BAB I. Pendahuluan. Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I. Pendahuluan. Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I Pendahuluan Latar Belakang Pada tahun 2012 pemerintah Selandia Baru meluncurkan sebuah semboyan turisme, 100% Middle-earth 1, 100% Pure New Zealand 2. Semboyan merujuk pada serangkain film Lord of the Rings, yang memang selama beberapa tahun terakhir mendapat dukungan intensif dari pemerintah negara tersebut. Peristiwa ini semakin mengukuhkan Lord of The Rings sebagai nation branding Selandia Baru. Atau dengan kata lain, Selandia Baru memanfaatkan serangkaian film Lord of The Rings untuk memasarkan dirinya di dunia internasional. Dalam melaksanakan strategi Lord of the Rings sebagai nation branding, pemerintah Selandia Baru tidak segan-segan mengeluarkan jutaan dolar, bahkan mengubah peraturan yang berskala nasional. Besarnya dukungan Selandia Baru pada sebuah film inilah yang membuat isu ini menarik untuk dibahas lebih mendalam. Lord of the Rings (LOTR) 3 adalah serangkaian film yang dibuat berdasarkan novel karya J. R. R Tolkien yang pertama terbit pada tahun Sejak kemunculannya, novel ini mendapat sambutan yang cukup besar dari para pembaca. Pada masa itu, The London Sunday Times menyebutkan bahwa orangorang di dunia akan terbagi atas 2 tipe, yaitu: those who have read The Lord of The Rings and those who are going to 5. Pada tahun 1960an, Amerika Serikat 1 Middle-earth adalah dunia fiksi yang diciptakan oleh J. R. R. Tolkien, di mana semua petualangan Lord of the Rings berlangsung. 2 Tourism New Zealand, Tourism New Zealand Unveils New 100% Middle-Earth, 100% Pure New Zealand Campaign (Online), 23 Agustus 2012, < diakses 1 Maret Film Lord of the Rings yang dimaksud dalam skripsi ini adalah serangkaian film yang terdiri dari 3 sequel LOTR, serta film prequelnya, yaitu The Hobbit, yang juga terdiri dari 3 film. 4 National Geographic Society, Influences on The Lord of The Rings (Online), 1996, < diakses 5 Maret New Line Productions, Taking on Tolkien: Peter Jackson Brings The Fantasy to Life (Online), 2002, < diakses 5 Maret 2013.

2 mempertimbangkannya sebagai literatur klasik yang menjadi bacaan wajib para pemuda 6. Puncaknya, novel ini diterjemahkan ke dalam sekitar 40 bahasa dan menempati posisi ketiga buku best seller dunia dengan penjualan mencapai lebih dari 150 juta copy 7. Meski telah lama memperoleh kepopuleran, namun LOTR baru diangkat ke layar lebar pada tahun 2001, berkat keinginan keras seorang sutradara dari Selandia Baru, Peter Jackson. Fenomena ini menarik untuk dilihat dari kacamata hubungan internasional karena menunjukkan bahwa negara tidak hanya fokus pada isu power dalam arti tradisional seperti kekuatan militer dan ekonomi saja, melainkan juga power nontradisional. Power non-tradisional dalam konteks ini mengacu pada soft power yang didefinisikan oleh Joseph S. Nye sebagai the ability to get what you want through attraction rather than coercion or payment 8. Soft power sebuah negara dapat diperoleh melalui 3 sumber utama, yaitu: kebudayaan, political value, dan kebijakan luar negeri 9. Kebudayaan sendiri dapat dibagi menjadi 2 jenis, high culture dan popular culture. High culture antara lain berbentuk literatur, seni, dan pendidikan. Sementara popular culture terdiri dari bentuk-bentuk mass entertainment, salah satunya adalah film. Soft power sangat penting bagi negara dengan kekuatan militer dan geopolitik yang lemah untuk dapat bersaing di dunia internasional. Sebagaimana yang dikatakan Victor Hugo, There is one thing stronger than all the armies in the world, and this is an idea whose time has come 10. Konsep soft power memberikan celah bagi semua negara untuk dapat memperoleh kepentingannya tanpa harus menggunakan kekuatan militer ataupun tekanan ekonomi. Selandia Baru yang secara geografis kurang strategis membutuhkan soft power yang kuat 6 Ibid., 7 Goodreads Inc, The Lord of the Rings Series (Online), 2013, < diakses 13 Maret Joseph S. Nye, Soft Power: The Means to Success in World Politics, PublicAffairs, New York, 2004, p.x. 9 Joseph S. Nye, p Simon Anholt, Competitive Identity: The New Brand Management for Nations, Cities, and Regions, Palgrave Macmillan, New York, 2007, p. 19.

3 agar dapat bersaing dengan negara lain. Skripsi ini ingin melihat besarnya pengaruh film terhadap upaya membangun soft power sebuah negara. Rumusan Masalah Keputusan pemerintah Selandia Baru dalam menggunakan film Lord of the Rings sebagai strategi nation branding kemudian memunculkan dua pertanyaan; 1. Mengapa pemerintah Selandia Baru menggunakan Lord of the Rings sebagai nation branding? 2. Apa usaha pemerintah Selandia Baru dalam mengembangkan Lord of the Rings sebagai nation branding? Landasan Konseptual Nation Branding Nation branding adalah sebuah konsep yang mulai dicetuskan pada tahun 1990an oleh Simon Anholt. Pada intinya, nation branding adalah mengaplikasikan strategi marketing yang biasa digunakan oleh perusahaan pada sebuah negara. Dengan strategi marketing ini, negara dapat menciptakan dan mempromosikan self-image yang akan membedakan mereka dari negara lain. Dengan begitu mereka akan memperoleh reputasi di dunia internasional. Reputasi yang baik akan membuat negara lebih mudah dalam mencapai kepentingan nasionalnya, seperti yang dijelaskan Simon Anholt, the reputations of countries function like the brand images of companies and that they are equally critical to the progress and prosperity of those countries 11. Nation branding yang berhasil dapat memberi keuntungan pada negara, antara lain: menarik wisatawan, merangsang investasi dan meningkatkan ekspor, meningkatkan stabilitas mata uang, membantu memulihkan kredibilitas dan pengaruh politik negara di dunia internasional, mendukung kerjasama internasional yang lebih kuat, serta mendukung nation 11 Keith Dinnie, Nation Branding: Concepts, Issues, Practice, Elsevier, Oxford, 2008, p. 16

