BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Film Confessions of A Shopaholic

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Film Confessions of A Shopaholic"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Film Confessions of A Shopaholic Diangkat dari novel karya Sophia Kinsella. Rebecca Bloomwood (Isla Fisher), memiliki kenangan masa kecil yang memimpikan dirinya terlahir sebagai seorang putri raja yang dapat memiliki berbagai keindahan berupa baju, sepatu, perhiasan yang diwujudkan melalui sebuah magic card sebuah kartu ajaib yang dapat mengabulkan keinginannya. Ya itu sebuah kartu kredit. Rebecca dewasa yang baru saja lulus dari sekolahnya pindah ke Manhattan meneruskan hobi belanjanya serta bekerja di sebuah majalah kebun di kota New York. Awal karir nya bermula sebagai seorang wartawan majalah kebun (kecil) yang hampir bangkrut. Sehingga ia kelabakan mencari pekerjaan baru untuk memenuhi gairah belanjanya yang tak terbendung. Rebecca tinggal bersama sahabatnya di sebuah apartement, berulang kali sahabatnya menasehatinya untuk menghentikan nafsu belanjanya, namun tak berhasil juga. Sampai ketika tersandung hutang dalam jumlah yang sangat besar, Rebecca akhirnya terpaksa mengambil keputusan yang mendesak yakni untuk menjadi seorang kolumnis penasehat keuangan Succesful Saving. Awalnya ia lebih tertarik bekerja di majalah fashion elite, namun karena sudah kalah cepat terisi oleh orang lain. Inilah awal sepak terjang Rebecca melakukan aksi penanggulangan anti shopping. Bermula dari kekesalannya terhadap dirinya yang tak tahan melihat 64

2 65 brand produk terbaru dan berdiskon, walaupun segala macam cara dilakukan untuk menahan diri tergiur obral diskon produk ternama. Hingga akhirnya ia menyesali tindakannya karena ia menyadari bahwa ia telah tertipu oleh produk yang ia beli dengan diskon tinggi ternyata hanya produk imitasi yang bukan original dari brand asalnya. Kekecewaan tersebut ia tuangkan melalui sebuah tulisan yakni artikel tentang seorang gadis ber syal hijau yang menceritakan kekecewaan dirinya terhadap belanja. Dan tak hanya itu pengalaman menyadarkannya juga akan dampak dari belanja yang membuatnya berbohong kepada siapapun baik terhadap penagih hutang bahkan termasuk sahabatnya sendiri. Dan ketika ia telah jatuh cinta kepada seorang pria yang tak lain adalah bosnya di majalah keuangan. Ia pun berbohong pula tentang seorang pria yang mengejar-ngejarnya beberapa bulan ini dan mengharapkan perlindungan darinya. Namun ketika identitas pria itu terkuak yaitu seorang penagih hutang kartu kredit itulah awal dari kekecewaan terberat kekasihnya terhadap Rebecca. Dari situlah Rebecca memperjuangkan dirinya untuk bisa dipercaya kembali oleh orang-orang tercintanya dengan melakukan aksi anti shopping di ending cerita. Salah satu aksi anti shopingnya yang feomenal yakni melakukan obral diskon besar-besaran produk barang miliknya yang selama ini ia kumpulkan akhirnya ia relakan untuk dijual, bahkan syal hijau kebanggaannya dilelang dengan harga termahal. Akankah aksinya berhasil? Akankah Rebecca kembali dipercaya? Dan dapatkah Rebecca sepenuhnya dapat menguatkan dirinya untuk tidak beberbelanja lagi?

3 66 Berikut identitas dari film Confessions of A Shopaholic : Jenis Film : - Drama Komedi Pemain : - Isla Fisher, Hugh Dancy, Krysten Ritter, Joan Cusack, John Goodman Sutradara : Peneliti : - Tim Firth, Tracey Jackson Produser : - Jerry Bruckheimer Produksi : - Touchstone Pictures - P.J Hogan 4.2 Hasil Penelitian Film yang berdurasi 90 menit ini merupakan salah satu film bergenre comedy-romance, biasanya tujuan pembuat film ini ingin menyampaikan pesan yang tersembunyi melalui adegan-adegan lucu dan romantis agar pesan dapat tersampaikan tanpa disadari penonton. Sehingga film ini tak hanya menyajikan hiburan saja melainkan nilai atau ideology tertentu yang memang secara langsung

4 67 atau tidak langsung melalui tokoh-tokoh dan isi cerita dalam film tersebut ikut hadir mengisi serangkaian adegan secara ikonik atau tersimbol. Dalam film ini terdapat banyak adegan yang bermuatan kepada seputar kehidupan manusia yang menerapkan paham budaya konsumerisme, dimana perilaku konsumtif mendominasi awal mula terbentuknya penganut paham tersebut. Hal ini terlihat dari penayangan tokoh utama Rebecca Bloomwood yang melakukan aksi perilaku konsumtif berdasarkan banyak faktor penyebab yang memotivasinya melakukan tindakan tersebut. Faktor tersebut berupa adanya promo diskon untuk produk bermerk terkenal, adanya motivasi ingin bersaing mendapatkan produk / barang terhadap pesaingnya, adanya persepsi yang kuat dan dibuat-buat dalam pemikirannya seolah menjadi alasan mendasar terhadap suatu produk untuk wajib dibeli. Film yang berjudul Confessions of Shopaholic ini merupakan sebuah film bergenre drama komedi yang diangkat dari sebuah novel karya Sophia Kinsella. Film apik ini disutradarai langsung oleh P.J Hogan. Film ini menceritakan tentang seorang wanita yang memiliki hobi untuk belanja. Sehingga toko merupakan sebuah tempat yang mampu membangkitkan semangat dan gairahnya. Namun sayangnya hal itu tidak diimbangi oleh kemampuan finansial. Akibatnya, ia terbelit hutang kartu kredit. Secara keseluruhan film bergenre drama ini telah berhasil membuat penontonnya terbawa dalam kisah yang penuh masalah yang dibalut oleh komedi dan kisah romantis. Tak hanya itu, film ini juga digarap dengan sangat menarik. Sehingga penonton mampu dihibur dengan

5 68 tingkah-tingkah aneh yang dilakukan oleh Rebecca Bloomwood dalam mengejar mimpi sekaligus menghindari permasalahan hidup. Meski film ini dikemas secara ringan dan menarik. Namun, film ini masih memberikan sebuah pesan moral. Diantaranya adalah untuk dapat mengendalikan diri dari godaan produk-produk yang banyak beredar dipasaran, diperlukan usaha yang keras melalui berbagai jalan. Tak hanya itu, bahkan film ini memberikan sebuah pesan agar kita tetap menghadapi segala macam permasalahan yang telah kita perbuat. Masalah Tidak dapat disembunyikan, karena memang pada akhirnya, harus tetap untuk dihadapi dengan cara yang bijaksana. 4.3 Analisa Semiotika Roland Barthes Tabel Perbandingan Nilai Sebuah Harga Komposisi Dialog / Suara / Teks Visual High Angle Ada harga nyata dan harga ibu / Harga nyata memberikan barang berkilau yang bertahan selama tiga minggu / harga ibu memberikan barang kecoklatan yang Gambar bertahan selamanya.//

6 69 Gambar Denotasi Konotasi Dari sekian banyak sepatu anak yang unik dan berwarna warni, ada sepasang sepatu coklat yang dipakai seorang gadis kecil bersama ibu disebelahnya yang sedang bernegosiasi dengan penjual sepatu. Harga nyata merupakan apa yang terlihat di depan mata yang diyakini membawakan kesenangan karena kemilaunya yang indah akan membuat setiap orang yang melihatnya akan memuji pemiliknya. Namun kadang sifatnya sementara. Sedangkan harga ibu menunjukkan barang yang terlihat biasa saja tanpa daya tarik tersendiri, terkadang tanpa disadari justru akan bertahan lama atau awet. High Angle : posisi kamra lebih tinggi dari objek yang dimbil. Posisi sepatu berada dibawah seolah mata kamera mewakili mata tokoh yang sedang mellihat ke

