EFISIENSI ANGGARAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN BULELENG
|
|
- Widyawati Tan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 EFISIENSI ANGGARAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN BULELENG 1 Gede Doni Dharmawan, 1 Edy Sujana, 2 Made Arie Wahyuni Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia {donidharmawan88@gmail.com, ediesujana_bali@yahoo.com, aris_wahyuni_arie@yahoo.com}@undiksha.ac.id Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui anggaran biaya produksi pada PDAM Buleleng, mengetahui biaya-biaya apa saja yang muncul dalam pengendalian biaya produksi, mengetahui efisiensi anggaran biaya produksi sebagai alat biaya produksi dan kendala-kendala dalam pengendalian biaya produksi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan pengurus PDAM Buleleng. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui tiga tahap, yaitu reduksi data, penyajian data,dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa biaya yang muncul dalam pegendalian biaya produksi berada pada anggaran biaya produksi yang disusun setiap tahunnya. Pada tahun 2014, efisiensi anggaran biaya produksi bisa dikatakan kurang baik karena pada tahun 2014 mengalami kerugian sedangakan anggaran biaya produksi tahun 2015 sudah dikatakan efisiensi. Kendala kendala dalam pengendalian biaya produksi pada PDAM Buleleng adalah faktor cuaca yang tidak dapat dikendalikan dan bertambahnya kegiatan yang tidak dapat diketahui, ini dapat dikendalikan dengan RKAP yang disusun setiap tahunnya. Kata kunci: anggaran biaya produksi, pengendalian biaya produksi, biaya produksi Abstract The purpose of this research is to know the budget of production cost at Buleleng PDAM, to know what cost arises in the control of production cost, to know the efficiency of production cost budget as a tool of production cost and constraint in controlling production cost. This research is a qualitative research. The data used are primary data obtained from direct interview with Buleleng PDAM management. Data collection techniques use interview techniques, and documentation. Data analysis is done through three stages, namely data reduction, data presentation, and conclusion. The results of this study indicate that the costs that arise in pegendalian production costs are in the production cost budget compiled each year. In 2014, the efficiency of production cost budget can be said is not good because in 2014 suffered losses while the budget of production cost in 2015 has been said efficiency. Constraints in controlling production costs in Buleleng PDAMs are uncontrollable weather factors and unknown activity increases, these can be controlled by the RKAP compiled annually. Keywords: production cost budget, production cost control, production cost
2 PENDAHULUAN BUMN (Badan Usaha Milik Negara) adalah perusahaan yang didirikan dan dikelola oleh negara untuk menjalankan kegiatan oprasional di sektor industri dan bisnis strategis. Pemerintah Indonesia mendirikn BUMN dengan tujuan utama, yaitu tujuan yang bersifat ekonami dan tujuan yang bersifat sosial. Dalam tujuan yang bersifat ekonomi, BUMN dimaksud untuk mengelola sektor-sektos bisnis strategis agar tidak dikuasai pihak-pihak tertentu. Bidang-bidang usaha yang menyangkut hidup orang banyak, seperti air, listrik, minyak dan gas bumi, sebagaimana diamanatkan dalam pasal 33 UUD Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sebagai perusahaan milik daerah atau BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) mengemban kewenangan penuh dalam pemenuhan hajat hidup warga Negara Indonesia. Sebagaimana diatur dalam UUD 1945 pada pasal 33 ayat 3 yang berbunyi Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Hal ini bermakna bahwa segala sesuatu mengenai sumber daya alam termasuk didalamnya air beserta kekayaan alam lainnya milik atau berada dalam wilayah teritori Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berarti dikuasai, diatur, dikelola, dan didistribusikan oleh Negara atau Pemerintah dengan segenap lembaga pengelolanya untuk dipergunakan bagi kemakmuran atau menyejahterakan rakyat Indonesia seluruhnya. Dalam memproduksi air berisih, perusahaan pasti memerlukan beberapa biaya- biaya yang biasanya disebut biaya produksi, untuk mengontrol biaya produksi perusahaan pasti membuat suatu anggaran biaya produksi. Anggaran merupakan rencana kegiatan yang akan dijalankan oleh manajemen dalam satu periode yang tertuang secara kuantitatif, formal dan sistematis (Sasongko dan Parulian 2010; Rudianto 2009), dinyatakan dalam kesatuan unit moneter dan berlaku untuk jangka waktu tertentu untuk masa yang akan datang Julita dan Jufrizen 2008: 9). Kuswadi (2005 : 84) anggaran adalah rencana kerja dalam bentuk uang atau sistematika keuangan. Dengan adanya anggaran maka manajemen dapat membandingkan dan menganalisa biaya yang sesungguhnya dengan biaya yang dianggarkan, yang dapat memberikan informasi bagi manajemen untuk memungkinkan mereka mengidentifikasikan penyimpangan yang terjadi dari rencana kegiatan. Anggaran biaya produksi merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap perusahaan setelah tingkat penjualan ditentukan pada saat perusahaan beroperasi. Perlu adanya rencana berupa anggaran biaya produksi, sehingga jelas misi dan target yang akan dicapai pada periode berikutnya. Karena anggaran merupakan alat manajemen dalam melaksanakan dan mengendalikan organisasi agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien Nafarin (2007: 19). Anggaran memaksa para manajer untuk melakukan perencanaan, menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk memperbaiki pengambilan keputusan, menyediakan standar evaluasi kinerja, memperbaiki komunikasi dan koordinasi (Hansen dan Mowen 2009: 424) Bagi pimpinan perusahaan, anggaran biaya produksi merupakan sarana untuk keperluan rencana, koordinasi, pengawasan dan pengendalian biaya. Pentingnya anggaran biaya produksi bagi perusahaan ini adalah untuk menunjang kegiatan penjualan, sehingga barang dapat disediakan sesuai dengan yang telah direncanakan dan digunakan untuk mengatur produksi. Sehingga biayabiaya produksi yang dihasilkan akan seminimal mungkin, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja serta biaya overhead. Jika ketiga unsur yang diperlukan tersebut kurang baik maka akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan perusahaan. Untuk mendapatkan gambaran biaya produksi dengan tepat, terlebih dahulu harus diketahui seberapa besar biaya yang diperlukan untuk memproduksi
3 produk, sehingga perlu diperhitungkan biaya produksi yang baik dalam akan digunakan dalam suatu produksi. Jika antara anggaran yang disusun dengan realisasinya terdapat selisih yang material, maka selisih atau penggunaan dana dan unsur biaya yang variance tersebut perlu di analisis lebih jauh. Dalam mewujudkan anggaran biaya produksi tersebut, diperlukan pengendalian Tabel 1. Anggaran Biaya Produksi Tahun 2014 dan 2015 Pada Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Buleleng. Anggaran biaya produksi (Rp) NO NAMA PERKIRAAN SUMBER Beban Retribusi Air Baku Beban BBM Produksi Beban Pemakaian Bahan Pembantu Rupa-rupa Beban Operasi Pr oduk Lainnya Beban Pemeliharaan Bangunan & Penyempurnaan Tanah Produksi Beban Pemeliharaan Sumur-sumur Produksi Beban Pemeliharaan Pipa Induk Produksi Beban Pemeliharaan Alat Perpompaan Produksi Beban Pemeliharaan Instalasi Sumber Lainnya Beban Gaji Produksi Beban Lembur Pegawai Produksi Beban Listrik PLN Produksi Beban Ph. Produksi JUMLAH PENGELOLAHAN Beban Pemakaian Bahan Kimia Rupa-rupa Beban Operasi Pengelolahan Lainnya Beban Pemeliharaan Bangunan & Penyempurnaan Tanah Pengolahan Beban Pemeliharaan Instalasi Pompa Pengolahan Beban Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Lainnya Beban Pegawai Pengolahan Beban Ph. Pongolahan Air JUMLAH (sumber : Hasil Observasi Peneliti, 2016 ) Untuk dapat mengelola perusahaan dengan baik perlu diadakan pengendalian atas operasi yang dilakukan oleh perusahaan, maka dibuatlah sebuah target anggaran atas sumber daya yang diperlukan di masa yang akan datang.
