PEMBUATAN TERS-BUTILKLORIDA Reaksi Substitusi Nukleofil Alifatik
|
|
- Deddy Sutedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMBUATAN TERS-BUTILKLORIDA Reaksi Substitusi Nukleofil Alifatik Denanti Erika [ ; K-02; Kelompok 1] Abstrak Pada percobaan kali ini digunakan metode reaksi substitusi nukleofilik untuk mensintesis ters-butil klorida dari ters-butil alkohol. Diketahui bahwa pada reaksi substitusi nukleofilik atom/ gugus yang diganti mempunyai elektronegativitas lebih besar dari atom C, dan atom/gugus pengganti adalah suatu nukleofil, baik nukleofil netral atau nukleofil yang bermuatan negatif. Reaksi substitusi nukleofilik yang dilakukan tergolong reaksi S N1. Hal ini teramati dari penggunaan pelarut polar (dalam hal ini HCl pekat). Disamping merupakan pelarut, HCl juga merupakan reaktan. Selain itu juga terbentuknya kerbokation dalam reaksi ini menguatkan bahwa reaksi yang terjadi memang rekasi S N1. Penambahan NaHCO 3 adalah untuk menetralkan asam dan mengikat air yang masih terkandung setelah ekstraksi. Setelah itu dilakukan uji alkil halida yang dimaksudkan untuk mengklasifikasi alkohol yang terbentuk. Uji alkil halida yang akan dilakukan adalah NaI dalam aseton, larutan AgNO 3 dalam etanol, dan pengaruh pelarut terhadap kereaktifan S N1. Kata kunci: ters-butil klorida, ters-butil alkohol, nukleofil, substitusi nukleofilik. Abstract In this experiment used method nucleophilic substitution reaction to synthesize tert-butyl chloride from tert-butyl alcohol. It is known that the nucleophilic substitution reactions of atoms / groups that have replaced the larger electronegativity of C atoms, and the atoms / cluster replacement is a nucleophile, either nucleophiles neutral or negatively charged nucleophile. Nucleophilic substitution reactions were performed classified SN1 reaction. It is observed from the use of a polar solvent (in this case concentrated HCl). Besides the solvent, HCl is also a reactant. In addition, the formation of kerbokation in this reaction confirms that the reaction is SN1 reaction. Addition NaHCO 3 is to neutralize the acid and bind water still contained after the extraction. After that tested alkyl halides which are intended to classify alcohol formed. Test alkyl halide to be done is NaI in acetone, a solution of AgNO3 in ethanol, and the effect of solvent on the SN1 reactivity. Keywords: tert-butyl chloride, tert-butyl alcohol, nucleophile, nucleophilic substitution. 1. PENDAHULUAN Gugus hidroksi dalam ters-butil alkohol gugus yang paling mudah disubtitusi dan hal ini menyebabkan alkohol tersebut dapat bereaksi dengan hal pekat pada suhu kamar. Reaksi tersebut adalah reaksi subtitusi nukleofilik tipe SN1 yang melibatkan pembuatan senyawa antara ion karbonion yang relatif stabil. CH 3 OH + H + CR 3 OH 2 3RC+ + H 2O R 3C + + Cl - CR 3 Cl ( Tim Dosen kimia organik, 2011 : 14) Alkohol sekunder apalagi yang primer memerlukan kondisi yang sangat kuat untuk melakukan reaksi substitusi, yang biasanya memerlukan pemanasan campuran alkohol asam dengan sel klorida anhidrat. Bila alkoholnya berupa alkohol alisiklik, dianjurkan menggunakan CaCl2 anhidrat sebagai pengganti ZnCl2. Reaksi yang menggunakan HCl ZnCl2 merepakan reaksi tipe SN2. Terutama untuk alkohol primer Mekanisme SN1 juga memungkinkan terjadi: Jalur reaksi yang terakhir ini cenderung terjadi penyusunan ulang gugus alkil. (Tim Dosen Kimia Organik, 2011 : 15) Penyusunan ulang dapat dilakukan dengan menggunakan senyawa klorida yang digunakan dengan tionil klorida atau campuran tionil klorida dengan dengan piridin yang digunakan dapat dalam jumlah katalik atau ekimolar. Bila hanya menggunakan tionil klorida saja, yang pertama kali terbentuk adalah ester klorosilfit yang kemudian terurai menjadi alkil klorida dengan mekenisme siklik (SN1)
2 (Tim Dosen Kimia Organik, 2011 : 15) Kosep yang digunakan untuk membahas reaksi nukloefilik adalah konsep putus/pembentuka ikatan heterolitik. Jelas konsep ini tidak bisa menjelaskan mengapa pada reaksi subtitusi nukloefilik adakalanya alkil halida primer dan sekunder yang membuat hasil yang lebih banyak dari pada alkil halida primer dan sekunder. Mekanisme reaksi SN2 Mekanisme reaksi SN2 hanya terjadi pada alkil halida primer dan sekunder. Nukleofil yang menyerang adalah jenis nukleofil kuat seperti OH -, CN -, CH 3O -. Serangan dilakukan dari belakang. Untuk lebih jelas, perhatikan contoh reaksi mekanisme SN2 bromoetana dengan ion hidroksida berikut ini. Mekanisme reaksi SN1 Mekanisme reaksi SN1 hanya terjadi pada alkil halida tersier. Nukleofil yang dapat menyerang adalah nukleofil basa sangat lemah seperti H 2O, CH 3CH 2OH Terdiri dari 3 tahap reaksi. Sebagai contoh adalah reaksi antara ters-butil bromida dengan air. Tahap 1. Tahap 2. Tahap 3. Jika nukloefil bersifat bersifat netral dan begitupun dengan substrat yang bersifat netral, produk akan bemuatan positif, jika nukleofil bersifat berupa ion negatif dan substratnya netral maka produk yang di hasilkan akan netral. Dalam kedua kasus ini pasangan elektron bebas dari nukleofil memasok elektron untuk membentuk ikatan kovalen baru. Terdapat dua mekanisme utama substitusi nukleofil. Keduanya diberi simbol SN1 dan SN2. Ada beberapa petiunjuk yang dapat digunakan untuk mengenali apakah nukleofil