PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA CV. GOODTEA MENGGUNAKAN METODE MOST ADMIRED KNOWLEDGE ENTERPRISE (MAKE)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA CV. GOODTEA MENGGUNAKAN METODE MOST ADMIRED KNOWLEDGE ENTERPRISE (MAKE)"

Transkripsi

1 PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA CV. GOODTEA MENGGUNAKAN METODE MOST ADMIRED KNOWLEDGE ENTERPRISE (MAKE) Sri Wasiyanti Akademik Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana Informatika (AMIK BSI) Jl. Margonda Raya, Depok Abstract Application of knowledge management within an organization can improve the company's core competency. This is due to intangible assets that are managed in knowledge management (external structure, internal structure, and competence of individuals) is a source of core competency. Through this research can know how far the importance of knowledge management for a company to exist in the present and future by using methods of Most Admired Knowledge Enterprise. Key words:knowledge Management, Most Admired Knowledge Enterprise I. PENDAHULUAN Banyaknya perusahaan baik skala kecil maupun berskala besar telah banyak menimbulkan persaingan diantara perusahaan yang bergerak dalam bidang sejenis. Mereka berlomba-lomba untuk menjadi yang terdepan dalam bidangnya. Untuk bisa tetap bertahan bahkan bisa jadi yang terdepan memang dibutuhkan kiat-kiat dan strategi-strategi bisnis yang memerlukan perhitungan dan keterampilan yang matang untuk mengelola itu semua. Pengetahuan (knowledge) merupakan aset yang paling penting yang harus dimiliki oleh setiap perusahaan, terkadang suatu perusahaan memiliki pengetahuan yang baik tetapi hanya terbatas ada di dalam setiap karyawannya tanpa ada pengelolaan yang baik. Untuk itulah di dalam penelitian ini penulis mencoba memberikan gambaran akan pentingnya pengelolaan pengetahuan yang dimiliki oleh setiap karyawan agar bisa dikelola dan dikembangkan menjadi hal-hal positif demi kemajuan dan kelangsungan hidup suatu perusahaan. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Knowledge Management Istilah Kowledge Management pertama kali diperkenalkan kira-kira pada awal tahun 1990-an. Namun studi awal tentang Kowledge Management telah dilakukan pada pertengahan tahun 1980-an antara lain oleh Karl Erik Sveiby dan Tom lloyd (1987) dengan bukunya yang berjudul Managing Knowhow: Add Value by Valuing Creativity. Sedangkan istilah intellectual capital yang merupakan unsur dari Kowledge Management pertama kali diperkenalkan secara populer oleh Thomas A. Stewart pada tahun 1991 di majalah Fortune yang mendifinisikan intellectual capital sebagai berikut: Intellectual capital is the sum of everything the people of the company know which gives a competitive advantage in the market. Kowledge Management kemudian berkembang menjadi ilmu yang banyak diterapkan di berbagai perusahaan. Sampai saat ini sudah ada beberapa pakar yang secara serius mengembangkan knowledge management. Penerapan knowldege management di dalam organisasi atau perusahaan menurut Bambang Setiarso (2009) meliputi tiga aspek yakni: a. Knowledge atau informasi yakni pengetahuan serta informasi yang dimiliki oleh masing-masing sumber daya manusia yang berada pada pikiran mereka masingmasing b. Teknologi yakni bentuk teknologi yang digunakan perusahaan c. Organization culture yakni budaya perusahaan untuk saling berbagi pengetahuan (knowledge sharing). B. Jenis dan Konversi Knowledge Menurut Hirotaka Takeuci (1998), Knowledge pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu:

2 1. Tacit knowledge adalah knowledge yang ada pada diri seseorang dan relatif sulit untuk diformalkan/diterjemahkan, sehingga masih ada hambatan untuk dikomunikasikan dengan individu lain. Tacit knowledge bersifat subyektif, intuisi, terkait erat dengan aktivitas dan pengalaman individu serta idealisme, values, dan emosi. Tacit knowledge memiliki dua dimensi, yaitu: a. Dimensi teknis, yang lebih bersifat informal dan know-how dalam melakukan sesuatu. Dimensi teknis yang mengandung prinsip-prinsip dan teknis pengetahuan yang diperoleh karena pengalaman ini, relatif sulit didefinisikan dan dijelaskan. b. Dimensi kognitif, terdiri dari kepercayaan persepsi, idealisme, values, emosi dan mental yang juga sulit dijelaskan. Dimensi ini akan membentuk cara seseorang menerima segala sesuatu yang ada di lingkungannya. 2. Explicit Knowledge adalah knowledge yang sudah dapat dikemukakan dalam bentuk data, formula, spesifikasi produk, manual, prinsip-prinsip umum, dan sebagainya. Knowledge ini telah menjadi milik perusahaan dan siap untuk ditransfer kepada semua individu dalam perusahaan secara formal dan sistematis. Interaksi antara tacit dan explicit knowledge ini disebut sebagai proses konversi knowledge (process knowledge conversion). Proses konversi dapat berasal dari knowledge yang bersifat tacit atau explicit untuk diubah menjadi knowledge yang bersifat tacit atau explicit. Apabila knowledge telah berubah menjadi tacit, maka knowledge siap digunakan antara lain untuk menghasilkan produk baru dan melakukan pelayanan yang lebih baik, sedangkan bila knowledge telah diubah menjadi explicit, maka knowledge siap untuk ditransfer kepada seluruh karyawan dalam perusahaan atau diubah ke dalam expert system. Menurut cara yang digunakan, terdapat 4 proses konversi knowledge yaitu: F R o m Tacit Knowledge Explicit Knowledge Socialization Internalization Externalization Combination Gambar 1.1. Proses Konversi Knowledge To Tacit Knowledge Explicit Knowledge Sumber: Sveiby, Karl Erik (1996), The New Organizational Wealth: Managing and Measuring Knowledge-Based Assets, San Fransisco: Berret-Koehler Publishers, Inc, hal Socialization adalah proses mentransfer pengalaman untuk menciptakan tacit knowledge melalui aktivitas pengamatan, imitasi, dan praktek. Proses ini tidak cukup hanya dilakukan dengan mendengarkan dan berpikir. 2. Externalization adalah proses mengungkapkan dan menterjemahkan tacit knowledge ke dalam konsep yang eksplisit seperti buku, manual, laporan, dan sebagainya. 3. Combination adalah proses mengkombinasikan explicit knowledge yang berbeda menjadi explicit knowledge yang baru melalui analisis, pengelompokkan, dan penyusunan kembali. Alat untuk melakukan proses ini misalnya data base dan computer network. 4. Internalization adalah proses penyerapan explicit knowledge menjadi tacit knowledge yang biasanya dilakukan melalui belajar

