PEMANFAATAN WIRELESS OPTICAL MOUSE SEBAGAI SENSOR GERAK UNTUK MEDIA PEMBELAJARAN GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMANFAATAN WIRELESS OPTICAL MOUSE SEBAGAI SENSOR GERAK UNTUK MEDIA PEMBELAJARAN GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN"

Transkripsi

1 PEMANFAATAN WIRELESS OPTICAL MOUSE SEBAGAI SENSOR GERAK UNTUK MEDIA PEMBELAJARAN GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN Inti Mustika 1, Suryasatriya Trihandaru 2, Alvama Pattiserlihun 3 1,2,3 Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana @student.uksw.edu ABSTRAK Penggunaan media pembelajaran dapat menjadi salah satu faktor penunjang dalam proses belajar mengajar untuk menambah daya tarik siswa dan pemahaman siswa terhadap konsep materi yang diajarkan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk membuat media pembelajaran pada materi gerak lurus berubah beraturan dengan menerapkan konsep yang ada menggunakan alat- alat sederhana dan mudah untuk digunakan. Media pembelajaran ini dirancang dengan menggunakan bidang miring sebagai papan landasan dan wireless optical mouse sebagai objek sekaligus sensor gerak. Dalam penelitian ini, dipilih mouse optik tanpa kabel agar gerakannya tidak terhambat oleh kabel. Papan bidang miring yang digunakan dibuat fleksibel dengan sudut kemiringan bidang yang dapat diatur- atur sesuai kebutuhan pengguna. Ketika mouse diluncurkan di atas bidang miring, maka kursor pada layar monitor akan bergerak. Pergerakan kursor tersebut selanjutnya diolah dan ditampilkan dalam bentuk grafik perpindahan terhadap waktu, kecepatan terhadap waktu dan percepatan terhadap waktu. Dalam penelitian ini juga telah diukur nilai koefisien gesek pada sudut kemiringan bidang miring sebesar 34,2 o, 30,0 o, 25,9 o dan 22,0 o dengan hasil rata- rata dan simpangan baku berturut- turut adalah 0.41±0,04, 0.41±0,04, 0.41±0,03 dan 0.39±0,01. Adapun hasil yang diperoleh melalui uji t- test, pada sudut 34.2 o, 30.0 o, 25.9 o, nilai koefisien gesek tidak terbedakan, sedangkan pada sudut 22,0 o nilai koefisien gesek terbedakan. Kata kunci: gerak lurus berubah beraturan, wireless optical mouse, bidang miring, koefisien gesek, t- test A. PENDAHULUAN Fisika merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang fenomenafenomena yang terjadi di alam semesta. Dalam dunia pendidikan, ilmu Fisika menjadi salah satu mata pelajaran wajib yang dipelajari di bangku sekolah menengah. Akan tetapi, berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan oleh Nafsiah (2013) memaparkan bahwa sebagian besar siswa menganggap mata pelajaran Fisika sebagai mata pelajaran yang sulit dan susah dipahami (Nafsiah dkk, 2014). Adapun penyebab dari kesulitan yang dialami siswa tersebut dapat digolongkan menjadi dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal (). Faktor internal merupakan fakor yang berasal dari siswa itu sendiri, baik berupa motivasi yang kurang, malas, keinginan belajar yang rendah, kemampuan bawaan, dan tingkat ketertarikan yang minim [2]. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar yaitu dapat berupa metode pembelajaran yang tidak sesuai, alokasi waktu yang minim dan kurangnya media pembelajaran yang dapat menunjang proses pembelajaran [2]. Dalam menyampaikan suatu materi, penggunaan media pembelajaran memegang peranan yang penting untuk membantu guru mempermudah menyampaikan materi dan membantu siswa untuk memahami materi yang disampaikan secara nyata melalui percobaanpercobaan [3-6]. Salah satu materi Fisika yang dapat didemonstrasikan secara langsung adalah materi tentang gerak. Pada penelitian ini, dipilih sub topik mengenai gerak lurus berubah beraturan, karena pada topik ini persentase siswa yang mengalami kesulitan lebih besar daripada topik gerak yang lain [7,8]. Berdasarkan hal tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah membuat media pembelajaran yang aplikatif untuk menunjang proses pembelajaran mengenai topik gerak lurus berubah beraturan. Diharapkan dari penelitian ini, siswa dapat melihat secara langsung melalui demonstrasi suatu objek yang bergerak lurus berubah beraturan. Siswa juga dapat ditunjukkan Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW

2 grafik perubahan posisi benda terhadap waktu x(t) perubahan kecepatan terhadap waktu v(t) dan percepatan benda terhadap waktu a(t) dalam waktu yang relatif singkat. Media ini juga dirancang secara praktis agar penggunaannya mudah sehingga tidak terlalu banyak membuang waktu untuk penyusunan alat praktikum. B. DASAR TEORI 1. Wireless Optical Mouse Mouse optik bekerja dengan prinsip memantulkan sinar LED (Light Emitting Diode) ke bidang kontak dan ditangkap kembali oleh sensor CMOS (Complementary Metal- Oxide- Semiconductor). Selanjutnya, sinar pantulan akan dikirim ke DSP (Digital Signal Processing) untuk menginformasikan seberapa jauh mouse telah berpindah. Dengan prinsip kerja seperti itu, mouse optik telah dipertimbangkan untuk digunakan sebagai sensor perpindahan gerak yang ekonomis [9]. Saat sensor bergerak pada suatu alas dalam waktu tertentu, komputer akan menerima datadata tersebut berupa koordinat kartesian (x, y) dari mouse tersebut [10]. Setiap gerakan mouse pada bidang akan diterjemahkan ke dalam perubahan koordinat kursor pada PC [11]. Perubahan koordinat kursor tersebut yang akan menjadi pendeteksi seberapa jauh mouse telah berpindah. 2. GUI Graphical User Interface atau biasa disebut GUI merupakan suatu fasilitas dari Matlab yang dapat memudahkan dalam perencanaan dan pembuatan media terutama dalam bentuk interaksi simulasi. GUI Designer mengandung menu, tombol, teks, grafis, dll dimana pengguna dapat mengubahnya secara interaktif dengan menggunakan mouse dan keyboard [12]. Sensor akselerometer pada mouse wireless akan menghasilkan koordinat pada layar laptop saat benda digerakkan, yang kemudian akan direkam menggunakan program komputasi. Hasil rekaman gerak pada koordinat x, y tersebut selanjutnya ditransformasikan ke dalam grafik. Grafik yang dihasilkan berupa grafik x terhadap t, v terhadap t, dan a terhadap t. 3. Gerak Benda Pada Bidang Miring Suatu benda bermassa m diletakkan di atas bidang miring dengan sudut kemiringan sebesar Ө. Gaya- gaya yang bekerja pada benda diperlihatkan pada Gambar 1. x Gambar 1. Penguraian komponen gaya yang bekerja pada suatu benda yang bergerak di bidang miring W adalah gaya berat benda yang besarnya mg, N gaya normal yang dilakukan oleh permukaan bidang miring terhadap benda, F ges adalah gaya tangensial gesekan yang dilakukan oleh permukaan bidang pada benda [13]. Dengan menggunakan Hukum Newton, maka didapatkan persamaan: N mg cos 0, untuk gerak dalam arah normal bidang miring. Sehingga, N mg cos (1) dan, mgsin Fges ma, untuk gerak sepanjang bidang miring. Jika F ges µn, maka mgsin µn ma (2) Substitusi dari persamaan (1) dan (2) akan diperoleh: Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW

3 mg sin µmg cos ma g sin µ cos a (3) Jika sudut kemiringan diperbesar hingga benda tepat mulai akan bergerak, maka persamaannya adalah: F 0 x Wsin F ges 0 mg sin N 0 mg sin mg cos tan arctan (4) dimana secara eksperimental pengukuran sudut kemiringan saat benda tepat akan bergerak digunakan untuk menentukan koefisien gesek statistik benda. 4. Gerak Lurus Berubah Beraturan Gerak lurus berubah beraturan merupakan gerak suatu benda pada lintasan yang lurus yang mengalami perubahan kecepatan v secara teratur atau konstan [13]. Perubahan kecepatan secara konstan ini akan meyebabkan percepatan pada benda bernilai tetap a nol. Grafik pergeseran terhadap waktu akan berbentuk parabola karena besar percepatannya selalu tetap, yang dituliskan dengan persamaan: x 1 2 x0 v0 t at 2 (5) Dengan: x : jarak yang ditempuh benda x : posisi awal benda 0 v 0 : kecepatan awal benda a : percepatan gerak benda t : waktu tempuh selama benda bergerak Jika persamaan (3) disubstitusi dengan persaamaan (5), maka persamaan gerak benda akan menjadi: x 1 2 x0 v0t g ( sin cos ) t 2 (6) Perubahan kecepatan selalu konstan atau linier dengan persamaan yang diperoleh dari penurunan fungsi x terhadapt. Sehingga, dx v v0 dt at (7) Dan jika fungsi v diturunkan terhadap t, maka akan diperoleh persamaan untuk percepatan. dv dt a (8) C. METODE PENELITIAN 1. Perancangan Kit Bidang Miring Landasan gerak benda yang digunakan berupa papan bidang miring dengan panjang lintasan maksimal 80 cm. Sudut kemiringan bidang miring dapat diatur sesuai dengan kebutuhan pengguna dengan cara mengubah posisi ketinggian bidang. Adapun ketinggian bidang miring Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW

4 tersebut memiliki rentang antara 0 cm- 80 cm. Sketsa perancangan bidang miring dapat dilihat pada Gambar 2, dengan h adalah ketinggian bidang dan l adalah panjang lintasan bidang miring. Gambar 2. Bidang miring 2. Objek Bergerak Objek atau benda bergerak yang digunakan dalam penelitian ini adalah mouse optik tanpa kabel yang banyak dijual di toko elektronik. Selain berfungsi sebagai objek yang bergerak dan sensor gerak, mouse optik tanpa kabel dipilih agar pergerakannya tidak terhambat oleh kabel, sehingga mouse dapat meluncur di atas bidang dengan bebas. 3. Uji Coba Alat dan Pengambilan Data Langkah awal dalam pengambilan data dilakukan dengan mengatur ketinggian bidang miring sehingga didapatkan sudut kemiringan bidang. arcsin h l Setelah mendapatkan nilai sudut kemiringan bidang miring, selanjutnya diisikan pada kolom sudut pada GUI. Sebelum mouse mulai diluncurkan, yang perlu dilakukan selanjutnya adalah mengkalibrasi alat dengan tujuan untuk mengubah satuan piksel ke dalam satuan cm. Setelah kalibrasi selesai, pengambilan data dapat dilakukan dengan meluncurkan mouse dari atas bidang miring. Sebelum mulai, klik tombol rekam mouse pada pilihan menu. Ketika sudah muncul abaaba MULAI, maka mouse dapat diluncurkan. Selama proses merekam, usahakan mouse tidak tersentuh benda lain atau dipindahkan hingga proses selesai. Ketika sudah selesai, grafik posisi terhadap waktu akan otomatis muncul pada grafik x(t). Grafik awal yang muncul mungkin akan memiliki bagian yang kurang berguna atau tidak dipakai dalam analisa data, oleh karena itu dapat dilakukan cropping untuk memilih grafik yang akan digunakan. Setelah cropping, tahap selanjutnya adalah plot grafik dengan cara menekan tombol pada menu pilihan gerak dan pilih GLBB, kemudian tekan tombol plot grafik. Grafik v(t) dan a(t) akan otomatis muncul sekaligus dengan persamaan gerak benda serta nilai koefisien geseknya. D. HASIL DAN PEMBAHASAN Peneliti melakukan pengambilan data dengan ketinggian bidang miring bervariasi yang dipilih secara acak, yaitu 30 cm, 35 cm, 40 cm dan 45 cm. Sehingga didapatkan sudut kemiringan sebesar 22,0 o ; 25,9 o ; 30,0 o dan 34,2 o. Dari masing- masing sudut tersebut, pengambilan data dilakukan sebanyak 45 kali. Pada saat mouse diluncurkan dari bidang miring, program akan menganalisa perpindahan mouse melalui pergeseran kursor pada layar monitor. Waktu perekaman bergantung pada jumlah titik (N) dan faktor delay. Selanjutnya grafik perubahan posisi terhadap waktu akan ditampilkan seperti pada gambar berikut: Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW

5 Gambar 3. Grafik perubahan posisi terhadap waktu sebelum proses cropping Gambar 4. Grafik perubahan posisi terhadap waktu sebelum proses cropping Gambar 3 tersebut merupakan hasil dari perekaman gerak mouse menuruni bidang miring yang asli. Grafik tersebut menunjukkan bahwa pada saat perekaman, mouse tidak persis langsung bergerak. Sehingga muncul garis medatar di awal grafik yang berada pada saat x= 0. Kemudian di akhir grafik juga terdapat garis mendatar pada x= 40. Artinya, pada jarak 40 cm mouse telah berhenti, sedangkan proses perekaman masih berlangsung. Oleh karena itu, untuk menghilangkan bagian- bagian yang kurang penting, peneliti melakukan cropping dengan hasil seperti pada Gambar 4. Tujuan dari cropping ini adalah untuk memilih grafik yang bagus yang nantinya akan dianalisis. Tahap selanjutnya setelah cropping adalah melakukan plot grafik. Gambar 5. Grafik x(t), v(t) dan a(t) pada sudut 30,0 o Gambar 5 menunjukan hasil dari plot grafik gerak benda pada sudut 30,0 o. Dengan menurunkan grafik x(t), maka akan didapatkan grafik kecepatan terhadap waktu v(t) dan percepatan terhadap waktu a(t) yang akan ditampilkan pada GUI. Dengan nilai µ sebesar 0,41268 dan percepatan gravitasi (g) sebesar 980cm/s 2, maka didapatkan persamaan gerak sebagai berikut: 1 139, x t t 2,2707 t 0,51994 Dari persamaan tersebut, kemudian diturunkan untuk 2 mendapatkan persamaan v(t) dan a(t) dengan hasil sebagai berikut: dx v( t) 139, 7602t 2, 2707 dt dv at ( ) 139,7602 dt Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW

6 Adapun nilai µ dengan perhitungan manual didapat dari persamaan (3): g sin µ cos a 980(sin 30 µ cos 30) 139, (0,5 0,866 µ ) 139, 7602 µ 0, 4126 Berdasarkan persamaan (5), nilai koefisien gesek benda terhadap bidang menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap gerak benda pada bidang miring. Oleh karena itu, peneliti melakukan pengambilan data dengan hasil seperti pada gambar berikut: Grafik 1. Grafik hubungan antara sudut dengan koefisien gesek rata- rata Pada Grafik 1 terlihat bahwa antara sudut yang berbeda memiliki nilai koefisien gesek rata- rata yang nilainya tidak konstan. Untuk membuktikan dugaan tersebut, peneliti melakukan analisa statistik menggunakan uji t- test dengan membandingkan antar sudut yang akan diukur. Uji t- test menyatakan bahwa jika nilai (- T kritis) < T statistic dan T statistic < T kritis, maka data dianggap sama atau tak terbedakan. Sedangkan jika nilai (- T kritis) < T statistic dan T statistic > T kritis, maka data dianggap tidak sama atau terbedakan. Berdasarkan uji t- test, didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 1. Hasil uji T- Test untuk sudut 34.2 o dan 30.0 o t-test: Two-Sample Assuming Equal Variances sudut 34,2 sudut 30 Mean Variance Observations Pooled Variance Hypothesized Mean D 0 df 88 t Stat P(T<=t) one-tail t Critical one-tail P(T<=t) two-tail t Critical two-tail Pada analisa di atas (Gambar 4) didapatkan nilai < < yang berarti bahwa koefisien gesek pada sudut 34.2 o dan 30.0 o tidak terbedakan atau dianggap sama. Artinya, tidak ada perbedaan yang signifikan antara nilai koefisien gesek pada sudut 34.2 o dan sudut 30.0 o. Berikut ringkasan statistik inferensial untuk beberapa sudut yang lain: Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW

7 Tabel 2. Ringkasan statistik inferensial sudut (θ) koefisien gesek rata- rata (µ) simpangan baku(σ) 34,2 o ,0 o ,9 o ,0 o Dengan menggunakan metode yang sama (uji t- test) seperti pada Tabel 1, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3. Nilai T statistik dan T kritis hasil uji T- test Sudut 1 Sudut 2 T statistik T kritis Ket. 34,2 25, A 34,2 22, B 30,0 25, A 30,0 22, B 25,9 22, B Keterangan: A : tak terbedakan B : terbedakan Selain pada sudut 34,2 o dengan sudut 30,0 o, nilai koefisien gesek yang tak terbedakan adalah pada sudut 34,2 o dengan sudut 25,9 o dan sudut 30,0 o dengan sudut 25,9 o. Sedangkan pada sudut 34,2 o dengan sudut 22,0 o, sudut 30,0 o dengan sudut 22,0 o dan sudut 25,9 o dengan sudut 22,0 o, nilai koefisien gesek terbedakan. Dari hasil tersebut, peneliti mengelompokkan sudut 34,2 o, sudut 30,0 o dan sudut 25,9 o sebagai sudut yang memiliki nilai koefisien gesek tak terbedakan, dengan nilai rata- rata sebesar 0,409. Adapun sudut minimum agar benda dapat bergerak di bidang miring dengan besar koefisien gesek rata- rata sebesar 0,409 dapat dicari menggunakan persamaan (5), dengan hasil sebesar 22,25 o. Karena sudut minimum memiliki nilai yang lebih besar dari sudut 22,0 o, maka sudut 22,0 o tidak memenuhi syarat untuk benda dapat bergerak di bidang miring. Sehingga, nilai koefisien gesek pada sudut tersebut mengalami perubahan. E. KESIMPULAN 1. Pada penelitian ini, penggunaan mouse sebagai sensor gerak yang diintegrasikan dengan GUI Matlab dapat berfungsi sebagai media pembelajran gerak khususnya gerak lurus berubah beraturan. 2. Melalui percobaan dan uji t- test, didapatkan nilai koefisien gesek bidang miring pada sudut 34,2 o, 30,0 o, 25,9 o tidak terbedakan, namun pada sudut 22,0 o nilai koefisien gesek terbedakan. Hal ini dikarenakan sudut 22,0 o tidak memenuhi syarat sudut minimum agar benda tepat dapat bergerak di bidang miring dengan koefisien gesek rata- rata sebesar 0,41. F. DAFTAR PUSTAKA [1] Nafsiah, dkk. (2014). Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Materi Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) Kelas X Berbasis Keterampilan Generik Sains Menggunakan Animasi Flash SMA Di Kabupaten Lampung Barat. [2] Kurniawati, Tri. Pengembangan Perangkat LKS Praktikum Sederhana Gerak Lurus Berubah Tidak Beraturan (GLBTB) Bidang Studi Fisika Di Sma Kelas X. E-Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Volume 2, ISSN: Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW

8 [3] Refilia Nur Arafiana, Woro Setyarsih. Penerapan Pembelajaran Gerak Lurus Dengan Media Pembelajaran Macromedia Flash Dalam Menyajikan Grafik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa di SMPN 3 Nganjuk. [4] [5] Hidayati, Nurul. (2013). Analisis Penggunaan Media Pembelajaran Pada Maat Pelajaran Ekonomi Materi Akuntansi Kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Gedangan Sidoarjo. *6+ Hiedayat, Sa ad Wazis, Sulistyowati. Pengembangan Komputer Pembelajaran (CAI) Tentang Gerak Lurus Berubah Beraturan Pada Mata Pelajaran Fisika Bagi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Surabaya. [7] Muhaemin. Identifikasi Tingkat Kesulitan Belajar Fisika Pokok Bahasan Gerak Pada Siswa Kelas Vii Smp Negeri 13 Mataram. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Lensa, Vol.2 No.1. ISSN: [8] Alfiansyah, Muhammad. (2015). Simulasi Gerak Lurus Berubah Beraturan Untuk Pembelajaran Berbasis Android. [9] Suprayitno. (2007). Pengaruh Variasi Jarak Kontak Terhadap Kemampuan Sensor Mouse Otik. Jurnal Transmisi, Vol.Iii, Edisi 2. [10] [11] Wireless Air Mouse Sebagai Alat Bantu Presentasi. UKSW. [12] Sucipto, Anggoro Adi. (2016). Pengembangan Media Pembelajaran Menggunakan Gui Matlab Pada Pokok Bahasan Modulasi Analog Dan Digital Kelas XI Tav Smk Negeri 1 Sidoarjo. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. Volume 05, No. 02, [13] Halliday & Resnick. Fisika. Jilid 1, Edisi Ketiga, Hal [14] Kurniawan, Dwi. (2015). Perancangan Kit Percobaan Gerak Lurus Berubah Beraturan Pada Bidang Miring. Jurnal Inovasi Fisika Indonesia,Vol. 04, No. 03. [15] Tipler, Paul A. (1998). Fisika untuk Sains dan Teknik. Jilid 1, Edisi Ketiga. Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW

PEMANFAATAN OPTICAL WIRELESS MOUSE SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENGUKUR KOEFISIEN RESTITUSI TUMBUKAN BENDA

PEMANFAATAN OPTICAL WIRELESS MOUSE SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENGUKUR KOEFISIEN RESTITUSI TUMBUKAN BENDA PEMANFAATAN OPTICAL WIRELESS MOUSE SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENGUKUR KOEFISIEN RESTITUSI TUMBUKAN BENDA Vexillia Gratia Putri Endar Jati 1, Suryasatriya Trihandaru 1,2, Alvama Pattiserlihun 1,2

Lebih terperinci

Analisis koefisien gesek statis dan kinetis berbagai pasangan permukaan bahan pada bidang miring menggunakan aplikasi analisis video tracker

Analisis koefisien gesek statis dan kinetis berbagai pasangan permukaan bahan pada bidang miring menggunakan aplikasi analisis video tracker Seminar Nasional Quantum #25 (2018) 2477-1511 (7pp) Papers seminar.uad.ac.id/index.php/quantum Analisis koefisien gesek statis dan kinetis berbagai pasangan permukaan bahan pada bidang miring menggunakan

Lebih terperinci

Soal Pembahasan Dinamika Gerak Fisika Kelas XI SMA Rumus Rumus Minimal

Soal Pembahasan Dinamika Gerak Fisika Kelas XI SMA Rumus Rumus Minimal Soal Dinamika Gerak Fisika Kelas XI SMA Rumus Rumus Minimal Hukum Newton I Σ F = 0 benda diam atau benda bergerak dengan kecepatan konstan / tetap atau percepatan gerak benda nol atau benda bergerak lurus

Lebih terperinci

CONTOH SOAL & PEMBAHASAN

CONTOH SOAL & PEMBAHASAN CONTOH SOAL & PEMBAHASAN 1. Sebuah balok ditarik gaya F = 120 N yang membentuk sudut 37 o terhadap arah horizontal. Jika balok bergeser sejauh 10 m, tentukan usaha yang dilakukan pada balok! Soal No. 2

Lebih terperinci

PETA KONSEP MATERI GLB DAN GLBB

PETA KONSEP MATERI GLB DAN GLBB PETA KONSEP MATERI GLB DAN GLBB memerlukan Titik acuan contoh Orang naik bus contoh Gerak matahari Pohon berjalan Gerak Semu Terdiri atas Terdiri atas GERAK Terdiri atas Gerak Lurus Terdiri atas Gerak

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM GERAK PADA BIDANG MIRING. (Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Fisika Dasar I) Dosen Pengampu : Drs.Suyoso, M.Si.

