BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Bulango Selatan, SDN 6 Bulango Selatan terletak di Jalan Irigasi Lamayo
|
|
- Deddy Sutedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Hasil Pengamatan Observasi SDN 6 Bulango Selatan merupakan salah satu sekolah yang ada di wilayah Kecamatan Bulango Selatan, SDN 6 Bulango Selatan terletak di Jalan Irigasi Lamayo Tapa Desa Mekar Jaya yang merupakan pemekaran dari Desa Huntu Barat Kecamatan Bulango Selatan, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Penelitian yang dilakukan yaitu tentang penerapan model STAD dalam menceritakan kembali isi cerita pada siswa kelas V SDN 6 Bulango Selatan kecamatan Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango. Penelitian ini dilakukan pada hari senin tanggal 20 Mei Peneliti mengamati guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Guru memberikan materi tentang menceritakan kembali isi cerita pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif type STAD. Nampak siswa memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru, mereka mengikuti proses pembelajaran dengan baik namun ada beberapa siswa yang hanya bermain saja, tidak mau memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru. Jika guru bertanya kepada siswa tentang materi menceritakan kembali isi cerita ada beberapa terlihat masih pasif, 37
2 38 sebagian mau menjawab dan ada pula yang hanya diam mendengarkan apa yang ditanyakan oleh guru. Guru memberikan contoh kepada siswa tentang bagaimana cara menceritakan kembali isi cerita, mulai dari bagaimana menceritakan kembali isi cerita secara runtut, bercerita secara lancar, bagaimana ekspresi wajah pada saat menceritakan kembali isi cerita, melafalkan kata atau kalimat secara tepat, bagaimana intonasi saat bercerita. Setelah memberikan contoh kepada siswa, guru membentuk siswa dalam kelompok STAD yaitu kelompok yang terdiri dari 4 orang, campuran menurut jenis kelamin, prestasi. Guru membagikan lembar cerita kepada tiap-tiap kelompok dan pada tiap kelompok terebut setiap siswa mendapatkan satu persatu. Pada saat proses pembelajaran terlihat siwa sangat antusias dengan pelajaran menceritakan kembali isi cerita dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif type STAD. Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada tiap kelompok untuk menbaca cerita yang diberikan. Namun peneliti melihat bahwa sebagian besar siswa sangat serius untuk membaca cerita tetapi ada beberapa siswa yang hanya sibuk bermain, tidak mau membaca tugas yang diberikan oleh guru. Beberapa menit kemudian guru menunjuk siswa satu-persatu yang ada dalam tiap kelompok untuk maju kedepan menceritakan kembali isi cerita. Seteleh semua siswa sudah meceritakan kembali isi cerita peneliti melihat bahwa sebagian besar siswa sudah bisa menceritakan kembali isi cerita dengan baik, mereka sudah bisa menceritakan
3 39 kembali isi cerita secara runtut, isi cerita yang mereka ceritakan kembali sebagian besar sudah sesuai dengan isi cerita yang ada. Peneliti melihat bahwa masalah yang ada pada saat siswa menceritakan kembali isi cerita mereka hanya sekedar membaca saja tanpa mau memperhatikan intonasinya, ekspresi wajah pada saat bercerita, penggunaan pilihan kata yang masih kurang tepat. Peneliti mengamati pada saat tampil di depan kelas mereka hanya sekedar maju saja yang penting pada saat guru memberikan tugas untuk menceritakan kembali isi cerita di depan kelas mereka sudah tampil. Mereka belum memahami bahwa pada saat menceritakan kembali isi cerita itu bukan hanya isi ceritanya yang sesuai, bercerita secara runtut tetapi hal-hal peting lainya seperti intinasi, gerakan, dan ekspresi pada saat bercerita juga sangat penting. Untuk melengkapi penelitian ini agar lebih jelas maka peneliti juga melakukan wawancara dengan siswa dan guru kelas V. Wawancara pertama dilakukan dengan siswa kelas V, dari hasil wawancara diperoleh hasil bahwa sebagian besar dari mereka menyukai pelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada materi menceritakan kembali isi cerita, mereka juga senang dengan model pembelajaran kooperatif type STAD yang diberikan oleh guru. Mereka mengatakan bahwa menceritakan kembali isi cerita itu menyenangkan apalagi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif type STAD. Setelah dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif type STAD sebagian besar siswa semakin antusias untuk belajar Bahasa Indonesia khususnya pada materi menceritakan kembali isi cerita, walaupun menyenangkan,namun mereka juga
4 40 masih mendapatkan kesulitan untuk menceritakan kembali isi cerita. Kesulitan yang mereka alami yaitu mereka belum bisah menyesuaikan intonasi pada saat bercerita, dan ekspresi wajahpun belum sesuai dengan isi cerita yang mereka bacakan. Selain itu penggunaan pilihan kata banyak yang masih kurang tepat. Selanjutnya pada wawancara kedua peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas V yang berinisial N. S. Beliau mengatakan bahwa siswa senang dengan pelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada materi menceritakan kembali isi cerita. Terlebih dengan adanya penerapan model pembelajaran kooperatif type STAD pada saat pembelajaran siswa terlihat bersemangat karena dalam model pembelajaran kooperatif type STAD mereka diajarkan untuk bekerja kelompok, dan dalam kelompok itu harus saling membantu. Bila dalam kelompok tersebut ada yang belum mengerti tentang materi mereka saling bertanya kepada teman sekelompok yang sudah mengerti. Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif type STAD pada materi menceritakan kembali isi cerita masih bervariasi. Ada yang sudah bisa, kurang bisa dan ada juga yang belum bisa. Dengan adanya penelitian ini, peneliti dapat mengumpulkan data seakurat mungkin tentang penerapan model pembelajaran kooperatif type STAD dalam menceritakan kembali isi cerita pada siswa kelas V SDN 6 Bulango Selatan Kecamatan Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango. Selain itu peneliti juga dapat mengetahui apa saja yang menjadi kelebihan dan kekurangan dari penerapan model pembelajaran kooperatif type STAD dalam menceritakan kembali isi cerita.
