BAB III KAUM MUDA PARUH WAKTU DAN GAYA HIDUP MODERN. banyak kaum muda yang masih berstatus sebagai mahasiswa bekerja paruh waktu dengan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III KAUM MUDA PARUH WAKTU DAN GAYA HIDUP MODERN. banyak kaum muda yang masih berstatus sebagai mahasiswa bekerja paruh waktu dengan"

Transkripsi

1 BAB III KAUM MUDA PARUH WAKTU DAN GAYA HIDUP MODERN Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tujuan kaum muda melakukan pekerjaan paruh waktu dan mengetahui dampak pekerjaan paruh waktu tersebut dengan gaya hidup modern anak muda. Seperti diketahui bahwa pada saat ini banyak kaum muda yang masih berstatus sebagai mahasiswa bekerja paruh waktu dengan tujuan masing-masing. Oleh karena itu untuk mengetahui tujuan dan dampak dari kaum muda dalam bekerja paruh waktu tersebut, penulis telah melakukan wawancara terhadap 10 orang informan dalam penelitian. Informan yang penulis wawancara tersebut berasal dari latar belakang ekonomi dan bidang pekerjaan paruh waktu yang berbeda-beda sehingga menarik untuk diteliti terkait dengan kaum muda yang bekerja paruh waktu terutama di bidang industri kreatif di Yogyakarta. Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah kaum muda yang bekerja di industri kreatif. Pada saat ini industri kreatif berkembang dengan pesat yang saling menguntungkan antara perusahaan dengan kaum muda yang bekerja paruh waktu. Hubungan saling menguntungkan tersebut adalah perusahaan membutuhkan tenaga yang tidak dibayar dengan penuh seperti pegawai tetap, dan kaum muda membutuhkan pekerjaan untuk mendapatkan pengalaman dan tidak terikat dengan perusahaan tersebut. Informan dalam penelitian ini adalah kaum muda yang bekerja paruh waktu minimal selama 1 tahun dan mempunyai pendapatan bekerja paruh waktu minimal adalah Rp ,00. Hasil penelitian tersebut penulis sajikan dalam sub bab sebagai berikut: A. Hasil Penelitian

2 1. Tujuan Kaum Muda Melakukan Pekerjaan Paruh Waktu Kaum muda yang bekerja paruh waktu dalam penelitian ini adalah kaum muda yang sedang menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi di Yogyakarta. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan dapat diketahui bahwa kaum muda yang melakukan pekerjaan paruh waktu dilakukan dengan tujuan atau motif yang berbeda-beda satu sama lainnya. Bagi kaum muda tersebut untuk dapat bekerja patuh waktu maka harus mendapatkan izin dari kedua orang tua terlebih dahulu karena akan melakukan pekerjaan di sela-sela waktu perkuliahannya, kaum muda harus mampu untuk meyakinkan kedua orangtuanya agar dapat mengizinkan untuk mengambil pekerjaan paruh waktu dengan tujuan-tujuan tertentu yang nantinya akan bermanfaat bagi kaum muda tersebut sendiri. Berdasarkan hasil penelitian penulis dapat diketahui bahwa anak muda yang masih berstatus sebagai mahasiswa melakukan pekerjaan paruh waktu mempunyai tujuan yang beragam dan berbeda antar satu dengan yang lainnya. Berikut ini penulis uraikan masingmasing tujuan dari anak muda tersebut: a. Bekerja Paruh Waktu untuk Mendapatkan Uang Bagi kaum muda yang bekerja paruh waktu maka setiap bulannya akan mendapatkan gaji atau upah dari hasil bekerja tersebut. Hasil wawancara penulis dengan informan dalam penelitian ini diketahui bahwa informan menyatakan bahwa tujuan utama untuk melakukan pekerjaan paruh waktu adalah untuk mendapatkan uang atau gaji yang diperoleh setiap bulannya. Gaji tersebut walaupun tidak besar karena bekerja paruh waktu tidak seperti pekerja yang

3 bekerja full setiap harinya yang mendapatkan pendapatan lebih besar. Anak muda yang bekerja paruh waktu tersebut, bekerja dengan sistem sift dengan jam kerja yang telah ditentukan. Pendapatan yang akan diperoleh setelah bekerja tersebut merupakan tujuan dari informan tersebut bekerja. Hal tersebut seperti hasil kutipan wawancara penulis dengan informan sebagai berikut: Tujuan saya bekerja paruh waktu tentu saja agar mempunyai uang sendiri, supaya ada aktivitas lain selain kuliah di kampus. Uang yang saya peroleh dari kerja tersebut dapat saya gunakan untuk tambahan uang saku yang diberikan oleh orang tua setiap bulannya. Uang dari bekerja tersebut saya pergunakan untuk belanja, jalan-jalan dan membeli kebutuhan yang saya inginkan, saat ini saya mendapatkan uang bulanan dari orang tua sebesar Rp ,00, uang itu saya pergunakan untuk makan, membeli bensin, dan foto copy bahan kuliah, sehingga untuk biaya lainnya saya harus mencari sendiri (Hasil wawancara dengan informan I, pada tanggal 2 Oktober 2014). Lebih lanjut hal serupa juga disampaikan oleh informan lainnya dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa bekerja paruh waktu dikarenakan desakan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan uang kuliah. Hal tersebut sesuai dengan hasil kutipan wawancara sebagai berikut: Tujuan utama saya melakukan pekerjaan paruh waktu tentu saja untuk mendapatkan uang saku tambahan, karena uang kiriman yang diperoleh setiap bulannya terbatas. Orang tua masih membiayai adik-adik saya yang juga sedang kuliah. Oleh karena itu untuk meringankan beban orang tua saya bekerja paruh waktu. Saya mendapatkan uang saku dari orang tua sebesar Rp ,00 sampai dengan Rp ,00 tergantung dari pendapatan yang diperoleh orang tua saya karena penghasilan tidak tentu (Hasil wawancara dengan informan VII, pada tanggal 2 Oktober Hal senada juga disampaikan oleh informan lainnya dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa bekerja paruh waktu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan untuk ditabung. Bekerja paruh waktu dilakukan untuk meringankan beban orang tua. Hal tersebut sesuai dengan kutipan hasil wawancara berikut ini:

4 Saya bekerja paruh waktu di sela-sela kuliah untuk tambahan memenuhi kebutuhan saya sehari-hari, sisanya untuk ditabung. Orang tua setiap bulan masih rutin memberikan uang untuk biaya kuliah dan keperluan sehari-hari dengan uang kiriman sebesar rata-rata Rp ,00 sehingga hanya cukup untuk makan saja karena kondisi orang tua yang memang tidak memungkinkan, orang tau saya bekerja sebagai petani. Akan tetapi saya berkeinginan untuk menabung dari usaha saya maka saya bekerja paruh waktu (Hasil wawancara dengan informan VIII, pada tanggal 3 Oktober 2014). Berdasarkan uraian hasil kutipan wawancara tersebut di atas dapat diketahui bahwa informan dalam penelitian ini sebanyak 3 orang dari 10 orang informan menyatakan bahwa tujuan utama bekerja paruh waktu adalah untuk mendapatkan penghasilan sendiri. Uang hasil bekerja paruh waktu tersebut dipergunakan untuk tambahan memenuhi kebutuhan sehari-hari dan ditabung walaupun orang tuanya masih secara rutin memberikan uang kiriman untuk keperluan kuliah dan kebutuhan sehari-hari. Terdapat juga informan dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa tujuan bekerja paruh waktu adalah untuk memenuhi kebutuhan belanja, membeli barang-barang yang diinginkannya. Hal tersebut tentu saja akan merugikan bagi pihak kaum muda sendiri karena bekerja hanya fokus pada uang atau pendapatan yang akan diperolehnya setiap bulan. Kaum muda akan terjerumus pada kehidupan hedonis, dengan mengikuti trend yang tengah berkembang pada saat ini dengan kehidupan yang modern akan tetapi tidak disertai dengan kemampuan finansial yang mumpuni. Bagi kaum muda yang fokus atau tujuan utama adalah untuk mendapatkan penghasilan tidak selalu berasal dari golongan ekonomi menengah ke bawah. Berdasarkan hasil penelitian penulis dapat diketahui bahwa kaum muda yang

5 penulis wawancara menyatakan bahwa kedua orangtua masih secara rutin mengirimkan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, hanya saja ada dorongan dari kaum muda yang bersangkutan untuk dapat menabung dan membantu meringankan beban keuangan dari orang tuanya sehingga ditempuh dengan cara bekerja paruh waktu. b. Bekerja Paruh Waktu untuk Mendapatkan Pengalaman dan Ilmu Selain untuk mendapatkan pendapatan yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, kaum muda yang bekerja paruh waktu juga mempunyai tujuan dalam melaksanakan pekerjaan paruh waktu adalah dikarenakan ingin mengembangkan pengalaman yang dimilikinya. Hal tersebut sesuai dengan kutipan hasil wawancara sebagai berikut: Saya sangat suka sekali dengan dunia broadcasting sehingga saya ingin mengembangkan kemampuan yang saya miliki. Jadi saya juga akan dapat ilmu dan pengalaman yang tidak saya dapatkan sebelumnya. Jadi tujuan utama saya untuk bekerja waktu ini adalah bukan karena faktor finansial. Alhamdulilah setiap bulan orang tua saya secara rutin kirim uang untuk memenuhi kebutuhan saya, rata-rata sebesar Rp ,00. (Hasil wawancara dengan informan II, pada tanggal 3 Oktober 2014). Lebih lanjut disampaikan oleh informan lainnya dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa tujuan utama dalam bekerja paruh waktu adalah dikarenakan menyukai bidang dari pekerjaan paruh waktu tersebut. Hal tersebut sesuai dengan kutipan hasil wawancara sebagai berikut: Bidang fashion retail merupakan bidang saya geluti pada saat ini, sehinga saya tertarik untuk terjun dalam bidang tersebut sehingga melaksanakan pekerjaan paruh waktu di bidang fashion ini. Selain itu juga untuk menambah relasi, teman. Kalau untuk permasalahan ekonomi bukan menjadi tujuan saya karena mendapatkan penghasilan dari bekerja paruh waktu merupakan bonus saja, setiap bulannya saya mendapat kiriman

6 orang tua sebesar Rp ,00 (Hasil wawancara dengan informan III, pada tanggal 3 Oktober 2014). Jawaban yang hampir serupa juga disampaikan oleh informan lainnya dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa bekerja paruh waktu untuk meningkatkan keterampilan diri yang dimiliki dan belajar untuk bertanggung jawab. Hal tersebut sesuai dengan kutipan hasil wawancara berikut ini: Saya bekerja di dunia radio, bidang yang memang sesuai dengan passion saya yaitu komunikasi. Oleh karena itu saya lebih memilih untuk bekerja paruh waktu di sela kuliah untuk meningkatkan dan mengembangkan keterampilan yang saya miliki. Tujuan untuk mengembangkan keterampilan tersebut menjadi tujuan utama saya, kalau dari gaji yang diperoleh ya lumayan, walaupun saya juga masih mendapatkan uang kiriman dari orang tua saya ya rata-rata di atas Rp ,00 (Hasil wawancara dengan informan IV, pada tanggal 4 Oktober 2014). Begitu juga yang disampaikan oleh informan lainnya dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa melakukan pekerjaan paruh waktu untuk mendapatkan pengalaman yang tidak diperoleh di bangku kuliah. Hal tersebut sesuai dengan kutipan hasil wawancara sebagai berikut: Saya bekerja paruh waktu karena ingin mempraktekkan ilmu yang saya peroleh di bangku kuliah, karena sangat sayang apabila ilmu yang didapat tidak seger diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan bekerja paruh waktu. Kerja paruh waktu maka akan dapat langsung diterapkan ilmu yang dimiliki apabila pekerjaan tersebut sesuai dengan ilmu yang kita pelajari. Orang tua saya kebetulan sebagai seorang PNS, sehingga dapat secara rutin setiap bulan mengirimkan uang bulanan kepada saya, rata-rata setiap bulannya saya mendapatkan uang kiriman Rp ,00 sehingga masih cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari (Hasil wawancara dengan informan V, pada tanggal 4 Oktober 2014).

