/I/16/002 No. UPTD PUSKESMAS BELOPA PERMINTAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM, PENERIMAAN, PENGAMBILAN DAN PENYIMPANAN SPESIMEN No. Dokumen : C/VIII/SOP/I/16/002 No. Revisi : 00 SOP Tanggal terbit : 02 Januari 2016 Halaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diare merupakan masalah pada anak-anak di seluruh dunia. Dehidrasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Diare merupakan masalah pada anak-anak di seluruh dunia. Dehidrasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare merupakan masalah pada anak-anak di seluruh dunia. Dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit pada penderita diare sering disebabkan oleh diare itu sendiri dan

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN PADA By U USIA 3 BULAN DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA)

ASUHAN KEBIDANAN PADA By U USIA 3 BULAN DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA) ASUHAN KEBIDANAN PADA By U USIA 3 BULAN DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA) Mimatun Nasihah* Eka Ayu Apriliana** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan **Mahasiswa

Lebih terperinci

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 8 Anak menderita HIV/Aids. Catatan untuk fasilitator. Ringkasan Kasus:

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 8 Anak menderita HIV/Aids. Catatan untuk fasilitator. Ringkasan Kasus: Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit Bab 8 Anak menderita HIV/Aids Catatan untuk fasilitator Ringkasan Kasus: Krishna adalah seorang bayi laki-laki berusia 8 bulan yang dibawa ke Rumah Sakit dari sebuah

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL

PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL Untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Sarjana S-2

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN. (wib) abdomen

CATATAN PERKEMBANGAN. (wib) abdomen CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan NO. DX Hari/Tanggal Pukul (wib) Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP) 1 Senin/27 Januari 2014 2 Senin/27 Januari 2014 16.00 1. Mengkaji kemampuan

Lebih terperinci

Saudara telah belajar cara mengobati anak sakit termasuk melanjutkan pengobatan di rumah.walaupun saudara dalam keadaan tergesa-gesa, sangat penting

Saudara telah belajar cara mengobati anak sakit termasuk melanjutkan pengobatan di rumah.walaupun saudara dalam keadaan tergesa-gesa, sangat penting KONSELING BAGI IBU Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2011 / 2012 Program Studi Pendidikan Dokter UNIVERSITAS JAMBI Saudara telah belajar cara

Lebih terperinci

Oleh: Aulia Ihsani

Oleh: Aulia Ihsani Makalah Pribadi Oleh: Aulia Ihsani 07120133 Pembimbing: dr. Yuniar Lestari, M.Kes dr. Rima Semiarty, MARS Rencana pembangunan jangka panjang bidang kesehatan RI tahun 2005 2025 atau Indonesia Sehat 2025

Lebih terperinci

Ind m MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

Ind m MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA 616.241 Ind m MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA Kementerian Kesehatan REPUBLIK INDONESIA Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2012 616.241 Ind m Katalog dalam terbitan.

Lebih terperinci

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS 1. Ketuban pecah Dini 2. Perdarahan pervaginam : Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta Intra Partum : Robekan Jalan Lahir Post Partum

Lebih terperinci

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah diberikan penyuluhan ibu ibu atau warga desa mampu : Menjelaskan pengertian diare

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah diberikan penyuluhan ibu ibu atau warga desa mampu : Menjelaskan pengertian diare SAP DIARE PADA BALITA Topik : Penyakit Berbasis Lingkungan Sub topik : Diare dan pertolongan pertama penderita diare Sasaran : Warga Desa / Ibu Balita Tempat : Desa Ciawi Hari/Tanggal : Selasa, 13 Agustus

Lebih terperinci

MEDICAL RECORD FOR GERIATRIC

MEDICAL RECORD FOR GERIATRIC NomerPMR : G.5221 Nama Pasien MEDICAL RECORD FOR GERIATRIC : Vicky Ztatuzizasi Usia 50 thn Jenis Kelamin laki-laki Tanggal : 25 Desember 2013 Alasan berkunjung Flu sudah berlangsung 2 hari KONDISI AWAL

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN BTA ( BAKTERI TAHAN ASAM )

PEMERIKSAAN BTA ( BAKTERI TAHAN ASAM ) UPT. PUSKESMAS NUSA PENIDA I SOP PEMERIKSAAN BTA ( BAKTERI TAHAN ASAM ) No. Dokumen : 23/SOP/Lab-NPI/2016 No. Revisi : 01 Tgl. Terbit : 01 April 2016 Halaman : 1-5 Kepala UPT Puskesmas Nusa Penida I dr.