5 Hasil Temuan Penelitian Temuan Umum Secara umum peneliti dapat menggambarkan penerapan model pembelajaran kooperatif type STAD dalam menceritakan kembali isi cerita bahwa guru sudah bisa menerapkan model pembelajaran kooperatif type STAD dengan baik, membagi siswa kedalam kelompok secara heterogen yaitu campuran menurut prestasi, jenis kelamin dan suku. Olehnya dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif type STAD guru sudah bisa menguasai kelas dan sebagian besar siswa senang dengan penerepan model pembelajaran kooperatif type STAD. Dalam proses pembelajaran terutama pada materi menceritakan kembali isi cerita, dalam kelompok STAD mereka bisa saling bertukar pendapat dengan teman. Dalam kelompok tersebut proses interaksi dengan teman akan lebih muda, mereka bisa saling membantu, setiap siswa yang sudah mengerti memberikan penjelasan atau memberitahu kepada siswa yang belum mengerti dalam kelompok STAD tersebut. Selain itu ada beberapa kelebihan dan kekurangan juga dalam penerapan model pembelajaran kooperatif type STAD. Yang pertama yaitu kelebihan dari model pembelajaran kooperatif type STAD, kelebihan-kelebihan model pembelajaran kooperatif type STAD yaitu : Dalam sebuah kelompok tersebut bisa melatih siswa untuk berbicara, dalam kelompok siswa juga bisa saling bekerjasama untuk memecahkan masalah, dan dengan kerja kelompok juga bisa menghindari kemungkinan siswa yang lain mendapatkan nilai rendah. Disamping mempunyai kelebihan, dalam penerapan
6 42 model pembelajaran kooperatif type STAD juga mempunyai beberapa kekurangan yaitu : siswa dalam kelompok ada pula yang hanya bercerita, ribut dan tidak mau memperhatikan penjelasan guru, siswa yang berprestasi rendah akan lebih santai karena ia berharap ada kelompok yang akan mengerjakan tugas,( lihat lampiran 2 dan lampiran 7 ) Temuan Khusus Pada penelitian ini peneliti bertindak sebagai pengamat yang meneliti bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif type STAD dalam menceritakan kembali isi cerita di kelas V SDN 6 Bulango Selatan Kecamatan Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dari beberapa prosedur pengumpulan data ada beberapa hal yang dilakukan guru dalam rangka menerapkan model pembelajaran kooperatif type STAD dalam menceritakan kembali isi cerita. ( lihat lampiran 3, 4, 5, dan 6 ) A. Hasil Wawancara Dan Angket Dalam menjalankan perannya sebagai pembimbing, menurut Ibu N.S Saya memberikan model pembelajaran untuk menambah semangat siswa dalam belajar, serta memberikan arahan kepada semua siswa apabila menggalami kesulitan dalam proses pembelajaran, (Wawancara, 20 Mei 2013). Sesuai dengan hasil angket yang diperoleh dari siswa bahwa pada saat proses pembelajaran berlangsung tidak setiap hari guru menerapkan model dalam pembelajaran guru hanya kadang-kadang menggunakan
7 43 model dalam proses pembelajaran. Guru juga memberikan solusi kepada siswa apabila mengalami kesulitan pada proses pembelajaran meski tidak semua siswa berani bertanya kepada guru apabila mengalami kesulitan, dan jika pada saat pembelajaran guru mererapkan model siswa mendapatkan kemudahan dalam proses belajar. (Angket: 1, 2, 3 dan 8) Sementara perannya sebagai pengelola kelas menurut Ibu N.S saya sebagai wali kelas selalu berupaya untuk memberikan serta mengajarkan yang terbaik kepada siswa agar mengerti dan memahami materi pelajaran khususnya tentang bagaimana cara menceritakan kembali isi cerita dengan baik (Wawancara, 20 Mei 2013). Sesuai dengan hasil angket siswa bahwa pada saat proses pembelajaran berlangsung tidak semua siswa memusatkan perhatiannya pada materi pelajaran yang diberikan oleh guru sebagian siswa hanya sibuk bercerita dan bermain makanya pada saat mengevaluasi tidak semua siswa bisa memahami materi yang disampaikan. (Angket : 5 dan 9) Peran sebagai motivator menurut Ibu N.S sebelum pelajaran dimulai saya meransang pemahaman siswa dengan memberikan apersespsi serta menanyakan kepada siswa tentang materi yang diajarkan sebelumnya (Wawancara, 20 Mei 2013). Sesuai dengan hasil angket yang diperoleh bahwa sebelum memulai pelajaran guru memberikan ransangan pemahaman awal sehubungan dengan materi yang disajikan, serta memberiksn kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dimengerti dan cara guru menyajikan materi menceritakan kembali isi cerita sudah mulai bisa membangkitkan motifasi belajar untuk siswa. (Angket: 6, 10, dan 12)
8 44 Dalam perannya sebagai demonstrator menurut Ibu N.S siswa antusias dan senag pada saat guru menerapkan model pembelajaran kooperatif type STAD dan guru memberikan contoh tentang bagaimana cara memceritakan kembali isi cerita yang benar (Wawancara, 20 Mei 2013). Pada hasil angket guru menggunakan buku cetak pada proses pembelajaran, dan siswa senang dengan materi menceritakan kembali isi cerita namun masih ada beberapa siswa yang belum terlalu paham dan masih mengalami kesulitan pada saat menceritakan kembali isi cerita, itu dikarenakan karenah sebagian besar siswa belum paham tentang bagaimana cara menceritakan kembali isi cerita dengan baik dan benar. (Angket: 7, 14, 15 ). Sebagai inisiator menurut ibu N.S Saya membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar dengan memberikan arahan kepada siswa, mendekati mereka serta memotifasinya terutama bagi siswa yang mempunyai kesulitan belajar (Wawancara, 20 Mei 2013). Masih dengan peran sebagai inisiator menurut Ibu Novi setelah pembelajaran selasai saya memberikan evaluasi kepada mereka dan memberikan pekerjaan rumah agar mereka bisah belajar di rumah Hasil wawancara tentang guru sebagai inisiator sesuai dengan hasil angket yang menyatakan bahwa selesai memberikan materi guru memberikan evaluasi kepada siswa, serta sesuai hasil angket yang ada bahwa guru selalu memberikan solusi kepada siswa jika mengalami kesulitan, dan guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti, baik bertanya kepada guru atau kepada sesama teman.(angket : 4, 8, 11, dan 12).