7 70 bawah. Tabel Percaya Diri dengan Produk Ternama Komposisi Dialog / Suara / Teks Visual Full / Wide Shot & Medium Shot Jaket Visa, Gaun mex, Sabuk Master Card, Tas Gucci / dan sangat mahal Gambar Gambar Denotasi Konotasi Saat pengenalan karakter tokoh disebut pula brand / merk ternama yang digunakan si tokoh, dari merk jaket sampai tas dapat dipastikan Ada kebanggaan tersendiri dari penggunaan brand ternama. Hal itu dapat terlihat dari gaya tokoh yang terlihat percaya diri saat berjalan di tengah kota. Ada kepuasan

8 71 harganya yang cukup mahal. terpancar di matanya saat memamerkan dirinya di depan cermin. Seolah ia ingin dianggap stylish dan merasa prestisenya naik. Full / Wide Shot : Shot yang menampilkan keseluruhan tubuh objek. Biasanya mengikuti pergerakan objek (tokoh) yang sedang beraktifitas seperti berjalan namun agak sulit dilakukan karena dari awal sampai akhir pergerakan harus selalu kontinu bagian ruang bingkai kamera. Medium Shot : Shot yang menampilkan pergerakan objek dari bagian pinggang ke atas kepala. Bertujuan untuk menunjukkan objek lebih detail dan juga emosi yang ditunjukkan objek.

9 72 Tabel Dunia di Balik Jendela Toko Komposisi Dialog / Suara / Teks Visual Normal Angle Tapi saat aku melihat jendela toko / aku melihat dunia baru / dunia impian yang penuh benda sempurna // Gambar Gambar Denotasi Konotasi Penampakan sebuah sepatu berwarna pink di balik jendela toko dan sang tokoh di masa kecil memiliki daya tarik yang tinggi terhadap dunia lain dibalik jendela Rebecca kecil membayangkan sepatu dibalik jendela merupakan sepatu terindah yang pernah ia lihat dan benda yang paling sempurna serta beranggapan hanya bisa dipakai oleh orang orang hebat yang

10 73 toko. memiliki kesempurnaan. Normal Angle : Posisi kamera sejajar dengan ketinggian mata objek yang diambil. Komposisi warna : Warna pink dalam beberapa adegan menunjukkan unsur feminisme seorang perempuan dewasa yang ceria, manis dalam artian lembut menyenangkan Tabel Kartu Ajaib Komposisi Dialog / Suara / Teks Visual Medium Close Up Mereka bahkan tak butuh uang / mereka & Angle High punya kartu ajaib // Gambar Denotasi Konotasi Rebecca kecil sedang melihat kagum wanita dewasa Wanita dewasa tidak lagi memerlukan uang yang banyak sebagai alat pembayaran,

11 74 menggunakan kartu kredit. melainkan cukup menggunakan kartu kredit yang dalam khayalan anak kecil kartu kredit seperti sebuah kartu ajaib yang mewujudkan segala keinginan dalam hitungan detik dengan mudah. Medium Close Up : Shot yang menampilkan gerakan / aktifitas objek dari atas kepala sampai sebatas dada sehingga terlihat jelas emosi objek. High Angle : Posisi kamera lebih tinggi dari objek yang dimbil. Tabel Ekspresi Ketika Berbelanja Komposisi Dialog / Suara / Teks Visual Medium Shot & Medium Toko bisa membangkitkan gairah untuk membeli barang yang tidak diperlukan Close Up Gambar 4.3.8

12 75 Gambar Denotasi Konotasi Rebecca sedang melihat-lihat dan memilah milih ketika melihat berbagai macam warna baju dalam toko. Rebecca begitu bersemangat ketika melihat berbagai barang, semangatnya begitu menggairahkan ketika harus menyeleksi barang apa yang akan dibelinya bahkan dia sadar barang tersebut bukan barang ang diperlukannya, namun ia begitu menikmatinya walaupun tidak membelinya. Medium Shot : Shot yang menampilkan pergerakan objek dari bagian pinggang ke atas kepala. Bertujuan untuk menunjukkan objek lebih detail dan juga emosi yang ditunjukkan objek. Medium Close Up : Shot yang

13 76 menampilkan gerakan / aktifitas objek dari atas kepala sampai sebatas dada sehingga terlihat jelas emosi objek. Komposisi warna : Aksen warna warni busana yang mendasari adegan diatas menunjukkan unsur keberagaman sosial berupa keceriaan, keeleganan, fantastis dan masih banyak citra lain yang tersembunyi dalam banyak warna. Tabel Sale Produk Denny & George Komposisi Dialog / Suara / Teks Visual Normal Angle Denny & George eksklusif diijual di Henri Bendel Gambar Denotasi Konotasi Terdapat tulisan sale untuk produk Denny & George terpajang di jendela Kata sale pemicu seorang konsumtif yang teriming-imingi oleh hadiah

14 77 kaca toko Henri Bendel. (dapat diartikan potongan harga). Kondisi ini merupakan trik sebuah toko untuk merangsang motivasi pembeli untuk memasuki area toko agar membeli produknya. Normal Angle : Posisi kamera sejajar dengan ketinggian mata objek yang diambil. Tabel Pamflet Diskon Komposisi Dialog / Suara / Teks Visual Close Up Obral Contoh Multi & Angle High Desainer Hari ini // Gambar Denotasi Konotasi Rebecca membaca sebuah pamflet atau selebaran yang berisi tentang adanya contoh produk terbaru yang Kata sale sekali lagi mendorong seorang konsumtif untuk membeli ditambah lagi adanya contoh produk

15 78 diobral murah harganya. terbaru semakin memotivasi konsumen dan menjadi hal yang membanggakan apabila menjadi orang pertama yang memiliki produk ciptaan terbaru desainer ternama yang hanya dipamerkan pada hari itu saja. Close up : shot ini mengarahkan perhatian penonton untuk melihat objek dari dekat. High Angle : Posisi kamera lebih tinggi dari objek yang dimbil. Tabel Antrian Panjang di Area Diskon Komposisi Dialog / Suara / Teks Visual Medium Close Up Mereka menjual Gucci setengah harga / Calvin klein setengah harga!// Gambar Denotasi Konotasi

16 79 Rebecca dan wanita lainnya sedang mengantri giliran masuk ke sebuah area / hall yang menawarkan produk bermerk seperti Gucci dan Calvin Klein dengan harga miring atau setengah harga dari harga aslinya. Para wanita yang sedang mengantri (berarti mengharapkan sesuatu) dengan kostum bermantel seperti orang elite berusaha bisa masuk ke sebuah ruangan penuh barang-barang bermerk dengan potongan harga. Medium Close Up : Shot yang menampilkan gerakan / aktifitas objek dari atas kepala sampai sebatas dada sehingga terlihat jelas emosi objek. Tabel Tergiur Diskon 50% Komposisi Dialog / Suara / Teks Visual Medium Close Up Astaga / Sepatu Bot Pucci // Diskon 50% & Knee Shot Gambar

17 80 Gambar Denotasi Konotasi Rebecca tak sengaja kaget melihat sepatu bot merk pucci diskon 50% Orang-orang yang berada di pusat perbelanjaan terlihat berlomba lomba memilah milih untuk mendapatkan pengakuan sosial dengan menjadikan alasan diskon atau potongan harga merupakan sebuah nilai dari kebutuhan nyata seseorang. Medium Close Up : Shot yang menampilkan gerakan / aktifitas objek dari atas kepala sampai sebatas dada sehingga terlihat jelas emosi objek. Knee Shot : Shot ini digunakan untuk memberikan perhatian penonton terhadap aktifitas 2/3 artis atau dapat

18 81 juga membingkai lebih dari 1 artis. Tabel Persaingan Antar Pelaku Konsumtif Komposisi Dialog / Suara / Teks Visual Knee Shot Women : Jennie, sepatu bot pucci Rebecca : maaf aku lebih dulu Women : tapi kau menaruhnya Gambar Close Up Rebecca : berikan padaku dan tak ada yang terluka Gambar

