LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI PT. REA KALTIM PLANTATION KECAMATAN KEMBANG JANGGUT KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA. Oleh JUMIATI NIM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI PT. REA KALTIM PLANTATION KECAMATAN KEMBANG JANGGUT KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA. Oleh JUMIATI NIM"

Transkripsi

1 i LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI PT. REA KALTIM PLANTATION KECAMATAN KEMBANG JANGGUT KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Oleh JUMIATI NIM PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN JURUSAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2009

2 ii LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI PT. REA KALTIM PLANTATION KECAMATAN KEMBANG JANGGUT KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Oleh JUMIATI NIM PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN JURUSAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2009

3 iii HALAMAN PENGESAHAN Laporan ini disusun berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapang yang telah dilaksanakan di PT. REA KALTIM PLANTATIONS, Desa Pulau Pinang, Kecamatan Kembang Janggut, Kabupaten Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur yang dilaksanakan selama 2 bulan yaitu terhitung mulai pada tanggal 2 maret sampai 2 mei Menyetujui Pembimbing Penguji Agus Syardana EP, SP. M.Si NIP Ernita Obeth, SP,.M.Agribuss NIP Mengesahkan, Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Ir. Wartomo, MP NIP Lulus ujian tanggal 6 juli 2009

4 iv KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniah-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas tugas selama melaksanakan praktek kerja lapang ( PKL ) di PT. REA KALTIM PLANTATION Kec. Kembang Janggut Kab. Kutai Kartanegara. Keberhasilan dan kelancaran dalam melaksanakan PKL ini juga tidak lepas dari peran serta dan bantuan dari beberapa pihak, untuk itu dengan kerendahan hati dan sikap hormat yang setinggi tingginya kami ucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak dan Ibu, terima kasih yang tak terhingga atas semua doa, dukungan, bantuan dan restunya. 2. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian negeri Samarinda. 3. Bapak Edy Wibowo Kurniawan, S.TP, selaku ketua Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan (TPHP) 4. Bapak Agus Syardana.EP,SP.,M.SI selaku Dosen Pembimbing PKL 5. Ibu Ernita Obeth,SP,.M.Agribuss selaku Dosen Penguji Praktek Kerja Lapangan. 6. Bapak dan Ibu Teknisi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan (TPHP). 7. Bapak Geetha Govindan, selaku Selaku Vice Presiden Direktur PT. Rea Kal-Tim Plantations yang memberikan kesempatan izin PKL. 8. Bapak Nidal Mansyur, Selaku Mill Manager PT. REA KALTIM PLANTATION 9. Bapak Ir. Sudirman Muchtar selaku Manager Training School yang memberikan nasehat selama di Mess Training School. 10. Bapak Tripomo, selaku Askep Mill PT. REA KALTIM PLANTATION 11. Bapak Jumadi E dan Bapak Karolus Lehot selaku Mandor Proses pada PT. REA KALTIM PLANTATION

5 v 12. Bapak Boen Sihombing selaku Koordinator Laboratorium pada PT. REA KALTIM PLANTATION 13. Seluruh Karyawan Staff dan Karyawan PT. REA KALTIM PLANTATION 14. Temam teman PKL (Inra, Apresia.P, Dodi F. Butar-butar) dan teman teman angkatan 2006, terimah kasih atas bantuan dan kerjasamanya. 15. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam pelaksanaan PKL sampai selesainya laporan ini. Semoga amal baik dan keikhlasannya akan mendapatkan pahala dari ALLAH SWT, Amin. Menyadari isi laporan ini jauh dari kata sempurna.untuk itu membutuhkan saran dan kritik dari para pembaca yang sifatnya membangun. Akhir kata semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca dan penulis khususnya Samarinda, 3 Mei 2009 Penyusun Kampus sei keledang, mei 2009

6 vi DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR LAMPIRAN... vii I. PENDAHULUAN A. Latar belakang... 1 B. Tujuan... 4 C. Hasil yang diharapkan... 4 II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Perusahan... 5 B. Manajemen Perusahan... 6 C. Lokasi dan Waktu PKL... 7 D. Struktur Organisasi Perusahaan... 7 III. HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG A. Pengolahan Minyak Kelapa Sawit Pemanenan Transportasi Buah Penimbangan Buah Grading Loading Ramp dan Lori Proses Transfer Buah Proses Perebusan Buah Penebahan Buah Pelumatan dan Pengepresan Buah Ekstraksi minyak Pemurnian Minyak... 44

7 vii 12. Penyimpanan Minyak B. Pengolahan Inti Kelapa Sawit Pemisahan Biji dan Ampas Pemeraman Pemecahan Biji Pemecahan Inti dan Cangkang Peyimpanan Inti C. Pengolahan Limbah Pabrik Kelapa Sawit Pengolahan Limbah Padat Pengolahan Limbah Cair D. Analisis Minyak Kelapa Sawit E. Analisis Inti Sawit IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 75

8 viii DAFTAR TABEL No Tubuh Utama Halaman 1. Tabel 1. Kaitan Antara Umur Tanaman dan Jumlah Brondolan Tabel 2. Hubungan Antara Fraksi TBS, Derajat Kematangan, dan Jumlah Brondolan... 12

9 ix DAFTAR LAMPIRAN No Tubuh Utama Halaman Lampiran 1. Kebun Kelapa Sawit PT. REA KALTIM PLANTATIONS Gambar 1. Pemanenan Menggunakan Egrek Gambar 2. Papan Petunjuk Standar Panen Gambar 3. Pengutipan Brondolan & Pengangkutan TBS dengan menggunakan angkong Gambar 4. Cara Penyusunan Buah di TPH Gambar 5. Pengangkutan TBS ke Truk Pengangkut Gambar 6. TBS Fraksi Lampiran 2. Pabrik PT. REA KALTIM PLANTATIONS Gambar 7. Weigth Bridge Gambar 8. Loading Ramp Gambar 9. Transfer Carriage Gambar 10. Sterilizer Gambar 11. Tippler Gambar 12. Bunc Hopper dan Scrapper Bar Conveyor Gambar 13. Grading Buah Gambar 14. Fruit Elevator Gambar 15. Digester Gambar 16. Screw Press Gambar 17. Threser Gambar 18. Sand Trap Tank Gambar 19. Vibrating Screen Gambar 20. Cruide Oil Tank Gambar 21. Oil Tank Clarifier/CST Gambar 22. Oil Tank Gambar 23. Stasiun Penebahan Buah Gambar 24. Vacum Drier Gambar 25. Oil Storage Tank dan Despact Pump... 88

10 x 26. Gambar 26. CBC Gambar 27. Lori Gambar 28. Depericarper Lampiran 3. Stasiun Kernel PT. REA KRLTIM PLANTATIONS Gambar 29. Polishing Drum Gambar 30. Destoner Gambar 31. Ripple Mill Gambar 32. Silo Notten Gambar 33. Timba Ktaksel Gambar 34. Timba Inti Gambar 35. Silo Inti Gambar 36. Kernel Sortasi Conveyor Lampiran 4. Lokasi Limbah PT. REA KALTIM PLANTATIONS Gambar 37. IPAL (Intalasi Pengolahan Air Limbah) Gambar 38. Aplikasi Janjang Kosong di Areal POM Gambar 39. Land Aplikasi Gambar 40. Ketel Uap Lampiran 5. Lokasi PT REA. KALTIM PLANTATIONS Gambar 41. Lokasi Pabrik Perdana Oil Mill Gambar 42. Peta All Estate REAKAP Gambar 43. Mill Site Perdana Oil Mill (POM) Gambar 44. Perdana Estate... 97

11 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia saat ini perkebunan kelapa sawit sedang dikembangkan dan merupakan salah satu komoditi perkebunan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi apabila dapat dikelola dan dimanfaatkan dengan baik. Dengan perkembangan kelapa sawit ini, maka akan membuka peluang kerja yang sangat besar bagi tenaga kerja terampil dibidang perkebunan khususnya kelapa sawit. Untuk menjadi tenaga kerja yang terampil diperlukan suatu kemampuan dari seseorang yang tidak hanya memiliki latar belakang pendidikan yang memadai, tetapi juga harus memiliki keahlian dibidang pengetahuan lapangan (praktek), sehingga nantinya mampu menjadi tenaga kerja yang terampil yang dapat langsung terjun ke lapangan. Kelapa Sawit dalam bahasa latinnya ( Elaeis guinensis Jacg) di Indonesia dewasa ini merupakan komoditas primadona; luasnya terus berkembang dan tidak hanya merupakan monopoli perkebunan besar negara atau perkebunan swasta. Perkebunan sawit yang semula hanya di Sumatra Utara dan daerah istimewa Aceh saat ini sudah berkembang di beberapa provinsi, antara lain; Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Jambi, Bengkulu, Riau, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Irian Jaya, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, dan Jawa Barat.

12 2 Perkebunan kelapa sawit membutuhkan penanganan dan pengelolaan yang baik, dan memerlukan teknologi tinggi dalam upaya meningkatkan produktivitas. Dengan cara demikian tujuan pemerintah untuk menjadikan minyak sawit sebagai salah satu industri non migas yang handal di negara kita tentu akan terwujud. Minyak atau lemak merupakan kebutuhan pokok manusia sehari-hari yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau hewan. Minyak yang berasal dari hewan disebut minyak hewani sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut nabati. Kelapa sawit merupakan salah satu tumbuhan yang dapat tumbuh subur di daerah tropis. Daging buah (mesocarp) kelapa sawit dapat menghasilkan minyak bila diolah. Pabrik pengolahan minyak sawit selain menghasilkan produk utama berupa minyak sawit CPO, juga menghasilkan produk sampingan berupa biji inti sawit (kernel). Selain itu juga menghasilkan limbah baik padat (abu, cangkang serta padatan lain), cair (minyak dan air), serta limbah gas, dan fraksional hasil pengolahan tandan buah segar (TBS) (Rea kaltim.com. 2008) Selaras dengan tujuan perkembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia sudah mulai membuka diri dengan persaingan global melalui PMA (Penanaman Modal Asing) disamping tersedianya lahan yang sesuai dan cukup luas, komoditi ini sangat menarik minat investor karena produksi perhektar yang tinggi kemudian biaya produksi yang relatif rendah, harga di pasaran yang menggiurkan sehingga dapat menguntungkan bagi para investor. Kemudian dengan berubahnya pola komsumsi masyarakat dunia dari yang

13 3 sintetis ke alami, sehingga produk alami khususnya minyak sawit mempunyai prospek yang sangat cerah. Mutu minyak sawit CPO ditentukan beberapa hal antara lain adalah: panen, pengangkutan, pengolahan, dan penimbunan (penyimpanan) oleh karena itu untuk meningkatkan hasil pengolahan dengan kriteria panen dan cara panen yang memenuhi standar kematangan buah. Anonim. (2006) Selanjutnya keberhasilan suatu usaha perkebunan juga ditentukan ileh pengaruh kondisi yang sedang berlangsung pada waktu uasaha itu dilakukan, antara lain: fluktuasi harga jual komoditas yang berlaku dipasar dan kenaikan harga saana produksi., kenaikan upah dan sebagainya. Maka manajemen kelapa sawit yang baik adalah penglolaan yang baik, terorganisir, tersusun, terarah serta terkendali dalam batas fungsi produksi yang bertumpu pada faktor-faktor sumber daya manusia (tenaga kerja), sumber daya alam (iklim, tanah topografi) dan faktor finansial (keuangan). Riska, dkk (1994). Setelah melihat perkembangan perusahaan-perusahaan perkebunan di Indonesia saat ini adalah semakin meningkat pada khusunya perkebunan kelapa sawit, maka dengan meperhatikan hal tersebut secara dinamisasi perusahaan akan dapat menambah persentase permintaan tenaga kerja, dan secara langsung juga telah mendorong Politeknik Pertanian Negeri Samarinda untuk menyiapkan tenaga kerja yang terampil dan mandiri. Sehingga untuk mewujudkan hal tersebut maka dilaksanakanlah kegiatan Praktik Kerja Lapang bagi mahasiswa/i semester akhir sebagai salah satu syarat untuk mencapai kelulusan dan memperoleh gelar D3 (ahli madya) perkebunan.

14 4 B. Tujuan Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini bertujuan untuk: 1. Membandingkan antara teori yang di berikan selama ini dengan hasil Praktek Kerja Lapangan. 2. Untuk mengetahui cara panen dan kereteria buah yang siap di panen 3. Menambah pengetahuan tengtang Peraktek Kerja Lapangan C. Hasil yang Diharapkan 1. Memberi tambahan wawasan pengetahuan bagi mahasiswa tengtang cara pengolahan kelepa sawit hingga menjadi CPO sesuai dengan standar internasional 2. Setelah melalukan kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan dan mempresentasikan hasil kegiatan yang dilakukan baik pada saat di lokasi kebun maupun di pabrik kelapa sawit (PKS), selain itu mahasiswa diharapkan dapat menjalin jaringan komunikasi yang baik kepada pihak perusahaan. Disamping dari hal diatas mahasiswa juga diharapkan dapat melaporkan situasi perkembangan manajemen perusahaan tempat dimana PKL

15 5 II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Perusahaan PT. REA KALTIM PLANTATIOS (REAKAP) sudah berdomisili sejak tahun 1992 di pulau Kalimantan Timur dan lokasi kebun dan pabriknya di Kecamatan Kembang Janggut. Pada awalnya,pt.reakap ini dipegang oleh para investor dari asal negara Inggris yang bernama Richard Rabinow menanamkan omsetnya atau modalnya ke Indonesia dan di setujui pada saat pemerintahan Presiden Soeharto. Sebutan nama perusahaan ini dalam skala internasional adalah REA GROUP, dimana kantor pusat informasinya berada di London Inggris. Sejak didirikannya perusahaan ini sampai sekarang masih bergerak di bidang industri komoditi dan produk khususnya pada sektor perkebunan kelapa sawit. Tahun 1995 oleh Menteri Pertanian Bapak Prof. Dr. Bungaran Saragih menanda tangani proyek pembangunan PKS pertama dengan nama POM (Perdana Oil Mill) yang berlokasi di daerah Desa Pulau Pinang, Kecamatan Kembang Janggut. PT REA KALTIM PLANTATIONS (REAKAP) dari tahun sudah memiliki areal kebun inti sekitar 70 ribu hektar dan 7 Estate yaitu Perdana Estate, Lestari Estate, Damai Estate, Cakra Estate, Berkat Estate, Sentekan Estate, Tepian Estate. Masing masing estate dipimpin oleh 1 orang manager dan 2 orang asisten kepala. Sampai saat ini manajemen PT. REAKAP sudah di akui di perdagangan dunia, dimana kualitas CPO nya

16 6 adalah kualitas ekspor dengan FFA nya 3,0 %, Moisturenya 0,02 %, dan kadar airnya 0.2%. Kapasitas terpasang PKS PT Rea Kaltim Plantations adalah 80 ton TBS/jam, namun demikian realisasi kapasitas maksimum ratas-rata yang pernah tercapai adalah 70 ton/ jam. Kegiatan proses produksi dalam tahun kerja efektif adalah 300 hari, satu hari kerja beropersai rata ± 20 jam. Dengan kondisi demikian maka kebutuhan TBS perhari adalah ± 1600 ton/hari. Kebutuhan TBS di peroleh dari kebun PT. Rea Kaltim Plantations dan sebagian dari masyarakat (Program PPMD/Plasma) PT. REA KALTIM PLANTATIOS yang mengelola kebun sawit dan memiliki pabrik pengelohan TBS menjadi CPO (Crude Palm Oil) juga berpartisipasi untuk meminimalisasi limbah hasil produksi dan berusaha untuk memanfaatkan limbah untuk pupuk perkebunan. Pengelolaan limbah sebagai pupuk tersebut sangat efektif sehingga limbah dapat bermanfaat dan tidak mencemari lingkungan. Pengendalian sekaligus memanfaatkan limbah cair yang dihasilkan, yaitu dengan mengalirkan kelahan atau keareal kebun sawit sebagai pupuk. Pemanfaatan limbah cair pabrik kelapa sawit ini dikenal dengan istilah Aplikasi Lahan atau Land Aplications. B. Manajemen Perusahaan PT. REA KALTIM PLANTATIONS dikelola dengan empat sistem manajemen yaitu mulai dari Operasional Management, Line Management, Middle Management, dan Top Management. Diperkirakan PT. REAKAP tahun 2009 ini akan mendapatkan bendera hijau dari istansi Pemerintah