3 sambil bekerja atau melakukan simulasi. C. Most Admired Knowledge Enterprise (MAKE) Menurut Bambang Setiarso (2009) Make Admired Knowledge Enterprise (MAKE) memiliki delapan kriteria yang berkaitan dengan unsur-unsur yang dimana kriteria untuk mengukur seberapa tinggi kadar pengetahuan dalam sebuah perusahaan sehingga dalam kriteria tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. Menciptakan budaya perusahaan yang didorong oleh pengetahuan 2. Mengembangkan knowledge workers melalui kepemimpinan manajemen senior 3. Menyajikan produk/jasa/solusi berbasis pengetahuan 4. Memaksimalkan modal intelektualitas perusahaan 5. Menciptakan lingkungan untuk berbagi pengetahuan secara kolaboratif 6. Menciptakan suatu organisasi pembelajar 7. Memberikan nilai tambah berdasarkan pengetahuan pelanggan 8. Mentransformasikan pengetahuan perusahaan menjadi nilai tambah untuk pemegang salam Sehingga penjelasan dari delapan kriteria diatas bila dijabarkan sangat berguna bagi perusahaan untuk mengembangkan dan berpeluang mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Adapun penjelasan dari delapan kriteria itu sebagai berikut: 1. Menciptakan budaya perusahaan yang didorong oleh pengetahuan: a. Mengembangkan dan menyebarkan pengetahuan yang didorong visi dan strategi perusahaan; b. Menentukan perusahaan inti (set pengetahuan); c. Merancang struktur perusahaan berdasarkan pengetahuan; d. Mengembangkan dan mengelola nilai-nilai pengetahuan; e. Mengembangkan dan mengelola perilaku pengetahuan perusahaan; f. Mengembangkan dan mengelola sistem/proses pengetahuan perusahaan; g. Membuat dan mengelola sebuah strategi sumber daya manusia berbasis pengetahuan. 2. Mengembangkan knowledge workers melalui kepemimpinan manajemen senior: a. Mengembangkan gaya majemen perusahaan yang mendorong akusisi, knowledge sharing dan aplikasi penciptaan nilai; b. Menyediakan kebutuhan finansial dan non finansial untuk mendukung knowledge management; c. Mendorong dan mendukung strategi pendekatan pengetahuan; d. Mengembangkan dan melatih pemimpin pengetahuan; e. Mengenali memberikan reward kepada pemimpin pengetahuan. 3. Menyajikan produk/jasa/solusi berbasis pengetahuan a. Mengembagkan strategi penciptaan pengetahuan dan inovasi; b. Mengembangkan dan melatih sumber daya manusia agar dapat memunculkan ide dan inovasi; c. Meningkatkan pengetahuan perusahaan; d. Mengelola transfer pengetahuan dan gagasan sebagai poin dari tindakan; e. Mengenali dan memberikan penghargaan kepada inovator; f. Mengelola produksi atau layanan barang dan jasa berbasis pengetahuan; g. Mengukur nilai yang berasal dari penciptaan pengetahuan. 4. Memaksimalkan modal intelektualitas perusahaan a. Mengembangkan strategi modal intelektual; b. Mengembangkan melatih sumber daya manusia mengenai konsep modal intelektual dan perangkatnya; c. Mengembangkan alat-alat untuk mengukur modal intelektual d. Memperluas modal intelektual e. Melindungi aset pengetahuan; f. Memberikan reward pada sumber daya manusia yang meningkatkan modal intelektual 5. Menciptakan lingkungan untuk berbagi pengetahuan secara kolaboratif

4 a. Mengembangkan katagorisasi dan penggunaan knowledge; b. Pemetaan knowledge di organisasi; c. Konversi tacit individu ke eksplisit perusahaan; d. Menciptakan mekanisme knowledge sharing dan best practice di internal dan eksternal; e. Menyediakan platform teknologi dan informasi untuk knowledge sharing; f. Akses keahlian internal dan eksternal; g. Sistem reward 6. Menciptakan suatu organisasi pembelajar a. Strategi pembelajaran di perusahaan; b. Mengembangkan percepatan pembelajaran; c. Menyiapkan metodologi,alat, teknik belajar; d. Konversi tacit ke eksplisit; e. Belajar dengan melakukan; f. Pendampingan dan monitoring; g. Mengembangkan infarstruktur organization learning; h. Beralih belajar individu menjadi organisasi pembelajar. 7. Memberikan nilai tambah berdasarkan pengetahuan pelanggan a. Strategi perusahaan yang berdasarkan pengetahuan pelanggan; b. Peta nilai pelanggan; c. Membuat mata rantai nilai pelanggan; d. Mendapatakan nilai dari pengetahuan pelanggan; e. Mengembangkan database pelanggan; f. Mengembangkan alat-alat atau teknik untuk mendapatkan nilai dari pengetahuan pelanggan; g. Mengukur perubahan dalam rantai nilai pelanggan. 8. Mentransformasikan pengetahuan perusahaan menjadi nilai tambah untuk pemegang saham a. Strategi perusahaan untuk meningkatkan nilai pemegang saham; b. Pemetaan rantai nilai pengetahuan; c. Mengukur rantai nilai pengetahuan; d. Pengukuran perubahan nilai pemegang saham; e. Komunikasi berbasis pengetahuan pada pencipta nilai. III. METODE PENELITIAN Metode adalah suatu kerangka kerja untuk melakukan tindakan, atau suatu kerangka berfikir menyusun gagasan, yang beraturan, terarah dan terkonteks, yang relevan dengan maksud dan tujuan. Secara ringakas, metode adalah suatu sistem untuk melalukan suatu tindakan. Karena berupa sistem maka metode merupakan seperangkat unsur-unsur yang membentuk satu kesatuan. Unsur-unsur metode adalah wawasan intelektual, konsep, cara pendekatan (approach) persoalan, dan rancang bangun atas data (database). Wawasan intelektual berkenaan dengan nalar, tanggap rasa (sensation), pemahaman (perception), pengalaman, dan ilmu pengetahuan. Penelitian (research ) adalah suatu kegiatan mengkaji secara teliti dan teratur dalam suatu bidang ilmu menurut kaidah tertentu. Kaidah yang dianut adalah kaidah metode. Mengkaji adalah suatu usaha memperoleh atau menambah pengetahuan. Jadi, meneliti dilakukan untuk memperkaya dan meningkatkan kefahaman tentang sesuatu. Dalam penelitian ini digunakan metode pengambilan Purposive sampling yang merupakan bagian dari sampel nonprobabilitas yakni teknik mengambil sampel dengan menyesuaikan diri berdasarkan kriteria atau tujuan tertentu. Metode sampel bertingkat proporsional digunakan apabila kondisi populasi heterogen dan berstrata secara proporsional. Sampel yang digunakan adalah karyawan perusahaan yang didasarkan atas tingkatan manajemen dalam perusahaan. Dalam penelitian ini dibuat quesioner yang ditujukan kepada pihak intern perusahaan untuk mengukur sejauh mana kesiapan organisasi megelola pengetahuan yang dimiliki dengan menggunakan metode Most Admired Knowledge Enterprise (MAKE). Dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data, yakni: a. Wawancara Teknik yang digunakan guna melengkapi data yang dibutuhkan dengan melakukan tanya jawab dengan pihak manajemen dan karyawan CV. GOODTEA, sehingga data yang dikumpulkan keabsahannya terjamin. b. Kuesioner