4 building (dengan cara meningkatkan confidence, pride, harmoni, ambisi, dan national resolve) 12. Kunci dari keberhasilan nation branding adalah keunikan. Sebuah negara harus dapat menciptakan image yang tidak dapat ditemukan di negara lain. Contohnya saja Perancis yang berhasil menciptakan image sebagai negara romantis, Italia sebagai pusat mode dunia, dan Jepang yang tersohor dengan kemajuan teknologinya. Pemerintah Selandia Baru kemudian memilih sebuah film, yaitu Lord of the Rings untuk menciptakan keunikan. Mekanisme penggunaan film sebagai nation branding berkaitan erat dengan faktor keunikan dan sifat film yang kepopulerannya menyebar ke seluruh dunia. Sebuah negara harus dapat menciptakan image yang tidak dapat ditemukan di negara lain. Keputusan Pemerintah Selandia Baru untuk menggunakan film sebagai nation brandingnya didasarkan atas pertimbangan keunikan tersebut. Penggunaan lokasi-lokasi di Selandia Baru sebagai tempat syuting tidak dapat ditemukan di tempat lain. Selain itu, menurut Walaiporn Rewtrakunphaiboon, film dapat menjadi strategi yang baik bagi pemasaran sebuah lokasi karena film dapat memberikan ikatan emosional pada para penontonnya 13. Lokasi yang digunakan dalam sebuah film akan memiliki cerita tersendiri, sehingga pengunjung tidak hanya menikmati keindahan alam, namun juga memperoleh pengalaman emosional. Ketika hal ini berlangsung dengan baik, tidak hanya turis yang akan datang, investor juga akan tertarik untuk menginvestasikan dananya. Sifat film yang kepopulerannya dapat menyebar ke seluruh dunia juga memberikan keuntungan bagi promosi negara. Karena ketika film ini diputar di negara lain, ia membawa serta pesan promosi negara tersebut. Dengan begitu, kepopuleran negara dapat meningkat tanpa harus mengirimkan misi kebudayaan ke negara lain. Seiring dengan meningkatnya kepopuleran negara, soft power negara itu juga akan ikut berkembang. 12 Keith Dinnie, p Walaiporn Rewtrakunphaiboon, Film-induced Tourism: Inventing a Vacation to a Location, p. 2, < diakses 21 Februari 2013.

5 Dalam penerapan nation branding, setiap negara menghadapi tantangan yang berbeda, sehingga mekanisme pengembangan nation branding setiap negara pun berbeda satu sama lain. Meski begitu, KM Lee berusaha menjelaskan tingkah laku negara-negara dalam mengembangkan nation branding melalui sebuah model mekanisme yang didasarkan atas model input-process-output, sebagaimana yang dapat dilihat dalam tabel di bawah ini. Kyung Mi Lee, Nation Branding and Sustainable Competitiveness of Nations; PhD Thesis, University of Twente, Netherlands, 2009, p. 75. Melalui tabel di atas, dapat dilihat bahwa mekanisme nation branding yang dikembangkan oleh KM Lee fokus pada proses, dengan stereotype sebagai dimensi input. Stereotype di sini merujuk pada pengertian sebagai mekanisme yang digunakan oleh manusia untuk menyederhanakan sesuatu yang rumit 14, salah satunya negara. Stereotype inilah yang nantinya akan berperan besar dalam pengembangan reputasi negara, yang merupakan tujuan utama nation branding. Selanjutnya, dimensi proses dimulai dengan creating a nation brand vision (penentuan visi). Dalam mengembangkan nation branding, pemerintah harus menentukan visi jangka panjang, sehingga nation branding tidak hanya bersifat 14 Kyung Mi Lee, p. 73.

6 sementara, namun dapat berpengaruh dalam waktu yang lama. Kemudian visi ini harus didukung dengan setting a nation brand goal (penentuan tujuan). Jika visi berjangkan panjang, maka goal adalah tindakan jangka pendek yang bertujuan untuk mencapai visi. Setelah visi dan goal ditentukan, tahap selanjutnya adalah penentuan strategi. Dalam proses ini, pemerintah tidak hanya berperan mengembangkan strategi (developing a nation brand strategy), namun juga harus berperan dalam penerapan strategi tersebut (operating a nation brand strategy). Pemerintah harus menentukan sebuah strategi yang dapat memasarkan negara secara efektif dan efisien, serta bertahan dalam jangka waktu yang lama. Film adalah salah satu strategi yang dianggap paling efisien dan efektif. Karena film mudah menyebar ke seluruh dunia, sehingga dampaknya dapat sangat luas. Ketika sebuah film yang mengandung pesan promosi suatu negara diputar, maka secara tidak langsung penonton juga akan memperoleh pesan promosi dari negara itu. Dari keseluruhan tahap dalam proses mekanisme nation branding, KM Lee menjelaskan bahwa pemerintah memiliki peran besar dalam 3 tahap, yaitu creating a nation brand vision, developing a nation brand strategy, dan operating a nation brand strategy. Secara garis besar, skripsi ini akan fokus pada tahap operating a nation brand strategy. Sehingga yang akan banyak dibahas adalah peran pemerintah Selandia Baru dalam mengaplikasikan strategi nation branding mereka, yaitu Lord of the Rings. Peran pemerintah akan dilihat dari apa saja kebijakan yang dikeluarkan, serta bagaimana pemerintah mengatasi masalahmasalah yang muncul. Competitive Identity Competitive Identity adalah istilah yang dicetuskan oleh Simon Anholt untuk menggambarkan penggabungan antara brand management dengan public diplomacy dan perdagangan, investasi, turisme, serta promosi ekspor. Competitive Identity adalah model baru untuk meningkatkan national competitiveness di dunia internasional 15. Competitive identity penting bagi sebuah negara karena reputasi 15 Simon Anholt, p. 3.

