RENCANA AKSI KEGIATAN TAHUN (REVISI)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RENCANA AKSI KEGIATAN TAHUN (REVISI)"

Transkripsi

1 RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT PENDIDIKAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN TAHUN (REVISI) Penyesuaian dengan Permenkes 64 Tahun 2015 PUSAT PENDIDIKAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN 2017

2 KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Startegis Kementerian Kesehatan Tahun (Renstra Kemenkes Tahun ) yang telah ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015 dan direvisi pada tahun 2016 yang disesuikan dengan perubahan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan. Dalam kaitannya dengan penyusunan Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) setiap tahunnya, unit utama/eselon I dapat menyusun Rencana Aksi Program 5 (lima) tahuan sebagai penjabaran dari Renstra Kementerian, dan Unit Eselon II dapat pula menyusun rencana kegiatan 5 (lima) tahunan sebagai penjabaran dari Rencana Aksi Program Eselon I. Memperhatikan beberapa hal tersebut diatas dan karena adanya Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan seperti yang diamanatkan dalam Permenkes 64 Tahun 2015 sehingga terjadi perubahan tugas pokok dan fungsi serta nomenklatur pada satuan kerja di lingkungan Kementerian Kesehatan. Perubahan tugas pokok dan fungsi pada Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan secara langsung maupun tidak langsung berdampak pada perubahan kebijakan dan program sehingga Rencana Aksi Kegiatan Pusdik SDMK Tahun disesuaikan dengan perubahan organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan. dilakukan revisi Penyusunan Revisi Rencana Aksi Kegiatan Pusdik SDMK Tahun ini telah melibatkan berbagai pihak, dengan koordinasi dan kerjasama yang baik sehingga proses revisi dapat berjalan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Dengan memperhatikan perkembangan dan perubahan lingkungan strategis dalam pengembangan dan perberdayaan SDM kesehatan di masa depan, Rencana Aksi Kegiatan ini dapat diadakan penyempurnaan sesuai dengan keperluannya. Penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih, saya sampaikan kepada semua pihak atas perhatian, bantuan maupun masukan serta kontribusinya dalam penyusunan revisi Rencana Aksi Kegiatan ini. i

3

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI iii DAFTAR TABEL iv DAFTAR LAMPIRAN v BAB I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Kondisi Umum, Potensi, dan Permasalahan 3 C. Maksud dan Kegunaan 10 D. Dasar Hukum 10 E. Sistematika Penulisan 12 BAB II. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 13 A. Visi 13 B. Misi 13 C. Tujuan 14 D. Sasaran Strategis 14 E. Sasaran 15 F. Strategi 16 BAB III. KELEMBAGAAN, KEGIATAN POKOK, TARGET KINERJA, DAN KERANGKA PENDANAAN 18 A. Kelembagaan 18 B. Kegiatan Pokok dan Target Kinerja 19 C. Kerangka Pendanaan 21 BAB IV. PEMANTAUAN DAN PENILAIAN 23 A. Pemantauan 23 B. Penilaian 23 BAB V. PENUTUP 25 LAMPIRAN iii

5 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tabel 3.1 Matrik Perubahan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) dan Target Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Tahun (Perubahan Indikator Semula Menjadi Tahun ) Kebutuhan Pendanaan Kegiatan Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan Tahun (dalam ribuan rupiah) iv

6 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Matriks Target Kinerja Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Tahun v

7 RENCANA AKSI KEGIATAN

8

9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada periode adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Sasaran pokok Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) adalah 1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak; 2) meningkatnya pengendalian penyakit; 3) meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal, dan perbatasan; 4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan; 5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin, serta 6) meningkatkan responsivitas sistem kesehatan. Permasalahan yang terjadi bahwa, saat ini Indonesia tengah menghadapi tantangan serius berupa beban ganda penyakit. Perubahan gaya hidup masyarakat ditenggarai menjadi salah satu penyebab terjadinya pergeseran pola penyakit (transisi epidemiologi) dalam 30 tahun terakhir. Pada era 1990-an, penyebab kematian dan kesakitan terbesar adalah penyakit menular seperti Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), Tuberkulosis (TBC), dan Diare. Namun, sejak 2010, penyakit tidak menular (PTM) seperti Stroke, Jantung dan Kecing Manis memiliki proporsi lebih besar di pelayanan kesehatan. Pergeseran penyakit ini mengakibatkan beban pada pembiayaan kesehatan negara. Sejalan dengan hal tersebut dalam memenuhi sasaran pokok pembangunan kesehatan dan permasalahan bangsa, Kementerian Kesehatan menyusun arah kebijakan dan startegi untuk menjamin dan mendukung pelaksanaan berbagai upaya kesehatan yang efektif dan efisien. Program-program yang dianggap prioritas dan mempunyai daya ungkit besar di dalam pencapaian hasil pembangunan kesehatan, dilakukan upaya secara terintegrasi dalam fokus dan lokus dan fokus kegiatan, kesehatan, pembangunan kesehatan. Diantaranya adalah gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS) yang merupakan suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh 1

10 komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. Pelaksanaan GERMAS harus dimulai dari keluarga, karena keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat yang membentuk kepribadian, mulai dari proses pembelajaran hingga menuju kemandirian (Program Indonesia Sehat-dengan Pendekatan Keluarga/PIS-PK). Untuk itu, Badan PPSDM Kesehatan berupaya mendukung prgram-program Kementerian Kesehatan dalam pelaksanaan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan, yang salah satunya adalah meningkatnya jumlah, jenis, kualitas dan pemerataan tenaga kesehatan, dengan sasaran yang akan dicapai yaitu, 1) jumlah puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan sebanyak Puskesmas, 2) persentase RS kab/kota kelas C yang memiliki 4 dokter spesialis dasar dan 3 dokter spesialis penunjang sebesar 60%, 3) jumlah SDM kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya sebanayak orang. Hal tersebut tertuang dalam Rencana Aksi Program Badan PPSDM Kesehatan Tahun dan merupakan indikator tujuan Badan PPSDM Kesehatan. Adapun program atau kegiatan Badan PPSDM Kesehatan untuk pencapaian sasaran yaitu, 1) terselenggaranya standarisasi, sertifikasi, dan pendidikan berkelanjutan SDM Kesehatan, 2) meningkatnya pelaksanaan pendidikan tinggi dan peningkatan mutu tenaga kesehatan, 3) meningkatnya pendidikan dan pelatihan aparatur, 4) meningkatnya pelaksanaan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan, 5) meningkatnya pengelolaan mutu pendidikan tinggi, 6) meningkatnya perencanaan dan pendayagunaan SDM Kesehatan, 7) meningkatnya pelaksanaan perencanaan SDM Kesehatan, 8) meningkatnya pembinaan dan pengelolaan pendidikan tinggi, 9) terselenggaranya pelaksanaan internship tenaga kesehatan, 10) meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Program Pengembangan dan Pemberdayaan SDM (PPSDM) Kesehatan. Berdasarkan Rencana Aksi Program Badan PPSDM Kesehatan tersebut, maka telah disusun Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan (Pusdiklat Nakes) Tahun yang memuat tujuan, sasaran dan pokok-pokok kegiatan Pusdiklat Nakes dalam 5 (lima) tahun ke depan. 2

11 Namun, setelah terbitnya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, terjadi perubahan nomenklatur Satuan Kerja (Satker) di lingkungan Badan PPSDM Kesehatan, salah satunya adalah Pusdiklat Nakes yang berubah menjadi Pusat Pendidikan SDM Kesehatan (Pusdik SDMK). Dengan adanya perubahan organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan yang berdampak pada perubahan kebijakan dan program sehingga Rencana Aksi Kegiatan Pusdik SDMK Tahun dilakukan revisi dan penyesuaian kembali tujuan, sasaran dan pokokpokok kegiatan dalam Rencana Aksi Kegiatan. B. Kondisi Umum, Potensi, dan Permasalahan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan Pasal 18 menyebutkan bahwa pembinaan teknis pendidikan tinggi bidang kesehatan dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dan pembinaan akademik pendidikan bidang kesehatan dilakukan oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, sehingga Badan PPSDM Kesehatan melalui Pusdik SDM Kesehatan melakukan pembinaan teknis terhadap institusi penyelenggaran pendidikan tinggi bidang kesehatan. Sejalan dengan hal tersebut sesuai dengan Permenkes Nomor 64 Tahun 2015, maka Pusat Pendidikan SDM Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan, dan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pendidikan sumber daya manusia kesehatan. Dengan demikian, sesuai dengan tugas Pusdik SDM Kesehatan di atas, maka gambaran kondisi umum, potensi dan permasalahan bidang pendidikan sumber daya manusia kesehatan dipaparkan berdasarkan dari hasil pencapaian program yang telah dilakukan sebelumnya dan menjadi input dalam menentukan arah kebijakan dan strategi Pusdik SDM Kesehatan. 1. Pengembangan Pendidikan SDM Kesehatan Kondisi SDM Kesehatan saat ini terus membaik dalam jumlah, kualitas dan penyebarannya, namun belum mampu memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di seluruh wilayah terutama pada daerah tertinggal, terpencil, perbatasan dan kepulauan. Distribusi tenaga kesehatan yang belum merata dan komposisi jenis tenaga yang belum berimbang masih menjadi permasalahan dalam memenuhi minimal 5 jenis tenaga kesehatan yang harus ada di Puskesmas. Menurut data pemetaan SDM 3