LAPORAN PRAKTIKUM GERAK PADA BIDANG MIRING. (Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Fisika Dasar I) Dosen Pengampu : Drs.Suyoso, M.Si. LAPORAN PRAKTIKUM GERAK PADA BIDANG MIRING (Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Fisika Dasar I) Dosen Pengampu : Drs.Suyoso, M.Si. DISUSUN OLEH : NAMA : SITI NUR ALFIASARAH NIM : 16306141004 KELAS :

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika 25 BAB 3 DINAMIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis gaya pada benda diam 2. Menerapkan Hukum II Newton untuk menganalisis gaya dan percepatan benda 3. Menentukan pasangan

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis gaya-gaya pada benda 2. Menerapkan Hukum II Newton untuk menganalisis gerak objek 3. Menentukan pasangan

Lebih terperinci

Program Perekam Kursor Mouse

Program Perekam Kursor Mouse LAMPIRAN Program Perekam Kursor Mouse Perekaman posisi kursor mouse menggunakan progam MATLAB, dimana cara merekam pergerakan mouse dengan MATLAB ini adalah sebagai berikut. Posisi kursor Matlab diambil

Lebih terperinci

Jenis Gaya gaya gesek. Hukum I Newton. jenis gaya gesek. 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.

Jenis Gaya gaya gesek. Hukum I Newton. jenis gaya gesek. 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik. gaya yang muncul ketika BENDA BERSENTUHAN dengan PERMUKAAN KASAR. ARAH GAYA GESEK selalu BERLAWANAN dengan ARAH GERAK BENDA. gaya gravitasi/gaya berat gaya normal GAYA GESEK Jenis Gaya gaya gesek gaya

Lebih terperinci

KINEMATIKA. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom

KINEMATIKA. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom KINEMATIKA Fisika Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom Sasaran Pembelajaran Indikator: Mahasiswa mampu mencari besaran

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN SIMULASI NUMERIK GERAK OSILASI SISTEM BANDUL PEGAS BERSUSUN ORDE KEDUA DALAM DUA DIMENSI

PEMODELAN DAN SIMULASI NUMERIK GERAK OSILASI SISTEM BANDUL PEGAS BERSUSUN ORDE KEDUA DALAM DUA DIMENSI PEMODELAN DAN SIMULASI NUMERIK GERAK OSILASI SISTEM BANDUL PEGAS BERSUSUN ORDE KEDUA DALAM DUA DIMENSI Frando Heremba, Nur Aji Wibowo, Suryasatriya Trihandaru Program Studi Fisika Fakultas Sains dan Matematika

Lebih terperinci

KONSEPSI SISWA TENTANG USAHA DAN ENERGI. Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

KONSEPSI SISWA TENTANG USAHA DAN ENERGI. Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia KONSEPSI SISWA TENTANG USAHA DAN ENERGI Ignasia Evi Susanti 1, Diane Noviandini 1, Marmi Sudarmi 1 1 Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana, Jl.

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321) Gaya dan Hukum Gaya Massa dan Inersia Hukum Gerak Dinamika Gerak Melingkar

Fisika Dasar I (FI-321) Gaya dan Hukum Gaya Massa dan Inersia Hukum Gerak Dinamika Gerak Melingkar Fisika Dasar I (FI-31) Topik hari ini (minggu 4) Dinamika Gaya dan Hukum Gaya Massa dan Inersia Hukum Gerak Dinamika Gerak Melingkar Dinamika Mempelajari pengaruh lingkungan terhadap keadaan gerak suatu

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321) Gaya dan Hukum Gaya Massa dan Inersia Hukum Gerak Dinamika Gerak Melingkar

Fisika Dasar I (FI-321) Gaya dan Hukum Gaya Massa dan Inersia Hukum Gerak Dinamika Gerak Melingkar Fisika Dasar I (FI-321) Topik hari ini (minggu 4) Dinamika Gaya dan Hukum Gaya Massa dan Inersia Hukum Gerak Dinamika Gerak Melingkar Dinamika Mempelajari pengaruh lingkungan terhadap keadaan gerak suatu

Lebih terperinci

BAB III APLIKASI METODE EULER PADA KAJIAN TENTANG GERAK Tujuan Instruksional Setelah mempelajari bab ini pembaca diharapkan dapat: 1.

BAB III APLIKASI METODE EULER PADA KAJIAN TENTANG GERAK Tujuan Instruksional Setelah mempelajari bab ini pembaca diharapkan dapat: 1. BAB III APLIKASI METODE EULER PADA KAJIAN TENTANG GERAK Tujuan Instruksional Setelah mempelajari bab ini pembaca diharapkan dapat: 1. Menentukan solusi persamaan gerak jatuh bebas berdasarkan pendekatan

Lebih terperinci

Usaha Energi Gerak Kinetik Potensial Mekanik

Usaha Energi Gerak Kinetik Potensial Mekanik BAB 5 USAHA DAN ENERGI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi pada bab ini, diharapkan Anda mampu menganalisis, menginterpretasikan dan menyelesaikan permasalahan yang terkait dengan konsep usaha,

Lebih terperinci

Fisika Dasar 9/1/2016

Fisika Dasar 9/1/2016 1 Sasaran Pembelajaran 2 Mahasiswa mampu mencari besaran posisi, kecepatan, dan percepatan sebuah partikel untuk kasus 1-dimensi dan 2-dimensi. Kinematika 3 Cabang ilmu Fisika yang membahas gerak benda

Lebih terperinci

1. Tujuan 1. Mempelajari hukum Newton. 2. Menentukan momen inersia katrol pesawat Atwood.

1. Tujuan 1. Mempelajari hukum Newton. 2. Menentukan momen inersia katrol pesawat Atwood. 1. Translasi dan rotasi 1. Tujuan 1. Mempelajari hukum Newton. 2. Menentukan momen inersia katrol pesawat Atwood. 2. Alat dan ahan Kereta dinamika : 1. Kereta dinamika 1 buah 2. eban tambahan @ 200 gram

Lebih terperinci

Analisis Gerak Parabola Menggunakan Teknik Pelacakan Video Digital

Analisis Gerak Parabola Menggunakan Teknik Pelacakan Video Digital Analisis Gerak Parabola Menggunakan Teknik Pelacakan Video Digital Fauziatul Fitria 1,a), Pipit Yuanastia Heriyanti 1,b), Faridah Ratna Ningsih 1,c), Fenny Febriany Rahmillah 1,d), Nur Ahmad 1,e) dan Fourier

Lebih terperinci

LAPORAN PERCOBAAN GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN

LAPORAN PERCOBAAN GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN LAPORAN PERCOBAAN GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN I. TUJUAN PERCOBAAN Adapun tujuan percobaan ini adalah sebagai berikut. 1. Menyelidiki konsep Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) pada bidang miring dengan

Lebih terperinci

1/32 FISIKA DASAR (TEKNIK SIPIL) KINEMATIKA. menu. Mirza Satriawan. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta

1/32 FISIKA DASAR (TEKNIK SIPIL) KINEMATIKA. menu. Mirza Satriawan. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta 1/32 FISIKA DASAR (TEKNIK SIPIL) KINEMATIKA Mirza Satriawan Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta email: mirza@ugm.ac.id Definisi KINEMATIKA Kinematika adalah cabang ilmu fisika yang

