NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES KERJA PADA TELLER DAN CUSTOMER SERVICE BANK
|
|
- Ivan Atmadjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES KERJA PADA TELLER DAN CUSTOMER SERVICE BANK Oleh: ROY JULIARDHANA TEKAD WAHYONO PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2009
2 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES KERJA PADA TELLER DAN CUSTOMER SERVICE BANK Telah Disetujui Pada Tanggal Dosen Pembimbing Utama (Tekad Wahyono, S.Psi., M.Si)
3 HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES KERJA PADA TELLER DAN CUSTOMER SERVICE BANK Roy Juliardhana Tekad Wahyono INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan negatif antara kecerdasan emosi dengan stres kerja pada teller dan customer service bank. Dugaan awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara kecerdasan emosi dengan stres kerja pada teller dan customer service bank. Semakin tinggi kecerdasan emosi, semakin rendah stres kerja. Sebaliknya semakin rendah kecerdasan emosi, semakin tinggi stres kerja. Subjek dalam penelitian ini adalah teller dan customer service bank. Sebanyak 45 teller dan customer service, terdiri dari 18 teller dan 27 customer service memiliki usia, masa kerja, latar belakang pendidikan yang bervariasi, terlibat dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan angket yang dibuat oleh peneliti. Angket yang digunakan terdiri atas bagian biodata dan dua buah skala pengukuran, yaitu: Skala Stres Kerja dan Skala Kecerdasan Emosi. Skala Stres Kerja berjumlah 23 aitem mengacu pada aspek yang dikemukakan oleh Robbins (2006) dan Skala Kecerdasan Emosi berjumlah 48 aitem mengacu pada aspek yang dikemukakan oleh Goleman (1999). Hasil analisis data penelitian dengan komputer menggunakan program SPSS 12.0 for Windows, menunjukkan koefisien korelasi secara umum (R) sebesar -0,620 dengan koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,384. Lebih lanjut ditemukan korelasi product moment Pearson sebesar -0,620 dengan p = 0,000 (p<0,05) pada uji satu ekor. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis diterima. Berdasarkan hasil analisis tambahan analisis regresi variabel kecerdasan emosi, aspek pengaturan diri memiliki pengaruh paling besar terhadap stres kerja, yaitu 36,7%. Artinya, melalui aspek percaya diri, sebenarnya tingkat stres kerja sudah dapat diprediksi. Kata kunci: Kecerdasan Emosi, Stres Kerja
4 Pengantar Stres kerja banyak diteliti karena perubahan zaman menuju era globalisasi dan perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) menimbulkan persaingan yang semakin tajam dalam dunia kerja. Persaingan yang terjadi menuntut setiap individu untuk menciptakan dan meningkatkan keunggulan kompetitif. Sejalan dengan itu, Wiyono (2006) dalam penelitiannya mengenai pengaruh tipe kepribadian A dan peran terhadap stres kerja manajer madya memandang bahwa persaingan yang terjadi memaksa perusahaan melakukan usaha peningkatan mutu dan menciptakan keunggulan kompetitif yang bisa menjamin keberlangsungan hidup sumber daya manusia dan perkembangan perusahaan. Hal ini dikarenakan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam sebuah organisasi yang berorientasi profit maupun non profit. Sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya memiliki intelektualitas tinggi semata melainkan juga memiliki kemampuan untuk bekerja dengan orang lain dan mengelola diri sendiri untuk beradaptasi dengan tuntutan dan permasalahan kerja yang muncul, namun pada kenyataannya sering terjadi ketegangan dengan tuntutan tersebut sehingga menyebabkan stres kerja. Menurut Kreitner dan Kinicki (2005) stres kerja tidak dapat dihindari, namun stres kerja dapat dikurangi dan dikelola. Stres kerja apabila dikelola dengan baik dapat menjadi pendorong dan meningkatkan intensitas kerja, sedangkan apabila tidak dikelola dengan baik stres kerja akan menimbulkan permasalahan yang berdampak negatif bagi individu dan perusahaan. Selye (Kreitner dan Kinicki,
5 2005) membedakan antara eustress yakni stres yang positif atau stres yang menghasilkan suatu hasil yang positif dan distress yakni kekuatan destruktif atau stres negatif yang sering menimbulkan masalah fisik maupun mental. Stres kerja oleh para pelaku perilaku organisasi telah dinyatakan sebagai penyebab dari berbagai masalah fisik, mental bahkan output organisasi. Schultz (2006) menjelaskan bahwa penelitian pada lebih dari pekerja di USA dan Swedia menunjukkan bahwa pekerja dengan stres tinggi memiliki kecenderungan mengalami penyakit jantung empat kali lebih besar dibandingkan pekerja dengan tingkat stres rendah. Hal tersebut sejalan dengan penjelasan Robbins (2006) bahwa stres kerja dapat mengakibatkan tekanan darah tinggi, penyakit jantung, kecemasan, mudah marah, gelisah, gangguan tidur, dan mengakibatkan produktivitas kerja menurun. Stres kerja dapat terjadi pada berbagai jenis pekerjaan terutama yang memiliki tuntutan pekerjaan tinggi. Salah satu pekerjaan yang memiliki tuntutan pekerjaan tinggi adalah teller dan customer service bank. Teller dan customer service dalam dunia perbankan memiliki peran yang sangat penting pada sebuah bank, karena teller dan customer service merupakan bagian dari front liner yang bertugas melayani nasabah. Banyak bank yang bersaing untuk memberikan pelayanan yang memuaskan bagi nasabahnya. Sebuah situs internet menjelaskan bahwa teller dan customer service menjadi ikon suatu bank, karena apabila mampu memberikan pelayanan yang memuaskan bagi nasabahnya maka bank tersebut akan mendapat kepercayaan dari masyarakat.