12 Kesehatan (data Badan PPSDM Kesehatan tahun 2016), dari total Puskesmas yang memiliki 5 jenis tenaga kesehatan, baru Puskesmas yang terpenuhi. Adapun 5 jenis tenaga kesehatan yang wajib ada adalah farmasi, kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan, gizi dan ahli teknologi laboratorium medik. Dalam upaya pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan tersebut saat ini terdapat 18 jenis pendidikan yang diselenggarakan oleh institusi pendidikan tinggi bidang kesehatan di seluruh Indonesia termasuk 38 Poltekkes Kemenkes. Adapun rincian jenis pendidikan yang diselenggarakan berdasarkan UU Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan dikelompokkan sebagai berikut: a) tenaga keperawatan: keperawatan, keperawatan gigi; b) tenaga kebidanan: kebidanan; c) tenaga kefarmasian: farmasi, analisa farmasi dan makanan; d) tenaga gizi: gizi; e) tenaga kesehatan lingkungan: kesehatan lingkungan; f) tenaga keterapian fisik: fisioterapi, okupasi terapi, terapi wicara, akupunktur; g) tenaga keteknisian medis: perekam medis dan informasi kesehatan, teknik gigi; h) tenaga teknik biomedika: analis kesehatan, teknik elektromedik, ortotik prostetik, teknik radiodiagnostik dan radioterapi; i) tenaga kesehatan tradisional: jamu. Poltekkes Kemenkes di seluruh Indonesia memiliki 397 prodi (D-III: 262 prodi, D-IV: 132 prodi dan S2 terapan: 3 prodi) dan telah meluluskan tenaga kesehatan dari 18 jenis pendidikan tenaga kesehatan yang diselenggarakan dalam 3 tahun terakhir sebagai berikut: 1) Tahun 2014: orang; 2) Tahun 2015: orang; 3) Tahun 2016: orang. Berdasarkan data di atas masih terdapat permasalahan terkait pendidikan tenaga kesehatan antara lain masih kurang serasinya antara kebutuhan dan pengadaan berbagai jenis pendidikan tenaga kesehatan. Sehingga perlu adanya pengembangan program studi/institusi agar dapat memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan di seluruh wilayah Indonesia. Selain itu, seiring dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan yang menyatakan bahwa tenaga kesehatan harus memiliki kualifikasi minimum Diploma III kecuali tenaga medis. Sementara itu harus diakui 4

13 bahwa di lapangan saat ini masih banyak tenaga kesehatan yang bekerja di unit pelayanan memiliki jenjang pendidikan menengah (JPM) dan jenjang pendidikan Diploma I. Berdasarkan data pemetaan dari Badan Kepegawaian Nasional (BKN) tahun 2015 terdapat tenaga kesehatan yang bekerja di pelayanan kesehatan dan belum berlatar belakang minimal Diploma III kesehatan, sehingga perlu adanya peningkatan kompetensi dan kualifikasi pendidikan. Sejalan dengan hal tersebut dengan berlakunya zona perdagangan bebas, kompetisi kerja tenaga kesehatan Indonesia akan semakin tinggi; tidak hanya dengan sesama tenaga kesehatan Indonesia, tetapi juga dengan tenaga kesehatan asing. Agar mampu bersaing di pasar bebas, seorang tenaga kesehatan harus kompeten dalam segi pengetahuan, wawasan, keterampilan dan sikap. Adanya kebijakan teknis yang dapat mengatur kerjasama atau kemitraan pendidikan SDM Kesehatan sebagai salah satu strategi dalam menjawab tantangan tersebut. 2. Penyelenggaraan Pendidikan SDM Kesehatan Sesuai dengan Permenkes 64 Tahun 2015 pasal 796 yang menyebutkan bahwa salah satu tugas Pusdik SDM Kesehatan adalah menyiapkan kebijakan teknis dan penyiapan pelaksanaan di bidang fasilitasi teknis pendidikan penunjang penyelenggaraan pendidikan SDM Kesehatan. Untuk itu Pusdik SDM Kesehatan melakukan upaya peningkatan kualitas tenaga kesehatan melalui pembinaan terhadap institusi pendidikan tinggi bidang kesehatan dalam pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi. Sejalan dengan hal tersebut bertambah dan meratanya tempat-tempat pelayanan kesehatan, diperlukan penambahan berbagai jenis tenaga kesehatan, baik berupa penambahan jumlah maupun peningkatan mutu pengetahuan dan keterampilan. Selain itu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin meningkat terutama di bidang kesehatan dan masyarakat yang semakin kritis, menuntut agar SDM kesehatan khususnya lulusan diploma Kesehatan dapat mengantisipasi perkembangan tersebut. Kurikulum merupakan hal yang mendasar dan dianggap penting sebagai acuan bagi institusi pendidikan tenaga kesehatan dalam menjalankan proses belajar mengajar, 5

14 selain itu kurikulum dalam proses pendidikan sangat diperlukan sebagai pedoman dan arah dalam interaksi antar seluruh elemen dalam proses belajar mengajar sehingga dapat dicapai kualitas lulusan yang handal dan profesional untuk menjawab tantangan di atas. Data kurikulum pendidikan tenaga kesehatan yang difasilitasi penyusunannya oleh Pusdik SDM Kesehatan menunjukkan bahwa belum seluruh kurikulum berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Karena sejak KKNI diterbitkan melalui Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012, dan dikokohkan dengan dicantumkannya KKNI dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012, maka kurikulum perguruan tinggi di Indonesia menyesuaikan dalam penyusunannya dengan pola pikir yang berkembang saat ini. Adanya kurikulum berbasis KKNI diharapkan dapat menyiapkan SDM yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja yang lebih menjurus ke bidangnya. Adapun kurikulum pendidikan berbasis KKNI sampai dengan tahun 2016 dari 20 jenis program studi yaitu 1) kurikulum pendidikan program diploma III sebanyak 6 jenis adalah jamu, analis kesehatan, kesehatan lingkungan, gizi, keperawatan, dan fisioterapi, 2) kurikulum pendidikan program diploma IV sebanyak 12 jenis adalah fisioterapi, teknik radiologi, promosi kesehatan, keperawatan, kebidanan, keperawatan gigi, kesehatan lingkungan, teknik elektromedik, okupasi terapi (internasional), terapi wicara, ortotik prostetik, dan analis kesehatan. Sedangkan sisanya masih dalam proses KKNI. Dalam penerapan implementasi Kurikulum berbasis KKNI di institusi pendidikan tenaga kesehatan yang sesuai dengan capaian pembelajaran, perlu dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Rencana Pembelajaran Semester (RPS). Penerapan pelaksanaan RPP dan RPS di institusi pendidikan tinggi bidang kesehatan khususnya Poltekkes Kemenkes belum berjalan dengan maksimal. Selain itu penilaian pembelajaran untuk menilai proses dan hasil belajar mahasiswa dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan masih berbeda-beda antar institusi pendidikan tinggi bidang kesehatan. Sesuai Permendikbud Nomor 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa mencakup prinsip penilaian, teknik dan instrument penilaian, mekanisme 6

15 dan prosedur penilaian, pelaksanaan penilaian, pelaporan penilaian, dan kelulusan mahasiswa. Dharma lainnya dalam pelaksanaan Tridharma perguruan tinggi adalah kegiatan penelitian bagi dosen yang merupakan hal penting untuk menciptakan inovasi serta memenuhi tuntutan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan sosial budaya khususnya di bidang kesehatan guna meningkatkan pembangunan kesehatan berkelanjutan pada tingkat lokal maupun nasional. Data yang tercatat dari segi kuantitas jumlah dosen Poltekkes Kemenkes yang telah melakukan penelitian pada tahun 2016 yaitu sekitar orang (33,16 %) dari orang atau kurang dari setengah jumlah dosen yang ada. Sementara dari segi kualitas juga masih perlu ditingkatkan. Selama ini, perguruan tinggi di Indonesia memang lebih dominan menjalankan aktivitas pendidikan-pengajaran, bila dibandingkan dengan aktivitas penelitian dan pengabdian masyarakat. Transformasi pengetahuan kepada mahasiswa melalui pengajaran di kelas, telah menjadika mahasiswa mampu memahami materi/ilmu pengetahuan, namun mahasiswa tidak kritis dan tidak memahami secara mendalam (filosofis), bagaimana ilmu pengetahuan tersebut dibangun. Akibatnya, mahasiswa hanya memahami ilmu tetapi tidak memahami filosofi dari ilmu tersebut. Pemahaman terhadap filosofi ilmu hanya dapat dilakukan melalui penelitian. Oleh sebab itu, penelitian menjadi basis dasar dalam mengembangkan ilmu terutama dalam konteks pendidikan-pengajaran dan pengabdian masyarakat. Pengabdian masyarakat bagi dosen di institusi pendidikan tinggi juga masih harus dikembangkan dalam upaya melakukan pengabdian masyarakat yang inovatif dan bermanfaat untuk masyarakat luas. Selain dosen, mahasiswa dituntut dapat ikut serta dalam kegiatan pengabdian masyarakat dan mendiseminasikan hasil pengabmas. Bentuk program pengabdian masyarakat yang dikembangkan saat ini, meliputi 1) program pendidikan masyarakat, berupa kegiatan-kegiatan pelatihan, dan pendampingan berbagai aspek kesehatan di masyarakat, 2) pelayanan kesehatan 7

