BAB 3 ANALISA DATA. 3.1 Perkembangan Peminatan Broadcasting Sastra China Universitas Bina. Nusantara Sejarah Universitas Bina Nusantara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 ANALISA DATA. 3.1 Perkembangan Peminatan Broadcasting Sastra China Universitas Bina. Nusantara Sejarah Universitas Bina Nusantara"

Transkripsi

1 BAB 3 ANALISA DATA 3.1 Perkembangan Peminatan Broadcasting Sastra China Universitas Bina Nusantara Sejarah Universitas Bina Nusantara Awal dibukanya Universitas Bina Nusantara adalah lembaga pendidikan komputer dengan nama Modern Computer Course yang berdiri pada tanggal 21 Oktober Berlandaskan visi yang kuat dan jelas, dedikasi pendidikan yang tinggi ditambah peminat yang bertumbuh pesat, pada tanggal 1 Juli 1981 lembaga pendidikan komputer ini berkembang menjadi Akademi Teknik Komputer (ATK). Pada tanggal 13 Juli 1984 ATK mendapat status terdaftar dan berubah menjadi AMIK Jakarta. Lalu pada tanggal 21 September 1985 AMIK Jakarta berubah nama menjadi AMIK Bina Nusantara. Pada tanggal 1 Juli 1986 Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Bina Nusantara didirikan dengan menyediakan program S1 (Strata-1). Pada tanggal 9 November 1987 AMIK Bina Nusantara bergabung menjadi STMIK Bina Nusantara, sehingga terbentuklah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program Diploma III (DIII) dan Stara-1 (S1). Universitas Bina Nusantara berdiri dan telah sah diakui oleh pemerintah pada tanggal 8 Agustus 1996 dan pada tanggal 20 Desember 1998 STMIK Bina Nusantara melebur ke dalam Universitas Bina Nusantara, sehingga Universitas Bina Nusantara memiliki Fakultas Ilmu Komputer, Fakultas 15

2 27 Ekonomi, Fakultas Teknik, Fakultas Sastra, Fakultas MIPA, dan program pasca sarjana Sejarah Singkat Sastra China Universitas Bina Nusantara Sastra China Univeristas Bina Nusantara mulai dibuka pada tahun 2002 dan berfokus dalam mempelajari keterampilan berbahasa, literatur, kebudayaan, linguistik, dan teknologi. Mata kuliahnya dibagi menjadi 4 macam segi yaitu: berbicara, mendengar, membaca, dan menulis. Selain itu, mahasiswa juga akan diberikan pengetahuan mengenai linguistik, sejarah, geografi, kebudayaan, dan literatur lainnya yang dapat mengembangkan keterampilan mereka dalam menguasai Bahasa China, sehingga lulusan Sastra China Universitas Bina Nusantara mampu bekerja dan mempunyai pelatihan yang dilengkapi dengan teknologi informasi. Dengan demikian, diharapkan para mahasiswa dapat memiliki jiwa pebisnis. Saat ini Bahasa China sudah menjadi bahasa internasional kedua setelah Bahasa Inggris. Kebutuhan akan komunikasi dalam Bahasa China menjadi sangat tinggi. Lulusan dari Sastra China ini diharapkan nantinya dapat bekerja sebagai sekretaris, penterjemah, pembicara, pengajar, tour guide, dan di bidang-bidang lainnya. Tujuan dari Sastra China Universitas Bina Nusantara yaitu para lulusannya diharapkan mempunyai jiwa kompetisi yang besar yang mampu bersaing dengan yang lain, antara lain: Mempunyai pengetahuan dan keterampilan bahasa dengan nilai standar internasional (HSK) minimal grade 6; Mengetahui karakter China;

3 28 Mempunyai integritas yang tinggi dan mampu berkomunikasi dalam barbagai kondisi; Mempunyai kemampuan berbicara, mendengar, membaca, dan menulis; Mempunyai kemampuan mengembangkan kebudayaan dan berbahasa; Kemampuan untuk dapat diproses ke level yang lebih tinggi Selain mahasiswa dapat berbicara, mendengar, membaca, dan menulis, mereka dapat berorganisasi dalam menyalurkan dan mengembangkan kemampuan Bahasa China mereka. Untuk meningkatkan kemampuan para mahasiswa, Sastra China Universitas Bina Nusantara mempunyai kurikulum pelafalan, mendengar, berbicara, menulis, tata bahasa, membaca, serta pengetahuan sejarah perkembangan China kuno sampai ke modern. Adapun untuk meningkatkan keingintahuan mereka, maka Sastra China Universitas Bina Nusantara membagi menjadi 4 peminatan yaitu: pengajaran, bisnis, kesenian dan kebudayaan China, dan broadcasting Sejarah dan Perkembangan Peminatan Broadcasting Sastra China Universitas Bina Nusantara Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Andyni Khosasih, SE, BA, selaku Kepala Jurusan Sastra China Universitas Bina Nusantara, peminatan broadcasting Sastra China Universitas dimulai pada mahasiswa Sastra China angkatan Tujuan dibukanya peminatan tersebut karena saat ini perkembangan broadcasting dalam Bahasa China di Indonesia semakin cepat. Maka dari itu, Sastra China Universitas Bina Nusantara ingin menyediakan

4 29 tenaga-tenaga kerja baru yang dapat bergerak di bidang itu, dan mendukung setiap mahasiswa Sastra China peminatan broadcasting siap bekerja di dunia broadcasting. Saat ini, mahasiswa yang memilih peminatan broadcasting sekitar 20%. Mata kuliah yang dipelajari oleh mahasiswa broadcasting antara lain adalah teknik penyiaran Bahasa China praktek penyiaran, penulisan berita pers dan design iklan koran dan televisi. Mata kuliah penulisan berita pers terdiri dari 2 sks dan dipelajari oleh mahasiswa pada semester 7. Materi didalamnya meliputi pengertian tentang makna dari penulisan berita, macam dan bentuk berita, serta cara penulisan berita. Tujuan dari mempelajari penulisan berita yaitu agar mahasiswa dapat mendapatkan pengetahuan dan menambah kemampuan menulis berita, sehingga mereka nantinya mengetahui batasan-batasan penulisan berita yang singkat, jelas, padat, dan mengena. Di samping itu, untuk mempersiapkan tenaga-tenaga kerja baru yang siap bersaing di bidang broadcasting, baik sebagai penyiar, wartawan, dan sebagainya. Harapan untuk lulusan para mahasiswa Sastra China Universitas Bina Nusantara peminatan broadcasting adalah dapat bekerja sesuai dengan lapangan pekerjaannya, dan dapat memenuhi pangsa pasar dalam bidang broadcasting, karena saingan masih sedikit, penghasilan yang diperoleh pun lebih besar. 3.2 Analisa Hasil Kuesioner Penulis mengambil 19 mahasiswa peminatan broadcasting Sastra China sebagai sampel (perhitungan jumlah sampel terlampir pada lampiran) dan jenis

5 30 data yang diteliti oleh penulis adalah data yang bersifat kualitatif dengan data non numeric. Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, yang berupa: jumlah jawaban responden; rata-rata jawaban responden, yang diperoleh dari rumus: x = n x i di mana: x X 1 = rata-rata = jumlah jawaban responden n = jumlah keseluruhan responden dan persentase rata-rata Peminatan Broadcasting Peminatan broadcasting Sastra China Universitas Bina Nusantara sangatlah menarik untuk dipelajari dan digeluti. Profesi-profesi yang disajikan di dunia broadcasting juga sangat beraneka ragam. Maka dari itu mahasiswa mempunyai alasan masing-masing kenapa memilih peminatan broadcasting. Berikut disajikan tabel alasan mahasiswa memilih peminatan broadcasting: Tabel 3.1 Alasan Mahasiswa Memilih Peminatan Broadcasting Rating jawaban Jumlah Rata-rata Persentase rata-rata Ingin bekerja di bidang broadcasting Ingin mendapat pengetahuan di bidang broadcasting Bidang broadcasting menarik dan penuh tantangan Coba-coba/ingin tahu

6 31 Bekerja di bidang broadcasting, broadcasting menarik dan penuh tantangan Mendapat pengetahuan broadcasting, lainnya Broadcasting menarik dan penuh tantangan, coba-coba/sekedar tahu Bekerja di bidang broadcasting, mendapat pengetahuan, menarik dan penuh tantangan Lainnya Total Sumber: Data kuesioner 2007 Gambar 3.2 Alasan Mahasiswa Memilih Peminatan Broadcasting 5% 5% 5% 5% 5% 22% 5% 21% 27% Ingin bekerja di bidang broadcasting Ingin mendapat pengetahuan di bidang broadcasting Bidang broadcasting menarik dan penuh tantangan Coba-coba/ingin tahu Lainnya Bekerja di bidang broadcasting, broadcasting menarik dan penuh tantangan Mendapat pengetahuan broadcasting, lainnya Broadcasting menarik dan penuh tantangan, coba-coba/sekedar tahu Bekerja di bidang broadcasting, mendapat pengetahuan, menarik dan penuh tantangan