4 Menurut Carter (2008) pengendalian adalah usaha sistematis manajemen untuk mencapai tujuan. Anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan atau aktifitas suatu perusahaan yang dinyatakan umumnya dalam satuan uang disuatu periode atau waktu tertentu.anggaran memiliki peran sebagai alat perencanaan dan pengendalian serta evaluasi, oleh karena itu anggaran harus dibuat secermat dan seteliti mengkin untuk menghindari ketidakakuratan ketika direalisasikan.salah satu anggaran terpenting dalam aktifitas perusahaan adalah penetapan anggaran biaya produksi yang memerlukan berbagai pertimbangan terintegrasi. Karena itu, penentuan biaya produksi perusahaan haruslah merupakan kebijakan yang benarbenar dipertimbangkan secara baik dan matang. Pada kenyataannya seringkali anggaran yang telah dibuat pada proses perencanaan tidak sesuai atau berbeda ketika telah direalisasikannya. Perbedaan realisasi anggaran tersebut akan memberikan dampak-dampak terhadap banyak hal. Jika realisasi lebih besar dari anggarannya sehingga menimbulkan kerugian bagi perusahaan dapat disebut sebagai selisih tidak menguntungkan atau unfavorable variance sedangkan jika realisasi lebih kecil dari pada anggaran sehingga menimbulkan keuntungan bagi perusahaan maka dapat disebut sebagai selisih menguntungkan atau favorable variance. Kesalahan dalam penyusunan anggaran biaya produksi dapat mempengaruhi jumlah biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan. Kedua kemungkinan tersebut dapat diatasi dengan melakukan perencanaan biaya produksi yang baik dan benar agar tidak menyimpang jauh dengan realisasinya di kemudian hari. Hal-hal seperti ini yang perlu dianalisis lebih jauh karena sangat berkaitan erat dengan fungsi perencanaan dan pengendalian yang penting bagi sebuah perusahaan. Merujuk pada hal tersebut diatas, maka pengendalian biaya produksi menarik untuk diangkat dalam penelitian ini. Berkaitan dengan hal tersebut, adapun beberapa permasalahan penelitian yang akan dijawab dalam penelitian ini, antara lain: 1) Biaya-biaya apa saja yang muncul dalam pengendalian biaya produksi, 2) efisiensikah anggaran biaya produksi sebagai alat pengendalian biaya produksi, 3) kendala-kendala yang muncul dalam pengendalian biaya produksi. METODE Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Seperti yang di definisikan oleh Bugdan dan Taylor (dalam Moleong, 2001:3), Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghadalkan data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan dari orang-orang dan tingkah laku yang diamati dari orang yang diteliti.dalam proses menggali data penelitian, peneliti menggunakan dua sumber data, yaitu: sumber primer dan sumber sekunder. Data primer adalah data yang sangat diperlukan dalam melakukan penelitian atau istilah lain data yang utama (Hikmat, 2011). Data sekunder adalah keterangan yang diperoleh dari pihak kedua, baik berupa orang maupun catatan, seperti buku, laporan, bulletin, dan majalah yang sifatnya dokumentasi (Waluya, 2007:79). Langkah-langkah yang digunakan peneliti untuk menggumpulkan data dalam penelitian ini adalah dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data yang diperoleh diolaah dengan metode analisis data, yaitu: dengan pengumpulan data, reduksi data, display data, verivikasi dan penarikan kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah. HASIL DAN PEMBAHASAN PDAM Buleleng Penyediaan air minum untuk Kota Singaraja dimulai sejak tahun 1902 yang dilaksanakan oleh Pemerintah Belanda, memanfaatkan sumber mata air di Desa Padang Bulia dengan kapasitas 3 ltr/dt mempergunakan sistem gravitasi dan sebuah resevoir di Bantang Banua berkapasitas 180 M³. Pada Tahun 1929 diadakan penambahan kapasitas sebesar 7 ltr/dt dari sumber yang sama dan menambah sebuah reservoir di Bantang Banua dengan kapasitas 300 M³. Disamping itu dilaksanakan pula perluasan jaringan pipa distribusi. Pada tahun 1955 oleh Pemerintah Indonesia dibentuklah badan
5 khusus untuk mengelola air minum yang diberi nama Perusahaan Air Minum Negara Singaraja. Atas upaya PAM Negara Singaraja ini mulai diadakan penambahan kapasitas dengan memanfaatkan sumber mata air Mumbul yang terletak di tengah kota Singaraja menggunakan 2 (dua) pompa yang digerakkan dengan tenaga diesel berkapasitas 15 ltr/dt dan dibangun pula sebuah reservoir Giri Putri dengan kapasitas 550 M³. Pada tahun 1970 oleh PPSAB Bali (Proyek Peningkatan Sarana Air Bersih Bali) diadakan penambahan kapasitas produksi dengan mengambil sumber air di Bangkiang Sidem sebesar 15 ltr/dt. Kemudian perusahaan sendiri secara bertahap meningkatkan kapasitas produksi dari 40 ltr/dt menjadi 75 ltr/dt. Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 071.KPTS/CK/X/1979 tanggal 8 Oktober 1979 PAM Negara Singaraja diubah namanya menjadi Badan Pengelola Air Minum (BPAM) Kabupaten Dati II Buleleng. Pada tahun anggaran 1980/1981 PPSAB Bali melanjutkan bantuannya meningkatkan kapasitas produksi dengan memanfaatkan sumber mata air Pangkung Dalem sebesar 50 ltr/dt. Dengan demikian total kapasitas produksi s/d saat itu adalah 125 ltr/dt. Pada tahun 1986 berdasarkan Berita Acara No. 28/BA/CK/1986 dan No. 690/19266/Bangda, Menteri Pekerjaan Umum menyerahkan pengelolaan BPAM Kabupaten Dati II Buleleng kepada Gubernur Kdh. Tk. I Bali dan berdasarkan Berita Acara No. 690/19268/Bangda dan no. 58/Peng.3/UM/86 tanggal 10 September 1986 Gubernur Kdh. Tk. I Bali menyerahkan kepada Bupati Kdh. Tk. II Buleleng untuk selanjutnya dengan Peraturan Daerah Kabupaten Buleleng No. 1 Tahun 1984 berdirilah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Dati II Buleleng. Mulai Tahun 1988 PDAM Kab. Buleleng berhasil mengadakan renovasi Bronkaptering Mumbul dan perluasan jaringan pipa transmisi,distribusi menggunakan dana pinjaman dari Pemerintah Pusat sebesar Rp ,- yang dimanfaatkan untuk : Bronkaptering Mumbul : 175 ltr/dt, Pompa Centrifugal 5 60 ltr/dt, Reservoir volume M³ di Tegalsari, dan Pipa Transmisi & Distribusi ± meter. Dengan demikian pada akhir tahun 1991 kapasitas produksi menjadi 300 ltr/dt. Tahun 1993 untuk perluasan jaringan ke kawasan