5 Kuesioner adalah rangkaian pertanyaan mengenai suatu hal yang digunakan untuk memperoleh jawaban-jawaban dari responden. c. Observasi Observasi adalah pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung tentang obyek yang dijadikan tempat penelitian. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Tanggapan Karyawan Terhadap Pelaksanaan Knowledge Managemet khususnya metode MAKE Pada CV. GOODTEA 1. Profil Responden Dalam penelitian ini, penulis menyebarkan 10 Lembar kuesioner kepada para karyawan CV. GOODTEA dimulai dari Managemen tingkat atas (Top management) sampai dengan managemen tingkat bawah (Low management). Kuesioner ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian pertama tentang profil karyawan, bagian kedua adalah tanggapan karyawan terhadap penerapan knowledge management yang dilakukan oleh CV. GOODTEA. Untuk mendapatkan gambaran mengenai karyawan yang menjadi responden dalam penelitian ini, berikut akan diuraikan pengelompokan responden berdasarkan jenis kelamin, usia, jabatan. Adapun data yang penulis peroleh mengenai profil responden adalah sebagai berikut: Tabel 1.1 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Presentasi (%) Pria 9 90% Wanita 1 10% Total % Sumber: Data kuesioner yang telah diolah Tabel 1.2 Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia Usia Frekuensi Presentasi (%) < 20 Tahun 0 0% Tahun 4 40% Tahun 5 50% > 50 Tahun 1 10% > 65 Tahun 0 0% Total % Sumber: Data kuesioner yang telah diolah Tabel 1.3 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jabatan Jabatan Frekuensi Presentasi (%) Top Management 2 20% Middle Management 4 20% Low Management 4 20% Total % Sumber: Data kuesioner yang telah diolah Tabel 1.4 Klasifikasi Responden Berdasarkan lama bekerja Lama Frekuensi Presentasi (%) 1-5 bulan 0 0% 5-6 bulan 2 20% 6-10 bulan 3 30% bulan 3 30% bulan 2 20% Total % Sumber: Data kuesioner yang telah diolah

6 2. Tanggapan Responden Terhadap Penerapan Knowledge Management Pada CV. GOODTEA Setelah menyebarkan kuesioner kepada responden (karyawan) maka dapat diketahui tanggapan karyawan mengenai penerapan knowledge management pada CV. GOODTEA. Setiap jawaban dari responden diberi nilai berdasarkan skala Likert. Berikut ini kriteria penilaiannya : SS = Sangat Setuju diberi skor 5 S = Setuju diberi skor 4 N = Netral diberi skor 3 TS = Tidak Setuju diberi skor 2 STS=Sangat Tidak Setuju diberi skor 1 1 Setelah jawaban dari responden diberi nilai, selanjutnya dicari rata-rata dari setiap jawaban responden tersebut maka dibuat interval. Dalam penelitian ini penulis menentukan banyak kelas interval sebesar 5. Rumus yang digunakan menurut Sudjana (2002) memberikan rumus sebagai berikut : Dimana : P = Panjang kelas interval Rentang = Data terbesar-data terkecil Banyak Kelas = 5 P = P = 0,8 P = sebagai berikut : rentang Banyak kelas Jadi, panjang kelas interval adalah Maka interval dari kriteria penilaian rata-rata adalah Sangat Buruk (SBR) / Sangat Rendah (SR) = 1,00 1,79 Buruk (BR) / Rendah (R) = 1,80 2,59 Cukup (CB) / Cukup Tinggi (CT) = 2,60 3,39 (B) / Tinggi (T) = 3,40 4,19 Sangat (SB) / Sangat Tinggi (ST) = 4,20 5,00 Menurut Ninky Munir (2008) hasil dari kuesioner ini bisa diuraikan sebagai berikut: 1,00 1,79 Berarti organisasi sangat buruk dalam menerapkan knowledge management sehingga organisasi perlu melakukan pembenahan besar-besaran untuk segera menerapkan knowledge management. 1,80 2,59 Berarti organisasi buruk dalam menerapkan knowledge management sehingga organisasi perlu segera melakukan pembenahan untuk segera menerapkan knowledge management. 2,60 3,39 Berarti organisasi telah cukup memiliki beberapa karakteristik dalam knowledge management. 3,40 4,19 Berarti organisasi telah memiliki dasar yang baik dalam hal penerapan knowledge management. 4,20 5 Berarti organisasi telah memiliki karakteristik yang baik dalam hal penerapan knowledge management. Untuk lebih memudahkan dalam menganalisis jawaban dari para responden, berikut ini hasil analisis dalam bentuk tabel secara keseluruhan. Tabel 1.5 Tanggapan Responden Mengenai Penerapan Knowledge Management No Pertanyaan SS S N TS STS Skor Med Ket 1 Dalam menciptakan budaya perusahaan didukung oleh pengetahuan a. Perusahaan membuat budaya pengetahuan (baca dan belajar), berdasarkan SOP, Manual, diskusi tidak ada lagi berdasarkan ,2 Sangat

7 insting perorangan b. Dalam mengembangkan pengetahuan pekerja ,3 Cukup melalui kepemimpinan senior c. Perusahaan memberikan pengetahuan berbasis produk/jasa/solusi. Produk/jasa /solusi tersebut berdasarkan pengetahuan ,9 d. Perusahaan Memaksimalkan modal ,8 intelektual e. Perusahaan berbagi pengetahuan kolaboratif ,3 Cukup f. Perusahaan membuat organisasi menjadi ,6 perusahaan pembelajar g. Perusahaan memberikan nilai berdasarkan pengetahuan pelanggan ,0 Cukup h. Perusahaan mengubah pengetahuan perusahaan ,4 dengan nilai tambah 2. Mengembangkan pengetahuan pekerja melalui kepemimpinan manajemen senior. a. Perusahaan mengembangkan dan menyebarkan gaya manajemen perusahaan untuk mendorong berbagai pengetahuan dan berbagai aplikasi untuk nilai knowledge perusahaan b. Perusahaan menyediakan kebutuhan finansial dan non finansial untuk mendukung kebutuhan pengelolaan perusahaan c. Perusahaan mendorong strategi pengetahuan ,9 Cukup , ,3 Cukup perusahaan d. Perusahaan mengadakan pelatihan bagi pemimpin ,1 Cukup e. Perusahaan memberikan reward untuk orang yang dianggap jadi pekerja pengetahuan ,6 3. Menyajikan produk/ jasa/solusi berbasis pengetahuan a. Perusahaan menciptakan suatu inovasi baru ,5 b. Perusahaan melatih tenaga karyawan untuk memunculkan ide dan inovasi ,9 c. Perusahaan meningkatkan pengetahuan yang telah dimiliki ,7 d. Perusahaan melakukan transfer pengetahuan diantara pekerja ,8 e. Perusahaan memberikan penghargaan terhadap inovator ,2 Cukup