7 negara dapat berpengaruh kuat pada bagaimana orang di dalam dan luar negara tersebut berpikir, bertindak, dan bereaksi terhadap apa yang dibuat dan apa yang terjadi di negara tersebut. Contohnya saja jika kita berhadapan dengan produk buatan Cina dan Jepang. Masyarakat yang mementingkan mutu produk biasanya akan memilih produk buatan Jepang. Hal ini dikarenakan Jepang memiliki reputasi yang baik terkait dengan barang buatan mereka. Di sisi lain, Cina lebih sering dikenal sebagai negara yang memproduksi barang-barang bermutu rendah. ini 16 : Konsep dasar competitve identity dapat dilihat melalui hexagon di bawah Dasar competitive identity adalah ketika pemerintah memiliki gambaran yang baik, jelas, dapat dipercaya, dan positif tentang apa sebenarnya negara mereka, what it stands for dan where it s going. Negara harus mampu mengatur dan mengomunikasikan keenam aspek dalam hexagon, sehingga mereka dapat membuktikan dan memperkuat gambaran tersebut, kemudian mengembangkannya menjadi competitive national identity baik secara internal maupun external. Ketika negara memiliki competitive identity yang baik, maka negara tersebut akan memiliki kekuatan tambahan ketika bersaing di dunia internasional. 16 Simon Anholt, p. 26.

8 Nation branding adalah salah satu aspek penting dalam peningkatan competitive identity sebuah negara, terutama dalam pengembangan brand. Ketika brand telah tercapai, negara dapat menggunakannya untuk meningkatkan sektor lain di negara tersebut, karena competitive identity memiliki sifat seperti magnet: attracts dan transfers magnetism to other objects 17. Attracts memiliki arti bahwa competitive identity akan menarik banyak turis, konsumen, investor, bahkan respect dan attention bagi sebuah negara. Transfers magnetism to other objects menjelaskan bahwa melalui sebuah objek yang menjadi branding, perhatian masyarakat dunia dapat ditarik untuk melihat objek-objek lain di negara tersebut. Dalam kasus Selandia Baru, pemerintah menarik perhatian dunia melalui film LOTR, dengan harapan di masa depan masyarakat dunia juga akan memperhatikan sektor lain di negara tersebut, seperti budaya tradisional, politik, ekonomi, lingkungan, dan lain sebagainya. Argumen Utama Melihat besarnya pengaruh film terhadap upaya membangun soft power, penulis berargumen bahwa penggunaan Lord of the Rings sebagai nation branding oleh Selandia Baru didasari motivasi untuk meningkatkan competitive identity di dunia internasional. Peningkatan Competitive identity dibutuhkan oleh Selandia Baru untuk membantu menyelamatkan perekonomian negara yang sedang melemah. Competitive identity yang lebih baik diharapkan dapat meningkatkan sektor pariwisata, serta dalam jangka panjang menarik lebih banyak investor. Dengan begitu perekonomian Selandia Baru dapat meningkat. Peran pemerintah Selandia Baru kemudian akan dilihat melalui Mekanisme Model Nation Branding yang disampaikan oleh KM Lee. Dalam model tersebut ditegaskan bahwa untuk mengembangkan nation branding yang baik pemerintah harus berperan besar dalam 3 tahap mekanisme nation branding, yaitu pada tahap creating a nation brand vision, developing a nation brand 17 Simon Anholt, p. 29.

9 strategy, dan operating a nation brand strategy. Penulis berargumen bahwa pemerintah Selandia Baru sudah cukup baik dalam keterlibatan mereka di tiga tahapan ini. Selandia Baru memiliki visi yang jelas, membuat kebijakan yang mendukung, serta terjun langsung dalam mengatasi hambatan yang muncul. Metode Penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengaplikasikan metode kualitatif berupa pengumpulan data sekunder melalui studi pustaka, yang terdiri dari literatur buku-buku, jurnal-jurnal, ataupun bentuk dokumentasi seperti artikel yang dianggap relevan dengan penelitian mengenai pemanfaatan LOTR sebagai nation branding Selandia Baru. Adapun data-data yang diperoleh tersebut akan dikompilasikan, dievaluasi maupun dianalisa untuk kemudian dituliskan dalam skripsi sebagai hasil dari penelitian yang elaboratif. Organisasi Penulisan Skripsi ini akan dibagi menjadi 4 bab, di mana bab I berisi Pendahuluan yang menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, landasan konseptual, argumen utama, metode penelitian, serta organisasi penulisan. Bab II akan menjawab pertanyaan pertama, yaitu mengapa pemerintah Selandia Baru menggunakan Lord of the Rings sebagai nation branding mereka. Bab ini akan dibagi dalam 2 sub-bab, yaitu: urgensi nation branding bagi Selandia Baru, serta keunggulan Lord of the Rings sebagai nation branding. Bab III merupakan jawaban dari pertanyaan kedua, yakni peran pemerintah Selandia Baru dalam mekanisme nation branding. Bab ini akan dibagi menjadi 2 sub bab, di mana sub bab I akan membahas mengenai kebijakankebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Selandia Baru dalam mengembangkan LOTR sebagai nation branding. Kebijakan-kebijakan ini akan akan diurutkan berdasarkan urutan tahapan dalam Mekanisme Model Nation

10 Branding, yaitu creating a nation brand vision, developing a nation brand strategy, dan operating a nation brand strategy. Sub bab II akan membahas mengenai tantangan yang dihadapi pemerintah dan bagaimana mereka mengatasi tantangan-tantangan tersebut. Skripsi akan ditutup dengan bab IV yang berisi kesimpulan dan pelajaran yang dapat dipetik dari pembahasan.