19 82 Gambar Gambar Denotasi Konotasi Keempat gambar menunjukkan perdebatan dua orang wanita dalam memperebutkan sepasang sepatu bot pucci Gaya busana dan dandanan beberapa figuran yang sedang belanja menampilkan sekelompok orang yang memiliki kelas tinggi berada di area perbelanjaan untuk bisa berjuang mencari dan mendapatkan atau bahkan memperebutkan produk yang bernilai prestise tinggi di kalangannya. Knee Shot : Shot ini digunakan untuk memberikan perhatian penonton terhadap aktifitas 2/3 artis atau dapat juga membingkai lebih

20 83 dari 1 artis. Close up : shot ini mengarahkan perhatian penonton untuk melihat objek dari dekat. Tabel Pakaian Dalam Hak Asasi Manusia Komposisi Dialog / Suara / Teks Visual Medium Close Up Suze : Bex! $200 Untuk Pakaian Dalam Merk Marc Jacobs Rebecca : Pakaian dalam adalah hak asasi manusia Gambar Gambar Denotasi Konotasi Rebecca terlihat stres ketika suze Rebecca harus menerima kenyataan

21 84 membacakan salah satu hutang belanjanya yaitu pembelian pakaian dalam bermerk dan rebecca membela diri dengan alasan hak asasi manusia yang tak lain kebutuhan mendasarnya. ketika suze membacakan rincian tagihan hutang kartu kreditnya yang membengkak. Yang tak habis fikir suze sahabatnya, rebecca begitu borosnya membeli pakaian dalam bermerk dengan harga selangit. Dan seketika rebecca merespon sambil membela dirinya dengan alasan pakaian dalam merupakan kebutuhan mendasar setiap manusia. Banyaknya alasan yang diucapkan/difikirkan rebecca memberikan dorongan baginya untuk membeli segala macam barang yang tidak diperlukan. Medium Close Up : Shot yang menampilkan gerakan / aktifitas objek dari atas kepala sampai sebatas dada sehingga terlihat jelas emosi objek.

22 85 Tabel Pelanggan Setia Perawatan Kaki Komposisi Dialog / Suara / Teks Visual Close & Up Suze : Spa kaki? Apa itu sa kaki? Medium Rebecca : tenang dulu / Close Up katanya aku pelanggan setia // Gambar Denotasi Gambar Konotasi Suze membacakan salah satu hutang becca yaitu melakukan perawatan spa kaki, dan rebecca membela diri sembari berbaring di lantai yang penuh kertas tagihan kartu kredit. Dan hutang selanjutnya adalah perawatan spa kaki alasannya ia begitu mempercayai pelayan yang merawat kakinya yang menganggap Rebecca sebagai pelanggan setia. Hal ini yang membuat Rebecca setia berlangganan di tempat spa kaki.

23 86 Close up : shot ini mengarahkan perhatian penonton untuk melihat objek dari dekat. Medium Close Up : Shot yang menampilkan gerakan / aktifitas objek dari atas kepala sampai sebatas dada sehingga terlihat jelas emosi objek. Tabel Pengakuan Shopaholic Komposisi Dialog / Suara / Teks Visual Knee Shot Aku suka belanja / apa salahnya dengan itu / maksudku ditujukan toko untuk kesenangan / ada sensasi saat kau menggesekkan kartu Gambar kredit / lalu kalian hanya memberikan kartu kredit / dan kalian akan merasa percaya

24 87 & Up Close diri dan hidup // Gambar Denotasi Konotasi Rebecca dalam perkumpulan komunitas anti shopaholic, pada perdana meetingnya ia menceritakan pengalaman hidupnya tentang belanja dan mengakui bahwa ia adalah seorang seorang shopaholic. Gaya bercerita tokoh disertai mimik muka yang cukup mendalam memiliki maksud agar penonton ikut merasakan apa yang dialami tokoh. Mitosnya : Hobi adalah sebuah keahlian yang disukai. Knee Shot : Shot ini digunakan untuk memberikan perhatian penonton terhadap aktifitas 2/3 artis atau dapat juga membingkai lebih dari 1 artis. Close up : shot ini mengarahkan perhatian penonton untuk melihat objek dari dekat.

25 88 Tabel Promo Shopping Addict Komposisi Dialog / Suara / Teks Visual Medium Shot Apakah kau ketagihan belanja? Man : $30 tawaran terakhirku Gambar Full / Wide Shot Gambar Knee Shot Gambar Denotasi Konotasi Rebecca bersama rekannya sedang Dari poster didepan pintu promo ini

26 89 membuka pelelangan produk ternama miliknya dengan harga nego. diperuntukkan bagi para shopaholic dari kalangan kelas manapun yang umumnya karyawan yang ketagihan belanja, dan dalam penjualan produk kali ini diberi kesempatan bagi pembeli untuk menego harga barang tersebut. Medium Shot : Shot yang menampilkan pergerakan objek dari bagian pinggang ke atas kepala. Bertujuan untuk menunjukkan objek lebih detail dan juga emosi yang ditunjukkan objek. Full / Wide Shot : Shot yang menampilkan keseluruhan tubuh objek. Biasanya mengikuti pergerakan objek (tokoh) yang sedang beraktifitas seperti berjalan namun agak sulit dilakukan karena dari awal sampai akhir pergerakan harus selalu kontinu bagian ruang bingkai kamera.

27 90 Knee Shot : Shot ini digunakan untuk memberikan perhatian penonton terhadap aktifitas 2/3 artis atau dapat juga membingkai lebih dari 1 artis. Tabel Pelelangan Syal Hijau Komposisi Dialog / Suara / Teks Visual Medium Shot & Knee Shot Siapa yang akan menjadi Gadis Selendang Hijau berikutnya? / $300 terjual kepada nona berbaju merah muda // Gambar Denotasi Gambar Konotasi Sebuah syal hijau sedang ditawarkan Syal hijau dianggap memiliki nilai

28 91 untuk dilelang kepada pengunjung area belanja dan akhirya terjual dengan harga $300. tinggi karena begitu fenomenal pernah dimiliki oleh seorang shopaholic yang menjadi ikon di kalangan masyarakat sekitarnya, sehingga layak diperebutkan dengan harga setinggi-tingginya. Medium Shot : Shot yang menampilkan pergerakan objek dari bagian pinggang ke atas kepala. Bertujuan untuk menunjukkan objek lebih detail dan juga emosi yang ditunjukkan objek. Knee Shot : Shot ini digunakan untuk memberikan perhatian penonton terhadap aktifitas 2/3 artis atau dapat juga membingkai lebih dari 1 artis.

29 Pembahasan Budaya konsumerisme merupakan suatu ideologi baru yang dipercaya dalam masyarakat, melekat dalam tatanan kehidupan dan berkembang mengikuti perkembangan teknologi dimana terdapat kecenderungan mengkonsumsi barang atau jasa berdasarkan bukan karena sebuah kebutuhan melainkan sesuatu yang tidak diperlukan agar dapat memuaskan nafsu belanjanya semata. Dalam paham ini yang berperan penting menjadi subjek atau pelaku kegiatan ini adalah orang yang membeli atau konsumen istilah lain dalam cabang ilmu Ekonomi. Konsumen yang dimaksud adalah konsumen yang memiliki karakteristik perilaku konsumtif. Perilaku ini merupakan awal mula seseorang dapat dikatakan menganut paham budaya konsumerisme karena menunjukkan perilaku mengkonsumsi barang atau jasa secara berlebihan dan banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor yang mendorong memuaskan nafsunya semata. Adapun beberapa tanda atau gambar adegan yang menunjukkan karakteristik perilaku konsumtif dapat terlihat pada tabel kerja analisa gambar dimana pada adegan ini menunjukkan ada dua kategori karakteristik perilaku konsumtif yaitu point kedua karena iming-iming kemasannya yang menarik atau warnanya mencolok terlihat pada banyaknya sepatu berwarna-warni yang beragam dipilah pilih sekelompok anak remaja perempuan dan keempat karena adanya pertimbangan harga yang tampak pada diskusi negosiasi dua orang ibu muda yang akhirnya ibu pembeli mendapat potongan harga. (lihat hal. 37). Karakter lainnya pada opening film untuk adegan pengenalan tokoh, lewat narasi tokoh menyebutkan beberapa merk ternama yang memang mahal di