bereaksi dengan substratnya bereaksi melalui mekanisme SN2 diantaranya laju reaksi bergantung pada konsentrasi nukleofilnya maupun substratnya. Tipe penggantian yang melalui SN2 selalu mengakibatkan reaksi inversi. Reaksi akan paling cepat bila pada alkil halida pada substrat berupa metil atau primer dan paling lambat jika tertier halidanya. Dan halida sekunder bereaksi pada reaksi pertengahan, sedangkan SN1 kebalikannya (Hurd, Harold, 2003 : ) Pengantian suatu SN2 pada karbon tak jenuh sukar berlangsung, bila reaksi SN1tidak dapat berjalan secara langsung, karena tidak stabil dari ion karbonium yang dihasilkan yaitu suatu kation fenil. Sekalipun substutisi nukleofil pada senyawa aromatik tidak begitu bisa terjadi, tapi kita dapat melihat hanya sedikit kasus pada kondisi tertentu. ( Zean, Drs. Warry, 1984 : 43) Pembentukan ikatan dan pemutusan ikatan terjadi pada waktu yang sama dalam reaksi menurut reaksi SN2. Ada suatu tahapan peralihan tetapi tidak ada hasil antara. Reaksi yang berjalan menurut reaksi SN1 mencakup karbokation yang sama yaitu, karbokation memiliki suatu bidang simetri. (Pine, Stanley H, 1980 : ) Substitusi nukleofil merupakan suati kelompok dasar substitusi dimana sebuah nukleofil yang kerja elektronnya sacara selektif berikatan dengan atau menyerang muatan positif dari sebuah gugus kimia atom-atom yang disebut gugus lepas. (Anonim, 2011). 2. METODE PERCOBAAN Pembuatan ters-butil klorida dilakukan dengan mengisi corong pisah 250 ml dengan 25 gram (0,34 mol) ters-butil alkohol dan 85 ml HCl pekat lalu larutan dikocok selama 20 menit. Pada saat pengocokan kran harus dilonggarkan untuk mengurangi tekanan. Larutan dibiarkan hingga terbentuk 2 lapisan yang terpisah sempurna. Lapisan yang dibawah (lapisan asam) diambil dan dibuang dan lapisan atas (lapisan halida) dicuci dengan menggunakan 20 ml larutan NaHCO 3 5% lalu dipisahkan. Lapisan halida kemudian disaring dengan corong berisi kertas saring berlipat. Filtrat ditampung dalam labu distilasi 100 ml dan
3 ditambahkan 2-3 batu didih. Kemudian dilakukan distilasi dan dikumpulkan fraksi didih pada suhu C (diperkirakan 28 gram ters-butil klorida). Kemudian dari hasil yang didapat dihitung rendemennya dan diukur titik didihnya. Pada uji alkil halida dilakukan 3 buah uji yaitu NaI dalam aseton, AgNO 3 dalam etanol, dan pengaruh pelarut terhadap kereaktifan reaksi S N1 (solvolisis). Untuk uji NaI dalam aseton diberi nama 4 buah tabung reaksi dan dimasukkan 100 mg/ 0,1 ml senyawa 1-klorobutana/1-bromobutana, ters-butil klorida, 2-klorobutana, dan 2- bromobenzena. Kemudian masing-masing tabung ditambahkan 1 ml larutan 18% NaI dalam aseton. Tabung reaksi lalu ditutup dan dikocok. Jangan lupa perhatikan waktu saat ada endapan pertama kali. Jika pada tabung tidak ada reaksi dalam waktu 5 menit, tabung ditempatkan kedalam penangas air dengan suhu 50 C dan diamati perubahan dalam waktu 5-6 menit. Untuk uji larutan AgNO 3 dalam etanol dilakukan prosedur pertama pada percobaan sebelumnya. Lalu kedalam masing-masing tabung ditambahkan 1 ml larutan 1% AgNO 3 dalam etanol. Setelah itu dilakukan 2 prosedur terakhir pada percobaan sebelumnya. Uji pengaruh pelarut terhadap keraktifan S N2 dengan membandingkan waktu terbentuknya endapan putih antara 2- klorobutana/ ters-butil klorida + larutan 1% AgNO 3 dalam etanol dengan 2-klorobutana + AgNO 3 dalam etanol:air 1:1. Dibandingkan pengaruh struktur, gugus fungsi halida, dan suhu terhadap kereaktifan reaksi S N1 dan S N2. Untuk pengaruh pelarut terhadap kereaktifan reaksi S N1 (solvolisis) disiapkan 1 tabung reaksi untuk tiap campuran pelarut kemudian siapkan 2 ml campuran pelarut dengan gelas ukur. Lalu ditambahkan 3 tetes larutan NaOH 0,5 M yang mengandung indikator fenoftalein,. Tabung reaksi ditutup dengan aluminium foil dan simpan dalam penangas air dengan suhu 30 ± 1 C. Kemudian ditambahkan 3 tetes ters-butil klorida dan perhatikan waktu penambahan, tabung digiyang, lalu disimpan kembali kedalam penangas air. Catat waktu hilangnya warna merah muda dari indikator. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah percobaan ini dilakukan didapat hasil sebagai berikut : Massa ters-butil klorida : 15,28 gram Indeks bias : 1,3851 % rendemen = 15,28 = 54,57% 28 Hasil uji alkil halida : a. Uji Natrium Iodida dalam Aseton Ters-butil klorida: 9.48 menit Larutan kuning keruh 2-klorobutana : 9.45 menit Larutan kuning sedikit keruh Bromobenzene : menit Larutan bening kuning 1-klorobutana : 6.50 menit Larutan kuning agak keruh Tingkat kekeruhan Ters-butil klorida > 1-klorobutana > 2-klorobutana > bromobenzene b. Larutan Perak Nitrat dalam Etanol Ters-butil klorida: 2.45 menit Ada endapan putih tanpa pemanasan 2-klorobutana : 9.57 menit Larutan agak kekuningan Bromobenzene : 9.59 menit 1-klorobutana Larutan bening :11.06 menit Agak keruh Hasil perbandingan pelarut 2-klorobutana + AgNO 3 dalam etanol = larutan agak kekuningan 2-klorobutana + AgNO 3 dalam etanol:air 1:1 = larutan lebih bening ters-butil klorida + AgNO 3 dalam etanol = ada endapan putih dan larutan bening ters-butil klorida + AgNO 3 dalam etanol:air 1:1 = ada endapan putih dan larutan keruh c. Solvolisis Pelarut:Ai Pelarut r (ml) Etanol Metanol Aseton 1,0:1, ,2:0, ,4:0, Pada percobaan pembuatan ters-butil