7 32 Keterangan gambar 3.2: Berdasarkan gambar di atas, persentase tertinggi alasan mahasiswa memilih peminatan broadcasting ditunjukkan pada angka 27%, yaitu karena bidang broadcasting menarik dan penuh tantangan, 22% responden menjawab ingin mendapatkan pengetahuan di bidang broadcasting, 21% menjawab sekedar cobacoba. 25% selebihnya ada yang menjawab bekerja di bidang broadcasting menarik dan penuh tantangan dan ada yang menjawab lebih dari satu jawaban yaitu: mendapat pengetahuan broadcasting, lainnya; broadcasting menarik dan penuh tantangan, coba-coba; bekerja di bidang broadcasting ingin mendapat pengetahuan, menarik dan penuh tantangan. Alasan 5% untuk rating jawaban lainnya menjawab karena terpaksa tidak ada pilihan peminatan yang diinginkan seperti tourism. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa peminatan broadcasting memang menarik. Profesi-profesi yang ditawarkan di bidang broadcasting juga beraneka ragam. Maka dari itu penulis mengajukan pertanyaan profesi apa yang nantinya akan mereka coba setelah lulus nanti. Berikut disajikan tabel profesi yang akan dicoba mahasiswa: Tabel 3.2 Profesi yang akan Dicoba Mahasiswa di Bidang Broadcasting Rating jawaban Jumlah Rata-rata Persentase rata-rata Wartawan atau reporter Penyiar MC Pembaca berita Penyiar, MC

8 33 Penyiar, MC, Pembaca berita Wartawan, MC, pembaca berita Lainnya Total Sumber: Data kuesioner 2007 Gambar 3.3 Profesi yang akan Dicoba Mahasiswa 9% 9% 9% 0% 28% 9% 18% 18% Wartawan atau reporter MC Lainnya Penyiar, MC, Pembaca berita Penyiar Pembaca berita Penyiar, MC Wartawan, MC, pembaca berita Keterangan gambar 3.3: Berdasarkan gambar di atas, 11 responden yang menjawab yaitu persentase tertinggi ditunjukkan pada angka 28%, responden menjawab ingin menjadi penyiar, 18% ingin menjadi pembaca berita, 18% ingin menjadi MC. 27% responden selebihnya menjawab lebih dari satu jawaban yaitu: wartawan, MC, pembaca berita; penyiar, MC, pembaca berita; penyiar, MC. Hanya ada satu orang yang menjawab ingin berdagang, tidak ingin menggeluti bidang broadcasting. Persentase paling sedikit ditujukan dengan angka 0% yaitu tidak tertarik menjadi wartawan atau reporter. 8 responden lainnya tidak menjawab.

9 34 Penulis menyimpulkan bahwa tidak semua mahasiswa menjawab akan menggeluti profesi bidang broadcasting. Berikut adalah tabel mahasiswa yang setelah lulus nanti akan menggeluti bidang broadcasting: Tabel 3.3 Mahasiswa yang Ingin Menggeluti Bidang Broadcasting Rating jawaban Jumlah Rata-rata Persentase rata-rata Ya Tidak Ragu-ragu Total Sumber: Data kuesioner 2007 Gambar 3.4 Mahasiswa yang akan Menggeluti Bidang Broadcasting 32% 52% 16% Ya Tidak Ragu-ragu Keterangan gambar 3.4: Berdasarkan hasil penelitian di atas, responden ada yang menjawab akan menggeluti, tidak menggeluti, dan ragu-ragu. Dari data yang diperoleh menunjukkan persentase tertinggi yaitu 52% responden menjawab ragu-ragu. 32% menjawab akan menggeluti bidang broadcasting. 16% responden

10 35 selanjutnya tidak ingin menggeluti profesi ini. Hal ini dikarenakan, beberapa dari mahasiswa memilih peminatan broadcasting dengan alasan sekedar coba-coba jadi belum tahu apa nantinya akan menggeluti profesi ini atau tidak. Penulis juga mengajukan pertanyaan apakah mata kuliah ini penting untuk dipelajari, sehingga akan menjadi pertimbangan akan tetap mengadakan mata kuliah ini untuk angkatan yang akan datang nantinya. Gambar 3.5 Pentingnya Mahasiswa Mempelajari Penulisan Berita Pers 11% 89% Ya Tidak Keterangan gambar 3.5: Berdasarkan gambar di atas, mayoritas mahasiswa menjawab penulisan berita pers penting untuk dipelajari, ditunjukkan dengan persentase 89%. 11% responden menjawab tidak penting. Alasan apa yang membuat mereka menjawab penting mempelajari penulisan berita pers. Seperti terlihat pada gambar di bawah ini alasan penting mahasiswa mempelajari penulisan berita pers sebagai berikut:

11 36 Gambar 3.6 Alasan Pentingnya Mempelajari Penulisan Berita Pers 12% 6% 6% 29% 6% 41% Memahami pekerjaan broadcasting dan menggelutinya Menjadi tahu cara membaca dan menulis berita yang baik Memahami teknik penulisan berita pers Menambah pengetahuan dan perbendaharaan kata Meningkatkan penguasaan grammar Sesuai peminatan broadcasting Keterangan gambar 3.6: Dari hasil penelitian di atas, 41% responden menjawab penting mempelajari penulisan berita pers, karena dapat mengetahui cara membaca dan menulis berita yang baik, 29% responden menjawab ingin memahami pekerjaan broadcasting dan ingin menggelutinya. 12% responden menjawab menambah pengetahuan dan perbendaharaan kata, 12% responden menjawab karena sesuai peminatan broadcasting dan dapat meningkatkan penguasaan grammar, 6% responden selanjutnya menjawab dapat memahami teknik penulisan berita. Selain itu, penulis guna mengetahui apa saja yang dipelajari mahasiswa saat ini. Maka dari itu, penulis mengajukan pertanyaan materi apa yang dipelajari di penulisan berita pers

12 37 Tabel 3.4 Materi yang Dipelajari Penulisan Berita Pers Pertanyaan 13 Jumlah Cara mencari, membuat, dan menulis berita 13 Belajar mewawancarai seseorang 1 Cara membaca berita 1 Sudut pandang berita 1 Banyak hal 1 Tidak menjawab 2 Total 19 Sumber: Data kuesioner 2007 Keterangan tabel 3.4: Materi-materi yang dipelajari mahasiswa angkatan saat ini adalah mencari, membuat, dan menulis berita. Yang lainnya ada yang menjawab belajar wawancara, membaca berita, sudut pandang berita, dan banyak hal, 2 orang tidak menjawab. Berdasarkan data di atas, materi yang didapat mahasiswa cukup banyak Kendala Mata Kuliah Broadcasting Mata kuliah mahasiswa semester 7 peminatan broadcasting Sastra China Universitas Bina Nusantara saat ini adalah penulisan berita pers dan design iklan koran dan TV, semester 6 adalah teknik penyiaran Bahasa China praktek penyiaran, semester 5 adalah pengajaran nada dan lafal. Masing-masing mata kuliah ini mempunyai kendala tersendiri. Untuk mata kuliah penulisan berita pers mempunyai tingkat kesulitan tertinggi bagi mahasiswa. Kendala-kendala belajar

13 38 mata kuliah penulisan berita pers tersebut disajikan ke dalam tabel sebagai berikut: Tabel 3.5 Kendala Belajar Mata Kuliah Penulisan Berita Pers Rating jawaban Jumlah Rata-rata Persentase rata-rata Kesulitan mencari nara sumber Tidak pandai menulis berita Kesulitan tata bahasa Kurangnya perbendaharaan kata Kesulitan tata bahasa, kurangnya perbendaharaan kata Lainnya Total Sumber: Data kuesioner 2007 Gambar 3.7 Kendala Belajar Mata Kuliah Penulisan Berita Pers 24% 6% 6% 40% 6% 18% Kesulitan mencari nara sumber Tidak pandai menulis berita Kesulitan tata bahasa Kurangnya perbendaharaan kata Lainnya Kesulitan tata bahasa, kurangnya perbendaharaan kata

14 39 Keterangan gambar 3.7: Dari hasil penelitian, 17 responden yang menjawab persentase tertinggi ditunjukkan pada angka 40%, responden mengatakan tidak pandai menulis berita, 24% responden menjawab lebih dari satu jawaban, yaitu kendala tata bahasa (grammar) serta kurangnya perbendaharaan kata, 18% responden mengatakan kendala tata bahasa, selebihnya 12% responden mengatakan kurangnya perbendaharaan kata, sulit mencari nara sumber jika wawancara. 6% responden untuk rating jawaban lainnya mengatakan kendala membuat berita menarik. 2 responden tidak menjawab. Hal yang paling menjadi kendala belajar mata kuliah ini adalah mahasiswa tidak pandai menulis, karena dalam menulis berita menggunakan bahasa resmi yang dalam. Kurangnya perbendaharaan kata tentu sangat mempengaruhi mahasiswa dalam menulis berita, karena berita itu mempunyai banyak bidang, sehingga mahasiswa perlu memperbanyak kosakatakosakata baru. Untuk mahasiswa yang tidak mempunyai dasar Bahasa China akan lebih sulit menulis berita dibandingkan dengan mereka yang sudah mempunyai dasar berbahasa China. Dari sini, dapat disimpulkan bahwa mata kuliah penulisan berita pers memang sulit untuk dipelajari Buku Pegangan Mahasiswa Buku pegangan yang digunakan oleh mahasiswa adalah Xinwen Xiezuo Jiaocheng. Semua mahasiswa mengatakan bahwa buku ini sulit dipelajari, karena materi di dalam buku tersebut banyak. Berikut ini adalah tabel kendala mahasiswa dalam mempelajari buku tersebut:

