BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era otonomi saat ini, kemampuan setiap daerah dalam memasarkan potensi daerahnya sangatlah penting, karena hal ini akan berpengaruh besar terhadap daya saing suatu daerah terhadap daerah lainnya dalam mendapatkan perhatian, pasar, turis, dan investor. Salah satu strategi untuk memperkenalkan potensi daerah terhadap khalayak umum adalah melalui City branding. Menurut Saxone Woon (dikutip dalam Irvan, 2008), City/Regional Branding merupakan strategi dari suatu negara atau daerah untuk membuat positioning yang kuat di dalam benak target pasar mereka, seperti layaknya positioning sebuah produk atau jasa, sehingga negara dan daerah tersebut dapat dikenal secara luas di daerah lain hingga seluruh dunia. Dengan demikian, jika City branding didesain secara tepat, sebuah daerah dapat menempatkan dirinya di mata masyarakat luas, sehingga menjadikannya berbeda dengan daerah lain dengan berbagai maacam potensi serta ciri khas daerahnya masing-masing. Hal terpenting dari city branding itu sendiri adalah adanya identitas visual yang tepat, sehingga dapat merepresentasikan konsep dari city branding kota tersebut. Identitas visual sendiri adalah suatu hal yang sifatnya dapat di citrakan oleh panca indra kita. Sehingga kita dapat mengetahui dengan jelas seperti apa identitas visual dari daerah tersebut. Fenomena City branding ini bisa kita lihat dari beberapa kota di dunia, salah satu contohnya adalah saat kita mendengar kata romantis, indah, dan cinta, pasti pikiran kita tertuju pada sebuah kota di Negara Perancis, yaitu kota Paris, sebuah kota yang sering dijadikan sebagai simbol keromantisan serta keindahan. Brand kota Paris yang kuat tersebut terbukti berhasil menarik perhatian para wisatawan baik lokal maupun internasional. Jacobs (2014), berdasarkan hasil survai yang dilakukan selama empat tahun menyatakan, Paris menduduki peringkat ketiga dari 1

2 20 the top destination cities in the world yang paling banyak dikunjungi pada tahun 2014, dan peringkat pertama kedua adalah kota London, dan Amerika Serikat. Tahun sebelumnya, peringkat pertama kota terpopuler di dunia adalah Bangkok. Tidak hanya itu saja, fenomena City branding juga bisa kita lihat dari kawasan Asia. Salah satu negara di Asia yang cukup fenomenal dengan strategi City branding-nya adalah Korea Selatan. Tahun-tahun belakangan ini, tampaknya tidak ada yang tidak kenal dengan istilah K-Pop, Samsung, atau bahkan bahasa Korea. Saat ini tidak sedikit anak-anak hinga orang dewasa yang kecanduan atau demam Korea. Hal ini tentu akan sangat berpengaruh terhadap brand positioning Korea Selatan di mata dunia. Di Indonesia sendiri sejak diberlakukannya otonomi daerah, setiap daerah berlomba-lomba memasarkan daerahnya untuk mendapatkan perhatian, pasar, turis, serta investor bisnis. Untuk mencapai itu semua, setiap daerah membutuhkan sebuah strategi city branding yang kuat dan tepat. Beberap kota di Indonesia yang memiliki city branding yang cukup kuat adalah kota Yogyakarta. Sebelum kota Yogyakarta mengganti tagline dengan Yogya Istimewa, tagline yang digunakan adalah Never Ending Asia, yang memiliki makna kota Yogya adalah kawasan ekonomi terkemuka di Asia untuk perdagangan, pariwisata, dan investasi. Selain itu Kota Surabaya menggunakan city branding Sparkling Surabaya (Surabaya berkilau ) untuk mengkomunikasikan bahwa Surabaya berkilau, baik karena gemerlap kota yang menuju kota metropolitan, maupun pertimbangan bahwa kota Surabaya menjadi kota pusat perhiasan (Indrojarwo, Sabar, & Zulaikha, tt). Kabupaten Pamekasan adalah sebuah kota kecil yang terletak di bagian timur Pulau Madura, dengan luas sekitar 732,85 km2. Secara geografis, Kabupaten Pamekasan merupakan kota dengan luas wilayah terkecil di Pulau Madura. Namun memiliki potensi yang besar di dalamnya yang dapat membedakannya dengan kabupaten-kabupaten lainnya di Pulau Madura. Hanya saja, masyarakat dari luar Pulau Jawa (umumnya) masih sedikit yang menyadari akan hal itu. Mereka masih berpikiran jika itu adalah Pulau Madura, bukan sebagai Kabupaten 2