6 Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 25 September 2008 dengan salah seorang manajer bank milik pemerintah yang berlokasi di Purwokerto, diperoleh informasi bahwa customer service bertugas melayani nasabah yang membutuhkan informasi mengenai produk bank dan mengatasi pengaduan keluhan atau komplain. Selain itu, customer service juga bertugas melayani nasabah dalam membuka atau menutup rekening sehingga dapat menciptakan hubungan positif dan suasana bisnis yang kondusif serta memberikan kepuasan pada nasabah. Berbeda dengan customer service, tugas dari seorang teller adalah melayani nasabah yang hendak melakukan pembayaran maupun penarikan uang dan setoran. Secara umum pekerjaan teller dimulai dengan melakukan persiapan pelayanan sebelum bank dibuka, setelah itu dilanjutkan dengan melayani nasabah yang datang ketika bank sudah mulai beroperasi. Selesai melayani nasabah, kemudian teller membuat laporan transaksi serta verifikasi nota atau slip transaksi dan diakhiri dengan pengecekan akhir. Seorang teller dalam melayani banyaknya nasabah yang datang dituntut untuk mampu memberikan pelayanan prima, yakni ramah, cepat dan teliti namun tetap berorientasi pada kepuasan nasabah. Hal ini dimaksudkan agar semua nasabah dapat terlayani dengan baik dan teller terhindar dari masalah selisih, yaitu jumlah uang dalam pembukuan ternyata berbeda dengan jumlah uang yang sebenarnya. Masalah selisih terjadi karena teller kurang teliti dalam menghitung uang, jika terjadi selisih maka teller harus melakukan perhitungan kembali dari awal dan apabila jumlah uang tetap kurang setelah dilakukan perhitungan kembali maka teller harus mengganti uang tersebut.
7 Tuntutan pekerjaan tersebut dapat menimbulkan tekanan bagi teller dan customer service sehingga dimungkinkan mengakibatkan stres kerja. Menurut Ismail dan Zaidi (2002), stres kerja yang terjadi pada karyawan bank akan mempengaruhi keamanan dan kesehatan bank. Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 25 September 2008 dengan beberapa orang teller dan customer service sebuah bank yang berlokasi di Purwokerto, diketahui bahwa beberapa teller pernah merasa pusing, jantung berdebar, kelelahan dan kecemasan serta mengalami masalah tidur setelah bekerja. Sebagian customer service mengaku walaupun mereka mampu bertahan pada tuntutan perkerjaan namun mereka merasa tekanan pekerjaan terkadang berpengaruh pada kehidupan diluar pekerjaan. Gejala-gejala tersebut menurut Robbins (2006) merupakan gejala stres kerja yang terbagi dalam 3 kategori, yaitu: gejala fisik, psikologis dan perilaku. Stres kerja terjadi karena adanya tuntutan lingkungan pekerjaan yang melampaui kemampuan seseorang. Menurut Dale dan Staudohar (Sutanto dan Djohan, 2006) stres kerja adalah suatu tekanan yang dirasakan oleh seseorang yang mempengaruhi emosi, proses pikiran dan kondisi fisik. Tekanan ini disebabkan oleh lingkungan pekerjaan individu tersebut berada. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Leka, dkk (2003) bahwa stres kerja merupakan respon individu saat dihadapkan pada tuntutan dan tekanan pekerjaan yang tidak sesuai dengan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki serta kemampuan mengatasi tantangan. Stres kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Kreitner dan Kinicki (2005) menyebutkan bahwa faktor yang menimbulkan stres disebut stressor dan
8 terdapat empat jenis utama stressor, yaitu faktor individual, faktor kelompok, faktor organisasional, dan faktor ekstraorganisasional. Faktor individual merupakan faktor yang berkaitan lansung dengan tugas-tugas individu, meliputi: tuntutan pekerjaan, konflik peran, ambiguitas peran, beban kerja, dan hubungan dengan supervisor. Faktor kelompok merupakan faktor stres yang disebabkan dinamika kelompok, meliputi: perilaku manajerial, perbedaan status dan konflik dalam kelompok. Faktor organisasional, meliputi: kebudayaan, struktur, teknologi, dan pengenalan perubahan dalam kondisi kerja. Faktor ekstraorganisasional merupakan faktor stres yang berasal di luar organisasi, meliputi: keluarga, ekonomi, waktu yang berubah, dan polusi. Menurut Robbins (2006) faktor yang mempengaruhi stres kerja adalah lingkungan, organisasional, dan individual. Faktor Organisasional meliputi: tuntutan tugas, tuntutan peran, tuntutan antar individu, struktur organisasi, dan kepemimpinan organisasi. Stres merupakan hal yang berbeda bagi individu yang berbeda. Tiap individu belum tentu mengalami stres terhadap suatu stressor yang sama, hal tersebut disebabkan karena beberapa perbedaan individual. Salah satu perbedaan individual yang diduga mempengaruhi stres kerja adalah emosi. Emosi memegang peranan penting sehingga perlu dikelola dengan baik karena dapat menimbulkan hal-hal positif. Individu yang mampu mengelola emosi dengan baik akan dapat meningkatkan prestasi dan produktifitas kerja, hal ini identik dengan kecerdasan emosi. Menurut Goleman (2005), kecerdasan emosi adalah kecakapan emosi yang meliputi kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri dan memiliki daya tahan ketika menghadapi rintangan, mampu mengendalikan impuls dan tidak cepat
9 merasa puas, mampu mengatur suasana hati dan mengelola kecemasan agar tidak mengganggu kemampuan berpikir, mampu berempati serta berharap. Sejalan dengan goleman, Cooper dan Sawaf (2000) menjelaskan bahwa kecerdasan emosi merupakan kemampuan untuk mengakui dan menghargai perasaan pada diri sendiri dan orang lain, menanggapinya dengan tepat, menerapkan emosi secara efektif dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari, kemampuan untuk mencari potensi unik diri, mengaktifkan gagasan dan nilai-nilai seseorang, mengubahnya dari apa yang dipikirkan menjadi apa yang dilakukan. Berdasarkan definisi tersebut, maka kecerdasan emosi ini sangat mempengaruhi seseorang dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari termasuk pekerjaan. Ditambahkan oleh Goleman (1999) bahwa orang bekerja kini dinilai tidak hanya didasarkan pada tingkat kepandaian dan pengalaman, tetapi juga berdasarkan seberapa baik orang mengelola diri sendiri dan berhubungan dengan orang lain. Mengingat tuntutan pekerjaan seorang teller dan customer service bank yang tinggi, maka kecerdasan emosi memiliki peran yang sangat penting untuk membantu teller dan customer service bank dalam menghadapi tuntutan pekerjaan. Teller dan customer service bank yang memiliki kecerdasan emosi diharapkan akan memiliki daya tahan yang baik dan manajemen stres, sehingga tidak menggangu kemampuan berpikir saat menjalankan tuntutan pekerjaan dan saat dihadapkan pada permasalahan pekerjaan. Sejalan dengan itu, Goleman (2005) menjelaskan bahwa dengan kecerdasan emosi maka seseorang akan