15 40 Tabel 3.6 Tingkat Kesulitan Mahasiswa terhadap Buku Penulisan Berita Pers Rating jawaban Jumlah Rata-rata Persentase rata-rata Kesulitan membaca buku teks Mandarin Bisa membaca tapi tidak tahu arti Tidak mengerti materi yang disampaikan buku Sulit membedakan jenis-jenis berita Kesulitan membaca buku teks Mandarin, tidak mengerti materinya Bisa membaca tapi tidak tahu arti, sulit membedakan jenis-jenis berita Tidak mengerti materi yang disampaikan buku, sulit membedakan jenis-jenis berita Kesulitan membaca bukunya, bisa membaca tapi tidak tahu arti, tidak mengerti materi buku, sulit membedakan jenis-jenis berita Lainnya Total Sumber: Data kuesioner 2007

16 41 Gambar 3.8 Tingkat Kesulitan Mahasiswa dalam Mempelajari Buku Penulisan Berita Pers 0% 9% 9% 9% 9% 9% 37% 18% Kesulitan membaca buku teks Mandarin Bisa membaca tapi tidak tahu arti Tidak mengerti materi yang disampaikan buku Sulit membedakan jenis-jenis berita Lainnya Kesulitan membaca buku teks Mandarin, tidak mengerti materinya Bisa membaca tapi tidak tahu arti, sulit membedakan jenis-jenis berita Tidak mengerti materi yang disampaikan buku, sulit membedakan jenis-jenis berita Kesulitan membaca bukunya, bisa membaca tapi tidak tahu arti, tidak mengerti materi buku, sulit membedakan jenis-jenis berita Keterangan gambar 3.8: Dari hasil penelitian di atas, 8 responden tidak menjawab pertanyaan tentang tingkat kesulitan dalam mempelajari buku Xinwen Xiezuo Jiaocheng. Sedangkan 11 responden lainnya menjawab yaitu 37% responden tertinggi menjawab kesulitan yang mereka temukan adalah tidak mengerti materi yang disampaikan buku tersebut. Ini dikarenakan bahasa yang digunakan buku itu dalam, sehingga mahasiswa dituntut untuk memiliki kosakata-kosakata baru. Ini terlihat pada 18% responden menjawab bisa membaca tetapi tidak tahu arti. 9% responden ada yang menjawab kesulitan membaca buku teks Mandarin, 9% selebihnya menjawab lebih dari satu jawaban yaitu kesulitan membaca buku teks Mandarin, tidak mengerti materi; bisa membaca tetapi tidak tahu arti, sulit membedakan

17 42 jenis-jenis berita; tidak mengerti materi yang disampaikan buku, sulit membedakan jenis-jenis berita; kesulitan membaca buku, bisa membaca tetapi tidak tahu arti, tidak mengerti materi buku, sulit membedakan jenis-jenis berita. Dapat disimpulkan mayoritas mahasiswa mengatakan buku pegangan yang mereka pelajari sekarang memang sulit Tugas tugas Penulisan Berita Pers Berdasarkan hasil kuesioner, tugas-tugas penulisan berita pers yang diberikan oleh dosen pengajar dalam sebulan adalah 3-5 kali. Tugas-tugasnya antara lain seperti disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 3.7 Tugas-tugas Penulisan Berita Pers Rating jawaban Jumlah Rata-rata Persentase rata-rata Meliput berita langsung Mencari berita di sekitar Mengubah berita dari koran menggunakan bahasa sendiri Meliput berita langsung, mencari berita disekitar Meliput berita langsung, mengubah berita dari koran menggunakan bahasa sendiri Meliput berita langsung, mencari berita di sekitar, mengubahnya menjadi bahasa sendiri Lainnya Total

18 43 Sumber: Data kuesioner 2007 Gambar 3.9 Tugas-tugas Penulisan Berita Pers 5% 11% 42% 26% 0% 0% 16% Meliput berita langsung Mencari berita disekitar Mengubah berita dari koran menggunakan bahasa sendiri Lainnya Meliput berita langsung, mencari berita disekitar Meliput berita langsung, mengubah berita dari koran menggunakan bahasa sendiri Meliput berita langsung, mencari berita di sekitar, mengubahnya menjadi bahasa sendiri Keterangan gambar 3.9: Persentase tertinggi ditunjukkan pada 42% yaitu responden menjawab tugas terbanyak yang pernah diberikan dosen pengajar kepada mereka adalah tugas meliput berita langsung, 26% mengatakan lebih dari satu jawaban yaitu meliput berita langsung dan mencari berita di sekitar. 5% responden memberikan jawaban lebih dari satu yaitu tugas meliput berita langsung, mengubah cerita dari koran dengan menggunakan bahasa sendiri, dan 11% responden juga memilih lebih dari satu jawaban. Tugas yang paling sedikit yaitu mengubah berita dari koran dengan menggunakan bahasa sendiri, yaitu 0%. Untuk jawaban kendala belajar mata kuliah penulisan berita pers mayoritas mahasiswa menjawab karena tidak pandai menulis berita. Mahasiswa yang suka menulis seperti karangan / cerita menjawab sangat mempengaruhi

19 44 mereka dalam menulis berita. Bagi mereka yang tidak suka menulis cerita, tentu saja akan sangat sulit untuk menulis berita. Tabel 3.8 Mahasiswa yang Suka Menulis Karangan / Cerita Rating jawaban Jumlah Rata-rata Persentase rata-rata Ya Tidak Total Sumber: Data kuesioner 2007 Gambar 3.10 Mahasiswa yang Suka Menulis Karangan / Cerita 36% 64% Ya Tidak Keterangan gambar 3.10: Berdasarkan data di atas, 11 responden yang menjawab disimpulkan bahwa 64% responden menjawab suka menulis, 36% responden mengatakan tidak suka menulis. Sedangkan 8 responden lainnya tidak menjawab pertanyaan ini. Dapat disimpulkan dari mahasiswa yang telah menjawab mereka suka menulis.

20 45 Tabel 3.9 Pengaruh Suka Menulis dalam Menulis Berita Rating jawaban Jumlah Rata-rata Persentase rata-rata Ya Tidak Total Sumber: Data kuesioner 2007 Gambar 3.11 Pengaruh Suka Menulis 30% 70% Ya Tidak Keterangan gambar 3.11: Dari gambar di atas, 10 responden yang menjawab yaitu 70% responden mengatakan suka menulis memberi pengaruh dalam menulis berita. 30% responden mengatakan tidak mempengaruhi mereka dalam menulis berita. Sedangkan 9 responden lainnya tidak menjawab pertanyaan ini. Dapat disimpulkan bahwa dengan suka menulis, setidaknya sedikit mempengaruhi mahasiswa dalam membuat berita. Seperti teori yang dikatakan Lu Xun (2002:18) yang mengemukakan, pada saat tidak dapat menulis jangan tidak yakin untuk menulis. Menurut

21 46 seorang ahli, guru Li (2002:18) Beliau mengemukakan, Dengan saya memaksa diri saya untuk menulis maka saya setiap hari dapat menulis 1000 kata, tidak peduli ingin tidaknya menulis saya tetap menulis. Hal ini membuktikan dengan banyak latihan menulis akan membuat mahasiswa lebih terampil membuat berita. Salah satu kendala mempelajari mata kuliah penulisan berita pers adalah kendala tata bahasa (grammar). Pengaruh Bahasa China salah satu bagian penting dalam menulis berita karena dalam menulis suatu berita mahasiswa dituntut untuk dapat merangkai kata. Dari hasil kuesioner yang diberikan 100% menjawab grammar sangat penting dan berpengaruh. Maka dari itu, nilai untuk mata kuliah Bahasa China penting untuk mengetahui tingkat kemampuan Bahasa China mahasiswa. Berikut adalah tabel nilai rata-rata Bahasa China mahasiswa peminatan broadcasting: Tabel 3.10 Nilai Rata-rata Bahasa China Mahasiswa Peminatan Broadcasting Rating jawaban Jumlah Rata-rata Persentase rata-rata A B C D Total Sumber: Data kuesioner 2007

22 47 Gambar 3.12 Nilai Rata-rata Bahasa China 43% 7% 0% 50% A B C D Keterangan gambar 3.12: Dari data di atas, 14 responden yang menjawab persentase tertinggi ditunjukkan pada angka 50% yaitu mahasiswa memiliki nilai rata-rata A, 43% memiliki nilai rata-rata B, 7% lainnya mendapat nilai C. Sedangkan 4 responden lainnya tidak menjawab. Dapat disimpulkan bahwa mahasiswa peminatan broadcasting yang sedang berjalan saat ini mayoritas mempunyai kemampuan Bahasa China yang baik Kemampuan Mahasiswa dalam Berbahasa China Bahasa China merupakan bahasa pengantar yang dipelajari mahasiswa dalam mempelajari mata kuliah penulisan berita pers. Kemampuan Bahasa China mempengaruhi mahasiswa peminatan broadcasting dalam mempelajari mata kuliah penulisan berita pers. Bagi mereka yang mempunyai kemampuan yang baik tentunya hal ini tidak menjadi kendala bagi mereka dalam menulis berita tetapi bagi mereka yang kurang memiliki kemampuan Bahasa China dengan baik tentunya akan menjadi kendala bagi mereka. Untuk mahasiswa