klorida 25 gram ters-butil alkohol di tambah dengan 85 ml HCl pekat menghasilkan larutan yang berwarna keruh dan berasap. Larutan ini berasap karena terjadi reaksi eksoterm. Pada umumnya, pada pembuatan senyawa-senyawa alkohol, asam pekat dijadikan sebagai reaktan, dalam percobaan ini HCl pekat disini sebagai reaktan. Lalu digunakan HCl pekat karena memiliki jumlah mol yang banyak sehingga hasil yang akan diperoleh akan lebih maksimal. Campuran kemudian di kocok, dan selama pengocokan sesekali penutup di longgarkan untuk mengurangi tekanan. Tekanan ini muncul karena ters-butil alkohol bereaksi secara eksoterm sehingga suhunya meningkat dan menimbulkan tekanan. Sebagai mana yang di jelaskan pada teori bahwa suhu berbanding lurus dengan dengan tekanan. Ketika di kocok, larutan berwarna putih dan berbuih. Larutan berbuih akibat dari pengocokan. Setelah itu larutan itu di diamkan beberapa menit sampai lapisannya memisah sempurna. Hasilnya terbentuk dua lapisan, dimana
4 lapisan atas adalah lapisan halida dan lapisan bawah adalah asam. Terpisahnya lapisan ini karena adanya perbedaan kerapatan jenis dari halida maupun dari asam dengan asam. Adapun reaksi yang terjadi : (CH 3)COH + HCl (CH 3)CCl + H 2O Dimana reaksinya dengan mekanisme sebagai berikut : Tahap pertama : pembentukan sebuah karbokation dengan pemisahan gugus pergi. Tahap kedua : serangan nukleofil Bentuk umum dari reaksi di atas adalah N: + R X R Nu + x: Dengan Nu menandakan nukleofil yang memiliki pasangan elektron bebas serta R X menandakan subtrat dengan gugus pergi x. Pada reaksi tersebut, pasangan elektron dari nukleofil menyerang subtrat membentuk ikatan baru, sementara gugus pergi melepaskan diri bersama dengan sepasangan elektron. Produk utamanya R Nu. Nukleofil dapat mememiliki dapat memiliki muatan listrik negatif ataupun netral, sehingga produk yang di hasilkan biasanya netral atau bermuatan positif. Dan yang terjadi pada reaksi diatas adalah produk yang netral. Setelah itu lapisan bawah (lapisan asam) di buang dan lapisan atas yakni lapisan halida di cuci dengan NaHCO 3. Pencucian dengan senyawa tersebut bertujuan untuk mengikat sisa-sisa asam yang terdapat pada klorida. Pada proses pencucian ini, masih terbentuk dua lapisan, lapisan atas (halida) dan lapisan bawah (garam yang larut dalam air). Reaksi yang terjadi adalah: NaHCO 3 + HCl NaCl + H 2 O + CO 2 Setelah itu lapisan bawah di buang dan lapisan atas di cuci lagi dengan air yang bertujuan memisahkan garam yang terdapat pada halida setra melarutkannya. Kemudian lapisan bawah di buang (air + garam), lalu menambahkan CaCl 2 anhidrat dalam larutan halida tersebut yang bertujuan untuk mengikat air yang masih tersisa dalam halida tersebut. Masih adanya garam halida di tandai dengan larutnya CaCl 2 tapi setelah Air terikat dengan CaCl 2 akan menimbulkan endapan putih. CaCl 2 + H 2O CaCl 2 *H 2O Kemudian larutan tersebut didekantasi melalui corong pisah yang di lengkapi dengan kertas saring berlipat, yang bertujuan agar larutan yang bercampur dengan CaCl 2 tadi benar-benar terikat dengan H 2O atau sisa-sisa asamnya dan juga mendapatkan larutan ters-butil klorida murni. Ters-butil korida yang didapat kemudian di masukkan kedalam labu distilasi 100 ml dan ditambahkan batu didih. Setelah itu larutan ini didistilasi lagi untuk menguapkan pelarut hingga menyisakan ters-butil klorida murninya saja. Fraksi pada suhu C ditampung untuk kemudian dilihat indeks biasnya. Setelah selesai didistilasi didapatkan ters-butil klorida murni sebanyak 15,28 gram dari massa teoritisnya yaitu 28 gram dengan persen rendemen sebesar 54,57 %. Hasil yang diperoleh pada saat praktikum agak jauh berbeda dari yang seharusnya. Hal ini dikarenakan pada saat membiarkan larutan membentuk 2 fasa waktu yang diperlukan kurang dan larutan tidak terpisah secara 100% dan menyebabkan ada larutan ters-butil klorida yang ikut terbuang bersama lapisan asam. Setelah dilakukan pengujian terhadap titik didih tersbutilklorida dengan distilasi, distilat menetes pada suhu 50 o C. Hal ini menunjukkan bahwa tersbutilklorida yang diperoleh merupakan senyawa yang murni, karena secara teoritis titik didih tersbutilklorida adalah o C. Selain dilakukan pengujian terhadap titik didih, dilakukan juga pengujian terhadap indeks bias ters-butilklorida dan menghasilkan indeks bias sebesar 1,3851. Indeks bias yang diperoleh tidak berbeda jauh dengan indeks bias secara teoritis yang sebesar 1,3860. Hal ini menunjukkan bahwa tersbutilklorida yang diperoleh merupakan senyawa yang murni. Pada percobaan natrium iodida dalam aseton terjadi mekanisme S N2 karena ciri dari mekanisme reaksi S N2 adalah menggunakan pelarut aprotik dalam reaksinya. Sedangkan aseton adalah pelarut aprotik. Dari keempat reaksi yang terjadi, 1- klorobutana memiliki waktu yang paling cepat mengalami reaksi dengan larutan natrium iodida