7 Penulis juga melakukan wawancara dengan informan lainnya, dengan hasil kutipan wawancara sebagai berikut: Saya bekerja paruh waktu untuk menambah teman, berbagi ilmu yang saya miliki, bagi saya pendapatan yang saya miliki dengan bekerja paruh waktu ini adalah bonus yang saya dapatkan. Ilmu yang kita dapat bisa langsung diterapkan, dan bahkan kita akan mendapatkan ilmu baru yang terkadang tidak kita dapatkan di bangku kuliah. Bagi saya uang yang diperoleh selama bekerja paruh waktu ya lumayan dapat untuk tambahtambah, akan tetapi bukan menjadi tujuan saya, setiap bulan orang tua secara rutin memberikan uang saku sebesar Rp , 00 untuk keperluan makan, uang buku kadang juga lebih (Hasil wawancara dengan informan VI, pada tanggal 4 Oktober 2014). Senada dengan pernyataan yang diungkapkan oleh informan IX dalam penelitian ini, informan selanjutnya menyatakan sesuai dengan hasil kutipan wawancara sebagai berikut: Bekerja paruh waktu adalah pilihan saya, dengan tujuan utama adalah mengembangkan minat dan ilmu yang saya miliki. Di sela kesibukan kuliah mengurus skripsi maka saya juga mencari kesibukan lainnya dengan bekerja paruh waktu agar tidak bosan. Akan tetapi saya usahakan agar bekerja paruh waktu tidak mengganggu waktu kuliah untuk mengerjakan skripsi saya, mengenai jadwal bekerja dapat disesuaikan, kadang juga gantian dengan mahasiswa yang lain yang juga bekerja paruh waktu. Pengalaman dan ilmu yang didapat sangat bermanfaat sekali. Orang tua saya bekerja di BUMN sehingga dapat secara rutin memberikan uang bulanan kepada saya, rata-rata saya setiap bulan dikirimi uang sebesar Rp ,00 ya cukup lah untuk kebutuhan sehari-hari, untuk makan, beli bensin, kadang juga diberi lebih apabila untuk keperluan membeli buku, fotocopy dan mengikuti kegiatan kampus yang membutuhkan biaya yang lebih (Hasil wawancara dengan informan IX, pada tanggal 4 Oktober 2014). Selanjutnya tujuan dalam melakukan pekerjaan paruh waktu juga diungkapkan oleh informan X dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa ilmu dan pengalaman baru yang akan diperoleh adalah tujuan utama yang dicari

8 dalam melakukan pekerjaan paruh waktu. Hal tersebut seperti yang diungkapkan dalam kutipan hasil wawancara berikut ini: Saya bekerja paruh waktu tujuannya adalah ingin mencari ilmu dan pengalaman yang baru sesuai dengan minat yang saya sukai. Kebetulan saya minat di bidang design, sehingga pada saat ini saya berkecimpung di bidang design untuk bekerja paruh waktunya. Dunia kerja sesungguhnya jauh lebih sulit dibandingkan dengan teori yang kita dapatkan di bangku kuliah, oleh karena itu dengan bekerja paruh waktu akan meningkatkan kemampuan yang kita miliki. Orang tua saya bekerja sebagai pedagang, setiap bulannya memberikan uang saku saya sebesar Rp ,000 ya harus dicukupkan untuk kebutuhan sehari-hari, sehingga dengan bekerja paruh waktu saya dapat sedikit menabung, akan tetapi tujuan saya adalah karena saya ingin mendapatkan ilmu yang tidak saya dapatkan di bangku kuliah (Hasil wawancara dengan informan X, pada tanggal 4 Oktober 2014). Berdasarkan uraian dari hasil wawancara dengan 7 informan dalam penelitian ini, menyatakan bahwa tujuan dalam melaksanakan pekerjaan paruh waktu adalah untuk menambah atau meningkatkan pengalaman yan dimilikinya yang diperoleh dari bangku kuliah. Kaum muda sudah memiliki pemikiran bahwa tujuan tersebut adalah tujuan yang utama, karena apabila dilihat dari masalah finansial hasil yang diperoleh dari bekerja paruh waktu juga cukup menjanjikan apabila ditekuni dengan baik. Bagi kaum muda yang bekerja paruh waktu tersebut maka akan memiliki nilai tambah dibandingkan dengan kaum muda yang tidak melakukan pekerjaan paruh waktu. Pengalaman atau ilmu yang diperoleh kaum muda yang melakukan pekerjaan paruh waktu tersebut sangat berbeda dengan ilmu yang didapat dari bangku kuliah. Hal tersebut dikarenakan dengan melakukan pekerjaan paruh waktu maka kaum muda dapat langsung mempraktikkan ilmu yang diperoleh tersebut. Kaum muda yang melakukan pekerjaan paruh waktu tersebut dapat

9 menambah pengalaman atau ilmu yang tidak didapatkannya di bangku kuliah, karena dalam dunia kerja yang dilakukan adalah praktik dari ilmu yang ada sehingga dengan bekerja paruh waktu tersebut kaum muda yang merupakan mahasiswa dapat langsung menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan sehingga bermanfaat untuk kehidupan pekerjaan di kemudian hari apabila telah lulus kuliah. 2. Dampak Pekerjaan Paruh Waktu Tersebut dengan Gaya Hidup Modern Kaum Muda Berdasarkan hasil penelitian penulis dengan 10 informan dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa informan menyatakan bahwa dampak dari bekerja paruh waktu membawa dampak yang positif. Informan menyatakan bahwa bekerja paruh waktu merupakan suatu kegiatan positif selain mendapatkan gaji yang diperoleh, maka akan mendapatkan pengalaman yang tidak diperoleh di bangku perkuliahan dan juga relasi pada saat bekerja tersebut. Dampak dari bekerja paruh waktu dengan adanya relasi yang dapat dikembangkan di kemudian hari adalah tujuan jangka panjang dalam bekerja paruh waktu. Kaum muda diharapkan untuk mengembangkan relasi yang banyak pada saat bekerja paruh waktu tersebut sehingga di kemudian hari dapat menambah jaringan yang bermanfaat. Informan dalam penelitian ini yang merupakan mahasiswa di Perguruan Tinggi, pada saat ini sudah pandai untuk menangkap peluang yang ada, dimana pada saat ini banyak perusahaan atau tempat usaha yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bekerja di sela-sela waktu perkuliahannya. Mahasiswa yang bekerja paruh waktu tersebut mendapatkan manfaat atau dampak dari

10 pekerjaan yang dijalani tersebut. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan informan penelitian, dapat diketahui bahwa dampak yang diperoleh dari bekerja paruh waktu adalah dapat menambah kebutuhan sehari-hari yang diperoleh dari hasil gaji yang didapat. Hal tersebut sesuai dengan tujuan dari informan yang menyatakan bahwa tujuan untuk melakukan pekerjaan paruh waktu adalah untuk mendapatkan uang atau gaji. Pernyataan dari informan tersebut sesuai kutipan hasil wawancara sebagai berikut: Setelah saya bekerja paruh waktu tentu saja saya mendapatkan gaji sesuai dengan yang diperjanjikan. Gaji tersebut saya pergunakan untuk membeli kebutuhan yang saya inginkan sehingga dengan bekerja paruh waktu membuat kehidupan atau kesejahteraan saya menjadi meningkat (Hasil wawancara dengan informan I, pada tanggal 2 Oktober 2014). Pernyataan yang disampaikan oleh informan I tersebut senada dengan apa yang disampaikan oleh informan VII yang menyatakan bahwa dengan bekerja paruh waktu sangat dirasakan sekali berdampak pada kehidupan finansial, dampak tersebut diantaranya adalah informan atau kaum muda tersebut dampak sedikit demi sedikit menabung untuk investasi. Hal tersebut seperti diungkapkan dalam kutipan hasil wawancara berikut ini: Saya merasakan dampak yang positif setelah bekerja paruh waktu. Dampak tersebut adalah dengan adanya gaji yang saya miliki dengan kerja paruh waktu maka saya dapat menyisihkan uang dari hasil kerja tersebut untuk ditabung, walaupun masih sedikit akan tetapi juga lumayan untuk jaga-jaga dan investasi ke depannya (Hasil wawancara dengan informan VII, pada tanggal 2 Oktober 214). Informan lainnya juga menyatakan bahwa tujuan dalam bekerja paruh waktu tersebut tercapai dengan dampak yang diperoleh setelah bekerja paruh waktu. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan informan VIII dapat diketahui bahwa