23 48 yang sudah memiliki kemampuan Bahasa China yang baik harus tetap meningkatkan kemampuan mereka karena di dalam penulisan berita banyak memerlukan kosakata-kosakata berita dari berbagai bidang. Kemampuan berbahasa China pada sampel penelitian ditunjukkan dengan pernah atau tidaknya mahasiswa mempelajari Bahasa China sebelum mengikuti perkuliahan di Universitas Bina Nusantara. Mahasiswa yang pernah mempelajari Bahasa China atau memiliki dasar Bahasa China ditunjukkan melalui tabel dan gambar berikut : Tabel 3.11 Mahasiswa yang Pernah Mempelajari Bahasa China Rating jawaban Jumlah Rata-rata Persentase rata-rata Ya Tidak Total Sumber: Data kuesioner 2007 Gambar 3.13 Mahasiswa yang Pernah Mempelajari Bahasa China 21% 79% Pernah Tidak pernah

24 49 Keterangan gambar 3.13: Mahasiswa yang pernah mempelajari Bahasa China adalah sebesar 79%. Sedangkan yang tidak mempunyai dasar Bahasa China sebesar 21%. Mayoritas mahasiswa mempunyai dasar Bahasa China, hal ini akan memberikan kemudahan dalam mempelajari mata kuliah penulisan berita pers. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa mayoritas mahasiswa peminatan broadcasting telah memiliki dasar berbahasa China. Maka nilai ratarata mata kuliah penulisan berita pers juga memiliki nilai yang baik dengan ratarata B. Berikut disajikan nilai rata-rata tugas penulisan berita pers: Tabel 3.12 Nilai Rata-rata Tugas Penulisan Berita Pers Rating jawaban Jumlah Rata-rata Persentase rata-rata Total Sumber: Data kuesioner 2007 Gambar 3.14 Nilai Rata-rata Tugas Penulisan Berita Pers 16% 0% 16% 68%

25 50 Keterangan gambar 3.14: Dari gambar yang ada dapat dilihat bahwa 68% responden mendapat nilai ratarata penulisan berita pers adalah Berarti mayoritas nilai mereka untuk mata kuliah ini adalah B. Untuk nilai sebesar 16% responden. Ini menunjukkan sebagian dari mereka mendapat nilai A. Hal ini membuktikan bahwa dasar kemampuan Bahasa China mempengaruhi nilai mata kuliah penulisan berita pers. Tabel 3.13 Kesulitan Wawancara Rating jawaban Jumlah Rata-rata Persentase rata-rata Gugupan Sulit mencari nara sumber Bingung membuat pertanyaan Tidak ada waktu mencari nara sumber Gugupan, sulit mencari nara sumber Gugupan, bingung membuat pertanyaan Gugupan, lainnya Sulit mencari nara sumber, tidak punya waktu mencari Lainnya Total Sumber: Data kuesioner 2007

26 51 Gambar 3.15 Kesulitan dalam Mewawancarai Nara Sumber 11% 5% 5% 25% 11% 5% 11% 16% 11% Gugupan. Sulit mencari nara sumber Bingung membuat pertanyaan Tidak ada waktu mencari nara sumber Lainnya Gugupan, sulit mencari nara sumber Gugupan, bingung membuat pertanyaan Gugupan, lainnya Sulit mencari nara sumber, tidak punya waktu mencari Keterangan gambar 3.15: Berdasarkan hasil penelitian, persentase tertinggi 25% mengatakan mahasiswa gugupan dalam mewawancarai nara sumber, 16% mengatakan bingung membuat pertanyaan yang akan diajukan kepada nara sumber, 11% menjawab tidak ada waktu mencari nara sumber, 11% menjawab sulit mencari nara sumber, 22% menjawab lebih dari satu jawaban yaitu gugupan, sulit mencari nara sumber; gugupan, bingung membuat pertanyaan wawancara, 10% menjawab lebih dari satu jawaban juga yaitu gugupan, lainnya; sulit mencari nara sumber, tidak punya waktu mencarinya, hanya ada satu orang yang mengatakan sangat mudah mewawancarai nara sumber, dan ada juga yang menjawab tidak pandai mencari pertanyaan. Tingkat kesulitan wawancara tiap-tiap mahasiswa berbeda-beda, tetapi dengan seringnya tugas wawancara yang diberikan akan melatih mereka berinteraksi dengan sesama.

27 52 Berdasarkan teori yang telah disebutkan di atas banyak hal-hal yang harus diperhatikan dalam wawancara. Hal inilah yang menjadikan wawancara itu sulit (Patmono, 1996:41-48). Tabel 3.14 Cara Mahasiswa Mencari Nara Sumber Rating jawaban Jumlah Rata-rata Persentase rata-rata Koran Wawancara Melihat kejadian langsung Pengalaman pribadi Koran, wawancara Koran, wawancara, melihat kejadian langsung Wawancara, kejadian langsung, pengalaman pribadi Koran, kejadian langsung, pengalaman pribadi Lainnya Total Sumber: Data kuesioner 2007

28 53 Gambar 3.16 Cara Mahasiswa Mencari Nara Sumber 11% 11% 11% 0% 23% 11% 11% 11% 11% Koran Wawancara Melihat kejadian langsung Pengalaman pribadi Lainnya Koran, wawancara Koran, wawancara, melihat kejadian langsung Wawancara, kejadian langsung, pengalaman pribadi Koran, kejadian langsung, pengalaman pribadi Keterangan gambar 3.16: Berdasarkan hasil penelitian, 9 responden yang menjawab cara mahasiswa dalam mencari nara sumber adalah dengan cara melihat kejadian langsung sebanyak 23%, 77% selebihnya ada yang melalui koran, wawancara, dan pengalaman pribadi, serta ada yang menjawab lebih dari satu jawaban. Sedangkan 10 orang lainnya tidak menjawab Kunjungan Kantor Media Semua mahasiswa peminatan broadcasting mengatakan pernah melakukan kunjungan ke kantor media. Kantor media yang dikunjungi dengan persentase tertinggi adalah kantor media koran. Kantor media koran di Jakarta perkembangannya sangat pesat, semakin banyak kantor-kantor media baru yang

29 54 membuka usahanya. Oleh karena itu, mahasiswa lebih mudah mengunjungi kantor media, khususnya kantor media koran China. Tabel 3.15 Kantor Media yang Pernah Dikunjungi Mahasiswa Peminatan Broadcasting Rating jawaban Jumlah Rata-rata Persentase rata-rata Koran Radio Televisi Koran, radio Koran, televisi Koran, radio, televisi Total Sumber: Data kuesioner 2007 Gambar 3.17 Kantor Media yang Pernah Dikunjungi Mahasiswa Peminatan Broadcasting 11% 44% 33% 6% 6% 0% Koran Televisi Koran, televisi Radio Koran, radio Koran, radio, televisi Keterangan gambar 3.17: Dari data di atas, 18 responden yang menjawab persentase tertinggi ditunjukkan pada angka 44% kunjungan kantor media koran, 33% responden menjawab lebih

30 55 dari satu jawaban yaitu pernah mengunjungi kantor media koran, televisi. 11% responden mengatakan pernah mengunjungi kantor media radio. 6% menjawab lebih dari satu jawaban yaitu pernah mengunjungi kantor media koran dan radio, serta 6% selanjutnya menjawab pernah mengunjungi kantor media televisi. Hanya 1 responden yang tidak menjawab pertanyaan ini. Dibandingkan dari semua data di atas, kantor media televisi lah yang paling jarang dikunjungi oleh mahasiswa. Manfaat kunjungan ke kantor media sangatlah besar, karena di sana mahasiswa dapat mendapat informasi yang dicari, mengetahui proses penulisan berita, gambaran menjadi pekerja media, dan lainnya. Di bawah ini disajikan tabel manfaat kunjungan kantor media sebagai berikut: Tabel 3.16 Manfaat Kunjungan ke Kantor Media Rating jawaban Jumlah Rata-rata Persentase rata-rata Mendapat informasi Mengetahui proses penulisan berita Gambaran menjadi pekerja media Tidak mendapatkan apa-apa Mendapat informasi, gambaran menjadi pekerja media Mengetahui proses penulisan berita, gambaran menjadi pekerja media Mendapat informasi, mengetahui proses penulisan berita, gambaran menjadi pekerja media

31 56 Lainnya Total Sumber: Data kuesioner 2007 Gambar 3.18 Manfaat Kunjungan ke Kantor Media 16% 26% 5% 0% 16% 0% 0% Mendapat informasi 37% Mengetahui proses penulisan berita Gambaran menjadi pekerja media Tidak mendapatkan apa-apa Lainnya Mendapat informasi, gambaran menjadi pekerja media Mengetahui proses penulisan berita, gambaran menjadi pekerja media Mendapat informasi, mengetahui proses penulisan berita, gambaran menjadi pekerja media Keterangan gambar 3.18: Dari hasil penelitian di atas, persentase tertinggi yaitu 37% responden menjawab mendapatkan gambaran menjadi pekerja media, 26% menjawab lebih dari satu jawaban yaitu mengetahui proses penulisan berita, gambaran menjadi pekerja media. 16% responden ada yang menjawab dapat mengetahui proses penulisan berita, 5% menjawab lebih dari satu jawaban mendapat informasi, mengetahui proses penulisan berita, gambaran menjadi pekerja media, dan 16% lainnya menjawab lebih dari satu jawaban yaitu mendapat informasi, gambaran menjadi pekerja media. Kesimpulannya bahwa kunjungan ke kantor media