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN KESEHATAN MATA

PEMERIKSAAN KESEHATAN MATA KABUPATEN LAMPUNG SELATAN SO P PEMERIKSAAN KESEHATAN MATA No. Dokumen : 03-08020503-07.P-019 No. Revisi : Tanggal Terbit : 04 Januari 2016 Halaman : KEPALA PUSKESMAS MERBAU MATARAM SUCIPTO, SKM, MKes 1.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian KMS Balita KMS adalah kartu yang memuat grafik pertumbuhan serta indikator perkembangan yang bermanfaat untuk mencatat dan memantau tumbuh kembang balita setiap bulan

Lebih terperinci

5) Penanggulangan diare. 6) Sanitasi dasar. 7) Penyediaan obat esensial. 5. Penyelenggaraan

5) Penanggulangan diare. 6) Sanitasi dasar. 7) Penyediaan obat esensial. 5. Penyelenggaraan POSYANDU 1. Pengertian Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan. (www.bkkbn.com) Posyandu adalah pusat pelayanan

Lebih terperinci

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 5 Diare. Catatan untuk instruktur

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 5 Diare. Catatan untuk instruktur Pelayanan Kesehatan bagi Anak Bab 5 Diare Catatan untuk instruktur Fabian adalah anak usia 2 tahun yang dibawa ke rumah sakit kabupaten dari desa terpencil dengan diare dan tanda dehidrasi berat. Selama

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 4

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 4 MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 4 KONSELING BAGI IBU PENDAHULUAN Saudara telah belajar cara mengobati anak sakit termasuk melanjutkan pengobatan di rumah.walaupun saudara dalam keadaan tergesa-gesa,

Lebih terperinci

Dehidrasi. Gejala Dehidrasi: Penyebab Dehidrasi:

Dehidrasi. Gejala Dehidrasi: Penyebab Dehidrasi: Dehidrasi Pengertian, Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahan Pengertian: Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang didapatkan, sehingga keseimbangan gula-garam

Lebih terperinci

Ind m MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

Ind m MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA 616.241 Ind m MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA Kementerian Kesehatan REPUBLIK INDONESIA Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2012 616.241 Ind m Katalog dalam terbitan.

Lebih terperinci

OLEH: IMA PUSPITA NIM:

OLEH: IMA PUSPITA NIM: FORMULIR PERMOHONAN PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU ORANG TUA DALAM MERAWAT BALITA DENGAN ISPA DI RW 03 KELURAHAN WIJAYA KUSUMU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATANGROGOL PETAMBURAN

Lebih terperinci

RUJUKAN. Ditetapkan Oleh Ka.Puskesmas SOP. Sambungmacan II. Kab. Sragen. Puskesmas. dr.udayanti Proborini,M.Kes NIP

RUJUKAN. Ditetapkan Oleh Ka.Puskesmas SOP. Sambungmacan II. Kab. Sragen. Puskesmas. dr.udayanti Proborini,M.Kes NIP SOP No. Kode Terbitan No. Revisi : : 01 : 00 Ditetapkan Oleh Ka. Halaman : 1-1. dr.udayanti Proborini,M.Kes NIP. 19740409 200312 2 002 1. Pengertian 2. Tujuan 3. Kebijakan 4. Referensi 5. Prosedur Sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. buang air besar (Dewi, 2011). Penatalaksaan diare sebenarnya dapat. dilakukan di rumah tangga bertujuan untuk mencegah dehidrasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. buang air besar (Dewi, 2011). Penatalaksaan diare sebenarnya dapat. dilakukan di rumah tangga bertujuan untuk mencegah dehidrasi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit infeksi yang masih perlu diwaspadai menyerang balita adalah diare atau gastroenteritis. Diare didefinisikan sebagai buang air besar yang tidak normal dan berbentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Perilaku Menurut Bloom, derajat kesehatan dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor pelayanan kesehatan, dan faktor genetik. Faktor perilaku