10 mampu memotivasi diri sendiri dan bertahan untuk menghadapi tekanan serta mengatur suasana hati agar tidak melumpuhkan kemampuan berpikir. Seorang teller dan customer service bank yang tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri dan memiliki daya tahan yang baik ketika dihadapkan pada tuntutan pekerjaan serta permasalahan kerja dimungkinkan mengalami stres kerja. Teller yang memiliki kecerdasan emosi diharapkan akan memiliki daya tahan dan mampu menjalankan tuntutan untuk dapat melayani nasabah dengan cepat dan teliti namun tetap berorientasi pada kepuasan pelanggan, ketika melayani nasabah dalam jumlah banyak. Jika terjadi masalah selisih, teller yang memiliki kecerdasan emosio baik diharapkan akan mampu mengatur suasana hati dan mengelola kecemasan agar tidak mengganggu kemampuan berpikirnya untuk menyelesaikan masalah tersebut. Sedangkan customer service yang memiliki kecerdasan emosi diharapkan akan mampu mengendalikan diri dan mengatur suasana hati saat melayani keluhan nasabah. Teller dan customer service bank yang tidak memiliki kecerdasan emosi baik akan merasa tertekan dan cemas karena tidak mampu mengelola kecemasan serta mengatur suasana hati, sehingga dimungkinkan stres kerjanya tinggi. Cooper dan Sawaf (2000) menjelaskan salah satu aspek dari kecerdasan emosi adalah alkimia emosi yaitu kemampuan kreatif yang mengalir bersama masalahmasalah dan tekanan-tekanan tanpa larut di dalamnya. Seseorang yang mengalami stres akan dihadapkan pada masalah yang harus dihadapinya. Kemampuan inilah yang dapat mengendalikan stres. Teller dan customer service bank yang memiliki kemampuan ini diharapkan akan mampu menjalani tugasnya dengan baik karena
11 alkimia emosi ini membuat teller dan customer service bank mampu mengalir bersama tuntutan pekerjaan tanpa larut dalam tekanan yang diberikan tuntutan pekerjaan tersebut. Saat dihadapkan pada banyaknya nasabah yang datang, apabila teller dan customer service bank memiliki kemampuan ini maka akan mampu mencari solusi sehingga dapat berpikir dan bertindak sesuai yang diharapkan untuk menangani masalahnya. Sebaliknya, teller dan customer service bank yang tidak memiliki kemampuan ini dimungkinkan akan mengalami stres kerja yang tinggi karena larut dalam masalah dan tekanan. Kecerdasan emosi yang dimiliki seorang teller dan customer service bank diharapkan mampu mengurangi stres kerja yang mungkin muncul dikarenakan tingginya tuntutan pekerjaan seorang teller dan customer service bank. Kecerdasan emosi yang dimiliki seorang teller dan customer service bank akan mampu memotivasi diri dan bertahan untuk menghadapi tekanan serta mengatur suasana hati agar tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, sehingga dapat mengurangi stres kerja yang mungkin muncul. Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini ingin mengetahui apakah ada hubungan kecerdasan emosi dengan stres kerja pada teller dan customer service bank? Metode Penelitian Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah teller dan customer service PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Sleman DIY berjumlah 45 orang, yang terdiri
12 dari 18 teller dan 27 customer service. Tingkat pendidikan minimal SMA dan telah bekerja minimal tiga bulan. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode skala, dengan pertimbangan adanya kontrol ketat dari pihak bank yang menyangkut kerahasiaan bank dan kesibukan responden yang akan diteliti sehingga peneliti berusaha memberikan kemudahan dengan tidak menyita waktu responden. Skala ini terdiri dari lima alternatif jawaban yaitu, sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Skor jawaban favorable berkisar 4 sampai dengan 1, sedangkan skor jawaban unfavorable berkisar antara 1 sampai dengan 4. Pengumpulan data dilakukan satu kali untuk setiap subjek dengan cara membagikan skala kepada subjek penelitian. Skala Stres Kerja Skala stres kerja mencakup 23 aitem. Stres kerja diukur dengan menggunakan skala stres kerja yang disusun peneliti berdasarkan aspek-aspek stres kerja milik Robbins (2006), yaitu: aspek fisik, psikologis dan perilaku. Stres kerja diketahui melalui skor yang diperoleh subjek setelah mengisi skala stres kerja. Subjek yang mendapatkan skor tinggi pada skala ini berarti memiliki stres kerja yang tinggi, namun jika subjek mendapatkan skor yang rendah berarti memiliki stres kerja yang rendah.
13 Skala Kecerdasan Emosi Skala kecerdasan emosi mencakup 48 aitem. Kecerdasan emosi diukur dengan menggunakan skala kecerdasan emosi yang disusun peneliti berdasarkan aspekaspek kecerdasan emosi milik Goleman (1999), yaitu: aspek kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati, dan ketrampilan sosial. Kecerdasan emosi diketahui melalui skor yang diperoleh subjek setelah mengisi skala kecerdasan emosi. Subjek yang mendapatkan skor tinggi pada skala ini berarti memiliki kecerdasan emosi yang tinggi, namun jika subjek mendapatkan skor yang rendah pada skala ini berarti memiliki kecerdasan emosi yang rendah. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi product moment Pearson. Teknik analisis ini digunakan karena penelitian ini bertujuan mencari hubungan antara dua variabel yang berjenis interval, yaitu stres kerja sebagai variabel dependen dan kecerdasan emosi sebagai variabel independen (Winarsunu, 2006). Analisis data dilakukan dengan bantuan komputer dengan software SPSS 12.0 for Windows.