30 93 harganya dan ekspresi wajah serta penampilan tokoh dalam gambar yang memakai perlengkapan bermerk ini tampak terlihat percaya diri dilihat dari gerakan langkah kaki yang sigap, tatapan mata yang tajam, dan saat tokoh bercermin terlihat begitu bersinarnya ia saat melihat dirinya memakai perlengkapan bermerk. Karakter tokoh seperti ini termasuk pada point ketujuh yaitu munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal menimbulkan rasa percaya diri. Kemilaunya warna mencolok, harumnya parfum bermerk, uniknya berbagai desain terbaru sebuah produk sengaja dikemas semanis mungkin agar menjadi salah satu cara menarik minat seorang konsumtif. Pada gambar warna pink mencolok yang dikolaborasikan dengan alas bahan putih yang diletakan di jendela toko membuat sepasang sepatu highless itu menjadi pusat perhatian yang melihatnya. Kategori karakter ini menjadi alasan mengapa seorang konsumtif tergiur untuk membelinya. Gambaran singkat tentang suatu konsep kebudayaan adalah sebuah hasil kreatif manusia yang telah menjadi kebiasaan dan diwariskan turun temurun baik melalui lingkup keluarga, kelompok pertemanan hingga masyarakat luas. Kebudayaan menjadi salah satu faktor eksternal penyebab terjadinya perilaku konsumtif. Kaitannya dengan gambar seseorang akan memiliki kebiasaan yang sama terhadap orang yang ia lihat atau idolakan tanpa disadarinya sehingga menjadi figur manusia yang meniru manusia lainnya. Dari tiru meniru berkembang menjadi suatu kebiasaan yang membudaya hingga turun ke generasi selanjutnya.

31 94 Karakter ini juga terlihat pada gambar yang menampilkan banyak pilihan warna dan corak baju yang memang sengaja dikemas semenarik mungkin. Hal ini membuat tokoh dalam film begitu bersemangat dan percaya diri, walaupun demikian ia menyadari bahwa baju-baju tersebut bukanlah barang yang dibutuhkannya. Namun, dorongan dari dalam dirinya untuk membeli akan tetap ada karena sudah menjadi salah satu faktor psikologis motivasi dan pada akhirnya hanya satu pilihan yang dibeli. Seorang yang konsumen akan menjadi konsumtif bilamana didorong oleh beberapa faktor penyebab baik dari dalam atau luar diri konsumen. Dan yang sering terjadi dalam film ini memungkinkan mewakili yang terjadi di kehidupan pada umumnya, adanya faktor internal yang tergambar pada dan meliputi motivasi atau dorongan dari pribadi pelaku yang sering mengesampingkan rasionalnya sendiri. Pada kedua gambar ini memiliki konsep yang sama yaitu adanya tulisan sale yang menjadi senjata andalan dalam setiap kegiatan ekonomi yang bertujuan menarik minat konsumen agar mau membeli dengan iming-iming mendapat potongan harga. Selain pengaruh tulisan dapat memotivasi seorang konsumen untuk menjadi konsumtif, pada gambar terdapat bentuk motivasi lain berupa adanya pendapat dari orang lain untuk ikut meniru perilaku orang tersebut itu juga dapat menjadi alasan seorang konsumen tergiur ingin melakukan hal yang sama. Karena mereka (konsumen) merasa memiliki pengalaman sensasi belanja yang sama maka tidak menutup kemungkinan dapat ikut termotivasi untuk melakukan hal yang sama yaitu berperilaku konsumtif.

32 95 Dengan adanya diskon menarik yang ditawarkan dalam sebuah event semakin membuka peluang seorang konsumen menjadi konsumtif. Gambar menampilkan tokoh yang memiliki karakter seorang konsumtif berupa tergiur iming iming hadiah berupa diskon menarik yang akan melancarkan aksinya untuk memiliki barang yang tidak diperlukan dalam kuantiti besar. Bila biasanya dengan harga sekian dapat satu jenis barang maka pada event diskon dapat memiliki lebih dari satu jenis barang yang dibeli. Bentuk motivasi yang lebih ekstrim lagi dapat dilihat pada gambar berupa persaingan memperebutkan sepasang sepatu boot pucci menjadi pengalaman berharga bagi yang memenangkan atau mendapatkan sepatu tersebut. Hal ini dapat menjadi motivasi karena mendorong para konsumen untuk menjadi konsumtif melakukan apapun untuk mendapatkan barang tersebut walaupun bukan kebutuhan yang diperlukannya. Persepsi atau alasan seorang konsumtif menjadi suatu pembelaan diri bilamana ada yang mengecamnya mengapa membeli barang ini dan barang itu. Dan persepsi menjadi faktor internal kedua dalam memutuskan untuk akhirnya membeli sebuah barang atau menjadi konsumtif. Alasan Rebecca kepada Suze dalam gambar menjadi pembelaan dirinya karena saat ia membeli barang tersebut ia merasa tindakannya sudah benar dengan dalih memang kebutuhan mendasar. Namun ketika ditelusuri lebih mendalam lagi bilamana kebutuhan mendasar seperti pakaian dalam dapat dibeli dengan harga pasaran yang murah kenapa harus membeli yang bermerk dan mahal, kecuali bila stok barang yang murah telah habis terjual semua.

33 96 Pelayanan barang atau jasa yang baik dapat terwujud bila dibangun dengan menciptakan kenyamanan pada fasilitas dan interaksi melalui keakraban penjual dan pembelinya. Sehingga tercipta juga sebuah kepercayaan yang mendalam terhadap penjual yang berlebihan dan membuat pendirian yang tidak stabil membuat seseorang menjadi berperilaku konsumtif. Pada gambar Rebecca begitu percaya kepada pelayan perawatan spa kaki yang mengatakan bahwa ia adalah pelanggan setia dan terbaik mereka. Dari banyaknya karakter seseorang dikatakan konsumtif, karakter yang satu ini lebih terkesan positif karena membangun tingkat kepercayaan dirinya. Pengakuan seorang shopaholic pada gambar ini mengakui apa salahnya berbelanja bila itu sebuah kesenangan (hobi) bagi dirinya. Karena dengan belanja barang-barang yang bermerk dan mahal dapat membuatnya bangga dan percaya diri. Namun dalam kesenangan itu tanpa disadarinya ada resiko yang sedang menunggunya kelak (tagihan kartu kredit). Event yang fenomenal dalam film ini yaitu penjualan dengan cara bernegosiasi atau tawar menawar dengan harapan dapat menghabiskan seluruh barang yang dijual. Konsep poster pada gambar yang bertuliskan are you a shopping addict? Bertujuan menarik kaum shopaholic yang ketagihan belanja dengan penawaran menarik melalui negosiasi dengan harga yang variatif. Hal tersebut tampak pada gambar selanjutnya yang membanjiri area stand berbagai produk. Konsep poster dapat dikategorikan menjadi motivasi bagi seorang konsumen untuk menjadi konsumtif.