Lovina, PDAM Kab. Buleleng kembali memanfaatkan dana pinjaman melalui P3KT sebesar Rp ,- yang dipergunakan untuk: Pengadaan dan pemasangan pipa distribusi Singaraja-Lovina sepanjang meter, pengadaan dan pemasangan pipa distribusi dalam kota dari Res. Bantang Banua s/d ujung timur Jalan Gempol sepanjang meter. Biaya-Biaya Yang Muncul Dalam Pengendalian Biaya Produksi Masalah biaya dalam perusahaan merupakan salah satu faktor yang memperngarugi kontinuitas dari prusahaan yang akan dikelola. Alassannya tanpa biaya yang diperlukan perusahaan maka setiap perusahaan tidak melakukan kegiatan produksinya secara efektif dan efesien. Pengertian biaya secara khusus merupakan pengertian yang operasional, terutama karena memberi petunjuk tentang jenis pemakaian barang-barang, banyaknya pemakaian, kaitan pemakaian dan hasil serta dasar-dasar penilaiannya, sesuai dengan kekhususan masing-masing biaya yang bersangkutan. Menurut Sutrisno (2001:3) : Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi produk selesai. Selanjutnya Harnanto dan Zulkifli (2003:16) mengatakan bahwa : Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Menurut Ahmad (2007 : 34) mengemukakan bahwa : Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu barang. Berdasarkan Biaya produksi air bersih PDAM Buleleng adalah biaya yang dikeluarkan oleh PDAM dalam rangka memproduksi air bersih, yang terdiri dari biaya sumber dan biaya pengolahan. Biaya sumber mrupakan biaya produksi air bersih yang berkaitan dengan pengumpulan air
6 bersih dari berbagai sumber mata air. Biaya pengolahan merupakan biaya pruduksi air bersih yang berkaitan dengan proses pengolahan air sampai setiap didisbustrikan kepada para pelanggan. Untuk memproduksi air PDAM Buleleng melakukan ekploitas dan pengolahan berikut anggran biaya produsi. Anggaran biaya pruduksi PDAM Buleleng pada tahun 2014 dan 2015 dibagi menjadi dua bagian yaitu: biaya sumber dan pengolahan. Biaya sumber terdiri dari Beban Retribusi Air Baku, Beban BBM Produksi, Beban Pemakaian Bahan Pembantu, Rupa-rupa Beban Operasi Produk Lainnya, Beban Pemeliharaan Bangunan & Penyempurnaan Tanah Produksi, Beban Pemeliharaan Sumursumur Produksi, Beban Pemeliharaan Pipa Induk Produksi, Beban Pemeliharaan Alat Perpompaan Produksi, Beban Pemeliharaan Instalasi Sumber Lainnya, Beban Gaji Produksi, Beban Lembur Pegawai Produksi, Beban Listrik PLN Produksi, Beban Ph. Produksi, sedangkan biaya pengolahan terdiri dari Beban Pemakaian Bahan Kimia, Rupa-rupa Beban Operasi Pengelolahan Lainnya, Beban Pemeliharaan Bangunan & Penyempurnaan Tanah Pengolahan, Beban Pemeliharaan Instalasi Pompa Pengolahan, Beban Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Lainnya, Beban Pegawai Pengolahan, Beban Ph. Pongolahan Air Hasil wawancara dengan Bapak Yuliadi, kepala bagian keuangan PDAM Buleleng menyatakan : anggaran biaya produksi pada PDAM Buleleng dibagi menjadi biaya macam biaya yaitu : biaya sumber dan pengolaha. Biaya sumber adalah biaya produksi dimana dalam memproduksi air dari suatu mata air yang lansung disalurkan kepada pelanggan sedangkan biaya pengolahan adalah biaya yang dikeluarkan pada bak penampungan air. Untuk biaya yang muncul dapat dilihat pada anggaran biaya produksi Tabel 2 Realisasi Dan Selisih Anggaran Tahun 2014 Dan 2015 Tahun Realisasi (Rp) Anggaran (Rp) Selisih Efisiensi 2014 Biaya sumber ,24 Biaya pengolahan 522, , Biaya sumber ,97 Biaya pengolahan ,96 Sumber : Data perbandingan realisasi dengan anggaran biaya produksi. Anggaran Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Tahun 2014 Dan 2015 Untuk mendapatkan gambaran biaya produksi dengan tepat, terlebih dahulu harus diketahui seberapa besar biaya yang diperlukan untuk memproduksi produk, sehingga perlu diperhitungkan biaya produksi yang baik dalam penggunaan dana dan unsur biaya yang akan digunakan dalam suatu produksi. Jika antara anggaran yang disusun dengan realisasinya terdapat selisih yang material, maka selisih atau variance tersebut perlu di analisis lebih jauh. Dalam mewujudkan anggaran biaya produksi tersebut, diperlukan pengendalian. Hal ini sama dengan hasil kutipan wawancara dengan Ibu Putu Ayu Wulan Pratiwi bagian keuangan PDAM Buleleng : manajemen pengaruhnya sangat besar karena seorang manajemen bertugas mengawasi biaya produksi tersebut. Maka setiap tahunnya disusun RKAP (Rancangan Kerja dan Anggaran Prusahaan). Proses pengawasannya haruslah disesuaikan dengan peraturan yang berlaku dengan cara membandingkan anggaran dengan realisasinya apakah menguntungkan atau merugikan. Anggaran memiliki peran sebagai alat perencanaan dan pengendalian serta
7 evaluasi, oleh karena itu anggaran harus dibuat secermat dan seteliti mengkin untuk menghindari ketidakakuratan ketika direalisasikan.salah satu anggaran terpenting dalam aktifitas perusahaan adalah penetapan anggaran biaya produksi yang memerlukan berbagai pertimbangan terintegrasi. Karena itu, penentuan biaya produksi perusahaan haruslah merupakan kebijakan yang benar-benar dipertimbangkan secara baik dan matang. Pada kenyataannya seringkali anggaran yang telah dibuat pada proses perencanaan tidak sesuai atau berbeda ketika telah direalisasikannya. Perbedaan realisasi anggaran tersebut akan memberikan dampak-dampak terhadap banyak hal. Jika realisasi lebih besar dari anggarannya sehingga menimbulkan kerugian bagi perusahaan dapat disebut sebagai selisih tidak menguntungkan atau unfavorable variance sedangkan jika realisasi lebih kecil dari pada anggaran sehingga menimbulkan keuntungan bagi perusahaan maka dapat disebut sebagai selisih menguntungkan atau favorable variance. Berdasarkan data pada table 2. Pada tahun 2014 Biaya sumber yang di anggarkan sebesar Rp mengalami keuntungan / favorable variance sebesar 2,24 % karena realisasinya sebesar Rp Biaya pengolahan yang di anggarkan sebesar Rp mengalami keuntungan / favorable variance sebesar 1,83 % karena realisasinya sebesar Rp. 522, Jadi pada tahun 2014 anggaran biaya prodiksi mengalami kerugian sebesar 2,04% karena realisasinya lebih besar dari yang dianggarkan sesar Rp sedangkan realisasinya sebesar Rp Pada