8 f. Perusahaan mengelola produksi didasarkan berbagi pengetahuan ,1 Cukup g. Perusahaan mengukur nilai inovasi ,7 4. Memaksimalkan modal intelektualitas perusahaan a. Perusahaan melatih tenaga karyawan untuk intelektual ,9 b. Perusahaan menjadikan modal inovasi untuk mengukur intelektual ,1 Cukup c. Perusahaan mengelola modal intelektual ,5 d. Perusahaan memiliki aset intelektual ,7 e. Perusahaan memberikan reward bagi pekerja yang memiliki intelektual ,6 5. Menciptakan lingkungan untuk berbagi pengetahuan secara kolaboratif a. Perusahaan menentukan Kategori apa yang akan dikembangkan untuk kebutuhan mendatang b. Perusahaan memetakan pengetahuan yang ,2 Cukup ,1 Cukup dimiliki c. Ada konversi dari tacit ke eksplisit ,2 Cukup d. Ada Destraktif internal dan eksternal ,8 Cukup e. Perusahaan sudah menerapkan teknologi ,1 Cukup informasi f. Perusahaan melakukan knowledge sharing ,1 g. Perusahaan mengumpulkan data destraktif internal dari produk yang sejenis ,4 h. Perusahaan mengidentifikasi expert yang dimiliki ,0 Cukup i. Perusahaan membentuk komuniti sesuai dengan bidang dan SOP yang ada ,0 Cukup j. Perusahaan meluangkan waktu untuk mengadakan diskusi ,8 6. Menciptakan suatu organisasi belajar a. Perusahaan mengembangkan strategi ,5 b. Perusahaan melakukan suatu usaha untuk mempercepat proses belajar ,1 Cukup c. Perusahaan menyiapkan metodelogi pembelajaran ,8 Cukup d. Ada konversi dari tacit ke eksplisit secara ,3 Cukup individu e. Perusahaan mengembangkan SOP yang telah ada ,6 Dalam proses belajar didampingi oleh ,4

9 pendamping mentoring f. Perusahaan mengembangkan strukturisasi belajar ,3 Cukup g. Ada proses peralihan dari individu belajar ke organisasi belajar ,4 7. Memberikan nilai tambah berdasarkan pengetahuan pelanggan a. Perusahaan membuat profil nilai tambah dari pelanggan ,3 Cukup b. Perusahaan mengembangkan alat-alat teknik untuk nilai tambah pelanggan ,4 c. Perusahaan mengukur nilai tambah pelanggan ,4 d. Perusahaan melihat dari apa maunya pelanggan dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan ,8 8. Mentransformasikan pengetahuan perusahaan menjadi nilai tambah pemegang saham a. Perusahaan menerapkan strategi yang digunakan untuk nilai tambah pemegam saham b. Perusahaan membuat rantai pengetahuan c. Perusahaan melakukan komunikasi antara pencipta nilai dengan pemegam saham ,3 Cukup , ,2 Sangat TOTAL ,2 RATA-RATA 3.44 Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa tanggapan dari karyawan atas penerapan knowledge management di perusahaan GOODTEA adalah baik karena nilai rata-rata keseluruhan pernyataan adalah sebesar 3,44 yang berada pada interval 3,40 4,19 Artinya perusahaan sudah baik dalam hal mengelola pengetahuan perusahaan berdasarkan metode MAKE, diharapkan untuk kedepannya perusahaan lebih meningkatkan lagi dalam upaya mengelola pengetahuan perusahaan agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin dan menjadi perusahaan terdepan diantara perusahaan minuman frenchise sejenis. Knowledge sharing yang merupakan salah satu instrumen dalam knowledge management sangat diperlukan oleh suatu organisasi untuk menumbuhkan inovasi sehingga peruahaan mampu bersaing dan mempunyai keunggulan kompetitf diantara perusahaan sejenis. Kegiatan Knowldege sharing bisa dilakukan melalui forum diskusi yang diadakan oeh semua elemen karyawan perusahaan untuk mengemukakan pendapat serta ide yang mereka miliki. Selain diskusi yang diadakan oleh pihak intern perusahaan, kegiatan Knowldege sharing ini juga bisa dilakukan oleh pelanggan untuk mengetahui apa yang diinginkan, mendiskusikan produk serta memberikan masukan yang berguna bagi perusahaan sehingga hal ini sebagai nilai tambah yang diberikan pelanggan kepada perusahaan sehingga perusahaan mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dan apa yang diinginkan oleh pelanggan. V. SIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan penuis di CV. GOODTEA ini, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian tersebut, yakni sebagai berikut: a. CV. GOODTEA telah cukup menerapkan knowledge management dengan baik, namun beberapa kategori yang ada dalam metode MAKE belum sepenuhnya diterapkan. b. Dengan Knowledge Management melalui metode MAKE terbukti bahwa

10 CV. GOODTEA telah menjadi perusahaan frenchise dengan jumlah mitra bisnis / pelanggan terbanyak yakni terdiri dari seribu lebih pelanggan yang membeli frenchise CV. GOODTEA yang tersebar di seluruh pelosok tanah air hingga mampu menembus pasar luar negri yakni di Sarawak Malaysia. VI. DAFTAR PUSTAKA Munir, Ningky (2008). Knowledge Management Audit Pedoman Evaluasi Kesiapan Organisasi Mengelola Pengetahuan. Penerbit PPM: Jakarta Setiarso, Bambang, Nazir Harjanto, Triyono, dan Hendro Subagyo (2009). Penerapan Knowledge Management Pada Organisasi. Edisi 1 Cetakan Pertama. Graha Ilmu:Yogyakarta Sudjana (2002). Metode Statistika. PT. Tarsito: Bandung. Sumarni, Murti, dan Salamah Wahyuni (2005). Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi 1. Andi Offset: Yogyakarta Sugiyono (2009). Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta: Bandung Tabloid Peluang Usaha.(2010, 23 Des Jan 10). Anak Panti Asuhan yang Sukses Usaha Kemitraan Teh Siap Saji. Edisi 08 Tahun V, 3