5 dalam aseton yaitu selama 6.50 menit jika dibandingkan dengan tiga lainnya. Setelah itu dilanjutkan dengan 2-klorobutana, ters-butil klorida, dan yang terakhir adalah bromobenzene yang menghabiskan waktu selama menit untuk mengalami perubahan. Pada percobaan larutan perak nitrat dalam etanol adalah mekanisme reaksi S N1 karena sesuai dengan ciri mekanisme reaksi S N1 yang menggunakan pelarut protik yang dalam percobaan ini merupakan etanol. Reaksi yang membutuhkan waktu paling cepat adalah ters-butil klorida yang hanya menghabiskan waktu selama 2.45 menit, lalu disusul dengan 2-klorobutana, bromobenzene, dan yang terakhir adalah 1-klorobutana yang menghabiskan waktu selama menit. Itu membuktikan bahwa 1-klorobutana adalah senyawa yang paling susah untuk bereaksi dengan larutan perak nitrat sehingga membutuhkan waktu yang paling lama. Untuk uji pelarut terhadap kereaktifan antara 2-klorobutana/ters-butil klorida yang telah ditambahkan larutan 1% AgNO 3 dalam etanol dengan 2-klorobutana/ters-butil klorida yang telah ditambahkan larutan 1% AgNO 3 dalam etanol:air 1:1 didapatkan data bahwa jika 2- klorobutana + larutan 1% AgNO 3 dalam etanol menghasilkan larutan yang berwarna agak kekuningan, sedangkan jika 2-klorobutana + larutan 1% AgNO 3 dalam etanol:air 1:1 menghasilkan larutan yang lebih bening. Namun untuk ters-butil klorida + larutan 1% AgNO 3 dalam etanol menghasilkan endapan putih dan larutan yang bening, sementara untuk ters-butil klorida + larutan 1% AgNO 3 dalam etanol:air 1:1 menghasilkan endapan putih dan larutan yang lebih keruh. Pada percobaan solvolisis atau pengaruh pelarut terhadap kereaktifan reaksi S N1 diketahui bahwa larutan yang paling cepat mengalami perubahan warna menjadi bening dari yang awalnya berwarna merah muda/ ungu adalah etanol. Hal itu disebabkan karena etanol memiliki struktur geometri yang mirip dengan air, selain itu juga karena etanol bersifat polar. Setelah itu dilanjut dengan metanol dan yang terakhir adalah aseton karena aseton adalah senyawa nonpolar dan aseton tidak memiliki kemiripan geometri dengan air. Pada keadaan pelarut:air 1:1 merupakan keadaan yang paling baik karena pada saat itulah rata-rata waktu yang dibutuhkan paling kecil. Untuk pelarut aseton, semakin besar perbandingan untuk pelarut maka waktu yang dibutuhkan untuk perubahan warna akan semakin lama. 4. KESIMPULAN Massa ters-butil klorida yang terbentuk adalah 15,28 gram. Indeks bias ters-butil klorida adalah 1,3851. % rendemennya adalah sebesar 54,57%. UCAPAN TERIMAKASIH Terima kasih saya ucapkan kepada ibu Alni sebagai dosen pemimpin praktikum, dan Kak Rani Kurnia sebagai asisten praktikum pada percobaan ini. Tak lupa pula terima kasih kepada R. Banyu Firdaus, Surmayanti, Surya Nur A Rahman, Hastian Rizky Nugrahanto, Ajeng Puspita, Auliya Nur Amalina, dan Nevila Nur Faiz yang tergabung dalam kelompok 1 pada Praktikum Organik ini. Terima kasih pula kepada para staf manajemen laboratorium kimia organik yang telah menyediakan bahan-bahan serta alat yang digunakan pada percobaan kali ini. DAFTAR PUSTAKA Williamson, Macroscale and Microscale Organic Experiments, 3 rd edition, Boston, 1999, Moore, J.A., and Dalrymple, D.L., Experimental Methods in Organic Chemistry, 2 rd edition, Saunders, Philadelphia, 1976, 139. Wahyuningrum, Deana., Penuntun Praktikum Kimia Organik, Institut Teknologi Bandung, 2014.
LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK
LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK PEMBUATAN t - BUTIL KLORIDA NAMA PRAKTIKAN : KARINA PERMATA SARI NPM : 1106066460 PARTNER PRAKTIKAN : FANTY EKA PRATIWI ASISTEN LAB : KAK JOHANNES BION TANGGAL
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051)
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051) PERCOBAAN 5 Alkohol dan Fenol: Sifat Fisik dan Reaksi Kimia DIAH RATNA SARI 11609010 KELOMPOK I Tanggal Percobaan : 27 Oktober 2010 Shift Rabu Siang (13.00 17.00
Lebih terperinci(2) kekuatan ikatan yang dibentuk untuk karbon;
Reaksi Subsitusi Nukleofilik Alifatik Reaksi yang berlangsung karena penggantian satu atau lebih atom atau gugus dari suatu senyawa oleh atom atau gugus lain disebut reaksi substitusi. Bila reaksi substitusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dari uraian latar belakang diatas dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menjumpai senyawa, baik senyawa organik maupun anorganik. Senyawa organik sangat banyak jenisnya, sehingga perlu adanya penggolongan
Lebih terperinciSintesis Tersier Butil Klorida
1 Laporan Praktikum Sintesis Kimia Organik, Tahun Akademik 2015/2016 Sintesis Tersier Butil Klorida Yasmine Nur Fitria, Ilham Faturrachman, Ikko Haidar Farozy Departemen Kimia, Fakultas MIPA, Universitas
Lebih terperinciReaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3
Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena Oleh : Kelompok 3 Outline Tujuan Prinsip Sifat fisik dan kimia bahan Cara kerja Hasil pengamatan Pembahasan Kesimpulan Tujuan Mensintesis Sikloheksena Menentukan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS SENYAWA ORGANIK : Reaksi Pembuatan Alkena dengan Dehidrasi Alkohol
Paraf Asisten Judul LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS SENYAWA ORGANIK : Reaksi Pembuatan Alkena dengan Dehidrasi Alkohol Tujuan Percobaan : 1. Mempelajari reaksi dehidrasi dari suatu alkohol untuk menghasilkan
Lebih terperinciBAB I IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI ALKOHOL
BAB I IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI ALKOHOL TUJUAN : Mengetahui sifat fisik alkohol dan fenol Membedakan senyawa alkohol primer, sekunder, tersier dan fenol dengan menggunakan tes Lucas dan Ferri Klorida A.