17 7 Republik Indonesia, dimana perusahaan sudah mengacu pada ISO yaitu mengenai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). C. Lokasi Dan Waktu PKL Program Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan di PT. REA KALTIM PLANTATION terhitung mulai tanggal 1maret sampai 30 maret D. Struktur Organisasi Perusahaan Gambar 1. Top Management BOARD OF COMMISSIONERS Pres. Com : GLS Kapitan Com: Prof. Dr. Bungaran Saragih Com: Richard Robinow Com: M.A. Jefferies Com: Dr. Rahmat Soebiapradja Conservation Rob Stuebing Estate Sentral Office NN Medical Services Dr. Naidly PRESIDENT DIR Hans Schaefer VICE PRES DIR Geetha Govindan Internal Audit Jhoni Sinaga Jakarta Office J. Mimin Sobagio

18 8 Gambar 2. Middle Management DIR OF ESTATE Boey Chee Weng DIR OF CSR Vacant DIR OF ENGINERING Vacant Estate Controller North Moses Dason Chief Engineer Dr. Rajalingam Manager POM Nidman Mansyur Head Of Civil Enginering Thorolf S. Nyfors Manager Road/Bridges Ahmad Hidayat Estate Controller South Murall Tharan Estate Controller New Project SECO Effendi Manager COM Agus Hamdan Manager Central Workshop Robin Manager Buildings Bahrullah Manager Suveys Doni Koswara Manager Mapping Rizkayanda Putera Sumber : Breavet Dasar PT. Rea Kaltim Palntation, 2001

19 9 Gambar 3. First Line Management DIR OF CORP AFFAIR Lisa Widya DIR OF FINANCE Lisa Widya Head Of SED ** John Liwa Plasma Division CSR Division Com. Dev. Division Legal Dept. Restanti Ratih Diansari Personel Dept. NN Corporate Affairs Tony PA General Services Adinda Hariono Marketing & Sales Nuri Kurniawati Procurement Edwin Hartono Finance Nur Azmi Taxation Hung Hung Natalya Estate Accountant Lasau * Sumber : Breavet Dasar PT Rea Kaltim Plantation, 2001

20 10 Gambar 4. PERDANA MILL OPERATIONAL ORGANITATION Vice President Director Chief engineering Mill Manager Mill Askep Production Asst. Electrical Asst. Office Mnt & Repair Administrator Asst Mandor Mandor Mandor Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan 1. Loading Ramp 2. Streillizer 3. Tippler 4. Press 5. Kernel Station 6. Klarifications 7. Boiler / Power House 8. Water Treatment 9. ETP Electrical 1. Casier 2. Clerk Administration 3. Personnel Clerk 4. Weighbridge clerk 5. Purchasing Adm 6. Store 7. Security 8. Office Girl 9. Enviromental 1. All Fitter 2. Greas Man 3. Tire Man 4. Helper Keteranga Sumber: Brevet Dasar PT. Rea Kaltim Plantation,

21 11 III. HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG A. Pengolahan Minyak Kelapa Sawit 1. Pemanenan a. Tujuan 1. Mendapatkan jumlah TBS yang tingi 2. Mendapatkan jumlah minyak dan kernel ( rendemen ) yang tinggi. 3. Mendapatkan mutu minyak yang tingi. 4. Biaya panen lebih efisien 5. Menjaga kualitas TBS agar tetap mengandung rendemen yang tinggi dan kandungan ALB yang rendah. 6. Untuk melaporkan dan menghitung tonase produksi yang sudah di anggarkan kepada Vice President Direktur. b. Dasar Teori Kelapa sawit biasanya berbuah setelah berumur 2,5 tahun. Buahnya menjadi masak setelah berumur 5,5 bulan setelah penyerbukan, dalam pemanenan perlu diperhatikan, sehingga minyak yang dihasilkan juga bermutu baik. Kriteria matang panen merupakan indikasi yang dapat membantu pemanen agar memotong buah pada saat yang tepat. Kriteria matang panen di tentukan pada saat kandungan minyak maksimal dan kandungan asam lemak bebas atau free fatty acid (ALB atau FFA) minimal. Fauzi. Y dkk, 2008).

22 12 Pemanenan yang dilakukan sesuai prosedur merupakan kunci sukses perusahaan, dimana kegiatan pemanenan adalah untuk mengetahui keadaan buah, persentase produksi, dan kondisi CPO yang akan dihasilkan sesuai anggaran yang sudah direncanakan. ( Pahan. 2000). TBS dapat dipanen apabila telah memenuhi kriteria yaitu fraksi 1, 2 dan 3. Dasar kriteria ini dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Kaitan Antara Umur Tanaman dengan Jumlah Berondolan Umur Tanaman Jumlah Brondolan di Menghasilkan Piringan < 10 Tahun 5 10 Tahun 10 Sumber : Riska 2004 Perbandingan persentase jumlah berondolan tiap fraksi dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 2. Hubungan Antara Fraksi TBS, Derajat Kematangan, dan Jumlah Berondolan. Fraksi Derajat Kematangan Jumlah Berondolan 00 Sangat Mentah Berondolan 0, buah masih hitam 0 Mentah Berondolan 1% 12,5% buah luar 1 Kurang Matang Berondolan 12,5% 25% permukaan luar 2 Matang I Berondolan 25% 50% permukaan luar 3 Matang II Berondolan 50% 75% permukaan luar 4 Lewat Matang I Berondolan 75% 100% 5 Lewat Matang II Buah dalam ikut memberondol 6 Tandan Kosong Semua buah membrondol, busuk Sumber : Riska 2004

23 13 Kriteria matang panen untu mengetahui banyaknya minyak dalam tiap tandan buah kelapa sawit dan juga untuk mengetahui kualitas buahnya maka perlu diketahui keadaan TBS yang masuk kepabrik. Untuk keperluan ini maka diperlukan sortasi sesuai dengan kriteria panen yang dibagi dalam delapan fraksi: 1. Fraksi 0- sangat mentah Tidak ada buah yang lepas dari tandan atau membrondol dan buah sawit masih berwarna hitam. 2. Fraksi 1- mentah Belum Untuk tandan yang beratnya 10 kg jumlah buah yang membrondol kurang dari 10 buah, sedangkan tandan yang beratnya dibawah 10 kg jumlah buah yang membrondol kurang dari 5 brondolan. 3. Fraksi 2- matang normal Untuk tandan yang beratnya lebih dari 10 kg jumlah buah yang membrondol lebih 10 brondolan sampai 25% brondolan buah lapisan luar, sedang tandan yang beratnya 10 kg jumlahbuah yang membrondol 5 brondolan sampai 25% brondolan buah lapisan luar. 4. Fraksi 3- matang normal % buah lapisdan luar telah membrondol 5. Fraksi 4- matang normal % buah lapisan luar telah membrondol

24 14 6. Fraksi 5- terlalu matang % buah lapisan luar telah membrondol 7. Fraksi 6- terlalu matang Buah dalam sudah ada yang membrondol 8. Fraksi 7- tandan kosong di PT. REA KALTIM PLANTATION (REAKAP) pada umumnya adalah 5/7 dan 6/7 dengan rotasi 7 hari yang artinya : 5/7 = panen dilaksanakan selam Seluruh buah yang terdapat pada tandan telah membrondol. Pada PT. REAKAP dilakukan ancak panen sehari sebelum di lakukan panen. Ancak panen dapat ditentukan dengan pertimbanganpertimbangan sebagai berikut: a) Penentuan ancak panen didasarkan pada kondisi topografi lapangan. b) Areal berbukit dan rendahan dilaksanakan dengan sistem ancak giring. c) Areal datar dilaksanakan dengan sistem ancak tetap/ladang. b. Persentase panen yang dilaksanakan a 5 hari dalam 7 hari. c. 6/7 = panen dilaksanakan selama 6 hari dalam 7 hari.

25 15 c. Alat dan bahan 1) Alat : a. Dodos g. Gancu. b. Egrek c. Karung d. Angkong e. Parang f. Kapak 2) Bahan a. TBS ( Tandan Buah Segar ) b. Berondolan. d. Prosedur kerja 1) Seluruh tandan yang telah matang harus dipanen dan tidak boleh tertinggal, emikian juga dengan brodolan harus dikutip bersih semua. 2) Untuk meyakinkan kematangan buah sebelum dipanen, sebaiknya pemanen mengkais pakai gancu atau dodos untuk memastikan janjang yang akan dipanen telah memenuhi kriteria matang panen 3) Brondolan yang bersih ditumpuk di TPH dengan alas goni atau dimasukkan ke dalam karung.

26 16 4) Buah yang sudah dipanen harus diangkut semua ke TPH dan disusun 5 baris kebelakang supaya untuk mempermudah dalam menghitung jumlah janjangan dan rata-rata brondolan. 5) Pelepah yang telah dipotong harus diletakkan di gawangan mati dan disusun berbentuk T dengan jarak 2 meter dari pokok. 6) Tangkai janjangan dipotong dipiringan 7) Pemanenan dapat dilakukan sesuai intruksi dari assisten dan mandor panen dan sesuai ancak HK yang susah ditentukan. e. Hasil yang dicapai Di Perdana Estate dengan luas lahan sekitar 3950 Ha, dan ratarata budget dalam 1 divisi diperkirakan 400 ton produksi tanaman menghasilkan (TM), maka dapat dihitung rata-rata pemanenan dalam satu hari dapat mencapai 4800 ton/hari. Kendala yang dihadapi baik manager sampai kepada karyawan adalah apabila buah yang dipanen kurang matang dengan persentase sangat tinggi, karena akan menimbulkan rendemen minyak yang rendah, sehingga hal ini akan mengakibatkan ketidakharmonisan antara manager kebun dengan manager pabrik. 2. Transportasi Buah a. Tujuan Transportasi ini mempunyai tujuan agar kandungan ALB ( asam lemak bebas ) dilahan minimum karena dilakukan secara cepat.

27 17 b. Dasar teori Menurut Setyamidjaja (2003), buah kelapa sawit hasil pemanenan harus segera diangkut ke pabrik, agar segera diolah. Buah yang tidak segera diolah akan menghasilkan minyak dengan kadar asam lemak bebas/alb (free fatty acid) tinggi Buah yang telah di panen harus segera dikumpulkan dan diangkut ke TPH yang terdekat. Tandan _ tandan tersebut disusun rapi di TPH dan kemudian diangkut mobil ke pabrik. Truk mulai mengangkut TBS sekitar jam 9.oo pagi ke pabrik, semakin dekat lokasi dengan pabrik maka akan semakin cepat pula mobil tersebut sampai kepabrik. Pengangkutan dari kebun kepabrik berpengaruh terhadap mutu TBS yang diterima pabrik. Buah kelapa awit hasil pemanenan harus segera diangkut kepabrik, agar segera dapat diolah, buah yang tidak segar jika diolah akan menghasilkan minyak dengan kadar ALB tinggi. Untuk menghindari terbentuknya ALB pengolahan akan segera dilaukan paling lambat 8 jam setelah pemanenan. ALB pada kelapa sawit diakibatkan oleh kegitan enzim lipase yang biasanya terjadi sebelum pemprosesan buah dilaksanakan. Buah kelapa sawit mengandung enzim lipase yang sangat aktif yang dapat memecah lemak menjadei asam lemak dan gliserol bilamana struktur buah matang tersebut rusak.

28 18 Buah kelapa sawit yang sudah matang dan segar mengandung 0,1 % asam lemak. Tetapi buah buahanhpecah atau memar dapat mengandung ALB sampai 50%, hanya dalam beberapa jam saja. Bahkan apabila buah dibiarkan begitu saja tanpa perlakuan khusus, dalam 24 jam kandungan ALB dapat mencapai 67 %. Untuk membatasi terbentuknya ALB buah kelapa sawit harus segera dipanasi dengan suhu 90 o C 100 o C sebelum pelepasan daging buah. Dengan cara ini asam lemak yang terbentuk akan sedikit saja. Adapun cara untuk menghindari terbentuknya ALB tersebut, pengangkutan buah kepabrik harus dilaksanakan dengan sebaik baiknya dan secepat mungkin. Oleh karena itu buah dari kebun harus segera diangkut dengan alat angkutan yang tepat dan dapat mengangkut buah sebanyak banyaknya ( Anonim, 2004 ). c. alat dan bahan 1) Alat : a. Truk angkut b. Jojok c. Gancu. d. Karung. e. Garuk. 2) Bahan. 1. TBS hasil panen. 2. Brondolan

29 19 d. Prosedur Kerja 1) Sesudah buah (TBS) dan brondolan selesai di grading atau disortir oleh krani buah, TBS siap diangkut ke truk. 2) Buah yang belum di grading tidak boleh diangkut. 3) Driver atau pengangkut buah harus mengisi form SPB buah sebagai data untuk ditunjukan ke petugas jembatan timbang 4) Sopir pengangkut akan diberikan lembar SPB.25 yang akan digunakan untuk mengisi berat tandan sebenarnya. Lembar SPB.25 dapat dilihat pada form dibawah ini. Date : Date Harvested : Estate : Perdana Date Collected : Divisi : 01 Driver s name : Anang Blk/Field No : 28D/95 = 100 janjang Remaks from : Estate Perdana Ket : Ketekan 2 janjang 5) semua Buah dan brondolan yang ada dilahan sudah terangkut ke mill minimal jam malam. 6) Pengangkutan buah harus disaksikan oleh mandor, krani buah, sopir, dan asissten. e. Hasil yang dicapai Biasanya rata-rata muatan truk 350 janjang, dengan merk Mizsubishi kode LT, dan PT. REAKAP. Kendala yang sering diamati dilapangan adalah kadang-kadang TBS belum semua terkumpul di TPH sehingga kelancaran transport buah tidak lancar. Jalan poros juga

30 20 menjadi faktor dalam memperlancar proses pengangkutan buah, masih banyak jalan poros yang masih kurang padat dan kurang kuat, sehingga apabila musim hujan, truk pengangkut buah mudah tergelincir dan larut. Sebenarnya kendala-kendala ini adalah faktor utama dalam keberhasilan perusahaan, apabila jalan poros sudah baik atau sudah beraspal, maka kemungkinan besar buah akan cepat terangkut dan tingkat restan buah pun akan rendah. 3) Penimbangan Buah (Weigh Bridge) a. Tujuan Menimbang semua kendaraan yang masuk dan keluar dari pabrik baik truk pengangkut TBS, pengangkut janjang kosong, pengangkut pupuk, solar, dan pengangkut CPO. b. Dasar teori Menurut Risza (1994) Tandan Buah Segar (TBS) dari lapangan diangkut ke pabrik dengan truk langsung ditimbang di pabrik, kemudian buah dipindahkan ke Loading Ramp. Jembatan timbang adalah suatu station yang harus dimiliki setiap pabrik, karena station ini akan menjadi jalur transaksi utama, dimana semua jenis kendaraan dapat ditimbang dengan kapasitas jembatan timbang 50 ton. Jembatan timbang yang baik adalah jembatan yang dicampur dengan lapisan baja dan memiliki sensor timbang atau load cell. Sensor ini di tempatkan dibawah jembatan dengan kabel dan akan

31 21 dihubungkan ke sistem komputerisasi, sehingga data akan masuk secara otomatis. ( Pahan.2000). c. Alat dan bahan 1. Alat a. Jembatan timbang b. Truk 2. Bahan a. TBS b. Tankos d. CPO e. Pupuk c. Kernel d. Prosedur kerja 1) Sebelum melakukan penimbangan petugas harus memastikan angka yang tertera pada monitor timbangan pada posisi nol. 2) Timbang kendaraan bermuatan buah sawit, CPO, CPKO, janjang kosong, dan pupuk. Setelah posisi kendaraan diam (normal) masukkan data nomor plat mobil sesuai kodefikasi kendaraan, blok dan tahun tanam ke komputer sesuai dengan FFB. Delivery order yang diberikan oleh pengendara. 3) Setelah data semua terinput petugas timbangan menekan bell. 4) Timbang kembali kendaraan tersebut dalam keadaan kosong untuk mengetahui berat bersih muatan.