9 45 Peran sebagai fasilitator dalam hal ini penggunaan model dalam pembelajaran menurut Ibu N.S pada proses pembelajaran saya menggunakan model namun tidak setiap hari hanya disesuaikan dengan materi pelajaran yang ada (Wawancara, 20 Mei 2013). Pada hasil angket bahwa pada materi menceritakan kembali isi cerita guru biasanya tidak selalu menggunakan model pembelajaran. (Angket: 2). Peneliti telah menemukan gambaran secara khusus bahwa guru telah berupaya semaksimal mungkin untuk menjalankan perannya sebagai guru. Guru menerapkan model pembelajaran kooperatif type STAD untuk membantu siswa dalam memaksimalkan pemahamannya tentang materi menceritakan kembali isi cerita di kelas V SDN 6 Bulango Selatan Kecamatan Bulango Selatan kabupaten Bone Bolango. Selanjutnya pada kegiatan penerapan model pembelajaran kooperatif type STAD yang dilakukan oleh guru peneliti melihat bahwa semua langkah-langkah pada model pembelajaran kooperatif type STAD guru lakukan semua dengan baik, mulai dari membentuk kelompok yang anggotanya sampai dengan 4 orang secara heterogen, kemudian menjelaskan materi, setelah itu guru memberikan tugas kepada tiap kelompok, untuk menguji kemampuan individu guru memberikan kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa, selanjutnya memberikan evaluasi dan kesimpulan. ( tabel kegiatan ada pada lampiran 7 ). Pada hasil observasi siswa menceritakan kembali isi cerita akan dipaparkan satu persatu mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif type STAD dalam menceritakan kembali isi cerita pada siswa kelas V SDN 6 Bulango Selatan Kecamatan
10 46 Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango, ( tabel kegiatan ada pada lampiran 1) yaitu sebagai berikut: B. Hasil Observasi Kegiatan Siswa 1. A. Y. Pada penelitian ini ia sudah bisa menceritakan kembali isi cerita, peneliti mengamati bahwa isi cerita yang diceritakan kembali sudah sesuai, dia sudah bisa menceritakan kembali isi cerita secara runtut, namun pada saat bercerita ia terlihat masih ragu-ragu, ekspresi wajah pada saat bercerita, kata/kalimat yang dilafalkan, dan intonasi pada saat bercerita sudah terlihat cukup baik walaupun masih ada sedikit yang kurang dan penggunaan pilihan kata yang tepat sudah cukup baik. Dari semua aspek yang sudah diuraikan diatas ia tergolong siswa yang baik sehingga mendapatkan nilai 79. Dan merupakan siswa yang bisa menceritakan kembali isi cerita 2. A. I. M. Pada penelitian ini ia sudah bisa menceritakan kembali isi cerita. Peneliti mengamati bahwa isi cerita yang diceritakan kembali sudah sesuai, dalam menceritakan kembali isi cerita secara runtut ia tergolong baik karena cara dia bercerita sudah mulai sesuai dengan isi cerita, namun dia terlihat masih ragu-ragu, ekspresi wajah pada saat bercerita, kata/kalimat yang dilafalkan, intonasi, dan penggunaan pilihan kata yang tepat sudah cukup baik. Dari semua aspek yang sudah diuraikan di atas ia tergolong siswa yang baik sehingga mendapatkan nilai 79. Dan merupakan siswa yang bisa menceritakan kembali isi cerita
11 47 3. A.G. Pada penelitian ini ia masih kurang bisa menceritakan kembali isi cerita. Peneliti mengamati bahwa isi cerita yang diceritakan kembali masih tergolong cukup baik, karena dia belum bisa menceritakan kembali isi cerita secara runtut, pada saat tampil di depan kelas dia kelihatan masih agak gugup, pada saat bercerita ia terlihat masih ragu-ragu, ekspresi wajahnya pada saat bercerita belum sesuai dengan isi cerita, namun kata/kalimat yang dia dilafalkan sudah cukup baik, intonasi pada saat bercerita dan penggunaan pilihan kata yang tepat sudah cukup baik. Dari semua aspek yang sudah diuraikan di atas ia tergolong siswa yang kurang bisa sehingga mendapatkan nilai 66. Dan merupakan siswa yang kurang bisa menceritakan kembali isi cerita 4. A. M. Pada penelitian ini ia sudah bisa menceritakan kembali isi cerita. Peneliti mengamati bahwa isi cerita yang diceritakan kembali sudah sesuai dengan isi cerita yang ada, pada saat menceritakan kembali isi cerita dia bercerita secara runtut. Cara ia berceritapun sudah tergolong baik karena pada saat tampil didepan kelas ia terlihat sudah cukup percaya diri terlihat ekspresi wajah pada saat bercerita sudah agak sesuai dengan isi cerita yang ada. Cara dia melafalkan kata/kalimat sudah baik, dia sudah bisa menyesuaikan intonasi sesuai dengan isi cerita, dan penggunaan pilihan kata yang dia ucapkan sudah cukup baik. Dari semua aspek yang sudah diuraikan di atas ia tergolong siswa yang baik sehingga mendapatkan nilai 83. Dan merupakan siswa yang bisa menceritakan kembali isi cerita.