Lebih terperinciSintesis Organik Multitahap: Sintesis Pain-Killer Benzokain
Sintesis Organik Multitahap: Sintesis Pain-Killer Benzokain Safira Medina 10512057; K-01; Kelompok IV shasamedina@gmail.com Abstrak Sintesis ester etil p-aminobenzoat atau benzokain telah dilakukan melalui
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051)
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051) LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051) PERCOBAAN 5 Alkohol dan Fenol: Sifat Fisik dan Reaksi Kimia PERCOBAAN 6 Aldehid dan Keton: Sifat Fisik dan Reaksi Kimia
Lebih terperinciPERCOBAAN 2 KONDENSASI SENYAWA KARBONIL DAN REAKSI CANNIZARO
PERCOBAAN 2 KONDENSASI SENYAWA KARBONIL DAN REAKSI CANNIZARO Septi Nur Diana 10510036 K-02 Kelompok J septinurdiana92@yahoo.com Abstrak Pada percobaan ini telah dilakukan sintesis senyawa organik dengan
Lebih terperinci1.3 Tujuan Percobaan Tujuan pada percobaan ini adalah mengetahui proses pembuatan amil asetat dari reaksi antara alkohol primer dan asam karboksilat
1.1 Latar Belakang Senyawa ester hasil kondensasi dari asam asetat dengan 1-pentanol akan menghasilkan senyawa amil asetat.padahal ester dibentuk dari isomer pentanol yang lain (amil alkohol) atau campuran
Lebih terperinciJURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK : Identifikasi Gugus Fungsional Senyawa Organik
Paraf Asisten Judul JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK : Identifikasi Gugus Fungsional Senyawa Organik Tujuan Percobaan : 1. Mempelajari teknik pengukuran fisik untuk mengidentifikasi suatu senyawa organik
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051)
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051) PERCOBAAN 5 Alkohol dan Fenol: Sifat Fisik dan Reaksi Kimia PERCOBAAN 6 Aldehid dan Keton: Sifat Fisik dan Reaksi Kimia DIAH RATNA SARI 11609010 KELOMPOK I Tanggal
Lebih terperinciMAKALAH PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI-REAKSI ALKOHOL DAN FENOL
MAKALAH PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI-REAKSI ALKOHOL DAN FENOL Oleh : ZIADUL FAIEZ (133610516) PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU PEKANBARU 2015 BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang
Lebih terperinciSenyawa Halogen Organik (organohalogen) Tim Dosen Kimia FTP - UB
Senyawa alogen Organik (organohalogen) Tim Dosen Kimia FTP - UB Pendahuluan Organohalogen sebagai pelarut, insektisida, dan bahan sintesis organik. Beberapa organohalogen bersifat racun, sehingga harus
Lebih terperinciLAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011
Lebih terperinciSecara umum terdapat 4 tipe reaksi kimia organik: 1. Reaksi substitusi (Penggantian)
Secara umum terdapat 4 tipe reaksi kimia organik: 1. Reaksi substitusi (Penggantian) Suatu atom/gugus di dalam suatu senyawa diganti oleh suatu atom/gugus lain dari senyawa yang lain. Konsep dasarnya adalah
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051)
1 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051) PERCOBAAN 6 Aldehid dan Keton: Sifat Fisik dan Reaksi Kimia DIAH RATNA SARI 11609010 KELOMPOK I Tanggal Percobaan : 27 Oktober 2010 Shift Rabu Siang (13.00 17.00
Lebih terperinciPEMBUATAN ETIL ASETAT MELALUI REAKSI ESTERIFIKASI
PEMBUATAN ETIL ASETAT MELALUI REAKSI ESTERIFIKASI TUJUAN Mempelajari pengaruh konsentrasi katalisator asam sulfat dalam pembuatan etil asetat melalui reaksi esterifikasi DASAR TEORI Ester diturunkan dari
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Desain dan Sintesis Amina Sekunder
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Sintesis amina sekunder rantai karbon genap dan intermediat-intermediat sebelumnya dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Institut Pertanian Bogor. Sedangkan
Lebih terperinci1. Werthein E, A Laboratory Guide for Organic Chemistry, University of Arkansas, 3 rd edition, London 1953, page 51 52
I. Pustaka 1. Werthein E, A Laboratory Guide for Organic Chemistry, University of Arkansas, 3 rd edition, London 1953, page 51 52 2. Ralph J. Fessenden, Joan S Fessenden. Kimia Organic, Edisi 3.p.42 II.
Lebih terperinci4026 Sintesis 2-kloro-2-metilpropana (tert-butil klorida) dari tert-butanol
4026 Sintesis 2-kloro-2-metilpropana (tert-butil klorida) dari tert-butanol OH + HCl Cl + H 2 O C 4 H 10 O C 4 H 9 Cl (74.1) (36.5) (92.6) Klasifikasi Tipe reaksi and penggolongan bahan Substitusi nukleofilik
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOBAAN III SIFAT-SIFAT KIMIA HIDROKARBON
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOBAAN III SIFAT-SIFAT KIMIA HIDROKARBON OLEH NAMA : HABRIN KIFLI HS. STAMBUK : F1C1 15 034 KELOMPOK ASISTEN : VI (ENAM) : HERIKISWANTO LABORATORIUM KIMIA FAKULTAS
Lebih terperinciREAKSI-REAKSI ALKOHOL DAN FENOL
REAKSI-REAKSI ALKHL DAN FENL TUJUAN Tujuan dari Percobaan ini adalah: 1. Membedakan alkohol dengan fenol berdasarkan reaksinya dengan asam karboksilat 2. Membedakan alkohol dan fenol berdasarkan reaksi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan tahapan isolasi selulosa dan sintesis CMC di Laboratorium Kimia Organik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan
Lebih terperinciIII. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air.
III. REAKSI KIMIA Tujuan 1. Mengamati bukti terjadinya suatu reaksi kimia. 2. Menuliskan persamaan reaksi kimia. 3. Mempelajari secara sistematis lima jenis reaksi utama. 4. Membuat logam tembaga dari
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK. Disusun Oleh :
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK Disusun Oleh : Nama : Veryna Septiany NPM : E1G014054 Kelompok : 3 Hari, Jam : Kamis, 14.00 15.40 WIB Ko-Ass : Jhon Fernanta Sipayung Lestari Nike Situngkir Tanggal Praktikum
Lebih terperinciLABORATORIUM SATUAN PROSES LAPORAN PRAKTIKUM ORGANIK REAKSI SENYAWA HIDROKARBON
LABORATORIUM SATUAN PROSES LAPORAN PRAKTIKUM ORGANIK REAKSI SENYAWA HIDROKARBON Pembimbing : Ibu Riniati,SPd,M.Si Kelompok 3 : Elmus Rahma (101431009) Elvia Heryanti (101431010) Endah Nurhasanah (101431011)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang telah
BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang telah dilakukan. Sub bab pertama diuraikan mengenai waktu dan lokasi penelitian, desain penelitian, alat dan bahan
Lebih terperinciETER dan EPOKSIDA. Oleh : Dr. Yahdiana Harahap, MS
ETER dan EPOKSIDA Oleh : Dr. Yahdiana Harahap, MS ETER Senyawa yang mempunyai 2 gugus organik melekat pada atom O tunggal R1 O R 2 atau Ar O R Atau Ar O Ar Ket : R : alkil Ar : fenil atau gugus aromatis
Lebih terperinciReaksi Esterifikasi. Oleh : Stefanus Dedy ( ) Soegiarto Adi ( ) Cicilia Setyabudi ( )