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi telah meningkatkan persaingan dan memicu perkembangan di segala bidang. Kondisi ini mengakibatkan

Lebih terperinci

ANALISAPENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM PERGURUAN TINGGI MENGGUNAKAN MOST ADMIRED KNOWLEDGE ENTERPRISE. Abstrak

ANALISAPENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM PERGURUAN TINGGI MENGGUNAKAN MOST ADMIRED KNOWLEDGE ENTERPRISE. Abstrak Jurnal Bianglala Informatika Vol. II No. 2 September 2014 ANALISAPENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM PERGURUAN TINGGI MENGGUNAKAN MOST ADMIRED KNOWLEDGE ENTERPRISE Ela Nurelasari Program Studi Manajemen

Lebih terperinci

ANALISAPENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM PERGURUAN TINGGI MENGGUNAKAN MOST ADMIRED KNOWLEDGE ENTERPRISE

ANALISAPENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM PERGURUAN TINGGI MENGGUNAKAN MOST ADMIRED KNOWLEDGE ENTERPRISE Jurnal Bianglala Informatika Vol. II No. 2 September 2014 ANALISAPENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM PERGURUAN TINGGI MENGGUNAKAN MOST ADMIRED KNOWLEDGE ENTERPRISE Endang Retnoningsih Program Studi Manajeman

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TOOLS KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM PADA PEMBELAJARAN MULTIMEDIA INTERAKTIF VIRTUAL DRIVE NETWORK STUDI KASUS : SMA MUHAMMADIYAH 13 JAKARTA

PEMANFAATAN TOOLS KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM PADA PEMBELAJARAN MULTIMEDIA INTERAKTIF VIRTUAL DRIVE NETWORK STUDI KASUS : SMA MUHAMMADIYAH 13 JAKARTA Jurnal Pilar Nusa Mandiri Vol.XII, No.1 Maret 2016 21 PEMANFAATAN TOOLS KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM PADA PEMBELAJARAN MULTIMEDIA INTERAKTIF VIRTUAL DRIVE NETWORK STUDI KASUS : SMA MUHAMMADIYAH 13 JAKARTA

Lebih terperinci

Knowledge Sharing Pada Sistem Pemasaran Menggunakan Metode Most Admired Knowledge Enterprise (Make) Studi Kasus Lembaga Pendidikan Come

Knowledge Sharing Pada Sistem Pemasaran Menggunakan Metode Most Admired Knowledge Enterprise (Make) Studi Kasus Lembaga Pendidikan Come Knowledge Sharing Pada Sistem Pemasaran Menggunakan Metode Most Admired Knowledge Enterprise (Make) Studi Kasus Lembaga Pendidikan Come Bibit Sudarsono Sekretari ASM BSI BANDUNG Jl.Sekolah Internasional

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PENCIPTAAN PENGETAHUAN MELALUI APLIKASI MODEL SECI

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PENCIPTAAN PENGETAHUAN MELALUI APLIKASI MODEL SECI BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PENCIPTAAN PENGETAHUAN MELALUI APLIKASI MODEL SECI A. Deskripsi Hasil Penelitian Hasil pengolahan data berdasarkan jawaban kuesioner dari 103 responden, diharapkan dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Konsep dan Manfaat Knowledge Management. Istilah kowledge management pertama kali diperkenalkan kira-kira

BAB II LANDASAN TEORI. A. Konsep dan Manfaat Knowledge Management. Istilah kowledge management pertama kali diperkenalkan kira-kira BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep dan Manfaat Knowledge Management Istilah kowledge management pertama kali diperkenalkan kira-kira pada awal tahun 1990-an. Namun studi awal tentang knowledge management

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Data, Informasi Dan Knowledge Management Organisasi harus memiliki sistem pengelolaan pengetahuan yang baik untuk menghasilkan knowledge yang berkualitas dan berguna

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Data Menurut Parker (1993) data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data-item, kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Pengertian Knowledge Secara umum, terdapat dua jenis pengetahuan yaitu pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit. Pengetahuan tacit adalah pengetahuan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini, dapat diambil beberapa simpulan sesuai dengan permasalahan yang diteliti, sebagai berikut: Dukungan kebijakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Knowledge Knowledge bukan hanya pengetahuan, menurut Thomas Davenport dan Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut : "Knowledge merupakan campuran dari

Lebih terperinci

01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology

01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) People Process Technology 1

Lebih terperinci

EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM

EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM Hal IIB - 355 EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM Amelia Kurniawati 1, Luciana Andrawina 2, Firmansyah Wahyudiarto 3, Andy Surya Setiawan 4 Fakultas

Lebih terperinci

21/09/2011. Pertemuan 1

21/09/2011. Pertemuan 1 Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi j p g g (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) 1 People Process Technology

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Data, Informasi, dan Pengetahuan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Data, Informasi, dan Pengetahuan 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Data, Informasi, dan Pengetahuan Menurut Bergeron dalam Sangkala (2007) data adalah bilangan, terkait dengan angka-angka atau atribut-atribut yang bersifat

Lebih terperinci

ANALISA IMPLEMENTASI SHARING KNOWLEDGE UNTUK MENUJU PENCIPTAAN BUDAYA SHARING KNOWLEDGE DI PERUSAHAAN X

ANALISA IMPLEMENTASI SHARING KNOWLEDGE UNTUK MENUJU PENCIPTAAN BUDAYA SHARING KNOWLEDGE DI PERUSAHAAN X ANALISA IMPLEMENTASI SHARING KNOWLEDGE UNTUK MENUJU PENCIPTAAN BUDAYA SHARING KNOWLEDGE DI PERUSAHAAN X Dessi Dharmasinta Universitas Atma Jaya Jakarta Abtrak: Salah satu dampak yang paling penting dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. global, dimana perkembangan pada sektor perekonomian telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. global, dimana perkembangan pada sektor perekonomian telah membawa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi melahirkan fenomena baru dalam struktur perekonomian global, dimana perkembangan pada sektor perekonomian telah membawa perubahan yang cukup

Lebih terperinci

Dunamis Program Overview The Importance of Knowledge Transfer

Dunamis Program Overview The Importance of Knowledge Transfer Dunamis Program Overview The Importance of Knowledge Transfer Dunamis Organization Services Berdiri sejak tahun 1991, Dunamis merupakan mitra berlisensi dari FranklinCovey - sebuah organisasi global yang

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh :

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh : KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI Disusun sebagai tugas paper MK. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan (TOMP) pada Kelas E35-Bogor. 22-Januari 2011 Oleh : Hary Purnama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Knowledge Management 2.1.1 Pengertian data, informasi, knowledge dan wisdom Sebelum munculnya manajemen pengetahuan (Knowledge Management) perbedaan antara data, informasi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi / Tempat Penelitian Obyek penelitian ini adalah pemilik sekaligus pengelola dan karyawan toko besi dan bahan bangunan Anda, Tlogosari, Semarang. Lokasi obyek penelitian

Lebih terperinci

MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG)

MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG) MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG) Andreas Eko Wijaya Program Studi Teknik Informatika, STMIK

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Knowledge Pengetahuan dalam Kusumadmo (2013), adalah penggunaan informasi dan data secara penuh yang dilengkapi dengan potensi ketrampilan, kompetensi, ide, intuisi, komitmen,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengetahuan (Knowledge) Dalam konteks teknologi informasi, pengetahuan dibedakan dengan data dan informasi. Data adalah sekumpulan fakta, pengukuran-pengukuran yang kemudian akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Mulia Group didirikan pada tahun 1965 oleh keluarga Joko S. Tjandra. Pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Mulia Group didirikan pada tahun 1965 oleh keluarga Joko S. Tjandra. Pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mulia Group didirikan pada tahun 1965 oleh keluarga Joko S. Tjandra. Pada awalnya perusahaan ini bergerak dalam bidang perdagangan dan industri. Seiring dengan berjalannya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui hubungan signifikan keharmonisan keluarga Islami dengan penyesuaian diri pada peserta didik

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Knowledge merupakan campuran dari pengalaman, nilai, serta pandangan pakar yang memberikan kerangka untuk mengevaluasi, menyatukan pengalaman baru dan informasi. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan offset di Semarang. Tabel Obyek dan Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan offset di Semarang. Tabel Obyek dan Lokasi Penelitian 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan offset di. Tabel. 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian No Nama Jumlah Karyawan Alamat 1 Susan Offset

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di perusahaan Anugerah Agung Furniture yang berlokasi di Jalan Taman Siswa no. 37 RT 03 RW 03, Kecamatan Tahunan, Kabupaten

Lebih terperinci

Bab IV Perancangan Arsitektur Knowledge Management System

Bab IV Perancangan Arsitektur Knowledge Management System Bab IV Perancangan Arsitektur Knowledge Management System Penulisan bab IV ini ditujukan untuk menjelaskan tahapan perancangan arsitektur KMS melalui studi kasus serta menjelaskan tahapan perumusan strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, modal intelektual telah berkembang dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, modal intelektual telah berkembang dengan adanya 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Di Indonesia, modal intelektual telah berkembang dengan adanya PSAK No.19 (revisi 2009) tentang aset tidak berwujud (Intangible Asset). Menurut Oxford English Reference

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PROTOTIPE KNOWLEGDE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK MENDUKUNG KNOWLEDGE SHARING

RANCANG BANGUN PROTOTIPE KNOWLEGDE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK MENDUKUNG KNOWLEDGE SHARING Jurnal PILAR Nusa Mandiri Vol. 14, No. 1 Maret 2018 75 RANCANG BANGUN PROTOTIPE KNOWLEGDE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK MENDUKUNG KNOWLEDGE SHARING DENGAN MODEL SECI: STUDI KASUS PT REPUBLIKA MEDIA MANDIRI JAKARTA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang gaya kepemimpinan yang dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang gaya kepemimpinan yang dapat BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang gaya kepemimpinan yang dapat memberikan motivasi kerja terhadap karyawan, digunakan metode deskriptif dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perubahan yang begitu cepat dan persaingan yang semakin ketat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perubahan yang begitu cepat dan persaingan yang semakin ketat menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan yang begitu cepat dan persaingan yang semakin ketat menuntut perusahaan-perusahaan di dunia untuk selalu berkembang dan melahirkan inovasiinovasi baru demi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pengetahuan merupakan aset yang diperlukan suatu organisasi untuk menciptakan suatu inovasi, beradaptasi terhadap dinamika kondisi perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi ini terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak pihak

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. A. Kantor Pelayanan Pajak Pratama... 7

DAFTAR ISI. A. Kantor Pelayanan Pajak Pratama... 7 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 II. Tinjauan Pustaka... 3 A. Pengetahuan (Knowledge)... 3 B. Manajemen Pengetahuan... 4 C. Knowledge Sharing... 5 III.

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya pengetahuan dan teknologi menyebabkan perusahaan harus terus mengembangkan kemampuan yang dimiliki agar dapat meningkatkan keunggulan kompetitif.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PENGETAHUAN (KNOWLEDGE MANAGEMENT) PADA PERGURUAN TINGGI

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PENGETAHUAN (KNOWLEDGE MANAGEMENT) PADA PERGURUAN TINGGI DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN DISERTASI.. HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH. ABSTRAK. ABSTRACT... DAFTAR ISI.. DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR GRAFIK DAFTAR LAMPIRAN.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, ada beberapa subyek penelitian untuk dilakukan pengamatan mengenai penelitian analisis faktor keputusan tempat tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ditinjau dari jenis datanya tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Ditinjau dari jenis datanya tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Ditinjau dari jenis datanya tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Penelitian deskriptif

Lebih terperinci

EFEKTIF KERJA PENGUSAHA UKM DKI JAKARTA

EFEKTIF KERJA PENGUSAHA UKM DKI JAKARTA ANALISA KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM DAN INOVASI TERHADAP EFEKTIF KERJA PENGUSAHA UKM DKI JAKARTA Sunarti Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana Informatika (AMIK BSI) Jl. RS Fatmawati No.24,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kantor Badan Kepegawaian Daerah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kantor Badan Kepegawaian Daerah BAB III METODE PENELITIAN III.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang (Jln. Jenderal Sudirman No. 326 kecamatan Maritenggngae), pemilihan

Lebih terperinci

USABILITY KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB PADA PT. MEGA KONSTRUKSI NEW PONTIANAK

USABILITY KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB PADA PT. MEGA KONSTRUKSI NEW PONTIANAK Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2016, pp. 437~445 437 USABILITY KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB PADA PT. MEGA KONSTRUKSI NEW PONTIANAK Windi Irmayani Komputerisasi Akuntansi,

Lebih terperinci

Knowledge Management Solution untuk Divisi Operasional: Studi Kasus PT. XYZ

Knowledge Management Solution untuk Divisi Operasional: Studi Kasus PT. XYZ Knowledge Management Solution untuk Divisi Operasional: Studi Kasus PT. XYZ Dimas Setiawan 1, Dana Indra Sensuse 2 1,2 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Kampus UI Depok Indonesia 1 dimas_setiawan.mailbox@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. frekuensi berkunjung di Toko Mas Kerbau Weleri. Penyebaran. umum responden berdasarkan umur mereka:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. frekuensi berkunjung di Toko Mas Kerbau Weleri. Penyebaran. umum responden berdasarkan umur mereka: 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Responden Gambaran umum responden yang menjadi sampel penelitian ini meliputi: umur responden, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan frekuensi berkunjung