11 dengan bekerja paruh waktu maka dapat menghasilkan keuangan lebih untuk mencukupi kebutuhan yang diinginkan. Hal tersebut sesuai dengan pernyatan yang disampaikan oleh informan VIII dalam kutipan hasil wawancara berikut ini: Saya bekerja paruh waktu dengan tujuan untuk mendapatkan uang tambahan selain dari uang bulanan yang saya terima dari orang tua saya. Setelah bekerja paruh waktu maka saya merasakan dampaknya, uang hasil bekerja dapat saya tabung dan memenuhi kebutuhan saya seperti membeli gadget dan lain sebagainya saya sudah tidak meminta uang lagi kepada orang tua (Hasil wawancara dengan informan VIII, pada tanggal 3 Oktober 2014). Berdasarkan uraian kutipan hasil wawancara dengan informan penelitian tersebut di atas dapat diketahui bahwa kaum muda yang melakukan kerja paruh waktu dengan tujuan untuk mendapatkan uang atau penghasilan telah merasakan dampak dari bekerja paruh waktu tersebut yaitu dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan dan dapat menyisihkan uang dari hasil bekerja untuk ditabung. Hal tersebut merupakan suatu dampak positif, akan tetapi dapat juga menjadi dampak yang negative apabila uang atau hasil dari bekerja paruh waktu yang dilakukan oleh kaum muda tersebut dipergunakan untuk hal-hal yang negative seperti hura-hura di kafe, berbelanja barang-barang yang tidak dibutuhkan sehingga uang hasil bekerja tersebut menjadi tidak bermanfaat. Oleh karena itu kaum muda harus mampu untuk menggunakan uang hasil dari bekerja paruh waktu tersebut dengan sebaik mungkin. Dampak positif lainnya yang didapatkan oleh kaum muda dalam bekerja paruh waktu adalah dapat menambah pengalaman dan ilmu yang didapat selama bekerja tersebut. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan informan dapat diketahui bahwa informan sebelumnya paling banyak menyatakan bahwa tujuan untuk melakukan pekerjaan paruh waktu adalah dengan harapan untuk menambah

12 pengalaman dan ilmu yang tidak didapat di bangku kuliah. Setelah lebih lanjut melakukan wawancara dengan informan dapat diketahui bahwa dampak yang diperoleh setelah bekerja paruh waktu adalah meningkatkan skill ataupun kemampuan yang dimiliki. Hal tersebut seperti yang disampaikan oleh informan dalam kutipan hasil wawancara berikut ini: Saya sangat senang dapat bekerja paruh waktu karena mendapatkan ilmu dalam dunia kerja yang tidak saya dapatkan di bangku kuliah. Ilmu tersebut dapat saya terapkan nanti setelah saya selesai menyelesaikan kuliah dan masuk dalam dunia kerja yang sesungguhnya (Hasil wawancara dengan informan II, pada tanggal 3 Oktober 2014). Hal senada juga diungkapkan oleh informan lainnya yang menyatakan bahwa dengan bekerja paruh waktu maka akan menambah pengalaman yang dimiliki, karena dengan bekerja tersebut mendapatkan hal-hal yang baru yang tidak akan ditemui jika tidak bekerja. Hal tersebut sesuai dengan kutipan hasil wawancara sebagai berikut: Saya bekerja paruh waktu, dan dampak yang saya rasakan adalah menambah pengalaman yang saya miliki sebelumnya. Pengalaman tersebut merupakan hal yang baru dan akan terus saya gali untuk meningkatkan kemampuan yang saya miliki (Hasil wawancara dengan informan III, pada tanggal 3 Oktober 2014). Dampak lainnya yang dirasakan oleh kaum muda setelah bekerja paruh waktu adalah memiliki teman yang bertambah dibandingkan sebelumnya. Apabila pada saat kuliah, maka teman-teman yang dimiliki sebatas teman di kampus, akan tetapi setelah bekerja paruh waktu maka kaum muda akan mendapatkan teman baru di lingkungan kerjanya. Teman baru tersebut merupakan relasi yang harus

13 dipertahankan dan dikembangkan. Hal tersebut sesuai dengan kutipan hasil wawancara dengan informan berikut ini: Saya bekerja paruh waktu dan merasakan dampak yang positif diantaranya adalah mendapatkan relasi baru dan teman-teman baru. Teman-teman tersebut tidak akan saya temui jika saya tidak bekerja paruh waktu, oleh karena itu bekerja paruh waktu sangat memberikan dampak yang positif bagi kehidupan sosial (Hasil wawancara dengan informan IV, pada tanggal 4 Oktober 2014). Hal serupa juga dinyatakan oleh informan V yang menyatakan bahwa dampak dari bekerja paruh waktu adalah jaringan relasi yang bertambah sehingga dapat saling berbagi pengalaman dan ilmu yang dimiliki yang dapat dikembangkan di kemudian hari. Hal tersebut sesuai dengan kutipan hasil wawancara berikut ini: Dampak yang saya rasakan adalah menambah relasi yang tidak ditemui sebelumnya, sehingga dapat berbagi pengalaman dan ilmu sehingga pengalaman kita juga bertambah dalam berbagai aspek. Relasi yang dimiliki tersebut harus dipertahankan dan dikembangkan untuk manfaat yang lebih di masa yang akan datang (Hasil wawancara dengan informan V, pada tanggal 4 Oktober 2014). Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat diketahui bahwa kaum muda mendapatkan dampak yang positif setelah melakukan pekerjaan paruh waktu. Dampak tersebut adalah bertambahnya teman, relasi yang baru yang tidak akan ditemui apabila kaum muda tersebut tidak bekerja paruh waktu. Pada saat ini kaum muda sudah menganggap bahwa bekerja paruh waktu adalah merupakan gaya hidup yang positif untuk mengisi waktu luang yang dimiliki. Bagi kaum muda yang masih berstatus sebagai mahasiswa maka hal tersebut merupakan suatu investasi relasi sosial yang dapat dikembangkan dikemudian hari. Selain mendapatkan dampak yang positif bagi kaum muda setelah bekerja paruh waktu, maka bagi kaum muda berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis

14 lakukan harus menerima konsekuensi yaitu waktu untuk berkumpul dengan teman menjadi terbatas. Hal tersebut seperti yang disampaikan oleh informan berikut ini: Setelah saya bekerja paruh waktu maka tentu saja waktu yang saya miliki untuk berkumpul dengan teman-teman menjadi terbatas, tidak seperti dulu lagi. Setelah saya pulang kuliah maka sore hari sampai malam hari saya harus bekerja, akan tetapi tugas-tugas kuliah tetap menjadi prioritas saya jangan sampai ada yang tidak terselesaikan ataupun sampai membolos kuliah (Hasil wawancara dengan informan VI, pada tanggal 4 Oktober 2014). Hal senada juga disampaikan oleh informan lainnya yang menyatakan bahwa waktu yang dimiliki menjadi terbatas, baik untuk diri sendiri ataupun untuk teman-teman, karena jam kerja paruh waktu biasanya adalah sore hari yang banyak dilakukan oleh kaum muda setelah pada pagi hari sampai siang hari melakukan aktivitas kegiatan perkuliahan. Pernyataan tersebut seperti yang diungkapkan oleh informan berikut ini: Tentu saja waktu yang dimiliki untuk berkumpul dengan teman-teman menjadi terbatas, karena dari pagi sampai siang harus kuliah terlebih dahulu dan sorenya mulai melakukan pekerjaan paruh waktu. Otomatis untuk dapat berkumpul dengan teman-teman pada saat hari libur saja tidak dapat dilakukan setiap harinya (Hasil wawancara dengan informan VII, pada tanggal 4 Oktober 2014). Beberapa informan tersebut di atas menyatakan bahwa waktu yang dipergunakan untuk bersosialisasi menjadi terbatas, akan tetapi terdapat juga informan yang menyatakan bahwa waktu untuk berkumpul dan bersosialisasi dengan teman, keluarga masih seperti biasanya sebelum bekerja paruh waktu, hanya saja harus pintar untuk membagi waktu antara kuliah, bekerja dan bersosialisasi. Hal tersebut sesuai dengan kutipan hasil wawancara berikut ini:

15 Walaupun saya bekerja paruh waktu, akan tetapi saya masih bisa untuk berkumpul, bersosialisasi dengan teman dan keluarga. Asalkan dari kita sendiri dapat membagi waktu dengan benar antara kuliah dan bekerja. Akan tetapi saya usahakan agar waktu bekerja tidak sampai mengganggu kegiatan kuliah saya itu yang terpenting (Hasil wawancara dengan informan VIII, pada tanggal 4 Oktober 2014). Senada dengan pernyataan yang disampaikan oleh informan VIII, informan selanjutnya juga menyatakan bahwa kegiatan bekerja paruh waktu tidak sampai mengganggu kegiatan kuliah, ataupun berkumpul dengan teman-teman, bahkan masih bisa mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh kampus. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh informan berikut ini: Saya masih bisa mengikuti kegiatan kampus, walaupun saya juga bekerja paruh waktu. Untuk mengakalinya maka apabila ada kegiatan yang mendesak dan saya harus bekerja karena sudah dijadwalkan maka saya dapat meminta bantuan teman untuk bergantian jadwal. Begitu juga nantinya apabila teman lain ada keperluan mendesak, dapat bergantian jadwal dengan saya (Hasil wawancara dengan informan IX, pada tanggal 4 Oktober). Lebih lanjut informan selanjutnya menyatakan bahwa konsekuensi yang diperoleh dengan bekerja paruh waktu adalah memang waktu yang tersedia untuk berkumpul dengan teman menjadi minim. Akan tetapi dari diri sendiri harus mampu untuk membagi waktu agar kehidupan untuk bersosialisasi tidak hilang dikarenakan bekerja paruh waktu setelah selesai kuliah. Hal tersebut seperti yang disampaikan dalam kutipan hasil wawancara berikut ini: Tidak dapat dipungkiri bahwa waktu untuk berkumpul dengan temanteman menjadi berkurang, akan tetapi dari diri sendiri juga harus pintar untuk membagi waktu untuk diri sendiri dan teman-teman, khususnya bagi diri sendiri adalah harus menjaga kesehatan, karena bekerja setelah aktivitas kuliah membutuhkan fisik yang kuat (Hasil wawancara dengan informan X, pada tanggal 4 Oktober 2014).