16 kepada masyarakat, berupa kegiatan-kegiatan pendampingan keahlian, fasilitasi dan konsultasi serta kerjasama, 3) bentuk aplikasi tepat guna di bidang kesehatan, 4) penerapan hasil penelitian, 5) pengembangan kewirausahaan. Di sisi lain Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 46 tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 17 tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Dosen dan Angka Kreditnya yang menuntut para dosen setiap tahun, wajib melaksanakan penelitian dan pengabdian masyarakat yang berkualitas terkait kebutuhan beban kerja dosen/bkd. Selain tugas penyiapan fasilitasi teknis pendidikan diperlukan fasilitasi untuk penunjang pendidikan yang juga memiliki peranan penting dalam pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi. Penunjang pendidikan dikenal dengan sarana prasarana yang mencakup bangunan, perabotan, peralatan (perangkat keras dan lunak), dan sistem pengamanan aset dan kampus. Sesuai dengan visi, misi atau mandatnya maka suatu perguruan tinggi membutuhkan pengembangan suatu sistem pengelolaan yang mencakup perencanaan, pengadaan, pendataan, pemanfaatan, pemeliharaan, penghapusan, serta pemutahiran semua sarana dan prasarana. Institusi pendidikan tinggi bidang kesehatan harus memiliki panduan khusus mengenai kelengkapan dan kecukupan sarana dan prasarana yang dibutuhkan, termasuk sistem klasifikasi, inventarisasi dan informasi. Perguruan tinggi harus memiliki sistem pengelolaan yang menjamin adanya akses yang lebih luas terutama bagi mahasiswa dan dosen dalam pemanfaatan penunjang pendidikan. 3. Akreditasi dan Pengendalian Mutu Pendidikan SDM Kesehatan Akreditasi diselenggarakan untuk mengevaluasi dan menilai secara komprehensif komitmen institusi terhadap mutu dan kapasitas penyelenggaraan tridharma pendidikan tinggi yang mencerminkan kelayakan institusi. Data prodi yang telah diakreditasi oleh LAM-PT Kes dengan nilai baik sampai dengan tahun 2016 adalah 299 prodi (75 %) dari 397 prodi. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada 25 % prodi 8

17 Poltekkes Kemenkes yang belum diakreditasi dan atau re-akreditasi (karena nilai akreditasi masih C). Permasalahan yang paling besar dari hasil evaluasi pasca akreditasi terhadap prodi dengan nilai akreditasi C, yaitu kualitas alat dan peralatan di laboratorium/studio/ruang praktek belum cukup lengkap dan baik serta mutakhir. Hal tersebut dikarenakan rasio alat dan mahasiswa belum terpenuhi, peralatan sudah lama, peralatan tidak sesuai kriteria akreditasi, dan masih menunggu pengadaan baru. Selain itu belum terpenuhinya standar nasional pendidikan tinggi (SNPT) akibat kekurangan SDM, sarana dan prasarana, dana untuk kegiatan tridharma, belum lengkapnya petunjuk teknis dan pelaksanaan yang spesifik untuk seluruh standar mutu, serta monitoring dan evaluasi yang rutin oleh Badan PPSDM Kesehatan masih menjadi permasalahan prodi dengan nilai akreditasi C. Hal tersebut berdampak terhadap ketidaksesuaian kompetensi dan kualitas lulusan tenaga kesehatan dengan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat. Sebagai upaya penjaminan mutu pendidikan selain pelaksanaan akreditasi di atas, kegiatan pengendalian mutu pendidikan perlu dilakukan melalui pemantauan penyelenggaraan pendidikan tenaga kesehatan. Pemantauan yang dimaksud adalah suatu proses sistematis yang diselenggarakan untuk mencapai keberhasilan suatu penyelenggaraan pendidikan agar menghasilkan lulusan yang berkualitas. Untuk itu pemantauan dilakukan terhadap kualitas masukan (input), kualitas proses maupun kualitas hasil pelaksanaan (output). Hasil pemantauan penyelenggaraan pendidikan tenaga kesehatan tahun 2016 terhadap 16 Poltekkes Kemenkes, sebagai berikut : 1) penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan yang ditetapkan, 2) penerimaan mahasiswa baru dilakukan melalui seleksi mandiri dan terorganisasi yang mengacu kepada juknis sipenmaru Poltekkes Kemenkes, 3) kurikulum yang digunakan mengacu pada kurikulum yang dikeluarkan oleh Pusdik SDM Kesehatan yang masing-masing prodi mengembangkan kurikulum institusi, 4) Poltekkes Kemenkes sudah mendokumentasikan kegiatan proses belajar mengajar dan menyusun manual mutu, standar pendidikan sebagai 9

18 upaya melakukan penjaminan mutu, 5) prodi keperawatan dan kebidanan sudah melaksanakan uji kompetensi sejak tahun 2013 dengan hasil baik, sedangkan untuk prodi selain keperawatan dan kebidanan baru melakukan try out uji kompetensi yang dimulai tahun C. Maksud dan Kegunaan Revisi Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan Tahun merupakan suatu keharusan akibat dari perubahan Susunan Organisai dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan sesuai dengan Permenkes RI Nomor 64 tahun 2015, dimana terjadi perubahan tugas pokok dan fungsi beserta perubahan nomenklatur. Revisi Rencana Aksi Kegiatan ini merupakan rencana pendidikan SDM Kesehatan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun sampai dengan tahun 2019, ditetapkan dengan maksud untuk memberi arah dan acuan bagi seluruh unit kerja di lingkungan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan dan menggerakkan semua pemangku kepentingan lainnya dalam penyelenggaraan pendidikan SDM kesehatan. Dengan ditetapkannya Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan ini, diharapkan seluruh kegiatan pendidikan SDM kesehatan yang dilakukan oleh semua unit kerja di lingkungan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan dan semua pemangku kepentingan lainnya dapat berkembang secara dinamis dan bersinergi, serta saling melengkapi dan saling mendukung. D. Dasar Hukum Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Tahun merupakan penjabaran dari Rencana Aksi Program Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan, khususnya yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan SDM kesehatan dengan landasan penyelenggaraan, terutama : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78); 10

19 2. Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembar Negara Tahun 2004 No. 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 33); 4. Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 2009 No. 144, Tambahan Lembar Negara Nomor 5072); 5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5336); 6. Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5609); 7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; 8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2006, tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan (Lembar Negara Tahun 2006 Nomor 97); 9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; 10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 90 Tahun 2010, tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga (Tambahan Lembar Negara RI Nomor 5178); 11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan; 12. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional; 13. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia; 14. Peraturan Presiden RI Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 3); 15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2005 tentang Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi; 11

20 16. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 53 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimum bagi Perguruan Tinggi Negeri yang Menerapkan Penggelolaan Keuangan Badan Layanan Umum; 17. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan; 18. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Program Studi di Luar Domisili; 19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh pada Pendidikan Tinggi; 20. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.03/I.2/08810/2013 tentang Petunjuk Teknis Organisasi dan Tatalaksana Poltekkes Kemenkes; 21. Surat Keputusan Bersama (SKB) No. 14/VIII/KB/2011, No. 1673/Menkes/ SKB/VIII/2011, tentang Penyelenggaraan Politeknik Kesehatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan; 22. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015, tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan; 23. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun ; 24. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 375/Menkes/SK/V/2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun ; 25. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 267/Menkes/SK/II/2010 tentang Penetapan Roadmap Reformasi Kesehatan; 26. Keputusan Kepala Badan Pengembangan Dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Nomor : HK.02.03/I.1/ /2015 Tentang Rencana Aksi Program E. Sistematika Penulisan Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan tahun disusun dengan sistematika sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN BAB II : ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI BAB III : KELEMBAGAAN KEGIATAN POKOK, TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN 12

21 BAB IV : PEMANTAUAN DAN PENILAIAN BAB V : PENUTUP LAMPIRAN 1 : MATRIKS KINERJA RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT PENDIDIKAN SDM KESEHATAN LAMPIRAN 2 : MATRIKS PENDANAAN RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT PENDIDIKAN SDM KESEHATAN 13

22 BAB II ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI A. Visi Pusat Pendidikan SDM Kesehatan tidak memiliki visi dan misi, namun mengikuti visi dan misi Presiden Republik Indonesia yang tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan yaitu Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong. B. Misi Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 misi pembangunan yaitu: 1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan. 2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan negara hukum. 3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai negara maritim. 4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan sejahtera. 5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing. 6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional, serta 7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. Selanjutnya terdapat 9 agenda prioritas yang dikenal dengan NAWA CITA yang ingin diwujudkan pada Kabinet Kerja, yakni: 1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara. 2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya. 3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. 14

23 4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya. 5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. 6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional. 7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. 8. Melakukan revolusi karakter bangsa. 9. Memperteguh ke-bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. 10. Kementerian Kesehatan mempunyai peran dan berkonstribusi dalam tercapainya seluruh Nawa Cita terutama terutama dalam meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. C. Tujuan Tujuan kegiatan pendidikan SDM kesehatan yaitu : 1. Jumlah tenaga kesehatan yang belum D-III penerima program bantuan biaya pendidikan sebanyak orang (kumulatif) pada tahun Jumlah program studi Poltekkes Kemenkes yang terakreditasi sangat baik sebanyak 351 prodi (kumulatif) pada tahun D. Sasaran Strategis Dalam rangka mendukung arah kebijakan Badan PPSDM Kesehatan dalam penguatan pelayanan kesehatan melalui peningkatan kompetensi dan pemenuhan tenaga kesehatan di pelayanan kesehatan primer utamanya untuk ketersediaan 5 jenis tenaga kesehatan yaitu tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga kefarmasian, dan analis kesehatan. Maka sasaran strategis Pusat Pendidikan SDM Kesehatan sampai dengan tahun 2019 ialah sebagai berikut: 1. Persentase program studi/institusi Poltekkes Kemenkes yang terakreditasi sangat baik sebesar 60%. (sampai tahun 2016) 2. Jumlah pendidik dan kependidikan yang ditingkatkan kapasitasnya sebanyak orang (kumulatif) ( sampai tahun 2016). 3. Jumlah tenaga kesehatan yang belum DIII penerima program bantuan biaya pendidikan sebanyak orang (kumulatif). 15