3 Pamekasan. Bahkan, masih cukup banyak penduduk asli Kabupaten Pamekasan yang juga belum menyadari akan potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Pamekasan. Sebagai contoh, masyarakat (umumnya) dan penulis (khususnya), masih belum dapat membedakan yang mana Kabupaten Pamekasan, dan yang mana kabupaten lainnya (Bangkalan, Sampang, dan Sumenep). Hal ini terjadi karena selama ini apa yang mereka tampilkan dan perlihatkan kepada masyarakat luas adalah sama, masih belum ada identitas yang khas, bahkan mencolok dari kota-kota tersebut. Hal inilah yang menurut penulis merupakan salah satu faktor mengapa orangorang dari luar Jawa masih menganggap Pulau Madura itu sebagai sebuah pulau tanpa melihat kabupaten-kabupaten yang ada di dalamnya. Beberapa fenomena sosial yang juga sering penulis lihat di sini (Kabupaten Pamekasan) adalah, jika kita bertanya, apa sih yang anda pikirkan saat anda mendengar kata Madura? Sebagian besar dari mereka akan menjawab Sate Madura,, Rujak Cingur, Batik Madura, Suramadu, Petilasan raja-raja, atau Karapan Sapi. Namun Saat ditanyakan tentang apa itu Kabupate Pamekasan? umumnya mereka masih belum dapat menjelaskan seperti apa itu Kabupaten Pamekasan, serta apa yang membuat Kabupaten Pamekasan berbeda dengan kabupaten lainnnya di Pulau Madura. Jika mereka saja yang notabane adalah orang dalam tidak mengetahui secara jelas tentang kota-kota yang ada di Pulau Madura, bagaimana orang luar mampu membedakan identitas Kabupaten Pamekasan dengan Kota lainnya di Pulau Madura? Hal inilah yang menyebabkan orang dari luar pulau Madura berpikiran jika Kabupaten Pamekasan, Sumenep, Sampang, dan Bangkalan adalah satu kesatuan yang memiliki kesamaan dari segi wilayahnya. Oleh karena itu, untuk menunjukkan identitas diri, dan membedakan Kabupaten Pamekasan dengan Kkabupaten-kabupaten lainnya di Pulau Madura diperlukan identitas visual yang baik dan tepat. Selain daripada itu, Kabupaten Pamekasan merupakan sebuah kota yang memiliki banyak potensi di dalamnya. 3

4 Sebagai salah satu putra Pamekasan, penulis merasa perlu untuk memperkenalkan Kabupaten Pamekasan sebagai sebuah Kabupaten Pamekasan kepada Masyarakat luas, bukan sebagai sebuah Pulau Madura. Beberapa program pemerintah yang pernah dilakukan untuk membentuk sebuah brand image Kabupaten Pamekasan diantaranya adalah program Kabupaten Pamekasan Kota Pendidikan. Seiring dengan terjadinya pergantian pemerintahan, kemudian diganti menjadi Kabupaten Pamekasan Kota Batik. Namun program ini tidak berlangsung lama, bahkan terhenti setelah kembali terjadinya pergantian pemerintahan. Tidak adanya konsistensi inilah yang membuat Kabupaten Pamekasan masih belum memiliki indentitas yang jelas. Seperti survey yang penulis lakukan, rata-rata masyarakat Kabupaten Pamekasan memiliki pandangan yang berbeda terhadap kotanya. Ada yang mengatakan Kabupaten Pamekasan kota batik; ada yang mengatakan Kabupaten Pamekasan kota Gerbang Salam (Gerakan Pembangunan Masyarakat Islam); ada yang mengatakan Kabupaten Pamekasan kota pendidikan; bahkan ada pula yang mengatakan Kabupaten Pamekasan sebagai kota yang bermasyarakat. Fakta ini membuktikan bahwa penciptaan brand image Kabupaten Pamekasan masih kurang kuat di benak warganya sendiri, sehingga masyarakat Kabupaten Pamekasan memiliki pandangan yang berbeda terhadap brand image kotanya. Atas dasar latar belakang seperti dikemukakan di atas, Tugas Akhir ini difokuskan pada perancangan logo dan typeface Pamekasan sebagai identitas visual Kabupaten Pamekasan untuk menciptakan sebuah kesan yang khas dan membedakan dari kota-kota lainnya di pulau Madura. Hal ini penting dan strategis agar Kabupaten Pamekasan memiliki sebuah brand image yang kuat di mata masyarakat Kabupaten Pamekasan sendiri (khususnya) serta masyarakat lain (umumnya). Selain itu, melalui kekuatan brand positioning ini Kabupaten Pamekasan diharapkan mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), Melalui perancangan ini penulis berharap masyarakat Kabupaten Pamekasan akan melihat kotanya sebagai Kabupaten Pamekasan dengan ciri khasnya tersendiri, bukan sebagai sebuah pulau Madura yang memiliki kesamaan dengan kota-kota yang lainnya. Selain itu, penulis berharap masyarakat luas juga dapat 4

5 membedakan antara Kabupaten Pamekasan dengan kota lainnya di Madura, dan mereka tidak akan lagi melihat Kabupaten Pamekasan sebagai Pulau Madura Permasalahan Identifikasi Masalah Dari latar belakang diatas dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut : a. City branding sangat penting bagi setiap daerah demi meninggatkan positioningnya di masyarakat luas. b. Belum adanya identitas visual yang jelas di Kabupaten Pamekasan, sehingga bayangan masyarakat Pamekasan sendiri masih belum bisa membedakan mana Kabupaten Madura, dan mana Kabupaten Lainnya,s ecara visual. c. Masyarakat Kabupaten Pamekasan (khususnya) serta masyarakat luar (umumnya) tidak banyak yang menyadari potensi, dan identitas Kabupaten Pamekasan. d. Masyarakat luar masih menganggap jika Kabupaten Pamekasan itu sebagai Pulau Madura. e. Masih banyak masyarakat Kabupaten Pamekasan yang belum bisa membedakan antara Kabupaten Pamekasan dengan 3 kabupaten lainnya yang ada di Pulau Madura. f. Terlalu banyak slogan yang menempel dalam brand image Kabupaten Pamekasan, seperti Pamekasan Gerbang Salam, Pamekasan Berteman, Pamekasan Kota Batik, Pamekasan Kota Pendidikan. g. Slogan-slogan yang menempel dalam brand image Kabupaten Pamekasan kurang memberikan image atau menggambarkan keadaan Kabupaten Pamekasan dan masyarakat sebenarnya h. Kurang aktifnya pemerintah dalam mempromosikan Kabupaten Pamekasan. 5