32 22 5) Berikan lembaran FFB delivery order berwarna kuningdan merah muda beserta copyan bontrip kepada driver bersangkutan. 6) Catat semua yang ditimbang ke buku besar untuk laporan e. Hasil yang di capai Perdana Oli Mill (POM) telah memiliki jembatan timbang dengan kapasitas timbang 36 ton. Rata rata tiap hari transaksi penimbangan mencapai ton atau 137 ret kendaraan yang masuk dan keluar. Jembatan timbang setiap 6 bulan diperiksa oleh kontraktor untuk memastikan sensor timbang atau load cell, komputer dan jembatan masih berfungsi baik. Kendala yang dihadapi oleh operator pada stasiun penimbangan ini adalah pada saat malam, karena kendaraan sangat banyak yang masuk sehingga kendaraan banyak yang antri. 4. Grading atau Sortasi a. Tujuan 1) Menghitung jumlah TBS yang masuk ke mill. 2) Memastikan bahwa buah yang diolah adalah buah yang bermutu baik yakni pada buah normal dengan fraksi 1, 2, dan 3. 3) Mengklasifikasikan buah yang abnormal, parthenocarpi, buah mentah, buah janjang kosong, buah kurang matang, buah terlalu matang, buah keras pada form atau kartu grading buah. b. Dasar Teori

33 23 Buah yang akan diproses harus memilikitingkat kematangan buah yang cukup atau sesuai dengan standartnya. Sehingga apabila hasil grading tidak sesuai dengan standart tingkat kematangan buah yang diolah, maka pihak pabrik berhak memberikan peringatan terhadap pihak kebun, khususnya pemanen. (Olivia, 2006). c. Alat dan Bahan 1) Alat a. Alat tulis b. Jembatan timbang c. Sekop d. Gancuk e. Parang f. Ember 2) Bahan a. TBS b. Berondolan. d. Prosedur Kerja 1) Setiap TBS yang masuk ke pabrik dilengkapi dengan surat pengantar barang (SPB). 2) Petugas meminta bontrip TBS dari sopir, dan mencatat berat bruto kendaraan pada form grading. 3) Sebelum sopir menurunkan buah di tempat loading rump, Grader terlebih dahulu membersihkan buah dan brondolan yang masih tertumpuk di lantai dengan tojok atau ganju supaya kelancaran distribusi pembongkaran buah lancar.

34 24 4) Melakukan grading buah secara acak pada setiap truk yang masuk. Buah diklasifikasikan berdasarkan tingkat kematangan buah. 5) Mencatat jumlah janjangan dan menghitung persentase TBS sesuai kriteria kematangan yang sudah tertera pada form grading. e. Hasil yang dicapai Pada station pembongkaran buah (sortasi) terdapat 4 orang petugas grader dengan jumlah 2 shiff kerja. Laporan grader harus lengkap dan tidak boleh direkayasa, karena akan mengakibatkan pihak pabrik akan kena tegur akibat data grading dengan laporan rendemen harian yang dihasilkan tidak singkron atau tidak sesuai. Cara pengisian laporan grading dapat dilihat bab lampiran. Menghitung persentase kematangan buah harus akurat dan teliti seperti rumus berikut: Jumlah buah yang disortir X 100% Total jumlah seluruh janjangan 344 Contoh: % Total buah normal / 1 truk = x 100% Loading ramp dan Lori a. Tujuan = 98,29

35 25 Menampung TBS dan brondolan sementara sebelum di isi kedalam lori. Mendistribusikan buah yang sudah di grading dan sebelum di transfer ke dalam lori. a. Dasar Teori TBS pada loading ramp tidak boleh ditahan terlalu lama karena enzim-enzim lipase (enzin pembentuk asam) akan lebih aktif kerjanya pada TBS yang belum direbus, apalagi jika buah tersebut luka atau terlalu matang (over ripe), sehingga aktifitas enzim akan bertambah cepat, dan akan menaikkan kadar FFA (Free Fatty Acid) pada CPO. untuk mengurangi kecepatan aktifitas enzim maka bisa diterapkan seperti prinsip FIFO (First In First Out) dalam pendistribusian TBS kedalam lori. (Olivia, 2006) Setyamidjaja (2003) juga menambahkan bahwa sesampainya buah dipabrik, buah harus segera ditimbang, kemudian dimasukkan ke dalam lori perebusan yang biasanya berkapasitas 2,5 ton-5 ton setiap lori. Lori merupakan komponen pendukung di stasiun penerimaan TBS, gunanya adalah sebagai alat angkut atau tempat TBS yang akan direbus. Lori terbuat dari besi yang pada bagian bawah dan dindingnya berlubang. Fungsi lubang lori adalah untuk memudahkan keluarnya uap dan air hasil perebusan, serta agar TBS tersebut dapat merata matangnya. Pengisian lori harus sesuai dengan kapasitasnya, jika

36 26 pengisian kurang maka akan mempengaruhi kapasitas olah pabrik, sehingga merugikan biaya produksi. ( Pahan, 2000). b. Alat dan bahan 1) Alat a. Pintu Loading Ramp b. Lori c. Tojok. 3) Bahan a. TBS b. Brondolan c. Prosedur kerja a. Buah (TBS) yang ada dilantai Loading Ramp (LR)harus dibersihkan dan brondolan yang masih tercecer semua harus di masuukkan kedalam lori. b. Cara pengisian lori harus pelan-pelan, yaitu dengan cara menekan tombol atau saklar elektrik dengan perlahan-lahan, sehingga pintu LR akan terbuka secara pelan. c. Lori yang belum terisi penuh, petugas harus mengisi lagi dengan menggunakan tojok atau gancu supaya lori benar-benar penuh. d. Tutup pintu loading ramp apabila semua lori sudah penuh. e. Menjaga kebersihan kolam transfer buah. d. Hasil yang di capai Lori yang sudah terisi penuh diperkirakan rata-rata ton, daya tampung dari loading ramp yang memiliki 8 pintu dan luas

37 27 penampang loading ramp (LR) panjang 40 meter x lebar 5 meter x tinggi 5 meter, maka kapasitas tampung 100 ton / 1 kali pengisian. 6. Proses Transfer buah a. Tujuan Mengangkut atau mengirim buah untuk di distribusikan ke stasiun penuang buah (tippler). b. Dasar teori Rell transfer lori atau roller chain adalah merupakan media pendukung dalam kelancaran pendistribusian buah. Kebersihan rell harus dijaga, sebab brondolan dan buah yang tercecer di areal lantai dapat menghalangi jalannya lori pada saat di tarik. Rell transfer tebuat dari besi yang berlapis baja, sehingga dapat diperkirakan ketahan fisik rell dapat bertahan lama. Penarik lori (Winch/Capstan) juga merupakan komponen pendukung dalam kelancaran pendistribusian lori. Faktor lain yang menjadi pendukung jalannya pentransferan lori yaitu control panel dengan sistem digital automatis, dengan papan panel ini, lori dapat di gerakkan atau dipindahkan. Control panel (papan saklar) dilengkapi dengan berbagai komponen listrik dan berbagai kumparan-kumparan yang sudah dirangkai dengan kabel penghubung, sehingga panel dapar

38 28 berfungsi jika ada aliran listrik yang dihasilkan oleh turbin. ( Pahan, 2000). c. Alat dan bahan 1) Alat a. Papan panel (control panel) b. Lori c. Penarik lori d. Roller chain. 2) Bahan a. Tandan Buah Segar b. Brondolan d. Prosedur kerja 1) Hidupkan atau ON kan papan panel untuk mengetahui apakah saklar sudah ON atau belum. 2) Tarik 1 lori yang sudah berisi TBS dengan menekan tombol hijau pada saklar, maka secara otomatis lori akan bergerak karena didorong lori yang ada dibelakang. 3) Perhatikan pengait kunci lori, pastikan apakah sudah terhubung/ terkait dengan lori yang lain. 4) Dorong lori yang berisi TBS tersebut dengan menekan tombol pada saklar dengan pelan-pelan.

39 29 5) Apabila lori sudah pada posisi di kolam transfer lori, tarik atau gerakkan lori ke samping, dan terus memperhatikan posisi lori supaya tetap stabil bergerak. 6) Pindahkan lori yang sudah berisi TBS secara bergantian. 7) Lori yang sudah di transfer ke reel transfer akan segera di kirim atau dimasukkan ke dalam tabung steam. 8) Setelah dilakukan perebusan buah, lori dikirim ke tippler. e. Hasil yang dicapai Perdana Oil Mill ( POM) terdapat sekitar 60 buah lori dengan desaign yang berbeda. Pentransferan lori oleh operator dinilai sudah profesional. Dengan media/ alat digital seperti roller chain dinilai sangat membantu operator dalam mempermudan pendistribusian lori. Mentransfer lori cukuplah mudah karena hanya tergantung pada sistem kerja control panel dan pada keahlian menekan tombol. 7. Proses perebusan buah (Sterilisasi) a. Tujuan 1) Menghentikan aktifitas enzim yang terdapat di dalam buah. 2) Melunakkan daging buah. 3) Menghentikan naiknya kandungan ALB pada buah. 4) Memudahkan proses penebahan berondolan dari tandannya. 5) Memudahkan proses pelumatan dan pengepresan buah.

40 30 6) Menguapkan air yang terkandung dalam pada nut atau biji sehingga memudahkan pemecahan nut pada station kernel. b. Dasar Teori Prosese perebusan dengan menggunakan uap (steam) adalah untuk merebus TBS dengan cara perpindahan panas. Perpindahan panas yang terjadi ada 2 peristiwa perpindahan yaitu perpindahan panas secara konveksi (dari uap ke brondolan), dan perpindahan panas secara konduksi yaitu panas atau kalor masuk kedalam kernel dan lapisan bawah dari TBS. (Olivia, 2006). Sterilizer adalah merupakan alat atau media perebusan TBS yang berbentuk tabung/slinderis dengan kapasitas tampung lori 4 buah atau sekitar 40 ton. Tabung Sterilizer adalah terbuat dari plat timah, aluminium dan campuran seng steinlees, sehingga pada saat terjadi perbusan kemungkinan besar tidak akan terjadi kontaminasi dari tabung tersebut. (Pahan, 2000). Lori-lori yang telah berisi TBS dimasukkan ke ketel perebusan dengan bantuan seperti loko, capstand, dan lier. TBS dipanaskan dengan uap air yang bertekanan 2,8-3 kg/cm 2. Setiap ton TBS memerlukan ± 0,5 ton uap air yang dihasilkan oleh ketel uap. Tekanan uap harus berada antara 2,8-3 kg/cm 2 dan lamanya perebusan berkisar 90 menit. Selanjutnya gunakan sistem perebusan triple peak. Pengawasan disini harus ketat karena jika tekanan uap tidak cukup maka persentase buah yang tidak lepas dari tandan akan tinggi. Isi satu

41 31 ketel rebusan bermacam-macam, ada yang 4 untuk pabrik kecil dan ada yang 10 untuk pabrik besar (Risza, 2004). c. Alat dan bahan 1) Alat a. Tabung steam 4 buah b. Power supply c. Lori d. Roller chain. 3) Bahan a. Tandan Buah Sawit (TBS) b. Brondolan dalam lori. d. Prosedur kerja 1) Pada operasi perebusan, pastikan tidak ada tekanan lagi dalam rebusan. 2) Periksa hand steam valve, arus listrik ke program off. 3) Masukkan buah (TBS) yang telah di isi dalam lori ke tabung steam sebanyak 4 unit lori. 4) Setelah buah masuk dalam tabung, lakukan penutupan pintu steam secara automatis dan semi automatis. Pastikan pintu tertutup rapat dan sudah terkunci. 5) Setelah program sudah ON (tanda hijau), maka power supply berarti sudah berjalan normal.

42 32 6) Masukkan buku laporan untuk menghitung tekanan uap kedalam power supply (saklar). 7) Selama 90 menit, pastikan program (menu) triple peak tetap normal dan berjalan. 8) Setelah selesai perebusan, lakukan penekanan tombol hijau pada saklar. Pastikan program dalam kedaan auto dan semi-auto. 9) Setelah pintu steam terbuka secara automatis, lori ditarik roller chain, dan di transfer ke tippler. e. Hasil yang dicapai Dari proses perebusan yang baik diperoleh buah yang memiliki kandungan air yang rendah, buah mudah lepas dari tandan, dan sedikit buah yang masih tertinggal di tandan. Bila kapasitas lori 5 ton, sedangkan kapasitas steriliser 7 lori dan jumlah sterilizer ada 2 buah maka banyaknya buah dalam sekali proses adalah: = 5 x 7 x 2 = 70 ton Dengan asumsi bahwa perebusan berlangsung selama 90 menit, maka dalam sehari banyaknya buah yang direbus adalah : 24 jam x 60 menit = = 16 kali proses 90 menit = 16 x 70 ton = ton TBS yang direbus dalam sehari. Untuk mengukur waktu mulai perebusan pertama dengan perebusan berikutnya ada istilah pengaturan operasi perebusan.

43 33 Perhitungan untuk opersi perebusan dapat dilihat pada formula (1) sebagai berikut: Time = Keterangan : axnx60menit...(1) k a n k = Berat TBS rata-rata dalam lori = Jumlah lori dalam perebusan = Kapasitas pabrik terpasang Time = 10tonx4lorix60menit 80ton / jam T = 30 menit. Maka dapat diketahui pengaturan waktu operasi perebusan dalam 10 ton TBS mencapai waktu 30 menit. Artinya interval waktu pemberian steam pada satu kali perebusan minimal 30 menit. Kegunaan dari pengoperasian waktu perebusan yang teratur adalah : 1) Memperoleh pemakaian steam yang efisien, sehingga dapat membantu operasi kerja dari boiler, turbin, dan stasiun lain yang menggunakan uap. 2) Meminimalisir kebutuhan uap yang berlebihan pada proses perebusan. Kapasitas rebusan adalah kemampuan dari perebusan (strilizer) untuk menyiapkan TBS, dan brondolan yang siap diproses ke tahapan selanjutnya dalam setiap jam. Maka untuk menghitung kapasitas

44 34 rebusan (K) dapat dihitung dengan menggunakan formula atau metode yang kedua (2). Sebagai berikut: K = PxNxAx60menit T Keterangan rumus : P = Jumlah tabung rebusan...(2) N = Jumlah lori yang dapat ditampung dalam tiap perebusan A = Berat TBS dalam lori (rata-rata kapasitas isi lori) T = Waktu perebusan (waktu steam/uap + waktu buka dan tutup pintu perebusan) K = 4x4x10tonx60menit 120menit = 80 ton/jam Dapat diketahui di Perdana Oil Mill (POM) kapasitas olah pabrik dalam tiap jam adalah rata-rata 80 ton/jam. 8. Penebahan Buah (Threshing) a. Tujuan Untuk melepas berondolan dan buah dari tandannya dan memudahkan proses pelumatan dan pengepresan pada stasiun pressing. Mempercepat proses pentransferan buah, dan brondolan yang sudah di rebus dari Strelizer. b. Dasar Teori

45 35 Threshing adalah proses pelepasan brondolan dari janjang atau tandannya dengan cara membanting TBS yang sudah direbus tersebut di dalam drum (slinder) yang berputar (thresher). Brondolan yang lepas akan lewat pada kisi-kisi threshe kemudian dibawa ke stasiun press oleh conveyor dengan bantuan elevator. Sedangkan janjang kosong akan dibawa ketempat pembuangan dengan bantuan Empty Bunch Conveyor (EBC). Putaran yang digunakan adalah rpm. (Olivia, 2006). Setelah proses perebusan buah (sterilisasi) segera dilakukan pelepas buah dari tandan dengan mesin perontok buah berupa bejana silinder (berputar rpm).pada proses ini kehilangan masih mungkin terjadi karena buah terbanting dalam mesin perontok buah dan mengeluarkan minyak yang dapat diserap oleh tandan kosong. Buah yang lepas di angkut ke stasiun penggilingan (digester) melalui fruit elevator. Sedangkan tandan kosong dibawa kekebun digunakan sebagai suplemen pupuk.(rea kaltim.com.2008) Tippler adalah sebagai pengganti hoist crane untuk membalikkan lori, hanya saja kapasitas lori yang digunakan pada sistem ini antara 5 sampai 10 Tandan Buah Segar. Guna pembalikan ini adalah untuk menuangkan lori agar cook fruit bunch diangkut dengan cook fruit bunch scraper menuju atas drum thresher. Kemudian diumpankan langsung drum stripper.