2 Pemasaran dan brand suatu negara menjadi hal yang penting untuk dikelola oleh pemerintah karena memiliki kontribusi besar dalam ekonomi dan pembentu

2 Pemasaran dan brand suatu negara menjadi hal yang penting untuk dikelola oleh pemerintah karena memiliki kontribusi besar dalam ekonomi dan pembentu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dunia telah memasuki era globalisasi. Globalisasi menuntut banyak perubahan diberbagai pola kehidupan. Globalisasi menuntut suatu negara melakukan kan inovasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang ini, distirbusi informasi serta mobilitas manusia menjadi lebih mudah. Hal ini merupakan dampak langsung dari adanya pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasca kekalahannya dalam Perang Dunia II, Jepang berusaha untuk bangkit kembali menjadi salah satu kekuatan besar di dunia. Usaha Jepang untuk bangkit kembali dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. <http://www.heritage.org/index/country/japan#top>, diakses 9 Juni Japan s GDP Growth Rate, Trading Economics (daring),

BAB I PENDAHULUAN. <http://www.heritage.org/index/country/japan#top>, diakses 9 Juni Japan s GDP Growth Rate, Trading Economics (daring), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jepang merupakan negara yang memiliki perekonomian yang baik. Hal ini dapat dilihat dari GDP Jepang yang tinggi, yaitu mencapai 38.633,71 dollar Amerika dan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era otonomi saat ini, kemampuan setiap daerah dalam memasarkan potensi daerahnya sangatlah penting, karena hal ini akan berpengaruh besar terhadap daya saing suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang adalah salah satu negara di kawasan Asia Timur yang berhasil menyebarkan kebudayaannya ke berbagai negara. Sepanjang sejarahnya, Jepang telah menyerap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2015 lalu, sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2015 lalu, sektor pariwisata BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata telah menjadi salah satu sektor perekonomian utama di Indonesia selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2015 lalu, sektor pariwisata telah menyumbangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemasyarakatan dan investasi. Dalam perencanaan nation branding terkait

BAB I PENDAHULUAN. kemasyarakatan dan investasi. Dalam perencanaan nation branding terkait BAB I - PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nation branding adalah strategi mempresentasikan sebuah negara dengan sasaran menciptakan nilai-nilai reputasi lewat turisme, keadaan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pusat Statistik, Kementrian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif, Survey Pengeluaran Wisatawan Mancanegara, 2015.

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pusat Statistik, Kementrian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif, Survey Pengeluaran Wisatawan Mancanegara, 2015. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan pada data Badan Pusat Statistik (BPS) dari tahun 2000 hingga 2014 pariwisata di Indonesia selalu mengalami peningkatan dalam hal kunjungan wisatawan baik

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Blackberry, quality, features, design, branding, trends, purchasing decisions. viii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Blackberry, quality, features, design, branding, trends, purchasing decisions. viii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT Blackberry smartphone is one product that has a difference with products from other companies. Taking into account the elements of product attributes such as product quality, product features,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. Menurut Yoeti, Oka A (2008, p1), para pakar ekonomi memperkirakan sektor pariwisata akan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Selama beberapa dekade terakhir, pariwisata telah mengalami perkembangan dan perubahan yang membuat pariwisata menjadi salah satu industri tercepat dan terbesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Cirebon adalah kota strategis yang terletak diujung timur pantai utara Jawa Barat, faktor tersebut membuat kota ini berkembang menjadi sebuah kota yang maju. Kemajuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Penelitian kali ini ditujukan untuk membantu pihak manajemen Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya dalam membuat suatu rencana strategi yang lebih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Jakarta perkembangan hotel sangat padat dan berkembang, ini dikarenakan sebagai ibu kota negara Republik Indonesia yang merupakan pusat pemerintahan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. New York, 2007, p I. d Hooghe, The Expansion of China s Public Diplomacy System, dalam Wang, J. (ed.

BAB I PENDAHULUAN. New York, 2007, p I. d Hooghe, The Expansion of China s Public Diplomacy System, dalam Wang, J. (ed. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cina merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi pesat dan saat ini dianggap sebagai salah satu kekuatan besar dunia. Dengan semakin besarnya kekuatan Cina di dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebijaksanaan yang mendorong laju pertumbuhan ekonomi khususnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. kebijaksanaan yang mendorong laju pertumbuhan ekonomi khususnya untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Potensi aktivitas pariwisata internasional merupakan salah satu instrumen kebijaksanaan yang mendorong laju pertumbuhan ekonomi khususnya untuk mendiversivikasikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan merek pada saat ini bukan hanya sebagai suatu nama atau simbol pembeda dengan produk-produk pesaing, tetapi merek sudah menjadi suatu faktor utama yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Sajian pemberitaan media oleh para wartawan narasumber penelitian ini merepresentasikan pemahaman mereka terhadap reputasi lingkungan sosial dan budaya Kota Yogyakarta.

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Pada sidang Kabinet Diet bulan Februari tahun 2002, salah satu poin yang diangkat oleh Perdana Menteri (PM) Junichiro Koizumi melalui pidato kebijakannya adalah mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. era lepas landas. Pembangunan di sektor perekonomian juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. era lepas landas. Pembangunan di sektor perekonomian juga mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang ini, pembangunan negara semakin meningkat menuju era lepas landas. Pembangunan di sektor perekonomian juga mengalami perubahan yang luar biasa. Hal

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terika BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Riana (2008)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana yang diperlukan untuk mengkomunikasikan suatu hal atau maksud-maksud tertentu antar manusia. Dalam fungsinya sebagai alat komunikasi, bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro Sektor 9. Jl. Jend. Sudirman Blok B9/1-05. Tangerang Selatan. 1

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro Sektor 9. Jl. Jend. Sudirman Blok B9/1-05. Tangerang Selatan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lee Cooper merupakan salah satu merek denim yang paling pertama di Eropa. Banyak di gandrungi dan di pakai di seluruh dunia. Lee Cooper telah hadir di 85 negara.