6 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang didapat dari identifikasi masalah di atas adalah sebagai berikut : 1. Brand image seperti apakah yang melekat kuat dengan Kabupaten Pamekasan, sehingga dapat merepresentasikan Kabupaten Pamekasan secara keseluruhan? 2. Bagaimana Logo dan Typeface yang tepat sehingga dapat merepresentasikan Kabupaten Pamekasan kepada masyarakat Kabupaten Pamekasan (khususnya) serta masyarakat luar (umumnya)? 1.3. Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada : a. What Perancangan logo dan typeface Pamekasan sebagai Identitas visual Kabupaten Pamekasan b. Why Perancangan logo dan typeface Pamekasan sebagai Identitas visual Kabupaten Pamekasan ini diharapkan mampu merepresentasikan Kabupaten Pamekasan secara utuh, sehingga dapat menyatukan semua pemikiran masyarakat Kabupaten Pamekasan (khususnya) serta masyarakat luar (umumnya) akan brand image Kabupaten Pamekasan yang berbeda dari kotakota yang ada di Pulau Madura maupun dari kota-kota di luar Pulau Madura. c. Who Masyarakat Kabupaten Pamekasan (Khususnya),masyarakat Pulau Madura (umumnya) serta investor dari luar Pulau Madura. d. Where Perancangan logo dan typeface Pamekasan sebagai Identitas visual Kabupaten Pamekasan dilakukan di Kabupaten Pamekasan yang memiliki luas daerah 732,85 Km2, dengan batasan daerah sebagai berikut : 6

7 - Sebelah utara : Laut Jawa - Sebelah selatan : Selat Madura - Sebelah timur : Kabupaten Sumenep - Sebelah barat : Kabupaten Sampang e. When Perancangan logo dan typeface Pamekasan sebagai Identitas visual ini dilakukan pada tahun f. How Perancangan akan dilakukan dengan mengumpulkan data melalui wawancara, survey langsung, dan studi pustaka terkait dengan sejarah, kehidupan sosial dan budaya masyarakat Kabupaten serta potensi-potensi yang dimilikinya Tujuan Perancangan Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam perancangan logo dan typeface Pamekasan sebagai identitas visual Kabupaten Pamekasan adalah : a. Menciptakan sebuah brand image Kabupaten Pamekasan yang baik dan tepat sehingga mampu: - menyatukan semua pemikiran masyarakat Kabupaten Pamekasan (khususnya) serta masyarakat luar (umumnya) akan brand image Kabupaten Pamekasan; dan - menjadikan Kabupaten Pamekasan sebagai sebuah kota yang berbeda beda dari kota-kota yang ada di Pulau Madura maupun dari kota-kota di luar Pulau Madura, baik dari aspek nilai seni, karakteristik, atau bahkan potensi yang dimiliki. b. Menciptakan sebuah Logo dan Typeface yang mampu merepresentasikan karakteristik dan identitas Kabupaten Pamekasan serta masyarakatnya. 7

8 1.5. Cara Pengumpulan Data dan Analisis Pengumpulan Data Pengumpulan data akan penulis lakukan melalui cara sebagai berikut: a. Wawancara kepada masyarakat, stakeholder Kabupaten Pamekasan, serta beberapa sejarahwan dan budayawan Kabupaten Pamekasan. Hal ini penulis lakukan untuk mendapatkan arti dan nilai-nilai dari Kabupaten Pamekasan, sehingga identitas visual yang akan penulis rancang nantinya, dapat mencerminkan Kabupaten Pamekasan seutuhnya, serta dapat diterima oleh semua kalangan, baik masyarakat maupun pemerintah. Selain itu cara ini penulis pilih dikarenakan untuk membentuk sebuah brand image yang kuat, diperlukan pandangan seluruh bagian masyarakat serta pemerintahan terhadap kota tersebut. b. Survey langsung di alun-alun kota dan beberapa kecamatan di Pamekasan. Hal ini penulis lakukan bertujuan untuk mengetahui, bagaimana karakter dari masyarakat Kabupaten Pamekasan, serta mengetahui, potensi apa saja yang ada di Kabupaten Pamekasan. c. Studi Pustaka, pengumpulan data melalui studi pustaka penulis lakukan untuk mengetahui sejarah Kabupaten Pamekasan, serta mengetahui data-data penting (terkait tentang perekonomian Kabupaten Pamekasan) yang ada di Kabupaten Pamekasan Analisis Data Analisis data yang akan penulis gunakan dalam perancangan logo dan typeface Pamekasan sebagai identitas visual Kabupaten Pamekasan ini sebagai berikut: a. Kajian Data Objek Analisis data objek adalah analisis untuk mendapatkan value-value yang ada di Kabupaten Pamekasan. Baik Value yang terlihat, ataupun Value yang tidak terlihat. 8

9 b. SWOT Strenght (kekuatan): yaitu melihat kekuatan apa yang paling berpengaruh di dalam Kabupaten Pameksan sehingga nantinya perancangan identitas visual Kabupaten Pamekasan ini dapat memperkuat hal tersebut. Weakness (kelemahan): yaitu melihat apa kelemahan yang ada di Kabupaten Pamekasan, sehingga, perancangan identitas visual Kabupaten Pamekasan ini nantinya dapat menutupi kelemahan tersebut. Oppurtunities (peluang): yaitu melihat peluang atau potensi apa yang terdapat di Kabupaten Pamekasan, sehingaa perancangan identitas visual Kabupaten Pamekasan ini nantinya dapat menunjukkan kepada masyarakat luar akan peluang atau potensi yang ada di Kabupaten Pamekasan. Threats (ancaman/tantangan): yaitu melihat ancaman/tantangan (faktor resistensi) apa saja yang ada di Kabupaten Pamekasan, sehingga dengan perancangan identitas visual Kabupaten Pamekasan ini diharapkan dapat mengurangi potensi ancaman yang ada tersebut Kerangka Perancangan Perancangan logo dan typeface Pamekasan sebagai identitas visual Kabupaten pamekasaan akan dilakukan dalam beberapa tahap yaitu : a. Melihat fenomena yang terjadi di Kabupaten Pamekasan, sehingga memberikan kesimpulan agar dibuat sebuah logo dan typeface Pamekasan sebagai identitas visual Kabupaten Pamekasan. b. Pengumpulan data melalui wawancara kepada seluruh bagian masyarakat Kabupaten Pamekasan serta analisis awal terhadap sejarah serta data visual yang ada di Kabupaten Pamekasan. Tahap ini dilakukan guna mendapatkan data yang akurat dalam mewakili Kabupaten Pamekasan secara keseluruhan. c. Pemetaan potensi Kabupaten Pamekasan yang diperoleh melalui pengumpulan data. Tahap ini adalah proses pemetaan dari data yang di dapat pada tahap pengumpulan data. 9