46 36 Risza (2004), menjelaskan bahwa setelah perebusan, lori ditarik keluar, kemudian diangkut ke atas dengan hoisting crane. Dengan alat pengangkut ini lori yang berisi buah rebusan ini dibalikkan di atas mesin penebah (stripping) yang berfungsi melepaskan buah dari tandan. Buah yang lepas (berondolan) jatuh ke bawah dan melalui conveyor serta elevator dibawa menuju ketel adukan (digester). c. Alat dan Bahan 1) Alat a. Thresher b. Lori c. Transfer carriage d. Tippler e. Distributing conveyor f. Elevator fruit g. Empty bunch conveyor (EBC). 2) Bahan a. TBS b. Brondolan yang telah direbus. d. Prosedur kerja 1) Lori yang keluar dari steriliser akan melewati rel-rel dan akan di naikkan pada transfer carriage. 2) Pengambilan buah masak sesuai dengan jalur buah yang masak dan di atur secara bergantian. 3) Saat penumpahan buah di tippler di sesuaikan dengan kapasitas press dan pabrik.

47 37 4) Kemudian lori-lori akan masuk ke dalam tippler. 5) Lori dibalik di dalam tippler sehingga buah akan jatuh ke dalam ban berjalan atau distributing conveyor. 6) Lalu buah akan naik melalui timba buah atau fruit elevator. 7) Setelah itu buah akan masuk ke thresher. 8) Di dalam tresher buah dibanting-banting hingga buah lepas dari tandannya. 9) Kemudian dari thresher akan dihasilkan tandan kosong dan berondolan. 10) Petugas/operator mencatat jumlah lori yang di tumpahkan per/jam. e. Hasil yang dicapai Proses penebahan harus berlangsung sempurna sehingga tidak ada lagi berondolan buah yang masih melekat pada tandan. Begitu juga halnya dengan papan panel untuk Thresher, selama masih proses putaran thresher harus selalu di kontrol supaya brondolan lepas dari tandannya dengan maksimal. 9. Pelumatan dan pengepresan Buah (Proses Pressing) a. Tujuan

48 38 Tujuan dari Digester adalah untuk melumatkan brondolan/buah masak sehingga daging buah terpisah dari biji. Sedangkan screw press berfungsi untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari daging buah ( mesocarp ) dan biji ( nut ) b. Dasar Teori 1) Pelumat buah (digester) Ketel adukan (Digester) berfungsi untuk melumatkan buah masak sehingga daging buah terpisah dari daging. Menurut Anonim (2004) Digester merupakan pengadukan brondolan dari Thresher sampai homogen. Screw Press merupakan pengepressan terhadap brondolan yang homogen untuk mendapatkan rendemen yang maksimal dan Nut yang pecah minimal. Digester terdiri dari tabung silinder yang berdiri tegak yang di dalamnya dipasang pisau pisau pengaduk ( stirring arms ) sebanyak 6 tingkatan yang diikatkan pada poros dan digerakkan oleh motor listrik. 5 tingkat pisau di bagian atas digunakan untuk mengaduk dan melumatkan sedangkan pisau bagian bawah disamping sebagai pengaduk juga digunakan untuk mendorong brondolan keluar dari digester. Buah yang masuk ke dalam digester diaduk sedemikian rupa sehingga sebagian daging buah telah terlepas dari dagingnya. Untuk memudahkan proses pelumatan diperlukan panas dengan suhu o C dengan menggunakan uap jenuh yang bertekanan 3 kg/cm 2 yang

49 39 diinjeksikan langsung atau dengan pemanasan mantel. Terhambatnya pengeluaran minyak akan menyebabkan minyak berfungsi sebagai pelumas pisau sehingga mengurangi efek pelumatan pisau digester. Temperatur di dalam digester diusahakan jangan sampai C karena minyak dan air akan bersatu membentuk emulsi yang akan menyulitkan pada proses pemisahan minyak nantinya (Siahaan ddk, 2007). 2) Alat pengempa (screw press) Berfungsi untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari daging buah (mesocarp) dan biji (nut). Mengekstrasi minyak (Crude Oil) semaksimal mungkin dan Nut pecah seminimal mungkin. 3) Pemecah ampas kempa (Cake Breaker Conveyor) Berfungsi untuk memecah cake yang menggumpal dari hasil pressan, sehingga serat (fiber) dan biji (nut) dapat terpisahkan. 6) Penyaring getar (Vibrating Screen) Fungsinya untuk menyaring minyak kasar hasil pressan dengan sistem getar oleh electromotor. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasiannya adalah : 1. Sebelum saringan getar dioperasikan, pastikan tidak ada saringan yang robek. 2. Buang semua sampah yang tertinggal di saringan. 3. Hidupkan dulu conveyor baru vibrating screen. 4. Bersihkan lingkungan kerja dari ceceran minyak.

50 40 5. Saringan harus bersih dari ampas sebelum saringan getar dimatikan. 6. Pada posisi saringan berhenti maka isolating valve pada posisi tertutup. c. Alat dan bahan 1) Alat a. Distributing conveyor b. Fruit elevator c. Digester d. Screw press. 2) Bahan a. Buah yang telah lepas dari tandan. b. Crude oil. c. Serat dan biji sawit. d. Prosedur Kerja 1) Buah dari thresher akan jatuh ke dalam distributing conveyor lalu akan diangkut oleh fruit elevator. 2) Kemudian buah akan dibawa oleh distributing conveyor untuk menuju ke digester. Digester dilengkapi dengan alat pengaduk yang berfungsi untuk merajang buah sehingga terjadi pelepasan perikarp (endocarp atau cangkang, mesokarp/daging buah, eksokarp/lapisan luar) dan biji sambil pemecahan kantongkantong minyak.

51 41 3) Suhu digester harus dijaga pada suhu 90 0 C-95 0 C agar proses berjalan lancar dan maksimal. 4) Minyak akan jatuh ke bawah melalui pipa-pipa berdiameter 30 cm di dasar ketel, dan sisanya (daging buah bersama biji) akan masuk ke dalam alat pengepres. e. Hasil yang dicapai Di Perdana Oil Mill (POM) REA KALTIM mempunyai kapasitas digester 10 ton dan srew press 10 ton. Hasil yang didapat ialah crude oil dan biji sawit. 10. Ekstraksi Minyak a. Tujuan 1) Memisahkan antara minyak kasar dengan pasir dan cangkang halus. 2) Memudahkan proses pemurnian minyak. b. Dasar Teori Setyamidjaja (2003), menuliskan bahwa minyak yang keluar dari mesin pengepres mengandung 45% - 55% air, lumpur dan bahan

52 42 bahan lainnya. Minyak yang masih kasar ini kemudian dibawa ke tangki pemurnian atau tangki klarifikasi. Ada tiga alat yang berperan penting dalam klarifikasi yaitu: 1) Vibrating screen Fungsi vibrating screen yaitu untuk memisahkan kotoran yang lolos dari sand trap tank dengan ayakan 20 mesh dan 40 mesh. Cairan dari sand trap tank dialirkan ke ayakan getar, dengan aliran akibat selisih ketinggian (tanpa pompa). Setiap kotoran yang lebih besar dari 20 mesh, akan dikeluarkan bertahap dari ayakan. 2) Crude oil tank Fungsi dari crude oil tank yaitu untuk menampung sementara cairan minyak kasar hasil ayakan dan penambahan suhu cairan melalui pipa uap pemanas injeksi sekaligus membuang pasir halus yang dapat diendapkan sebelum dikirim ke continuous settling tank. Cairan minyak kasar dari ayakan dialirkan ke crude oil tank sisi pertama, kemudian cairan dari sisi pertama over flow ke sisi sekat kedua dan over flow kembali ke sekat ketiga. Pasir atau material lain yang mengendap pada sisi pertama dan kedua dapat dibuang melalui kran penguras dan pemanasan dilakukan pada sekat pertama dengan injeksi uap panas. 3) Tangki pemisah (continuous settling tank/clarifier tank) Fungsi clarifier tank ialah sebagai alat pemisah minyak dengan sludge dengan cara pengendapan.

53 43 Proses pengendapan dan pemisahan minyak dari kotoran di stasiun klarifikasi bardasarkan prinsip gaya sentrifugal dan berdasarkan berat jenis. Minyak dengan berat jenis lebih kecil bergerak keatas over flow masuk ke skimmer oil dan ditampung di wet oil tank. Sedangkan sludge dengan berat jenis lebih berat bergerak secara over flow ke sludge tank. c. Alat dan Bahan 1) Alat a. CBC b. Crude oil gutter c. Sand trap tank d. Vibrating screen. 2) Bahan a. crude oil b. Sludge d. Prosedur Kerja 1) Setelah melalui digester, kemudian buah akan masuk kedalam alat pengepresan dengan menggunakan double screw press. 2) Dari alat pengepresan akan dihasilkan minyak kasar dan serat bercampur biji sawit. 3) Minyak kasar akan masuk ke dalam pipa penyalur minyak dan serat bercampur biji akan masuk ke dalam CBC (Cake Breaker Conveyor). 4) Minyak kasar akan masuk ke dalam crude oil gutter.

54 44 5) Kemudian akan masuk ke sand trap tank untuk memisahkan antara minyak kasar (crude oil) dengan pasir dan cangkang halus. 6) Kemudian crude oil akan masuk lagi ke vibrating screen (saringan bergetar) yang terdiri atas dua tingkat yakni 20 mesh dan 40 mesh untuk memisahkan crude oil dari fibre halus (ampas) yang masih terikut. e. Hasil yang dicapai Kapasitas mesin press adalah 13 ton. Bila kapasitas olah pabrik 80 ton/jam. Berarti : 80 ton x 24 jam = = 147, 69 kali 13 ton Jadi, dalam sehari mesin press akan beroperasi maksimal kali. 11. Permurnian Minyak (Oil Filtration) a. Tujuan Memisahkan antara minyak kasar dengan air dan lumpur dan meningkatkan kandungan rendemen serta menurunkan kandungan ALB. b. Dasar Teori Risza (2004), menuliskan bahwa melalui stasiun terakhir ini minyak dimurnikan secara bertahap untuk menghasilkan minyak sawit mentah (CPO). Proses pemisahan minyak dengan air dan kotoran ini

55 45 dilakukan dengan sistem pengendapan, sentrifugal, dan penguapan, selanjutnya CPO disimpan dalam tangki timbun (CPO storage). c. Alat dan Bahan 1) Alat a. Crude oil tank b. Oil tank clarifier c. Oil tank d. Decanter e. Purifier tank f. Vacuum dryer. 2) Bahan Crude oil d. Prosedur Kerja 1) Minyak dari vibrating screen akan masuk ke dalam crude oil tank untuk diendapkan. 2) Lalu crude oil akan masuk kedalam oil tank clarifier (CST) untuk mengutip minyak dengan cara pengendapan. 3) Kemudian crude oil akan masuk ke dalam oil tank untuk menampung minyak dari clarifier tank untuk selanjutnya dipanaskan sebelum diolah di purifier tank.

56 46 4) Crude oil dari oil tank akan masuk ke dalam decanter untuk memisahkan antara minyak, air dan lumpur (sludge) dengan putaran rpm. 5) Lalu crude oil akan masuk ke purifier tank untuk dimurnikan/dibersihkan dari kotoran (dirt) dan air (moisture) melalui sistem sentrifugal dengan kecepatan rpm. 6) Kemudian crude oil dari purifier tank akan dimasukkan ke dalam vacuum dryer untuk mengeringkan minyak (memisahkan minyak dengan air yang masih terikut) dengan menggunakan sistem penguapan hampa dengan tekanan 0,9 bar dan suhu 80 0 C-85 0 C. e. Hasil yang dicapai Minyak yang dihasilkan dari proses pemurnian adalah minyak yang siap disimpan di dalam tangki timbun dan telah siap untuk dipasarkan. Minyak yang dihasilkan masih dalam bentuk minyak sawit kasar (crude palm oil). 12. Penyimpanan Minyak/CPO a. Tujuan Menampung sementara CPO yang dihasilkan dan menjaga agar kandungan ALB CPO yang disimpan tidak naik. b. Dasar Teori Menurut Naibaho (1998), bahwa penyimpanan dan penanganan selama transportasi minyak sawit yang kurang baik dapat mengakibatkan terjadinya kontaminasi baik oleh logam maupu bahan

57 47 lain sehingga akan menurunkan kualitas minyak sawit. Pengawasan mutu minyak sawit selama penyimpanan, transportasi dan penimbunan perlu dilakukan dengan ketat untuk mencengah terjadinya penurunan mutu minyak sawit. Minyak ini ditampung dalam tangki-tangki penampungan dan sudah siap untuk dijual kepada konsumen (Setyamidjaja, 2003). c. Alat dan Bahan 1) Alat a. Oil storage tank 2) Bahan a. Crude Palm Oil (CPO) d. Prosedur kerja Crude oil yang telah selesai dimurnikan di vacuum dryer akan disimpan di dalam oil storage tank dengan suhu o C, agar minyak di dalam tangki tidak mengendap. e. Hasil yang dicapai Bila kapasitas OST (Oil Storage Tank) ton dan kapasitas vacuum dryer 120 ton/hari maka : 2.000ton = = 16,67 hari 120 ton / hari Jadi, untuk mencapai volume maksimal OST diperlukan hari. B. Pengolahan Inti Kelapa Sawit

58 48 1. Pemisahan Biji dan Ampas a. Tujuan Untuk menghasilkan inti sawit sebelum diolah menjadi minyak inti sawit (PKO) serta untuk mengolah ampas/press cake yang terdiri dari serabut dan biji. b. Dasar Teori Sisa pengepresan, yang berupa ampas, dibawa ke alat pembuang sisa daging buah (depericarper). Pada proses pemisahan biji dari sabutnya, digunakan proses pengeringan dan penghembusan. Dengan proses ini serat-serat dan bahan-bahan lain yang kering dan ringan terhembus ke luar melalui cyclone, kemudian ditampung untuk dipakai sebagai bahan bakar ketel uap (Setyamidjaja, 2003). c. Alat dan Bahan 1) Alat a. Cbc (cake breaker conveyor) b. Depericarper c. Blower d. Polishing drum e. Cyclone. 2) Bahan a. Serat b. Biji d. Prosedur Kerja