Lebih terperinci

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Obyek pada penelitian ini adalah profesionalisme auditor internal dan

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Obyek pada penelitian ini adalah profesionalisme auditor internal dan 43 BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek pada penelitian ini adalah profesionalisme auditor internal dan pencegahan kecurangan. Penelitian dilakukan di PT. Bank Jabar Banten. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. Objek dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di objek penelitian yang berlokasi di daerah Objek Wisata Candi Kalasan yang berada di Jl. Jogja-Solo KM. 13 Kalasan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses untuk mengoptimalisasi kekayaan intelektual yang dapat dilihat dari kinerja karyawan di suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perputaran informasi, persaingan global dan kemajuan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Perputaran informasi, persaingan global dan kemajuan dalam bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perputaran informasi, persaingan global dan kemajuan dalam bidang teknologi informasi yang cepat menjadikan lingkungan bisnis sebagai lingkungan yang selalu

Lebih terperinci

TINGKAT KENYAMANAN PENGGUNA KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM DALAM MENDUKUNG BUDAYA BERBAGI PENGETAHUAN MENGGUNAKAN METODE COLLES

TINGKAT KENYAMANAN PENGGUNA KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM DALAM MENDUKUNG BUDAYA BERBAGI PENGETAHUAN MENGGUNAKAN METODE COLLES TINGKAT KENYAMANAN PENGGUNA KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM DALAM MENDUKUNG BUDAYA BERBAGI PENGETAHUAN MENGGUNAKAN METODE COLLES Esron Rikardo Nainggolan Program Studi Teknik Informatika STMIK Nusa Mandiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Pelatihan Divisi Sumber Daya Manusia (SDM) PT. INTI (Persero) 4.1.1 Bentuk-bentuk Pelatihan Bentuk-bentuk pelatihan kerja yang dilaksanakan di Divisi Sumber

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT Krakatau Steel (Persero) Tbk sebagai salah satu perusahaan baja terkemuka di Indonesia, menyadari pentingnya penerapan strategi pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge economy) merupakan suatu hal

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge economy) merupakan suatu hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge economy) merupakan suatu hal yang menandai perubahan perekonomian dunia terutama sejak bergulirnya era globalisasi. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jumlah Mesin Bagian Online Produksi Key Facility

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jumlah Mesin Bagian Online Produksi Key Facility BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Manufaktur merupakan suatu cabang industri yang mengaplikasikan mesin, peralatan, dan tenaga kerja dalam suatu medium proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Organisasi Pembelajar Organisasi pembelajar atau biasa disebut learning organization, istilah ini sebagian dari gerakan In Search of Exellence dan selanjutnya digunakan oleh Garrat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, sektor bisnis mengalami perkembangan yang sangat pesat. Persaingan antar perusahaan berubah menjadi sangat ketat. Persaingan tersebut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Pembina Menggala pada bulan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Pembina Menggala pada bulan 20 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Pembina Menggala pada bulan September 2013. B. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pengetahuan. Dalam membicarakan pengetahuan sangatlah abstrak, karena pengetahuan mempunyai arti yang sangat dalam dan lebih luas dari data atau informasi. Menurut

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil analisis terhadap perancangan knowledge management system di kantor Sekretariat Negara Republik Indonesia, maka dapat diambil sebuah simpulan adalah sebagai

Lebih terperinci

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN PENDAHULUAN Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai tambahan siklus KM Terintegrasi Strategi KM terkait dengan business objective organisasi keseluruhan

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS METODE PENELITIAN

LAPORAN TUGAS METODE PENELITIAN LAPORAN TUGAS METODE PENELITIAN (KUISIONER) Disusun Oleh: Nama : Musafak NPM : 35412164 Kelas : 3ID08 Hari : Sabtu Dosen : Dr. Ina Siti Hasanah, S.T., MT JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam suatu penelitian yang bersifat ilmiah, pengertian dan penalaran konsep diperlukan untuk menghindari kesalahan pemahaman dalam menafsirkan makna konsep yang dipakai sehubungan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah Total

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah Total BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah Total Quality Management yang dimoderasi oleh sistem penghargaan sebagai variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi yang akan diteliti yaitu Travel DayTrans Bandung. Travel ini merupakan Travel yang sangat direkomendasikan bagi wisatawan yang akan bepergian ke Bandung-Jakarta-Bogor-Depok-Cikampek-Tangerang.

Lebih terperinci

PROSES PENCIPTAAN PENGETAHUAN DI PT. ASURANSI JASA INDONESIA LATAR BELAKANG

PROSES PENCIPTAAN PENGETAHUAN DI PT. ASURANSI JASA INDONESIA LATAR BELAKANG PROSES PENCIPTAAN PENGETAHUAN DI PT. ASURANSI JASA INDONESIA LATAR BELAKANG Saat ini kita hidup di jaman inovasi (Janszen,2000) dimana inovasi ini muncul karena situasi bisnis saat ini dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

Amrustian Sultoni Ahmad Nurabadi Jurusan AP FIP Universitas Negeri Malang

Amrustian Sultoni Ahmad Nurabadi Jurusan AP FIP Universitas Negeri Malang Hubungan antara Minat dan Kompetensi Guru di Bidang Teknologi Informasi dengan Adopsinya untuk Pembelajaran pada Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Malang (The Correlation between Interest and Competence

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan kegiatan bisnisnya

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan kegiatan bisnisnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi dan perdangangan bebas telah terjadi dan setiap negara harus siap dengan adanya persaingan di dunia bisnis yang kian kompetitif. Meningkatnya persaingan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2009) obyek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dalam penelitian ini adalah Yayasan Dana Sosial Al- Falah Malang yang beralamat di Jalan Kahuripan No. 12 Malang. 3.2 Jenis dan Sumber

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Pembelajaran yang terorganisasi timbul melalui serangkaian proses penciptaan dan perolehan gagasan-gagasan, pengetahuan dan pendekatanpendekatan

Lebih terperinci

Sharing vision mempunyai penekanan membangun dan mengasah kemampuan. analisis setiap individu. Oleh karena itu, data dan informasi kondisi perusahaan

Sharing vision mempunyai penekanan membangun dan mengasah kemampuan. analisis setiap individu. Oleh karena itu, data dan informasi kondisi perusahaan 18 2. Mengadakan sharing vision secara periodik Sharing vision mempunyai penekanan membangun dan mengasah kemampuan analisis setiap individu. Oleh karena itu, data dan informasi kondisi perusahaan yang