Reaksi Esterifikasi Oleh : Stefanus Dedy (5203011003) Soegiarto Adi (5203011006) Cicilia Setyabudi (5203011014) Macam Reaksi Senyawa Organik Reaksi Substitusi Reaksi penggantian (penukaran) suatu gugus
Lebih terperinciI. DASAR TEORI Struktur benzil alkohol
JUDUL TUJUAN PERCBAAN IV : BENZIL ALKL : 1. Mempelajari kelarutan benzyl alkohol dalam berbagai pelarut. 2. Mengamati sifat dan reaksi oksidasi pada benzyl alkohol. ari/tanggal : Selasa, 2 November 2010
Lebih terperinciμ =1,18 D 1,8D 1,78D 1,64D BAB IV ALKIL HALIDA Reaksi Substitusi dan Eliminasi Ikatannya:
BAB IV ALKIL HALIDA Reaksi Substitusi dan Eliminasi Ikatannya: F, C1, Br bersifat elektronegatif terhadap C, elektroneg. 1 dekat C alkil halide bersifat polar. 2. Sifat fisis alkana terhalogenasikan Momen
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 18 hingga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- Cihideung. Sampel yang diambil adalah CAF. Penelitian
Lebih terperinciSenyawa Halogen Organik; Reaksi Substitusi dan Eliminasi
Senyawa Halogen Organik; Reaksi Substitusi dan Eliminasi Prof. Jumina, Ph.D. Robby Noor Cahyono, S.Si., M.Sc. Chemistry Dept.,FMIPA, Universitas Gadjah Mada Rumus Umum Tipe Struktur Alkil Halida Primer
Lebih terperinciPEMISAHAN SENYAWA ORGANIK: EKSTRAKSI
PEMISAHAN SENYAWA ORGANIK: EKSTRAKSI Penulis: Gayatri Ayu Andari NIM: 10513053 Kelas: K-01 Kelompok: 4 gayatriayuandari@yahoo.com Abstrak Ekstraksi merupakan salah satu metode yang digunakan untuk proses
Lebih terperinciPENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201 Disusun Ulang Oleh: Dr. Deana Wahyuningrum Dr. Ihsanawati Dr. Irma Mulyani Dr. Mia Ledyastuti Dr. Rusnadi LABORATORIUM KIMIA DASAR PROGRAM TAHAP PERSIAPAN BERSAMA
Lebih terperinciPERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT
I. Tujuan Percobaan ini yaitu: PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT Adapun tujuan yang ingin dicapai praktikan setelah melakukan percobaan 1. Memisahkan dua garam berdasarkan kelarutannya pada suhu tertentu
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK OLEH: NAMA : ISMAYANI STAMBUK : F1 F1 10 074 KELOMPOK : III KELAS : B ASISTEN : RIZA AULIA JURUSAN FARMASI FAKULTAS
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA Senin, 21 April 2014 Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH 1112016200040 KELOMPOK 1 MILLAH HANIFAH (1112016200073) YASA ESA YASINTA (1112016200062) WIDYA
Lebih terperinciREAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK
REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK TUJUAN : Mempelajari proses saponifikasi suatu lemak dengan menggunakan kalium hidroksida dan natrium hidroksida Mempelajari perbedaan sifat sabun dan detergen A. Pre-lab
Lebih terperinci5001 Nitrasi fenol menjadi 2-nitrofenol dan 4-nitrofenol
00 Nitrasi fenol menjadi -nitrofenol dan -nitrofenol KNO, H SO NO + NO C H O (9.) KNO (0.) H SO (98.) C H NO (9.) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan Substitusi elektrofilik aromatis, nitrasi
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR. Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN Disusun oleh Nama : Cinderi Maura Restu NPM : 10060312009 Shift / kelompok : 1 / 2 Tanggal Praktikum : 29 Oktober 2012 Tanggal Laporan :
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Keadaan Lokasi Pengambilan Sampel Sampel yang digunakan adalah sampel bermerek dan tidak bermerek yang diambil dibeberapa tempat pasar
Lebih terperinciDisusun oleh: Jamaludin Al Anshori, S.Si
Disusun oleh: Jamaludin Al Anshori, S.Si DAFTAR HALAMAN Manual Prosedur Pengukuran Berat Jenis... 1 Manual Prosedur Pengukuran Indeks Bias... 2 Manual Prosedur Pengukuran kelarutan dalam Etanol... 3 Manual
Lebih terperinciReaktifitas alkohol terhadap esterifikasi. Reaktifitas asam karboksilat terhadap esterifikasi
Reaksi esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam karboksilat dan alkohol membentuk ester. Turunan asam karboksilat membentuk ester asam karboksilat. Ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung
Lebih terperinciORTO DAN PARA NITROFENOL
ORTO DAN PARA NITROFENOL Tujuan 1. Mensintesis o-nitrofenol dan p-nitrofenol dari fenol dan asam nitrat melalui nitrasi 2. Memisahkan o-nitrofenol dan p-nitrofenol dengan metode distilasi uap 3. Memurnikan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA OGANIK
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA OGANIK OLEH NAMA : ISMAYANI NIM : F1F1 10 074 KELOMPOK : III ASISTEN : SYAWAL ABDURRAHMAN, S.Si. LABORATORIUM FARMASI FAKULTAS
Lebih terperinciChapter 20 ASAM KARBOKSILAT
Chapter 20 ASAM KARBOKSILAT Pengantar Gugus fungsi dari asam karboksilat terdiri atas ikatan C=O dengan OH pada karbon yang sama. Gugus karboksil biasanya ditulis -COOH. Asam alifatik memiliki gugus alkil
Lebih terperinciPENGGOLONGAN SENYAWA ORGANIK DAN DASAR-DASAR REAKSI ORGANIK
( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.word-to-pdf-converter.net PENGGOLONGAN SENYAWA ORGANIK DAN DASAR-DASAR REAKSI ORGANIK PENDAHULUAN Oleh: C. Budimarwanti, M.Si Senyawa organik terlibat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Riset Jurusan Pendidikann Kimia UPI. Karakterisasi dengan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai Juli 2010 di Laboratorium Riset Jurusan Pendidikann Kimia UPI. Karakterisasi dengan menggunakan spektrofotometer
Lebih terperinci5007 Reaksi ftalat anhidrida dengan resorsinol menjadi fluorescein
57 Reaksi ftalat anhidrida dengan resorsinol menjadi fluorescein CH H H + 2 + 2 H 2 H C 8 H 4 3 C 6 H 6 2 C 2 H 12 5 (148.1) (11.1) (332.3) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan Reaksi pada gugus
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus hingga bulan Desember 2013 di Laboratorium Bioteknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Lebih terperinciPERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN
PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN I. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan percobaan praktikum ini adalah agar praktikan dapat membuat larutan dengan konsentrasi tertentu, mengencerkan larutan,
Lebih terperinciReaksi Kupling Diazonium : Sintesis Kombinatorial Azo Dyes
Laporan Praktikum Senyawa Organik Polifungsi KI2251 1 Reaksi Kupling Diazonium : Sintesis Kombinatorial Azo Dyes Antika Anggraeni Kelas 01; Subkelas I; Kelompok C; Ibnu Ubaidillah Abstrak. Garam diazonium
Lebih terperinciREAKSI KIMIA. 17 Oktober Muhammad Rusdil Fikri UIN JAKARTA. Abstrak
REAKSI KIMIA 17 Oktober 2014 Muhammad Rusdil Fikri UIN JAKARTA 11140162000033 Abstrak Percobaan ini dilakukan untuk mengamati dan mengetahui perubahan kimia maupun perubahan sifat fisis pada reaksi kimia.