24 4. Jumlah program studi Poltekkes Kemenkes yang terakreditasi sangat baik sebanyak 351 prodi (kumulatif) Dengan terbitnya Permenkes No 64 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, sehingga Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan berganti nomenklatur menjadi Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. Sejalan dengan hal tersebut tugas dan fungsi Pusdik SDM Kesehatan pun jadi berubah, sehingga Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Pusdik SDM Kesehatan mengalami perubahan pula. Perubahan IKK tersebut dapat dijabarkan dalam matrik sebagai berikut : Tabel 2.1 Matrik Perubahan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) dan Target Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Tahun Perubahan Indikator Semula Menjadi Tahun Tahun Indikator I Jumlah tenaga pendidik, tenaga kesehatan dan masyarakat yang ditingkatkan kemampuannya melalui pelatihan Jumlah tenaga pendidik dan kependidikan yang ditingkatkan kapasitasnya Jumlah Tenaga Kesehatan yang belum DIII penerima program bantuan biaya pendidikan Jumlah Tenaga Kesehatan yang belum DIII penerima program bantuan biaya pendidikan Jumlah Tenaga Kesehatan yang belum DIII penerima program bantuan biaya pendidikan Target orang orang orang (k) orang (k) orang(k) Sasaran Tenaga pendidik dan kependidikan serta tenaga kesehatan (CI) yang mengikuti peningkatan kemampuan melalui pelatihan, sehingga dapat memberikan ilmu yang sesuai dengan perkembangan IPTEK kepada mahasiswanya, yang pada Tenaga pendidik dan kependidikan serta tenaga kesehatan (CI) yang mengikuti peningkatan kemampuan melalui pelatihan, sehingga dapat memberikan ilmu yang sesuai dengan perkembangan IPTEK kepada mahasiswanya, yang pada akhirnya akan Tenaga kesehatan yang bekerja di pelayanan kesehatan dengan jenjang pendidikan menengah (JPM) atau Diploma I dan berstatus sebagai PNS, sehingga mereka dapat mengembangkan kualifikasi dan kompetensinya yang pada Tenaga kesehatan yang bekerja di pelayanan kesehatan dengan jenjang pendidikan menengah (JPM) atau Diploma I dan berstatus sebagai PNS, sehingga mereka dapat mengembangkan kualifikasi dan kompetensinya yang pada Tenaga kesehatan yang bekerja di pelayanan kesehatan dengan jenjang pendidikan menengah (JPM) atau Diploma I dan berstatus sebagai PNS, sehingga mereka dapat mengembangkan kualifikasi dan kompetensinya yang pada akhirnya dapat 16

25 Indikator II akhirnya akan menghasilkan lulusan yang berkualitas dan menjadi tenaga kesehatan yang kompetensi dan bermutu Persentase program studi/institusi Poltekkes Kemenkes yang terakreditasi baik menghasilkan lulusan yang berkualitas dan menjadi tenaga kesehatan yang kompeten dan bermutu Persentase program studi/institusi Poltekkes Kemenkes yang terakreditasi baik akhirnya dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat. Jumlah program studi Poltekkes Kemenkes yang terakreditasi sangat baik akhirnya dapat dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat. Jumlah program studi Poltekkes Kemenkes yang terakreditasi sangat baik Target 50% 60% 295(k) 321(k) 351(k) Sasaran Program studi dan institusi Poltekkes Kemenkes di seluruh Indonesia terakreditasi baik yang akan berdampak pada mutu lulusan serta pengakuan lulusan di masyarakat yang pada akhirnya lulusan tersebut menjadi tenaga kesehatan dan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas Program studi dan institusi Poltekkes Kemenkes di seluruh Indonesia terakreditasi baik yang akan berdampak pada mutu lulusan serta pengakuan lulusan di masyarakat yang pada akhirnya lulusan tersebut menjadi tenaga kesehatan dan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas Program studi Poltekkes Kemenkes di seluruh Indonesia terakreditasi baik yang akan berdampak pada mutu lulusan serta pengakuan lulusan di masyarakat yang pada akhirnya lulusan tersebut menjadi tenaga kesehatan dan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas Program studi Poltekkes Kemenkes di seluruh Indonesia terakreditasi baik yang akan berdampak pada mutu lulusan serta pengakuan lulusan di masyarakat yang pada akhirnya lulusan tersebut menjadi tenaga kesehatan dan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat. Jumlah program prodi Poltekkes Kemenkes yang terakreditasi sangat baik Program studi Poltekkes Kemenkes di seluruh Indonesia terakreditasi baik yang akan berdampak pada mutu lulusan serta pengakuan lulusan di masyarakat yang pada akhirnya lulusan tersebut menjadi tenaga kesehatan dan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas E. Sasaran Berdasarkan indikator kinerja kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan yang sudah ditetapkan dalam Renstra Kemenkes Tahun dan Rencana Aksi Program Badan PPSDM Kesehatan, maka yang menjadi sasaran yang akan dicapai sampai dengan tahun 2019 adalah : 17

26 1. Jumlah tenaga kesehatan yang belum diploma III penerima bantuan program bantuan biaya pendidikan sebanyak orang 2. Jumlah dokumen kebijakan teknis tentang kerjasama pendidikan bidang kesehatan sebanyak 8 dokumen 3. Jumlah dokumen pengembangan penyelenggaraan pendidikan SDM kesehatan sebanyak 16 dokumen 4. Jumlah dokumen pengembangan penunjang pendidikan akademik dan non akademik sebanyak 8 dokumen 5. Persentase program studi Poltekkes Kemenkes yang terakreditasi baik sebanyak 60% (kumulatif) (sampai dengan tahun 2016) 6. Jumlah program studi Poltekkes Kemenkes yang terakreditasi sangat baik sebanyak 351 prodi (kumulatif) 7. Jumlah dokumen pengendalian mutu internal pendidikan SDM kesehatan sebanyak 27 dokumen 8. Jumlah pendidik dan kependidikan yang ditingkatkan kapasitasnya sebanyak orang (kumulatif) (sampai 2016) Upaya pencapaian tujuan dan sasaran kegiatan serta sesuai dengan kebijakan pelaksanaan kegiatan pendidikan sumber daya manusia kesehatan tahun , dilaksanakan melalui 4 (empat) kegiatan, yaitu : 1. Fasilitasi Pengembangan Pendidikan dan Kemitraan SDM Kesehatan 2. Penyelenggaraan Pendidikan SDM Kesehatan 3. Fasilitasi Akreditasi dan Pengendalian Mutu Pendidikan SDM Kesehatan 4. Ketatausahaan Pendidikan SDM Kesehatan. F. Strategi Strategi yang akan dilakukan untuk mencapai sasaran tersebut adalah : 1. Pengembangan pendidikan SDM kesehatan Pengembangan Pendidikan SDM Kesehatan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan kesehatan/pelayanan kesehatan yang dilaksanakan secara berkelanjutan dan didasarkan atas kajian kebutuhan pendidikan SDM kesehatan berbasis data dan informasi pendidikan SDM kesehatan yang akurat dan tepat waktu, serta memperhatikan standar nasional pendidikan tinggi (SNPT). 18

27 2. Kerjasama dengan pemangku kepentingan dalam rangka menghadapi persaingan di era globalisasi yang dilakukan melalui kerjasama/kemitraan dengan semua pemangku kepentingan yang meliputi Pemerintah Pusat (Kementerian Riset, Teknologi dan Dikti, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Refomasi Birokrasi), Pemerintah Daerah dan masyarakat termasuk swasta serta pemangku kepentingan di dalam dan luar negeri. 3. Peningkatan kompetensi dan kualifikasi tenaga kesehatan dari pendidikan jenjang JPM/Diploma I ke Diploma III. Sesuai dengan UU nomor 36 tahun 2014 pasal 9 dan 88 yang mensyaratkan bahwa tenaga kesehatan harus memiliki kualifikasi minimum diploma III, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 41 tahun 2016 tentang program percepatan peningkatan kualifikasi pendidikan tenaga kesehatan, serta telah terbitnya Peraturan Menteri Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi Nomor 26 tahun 2016 tentang rekognisi pembelajaran lampau (RPL), maka Kementerian Kesehatan (Pusdik SDM Kesehatan) bersama dengan Kemenristek Dikti sedang mengembangkan program percepatan pendidikan tenaga kesehatan untuk diploma III melalui RPL. Program RPL khusus tenaga kesehatan JPM dan diploma I ke jenjang penyetaraan kualifikasi ke diploma III bertujuan untuk mendapatkan pengakuan capaian pembelajaran dengan pendekatan modus ganda melalui tatap muka dan belajar mandiri menggunakan modul atau dengan menggunakan IT. 4. Peningkatan penyelenggaraan pendidikan SDM Kesehatan Peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan SDM Kesehatan diarahkan pada peningkatan pelaksanaan tridharma perguruan tinggi yang meliputi pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Peningkatan penyelenggaraan pendidikan SDM kesehatan dikembangkan melalui penyusunan kebijakan teknis bidang penyelenggaraan dan penunjang pendidikan SDM kesehatan. Pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan dikembangkan berdasarkan standar nasional pendidikan tinggi dalam rangka pelaksanaan tridharma perguruan tinggi tenaga kesehatan untuk mewujudkan mutu pendidikan kesehatan yang berkualitas, berdaya saing dan unggul. 5. Peningkatan dan pengendalian mutu pendidikan SDM Kesehatan dilakukan melalui penjaminan mutu internal dan eksternal. Peningkatan mutu pendidikan tenaga kesehatan dilakukan melalui penjaminan mutu pendidikan kesehatan yang didasarkan 19