tahun 2014 terlalu banyak biaya yang mengalami kerugian itu, biaya biaya yang mengalami kerugian yaitu beban BBM produksi, beban pemakaian bahan pembantu, rupa rupa beban operasi produksi lainnya, beban pemeliharaan bangunan & penyempurnaan tanah produksi, beban pemeliharaan pipa induk, beban pemeliharaan alat perpompaan produksi, beban pemeliharaan instalasi sumber lainnya, beban lembur pegawai produksi, beban Ph. Produksi, beban pemeliharaan instalasi pompa pengolahan. Untuk anggaran biaya produksi tahun 2014 dapat dikatakan kurang efisien sebagai alat pengendali biaya produksi. Pada tahun 2015, biaya sumber yang di anggarkan sebesar Rp mengalami keuntungan / favorable variance sebesar 7,97 % karena realisasinya sebesar Rp Biaya pengolahan yang di anggarkan sebesar Rp mengalami keuntungan / favorable variance sebesar 2,96 % karena realisasinya sebesar Rp Jadi pada tahun 2015 biaya produksi PDAM Buleleng mengalami keuntungan sebesar 7,75% dikarenakan realisasinya lebih kecil dari yang dianggarkan sebesar Rp sedangkan realisasinya sebesar Rp pada tahun 2015 biaya yang mengalami kerugian yaitu : beban gaji pegawai produksi, rupa rupa beban operasi pengolahan lainnya, beban PH. Pengolahan Air. Untuk anggaran biaya produksi tahun 2015 dapat dikatakan sudah efisien sebagai alat pengendali biaya produksi. Kendala-Kendala Dalam Pengendalian Biaya Produksi Suatu organisasi yang menjalankan sejumlah aktivitas memulai kegiatannya dengan melakukan proses perencanaan. Perencanaan dilakukan melalui aktivitas yang melibatkan individu-individu. Aktivitas individu ini diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi. Yang sering dilupakan adalah adanya kesadaran individu sebagai mahluk juga mempunyai keinginankeinginan atau tujuan pribadi. Tujuan pribadi seseorang bisa selaras dengan tujuan organisasi bisa juga tidak selaras. Ketidakselarasan tujuan mengakibatkan tujuan organisasi atau tujuan individu tidak tercapai. Untuk itulah diperlukan suatu pengendalian kerja sehingga tujuan individu dapat selaras dengan tujuan organisasi. Salah satu alat untuk mencapai hal tersebut adalah adanya suatu sistem pengendalian manajemen yang baik. Selanjutnya menurut Supriyono (2002:262) pengendalian adalah proses untuk menjamin tercapainya rencana yang telah ditetapkan.
8 Sedangkan menurut menurut Matz dan Usry (2000:53) pengendalian (control) adalah merupakan usaha sistematis perusahaan untuk mencapai tujuan dengan cara membandingkan prestasi kerja dengan rencana. Berdasarkan pendapat tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengendalian biaya produksi adalah proses untuk mencapai rencana biaya produksi yang telah ditetapkan dengan cara membandingkan antara biaya yang sesungguhnya terjadi dengan biaya menurut standar. Pengendalian biaya memerlukan patokan atau standar sebagai dasar yang dipakai sebagai tolok ukur pengendalian. Biaya yang dipakai sebagai tolok ukur pengendalian adalah biaya standar. Biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, di bawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi dan faktor-faktor lain tertentu. Adapun kendala kendala dalam pengendalian biaya produksi. Menurut supriyono ada tiga faktor yang mempengaruhi biaya produksi yaitu antara lain: 1. Pengaruh manajemen terhadap biaya produksi Pada PDAM Buleleng manajemen sangatlah berpengaruh dalam pengendalian biaya produksi. Dimana manajemen mengusun anggaran biaya produksi setiap tahunnya berdasarkan tahun-tahun sebelumnya, manajemen pun berperan mengawasi pengendalian biaya produksi setiap tahunnya. 2. Karaktreristik biaya dihubungkan dengan keluaran Pada PDAM Buleleng karakteristik biaya mempengaruhi dalam pengendalian biaya produksi. Biaya yang memiliki karakteristik pengeluarannya bersifat mendadak sepeti pipa bocor, kerusakan alat pompa dan lain-lain 3. Pengaruh perubahan volume kegiatan terhadap biaya produksi. Bertambahnya volum kegiatan tidak dapat diprediksi setiap tahunnya. Bertambahnya pelanggan bertambah pula kegiatannya maka bertambah pula biaya produksinya. Hal ini sama dengan hasil kutipan wawancara dengan Ibu Putu Ayu Wulan Pratiwi bagian keuangan PDAM Buleleng : untuk kendala dalam pengendalian biaya produksi, kita tidak bisa memprediksi kondisi iklim atau cuaca secara pasti. Mengapa demikian pipa air PDAM sebagian terkubur dibawah tanah pasti dengan berjalannya waktu pipa air tersebut akan mengalami karatan dan selanjutnya akan mengalami kebotoran. Itulah kendala kendala pengendalian biaya produksi. manajemen pengaruhnya sangat besar karena seorang manajemen bertugas mengawasi biaya produksi tersebut. Maka setiap tahunnya disusun RKAP (Rancangan Kerja dan Anggaran Prusahaan). Bertambahnya volume kegiatan akan mempengaruhi biaya produksi. Setiap tahunnnya pelanggan bertambah dengan jumlah yang tidak dapat diperkirakan. Saya beri contoh masyarakat pengguna jasa PDAM bertambah misalnya tahun lalu 40 dan skarang 50 orang maka pipa yang perlukan untuk menyalurkan air dari sumber mata air ke rumah warga semakin bertambah panjang maka biaya pemliharaan pipa pun bertambah. Ini untuk satu contoh biaya. Itulan bertambahnya kegiatan akan meningkatkan biaya produksi. Berdasarkan kutipan wawancara dengan staf bagian keuangan, untuk kendala kendala dalam pengendalian biaya produksi pada PDAM Buleleng. Dimana kondisi cuaca yang beruba - ubah menyebabkan pipa mengalami kebocoran dan bertambahnya voleme kegiatan mengakibatkan bertambahnya biaya produksi. Dengan RKAP (Rancangan Kerja dan Anggaran Prusahaan) yang disusun bagian manajemen setiap tahunnya dapat menjadi alat pengendali biaya produksi. SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Dari hasil penelitian, analisis dan pembahasan maka dari penulis skripsi