16 Berdasarkan uraian hasil penelitian tersebut di atas dapat diketahui bahwa kaum muda yang bekerja paruh waktu mendapatkan dampak yang positif. B. Pembahasan 1. Tujuan Kaum Muda Melakukan Pekerjaan Paruh Waktu Bekerja paruh waktu pada saat ini banyak dilakukan oleh kaum muda. Kaum muda yang penulis teliti dalam penelitian ini adalah mahasiswa. Mahasiswa adalah individu yang menuntut ilmu di perguruan tinggi, dan dalam perkembangannya berada pada kategori remaja akhir yang berada dalam rentang usia tahun (Monks dkk, 2001). Menurut Cohen (dalam Ronen, 1981) bentuk pekerjaan yang paling banyak dilakukan oleh mahasiswa adalah jenis pekerjaan paruh waktu (part-time work). Mahasiswa yang bekerja paruh waktu tersebut mempunyai orientasi atau tujuan yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini didapat hasil bahwa tujuan dari mahasiswa bekerja paruh waktu adalah untuk mendapatkan uang dan menambah pengalaman. Berikut ini merupakan tabel dari hasil jawaban informan terkait dengan tujuan dari bekerja paruh waktu: Tabel 1. Tujuan Dari Bekerja Paruh Waktu

17 No Tujuan Jumlah % 1 Tujuan ekonomi 3 30% 2 Tujuan non ekonomi 7 70% Total % Sumber: Data Primer. Berdasarkan data pada tabel di atas dapat diketahui bahwa tujuan dari kaum muda dalam penelitian ini yang bekerja paruh waktu paling banyak adalah yang mempunyai tujuan non ekonomi yaitu sebanyak 7 orang (70%), dan yang mempunyai tujuan ekonomi hanya sebanyak 3 orang (30%). Penulis mendapatkan hasil bahwa tujuan utama dari bekerja paruh waktu adalah tujuan ekonomi dan tujuan non ekonomi. Berdasarkan data tersebut di atas mahasiswa yang bekerja paruh waktu dengan tujuan non ekonomi lebih banyak dibandingkan dengan mahasiswa yang bekerja dengan tujuan ekonomi. Latar belakang keadaan keluarga dan ekonomi dari informan dalam penelitian ini sangat beragam. Ada yang berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah dan ada juga yang berasal dari tingkat ekonomi menengah ke atas. Informan dalam penelitian ini berasal dari luar daerah wilayah Yogyakarta yang menempuh pendidikan di Kota Yogyakarta, oleh karena itu setiap bulannya secara rutin masih mendapatkan uang saku dari orang tuanya. Akan tetapi uang saku yang diberikan oleh orang tua tentu saja berbeda-beda antar mahasiswa satu dengan yang lainnya tergantung dari kebutuhan dan kehidupan orang tua masing-masing. Oleh karena itu bagi mahasiswa yang

18 berasal dari keluarga yang kurang mampu dan bekerja paruh waktu untuk mendapatkan uang tambahan, maka bekerja paruh wakktu karena ada dorongan untuk mendapatkan uang atau pendapatan adalah tujuan utama. Bagi mahasiswa yang bekerja paruh waktu tersebut dengan tujuan utama adalah mendapatkan penghasilan maka akan dapat membantu keuangan selama berkuliah baik untuk pembayaran uang kuliah ataupun untuk ditabung dan membeli kebutuhan. Berdasarkan uraian hasil penulis dapat diketahui bahwa mahasiwa yang bekerja paruh waktu mendapatkan penghasilan yang kemudian dipergunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti kebutuhan makan, belanja, hiburan dan kebutuhan kuliah. Selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tersebut, maka hasil dari bekerja paruh waktu tersebut dipergunakan untuk tabungan bagi mahasiswa. Mahasiswa yang bekerja paruh waktu tersebut memiliki kepuasan tersendiri dengan pendapatan yang dimiliki dan membantu meringankan beban orang tua. Selain dikarenakan tujuan untuk mendapatkan pendapatan tambahan bagi mahasiswa yang bekerja paruh waktu juga mempunyai tujuan lainnya adalah untuk menambah pengalaman. Dunia kerja secara nyata adalah tujuan dari mahasiswa menempuh pendidikan, akan tetapi di bangku perkuliahan tidak banyak Perguruan Tinggi yang memberikan praktik mengenai dunia kerja. Oleh karena itu dikarenakan banyak peluang yang ada pada saat ini dimana banyak perusahaan yang membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk bekerja paruh waktu, maka hal tersebut dimanfaatkan bagi mahasiswa untuk bekerja sembari menempuh perkuliahan.

19 Perusahaan yang membuka kesempatan bagi mahasiwa yang bekerja paruh waktu tersebut juga menetapkan persyaratan bagi kaum muda yang berstatus sebagai mahasiswa untuk dapat bekerja di perusahaannya. Persyaratan tersebut diantaranya adalah standar IPK (Indeks Prestasi Kumulatif), pengalaman bekerja sebelumnya jika pernah, dan persetujuan bekerja dengan waktu atau sistem shift yang telah ditentukan oleh perusahaan. Dengan adanya sistem shift yang diterapkan oleh perusahaan tersebut tentu saja dapat mengganggu jadwal perkuliahan bagi mahasiswa. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan informan penelitian dapat diketahui bahwa mahasiswa tidak terganggu perkuliahannya, karena kebanyakan bagi yang bekerja paruh waktu sudah duduk di bangku perkuliahan tingkat akhir dan tinggal menempuh tugas akhir sehingga tidak mengikuti kegiatan perkuliahan secara rutin. Bagi mahasiswa yang bekerja paruh waktu tersebut maka akan mendapatkan pengalaman dunia kerja secara langsung, dimana mahasiwa akan dapat berhadapan langsung dengan konsumen, masyarakat, investor perusahaan dan lain sebagainya. Dengan terjun ke dunia kerja secara langsung maka mahasiswa tersebut dapat menerapkan ilmu yang didapat dari bangku perkuliahan. Mahasiswa yang bekerja paruh waktu tersebut juga dapat menambah pengalaman selama bekerja. Pengalaman yang akan didapat tersebut menjadi tujuan dari mahasiswa yang bekerja paruh waktu. Pengalaman yang akan diperoleh oleh mahasiswa dengan bekerja paruh waktu tersebut banyak disampaikan oleh informan dalam penelitian ini, yang menyatakan bahwa tujuan utama dari bekerja paruh waktu adalah hal utama

20 untuk mendapatkan pengalaman yang tidak diperoleh selama di bangku kuliah. Bekerja paruh waktu yang dilakukan tersebut juga dengan sepengetahuan dan persetujuan dari orang tua. Informan dalam penelitian ini menyatakan bahwa bekerja paruh waktu mendapatkan dukungan sepenuhnya dari orang tua dengan tujuan untuk mendapatkan pengalaman dan ilmu yang bermanfaat setelah selesai menempuh pendidikan. Hasil penelitian penulis ini sesuai dengan pendapat dari Shaefer yang menyatakan bahwa Pada perkembangannya, para pekerja paruh waktu saat ini semakin meninggalkan alasan-alasan ekonomi. Artinya bahwa seiring perkembangan zaman kemudian para pekerja paruh waktu cenderung didorong oleh motif non ekonomi (Shaefer, 2009: 3). Hal tersebut menunjukkan bahwa tujuan utama dari mahasiswa untuk melakukan pekerja paruh waktu di selasela kesibukan menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi adalah untuk mendapatkan pengalaman yang akan diperoleh pada saat bekerja tersebut. Pengalaman yang akan diperoleh dan menjadi tujuan dari mahasiswa yang bekerja paruh waktu tersebut merupakan pergeseran dari tujuan mahasiswa yang bekerja dengan tujuan utama mendapatkan penghasilan. Pengalaman yang diperoleh tersebut merupakan motif atau tujuan non ekonomi. Selanjutnya hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh Yurgen (dalam Wirasasmita, 1982) menyatakan bahwa pandangan yang luas dan dinamis serta kesediaan untuk pembaharuan bisa lebih cepat berkembang dalam lapangan industri, tidak lepas dari suatu latar belakang pendidikan, pengalaman, dan perjalanan yang banyak. Oleh sebab itu,

21 bekerja paruh waktu bagi mahasiswa dapat dilihat sebagai upaya untuk mengumpulkan pengalaman kerja selama masih menempuh pendidikan. Pengalaman yang diperoleh tersebut menjadi suatu daya tarik tersendiri bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri dan menambah wawasan. Pengalaman yang diperoleh tersebut dapat menjadi bekal bagi mahasiswa nantinya untuk masuk dalam dunia kerja setelah selesai menempuh pendidikan. Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat diketahui bahwa kaum muda dalam hal ini adalah mahasiswa memiliki tujuan yang berbeda-beda dengan keputusannya untuk melakukan pekerjaan paruh waktu. Tujuan tersebut diantaranya adalah mendapatkan penghasilan dan untuk mendapatkan pengalaman. Akan tetapi dengan seiring perkembangan zaman pada saat ini tujuan atau motif dari mahasiswa untuk bekerja paruh waktu tersebut telah bergeser dari motif ekonomi menjadi motif non ekonomi. Motif non ekonomi tersebut adalah mendapatkan pengalaman yang bermanfaat. Motif non ekonomi diantaranya adalah untuk mengembangkan keterampilan dan ilmu yang diperoleh dari bangku kuliah pada dunia kerja nyata. Hal tersebut akan bermanfaat setelah kaum muda bekerja nantinya setelah lulus, sudah mengetahui secara langsung sebelumnya bagaimana situasi dan kondisi bidang kerja yang diminatinya. Selain itu kaum muda juga akan mendapatkan keterampilan maupun ilmu baru yang dapat dimanfaatkan sebagai nilai tambah bagi kaum muda untuk bekerja nantinya. Pergeseran motif atau tujuan dalam melakukan pekerjaan paruh waktu tersebut dikarenakan pada saat ini kaum muda sudah memiliki pemikiran yang revolusioner bagaimana

22 cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan diri di tengah kesempatan yang ada, dimana perusahaan banyak yang memberikan kesempatan bagi anak muda untuk ikut serta berpartisipasi dalam perusahaannya walaupun masih berstatus sebagai mahasiswa. Oleh karena itu pada saat ini banyak dilihat di masyarakat, kaum muda yang bekerja di bidang industri kreatif misal menjadi fashion designer, pembawa acara di televisi, penyiar di radio, waiters di restoran adalah mahasiswa. Perusahaan memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk bekerja paruh waktu dikarenakan tidak memberikan gaji yang full seperti karyawan tetap pada umumnya, waktu yang dimiliki oleh mahasiswa lebih fleksibel karena belum ada tanggungan dari keluarga sehingga banyak kaum muda yang dipekerjakan untuk shift malam, dimana kaum muda tersebut sudah selesai kuliah. Bagi perusahaan dan kaum muda yang bekerja paruh waktu tersebut terdapat hubungan yang saling menguntungkan. Dilihat dari sisi yang diperoleh oleh kaum muda maka kaum muda memiliki keuntungan yang sangat besar dengan pekerjaan paruh waktu yang dijalaninya. 2. Dampak Pekerjaan Paruh Waktu Tersebut dengan Gaya Hidup Modern Anak Muda Bekerja paruh waktu di kalangan anak muda dalam hal ini tengah menjadi suatu trend. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil penelitian penulis dengan melakukan wawancara kepada informan dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa dampak yang diperoleh dengan bekerja paruh waktu adalah