28 pada sistem penjaminan mutu Internal (SPMI) dan pangkalan data perguruan tinggi Kemenristekdikti. Penjaminan mutu eksternal dilakukan melalui akreditasi program studi dan institusi pendidikan. Akreditasi diselenggarakan untuk mengevaluasi dan menilai secara komprehensif komitmen institusi terhadap mutu dan kapasitas penyelenggaraan tridharma pendidikan tinggi yang mencerminkan kelayakan institusi. Poltekkes Kemenkes sebagai UPT Badan PPSDM Kesehatan dan Pusdik SDM Kesehatan sebagai Pembina teknis bertanggung jawab melakukan fasilitasi pelaksanaan akreditasi prodi dan institusi agar mendapatkan nilai akreditasi baik. 6. Peningkatan kapasitas bagi pendidik dan tenaga kependidikan didasarkan atas kajian kebutuhan bagi pendidik dan tenaga kependidikan berbasis data dan informasi yang akurat dan tepat waktu, serta memperhatikan penggunaan metodologi dan teknologi yang inovatif, kreatif dan tepat guna dengan menerapkan prinsip peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan yang berkesinambungan. 7. Dukungan manajemen dalam pelaksanaan tugas teknis dan kegiatan lainnya pada program pendidikan sumber daya manusia kesehatan, dengan melakukan koordinasi penyusunan rencana program dan anggaran, pengelolaan keuangan dan barang milik negara, evaluasi dan pelaporan, urusan kepegawaian, tata laksana, kearsipan, dan tata persuratan, serta kerumahtanggaan Pusat. 20

29 BAB III KELEMBAGAAN, KEGIATAN POKOK, TARGET KINERJA, DAN KERANGKA PENDANAAN A. Kelembagaan Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan pada pasal 788 menjelaskan bahwa tugas Pusat Pendidikan SDM Kesehatan adalah melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan, dan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pendidikan sumber daya manusia kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pusat Pendidikan SDM Kesehatan mempunyai fungsi sebagai berikut: 1. Penyusunan kebijakan teknis bidang fasilitasi pengembangan pendidikan dan kemitraan, penyelenggaraan pendidikan sumber daya manusia kesehatan, dan fasilitasi akreditasi dna pengendalian mutu pendidikan sumber daya manusia kesehatan 2. Pelaksanaan di bidang fasilitasi pengembangan pendidikan dan kemitraan, penyelenggaraan pendidikan sumber daya manusia kesehatan, dan fasilitasi akreditasi dan pengendalian mutu pendidikan sumber daya manusia kesehatan 3. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang fasilitasi pengembangan pendidikan dan kemitraan, penyelenggaraan pendidikan sumber daya manusia kesehatan, dan fasilitasi akreditasi dan pengendalian mutu pendidikan sumber daya manusia kesehatan 4. Pelaksanaan administrasi Pusat Untuk mencapai tujuan program Pusat Pendidikan SDM Kesehatan, dilaksanakan melalui 4 (empat) kegiatan, yaitu : 1. Fasilitasi Pengembangan Pendidikan dan Kemitraan 2. Penyelenggaraan Pendidikan SDM Kesehatan 3. Fasilitasi Akreditasi dan Pengendalian Mutu Pendidikan SDM Kesehatan 4. Tata Usaha Pendidikan SDM Kesehatan 21

30 B. Kegiatan Pokok dan Target Kinerja Kegiatan pokok Pusat Pendidikan SDM Kesehatan tahun terdiri dari : (1) Fasilitasi Pengembangan Pendidikan dan Kemitraan; (2) Penyelenggaraan Pendidikan; (3) Fasilitasi Akreditasi dan Pengendalian Mutu; (4) Tata Usaha Pusat Pendidikan SDM Kesehatan. Target kinerja merupakan penilaian dari pencapaian kegiatan yang diukur secara berkala dan dievaluasi pada setiap tahunnya. Sasaran kinerja kegiatan dihitung secara kumulatif selama lima tahun dan berakhir pada tahun 2019, kecuali untuk tata usaha sasaran kinerja dihitung per tahun karena merupakan kegiatan yang akan dilakukan setiap tahunnya. 1. Fasilitasi Pengembangan Pendidikan dan Kemitraan Sasaran kegiatan Fasilitasi Pengembangan Pendidikan dan Kemitraan adalah tersusunnya rencana pengembangan pendidikan dan kemitraan, melalui kegiatan : a. Pelaksanaan fasilitasi pengembangan pendidikan sumber daya manusia kesehatan, dengan indikator pencapaian sasaran kegiatan sebagai berikut: 1) Jumlah dokumen rancangan kebijakan teknis Pengembangan Pendidikan SDM Kesehatan sebanyak 7 dokumen. 2) Jumlah dokumen pengembangan pendidikan SDM kesehatan sebanyak 9 dokumen. 3) Jumlah dokumen dalam rangka mendukung pendidikan jarak jauh dan peningkatan kompetensi dan kualifikasi tenaga kesehatan sebanyak 12 dokumen. 4) Jumlah tenaga kesehatan yang belum diploma III penerima program bantuan biaya pendidikan sebanyak orang. 5) Jumlah dokumen kajian pendidikan terkait implementasi penyelenggaraan pendidikan, pengembangan pendidikan, kompetensi lulusan pendidikan SDM kesehatan, kebutuhan kompetensi tenaga kesehatan menurut jenis tenaga kesehatan, sebanyak 8 dokumen. b. Pelaksanaan kemitraan bidang pendidikan kesehatan, dengan indikator pencapaian sasaran kegiatan sebagai berikut : 22

31 1) Jumlah dokumen kebijakan teknis tentang kerjasama pendidikan bidang kesehatan sebanyak 8 dokumen. 2) Jumlah dokumen fasilitasi kerjasama pendidikan bidang kesehatan dalam dan luar negeri sebanyak 18 dokumen. 3) Jumlah dokumen monitoring dan evaluasi pelaksanaan kerjasama bidang pendidikan kesehatan di dalam dan luar negeri sebanyak 8 dokumen. 2. Penyelenggaraan Pendidikan Sasaran kegiatan penyelenggaraan pendidikan adalah meningkatnya mutu tenaga kesehatan melalui fasilitasi teknis penyelenggaraan pendidikan dan penunjang pendidikan, melalui kegiatan : a. Peningkatan mutu tenaga kesehatan melalui fasilitasi teknis penyelenggaraan pendidikan, dengan indikator pencapaian sasaran kegiatan sebagai berikut : 1) Jumlah dokumen kebijakan teknis pelaksanaan Tri Dharma Perguruan tinggi bidang Kesehatan sesuai dengan Standar Nasional Perguruan Tinggi (SNPT) sebanyak 4 dokumen. 2) Jumlah dokumen pengembangan pengembangan penyelenggaraan Pendidikan SDM kesehatan sebanyak 16 dokumen. b. Peningkatan mutu tenaga kesehatan melalui fasilitasi penunjang pendidikan, dengan indikator pencapaian sasaran kegiatan sebagai berikut : 1) Jumlah dokumen kebijakan teknis penunjang pendidikan yang disusun sesuai dengan peraturan sebanyak 4 dokumen. 2) Jumlah dokumen pengembangan penunjang pendidikan akademik dan non akademik sebanyak 8 dokumen. 3. Fasilitasi Akreditasi dan Pengendalian Mutu Pendidikan Sasaran kegiatan fasilitasi akreditasi dan pengendalian mutu pendidikan adalah terlaksananya mutu pendidikan tenaga kesehatan, melalui kegiatan : a. Peningkatan mutu pendidikan melalui fasilitasi akreditasi pendidikan tenaga kesehatan, dengan indikator pencapaian sasaran kegiatan sebagai berikut : 1) Jumlah dokumen kebijakan teknis akreditasi program studi/institusi Poltekkes kemenkes RI sebanyak 5 dokumen. 23

32 2) Persentase program studi Poltekkes Kemenkes yang terakreditasi baik sebanyak 60% (sampai tahun 2016). 3) Jumlah Program studi Poltekkes Kemenkes yang terakreditasi sangat baik sebanyak 351 prodi (kumulatif). 4) Jumlah institusi Poltekkes Kemenkes yang terakreditasi sangat baik sebanyak 30 institusi. 5) Jumlah dokumen monitoring dan evaluasi fasilitasi pelaksanaan akreditasi Poltekkes Kemenkes RI sebanyak 7 dokumen. b. Peningkatan mutu pendidikan melalui pengendalian mutu pendidikan tenaga kesehatan, dengan indikator pencapaian sasaran kegiatan sebagai berikut : 1) Jumlah dokumen kebijakan teknis pengendalian mutu pendidikan tenaga kesehatan sebanyak 9 dokumen. 2) Jumlah dokumen pengendalian mutu internal pendidikan SDM kesehatan sebanyak 27 dokumen. 3) Jumlah pendidik dan tenaga kependidikan yang ditingkatkan kapasitasnya sebanyak orang (sampai dengan tahun 2016). 4) Jumlah kurikulum dan modul peningkatan mutu nakes sebanyak 19 kurmod (sampai dengan tahun 2016). 5) Jumlah dokumen peningkatan mutu pendidikan tenaga kesehatan sebanyak 6 dokumen. 4. Tata Usaha Sasaran kegiatan ketatausahaan adalah terlaksananya dukungan layanan manajemen pendidikan SDM Kesehatan yang akan dicapai setiap tahunnya, dengan indikator pencapaian sasaran sebagai berikut : a. Jumlah dokumen perencanaan, program dan anggaran dan evaluasi dan pelaporan sebanyak 10 dokumen. b. Jumlah dokumen pengelolaan keuangan dan BMN sebanyak 6 dokumen. c. Jumlah dokumen urusan kepegawaian, tata laksana, kearsipan, dan tata persuratan serta kerumah tanggaan sebanyak 15 dokumen. d. Jumlah layanan internal perkantoran sebanyak 12 bulan layanan. 24