9 dapat menarik sebuah kesimpulan yaitu sebagai berikut : 1. Berdasarkan penelitian diatas, biaya yang muncul pada anggaran biaya pruduksi PDAM Buleleng pada tahun 2014 dan 2015 dibagi menjadi dua bagian yaitu: biaya sumber dan pengolahan. Biaya sumber terdiri dari Beban Retribusi Air Baku, Beban BBM Produksi, Beban Pemakaian Bahan Pembantu, Rupa-rupa Beban Operasi Produk Lainnya, Beban Pemeliharaan Bangunan & Penyempurnaan Tanah Produksi, Beban Pemeliharaan Sumursumur Produksi, Beban Pemeliharaan Pipa Induk Produksi, Beban Pemeliharaan Alat Perpompaan Produksi, Beban Pemeliharaan Instalasi Sumber Lainnya, Beban Gaji Produksi, Beban Lembur Pegawai Produksi, Beban Listrik PLN Produksi, Beban Ph. Produksi, sedangkan biaya pengolahan terdiri dari Beban Pemakaian Bahan Kimia, Rupa-rupa Beban Operasi Pengelolahan Lainnya, Beban Pemeliharaan Bangunan & Penyempurnaan Tanah Pengolahan, Beban Pemeliharaan Instalasi Pompa Pengolahan, Beban Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Lainnya, Beban Pegawai Pengolahan, Beban Ph. Pongolahan Air. Yang membedakan anggaran biaya produksi yang muncul pada tahun 2014 dengan 2015, anggaran biaya produksi tahun 2015 tidak muncul beban pemeliharaan instalasi pompa pengolahan. 2. Berdasarkan penelitian diatas, anggaran sebagai alat pengendali biaya produksi. Pada tahun 2014 anggaran biaya prodiksi dapat dikatakan tidak efisien sebagai pengendali biaya produksi karena mengalami kerugian sebesar 2,04% karena realisasinya lebih besar dari yang dianggarkan sesar Rp sedangkan realisasinya sebesar Rp Pada tahun 2015 angaran biaya produksi PDAM Buleleng dapat dikatakan efisien dalam pengendalian biaya produksi karena mengalami keuntungan sebesar 7,75% dikarenakan realisasinya lebih kecil dari yang dianggarkan sebesar Rp sedangkan realisasinya sebesar Rp Berasarkan penelitian diatas, kendala kendala dalam pengendalian biaya produksi pada PDAM Buleleng. Dimana kondisi cuaca yang beruba - ubah menyebabkan pipa mengalami kebocoran dan bertambahnya voleme kegiatan mengakibatkan bertambahnya biaya produksi. Dengan RKAP (Rancangan Kerja dan Anggaran Prusahaan) yang disusun bagian manajemen setiap tahunnya dapat menjadi alat pengendali biaya produksi. SARAN Adapun saran yang dapat diberikan dalam pengendalian biaya produksi pada PDAM Buleleng. 1. Manajemen berpengaruh sangat besar karena seorang manajemen bertugas mengawasi biaya produksi tersebut. Maka setiap tahunnya disusun RKAP (Rancangan Kerja dan Anggaran Prusahaan) untuk mengendalikan biaya produksi. Dalam menyusun RKAP tersebut manajmen harus cermat dan berhati-hati agar biaya produksi tidak melebihi yang sudah dianggarkan. 2. Pihak PDAM sebaiknya bisa memanfaatkan tenaga kerja yang sudah ada secara maksimal. Penambahan jumlah tenaga kerja lebih dipertimbangkan lagi apakah benarbenar diperlukan atau tidak. Apabila hali ini bisa dilakukan, maka efisiensi beban gaji pegawai produksi dapat tercapai. 3. Pihak PDAM hendaknya menggunakan biaya produksi secara efisien, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan laba yang optimal dimasa yang akan datang. DAFTAR PUSTAKA Carter,William K Akuntansi Biaya. Edisi 14. Salemba Empat: Jakarta. Hasibuan Peranan Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengendalian Dalam Kaitannya Dengan Realisasi Biaya Produksi Pada Pt. Sigma Utama.
10 Hansen dan Mowen Akuntansi Manajerial, Edisi (8) Buku 1, Jakarta: Salemba Empat. Hikmat, Mahi M Metode Penelitian: Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu. Lexy, J.Moleong Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Julita Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Pt. Perkebunan Nusantara Iv (Persero) Medan. Volume 15 No.1. MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA 18 Lili dan Oktalina Analisis Pengendalian Biaya Produksi Dan Pengaruhnya Terhadap Laba Pabrik Penggilingan (PP) Srikandi Palembang. Nafarin Penganggaran Perusahaan, Edisi (3) Jakarta: Salemba Empat. Sasongko, Catur dan Parulian, Safrida Rumandong Anggaran. Jakarta: Salemba Empat. Supriyono, A. R Perencanaan dan Pengendalian Biaya Serta Pembuatan Keputusan. Edisi kedua. Universitas gajah Mada.Yogyakarta Supriyono Akuntansi Manajemen, cetakan kedua, edisi pertama, Jakarta, Rineka Cipta. Sutrisno Akuntansi Biaya Untuk Manajemen, edisi pertama, cetakan pertama, Yogyakarta, konisia. Wijaya dan Syafitri Analisis Pengendalian Biaya Produksi Dan Pengaruhnya Terhadap Laba Pabrik Penggilingan (PP) Srikandi Palembang.
ANALISIS ANGGARAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN
ANALISIS ANGGARAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN JULITA (Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara) Surel: julitaumsu@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dewasa ini semakin bertambah kompleks, baik yang berhubungan dengan persaingan, kelangsungan hidup, maupun alokasi sumber-sumber
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADAPT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN
30 BAB III PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADAPT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN A. Elemen-Elemen Biaya Operasional Biaya operasional merupakan salah satu elemen yang paling penting dalam aktifitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan sektor industri di Indonesia dewasa ini semakin pesat. Hal ini ditandai dengan semakin maraknya industri-industri yang didirikan baik oleh
Lebih terperinciANALISIS ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA RANDIK KABUPATEN MUSI BANYUASIN
ISSN-P 2407-2184 Jurnal Akuntansi Politeknik Sekayu ( ACSY ) Volume IV, No. 1, Januari 2016, h. 1-11 ANALISIS ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.
BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan diperlukan keputusan yang tepat dan akurat terhadap konsep biaya yang ada. Ada beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persyaratan dan peralatan pengambilan keputusan yang rasional, objektif, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha dewasa ini semakin bertambah kompleks, baik yang berhubungan dengan persaingan, kelangsungan hidup, maupun alokasi sumber-sumber yang dimilikinya.
Lebih terperinciRESPONSIBILITY ACCOUNTING, COST PRODUCTION SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG
RESPONSIBILITY ACCOUNTING, COST PRODUCTION SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG Zuraidah Jurusan Akuntansi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrhim Malang Jl.