23 dampak yang positif. Kaum muda dalam penelitian ini yaitu mahasiswa yang bekerja paruh waktu menyatakan bahwa dengan memanfaatkan waktu luang yang dimiliki di sela-sela kesibukan kuliah dengan melaksanakan pekerjaan paruh waktu merupakan suatu gaya hidup yang positif. Berdasarkan hasi penelitian di lapangan dapat diketahui bahwa gaya hidup mahasiswa pasca bekerja paruh waktu menjadi lebih besar, dimana memberikan dampak positif yang beragam. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Leisure Class Theory yang dikemukakan oleh Thorstein Veblen (1899) yang menyatakan Pemanfaatan waktu luang yang pada teori Veblen mengacu kepada budaya konsumsi mengandung arti bahwa kaum muda mengkonsumsi waktu luangnya untuk melakukan kerja paruh waktu yang kemudian menjadi gaya hidup. Berdasarkan data hasil penelitian yang penulis peroleh berikut ini merupakan dampak dari kaum muda yang bekerja paruh waktu: Tabel 2. Dampak Dari Bekerja Paruh Waktu No Dampak 1 Mendapatkan kemandirian finansial 2 Mendapatkan teman dan relasi baru 3 Menambah ilmu dan keterampilan 4 Lebih cepat untuk beradaptasi dengan lingkungan baru 5 Lebih dapat mengatur waktu dengan efisien Sumber: Data Primer

24 Berdasarkan data pada tabel di atas dapat diketahui bahwa kaum muda yang bekerja paruh waktu memberikan dampak yang bermacam-macam. Dampak yang diperoleh diantaranya adalah mendapatkan kemandirian finansial. Bagi kaum muda yang bekerja paruh waktu maka akan mendapatkan gaji yang setiap bulannya yang diperoleh selama bekerja. Gaji yang diperoleh tersebut dapat dipergunakan untuk tambahan memenuhi kebutuhan sehari-hari ataupun untuk ditabung sehingga dapat mengurangi beban orang tua. Dampak dari kaum muda dari pekerjaan paruh waktu yang dilakukannya adalah mendapatkan penghasilan yang akan bermanfaat bagi kehidupannya. Penghasilan atau gaji yang didapat tersebut dapat dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-harinya, membayar uang kuliah ataupun ditabung. Dari hasil pendapatan yang diperolehnya tersebut maka dapat meningkatkan kemandirian finansial dari kaum muda tersebut. Kemandirian finansial yang diperoleh oleh kaum muda tersebut dapat dilihat melalui cara berpakaian, pergaulan, dan cara meluangkan waktu luangnya dimana hal tersebut membedakannya dengan orang lain. Dalam hal ini, kaum muda yang melakukan pekerjaan paruh waktu mempunyai kehidupan yang berbeda dengan kaum muda lainnya, dimana kaum muda seusianya fokus pada kegiatan perkuliahannya dan kehidupan sosialnya dengan teman-teman sebayanya. Akan tetapi pada kaum muda yang bekerja paruh waktu, waktu luangnya dipergunakan untuk bekerja. Hal tersebut membawa dampak yang positif bagi gaya hidupnya, karena dimanfaatkan dengan kegiatan yang bermanfaat bagi kehidupannya.

25 Akan tetapi terdapat juga dampak yang negatif dari pekerjaan paruh waktu yang dilakukan oleh kaum muda, dimana kaum muda menjadi hedonis karena menggunakan uang hasil pendapatan yang diperoleh dari hasil bekerja paruh waktu tersebut untuk memenuhi kebutuhan yang tersier seperti berbelanja yang tidak menjadi kebutuhan, membeli gadget terbaru dan lain sebagainya yang pada dasarnya bukan menjadi suatu kebutuhannya dan hanya terpengaruh oleh kehidupan lingkungannya. Kaum muda tersebut bekerja paruh waktu terpengaruh dengan lingkungan sekitarnya, dan untuk memenuhi kebutuhan tersebut harus mencari uang tambahan dan cara yang dilakukan adalah dengan bekerja paruh waktu. Selanjutnya dampak yang diperoleh bagi kaum muda dari bekerja paruh waktu terhadap gaya hidup modernnya adalah gaya hidup yang positif, dimana dengan bekerja paruh waktu maka kaum muda akan menambah teman, kenalan yang sebelumnya tidak ditemui, dengan bekerja paruh waktu juga akan berdampak bagi kehidupan sosial dari kaum muda, dimana akan semakin banyak relasi yang ditemui sehinggga pertemanan akan semakin banyak. Manfaat atau dampak lainnya yang diperoleh bagi kaum muda yang bekerja paruh waktu diantaranya adalah dapat menambah keterampilan dan pengalaman yang dimiliki. Seperti diketahui kondisi dunia kerja tentu saja jauh berbeda dengan kondisi pada saat menempuh pendidikan di tingkat Perguruan Tinggi. Oleh karena itu di dunia kerja, adalah saat yang tepat untuk mengimplementasikan ilmu yang didapat di bangku perkuliahan, sehingga ilmu yang didapatkan dapat diterapkan secara langsung. Akan tetapi apabila harus

26 menunggu sampai dengan lulus kuliah, kaum muda yang notabene adalah mahasiswa tersebut merasa bosan sehingga mencari kesempatan untuk menerapkan ilmu atau keterampilan yang dimiliki pada saat masih kuliah dengan bekerja paruh waktu. Keterampilan dan ilmu yang dimiliki oleh kaum muda sebelum bekerja paruh waktu tentu saja terbatas, akan tetapi setelah menjalani pekerjaan paruh waktu maka akan menambah keterampilan dan ilmu yang dimiliki oleh mahasiswa tersebut. Oleh karena itu dampak dari bekerja paruh waktu akan bermanfaat bagi kaum muda untuk menambah ilmu dan keterampilannya. Selain itu kaum muda yang bekerja paruh waktu akan lebih cepat dapat beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Oleh karena itu kaum muda akan dapat dengan mudah untuk bertukar pikiran dan berbagi pengalaman. Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa dampak yang akan diperoleh oleh kaum muda adalah bermanfaat bagi kehidupan sosialnya. Bagi kaum muda yang bekerja paruh waktu maka akan menambah jaringan pertemanannya, bertemu dengan orang baru setiap harinya sehingga dapat dimanfaatkan untuk menambah relasi yang akan bermanfaat di kemudian harinya. Bagi kaum muda yang bekerja paruh waktu tersebut, menambah jaringan pertemanan atau relasi sesuai dengan karakter dari kaum muda yang diungkap oleh Gunarsa (1992) bahwa karakter kaum muda adalah mempunyai rasa sosial dan solidaritas yang tinggi, sehingga dengan bekerja paruh waktu adalah pilihan yang tepat untuk mengembangkan hal tersebut. Bagi kaum muda yang bekerja paruh waktu juga dapat dengan lebih mudah untuk mengatur

27 waktu dikarenakan sduah terbiasa untuk mengatur waktu dalam bekerja, sehingga diharapkan dapat berpengaruh untuk dapat mengatur waktu yang dimiliki dalam kehidupan sehari-hari. Bekerja paruh waktu bagi kaum muda juga berdampak pada kegiatan sosialisasi dari kaum muda, berdasarkan hasil penelitian penulis dapat diketahui bahwa kaum muda yang bekerja paruh waktu tersebut menghabiskan waktu luangnya dengan bekerja sehingga waktu untuk bersosialisasi, berkumpul dengan teman-teman sebayanya menjadi berkurang karena waktu luang yang dimilikinya dihabiskan untuk bekerja. Bagi kaum muda yang bekerja di industri kreatif seperti televisi, radio, iklan, dan lain sebagainya pekerjaan tersebut membutuhkan kesiapan bekerja selama hampir 24 jam dimana harus siap untuk bekerja kapan saja dibutuhkan. Industri kreatif khususnya di Yogyakarta yang semakin berkembang pada saat ini membutuhkan jiwa muda untuk dapat mengembangkan ide pemikirannya untuk kemajuan perusahaan, sehingga perusahaan di bidang industri kreatif banyak membutuhkan kaum muda untuk dapat bekerja di perusahaannya. Pekerjaan yang tidak mengenal waktu tersebut membuat kaum muda yang bekerja paruh waktu di industri kreatif harus siap untuk bekerja sesuai dengan tugas dan jam kerja yang telah ditentukan, dengan konsekuensi berbagai macam salah satunya adalah waktu untuk berkumpul dengan keluarga ataupun teman-teman sebayanya menjadi berkurang. Selain itu bagi kaum muda yang bekerja paruh waktu ada juga yang mengalami dampak negative dimana kesulitan dalam hal mengatur waktu

28 untuk mengatur jadwal kuliah sehingga menyebabkan perkuliahan yang ditempuh menjadi lama. Akan tetapi tidak semua kaum muda yang bekerja paruh waktu menjadi kesulitan dalam menyelesaikan perkuliahannya, hanya saja pada saat ini di masyarakat terdapat anggapan negatif bagi kaum muda yang berstatus sebagai mahasiswa apabila tidak dapat menyelesaikan perkuliahan dalam waktu yang cepat. Hal tersebut dapat dikarenakan mahasiswa kurang dapat mengikuti kegiatan perkuliahan dengan baik dan tidak ada motivasi dalam dirinya untuk menyelesaikan perkuliahan. Gaya hidup yang ada pada kaum muda tersebut dengan telah mampu untuk memenuhi kebutuhannya sendiri tersebut merupakan suatu gaya hidup mandiri. Seperti halnya yang dikemukakan oleh Chaney (1996), melalui gaya hidup mandiri, budaya konsumerisme tidak lagi memenjarakan manusia. Manusia akan bebas dan merdeka untuk menentukan pilihannya secara bertanggung jawab, serta menimbulkan inovasi-inovasi yang kreatif untuk menunjang kemandirian tersebut. Gaya hidup yang dimiliki oleh kaum muda yang berprofesi sebagai mahasiswa dan bekerja paruj waktu tersebut condong ke gaya hidup yang modern dimana mahasiswa dapat lebih menghargai waktu sehingga manajemen waktu dapat diatur dengan baik selain itu juga dapat menambah relasi untuk kehidupan mendatang sehingga dapat berkembang dengan baik. Hal tersebut berbeda dengan gaya hidup tradisional, dimana mahasiswa hanya

29 berfokus pada kuliah saja dan tidak mau mengembangkan diri dengan cara bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.