59 49 1) Ampas yang masih bercampur dengan biji yang berasal dari mesin pengepres akan melewati CBC (Cake Brake Conveyor). 2) Gumpalan ampas bercampur biji akan dipecah oleh pisau-pisau pada CBC. 3) Kemudian ampas dan biji akan masuk ke dalam depericarper. 4) Di dalam depericarper serat dicacah sehingga akan menjadi lebih halus dan akan terisap keatas oleh blower dan akan terhembus keluar oleh cyclone. 5) Sementara biji akan terbawa ke polishing drum untuk dibersihkan dari serat/ampas dan kotoran yang masih ikut terbawa. e. Hasil yang dicapai Setelah melalui polishing drum, biji yang dihasilkan adalah biji yang telah bersih dari serat. Serabut dijadikan bahan bakar ketel, sedangkan biji diolah lebih lanjut menjadi kernel. 2. Pemeraman a. Tujuan Mengeringkan biji agar lebih mudah dipecah saat berada di ripple mill menampung biji sementara. b. Dasar Teori Menurut Setyamidjaja (2003), biji dari alat pembuang daging buah (depericarper) diangkut ke silo dan dikeringkan di sini. Biji-biji

60 50 yang kering ini, intinya mengkerut dan mudah dilepaskan dari cangkang atau tempurungnya. c. Alat dan Bahan 1) Alat a. Polishing drum b. Destoner d. Air lock e. Silo notten. c. Blower 2) Bahan : Biji d. Prosedur Kerja 1) Biji dari polishing drum akan masuk ke dalam destoner untuk dipisahkan dengan kotoran berat yang terikut (batu, besi, paku, dll), kemudian biji akan terisap keatas. 2) Lalu biji akan masuk ke dalam air lock yang mengatur masuknya biji ke dalam silo. 3) Lalu biji akan masuk ke dalam silo notten yang berfungsi sebagai tempat pemeraman/penampungan biji sementara agar nantinya biji lebih mudah dipecah di ripple mill. e. Hasil yang dicapai Biji yang dihasilkan adalah biji yang kering sehingga mudah untuk dipecah dan tidak ditemukan lagi benda-benda asing yang terbawa (paku, besi, batu, dll). 3. Pemecahan Biji

61 51 a. Tujuan Memecahkan biji sehingga terpisah antara inti/kernel dengan cangkang/tempurung memudahkan proses pemisahan di clay bath. b. Dasar Teori Biji yang kecil akan lebih sulit dipecah dibanding dengan biji yang besar. Semakin banyak serat yang melekat dalam biji maka biji akan lebih sulit dipecahkan, dan sering menghasilkan biji pecah dan inti lekat. Kadar air biji yang rendah akan lebih mudah dipecah dan menghasilkan inti utuh (Naibaho,1998). c. Alat dan Bahan 1) Alat : Ripple mill 2) Bahan : Biji d. Prosedur Kerja Biji yang telah berasal dari silo notten tadi akan dipecah dalam alat ripple mill. e. Hasil yang dicapai Proses pemecahan menghasilkan kernel yang terpisah seluruhnya dari cangkang sehingga akan mempermudah proses pemisahan di clay bath. 4. Pemecahan Inti dan Cangkang a. Tujuan

62 52 Memisahkan antara kernel dan cangkang yang telah hancur akibat pemecahan di ripple mill dan memberikan bahan bakar untuk ketel uap berupa shell atau cangkang. b. Dasar Teori Prinsip pemisahan biji dan cangkangnya adalah karena adanya perbedaan berat jenis antara inti dengan cangkangnya. Caranya ialah, dengan mengapungkan biji-biji yang telah dipecahkan dalam larutan lempung yang mempunyai berat jenis 1,16. Dalam keadaan ini inti kelapa sawit akan melayang/mengapung dalam larutan, dan berada di atas lapisan cangkang yang mengendap di dasar. Inti dan cangkang diambil secara terpisah kemudian dicuci sampai bersih (Setyamidjaja, 2003). c. Alat dan Bahan 1) Alat a. Distributing conveyor b. Timba kraksel c. LTDS (Light tenera durt seperator) I d. LTDS II e. Clay bath 2) Bahan : Kernel dan cangkang. d. Prosedur Kerja

63 53 1) Dari ripple mill kemudian kernel bersama cangkang akan jatuh ke dalam distributing conveyor dan akan naik melalui timba kraksel menuju ke LTDS I, kemudian akan masuk lagi ke LTDS II, lalu masuk ke clay bath untuk dipisahkan antara kernel dan biji sekaligus proses pencucian. 2) Didalam LTDS I dan II terjadi proses pengisapan serat oleh blower dan akan masuk ke dalam cyclone. e. Hasil yang dicapai Akan dihasilkan kernel/inti yang bersih dan bebas dari cangkang. Dengan perhitungan bila kapasitas LTDS I dan II masing-masing 40 ton dan di tiap ripple mill biji yang diproses sebanyak 0,25 ton/jam, maka waktu yang diperlukan untuk mencapai kapasitas maksimal LTDS I atau II adalah: 40 ton = = 160 jam atau 7 hari 0,25 ton / jam 5. Penyimpanan Inti a. Tujuan 1) Menampung sementara produksi kernel. 2) Stasiun akhir tempat sortasi kernel dilaksanakan. 3) Membersihkan kernel dari biji mapun kotoran yang masih ikut terangkut. 4) Melakukan proses pengemasan terhadap kernel. b. Dasar Teori

64 54 Inti sawit dapat tahan lama disimpan selama 6 bulan. Sedangkan inti sawit pecah menunjukkan kecepatan reaksi pembentukan ALB yang lebih cepat. Oleh sebab itu dengan kandungan air 7% dan terdapat inti pecah 15% menunjukkan kecepatan pembentukkan asam lemak (Naibaho, 1998). c. Alat dan bahan 1) Alat a. Pipa blower b. Silo penyimpanan c. Kereta sorong d. Karung e. Ember f. Ember (angkong) 2) Bahan : Kernel d. Prosedur Kerja 1) Dari kernel sorting conveyor, kernel akan masuk ke dalam pipa blower. 2) Dalam pipa blower, kernel akan terisap ke atas. 3) Kemudian kernel akan masuk ke dalam silo penyimpanan. 4) Dari silo penyimpanan, kernel akan jatuh ke bawah. 5) Setelah itu kernel disortasi. 6) Kernel dibersihkan dan dipisahkan dari kotoran-kotoran yang masih terikut serta kernel yang masih terbungkus cangkang (biji).

65 55 7) Kernel yang sudah disortasi dan dibersihkan lalu dimasukkan ke dalam karung-karung pengemasan dan diikat kuat. 8) Kernel yang telah selesai dikemas kemudian disimpan di gudang penyimpanan kernel. Karung-karung berisi kernel disusun rapi. e. Hasil yang dicapai Kapasitas silo penyimpanan 30 ton, sedangkan kapasitas kernel sorting conveyor 0,15 ton/jam. Maka waktu yang diperlukan kernel sorting conveyor untuk mencapai kapasitas maksimum dari silo penyimpanan adalah: 30ton = = 200 jam atau 9 hari 0,15 ton / jam Bila kapasitas tenaga kerja sortasi per orang adalah 5 ton dan kapasitas silo penyimpanan 30 ton, maka kebutuhan maksimal akan tenaga kerja sortasi adalah : 30ton = = 6 orang 5ton Bila kapasitas silo penyimpanan 30 ton dan kapasitas karung 50 kg, berarti karung yang dibutuhkan sebanyak : 30 x1.000 = = 600 karung 50 C. Pengolahan Limbah Pabrik kelapa Sawit 1. Pengolahan Limbah Padat a. Tujuan

66 56 1) Memanfaatkan kembali limbah hasil pengolahan. 2) Mengurangi jumlah limbah terbuang. 3) Meningkatkan nilai ekonomis limbah padat hasil proses pengolahan. 4) Mengurangi dampak berbahaya yang ditimbulkan oleh limbah padat terhadap lingkungan. b. Dasar Teori Naibaho (1998), menuliskan dalam bukunya yakni limbah padat tandan kosong kadang-kadang mengandung buah tidak lepas di antara celah-celah ulir di bagian dalam. Kejadian ini timbul, bila perebusan dan bantingan yang tidak sempurna sehingga pelepasan buah sangat sulit. Hal ini sering terjadi di pabrik-pabrik yang tekanan kerja ketel rebusan dibawah 2,8 kg disertai produksi uap yang tidak mencukupi kebutuhan. Perebusan yang tidak sempurna menghasilkan tandan kosong yang masih mengandung buah hingga 9%. Serat yang merupakan hasil pemisahan dari fibre cyclone mempunyai kandungan cangkang, minyak, dan inti. Kandungan tersebut tergantung pada proses ekstraksi di screw press dan pemisahan pada fibre cyclone. Kualitas asap pembakaran pada dapur ketel uap dipengaruhi oleh komposisi serat tersebut. Ampas serat sekarang ini telah habis terpakai di pabrik sehingga dampak yang mungkin ditimbulkan pada lingkungan ialah polusi udara. c. Alat dan Bahan

67 57 1) Alat a. Alat tulis b. Distributing conveyor c. Empty bunch inclining conveyor d. Truk pengangkut atau loader. 2) Bahan a. Tankos b. Solid d. Prosedur Kerja 1) Tandan kosong yang jatuh dari thresher kemudian akan dibawa oleh distributing conveyor horizontal 2) Kemudian Tandan kosong akan dibawa naik ke alternative I dan II oleh distiburing conveyor vertical 3) Tandan kosong akan jatuh ke bawah dan masuk ke dalam truk pengangkut. 4) Tandan kosong akan dikumpulkan terlebih dahulu di tempat penumpukan tankos dan dibiarkan beberapa hari sebelum dimanfaatkan sebagai mulsa 5) Pemanfaatan tandan kosong sebagai mulsa masih sebatas percobaan e. Hasil yang dicapai Hasil yang didapat berupa tandan kosong. Tahapan pengolahan limbah padat ini mengurangi dampak kerugian yang dialami oleh

68 58 lingkungan serta akan menambah nilai ekonomis limbah padat yang dihasilkan. 2. Pengolahan Limbah Cair a. Tujuan a) Untuk menampung dan mengolah limbah cair PKS sehingga biasa mencapai baku mutu yang di standarkan. b) Mengurangi pembelian pupuk organic. c) Meningkatkan produksi TBS. b. Dasar Teori Di pabrik kelapa sawit disamping menghasilkan CPO dan kernel sebagai produk utama dari hasil pengolahan juga dihasilkan limbah ( limbah padat, limbah cair, dan limbah gas ) yang dapat mencemari lingkungan pabrik. Agar limbah limbah tersebut tidak membahayakan bagi lingkungan sekitar maka harus diolah terlebih dahulu sampai layak untuk dibuang. Menurut Naibaho (1998), limbah cair ini mengandung unsur hara yang dapat dimanfaatkan untuk pupuk. Karakteristik limbah cair yang dihasilkan dari pabrik kelapa sawit relatif hampir sama perbandingan nilai-nilai parameter mutunya. Adapun parameter mutu yang sering dijadikan indikator dalam penilaian mutu limbah adalah BOD, COD, total solid, total nitrogen, minyak dan lemak, serta ph

69 59 c. Alat dan bahan 1). Alat. a. kolam pendingin ( cooling pond ) b. Kolam pencampuran ( mixing pond ) c. Kolam anaerobic ( anaerobic pond ) d. Selang 2). Bahan. Limbah dari stasiun clarifikasi, hidrocyclone. d. Prosedur Kerja 1) Limbah cair yang keluar dari sludge fit dipompa ke kolam pendingin dengan tujuan untuk mendinginkan suhu limbah cair dari C menjadi sekitar selama 1 hari 2) Selanjutnya limbah cair di alirkan ke kolam pencampuran. Fungsi dari kolam ini adalah sebagai tempat proses pra kondisi limbah sebelum masuk ke kolam anaerobik. 3) Tahap selanjutnya ialah mengalirkan limbah yang berada di kolam pencampuran ke kolam anaerobik. Di dalam kolam anaerobik terjadi proses penguraian bahan organik oleh bakteri anaerobik 4) Limbah yang telah diolah di kolam anaerobik over flow mengalir ke kolam kontak. Waktu yang diperlukan untuk pemisahan adalah 24 jam. e. Hasil yang dicapai

70 60 Akan dihasilkan limbah cair yang aman bagi lingkungan sehingga bila dibuang tidak akan mencemari lingkungan. D. Analisis Minyak Kelapa Sawit Pada Saat Proses Klarifikasi 1. Analisa ALB (Asam Lemak Bebas) a. Tujuan Mengukur kadar kandungan ALB pada CPO yang dihasilkan. b. Dasar Teori Asam lemak bebas dalam minyak dapat diukur dengan cara titrasi dengan menggunakan alkali dalam larutan alkohol yang dinyatakan sebagai jumlah miligram (mg). kalium atau natrium hidroksida yang diperlukan untuk menetralkan 1 gr asam lemak yang terkandung dalam contoh minyak (Anonim, 1997). Asam lemak bebas terbentuk karena terjadinya proses hydrolisa minyak menjadi asam-asamnya. Asam lemak bebas merupakan salah satu indikator mutu minyak. Asam lemak bebas dalam minyak dapat diukur dengan cara titrasi menggunakan alkali dalam larutan alcohol. Standar ALB adalah 3 % (Naibaho, 1998). c. Alat dan Bahan 1) Alat a. Beaker glass 50 ml b. Timbangan analitk

71 61 c. Hot plate d. Magnetic stirrer e. Pipet tetes f. Buret g. Oven h. Desicator. 2) Bahan a. CPO b. Shellsol c. Indikator PP d. NaOH d. Prosedur Kerja 1) Cawan dioven terlebih dahulu pada suhu C selama 5-10 menit. 2) Lalu cawan didinginkan di dalam desicator. 3) Kemudian cawan ditimbang dengan menggunakan neraca analitik. 4) Masukkan sampel minyak/cpo kedalam cawan dan ditimbang. 5) Lalu masukkan larutan shellsol (bensin murni hasil sulingan) sampai berat sampel mencapai 20 ml dan tambahkan larutan indikator PP sebanyak 3-5 tetes. 6) Masukkan magnetic strireer/pengaduk ke dalam cawan dan letakkan cawan di atas hot plate dan nyalakan. 7) Kemudian sampel dititrasi dengan larutan NaOH sampai berubah warna menjadi kemerahan. 8) Hitung kandungan ALB dengan rumus : B xc x D A= E x1000 x100% Keterangan : A = Kandungan ALB

72 62 B = Volume NaOH untuk titrasi (ml) C = Normalitas NaOH (N) D = Berat ekuivalen As. Palmitat (minyak ) = 256 E = Berat contoh (gram) Misalkan berat titrasi NaOH yang terpakai adalah 8 ml dan berat sampel adalah 6,7701 gram. ALB ml NaOH x N xbeq min yak = x100% berat contoh x x 0,1 x 256 = x100% 6,7701x1000 = 0,0303 x100% = 3,03 % e. Hasil yang dicapai Dari hasil pengujian ALB akan dihasilkan minyak dengan spesifikasi hampir memenuhi standar mutu yang diinginkan. Standar yang diinginkan adalah 3,5%. Sedangkan hasilkan didapat dalam pengujian ALB adalah 3,03%. 2. Penentuan Kadar Air a. Tujuan Menghitung kandungan air dalam CPO yang dihasilkan. b. Dasar Teori

73 63 Air dalam minyak terjadi karena proses alami pada saat pembuahan dan akibat perlakuan di pabrik serta di penimbunan. Pada dasarnya air yang terdapat dalam minyak dapat ditentukan dengan cara penguapan dalam alat pengering pada suhu 103 o C. Air dalam minyak hanya dalam jumlah kecil. Hal ini dapat terjadi karena proses alami sewaktu pembuahan dan akibat perlakuan di pabrik serta penimbunan. Air yang terdapat dalam minyak dapat ditentukan dengan cara penguapan dalam alat pengeringan. Standar kadar air adalah 0,1% (Naibaho, 1998). c. Alat dan Bahan 1) Alat a. Cawan b. Beaker glass c. Desicator d. Timbangan analitik e. Oven f. Penjepit. 2) Bahan : CPO d. Prosedur Kerja 1) Cawan dioven terlebih dahulu pada suhu C selama 5-10 menit. 2) Lalu cawan didinginkan di dalam desicator. 3) Kemudian cawan ditimbang dengan menggunakan neraca analitik. 4) Masukkan sampel minyak/cpo ke dalam cawan dan ditimbang. 5) Masukkan sampel beserta cawan kedalam oven, panaskan dengan suhu C selama menit.