Lebih terperinciAnalisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Ud Wikrama Nutrisindo Desa Padang Sambian Kaja, Denpasar Barat
Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Ud Wikrama Nutrisindo Desa Padang Sambian Kaja, Denpasar Barat Bayu Putra Pratama1, Anjuman Zukhri2, Luh Indrayani3 Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciFandy Tendean, Evaluasi Pelaksanaan Fungsi. EVALUASI PELAKSANAAN FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI. Oleh: Fandy Tendean
Fandy Tendean, Evaluasi Pelaksanaan Fungsi. EVALUASI PELAKSANAAN FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI Oleh: Fandy Tendean Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords: Budget Production, Production Costs, and Effectiveness of Production. vii. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT PT. Timbul Jaya is a rice milling company that produces rice, which in the production process required costs endured by the company. Production budgets are made to control these costs, which originated
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. biaya dalam arti cost dan biaya dalam arti expense. Biaya atau cost adalah
BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan
Lebih terperinciRhika Selviana 1, Gusnardi 2,Hendripides 3 Telepon:
1 ANALYSIS OF BUDGET AS PLANNING AND PRODUCTION COST CONTROL IN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA V PALM OIL FACTORY SEI PAGAR KECAMATAN PERHENTIAN RAJA KAMPAR REGENCY Rhika Selviana 1, Gusnardi 2,Hendripides 3
Lebih terperinciANALISIS VARIANS BIAYA PRODUKSI BATAKO PADA UD. ARIF JAYA ABADI DI DESA PEGAYAMAN KECAMATAN SUKASADA TAHUN 2014
ANALISIS VARIANS BIAYA PRODUKSI BATAKO PADA UD. ARIF JAYA ABADI DI DESA PEGAYAMAN KECAMATAN SUKASADA TAHUN 2014 Eva Puspa Asri Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha di Indonesia tidak terlepas dari faktor-faktor yang mendukung perkembangan tersebut. Salah satunya adalah usaha transportasi. Transportasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dewasa ini memicu setiap organisasi bisnis untuk beroperasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen perusahaan yang baik merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif. Kemajuan teknologi
Lebih terperinciANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali)
ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali) Diah Aulia Iswanty Suhadak Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Departemen Teknik Perum Peruri memiliki tugas utama untuk. melayani pemeliharaan mesin-mesin produksi dan penunjangnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Departemen Teknik Perum Peruri memiliki tugas utama untuk melayani pemeliharaan mesin-mesin produksi dan penunjangnya. Selain itu, Departemen ini juga bertanggung jawab
Lebih terperinciBAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai
BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN 2.1. Anggaran Perusahaan Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja dalam rangka waktu satu tahun yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini dan semakin pesatnya perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi sekarang ini dan semakin pesatnya perkembangan dunia industri, maka semakin meningkat pola aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan,
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan
BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan, pengambilan keputusan yang tepat dan akurat memerlukan pemahaman tentang konsep biaya
Lebih terperinciABSTRACT. Company that engaged in the industry requires a system that can be useful as a rawmaterial-usage-restrictions,
ABSTRACT Company that engaged in the industry requires a system that can be useful as a rawmaterial-usage-restrictions, labor, and factory overhead in achieving the efficiency and effectiveness within
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14)
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Uraian Teoritis 1. Informasi Akuntansi Pertanggung Jawaban Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14) Informasi adalah data yang berguna untuk diolah sehingga
Lebih terperinciANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. IJO
ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. IJO Tri Wahyuni Pendidikan Akuntansi FPIPS 3Wahyuni414@gmail.com ABSTRAK Penelitian dilakukan di CV. IJO Ngawi dengan pendekatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia, berkembang pula dunia usaha dewasa ini, terbukti dengan berdirinya perusahaan besar, perusahaan menengah dan
Lebih terperinciPENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG
PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG Zuraidah Abstrak. Laporan pertanggungjawaban akan membantu pimpinan dalam
Lebih terperinciPERBANDINGAN BIAYA STANDAR DAN BIAYA AKTUAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. SURYA GEMILANG JAYA AVRY DUMA KUSUMA
PERBANDINGAN BIAYA STANDAR DAN BIAYA AKTUAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. SURYA GEMILANG JAYA AVRY DUMA KUSUMA Program Studi Akuntansi S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Lebih terperinciANALISIS SELISIH BIAYA PEMBANGUNAN PROYEK KONTRUKSI PADA PT TASTIA PERMATA SEJAHTERA DI SAMARINDA
ANALISIS SELISIH BIAYA PEMBANGUNAN PROYEK KONTRUKSI PADA PT TASTIA PERMATA SEJAHTERA DI SAMARINDA Donny Rozano Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman, Indonesia ABSTRACT The problems of this
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengendalian intern terdiri atas kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam operasi perusahaan untuk menyediakan informasi yang handal serta menjamin dipatuhinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu dengan biaya yang lebih efisien.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri manufaktur di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Hal ini terbukti dengan semakin bertambahnya jumlah industri manufaktur
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Keberhasilan suatu perusahaan dapat diukur oleh kemampuan untuk memperoleh laba. Untuk mendapatkan laba yang optimal, perusahaan harus mengefisienkan biaya produksi yaitu dengan cara mengendalikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengenai sumber daya alam termasuk didalamnya air beserta kekayaan alam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan Air Minum (PAM) sebagai perusahaan milik Negara atau BUMN (Badan Usaha Milik Negara) mengemban kewenangan penuh dalam pemenuhan hajat hidup warga Negara
Lebih terperinciANALISIS BIAYA STANDAR GAJI DAN UPAH SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. HALIM TECHNIC RUBBER DI SIDOARJO
ANALISIS BIAYA STANDAR GAJI DAN UPAH SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. HALIM TECHNIC RUBBER DI SIDOARJO Siti Nur Aisyah, Widya Susanti, Tri Lestari Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Klasifikasi Biaya Operasional. berbagai jenis biaya diantaranya adalah biaya bahan, upah langsung dan biaya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Klasifikasi Biaya Operasional 1. Pengertian Biaya Operasional Dalam menjalankan aktifitasnya, suatu perusahaan akan mengeluarkan berbagai jenis biaya diantaranya
Lebih terperinciPENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA PT BRIDGESTONE SUMATRA RUBBER ESTATE KABUPATEN SIMALUNGUN
PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA PT BRIDGESTONE SUMATRA RUBBER ESTATE KABUPATEN SIMALUNGUN Oleh: Dika Wahyu Agus Miran S1 Akuntansi Yansen Siahaan, Mahaitin H.