Lebih terperinci

FIsika USAHA DAN ENERGI

FIsika USAHA DAN ENERGI KTSP & K-3 FIsika K e l a s XI USAHA DAN ENERGI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Memahami konsep usaha dan energi.. Menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasar I (FI-321) Topik hari ini (minggu 2) Gerak dalam Satu Dimensi (Kinematika) Kerangka Acuan & Sistem Koordinat Posisi dan Perpindahan Kecepatan Percepatan GLB dan GLBB Gerak Jatuh Bebas Mekanika

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN SIMULASI NUMERIK GERAK OSILASI SISTEM BANDUL PEGAS BERSUSUN ORDE KEDUA DALAM DUA DIMENSI

PEMODELAN DAN SIMULASI NUMERIK GERAK OSILASI SISTEM BANDUL PEGAS BERSUSUN ORDE KEDUA DALAM DUA DIMENSI Salatiga, Juni 04, Vol 5, No., ISSN :087-09 PEMODELAN DAN SIMULASI NUMERIK GERAK OSILASI SISTEM BANDUL PEGAS BERSUSUN ORDE KEDUA DALAM DUA DIMENSI Frando Heremba, Nur Aji Wibowo, Suryasatriya Trihandaru

Lebih terperinci

Jurnal Coding Sistem Komputer Untan Volume 05, No.2 (2017), hal ISSN : X

Jurnal Coding Sistem Komputer Untan Volume 05, No.2 (2017), hal ISSN : X RANCANG BANGUN ALAT UKUR GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN (GLBB) PADA BIDANG MIRING BERBASIS ARDUINO [1] Vionanda Sheila Deesera, [2] Ilhamsyah, [3] Dedi Triyanto [1][3] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA MENENTUKAN KOEFISIEN GESEK STATIS (FT-)

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA MENENTUKAN KOEFISIEN GESEK STATIS (FT-) LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA MENENTUKAN KOEFISIEN GESEK STATIS (FT-) Oleh : Nama : ZEVI MUFTI FRATANDHA Nim : 0902012 Tanggal percobaan : 15 Desember 2009 Dosen : DR. Ida Hamidah, MSI Haipan Salam, SSI, MSI

Lebih terperinci

SP FISDAS I. acuan ) , skalar, arah ( ) searah dengan

SP FISDAS I. acuan ) , skalar, arah ( ) searah dengan SP FISDAS I Perihal : Matriks, pengulturan, dimensi, dan sebagainya. Bisa baca sendiri di tippler..!! KINEMATIKA : Gerak benda tanpa diketahui penyebabnya ( cabang dari ilmu mekanika ) DINAMIKA : Pengaruh

Lebih terperinci

PERANCANGAN KIT PERCOBAAN GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN PADA BIDANG MIRING. Abstrak. Abstract

PERANCANGAN KIT PERCOBAAN GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN PADA BIDANG MIRING. Abstrak. Abstract Jurnal Inovasi Fisika Indonesia Volume 04 Nomor 03 Tahun 015, hal 84-88 PERANCANGAN KIT PERCOBAAN GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN PADA BIDANG MIRING Dwi Kurniawan, Imam Sucahyo Jurusan Fisika, FMIPA, UNESA,

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 3 MATERI POKOK : JARAK, KECEPATAN DAN PERCEPATAN

Kegiatan Belajar 3 MATERI POKOK : JARAK, KECEPATAN DAN PERCEPATAN Kegiatan Belajar 3 MATERI POKOK : JARAK, KECEPATAN DAN PERCEPATAN A. URAIAN MATERI: Suatu benda dikatakan bergerak jika benda tersebut kedudukannya berubah setiap saat terhadap titik acuannya (titik asalnya).

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SOAL UJIAN NASIONAL SMA MATA PELAJARAN FISIKA TAHUN 2016/2017

PEMBAHASAN SOAL UJIAN NASIONAL SMA MATA PELAJARAN FISIKA TAHUN 2016/2017 PEMBAHASAN SOAL UJIAN NASIONAL SMA MATA PELAJARAN FISIKA TAHUN 016/017 1. Dua buah pelat besi diukur dengan menggunakan jangka sorong, hasilnya digambarkan sebagai berikut: Selisih tebal kedua pelat besi

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasar I (FI-321) Topik hari ini (minggu 2) Gerak dalam Satu Dimensi (Kinematika) Kerangka Acuan & Sistem Koordinat Posisi dan Perpindahan Kecepatan Percepatan GLB dan GLBB Gerak Jatuh Bebas Mekanika

Lebih terperinci

FIsika DINAMIKA GERAK LURUS

FIsika DINAMIKA GERAK LURUS KTSP & K-13 FIsika K e l a s XI DINAMIKA GERAK LURUS TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi gerak dan macam-macamnya. 2. Memahami

Lebih terperinci

IV. HASIL PEMBAHASAN. bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan dengan Adobe

IV. HASIL PEMBAHASAN. bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan dengan Adobe IV. HASIL PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil dari penelitian pengembangan ini adalah multimedia pembelajaran sains bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan dengan Adobe Flash. Materi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN No. 01 / 01 / X / 2007

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN No. 01 / 01 / X / 2007 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN No. 01 / 01 / X / 2007 SATUAN PENDIDIKAN : SMA NEGERI KHUSUS RAHA MATA PELAJARAN : F I S I K A KELAS / SEM./ PROGRAM : X / 1 / Bersama ALOKASI WAKTU : 3 x 45 I. STANDAR

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Bab ini akan menjelaskan mengenai perancangan serta realisasi perangkat keras maupun perangkat lunak pada perancangan skripsi ini. Perancangan secara keseluruhan terbagi menjadi

Lebih terperinci

DINAMIKA. Massa adalah materi yang terkandung dalam suatu zat dan dapat dikatakan sebagai ukuran dari inersia(kelembaman).

DINAMIKA. Massa adalah materi yang terkandung dalam suatu zat dan dapat dikatakan sebagai ukuran dari inersia(kelembaman). DINAMIKA Konsep Gaya dan Massa Massa adalah materi yang terkandung dalam suatu zat dan dapat dikatakan sebagai ukuran dari inersia(kelembaman). Gaya adalah penyebab terjadi gerakan pada benda. Konsep Gaya

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan yang

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. spesifikasi tertentu untuk computer yang digunakan yaitu: Pentium IV 2.0 Ghz. Memory 512 MB.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. spesifikasi tertentu untuk computer yang digunakan yaitu: Pentium IV 2.0 Ghz. Memory 512 MB. BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Perangkat Program aplikasi pengaturan lampu lalu lintas dirancang untuk dapat berjalan pada jaringan computer berbasis Windows XP, oleh karena itu diperlukan

Lebih terperinci

DINAMIKA PARTIKEL KEGIATAN BELAJAR 1. Hukum I Newton. A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda

DINAMIKA PARTIKEL KEGIATAN BELAJAR 1. Hukum I Newton. A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda KEGIATAN BELAJAR 1 Hukum I Newton A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda DINAMIKA PARTIKEL Mungkin Anda pernah mendorong mobil mainan yang diam, jika dorongan Anda lemah mungkin mobil mainan belum bergerak,

Lebih terperinci

Soal dan Pembahasan GLB dan GLBB

Soal dan Pembahasan GLB dan GLBB Soal dan GLB dan GLBB Contoh Soal dan tentang Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) dan Gerak Lurus Beraturan (GLB), materi fisika kelas 10 (X) SMA. Mencakup penggunaan rumusrumus GLBB/GLB dan membaca grafik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berbagai gejala alam menampilkan perilaku yang rumit, tidak dapat diramalkan dan tampak acak (random). Keacakan ini merupakan suatu yang mendasar, dan tidak akan hilang

Lebih terperinci

FISIKA I. OSILASI Bagian-2 MODUL PERKULIAHAN. Modul ini menjelaskan osilasi pada partikel yang bergerak secara harmonik sederhana