33 C. Kerangka Pendanaan Dalam penyelenggaraan kegiatan Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan dibutuhkan pembiayaan yang dijamin kecukupan dalam penyediaannya, benar dalam pengalokasiannya serta efektif dan efisien dalam pembelanjaannya. Pembiayaan ini harus tersedia secara berkesinambungan sesuai dengan pentahapannya selama periode Rencana Kegiatan Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan tahun Sumber pembiayaan berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan sumber lain yang merupakan suplemen terhadap APBN yang dapat disediakan. Perkiraan kebutuhan pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan pendidikan SDM kesehatan dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut : Tabel 3.1 : Kebutuhan Pendanaan Kegiatan Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan Tahun (dalam ribuan rupiah) No Kegiatan Fasilitasi Pengembangan Pendidikan 2 Kemitraan Fasilitasi Teknis , ,34 Pendidikan 4 Fasilitasi ,5 Penunjang Pendidikan 5 Fasilitasi ,8 Akreditasi 6 Pengendalian , ,46 Mutu 7 Ketatausahaan Pendidikan SDM Kesehatan

34 Jumlah

35 BAB IV PEMANTAUAN DAN PENILAIAN Pemantauan dan penilaian merupakan suatu proses pengamatan terhadap penyelenggaraan/pelaksanaan suatu rencana, dalam hal ini Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan tahun , dan bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh kesesuaian antara rencana dan pelaksanaan serta kebijakan yang telah ditetapkan. A. Pemantauan Pemantauan terhadap rencana kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan tahun ditujukan untuk mengetahui kemajuan kegiatan pendidikan SDM kesehatan, yang dilakukan secara berkesinambungan selama kurun waktu Dengan demikian pemantauan ditekankan pada input dan proses pelaksanaan kegiatan di lingkungan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan. Pemantauan dapat dilakukan secara langsung dengan mendatangi obyek yang menjadi sasaran pemantauan dan secara tidak langsung dengan cara analisis atas laporan pelaksanaan kegiatan pendidikan SDM kesehatan. Pemantauan dilakukan setiap bulan dan triwulan, Bappenas. sejalan dengan pelaporan yang dilakukan pada e-monev DJA dan e-monev B. Penilaian Penilaian Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan tahun ditujukan untuk mengetahui keberhasilan kegiatan pendidikan SDM kesehatan dalam pencapaian tujuan dan sasaran selama kurun waktu yang telah ditetapkan, serta dilakukan sebagai berikut : 1. Penilaian tahunan dalam kerangka penilaian kinerja Pusat Pendidikan SDM Kesehatan yang dituangkan dalam Laporan Akuntabilitas dan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dan Laporan Tahunan. 2. Penilaian tengah periode (Midterm Evaluation) yang dilakukan pada tahun

36 3. Penilaian akhir (Endterm Evaluation) yang dilakukan pada akhir tahun 2019 atau awal tahun Penilaian Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan tahun dilakukan dengan menilai pencapaian sasaran atau target yang telah ditetapkan baik sasaran strategis maupun sasaran dari masing- masing kegiatan pelaksanaan dan rincian kegiatan, seperti tercantum dalam Bab III Kelembagaan, Kegiatan Pokok, Target Kinerja, dan Kerangka Pendanaan. Khusus untuk penilaian tahunan, disamping dilakukan penilaian terhadap sasaran strategis dan sasaran kegiatan pelaksanaan, juga dilakukan penilaian terhadap realisasi anggaran. Agar penilaian Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan tahun dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya maka perlu dilakukan penguatan pelaporan pelaksanaan kegiatan pendidikan SDM Kesehatan. Semua hasil penilaian kegiatan Pendidikan SDM Kesehatan tahun , baik penilaian tahunan, penilaian tengah periode dan penilaian akhir periode didokumentasikan dalam bentuk laporan. 28

37 BAB V PENUTUP Revisi Rencana Aksi Pusdik SDM Kesehatan ini berisi tentang pelaksanaan kegiatan yang harus dilaksanakan dalam kurun waktu tahun meliputi pendahuluan, arah kebijakan dan strategi, kelembagaan, kegiatan pokok, target kinerja, kerangka pendanaan, serta pemantauan dan penilaian sebagai acuan bagi bidang/bagian di lingkungan Pusdik SDM Kesehatan dalam perencanaan kegiatan dan anggaran setiap tahunnya. Penyusunan Revisi Rencana Aksi Kegiatan Pusdik SDM Kesehatan ini dilakukan dengan partisipasi aktif dan kontribusi seluruh pimpinan dan staf di lingkungan Pusdik SDM Kesehatan. Oleh karena itu diharapkan rencana kegiatan ini akan dapat dilaksanakan dan mencapai tujuannya dengan semangat, dedikasi, ketekunan, kerjasama, dan kerja keras segenap aparatur di lingkungan Pusdik SDM Kesehatan. Kiranya dengan kerja keras semua pihak di Pusdik SDM kesehatan, akan dapat memberikan sumbangsih dalam mewujudkan Visi dan Misi Presiden Republik Indonesia. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan lindungan, petunjuk dan rahmat-nya untuk kelancaran penyelenggaraan kegiatan pendidikan sumber daya manusia kesehatan. 29

38 LAMPIRAN 30

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA KESEHATAN TAHUN

RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA KESEHATAN TAHUN RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA KESEHATAN TAHUN 2015-2019 KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PENGEMBANGAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN PUSAT PENDIDIKAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PUSAT PENDIDIKAN SDM KESEHATAN TAHUN 2017

LAPORAN KINERJA PUSAT PENDIDIKAN SDM KESEHATAN TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA PUSAT PENDIDIKAN SDM KESEHATAN TAHUN 2017 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN J a l a n H a n g J e b a t 3 B l o k F 3 K e b a y o r a n B a r u J a k a r

Lebih terperinci

ARAH, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN Oleh: Kepala Badan PPSDM Kesehatan

ARAH, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN Oleh: Kepala Badan PPSDM Kesehatan ARAH, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN 2015-2019 Oleh: Kepala Badan PPSDM Kesehatan Jakarta, 20 Juni 2014 Jakarta, 22 April 2015 Goals Pemerintah (Nawa Cita)

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN KEPALA PUSAT PENDIDIKAN SDM KESEHATAN

KATA SAMBUTAN KEPALA PUSAT PENDIDIKAN SDM KESEHATAN KATA SAMBUTAN KEPALA PUSAT PENDIDIKAN SDM KESEHATAN Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas izin- Nya maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pusat Pendidikan

Lebih terperinci

PERAN TENAGA KESEHATAN VOKASIONAL DALAM PENGUATAN PELAYANAN PRIMER DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PERAN TENAGA KESEHATAN VOKASIONAL DALAM PENGUATAN PELAYANAN PRIMER DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERAN TENAGA KESEHATAN VOKASIONAL DALAM PENGUATAN PELAYANAN PRIMER DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Disampaikan dalam Pertemuan Koordinasi Nasional Pengembangan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surakarta, 24 Januari 2017 Direktur Poltekkes Surakarta. Satino, SKM. M.Sc.N. NIP

KATA PENGANTAR. Surakarta, 24 Januari 2017 Direktur Poltekkes Surakarta. Satino, SKM. M.Sc.N. NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja ini disusun sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Politeknik Kesehatan Surakarta selama menjalankan tugas-tugas kedinasan dan dimaksudkan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA KEMENRISTEKDIKTI 2018

KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA KEMENRISTEKDIKTI 2018 KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA KEMENRISTEKDIKTI 2018 Bandung, 11 Januari 2018 Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 1 A. Program Kerja 2018 2 Visi-Misi Pembangunan 2015-2019 VISI : Terwujudnya

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN

RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN 2015-2019 BIRO KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENKES Kesehatan Gedung Prof Dr. Sujudi Lantai 8 9 Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 Kav.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan dengan amanat Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Kesehatan telah menyusun Rencana Strategis

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS

LAPORAN AKUNTABILITAS Pusat Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan L LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan Tahun 2016

Rencana Kerja Tahunan Tahun 2016 Rencana Kerja Tahunan Tahun 2016 DIREKTORAT PELAYANAN KEFARMASIAN Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan KEMENTERIAN KESEHATAN RI KATA PENGANTAR Kami memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT DATA DAN INFORMASI TAHUN

RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT DATA DAN INFORMASI TAHUN RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT DATA DAN INFORMASI TAHUN 2015 2019 KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2017 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh

Lebih terperinci

RENCANA AKSI PROGRAM BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN TAHUN

RENCANA AKSI PROGRAM BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN TAHUN RENCANA AKSI PROGRAM BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN TAHUN 2015-2019 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENKES RI Jakarta, 2015 DAFTAR

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

INTEGRASI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN. Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan Surabaya, 23 November 2016

INTEGRASI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN. Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan Surabaya, 23 November 2016 INTEGRASI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan Surabaya, 23 November 2016 Tantangan Pembangunan Kesehatan Derajat kesehatan rakyat yg setinggitingginya

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Tahunan Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Jakarta Tahun 2015

Rencana Kinerja Tahunan Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Jakarta Tahun 2015 Rencana Kinerja Tahunan Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Jakarta Tahun 2015 BADAN PENGEMBANGAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surakarta, Januari 2016 Direktur Poltekkes Surakarta. Satino, SKM. M.Sc.N. NIP

KATA PENGANTAR. Surakarta, Januari 2016 Direktur Poltekkes Surakarta. Satino, SKM. M.Sc.N. NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja ini disusun sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Politeknik Kesehatan Surakarta selama menjalankan tugas-tugas kedinasan dan dimaksudkan

Lebih terperinci

Disampaikan Dalam Kegiatan Diseminasi Aplikasi SAK BLU 2015 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Banten di The Royale Krakatau Hotel - Cilegon

Disampaikan Dalam Kegiatan Diseminasi Aplikasi SAK BLU 2015 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Banten di The Royale Krakatau Hotel - Cilegon ARAH DAN SASARAN PEMBINAAN PENGELOLAAN APBN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISTEK DAN DIKTI Oleh : Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH, M.Hum. Inspektur Jenderal Kemenristekdikti Disampaikan Dalam Kegiatan Diseminasi