Lebih terperinciINFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER. Untung Sriwidodo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta
INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER Untung Sriwidodo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta ABSTRACT Each responsibility center have manager in charge
Lebih terperinciPENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DENGAN ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA
PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DENGAN ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA Vinsensia Luki Windaratri Fakultas Ekonomi, Program Studi Akuntansi Universitas
Lebih terperinciPENYUSUNAN ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA HOME INDUSTRY JOGJACART Vivian Angelia Ch. Rusiti
PENYUSUNAN ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA HOME INDUSTRY JOGJACART Vivian Angelia Ch. Rusiti Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Lebih terperinciPERANAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGENDALIAN BIAYA
PERANAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGENDALIAN BIAYA Amin Setio Lestiningsih Universitas BSI Bandung Jl. Sekolah Internasional No 1 6, Terusan Jalan Jakarta Antapani
Lebih terperinciANALISIS BIAYA STANDAR UNTUK MENDUKUNG EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PERUSAHAAN (Studi pada Pabrik Gula Lestari, Patianrowo, Nganjuk)
ANALISIS BIAYA STANDAR UNTUK MENDUKUNG EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PERUSAHAAN (Studi pada Pabrik Gula Lestari, Patianrowo, Nganjuk) Tiara Ayu Palupi Zahroh Z.A. M.G. Wi Endang NP. Fakultas Ilmu Administrasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Biaya Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga perolehan yang identik dengan cost dalam literatur akuntansi berbahasa Inggris. Harga perolehan
Lebih terperinciJurnal Sistem Pengendalian Manajemen
Jurnal Sistem Pengendalian Manajemen Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban pada Pusat Biaya sebagai Alat Penilaian Kinerja Manajer di PT Perkebunan Nusantara IX Oleh : Imam Safi i (12080694001) S1 AKUNTANSI
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Biaya 1. Pengertian Biaya Segala tindakan yang telah dipikirkan secara matang akan meminta pertimbangan antara manfaat dan pengorbanan. Begitu juga dalam sektor produksi,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Mulyadi (2001:2), menyatakan bahwa akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian
Lebih terperinciABSTRACT. Key words : Standard Cost, Cost Production Control. vii. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT The cost of production is the most important in the company, therefore the cost of production needs to be planned and controlled. Management must be able to implement their functions in order
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus dapat mengelola usahanya dengan baik, karena pada masa sekarang ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan utama didirikannya sebuah perusahaan pada umumnya dilatarbelakangi keinginan untuk memperoleh laba secara optimal. Untuk memperoleh laba yang optimal,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membutuhkan suatu sistem pengendalian yang terencana, sehingga sistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keadaan dunia usaha yang semakin ketat dewasa ini menyebabkan perusahaan membutuhkan suatu sistem pengendalian yang terencana, sehingga sistem pengendalian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia, tanpa air tidak akan ada kehidupan di bumi. Karena pentingnya kebutuhan akan air bersih,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jenis usaha salig bersaing untuk memenuhi pangsa pasar yang menuntut kualitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan perekonomian sangat pesat, dimana dunia bisnis dituntut untuk mengikuti perkembangan yang terjadi. Perusahaan dengan berbagai jenis
Lebih terperinciANALISIS METODE PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSI TERHADAP PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING PADA PT. SUMBER DJAJA PERKASA SIDOARJO
ANALISIS METODE PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSI TERHADAP PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING PADA PT. SUMBER DJAJA PERKASA SIDOARJO Setiya Isna Pratiwi, Widya Susanti, Arief Rahman Program
Lebih terperinciPenerapan Metode Full Costing Untuk Perhitungan Harga Jual Produk Pada Industri Kecil (Studi Kasus Home Industry Citra Snack Pekanbaru)
20 Jurnal Akuntansi Keuangan dan Bisnis Vol.7, Desember 2014, 20-27 Penerapan Metode Full Costing Untuk Perhitungan Harga Jual Produk Pada Industri Kecil (Studi Kasus Home Industry Citra Snack Pekanbaru)
Lebih terperinciBAB III PROFIL PERUSAHAAN. 1. Sejarah Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Kebumen. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Kebumen merupakan
BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan 1. Sejarah Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Kebumen Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Kebumen merupakan Perusahaan Milik Pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Didalam dunia usaha terutama suatu perusahaan akan dihadapkan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Didalam dunia usaha terutama suatu perusahaan akan dihadapkan pada suatu masalah bagaimana perusahaan tersebut dapat terus beroperasi dan berhasil didalam persaingan
Lebih terperinciABSTRACT. Keyword: Estimated Cost, Production Cost Control. vii. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT In this research, the author wants to know how big a role in controlling the cost of production is. This research was conducted on a certain CV in Sukabumi area from September 11th, 2009 to November
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian dan Karakteristik Anggaran Anggaran atau yang lebih sering disebut budget didefinisikan oleh para ahli dengan definisi yang beraneka ragam. Hal ini dikarenakan adanya
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN LANDAK
PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, Menimbang Mengingat :
Lebih terperinciABSTRACT. (Key words: Cost of goods production, Standard Cost, Production Cost Efficiency) Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT Companies whose business activities to produce food from raw materials into finished products to be competitive in marketing their products require management and control of the cost of production.
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN ANGGARAN PENJUALAN SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN DALAM PENGELOLAAN LABA PERUSAHAAN PADA PT. DUNIA SAFTINDO SURABAYA
ANALISIS PENERAPAN ANGGARAN PENJUALAN SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN DALAM PENGELOLAAN LABA PERUSAHAAN PADA PT. DUNIA SAFTINDO SURABAYA Loys Forandika Ranti, Siti Rosyafah, Widya Susanti Progam Studi Akuntansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis yang akan menimbulkan kesulitan dalam perencanaan dan. pengendalian manajemen. Manajemen perusahaan yang baik merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dewasa ini memicu setiap organisasi bisnis untuk beroperasi secara optimal dalam kaitannya dengan persaingan dunia usaha yang semakin kompetitif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia usaha dan pertumbuhan. pembangunan yang cukup pesat di Indonesia menyebabkan banyak perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan dunia usaha dan pertumbuhan pembangunan yang cukup pesat di Indonesia menyebabkan banyak perusahaan berusaha untuk berkembang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
7 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Definisi Biaya Menurut Bustami dan Nurlela (2007:4) biaya atau cost adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : biaya standar, pengendalian, efektivitas, efisiensi, biaya bahan baku, analisis selisih
ABSTRAK Penerapan biaya standar digunakan sebagai suatu alat untuk mengendalikan biaya yang ada di perusahaan. Biaya standar diterapkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan proses produksi
Lebih terperinciBAB II PENGUKURAN BIAYA PEMBEBANAN PRODUK JASA. masa datang bagi organisasi (Hansen dan Mowen, 2006:40).
BAB II PENGUKURAN BIAYA PEMBEBANAN PRODUK JASA II.1. Pengertian Biaya Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat
Lebih terperinciANALISIS ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA PDAM KABUPATEN PONOROGO
The IPA (orum Ilmiah Pendidikan Akuntansi) Program Studi Pendidikan Akuntansi PIPS ANALISIS ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA PDAM KABUPATEN PONOROGO Novi Ayu Riani Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkup usaha tersebut serta bagaimanapun bentuk perusahaan yang sudah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan bertujuan untuk mencapai laba, Karena dengan adanya laba dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Apapun ruang lingkup usaha tersebut
Lebih terperinciPERTEMUAN KE-4 ANGGARAN BERDASARKAN FUNGSI DAN AKTIFITAS STANDAR UNIT
PERTEMUAN KE-4 ANGGARAN BERDASARKAN FUNGSI DAN AKTIFITAS STANDAR UNIT A. TUJUAN PEMBELAJARAN. 4.1. Mahasiswa mengetahui tentang anggaran. 4.2. Mahasiswa mengetahui tentang anggaran induk. 4.3. Mahasiwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menghadapi situasi perekonomian dewasa ini, di mana persaingan dunia bisnis semakin ketat, perusahaan dituntut untuk dapat mengoptimalkan prestasinya baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk dan pembangunan di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk dan pembangunan di Kota Bandung, menimbulkan permintaan akan kebutuhan air bersih mengalami peningkatan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung Pada tahun 1976 Pemerintah memberikan bantuan sarana dan prasarana penyediaan air bersih untuk kota Cimahi dan Lembang.