14 Hasil Penelitian Uji Asumsi Uji Normalitas Hasil perhitungan statistik dengan bantuan program SPSS 12.0 for Windows, diperoleh informasi bahwa data yang berasal dari skala stres kerja memiliki KS-Z sebesar 1,119 dengan p = 0,164 (p > 0,05). Sedangkan data yang berasal dari skala kecerdasan emosi memiliki KS-Z sebesar 1,091 dengan p = 0,185 (p > 0,05). Hasil uji normalitas tersebut menunjukkan bahwa data kedua skala tersebut memiliki sebaran normal. Uji Linieritas Hasil perhitungan statistik dengan bantuan program SPSS 12.0 for Windows diperoleh informasi bahwa antara kecerdasan emosi dengan stres kerja memiliki koefisien F sebesar 49,389 dengan p = 0,000 (p < 0,05). Hal ini berarti hubungan antara kedua variabel memenuhi asumsi linieritas. Uji Hipotesis Uji hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment Pearson, karena data penelitian dapat memenuhi asumsi normalitas dan linieritas. Hasil analisis korelasi Pearson menunjukkan bahwa antara variabel kecerdasan emosi dengan stres kerja memiliki koefisien korelasi r sebesar -0,620 dengan p = 0,000 (p < 0,05) pada uji satu ekor. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara kecerdasan emosi dengan stres kerja. Artinya, semakin tinggi kecerdasan emosi maka semakin rendah stres kerja dan sebaliknya. Dengan demikian hipotesis penelitian yang diajukan dapat
15 diterima dan variabel kecerdasan emosi memiliki sumbangan sebesar 38,4% terhadap stres kerja, artinya 38,4% variabel stres kerja dapat dijelaskan oleh variabel kecerdasan emosi dan sisanya 61,6% dipengaruhi oleh faktor lain. Uji Regresi Uji regresi dilakukan untuk mengetahui aspek variabel bebas mana yang memiliki pengaruh paling besar terhadap variabel tergantung. Hasil perhitungan statistik dengan bantuan program SPSS 12.0 for Windows diperoleh informasi bahwa pada variabel Kecerdasan Emosi hanya aspek Pengaturan Diri yang memiliki pengaruh paling besar terhadap stres kerja, yaitu 36,7%. Artinya, melalui aspek percaya diri, sebenarnya tingkat stres kerja sudah dapat diprediksi. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data melalui korelasi product moment Pearson pada penelitian ini, diperoleh adanya hubungan negatif antara kecerdasan emosi dengan stres kerja pada teller dan customer service bank. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kecerdasan emosi teller dan customer service bank, maka semakin rendah stres kerjanya, dan semakin rendah kecerdasan emosi teller dan customer service bank, maka semakin tinggi stres kerjanya. Korelasi antara kedua variabel ini menunjukkan bahwa kecerdasan emosi dapat digunakan untuk menekan munculnya stres kerja pada teller dan customer service bank. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Chiarrochi et al (Adeyemo & Ogunyemi, 2003) yang mengemukakan bahwa kecerdasan emosi dapat menjauhkan seseorang dari stres dan mengarahkan seseorang untuk dapat beradaptasi dengan lebih baik. Sejalan
16 dengan pendapat tersebut, penelitian Reuven Bar-On (Melianawati, dkk 2001) menjelaskan bahwa salah satu komponen dasar kecerdasan emosi adalah stress management, sehingga dengan kecerdasan emosi akan mampu mengendalikan dan meminimalkan stres kerja yang muncul. Penelitian terhadap teller dan customer service bank ini menunjukkan bahwa subjek memiliki tingkat stres kerja yang rendah dan tingkat kecerdasan emosi yang tinggi. Selain itu dalam penelitian ini kecerdasan emosi memberikan sumbangan sebesar 38,4% terhadap stres kerja yang ditimbulkan, atau dengan kata lain 38,4% variabel stres kerja dapat dijelaskan oleh variabel kecerdasan emosi. Hasil tersebut juga menunjukkan ada faktor lain yang tidak diikut sertakan dalam penelitian ini sebesar 61,6%. Menurut Goleman (1999), kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan untuk menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati, dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdoa. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Goleman menunjukkan bahwa kecerdasan emosi sangat dibutuhkan dalam dunia kerja saat ini sekitar persen, sedangkan peran IQ dalam keberhasilan dunia kerja hanya menempati posisi kedua sesudah kecerdasan emosi. Senada dengan Goleman, Cooper dan Sawaf (2000) menyebutkan bahwa faktor yang paling penting menentukan keberhasilan seseorang dalam bekerja adalah faktor kecerdasan emosi. Teller dan customer service bank yang memiliki kecerdasan emosi akan mampu mengelola emosi dan memotivasi diri saat dihadapkan pada
17 tuntutan pekerjaan, sehingga teller dan customer service bank akan memiliki daya tahan dan manajemen stres yang baik dalam mengahadapi tuntutan pekerjaan dan permasalahan kerja yang dihadapinya. Cooper dan Sawaf (2000) menjelaskan salah satu aspek dari kecerdasan emosi adalah alkimia emosi yaitu kemampuan kreatif yang mengalir bersama masalahmasalah dan tekanan-tekanan tanpa larut di dalamnya. Seseorang yang mengalami stress akan dihadapkan pada masalah yang harus dihadapinya. Kemampuan inilah yang dapat mengendalikan stress. Pada teller dan customer service bank yang memiliki kemampuan ini maka saat dihadapkan pada tuntutan tugas, maka teller dan customer service tersebut akan mampu menjalani tugasnya dengan baik karena alkimia emosi ini membuat teller dan customer service bank mampu mengalir bersama tuntutan pekerjaan tanpa larut dalam tekanan yang diberikan tuntutan pekerjaan tersebut. Begitu juga saat dihadapkan pada situasi selisih dan keluhan nasabah, apabila teller dan customer service bank memiliki kemampuan ini maka teller dan customer service bank akan mampu mencari solusi sehingga mampu berpikir serta bertindak sesuai yang diharapkan untuk menangani masalahnya dan diharapkan dapat meminimalkan stres kerja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ternyata aspek pengaturan diri pada variabel kecerdasan emosi mempunyai pengaruh paling besar dan dapat berfungsi sebagai prediktor bagi stres kerja pada teller dan customer service bank. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Cherniss (2000) yang menunjukkan bahwa kemampuan untuk mengelola emosi dalam mengatasi masalah adalah salah satu faktor penting kecerdasan emosi untuk menuju sukses.