32 57 sangat penting dan bermanfaat bagi mahasiswa peminatan broadcasting. Karena dengan banyak praktek, mahasiswa jadi lebih memahami bidang broadcasting yang sesungguhnya Alternatif Solusi dan Saran Kendala-kendala dalam mempelajari mata kuliah penulisan berita pers telah dibahas di atas. Penulis juga mengajukan kepada mahasiswa peminatan broadcasting Sastra China mengenai cara mengatasi kendala-kendala belajar mata kuliah penulisan berita pers sebagai berikut: Gambar 3.19 Cara Mengatasi Kendala Belajar Mata Kuliah Penulisan Berita Pers 11% 11% 5% 26% 5% 42% Belajar lebih banyak kosakata baru Banyak membaca berita atau koran dan menulis Mengerjakan tugas yang diberikan dosen Banyak bertanya pada orang yang memahami penulisan berita Melatih grammar Tidak menjawab Keterangan gambar 3.19: Dari data di atas memperlihatkan bahwa menurut 42% responden dengan banyak membaca berita atau koran dan latihan menulis dapat meningkatkan pemahaman dalam menulis berita, sehingga mahasiswa dapat memiliki nilai yang baik untuk mata kuliah ini. 26% responden mengatakan dengan banyak belajar kosakata

33 58 baru dapat meningkatkan pemahaman mereka dalam mengatasi kendala materi yang banyak di dalam buku serta kendala tidak tahu arti. 11% responden ada yang menjawab dengan melatih grammar dan 11% selanjutnya menjawab dengan banyak bertanya kepada orang yang paham tentang penulisan berita juga sangat membantu mereka dalam mengatasi kendala belajar mata kuliah ini, 5% responden menjawab dengan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dosen pengajar dapat membantu mereka dalam melatih penulisan berita dan menambah pengetahuan mereka tentang menjadi seorang pekerja media, serta memberikan nilai tambah untuk mata kuliah ini. 5% selanjutnya tidak menjawab. Penulis juga mengajukan kepada mahasiswa apa saran mereka untuk mata kuliah penulisan berita pers nantinya. Berikut adalah saran-saran mereka seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini: Gambar 3.20 Saran Mahasiswa terhadap Penulisan Berita Pers Nantinya 21% 32% 47% adakan diskusi di kelas Banyak praktek dengan kunjungan-kunjungan ke kantor media Meningkatkan bobot materi yang akan diajarkan Keterangan gambar 3.20: Dari gambar 3.21, penulis menyimpulkan bahwa mayoritas responden yaitu 47% responden mengatakan mata kuliah penulisan berita pers untuk angkatan

34 59 berikutnya harus diutamakan banyak praktek dengan diadakan kunjungankunjungan ke kantor media seperti koran, radio, maupun televisi, sehingga mahasiswa dapat melihat langsung proses penulisan berita dan menjadi tahu gambaran menjadi pekerja media. Selain itu, dengan adanya kunjungan tersebut relasi mahasiswa semakin bertambah. Hal ini memberikan pengaruh jika mereka lulus nanti dapat langsung bekerja di bidang broadcasting. Dengan adanya relasi memberikan kemudahan bagi mereka melamar pekerjaan. 32% responden mengatakan agar diadakan juga diskusi kelas. Selama ini mungkin diskusi kelas jarang diadakan. Kiranya untuk angkatan selanjutnya diskusi kelas lebih sering diadakan, karena dapat membantu mahasiswa bertukar pikiran mengenai bagaimana cara menulis berita yang baik dan menarik. 21% responden lainnya menjawab menyingkat bobot materi yang akan disampaikan. Dengan menyingkat materi, mahasiswa tidak akan mendapatkan materi yang sangat banyak. Hal ini membuat mereka sulit untuk mencerna pelajaran. Jadi, pilihlah materi yang penting untuk dipelajari mahasiswa yang atau sesuai dengan kebutuhan mereka yang nantinya akan bekerja di bidang broadcasting. 3.3 Analisa Hasil Wawancara Wawancara dilakukan dengan Kajur Sastra China, Ibu Andyni Khosasih, SE, BA, dan dosen pengajar mata kuliah penulisan berita pers Universitas Bina Nusantara sekarang ini, Bapak Fu Jiaqiang, BA, MA serta 3 perwakilan mahasiswa peminatan broadcasting yang masing-masing memiliki nilai rata-rata (A) Sanny, (B) Noveriansyah, (C) Erwin Tanzil untuk mata kuliah ini, maka penulis menemui kendala belajar mata kuliah penulisan berita pers mahasiswa

35 60 peminatan broadcasting Sastra China dan alternatif solusinya. Oleh karena itu, penulis akan merangkum hasil wawancara yang telah didapat sebagai berikut: Tujuan Mempelajari Mata Kuliah Penulisan Berita Pers Mata kuliah penulisan berita pers mempunyai tujuan yang sangat jelas yaitu setiap mahasiswa peminatan broadcasting setelah lulus nantinya sudah mendapatkan pengetahuan tentang bagaimana menulis berita yang baik, singkat, padat, jelas serta menarik. Dan menambah pengetahuan tentang media sehingga dapat mengikuti perkembangan jaman Kendala Belajar Mata Kuliah Penulisan Berita Pers Dari hasil wawancara, telah ditemukan kendala belajar mata kuliah penulisan berita pers sebagai berikut: 1. Materi penulisan berita pers sangat banyak menggunakan kosakatakosakata baru yang tidak dikenal mahasiswa, sehingga mahasiswa sulit memahami materi yang disampaikan. 2. Tidak pandai menulis berita membuat mahasiswa sulit membuat berita menjadi menarik. Mahasiswa yang suka menulis seperti karangan / cerita menjawab bahwa hal ini mempengaruhi mereka dalam menulis berita. Bagi mereka yang tidak suka menulis cerita, tentu saja akan sulit untuk menulis berita. 3. Kemampuan Bahasa China. Bagi sebagian kecil mahasiswa yang tidak mempunyai dasar berbahasa China, kendala mereka dalam mempelajari mata kuliah penulisan berita pers adalah tata bahasa. Bagi yang berkemampuan cukup baik, kendala utamanya lebih pada

36 61 penggunaan bahasa yang resmi. Maka dari itu, mahasiswa yang mampu berbahasa China yang baik tetap harus meningkatkan kemampuan Bahasa China mereka, agar dapat membantu mahasiswa dalam merangkai dan menyusun kata. 4. Perbendaharaan kata. Dengan banyak membaca koran dan menonton berita Mandarin, dapat menambah perbendaharaan kata dari berbagai bidang. 5. Kesulitan wawancara dalam mencari nara sumber dan membuat pertanyaan wawancara Alternatif Solusi Belajar Mata Kuliah Penulisan Berita Pers Dari hasil wawancara, penulis menyimpulkan beberapa alternatif solusi untuk mata kuliah penulisan berita pers nantinya sebagai berikut: 1. Mahasiswa harus banyak membaca buku, koran Mandarin sehingga dapat menambah kosakata-kosakata baru dan membantu mereka membuat berita menjadi menarik. 2. Mahasiswa harus banyak mendengar dan mencatat apa yang dosen pengajar ajarkan, dan mengerjakan setiap tugas-tugas yang diberikan. Dengan demikian proses belajar dan mengajar menjadi sangat efektif. 3. Mahasiswa harus meningkatkan grammar agar dapat menyusun dan merangkai kata menjadi sebuah bahasa yang baik dan benar. 4. Mahasiswa harus mengasah kemampuan menulis dengan sering latihan menulis berita. 5. Mahasiswa diharapkan banyak bertanya kepada orang-orang yang ahli di bidang broadcasting, sehingga dapat menambah pengetahuan

37 62 dan pemahaman menjadi seorang pekerja media dan dapat bekerja dengan baik di bidang tersebut Saran dan Harapan Saran dan harapan untuk mata kuliah penulisan berita pers sebagai berikut: 1. Diharapkan nantinya materi yang disampaikan lebih ditingkatkan dan disingkat, sehingga mahasiswa lebih mudah mencerna dan memahaminya. 2. Banyak diadakan kunjungan-kunjungan ke kantor media. Dengan demikian, mahasiswa dapat melihat proses penulisan berita dan gambaran menjadi pekerja media secara langsung. 3. Dosen pengajar native yang bergerak di bidang broadcasting lebih memberikan manfaat bagi mahasiswa. 4. Diharapkan mahasiswa peminatan broadcasting Sastra China nantinya dapat bekerja di bidangnya, sehingga dapat memenuhi pangsa pasar dengan pesaing yang masih sedikit dan mendapat penghasilan yang lumayan. 5. Diharapkan mahasiswa dapat memiliki nilai yang baik untuk mata kuliah ini.