30 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dalam hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan pada penelitian ini yaitu sebagai berikut: Tujuan kaum muda melakukan pekerjaan paruh waktu pada saat ini telah mengalami pergeseran motif. Dimana sebelumnya kaum muda bekerja waktu untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, sedangkan pada saat ini tujuan nya adalah non ekonomi. Motif non ekonomi yaitu dengan tujuan untuk menambah pengalaman dan mengembangkan kemampuan diri untuk memasuki dunia kerja. Sementara itu bagi kaum muda tujuan dalam bekerja paruh waktu untuk mendapatkan pendapatan utama mulai dikesampingkan, dimana pendapatan bukan menjadi tujuan yang utama. Dampak pekerjaan paruh waktu tersebut dengan gaya hidup modern anak muda adalah dengan bekerja paruh waktu maka mendapatkan aspek kemandirian finansial yang lebih baik dibandingkan dengan rekan-rekannya yang tidak melakukan pekerjaan paruh waktu. Kaum muda dalam hal ini adalah mahasiswa memanfaatkan waktu luangnya dengan bekerja paruh waktu sehingga akan meningkatkan kehidupannya. Kaum muda akan dianggap memiliki kemampuan dan dapat meningkatkan tingkat perekonomiannya sehingga mampu memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa harus meminta kepada orangtuanya. Kaum muda yang bekerja paruh waktu maka dapat mempunyai gaya hidup modern, dimana kaum muda menjadi lebih menghargai dan efisien terhadap waktu, mempunyai tingkat

31 adaptasi terhadap lingkungan baru dengan lebih cepat dan berpengaruh terhadap kehidupan sosialnya seperti menambah relasi. B. Saran Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Diharapkan kaum muda untuk meningkatkan kualitas dengan mencari pengalaman yang lebih dan bermanfaat menerapkan ilmu yang telah didapat di bangku perkuliahan dengan cara melakukan pekerjaan paruh waktu. 2. Diharapkan bagi kaum muda untuk tidak menerapkan pola kehidupan hedonis dengan memanfaatkan penghasilan dari bekerja paruh waktu dengan hal yang tidak bermanfaat.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Manusia merupakan individu yang berdiri sendiri, mempunyai unsur fisik dan psikis yang dikuasai penuh oleh dirinya sendiri. Masing-masing individu tentunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketahui untuk mencapai pengelolaan keuangan yang benar.

BAB I PENDAHULUAN. ketahui untuk mencapai pengelolaan keuangan yang benar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengelola keuangan pribadi bagi sebagian orang adalah kegiatan yang tidak perlu dipelajari lagi, karena dianggap sebagai kegiatan yang setiap hari kita lakukan. Namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat memberikan berbagai pengaruh bagi para penggunanya. Dalam perkembangannya, teknologi memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu subtansi yang diperhatikan, karena mahasiswa merupakan penerjemah

BAB I PENDAHULUAN. salah satu subtansi yang diperhatikan, karena mahasiswa merupakan penerjemah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Mahasiswa adalah peserta didik yang melakukan proses pembelajaran pada perguruan tinggi. Mahasiswa dalam kaitannya dengan dunia pendidikan, merupakan salah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KUALITAS SOFT SKILL MAHASISWA PRODI EKONOMI SYARI AH DALAM KESIAPANNYA MENGHADAPI DUNIA KERJA

BAB IV ANALISIS KUALITAS SOFT SKILL MAHASISWA PRODI EKONOMI SYARI AH DALAM KESIAPANNYA MENGHADAPI DUNIA KERJA 68 BAB IV ANALISIS KUALITAS SOFT SKILL MAHASISWA PRODI EKONOMI SYARI AH DALAM KESIAPANNYA MENGHADAPI DUNIA KERJA A. Kualitas Soft Skill Mahasiswa Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era modern ini kedudukan wanita dan pria bukanlah sesuatu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era modern ini kedudukan wanita dan pria bukanlah sesuatu yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era modern ini kedudukan wanita dan pria bukanlah sesuatu yang layak diperdebatkan lagi, sekat pemisah antara pria dan wanita dalam bekerja semakin menipis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat

BAB I PENDAHULUAN. merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan kepribadian seseorang maka remaja mempunyai arti yang khusus. Secara psikologis masa remaja adalah usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pulau Jawa merupakan kepulauan yang berkembang dengan pesat, khususnya kota Jakarta. Berdasarkan Undang-Undang no.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pulau Jawa merupakan kepulauan yang berkembang dengan pesat, khususnya kota Jakarta. Berdasarkan Undang-Undang no. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pulau Jawa merupakan kepulauan yang berkembang dengan pesat, khususnya kota Jakarta. Berdasarkan Undang-Undang no.10, tahun 1964, Jakarta dinyatakan sebagai Daerah

Lebih terperinci

BAB V PROFIL KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS DI TRANS TV

BAB V PROFIL KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS DI TRANS TV BAB V PROFIL KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS DI TRANS TV 5.1 Profil Khalayak Langsung Acara Musik Derings Khalayak langsung acara musik Derings adalah khalayak yang berada dilokasi penayangan acara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalannya waktu. Setiap orang memiliki tujuan-tujuan keuangan seperti untuk

BAB I PENDAHULUAN. berjalannya waktu. Setiap orang memiliki tujuan-tujuan keuangan seperti untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perencanaan keuangan menjadi suatu topik penelitian yang sering dilakukan dikarenakan pada zaman modern dan berkembang ini banyak manusia memiliki banyak kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, berbagai kebutuhanpun semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, berbagai kebutuhanpun semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, berbagai kebutuhanpun semakin bertambah. Salah satu kebutuhan yang penting saat ini adalah kebutuhan akan pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi mahasiswa-mahasiswi sangat beragam. Mereka dapat memilih jurusan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. bagi mahasiswa-mahasiswi sangat beragam. Mereka dapat memilih jurusan sesuai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswi adalah sebutan bagi wanita yang menuntut ilmu di Perguruan Tinggi sebagai dasar pendidikan untuk mendapatkan pekerjaan yang dapat menopang kehidupan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang sangat pesat dan persaingan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang sangat pesat dan persaingan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang sangat pesat dan persaingan yang semakin ketat menjadikan setiap organisasi harus menghadapi tantangan yang menuntut sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kerja Praktik adalah salah satu mata kuliah yang harus ditempuh di semester

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kerja Praktik adalah salah satu mata kuliah yang harus ditempuh di semester BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktik adalah salah satu mata kuliah yang harus ditempuh di semester akhir jurusan Desain Produk FTPD Universitas Mercu Buana Jakarta. Mata kuliah ini berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dibidang fashion semakin meningkat. Gaya hidup berbelanja. hanya bagi perempuan saja, laki-laki bahkan tidak

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dibidang fashion semakin meningkat. Gaya hidup berbelanja. hanya bagi perempuan saja, laki-laki bahkan tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan bertambahnya pusat perbelanjaan dengan menawarkan berbagai macam produk yang ditawarkan akan menambah persaingan yang semakin ketat didunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan sumber daya yang berkualitas. Setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan sumber daya yang berkualitas. Setiap perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya zaman, persaingan untuk mendapatkan pekerjaan semakin ketat. Angkatan kerja dituntut untuk kompeten dan memiliki keterampilan yang mumpuni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. orang dengan orang lain, yang berfungsi dalam interaksi dengan cara-cara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. orang dengan orang lain, yang berfungsi dalam interaksi dengan cara-cara yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gaya hidup merupakan pola-pola tindakan yang membedakan antara satu orang dengan orang lain, yang berfungsi dalam interaksi dengan cara-cara yang mungkin tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah ilmiah, saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja praktik merupakan kegiatan awal untuk mengenal dunia kerja, dimana untuk mengembangkan ilmu yang di dapat dari kegiatan akademis yang sesuai dengan profesi. Kerja

Lebih terperinci

KALAU BISA EMPAT,KENAPA HARUS SATU?

KALAU BISA EMPAT,KENAPA HARUS SATU? KALAU BISA EMPAT,KENAPA HARUS SATU? Oleh: Ahmad Gozali Dikutip dari Majalah Alia Kenaikan harga-harga kebutuhan pokok pasca kenaikan harga BBM nampaknya sudah bukan hal yang aneh lagi. Bahkan sebelum harga

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah kegiatan yang wajib ditempuh oleh mahasiswa S1 UNY program kependidikan karena orientasi utamanya

Lebih terperinci

Menumbuhkan dan Mengembangkan Jiwa Wirausaha Mahasiswa

Menumbuhkan dan Mengembangkan Jiwa Wirausaha Mahasiswa Menumbuhkan dan Mengembangkan Jiwa Wirausaha Mahasiswa Oleh : Nama : Angga Dwi Saputra NIM : 10.12.4714 Kelas : S1 SI 2E STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010/2011 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Mengembangkan

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMTIF DALAM MEMBELI BARANG ONLINE SHOP PADA MAHASISWA DI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PERILAKU KONSUMTIF DALAM MEMBELI BARANG ONLINE SHOP PADA MAHASISWA DI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI PERILAKU KONSUMTIF DALAM MEMBELI BARANG ONLINE SHOP PADA MAHASISWA DI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengubah pola perilaku konsumsi masyarakat. Globalisasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mengubah pola perilaku konsumsi masyarakat. Globalisasi merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi merupakan perubahan global yang melanda seluruh dunia. Dampak yang terjadi sangatlah besar terhadap berbagai aspek kehidupan manusia di semua lapisan

Lebih terperinci

BAB VI DAMPAK DARI WORK FAMILY CONFLICT. bekerja. Dampak dari masalah work family conflict yang berasa dari faktor

BAB VI DAMPAK DARI WORK FAMILY CONFLICT. bekerja. Dampak dari masalah work family conflict yang berasa dari faktor BAB VI DAMPAK DARI WORK FAMILY CONFLICT 6.1 Pendahuluan Fenomena work-family conflict ini juga semakin menarik untuk diteliti mengingat banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan, baik terhadap wanita dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. informasi dan gaya hidup. Globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. informasi dan gaya hidup. Globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, maka dengan sendirinya akan menimbulkan adanya perubahan di segala bidang seperti mode, informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan berkembangnya zaman, fungsi busana mengalami sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setidak-tidaknya bersifat finansial dan penafsiran hasil-hasilnya.belajar ilmu

BAB I PENDAHULUAN. setidak-tidaknya bersifat finansial dan penafsiran hasil-hasilnya.belajar ilmu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut American Institute of Certified Public Accountants (AICPA), Akuntansi adalah seni pencatatan, pengikhtisaran, peringkasan yang tepat dan dinyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini. Globalisasi adalah ketergantungan dan keterkaitan antar manusia dan antar bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini. Globalisasi adalah ketergantungan dan keterkaitan antar manusia dan antar bangsa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi merupakan era yang tengah berkembang dengan pesat pada zaman ini. Globalisasi adalah ketergantungan dan keterkaitan antar manusia dan antar bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diiringi dengan tingkat pendapatan yang semakin meningkat, akan sangat