FISIKA I. OSILASI Bagian-2 MODUL PERKULIAHAN. Modul ini menjelaskan osilasi pada partikel yang bergerak secara harmonik sederhana MODUL PERKULIAHAN OSILASI Bagian- Fakultas Program Studi atap Muka Kode MK Disusun Oleh eknik eknik Elektro 3 MK4008, S. M Abstract Modul ini menjelaskan osilasi pada partikel yang bergerak secara harmonik

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL INDIKASI WARNA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL INDIKASI WARNA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL INDIKASI WARNA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA Siti Noor Fauziah 1, Ferdy S. Rondonuwu 1,2, Marmi Sudarmi 1 1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Statika dan Dinamika

Statika dan Dinamika Statika dan Dinamika Dinamika Dinamika adalah mempelajari tentang gerak dengan menganalisis penyebab gerak tersebut. Dinamika meliputi: Hubungan antara massa dengan gaya : Hukum Newton tentang gerak. Momentum,

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KAMERA DIGITAL DALAM MENENTUKAN NILAI VISKOSITAS CAIRAN

PEMANFAATAN KAMERA DIGITAL DALAM MENENTUKAN NILAI VISKOSITAS CAIRAN PEMANFAATAN KAMERA DIGITAL DALAM MENENTUKAN NILAI VISKOSITAS CAIRAN LAPORAN PENELITIAN Oleh, Jesse Juan Fritz Parluhutan Lumbantobing (112059) Sarah Ratna Sari Panjaitan (112108) Andrew Sefufan Simamora

Lebih terperinci

BAB II - Keseimbangan di bawah Pengaruh Gaya-gaya yang Berpotongan

BAB II - Keseimbangan di bawah Pengaruh Gaya-gaya yang Berpotongan BAB II - Keseimbangan di bawah Pengaruh Gaya-gaya yang Berpotongan Soal 2-11 Perhatikan gambar 2-9 diketahui berat beban adalah 600N tentukanlah T 1 &? T 1 gambar 2-9 600N Diketahui : = 600N Jawab y y

Lebih terperinci

soal dan pembahasan : GLBB dan GLB

soal dan pembahasan : GLBB dan GLB soal dan pembahasan : GLBB dan GLB Posted on November 7, 2010. Filed under: contoh soal Contoh Soal dan tentang Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) dan Gerak Lurus Beraturan (GLB), materi fisika kelas

Lebih terperinci

Hukum Newton tentang Gerak

Hukum Newton tentang Gerak Hukum Newton tentang Gerak PETA KONSEP Gerak Aristoteles Galileo Newton hasil Hukum I Newton Hukum II Newton Hukum III Newton tentang tentang tentang Kelembaman Gaya Aksi-Reaksi aplikasi pada Gerak Lurus

Lebih terperinci

2. Persamaan Kecepatan Gerak Parabola Kecepatan benda saat keluar dari titik awal dinamakan kecepatan awal. = + (1) Dengan = cos (2) = sin (3)

2. Persamaan Kecepatan Gerak Parabola Kecepatan benda saat keluar dari titik awal dinamakan kecepatan awal. = + (1) Dengan = cos (2) = sin (3) Video Based Laboratory (VBL): Menentukan percepatan gravitasi dengan gerak parabola A. Tujuan Praktikum 1. Memperkenalkan kepada siswa tentang teknik analisis video pada kajian kinematika gerak parabola.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan wireless

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA Gelombang Bunyi Perambatan Gelombang dalam Pipa

2. TINJAUAN PUSTAKA Gelombang Bunyi Perambatan Gelombang dalam Pipa 2 Metode yang sering digunakan untuk menentukan koefisien serap bunyi pada bahan akustik adalah metode ruang gaung dan metode tabung impedansi. Metode tabung impedansi ini masih dibedakan menjadi beberapa

Lebih terperinci

Pembahasan a. Kecepatan partikel saat t = 2 sekon (kecepatan sesaat) b. Kecepatan rata-rata partikel saat t = 0 sekon hingga t = 2 sekon

Pembahasan a. Kecepatan partikel saat t = 2 sekon (kecepatan sesaat) b. Kecepatan rata-rata partikel saat t = 0 sekon hingga t = 2 sekon Soal Kinematika Gerak dan Analisis Vektor Soal No. 1 Sebuah partikel bergerak dengan persamaan posisi terhadap waktu : r(t) = 3t 2 2t + 1 dengan t dalam sekon dan rdalam meter. Tentukan: a. Kecepatan partikel

Lebih terperinci

Bagian pertama dari pernyataan hukum I Newton itu mudah dipahami, yaitu memang sebuah benda akan tetap diam bila benda itu tidak dikenai gaya lain.

Bagian pertama dari pernyataan hukum I Newton itu mudah dipahami, yaitu memang sebuah benda akan tetap diam bila benda itu tidak dikenai gaya lain. A. Formulasi Hukum-hukum Newton 1. Hukum I Newton Sebuah batu besar di lereng gunung akan tetap diam di tempatnya sampai ada gaya luar lain yang memindahkannya, misalnya gaya tektonisme/gempa, gaya mesin

Lebih terperinci

Penentuan Koefisien Momen Inersia dengan Video Analisis

Penentuan Koefisien Momen Inersia dengan Video Analisis Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF) Ke-6 2015 174 Penentuan Koefisien Momen Inersia dengan Video Analisis SMP Negeri 1 Garung Jl. Raya Dieng Km 09, Garung, Wonosobo, Jawa Tengah

Lebih terperinci

PENGGUNAAN LOGGER PRO UNTUK ANALISIS GERAK HARMONIK SEDERHANA PADA SISTEM PEGAS MASSA

PENGGUNAAN LOGGER PRO UNTUK ANALISIS GERAK HARMONIK SEDERHANA PADA SISTEM PEGAS MASSA PENGGUNAAN LOGGER PRO UNTUK ANALISIS GERAK HARMONIK SEDERHANA PADA SISTEM PEGAS MASSA DANDAN LUHUR SARASWATI dandanluhur09@gmail.com Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Teknik, Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

Validasi Teknik Video Tracking Pada Praktikum Bandul Matematis Untuk Mengukur Percepatan Gravitasi Bumi

Validasi Teknik Video Tracking Pada Praktikum Bandul Matematis Untuk Mengukur Percepatan Gravitasi Bumi Validasi Teknik Video Tracking Pada Praktikum Bandul Matematis Untuk Mengukur Percepatan Gravitasi Bumi Yeni Tirtasari1,a), Fourier Dzar Eljabbar Latief 2,b), Abd. Haji Amahoru1,c) dan Nadia Azizah1,d)

Lebih terperinci

KINEMATIKA PARTIKEL 1. KINEMATIKA DAN PARTIKEL

KINEMATIKA PARTIKEL 1. KINEMATIKA DAN PARTIKEL FISIKA TERAPAN KINEMATIKA PARTIKEL TEKNIK ELEKTRO D3 UNJANI TA 2013-2014 1. KINEMATIKA DAN PARTIKEL Kinematika adalah bagian dari mekanika yg mempelajari tentang gerak tanpa memperhatikan apa/siapa yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai analisis pola interferensi pada interferometer Michelson

III. METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai analisis pola interferensi pada interferometer Michelson 22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian mengenai analisis pola interferensi pada interferometer Michelson akibat perbedaan ketebalan benda transparan dengan metode image processing

Lebih terperinci

STUDI TENTANG UNIT EKSPERIMEN MOMEN INERSIA PADA BIDANG MIRING DAN UNIT EKSPERIMEN AYUNAN BANDUL DALAM MENENTUKAN PERCEPATAN GRAVITASI BUMI

STUDI TENTANG UNIT EKSPERIMEN MOMEN INERSIA PADA BIDANG MIRING DAN UNIT EKSPERIMEN AYUNAN BANDUL DALAM MENENTUKAN PERCEPATAN GRAVITASI BUMI Jurnal Dinamika, April 2011, halaman 42-50 ISSN 2087-7889 Vol. 02. No. 1 STUDI TENTANG UNIT EKSPERIMEN MOMEN INERSIA PADA BIDANG MIRING DAN UNIT EKSPERIMEN AYUNAN BANDUL DALAM MENENTUKAN PERCEPATAN GRAVITASI

Lebih terperinci

Uji Perbandingan Rata-Rata

Uji Perbandingan Rata-Rata Uji Perbandingan Rata-Rata Pengujian hipotesis perbandingan rata-rata dilakukan untuk melihat kesesuaian dugaan peneliti terhadap suatu objek yang diteliti dengan kenyataannya. Misalnya seorang peniliti

Lebih terperinci

GERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik.

GERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik. GERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik. Kompetensi Dasar Menganalisis besaran fisika pada gerak dengan kecepatan dan percepatan konstan.

Lebih terperinci

MENERAPKAN HUKUM GERAK DAN GAYA

MENERAPKAN HUKUM GERAK DAN GAYA MENERAPKAN HUKUM GERAK DAN GAYA Menguasai Hukum Neton MUH. ARAFAH, S.Pd. e-mail: muh.arafahsidrap@gmail.com ebsite://arafahtgb.ordpress.com HUKUM-HUKUM GERAK GERAK + GAYA DINAMIKA GAYA ADALAH SESUATU YANG

Lebih terperinci

HUKUM NEWTON B A B B A B

HUKUM NEWTON B A B B A B Hukum ewton 75 A A 4 HUKUM EWTO Sumber : penerbit cv adi perkasa Pernahkah kalian melihat orang mendorong mobil yang mogok? Perhatikan pada gambar di atas. Ada orang ramai-ramai mendorong mobil yang mogok.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisika sejak kita kelas VII. Bila benda dikenai gaya maka benda akan berubah bentuk, benda

BAB I PENDAHULUAN. fisika sejak kita kelas VII. Bila benda dikenai gaya maka benda akan berubah bentuk, benda BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dinamika merupakan salah satu bagian dari cabang fisika.apakah yang terjadi jika benda dikenai gaya? Pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang pernah kita dengar

Lebih terperinci

Rancang Bangun Intrumentasi Pengukur Kecepatan Arus Air Berdasarkan Sistem Kerja Baling-Baling

Rancang Bangun Intrumentasi Pengukur Kecepatan Arus Air Berdasarkan Sistem Kerja Baling-Baling Rancang Bangun Intrumentasi Pengukur Kecepatan Arus Air Berdasarkan Sistem Kerja Baling-Baling 1)Wahyu Kresno Edhy, 1) Abdul Muid, 1) Muh. Ishak Jumarang 1)Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

MEKANIKA. Oleh WORO SRI HASTUTI DIBERIKAN PADA PERKULIAHAN KONSEP DASAR IPA. Pertemuan 5

MEKANIKA. Oleh WORO SRI HASTUTI DIBERIKAN PADA PERKULIAHAN KONSEP DASAR IPA. Pertemuan 5 MEKANIKA Oleh WORO SRI HASTUTI DIBERIKAN PADA PERKULIAHAN KONSEP DASAR IPA Pertemuan 5 KINEMATIKA DAN DINAMIKA Sub topik: PARTIKEL Kinematika Dinamika KINEMATIKA mempelajari gerakan benda dengan mengabaikan

Lebih terperinci

Pendayagunaan Linear Air Track untuk Percobaan Gerak Lurus Beraturan dan Gerak Lurus Berubah Beraturan

Pendayagunaan Linear Air Track untuk Percobaan Gerak Lurus Beraturan dan Gerak Lurus Berubah Beraturan Pendayagunaan Linear Air Track untuk Percobaan Gerak Lurus Beraturan dan Gerak Lurus Berubah Beraturan Tjondro Indrasutanto Tanti Yunitasari Abstrak. Dalam pelaksanaan percobaan gerak lurus di laboratorium,

Lebih terperinci

Pengembangan Multimedia Komputer untuk Konsep Gerak Lurus Siswa Sekolah Menengah Pertama

Pengembangan Multimedia Komputer untuk Konsep Gerak Lurus Siswa Sekolah Menengah Pertama Pengembangan Multimedia Komputer untuk Konsep Gerak Lurus Siswa Sekolah Menengah Pertama Ajeng Suryani1,a), Parsaoran Siahaan1,b), Achmad Samsudin1,c) dan Endi Suhendi1,d) 1 Departemen Pendidikan Fisika,

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Nama sekolah : SMA... Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : XI/1 per Semester: 72 jam pelajaran Standar : 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan a benda titik

Lebih terperinci

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m. Contoh Soal dan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. a) percepatan gerak turunnya benda m Tinjau katrol : Penekanan pada kasus dengan penggunaan persamaan Σ τ = Iα dan Σ F = ma, momen inersia (silinder

Lebih terperinci

Uji Kompetensi Semester 1

Uji Kompetensi Semester 1 A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! Uji Kompetensi Semester 1 1. Sebuah benda bergerak lurus sepanjang sumbu x dengan persamaan posisi r = (2t 2 + 6t + 8)i m. Kecepatan benda tersebut adalah. a. (-4t

Lebih terperinci

Kinematika Gerak KINEMATIKA GERAK. Sumber:

Kinematika Gerak KINEMATIKA GERAK. Sumber: Kinematika Gerak B a b B a b 1 KINEMATIKA GERAK Sumber: www.jatim.go.id Jika kalian belajar fisika maka kalian akan sering mempelajari tentang gerak. Fenomena tentang gerak memang sangat menarik. Coba

Lebih terperinci

BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA

BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA CAKUPAN MATERI A. Hukum Pertama Newton B. Hukum Kedua Newton C. Hukum Ketiga Newton D. Gaya Berat, Gaya Normal & Gaya Gesek E. Penerapan Hukum Newton Hukum

Lebih terperinci

Lembar Kegiatan Siswa

Lembar Kegiatan Siswa 11 Lembar Kegiatan Siswa Indikator : 1. menggunakan viskometer dua kumparan 2. memahami konsep konsep dasar mengenai viskositas suatu fluida 3. mengitung besarnya viskositas suatu fluida melalui grafik

Lebih terperinci

KINEMATIKA. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

KINEMATIKA. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. KINEMATIKA Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. KINEMATIKA LAJU: Besaran Skalar. Bila benda memerlukan waktu t untuk menempuh jarak d, maka laju rata-rata adalah

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 06 TINGKAT PROPINSI FISIKA Waktu : 3,5 jam KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

SASARAN PEMBELAJARAN

SASARAN PEMBELAJARAN 1 2 SASARAN PEMBELAJARAN Mahasiswa mampu menyelesaikan persoalan gerak partikel melalui konsep gaya. 3 DINAMIKA Dinamika adalah cabang dari mekanika yang mempelajari gerak benda ditinjau dari penyebabnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fisika merupakan suatu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia mulai dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) sampai Sekolah Menengah

Lebih terperinci

GERAK HARMONIK. Pembahasan Persamaan Gerak. untuk Osilator Harmonik Sederhana

GERAK HARMONIK. Pembahasan Persamaan Gerak. untuk Osilator Harmonik Sederhana GERAK HARMONIK Pembahasan Persamaan Gerak untuk Osilator Harmonik Sederhana Ilustrasi Pegas posisi setimbang, F = 0 Pegas teregang, F = - k.x Pegas tertekan, F = k.x Persamaan tsb mengandung turunan terhadap

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN FISIKA

SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN FISIKA SILABUS SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN FISIKA STANDAR KOMPETENSI : Mengukur besaran dan menerapkan satuannya KODE KOMPETENSI : 1 : 10 x 45 menit SILABUS KOMPETENSI DASAR KEGIATAN 1.1 Menguasai konsep besaran