10 d. Penafsiran dari hasil pemetaan data yang diperoleh. Tahap ini dilakukan setelah pemetaan dilakukan, tahap ini adalah proses dimana penulis menafsirkan serta menyimpulkan data yang di peroleh sehingga tercipta konsep untuk perancangan logo dan typeface Pamekasan sebagai identitas visual Kabupaten Pamekasan (konsep identitas visual dan tagline) Perancangan awal. Tahap ini dilakukan setelah diperoleh pengerucutan data awal. e. Uji validasi desain awal, adalah proses dimana penulis nantinya akan menanyakan hasil rancangan yang dibuat kepada beberapa ahli serta beberapa bagian masyarakat Kabupaten Pamekasan, guna mendapatkan rancangan / desain yang sesuai dengan Kabupaten Pamekasan. f. Revisi desain awal, adalah proses dimana penulis melakukan revisi ahir setelah melakukan diskusi atau uji validasi sebelumnya, dalam tahapan ini, penulis mengabungkan ide yang penulis miliki dengan masukan atau kritik yang di dapat dari uji validasi sebelumnya. g. Implementasi / finalisasi, adalah proses penerapan identity visual serta taglaine Kabupaten Pamekasan kepada beberapa media. Berikut adalah bagan perancangan logo dan type Pamekasan sebagai identitas visual Kabupaten Pamekasan. 10

11 1.7. Pembabakan Pembabakan penulisan pada laporan ini adalah sebagai berikut : BAB 1 menjelaskan tentang latar belakang dan fenomena serta tantangan city branding di Kabupaten Pamekasan, serta menjelaskan tentang manfaat, dan tujuan dari Perancangan identitas visual Kabupaten Pamekasan. BAB II menjelaskan tentang dasar pemikiran dari teori-teori yang relevan dengan perancangan identitas visual Kabupaten Pamekasan. BAB III menjelaskan tentang data-data yang diperoleh serta analisis dari masalah yang telah di dapat. BAB IV menjelaskan tentang konsep serta hasil perancangan identitas visual Kabupaten Pamekasan. BAB V berisikan simpulan dan saran terkait dengan hasil perancangan identitas visual Kabupaten Pamekasan. 11

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana suatu kota mengawasi dan mengenalkan wilayahnya serta

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana suatu kota mengawasi dan mengenalkan wilayahnya serta BAB I PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang Di era globalisasi ini persaingan antar kota menjadi semakin nyata, terlihat dari bagaimana suatu kota mengawasi dan mengenalkan wilayahnya serta memaksimalkan potensi-potensi

Lebih terperinci

PERANCANGAN LOGO DAN TYPEFACE PAMEKASAN SEBAGAI IDENTITAS VISUAL KABUPATEN PAMEKASAN

PERANCANGAN LOGO DAN TYPEFACE PAMEKASAN SEBAGAI IDENTITAS VISUAL KABUPATEN PAMEKASAN PERANCANGAN LOGO DAN TYPEFACE PAMEKASAN SEBAGAI IDENTITAS VISUAL KABUPATEN PAMEKASAN DESIGNING LOGO AND TYPEFACE PAMEKASAN AS A VISUAL IDENTITY OF PAMEKASAN DISTRICT Mukhlis Risani 1 1 Prodi S1 Desain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu, maka yang menjadi tujuan pemasaran adalah brand loyality. Tanpa sebuah brand

BAB I PENDAHULUAN. satu, maka yang menjadi tujuan pemasaran adalah brand loyality. Tanpa sebuah brand BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jika keseluruhan aktivitas pemasaran harus diringkas menjadi satu kata saja, maka kata yang keluar adalah branding. Jika semua tujuan pemasaran digabung menjadi satu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pusat Statistik, Kementrian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif, Survey Pengeluaran Wisatawan Mancanegara, 2015.

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pusat Statistik, Kementrian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif, Survey Pengeluaran Wisatawan Mancanegara, 2015. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan pada data Badan Pusat Statistik (BPS) dari tahun 2000 hingga 2014 pariwisata di Indonesia selalu mengalami peningkatan dalam hal kunjungan wisatawan baik

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. I. 1 Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. I. 1 Latar Belakang BAB I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang Pemberlakuan UU No 21 tahun 1999 dan telah direvisi dengan UU No 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, dimana setiap daerah di Indonesia memiliki wewenang dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Letak Kabupaten Bangkalan berada pada ujung Pulau Madura bagian Barat

BAB I PENDAHULUAN. Letak Kabupaten Bangkalan berada pada ujung Pulau Madura bagian Barat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Objek Letak Kabupaten Bangkalan berada pada ujung Pulau Madura bagian Barat sangat menguntungkan dikarenakan berdekatan dengan kota Surabaya yang