Lebih terperinci

Kesan : terdapat riwayat penyakit keluarga yang diturunkan

Kesan : terdapat riwayat penyakit keluarga yang diturunkan ANAMNESIS Nama lengkap FAKULTAS KEDOKTERAN Nama: An. R : 11 tahun : An. R Tempat dan tanggal lahir : 8 Juni 2002 Nama Ayah Pekerjaan Ayah Nama Ibu Pekerjaan Ibu Alamat : Tn.D : Swasta : Ny. N : IRT : Jati

Lebih terperinci

KUMPULAN SOP Wednesday, 15 July 2015 CONTOH SOP PENATALAKSANAAN PNEUMONIA BALITA Lg-kbkediri (1)

KUMPULAN SOP Wednesday, 15 July 2015 CONTOH SOP PENATALAKSANAAN PNEUMONIA BALITA Lg-kbkediri (1) KUMPULAN SOP Wednesday, 15 July 2015 CONTOH SOP PENATALAKSANAAN PNEUMONIA BALITA Lg-kbkediri (1) UPTD. PuskesmasNgasem Kabupaten Kediri PENATALAKSANAAN PNEUMONIA BALITA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No.

Lebih terperinci

KASUS GIZI BURUK. 1. Identitas. a. Identitas Balita. : Yuni Rastiani. Umur : 40 bln ( ) Tempat Tanggal Lahir : Tasikmalaya,

KASUS GIZI BURUK. 1. Identitas. a. Identitas Balita. : Yuni Rastiani. Umur : 40 bln ( ) Tempat Tanggal Lahir : Tasikmalaya, KASUS GIZI BURUK 1. Identitas a. Identitas Balita Nama : Yuni Rastiani Umur : 40 bln (29-06-2009) Jenis Kelamin : Perempuan Tempat Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 29-06-2009 Alamat Agama Suku : Bojong Kaum

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DAN STATUS GIZI ANAK USIA 6 23 BULAN DI POSYANDU DURI KEPA JAKARTA BARAT TAHUN 2016

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DAN STATUS GIZI ANAK USIA 6 23 BULAN DI POSYANDU DURI KEPA JAKARTA BARAT TAHUN 2016 LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DAN STATUS GIZI ANAK USIA 6 23 BULAN DI POSYANDU DURI KEPA JAKARTA BARAT TAHUN 2016 Saya Yudan Nur Mubarok, mahasiswa Jurusan Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu

Lebih terperinci

Bagaimana Memberikan Makan Bayi Setelah Usia 6 Bulan

Bagaimana Memberikan Makan Bayi Setelah Usia 6 Bulan Berikan Makan Lebih Banyak Selagi Bayi Tumbuh HalHal Yang Perlu Diingat Mulai beri makan di usia Usia antara 6 bulan sampai 2 tahun, seorang anak perlu terus disusui. Bila Anda tidak menyusui, beri makan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 155/Menkes/Per/I/2010 TENTANG PENGGUNAAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) BAGI BALITA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 155/Menkes/Per/I/2010 TENTANG PENGGUNAAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) BAGI BALITA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 155/Menkes/Per/I/2010 TENTANG PENGGUNAAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) BAGI BALITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB III TIJAUAN KASUS. Pada bab ini penulis akan membicarakan tentang tinjauan kasus dari pelaksanaan

BAB III TIJAUAN KASUS. Pada bab ini penulis akan membicarakan tentang tinjauan kasus dari pelaksanaan BAB III TIJAUAN KASUS Pada bab ini penulis akan membicarakan tentang tinjauan kasus dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada An. A dengan Gastroenteritis dehidrasi sedang di ruang luqman Rumah Sakit Roemani

Lebih terperinci

PENANGANAN TEPAT MENGATASI DEMAM PADA ANAK

PENANGANAN TEPAT MENGATASI DEMAM PADA ANAK PENANGANAN TEPAT MENGATASI DEMAM PADA ANAK Demam pada anak merupakan salah satu pertanda bahwa tubuhnya sedang melakukan perlawanan terhadap kuman yang menginfeksi. Gangguan kesehatan ringan ini sering

Lebih terperinci

DAFTAR ISI No. Tentang Hal.