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK HUKUM II NEWTON

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK HUKUM II NEWTON LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK HUKUM II NEWTON Pengantar Dalam Hukum I Newton, kita telah belajar bahwa jika tidak ada gaya (resultan gaya) yang bekerja pada sebuah benda, maka benda tersebut akan tetap diam,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA FISIKA MATERI GERAK MELINGKAR UNTUK SMA

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA FISIKA MATERI GERAK MELINGKAR UNTUK SMA PENGEMBANGAN ALAT PERAGA FISIKA MATERI GERAK MELINGKAR UNTUK SMA Desy, Desnita, Raihanati Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Jakarta, Jl. Pemuda No.10 Rawamangun, Jakarta Timur 13220 desynicola@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI (2.1) = l t. s rata-rata

BAB II DASAR TEORI (2.1) = l t. s rata-rata BAB II DASAR TEORI Pada bab ini dibahas teori-teori penunjang yang digunakan sebagai pedoman dalam merancang dan merealisasikan skripsi ini. Teori-teori yang digunakan untuk merealisasikan skripsi ini

Lebih terperinci

BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA

BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA CAKUPAN MATERI A. Hukum Pertama Newton B. Hukum Kedua Newton C. Hukum Ketiga Newton D. Gaya Berat, Gaya Normal & Gaya Gesek Satuan Pendidikan E. Penerapan

Lebih terperinci

ULANGAN UMUM SEMESTER 1

ULANGAN UMUM SEMESTER 1 ULANGAN UMUM SEMESTER A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d atau e di depan jawaban yang benar!. Kesalahan instrumen yang disebabkan oleh gerak brown digolongkan sebagai... a. kesalahan relatif

Lebih terperinci

Fisika Umum Suyoso Kinematika MEKANIKA

Fisika Umum Suyoso Kinematika MEKANIKA GERAK LURUS MEKANIKA A. Kecepatan rata-rata dan Kecepatan sesaat Suatu benda dikatan bergerak lurus jika lintasan gerak benda itu merupakan garis lurus. Perhatikan gambar di bawah: Δx A B O x x t t v v

Lebih terperinci

Jika resultan dari gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol

Jika resultan dari gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol HUKUM I NEWTON Jika resultan dari gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol ΣF = 0 maka benda tersebut : - Jika dalam keadaan diam akan tetap diam, atau - Jika dalam keadaan bergerak lurus

Lebih terperinci

PENGUKUR PERCEPATAN GRAVITASI MENGGUNAKAN GERAK HARMONIK SEDERHANA METODE BANDUL

PENGUKUR PERCEPATAN GRAVITASI MENGGUNAKAN GERAK HARMONIK SEDERHANA METODE BANDUL Jurnal eknik Komputer Unikom Komputika Volume 2, No.2-2013 PENGUKUR PERCEPAAN GRAVIASI MENGGUNAKAN GERAK HARMONIK SEDERHANA MEODE BANDUL Syahrul, John Adler, Andriana Jurusan eknik Komputer, Fakultas eknik

Lebih terperinci

GAYA GESEK. Gaya Gesek Gaya Gesek Statis Gaya Gesek Kinetik

GAYA GESEK. Gaya Gesek Gaya Gesek Statis Gaya Gesek Kinetik GAYA GESEK (Rumus) Gaya Gesek Gaya Gesek Statis Gaya Gesek Kinetik f = gaya gesek f s = gaya gesek statis f k = gaya gesek kinetik μ = koefisien gesekan μ s = koefisien gesekan statis μ k = koefisien gesekan

Lebih terperinci

Sensor Indeks Bias Larutan Menggunakan Fiber Coupler

Sensor Indeks Bias Larutan Menggunakan Fiber Coupler Sensor Indeks Bias Larutan Menggunakan Fiber Coupler Zilda Qiftia¹, Samian¹, dan Supadi¹. ¹Program Studi S1 Fisika, Departemen Fisika, FST Univesitas Airlangga, Surabaya. Email: zqiftia@gmail.com Abstrak.

Lebih terperinci

PEMBUATAN MEDIA ANIMASI UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA TOPIK INTERFERENSI CINCIN NEWTON BESERTA UJI COBA KEBERHASILANNYA

PEMBUATAN MEDIA ANIMASI UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA TOPIK INTERFERENSI CINCIN NEWTON BESERTA UJI COBA KEBERHASILANNYA PEMBUATAN MEDIA ANIMASI UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA TOPIK INTERFERENSI CINCIN NEWTON BESERTA UJI COBA KEBERHASILANNYA Dodi Purnomo [1.*], Made Rai Suci Shanti N.A [2], Diane Noviandini [2] [1] Program Studi

Lebih terperinci

(translasi) (translasi) Karena katrol tidak slip, maka a = αr. Dari persamaan-persamaan di atas kita peroleh:

(translasi) (translasi) Karena katrol tidak slip, maka a = αr. Dari persamaan-persamaan di atas kita peroleh: a 1.16. Dalam sistem dibawah ini, gesekan antara m 1 dan meja adalah µ. Massa katrol m dan anggap katrol tidak slip. Abaikan massa tali, hitung usaha yang dilakukan oleh gaya gesek selama t detik pertama!

Lebih terperinci

Analisis Kesalahan Pengukuran Kecepatan Akibat Distorsi Lensa

Analisis Kesalahan Pengukuran Kecepatan Akibat Distorsi Lensa JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (21) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) A9 Analisis Kesalahan Pengukuran Akibat Distorsi Lensa Yudha Hardhiyana Putra dan Yusuf Kaelani Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Kumpulan soal-soal level Olimpiade Sains Nasional: solusi:

Kumpulan soal-soal level Olimpiade Sains Nasional: solusi: Kumpulan soal-soal level Olimpiade Sains Nasional: 1. Sebuah batang uniform bermassa dan panjang l, digantung pada sebuah titik A. Sebuah peluru bermassa bermassa m menumbuk ujung batang bawah, sehingga

Lebih terperinci

Fisika Dasar. Kerja dan Energi. r r 22:50:19. Kerja disimbolkan dengan lambang W memiliki satuan Internasional A B

Fisika Dasar. Kerja dan Energi. r r 22:50:19. Kerja disimbolkan dengan lambang W memiliki satuan Internasional A B Kerja dan Energi :50:19 Kerja disimbolkan dengan lambang W memiliki satuan Internasional Joule [J] Jika gaya () konstan dan berimpit dengan perpindahan ( r) benda maka W =( r) Jika gaya () konstan dan

Lebih terperinci

DINAMIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

DINAMIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. DINAMIKA 1 Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. HUKUM-HUKUM NEWTON Beberapa Definisi dan pengertian yg berkaitan dgn hukum newton MASSA: Benda adalah ukuran kelembamannya,

Lebih terperinci

: 1. Menggambar Gaya Pada Benda Diam. Tahap 1 : Menggambar gaya pada benda diam diatas meja. balok

: 1. Menggambar Gaya Pada Benda Diam. Tahap 1 : Menggambar gaya pada benda diam diatas meja. balok 23 Lampiran 1 Kartu Tugas KARTU TUGAS. Topik : 1. Menggambar Gaya Pada Benda Diam Tahap 1 : Menggambar gaya pada benda diam diatas meja. Tugas 1a balok Gambarkan gaya gaya yang bekerja pada balok yang

Lebih terperinci

DINAMIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MT., MS.

DINAMIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MT., MS. DINAMIKA 1 Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MT., MS. 1. Carilah berat benda yang mempunyai : 1. 3 kilogram. 2. 200 gram. 2. Sebuah benda 20 kg yang bergerak bebas

Lebih terperinci

Mahasiswa memahami konsep tentang gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan

Mahasiswa memahami konsep tentang gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan BAB 5 GERAK LURUS BERATURAN DAN GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN A. Tujuan Umum Mahasiswa memahami konsep tentang gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan B. Tujuan Khusus Mahasiswa dapat memahami

Lebih terperinci