34 97 Penawaran terakhir yang fenomenal dalam film ini terlihat pada gambar berupa syal berwarna hijau milik Rebecca yang menjadi ikon (ciri khas dirinya) dan populer di kalangan masyarakat. Syal tersebut dilelang dengan harga setinggi-tingginya karena banyaknya peminat yang ingin memilikinya. Persaingan antar para shopaholic ini yang mendasari seseorang menjadi berperilaku konsumtif karena menjadi motivasi bagi dirinya dan beranggapan bila mereka dapat memilikinya akan membangun rasa percaya diri seseorang bahkan nilai prestise mereka akan naik pula. Dari sekian banyaknya gambar yang telah peneliti analisa, gambar - gambar diatas merupakan yang paling mewakili konsep kajian peneliti berupa budaya konsumerisme dimana didalamnya terdapat sekelompok masyarakat yang mengidap salah satu atau lebih karakteristik perilaku konsumtif dan faktor-faktor yang menyebabkan seseorang berperilaku konsumtif baik internal maupun eksternal. Dari hasil penelitian dan pembahasan yang peneliti ulas diatas, peneliti menemukan garis besar, menarik benang merah dan meninjau ulang kembali bahwa segala bentuk aktifitas budaya konsumerisme mengerucut pada sebuah paham besar yaitu kapitalisme yakni pencapaian keuntungan sebesar besarnya dari komoditi yang melewati proses produksi tontonan, produksi barang dan dikonsumsi oleh target konsumtif (masyarakat konsumen) yang merambah menjadi sebuah budaya konsumerisme di tengah perkembangan gaya hidup modern. Bahkan Baudrillard dan Guy Debord memandang produksi komoditi di dalam masyarakat kapitalisme mutakhir sama artinya dengan produksi tontonan.

35 98 Sudah sekian lama kapitalisme hanya memproduksi barang barang sedangkan konsumsi merupakan sesuatu yang terpisah. Di dalam masyarkat konsumer sebaliknya. Yakni suatu keharusan memproduksi tontonan dalam rangka memproduksi barang. Produksi tontonan seperti Iklan, pameran, window display, hiburan dan lain lain. Menyuguhkan tononan dalam rangka menjual komoditi merupakan ideologi kapitalisme mutakhir. 90 Dalam hal ini, segala bentuk faktor yang mempengaruhi seorang kosumen menjadi konsumtif yang berupa produksi sebuah iklan, pameran dipinggiran jendela toko merupakan sebuah produksi tontonan dengan maksud menjual komoditi (produk tertentu) dimana merupakan salah satu pengembangan paham kapitalisme mutakhir yang mengharapkan keuntungan sebesar-besarnya melalui proses aktivitas produksi-konsumsi yang melatarbelakangi budaya konsumerisme terjadi. Shopaholic merupakan istilah yang berasal dari bahasa inggris yang berarti pecandu atau penggila belanja. Orang yang menyukai atau bahkan ketagihan ingin mlakukan aktifitas belanja atau lebih tepatnya lagi kaitannya dengan budaya konsumerisme yaitu seorang shopaholic merupakan bagian dari pelaku aktifitas dari budaya ini yang tak lain adalah konsumen yang konsumtif. Dalam konsumerisme terdapat subjek dan objek yang berperan penting yakni seorang konsumen yang berperilaku konsumtif selaku subjek dan produk komoditi selaku objek yang dibeli karena memiliki nilai tanda dan sosial yang tersembunyi didalamnya. 90 Yasraf Amir Piliang, Hipersemiotika tafsir cultural studiesatas matinya makna : Hal 134

36 99 Kritik dalam film ini menggambarkan seorang pecandu belanja dalam level kelas menengah yang mengalami klimaks dimana ia mendapati masalah berupa terlilit hutang kartu kredit yang telah jatuh tempo. Kelas menengah disini terlihat dari pola konsumsi tokoh yang mnyukai membelanjakan kartu kredit dengan barang-barang berdiskon yang pastinya tidak mahal. Karena produk yang dibelinya merupakan produk cuci gudang dan biasanya kurang trendy lagi bila disaingkan dengan kelas elit. Beberapa mitos yang terkandung dalam film ini, yaitu : 1. Aktifitas mengkonsumsi beberapa macam brand merupakan aplikatif dari pelembagaan kapitalisme. 2. Aktifitas belanja ala budaya barat menjadikan konsumsi sebagai alat untuk mengekspresikan dan memuaskan diri secara psikologi pelaku konsumen.

BAB 1 PENDAHULUAN. jika barang yang disukai termasuk dalam barang diskon maka sudah pasti barang

BAB 1 PENDAHULUAN. jika barang yang disukai termasuk dalam barang diskon maka sudah pasti barang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia belanja merupakan dunia yang menyenangkan bagi semua orang. Apalagi jika barang yang disukai termasuk dalam barang diskon maka sudah pasti barang tersebut akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Adanya teknologi informasi dan komunikasi yang terus berkembang, memudahkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Adanya teknologi informasi dan komunikasi yang terus berkembang, memudahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adanya teknologi informasi dan komunikasi yang terus berkembang, memudahkan masyarakat untuk mendapatkan apa yang dibutuhkannya. Sebut saja internet sebagai media baru

Lebih terperinci

REPRESENTASI KONSUMERISME DALAM FILM CONFESSIONS OF A SHOPAHOLIC

REPRESENTASI KONSUMERISME DALAM FILM CONFESSIONS OF A SHOPAHOLIC REPRESENTASI KONSUMERISME DALAM FILM CONFESSIONS OF A SHOPAHOLIC (Studi Analisis Semiotika Representasi Konsumerisme Dalam Film Confessions of a Shopaholic ) KAREN ABSTRAK Penelitian ini berjudul Representasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat

BAB I PENDAHULUAN. merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan kepribadian seseorang maka remaja mempunyai arti yang khusus. Secara psikologis masa remaja adalah usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah

Lebih terperinci

BAB II GEJALA SHOPAHOLIC DI KALANGAN MAHASISWA

BAB II GEJALA SHOPAHOLIC DI KALANGAN MAHASISWA BAB II GEJALA SHOPAHOLIC DI KALANGAN MAHASISWA 2.1. Pengertian Shopaholic Shopaholic berasal dari kata shop yang artinya belanja dan aholic yang artinya suatu ketergantungan yang disadari maupun tidak.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. (1994) sebagai orang yang memiliki uang untuk dibelanjakan dan tinggal di kota

BAB II LANDASAN TEORI. (1994) sebagai orang yang memiliki uang untuk dibelanjakan dan tinggal di kota BAB II LANDASAN TEORI II. A. Pria Metroseksual II. A. 1. Pengertian Pria Metroseksual Definisi metroseksual pertama kalinya dikemukakan oleh Mark Simpson (1994) sebagai orang yang memiliki uang untuk dibelanjakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. up, dan lainnya. Selain model dan warna yang menarik, harga produk fashion

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. up, dan lainnya. Selain model dan warna yang menarik, harga produk fashion BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Produk produk fashion pada masa sekarang ini memiliki banyak model dan menarik perhatian para pembeli. Mulai dari jenis pakaian, tas, sepatu, alat make up, dan

Lebih terperinci

REPRESENTASI KONSUMERISME DALAM FILM CONFESSIONS OF A SHOPAHOLIC

REPRESENTASI KONSUMERISME DALAM FILM CONFESSIONS OF A SHOPAHOLIC REPRESENTASI KONSUMERISME DALAM FILM CONFESSIONS OF A SHOPAHOLIC (Studi Analisis Semiotika Representasi Konsumerisme Dalam Film Confessions of a Shopaholic ) KAREN ABSTRAK Penelitian ini berjudul Representasi

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut tidak lepas dari kelebihan dan kekurangan. Masyarakat dituntut untuk

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut tidak lepas dari kelebihan dan kekurangan. Masyarakat dituntut untuk BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komunikasi yang semakin maju dan canggih menumbuhkan berbagai pengaruh bagi penggunanya. Adapun kemajuan teknologi tersebut tidak lepas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan Film Pendek Passing note merupakan salah satu media Audio Visual yang menceritakan tentang note cinta yang berlalu begitu saja tanpa sempat cinta itu

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. suatu hal baru dan orang orang tertentu akan turut mengikuti hal tersebut, terutama