Lebih terperinci

Oleh SUHARDJONO, SE. MM. BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI

Oleh SUHARDJONO, SE. MM. BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI Oleh SUHARDJONO, SE. MM. BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI Disajikan Pada Semiloka Revisi PP38/2007 Tentang Pembagian Urusan Hotel Saphir Yogyakarta,

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI. Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI)

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI. Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI) KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI) Disampaikan Dalam Rapat Koordinasi Pengawasan Peningkatan Kapasitas Pengendalian

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surakarta, 19 Januari 2018 Direktur Poltekkes Surakarta. Satino, SKM. M.Sc.N. NIP

KATA PENGANTAR. Surakarta, 19 Januari 2018 Direktur Poltekkes Surakarta. Satino, SKM. M.Sc.N. NIP KATA PENGANTAR Laporan Kinerja (LKJ) ini disusun sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Politeknik Kesehatan Surakarta selama menjalankan tugas-tugas kedinasan dan dimaksudkan

Lebih terperinci

DUKUNGAN DAN PERAN BADAN PPSDM KESEHATAN DALAM PENINGKATAN MUTU PROFESI KESEHATAN MASYARAKAT

DUKUNGAN DAN PERAN BADAN PPSDM KESEHATAN DALAM PENINGKATAN MUTU PROFESI KESEHATAN MASYARAKAT 1 www.iakmi.or.id DUKUNGAN DAN PERAN BADAN PPSDM KESEHATAN DALAM PENINGKATAN MUTU PROFESI KESEHATAN MASYARAKAT Yuti Suhartati, SKp, M.Kes Kepala Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Badan Pengembangan

Lebih terperinci

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI - 1 - LAMPIRAN PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL TAHUN 2015-2019. BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

Lebih terperinci

RPJMN dan RENSTRA BPOM

RPJMN dan RENSTRA BPOM RPJMN 2015-2019 dan RENSTRA BPOM 2015-2019 Kepala Bagian Renstra dan Organisasi Biro Perencanaan dan Keuangan Jakarta, 18 Juli 2017 1 SISTEMATIKA PENYAJIAN RPJMN 2015-2019 RENCANA STRATEGIS BPOM 2015-2019

Lebih terperinci

BAB II PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERJANJIAN KINERJA BAB II PERJANJIAN KINERJA Untuk mencapai visi dan misi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik, yang salah satu misinya adalah Mengajak masyarakat Katolik untuk berperan serta secara aktif dan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN NASIONAL PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

KEBIJAKAN NASIONAL PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA KEBIJAKAN NASIONAL PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA 1 st INDONESIAN PUBLIC HEALTH STUDENT SUMMIT (IPHSS) FKM UI DEPOK 15 JULI 2011 1 UUD 1945 SETIAP ORANG BERHAK MEMPERTAHANKAN

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan PPSDM Kesehatan tahun 2014 Page 1

Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan PPSDM Kesehatan tahun 2014 Page 1 Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan PPSDM Kesehatan tahun 2014 Page 1 RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya manusia

Lebih terperinci

KEPUTUSAN. Nomor : HK.02.03/I/3/2/03478/2013. Tentang

KEPUTUSAN. Nomor : HK.02.03/I/3/2/03478/2013. Tentang KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN Nomor : HK.02.03/I/3/2/03478/2013 Tentang PEDOMAN PENYELENGGARAAN SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN (SIPENMARU POLTEKKES KEMENKES)

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh i KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Rencana Strategis (Renstra) merupakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN Assalamu alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan

Lebih terperinci

Rencana Aksi Kegiatan

Rencana Aksi Kegiatan Rencana Aksi Kegiatan 2015-2019 DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA PADA PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR LAMPIRAN Halaman. A. Latar Belakang 1 B. Tugas Pokok, Fungsi, dan Struktur Organisasi 5 C. Sistematika 6

DAFTAR ISI. DAFTAR LAMPIRAN Halaman. A. Latar Belakang 1 B. Tugas Pokok, Fungsi, dan Struktur Organisasi 5 C. Sistematika 6 IKHTISAR EKSEKUTIF Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Makassar merupakan unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan dalam bidang pelatihan kesehatan yang berada di bawah dan bertanggungjawab

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

KEMENTERIAN KESEHATAN RI KEMENTERIAN KESEHATAN RI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH L A K I P PUSDIKLATNAKES 2 0 1 5 BADAN PENGEMBANGAN Lakip DAN Pusat PEMBERDAYAAN Pendidikan dan Pelatihan SUMBER Tenaga DAYA Kesehatan

Lebih terperinci

No. Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian 1 Jumlah Dokumen Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria PPSDM Kesehatan 20 Dokumen 21 Dokumen 105%

No. Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian 1 Jumlah Dokumen Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria PPSDM Kesehatan 20 Dokumen 21 Dokumen 105% S ekretariat Badan PPSDM Kesehatan merupakan unsur pelaksana yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan PPSDM Kesehatan, serta mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KESRA. Tenaga Kesehatan. Penyelenggaraan. Pengadaan. Pendayagunaan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298) I. UMUM PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

Teknis Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan

Teknis Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan Teknis Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan Disampaikan 0leh : Kepala Bidang Fasilitasi Pengembangan Pendidikan dan Kemitraan OUTLINE Regulasi Program Percepatan Pendidikan Ketentuan

Lebih terperinci

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Dr. Kuntjoro Adi Purjanto, M.Kes Sekretaris Ditjen Bina Upaya Kesehatan kementerian kesehatan republik indonesia

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN Halaman 2 dari 9 Halaman 3 dari 9 Halaman 4 dari 9 1. Visi dan Misi Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta Visi : Misi : Menjadi Institusi pendidikan tinggi kesehatan yang unggul, kompetitif dan bertaraf

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Sekretaris Badan PPSDM Kesehatan

KATA PENGANTAR. Sekretaris Badan PPSDM Kesehatan KATA PENGANTAR Mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2016, No Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu No.793, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Tata Laksana. Penataan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PENATAAN TATALAKSANA KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH POLITEKNIK ATI PADANG TAHUN 2016 i KATA PENGANTAR Sehubungan dengan telah berakhirnya tahun anggaran 2016, maka disusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.606, 2015 KEMENRISTEKDIKTI. Universitas Sriwijaya. Tata Kerja. Organisasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1877, 2014 KEMENKES. Jabatan Fungsional. Pembinaan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan target program kegiatan tahunan dan indikator kinerja berdasarkan program,

Lebih terperinci

LAKIP TA Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan i

LAKIP TA Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan i LAKIP TA 2014 - Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan i KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME karena atas izin-nya maka Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN BIRO KOMUNIKASI DAN PELAYANAN MASYARAKAT TAHUN

RENCANA AKSI KEGIATAN BIRO KOMUNIKASI DAN PELAYANAN MASYARAKAT TAHUN RENCANA AKSI KEGIATAN BIRO KOMUNIKASI DAN PELAYANAN MASYARAKAT TAHUN 2016-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN RI BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Pembangunan kesehatan menjadi bagian yang

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN SAM MEDIKO LEGAL

STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN SAM MEDIKO LEGAL STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN SAM MEDIKO LEGAL Disampaikan pada Pertemuan Koordinasi Pelaksanaan Operasional Program (RAKORPOP) 30 November 2015 PERATURAN PER UU DASAR PERTIMBANGAN ROADMAP

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS PADJADJARAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS PADJADJARAN SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS PADJADJARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

1 KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2017 a.n Kepala Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan, Kepala Bidang Sinkronisasi Kebijakan

1 KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2017 a.n Kepala Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan, Kepala Bidang Sinkronisasi Kebijakan ( REVISI I ) KATA PENGANTAR Rencana Strategis Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan (PASKA) 205 209 merupakan turunan dari Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan

Lebih terperinci

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 1 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum.wr.wb Alhamdulillah, kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Program Percepatan Pendidikan Diploma III Bidang Kesehatan. Kepala Pusdik SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan

Rencana Pelaksanaan Program Percepatan Pendidikan Diploma III Bidang Kesehatan. Kepala Pusdik SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan Rencana Pelaksanaan Program Percepatan Pendidikan Diploma III Bidang Kesehatan Kepala Pusdik SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan Latar Belakang 1. UU 36/2014 tentang Tenaga Kesehatan mengatur kualifikasi

Lebih terperinci

STANDAR PENGELOLAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT. 1. Visi dan Misi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta

STANDAR PENGELOLAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT. 1. Visi dan Misi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta 1. Visi dan Misi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta 2. Rasional Visi : Menjadi Institusi pendidikan tinggi kesehatan yang unggul, kompetitif dan bertaraf internasional tahun 2035 Misi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetapkan Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. A. Visi Menghasilkan tenaga kesehatan profesional dan kompetitif

BAB I VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. A. Visi Menghasilkan tenaga kesehatan profesional dan kompetitif 2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 1 DAFTAR ISI... 2 BAB I VISI,MISI, TUJUAN DAN SASARAN... 3 A. Visi... 3 B. Misi... 3 C. Tujuan... 3 D. Sasaran... 3 BAB II KEBIJAKAN,PROGRAM DAN KEGIATAN... 5 A. Kebijakan...