18 Sejalan dengan itu Anoraga (2005) menjelaskan bahwa ketidakmampuan mengatur diri untuk mengatasi keterbatasan dalam diri sendiri dapat menimbulkan gejala-gejala stress. Goleman (1999) menjelaskan pengaturan diri merupakan kemampuan menangani perasaan agar dapat diungkap secara tepat. Kemampuan ini sering disebut sebagai kemampuan mengelola emosi. Teller dan customer service bank yang memiliki kemampuan ini akan mampu berpikir jernih, tetap fokus dan teguh dalam menghadapi tekanan, tidak cepat puas sebelum target tercapai, mampu menghibur diri sendiri, mampu bangkit kembali dari tekanan emosi dengan lebih cepat dan mudah beradaptasi dengan perubahan. Dengan kemampuan mengelola emosi dengan baik maka teller dan customer service bank akan mampu mengelola suasana hati sehingga stabil dalam memberikan pelayanan yang prima bagi nasabah. Selain itu dengan mengelola emosi akan membantu teller dan customer service agar tidak merasa tertekan pada tuntutan kerjanya. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Cooper dan Sawaf (2000) yang menjelaskan bahwa kemampuan untuk mengelola emosi menjadikan seseorang dapat menyalurkan energi emosinya ke reaksi yang tepat dan konstruktif. Penelitian Cooper dan Sawaf (2000) menjelaskan bahwa emosi memberi makna pada situasi-situasi dalam hidup dan merupakan suatu yang paling penting dalam keberadaan individu. Emosi harus dikelola dengan baik karena apabila emosi terlalu ditekan dapat menimbulkan kebosanan dan jika tidak dikendalikan dapat menjadi sumber penyakit, seperti depresi, cemas berlebihan, amarah yang meluap-luap, dan gangguan emosi yang berlebihan. Individu yang mampu
19 mengenali dan mengelola emosinya tidak akan mudah dikuasai serta larut dalam perasan sehingga mampu bertahan dan bangkit kembali saat dihadapkan pada tekanan emosi. Secara keseluruhan, ada beberapa keterbatasan pada penelitian ini yang patut dikemukakan di sini agar penelitian yang akan datang menghasilkan informasi yang lebih kaya dan akurat. Pertama, proses pengambilan data dilakukan di 28 Kantor Unit dan 1 Kantor Cabang yang tersebar di seluruh wilayah Sleman sehingga pengambilan data dilakukan dengan mendatangi satu persatu Kantor Unit. Hal tersebut memerlukan banyak waktu, sehingga untuk penelitian selanjutnya perlu melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan pihak bank agar proses pengambilan data tidak menyita waktu yang cukup banyak. Kedua, penulis telah berusaha agar pengambilan data dapat dilakukan secara langsung namun dikarenakan kesibukan pekerjaan teller dan customer service bank yang tinggi ditambah dengan faktor kelelahan, maka pengambilan data dilakukan dengan dilakukan dengan menitipkan angket kepada Kepala Unit kemudian diserahkan kepada teller dan customer service untuk diisi dirumah. Proses pengambilan data pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat dilakukan secara langsung. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan negatif antara kecerdasan emosi dengan stres kerja pada teller dan customer service bank. Semakin tinggi kecerdasan emosi maka semakin rendah stres kerja pada teller dan customer service bank, dan sebaliknya. Teller dan customer service bank yang memiliki kecerdasan emosi yang baik akan memiliki daya tahan yang baik, motivasi dan manajemen stres saat menjalankan
20 tuntutan pekerjaan dan dihadapkan pada permasalahan pekerjaan, sehingga dapat meminimalkan stres kerja yang muncul. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan negatif antara kecerdasan emosi dengan stres kerja pada teller dan customer service bank. Semakin tinggi kecerdasan emosi maka semakin rendah stres kerja pada teller dan customer service bank, dan sebaliknya. Teller dan customer service bank yang memiliki kecerdasan emosi yang baik akan memiliki daya tahan yang baik, motivasi dan manajemen stres saat menjalankan tuntutan pekerjaan dan dihadapkan pada permasalahan pekerjaan, sehingga dapat meminimalkan stres kerja yang muncul. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan hasil yang diperoleh, maka dengan ini penulis memiliki beberapa saran sebagai berikut : Teller dan Customer Service bank Teller dan Customer Service PT. BRI (Persero) Tbk memiliki tingkat stres kerja yang rendah dan tingkat kecerdasan emosi yang tinggi, sehingga harus dipertahankan agar tingkat stres kerja tidak menjadi tinggi dan jika diperlukan dapat dilakukan pelatihan kecerdasan emosi.
21 Pihak Bank Bagi pihak bank dapat melakukan pelatihan kecerdasan emosi kepada seluruh karyawan, karena penelitian ini telah membuktikan bahwa kecerdasan emosi yang baik akan mampu meminimalkan stres kerja. Peneliti Selanjutnya Bila ingin menggunakan teller dan customer service bank sebagai subjek penelitian, maka hendaknya peneliti selanjutnya melakukan persiapan administrasi jauh sebelum penelitan. Hal ini dimaksudkan karena proses pengurusan ijin penelitian di bank membutuhkan waktu yang cukup lama. Dalam proses pengambilan data hendaknya peneliti selanjutnya melakukan secara langsung bertemu dengan subjek penelitian sehingga data akan lebih akurat. Untuk itu peneliti selanjutnya diharapkan mampu mengatur waktu dan proses pengambilan data agar dapat bertemu langsung dengan subjek. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan variabel bebas yang berbeda, seperti budaya organisasi, hardiness dan kesabaran. Selain itu peneliti selajutnya diharapkan juga menambahkan faktor-faktor lain yang menyebabkan stres kerja.
22 DAFTAR PUSTAKA Adeyemo, D. A. & Ogunyemi, B Emotional Intelligence and Self Efficacy as Predictor of Occupational Stress Among Academic Staff in A Nigeria University. Anoraga, P Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta. Cherniss, C Emotional Intelligence: What it is and Why it Matters. Annual Meeting of the Society for Industrial and Organizational Psychology. 15 April. New Orleans. Cooper, R. K. & Sawaf, A Executive EQ : Kecerdasan Emosional dalam Kepemimpinan Organisasi. Terjemahan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Goleman, D Working With Emotional Inteligence: Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Kecerdasan Emosional: Mengapa EI Lebih Penting Dari Pada IQ. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Ismail, A. G. & Zaidi, A. S CAEL RATING: A Stress Test In Bank Monitoring. Gajah Mada International Journal of Business, 4, Kreitner, R. & Kinicki, A Perilaku Organisasi: Organizational Behaviour. Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat. Leka, S., Griffiths, A., & Cox, T Work Organisation & Stress: Systematic Problem Approaches for Employers, Managers, and Trade Union Representatives. 25/8/08 Melianawati, Prihanto, S., & Tjahjoanggoro, A. J Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Kinerja Karyawan. Anima, Indonesian Psychological Journal, 17, Robbins, S. P Perilaku Organisasi. Edisi 10. Alih Bahasa Tim Indeks. Jakarta: PT Indeks kelompok Gramedia.
23 Identitas Peneliti Nama: Roy Juliardhana Alamat: Kaliurang Km 7,8 Banteng 3 Jogjakarta No Hp:
BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjalankan tugas dan pekerjaanya. SDM merupakan modal dasar pembangunan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia teknologi yang semakin maju di Indonesia membutuhkan SDM yang memiliki ketrampilan dan kemampuan yang baik dalam menjalankan tugas dan pekerjaanya.
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI
1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI Oleh : AGITA EKARANI HEPI WAHYUNINGSIH PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI dan ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG. trading diartikan sistem perdagangan secara online yaitu lewat perangkat teknologi
! "! BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Permasalahan Trading dalam sudut pandang bahasa memiliki arti perdagangan, secara khusus trading diartikan sistem perdagangan secara online yaitu lewat perangkat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan menjelaskan metode penelitian yang meliputi populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, instrument penelitian, serta teknik analisis data. 3.1 Pengambilan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara beban kerja dengan stres
Lebih terperinciJudul : Pengaruh Konflik Interpersonal dan Beban Kerja Terhadap Stres Kerja Karyawan PT POS Indonesia (Persero) Pusat Denpasar.