BAB 1 PENDAHULUAN. berbasis pada kemampuan riset dan untuk lebih mendekatkan antara teori dan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbasis pada kemampuan riset dan untuk lebih mendekatkan antara teori dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor penentu dalam usaha untuk mewujudkan universitas yang berbasis pada kemampuan riset dan untuk lebih mendekatkan antara teori dan praktek, maka diperlukan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1. Universitas Bina Nusantara 3.1.1 Sejarah Universitas Bina Nusantara Universitas Bina Nusantara berdiri pada tanggal 21 Oktober 1974 sebagai lembaga pelatihan komputer

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM. terdapat di Fakultas Ilmu Komputer Jurusan Sistem Informasi Universitas Bina

BAB 3 ANALISIS SISTEM. terdapat di Fakultas Ilmu Komputer Jurusan Sistem Informasi Universitas Bina 44 BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Riwayat Organisasi Program studi Sistem Informasi merupakan salah satu program studi yang terdapat di Fakultas Ilmu Komputer Jurusan Sistem Informasi Universitas Bina Nusantara.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pada awalnya BINUS University merupakan lembaga pendidikan computer jangka pendek yang diberi nama Modern Computer Course yang didirikan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah promosi, kegiatan promosi merupakan salah satu bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah promosi, kegiatan promosi merupakan salah satu bagian dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan banyak aktivitas yang dilakukan tidak hanya menghasilkan produk atau jasa, menetapkan harga, dan menjual produk atau jasa, tetapi banyak aktivitas

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 50 BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1 Faktor Internal Faktor internal dalam penelitian ini merupakan karakteristik individu yang dimiliki responden yang berbeda satu sama lain. Responden dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan perekonomiannya. Pertumbuhan perekonomian China yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan perekonomiannya. Pertumbuhan perekonomian China yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Bahasa Mandarin kini menjadi salah satu bahasa penting di dunia seiring dengan perkembangan perekonomiannya. Pertumbuhan perekonomian China yang

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DI YOGYAKARTA Penekanan Desain Konsep Arsitektur Modern

SEKOLAH TINGGI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DI YOGYAKARTA Penekanan Desain Konsep Arsitektur Modern LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SEKOLAH TINGGI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DI YOGYAKARTA Penekanan Desain Konsep Arsitektur Modern Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Universitas Bina Nusantara pada awalnya adalah sebuah lembaga pendidikan komputer jangka pendek yang berdiri pada tanggal 21 Oktober 1974

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. : Tri Widyastuti Tempat/Tanggal lahir : Pontianak, 28 November 1984 : Jl. Haji Muala No.16 Kemanggisan Jakarta Barat

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. : Tri Widyastuti Tempat/Tanggal lahir : Pontianak, 28 November 1984 : Jl. Haji Muala No.16 Kemanggisan Jakarta Barat DAFTAR RIWAYAT HIDUP IDENTITAS DIRI Nama : Tri Widyastuti Tempat/Tanggal lahir : Pontianak, 28 November 1984 Alamat : Jl. Haji Muala No.16 Kemanggisan 11480 Jakarta Barat PENDIDIKAN FORMAL 1. 2006, mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. antara Content, Accuracy, Format, Ease of Use, dan Timeliness dengan Satisfaction

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. antara Content, Accuracy, Format, Ease of Use, dan Timeliness dengan Satisfaction BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian ini diawali dengan mengetahui permasalahan objek penelitian yang akan diteliti, yaitu untuk mengetahui apakah ada hubungan dan pengaruh antara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penggunaan waktu yang tidak optimal atau tidak efisien akan merugikan kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penggunaan waktu yang tidak optimal atau tidak efisien akan merugikan kehidupan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, waktu merupakan sesuatu yang sangat signifikan. Penggunaan waktu yang tidak optimal atau tidak efisien akan merugikan kehidupan

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 3.1 Sejarah dan Perkembangan Universitas Bina Nusantara

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 3.1 Sejarah dan Perkembangan Universitas Bina Nusantara BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah dan Perkembangan Universitas Bina Nusantara Universitas Bina Nusantara pada awalnya adalah sebuah lembaga pendidikan komputer jangka pendek yang berdiri pada

Lebih terperinci

FAKULTAS SASTRA.

FAKULTAS SASTRA. FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI SASTRA CHINA www.uai.ac.id SASTRA CHINA UNIVERSITAS AL AZHAR INDONESIA PROFIL PROGAM STUDI 1 Program Studi Sastra China Universitas Al Azhar Indonesia memiliki Visi menjadikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kompas Sport merupakan sebuah program berita olahraga baik dari luar maupun dalam negeri yang dikemas secara ringan dan lengkap. Dalam Kompas Sport berita olahraga

Lebih terperinci

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY Faculty of Humanities English Department Strata 1 Program 2013 TEACHING SIMPLE PRESENT TENSE TO ENGLISH DEPARTMENT FRESHMEN BY USING COMMUNICATIVE PICTURES Nelly

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL dan PEMBAHASAN

BAB 4. HASIL dan PEMBAHASAN 71 BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden 4.1.1 Profil Universitas Bina Nusantara Universitas Bina Nusantara merupakan lembaga penyedia jasa pendidikan yang berawal dari institut pelatihan komputer,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan manusia akan informasi dengan kriteria terbaru dan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan manusia akan informasi dengan kriteria terbaru dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hidup manusia modern tidak akan pernah lepas dari informasi dari berbagai media. Segenap lapisan manusia dari anak-anak sampai lansia semakin menyadari pentingnya informasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disekitarnya. Komunikasi sangat berperan penting baik dari segi kehidupan sosial, budaya, pendidikan, ekonomi, maupun politik.

BAB I PENDAHULUAN. disekitarnya. Komunikasi sangat berperan penting baik dari segi kehidupan sosial, budaya, pendidikan, ekonomi, maupun politik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari komunikasi sangat penting. Tidak dapat dibayangkan jika manusia hidup tanpa komunikasi dengan orang disekitarnya. Komunikasi sangat

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL Disajikan pada Kongres Internasional Pendidikan Dasar OLEH DR. ISAH CAHYANI, M.PD. 08122232220 Assalamualaikum Konstruktivisme Refleksi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan Hong Hua Mandarin Course adalah suatu lembaga pendidikan Bahasa Mandarin yang saat ini berlokasi di Taman Palem Lestari, blok A 10 No. 6 B, Cengkareng,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gunakan sebagai alat bantu dalam proses belajar, dimana media tersebut

BAB I PENDAHULUAN. gunakan sebagai alat bantu dalam proses belajar, dimana media tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam kegiatan belajar mengajar setiap orang mempunyai cara yang berbeda, ada yang menggunakan media dan ada juga yang menggunakan panduan buku. Media

Lebih terperinci

ABSTRAKSI Gardner Amstrong,

ABSTRAKSI Gardner Amstrong, ABSTRAKSI Dalam proses belajar, mahasiswa selalu berusaha untuk memperoleh prestasi belajar yang maksimal. Dalam hal ini dilihat berdasarkan indeks prestasi kumulatifnya, dan kecerdasan merupakan salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Wirausaha (entrepreneur) yaitu sumber daya manusia yang memiliki kemampuan yang kreatif, inovatif, dinamis, dan proaktif terhadap tantangan yang ada. Sosok

Lebih terperinci

Program Studi S-1 SASTRA CHINA

Program Studi S-1 SASTRA CHINA Fakultas Sastra Program Studi S-1 SASTRA CHINA Keilmuan Bahasa dan Budaya Tionghoa Untuk menjadi seorang komunikator bahasa Mandarin yang baik, seorang sarjana tidak cukup hanya menguasai bahasa Mandarin

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. I.1. Latar Belakang. I.1.1. Pentingnya Pengembangan Skill Mahasiswa Desain Grafis

Bab 1. Pendahuluan. I.1. Latar Belakang. I.1.1. Pentingnya Pengembangan Skill Mahasiswa Desain Grafis Bab 1 Pendahuluan I.1. Latar Belakang I.1.1. Pentingnya Pengembangan Skill Mahasiswa Desain Grafis Dewasa ini bidang jasa desain di Indonesia sedang mengalami perkembangan ke arah yang lebih baik. Profesi

Lebih terperinci

Peningkatan Penguasaan Vocabulary Teks Deskriptif melalui Pendekatan Scientific dengan Model Guide Inquiry pada Siswa SMPN 1 Besuki.

Peningkatan Penguasaan Vocabulary Teks Deskriptif melalui Pendekatan Scientific dengan Model Guide Inquiry pada Siswa SMPN 1 Besuki. Peningkatan Penguasaan Vocabulary Teks Deskriptif melalui Pendekatan Scientific dengan Model Guide Inquiry pada Siswa SMPN 1 Besuki Ida Nurhayati 1 1 SMPN 1 Besuki, Tulungagung Email: 1 idanurhayati@gmail.com

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PROGRAM PENDIDIKAN S1 DAN S2 ILMU INFORMASI & PERPUSTAKAAN DI INDONESIA : MASALAH DAN TANTANGAN*

PENGEMBANGAN PROGRAM PENDIDIKAN S1 DAN S2 ILMU INFORMASI & PERPUSTAKAAN DI INDONESIA : MASALAH DAN TANTANGAN* PENGEMBANGAN PROGRAM PENDIDIKAN S1 DAN S2 ILMU INFORMASI & PERPUSTAKAAN DI INDONESIA : MASALAH DAN TANTANGAN* Ninis Agustini Damayani Dra, M Lib** PENDAHULUAN Pendidikan formal Ilmu Informasi dan Perpustakaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya aktifitas sektor industri Tiongkok, serta banyaknya pengguna bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya aktifitas sektor industri Tiongkok, serta banyaknya pengguna bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Memasuki jaman globalisasi peran bahasa Mandarin sangatlah penting. Tingginya aktifitas sektor industri Tiongkok, serta banyaknya pengguna bahasa Mandarin yang telah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Penulisan Berita Pers ( 新闻写作 ) Menurut seorang ahli China Sun Chu Xuan (2002:1) berita berasal dari kata 闻 (wen) berarti mendengar 听 (tīng). 新 (xīn) artinya baru. Mendengar

Lebih terperinci

RINGKASAN. terbanyak. Berdasarkan data yang ada dalam Yellow Page, kursus Mandarin yang terdapat