12 48 5. A. B.Pada penelitian ini ia belum bisa menceritakan kembali isi cerita. Peneliti mengamati bahwa dia belum bisa menyesuaikan isi cerita yang dia ceritakan kembali, apalagi bercerita secara runtut dia belum bisa karena pada saat tampil didepan kelas ia hanya diam, saat bercerita ia terlihat masih ragu-ragu, terlihat gugup dan tidak berani, ekspresi wajah pada saat bercerita kelihatan baik karena tidak dibuat-buat, namun mulai dari kata/kalimat yang dilafalkan, intonasi pada saat bercerita dan penggunaan pilihan kata yang tepat masih kurang baik. Dari semua aspek yang sudah diuraikan di atas ia tergolong belum bisa sehingga mendapatkan nilai 50. Dan merupakan siswa yang belum bisa menceritakan kembali isi cerita. 6. A.R.H.Pada penelitian ini ia sudah bisa menceritakan kembali isi cerita. Peneliti mengamati bahwa isi cerita yang diceritakan kembali sudah sesuai dengan isi cerita yang ada dia bisa menceritakan kembali isi cerita secara runtut, ekspresi wajah pada saat bercerita sudah cukup baik, kata/kalimat yang dilafalkan, intonasi pada saat bercerita, dan penggunaan pilihan kata yang tepat pun sudah cukup baik.dari semua aspek yang sudah diuraikan di atas ia tergolong siswa yang bisa sehingga mendapatkan nilai 83. Dan merupakan siswa yang bisa menceritakan kembali isi cerita. 7. H.B. A. Pada penelitian ini ia sudah bisa menceritakan kembali isi cerita. Peneliti mengamati bahwa cara dia bercerita sudah sesuai dengan isi cerita yang ada, dia sudah bisa menceritakan kembali isi cerita secara runtut dan ekspresi wajah pada saat bercerita sudah sesuai. Pada saat tampil di depan kelas dia bercerita menggunakan
13 49 pilihan kata/kalimat yang sesuai dengan isi cerita, intonasi pada saat bercerita, dan penggunaan pilihan kata yang tepat pun sudah cukup baik. Dari semua aspek yang sudah diuraikan di atas ia tergolong bisa sehingga mendapatkan nilai 83. Dan merupakan siswa yang bisa menceritakan kembali isi cerita. 8. M.I.A.Pada penelitian ini ia belum bisa menceritakan kembali isi cerita. Peneliti mengamati pada saat dia bercerita belum sesuai dengan isi cerita yang ada dan belum bisa bercerita secara runtut pada saat bercerita di depan kelas dia masih sering berhenti, terlihat masih mengingat-ingat isi cerita dan hanya diam, pada saat bercerita ia terlihat masih ragu-ragu, terlihat gugup dan tidak berani, ekspresi wajah pada saat bercerita sudah agak baik karena tidak dibuat-buat, tetapi kata/kalimat yang dilafalkan, intonasi pada saat bercerita dan penggunaan pilihan kata yang tepat masih kurang baik.dari semua aspek yang sudah diuraikan di atas ia tergolong siswa yang belum mampu sehingga mendapatkan nilai 50. Dan merupakan siswa yang belum bisa menceritakan kembali isi cerita 9. M.D.Pada penelitian ini ia belum bisa menceritakan kembali isi cerita. Peneliti mengamati bahwa pada saat tampil di depan kelas dia belum bisa bercerita secara runtut makanya isi cerita yang diceritakan kembali belum sesai. Dia terlihat lebih banyak diam di depan kelas tidak mau bercerita hanya melihat kesana-kemari, ekspresi wajah pada saat bercerita, kata/kalimat yang dilafalkan, intonasi pada saat bercerita dan penggunaan pilihan kata yang tepat masih kurang baik.dari semua
14 50 aspek yang sudah diuraikan di atas ia tergolong belum bisa sehingga mendapatkan nilai 45. Dan merupakan siswa yang belum bisa menceritakan kembali isi cerita 10. M.S. Pada penelitian ini ia belum bisa menceritakan kembali isi cerita. Peneliti mengamati bahwa pada saat tampil di depan kelas terlihat dia hanya bermain saja/tidak serius makanya isi cerita yang diceritakan kembali belum sesuai apalagi bercerita secara runtut. pada saat tampil didepan kelas ia hanya melihat kesanakemari, sering melihat kebawa dan memarahi teman-teman yang ada di depannya. kata/kalimat yang dilafalkan, intonasi pada saat bercerita dan penggunaan pilihan kata yang tepat masih kurang baik.dari semua aspek yang sudah diuraikan di atas ia tergolong belum bisa sehingga mendapatkan nilai 50. Dan merupakan siswa yang belum bisa menceritakan kembali isi cerita 11. M.A.Pada penelitian ini ia belum bisa menceritakan kembali isi cerita. Peneliti mengamati bahwa isi cerita yang diceritakan kembali belum sesuai dengan isi cerita yang ada, apalagi bercerita secara runtut masih kurang, pada saat tampil di depan kelas ia terlihat masih gugup, malu-malu dan bercerita tersendat-sendat, ekspresi wajah pada saat bercerita, kata/kalimat yang dilafalkan, intonasi pada saat bercerita dan penggunaan pilihan kata masih belum tepat.dari semua aspek yang sudah diuraikan di atas ia tergolong belum bisa sehingga mendapatkan nilai 45. Dan merupakan siswa yang belum bisa dalam menceritakan kembali isi cerita 12. N.N.N.Pada penelitian ini ia masih kurang bisa menceritakan kembali isi cerita. Peneliti mengamati bahwa pada saat tampil di depan kelas isi cerita yang dia
15 51 ceritakan kembali sudah agak sesuai walaupun masih ada kata-kata yang dia hilangkan. Pada saat tampil di depan kelas ia bercerita masih tersendat-sendat, terlihat masih ragu-ragu, gugup dan tidak berani, ekspresi wajah pada saat bercerita, kata/kalimat yang dilafalkan, sudah cukup baik, tetapi intonasi pada saat bercerita belum tepat, namun pada saat bercerita ia menggunakan pilihan kata yang baik sesuai isi cerita. Dari semua aspek yang sudah diuraikan di atas ia tergolong belum bisa sehingga mendapatkan nilai 62. Dan merupakan siswa yang kurang bisa dalam menceritakan kembali isi cerita 13. R.A.Pada penelitian ini ia sudah cukup bisa menceritakan kembali isi cerita. Peneliti mengamati bahwa isi cerita yang diceritakan kembali sudah cukup sesuai, dalam menceritakan kembali isi cerita secara runtut ia sudah cukup baik, walaupun masih sedikit tersendat-sendat, terlihat masih ragu-ragu, gugup dan tidak berani, ekspresi wajah pada saat bercerita terlihat sudah cukup baik, kata/kalimat yang dilafalkan sudah cukup baik, tetapi intonasi pada saat bercerita masih kurang, penggunaan pilihan kata yang tepat sudah cukup baik.dari semua aspek yang sudah diuraikan di atas ia tergolong kurang bisa sehingga mendapatkan nilai 66. Dan merupakan siswa yang kurang bisa dalam menceritakan kembali isi cerita 14. A.F.H. Pada penelitian ini ia sudah cukup bisa menceritakan kembali isi cerita. Peneliti mengamati bahwa pada saat bercerita sudah sesuai dengan isi cerita yang ada, namun belum bisa bercerita secra runtut, ekspresi wajah pada saat bercerita terlihat sudah mulai sesuai dengan isi cerita yang diceritakan. kata/kalimat yang
16 52 dilafalkan sudah sesuai tetapi intonasi pada saat bercerita masih kurang, penggunaan pilihan kata sudah sesuai. Dari semua aspek yang sudah diuraikan di atas ia tergolong kurang bisa sehingga mendapatkan nilai 79.dan merupakan siswa yang kurang bisa dalam menceritakan kembali isi cerita 15. A.R.A.H.Pada penelitian ini ia bisa menceritakan kembali isi cerita. Peneliti mengamati bahwa pada saat tampil di depan kelas dia terlihat percaya diri, dia bisah menceritakan kembali isi cerita sesuai isi cerita yang ada dan diceritakan secara runtut. ekspresi wajah pada saat bercerita terlihat sudah cukup baik dan tidak dibuatbuat, cara dia melafalkan kata/kalimat sudah sesuai, tetapi intonasi pada saat bercerita belum sepenuhnya sesuai dengan isi cerita. Dari semua aspek yang sudah diuraikan di atas ia tergolong kurang bisa sehingga mendapatkan nilai 83. Dan merupakan siswa yang kurang bisa dalam menceritakan kembali isi cerita. 16. A.P.N.W. Pada penelitian ini ia sudah bisa menceritakan kembali isi cerita. Peneliti mengamati bahwa isi cerita yang diceritakan kembali sudah sesuai dengan isi cerita yang ada dan menceritakannya secara runtut. Pada saat bercerita di depan kelas dia tidak lagi kelihatan gugup, dia suda mulai bisa menyesuaikan ekspresi wajah dengan cerita yang dia ceritakan, kata/kalimat yang dilafalkan, intonasi pada saat bercerita juga sudah cukup baik, dan penggunaan pilihan kata yang tepat pun pada saat bercerita sudah cukup baik.dari semua aspek yang sudah diuraikan di atas ia tergolong bisa sehingga mendapatkan nilai 83.Dan merupakan siswa yang bisa menceritakan kembali isi cerita.