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN DAN JABATAN FUNGSIONAL NONKESEHATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan nasional diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-.12-0/AG/2014 DS 4316-8012-2670-5502 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23 Tahun

Lebih terperinci

PERAN FORUM DOKTOR (FDPKSI) DALAM MENDUKUNG TRI DHARMA PERGURUAN

PERAN FORUM DOKTOR (FDPKSI) DALAM MENDUKUNG TRI DHARMA PERGURUAN PERAN FORUM DOKTOR (FDPKSI) DALAM MENDUKUNG TRI DHARMA PERGURUAN Di sampaikan dalam Pertemuan Konsultasi Nasional TINGGI Jakarta, 23 Maret 2017 DASAR PEMIKIRAN 1 2 3 Poltekkes Kemenkes aset bangsa Memiliki

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. No.585, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1144/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

Kebijakan Pengawasan Proyek Pinjaman/ Hibah Luar Negeri (PHLN) dari IsDB dan SFD

Kebijakan Pengawasan Proyek Pinjaman/ Hibah Luar Negeri (PHLN) dari IsDB dan SFD Kebijakan Pengawasan Proyek Pinjaman/ Hibah Luar Negeri (PHLN) dari IsDB dan SFD Disampaikan dalam Rakor Proyek Pendanaan IDB oleh Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH. M.Hum Inspektur Jenderal Kementerian Riset,

Lebih terperinci

Rencana Aksi Kegiatan Tahun

Rencana Aksi Kegiatan Tahun Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2015-2019 DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEFARMASIAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI KATA PENGANTAR Kami memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah Subhaanahu Wa Ta ala, Tuhan Yang Maha Kuasa,

Lebih terperinci

Kopertis Wilayah III Jakarta RENSTRA. Tahun

Kopertis Wilayah III Jakarta RENSTRA. Tahun Kopertis Wilayah III Jakarta RENSTRA Tahun 2015-2019 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pembahasan isu-isu strategis dan analisis situasi dalam penyusunan rencana strategis (Renstra) Kopertis Wilayah

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram Tahun

RENCANA STRATEGIS Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram Tahun RENCANA STRATEGIS Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram Tahun 2010-2014 KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM Jalan Prabu Rangkasari, Dasan Cermen, Sandubaya, Mataram Telp. (0370)

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA STD-SPM.Pol//01/2017 Januari 2017 STANDAR KOMPETENSI LULUSAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA Proses Penanggung Jawab Nama Jabatan Tanda Tangan 1. Perumusan Sukadarwanto, SKM., MKes Ka. Ur. Administrasi

Lebih terperinci

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) UNIVERSITAS ISLAM MALANG PUSAT PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS ISLAM MALANG

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) UNIVERSITAS ISLAM MALANG PUSAT PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS ISLAM MALANG KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) UNIVERSITAS ISLAM MALANG PUSAT PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS ISLAM MALANG FEBRUARI 2016 UNIVERSITAS ISLAM MALANG KEBIJAKAN SPMI Kode : 01/SPMI/PPM/II/2016

Lebih terperinci

Disampaikan Oleh : BADAN PPSDM KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN. Jakarta 12 Maret Materi 1. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

Disampaikan Oleh : BADAN PPSDM KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN. Jakarta 12 Maret Materi 1. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PENGELOLAAN PENDIDIKAN TINGGI BIDANG KESEHATAN DI DAERAH Disampaikan Oleh : BADAN PPSDM KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN Jakarta 12 Maret 2014 1 Materi 1. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

RENJA PUSAT PENYULUHAN TAHUN 2017 PUSAT PENYULUHAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN.

RENJA PUSAT PENYULUHAN TAHUN 2017 PUSAT PENYULUHAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN. RENJA Rencana Kerja PUSAT PENYULUHAN TAHUN 2017 PUSAT PENYULUHAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan pergantian

Lebih terperinci

Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan

Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan Disampaikan 0leh : Kepala Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Dalam Pertemuan Koordinasi PT Penyelenggara Program Percepatan Pendidikan, Hotel

Lebih terperinci

PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RENCANA STRATEGIS TAHUN 2015-2019 KATA PENGANTAR Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN & PEMBERDAYAAN SDMK

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN & PEMBERDAYAAN SDMK KEBIJAKAN PENGEMBANGAN & PEMBERDAYAAN SDMK OLEH : Dr. dr. H. RACHMAT LATIEF, SpPD-KPTI, M. Kes, FINASIM Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel Disampaikan pada PERTEMUAN PEMUTAKHIRAN DATA SDMK TINGKAT

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2 MOR SP DIPA-24.12-/2 DS3612-4187-984-7 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan. Disampaikan 0leh : Kepala Pusat Pendidikan SDM Kesehatan

Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan. Disampaikan 0leh : Kepala Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan Disampaikan 0leh : Kepala Pusat Pendidikan SDM Kesehatan OUTLINE Pendahuluan Program Yang Dikembangkan Pendidikan Formal setelah RPL Peta

Lebih terperinci

STANDAR PENGELOLAAN PEMBELAJARAN

STANDAR PENGELOLAAN PEMBELAJARAN STD-SPM.Pol//7/2017 STD-SPM.Pol//7/2017 1. Visi dan Misi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta Visi : Misi : Menjadi Institusi pendidikan tinggi kesehatan yang unggul, kompetitif dan bertaraf

Lebih terperinci

INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN

INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2015-2019 Rapat Koordinasi Pusat dan Daerah Direktur Jenderal Kebudayaan Hotel Mercure Ancol Jakarta, 16 April

Lebih terperinci

KA/LPM-UNSRAT/01 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI. Tahun

KA/LPM-UNSRAT/01 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI. Tahun KA/LPM-UNSRAT/01 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI Tahun 2016-2020 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI TAHUN 2016-2020 KA/LPM-UNSRAT/01 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Lebih terperinci

Rencana Aksi Kegiatan

Rencana Aksi Kegiatan Rencana Aksi Kegiatan 2015-2019 DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA PADA PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KATA

Lebih terperinci

WALIKOTA PANGKALPINANG

WALIKOTA PANGKALPINANG WALIKOTA PANGKALPINANG Menimbang PERATURAN WALIKOTA PANGKALPINANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH KOTA PANGKALPINANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PANGKALPINANG,

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomo

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomo BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.74,2016 KEMENRISTEK-DIKTI. Poltek Negeri. Media Kreatif. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

, No Tinggi tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Trunodjoyo Madura; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sis

, No Tinggi tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Trunodjoyo Madura; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sis BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1792, 2015 KEMENRISTEK-DIKTI. UTM. Tata Kerja. Organisasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2015

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan

Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan PRA RAKERKESNAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PALANGKARAYA, 17 FEBRUARI 2016 Pemenuhan, Pemerataan, Retensi dan Pendayagunaan SDM Kesehatan Untuk Mendukug Primary Health Care dan Pelayanan Kesehatan Rumah

Lebih terperinci

2017, No Universitas Terbuka; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Ind

2017, No Universitas Terbuka; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Ind No.177, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. UT. Orta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN sd Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan

RENCANA AKSI KEGIATAN sd Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan RENCANA AKSI KEGIATAN 2015 sd. 2019 Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025, pembangunan kesehatan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TERNATE TAHUN 2017

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TERNATE TAHUN 2017 RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TERNATE TAHUN 207 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TERNATE TAHUN 207 TAHUN 207 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 tahun 999 tentang Akuntabilitas

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG - 1 - SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN

Lebih terperinci

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. iii

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. iii KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENRISTEK-DIKTI. Polimdo. Orta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. KEMENRISTEK-DIKTI. Polimdo. Orta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA No.630, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. Polimdo. Orta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

Rapat Kerja Kesehatan Nasional Regional Timur Makassar, 9 12 Maret 2015

Rapat Kerja Kesehatan Nasional Regional Timur Makassar, 9 12 Maret 2015 Rapat Kerja Kesehatan Nasional Regional Timur Makassar, 9 12 Maret 2015 1 GAMBARAN KEADAAN TENAGA KESEHATAN DI INDONESIA 1. Jumlah masih kurang, dari 9.655 Puskesmas (Data 2014): 804 puskesmas tanpa dokter

Lebih terperinci

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan. 1. Visi, Misi, Strategi dan Tujuan Universitas Dhyana Pura Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan. Misi Bertolak dari visi tersebut, maka misi universitas adalah

Lebih terperinci

UPAYA PEMENUHAN JUMLAH, JENIS DAN KUALIFIKASI TENAGA KESEHATANDI FASYANKES MELALUI PERENCANAAN

UPAYA PEMENUHAN JUMLAH, JENIS DAN KUALIFIKASI TENAGA KESEHATANDI FASYANKES MELALUI PERENCANAAN UPAYA PEMENUHAN JUMLAH, JENIS DAN KUALIFIKASI TENAGA KESEHATANDI FASYANKES MELALUI PERENCANAAN DAN PENDAYAGUNAAN SDMK Kepala Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDMK Batam, 16 Oktober 2012 SUPPLY SIDE

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA TAHUN 2015 ii KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 tahun 1999 tentang

Lebih terperinci

TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri)

TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Tahun Sidang

Lebih terperinci

Kebijakan Kemristekdikti untuk Pendidikan Bimbingan dan Konseling

Kebijakan Kemristekdikti untuk Pendidikan Bimbingan dan Konseling Kebijakan Kemristekdikti untuk Pendidikan Bimbingan dan Konseling Direktur Penjaminan Mutu Jogjakarta, 10 Maret 2018 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2018 1 DEMAND SIDE SUPPLY SIDE Kebutuhan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN. Unit Pelaksana Teknis : Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta Tahun : 2017 NO SASARAN INDIKATOR TARGET PROGRAM/KEGIATAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN. Unit Pelaksana Teknis : Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta Tahun : 2017 NO SASARAN INDIKATOR TARGET PROGRAM/KEGIATAN RENCANA KINERJA TAHUNAN Unit Pelaksana Teknis : Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta Tahun : 2017 NO SASARAN INDIKATOR TARGET PROGRAM/KEGIATAN 1. Meningkatnya jumlah lulusan yang berkualitas dan berdaya

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Daerah Dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan 2016-2021 tidak ada visi dan misi, namun mengikuti visi dan misi Gubernur

Lebih terperinci