Lebih terperinci

PROSES STRATEGI BRANDING YANG DILAKUKAN PEMERINTAH KOTA MAGELANG MELALUI PESAN KOTA SEJUTA BUNGA. Kartika Ayu Pujamurti. Abstrak

PROSES STRATEGI BRANDING YANG DILAKUKAN PEMERINTAH KOTA MAGELANG MELALUI PESAN KOTA SEJUTA BUNGA. Kartika Ayu Pujamurti. Abstrak PROSES STRATEGI BRANDING YANG DILAKUKAN PEMERINTAH KOTA MAGELANG MELALUI PESAN KOTA SEJUTA BUNGA Kartika Ayu Pujamurti Abstrak Sebuah kota dituntut terlibat dalam kegiatan pemasaran dan branding untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman sekarang ini, persaingan bisnis semakin marak dimasyarakat. Terutama dalam bidang industri perhotelan. Persaingan dalam bidang perhotelan meningkat tajam,

Lebih terperinci

UPAYA PENCAPAIAN IKLIM USAHA KONDUSIF BAGI PENANAMAN MODAL (INVESTASI) DALAM KEGIATAN BISNIS PARIWISATA

UPAYA PENCAPAIAN IKLIM USAHA KONDUSIF BAGI PENANAMAN MODAL (INVESTASI) DALAM KEGIATAN BISNIS PARIWISATA UPAYA PENCAPAIAN IKLIM USAHA KONDUSIF BAGI PENANAMAN MODAL (INVESTASI) DALAM KEGIATAN BISNIS PARIWISATA oleh Kezia Frederika Wasiyono I Ketut Sudiarta Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

Lebih terperinci

STRATEGI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA SURAKARTA DALAM MENGEMBANGKAN SOLO BATIK CARNIVAL UNTUK MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN

STRATEGI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA SURAKARTA DALAM MENGEMBANGKAN SOLO BATIK CARNIVAL UNTUK MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN STRATEGI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA SURAKARTA DALAM MENGEMBANGKAN SOLO BATIK CARNIVAL UNTUK MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN (penelitian deskriptif tentang strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan persaingan usaha sudah semakin ketat, setiap perusahaan harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan persaingan usaha sudah semakin ketat, setiap perusahaan harus mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keadaan persaingan usaha sudah semakin ketat, setiap perusahaan harus mampu bertahan mempertahankan perusahaannya,bahkan harus mampu berkembang. Salah satu hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat membedakan antara kota yang satu dengan kota-kota yang lainnya. Sebuah

BAB I PENDAHULUAN. dapat membedakan antara kota yang satu dengan kota-kota yang lainnya. Sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merek memberikan identitas yang berbeda pada sebuah kota, sehingga dapat membedakan antara kota yang satu dengan kota-kota yang lainnya. Sebuah merek yang kuat akan

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIK KARAKTERISTIK MANAJEMEN STRATEGIK STRATEGI STRATEGI STRATEGI

MANAJEMEN STRATEGIK KARAKTERISTIK MANAJEMEN STRATEGIK STRATEGI STRATEGI STRATEGI MANAJEMEN K Suatu Seni Menggunakan Pertempuran Untuk Memenangkan Suatu Perang Aktivitas-aktivitas Penting Yang Diperlukan Untuk Mencapai Tujuan Strategy Is A Plan, A How, A Means Of Getting From Here To

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tantangan utama yang dihadapi perusahaan saat ini adalah bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tantangan utama yang dihadapi perusahaan saat ini adalah bagaimana 14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tantangan utama yang dihadapi perusahaan saat ini adalah bagaimana membangun dan mempertahankan usaha yang sehat dalam pasar dan lingkungan usaha yang cepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anisya Andrianita,2015 PENGARUH CELEBRITY ENDORSER TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN ASAL INDONESIA KE KOREA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Anisya Andrianita,2015 PENGARUH CELEBRITY ENDORSER TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN ASAL INDONESIA KE KOREA SELATAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata telah berkembang menjadi sebuah fenomena global. Dalam enam dekade terakhir, negara-negara berkembang menjadikan sektor pariwisata sebagai sektor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan warna tersendiri dalam dunia penyiaran Indonesia. Dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan warna tersendiri dalam dunia penyiaran Indonesia. Dimana BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini banyaknya stasiun televisi yang hadir di Indonesia memberikan warna tersendiri dalam dunia penyiaran Indonesia. Dimana pembentukan stasiun televisi ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama. India merupakan negara non-komunis pertama yang mengakui

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama. India merupakan negara non-komunis pertama yang mengakui BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang India dan Afganistan merupakan dua negara tetangga yang mempunyai keterikatan sejarah yang kuat. Hubungan baik antar kedua negara pun sudah terjalin sejak lama. India

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekonomi global merujuk kepada ekonomi yang berdasarkan ekonomi nasional masing-masing negara yang ada di belahan dunia. Saat ini, fenomena krisis global menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Australia begitu gencar dalam merespon Illegal, Unreported, Unregulated Fishing (IUU Fishing), salah satu aktivitas ilegal yang mengancam ketersediaan ikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata yang mungkin kiranya kita sebagai warga negara Indonesia patut untuk

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata yang mungkin kiranya kita sebagai warga negara Indonesia patut untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia pariwisata dan turisme sangat pesat belakangan ini. Terlepas dari isu-isu keamanan yang terjadi di setiap negara, pariwisata tumbuh sebagai salah

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dalam bab hasil penelitian dan pembahasan maka penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut: 1. Strategi komunikasi pemasaran terpadu Dinas Kebudayaan

Lebih terperinci

Alternatif strategistrategi

Alternatif strategistrategi PERTEMUAN SESI 4 MATA KULIAH Perencanaan dan pembelian media TELKOM UNIVErsity Team teaching: Itca istia wahyuni Yuni mogot Alternatif strategistrategi kreatif Alternatif Kreatif 1) Daya Tarik Periklanan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. melekat pada suatu bangsa dimana didalamnya terkandung pesan identitas "Siapa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. melekat pada suatu bangsa dimana didalamnya terkandung pesan identitas Siapa BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kebudayaan disadari atau tidak merupakan bagian dari identitas yang melekat pada suatu bangsa dimana didalamnya terkandung pesan identitas "Siapa bangsa itu" dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis eceran, yang kini populer disebut bisnis ritel, merupakan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis eceran, yang kini populer disebut bisnis ritel, merupakan bisnis yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis eceran, yang kini populer disebut bisnis ritel, merupakan bisnis yang menghidupi banyak orang dan memberi banyak keuntungan bagi sementara orang lainnya. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat, salah satunya adalah teknologi komputer. Komputer merupakan alat bantu