RINGKASAN. terbanyak. Berdasarkan data yang ada dalam Yellow Page, kursus Mandarin yang terdapat RINGKASAN 1. Kondisi Kursus Bahasa Mandarin di Pluit Pluit merupakan salah satu daerah di Jakarta yang memiliki jumlah kursus Mandarin terbanyak. Berdasarkan data yang ada dalam Yellow Page, kursus Mandarin

Lebih terperinci

Prakata. iii. Bandung, September Penulis

Prakata. iii. Bandung, September Penulis Prakata Bahasa tidak dapat dipisahkan kehidupan manusia. Bahasa digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Bahasa mempunyai fungsi intelektual, sosial, dan emosional. Selain itu, pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyaknya permasalahan yang dirasakan oleh pendidikan kita saat ini, ketika guru hanya melakukan sesuai dengan pekerjaannya seperti masuk kelas, mengajar,

Lebih terperinci

Prakata. iii. Bandung, September Penulis

Prakata. iii. Bandung, September Penulis Prakata Bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Bahasa digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Bahasa mempunyai fungsi intelektual, sosial, dan emosional. Selain itu,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian, yaitu suatu cara yang digunakan untuk memperoleh kelengkapan data-data yang diperlukan bagi usaha pemecahan masalah yang diteliti dengan

Lebih terperinci

UCAPAN TERIMA KASIH. yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

UCAPAN TERIMA KASIH. yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ABSTRAKSI Salah satu mata kuliah yang berfungsi meningkatkan kemampuan berbahasa China mahasiswa jurusan sastra China adalah mata kuliah Bahasa China. Selama ini penulis melihat merosotnya nilai bahasa

Lebih terperinci

MERUMUSKAN ANGGAPAN DASAR

MERUMUSKAN ANGGAPAN DASAR MERUMUSKAN ANGGAPAN DASAR Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semenjak kita duduk di bangku kuliah di Perguruan

Lebih terperinci

BAB 7 PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR

BAB 7 PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR BAB 7 PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR Kebun Raya Bogor merupakan salah satu agrowisata yang sudah terkenal dan juga memiliki tujuan untuk mengembangkan pendidikan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana yang strategis untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia, sebab pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang diterapkan oleh pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang diterapkan oleh pemerintah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang telah berlaku selama kurang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis 3.1.1 Sejarah Singkat Universitas Bina Nusantara Universitas Bina Nusantara pada mulanya didirkan sebagai institut pelatihan komputer jangka pendek, Kursus Komputer

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN MULOK BAHASA JAWA

MATA PELAJARAN MULOK BAHASA JAWA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATA PELAJARAN MULOK BAHASA JAWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP... RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : SMP...... Mata Pelajaran : Bahasa Daerah (Jawa) Kelas/

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. SLB B YRTRW Solo dalam mengakses informasi berita televisi Seputar

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. SLB B YRTRW Solo dalam mengakses informasi berita televisi Seputar BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari pembahasan mengenai cara tuna rungu non alat bantu dengar di SLB B YRTRW Solo dalam mengakses informasi berita televisi Seputar Indonesia RCTI, maka dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup keterampilan menyimak, berbicara,

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup keterampilan menyimak, berbicara, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa mencakup keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan membaca merupakan salah satu dari keempat keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang. pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi massa,

BAB I PENDAHULUAN. pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang. pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi massa, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengertian komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Dalam kehidupan sehari-harinya manusia membutuhkan interaksi dengan orang lain. Melalui bahasalah

Lebih terperinci

memiliki kemampuan dasar dalam berbahasa Mandarin yaitu mendengar, berbicara, membaca dan menulis, lalu memahami budaya China agar secara

memiliki kemampuan dasar dalam berbahasa Mandarin yaitu mendengar, berbicara, membaca dan menulis, lalu memahami budaya China agar secara 32 memiliki kemampuan dasar dalam berbahasa Mandarin yaitu mendengar, berbicara, membaca dan menulis, lalu memahami budaya China agar secara bertahap dapat mempelajari budaya bahasa China sehingga mendapatinya

Lebih terperinci

Atas perhatian dan bantuan Bapak/Ibu, saya ucapkan terimakasih.

Atas perhatian dan bantuan Bapak/Ibu, saya ucapkan terimakasih. No: L/P Medan, Agustus 2012 Kepada Yth Saudara/i Nasabah Bank Di Pematang Siantar Prihal: KUISSIONER PENELITIAN Responden yang terhormat, Pertanyaan yang ada dalam kuessioner ini ditujukan untuk melengkapi

Lebih terperinci

Budaya Literasi Kunci Optimalisasi Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Berkualitas pada Era MEA

Budaya Literasi Kunci Optimalisasi Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Berkualitas pada Era MEA Budaya Literasi Kunci Optimalisasi Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Berkualitas pada Era MEA Hendra Prasetyo dan Muhamad Habiburrahman Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Mataram himprasetya@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat berupa kejadian-kejadian yang terjadi di area khususnya Jawa

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat berupa kejadian-kejadian yang terjadi di area khususnya Jawa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media televisi saat ini sangat berkembang. Media televisi berita bermanfaat bagi masyarakat. Dalam televisi berita disampaikan berita-berita yang terjadi dilingkungan

Lebih terperinci

BAB III KAUM MUDA PARUH WAKTU DAN GAYA HIDUP MODERN. banyak kaum muda yang masih berstatus sebagai mahasiswa bekerja paruh waktu dengan

BAB III KAUM MUDA PARUH WAKTU DAN GAYA HIDUP MODERN. banyak kaum muda yang masih berstatus sebagai mahasiswa bekerja paruh waktu dengan BAB III KAUM MUDA PARUH WAKTU DAN GAYA HIDUP MODERN Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tujuan kaum muda melakukan pekerjaan paruh waktu dan mengetahui dampak pekerjaan paruh waktu tersebut

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB 3 GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS BINA NUSANTARA BAB 3 GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS BINA NUSANTARA 3.1 Perkembangan Universitas Bina Nusantara Pada awalnya Universitas Bina Nusantara (UBiNus) merupakan sebuah kursus jangka pendek, yang berdiri tanggal 21

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Latar Belakang Universitas 3.1.1 Sejarah Universitas Pada mulanya BINUS UNIVERSITY merupakan tempat computer training untuk jangka waktu pendek dinamakan Modern

Lebih terperinci

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI Mata Pelajaran BAHASA MANDARIN SEKOLAH MENENGAH ATAS dan MADRASAH ALIYAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Jakarta, Tahun 2003 Katalog dalam Terbitan Indonesia. Pusat Kurikulum,

Lebih terperinci

MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Herman, Maini MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran Bahasa Lampung 5 untuk Guru Kelas V SD dan MI Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk Sekolah Dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk percakapan yang baik, tingkah laku yang baik, sopan santun yang baik

BAB I PENDAHULUAN. bentuk percakapan yang baik, tingkah laku yang baik, sopan santun yang baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh semua orang atau anggota masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi dan mengidentifikasi diri dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejatinya dikatakan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa kehadiran orang lain. Tetapi dengan adanya kehadiran orang lain tersebut,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang penting. Oleh karena itu menulis merupakan salah satu standar kompetensi dalam pelajaran Bahasa Inggris

Lebih terperinci

KUESIONER SURVEI PERILAKU MENONTON DAN PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP PROGRAM JELAJAH DI TRANS TV. : (diisi oleh peneliti)

KUESIONER SURVEI PERILAKU MENONTON DAN PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP PROGRAM JELAJAH DI TRANS TV. : (diisi oleh peneliti) KUESIONER SURVEI PERILAKU MENONTON DAN PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP PROGRAM JELAJAH DI TRANS TV Peneliti bernama Ruth Elisabeth Silitonga, merupakan mahasiswi Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN (Kuesioner) a. Isilah pertanyaan dibawah ini dengan jawaban yang sebenarnya.

DAFTAR PERTANYAAN (Kuesioner) a. Isilah pertanyaan dibawah ini dengan jawaban yang sebenarnya. DAFTAR PERTANYAAN (Kuesioner) No. Responden :... Petunjuk pengisian : a. Isilah pertanyaan dibawah ini dengan jawaban yang sebenarnya. b. Pilihlah jawaban yang sesuai atau yang paling mendekati dengan

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. Progam Praktik Pengalaman Lapangan 1. Persiapan PPL a. Pelaksanaan Pengajaran Mikro Pengajaran mikro merupakan salah satu mata kuliah wajib yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di Indonesia sejak keran kebijakaan dibuka pada tahun 1989,

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di Indonesia sejak keran kebijakaan dibuka pada tahun 1989, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan investasi di sektor penyiaran, khususnya perteleviasian, terus berkembang di Indonesia sejak keran kebijakaan dibuka pada tahun 1989, faktanya

Lebih terperinci

KOMPETENSI 4 INFORMASI PENTING. Standar Kompetensi Mengungkapkan pikiran dan pengalaman dalam buku harian dan surat pribadi.