DAFTAR ISI No. Tentang Hal. DAFTAR ISI No. Tentang Hal. 1 Visi, Misi dan Motto 3 2 Tata Nilai dan Budaya Mutu 4 3 Komitmen Besama Peningkatan 5 Mutu dan Kinerja 4 Indikator Mutu 6 1. Indikator Mutu ADMEN 6 2. Indikator Kinerja Pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama pada bagian perawatan anak (WHO, 2008). kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20%

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama pada bagian perawatan anak (WHO, 2008). kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20% BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia. Hampir empat juta orang meninggal setiap tahun.

Lebih terperinci

KUESIONER GAMBARAN BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INSIDENSI DIARE PADA BALITA DI RSU SARASWATI CIKAMPEK PERIODE BULAN JULI 2008

KUESIONER GAMBARAN BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INSIDENSI DIARE PADA BALITA DI RSU SARASWATI CIKAMPEK PERIODE BULAN JULI 2008 Lampiran 1 KUESIONER GAMBARAN BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INSIDENSI DIARE PADA BALITA DI RSU SARASWATI CIKAMPEK PERIODE BULAN JULI 2008 IDENTITAS RESPONDEN 1. Umur Responden : a). < 20 tahun b).

Lebih terperinci

2. ( ) Tidak lulus SD 3. ( ) Lulus SD 4. ( ) Lulus SLTP 5. ( ) Lulus SLTA 6. ( ) Lulus D3/S1

2. ( ) Tidak lulus SD 3. ( ) Lulus SD 4. ( ) Lulus SLTP 5. ( ) Lulus SLTA 6. ( ) Lulus D3/S1 105 KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN PERILAKU IBU TENTANG PENANGANAN AWAL DIARE DALAM MENCEGAH TERJADINYA DEHIDRASI PADA BALITA DI KELURAHAN TEGAL SARI MANDALA III KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2012 I. Data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul WIB Ny Y datang ke

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul WIB Ny Y datang ke digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL I. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul 22.07 WIB Ny Y datang ke RSUD Sukoharjo dengan membawa

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Identitas Pasien Nama Umur Jenis kelamin Suku bangsa Agama Alamat : An. B : 6 tahun : lakilaki : Jawa/Indonesia : Islam : Gunung Pati, Semarang No. Register : 5526221

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) memperkirakan insidens Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di negara berkembang dengan angka kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran

Lebih terperinci

PENUNTUN PEMBELAJARAN

PENUNTUN PEMBELAJARAN PENUNTUN PEMBELAJARAN TEKNIK PENGAMBILAN, PEMBUATAN PRAPARAT LANGSUNG DAN PENGIRIMAN SEKRET URETHRA Diberikan pada Mahasiswa Semester IV Fakulytas Kedokteran Unhas SISTEM UROGENITAL FAKULTAS KEDOKTERAN

Lebih terperinci

SOP/ PROTAP PENGUKURAN TEKANAN DARAH

SOP/ PROTAP PENGUKURAN TEKANAN DARAH Puskesmas Kendit SOP/ PENGUKURAN TEKANAN DARAH RAWAT JALAN... drg. DINA FITRYA, M.Kes 19731026 200501 2 006 Pengerti Tatacara mengukur tekanan darah dengan menggunakan Tensimeter an Untuk mengetahui ukuran

Lebih terperinci

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR FARMASI UPTD PUSKESMAS LADJA

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR FARMASI UPTD PUSKESMAS LADJA STANDART OPERASIONAL PROSEDUR FARMASI UPTD PUSKESMAS LADJA PENYEDIAAN DAN PENGGUNAAN OBAT. Penyediaan dan Penggunaan obat adalah: kegiatan yang dilakukan petugas farmasi Ladja untuk Menganfrak obat ke

Lebih terperinci

DAFTAR TILIK AUDIT INTERNAL UPT PUSKESMAS FAJAR MULIA UNIT PENDAFTARAN

DAFTAR TILIK AUDIT INTERNAL UPT PUSKESMAS FAJAR MULIA UNIT PENDAFTARAN UNIT PENDAFTARAN NO 1 Terdapat prosedur pendaftaran 2 Tersedia alur pendaftaran 3 Petugas memahami dan melaksanakan prosedur pendaftaran 4 Tersedia SOP Penilaian kepuasan pelangggan 5 Tersedia form penilaian

Lebih terperinci