17 E.A. Pada penelitian ini ia sudah bisa menceritakan kembali isi cerita. Peneliti mengamati bahwa isi cerita yang diceritakan kembali sudah baik, dia sudah bisa menceritakan kembali isi cerita secara runtut. Pada saat bercerita dia tidak lagi kelihatan gugup dia sudah cukup berani tampil di depan kelas. Ekspresinya pada saat bercerita sudah mulai sesuai dengan isi cerita yang ada, kata/kalimat yang dilafalkan, penggunaan pilihan kata yang tepat juga sudah cukup baik, tetapi intonasi pada saat bercerita belum terlalu sesuai. Dari semua aspek yang sudah diuraikan di atas ia tergolong bisa sehingga mendapatkan nilai 79. Dan merupakan siswa yang bisa menceritakan kembali isi cerita. 18. H.N.Pada penelitian ini ia sudah bisa menceritakan kembali isi cerita. Peneliti mengamati bahwa pada saat ia bercerita sudah sesuai dengan isi cerita yang ada dan menceritakan secara runtut. Pada saat tampil di depan kelas dia tidak lagi gugup, gerakan pada saat bercerita tidak dibuat-buat, dan dia sudah beranani tampil di depan. Namun ekspresi wajahnya pada saat bercerita masih kurang atau belum sesuai dengan isi cerita, kata/kalimat yang dilafalkan sudah baik, intonasi pada saat bercerita, dan penggunaan pilihan kata yang tepat sudah baik.dari semua aspek yang sudah diuraikan diatas ia tergolong kurang bisa sehingga mendapatkan nilai 79 Dan merupakan siswa yang bisa/baik dalam menceritakan kembali isi cerita 19. S.U. Pada penelitian ini ia sudah cukup bisa menceritakan kembali isi cerita. Peneliti mengamati bahwa dia sudah bisa menceritakan kembali isi cerita sesuai isi cerita yang ada walaupun belum secara runtut, karena pada saat bercerita dia terlihat
18 54 masih takut-takut. Ekspresi wajahnya pada saat bercerita tidak dibuat-buat, kata/kalimat yang dilafalkan sesuai dengan isi cerita, pada saat ia bercerita intonasinya terlihat sudah mulai sesuai, dan penggunaan pilihan kata yang tepat sudah cukup baik.dari semua aspek yang sudah diuraikan di atas ia tergolong kurang bisa sehingga mendapatkan nilai 66. Dan merupakan siswa yang kurang bisa dalam menceritakan kembali isi cerita 20. U.S.N. Pada penelitian ini ia sudah baik menceritakan kembali isi cerita. Peneliti mengamati bahwa pada saat tampil di depan kelas ia bercerita secara lancar sesuai isi cerita yang ada dan diceritakan secara runtut, dan gerakannya pun tidak dibuat-buat, tetapi ekspresi wajah pada saat bercerita ia masih kurang baik terlihat ia masih malumalu, pada saat bercerita kata/kalimat yang dilafalkan, pilihan kata yang tepat sudah sesuai dengan isi cerita, tetapi intonasi pada saat bercerita masih kurang. Dari semua aspek yang sudah diuraikan di atas ia tergolong baik/bisa sehingga mendapatkan nilai 87.dan merupakan siswa yang bisa/baik menceritakan kembali isi cerita. Jadi pada pembahasan tersebut, peneliti mendapatkan data yaitu siswa yang tergolong baik dalam menceritakan kembali isi cerita berjumlah 11 siswa, yang cukup bisa menceritakan kembali isi cerita ada 4 orang dan siswa yang tidak bisa menceritakan kembali isi cerita ada 5 orang, ( ada pada tabel lampiran 1 ) 1.2 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah di uraikan di atas dapat disimpulkan dari hasil observasi terlihat bahwa siswa senag dengan materi menceritakan kembali isi cerita
19 55 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif type STAD dilihat dari sebagian besar siswa sudah bisa menceritakan kembali isi cerita walaupun masih ada beberapa yang belum bisa. Kemudian dari hasil wawancara dan angket terlihat bahwa guru telah berupaya semaksimal mungkin untuk menjalankan perannya sebagai guru mulai dari mengajarkan materi dengan mengunakan model-model pembelajaran, memberikan rangsangan kepada siswa sebelum belajar, membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar, serta memberikan evaluasi setelah pembelajaran selesai. Dari hasil angket peneliti melihat bahwa siswa senag dengan materi yang diberikan oleh guru terutama materi menceritakan kembali isi cerita dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif type STAD, kemudia pada saat proses pembelajaran siswa yang mengalami kesulitan belajar diberikan bimbingan dan solusi oleh guru, siswa yang belum paham bisa bertanya kepada guru atau teman. Selain itu dari hasil angket pada saat proses pembelajaran berlangsung tidak semua siswa memusatkan perhatiannya kepada guru, ada beberapa siswa yang hanya sibuk bermain dan bercerita itulah yang mengakibatkan mereka pada saat tampil di depan kelas tidak bisa menceritakan kembali isi cerita. Selain itu dilihat dari hasil pengamatan peneliti dalam penerapan model pembelajaran kooperatif type STAD ada beberapa kelabihan dan kekurangan yang peneliti temukan pada saat penerapan model pembelajaran kooperatif type STAD. Kelebihan dan kekurangan tersebut yaitu: Kelebihan Penerapan Model pembelajaran kooperatif type STAD
20 56 Adapun kelebihan yang ada pada penerepan model pembelajaran kooperatif type STAD yaitu : (1) Dalam proses pembelajaran berlangsung bisa meningkatkan kecakapan individu, (2) Bisa melatih siswa untuk bisa bicara dalam kelompok, (3) Dalam kelompok tersebut mereka itu menjadi satu, (4) Dalam kelompok yang terdiri dari beberapa orang ini bisa membantu siswa satu sama lain untuk mempelajari isi materi pelajaran yang sedang dibahas, (5) Dalam sebuah kelompok juga bisa menghindari kemungkinan siswa yang lain mendapatkan nilai rendah, karena dalam pengetesan lisan siswa dibantu oleh anggota kelompoknya, (6) Belajar dalam bentuk kelompok juga menjadikan siswa mampu belajar berdebat, belajar mendengarkan pendapat orang lain dan mencatat hal-hal yang bermanfaat untuk kepentingan bersama-sama. (7) Dalam belajar berkelompok bisa menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebaya dan, (8) Dalam kelompok juga tidak akan timbul rasa dendam dengan teman Kekurangan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Type STAD Adapun kekurangan yana ada dalam penerapan model pembelajaran kooperatif type STAD yaitu: (1) Dalam kelompok tersebut siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena peran anggota yang lainnya, (2) Dalam kelompok juga terkadang ada siswa yang hanya tergantung pada siswa yang bisa dikatakan mampu sehingga siswa yang lambat berfikir tidak dapat berlatih belajar mandiri, (3) Apabila guru sedang lengah siswa menggunakan kesempatan dalam berkelompok itu untuk bercerita dan rebut.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian SDN 10 Mananggu merupakan salah satu sekolah yang ada di wilayah Kecamatan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian SDN 10 Mananggu merupakan salah satu sekolah yang ada di wilayah Kecamatan Mananggu, SDN 10 Mananggu terletak di jalan Bendungan. Desa