KOMPETENSI 4 INFORMASI PENTING. Standar Kompetensi Mengungkapkan pikiran dan pengalaman dalam buku harian dan surat pribadi. KOMPETENSI 4 INFORMASI PENTING A. MENULIS PENGUMUMAN Standar Kompetensi Mengungkapkan pikiran dan pengalaman dalam buku harian dan surat pribadi. Kompetensi Dasar Menulis teks pengumuman dengan bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, salah satunya adalah pertukaran informasi guna meningkatkan. ilmu pengetahuan diantara kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, salah satunya adalah pertukaran informasi guna meningkatkan. ilmu pengetahuan diantara kedua belah pihak. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah bangsa besar adalah bangsa yang memiliki masyarakat yang berilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan bisa diperoleh dari berbagai sumber, misalnya lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kita sebagai suatu kebutuhan, dari hanya sekedar untuk tahu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kita sebagai suatu kebutuhan, dari hanya sekedar untuk tahu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa berkembang pesat di era teknologi saat ini dimana media massa digunakan untuk penyampaian informasi. Informasi saat ini dinilai oleh masyarakat kita sebagai

Lebih terperinci

BAB V DESKRIPSI DATA KARAKTERISTIK PENDENGAR, PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY)

BAB V DESKRIPSI DATA KARAKTERISTIK PENDENGAR, PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY) BAB V DESKRIPSI DATA KARAKTERISTIK PENDENGAR, PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY) 5.1 Karakteristik Karakteristik pendengar merupakan salah satu faktor yang diduga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat menulis, siswa dituntut berpikir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang kita perhatikan (Kotler, Keller, 2007:3). Di dalam pemasaran itu sendiri

BAB I PENDAHULUAN. yang kita perhatikan (Kotler, Keller, 2007:3). Di dalam pemasaran itu sendiri BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran ada dimana-mana. Formal atau informal, orang dan organisasi terlibat dalam sejumlah kegiatan yang dapat disebut pemasaran. Pemasaran yang

Lebih terperinci

BAB III. mendapatkan data dan informasi yang mendukung proses penelitian ini, penulis

BAB III. mendapatkan data dan informasi yang mendukung proses penelitian ini, penulis BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN III.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juni 2011. Dan untuk mendapatkan data dan informasi yang mendukung

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Setelah mengumpulkan dan menganalisis data dari hasil tes dan angket

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Setelah mengumpulkan dan menganalisis data dari hasil tes dan angket BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Setelah mengumpulkan dan menganalisis data dari hasil tes dan angket mengenai kesalahan dalam menerjemahkan teks jurnalistik pada mahasiswa semester V Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencantumkan kemampuan berbahasa Inggris sebagai salah satu. Jepang, bahasa Mandarin sebagai syarat tambahan. Tak diragukan lagi

BAB I PENDAHULUAN. mencantumkan kemampuan berbahasa Inggris sebagai salah satu. Jepang, bahasa Mandarin sebagai syarat tambahan. Tak diragukan lagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini belajar bahasa Inggris adalah hal yang sudah umum dilakukan oleh sebagian besar masyarakat, karena itu merupakan tuntutan dasar dalam dunia kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh orang di dunia berdasarkan data dari UNESCO yang dirilis pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh orang di dunia berdasarkan data dari UNESCO yang dirilis pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa Mandarin merupakan salah satu bahasa internasional yang banyak digunakan oleh orang di dunia berdasarkan data dari UNESCO yang dirilis pada tahun 2008. Dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Bahasa 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Strategi pemasaran yang tepat merupakan kekuatan bagi. perusahaan dalam berhadapan langsung dengan konsumen untuk

BAB I PENDAHULUAN. Strategi pemasaran yang tepat merupakan kekuatan bagi. perusahaan dalam berhadapan langsung dengan konsumen untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Orang yang terlibat dalam bidang pemasaran menjadi ujung tombak dalam berhadapan langsung dengan konsumen, baik dalam usaha menawarkan barang yang dihasilkan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Nama Sekolah :... Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : IX/1 Standar Kompetensi : 1. Memahami dialog interaktif pada tayangan televise / siaran radio

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas Penggunaan Teknik Clustering Terhadap Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Bahasa Jerman

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas Penggunaan Teknik Clustering Terhadap Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Bahasa Jerman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa Jerman meliputi empat aspek, yaitu keterampilan menyimak (Hören), keterampilan berbicara (Sprechen), keterampilan membaca (Lesen), dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mada juga berperan sebagai pengemban Pancasila dan universitas pembina di

BAB I PENDAHULUAN. Mada juga berperan sebagai pengemban Pancasila dan universitas pembina di BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Universitas Gadjah Mada resmi didirikan pada tanggal 19 Desember 1949 dan merupakan universitas yang bersifat nasional. Selain itu, Universitas Gadjah Mada juga berperan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dunia ini terdapat banyak ragam bahasa yang membuat perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. Di dunia ini terdapat banyak ragam bahasa yang membuat perbedaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dunia ini terdapat banyak ragam bahasa yang membuat perbedaan diantara suatu daerah dengan daerah lainnya ataupun suatu bangsa dengan bangsa yang lainnya.

Lebih terperinci

Berita Feature Opini Tajuk Essay Kolom. Sastra Tulisan Ilmiah Tulisan Ilmiah Populer

Berita Feature Opini Tajuk Essay Kolom. Sastra Tulisan Ilmiah Tulisan Ilmiah Populer Menulis di Media Massa Jenis-jenis Tulisan di Media Massa Berita Feature Opini Tajuk Essay Kolom Sastra Tulisan Ilmiah Tulisan Ilmiah Populer Peluang Dimuat Berita Opini Berita Ditulis oleh wartawan Bisa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan jaman saat ini, teknologi sekarang ini semakin berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Museum Indonesia mempunyai banyak tempat bersejarah dan banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN. Museum Indonesia mempunyai banyak tempat bersejarah dan banyak sekali BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Museum Indonesia mempunyai banyak tempat bersejarah dan banyak sekali ditemukan benda-benda kuno yang berharga. Benda-benda tersebut dikoleksi dan dikumpulkan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan manusia lainnya agar dapat mempertahankan hidupnya. Ia harus mendapat

BAB I PENDAHULUAN. dengan manusia lainnya agar dapat mempertahankan hidupnya. Ia harus mendapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia menjadi bagian dari kehidupan sosial, harus berkomunikasi dengan manusia lainnya agar dapat mempertahankan hidupnya. Ia harus mendapat informasi tentang

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS di MAN 2 PROBOLINGGO

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS di MAN 2 PROBOLINGGO PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS di MAN 2 PROBOLINGGO Ira Daniati Universitas Negeri Malang Abstrak Observasi awal diketahui bahwa metode pembelajaran Geografi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah orang asing yang belajar Bahasa Jepang dari tahun ke tahun pada umumnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah orang asing yang belajar Bahasa Jepang dari tahun ke tahun pada umumnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah orang asing yang belajar Bahasa Jepang dari tahun ke tahun pada umumnya terus meningkat. Menurut Sudjianto dan Dahidi (2004:5-6), Sebagaimana dilaporkan di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keempat aspek tersebut memiliki hubungan yang erat satu sama lain.

BAB I PENDAHULUAN. Keempat aspek tersebut memiliki hubungan yang erat satu sama lain. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada dasarnya bertujuan mengembangkan kemampuan berbahasa siswa yang ditentukan pada aspek kemampuan berbahasa yaitu mendengarkan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Televisi atau yang sering disebut TV merupakan salah satu media massa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Televisi atau yang sering disebut TV merupakan salah satu media massa yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi atau yang sering disebut TV merupakan salah satu media massa yang sangat berpengaruh bagi manusia. Kata televisi adalah serapan dari bahasa Inggris yaitu Television.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. spesialis, dan doktor. Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik,

BAB I PENDAHULUAN. spesialis, dan doktor. Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Oleh sebab itu, matematika dijadikan salah satu ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktifitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesan bisa menjadi sebuah informasi yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pesan bisa menjadi sebuah informasi yang sangat penting untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan hal paling mendasar dalam setiap tindakan dan memiliki peran untuk menyampaikan apa yang disebut dengan pesan. Pesan bisa menjadi sebuah informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Moch Ikhsan Pahlawan,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Moch Ikhsan Pahlawan,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perbuatan dan pengalaman yang dialami oleh manusia merupakan pembelajaran bagi diri manusia itu sendiri. Proses belajar dalam kehidupan manusia sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan bahasa yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Berdasarkan empat aspek keterampilan tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi penting yang diajarkan di SD, karena Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan dan fungsi yang sangat penting bagi kehidupan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN YULI AMBARWATI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan implementasi pemerintah dalam mencapai tujuan untuk mencerdaskan bangsa. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu implikasi dari sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928,

BAB I PENDAHULUAN. Suatu implikasi dari sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu implikasi dari sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, akhirnya bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa persatuan, bahasa nasional, dan menjadi bahasa

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Angket/ kuesioner disebarkan terhadap 38 responden. Tabel-tabel di

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Angket/ kuesioner disebarkan terhadap 38 responden. Tabel-tabel di BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Sebaran Populasi dan Responden. Angket/ kuesioner disebarkan terhadap 38 responden. Tabel-tabel di bawah ini memperlihatkan komposisi mereka menurut: 1. Tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana menumbuh kembangkan potensi kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut Sahertian (2008: 26) pendidik

Lebih terperinci

KEGIATAN PENGAJARAN BAHASA JEPANG DI SMA NEGERI 12 BEKASI

KEGIATAN PENGAJARAN BAHASA JEPANG DI SMA NEGERI 12 BEKASI 1 Lampiran 1. KEGIATAN PENGAJARAN BAHASA JEPANG DI SMA NEGERI 12 BEKASI Gambar 1. Pengajaran Huruf Katakana Kelas X IPS Gambar 2. Siswa Latihan Memperkenalkan Diri Menggunakan Bahasa Jepang Gambar 3. Penulis

Lebih terperinci