Judul : Pengaruh Konflik Interpersonal dan Beban Kerja Terhadap Stres Kerja Karyawan PT POS Indonesia (Persero) Pusat Denpasar. Nama : Ni Kadek Asri Lestari NIM : 1315251012 ABSTRAK Stres kerja adalah
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN STRES KERJA PADA GURU MI 02, MTS, DAN MA MAZRA ATUL ULUM PACIRAN LAMONGAN
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN STRES KERJA PADA GURU MI 02, MTS, DAN MA MAZRA ATUL ULUM PACIRAN LAMONGAN Lautry Luthfiya Sari Labib_11410109 Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pencapaian target yang akan dicapai secara professional (Ismirani, 2011). pada perasaan tertekan atau stres (Badiah, 2013).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stres telah menjadi bagian hidup para pekerja. Pesatnya perkembangan asuransi saat ini mendorong setiap perusahaan asuransi bersaing secara ketat serta menuntut pegawai
Lebih terperinciPENDAHULUAN Mahasiswa yang telah menyelesaikan seluruh mata kuliahnya sesuai dengan program akademis dalam arti bahwa mahasiswa tersebut telah menempu
Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Prokrastinasi pada Mahasiswa yang Menyusun Skripsi di Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Sarah Devina Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma ABSTRAK Kecerdasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin kompleksnya permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era modernisasi dan perkembangan IPTEK yang sangat cepat, perkembangan dalam bidang SDM berkembang cepat pula, hal ini mengakibatkan semakin kompleksnya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara variabel Hubungan Resiliensi dengan Stres Kerja Anggota. Gambar 3.1. Hubungan antar Variabel
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian korelasilasional bentuk bivariate, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui signifikansi hubungan antara variabel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Dimana penelitian ini menghubungkan antara variabel X (beban kerja)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perubahan lingkungan yang cepat, yang ditandai dengan kemajuan
16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan lingkungan yang cepat, yang ditandai dengan kemajuan informasi, perubahaan selera pasar, perubahan demografi, fluktuasi ekonomi dan kondisi dinamis lain
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES KERJA DISTRIBUTOR. Megha Indah Bellinda Sus Budiharto Universitas Islam Indonesia INTISARI
1 HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES KERJA DISTRIBUTOR Megha Indah Bellinda Sus Budiharto Universitas Islam Indonesia INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara kecerdasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Hasibuan (2007) Byars dan Rue Sutrisno (2009)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian sekarang ini semakin bertambah sulit dengan tantangan yang semakin berat, sehingga perusahaan di dalam mengelola usaha diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permasalahan, persoalan-persoalan dalam kehidupan ini akan selalu. pula menurut Siswanto (2007; 47), kurangnya kedewasaan dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia hidup selalu dipenuhi oleh kebutuhan dan keinginan. Seringkali kebutuhan dan keinginan tersebut tidak dapat terpenuhi dengan segera. Selain itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan memiliki pesaing yang banyak di era globalisasi saat ini.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perbankan memiliki pesaing yang banyak di era globalisasi saat ini. Persaingan perusahaan yang mempunyai visi dan misi untuk dapat memberikan pelayanan terbaik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau tehnik dalam mengadakan
43 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara atau tehnik dalam mengadakan penelitian. Cara atau tehnik dalam penelitian ini merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data tentang objek yang
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN PERUM PERHUTANI SALATIGA NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN PERUM PERHUTANI SALATIGA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan menjelaskan mengenai paradigma penelitian, objek/subjek penelitian, teknik pengambilan sampel, jenis data, metode pengumpulan data, identifikasi variabel, definisi
Lebih terperinciBAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. A. Persiapan Penelitian. di jalan A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura Surakarta Jawa Tengah
BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Persiapan Penelitian 1. Orientasi Lapangan Persiapan penelitian diawali dengan menentukan lokasi yang akan dijadikan tempat penelitian. Adapun tempat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut perusahaan untuk dapat mengambil keputusan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi menuntut perusahaan untuk dapat mengambil keputusan strategi yang tepat agar dapat bersaing di lingkungan industri yang semakin ketat dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam keberlangsungan hidup, manusia memiliki peranan yang penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam keberlangsungan hidup, manusia memiliki peranan yang penting dalam mengendalikan kehidupannya sehari-hari. Begitu pun dalam organisasi, manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini membahas masalah yang berhubungan dengan penelitian
BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini membahas masalah yang berhubungan dengan penelitian ini, yaitu pengaruh kecerdasan emosional terhadap kepuasan kerja. Hal ini termasuk latar belakang penelitian, rumusan
Lebih terperinciEmotional Intelligence (EI) Compiled by : Idayustina
Emotional Intelligence (EI) Compiled by : Idayustina Hasil penelitian Daniel Goleman (2000) menyimpulkan : Kecerdasan emosi (EQ) menentukan 80 persen pencapaian kinerja individu dan organisasi; IQ (kecerdasan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI PERTANDINGAN OLAH RAGA
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI PERTANDINGAN OLAH RAGA Oleh : YOCE REZA FREDIAN RAVAIE RA. RETNO KUMOLOHADI. FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA Oleh : Finda Fatmawati Hepi Wahyuningsih PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peneliti menganggap bahwa penelitian tentang kecerdasan emosional pada mahasiswa yang bekerja sangat penting, karena siapa pun dapat mengalami emosi, tak terkecuali
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan landasan teori yang ada serta rumusan hipotesis penelitian maka penelitian ini bersifat kuantitatif, menurut Wiratna (2014) bahwa penelitian kuantitatif
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN
HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI Oleh: ELI SASARI F. 100 080 046 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 1 2 HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Usman, 1996: 16).
46 BAB III METODE PENELITIAN Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam memperlajari peraturan-peraturan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA TEAM CLIMATE DENGAN KINERJA KARYAWAN. Oleh: DESSY DWI LESTARI EMI ZULAIFAH
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA TEAM CLIMATE DENGAN KINERJA KARYAWAN Oleh: DESSY DWI LESTARI EMI ZULAIFAH PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Lebih terperinciHUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL, KONSEP DIRI, DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI DI KECAMATAN PITURUH
HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL, KONSEP DIRI, DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI DI KECAMATAN PITURUH Frida Dwi Gunarsih; Budiyono Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciDhoni Aprianto, A , Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012.
NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA MENGENAI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 1 TAHUN AKADEMIK 2009/2010 PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena sumber daya manusia secara aktif mendorong produktifitas. karena itu perusahaan harus selalu memperhatikan, menjaga, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesuksesan sebuah perusahaan tidak luput dari sumber daya manusia karena sumber daya manusia secara aktif mendorong produktifitas perusahaan dan merupakan bagian
Lebih terperinciHUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL SISWA KELAS XII SMA NEGERI 16 PADANG
HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL SISWA KELAS XII SMA NEGERI 16 PADANG Arika Fitri, Linda Fitria Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Email : linda.fitria81@gmail.com,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah lembaga pendidikan yang ada di Indonesia baik negeri maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia pendidikan saat ini semakin kompetitif, tidak terkecuali persaingan dalam peningkatan kualitas di Indonesia. Hal itu ditunjukkan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membawa dampak terhadap bidang ekonomi, politik, sosial, budaya saja, melainkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, pengaruh globalisasi bukan hanya membawa dampak terhadap bidang ekonomi, politik, sosial, budaya saja, melainkan juga membawa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel penelitian ini terdiri dari tiga variabel yang diamati, yaitu: b. Kecerdasan Adversitas
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel penelitian ini terdiri dari tiga variabel yang diamati, yaitu: 1. Variabel tergantung : Stres Kerja 2. Variabel bebas : a. Hardiness b. Kecerdasan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi pada satu
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian korelasional yang menghubungkan antara penggunaan situs jejaring sosial (X) dengan empati (Y). Penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang dapat memberikan kepuasan dan tantangan, sebaliknya dapat pula
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pekerjaan merupakan bagian yang memegang peranan penting bagi kehidupan manusia yang dapat memberikan kepuasan dan tantangan, sebaliknya dapat pula merupakan gangguan
Lebih terperinciAriesta Marsitho Nugrahawan F
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER DENGAN TEKANAN KERJA PADA KARYAWAN SKRIPSI Disusun oleh : Ariesta Marsitho Nugrahawan F 100 010 149 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. sangatlah berpengaruh terhadap perkembangan suatu organisasi. Ketika sumber
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset yang sangat berharga dalam suatu organisasi. Sumber daya manusia berfungsi sebagai penggerak atau motor dari sebuah
Lebih terperinciPENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) TERHADAP. PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. PLN (Persero) APJ DI SURAKARTA
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. PLN (Persero) APJ DI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia dalam kehidupannya bisa menghadapi masalah berupa tantangan, tuntutan dan tekanan dari lingkungan sekitar. Setiap tahap perkembangan dalam rentang kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan bentuk organisasi yang didirikan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan bentuk organisasi yang didirikan untuk memproduksi barang atau jasa, serta bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Tujuan organisasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. bebas dan satu variabel tergantung. Variabel-variabel tersebut adalah sebagai
55 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel tergantung. Variabel-variabel tersebut adalah sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kinerja karyawan merupakan hasil dari kegiatan yang dilaksanakan. Kinerja timbul
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Hasil kerja karyawan dapat dilihat dari perkembangan kinerjanya. Kinerja karyawan merupakan hasil dari kegiatan yang dilaksanakan. Kinerja timbul bukan saja bersumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Para manajer memiliki peran strategis dalam suatu organisasi. Peran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Para manajer memiliki peran strategis dalam suatu organisasi. Peran manajer dalam organisasi merupakan penentu keberhasilan dan suksesnya tujuan yang hendak
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN. KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. PUPUK KALTIM Tbk
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. PUPUK KALTIM Tbk Oleh: ADHY PURWANTO MIFTAHUN NI MAH SUSENO PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA COMPUTER SELF-EFFICACY
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA COMPUTER SELF-EFFICACY DENGAN COMPUTER STRESS Oleh: Muhammad Rumi Adiyan 97 320 016 4 5 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2005 6 HUBUNGAN ANTARA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN PT. SANDANG PANGAN SUKSES MAKMUR NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN PT. SANDANG PANGAN SUKSES MAKMUR NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sama yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang dengan sekelompok
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi adalah satu sistem, yang terdiri dari pola aktivitas kerja sama yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang dengan sekelompok orang untuk mencapai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif korelasional.
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian dan Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif korelasional. Menurut Nazir (2003:54) metode deskriptif yaitu suatu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Dimana ciri- ciri penelitian ini adalah menggunakan perhitungan statistik, memiliki subjek yang banyak,
Lebih terperinciDESKRIPSI PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIPA. Purwati 19, Nurhasanah 20
DESKRIPSI PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIPA Purwati 19, Nurhasanah 20 Abstrak. Pendidikan harus mampu mempersiapkan warga negara agar dapat berperan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA BUDAYA PERUSAHAAN DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA KARYAWAN PRODUKSI CV. CAHYO NUGROHO JATI SUKOHARJO
. HUBUNGAN ANTARA BUDAYA PERUSAHAAN DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA KARYAWAN PRODUKSI CV. CAHYO NUGROHO JATI SUKOHARJO Agustina Dwisari Handa Endah Mujiasih Achmad mujab Masykur Fakultas Psikologi Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. 1. Variabel Dependen : Kesejahteraan Psikologis. B. Definisi Operasional
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel 1. Variabel Dependen : Kesejahteraan Psikologis 2. Variabel Independen : Tuntutan Pekerjaan B. Definisi Operasional 1. Kesejahteraan Psikologis Kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan yang berkualitas yang disajikan. Kesuksesan dari perusahaan bisa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Faktor penentu keberhasilan perusahaan adalah kinerja dan produktivitas karyawan. Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan karyawan sehingga mempengaruhi
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA Oleh : Arum Kusuma Putri Uly Gusniarti PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Rudi Prasetyo 04320307
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karyawan. Wujud nyata perusahaan yang secara langsung berpengaruh. terhadap keberadaan karyawan yaitu masalah stress karyawan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia sebagai sumber daya diharapkan dapat lebih aktif dalam mengoptimalkan pekerjaan dalam suatu perusahaan. Dalam hal ini perusahaan selalu berupaya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. B. Definisi Operasional Variabel
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel 1. Variabel Bebas : Kecerdasan Emosi 2. Variabel Tergantung : Stres Akademik 1. Kecerdasan Emosi B. Definisi Operasional Variabel Kecerdasan emosi sebagai
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 10 KOTA JAMBI. Oleh: HENNI MANIK NIM:ERA1D009123
ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 10 KOTA JAMBI Oleh: HENNI MANIK NIM:ERA1D009123 PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. malu, benci, dan ketakberdayaan pada realitas hidup. Stres bisa menyerang siapa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hidup di hari-hari ini semakin rentan dengan stres, mahasiswa sudah masuk dalam tahap persaingan yang sangat ketat, hanya yang siap mampu menjawab kemajuan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community/AEC) pada tahun 2015
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki kerjasama ekonomi Negara-negara Asia Tenggara melalui Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community/AEC) pada tahun 2015 akan mengubah ASEAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini persaingan dalam dunia bisnis sangat ketat, oleh sebab
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini persaingan dalam dunia bisnis sangat ketat, oleh sebab itu perguruan tinggi khususnya akuntansi dituntut untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. antara dua atau beberapa variabel. dengan teknik korelasi seorang peneliti
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan
Lebih terperinciBAB I. Perusahaan merupakan suatu organisasi formal yang memiliki tujuan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu organisasi formal yang memiliki tujuan jangka pendek untuk memperoleh laba, sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah untuk dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik swasta maupun publik untuk meningkatkan kualitas produk atau jasa yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi yang sudah mulai terasa saat ini memaksa setiap organisasi baik swasta maupun publik untuk meningkatkan kualitas produk atau jasa yang akan mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam
Lebih terperinciPENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA Ulil Nurul Imanah, M.Pd. Universitas Islam Majapahit ulil_math11@yahoo.co.id Abstrak Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah menganalisa data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau
48 BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif. Maksudnya adalah menganalisa data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau model matematis
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA DISUSUN OLEH SUGESTI HANUNG ANDITYA SUS BUDIHARTO PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Penelitian ini menggunakan tiga variabel yang terdiri dari satu variabel
51 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian ini menggunakan tiga variabel yang terdiri dari satu variabel tergantung dan dua variabel bebas. Variabel-variabel tersebut adalah: 1. Variabel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan adalah karyawan yang berkualitas.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi seperti sekarang ini satu hal yang dijadikan tolak ukur keberhasilan perusahaan adalah kualitas manusia dalam bekerja, hal ini didukung oleh
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIK DENGAN KINERJA KARYAWAN
HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIK DENGAN KINERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI Oleh: ZULFIKA DWI UTAMI F 100 070 048 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 1 2 HUBUNGAN ANTARA
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN Oleh: HANDINI IKA PRATIWI SUS BUDIHARTO FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS
Lebih terperinciEFFECTIVENESS OF GROUP COUNSELING SERVICES TO IMPROVE EMOTIONAL INTELLIGENCE
EFFECTIVENESS OF GROUP COUNSELING SERVICES TO IMPROVE EMOTIONAL INTELLIGENCE 1 Prof. Dr. Mudjiran, MS.Kons. Dosen Bimbingan dan Konseling, UNP Padang Email: mudjiran.01@yahoo.com Abstract The research
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stres pada dasarnya menyerang setiap individual (Noi & Smith, 1994). Noi dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stres pada dasarnya menyerang setiap individual (Noi & Smith, 1994). Noi dan Smith (1994) mengungkapkan bahwa stres akan terus dialami individual selama masih hidup,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kinerja merupakan pemenuhan akan tugas atau keterampilan terkait pekerjaan seorang karyawan. Kinerja pekerjaan didefinisikan sebagai tindakan yang berkontribusi
Lebih terperinciHUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA BURUH DI PT. INKOSINDO SUKSES
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA BURUH DI PT. INKOSINDO SUKSES Safitri Risky Natalia Psikologi, Jl AA No.7 Kebon Jeruk, 089604115357, safitriwiradilaga@gmail.com (Safitri Risky
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU
1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU Oleh : Chinta Pradhika H. Fuad Nashori PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS
Lebih terperinci(Survey di Perguruan Tinggi di Surakarta)
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI DALAM SISTEM PENDIDIKAN TINGGI AKUNTANSI (Survey di Perguruan Tinggi di Surakarta) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA AKSELERASI. Widanti Mahendrani 1) 2)
HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA AKSELERASI Widanti Mahendrani 1) 2) dan Esthi Rahayu Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang ABSTRAKSI Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. suatu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain,
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik korelasi. Penelitian dengan teknik korelasi bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Desain penelitian yang digunakan bersifat analitik yang bertujuan untuk melihat hubungan antara dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisikan pernyataan penelitian, hipotesis penelitian, variabel penelitian, responden penelitian, alat ukur penelitian, prosedur penelitian, dan metode analisis data.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa era globalisasi saat ini perkembangan zaman sudah semakin maju dan modern di berbagai negara-negara di dunia termasuk di Indonesia. Hal ini menyebabkan
Lebih terperinciJournal of Social and Industrial Psychology
JSIP 1 (1) (2012) Journal of Social and Industrial Psychology http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/sip PENGARUH SITUASI KOMPETISI KERJA TERHADAP FEAR OF SUCCESS PADA PEGAWAI WANITA Ratna Mulya Sari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang kredit serta memberikan suatu kredit.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk memberikan jasajasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jiwa, kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah salah satu bagian dari civitas akademika pada perguruan tinggi yang merupakan calon pemimpin bangsa di masa yang akan datang. Untuk itu diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu menjadi tenaga kerja ahli yang terampil dan berkualitas. Ketika
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan zaman dan teknologi yang berkembang pesat menuntut individu menjadi tenaga kerja ahli yang terampil dan berkualitas. Ketika seseorang melamar pekerjaan di
Lebih terperinciKeterkaitan Kecerdasan Emosional dengan Kinerja SDM
KeterkaitanKecerdasanEmosionaldenganKinerjaSDM Oleh: Dra. Maria F.Lies Ambarwati, M.M. Peran sumber daya manusia dalam sebuah organisasi sejak dulu hingga saat ini tidak pernah surut sedikitpun. Teknologi
Lebih terperinciPENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR
Jurnal Penelitian dan Pendidikan IPS (JPPI) Volume 9 No 2 (2015) 1118-1124 ISSN (Print) : 1858-4985 http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jppi PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI Diajukan oleh : Rachmad Darmawan F100090178 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciPengaruh Hasil Belajar Matematika Terhadap Kecerdasan Emosional Siswa Kelas IX SMP Negeri 13 Jember
Pengaruh Hasil Belajar Matematika Terhadap Kecerdasan Emosional Siswa Kelas IX SMP Negeri 13 Jember Sheila Wahyu Septiana 1, Sunardi 2, Ervin Oktavianingtyas 3 Abstract This research describse the influence
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel bebas : Psychological Well-Being 2. Variabel tergantung : Komitmen Organisasional B. Definisi Operasional 1. Komitmen Organisasional
Lebih terperinci