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Penganggaran perusahaan (Business Budgeting) merupakan suatu proses perencanaan dan pengendalian kegiatan operasional perusahaan yang dinyatakan dalam suatu kegiatan dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Perekonomian Indonesia saat ini mengalami penurunan dalam berbagai sektor industri, salah satunya dapat dilihat dari semakin banyaknya pengangguran akibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di berbagai bidang seperti ekonomi, politik, teknologi, industri, kesehatan, dan bidang lainnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang, khususnya di bidang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang, khususnya di bidang ekonomi memerlukan pengelolaan dan peningkatan yang lebih baik lagi agar dapat bersaing
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
7 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan pada umumnya adalah mencari keuntungan,
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Tujuan suatu perusahaan pada umumnya adalah mencari keuntungan, untuk itu perusahaan dapat merencanakan dan menetapkan berapa besarnya biayabiaya yang diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis di zaman sekarang ini kebutuhan konsumen yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam dunia bisnis di zaman sekarang ini kebutuhan konsumen yang semakin kompleks meyebabkan semakin banyaknya persaingan pada perusahaan sejenis, khususnya
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. Pinasih (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Efisiensi
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Pinasih (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Efisiensi Biaya Bahan Baku dan Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung Terhadap Rasio Profit Margin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang pusat industrinya sangat banyak, perusahaan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang pusat industrinya sangat banyak, perusahaan yang ada di Indonesia terdiri dari perusahaan pemerintah maupun swasta. Perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. waktu yang panjang dengan melakukan usaha-usaha yang sesuai dengan keadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan, terutama perusahaan yang berorientasi pada laba akan berusaha untuk mempertahankan keberadaannya dan terus berkembang untuk jangka waktu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam proses produksi selama satu periode (Soemarso, 1999:295). bahan baku menjadi produk selesai.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori. 2.1.1. Biaya Produksi. Biaya produksi (production cost) adalah biaya yang dibebankan dalam proses produksi selama satu periode (Soemarso, 1999:295). Menurut
Lebih terperinciANALISIS PERANAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TERHADAP PENGENDALIAN BIAYA PADA PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA IV CABANG MAKASSAR
ANALISIS PERANAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TERHADAP PENGENDALIAN BIAYA PADA PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA IV CABANG MAKASSAR Rosida Maedina Agus Sekolah Tinggil Ilmu Ekonomi YPUP Jl. Andi Tonro No.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKAN
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKAN 2.1. Prosedur 2.1.1 Pengertian Prosedur Menurut Mulyadi dalam buku yang berjudul "Sistem Akuntansi" menyatakan bahwa : "Prosedur adalah suatu urutan kegiatan krelikal, biasanya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian global yang sudah ada di depan mata, didukung dengan kemajuan teknologi yang sudah berkembang pesat, semakin mendorong seleksi alamiah yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Unsur - Unsur Biaya Produksi 1. Pengertian Biaya Produksi Sebelum membahas mengenai biaya produksi, terlebih dahulu dijelaskan pengertian dari biaya itu sendiri.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karakteristik Anggaran 1. Anggaran Definisi anggaran ada bermacam-macam tetapi mempunyai karakterisrik yang hampir mirip, berikut salah satu definisi anggaran dari berbagai macam
Lebih terperinciDaftar Isi. BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis Penelitian Populasi dan Sampel Populasi Sampel...
iii PENGHARGAAN Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah dan selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.pada kesempatan
Lebih terperinciJurnal Cendekia Vol 11 No 3 Sept 2013 ISSN
ANALISIS BIAYA RELEVAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBUAT ATAU MEMBELI SUATU PRODUK (Studi Kasus Pada PT. Kuroma Engineering Sidoarjo) Oleh: Ninik Anggraini ABSTRAK Obyek yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Biaya 1. Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2005:40), biaya merupakan kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Anggaran
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anggaran 2.1.1. Pengertian Anggaran Menurut Rudianto (2009), anggaran adalah rencana kerja organisasi di masa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal dan sistematis.
Lebih terperinciWALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG
SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPENERAPAN ANALISIS INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM MENGUKUR DAN MENILAI KINERJA MANAJER PEMASARAN PADA PT.
PENERAPAN ANALISIS INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM MENGUKUR DAN MENILAI KINERJA MANAJER PEMASARAN PADA PT. AKE ABADI MANADO IMPLEMENTATION OF ACCOUNTING ACCOUNTABILITY INFORMATION ANALYSIS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (procurement), produksi (production), penyimpanan produk selesai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Perusahaan manufaktur mempunyai kegiatan pokok mengolah bahan mentah menjadi bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Kegiatan tersebut biasanya
Lebih terperinciPENILAIAN KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SELISIH ANGGARAN (VARIANCE ANALYSIS) DAN INTERPRETASI TERHADAP HASIL-HASILNYA. Marhakim *) ABSTRAK
PENILAIAN KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SELISIH ANGGARAN (VARIANCE ANALYSIS) DAN INTERPRETASI TERHADAP HASIL-HASILNYA Marhakim *) ABSTRAK Salah satu cara untuk menilai kinerja keuangan, baik pada
Lebih terperinciBUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG
BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN KAYONG UTARA DANGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAYONG UTARA,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 )
BAB II LANDASAN TEORI A. Anggaran 1. Definisi Anggaran Rencana yang dapat disebut dengan anggaran adalah rencana yang terorganisir dan menyeluruh, yang dinyatakan dalam bentuk angka rupiah, dollar, atupun
Lebih terperinciPENENTUAN PERAMALAN (FORECASTING) PENJUALAN SEBAGAI DASAR PENYUSUNAN ANGGARAN PENJUALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE TREND LEAST SQUARE
PENENTUAN PERAMALAN (FORECASTING) PENJUALAN SEBAGAI DASAR PENYUSUNAN ANGGARAN PENJUALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE TREND LEAST SQUARE Lusiana, SE, MM, Muklas Adi Putra, SE, Fakultas Ekonomi Universitas
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. LEIDING BEDRIJF yang dikelola oleh pemerintah Hindia Belanda, dengan
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah singkat perusahaan Pada tahun 1926 Perusahaan air minum dikenal dengan nama WATER LEIDING BEDRIJF yang dikelola oleh pemerintah Hindia Belanda, dengan cakupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan manufaktur mempunyai kegiatan pokok mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap dijual. Menurut Supriyono ( 1982 : 56 ), Proses produksi yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia usaha akhir-akhir ini mengalami persaingan global yang sangat ketat, dimana perusahaan tidak hanya menghadapi pesaing lokal tetapi juga pesaing internasional.
Lebih terperinci