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian III.1 Metodologi Seperti yang telah diungkapkan pada Bab I, bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat katalis asam heterogen dari lempung jenis montmorillonite
Lebih terperinciGugus Fungsi Senyawa Karbon
Gugus Fungsi Senyawa Karbon Gugus fungsi merupakan bagian aktif dari senyawa karbon yang menentukan sifat-sifat senyawa karbon. Gugus fungsi tersebut berupa ikatan karbon rangkap dua, ikatan karbon rangkap
Lebih terperinciSintesis Benzil Alkohol dan Asam Benzoat dengan Menggunakan Prinsip Reaksi Cannizzaro
Sintesis Benzil Alkohol dan Asam Benzoat dengan Menggunakan Prinsip Reaksi Cannizzaro Kezia, Akbar Saputro, Septianty Magdalena, Widhi Susanti Departemen Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Indonesia Kampus
Lebih terperinciKondensasi Senyawa Karbonil dan Reaksi Cannizaro
Kondensasi Senyawa Karbonil dan Reaksi Cannizaro Maykel Gautama 10512075 ; K-01; Kelompok V maykel.gautama@gmail.com Abstrak Reaksi Cannizzaro adalah reaksi redoks yang menggunakan dua buah molekul aldehid
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI)
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI) OLEH : NAMA : HANIFA NUR HIKMAH STAMBUK : A1C4 09001 KELOMPOK ASISTEN : II (DUA) : WD. ZULFIDA NASHRIATI LABORATORIUM
Lebih terperinci5004 Asetalisasi terkatalisis asam 3-nitrobenzaldehida dengan etanadiol menjadi 1,3-dioksolan
5004 Asetalisasi terkatalisis asam 3-nitrobenzaldehida dengan etanadiol menjadi 1,3-dioksolan H O O O NO 2 + HO HO 4-toluenesulfonic acid + NO 2 O H 2 C 7 H 5 NO 3 C 2 H 6 O 2 C 7 H 8 O 3 S. H 2 O C 9
Lebih terperinci4027 Sintesis 11-kloroundek-1-ena dari 10-undeken-1-ol
4027 Sintesis 11-kloroundek-1-ena dari 10-undeken-1-ol OH SOCl 2 Cl + HCl + SO 2 C 11 H 22 O C 11 H 21 Cl (170.3) (119.0) (188.7) (36.5) (64.1) Klasifikasi Tipe reaksi and penggolongan bahan Substitusi
Lebih terperinci4006 Sintesis etil 2-(3-oksobutil)siklopentanon-2-karboksilat
NP 4006 Sintesis etil 2-(3-oksobutil)siklopentanon-2-karboksilat CEt + FeCl 3 x 6 H 2 CEt C 8 H 12 3 C 4 H 6 C 12 H 18 4 (156.2) (70.2) (270.3) (226.3) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan Adisi
Lebih terperinciLaporan Praktikum Kimia Organik Polifungsi Percobaan 9 Sintesis Dihidro 1,3 Benzoksazin Tersubstitusi
Laporan Praktikum Kimia Organik Polifungsi Percobaan 9 Sintesis Dihidro 1,3 Benzoksazin Tersubstitusi Penulis: Ricky Aditya 10512095; Kelas 01; Kelompok VI rickyadityasmansa@gmail.com Abstrak Dihidro 1,3
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI-2051) PERCOBAAN 3 PEMISAHAN SENYAWA ORGANIK : Ekstraksi dan Isolasi Kafein Dari Daun Teh Serta Uji Alkaloid
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI-2051) PERCOBAAN 3 PEMISAHAN SENYAWA ORGANIK : Ekstraksi dan Isolasi Kafein Dari Daun Teh Serta Uji Alkaloid Tanggal Praktikum : Kamis, 02 Oktober 2014 Tanggal Pengumpulan:
Lebih terperinciSubstitusi Nukleofilik dan Eliminasi. Based on McMurry s Organic Chemistry, 7 th edition
Substitusi Nukleofilik dan Eliminasi Based on McMurry s Organic Chemistry, 7 th edition Alkil halida bereaksi dengan nukleofil dan basa Alkil halida terpolariasi pada ikatan karbon halida menjadikan karbon
Lebih terperinciASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT
ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT I. DASAR TEORI I.1 Asidi-Alkalimetri Asidi-alkalimetri merupakan salah satu metode analisis titrimetri. Analisis titrimetri mengacu pada analisis kimia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perak Nitrat Perak nitrat merupakan senyawa anorganik tidak berwarna, tidak berbau, kristal transparan dengan rumus kimia AgNO 3 dan mudah larut dalam alkohol, aseton dan air.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. senyawa kompleks bersifat sebgai asam Lewis sedangkan ligan dalam senyawa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Senyawa kompleks merupakan senyawa yang memiliki warna yang khas yang diakibatkan oleh adanya unsur yang dari golongan transisi yang biasanya berperperan sebagai atom pusat
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS ANALISA KUALITATIF SENYAWA ORGANIK
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS ANALISA KUALITATIF SENYAWA ORGANIK Disusun oleh : 1. Filania S. Kanja (2443013133) 2. Ni Made Uthari (2443013195) 3. Angelina Ajeng (2443013268) 4. Desi Setyowati (2443013288)
Lebih terperinciMODUL I Pembuatan Larutan
MODUL I Pembuatan Larutan I. Tujuan percobaan - Membuat larutan dengan metode pelarutan padatan. - Melakukan pengenceran larutan dengan konsentrasi tinggi untuk mendapatkan larutan yang diperlukan dengan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si Oleh Kelompok V Indra Afiando NIM 111431014 Iryanti Triana NIM 111431015 Lita Ayu Listiani
Lebih terperinci2. Substitusi dengan kelompok halogen OH. Halogen gugus-oh diganti dengan menggunakan pereaksi atau PCl5 PCL3:
Analisa gugus fungsi Reaksi Kimia adalah suatu perubahan dari suatu senyawa atau molekul menjadi senyawa atau molekul lain. Reaksi yang terjadi pada senyawa anorganik biasanya reaksi antar ion, sedangkan
Lebih terperinciSINTESIS ALKOHOL DENGAN REAGEN GRIGNARD
SINTESIS ALKOHOL DENGAN REAGEN GRIGNARD Pramukti Nawar Ra idah 10512025-K-01-Kelompok II pramukti_nawarraidah@yahoo.co.id Abstrak Sintesis alkohol telah dilakukan dengan mereaksikan keton dengan preagen
Lebih terperinciBAB I PRAKTIKUM ASIDI AL-KALIMETRI
BAB I PRAKTIKUM ASIDI AL-KALIMETRI I. TUJUAN a. Mahasiswa dapat menjelaskan proses titrasi asidi alkalimetri. b. Mahasiswa mampu menghitung konsentrasi sampel dengan metode asidi alkalimetri. II. DASAR
Lebih terperinciSINTESIS KLOROFORM. I. TUJUAN 1. Membuat kloroform dengan bahan dasar aseton dan kaporit. 2. Menghitung rendemen kloroform yang terbentuk.