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Bab I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Fandeli (1995:37) mengemukakan bahwa pariwisata adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek daya tarik wisata serta usaha-usaha yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Modernisasi sangat berpengaruh terhadap tolak ukur maju atau tidaknya keberadaan suatu daerah. Pengaruh tesebut akan muncul dan terlihat melalui sebuah kompetisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata yang mungkin kiranya kita sebagai warga negara Indonesia patut untuk

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata yang mungkin kiranya kita sebagai warga negara Indonesia patut untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia pariwisata dan turisme sangat pesat belakangan ini. Terlepas dari isu-isu keamanan yang terjadi di setiap negara, pariwisata tumbuh sebagai salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemasyarakatan dan investasi. Dalam perencanaan nation branding terkait

BAB I PENDAHULUAN. kemasyarakatan dan investasi. Dalam perencanaan nation branding terkait BAB I - PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nation branding adalah strategi mempresentasikan sebuah negara dengan sasaran menciptakan nilai-nilai reputasi lewat turisme, keadaan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aceh merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak diujung pulau Sumatra dan dikenal dengan julukannya sebagai kota Serambi Mekkah. Aceh juga memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara. Terdapat banyak daerah-daerah tujuan di Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara. Terdapat banyak daerah-daerah tujuan di Indonesia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, pariwisata sudah tentu menjadi salah satu industri yang menyumbangkan devisa yang cukup besar kepada negara. Begitu pun di Indonesia, pariwisata menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki kain tradisi yang sangat beragam. Terdapat kain tradisi disetiap daerah dan memiliki perbedaan atau keunikan masing-masing disetiap daerahnya. Dewasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Ende merupakan sebuah kabupaten yang tepat berada di tengah Pulau Flores yang dijuluki Kaum Portugis dengan sebutan Nusa Bunga, dan membelah pulau menjadi 2 bagian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik merupakan kerajinan bernilai seni tinggi dan menjadi salah satu warisan budaya Indonesia. Kain batik yang memiliki corak yang beragam serta teknik pembuatannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerekan tempat (Place Branding) saat ini masih merupakan salah satu strategi yang sedang tren digunakan oleh berbagai pemerintah, mulai dari skala kota hingga negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Dalam kondisi ini, para pemimpin pasar telah mencitrakan dirinya sendiri

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Dalam kondisi ini, para pemimpin pasar telah mencitrakan dirinya sendiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran sebuah kota, daerah,dan negara telah menjadi sangat penting saat ini. Dalam kondisi ini, para pemimpin pasar telah mencitrakan dirinya sendiri agar lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Liburan menjadi salah satu kebutuhan penting dan gaya hidup baru bagi manusia masa kini yang manfaatnya dapat dirasakan bagi psikologis manusia. Liburan dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pekalongan adalah salah satu kota yang terletak di pesisir utara Provinsi Jawa Tengah dan terdiri dari empat kecamatan, yakni: Pekalongan Utara, Pekalongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki segudang kesenian dan kebudayaan yang sangat menarik untuk kita gali. Banyak sekali kebudayaan serta kesenian Indonesia yang sudah mulai punah karena

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. wilayah Kabupaten Malang. Kota Malang memiliki luas Km². Penduduk

BAB 1. Pendahuluan. wilayah Kabupaten Malang. Kota Malang memiliki luas Km². Penduduk BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Malang merupakan wilayah terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya. Malang sendiri terbagi menjadi dua wilayah yaitu Kota Malang dan Kabupaten Seluruh wilayah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK YANG DIRENCANAKAN DAN KONSEP PERENCANAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK YANG DIRENCANAKAN DAN KONSEP PERENCANAAN BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK YANG DIRENCANAKAN DAN KONSEP PERENCANAAN Bagian ini akan menganalisis gambaran umum objek yang direncanakan dari kajian pustaka pada Bab II dengan data dan informasi pada Bab

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN MASALAH

BAB II KAJIAN MASALAH BAB II KAJIAN MASALAH 2.1 Tinjauan Teori Proses perumusan dan pembatasan masalah dari Perancangan Branding Taman Budaya Jawa Barat telah selesai ditentukan, selanjutnya akan dijelaskan mengenai teori-teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang merupakan ibukota Jawa Tengah yang memiliki daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang merupakan ibukota Jawa Tengah yang memiliki daya tarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Semarang merupakan ibukota Jawa Tengah yang memiliki daya tarik tersendiri karena penduduknya yang beragam budaya dan agama. Untuk memasuki kota Semarang dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang indah yang kaya akan kekayaan alam dan budaya. Lebih dari 20 suku terdapat di Indonesia dan lebih dari 100 budaya ada di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang mempunyai pesona alam dan budaya yang begitu mengagumkan. Salah satu dari sekian banyak objek wisata yang dimiliki yaitu Taman Nasional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Semenjak sistem otonomi daerah berbasis desentralisasi di tetapkan oleh pemerintah reformasi pada tahun 1999, para kepala daerah di Indonesia mulai berlomba-lomba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan globalisasi yang semakin meluas dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan globalisasi yang semakin meluas dewasa ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan globalisasi yang semakin meluas dewasa ini menciptakan keterhubungan antar negara di seluruh belahan dunia yang memberikan pengaruh pada perubahan kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kabupaten Cianjur merupakan salah satu wilayah di Jawa Barat yang merupakan daerah dengan peranan penting dalam Pariwisata di Jawa Barat. Sebagaimana diketahui,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Gambaran Umum Obyek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Bandung merupakan salah satu kota yang banyak dikunjungi turis dari dalam maupun luar negeri. Banyak turis lokal dengan keluarga berlibur menikmati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Globalindo 21 Express atau yang lebih familiar disebut PT. 21 Express ini