74 64 6) Keluarkan sampel, lalu masukkan kedalam desicator. 7) Setelah sampel dingin, kemudian ditimbang. 8) Hitung kadar air dengan rumus : B C A= x100% B Keterangan : A = Kadar air (%) B = Berat sampel sebelum di oven (gram) C = Berat sampel + cawan sesudah dioven (gram) Misalkan berat sampel sebelum dioven 5,3442 dan berat sampel sesudah dioven adalah 4,6064, maka kandungan air adalah : e. Hasil yang dicapai 5,3442 4,6064 A= x100% 5,3442 0,7378 A= x100% 5,3442 A= 0,1380 x100% A =13,80% Di pabrik memiliki standar untuk kadar air (KA) maksimum 0,1%. Namun pada lapangan kadar air (KA) yang didapat masih cukup tinggi yaitu sebesar 13,80%. Kadar air yang cukup tinggi disebabkan pembuangan uap dan air kondensat yang kurang sempurna pada saat proses perebusan. Oleh karena itu perlu adanya pembuangan uap dan air kondensat pada tahap puncak ketiga sistem triple peak.

75 65 3. Penentuan Kadar Kotoran a. Tujuan Menghitung kadar kotoran pada CPO yang diproduksi dan menentukan kualitas CPO. b. Dasar Teori Kotoran yang terdapat dalam minyak ini adalah kotoran yang tidak dapat larut dalam n-heksane dan petroleum ether. Kadar kotoran yang terdapat dalam minyak dapat ditentukan dengan cara menimbang residu kering setelah dipisahkan dari contoh dengan menggunakan pelarut. Standar kotoran adalah 0,02% (Naibaho, 1998). c. Alat dan Bahan 1) Alat a. Neraca analitik b. Erlenmeyer 250 ml c. Hot plate d. Kertas penyaring f. Desicator g. Oven h. Washing bottle i. Funnel glass j. Penjepit e. Kapas 2) Bahan a. CPO

76 66 b. Heptan (chellshol) c. Kertas saring d. Timbel e. Aquades d. Prosedur Kerja 1) Siapkan kertas saring lalu basahi dengan aquades dan keringkan dalam oven dengan suhu C selama 3 5 menit. 2) Kemudian kertas saring ditimbang. 3) Siapkan erlenmeyer 250 ml lalu ditimbang 4) Ambil sampel CPO sebanyak 10 gram dari oil purifier dan masukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml dan ditimbang. 5) Masukkan heptan sebanyak 200 ml dalam erlenmeyer yang berisi sampel. 6) Pasang kertas saring dalam funnel glass dan tempatkan dalam erlenmeyer 250 ml. 7) Saring campuran sampel CPO dan heptan sampai habis. 8) Hembuskan heptan dalam washing bottle sampai kertas saring bersih dan tidak mengandung minyak. 9) Masukkan kertas saring tersebut kedalam oven bersuhu C selama ½ jam. 10) Keluarkan kertas saring tersebut dan dinginkan dalam desicator. 11) Timbang kertas saring. 12) Hitung kadar kotoran dengan rumus :

77 67 C B A= x100% D Keterangan : A = Kadar kotoran (%) B = Berat kertas saring sebelum penyaringan (gram) C = Berat kertas saring setelah penyaringan (gram) D = Berat sampel (gram)

78 68 Misalkan berat sampel 5,8904 gram, berat kertas saring sebelum dan sesudah penyaringan adalah 2,9984 gram dan 4,5843 gram. Maka kadar kotoran : 4,5843 2,9984 A= x100% 5,8904 1,5859 A= x100% 5,8904 A= 0,2692 x100% A = 26,92% e. Hasil yang dicapai Kadar kotoran yang diperoleh adalah 26,92%. Di pabrik standar kotoran dalam CPO adalah 0,02%. Di lapangan kadar kotoran dalam CPO masih tinggi ini disebabkan karena kurangnya perhatian dalam pengolahan CPO mulai dari alat sampai tenaga kerja. E. Analisis Inti Sawit 1. Penetapan Kadar Kotoran Inti Sawit a. Tujuan 1) Menghitung kadar kotoran dalam inti sawit. 2) Menentukan mutu produksi kernel. b. Dasar Teori Kadar kotoran inti sawit adalah cangkang gabungan dari biji utuh, biji setengah pecah, cangkang, sampah. Kadar kotoran yang terdapat dalam inti sawit dapat ditentukan dengan cara menimbang

79 69 jumlah kotoran yang sudah dipisahkan dari contoh. Standar kadar air inti sawit adalah 7,0%. (Naibaho, 1998). c. Alat dan Bahan 1) Alat : Cawan, ember, timbangan digital, dan palu. 2) Bahan : Kernel, cangkang, heptan, timbel, kapas, dan kertas saring. d. Prosedur Kerja 1) Kadar kotoran inti sawit adalah cangkang gabungan dari biji utuh, biji setengah pecah, cangkang, dan sampah. 2) Ambil sampel dari gudang penyimpanan, sampel yang diambil merupakan sampel yang diproduksi pada hari itu juga sebelum dikemas. 3) Sampel diambil dan ditimbang sebanyak kurang lebih 1 kg. 4) Sampel dipisahkan antara, inti utuh, inti pecah, biji utuh, dan biji setengah pecah. 5) Kernel yang masih terbungkus cangkang dipisahkan dengan cangkangnya. 6) Timbanglah berat masing-masing: cangkang, cangkang dari biji utuh, cangkang dari biji setengah pecah, dan sampah. 7) Jumlahkan berat semua cangkang + sampah. Perhitungan : : kadar kotoran kernel sawit = berat kotoran x 100% Berat contoh Berat sampel = 1009,2gr

80 70 Berat cangkang = 46,4 gr %= 46,4 x ,2 =4,59% e. Hasil yang dicapai Di pabrik memiliki standar mutu untuk Kadar kotoran inti sawit adalah maksimal 7 %. 2. Penentuan kadar air kernel sawit a. Tujuan Analisa kadar air mempunyai tujuan untuk mengetahui kadar air yang terkandung dalam kernel hasil produksi. b. Dasar teori. Air yang ada dalam inti sawit terjadi karena proses alami sewaktu pembuahan dan akibat perlakuan di pabrik dan waktu penimbunan. Air yang terdapat dalam kernel dapat ditentukan dengan cara pengeringan. c. Alat dan bahan 1. Alat : a. Gilingan kernel b. Oven c. Piring porselen kecil d. Neraca e. Desikator

81 71 2. Bahan : Kernel (inti sawit) d. Prosedur kerja 1. Ambil 50 kernel dari contoh 1 kg 2. Contoh kernel digiling halus 3. Kemudian ditimbang contoh kernel yang telah halus sebanyak 10 gr 4. Masukan kedalam oven, suhu yang digunakan 103 o C selama 3 jam 5. Selanjutnya dinginkan dalam desikator 6. Setelah dingin timbang dengan teliti. Perhitungan : Kadar air kernel sawit = A B x 100% A Keterangan : A : berat contoh sebelum dioven B : berat contoh setelah dioven e. Hasil yang dicapai Pada PT. REAKAP memiliki standar kadar air (moisture)7%.

82 72 IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Rendemen minyak yang di hasilkan oleh PT. REA KALTIM PLANTATIONS adalah rata rata 23,3% per 1 periode. Hal ini berarti bahwa manajemen system operasional yang diterapkan pihak perusahaan kepada karyawannya sesuai standart yang sudah di anggarkan perusahaan yaitu %. 2. Perusahaan ini juga menghasilkan Asam Lemak Bebas (ALB) yang rendah dan dapat memenuhi standart perdagangan pasar internasional yaitu dengan kadar ALB rata rata 3,03%. Selain dari pada itu, kadar air (Moisture), dan kadar kotoran (Dirt) yang diperoleh dari hasil proses pengolahan juga di peroleh standart yang dikehendaki pemilik perusahaan yaitu %Dirt adalah 0,26%, dan Moisture adalah 1,19%. Angka ini juga menunjukkan bahwa standart kadar kotoran dan kadar air yang dikehendaki pasar internasional adalah 0,02%, dan 0,2%. 3. Dari sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) pada limbah cair kelapa sawit (LCPKS) yang diterapkan perusahaan PT.REA KALTIM PLANTATIONS juga sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Dimana LCPKS di kelola dengan sistem Multiple

83 73 Feeding secara anaerob. Data hasil yang didapat dengan memakai sistem ini adalah: a) Material balance untuk setiap 100 ton TBS akan menghasilkan limbah cair 55 m 3 limbah cair tersebut kental berwarna cokelat, dan berbau dengan kandungan lemak 60 ppm dan minyak 0.8 %. b) Proyeksi limbah yang di hasilkan di lapangan yang berupa pelepah kering ± ton/ha/thn. Sedang limbah yang berasal dari PKS berupa limbah padat (tandan kosong, fiber dan cangkang) sebanyak 40.5 % dari produksi TBS. c) Sifat kimia tanah dan keasaman atau ph tanah diareal land aplications (perdana Estate) umumnya tergolong agak masam, dengan nilai kisaran ph5,45 6,10. kandungan C-organik tanahnya tergolong sedang kisaran 2,49 3,12 %. B. Saran Kegiatan PKL ini dirasakan sangat bermanfaat bagi mahasiswa/i, oleh karena itu penyusun menyarankan untuk POLTANESA umumnya dan khusunya pada Program Studi Teknologi Hasil Perkebunan, antara lain yaitu : 1. Mahasiswa yang hendak PKL sebaiknya harus dibekali ilmu dan wawasan tata cara menjalankan suatau manajemen perusahaan yang baik. Baik itu berupa urusan birokrasi perusahaan, administrasi, dan perhitungan cara membuat anggaran atau budget yang dibutuhkan suaru perusahaan.

84 74 2. Mengadakan kerja sama dengan pihak perusahaan negeri maupun swasta bukan hanya dalam hubungan sebagai tempat kegiatan PKL namun lebih mengarah kepada hubungan kerja. Hal ini diharapkan dapat merekrut mahasiswa sebagai karyawan diperusahaan tersebut. Penulis juga menyarankan kepada pihak perusahaan PT. REA KALTIM PLANTATIONS, agar : 1. Sebaiknya dilakukan penambahan jumlah tenaga kerja dalam proses pemanenan maupun pengangkutan untuk menunjang efektif dan efisiennya proses kegiatan. 2. Sarana transportasi yang masih kurang dan masih sangat perlu ada perbaikan, untuk menunjang kelancaran dalam proses pengangkutan. 3. Tenaga kerja atau karyawan perlu meningkatkan kinerjanya dalam bekerja dan mengupayakan adanya komunikasi yang lebih baik antar Tenaga kerja atau karyawan perlu meningkatkan kinerjanya dalam bekerja dan mengupayakan adanya komunikasi yang lebih baik antar tenaga kerja atau karyawan sehingga tercipta motivasi dan keuletan bekerja untuk mencapai hasil yang maksimal. Khususnya untuk karyawan teknik agar lebih cepat menindak lanjuti terhadap kerusakan kerusakan yang terjadi pada alat-alat pengolahan sehingga tidak terjadi penghentian proses produksi dan penumpukan buah di loading ramp, yang akan menurunkan kadar rendemen dan menaikkan ALB.

85 75 DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2001, Breavet Dasar PT. Rea Kaltim Plantation. Naibaho, Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. 306 hal. Olivia Sindy Laporan Praktek Kerja Lapang Di PT. REA KALTIM PLANTATION, Institut Pertanian Bogor. Risza, Suyatno Kelapa Sawit Upaya Peningkatan Produktivitas. Kanisius. Yogyakarta. 188 hal. Rea Kaltim.com Sinar Mas Training. REAKAP Setyamidjaja, Djoehana Budidaya Kelapa Sawit. Kasinius. Yogyakarta. 62 hal. Siahaan D. 2007, Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Medan Pahan, Yung. 2000, Manajemen Pengelolaan dan Pengolahan Kelapa Sawit. Bandung. Yan F, dkk. 2008, Kelapa Sawit Budi Daya Pemanfaatan hasil & Limbah. Swadaya. Jakarta. 158 hal.

86 LAMPIRAN 76

87 77 Lampiran 1.Kebun Kelapa Sawit PT. REA KALTIMPLANTATIONS Gambar 1. Pemanenan Dengan Menggunakan Egrek. Gambar 2.Papan Petunjuk Standart Panen.

88 78 Gambar 3. Pengutipan Brondolan & Pengangkutan TBS dengan menggunakan angkong. Gambar 4.Cara penyusunan buah di TPH.

89 79 Gambar 5. Pengangkutan TBS ke truk pengangkut. Gambar 6. TBS fraksi 2

90 80 Lampiran 2. Pabrik PT. REA KALTIM PLANTATIONS Gambar 7.Weigth Bridge (jembatan timbang). Gambar 8.Loading ramp.

91 81 Gambar 9.Transfer Carriage. Gambr 1O.Steriliser.

92 82 Gambar 1I.Tippler. Gambar 12. Bunc Hopper dan Scrapper Bar Conveyor.

93 83 Gambar 13.Grading Buah. Gambar 14. Fruit elevator.

94 84 Gambar 15. Digester. Gambar 16. Screw press.

95 85 Gambar 17.Thresher. Gambar 18. Sand trap Tank.

96 86 Gambar 19. Vibre screen. Gambar 20. Crude oil tank.

97 87 Gambar 21. Oil Tank Clarifier / CST. Gambar 22. Oil tank.

98 88 Gambar 23. Stasiun Penebahan Buah. Gamabar 24. Vacuum drier.

99 89 Gambar 25. Oil storage tank, dan despatch pump. Gambar 26. CBC.

100 90 Gambar 27. Lori. Gambar 28. Depericarper.

101 91 Lampiran 3. Stasiun Kernel PT. REA KALTIM PLANTATIONS Gambar 29. Polishing drum. Gambar 30. Destoner.

102 92 Gambar 31. Ripple Mill. Gambar 32. Silo notten.

103 Gambar 33. Timba kraksel. 93

104 94 Gambar 34. Timba inti. Gambar 35. Silo inti. Gambar 36. Kernel sortasi conveyor.

105 95 Lampiran 4. Lokasi Limbah PT REA KALTIM PLANTATIONS Gambar 37. IPAL (Intalasi Pengolahan Air Limbah). Gambar 38. Aplikasi Janjangan Kosong di areal POM.

106 96 Gambar 39. Land Aplikasi (LA) Gambar 40. Ketel Uap

107 97 Lampiran 5. Lokasi PT REA KALTIM PLANTATIONS Gambar 41. Lokasi Pabrik Perdana Oil Mill ( POM ). Gambar 42. Peta All Estate REA KALTIM PLANTATION (REAKAP)

108 98 Gambar 43. Mill Site Perdana Oil Mill (POM) Gambar 44. Perdana Estate

BAB2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB2 TINJAUAN PUSTAKA BAB2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proses Pengolahan Kelapa Sawit Secara umum pengolahan kelapa sawit terbagi menjadi dua hasil akhir, yaitu pengolahan minyak kelapa sawit (CPO) dan pengolahan inti sawit (kernel).