Bab 5. Ringkasan. suatu hal baru dan orang orang tertentu akan turut mengikuti hal tersebut, terutama Bab 5 Ringkasan Pada dasarnya, Jepang adalah negara yang mudah bagi seseorang untuk menciptakan suatu hal baru dan orang orang tertentu akan turut mengikuti hal tersebut, terutama remaja putri Jepang yang

Lebih terperinci

2016 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN

2016 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Parfum Casablanca merupakan produk perawatan tubuh yang berupa body spray. Melalui kegiatan promosi pada iklan di televisi, Casablanca ingin menyampaikan pesan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah kebutuhan primer, sekunder dan tersier, kebutuhan yang pertama yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. adalah kebutuhan primer, sekunder dan tersier, kebutuhan yang pertama yang harus dipenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada dasarnya semua orang yang hidup di dunia ini memiliki kebutuhan untuk membuatnya bertahan hidup. Kebutuhan tersebut dibagi menjadi tiga bagian, diantaranya adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini film dan kebudayaan telah menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Film pada dasarnya dapat mewakili kehidupan sosial dan budaya masyarakat tempat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah ilmiah, saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.Pengertian Perilaku Konsumtif A.Perilaku Konsumtif Konsumtif merupakan istilah yang biasanya dipergunakan pada permasalahan, berkaitan dengan perilaku konsumen dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini sangat mudah sekali mencari barang-barang yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini sangat mudah sekali mencari barang-barang yang diinginkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini tidak dapat dipungkiri bahwa setiap individu memiliki berbagai macam kebutuhan yang harus dipenuhi baik itu kebutuhan pokok atau primer maupun kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Masalah Saat ini adalah era di mana orang membeli barang bukan karena nilai manfaatnya, melainkan karena gaya hidup yang disampaikan melalui media massa. Barang yang ditawarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Sarlito (2013) batasan umum usia remaja adalah tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Sarlito (2013) batasan umum usia remaja adalah tahun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Sarlito (2013) batasan umum usia remaja adalah 11 24 tahun dan belum menikah untuk remaja Indonesia dengan pertimbangan usia 11 tahun adalah usia ketika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengubah pola perilaku konsumsi masyarakat. Globalisasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mengubah pola perilaku konsumsi masyarakat. Globalisasi merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi merupakan perubahan global yang melanda seluruh dunia. Dampak yang terjadi sangatlah besar terhadap berbagai aspek kehidupan manusia di semua lapisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan industri perfilman di Indonesia mempunyai sisi kemajuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan industri perfilman di Indonesia mempunyai sisi kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri perfilman di Indonesia mempunyai sisi kemajuan yang sangat pesat. Saat ini dunia perfilman di Indonesia sudah mampu menunjukkan keberhasilannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masa peralihan perkembangan dari masa anak-anak menuju masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masa peralihan perkembangan dari masa anak-anak menuju masa dewasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi pada saat individu beranjak dari masa anak-anak menuju perkembangan ke masa dewasa, sehingga remaja merupakan masa peralihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seolah-olah hasrat mengkonsumsi lebih diutamakan. Perilaku. kehidupan dalam tatanan sosial masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. seolah-olah hasrat mengkonsumsi lebih diutamakan. Perilaku. kehidupan dalam tatanan sosial masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanpa kita sadari, masyarakat selalu diposisikan sebagai konsumen potensial untuk meraup keuntungan bisnis. Perkembangan kapitalisme global membuat bahkan memaksa masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN VISUAL PADA IKLAN TELEVISI RICHEESE NABATI VERSI RICHEESE LAND FACTORY

BAB IV TINJAUAN VISUAL PADA IKLAN TELEVISI RICHEESE NABATI VERSI RICHEESE LAND FACTORY BAB IV TINJAUAN VISUAL PADA IKLAN TELEVISI RICHEESE NABATI VERSI RICHEESE LAND FACTORY Peranan unsur visual dalam iklan Richeese Nabati versi Richeese Land sangat penting. Iklan disajikan dengan alur cerita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang modern memberi pengaruh terhadap perilaku membeli

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang modern memberi pengaruh terhadap perilaku membeli BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang modern memberi pengaruh terhadap perilaku membeli seseorang termasuk remaja usia sekolah. Setiap hari remaja baik laki-laki maupun perempuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hingga tersier. Feist, Jess (2010) mengatakan bahwa salah satu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. hingga tersier. Feist, Jess (2010) mengatakan bahwa salah satu kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ditengah era globalisasi dan berkembangnya zaman membuat kebutuhan konsumen menjadi sangat beragam. Mulai dari kebutuhan primer, sekunder hingga tersier. Feist,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya berbagai kebebasan dan kemudahan yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya berbagai kebebasan dan kemudahan yang diberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan adanya berbagai kebebasan dan kemudahan yang diberikan kepada para pelaku bisnis untuk memulai usahanya, menimbulkan banyak sekali bermunculan industri-industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat menciptakan keunikan dari sebuah produk, salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat menciptakan keunikan dari sebuah produk, salah satu cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keunikan suatu produk, merupakan salah satu cara yang sering digunakan perusahaan untuk meningkatkan daya saing produknya, karena semakin unik suatu produk, maka konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tentu saja membawa dampak dalam kehidupan manusia, baik dampak

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tentu saja membawa dampak dalam kehidupan manusia, baik dampak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya zaman telah menunjukkan kemajuan yang tinggi dalam berbagai aspek kehidupan. Selain menunjukkan kemajuan juga memunculkan gaya hidup baru

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan. untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya.

BAB IV ANALISIS DATA. Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan. untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya. 93 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya. Juga digunakan sebagai sarana hiburan. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup mereka. Masa remaja merupakan masa untuk mencari identitas/ jati diri.

BAB I PENDAHULUAN. hidup mereka. Masa remaja merupakan masa untuk mencari identitas/ jati diri. BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Bagi sebagian besar individu yang baru beranjak dewasa bahkan yang sudah melewati usia dewasa, remaja adalah waktu yang paling berkesan dalam hidup mereka. Masa remaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat merupakan pelaku kegiatan ekonomi dimana masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap barang dan jasa. Masyarakat dalam kegiatan ekonomi melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman saat ini telah banyak mempengaruhi seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman saat ini telah banyak mempengaruhi seseorang dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman saat ini telah banyak mempengaruhi seseorang dalam berperilaku, khususnya dalam perilaku membeli. Perilaku konsumtif merupakan suatu fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini banyak kebudayaan yang sudah mulai ditinggalkan, baik kebudayaan daerah dan luar negeri. Karena

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dari scene dalam iklan Teh Pucuk Harum Versi Ulat Kalah Rebutan di Media

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dari scene dalam iklan Teh Pucuk Harum Versi Ulat Kalah Rebutan di Media BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil temuan penelitian dan pembahasan kesimpulan yang diperoleh dari scene dalam iklan Teh Pucuk Harum Versi Ulat Kalah Rebutan di Media Televisi, dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diakses dalam hitungan detik, tidak terkecuali dengan perkembangan dunia fashion yang

BAB I PENDAHULUAN. diakses dalam hitungan detik, tidak terkecuali dengan perkembangan dunia fashion yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin cepat ini, mempercepat pula perkembangan informasi di era global ini. Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini dapat begitu mudahnya

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 2 NGAWI BAB I PENDAHULUAN

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 2 NGAWI BAB I PENDAHULUAN HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 2 NGAWI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era moderen seperti ini seseorang sangatlah mudah untuk

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KARYA

BAB IV TINJAUAN KARYA BAB IV TINJAUAN KARYA 4. 1 Karya Mirror-mirror on the wall who s the prettiest of them all Gambar 4.1 (Sumber : dokumentasi pribadi) Judul : Mirror- mirror on the wall who s the prettiest of them all Tehnik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. daun saat ini di kalangan peminat cultural studies di negeri kita. Namun, bisa jadi

BAB 1 PENDAHULUAN. daun saat ini di kalangan peminat cultural studies di negeri kita. Namun, bisa jadi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah GAYA HIDUP. LifeStyle. Itulah istilah yang bisa dikatakan sedang naik daun saat ini di kalangan peminat cultural studies di negeri kita. Namun, bisa jadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Konsumtif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Konsumtif BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Konsumtif 1. Definisi Perilaku Konsumtif Perilaku konsumtif adalah sebagai bagian dari aktivitas atau kegiatan mengkonsumsi suatu barang dan jasa yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO

HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S 1 Psikologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun 2005 merupakan tahun saat penulis memasuki masa remaja awal, yakni 15 tahun dan duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pada saat itu, masa remaja

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka penelitian ini

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka penelitian ini BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan uraian pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka penelitian ini menghasilkan kesimpulan umum bahwa perilaku pembelian produk fashion oleh konsumen wanita

Lebih terperinci

tahun 2007 menjadi 6,9% pada tahun Adapun sekitar 6,3 juta wanita Indonesia

tahun 2007 menjadi 6,9% pada tahun Adapun sekitar 6,3 juta wanita Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang sangat lazim dilakukan orang dan sudah meluas di masyarakat. Meskipun hampir semua orang telah paham mengenai resiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka mempunyai pandangan tersendiri terhadap dunia luar.