BAB I PENDAHULUAN. PT. Globalindo 21 Express atau yang lebih familiar disebut PT. 21 Express ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai perusahaan penyedia layanan jasa pengiriman paket dan dokumen, PT. Globalindo 21 Express atau yang lebih familiar disebut PT. 21 Express ini memiliki banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di tengah kesibukan seseorang dalam bekerja diikuti pula

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di tengah kesibukan seseorang dalam bekerja diikuti pula BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belakangan ini fenomena tren travelling semakin meningkat di kalangan masyarakat. Di tengah kesibukan seseorang dalam bekerja diikuti pula meningkatnya keinginan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bandung sebagai ibu kota provinsi Jawa Barat merupakan salah satu kota yang mempunyai peluang dan potensi besar untuk dikembangkan. Pengembangan potensi ini didasari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dunia perhotelan di negara Indonesia diawali dengan dibukanya Hotel Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dunia perhotelan di negara Indonesia diawali dengan dibukanya Hotel Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia perhotelan di negara Indonesia diawali dengan dibukanya Hotel Indonesia dengan konsep modern hotel pada tahun 1962 di kota Jakarta. Bisnis perhotelan ini mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenali sesuatu pertama kali melalui indera pengelihatan kita, apa yang kita lihat merupakan identitas benda tersebut. Seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Logo, sebuah istilah sejak awal dari Bahasa Yunani logos sampai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Logo, sebuah istilah sejak awal dari Bahasa Yunani logos sampai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Logo, sebuah istilah sejak awal dari Bahasa Yunani logos sampai kini telah mengalami perkembangan pengertian yang signifikan, dari awal yang berarti kata, pikiran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak wilayah potensi parawisata (Bridatul J, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak wilayah potensi parawisata (Bridatul J, 2014). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki banyak wilayah potensi parawisata (Bridatul J, 2014). Untuk memperkenalkan suatu daerah obyek wisata di berbagai wilayah Indonesia, maka pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan sektor pariwisata Indonesia merupakan salah satu upaya untuk pembangunan di bidang ekonomi karena sektor pariwisata mampu berkontribusi cukup besar terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi wisata yang dapat menarik perhatian para wisatawan mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi wisata yang dapat menarik perhatian para wisatawan mulai dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Blitar merupakan salah satu kota di Jawa Timur yang cukup banyak memiliki potensi wisata yang dapat menarik perhatian para wisatawan mulai dari wisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Jember fashion..., Raudlatul Jannah, FISIP UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Jember fashion..., Raudlatul Jannah, FISIP UI, 2010. BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan 7 sub bab antara lain latar belakang penelitian yang menjelaskan mengapa mengangkat tema JFC, Identitas Kota Jember dan diskursus masyarakat jaringan. Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA 3.1 Metode Penelitian Untuk merancang Logo dan katalog produk profile hotel budget Bangkalan sesuai dengan bidang keilmuan Desain Komunikasi Visual, maka metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Solo sebagai salah satu kota administratif di Jawa Tengah memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Solo sebagai salah satu kota administratif di Jawa Tengah memegang peranan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Solo sebagai salah satu kota administratif di Jawa Tengah memegang peranan penting dalam perkembangan secara regional dan nasional. Solo dikenal sebagai salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas masyarakat dan dapat menambah rasa cinta tanah air

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas masyarakat dan dapat menambah rasa cinta tanah air 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat berperan dalam struktur ekonomi dan proses pembangunan negara. Hal ini disebabkan karena pariwisata dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejarah. Salah satunya adalah Makam Bung Karno. Makam Bung Karno

BAB I PENDAHULUAN. sejarah. Salah satunya adalah Makam Bung Karno. Makam Bung Karno BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Blitar adalah salah satu kota di Indonesia yang memiliki potensi wisata sejarah. Salah satunya adalah Makam Bung Karno. Makam Bung Karno merupakan makam Proklamator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu proses kepergian seseorang menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Hal yang mendorong kepergiannya seperti kepentingan agama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan pernyataan Mari Elka Pengestu selaku Menteri Pariwisata Indonesia, selama beberapa tahun terakhir Indonesia mengalami peningkatan perekonomian dari sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dongeng merupakan bagian dari budaya Indonesia yang sejak dulu diceritakan pada anak-anak. Dongeng adalah cerita fantasi sederhana yang tidak benar-benar terjadi berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki wilayah lautan yang lebih luas dibandingkan wilayah daratannya, itu artinya Indonesia merupakan negara kepulauan yang dikelilingi oleh lautan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wisata merupakan suatu kegiatan berpergian yang dilakukan manusia dengan tujuan untuk memperluas wawasan, mengenal hasil kebudayaan dan atau sekedar bersenang-senang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menurut penilaian konsumen yang menggunakan produk tersebut. perhatian dan memberikan penjelasan tentang produk-produknya.

BAB I PENDAHULUAN. menurut penilaian konsumen yang menggunakan produk tersebut. perhatian dan memberikan penjelasan tentang produk-produknya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sudah menjadi keharusan sebuah produk dari industri apapun dibubuhi sebuah tanda lukisan atau perkataan yang membedakannya dari barang-barang sejenis hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dimana karena adanya tuntutan global bagi kota-kota di dunia untuk berebut investor,

BAB I PENDAHULUAN. Dimana karena adanya tuntutan global bagi kota-kota di dunia untuk berebut investor, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah City brandingdalam kurun waktu satu dasawarsa ini mejaditopik bahasan utama di kalangan ahli tata kota, pemerintah daerah, biro advertising, dan akademisi. Dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi wisata yang beragam. Hal ini didukung dengan letak geografisnya yang berdekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Usaha waralaba menjadi salah satu bisnis yang terus meningkat tiap tahunnya di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Usaha waralaba menjadi salah satu bisnis yang terus meningkat tiap tahunnya di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha waralaba menjadi salah satu bisnis yang terus meningkat tiap tahunnya di Indonesia. Peningkatan ini dijelaskan lebih lanjut pada situs berita Detik.com yang