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN 8 DAFTAR PUSTAKA...9 PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG. Oleh :

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG. Oleh : LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG Oleh : MARIA ULFA NIM.110 500 106 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS, II. TINJAUAN PUSTAKA A. Proses Pengolahan Kelapa Sawit Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS, terdiri dari beberapa stasiun yang menjadi alur proses dalam pemurnian kelapa

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Umum Perusahaan PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada tahun 1996 oleh PT. Dirga Bratasena Enginering dan resmi beroperasi

Lebih terperinci

Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit

Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit 1. LOADING RAMP Setelah buah disortir pihak sortasi, buah dimasukkan kedalam ramp cage yang berada diatas rel lori. Ramp cage mempunyai 30 pintu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua

BAB II LANDASAN TEORI. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua BAB II LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum Tentang Kelapa Sawit. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua Afrika dan cocok ditanam di daerah tropis, seperti halnya dinegara

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran II : Mesin-mesin dan Peralatan yang digunakan PTPN III PKS Rambutan A. Mesin Produksi Adapun jenis dari mesin- mesin produksi yang digunakan oleh PTPN III PKS Rambutan dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI. Oleh : Nur Fitriyani. (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN

PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI. Oleh : Nur Fitriyani. (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN i PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI Oleh : Nur Fitriyani (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN PT Muriniwood Indah Indurtri merupakan salah satu perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU

VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi mutu komoditas dan produk sawit ditentukan berdasarkan urutan rantai pasok dan produk yang dihasilkan. Faktor-faktor

Lebih terperinci

KAJIAN JUMLAH TANDAN BUAH SEGAR DAN GRADING DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

KAJIAN JUMLAH TANDAN BUAH SEGAR DAN GRADING DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR KAJIAN JUMLAH TANDAN BUAH SEGAR DAN GRADING DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : BAYU SUGARA NIM. 110500079 PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaesis Guineses Jacq) merupakan tumbuhan tropis golongan palma yang termasuk dalam family Palawija. Kelapa sawit biasanya mulai berbuah

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) DESA SAMUNTAI KEC. LONG IKIS KAB. PASER. Oleh

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) DESA SAMUNTAI KEC. LONG IKIS KAB. PASER. Oleh LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) DESA SAMUNTAI KEC. LONG IKIS KAB. PASER Oleh Febriyanto NIM. 070 500 127 PROGRAM STUDI TEKHNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang cerah dimasa mendatang. Potensi tersebut terletak pada beragam. nonpangan. Dalam perekonomian Indonesia komoditas kelapa sawit

I. PENDAHULUAN. yang cerah dimasa mendatang. Potensi tersebut terletak pada beragam. nonpangan. Dalam perekonomian Indonesia komoditas kelapa sawit 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minyak sawit merupakan produk perkebunan yang memiliki prospek yang cerah dimasa mendatang. Potensi tersebut terletak pada beragam kegunaan minyak kelapa sawit. Minyak

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KEC. KARANGAN, KAB. KUTAI TIMUR, KALIMANTAN TIMUR. Oleh MARDIYYAH NIM.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KEC. KARANGAN, KAB. KUTAI TIMUR, KALIMANTAN TIMUR. Oleh MARDIYYAH NIM. 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KEC. KARANGAN, KAB. KUTAI TIMUR, KALIMANTAN TIMUR Oleh MARDIYYAH NIM. 0805000211 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR. Oleh ELISABETH RICCA SULISTYANI NIM.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR. Oleh ELISABETH RICCA SULISTYANI NIM. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR Oleh ELISABETH RICCA SULISTYANI NIM. 100500134 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN MATERI. (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit

BAB II PEMBAHASAN MATERI. (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1. Proses Pengolahan Kelapa Sawit. PKS pada umumnya mengolah bahan baku berupa Tandan Buah Segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit (Kernel).

Lebih terperinci

DETAIL PROFIL PROYEK (DETIL PLAN OF INVESTMENT) KOMODITI KELAPA SAWIT DI NAGAN RAYA DISAMPAIKAN PADA FGD KAJIAN INVESTASI KELAPA SAWIT

DETAIL PROFIL PROYEK (DETIL PLAN OF INVESTMENT) KOMODITI KELAPA SAWIT DI NAGAN RAYA DISAMPAIKAN PADA FGD KAJIAN INVESTASI KELAPA SAWIT DETAIL PROFIL PROYEK (DETIL PLAN OF INVESTMENT) KOMODITI KELAPA SAWIT DI NAGAN RAYA DISAMPAIKAN PADA FGD KAJIAN INVESTASI KELAPA SAWIT Oleh : Tim Kajian LATAR BELAKANG 1. Kabupaten Nagan Raya memiliki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kelapa sawit dan lazim disebut Tandan Buah Segar (TBS). Tanaman kelapa sawit

BAB II LANDASAN TEORI. kelapa sawit dan lazim disebut Tandan Buah Segar (TBS). Tanaman kelapa sawit BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Mengenai Kelapa Sawit. (3)(6) Didalam Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang disebut bahan mentah adalah kelapa sawit dan lazim disebut Tandan Buah Segar (TBS). Tanaman

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk memperoleh minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil) dari daging buah dan inti sawit (kernel)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) berasal dari negeria, Afrika barat. Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari amerika

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Penetapan Target

PEMBAHASAN Penetapan Target 54 PEMBAHASAN Penetapan Target Tanaman kelapa sawit siap dipanen ketika berumur 30 bulan. Apabila memasuki tahap menghasilkan, tanaman akan terus berproduksi hingga umur 25 tahun. Pada periode tanaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Teknis Panen

TINJAUAN PUSTAKA. Teknis Panen 3 TINJAUAN PUSTAKA Teknis Panen Panen merupakan rangkaian kegiatan terakhir dari kegiatan budidaya kelapa sawit. Pelaksanaan panen perlu dilakukan secara baik dengan memperhatikan beberapa kriteria tertentu

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT. SASANA YUDHA BHAKTI SATRIA OIL MILL DAN KERNEL CRUSHING PLANT DESA GUNUNG SARI KEC

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT. SASANA YUDHA BHAKTI SATRIA OIL MILL DAN KERNEL CRUSHING PLANT DESA GUNUNG SARI KEC LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT. SASANA YUDHA BHAKTI SATRIA OIL MILL DAN KERNEL CRUSHING PLANT DESA GUNUNG SARI KEC. TABANG KAB. KUTAI KARTANEGARA Oleh : RISKA DEWI NIM. 130500132

Lebih terperinci

ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT

ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT Tekad Sitepu Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Abstrak Sterilizer

Lebih terperinci

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan PANEN KELAPA SAWIT 1. Pengrtian Panen Panen adalah serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan matang panen sesuai criteria matang panen, mengumpulkan dan mengutipbrondolan serta menyusun tandan di

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen

PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen Kebutuhan tenaga panen untuk satu seksi (kadvel) panen dapat direncanakan tiap harinya berdasarkan pengamatan taksasi buah sehari sebelum blok tersebut akan dipanen. Pengamatan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PROSES DAN INSTRUMENTASI

BAB III DESKRIPSI PROSES DAN INSTRUMENTASI BAB III DESKRIPSI PROSES DAN INSTRUMENTASI 3.1 Uraian Proses Tandan buah segar (TBS yang akan diolah menjadi minyak sawit (Crude Palm Oil/ CPO) dan kernel (kernel palm Oil/ KPO) pada PT. perkebunan Nusantara

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah PT. Perkebunan Sumatera Utara PT. Perkebunan Sumatera Utara diperoleh dari perusahaan Inggris pada awal tahun 1962-1967. PT. Perkebunan Sumatera Utara pada

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. A. Jenis atau Varietas Kelapa Sawit Jenis (varietas)

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Hasil yang diperoleh selama periode Maret 2011 adalah data operasional PMS Gunung Meliau, distribusi penerimaan TBS di PMS Gunung Meliau, distribusi penerimaan fraksi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Socfin Indonesia telah berdiri sejak tahun 1930 dengan nama Socfindo Medan SA (Societe Financiere Des Caulthous Medan Societe Anoyme) didirikan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. LAGUNA MANDIRI PKS RANTAU KECAMATAN SUNGAI DURIAN KABUPATEN KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. LAGUNA MANDIRI PKS RANTAU KECAMATAN SUNGAI DURIAN KABUPATEN KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. LAGUNA MANDIRI PKS RANTAU KECAMATAN SUNGAI DURIAN KABUPATEN KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN Oleh : JUMARDI NIM. 060 500 100 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

Oleh: SUSI SUGIARTI NIM

Oleh: SUSI SUGIARTI NIM i LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN, BUKIT PERMATA MILL DESA BUKIT PERMATA KECAMATAN KAUBUN, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh: SUSI SUGIARTI NIM.

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PROSES PEMBUANGAN UDARA MELALUI PIPA CONDENSATE PADA STASIUN REBUSAN (STYLIZER) DI PABRIK KELAPA SAWIT

EFEKTIVITAS PROSES PEMBUANGAN UDARA MELALUI PIPA CONDENSATE PADA STASIUN REBUSAN (STYLIZER) DI PABRIK KELAPA SAWIT EFEKTIVITAS PROSES PEMBUANGAN UDARA MELALUI PIPA CONDENSATE PADA STASIUN REBUSAN (STYLIZER) DI PABRIK KELAPA SAWIT Istianto Budhi Rahardja Muhammad Sopyan Abstrak Pabrik pengolahan kelapa sawit dalam memperoleh

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2015

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2015 i LAPORAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN BUKIT PERMATA MILL DESA BUKIT PERMATA KECAMATAN KAUBUN KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh: RUSLINDA PRATIWI NIM. 120500103 PROGRAM

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. SASANA YUDHA BAKTI SATRIA OIL MILL DESA GUNUNG SARI KEC. TABANG, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. SASANA YUDHA BAKTI SATRIA OIL MILL DESA GUNUNG SARI KEC. TABANG, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. SASANA YUDHA BAKTI SATRIA OIL MILL DESA GUNUNG SARI KEC. TABANG, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Oleh : SINTA BELA NIM. 130 500 134 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN

Lebih terperinci

VI. PENINGKATAN MUTU PRODUK KOMODITAS BERBASIS KELAPA SAWIT

VI. PENINGKATAN MUTU PRODUK KOMODITAS BERBASIS KELAPA SAWIT VI. PENINGKATAN MUTU PRODUK KOMODITAS BERBASIS KELAPA SAWIT QFD (Quality Function Deployment) adalah suatu alat untuk membuat pelaksanaan TQM (Total Quality Management) menjadi efektif untuk mentranslasikan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI PT. WARU KALTIM PLANTATION (ASTRA AGRO LESTARI.Tbk) KEC. WARU KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI PT. WARU KALTIM PLANTATION (ASTRA AGRO LESTARI.Tbk) KEC. WARU KALIMANTAN TIMUR i LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI PT. WARU KALTIM PLANTATION (ASTRA AGRO LESTARI.Tbk) KEC. WARU KALIMANTAN TIMUR Oleh : DARMIN NIM 060500089 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN JURUSAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. SWAKARSA SINARSENTOSA KEC. MUARA WAHAU KABUPATEN KUTAI TIMUR KALIMANTAN TIMUR MUKLIS NIM

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. SWAKARSA SINARSENTOSA KEC. MUARA WAHAU KABUPATEN KUTAI TIMUR KALIMANTAN TIMUR MUKLIS NIM LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. SWAKARSA SINARSENTOSA KEC. MUARA WAHAU KABUPATEN KUTAI TIMUR KALIMANTAN TIMUR Oleh : MUKLIS NIM 060 500 105 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN JURUSAN

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.

LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh ASPIANI NIM. 060500088 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI, KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI, KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI, KALIMANTAN TIMUR Oleh: ASRI SANTALINA NAIBAHO NIM. 130500120 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI

Lebih terperinci

ANALISIS OIL LOSSES PADA FIBER DAN BROKEN NUT DI UNIT SCREW PRESS DENGAN VARIASI TEKANAN

ANALISIS OIL LOSSES PADA FIBER DAN BROKEN NUT DI UNIT SCREW PRESS DENGAN VARIASI TEKANAN ANALISIS OIL LOSSES PADA FIBER DAN BROKEN NUT DI UNIT SCREW PRESS DENGAN VARIASI TEKANAN Joto Wahyudi 1), Rengga Arnalis Renjani 1), Hermantoro 2) Jurusan Teknik Pertanian, Progam Khusus Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB II URAIAN RENCANA KEGIATAN

BAB II URAIAN RENCANA KEGIATAN BAB II URAIAN RENCANA KEGIATAN 2.1. Identitas Pemrakarsa Nama Perusahaan Penanggung Jawab Jenis Kegiatan : PT Arus Putra Maju : Sdr. Dudik Iskandar : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Lokasi Kegiatan : Desa

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT SEI BARUHUR PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT SEI BARUHUR PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT SEI BARHR PT. PERKEBNAN NSANTARA III NTK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODKSI Krismas Aditya Harjanto Sinaga 1, Baju Bawono 2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

Oleh : NUR ASIKIN NIM PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN JURUSAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN

Oleh : NUR ASIKIN NIM PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN JURUSAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) KEBUN DAN PABRIK MINYAK SAWIT LONGKALI, DESA MENDIK DAN MUNGGU, KECAMATAN LONGKALI, KABUPATEN PASER, KALIMANTAN TIMUR Oleh : NUR ASIKIN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TRITUNGGAL SENTRA BUANA KECAMATAN MUARA BADAK KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR.

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TRITUNGGAL SENTRA BUANA KECAMATAN MUARA BADAK KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR. 57 LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TRITUNGGAL SENTRA BUANA KECAMATAN MUARA BADAK KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR Oleh ANING PUTRI NURHIDAYAT NIM.130 500 117 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. KARANGJUANG HIJAU LESTARI (KHL) KEC. SEBUKU KAB. NUNUKAN KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. KARANGJUANG HIJAU LESTARI (KHL) KEC. SEBUKU KAB. NUNUKAN KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. KARANGJUANG HIJAU LESTARI (KHL) KEC. SEBUKU KAB. NUNUKAN KALIMANTAN TIMUR Oleh YUHAYATI NIM. 070500092 PROGAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : ROSI YUSRONI Nim:080 500 197 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA Tanaman kelapa sawit yang dibudidayakan di Indonesia sekarang ini merupakan tanaman asli Afrika Barat (Geunia) yaitu jenis Elais Geunensis Jacq. Ada jenis tanaman kelapa sawit yang

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN FRESH FRUIT BUNCH

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN FRESH FRUIT BUNCH EFEKTIFITAS PENGGUNAAN FRESH FRUIT BUNCH (FFB) SCRAPPER PADA LOADING RAMP UNTUK MEMINIMALISASI OIL LOSSES IN EMPTY BUNCH (Studi Kasus di Pabrik Kelapa Sawit PT. Cisadane Sawit Raya Sumatera Utara) Ari

Lebih terperinci

BAB III. Gambaran Umum Perusahaan. Singingi Hilir, kabupaten Kuantan Singingi, Propinsi Riau dengan akta pendirian dari

BAB III. Gambaran Umum Perusahaan. Singingi Hilir, kabupaten Kuantan Singingi, Propinsi Riau dengan akta pendirian dari 1 A. Sejarah singkat perusahaan BAB III Gambaran Umum Perusahaan PT. Surya Agrolika Reksa suatu perusahaan swasta yang didirikan oleh Adimulya Group pada tahun 1999, berlokasi di Desa Beringin Jaya, Kecamatan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh SYAIBUL KHAIR NIM.130500136 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 6 penyakit, produksi tinggi, serta kandungan minyak yang dihasilkan tinggi. Berikut ini beberapa jenis varietas yang banyak digunakan oleh para petani dan perusahaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia.