BAB I PENDAHULUAN. diiringi dengan tingkat pendapatan yang semakin meningkat, akan sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan zaman yang semakin modern, teknologi yang berkembang pesat serta kehidupan manusia yang dinamis selalu berubah diiringi dengan tingkat pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai cara untuk mempertahankan dan merebut pasar.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai cara untuk mempertahankan dan merebut pasar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin tidak ada batasnya lagi, sehingga masyarakat akan semakin kritis dalam memilih dan memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh hasil pencarian dari suatu pokok permasalahan dalam penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh hasil pencarian dari suatu pokok permasalahan dalam penelitian yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Kebutuhan Informasi di zaman yang serba canggih seperti sekarang ini tentunya akan menjadi sangat penting sama halnya seperti kebutuhan sehari-hari.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memutuskan untuk hidup berkeluarga. Setiap calon pasangan yang akan menikah

BAB I PENDAHULUAN. memutuskan untuk hidup berkeluarga. Setiap calon pasangan yang akan menikah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pernikahan merupakan sebuah fase yang akan dialami oleh setiap manusia yang memutuskan untuk hidup berkeluarga. Setiap calon pasangan yang akan menikah berusaha menjadikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Makanan dalam pandangan sosial budaya, memiliki makna yang lebih

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Makanan dalam pandangan sosial budaya, memiliki makna yang lebih BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Makanan dalam pandangan sosial budaya, memiliki makna yang lebih luas dari sekedar sumber nutrisi. Terkait dengan kepercayaan, status, prestise, kesetiakawanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bandung saat ini telah menjadi salah satu kota pendidikan khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Bandung saat ini telah menjadi salah satu kota pendidikan khususnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bandung saat ini telah menjadi salah satu kota pendidikan khususnya pendidikan di perguruan tinggi. Hal ini dikarenakan begitu banyak perguruan tinggi seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya era globalisasi saat ini, negara-negara di dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya era globalisasi saat ini, negara-negara di dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya era globalisasi saat ini, negara-negara di dunia termasuk Indonesia. Globalisasi tersebut membuat berbagai perubahan-perubahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam waktu tertentu. Hariyanto (2010) mengungkapkan bahwa Prestasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam waktu tertentu. Hariyanto (2010) mengungkapkan bahwa Prestasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Belajar merupakan suatu proses yang komplek yang terjadi pada setiap orang sepanjang hidupnya, sedangkan prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai oleh perserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern menyebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern menyebabkan banyaknya pembangunan mall atau shopping centre semakin pesat. Hal ini terjadi dikarenakan, pada saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hingga tersier. Feist, Jess (2010) mengatakan bahwa salah satu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. hingga tersier. Feist, Jess (2010) mengatakan bahwa salah satu kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ditengah era globalisasi dan berkembangnya zaman membuat kebutuhan konsumen menjadi sangat beragam. Mulai dari kebutuhan primer, sekunder hingga tersier. Feist,

Lebih terperinci

Peluang Bisnis lewat Hobby

Peluang Bisnis lewat Hobby Peluang Bisnis lewat Hobby Anggraita Laras 11.12.5387 11- SI 01 STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 Abstrak I. Abstrak Perubahan yang sangat cepat, yang terjadi dalam lingkungan bisnis telah secara otomatis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun elektronik, maka telah menciptakan suatu gaya hidup bagi masyarakat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. maupun elektronik, maka telah menciptakan suatu gaya hidup bagi masyarakat. Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tidak dapat dipungkiri bahwa sebuah realita kehidupan pada era globalisasi seperti sekarang ini masih terbilang cukup unik. Karena dengan menawarkan begitu banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terperinci serta dapat mengaplikasikan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. terperinci serta dapat mengaplikasikan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan generasi penerus yang diharapkan dapat melanjutkan cita-cita bangsa serta membawa bangsa kearah perkembangan yang lebih baik. Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dewasa ini pada akhirnya menuntut semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dewasa ini pada akhirnya menuntut semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dewasa ini pada akhirnya menuntut semakin besarnya kebutuhan akan tenaga kerja profesional di bidangnya. Hal ini dapat dilihat dari berbagai

Lebih terperinci

STUDI POLA APRESIASI MASYARAKAT TERHADAP PASAR MODERN DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

STUDI POLA APRESIASI MASYARAKAT TERHADAP PASAR MODERN DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR STUDI POLA APRESIASI MASYARAKAT TERHADAP PASAR MODERN DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh: RONY RUDIYANTO L2D 306 022 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang akan menjadi penerus bangsa. Tidak dapat dipungkiri, seiring dengan terus

BAB I PENDAHULUAN. yang akan menjadi penerus bangsa. Tidak dapat dipungkiri, seiring dengan terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting, terutama bagi generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa. Tidak dapat dipungkiri, seiring dengan terus berkembangnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era-modernisasi negara Indonesia pada saat ini sudah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era-modernisasi negara Indonesia pada saat ini sudah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era-modernisasi negara Indonesia pada saat ini sudah mencapai tahap pemikiran yang sangat modern. Pada konteks sejarah manusia, tercatat beberapa kali telah terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tentu saja membawa dampak dalam kehidupan manusia, baik dampak

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tentu saja membawa dampak dalam kehidupan manusia, baik dampak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya zaman telah menunjukkan kemajuan yang tinggi dalam berbagai aspek kehidupan. Selain menunjukkan kemajuan juga memunculkan gaya hidup baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini sangat mudah sekali mencari barang-barang yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini sangat mudah sekali mencari barang-barang yang diinginkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini tidak dapat dipungkiri bahwa setiap individu memiliki berbagai macam kebutuhan yang harus dipenuhi baik itu kebutuhan pokok atau primer maupun kebutuhan

Lebih terperinci

4 Hal Sebelum Memberi Uang Saku

4 Hal Sebelum Memberi Uang Saku 4 Hal Sebelum Memberi Uang Saku Oleh: Safir Senduk Dikutip dari Tabloid NOVA No. 854/XVI Pernahkah Anda melihat seseorang yang pekerjaannya kelihatan biasa-biasa saja, tetapi memiliki apa saja yang dia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia dan termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia dan termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia dan termasuk kota metropolitan. Kondisi ini menjadikan kota medan terdapat banyak pusat perbelanjaan,pusat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya era globalisasi dan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya era globalisasi dan pertumbuhan ekonomi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya era globalisasi dan pertumbuhan ekonomi, banyak pengusaha yang membuka bisnis ritel di pusat perbelanjaan. Pertumbuhan bisnis retail sekarang

Lebih terperinci

Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Pada Produk X Dengan Citra Diri Remaja Putri

Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Pada Produk X Dengan Citra Diri Remaja Putri Jurnal Mediapsi 2016, Vol. 2, No. 1, 45-50 Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Pada Produk X Dengan Citra Diri Remaja Putri R. A. Adinah Suryati Ningsih, Yudho Bawono dhobano@yahoo.co.id Program Studi Psikologi,

Lebih terperinci

NAROTAMA SOLUSI BAGI YANG BEKERJA.

NAROTAMA SOLUSI BAGI YANG BEKERJA. NAROTAMA SOLUSI BAGI YANG BEKERJA. PRO PATRIA!! Menjadi mahasiswa sekaligus karyawan memang hal berat. Namun, jika temen - temen pintar untuk menyiasati dan tahu bagaimana memanfaatkan waktu sebaik mungkin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diikutinya. Tujuan utama mahasiswa di perguruan tinggi adalah belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. diikutinya. Tujuan utama mahasiswa di perguruan tinggi adalah belajar dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan orang yang sudah mengenyam pendidikan tinggi di suatu perguruan atau di universitas dan langsung terdaftar serta menetap sesuai masa kontraknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Belanja merupakan salah satu kegiatan membeli barang atau jasa yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Belanja merupakan salah satu kegiatan membeli barang atau jasa yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Belanja merupakan salah satu kegiatan membeli barang atau jasa yang sering dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Selama hidup, manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sehari- hari. Lesunya pertumbuhan ekonomi, terutama di sektor riil, telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sehari- hari. Lesunya pertumbuhan ekonomi, terutama di sektor riil, telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia mempunyai dampak besar dalam kehidupan masyarakat untuk mendapatkan penghasilan sebagai biaya kehidupan sehari- hari.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari konsumen dihadapkan dengan berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari konsumen dihadapkan dengan berbagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari konsumen dihadapkan dengan berbagai kebutuhan yang tiada henti, karena memang pada dasarnya manusia tidak lepas dari kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Keluarga menjadi tempat pertama seseorang memulai

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Keluarga menjadi tempat pertama seseorang memulai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam kehidupan. Keluarga menjadi tempat pertama seseorang memulai kehidupannya. Keluarga membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai calon-calon intelektual yang bersemangat, penuh dedikasi, enerjik, kritis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai calon-calon intelektual yang bersemangat, penuh dedikasi, enerjik, kritis, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah sekelompok kecil dari masyarakat yang berkesempatan mengembangkan kemampuan intelektualnya dalam mendalami bidang yang diminatinya di perguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan salah satu kegiatan penting dalam perekonomian suatu negara maupun di dalam suatu perusahaan. Melalui investasi taraf hidup masyarakat di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perkembangan dunia yang semakin maju dan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perkembangan dunia yang semakin maju dan persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan adanya perkembangan dunia yang semakin maju dan persaingan yang terjadi semakin ketat, individu dituntut untuk memiliki tingkat pendidikan yang memadai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masa peralihan perkembangan dari masa anak-anak menuju masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masa peralihan perkembangan dari masa anak-anak menuju masa dewasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi pada saat individu beranjak dari masa anak-anak menuju perkembangan ke masa dewasa, sehingga remaja merupakan masa peralihan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. diri, motivasi yang kuat untuk meneruskan sesuatu usaha, kegembiraan dan

BAB II LANDASAN TEORI. diri, motivasi yang kuat untuk meneruskan sesuatu usaha, kegembiraan dan BAB II LANDASAN TEORI A. Moril Kerja 1. Definisi Moril Moril adalah sikap atau semangat yang ditandai oleh adanya kepercayaan diri, motivasi yang kuat untuk meneruskan sesuatu usaha, kegembiraan dan pencapaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media massa maupun elektronik. Media- media tersebut yang sering dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. media massa maupun elektronik. Media- media tersebut yang sering dijumpai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Iklan merupakan salah satu alat komunikasi yang berperan untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat melalui sebuah media. Tanpa disadari hampir setiap hari kita menjumpai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin cepat. Hal tersebut memiliki pengaruh pada perilaku konsumen yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin cepat. Hal tersebut memiliki pengaruh pada perilaku konsumen yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi selalu berkembang, dan perkembangannya setiap hari semakin cepat. Hal tersebut memiliki pengaruh pada perilaku konsumen yang menginginkan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Televisi merupakan salah satu media komunikasi massa yang sangat penting dan menjadi salah satu kebutuhan hidup masyarakat. Televisi memiliki kelebihan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembangunan pertanian di Indonesia adalah mengembangkan sistem pertanian yang berkelanjutan, dalam upaya mewujudkan tujuan tersebut diperlukan upaya untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus memelihara dan melestarikan bumi, mengambil manfaatnya serta