BAB I PENDAHULUAN. pesat, salah satunya adalah teknologi komputer. Komputer merupakan alat bantu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat, salah satunya adalah teknologi komputer. Komputer merupakan alat bantu yang sekarang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penggunaan teknologi internet di dunia semakin meningkat. Setiap orang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penggunaan teknologi internet di dunia semakin meningkat. Setiap orang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penggunaan teknologi internet di dunia semakin meningkat. Setiap orang pasti telah menikmati layanan internet. Dimana batasan waktu dan jarak tidak berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, produsen suatu produk barang atau jasa (organisasi/perusahaan) harus benar-benar memperhatikan konsumen yang ingin dituju. Hal ini dikarenakan saat ini pihak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi tersebut dilakukan, yaitu konteks komunikasi antarpribadi,

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi tersebut dilakukan, yaitu konteks komunikasi antarpribadi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran komunikasi sangat penting bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari, sesuai dengan fungsi komunikasi yang bersifat: persuasif, edukatif dan informatif. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang memiliki karakteristik dan sifat yang berbeda-beda. Hal tersebut merupakan representasi psikologis masing-masing orang yang dibangun dari latar belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain, seperti koran, televisi, radio, dan internet. produksi Amerika Serikat yang lebih dikenal dengan nama Hollywood.

BAB I PENDAHULUAN. lain, seperti koran, televisi, radio, dan internet. produksi Amerika Serikat yang lebih dikenal dengan nama Hollywood. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman sekarang, komunikasi sudah banyak cara penyaluran pesannya kepada masyarakat, salah satunya adalah film, disamping menggunakan media lain, seperti koran, televisi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kanji di Jepang. Manga pertama diketahui dibuat oleh Suzuki Kankei tahun 1771

BAB I PENDAHULUAN. kanji di Jepang. Manga pertama diketahui dibuat oleh Suzuki Kankei tahun 1771 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manga 漫画 adalah sebutan untuk komik Jepang. Berbeda dengan komik Amerika, manga biasanya dibaca dari kanan ke kiri, sesuai dengan arah tulisan kanji di Jepang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanyaan penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Merek adalah aset yang sangat penting bagi sebuah perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. pertanyaan penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Merek adalah aset yang sangat penting bagi sebuah perusahaan dan BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan latar belakang penelitian, masalah penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. 1.1. Latar Belakang Merek adalah aset yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan impor telah menjanjikan peluang serta tantangan bagi perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. dan impor telah menjanjikan peluang serta tantangan bagi perusahaan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi dan logistik memiliki peran yang sangat vital dalam proses distribusi barang di pasar internasional. Perdagangan internasional seperti ekspor dan impor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia terkenal dengan pariwisatanya yang menawarkan keindahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia terkenal dengan pariwisatanya yang menawarkan keindahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terkenal dengan pariwisatanya yang menawarkan keindahan alam. Selain wisata alami berupa pantai, danau, gunung, air terjun, banyak pula terdapat wisata buatan

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. Teknologi merupakan salah satu aspek yang sangat mempengaruhi kehidupan

Bab I. Pendahuluan. Teknologi merupakan salah satu aspek yang sangat mempengaruhi kehidupan Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian Teknologi merupakan salah satu aspek yang sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Dewasa ini dengan kemajuan teknologi yang pesat, hampir seluruh kehidupan

Lebih terperinci

IMC 2. Penerapan tujuan IMC menjadi rangkaian program jangka panjang dan jangka pendek. Berliani Ardha, SE, M.Si

IMC 2. Penerapan tujuan IMC menjadi rangkaian program jangka panjang dan jangka pendek. Berliani Ardha, SE, M.Si Modul ke: IMC 2 Penerapan tujuan IMC menjadi rangkaian program jangka panjang dan jangka pendek Fakultas Komunikasi Berliani Ardha, SE, M.Si Program Studi Advertising & Marketing communication Pink flowers

Lebih terperinci

Kebangkitan ekonomi Korea Selatan tidak dicapai dengan mudah karena melalui proses yang panjang dan berliku. Dari proses yang panjang tersebut,

Kebangkitan ekonomi Korea Selatan tidak dicapai dengan mudah karena melalui proses yang panjang dan berliku. Dari proses yang panjang tersebut, BAB V Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Korea Selatan adalah salah satu negara termiskin di dunia pada tahun 1950 dan ekonominya sebagian besar tergantung pada bantuan ekonomi AS. Tetapi sekarang Korea

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 A. J. Mulyadi, Kepariwisataan dan Perjalanan, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2009, p.13

BAB I PENDAHULUAN. 1 A. J. Mulyadi, Kepariwisataan dan Perjalanan, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2009, p.13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu kegiatan yang digemari oleh banyak kalangan pada saat ini, bahkan dapat dikatakan bahwa pariwisata merupakan salah satu kebutuhan yang

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. Kota Solo memiliki banyak keunikan salah satunya dikenal sebagai

B A B I PENDAHULUAN. Kota Solo memiliki banyak keunikan salah satunya dikenal sebagai 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Solo memiliki banyak keunikan salah satunya dikenal sebagai Kota pariwisata tradisional budaya Jawa. Hal ini dikarenakan banyaknya obyek-obyek wisata yang menarik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi dilakukan manusia setiap harinya untuk berinteraksi antar sesama untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi dilakukan manusia setiap harinya untuk berinteraksi antar sesama untuk 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi menjdi salah satu bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Komunikasi dilakukan manusia setiap harinya untuk berinteraksi antar sesama untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Masyarakat Ekonomi ASEAN Tahun 2015 Dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN Tahun 2015 maka ada beberapa kekuatan yang dimiliki bangsa Indonesia, di antaranya: (1)

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis akan menyimpulkan dari berbagai uraian yang telah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis akan menyimpulkan dari berbagai uraian yang telah BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Pada bab ini penulis akan menyimpulkan dari berbagai uraian yang telah dikemukakan. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya penulis dapat menarik kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: television advertising, sales promotion, image. viii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: television advertising, sales promotion, image. viii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT Increasingly tight competition among producers in line with the development of the business world. Surely every company wants to continue to survive life in a way they have to take steps that