Lebih terperinci

MAKALAH TEKNOLOGI PASCA PANEN

MAKALAH TEKNOLOGI PASCA PANEN MAKALAH TEKNOLOGI PASCA PANEN 39 ANALISIS LOSSES PADA NUT AND KERNEL STATION MELALUI PROSES PENDEKATAN DISETIAP PERALATAN Andryas Meiriska Syam 1), Rengga Arnalis Renjani 1), Nuraeni Dwi Dharmawati 2)

Lebih terperinci

PERSETUJUAN. : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Disetujui di Medan,Mei 2014

PERSETUJUAN. : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Disetujui di Medan,Mei 2014 PERSETUJUAN Judul : Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) Minyak Kelapa Sawit (CPO) Pada Tangki Timbun Di PT. Multimas Nabati Asahan (MNA) Kuala Tanjung Kategori : Karya Ilmiah Nama : Marina Batubara

Lebih terperinci

Laporan Kerja Praktek REYSCA ADMI AKSA ( ) 1

Laporan Kerja Praktek REYSCA ADMI AKSA ( ) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa sawit sebagai tanaman penghasil minyak sawit dan inti sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan yang menjadi sumber penghasil devisa non migas bagi Indonesia.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid).

BAB II LANDASAN TEORI. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid). BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pemurnian Minyak Sawit Minyak sawit yang keluar dari tempat pemerasan atau pengepresan masih berupa minyak sawit kasar karena masih mengandung kotoran berupa partikelpertikel

Lebih terperinci

I. U M U M. TATA CARA PANEN.

I. U M U M. TATA CARA PANEN. LAMPIRAN : PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 17/Permentan/OT.140/2/2010 TANGGAL : 5 Pebruari 2010 TENTANG : PEDOMAN PENETAPAN HARGA PEMBELIAN TANDA BUAH SEGAR (TBS) KELAPA SAWIT PRODUKSI PEKEBUN TATA

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PRIMA SAWIT KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR KALIMANTAN TIMUR. Oleh : GUSLI NIM.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PRIMA SAWIT KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR KALIMANTAN TIMUR. Oleh : GUSLI NIM. i LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PRIMA SAWIT KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR KALIMANTAN TIMUR Oleh : GUSLI NIM. 090 500 083 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) PABRIK KELAPA SAWIT PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) PABRIK KELAPA SAWIT PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR. 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) PABRIK KELAPA SAWIT PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR Oleh Mitra Sella Suliani Nim. 080 500 190 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. I.1 Peralatan Panen

PEMBAHASAN. I.1 Peralatan Panen 45 PEMBAHASAN Kegiatan panen merupakan salah satu kegiatan budidaya kelapa sawit yang paling penting. Cara panen yang tepat sangat mempengaruhi kuantitas produksi dan waktu yang tepat mempengaruhi kualitas

Lebih terperinci

AUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI CPO (CRUDE PALM OIL) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT USAHA ADOLINA, SUMATERA UTARA KRISTEN NATASHIA

AUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI CPO (CRUDE PALM OIL) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT USAHA ADOLINA, SUMATERA UTARA KRISTEN NATASHIA AUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI CPO (CRUDE PALM OIL) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT USAHA ADOLINA, SUMATERA UTARA KRISTEN NATASHIA DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit biasanya mulai menghasilkan buah pada umur 3-4

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit biasanya mulai menghasilkan buah pada umur 3-4 I. TINJAUAN PUSTAKA A. Panen Tanaman kelapa sawit biasanya mulai menghasilkan buah pada umur 3-4 tahun. Proses pemanenan kelapa sawit meliputi kegiatan memotong tandan buah yang masak, memungut brondolan,

Lebih terperinci

Adapun spesifikasi mesin produksi yang berada di Begerpang Palm Oil Mill. : merebus buah untuk memudahkan lepasnya loose. mengurangi kadar air.

Adapun spesifikasi mesin produksi yang berada di Begerpang Palm Oil Mill. : merebus buah untuk memudahkan lepasnya loose. mengurangi kadar air. LAMPIRAN 1. Mesin, Peralatan, dan Utilitas Mesin Produksi Adapun spesifikasi mesin produksi yang berada di Begerpang Palm Oil Mill untuk setiap stasiun adalah sebagai berikut : 1. Stasiun Perebusan (Sterilizer

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Panen Kelapa sawit Panen merupakan suatu kegiatan memotong tandan buah yang sudah matang, kemudian mengutip tandan dan memungut brondolan, dan mengangkutnya dari pohon ke tempat

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. WARU KALTIM PLANTATION (WKP) DESA WARU KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. WARU KALTIM PLANTATION (WKP) DESA WARU KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. WARU KALTIM PLANTATION (WKP) DESA WARU KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR Oleh : HEBTARIA SIDABALOK NIM. 110 500 103 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. TELEN PRIMA SAWIT DESA BATU BALAI KECAMATA MUARA BENGKAL KALIMANTAN TIMUR.

LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. TELEN PRIMA SAWIT DESA BATU BALAI KECAMATA MUARA BENGKAL KALIMANTAN TIMUR. LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. TELEN PRIMA SAWIT DESA BATU BALAI KECAMATA MUARA BENGKAL KALIMANTAN TIMUR Oleh : Amir Hamzah NIM. 110 5000 74 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Mengenai Kelapa Sawit Pabrik kelapa sawit (PKS) adalah Pabrik yang mengolah Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa sawit dengan proses standar menjadi produk minyak sawit

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) KEBUN DAN PMS LONGKALI KEC. LONGKALI KAB. PASER KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) KEBUN DAN PMS LONGKALI KEC. LONGKALI KAB. PASER KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) KEBUN DAN PMS LONGKALI KEC. LONGKALI KAB. PASER KALIMANTAN TIMUR Oleh : YUDO ADITYA NIM 060 500 117 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili : Arecaceae Sub Famili

Lebih terperinci

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG PALING BERPENGARUH DALAM PEROLEHAN PERSENTASE RENDEMEN CRUDE PALM OIL (CPO) DENGAN METODE ANALISA VARIANS (ANAVA) PADA STASIUN REBUSAN DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. PERKEBUNAN

Lebih terperinci

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI NO. ISK/PKS-PRS/03 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 15 Februari 2013 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Hal. 1 dari 5 FRM/JKO-WKM/15-00 07 Mei 2012 SEJARAH PERUBAHAN DOKUMEN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Perkerbunan Nusantara III (Persero) merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. WARU KALTIM PALANTATION (WKP) KEC. WARU KAB. PENAJAM PASER UTARA PROVINSI. KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. WARU KALTIM PALANTATION (WKP) KEC. WARU KAB. PENAJAM PASER UTARA PROVINSI. KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. WARU KALTIM PALANTATION (WKP) KEC. WARU KAB. PENAJAM PASER UTARA PROVINSI. KALIMANTAN TIMUR Oleh ALFONSIUS BIN SIMON NIM: 100 500 130 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA. Proses ini sangat penting karena akan berpengaruh pada proses-proses selanjutnya. Proses

II.TINJAUAN PUSTAKA. Proses ini sangat penting karena akan berpengaruh pada proses-proses selanjutnya. Proses II.TINJAUAN PUSTAKA A. Perebusan Proses pertama yang dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit adalah proses perebusan. Proses ini sangat penting karena akan berpengaruh pada proses-proses selanjutnya. Proses perebusan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT Perkebunan Sumatera Utara diperoleh dari perusahaan Inggris pada awal tahun 1962-1967. PT Perkebunan Sumatera Utara pada awalnya bernama Perusahaan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, DESA PENGADAN KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, DESA PENGADAN KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, DESA PENGADAN KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh: INDRA DAYANTI NIM. 130 500 126 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara I adalah suatu perkebunan Negara yang berorientasi di bidang perkebunan dan pengolahan. Perkebunan kelapa sawit di PT. Perkebunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tekanan sterilizer terhadap kandungan Asam Lemak Bebas (ALB) di Pabrik Kelapa Sawit

I. PENDAHULUAN. tekanan sterilizer terhadap kandungan Asam Lemak Bebas (ALB) di Pabrik Kelapa Sawit I. PENDAHULUAN I.I Latar belakang Pengalaman Praktek Kerja Mahasiswa (PKPM) merupakan salah satu kegiatan yang bergerak dalam bidang pendidikan pada Program Akademik Di Politeknik Pertanian Universitas

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. REA KALTIM PLANTATIONS CAKRA ESTATE DESA MUAI, KECAMATAN KEMBANG JANGGUT KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. REA KALTIM PLANTATIONS CAKRA ESTATE DESA MUAI, KECAMATAN KEMBANG JANGGUT KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. REA KALTIM PLANTATIONS CAKRA ESTATE DESA MUAI, KECAMATAN KEMBANG JANGGUT KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Oleh : EKO PRAYOGI NIM. 080 500 116 JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

Lebih terperinci

Penerimaan Buah / Bunch Reception

Penerimaan Buah / Bunch Reception Penerimaan Buah / Bunch Reception Disampaikan Pada Materi Kelas PAM Pundu Learning Centre Latar Belakang Disampaikan Pada Materi Kelas PAM Pundu Learning Centre I. MASTER PLAN STATION Mass balance untuk

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. KARANG JUANG HIJAU LESTARI KECAMATAN SEBUKU KABUPATEN NUNUKAN PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. KARANG JUANG HIJAU LESTARI KECAMATAN SEBUKU KABUPATEN NUNUKAN PROPINSI KALIMANTAN TIMUR 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. KARANG JUANG HIJAU LESTARI KECAMATAN SEBUKU KABUPATEN NUNUKAN PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh HARUNSYAH NIM.080 500 149 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT.REA KALTIM PLANTATIONS CAKRA ESTATE DESA MUAI, KECAMATAN KEMBANG JANGGUT, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT.REA KALTIM PLANTATIONS CAKRA ESTATE DESA MUAI, KECAMATAN KEMBANG JANGGUT, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT.REA KALTIM PLANTATIONS CAKRA ESTATE DESA MUAI, KECAMATAN KEMBANG JANGGUT, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Oleh : ALFIAN NOOR NIM. 080500106 PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2011

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2011 1 LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. WARU KALTIM PLANTATION DESA WARU KECAMATAN PASER KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR Oleh : FRENGKI. BUTAR BUTAR NIM. 070 500

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tandan Buah Rebus (TBR) yang keluar dari Sterilizer lalu masuk ke bagian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tandan Buah Rebus (TBR) yang keluar dari Sterilizer lalu masuk ke bagian II. TINJAUAN PUSTAKA A. Stasiun Kempa Tandan Buah Rebus (TBR) yang keluar dari Sterilizer lalu masuk ke bagian Thresher kemudian terjadi pemisahan antara buah dengan tandan. Buah yang keluar dari Thresher

Lebih terperinci

Lampiran 1: Mesin dan Peralatan

Lampiran 1: Mesin dan Peralatan Lampiran 1: Mesin dan Peralatan 1. Mesin Mesin yang dipakai pada proses produksi kernel palm oil umumnya menggunakan mesin semi otomatis. Tenaga manusia digunakan untuk mengawasi jalannya proses produksi.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Medan, Oktober Penulis

KATA PENGANTAR. Medan, Oktober Penulis KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah rahmat dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan Makalah tentang Pengolahan Inti Sawit (Kernel) dengan sebaik-baiknya.

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI BIAYA POKOK UNTUK MEMPRODUKSI CPO DI PKS TANAH PUTIH. Oleh AHMAD FAUZI LUBIS 07 118 039

SISTEM INFORMASI BIAYA POKOK UNTUK MEMPRODUKSI CPO DI PKS TANAH PUTIH. Oleh AHMAD FAUZI LUBIS 07 118 039 SISTEM INFORMASI BIAYA POKOK UNTUK MEMPRODUKSI CPO DI PKS TANAH PUTIH Oleh AHMAD FAUZI LUBIS 07 118 039 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011 SISTEM INFORMASI BIAYA POKOK UNTUK MEMPRODUKSI

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan termasuk famili Aracaceae (dahulu: Palmaceae). Tanaman kelapa sawit adalah tanaman monokotil

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. TELEN PRIMA SAWIT KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. TELEN PRIMA SAWIT KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. TELEN PRIMA SAWIT KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh ZULKIFLI NIM.090 500 098 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. mandor panen. Rumus peramalan produksi harian yaitu : P = L x K x T x B. L = Luas areal yang akan dipanen (ha)

I. TINJAUAN PUSTAKA. mandor panen. Rumus peramalan produksi harian yaitu : P = L x K x T x B. L = Luas areal yang akan dipanen (ha) I. TINJAUAN PUSTAKA A. Produksi 1. Peramalan Produksi Peramalan produksi sangat penting dan ketepatannya akan meningkatkan efesiensi dibidang pemakaian tenaga pemanen, angkutan dan jam olah pabrik. peramalan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDEMEN CPO (CRUDE PALM OIL) DI PKS (PABRIK KELAPA SAWIT) ADOLINA PTPN IV PERBAUNGAN TUGAS AKHIR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDEMEN CPO (CRUDE PALM OIL) DI PKS (PABRIK KELAPA SAWIT) ADOLINA PTPN IV PERBAUNGAN TUGAS AKHIR 1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDEMEN CPO (CRUDE PALM OIL) DI PKS (PABRIK KELAPA SAWIT) ADOLINA PTPN IV PERBAUNGAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

Lebih terperinci

V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. biaya tenaga kerja, biaya per tanaman, biaya per hektar, biaya per blok dan biaya

V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. biaya tenaga kerja, biaya per tanaman, biaya per hektar, biaya per blok dan biaya V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Hasil Analisa hasil yang dilakukan yaitu perhitungan biaya bahan, biaya alat, biaya tenaga kerja, biaya per tanaman, biaya per hektar, biaya per blok dan biaya

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN. Judul Laporan PKL : Praktek Kerja Lapang (PKL) PT. Tri Tunggal Sentra Buana. : Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan

HALAMAN PENGESAHAN. Judul Laporan PKL : Praktek Kerja Lapang (PKL) PT. Tri Tunggal Sentra Buana. : Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan HALAMAN PENGESAHAN Judul Laporan PKL : Praktek Kerja Lapang (PKL) PT. Tri Tunggal Sentra Buana Palm Oil Mill, Desa Saliki, Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur Nama

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Tanaman kelapa sawit, yang memiliki arti penting bagi

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Tanaman kelapa sawit, yang memiliki arti penting bagi I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Tanaman kelapa sawit, yang memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan nasional. Selain mampu menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Karya Tama Bakti Mulia merupakan salah satu perusahaan dengan kompetensi pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang sedang melakukan pengembangan bisnis dengan perencanaan pembangunan pabrik kelapa

Lebih terperinci

Analisa Pengolahan Kelapa Sawit dengan Kapasitas Olah 30 ton/jam Di PT. BIO Nusantara Teknologi

Analisa Pengolahan Kelapa Sawit dengan Kapasitas Olah 30 ton/jam Di PT. BIO Nusantara Teknologi Analisa Pengolahan Kelapa Sawit dengan Kapasitas Olah 30 ton/jam Di PT. BIO Nusantara Teknologi Agus Suandi, Nurul Iman Supardi, Angky Puspawan Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Bengkulu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan perusahaan industri yang bergerak

I. PENDAHULUAN. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan perusahaan industri yang bergerak I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan perusahaan industri yang bergerak dibidang pengolahan bahan baku Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit dengan tujuan memproduksi

Lebih terperinci

2013, No.217 8

2013, No.217 8 2013, No.217 8 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14/Permentan/OT.140/2/2013 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN HARGA PEMBELIAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT PRODUKSI PEKEBUN TATA CARA

Lebih terperinci