SINTESIS KLOROFORM I. TUJUAN 1. Membuat kloroform dengan bahan dasar aseton dan kaporit. 2. Menghitung rendemen kloroform yang terbentuk. II. TEORI Kloroform merupakan senyawa turunan dari alkana yaitu
Lebih terperinciSintesis Asam Salisilat Dari Minyak Gandapura Dan Kenaikan Titik Leleh
Sintesis Asam Salisilat Dari Minyak Gandapura Dan Kenaikan Titik Leleh Jumat, 4 April 2014 Raisa Soraya*, Naryanto, Melinda Indana Nasution, Septiwi Tri Pusparini Jurusan Pendidikan Imu Pengetahuan Alam
Lebih terperinciLaporan Praktikum Analisis Kualitatif Anion
Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Anion I. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami prinsip-prinsip dasar yang melatarbelakangi prosedur pemisahan anion serta mengidentifikasi jenis anion
Lebih terperinci4025 Sintesis 2-iodopropana dari 2-propanol
4025 Sintesis 2-iodopropana dari 2-propanol OH I + 1/2 I 2 + 1/3 P x + 1/3 P(OH) 3 C 3 H 8 O (60.1) (253.8) (31.0) C 3 H 7 I (170.0) (82.0) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan Substitusi nukleofilik
Lebih terperinciBab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Sumber: Dokumentasi Penerbit Air laut merupakan elektrolit karena di dalamnya terdapat ion-ion seperti Na, K, Ca 2, Cl, 2, dan CO 3 2. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Mensintesis Senyawa rganotimah Sebanyak 50 mmol atau 2 ekivalen senyawa maltol, C 6 H 6 3 (Mr=126) ditambahkan dalam 50 mmol atau 2 ekivalen larutan natrium hidroksida,
Lebih terperinciMENYARING DAN MENDEKANTASI
MENYARING DAN MENDEKANTASI MENYARING - Menyaring adalah suatu proses dimana partikelpartikel dipisahkan dari cairan dengan melewatkan cairan melalui bahan permeabel (kertas saring,dll). - Endapan : suatu
Lebih terperinciLaporan praktikum kimia logam dan non logam
Laporan praktikum kimia logam dan non logam natrium peroksoborat Nama Anggota Kelompok Ebsya Serashi James Marisi Yeshinta Risky Priasmara Putri Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 Penentuan Kadar Klorida dengan Metode Mohr Tanggal Praktikum : 14 April 2014 DISUSUN OLEH: Petri Wahyusari 1112016200075 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN
Lebih terperinci4028 Sintesis 1-bromododekana dari 1-dodekanol
4028 Sintesis 1-bromododekana dari 1-dodekanol C 12 H 26 O (186.3) OH H 2 SO 4 konz. (98.1) + HBr (80.9) C 12 H 25 Br (249.2) Br + H 2 O (18.0) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan Substitusi
Lebih terperinciSenyawa Polar dan Non Polar
Senyawa Polar dan Non Polar Senyawa polar : Senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron pada unsur-unsurnya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan tersebut mempunyai nilai keelektronegatifitas
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Prosedur Penelitian
10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Mei 2010 sampai Maret 2011 di Laboratorium Bagian Kimia Analitik Departemen Kimia FMIPA IPB dan di Laboratory of Applied
Lebih terperinciSENYAWA ALKOHOL DAN FENOL I. TUJUAN Untuk mengetahui sifat fisika alcohol dan fenol Untuk mempelajari beberapa reaksi kimia karakteristik dari
SENYAWA ALKOHOL DAN FENOL I. TUJUAN Untuk mengetahui sifat fisika alcohol dan fenol Untuk mempelajari beberapa reaksi kimia karakteristik dari alcohol dan fenol Untuk membedakan alcohol primer, sekunder
Lebih terperinciALKIL HALIDA. Oleh : Dr. Yahdiana Harahap, MS
ALKIL HALIDA Oleh : Dr. Yahdiana Harahap, MS ALKIL HALIDA R-X = Organohalogen Klasifikasi: - Alkil halida primer (10C) RCH2X - mempunyai satu gugus alkil terikat pada C ujung Alkil halida sekunder (20C)
Lebih terperinciR E A K S I U J I P R O T E I N
R E A K S I U J I P R O T E I N I. Tujuan Percobaan Memahami proses uji adanya protein (identifikasi protein) secara kualitatif. II. Teori Dasar Protein adalah suatu polipeptida yang mempunyai bobot molekul
Lebih terperinciChapter 7 Larutan tirtawi (aqueous solution)
Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi modif oleh Dr I Kartini Chapter 7 Larutan tirtawi (aqueous solution) Larutan adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih
Lebih terperinciSOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006
SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006 Soal 1 ( 13 poin ) KOEFISIEN REAKSI DAN LARUTAN ELEKTROLIT Koefisien reaksi merupakan langkah penting untuk mengamati proses berlangsungnya reaksi. Lengkapi koefisien reaksi-reaksi
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis kalium diklofenak
LAMPIRAN Lampiran 1. Sertifikat analisis kalium diklofenak 40 Lampiran 2. Hasil uji kalium diklofenak dengan FT-IR 41 Lampiran 3. Hasil uji asam dikofenak dengan FT-IR 42 Lampiran 4. Hasil uji butil diklofenak
Lebih terperinciStandard of Operation Procedure (SOP) Kegiatan : Good Development Practice Sub Kegiatan : Metoda Pengujian Kualitas Minyak Nilam
Standard of Operation Procedure (SOP) Kegiatan : Good Development Practice Sub Kegiatan : Metoda Pengujian Kualitas Minyak Nilam 1. Penyulingan Minyak Nilam a. Daun nilam ditimbang dalam keadaan basah
Lebih terperinciBAB V ALKOHOL, ETER DAN SENYAWA YANG BERHUBUNGAN
BAB V ALKOHOL, ETER DAN SENYAWA YANG BERHUBUNGAN 1. Pendahuluan etanol suatu alkohol fenol dietil eter suatu eter propilena oksida suatu epoksida 2. Ikatan dalam alcohol dan eter Eter dapat berbentuk rantai
Lebih terperinci