Lebih terperinci

BAB VI KEBIJAKAN DAN STRATEGI

BAB VI KEBIJAKAN DAN STRATEGI BAB VI KEBIJAKAN DAN STRATEGI 6.1. Kebijakan Pengembangan Investasi di Kabupaten Banyuaesin Konsep dan design arah pengembangan investasi di Kabupaten Banyuasin dibuat dengan mempertimbangkan potensi wilayah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xvii. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xvii. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xvii DAFTAR LAMPIRAN... xix BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Promosi merupakan salah satu atribut penting dari marketing mix. Belch (2004)

BAB I PENDAHULUAN. Promosi merupakan salah satu atribut penting dari marketing mix. Belch (2004) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Promosi merupakan salah satu atribut penting dari marketing mix. Belch (2004) mendefinisikan promosi sebagai koordinasi dari semua cara penjual untuk menginformasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dampak adalah semakin ketatnya kompetisi di beberapa sektor industri.

BAB I PENDAHULUAN. dampak adalah semakin ketatnya kompetisi di beberapa sektor industri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dewasa ini, setiap perusahaan menghadapi tantangan untuk terus bertahan dan tumbuh berkembang. Globalisasi dan kemajuan dalam pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia bisnis terutama di pasar Indonesia menjadi semakin kompetitif. Industri makanan dan minuman merupakan industri dengan tingkat persaingan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan sektor jasa khususnya restoran semakin berkembang pula

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan sektor jasa khususnya restoran semakin berkembang pula BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan dunia usaha di Indonesia, perkembangan sektor jasa khususnya restoran semakin berkembang pula dengan baik. Restoran adalah tempat

Lebih terperinci

Analisis Isi Implementasi Elemen Competitive Identity pada Nation Branding Imagine Your Korea di Facebook

Analisis Isi Implementasi Elemen Competitive Identity pada Nation Branding Imagine Your Korea di Facebook JURNAL E-KOMUNIKASI PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA, SURABAYA Analisis Isi Implementasi Elemen Competitive Identity pada Nation Branding Imagine Your Korea di Facebook The Agnes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu kegiatan menarik bagi sebagian orang adalah mencoba berbagai makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga merupakan

Lebih terperinci

TERM OF REFERENCE (TOR) PENUNJUKAN LANGSUNG TENAGA PENDUKUNG PERENCANAAN PENGEMBANGAN PENANAMAN MODAL DI BIDANG AGRIBISNIS TAHUN ANGGARAN 2012

TERM OF REFERENCE (TOR) PENUNJUKAN LANGSUNG TENAGA PENDUKUNG PERENCANAAN PENGEMBANGAN PENANAMAN MODAL DI BIDANG AGRIBISNIS TAHUN ANGGARAN 2012 1 TERM OF REFERENCE (TOR) PENUNJUKAN LANGSUNG TENAGA PENDUKUNG PERENCANAAN PENGEMBANGAN PENANAMAN MODAL DI BIDANG AGRIBISNIS TAHUN ANGGARAN 2012 I. PENDAHULUAN Pengembangan sektor agribisnis sebagai salah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK YANG DIRENCANAKAN DAN KONSEP PERENCANAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK YANG DIRENCANAKAN DAN KONSEP PERENCANAAN BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK YANG DIRENCANAKAN DAN KONSEP PERENCANAAN Bagian ini akan menganalisis gambaran umum objek yang direncanakan dari kajian pustaka pada Bab II dengan data dan informasi pada Bab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengesankan dalam hal total kunjungan turis internasional. Jumlah kunjungan

BAB I PENDAHULUAN. mengesankan dalam hal total kunjungan turis internasional. Jumlah kunjungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1.1.1 Perkembangan Industri Pariwisata Dunia Industri pariwisata dunia pada tahun 2015 mengalami perkembangan yang mengesankan dalam hal total kunjungan turis internasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki 17.000 pulau sehingga membuat Indonesia menjadi negara kepulauan terbesar di dunia. Dengan 17.000 pulau ini maka Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dianggap penting karena dinilai mampu meningkatkan kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dianggap penting karena dinilai mampu meningkatkan kompetensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan saat ini telah menjadi kebutuhan vital bagi masyarakat. Pendidikan dianggap penting karena dinilai mampu meningkatkan kompetensi individu, sehingga tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak di bidang suplai material khususnya di batu kapur,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak di bidang suplai material khususnya di batu kapur, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. Reksa Abadi Bersama atau dikenal dengan RAB Group adalah perusahaan yang bergerak di bidang suplai material khususnya di batu kapur, spesialis menangani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam sistem perekonomian terbuka, perdagangan internasional merupakan komponen penting dalam determinasi pendapatan nasional suatu negara atau daerah, di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu, maka yang menjadi tujuan pemasaran adalah brand loyality. Tanpa sebuah brand

BAB I PENDAHULUAN. satu, maka yang menjadi tujuan pemasaran adalah brand loyality. Tanpa sebuah brand BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jika keseluruhan aktivitas pemasaran harus diringkas menjadi satu kata saja, maka kata yang keluar adalah branding. Jika semua tujuan pemasaran digabung menjadi satu,

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN SOSIALISASI / WORKSHOP PARIWISATA DAN MICE MENUNJANG PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL. Surakarta, 26 Nopember 2015

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN SOSIALISASI / WORKSHOP PARIWISATA DAN MICE MENUNJANG PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL. Surakarta, 26 Nopember 2015 LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN SOSIALISASI / WORKSHOP PARIWISATA DAN MICE MENUNJANG PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL Surakarta, 26 Nopember 2015 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2015 BAB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Kepemilikan senjata nuklir oleh suatu negara memang menjadikan perubahan konteks politik internasional menjadi rawan konflik mengingat senjata tersebut memiliki

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. wilayah Kabupaten Malang. Kota Malang memiliki luas Km². Penduduk