BAB I PENDAHULUAN. harus memelihara dan melestarikan bumi, mengambil manfaatnya serta BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kedudukan manusia di muka bumi adalah sebagai wakil Allah yang harus memelihara dan melestarikan bumi, mengambil manfaatnya serta mengelola kekayaan alam untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang banyak. Pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi tidak disertai dengan peningkatan jumlah lapangan

Lebih terperinci

REISHANI MARHA SHAFWATI, 2015 PENGARUH TEMAN SEBAYA (PEER GROUP) TERHADAP GAYA HIDUP HEDONISME DIKALANGAN PELAJAR

REISHANI MARHA SHAFWATI, 2015 PENGARUH TEMAN SEBAYA (PEER GROUP) TERHADAP GAYA HIDUP HEDONISME DIKALANGAN PELAJAR BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan remaja pada masa kini berbeda dengan kehidupan remaja di pada masa dahulu. Pada masa kini gaya hidup (lifestyle) masyarakat modern mulai melanda seluruh lapisan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengakses informasi melalui media cetak, TV, internet, gadget dan lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengakses informasi melalui media cetak, TV, internet, gadget dan lainnya. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkembangnya teknologi memberikan dampak terhadap gaya hidup khususnya bagi kaum remaja saat ini. Hal tersebut dikarenakan mudahnya mereka mengakses informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Bekerja. Kata motivasi ( motivation) berasal dari bahasa latin movere, kata dasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Bekerja. Kata motivasi ( motivation) berasal dari bahasa latin movere, kata dasar BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Bekerja 1. Pengertian Motivasi Kata motivasi ( motivation) berasal dari bahasa latin movere, kata dasar adalah motif ( motive) yang berarti dorongan, sebab atau alasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini, akan berdampak terhadap usaha meningkatkan kemampuan untuk bersaing

BAB I PENDAHULUAN. ini, akan berdampak terhadap usaha meningkatkan kemampuan untuk bersaing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan lingkungan yang semakin kompleks pada era globalisasi ini, akan berdampak terhadap usaha meningkatkan kemampuan untuk bersaing bagi setiap individu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, I. PENDAHULUAN Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia terlahir dalam keadaan yang lemah, untuk memenuhi kebutuhannya tentu saja manusia membutuhkan orang lain untuk membantunya, artinya ia akan tergantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bidang kehidupan, termasuk di dalamnya bidang pekerjaan. Tidak terkecuali

BAB I PENDAHULUAN. dan bidang kehidupan, termasuk di dalamnya bidang pekerjaan. Tidak terkecuali BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa sekarang adalah masa yang penuh dengan persaingan diberbagai aspek dan bidang kehidupan, termasuk di dalamnya bidang pekerjaan. Tidak terkecuali negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah terkaya jika di bandingkan dengan negeri-negeri muslim lainya.

BAB I PENDAHULUAN. daerah terkaya jika di bandingkan dengan negeri-negeri muslim lainya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia jumlah muslimnya terbesar dan keanekaragaman budaya daerah terkaya jika di bandingkan dengan negeri-negeri muslim lainya. Oleh karena itu konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi perekonomian yang cukup sulit bagi sebagian lapisan masyarakat mendorong mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. kondisi perekonomian yang cukup sulit bagi sebagian lapisan masyarakat mendorong mahasiswa BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Fenomena kuliah sambil kerja banyak dijumpai di berbagai negara. Hal ini terjadi baik di negara berkembang maupun di negara maju yang telah mapan secara ekonomi.

Lebih terperinci

DUKUNGAN SOSIAL PADA PEMBANTU RUMAH TANGGA USIA REMAJA DI BANYUMAS

DUKUNGAN SOSIAL PADA PEMBANTU RUMAH TANGGA USIA REMAJA DI BANYUMAS DUKUNGAN SOSIAL PADA PEMBANTU RUMAH TANGGA USIA REMAJA DI BANYUMAS SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Disusun Oleh : ARHAM

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Industri ritel memegang peranan penting dalam perekonomian suatu negara., terutama berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Seiring dengan pesatnya

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Df Alpha 5%

LAMPIRAN. Df Alpha 5% LAMPIRAN Tabel r (TWO-TAILED TEST) Df Alpha 5% Df Alpha 5% Df Alpha 5% Df Alpha 5% 1 0.997 26 0.374 51 0.271 76 0.223 2 0.95 27 0.367 52 0.268 77 0.221 3 0.878 28 0.361 53 0.266 78 0.22 4 0.811 29 0.355

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dengan persoalan akses informasi dan dunia internet. Online shopping merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dengan persoalan akses informasi dan dunia internet. Online shopping merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan internet semakin popular dikacamata para generasi muda tak terkecuali mahasiswi. Mahasiswi adalah bagian masyarakat yang sangat dekat dengan persoalan akses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan keahlian atau kompetensi tertentu yang harus dimiliki individu agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan keahlian atau kompetensi tertentu yang harus dimiliki individu agar dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan yang terjadi pada era globalisasi saat ini menuntut adanya persaingan yang semakin ketat dalam dunia kerja. Hal ini mengakibatkan adanya tuntutan

Lebih terperinci

BAB V FAKTOR PEMICU KONFLIK PEKERJAAN-KELUARGA

BAB V FAKTOR PEMICU KONFLIK PEKERJAAN-KELUARGA BAB V FAKTOR PEMICU KONFLIK PEKERJAAN-KELUARGA 5.1 Pendahuluan Fenomena konflik pekerjaan keluarga atau work-family conflict ini juga semakin menarik untuk diteliti mengingat banyaknya dampak negatif yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masalah Pengangguran di Indonesia masih belum bisa diatasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masalah Pengangguran di Indonesia masih belum bisa diatasi oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah Pengangguran di Indonesia masih belum bisa diatasi oleh Pemerintah, sehingga dibutuhkan suatu kreativitas yang bersumber dari sumber daya manusia yang

Lebih terperinci

Peluang Bisnis untuk Mahasiswa

Peluang Bisnis untuk Mahasiswa TUGAS LINGKUNGAN BISNIS Peluang Bisnis untuk Mahasiswa RIFKI YUSUF SETIAWAN 10.21.0545 S1 TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011 Abstrak Mahasiswa biasanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, Indonesia dihadapi dengan berbagai pengaruh, terutama pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, Indonesia dihadapi dengan berbagai pengaruh, terutama pengaruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi, Indonesia dihadapi dengan berbagai pengaruh, terutama pengaruh yang berasal dari luar Indonesia. Globalisasi merupakan istilah yang semakin gencar

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB III PENYAJIAN DATA BAB III PENYAJIAN DATA Dalam bab ini penulis akan menyajikan data yang telah diperoleh dengan menganalisa hasil wawancara dan observasi dengan responden dan menganalisa dokumen yang terdapat di Panti Asuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. moral dan sebaliknya mengarah kepada nilai-nilai modernitas yang sarat dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. moral dan sebaliknya mengarah kepada nilai-nilai modernitas yang sarat dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Pada era modern saat ini, orang sudah mulai terlena dengan nilai-nilai moral dan sebaliknya mengarah kepada nilai-nilai modernitas yang sarat dengan permissiveness

Lebih terperinci

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN 54 LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN 55 No. Jurusan Semester Pekerjaan : : : : PETUNJUK PENGISIAN SKALA 1. Skala ini terdiri dari 2, skala yang pertama berjumlah 30 item dan skala yang kedua berjumlah 42 item.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat disamping

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat disamping BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah adalah lingkungan pendidikan sekunder. Bagi anak yang sudah bersekolah, lingkungan yang setiap hari dimasukinya selain lingkungan rumah adalah sekolahnya. Anak

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN JAJANAN SEHAT DAN RAMAH LINGKUNGAN DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SOSIAL PESERTA DIDIK

2015 PENERAPAN JAJANAN SEHAT DAN RAMAH LINGKUNGAN DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SOSIAL PESERTA DIDIK 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan pengamatan peneliti dilingkungan Sekolah SMPN 49 Bandung, para siswa meluangkan waktu senggangnya untuk pergi ke kantin. Mereka pergi sendiri maupun berkelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, persaingan di dunia industri mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perusahaan yang bersaing dalam kondisi persaingan saat ini dihadapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang tua ingin anaknya menjadi anak yang mampu. menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam kehidupannya.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang tua ingin anaknya menjadi anak yang mampu. menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam kehidupannya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap orang tua ingin anaknya menjadi anak yang mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam kehidupannya. Untuk mencapai hal itu, maka orang tua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbukti karena Indonesia memiliki cukup banyak stasiun televisi yang eksis. Dan

BAB I PENDAHULUAN. terbukti karena Indonesia memiliki cukup banyak stasiun televisi yang eksis. Dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan penyiaran televisi di Indonesia sangat signifikan, ini terbukti karena Indonesia memiliki cukup banyak stasiun televisi yang eksis. Dan saat ini stasiun

Lebih terperinci

MODUL EKONOMI. Penulis MARLIA NOVIANA UNTUK KELAS

MODUL EKONOMI. Penulis MARLIA NOVIANA UNTUK KELAS MODUL EKONOMI Penulis MARLIA NOVIANA UNTUK KELAS X KATA PENGANTAR Pada hakikatnya, ilmu ekonomi mempelajari perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya, dan berkembang dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minat untuk mengunjungi suatu tempat didasari dari rencana konsumen untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen untuk berkunjung ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Hidup sehat adalah hidup yang bisa dikatakan hidup yang tanpa beban atau hidup dalam keadaan yang sejahtera. Yang terpenting dalam hidup sehat yaitu di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Asstia Rachmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Asstia Rachmawati, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Globalisasi yang berkembang dengan sangat cepat menuntut ketersediaan sumber daya manusia yang handal dan berkualitas tinggi dalam bidang fashion. Kebutuhan

Lebih terperinci

Penggunaan Teknologi Informasi dalam Menyiasati Peluang Bisnis Batik

Penggunaan Teknologi Informasi dalam Menyiasati Peluang Bisnis Batik Karya Ilmiah Penggunaan Teknologi Informasi dalam Menyiasati Peluang Bisnis Batik Disusun sebagai Tugas Akhir Mata Kuliah Lingkungan Bisnis Oleh SUTONO NIM : 10.12.4644 Sekolah Tinggi Manajemen Informatika

Lebih terperinci