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL STAD DALAM MENULIS KARANGAN NARASI DI KELAS IV SDN 3 TAPA KECAMATAN TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO SRI YANTI MAHMUD
PENERAPAN MODEL STAD DALAM MENULIS KARANGAN NARASI DI KELAS IV SDN 3 TAPA KECAMATAN TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO SRI YANTI MAHMUD (Mahasiswa S1 Jurusan PGSD FIP UNG) Pembimbing Hj. Sumarni Mohamad, S.Pd,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. eksposisi di kelas IV SDN 3 Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango. Penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Pada bab ini akan dijelaskan dipaparkan data hasil penelitian dan pembahasan tentang penerapan media gambar seri dalam menulis karangan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di SDN 5 Telaga pada guru kelas I dengan jumlah siswa 35 orang. Adapun penelitian ini mengenai peran guru
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian ini adalah SDN 2 Ponelo tepatnya berlokasi di Jl Otiola kecamatan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Temuan Umum Lokasi penelitian ini adalah SDN 2 Ponelo tepatnya berlokasi di Jl Otiola kecamatan Ponelo Kepulauan Kabupaten Gorontalo Utara. Sekolah ini berdiri
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Bolango. Alasan peneliti memilih sekolah tersebut karena sekolah tersebut adalah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN No. 6 Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango. Alasan peneliti memilih sekolah tersebut karena sekolah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan suatu materi pelajaran yang sangat penting di Sekolah. Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang membelajarkan siswa
Lebih terperinciSebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan
31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Deskripsi Kondisi awal Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning Tipe STAD diketahui ketuntasan hasil belajar IPA semester I kelas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pemberian tugas menceritakan kembali cerita dengan menggunakan model picture and
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitan Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Pelaksanaan tindakan kelas melalui pemberian tugas menceritakan kembali cerita dengan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pembahasan dari ke empat kasus
84 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pembahasan dari ke empat kasus siswa yang memiliki kesulitan belajar siswa SD pada mata pelajaran IPA, maka dapat
Lebih terperinciJurnal Penelitian Kualitatif 1
Jurnal Penelitian Kualitatif 1 Deskripsi Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dalam Pembelajaran Matematika Di Kelas V SDN 6 Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango Fitria Ismail Dra. Samsiar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan. Akan tetapi, apabila kegiatan berkomunikasi terjadi tanpa diawali keterampilan berbicara
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Prasiklus Kondisi prasiklus merupakan titik awal munculnya penelitian tindakan kelas ini. Kegiatan pra tindakan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengawali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi. Bahasa Indonesia berperan sebagai alat untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Pengelolaan Pembelajaran dengan Menerapkan Model Pembelajaran
BAB V PEMBAHASAN A. Pengelolaan Pembelajaran dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Penilaian kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. dasar untuk pengembangan materi lebih lanjut.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Keberhasilan proses belajar mengajar dapat diukur dari keberhasilan siswa mengikuti kegiatan pembelajaran. Keberhasilan tersebut dapat terlihat dari tingkat pemahaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang menjadikan peserta
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Sekolah Dasar Negeri 08 Salatiga. Subyek yang menjadi fokus penelitian adalah siswa kelas 2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didik (siswa), materi, sumber belajar, media pembelajaran, metode dan lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran sebagai suatu proses merupakan suatu sistem yang melibatkan berbagai komponen antara lain komponen pendidik (guru), peserta didik (siswa), materi,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengurus surat izin penelitian dari
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data 1. Paparan Data Pra Tindakan Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengurus surat izin penelitian dari Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Palembang. Selanjutnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang sangat kompleks dan tidak sepenuhnya dapat dijelaskan secara rinci. Akan tetapi, secara sederhana pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia tidak lepas dari kegiatan berkomunikasi, dengan komunikasi kita
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia tidak lepas dari kegiatan berkomunikasi, dengan komunikasi kita semua dapat berhubungan satu sama lain. Komunikasi pula tidak lepas kegiatan berbicara,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Paparan Data a. Pra Tindakan Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengadakan observasi awal di MI Al-Hidayah 02 Betak Kalidawir
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Deskripsi Awal Untuk memperoleh data awal sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu dilakukan orientasi dan observasi terhadap guru kelas mengenai proses
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 1.Siklus I a. Perencanaan Tindakan Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas VI Sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hakikat belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan siswa agar mampu berkomunikasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri Tlahap cenderung bersifat konvensional ceramah yang berpusat pada guru.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Observasi awal yang dilakukan di kelas IIIA SD Negeri Tlahap, peneliti berhasil menemukan beberapa permasalahan yang terjadi di dalam proses
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gendongan 01 yang terletak di Jl. Margorejo No.580 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Siswa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN Deskripsi mengenai hasil penelitian merupakan jawaban atas rumusan masalah yang diungkapkan pada Bab I akan disajikan dalam Bab IV ini. Sebelum hasil penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah rangkaian bunyi-bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah rangkaian bunyi-bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia secara sadar. Bahasa harus mampu menampung perasaan dan pikiran pemakainya, serta dapat
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelas. Dalam