BAB 1. Pendahuluan. wilayah Kabupaten Malang. Kota Malang memiliki luas Km². Penduduk BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Malang merupakan wilayah terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya. Malang sendiri terbagi menjadi dua wilayah yaitu Kota Malang dan Kabupaten Seluruh wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Budaya merupakan cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh kelompok masyarakat dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbetuk dari banyak unsur

Lebih terperinci

Monitoring dan Evaluasi (M&E) Magister Ilmu Pemerintahan Universitas MuhammadiyahYogyakarta 2012

Monitoring dan Evaluasi (M&E) Magister Ilmu Pemerintahan Universitas MuhammadiyahYogyakarta 2012 Monitoring dan Evaluasi (M&E) Magister Ilmu Pemerintahan Universitas MuhammadiyahYogyakarta 2012 Pengantar Monitoring dan evaluasi (M&E) secara luas diakui sebagai suatu elemen yang krusial dalam pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi di bidang teknologi informasi. adalah produk yang harus dibuat sesuai dengan SOP (Standard Operation

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi di bidang teknologi informasi. adalah produk yang harus dibuat sesuai dengan SOP (Standard Operation BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini peranan teknologi informasi merupakan kebutuhan mutlak bagi suatu perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Pengelolaan informasi yang baik akan menunjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran atau lazim dikenal dengan istilah marketing telah lama

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran atau lazim dikenal dengan istilah marketing telah lama BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sebagaimana diketahui bahwa setiap perusahaan membutuhkan pemasaran sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan penjualan. Kegiatan pemasaran atau lazim dikenal

Lebih terperinci

Jalan Basuki Rachmat No. 76, Surabaya - Indonesia. Phone: Fax:

Jalan Basuki Rachmat No. 76, Surabaya - Indonesia. Phone: Fax: www.midtownindonesia.com Jalan Basuki Rachmat No. 76, Surabaya - Indonesia. Phone: 62-31 531 5399 Fax: 62-31 531 5389. COMPANY PROFILE midtown hotel 2 WELCOME TO MIDTOWN HOTEL Berbekal pengalaman, pengetahuan

Lebih terperinci

Dalam konteks branding desa yang baru pada tahap awal, protokol branding dapat dimanfaatkan sedini mungkin :

Dalam konteks branding desa yang baru pada tahap awal, protokol branding dapat dimanfaatkan sedini mungkin : Pemanfaatan perangkat branding untuk membangun citra positif brand tempat telah dipilih menjadi strategi pembangunan lokal mengatasi hambatan pemasaran produk dan jasa Program OVOP yang diinisiasi pedesaan

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Semester (RPS)

Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Mata Kuliah : Strategic Management (SMG) Semester : 7 Kode : SM733364 Prodi : Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika (MBTI) Dosen : Risris Rismayani, S.MB.,S.Pd,.MM

Lebih terperinci

Harlequin Koleksi Istimewa: Putri Impian Alessandro (Playing The Royal Game)

Harlequin Koleksi Istimewa: Putri Impian Alessandro (Playing The Royal Game) Harlequin Koleksi Istimewa: Putri Impian Alessandro (Playing The Royal Game) Carol Marinelli Click here if your download doesn"t start automatically Harlequin Koleksi Istimewa: Putri Impian Alessandro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Merek memberi nilai kepada pelanggan dan sekaligus kepada perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Merek memberi nilai kepada pelanggan dan sekaligus kepada perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Merek memberi nilai kepada pelanggan dan sekaligus kepada perusahaan. Lebih dari satu dasawarsa perusahaan berinvestasi untuk menciptakan dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan ekonomi dalam era globalisasi mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan ekonomi dalam era globalisasi mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan ekonomi dalam era globalisasi mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Proses tersebut adalah suatu perubahan di dalam perekonomian dunia, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. an, yaitu keyakinan bahwa satu-satunya jalan untuk berhasil adalah merebut

BAB I PENDAHULUAN. an, yaitu keyakinan bahwa satu-satunya jalan untuk berhasil adalah merebut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, dunia bisnis tengah menghadapi tiga tantangan dan peluang utama yaitu globalisasi, kemajuan teknologi, dan deregulasi. Salah satu peluang utama yang kerap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi perekonomian seperti saat ini terdapat beberapa faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi perekonomian seperti saat ini terdapat beberapa faktor yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kondisi perekonomian seperti saat ini terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi bisnis dalam perekonomian saat ini yaitu kesenjangan pendapatan, tuntutan

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG IDENTITAS VISUAL PHILLIP SECURITIES INDONESIA

PERANCANGAN ULANG IDENTITAS VISUAL PHILLIP SECURITIES INDONESIA PERANCANGAN ULANG IDENTITAS VISUAL PHILLIP SECURITIES INDONESIA Thomas Komp. Garuda Baru, Jln. Duri Utara IV No:54, 0216592900, Thomas_ds@ymail.com ABSTRAK TUJUAN PENELITIAN, Tujuan utama desain adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Master Plan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Master Plan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Master Plan Latar belakang Penyusunan Cetak Biru (Master Plan) Pengembangan Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin secara garis besar adalah Dalam rangka mewujudkan Visi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan wisata sebaiknya tetap menjaga citra tujuan wisata dan lebih

BAB I PENDAHULUAN. tujuan wisata sebaiknya tetap menjaga citra tujuan wisata dan lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri pariwisata telah mengalami perkembangan yang pesat dalam satu dekade belakangan ini. Saat ini, pariwisata merupakan industri jasa terbesar di dunia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan

I. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum pembangunan ekonomi di definisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan masyarakat meningkat dalam periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, dan bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan dan lapangan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, dan bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan dan lapangan pekerjaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini, banyak masyarakat yang mencari peruntungannya dengan menggeluti usaha dibidang industri kreatif. Industri kreatif sedang marak dijalani oleh sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik di mata konsumennya.

BAB I PENDAHULUAN. berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik di mata konsumennya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang terjadi di dalam aspek ilmu pengetahuan dan juga teknologi memberikan dampak juga kepada aspek bisnis. Globalisasi juga dapat dikatakan sebagai salah

Lebih terperinci