Lebih terperinci

01/10/2010. Pertemuan 4

01/10/2010. Pertemuan 4 Pertemuan 4 Tahap pertama dalam siklus KM Terintegrasi Menangkap atau mengekstrak pengetahuan tacit Mengorganisasi atau mengkodekan pengetahuan explicit Perlu dibedakan antara menangkap/identifikasi pengetahuan

Lebih terperinci

BAB 3. Metodologi Penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, Metode ini digunakan

BAB 3. Metodologi Penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, Metode ini digunakan BAB 3 Metodologi Penelitian 3.1 Jenis dan metodologi penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah wanita peng UKM Larisa Snack Semarang. Lokasi penelitian ini adalah di rumah Ibu Emiliawati juga di tempat produksi

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tipe dan Manfaat Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif sebagai metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kantor PLN Limboto Gorontalo, Jln. jendral sudirman kelurahan kayu

BAB III METODE PENELITIAN. Kantor PLN Limboto Gorontalo, Jln. jendral sudirman kelurahan kayu 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kantor PLN Limboto Gorontalo, Jln. jendral sudirman kelurahan kayu bulan, peneliti mengadakan penelitian kurang lebih selama 2 bulan di Kantor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran umum Perusahaan CV Polaris Motor didirikan pada tahun 2005. Nama Polaris diambil dari nama bintang yang paling terang di kutub utara, dengan harapan nama Polaris

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Penangkapan dan Kodifikasi Pengetahuan. Rani Puspita D, M.Kom

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Penangkapan dan Kodifikasi Pengetahuan. Rani Puspita D, M.Kom KNOWLEDGE MANAGEMENT Penangkapan dan Kodifikasi Pengetahuan Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Memahami konsep dasar mengenai penangkapan dan kodifikasi pengetahuan. Mengetahui teknik-teknik untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah di mana penelitian

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah di mana penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah di mana penelitian tersebut akan dilakukan. Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis mengambil lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pelayanan yang terdiri dari bukti fisik (tangibles), empati (empathy),

BAB III METODE PENELITIAN. pelayanan yang terdiri dari bukti fisik (tangibles), empati (empathy), BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mendalami tentang pengaruh kualitas pelayanan yang terdiri dari bukti fisik (tangibles), empati (empathy), keandalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia tidak lagi dipandang sebagai faktor produksi, namun telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia tidak lagi dipandang sebagai faktor produksi, namun telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia tidak lagi dipandang sebagai faktor produksi, namun telah dipandang sebagai sumber daya yang penting bagi kemajuan suatu perusahaan. Manusia sebagai kunci keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pemilihan Judul Pendidikan sangatlah penting dalam meraih apa yang kita impikan, melalui pendidikan kita dapat mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan yaitu seperti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Waktu, Populasi dan Sampel Penelitian Pada bagian ini, peneliti akan menguraikan mengenai lokasi, waktu, populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian. 1.

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 1124

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 1124 ISSN : 2355-9357 e-proceeding of Management : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 1124 PENGARUH KNOWLEDGE SHARING TERHADAP INOVASI DI DIREKTORAT HUMAN CAPITAL MANAGEMENT (HCM) PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA,TBK

Lebih terperinci

STUDI AWAL PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA

STUDI AWAL PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA STUDI AWAL PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA Esti Dwi Rinawiyanti Jurusan Teknik Industri, Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut 1, Surabaya, Indonesia E-mail: estidwi@ubaya.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu faktor internal yang turut menentukan keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu faktor internal yang turut menentukan keberhasilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor internal yang turut menentukan keberhasilan organisasi adalah budaya organisasi. Budaya organisasi mempunyai peran yang sangat penting dalam suatu

Lebih terperinci

Bab III Analisis Faktor Knowledge Management

Bab III Analisis Faktor Knowledge Management Bab III Analisis Faktor Knowledge Management Bab III menjelaskan tahapan analisis faktor-faktor berpengaruh pada KM, yang ditujukan untuk mengidentifikasi komponen pembangun KMS sebagai landasan berpikir

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian ini merupakan cara yang digunakan untuk memecahkan masalah dengan langkah-langkah yang akan ditempuh harus relevan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dewasa ini, banyak perusahaan yang hanya melakukan pengukuran kinerja

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dewasa ini, banyak perusahaan yang hanya melakukan pengukuran kinerja BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Penerapan Kriteria Optimalisasi Dewasa ini, banyak perusahaan yang hanya melakukan pengukuran kinerja hanya dari perspektif keuangan saja. Hal tersebut tidak tepat diterapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Jasa merupakan salah satu bentuk produk yang sedang berkembang dan banyak ditawarkan oleh perusahaan. Produk jasa yang ditawarkan bisa meliputi jasa

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEBSITE PADA INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL PTBN SERPONG TANGERANG SELATAN

KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEBSITE PADA INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL PTBN SERPONG TANGERANG SELATAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEBSITE PADA INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL PTBN SERPONG TANGERANG SELATAN Jenie Sundari Akademik Bahasa Asing Bina Sarana Informatika Jakarta Program Studi Bahasa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 86 Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi

Lebih terperinci

BAB IV KESESUAIAN ANTARA KEMATANGAN KARYAWAN DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN PADA SUB DIREKTORAT SDM PT X KANTOR PUSAT JAKARTA

BAB IV KESESUAIAN ANTARA KEMATANGAN KARYAWAN DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN PADA SUB DIREKTORAT SDM PT X KANTOR PUSAT JAKARTA BAB IV KESESUAIAN ANTARA KEMATANGAN KARYAWAN DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN PADA SUB DIREKTORAT SDM PT X KANTOR PUSAT JAKARTA Setelah melakukan penyebaran kuesioner kepada 52 orang responden karyawan tetap pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penerapan metode penelitian, yang digunakan adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penerapan metode penelitian, yang digunakan adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam suatu penelitian ilmiah, rancangan penelitian digunakan sebagai pedoman bagi peneliti untuk melakukan pendekatan dalam mengumpulkan data penelitiannya.

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 95 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil analisis dan deskripsi data hasil penelitian pada bab 4, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Peta potensi Learning Organization di BPSDM Hukum dan HAM

Lebih terperinci

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB III SOLUSI BISNIS BAB III SOLUSI BISNIS Untuk membantu perusahaan dalam mempersiapkan diri mengimplementasikan MBCfPE di dalam organisasi, maka penulis mencoba untuk membuat suatu model yang bertujuan: - Mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat a. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan kurang lebih selama 2 bulan terhitung dari bulan Juli 2016 sampai dengan Agustus 2016. b. Tempat Penelitian Penelitian

Lebih terperinci