BAB I PENDAHULUAN. mereka mempunyai pandangan tersendiri terhadap dunia luar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepribadian merupakan suatu susunan sistem psikis dan fisik yang saling berinteraksi dalam mengarahkan tingkah laku yang kompleks dan dinamis dalam setiap individu.

Lebih terperinci

3.1 Analisis unsur-unsur iklan pada iklan televisi kondom fiesta versi siap malam mingguan yang dapat

3.1 Analisis unsur-unsur iklan pada iklan televisi kondom fiesta versi siap malam mingguan yang dapat 3.1 Analisis unsur-unsur iklan pada iklan televisi kondom fiesta versi siap malam mingguan yang dapat melahirkan konotasi atau denotasi tertentu atas iklan tersebut. Kajian dan analisis Tentang: Unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di kota Bandung akhir-akhir ini banyak bermunculan pusat-pusat

BAB I PENDAHULUAN. Di kota Bandung akhir-akhir ini banyak bermunculan pusat-pusat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Di kota Bandung akhir-akhir ini banyak bermunculan pusat-pusat perbelanjaan baru sehingga masyarakat Bandung memiliki banyak pilihan tempat untuk membeli barang-barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini tampaknya komik merupakan bacaan yang digemari oleh para anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun tempat persewaan buku

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Konsumen Karakteristik konsumen RM Wong Solo yang diamati dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan penerimaan per bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya era globalisasi saat ini, negara-negara di dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya era globalisasi saat ini, negara-negara di dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya era globalisasi saat ini, negara-negara di dunia termasuk Indonesia. Globalisasi tersebut membuat berbagai perubahan-perubahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam berekspresi dapat diwujudkan dengan berbagai macam cara. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan sebuah karya sastra baik

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Usaha Baju Sisa Import Awul-awul Berkembangnya gaya fashion di negara kita, memang tidak dapat dihindari lagi. Dari model terkenal, artis ibukota hingga

Lebih terperinci

PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK Oleh : Lukman Aryo Wibowo, S.Pd.I. 1 Siapa yang tidak kenal dengan televisi atau TV? Hampir semua orang kenal dengan televisi, bahkan mungkin bisa dibilang akrab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah yang merupakan periode peralihan antara masa kanakkanak

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah yang merupakan periode peralihan antara masa kanakkanak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah yang merupakan periode peralihan antara masa kanakkanak dan dewasa adalah fase pencarian identitas diri bagi remaja. Pada fase ini, remaja mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bentuk dunia bisnis dalam persaingan yaitu bisnis yang bergerak dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bentuk dunia bisnis dalam persaingan yaitu bisnis yang bergerak dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bentuk dunia bisnis dalam persaingan yaitu bisnis yang bergerak dalam bidang produksi dan penjualan barang-barang konsumsi (consumer goods). Bisnis ini menjadi

Lebih terperinci

KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi Cowok Blur Go Ahead 2011) Fachrial Daniel

KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi Cowok Blur Go Ahead 2011) Fachrial Daniel KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi Cowok Blur Go Ahead 2011) Fachrial Daniel Abstrak Penelitian ini menggunakan analisis semiotika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mereka sangat memperhatikan penampilan selain menunjukan jati diri ataupun

BAB I PENDAHULUAN. Mereka sangat memperhatikan penampilan selain menunjukan jati diri ataupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kaum wanita adalah kaum yang sangat memperhatikan penampilan. Mereka sangat memperhatikan penampilan selain menunjukan jati diri ataupun identitas, penampilan juga sebagai

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN SINETRON KEPOMPONG DI TELEVISI DENGAN CITRA DIRI PADA REMAJA PUTERI

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN SINETRON KEPOMPONG DI TELEVISI DENGAN CITRA DIRI PADA REMAJA PUTERI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN SINETRON KEPOMPONG DI TELEVISI DENGAN CITRA DIRI PADA REMAJA PUTERI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan periklanan sangat lekat dalam kehidupan masyarakat terutama di kota kota besar. Dalam satu hari, masyarakat kota selalu berhadapan dengan iklan, dalam tampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai budaya terdapat di Indonesia sehingga menjadikannya sebagai negara yang berbudaya dengan menjunjung tinggi nilai-nilainya. Budaya tersebut memiliki fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Media massa cetak dan elektronik merupakan salah satu unsur penting dalam proses komunikasi. Setiap media mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kekurangan surat

Lebih terperinci

BAB I PEMBUKAAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan globalisasi memberi pengaruh pada masyarakat Indonesia, salah satu

BAB I PEMBUKAAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan globalisasi memberi pengaruh pada masyarakat Indonesia, salah satu BAB I PEMBUKAAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan globalisasi memberi pengaruh pada masyarakat Indonesia, salah satu pengaruh terlihat dari perubahan perilaku membeli pada masyarakat.parma (2007)

Lebih terperinci

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyimpulkan inti permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut :.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyimpulkan inti permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut :. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fashion, sepintas adalah mengenai pakaian atau busana. Jika kita berbicara tentang pakaian, hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat dekat dengan diri kita.

Lebih terperinci

dapat dilihat bahwa media massa memiliki pengaruh yang besar dalam

dapat dilihat bahwa media massa memiliki pengaruh yang besar dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang- Undang No 33 tahun 2009 dalam pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa film adalah karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Air Minum Dalam Kemasan Ades

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Air Minum Dalam Kemasan Ades BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi Air Minum Dalam Kemasan Ades Industri air mineral di Indonesia masih sangat prospek seiring dengan beralihnya kebiasaan masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Semiotika sebagai Metode Penelitian Semiotika merupakan cabang ilmu yang membahas tentang bagaimana cara memahami simbol atau lambang, dikenal dengan semiologi. Semiologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe Penelitian ini adalah kualitatif eksploratif, yakni penelitian yang menggali makna-makna yang diartikulasikan dalam teks visual berupa film serial drama

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yaitu Pendekatan ini diarahkan pada latar belakang dan individu tersebut secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu merefleksikan kehidupan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini 73 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini bersifat desktiptif dalam ranah kualitatif. Deskriptif adalah sifat penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Religiusitas erat kaitannya dengan keyakinan terhadap nilai-nilai keislaman dan selalu diidentikkan dengan keberagamaan. Religiusitas dalam kehidupan seseorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada mulanya belanja merupakan suatu konsep yang menunjukan sikap untuk mendapatkan barang yang menjadi keperluan sehari-hari dengan cara menukarkan sejumlah uang untuk

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. namun memiliki keuangan yang terbatas. Saat berbelanja di Boutique

BAB VI PENUTUP. namun memiliki keuangan yang terbatas. Saat berbelanja di Boutique 1 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dapat disimpulkan bahwa pakaian bekas merupakan suatu fenomena yang sudah tidak asing lagi dikalangan mahasiswa, khususnya mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa aslinya disebut adolescene, berasal dari bahasa Latin adolescene