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kota Semarang merupakan Ibukota Provinsi Jawa Tengah dan memiliki beragam budaya, seni serta wisata yang telah dikenal keindahannya di Indonesia. Ibukota Jawa Tengah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. itu wajib bagi generasi muda untuk melestarikan dan menjaganya agar tidak. hilang terkena arus globalisasi dan modernisasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. itu wajib bagi generasi muda untuk melestarikan dan menjaganya agar tidak. hilang terkena arus globalisasi dan modernisasi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan keanekaragaman kebudayaannya dari sabang sampai merauke dan setiap kebudayaannya memiliki ciri khas dan karakter yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desain kemasan atau dapat disebut juga Packaging adalah salah satu dari sekian banyak hal yang harus menjadi pertimbangan strategis di ketiga elemen Positioning, Diferensisas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pariwisata di Indonesia semakin hari semakin berkembang. Sektor pariwisata merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pariwisata di Indonesia semakin hari semakin berkembang. Sektor pariwisata merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pariwisata di Indonesia semakin hari semakin berkembang. Sektor pariwisata merupakan salah satu aset di setiap wilayah di dunia. Dari sektor pariwasata,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta atau yang sering disebut Yogya adalah salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa. Banyak orang yang sudah pernah mengunjungi Yogya. Selain

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI CITRA PARIWISATA KABUPATEN KEBUMEN TUGAS AKHIR TKP 477

IDENTIFIKASI CITRA PARIWISATA KABUPATEN KEBUMEN TUGAS AKHIR TKP 477 IDENTIFIKASI CITRA PARIWISATA KABUPATEN KEBUMEN TUGAS AKHIR TKP 477 OLEH: ARIS MARSUDI L2D 301 319 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2006 i ABSTRAKSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, terlebih lagi kehidupan manusia. Komunikasi sendiri. karena komunikasi merupakan faktor terpenting dalam kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, terlebih lagi kehidupan manusia. Komunikasi sendiri. karena komunikasi merupakan faktor terpenting dalam kehidupan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap kehidupan tidak bisa lepas dari yang namanya proses komunikasi, terlebih lagi kehidupan manusia. Komunikasi sendiri merupakan hal yang setiap hari kita perbincangkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. Analisa Data

BAB IV ANALISA DATA. Analisa Data BAB IV ANALISA DATA IV.1 Analisa Kecukupan Data Data yang penulis kumpulkan baik itu dat primer maupun sekunder, selanjutnya penulis gunakan sebagai referensi dan literatur dalam perancangan ulang (re

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keindahan alam yang luar biasa dan kekayaan budaya Indonesia yang melimpah, merupakan modal yang kuat untuk Indonesia agar dapat meningkatkan lagi tarik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Awal mula es krim yang diketahui sudah ada sejak bertahun-tahun lamanya sekitar abad kedua sebelum masehi, meskipun tidak diketahui kapan dan siapa yang dapat disebutkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi adalah cara penyampaian pesan kepada seseorang yangbisa berupa informasi berbentuk bahasa ataupun lewat simbol- simbol yang bisa dimengerti kedua pihak.

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1. Strategi Perancangan Strategi perancangan yang akan dibuat mengenai identitas Kota Bandung ini adalah dengan merancang identitas yang dapat memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Maka sector pariwisata berpeluang menjadi andalan Indonesia untuk mendulang

BAB I PENDAHULUAN. Maka sector pariwisata berpeluang menjadi andalan Indonesia untuk mendulang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Wisata merupakan salah satu daya tarik Indonesia untuk mendapatkan devisa. Di tengah turunnya ekspor Indonesia akibat lesunya perdagangan dunia, Maka sector

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan sumber daya alam laut di Indonesia memiliki kualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan sumber daya alam laut di Indonesia memiliki kualitas dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekayaan sumber daya alam laut di Indonesia memiliki kualitas dan keindahan alami yang berpotensi menjadi tujuan wisata. Sayangnya potensi wisata ini belum ditangani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi berbasis teknologi telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. Informasi berbasis teknologi telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Informasi berbasis teknologi telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat kota Jakarta dan Tangerang. Salah satu cara untuk mendapatkan informasi ialah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan populasi penduduk di Indonesia dan seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan populasi penduduk di Indonesia dan seiring dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perkembangan populasi penduduk di Indonesia dan seiring dengan bertambah baiknya perekonomian Indonesia sekarang ini, maka banyak orang yang mencari tempat tinggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kabupaten Purwakarta merupakan salah satu daerah yang berada di Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Purwakarta juga merupakan daerah jalur perlintasan utama antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian dari Sub Satuan Wilayah Pengembangan 1 (SSWP 1)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian dari Sub Satuan Wilayah Pengembangan 1 (SSWP 1) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kota Batu merupakan salah satu kota yang baru terbentuk pada tahun 2001 sebagai pecahan dari Kabupaten Malang. Merujuk Profil Kabupaten/Kota Batu (Andianto, et.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah mendorong permintaan yang tinggi akan layanan telekomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. telah mendorong permintaan yang tinggi akan layanan telekomunikasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak tahun 1961, layanan telekomunikasi di Indonesia diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara. Sebagaimana terjadi pada negara berkembang lainnya, pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak di bidang suplai material khususnya di batu kapur,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak di bidang suplai material khususnya di batu kapur, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. Reksa Abadi Bersama atau dikenal dengan RAB Group adalah perusahaan yang bergerak di bidang suplai material khususnya di batu kapur, spesialis menangani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berwisata ke berbagai destinasi wisata unggulan di dalam negeri semakin banyak diminati oleh masyarakat Indonesia beberapa tahun terakhir. Menikmati pesona alam Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk Tugas Akhir ini, diangkat tema City Branding untuk Kota Garut. Kabupaten Garut adalah sebuah Kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Barat, yang berbatasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu tempat wisata yang terkenal mampu mendatangkan keuntungan yang besar bagi negara yang memilikinya. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki

Lebih terperinci

II METODOLOGI. Metode erat kaitanya dengan bagaimana seorang peneliti menerangkan cara

II METODOLOGI. Metode erat kaitanya dengan bagaimana seorang peneliti menerangkan cara II METODOLOGI Metode erat kaitanya dengan bagaimana seorang peneliti menerangkan cara untuk melihat suatu masalah sesuai dengan cara untuk menuju hasil tertentu. Metode berkaitan dengan suatu cara kerja

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 SUMBER DATA Dalam pembuatan tugas akhir ini, Penulis memperoleh data melalui: 1. wawancara dengan pihak-pihak terkait di bagian promosi dan pemasaran di kantor Departemen Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 sebagai Masterpiece of Oral

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 sebagai Masterpiece of Oral BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Batik merupakan sebuah warisan budaya Indonesia yang telah terdaftar dan ditetapkan UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Sektor pariwisata merupakan salah satu penghasil devisa negara, sebagaimana yang dijelaskan pada Undang-Undang Dasar No.10 tahun 2009 tentang kepariwisataan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG City branding merupakan strategi dari suatu kota atau wilayah untuk membuat positioning yang kuat di dalam benak target pasar mereka, seperti positioning sebuah produk

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1. Strategi Perancangan Startegi dalam perancangan city branding kecamatan ujungberung dengan merancang identitas yang mampu menggambungkan unsur modern

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. 4.1 Analisis Data

BAB IV ANALISA. 4.1 Analisis Data BAB IV ANALISA 4.1 Analisis Data Berdasarkan survey yang telah dilakukan, dapat dianalisa bahwa sebuah logo sebagai bagian dari corporate identity, memiliki peranan yang penting dalam sebuah perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Setiap individu atau kelompok dalam strata sosial tertentu memiliki gaya hidup yang khas yang dapat menjadi simbol prestise dalam sistem stratifikasi sosial.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ini menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Hiburan adalah segala sesuatu yang berbentuk kata-kata, tempat, benda, perilaku yang dapat menjadi penghibur atau pelipur hati yang susah atau sedih. Hiburan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Baker dalam Dinnie (2011: xiii) kota dan kota-kota besar lainnya

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Baker dalam Dinnie (2011: xiii) kota dan kota-kota besar lainnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Baker dalam Dinnie (2011: xiii) kota dan kota-kota besar lainnya saat ini semakin menjadi pelaku utama antara wilayah geografis. Persaingan antara kota untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempat ke tempat lain yang bertujuan untuk bersenang-senang. Di setiap pelosok

BAB I PENDAHULUAN. tempat ke tempat lain yang bertujuan untuk bersenang-senang. Di setiap pelosok BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata merupakan proses perjalanan seorang atau lebih dari satu tempat ke tempat lain yang bertujuan untuk bersenang-senang. Di setiap pelosok mempunyai banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terkenal akan keindahan dan kekayaan alam yang memukau. Posisi Indonesia yang berada di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik serta Benua Asia dan Benua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan sendirinya dan dibuat tanpa aturan, dikarenakan logo menandakan sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. dengan sendirinya dan dibuat tanpa aturan, dikarenakan logo menandakan sesuatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Logo adalah identitas yang sangat penting yang wajib diperlukan untuk sebuah perusahaan, karena bertujuan untuk memberikan identitas yang jelas, selain itu juga logo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik adalah karya seni yang dapat dinikmati melalui indera pendengaran. Musik terbentuk dari perpaduan unsur suara atau bunyi, irama dan harmoni yang menghasilkan

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah Negara yang kaya akan kebudayaan yang tersebar dari Sabang sampai Marauke. Berbagai macam suku, ras adat istiadat mengenai ragam budaya Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekayaan alam dan keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia menjadikan bumi pertiwi terkenal di mata internasional. Tidak terlepas oleh pakaian adat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu dari sekian banyak negara di dunia yang kaya akan kebudayaan. Kebudayaan di Indonesia tersebar di hampir semua aspek kehidupan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama dari usaha-usaha pembangunan ekonomi selain menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. utama dari usaha-usaha pembangunan ekonomi selain menciptakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat. Dimana kenaikan pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Bahasa merupakan alat komunikasi sosial, dengan menggunakan bahasa manusia dapat berkomunikasi antara satu dengan yang lain. Namun terkadang komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasca krisis ekonomi global, berbagai negara mulai menjadikan pariwisata sebagai basis perolehan devisa. Hal ini didukung dengan meningkatnya jumlah kedatangan turis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran umum objek penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran umum objek penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran umum objek penelitian Sandang pangan pasti menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat. Beberapa daerah di Jawa barat menurut wakil gubernur Jawabarat Deddy Mizwar mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Pada era globalisasi ini banyak terjadi perubahan-perubahan yang begitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Pada era globalisasi ini banyak terjadi perubahan-perubahan yang begitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pada era globalisasi ini banyak terjadi perubahan-perubahan yang begitu cepat di bidang ekonomi, sosial, budaya terutama dalam hal informasi. Sebagai masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak lepas dari komunikasi. Komunikasi dapat dipahami

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak lepas dari komunikasi. Komunikasi dapat dipahami 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia tidak lepas dari komunikasi. Komunikasi dapat dipahami sebagai proses penyampaian pesan, ide, atau informasi kepada orang lain dengan menggunakan sarana tertentu

Lebih terperinci