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diuraikan dalam tahapan yang berupa siklus-siklus pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelas. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan, khususnya di SD. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan dan pengajaran tidak dapat terlepas dari peranan guru dan kepala sekolah dalam mengelola satuan pendidikan, khususnya
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Proses perbaikan pembelajaran yang peneliti laksanakan dapat peneliti uraikan secara singkat tentang hasil-hasil yang diperoleh dari setiap
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Bone Bolango. Adapun tujuan didirikan sekolah ini adalah sebagai
39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di Kelas II SDN 3 Bulawa Kabupaten Bone Bolango. Adapun tujuan didirikan sekolah ini
Lebih terperinciPENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN
PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI KEAKTIFAN BELAJAR SISWA (Kelas VII Semester
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 mushola, 1 ruang perpustakaan, 1 lab
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Kenaran 2 Prambanan yang terletak di Jl. Watubalik, Sumberharjo, Prambanan,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas IV SDN Watuagung 01 pada semester II tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 14 siswa pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Masa ini dapat disebut juga sebagai The Golden Age atau masa. pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berkembang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah investasi masa depan bagi keluarga dan bangsa yang sedang menjalani proses perkembangan dengan pesat untuk menjalani kehidupan selanjutnya.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pra Siklus Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di Kelas 5 SDN
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I a. Tahapan Persiapan Kegiatan persiapan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu, 25
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempelajari keterampilan berbahasa lainnya. Setiap orang dikodratkan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang utama dan pertama kali dipelajari oleh manusia dalam hidupnya sebelum mempelajari keterampilan berbahasa
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
104 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Penelitian ini dilaksanakan di kelas VA SD Negeri 71 Kota Bengkulu. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA di sekolah saat ini menuntut para guru harus selalu. kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan melalui
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran IPA di sekolah saat ini menuntut para guru harus selalu mengacu pada kurikulum yang telah ditetapkan pada pendidikan di sekolah. Didalam kurikulum
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IVA SD Negeri 69 Kota Bengkulu.
67 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Refleksi Awal Penelitian ini dilaksanakan di kelas IVA SD Negeri 69 Kota Bengkulu. Subyek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IVA SD Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. edukatif tersebut mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses Pembelajaran adalah kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif tersebut mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. IPA atau sains merupakan salah satu ilmu yang mempelajari tentang alam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang IPA atau sains merupakan salah satu ilmu yang mempelajari tentang alam dengan segala isinya. Pendidikan IPA atau sains diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil A. Paparan Data Pra Tindakan Observasi awal dilakukan pada hari Senin, 18 Januari 2010. Tindakan tersebut dengan mengadakan pertemuan dengan wakil kepala sekolah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
7 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat Kemampuan Kemampuan dapat diartikan sebagai kesanggupan seseorang dalam melakukan kegiatan. Setiap melakukan kegiatan pasti diperlukan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) bertujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) bertujuan meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun tertulis. Keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan dan disesuaikan dengan materi yang diajarkan dalam pembelajaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemampuan mengidentifikasi unsur cerita seperti tokoh, tema, latar dan amanat dari cerita anak yang dibaca merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dan
Lebih terperinciPENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM BERMAIN DRAMA PADA SISWA KELAS V SDN 6 BULANGO SELATAN KECAMATAN BULANGO SELATAN KABUPATEN BONE BULANGO Oleh
1 PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM BERMAIN DRAMA PADA SISWA KELAS V SDN 6 BULANGO SELATAN KECAMATAN BULANGO SELATAN KABUPATEN BONE BULANGO Oleh Hadijah Mohamad Pembimbingv I : Dr. Yusuf Jafar M.Pd Pembimbing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang sangat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Seorang pedagang, petani, tukang, penjaga toko,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian meliputi deskripsi kondisi awal, deskripsi hasil siklus I, deskripsi hasil perbaikan pada siklus II, pembahasan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
13 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan tes uji kompetensi matematika pada pokok bahasan menghitung volume kubus dan balok ternyata hasilnya
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) Kondisi awal adalah kondisi belajar siswa sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil yang maksimal dalam dunia pendidikan, diperlukan
1 11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan merupakan peranan yang sangat penting bagi perkembangan dan peningkatan sumber daya manusia Indonesia. Pendidikan merupakan wadah atau kegiatan sebagai
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas IVB pada mata pelajaran matematika kompetensi dasar menjumlahkan bilangan bulat SD Negeri Tlahap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan aktivitas yang secara sadar dilakukan oleh seseorang dari kondisi tidak tahu menjadi mengetahui terhadap hal yang dipelajarinya. Proses belajar
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VII F SMP N 2 Susukan semester 2 tahun ajaran 2013 / 2014 pada kompetensi dasar mendiskripsikan Potensi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SDN Rejowinangun Utara 03 Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN Rejowinangun Utara 03 Kota Magelang pada semester II tahun pelajaran 2012/
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan peneliti yang juga sebagai guru mata pelajaran yang terlibat dalam penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membiasakan peserta didik aktif dalam kegiatan berbahasa secara lisan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa memiliki empat komponen, salah satunya keterampilan berbicara. Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang mengungkapkan pikiran
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut (Sanjaya, 2009: ), pembelajaran kooperatif merupakan
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Menurut (Sanjaya, 2009:240-241), pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan system pengelompokan/tim kecil,