BAB I PENDAHULUAN. bahasa aslinya disebut adolescene, berasal dari bahasa Latin adolescene 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswi merupakan bagian dari masa remaja. Remaja yang di dalam bahasa aslinya disebut adolescene, berasal dari bahasa Latin adolescene (kata bendanya, adolescentia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media elektronik televisi merupakan bagian dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media elektronik televisi merupakan bagian dari perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media elektronik televisi merupakan bagian dari perkembangan teknologi komunikasi yang mampu memberikan berbagai macam informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk hidup yang bergerak aktif dengan segudang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk hidup yang bergerak aktif dengan segudang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk hidup yang bergerak aktif dengan segudang aktivitasnya sejak kecil hingga dewasa, mulai dari pagi hari hingga larut malam. Dalam hidupnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting mengenai peran serta posisi seseorang di kehidupan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. penting mengenai peran serta posisi seseorang di kehidupan sosial. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam sebuah lingkungan sosial seorang individu cenderung ingin dilihat dan diterima di tengah eksistensinya individu lain. Menampilkan identitas diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang serba konsumtif, orang tua lupa mengajak anakanaknya. untuk hidup hemat, apalagi menabung. Alih-alih mengajak anak

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang serba konsumtif, orang tua lupa mengajak anakanaknya. untuk hidup hemat, apalagi menabung. Alih-alih mengajak anak BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Pada zaman yang serba konsumtif, orang tua lupa mengajak anakanaknya untuk hidup hemat, apalagi menabung. Alih-alih mengajak anak menabung, orangtua sendiri terkadang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komunikasi visual memiliki peran penting dalam berbagai bidang, salah satunya adalah film. Film memiliki makna dan pesan di dalamnya khususnya dari sudut pandang visual.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerja dan itu menjadi penanda waktu yang beremansipasi.

BAB I PENDAHULUAN. pekerja dan itu menjadi penanda waktu yang beremansipasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perempuan dalam televisi senantiasa hanya mempertentangkan antara wanita karir dan menjadi ibu-ibu rumah tangga. Dua posisi ini ada didalam lokasi yang berseberangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah Media massa sudah menjadi bagian hidup bagi semua orang. Tidak dikalangan masyarakat atas saja media massa bisa diakses, akan tetapi di berbagai kalangan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia setelah china, India, dan Amerika Serikat. Saat ini Indonesia menempati posisi

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMTIF DALAM MEMBELI BARANG ONLINE SHOP PADA MAHASISWA DI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PERILAKU KONSUMTIF DALAM MEMBELI BARANG ONLINE SHOP PADA MAHASISWA DI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI PERILAKU KONSUMTIF DALAM MEMBELI BARANG ONLINE SHOP PADA MAHASISWA DI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI 1.1.1. Judul Perancangan Dalam pemberian suatu judul dalam perancangan dapat terjadinya kesalahan dalam penafsiran oleh pembacanya, maka dari itu dibuatlah

Lebih terperinci

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

INTISARI BAB I PENDAHULUAN INTISARI Novel teenlit menjadi fenomena menarik dalam perkembangan dunia fiksi di Indonesia. Hal itu terbukti dengan semakin bertambahnya novel-novel teenlit yang beredar di pasaran. Tidak sedikit pula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, perubahan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemikiran Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya yaitu : kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasa sampai - sampai ada istilah Pelanggan adalah raja. Inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. jasa sampai - sampai ada istilah Pelanggan adalah raja. Inilah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsumen adalah bagian terpenting dalam proses jual beli barang maupun jasa sampai - sampai ada istilah Pelanggan adalah raja. Inilah yang menyebabkan hampir seluruh

Lebih terperinci

Produksi Media PR AVI

Produksi Media PR AVI Produksi Media PR AVI Modul ke: Simulasi Teknik Dasar Penggunaan Kamera AVI Fakultas Fakultas Ilmu KOmunikasi Hendrata Yudha S.sos, M.ikom Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Tugas Buatlah

Lebih terperinci

: Ainul Khilmiah, Ella yuliatik, Anis Citra Murti, Majid Muhammad Ardi SMART?: SEBUAH TAFSIR SOLUSI IDIOT ATAS PENGGUNAAN TEKNOLOGI

: Ainul Khilmiah, Ella yuliatik, Anis Citra Murti, Majid Muhammad Ardi SMART?: SEBUAH TAFSIR SOLUSI IDIOT ATAS PENGGUNAAN TEKNOLOGI Ditulis oleh : Ainul Khilmiah, Ella yuliatik, Anis Citra Murti, Majid Muhammad Ardi Pada 08 November 2015 publikasi film SMART? dalam screening mononton pada rangkaian acara Kampung Seni 2015 pukul 20.30

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Definisi Publikasi Publikasi berarti penyiaran, pengumuman atau penerbitan suatu karya yang telah diciptakan agar diketahui publik. Pengumuman tersebut dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari bertumbuhnya bisnis-bisnis ritel modern yang bergerak dipusat-pusat

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari bertumbuhnya bisnis-bisnis ritel modern yang bergerak dipusat-pusat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis ritel di Indonesia semakin pesat dan ketat yang dapat dilihat dari bertumbuhnya bisnis-bisnis ritel modern yang bergerak dipusat-pusat perbelanjaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, dunia entertainment selalu dijadikan fenomena oleh

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, dunia entertainment selalu dijadikan fenomena oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dewasa ini, dunia entertainment selalu dijadikan fenomena oleh para masyarakat. Hal ini dikarenakan dunia entertainment dekat sekali dengan kehidupan sehari-hari masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kabuki merupakan teater asal Jepang yang terkenal dan mendunia, ceritanya didasarkan pada peristiwa sejarah, drama percintaan, konfilk moral, dan kisah kisah tragedi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. massa terutama televisi, telah menjadi media penyebaran nilai-nilai dan sangat

BAB I PENDAHULUAN. massa terutama televisi, telah menjadi media penyebaran nilai-nilai dan sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Televisi telah menjadi begitu lazim sehingga hampir tidak pernah memperhatikan apa itu televisi dan apa pengaruhnya. Televisi telah menciptakan sebentuk kemelekan huruf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu kondisi yang harus dihadapi oleh perusahaan-perusahaan baik

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu kondisi yang harus dihadapi oleh perusahaan-perusahaan baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu tujuan pemasaran oleh perusahaan adalah mempengaruhi konsumen agar membeli produk yang ditawarkannya. Persaingan dalam dunia usaha merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kegiatan masyarakat yang sering mengunjungi mall atau plaza serta melakukan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kegiatan masyarakat yang sering mengunjungi mall atau plaza serta melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya perekonomian Indonesia dari tahun ke tahun berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), masyarakat Indonesia cenderung merubah perilaku gaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini yang diiringi dengan pertumbuhan ekonomi, memaksa

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini yang diiringi dengan pertumbuhan ekonomi, memaksa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi saat ini yang diiringi dengan pertumbuhan ekonomi, memaksa banyak pengusaha membuka bisnis ritel di berbagai pusat perbelanjaan. Tak dapat dipungkiri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pola hidup mengacu pada cara-cara bagaimana menjalani hidup dengan cara yang baik dan

I. PENDAHULUAN. Pola hidup mengacu pada cara-cara bagaimana menjalani hidup dengan cara yang baik dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pola hidup mengacu pada cara-cara bagaimana menjalani hidup dengan cara yang baik dan wajar. Di era globalisasi ini banyak orang yang kurang memperdulikan bagaimana

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas individu

BAB II KERANGKA TEORI. Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas individu 12 BAB II KERANGKA TEORI A. Kajian Pustaka Perilaku Konsumtif Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas individu bersangkutan. Perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas dari pada manusia

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin yang diproduksi oleh Maxima Pictures dengan menggunakan pendekatan signifikansi dua tahap dari Roland

Lebih terperinci