Lebih terperinciOleh: Sri Wahyuni SDN 3 Malasan, Durenan, Trenggalek
114 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI BAGIAN BAGIAN TUMBUHAN MELALUI METODE KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SDN 3 MALASAN KECAMATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebab pendidikan pada dasarnya menciptakan manusia-manusia yang berkualitas,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu faktor yang efektif dalam memberdayakan setiap individu dalam menyesuaikan diri dengan perkembangan dan dinamika kehidupan masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan siswa berkomunikasi
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Harsono M. Timumun, Muchlis L. Djirimu, Lestari M.P. Alibasyah Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai pengajar dan pendidik, guru merupakan salah satu faktor penentu setiap upaya pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Dukuh 01 Kota Salatiga. Dalam hal ini siswa kelas IV yang berjumlah 35 siswa. Berdasarkan data hasil
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran SD Penelitian akan dilaksanakan di SDN Tingkir Tengah 01 yang beralamat di Jl. Tantung No. 3 Tingkir Tengah Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Lokasi ini
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengembangan Instrumen Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dan soal tes akhir siklus. Seluruh instrumen
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berbicara dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas III SDN No 87 Kota
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas dengan model pembelajaran kooperatif Numbered Head Together dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam perkembangan dan pembangunan suatu negara. Negara dikatakan maju dalam segala bidang baik dalam bidang ekonomi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Berbahasa merupakan suatu proses penyampaian informasi, ide atau gagasan dari pembicara kepada pendengar. Si pembicara berkedudukan sebagai komunikator, sedangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar merupakan lembaga pendidikan yang penting dan. efektif dalam membina sumber daya manusia yang berkualitas, karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar merupakan lembaga pendidikan yang penting dan efektif dalam membina sumber daya manusia yang berkualitas, karena dikelola secara teratur dan diajarkan
Lebih terperinciII. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
II. KAJIAN TEORI 2.1 Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. Data hasil penelitian yang akan di paparkan peneliti adalah data hasil
BAB IV HASIL PENELITIAN Data hasil penelitian yang akan di paparkan peneliti adalah data hasil rekaman tentang seluruh aktifitas dari pelaksanaan tindakan yang berlangsung di MI Roudlotus Salafiyah Pucung
Lebih terperinciKelompok Materi : Materi Pokok
Silabus Pelatihan Silabus Pelatihan Kelompok Materi : Materi Pokok 87 Materi Pelatihan Alokasi Waktu :. d. Inspirasi Pembelajaran melalui Tayangan Video : JP (90 menit) No Kompetensi Uraian Materi Kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan diperlukan suatu proses kegiatan belajar-mengajar.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah mengantar para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku intelektual, moral, maupun sosial. Untuk mencapai tujuan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan metode bermain peran dalam mengatasi masalah belajar siswa memerankan
Lebih terperinciBAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pratindakan Kelas yang di gunakan untuk penelitian adalah kelas IV yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan, dengan guru kelas yang bernama
Lebih terperinciOleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SDN KENDALREJO 01 KECAMATAN TALUN KABUPATEN BLITAR Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan melalui praktik pembelajaran di kelas 6 SD Negeri 2 Getas Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora, dengan jumlah siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan negara.melalui pendidikanlah suatu negara dapat. menggunakan metode-metode yang monoton, tentu dirasakan kurang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu pokok penting dalam pembangunan negara.melalui pendidikanlah suatu negara dapat berkembang. Apabila pembelajaran yang berlangsung
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Seperti yang telah dikatakan pada pembahasan sebelumnya, dalam penelitian kali ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif. Dimana peneliti secara langsung
Lebih terperinciTingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pembelajaran yang diterapkan pada penelitian guna meningkatkan kreatifitas dan prestasi belajar dalam pemecahan masalah matematika adalah pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai komponen yang paling strategis dalam proses pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Guru merupakan komponen yang sangat vital dalam peningkatan kualitas pendidikan secara totalitas. Hal itu tidaklah sepenunhya benar, mengingat masih banyak
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh peneliti yang menggunakan rancangan penelitian model
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan di kelas V yang berjumlah 29 siswa di SDN Lemahireng 2 Kecamatan Bawen tahun ajaran
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Awal (Pra Siklus) Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti mencari data awal nilai keterampilan berbicara pada pelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkah laku, hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan tidak pernah terlepas dari kegiatan belajar. Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku, hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai alat komunikasi, bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena hampir seluruh aktivitas manusia melibatkan bahasa. Melalui bahasa manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu wadah untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualiatas. Tujuan pendidikan nasional adalah meningkatkan kualitas manusia yang beriman
Lebih terperinciLia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Inpres Pandaluk Pada Materi Penjumlahan Bilangan Bulat Lia Agustin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan yang secara sadar dan disengaja, serta penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi
Lebih terperinciNama Sekolah :... I. STANDAR KOMPETENSI I. PKn 1. Mengamalkan makna Sumpah Pemuda
RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Nama Sekolah :... Tema : TEMPAT UMUM Kelas/Semester : III / 1 Alokasi Waktu : 2 minggu I. STANDAR KOMPETENSI I. PKn 1. Mengamalkan makna Sumpah Pemuda II.
Lebih terperinciPENERAPAN TEKNIK DIALOG DALAM MENULIS KALIMAT TANYA PADA SISWA KELAS III SDN 1 KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO. Oleh : Rukmana Ismail
PENERAPAN TEKNIK DIALOG DALAM MENULIS KALIMAT TANYA PADA SISWA KELAS III SDN 1 KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh : Rukmana Ismail Pembimbing I : Dra.Ratnarti Pahrun, M.Pd Pembimbing II: Dra.Hawa Pattiiha,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 menyebutkan bahwa, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinci