LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. WARU KALTIM PLANTATION (WKP) DESA WARU KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. WARU KALTIM PLANTATION (WKP) DESA WARU KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR"

Transkripsi

1 LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. WARU KALTIM PLANTATION (WKP) DESA WARU KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR Oleh : HEBTARIA SIDABALOK NIM PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2014

2 ii HALAMAN PENGESAHAN Judul Laporan PKL Nama : Laporan Hasil Praktek Kerja Lapang Di PMKS PT. Waru Kaltim Plantation,Desa Waru Kecamatan Waru, Kabupaten PenajamPaser Utara : Hebtaria Sidabalok NIM : Program Studi Jurusan : Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan : Teknologi Pertanian Pembimbing Penguji Khusnul Khotimah, S. TP., M.Sc NIP M. Atta Bary, SP., M. Si NIP Menyetujui / Mengesahkan, Ketua Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan Mujibu Rahman, S. TP., MSi NIP Lulus Ujian pada Tanggal

3 iii KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini. Laporan praktek kerja lapang ini disusun berdasarkan hasil praktek kerja lapang yang dilaksankan di PT. Waru Kaltim Plantation Desa Waru, Kec. Waru, Kab. Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Keberhasilan dan kelancaran dalam pelaksanaan PKL ini tidak terlepas dari peran serta bantuan dari beberapa pihak. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Kedua orang tua tercinta, Bapak P. Sidabalok dan Ibu R. Manurung yang telah memberikan dukungan materi, motivasi dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan studi. 2. Abang Frengki dan abang Hendri yang telah memberikan dukungan moril dan materil. 3. Dosen pembimbing, Ibu Khusnul Khotimah, S.TP.,M.Sc yang telah membimbing penulis dalam penyusunan laporan praktek kerja lapang ini. 4. Dosen penguji Bapak M. Atta Bary, SP.,M.Si 5. Bapak Mujibu Rahman selaku Ketua Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan. 6. Bapak Elisa Ginsel Popang selaku Dosen pengantar PKL ke PT. Waru Kaltim Plantation. 7. Bapak Amin Abdullah selaku Manajer Pabrik Kelapa Sawit PT. WKP. 8. Bapak Fanni Widjaya Syahputra selaku Asisten proses dan pembimbing PKL 9. Bapak Dwy Heri,Bapak Isrofil, Bapak Sugeng, selaku asisten pabrik PT.WKP

4 iv 10. Mbah Haris sebagai operator limbah yang banyak membantu selama PKL di PT. Waru Kaltim Plantation 11. Seluruh karyawan dan operator PMKS PT. Waru Kaltim Plantation 12. Teman teman TPHP 2011, khususnya kepada Muksin, Maria Susanti dan Lia Nur. Terima kasih untuk kebersamaannya. 13. Teman teman yang juga telah banyak membantu, serta kepada berbagai pihak yang tidak bias penulis sebutkan satu persatu. Penulis juga menyadari masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan laporan PKL ini. Kritik dan saran yang membangun penulis harapkan dari semua pihak demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata semoga Laporan Praktek Kerja Lapang ini bermanfaat untuk penulis khususnya dan para pembaca umumnya. Samarinda, 29 Mei 2014 Penulis

5 v DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 C. Hasil Yang Diharapkan... 3 II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Perusahaan... 4 B. Manajemen Perusahaan... 5 C. Lokasi dan Waktu Kegiatan Praktek Kerja Lapang... 6 III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG A. Pengolahan Minyak Sawit... 7 B. Pengolahan Inti sawit C. Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit D. Analisis Minyak Kelapa Sawit CPO E. Analisis Inti Kelapa Sawit V. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 61

6 vi DAFTAR GAMBAR Nomor Tubuh Utama Halaman 1. Surat Keterangan Berat TBS yang Dimuat Kendaraan Lembaran yang Diberikan Petugas Grading/Sortasi Pada Saat Sotasi Kurva Rebusan... 21

7 viii DAFTAR LAMPIRAN Nomor Tubuh Utama Halaman 1. Struktur Organisasi Pabrik Flow Chart Stasiun Penerimaan Buah Flow Chart Stasiun Rebusan Flow Chart Stasiun Penebahan Flow Chart Stasiun Bantingan dan Press Flow Chart Stasiun Pemurnian (Klarifikasi) Flow Chart Stasiun Kernel Flow Chart Limbah Cair Alat Pemanen Buah Sawit (Egrek) Alat Pengangkutan Buah ke TPH (Gerobak) Pengangkutan Buah ke TPH Tempat Pengumpulan Hasil Pengutipan Brondolan Tempat Pengumpulan Hasil Transportasi Buah Timbangan Penimbunan di Loading Ramp Lori yang Berisi TBS Sterilizer/Perebusab Hoisting Crane Thresher Press Sand Trap Tank Vibrating Screen Distributing Oil tank Continuous Clariffier Tank (CCT) Wet Oil Tank Vakum Dryer... 70

8 ix 29. Storage Tank Buffer Tank Brush Stainer Sludge Separator Nut Polishing Drum Destoner Hidrocyclone Kernel Dryer Kernel Banker Kolam Limbah... 71

9 vii DAFTAR TABEL Nomor Tubuh Utama Halaman 1. Standar Matang Panen Kriteria Buah yang Masuk Ke Pabrik Hubungan Antara Fraksi, ALB, dan Rendemen Minyak Komposisi Kimia Limbah Pabrik Kelapa sawit Parameter pada Pengolahan Limbah Cair SNI Minyak CPO Standar Minyak CPO di PKS PT. WKP SNI Inti Sawit Standar Inti sawit di PKS PT. WKP... 53

10 1 I. PENDAHULUAN A Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis guineensis jacq) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodisel). Komoditas perkebunan kelapa sawit menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Pengolahan kelapa sawit merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan usaha perkebunan kelapa sawit. Hasil utama yang dapat diperoleh ialah minyak sawit, inti sawit, sabut, cangkang dan tandan kosong. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dalam konteks industri kelapa sawit di Indonesia dipahami sebagai unit ekstraksi Crude palm oil (CPO) dan inti sawit dari Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit. Pabrik kelapa sawit tersusun atas unit-unit proses yang memanfaatkan kombinasi perlakuan mekanis, fisik dan kimia. Kualitas hasil minyak CPO yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh kondisi buah (TBS) yang diolah dalam pabrik. Sedangkan proses pengolahan dalam pabrik hanya berfungsi menekan kehilangan dalam pengolahannya, sehingga kualitas CPO yang dihasilkan tidak semata-mata tergantung dari TBS yang masuk ke dalam pabrik (Hendriyansyah, 2012). Pada prinsipnya proses pengolahan kelapa sawit adalah proses ekstraksi CPO secara mekanis dari tandan buah segar kelapa sawit (TBS) yang diikuti dengan proses pemurnian. Secara keseluruhan proses tersebut terdiri dari beberapa tahap proses yang berjalan secara sinambung dan terkait satu

11 2 sama lain. Kegagalan pada satu tahap proses akan berpengaruh langsung pada proses berikutnya. Oleh karena itu setiap tahap proses harus dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan norma-norma yang ada (Hendriyansyah, 2012). Politeknik Pertanian Negeri Samarinda khususnya Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan merupakan suatu tempat atau wadah pembelajaran yang sangat berkaitan langsung dengan pengolahan komoditi hasil perkebunan terutama pengolahan kelapa sawit yang juga merupakan komoditi perkebunan andalan negara Indonesia. Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan yang dipelajari di Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan. Untuk mencapai sasaran tersebut, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda mewajibkan setiap mahasiswanya untuk mengikuti Praktek Kerja Lapang (PKL) pada awal semester VI. B Tujuan Kegiatan Praktek Kerja Lapang ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui secara langsung di lapangan tentang semua proses pengolahan kelapa sawit, mulai dari proses pemanenan sampai dengan pengolahan minyak sawit dan inti sawit. 2. Membandingkan teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan praktek yang dilakukan di kebun dan di pabrik PT. Waru Kaltim Plantation. 3. Mengetahui mutu CPO dan inti sawit di PT. Waru Kaltim Plantation.

12 3 C Hasil yang Diharapkan 1. Memberikan tambahan wawasan pengetahuan bagi mahasiswa tentang cara pengolahan kelapa sawit mulai dari pemanenan hingga menjadi CPO di PT. Waru Kaltim Plantation. 2. Setelah melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini mahasiswa diharapkan agar mampu menjelaskan dan mempersentasikan hasil kegiatan yang dilakukan selama berlangsungnya praktek baik pada saat di lokasi kebun maupun di lokasi pabrik kelapa sawit.

13 4 II KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Perusahaan PT Waru Kaltim Plantation (PT. WKP) merupakan anak perusahaan dari PT Astra Agro Lestari, Tbk yang bergerak di bidang perkebunan dan pengolahan sawit. PT Waru Kaltim Plantation berlokasi di Waru, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.PT Waru Kaltim Plantation pada awalnya adalah perusahaan perkebunan perseorangan yang bernama PT Moeis Kaltim yang kemudian diakuisisi oleh PT Astra Agro Lestari pada tahun 1992 dan dinamakan PT Waru Kaltim Plantation. Sesuai dengan Hak Guna Usaha (HGU), PT WKP mengelola lahan seluas 7,730 Ha. Dari luasan tersebut, lahan tertanam adalah seluas 6,588 ha, lahan residensial seluas 68 Ha dan lahan konservasi seluas 663 Ha. Dalam proses pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit, PT WKP memiliki pabrik dengan kapasitas 60 Ton/jam yang berdiri sejak 1995 dengan kapasitas olah harian mencapai 1,350 Ton. Visi : Menjadi perusahaan agribisnis yang paling produktif dan inovatif di dunia. Sebagaimana rencana startegis dan operasional PT Astra Agro Lestari untuk meningkatkan produktivitas, PT WKP selalu menjaga komitmen untuk melaksanakan intensifikasi pada semua bidang.

14 5 Misi : Menjadi panutan dan berkontribusi dalam pembangunan dan kesejahteraan bangsa. Dalam rangka mengiringi visi dan misi perusahaan, PT WKP dikendalikan oleh tim manajemen yang telah berkomitmen untuk melakukan yang terbaik untuk WKP. B. Manajemen Perusahaan Berikut adalah tim manajemen PT WKP : Administratur Ka Tata Usaha Ka Kebun Ry 1 Ka Kebun Ry 2 Ka Pabrik Ka Teknik : Agus Purwanto : Sutarno : Edi Purnomo : Yuli Prakosa : Amin Abdullah : Edi Surono Tim manajemen WKP tersebut dibantu dengan tim asisten yang terdiri dari : 9 asisten afdeling 4 asisten pabrik 2 asisten teknik 3 asisten administrasi 1 asisten HPT 1 asisten SHE

15 6 1 asisten support 1 asisten CDO Sejak tahun 2009 PT WKP melaksanakan program intensifikasi massif berupa penanaman kembali (replanting), sehingga dengan adanya program replanting tersebut produksi TBS WKP mengalami penurunan ditahun Namun dengan berjalannya program intensifikasi berupa pemupukan dan manajemen air, produksi TBS WKP berhasil ditingkatkan di tahun Untuk tahun 2012, PT WKP optimis akan mengalami peningkatan produksi seiring dengan telah dipanennya tanaman dari afdeling OH yang direplanting sejak C. Lokasi dan Waktu Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) yang dilakukan di perkebunanya itu di Afdeling Alfa, yang berlokasi di desa Waru Kecamatan Waru Kabupaten Penajam Paser utara. Sedangkan Praktek Kerja Lapang (PKL) yang dilaksanakan di pabrikya itu di sebuah perusahaan yang bernama PT. WKP Afdeling Bravo yang berlokasi di desa Waru Kecamatan Waru Kabupaten Penajam Paser Utara Kalimantan Timur. Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan selama ± 3 bulan yang dihitung dari tanggal 05 Maret 2014 sampai dengan 21 Mei 2014.

16 7 III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG A. Pengolahan Minyak Sawit 1) Pemanenan a. Tujuan 1. Untuk memanen buah agar segera diolah sesuai dengan kriteria matang panen. 2. Semua buah matang panen (kandungan minyak maksimum) dipanen tuntas. 3. Semua brondolan dikutip tuntas dari areal pohon. 4. Rotasi panen terjaga sesuai dengan standar. b. Dasar Teori Panen merupakan suatu kegiatan memotong tandan buah yang sudah matang kemudian mengutip tandan dan brondolan yang tercecer di dalam dan di luar piringan. Selanjutnya menyusun tandan buah di tempat pengumpulan hasil (TPH). Pengalihan dari TBM ke TM biasanya pada umur 3 tahun dan 60% dari jumlah tandan sudah dapat dipanen serta berat rata-rata tandan buah di atas 3 kg. Buah kelapa sawit tersebut matang panen apabila brondolannya telah lepas dan jatuh secara alami dari tandannya (Risza, 1994). Kriteria matang panen di Afdeling Alfa ada 2 yaitu: 1. Untuk memudahkan pemanen dalam memanen buah sawit, maka ditentukan dengan adanya brondolan di piringan. Jika Berat Janjang Rata-rata (BJR) di bawah 10 kg maka brondolan yang ada di piringan 5 brondolan. Untuk Berat Janjang Rata-rata di atas 10 kg maka brondolan yang ada di piringan brondolan.

17 8 2. Untuk krani cek buah di TPH menggunakan fraksi 2, yaitu jumlah buah yang membrondol dikali dengan fraksi. Jika Berat Janjang Rata-rata 20 kg maka brondolannya 20 dikali 2 yaitu 40 brondolan di TPH. Tabel 1. Standar Kematangan Buah (Fraksi TBS) No Fraksi Buah Persyaratan Sifat Fraksi Jumlah Brondolan 1. Fraksi 00 (F-00) 0,00% Sangat Mentah Tidak ada 2. Fraksi 0 (F-0) < 5,00% Mentah 1 12,5% buah luar 3. Fraksi 1 (F-1) 0,00% Kurang Mentah 12,5 25% buah luar 4. Fraksi 2 (F-2) > 90,00% Matang 25 50% buah luar 5. Fraksi 3 (F-3) 0,00% Matang 50 75% buah luar 6. Fraksi 4 (F-4) < 3,00% Lewat Matang % buah luar 7. Fraksi 5 (F-5) Buah dalam ikut < 2,00% Terlalu Matang membrondol 8. Fraksi 5 (F-5) 9,50% - 9. Tandan kosong (F7) 0,00% - Sumber : Anonim (2010) - - c. Alat dan Bahan Alat yang digunakan yaitu egrek, gancu, parang, karung, penggaruk dan gerobak. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu TBS dan brodolan. d. Prosedur Kerja 1. Pada praktek di lapangan, yaitu di Afdeling Alfa, pemanenan dilakukan dengan menggunakan egrek karena ketinggian pohon sawit sudah lebih dari m. Luas wilayah untuk Afdeling Alfa

18 9 yaitu 922,7 ha dengan jumlah pohon sawit yang ditanami pohon. 2. Sebelum buah sawit yang akan diegrek, pelepah sawit yang menghalangi buah sawit akan dipotong sehingga mudah pada saat buah diegrek. 3. TBS yang sudah dipanen dimasukan dalam angkong/gerobak bersama dengan brondolan yang jatuh dan dikumpulkan di TPH (Tempat Pengumpulan Hasil). 4. Pada saat pengumpulan buah di TPH, tangkai buah yang masih panjang dipotong bentuk V (cangkam kodok) agar mengurangi losis yang tinggi dan sebagai kode perusahaan. 5. TBS disusun rapi di TPH oleh pemanen agar tidak berserakan dan agar mudah diangkut oleh truck. e. Hasil yang Dicapai Setiap satu orang pekerja yang melakukan pemanenan minimal 87 janjangan/hari yang akan dipanen. Dari hasil praktek di PT. WKP yaitu di Afdeling Alfa, setiap pemanen memiliki target 1750 kg/hari. Jika Berat Janjang Rata-rata 20 kg, maka 1750 dibagi 20 jadi 87 janjang setiap hari untuk satu orang pemanen. Untuk luasan panen yaitu 2,5 ha/1 orang pemanen 1 hari, dan pengumpulan buah di TPH yaitu di Afdeling Alfa block 38 dilakukan dengan menggunakan gerobak. Setiap TBS yang sudah dipanen harus langsung dibawa ke TPH dan brondolan harus ikut dipungut dan diangkut ke TPH.

19 10 Pada pemanenan ini, hasil yang didapatkan berupa Tandan Buah Segar (TBS) dan brondolan yang siap diangkut ke pabrik untuk diproses lebih lanjut atau diolah menjadi minyak. Pada hasil praktek, umur panen berkisar antara 3-5 tahun dan kriteria matang panen yang didapatkan berupa : A = Sebagai buah mentah yang ditandai dengan < 3 brondolan yang jatuh ditanah. B = Sebagai buah matang yang ditandai dengan setiap 1 janjang terdapat 3 brondolan yang jatuh ditanah sampai 50% membrondol. AB = Sebagai buah abnormal (buah batu, buah sakit, buah landak dan buah pasir). Ovver = Sebagai buah yang kelewat matang yang ditandai dengan setiap 1 janjang terdapat 50%-90% brondolan yang jatuh ditanah. Empaty Bunch = Sebagai tandan kosong yang ditandai dengan setiap 1 janjang terdapat 90% brondolan yang jatuh ditanah hingga membrondol seluruhnya. 2) Transportasi Buah a. Tujuan Transportasi buah bertujuan untuk mengangkut TBS ke pabrik untuk segera diolah. b. Dasar Teori Pengangkutan buah (TBS dan Brondolan) dari lapangan ke pabrik harus segera dilakukan pada hari itu juga setelah buah dipanen.

20 11 Operasi pengangkutan hendaknya selalu saling mendukung dengan operasi panen dengan pengolahan, karena sifat pengoperasiannya merupakan tiga sub-sistem yang mengarah kepada satu sistem induk yaitu objective PAO (Panen-Angkut-Olah). Buah yang sudah di TPH harus diangkut ke pabrik pada hari itu juga dan tidak boleh restan di TPH, karena Asam Lemak Bebas (ALB) akan naik. Pengangkutan buah harus sistem terpisah antara tandan dan brondolan, sejalan dengan sistem panen tandan dan kutip brondolan secara terpisah (Risza, 1994). c. Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah truck, tojok, gancu, polpen, penggaruk dan buku harian krani. Sedangkan bahan yang digunakan adalah Tandan Buah Segar (TBS) dan brondolan. d. Prosedur Kerja 1. Sebelum TBS dinaikan ke dalam truck, krani akan mencatat buah hasil pemanenan. 2. Setelah itu, pekerja bagian pengangkutan buah menaikan buah ke dalam truck satu per satu. 3. Buah yang ada dalam truck disusun rapi agar pada saat perjalanan buah tidak jatuh di jalanan. 4. Pada saat pengangkutan ini, diawasi dengan seorang mandor bertujuan agar tidak adanya manipulasi. e. Hasil yang Dicapai Pengangkutan dilakukan dengan menggunakan truck yang dengan masing-masing mempunyai rata-rata muatan ± 6 ton.

21 12 Pengangkutan TBS dan brondolan dari kebun ke pabrik diusahakan agar tidak mengalami kerusakan atau cacat dan tidak boleh ada yang tersisa atau tertinggal di kebun. Untuk pengangkutan buah ini yaitu pada saat selesai pemanenan TBS harus segera diangkut ke PKS agar ALB tidak tinggi. Batas waktu buah yang harus diangkut segera ke pabrik yaitu 24 jam setelah pemanenan. Pengangkutan ke pabrik harus sesegera mungkin untuk meminimalisir naiknya kandungan ALB dan menjamin kualitas buah yang dikirim ke pabrik harus tetap dalam keadaan segar, sebaiknya setelah dipanen waktu yang paling optimal setelah dipanen adalah 8 jam. 3) Penerimaan Buah 1. Penimbangan a. Tujuan Tujuan dari penimbangan yaitu untuk mengetahui berat TBS yang masuk ke dalam pabrik dan untuk menetahui berat produksi yang akan diangkut keluar pabrik berupa CPO, kernel, janjangan kosong dan lainnya. b. Dasar Teori Jembatan timbang adalah alat ukur yang berfungsi untuk menimbang dan mengetahui jumlah berat yaitu bruto, tarra dan netto dari setiap truck yang masuk dan keluar yang isinya berupa TBS, CPO, kernel dan lain sebagainya. Proses penerimaan buah di pabrik terlebih dahulu ditimbang di jembatan timbang. Penimbangan dilakukan untuk mengetahui

22 13 berat bruto, berat tarra dan berat netto TBS dari setiap kebun yang akan diolah di Pabrik Kelapa Sawit (Sakar, 2010). c. Alat dan Bahan Alat yang digunakan yaitu jembatan timbang, computer, printer dan pena. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu TBS yang diangkut dalam truck. d. Prosedur Kerja 1. Sebelum ditimbang, truck yang mengangkut TBS harus melapor pada pos Satpam untuk dimintai SPB (Surat Pengantar Buah). Supir yang mengantar buah harus menunggu antrian sampai dipanggil namanya. 2. Satpam yang bertugas mencatat isi dari SPB tersebut dan mengijinkan untuk melakukan penimbangan. (Isi dari SPB tersebut yaitu nama kebun, Afdeling berapa, nama supir dan nomor polisi). 3. Truck naik ke atas jembatan timbang secara perlahan sampai ketengah-tengah jembatan timbang, dan supir kemudian mematikan kendarannya. 4. Supir yang mengantar buah harus turun dari kendaraan atau dari jembatan timbang. Jika ada teman supir yang ikut daharuskan ikut turun dari kendaraan. 5. Setelah petugas penimbangan mencatat berat truck yang berisi TBS, supir dipersilakan untuk naik dan membawa kendaraannya untuk pergi ke loading ramp untuk menuang TBS yang dimuat

23 14 dan kembali ke stasiun timbangan untuk ditimbang kembali (truck kosong). e. Hasil yang Dicapai Jembatan timbang yang digunakan oleh pabrik PT. WKP adalah jenis elektronik dengan merk Avery Weigh Tronix yang memiliki kapasitas 40 ton dan daya baca 10 kg. Setelah penimbangan truck yang bermuatan TBS masuk (Bruto) akan ditimbang lagi (Tarra) pada saat truck telah selesai bongkar TBS di losding ramp. Selisih berat antara berat truck masuk dan berat truck keluar dinyatakan sebagai berat TBS yang masuk (Netto). Setelah semua diketahui, supir akan diberikan surat seperti pada Gambar 1 berikut ini : PT. WKP PKS WARU KALTIM PLANTATION KALTIM Vehicles : AE8262UJ Date : 12/3/2011 Ticket No : 15997/12/3/11 Costomers : BUKIT PERMATA ESTATE Driver Name : NARWOTO Products : TANDAN BUAH SEGAR Do No : 25/II/SPB/TBS/BPE/III/2011 Transporters : BPE Status : Contracts : No Segel Atas : No Segel 1 st Weighing : 12/3/2011 2:39:06PM 9,260 kg Bawah : 2 st Weighing : 12/3/2011 2:44:53PM 3,900 kg Netto : 5,360 kg Adjust Weight : 0 kg Adjust Netto : 5,360 kg Remark : Weighing : DAVID Driver Signature Gambar 1. Surat Keterangan Berat TBS yang Dimuat Kendaraan

24 15 Truck yang mengangkut TBS akan ditimbang (berat bruto) dengan berat kg. Setelah ditimbang TBS dibongkar di loading ramp untuk ditampung sementara kemudian truck ditimbang kembali untuk mengetahui berat kendaraan tersebut (tarra) dengan berat kg. Cara penimbangan Bruto, Tarra dan Netto untuk TBS : - Berat Bruto = Berat truck masuk (berat truck kosong + TBS) - Berat Tarra = Berat truck keluar (berat truck kosong) - Berat Netto = Berat Bruto Berat Tarra Jadi berat bersih (Netto) dalam penimbangan didapat dengan mengurangi bruto dengan tarra adalah sebagai berikut : Netto = Bruto Tarra = kg kg = kg TBS Begitu selanjutnya sehingga 3 truck didapatkan berat bersihnya (Netto). Berat bersih truck I (7.230 kg), berat bersih truck II (5.060 kg), berat bersih truck III (5.980 kg), kemudian dirataratakan (R) truck yang bermuatan TBS adalah sebagai berikut : R = = = = Netto Truck I + Netto Truck II + Netto Truck III kg kg kg kg kg/kendaraan

25 16 Jadi, berat rata-rata TBS yang mampu diangkut dengan kendaraan adalah kg TBS. 2. Sortasi Buah/Grading dan Penimbunan di Loading Ramp a. Tujuan Sortasi buah ini bertujuan untuk mengetahui mutu buah yang masuk ke pabrik dari beberapa kebun dan tujuan penimbunan di loading ramp yaitu sebagai penyimpanan sementara sebelum TBS dimasukan ke dalam lori. b. Dasar Teori Menurut Risza (1994), setelah truck buah ditimbang, kemudian dibongkar di loading ramp. Pada kesempatan ini ± 5% dari jumlah truck buah disortasi untuk penilaian mutu. Selanjutnya buah dipindahkan ke lori rebusan yang berkapasitas ± 2,5 ton. Tabel 2. Buah yang masuk ke pabrik memiliki beberapa kriteria, diantaranya : Fraksi Jumlah Brondolan NIlai 00 Tidak ada Sangat mentah 0 s.d 2 butir/kg tandan Mentah 1 > 2 butir/kg tandan s.d 25% buah lapisan luar Kurang matang 2 25% - 50% buah lapisan luar Matang 3 50% - 75% buah lapisan luar Matang 4 75% - 100% buah lapisan luar Lewat matang 5 100% buah lapisan luar dan dalam ikut rontok Busuk Sumber : (Mulia, 2014). Tabel 3. Hubungan antara Fraksi, ALB dan Rendemen Minyak Fraksi Rendemen Minyak (%) Kadar ALB (%) 0 16,0 1,6 1 21,4 1,7 2 22,1 1,8 3 22,2 2,,1 4 22,2 2,6 5 22,9 3,8 Sumber : (Mulia, 2014).

26 17 c. Alat dan Bahan Alat yang digunakan di loading ramp yaitu tojok, ember, skop, hopper, pintu hidrolik, lori capstan dan pena. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu TBS. d. Prosedur Kerja 1. Truck yang telah selesai ditimbang akan disortasi/grading sebelum TBS dibongkar ke hopper. 2. TBS yang ada dalam truck diturunkan di lantai loading ramp kemudian petugas akan mengambil sampel 100 TBS dari truck dengan system acak yaitu dari atas, tengah, belakang sewbagai sampel untuk disortasi. Dan ada juga dengan cara 100%, yaitu seluruh TBS langsung dituang ke lantai loading ramp. 3. Sortasi akan dilakukan menurut kerikteria di atas dan menghitung persentasi mutu buah yang telah disortasi. 4. Pada saat sortasi berlangsung, jika terdapat buah yang busuk, mentah dan tandan kosong dari luar PT. Waru Kaltim Plantation maka buah tersebut akan dikembalikan. 5. Setelah selesai disortasi, buah dimasukan ke dalam hopper. 6. TBS yang ada di dalam hopper akan dimasukan ke dalam lori-lori melewati pintu hidrolik. 7. TBS disusun secara manual dalam lori untuk diratakan agar TBS tidak jatuh pada saat lori dimasukan dalam sterilizer. 8. Lori yang telah penuh ditarik dengan menggunkan capstan untuk dipindahkan ke jalur sterilizer dengan menggunakan transfer carriage.

27 18 e. Hasil yang Dicapai Buah yang masuk rata-rata tergolong masih baik karena TBS yang dikirim dari kebun persentasi buah matang lebih banyak (± 90%) dibandingkan dengan persentasi buah mentah, buah terlalu matang dan lain-lain. Dari hasil praktek yang didapatkan loading ramp merupakan suatu bangunan pelat besi (hopper) berlantai miring dengan kemiringan 75º yang dilengkapi dengan kisi-kisi 10 cm yang berfungsi untuk membuang pasir dan kotoran lainnya yang terikput dalam TBS. PT. WKP memiliki 3 loading ramp, dimana loading ramp I memiliki 12 pintu, loading ramp II memiliki 12 pintu dan loading ramp III memiliki 9 pintu. Loading ramp ini dilengkapi dengan pintu hidrolik sebanyak 33 buah pintu yang berfungsi untuk mempermudah masuknya TBS ke dalam lori. Kapasitas tampungan di loading ramp seluruhnya ± 330 ton, sedangkan kapasitas tamping/lori sebanyak 3,2 ton sekali muat dan di PT. WKP terdapat 30 unit lori. Sedangkan kriteria sortasi yang dilakukan pada saat Praktek Kerja Lapang (PKL) yaitu sebagai berikut : 1. Buah mentah (Unripe) adalah janjang buah yang belum membrondol dan warnanya hijau. 2. Buah masak (Ripe) adalah janjang buah yang membrondol minimal 10 brondolan hingga 50% yang membrondol. 3. Janjang kosong (Empaty bunch) adalah janjang buah yang membrondol 90% brondol hingga membrondol seluruhnya. 4. Tangkai panjang (Long stalk) adalah janjang buah yang tangkai buahnya > 3 cm.

28 19 5. Berondolan (Indeks kutip) adalah berondolan dari kebun yang dikirim ke pabrik bersamaan dengan TBS. 6. Buah abnormal adalah buah batu, buah landak, buah sakit dan buah pasir. Setelah dilakukan sortasi petugas sortasi/grading mencatat persentasi buah yang masuk menurut kriteria sortasi di atas. Nama kebun : Afdeling : No. Polisi :... Unripe Ripe Over Long Empty Indeks Abnormal Ripe Stalk Bunch Kutip Jml JJ Gambar 2. Lembaran yang diberikan petugas grading/sortasi pada saat sortasi Untuk mengetahui kemampuan losding ramp untuk menampung dapat dilihat sebagai berikut : JIka diketahui kapasitas loading ramp 330 ton (KP) dan rata-rata TBS (R) yang diangkut oleh kendaraan adalah kg/kendaraan. Jadi kemampuan untuk menampung TBS (Y) di losding ramp dari beberapa kendaraan dapat dihitung sebagai berikut : Y = KP (Kapasitas) R (Rata-rata) = kg kg = 54 truck Jadi kemampuan untuk menampung TBS di loading ramp adalah sebanyak 54 truck. 4) Perebusan a. Tujuan - Menghentikan aktifitas ensim lipase - Memudahkan pemipilan (Stripping/Threshing)

29 20 - Melunakkan daging buah - Mempermudah pemisahan inti dengan cangkang - Mengubah komposisi dari mesocarp sehingga proses pelumatan dan klarifikasi efisien. b. Dasar Teori Sterilizer adalah suatu bejana yang berfungsi untuk merebus Tandan Buah Segar (TBS) dengan memakai media pemanas (steam) yang berasal dari sisa pembuangan turbin uap yang bertekanan ± 3 bar, dengan temperature ± 120 ºC. Alat ini juga disebut bejana rebusan atau ketel rebusan (Susantho, 2012). Baik buruknya mutu dan jumlah hasil olah suatu pabrik kelapa sawit, terutama ditentukan oleh keberhasilan rebusan. Sterilizer (rebusan) adalah bejana bertekanan yang digunakan untuk untuk merebus buah (Anonim, 2012). c. Alat dan Bahan Alat yang digunakan yaitu sterilizer, panel control, safety valve, compressor, capstan, transfer carriage, grafik, pressure gaugh, lori, rail dan trolley. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu Tandan Buah segar (TBS) dan uap (steam). d. Prosedur Kerja 1. Lori yang telah dipindahkan dari jalur rail loading ramp ke jalur rail sterilizer. 10 lori yang dimasukan ke dalam sterilizer. Setelah lori dimasukan ke dalam sterilizer, pintu sterilizer ditutup kemudian putar tuas pintu untuk dikunci sampai posisi lock ring 75% terkunci.

30 21 2. TBS kemudian direbus selam menit tergantung dari kondisi buah dengan menggunakan suhu 120 ºC - 140ºC dengan tekanan 2,8 3,0 kg/cm². 3. Perebusan ini menggunakan system triple peak dimana peak pertama berfungsi untuk membuang udara yang dalam bejana, peak kedua berfungsi untuk membuang udara dan kondensat, dan peak ketiga berfungsi sebagai proses pematangan buah dengan sempurna. Kurva Rebusan Tekanan 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 2,8 bar ,2 bar 1,8 bar I II III Lama waktu Gambar 3. Kurva rebusan Tata cara yang harus dilakukan untuk memperoleh perebusan sebagai berikut : a. 3 menit pembuangan uap pertama sampai nol sudah termasuk menguras. b. 13 menit pemasukan uap pertama 1,8 kg/cm². c. 2 menit pembuangan uap dan condensate pertama. d. 12 menit pemasukan uap kedua kali sampai 2,2 kg/cm². e. 2 menit pembuangan uap kedua kali sampai nol.

31 22 f. 13 menit pemasukan uap ketiga kali sampai tekanan 2,8 kg/cm². g. 40 menit uap ditahan setelah mencapai tekanan 2,8 kg/cm². h. 5 menit pembuangan akhir uap/air yang masih tinggal sampai tekanan menjadi nol kg/cm². 4. Setelah masak, petugas rebusan mengecek apakah masih adanya tekanan yang ada dalam bejana dengan cara membuka control valve. 5. Setelah kedua pintu terbuka lori ditarik dengan menggunakan capstan untuk ditarik keluar. e. Hasil yang Dicapai Di PKS PT. WKP mempunyai 4 unit sterilizer. Sterilizer yang digunakan adalah sterilizer tipe horizontal doble door berdiameter 4 m dengan panjang sterilizer ± 22 meter. Setiap 1 unit sterilizer memuat 10 lori dalam sekali rebusan. Di PKS PT. WKP perebusan buah menggunakan system triple peak (tiga puncak) dimana puncak pertama bertujuan untuk mengeluarkan udara dari celah-celah TBS dan udara dalam bejana sterilizer, puncak kedua bertujuan untuk membuang udara dan kondensat, dan puncak ketiga bertujuan untuk proses penyempurnaan pematangan buah. Dari proses perebusan yang baik diperoleh buah yang mudah lepas dari tandan, menonaktifkan enzim lipase, dapat melunakan buah dan memiliki kandungan air yang rendah. Pabrik di PT. WKP memiliki 4 unit sterilizer dimana 1 unit sterilizer dengan muatan 10 lori dan kapasitas setiap lorinya sebanyak

32 23 3 ton. Jadi kapasitas untuk 1 unit sterilizer dalam satu kali siklus rebusan selama 90 menit sebagai berikut : KP (Kapasitas Lori) = kg x 10 lori TBS = kg TBS 5) Penebahan Buah/Bantingan a. Tujuan Tujuan dari penebahan buah yaitu untuk melepaskan semua brondolan dari janjangan secara maksimal. b. Dasar teori Tandan buah yang telah direbus dimasukan ke dalam mesin pelepas buah (thresher). Mesin pelepas buah ini berbentuk drum berdiameter 2 m, panjang 3,25 m, dan berputar putaran/menit. Tandan buah akan terbanting ke dinding sehingga terlepas dari tandannya. Tandan akan terpental keluar dan buah akan keluar dari mesin melalui kisi-kisi, kemudian jatuh ke dalam uliran yang akan membawanya ke stasiun pengadukan/digester (Setyamidjaja, 2006). c. Alat dan Bahan Alat yang digunakan yaitu hosting crane, mechanical bunch feeder, inclined bunch conveyor, theresher, horizontal empaty bunch conveyor, inclined empaty bunch conveyor, bunch press, truck. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu TBS masak. d. Prosedur Kerja 1. TBS yang telah masak dan masih berada di dalam lori, dimasukan ke dalam hosting crane untuk dituang ke hopper inclined bunch feeder sedikit demi sedikit agar tidak memenuhi hopper.

33 24 2. Di ujung hopper ini terdapat mecanical conveyor untuk mengatur jatuhnya janjangan agar tidak terlalu banyak yang jatuh ke inclined bunch conveyor (IBC). 3. TBS masak yang dikirim oleh IBC akan masuk ke theresher drum. 4. Didalam theresher drum terdapat kisi-kisi dan sudu pengarah, dimana diantaranya yang berfungsi sebagai : - Kisi-kisi sebagai lubang untuk jatuhnya brondolan dan masuk ke under theresher conveyor - Sudu pengarah yaitu untuk mengarahkan janjangan keluar dari theresher drum. 5. Drum thresher yang berputar dengan putaran 24 rpm yang dapat membanting janjangan sehingga berondolan dapat terlepas. 6. Berondolan yang telah terlepas dari janjangannya akan jatuh ke under theresher conveyor melewati kisi-kisi theresher drum untuk diolah lebih lanjut. 7. Janjangan yang telah terpisah dari berondolannya kemudian dikirim melalui horizontal empaty bunch conveyor, inclined empaty bunch conveyor, kemudian masuk ke bunch press untuk dipress dan langsung dibawa oleh truck ke composting. e. Hasil yang dicapai Proses penebahan di PT. WKP menggunakan sistem bantingan dengan putaran 24 rpm. Pembantingan ini bertujuan agar berondolan/buah sawit dapat terlepas dari tandannya sehingga diperoleh berondolan/buah yang siap untuk diproses lebih lanjut yaitu proses pelumatan buah. Proses penebahan ini harus bekerja secara

34 25 maksimal sehingga tidak ada berondolan/buah yang masih tertinggal ditandan. Dari proses penebahan ini, hasil yang didapatkan bberupa berondolan yang sudah terpisah dari tandan sawitnya (tankos). Berondolan tersebut selanjutnya dibawa ke digester untuk proses pelumatan buah. Hasil yang didapatkan di theresher berupa berondolan yang terlepas dari tandan sawit dengan cara dibanting sehingga dapat memberondol. Di PT. WKP terdapat 2 unit theresher dimana 1 unit theresher berkapasitas 30 ton TBS jadi kapasitas untuk 2 unit theresher adalah 60 ton TBS. Apabila diketahui kapasittas alat 60 ton TBS dan kapasitas lori 3 ton TBS, maka pengisian setiap 1 lori ke dalam theresher selama 3 menit yang diperoleh dari : = Kapasitas Lori Kapasitas Theresher x 60 menit 3 ton = x 60 menit = 3 menit 60 ton 6) Pelumatan Buah (Digester) a. Tujuan 1. Untuk melumatkan buah sehingga biji dan daging buah dapat dipisahkan. 2. Mempermudah proses pengempaan sehingga dapt mengeluarkan minyak dari daging buah secara maksimal.

35 26 b. Dasar teori Pelumatan atau pengadukan dilakukan di dalam mesin pelumat (digester), yaitu bejana yang dilengkapi dengan pisau pengaduk. Daging buah akan dilumatkan untuk memecahkan jaringan sel minyaknya. Pada proses pelumatan dilakukan pemanasan dengan uap pada suhu 85 ºC - 95ºC agar minyak tidak menjadi kental, sehingga mudah dikeluarkan pada proses pengeluaran minyak/pengempaan (Setyamidjaja, 2006). c. Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada proses ini yaitu digester, under theresher conveyor, below conveyor, bottom conveyor, fruit elevator, bottom cross conveyor. Sedangkan bahan yang digunakan adalah berondolan yang telah masak dan steam (uap). d. Prosedur Kerja 1. Setelah melalui proses penebahan, berondolan tadi akan dikirim ke digester untuk dilumatkan melalui below conveyor, bottom conveyor, fruit elevator, conveyor, top cross dan distributing conveyor kemudian masuk ke digester. 2. Digester harus terisi minimal ¾ dari isi digester. 3. Di dalam digester terdapat 6 pasang pisau pengaduk (stirring arm) yang berputar dengan putaran 26 rpm. Fungsi pisau ini untuk mencacah daging buah agar daging buah dapat terlepas dari biji. 4. Dalam pengadukan diberikan steam dengan tekanan 1,5 kg/cm² dan temperature dalam digester 90ºC - 95ºC selama pengadukan menit.

36 27 5. Berondolan yang sudah tercacah menuju dasar digester yang akan dikirim keproses selanjutnya (press). 6. Daging buah akan masuk ke bottom plate digester menuju press yang diarahkan oleh expeller arm. e. Hasil yang Dicapai Di PT. WKP memiliki alat digester sebanyak 8 unit dan mempunyai kapasitas masing-masing digester yaitu 10 ton dan memiliki 6 pasang pisau untuk mencacah. Hasil yang didapatkan yaitu pelepasan daging buah dari bijinya dapat terleps secara maksimal sehingga proses pengempaan lebih mudah dipisahkan antara minyak dan daging buah. 7) Ekstraksi Minyak a. Tujuan Ekstraksi minyak bertujuan untuk mengeluarkan minyak dari daging buah yang telah dilumatkan sebelumnya. b. Dasar Teori Pengeluaran minyak atau pengempaan adalah mengeluarkan minyak yang terdapat di dalam daging buah yang telah dilumatkan dengan cara dikempa atau dipress sehingga minyak dapat dipisahkan dari ampasnya. Ada bermacam-macam cara untuk mengeluarkan minyak (extrac-of oil) tetapi yang umum adalah dengan cara pengepresan menggunakan mesin pengepres yang bekerja secara hidraulik, sentrifugal atau continuous screw press. Dewasa ini, pengepresan kelapa sawit yang banyak memakai cara continuous screw press yang menghasilkan tekanan oleh kerja dua uliran yang

37 28 berputar berlawanan arah. Tekanan ini sangat menentukan keberhasilan proses pengempaan. Tekanan hharus dapat mengelurkan minyak dari ampasnya secara efisien dengan sedikit mungkin adanya biji yang pecah. Tekanan yang normal adalah 50 kg/cm² yang diatur pada ejector cone, yaitu logam berbentuk kerucut yang terdapat pada outlet. Waktu pengempaan berlangsung antara 6-10 menit dan suhu dipertahankan pada 85ºC-90ºC (Setyamidjaja, 2006). Minyak kasar yang keluar ditampung dalam bak setelah melalui saringan bergetar untuk memisahkan sabut dengan biji. Minyak keluar dari alat pengempa melalui lobang-lobang sepanjang rumah pressan, selanjutnya dialirkan ke tangki minyak kasar. Ampas hasil pengempaan yang terdiri atas serat dan biji akan keluar dari outlet screw press dan dikirik ke alat pembuang ampas (depericarper) untuk diolah lebih lanjut (Setyamidjaja, 2006). c. Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada proses ekstraksi ini adalah press, sand trap tank, vibrating screen, crude oil tank, pump dan solid conveyor. Sedangkan bahan yang digunakan adalah bubur buah yang telah melalui proses pelumatan. d. Prosedur Kerja 1. Buah yang telah dilumatkan (bubur buah) akan masuk ke proses pengepressan dengan model doble screw.

38 29 2. Bubur buah yang masuk akan ditekan dengan bantuan cone sehingga mengeluarkan minyak dari bubur buah tadi dengan tekanan kg/cm² 3. Setelah proses penekanan minyak akan keluar melalui lubanglubang (press cage) dan turun ke sand trap tank. Sedangkan serabut dan nut akan jatuh ke Cake Breaker Conveyor (CBC). 4. Pada saat proses pengepressan diinjeksi air panas (delution) dalam screw press untuk diencerkan sebanyak 15-25% dari banyak dengan temperature air 90ºC-95ºC. 5. Minyak tadi akan masuk ke sand trap tank dengan tujuan unntuk memisahkan crude oil dengan pasir dan juga benda padat lainnya. 6. Setelah itu minyak kasar tadi akan keluar secara over flow dan kemudian akan disaring di vibrating screen. Fungsi dari alat ini yaitu untuk memisahkan crude oil dengan serabut-serabut yang masih terikut. Saringan ini menggunakan ukuran 20 dan 40 mesh dimana saringan yang di atas berukuran 20 mesh dan saringan yang di bawah berukuran 40 mesh. 7. Proses selanjutnya, minyak yang telah disaring tadi akan ditampung sementara di crude oil tank sebelum dikirim ke Continuous Clariffier Tank (CCT) melalui distributing oil tank untuk melakukan proses pemisahan antara minyak dengan sludge serta benda asing lainnya dengan system pengendapan. Sedangkan serabut yang tidak lolos dari proses penyaringan tadi akan dikirim kembali untuk dipress kembali melalui below conveyor dan fruit elevator.

39 30 e. Hasil yang Dicapai Hasil yang dicapai pada saat pengepressan yaitu memisahkan minyak dari daging buah dengan adanya tekanan cone serta mengurangi losis serendah mungkin. Ekstraksi minyak menggunakan system screw press sebbagai alat ekstraksi minyak untuk memisahkan minyak dari daging buah yang telah dilumatkan sehingga diperoleh minyak dari daging buah tersebut. Proses ekstraksi minyak di pabrik ini menggunakan alat doble screw press yang berputar secara berlawanan arah dengan tekanan kg/cm². 8) Pemurnian Minyak (Klarifikasi) a. Tujuan Proses pemurnian ini bertujuuan untuk membersihkan minyak dari kotoran-kotoran seperti padatan, lumpur maupun air yang ikut larut dalam minyak. b. Dasar Teori Pemurnian minyak atau klarifikasi adalah proses memisahkan minyak dari bahan-bahan non-minyak seperti serat, kotoran, pasir, air dan lain-lain. Dalam proses klarifikasi, minyak ditampung dalam bak pengendap yang karena berat jenisnya bahan-bahan non-minyak akan mengendap di bawah dan minyak akan menempati bagian atas (Setyamidjaja, 2006). Pemurnian minyak di PT. WKP juga mempunyai 3 sistem pemurnian minyak yaitu dengan cara pengadukan, pemanasan dan pengendapan. Pada sistem pengendapan minyak dengan berat jenis lebih kecil bergerak ke atas secara over flow dan ditampung

40 31 sementara di wet oil tank. Sedangkan sludge dengan berat jenis lebih berat dari pada minyak akan turun ke bawah secara over flow melalui skimmer ke sludge tank. c. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam proses pemurnian minyak ini adalah CCT Continuous Clariffier Tank, Crude Oil Tank, Buffer tank, Sludge tank, Sand Cyclone, Brush Stainer, Wet Oil tank, Vakum Dryer, Sludge separator, Recycle tank, stirrer, skimmer, sludge pit dan pompa. d. Prosedur Kerja 1. Minyak yang telah ditampung di Crude Oil Tank tadi kemudian dipompakan atau dikirim ke Continuous clarifier Tank (CCT) melalui Distributing Oil Tank untuk dilakukan proses pemisahan antara minyak dengan sludge serta benda-benda asing lainnya dengan system pengendapan berdasarkan berat jenis. 2. Di dalam CCT terjadi proses pengendapan karena adanya gaya grafitasi sehingga massa jenis yang lebih berat (kotoran dan sludge) akan turun ke bawah, sedangkan massa jenis yang lebih ringan (minyak) akan berada di atas. Dalam pengendapan ini dibantu dengan alat pengaduk/stirrer yang berputar dengan putaran 3-5 rpm yang berfungsi membantu unntuk mengangkat minyak. 3. Susunan urutan pengendapan dari atas dalam CCT berupa minyak, sludge dan kotoran. Minyak yang berada di atas mengalir ke wet oil tank secara over flow, selanjutnya untuk sementara minyak ditampung di wet oil tank yang selanjutkan dipanaskan sebelum

41 32 dikirim ke purifier untuk dilakukan proses pemurnian selanjutnya. Sludge yang berada di tengah dialirkan ke sludge tank secara under flow, dan sludge tersebut untuk sementara ditampung di sludge tank sebelum dialirkan ke sand cyclone untuk dilakukan proses pemurnian selanjutnya. Sedangkan kotoran yang telah mengalami proses pemisahan di CCT tadi dialirkan ke sludge pit kemudian langsung dialirkan ke kolam. 4. Minyak yang ditampung di wet oil tank tadi kemudian dilakukan proses pemurnian dengan system pengendapan. Setelah itu minyak yang dari wet oil tank dialirkan ke purifier untuk dilakukan proses pemisahan Antara minyak, dan kotoran. Minyak yang telah mengalami proses pemurnian di purifier tadi dialirkan ke vakum dryer untuk dilakukan proses pengeringan atau pemisahan Antara minyak dengan air dengan system penguapan hampa. Sebelum minyak melewati vakum dryer kadar air dalam minyak ± 0,45% menjadi < 0,20%. 5. Pada saat proses pemvakuman, minyak dikabutkan melewati nozelnozel dalam vacum dryer yang berada di tengah atas vacum dryer sehinga air yang ada di dalam minyak lebih mudah diuapkan. 6. Minyak yang telah divacumkan akan langsung dikirim ke storage tank (tangki timbun). Tangki ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan CPO produksi sebelum dikirim, dan air yang telah diuapkan akan di masukkan ke dalam hot well tank. 7. Sedangkan sludge yang secara under flow masuk ke sludge tank akan di bersihkan lagi dengan menggunakan sand cyclone agar

42 33 pasir-pasir halus yang larut dalam minyak dapat di perangkap sehingga mengurangi kotoran pada minyak sebelum dikirim ke buffer tank. 8. Sludge yang telah dikirim ke buffer tank sebagai penampung sementara untuk umpan masuk ke centrifuge dengan sistem pemusingan. 9. Sebelum sludge tersebut masuk ke sludge separator, sludge tersebut harus disaring lagi dengan alat brush strainer untuk mengurangi serabut-serabut halus agar pada saat sludge masuk ke centrifuge/separator tidak tersumbat disetiap nozzel centrifuge. 10. Sludge yang telah dibersihkan dari serabut-serabut halus akan dipisahkan lagi Antara sludge dan minyak. Di dalam sludge separator, sludge akan masuk ke dalam setiap nozzle yang berputar dengan kecepatan putaran rpm. Pada saat itu, terjadi pemisahan Antara massa jenis. Massa jenis yang lebih ringan (minyak) akan terlempar keluar sedangkan massa jenis yang lebih berat (sludge) akan jatuh ke bawah. 11. Minyak dari hasil pemisahan di sludge separator tersebut dibagi menjadi dua yaitu heavy phase dan light phase. Dimana heavy phase yang merupakan sludge yang akan dialirkan dan di tampung di sludge pit sebelum dialirkan ke kolam limbah. Sedangkan light phase merupakan minyak yang masih tercampur dengan sludge kan kotoran lain yang nanti akan dikirim dan ditampung sementara di recycle tank sebelum dikirim ke CCT melalui distributing oil tank untuk diproses ulang.

43 34 e. Hasil yang Dicapai Dalam proses pemurnian minyak, diawali dengan proses pemisahan antara minyak dengan pasir. Minyak hasil dari pressan dialirkan ke Sand Trap Tank dimana alat ini berfungsi untuk memisahkan minyak dari pasir. Setelah melalui proses ini, minyak yang masih mengandung kotoran dialirkan ke Vibratin Screen untuk memisahkan minyak dengan ampas yang masih terikut. Alat ini berbentuk saringan bergetar dengan arah yang berlawanan. Ukuran bagian atas untuk saringan ini adalah 20 mesh dan ukuran bagian bawahnya adalah 40 mesh. Setelah melalui proses penyaringan tersebut, minyak dari hasil saringan dipompakan/dikirim ke Crude Oil Tank untuk penampungan sementara sebelum dikirim ke Continuous Clariffier Tank melalui Distributing Oil tank untuk dilakukan proses pemisahan antara minyak dengan sludge serta kotoran lain berdasarkan berat jenis. Sedangkan ampas hasil dari pemisahan di Vibrating Screen dialirkan ke Digester melalui Fruit Elevator, Top Cross dan Fruit distributing conveyor Untuk diolah kembali. Pada pabrik minyak kelapa sawit di PT. WKP menggunakan tiga sistem dalam pemurnian minyak yaitu system pengendapan, pengadukan dan sistem pemanasan minyak. Proses pemurnian dengan sistem pengendapan terjadi di CCT (Continuous Clariffier Tank) dimana pada saat minyak kasar mengendap, minyak akan berada dilapisan paling atas sedangkan sludge berada pada lapisan bawah. Pemurnian dengan sistem pemusingan terjadi di sentrifuge dimana minyak dipisahkan dari sludge dengan gaya sentrifugal,

44 35 minyak yang beratnya lebih ringan akan bergerak ke arah sumbu poros dan terdorong keluar sedangkan sludge yang berat jenisnya lebih berat akan terdorong ke arah dinding bowl. Minyak yang telah dipisahkan dari lumpur akan masuk ke dalam vacum dryer untuk mengeringkan minyak dengan cara menguapkan air yang masih terkandung dalam minyak. Minyak yang dihasilkan dari proses pemurnian ini adalah minyak sawit berupa CPO (Crude Palm Oil) yang tidak mengandung slugde/lumpur dan dengan kandungan air yang sedikit. Minyak CPO ini siap disimpan di dalam tangki timbun dan siap untuk dikirim. 9) Penyimpanan MInyak/CPO (Storage) a. Tujuan Tujuan penyimpanan minyak yaitu untuk menampung minyak sementara sebagai minyak yang akan dijual. b. Dasar Teori Crude palm Oil (CPO) yang dihasilkan kemudian dialirkan ke dalam storage tank. Dengan tujuan supaya kualitas CPO yang dihasilkan tetap terjamin sampai tiba waktunya pengiriman (Habibi, 2010). c. Alat dan Bahan Alat yang digunakan untuk penyimpanan minyak adalah Storage tank dan Pump. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu minyak CPO yang telah di murnikan.

45 36 d. Prosedur Kerja 1. Minyak yang telah dimurnikan langsung dipompa atau dikirim ke Storage Tank. 2. Selama penyimpanan ini minyak selalu dipanaskan dengan mengunakan steam coil. 3. Dalam pemanasan temperatur minyak selalu dijaga C 4. Setiap harinya minyak dalam Storage akan selalu dianalisa FFAnya. e. Hasil yang Dicapai CPO yang telah dimurnikan akan dikirim ke tangki timbun (storage tank) untuk disimpan dan ditampung sementara agar minyak dapat terkumpul lebih banyak di tangki timbun (storage tank) yang berkapasitas 2000 ton minyak sehingga lebih mudah dipasarkan. Tangki timbun dilengkapi dengan pipa pemanas untuk menjaga mutu dari minyak CPO. Di PT. WKP jumlah produksi CPO adalah 250 ton/hari. Crude Palm Oil (CPO) di dalam tangki timbun (storage tank) sebelum dikirim. Suhu CPO di dalam tangki timbun harus dipertahankan C agar ALB minyak CPO tidak naik. B. Pengolahan Inti Sawit 1. Pemisahan Biji dan Ampas a. Tujuan Tujuan pemisahan biji adalah untuk memperoleh biji/nut yang bersih dari gumpalan ampas/serabut.

46 37 b. Dasar Teori Menurut (Habibi, 2010), biji yang masih bercampur dengan ampas dan serabut kemudian diangkut menggunakan cake breaker conveyor yang dipanaskan dengan uapa air agar sebagian kandungan air dapat diperkecil, sehingga press cake terurai dan memudahkan proses pemisahan menuju depericarper. Pada depericarper terjadi proses pemisahan fibred an biji. Pemisahan terjadi akibat perbedaan berat dan gaya hisap blower. Biji tertampung pada nut silo yang dialiri dengan udara panas antar 60ºC-80ºC selama jam agar kadar air turun sekitar menjadi 4%. c. Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada proses ini yaitu CBC (Cake Breaker Conveyor), kipas penghisap ( Induced Drought Fan), kolom pemisah biji dan serabut (Depericarper), Nut Polishing Drum, Wet Nut Conveyor, Destoner dan Fiber Cyclone. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu ampas press. d. Prosedur Kerja 1. Ampas press yang telah selesai dipress akan jatuh di CBC dengan tujuan agar dapat mencacah ampas yang berbentuk gumpalan sehingga pada saat pemisahan akan lebih mudah. 2. Kemudian ampas tersebut masuk ke dalam kolom pemisah / depericarper untuk dipisahkan berdasarkan berat. 3. Pada saat ampas masuk dalam depericarper terjadi pemisahan yang mengunakan sistem pneumetis yaitu pemisahan dengan menggunakan hisapan udara antara nut dan fiber. Benda yang lebih

47 38 berat berat (nut dan batu) akan jatuh ke bawah dan masuk ke dalam polishing drum sedangkan benda yang ringan akan terhisap menuju ke fiber cyclone untuk dijadikan bahan bakar. 4. Nut yang masuk ke dalam polishing drum yang berputar dengan putaran 21 rpm akan dibersihkan dengan adanya gaya gesekan di dinding polishing drum dan bantingan mengakibatkan serabut yang masih melekat pada nut akan terpisah. 5. Di pingiran depan polishing drum terdapat lubang-lubang yang berfungsi sebagai tempat jatuhnya nut ke wet nut conveyor setelah pemisahan serabut yang melekat pada nut. 6. Nut yang jatuh ke wet nut conveyor akan di kirim destoner untuk dipisahkan antara nut dan batu. Di dalam destoner ini juga menggunakan pemisahan dengan sistem pneumatik (pemisahan dengan menggunakan hisapan udara). 7. Benda yang berat (batu) akan jatuh di lantai, benda yang sedang (Nut) akan dikirim ke nut polishing drum sedangkan benda yang lebih ringan (serabut) akan dihisap ke shell bin. e. Hasil yang Dicapai Gumpalan ampas yang bercampur biji yang berasal dari hasil pressan dipecah oleh cake breaker conveyor sehingga biji terlepas dengan ampas. Ampas dan biji dipisahkan di dalam depericarper. Di depericarper terdapat 2 (dua) alat yaitu separating column dan polishing drum. Di separating column ampas dan biji dipisahkan berdasarkan berat jenis dengan teknik isapan blower dimana ampas kering yang berat jenisnya lebih kecil terisap naik ke atas dan masuk

48 39 dalam fibre cyclone, sedangkan biji yang berat jenisnya lebih besar akan jatuh ke bawah dan masuk ke dalam polishing drum yang akan berputar dengan kecepatan 21 rpm, akibat adanya putaran ini terjadi gesekan yang menyebabkan sisa-sisa serabut yang akan melekat pada biji dapat terlepas. Dari pemisahan ini didapatkan biji sawit bersih yang telah terpisah dari ampasnya. 2. Seleksi Biji a. Tujuan Tujuan seleksi biji yaitu untuk menghindari banyaknya kernel pecah. b. Dasar Teori Biji yang dari depericarper selanjutnya dibawa ke polishing drum untuk dibersihkan dari serabut yang masih menempel, akibat gaya gesekan yang disebabkan perputaran dari drum. Di alat ini juga terjadi pemisahan biji-bijian yang pecah dan kotoran-kotoran lainnya. Kemudian biji yang sudah bersih jatuh ke konveyor yang dihisap oleh blower destoner untuk dikirim ke nut hopper. Biji terhisap oleh Blower dan masuk ke nut hopper, sedangkan batu dan benda-benda berat jatuh ke bawah (Purnomo, 2013). Nut grading drum berfungsi untuk memisahkan nut yang berukuran kecil dan besar agar diperoleh efisiensi pemecahan nut pada ripple mill, nut yang kecil akan masuk ke dalam nut hopper no 1, nut yang medium akan masuk kedalam nut hopper no 2 dan nut yang besar akan masuk ke nut hopper no 3. Besarnya lubang-lubang oval

49 40 pada nut grading drum biasanya untuk ukuran besar >15 mm, medium mm dan ukuran kecil 8-10 mm ( Sonowijoya, 2012). c. Alat dan bahan Alat yang digunakan pada proses ini yaitu nut polishing drum, inclined conveyor, nut grading drum, nut hopper. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu nut yang telah dibersihkan dan steam. d. Prosedur Kerja 1. Nut yang dikirim melewati destoner akan masuk ke nut grading drum. 2. Di nut garding drum terdapat lubang-lubang yang memisahkan nut ukuran kecil, sedang dan besar. 3. Nut yang ukuran kecil akan jatuh terlebih dahulu ke dalam conveyor kemudian diikuti nut sedang, setelah itu nut besar. e. Hasil yang Dicapai Penyeleksian biji dilakukan di nut grading drum agar pemecahan biji lebih maksimal. Penyeleksian biji ini diberikan untuk memisahkan nut kecil, sedang dan besar. Jika nut tidak diseleksi menurut fraksi maka pemecahan biji di ripple mill tidak maksimal. Setiap ripple mill ini ukurannya berbeda-beda karena mengikuti ukuran buah yang masuk. 3. Pemecahan Biji a. Tujuan Tujuan pemecahan biji yaitu untuk memecahkan nut sehingga kernel dapat terlepas dari cangkangnya.

50 41 b. Dasar Teori Ripple mill adalah alat pemecah biji yang berasal dari destoner menjadi cangkang dan inti sawit. Kecepatan baling-baling disesuaikan dengan fraksi biji, juga jarak antara baling-baling dan dinding bergerigi disesuaikan dengan fraksi biji. Dengan cara menekan biji pada rotor pada dinding bergerigi menyebabkan rotor sebagai resultan gaya, jarak antara rotor dan plat bergerigi dan ketajaman gerigi plat disusun sedemikian rupa sehingga berperan sebagai penahan dan pemecah. Biji yang berada dalam alat mengalami frekuaensi benturan yang cukup tinggi, baik dengan plat bergerigi maupun antara rotor, sehingga frekuensi kumpulan ini dapat menyebabkan biji lebih mudah lekang (Purnomo, 2013). c. Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada proses ini adalah Vibrating Through, Ripple Mill, Cracked Mixture Conveyor dan Cracked Mixture Elevator. Sedangkan bahan yang digunakan adalah nut. d. Prosedur Kerja 1. Nut yang telah bersih masuk ke nut hopper kemudian nut akan dipecahkan di ripple mill. 2. Nut akan turun ke ripple mill melewati vibrating through yang berfungsi mengatur nut yang jatuh/nut akan masuk ketengahtengah ripple mill. 3. Nut akan dipecahkan dalam ripple mill dengan cara digiling seakan dikupas kulitnya dengan menggunakan rotor bar dengan putaran rpm ke dinding-dinding (rotor plate) sehingga cangkang

51 42 akan mudah pecah dan mengeluarkan kenel, tetapi kernel dan cangkang masih tercampur. 4. Setelah terpecah kernel dan cangkang yang masih tercampur akan jatuh ke mixture conveyor kemudian dikirim ke cracked mixture elevator untuk diproses lebih lanjut. e. Hasil yang dicapai Pemecahan di ripple mill menghasilkan nut yang telah dipecahkan sehigga kernel dapat tepisah seluruhnya dari cangkang. Standar efesiensi pemecahan di ripple mill 96%. 4. Pemecahan Inti dan Cangkang a. Tujuan 1. Agar mendapatkan kernel yang bersih 2. Agar mengurangi kadar kotoran dari kernel sehingga mutu kernel lebih baik. b. Dasar teori Menurut (Purnomo, 2013), ada dua metode pemisahan kernel dan cangkang, yaitu system pemisahan kering dan pemisahan basah. Pemisahan kering (dry separator) dilakukan dalam suatu kolom vertical (LTDS). Inti dan cangkang yang telah lepas kemudian masuk ke LTDS I melalui cracked mixture elevator, agar inti terpisah dari cangkang. Pemisahan ini didasarkan atas perbedaan berat jenis antara inti dan cangkang, dimana massa yang kecil (cangkang dan serat) akan terhisap oleh blower ke elevator kemudian dibawa ke kernel dryer. Pada LTDS II juga berfungsi untuk memisahkan inti dengan cangkang yang lolos (sisa) dari LTDS I. Sedangkan pemisahan dengan system

52 43 basah yaitu hidrocyclone yang berfungsi untuk memisahkan inti dan cangkang yang tidak terolah dari LTDS II dengan menggunakan media air. Didasarkan atas gaya sentrifugal dan perbedaan berat jenis, dimana berat jenis cangkang ± 1,30 g/cm³, sedangkan inti ± 1,08 g/cm³. c. Alat dam Bahan Alat yang digunakan pada proses ini yaitu LTDS 1&2 (Ligh Tenera Dry Sparating), Kernel Grading Drum, Kernel Conveyor, Hidrocyclone, Vibrating Through, Shell Transport Fan, Kernel Distributing Conveyor, Dry kernel Elevator dan Shell Bin. Sedangkan bahan yang digunakan kernel yang masih tercampur dengan cangkang, dan air. d. Prosedur Kerja 1. Cangkang dan kernel yang masih tercampur yang telah dikirim melewati cracked mixture elevator akan masuk ke dalam kolom separator (LTDS1) biasa disebut pemisahan cara kering. 2. Pada saat masuk ke dalam kolom separator cangkang dan kernel yang masih tercampur akan terpisah karena adanya daya hisapan angin. Pemisahan ini terjadi karena adanya perbedaan berat sehingga mudah dipisah. 3. Benda yang lebih ringan (cangkang) akan terhisap dan dikirim ke boiler untuk dijadikan bahan bakar, benda yang paling berat (kernel utuh) akan jatuh ke dalam Kernel conveyor dan langsung dikirim ke kernel dryer, sedangkan benda yang beratnya sedang akan masuk ke dalam kernel grading drum melewati air lock.

53 44 4. Kernel grading drum ini mengatur jatuhnya kernel untuk pemisahan di kolom separator (LTDS 2). Pemisahan di LTDS 2 prinsipnya sama dengan LTDS 1 tetapi daya hisapannya LTDS 1 lebih cepat dibandingkan LTDS Kernel dan cangkang yang masih belum terpisah akan jatuh ke dalam hidrocyclone melewati air lock. Pemisahan ini di sebut pemisahan cara basah. 6. Pemisahan yang di hidrocyclone menggunakan perbedaan massa jenis. massa jenis yang lebih berat dan ringan. 7. Massa jenis yang ringan keluar secara over flow dan jatuh ke conveyor dan kemudian dikirim ke kernel dryer, sedangkan massa jenis yang lebih berat akan turun melewati lubang bawah hidrocyclone dan jatuh ke conveyor kemudian dikirim ke shell hopper untuk dijadikan bahan bakar. e. Hasil yang Dicapai Pemisahan inti dengan cangkangnya dilakukan dengan dua cara yaitu cara pemisahan kering dan pemisahan basah. Cara pemisahan kering terjadi di LTDS 1 dan LTDS 2 dengan menggunakan sistem hisapan udara oleh blower. Sedangkan pemisahan dengan cara basah terjadi di hidrocyclone dengan menggunakan bantuan air. Pemisahan cara basah (hidrocyclone) didasari oleh perbedaan berat jenis yaitu kernel dan cangkang. Kernel yang berat jenisnya lebih kecil akan terapung, sedangkan cangkang yang berat jenisnya lebih berat akan tenggelam.

54 45 Dari proses pemisahan tersebut diperoleh inti sawit yang bersih (sudah terpisah dengan cangkangnya) sehingga siap untuk dikeringkan di kernel dryer. Hasil yang didapatkan berupa kernel bersih dengan standar kadar kotorannya 0.02% dan kadar air 7-7,5%. 5. Pengeringan Inti a. Tujuan Tujuan pengeringan inti yaitu untuk mengurangi kadar air dalam kernel. b. Dasar Teori Kernel yang sudah terpisah dari cangkangnya kemudian dikirim ke kernel dryer yang berfungsi untuk mengeringkan inti yang telah dipisahkan dari cangkangnya. Pengeringan dilakukan dengan cara menghembuskan udara panas dari steam heater. Kadar air inti yang baik dihasilkan (yang keluar dari kernel dryer) adalah 6%-7%. Kalau kadar air inti terlalu rendah menyebabkan kadar inti berubah warna terlalu besar (kadar inti berubah warna max = 40,0%. Sedangkan jika inti kurang kering atau kadar air di atas 6%-7% maka inti akan mudah sekali berjamur, kadar ALB minyak inti tinggi, kadar minyak yang diperoleh rendah dengan kadar minyak min = 40,0% (Purnomo, 2013). c. Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada proses ini yaitu kernel dryer, kernel transport fan, dried kernel conveyor dan heater fan. Sedangkan bahan yang digunakan itu kernel dan steam.

55 46 d. Prosedu Kerja 1. Setelah melalui proses pemisahan inti dan cangkang kemudian dikirim ke kernel dryer. 2. Kernel yang masuk dalam kernel dryer akan dipanaskan dengan udara panas yang dihembuskan menggunakan heater fan. 3. Kernel dalam kernel dryer yang harus terisi minimal 80% dari daya tampung kernel dryer. 4. Pemanasan dilakukan selama 4 jam dengan temperatur C dan C. 5. Kernel yang telah kering dikirim ke kernel banker melewati dried kernel conveyor dan kernel transport fan. e. Hasil yang Dicapai Inti yang sudah terpisah dari cangkang dikeringkan dalam kernel dryer dengan suhu C dan C selama 4 jam. Pengeringan inti bertujuan untuk menurunkan kandungan kadar air dalam inti produksi. Kadar air yang tinggi dapat menyebabkan kualitas inti menjadi rusak karena inti mudah ditumbuhi oleh jamur. Dari proses pengeringan inti diharapkan menghasilkan inti produksi dengan kandungan kadar air yang rendah yaitu sekitar 7-7,5 %. Hasil yang didapatkan berupa kernel yang kadar airnya dari 12% menjadi 7-7,5 %. 6. Penyimpanan inti a. Tujuan Penyimpanan inti bertujuan untuk penampungan sementara produksi kernel sebelum dipasarkan.

56 47 b. Dasar Teori Tujuan dari penyimpanan kernel produksi sebelum dikirim keluar untuk diproduksi adalah supaya uap air yang terkandung di dalam inti kernel dapat keluar dan tidak menyebabkan kondisi dalam storage tidak lembab yang menyebabkan timbulnya jamur pada inti (Sonowijoyo, 2012). c. Alat dan Bahan Alat yang digunakan untuk penyimpanan inti yaitu kernel hopper, karung, mesin jahit dan spidol. Sedangkan bahan yang digunakan adalah kernel. d. Prosedur Kerja 1. Kernel yang telah melalui proses pengeringan akan ditampung ke kernel hopper sebelum pengemasan. 2. Kernel yang ada dalam kernel hopper dimasukkan dalam karung satu per satu dengan membuka dan menutup chute kernel bin. 3. Karung diisi sebanyak ¾ kemudian disusun rapi dan dijahit dengan menggunakan mesin jahitan beras. Begitu selanjutnya secara continue. 4. Karung yang telah dijahit diberi tanda seperti tanggal pengemasan, tahun pengemasan dan nomor pengemasan. 5. Setelah dikemas karung yang berisi kernel tadi di susun rapi di atas papan dan siap untuk dipasarkan. e. Hasil yang Dicapai Di PT. WKP proses penyimpanan kernel dimasukan ke dalam karung dengan berat rata-rata inti dalam karung kg. Penyimpanan inti produksi harus disimpan dalam gudang yang bersih

57 48 dan tidak lembab agar jamur tidak mudah tumbuh sehingga kualitas inti produksi tetap terjaga dengan baik. Inti yang siap dikemas dan siap dipasarkan harus memenuhi standar dengan kadar air 7 7,5%, kernel pecah 0,15% dan kadar kotoran 6%. C. Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit a. Tujuan Tujuan pengolahan libah cair PKS yaitu untuk memanfaatkan limbah cair dari proses pengolahan minyak kelapa sawit untuk dijadikan pupuk organik. b. Dasar Teori Tabel 4. Komposisi Kimia Limbah Pabrik Kelapa Sawit No Komponen % Berat Kering 1 Ekstrak dengan ether 31,60 2 Protein (N x 6,25) 8,20 3 Serat 11,90 4 Ekstrak tanpa N 34,20 5 Abu 14,10 6 P 0,24 7 K 0,99 8 Ca 0,97 9 Mg 0,30 10 Na 0,08 11 Energi (kkal/100 gr) 454,00 Menurut (Setyamidjaja, 2006), pengolahan kelapa sawit menghasilkan tiga macam limbah cair yang berasal dari kondensat rebusan, centrifuge sludge dan pencucian hidrocyclone, dengan jumlah 0,67 ton untuk setiap ton TBS. Jumlah limbah cair ini dapat dikurangi hingga 0,3-0,4 ton bila pabrik menggunakan decanter. Sebagai gambaran, suatu pabrik yang berkapasitas olah 60 TBS/jam dan dalam satu hari pabrik beroperasi selama 16 jam, maka dalam satu tahun akan

58 49 menghasilkan limbah cair sebesar ton. Sesuai dengan Undang- Undang Lingkungan Hidup, cara mengatasi masalah limbah cair perlu menerapkan proses pengolahan limbah cair yang mampu mengatasi timbulnya dampak buruk terhadap lingkungan tersebut, khususya pada sungai-sungai tempat limbah tersebut dibuang (Setyamidjaja, 2006). Tabel 5. Parameter yang dapat dilihat pada pengolahan limbah cair Parameter Kadar Maksimum (mgl -1 ) Beban pencemaran maksimum (kgton -1 ) BOD 100 0,250 COD 350 0,880 TS 250 0,630 Minyak dan Lemak 25 0,063 Nitrogen total (N) 50 0,125 ph c. Alat dan Bahan Alat yang digunakan yaitu pompa dan pipa. Sedangkan bahan yang digunakan sludge dan bakteri mesofilik. d. Prosedur Kerja 1. Sludge yang telah dikutip minyaknya (limbah) akan langsung dialikan ke kolam limbah limbah coling melalui finaly effluent untuk pendinginan dari 60 C menjadi C. 2. Kemudian limbah tersebut dimasukan ke dalam kolam limbah mixing 1, kolam 2. Peampungan di kolam limbah selama 24 jam untuk mendinginkan limbah. 3. Setelah dari kolam mixing dialirkan lagi ke kolam anaerobik. 4. Di kolam anaerobik diberi bakteri mesofilik. 5. Setelah limbah hingga mencapai kadar COD 4000 ppm dan BOD 250 ppm serta ph limbah 6,8-7,4.

59 50 6. Selanjutnya limbah yang telah mencapai standar tersebut kemudian ditampung sementara di kolam sebelum diaplikasikan ke kebun. e. Hasil yang Dicapai Adapun pengolahan limbah cair hasil pengolahan minyak sawit menggunakan 13 (tiga belas) buah kolam. Dimana kolam 1, 2 adalah kolam penampungan untuk pendingin (colling) selama 24 jam untuk mendinginkan limbah yang baru keluar dari pabrik. Kolam 3,4,5 dan 6 merupakan kolam pencampuran (mixing) untuk mencampur limbah yang dari colling dengan limbah anaerobik. Kolam 7,8,9 dan 10 adalah kolam anaerobik untuk penambahan bakteri yang bekerja untuk menguraikan senyawa-senyawa organik. Kolam 11,12 dan 13 adalah kolam limbah contack pont (Buffer) yang berfungsi sebagai kolam penyempurnaan atau bisa disebut kolam yang sudah mencapai baku mutu standar yaitu BOD 300 ppm, COD 150 ppm dan ph limbah netral 7. Kolam 7 merupakan kolam penampungan sementara sebelum diaplikasikan ke kebun. D. Analisa Minyak Kelapa Sawit CPO Tabel standar analisa minyak CPO menurut SNI dan pabrik di PT. WKP dapat dilihat pada tabel berikut ini untuk mengetahui perbandingan kualitas CPO yang didapatkan di PT. WKP. Tabel 6. SNI Minyak CPO CPO Asam Lemak Bebas Kadar Air Kadar Kotoran 5,00 % 0,45 % 0,05 % Tabel 7. Standar Minyak CPO di PKS PT. WKP CPO Asam Lemak Bebas Kadar Air Kadar Kotoran Rendemen 3,5 % 0,20 % 0,02 % 26%

60 51 1. Analisa Asam Lemak Bebas (ALB/FFA) a. Tujuan Untuk mengetahui kandungan kadar ALB dai CPO produksi. b. Dasar Teori Asam lemak bebas terbentuk karena adanya kegiatan enzim lipase yang terkandung di dalam buah dan berfungsi memecah lemak/minyak menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak bebas merupakan salah satu indikator mutu minyak yang dapat diukur dengan cara titrasi menggunakan alkali dalam lautan alkohol (Novianti, 2013). SNI FFA CPO menurut Badan Standardisasi Nasional (1992), yaitu maksimal 5%. c. Alat dan Bahan Alat yang digunakan yaitu Timbangan Analitik, Erlenmeyer, Pipet Tetes, Automatic Burret, dan Hot Plate. Sedangkan bahan yang digunakan CPO produksi, PP (Phenolpthalein), IPA (Isoprofil Alkohol) dan NaOH. d. Prosedur Kerja 1. Timbang 5 gram minyak dalam erlenmeyer (250 ml). 2. Ambil larutan IPA (Isoprofil Alkohol) sebanyak 50 ml dan masuk ke dalam erlenmeyer lain (250 ml). 3. Tambahkan 3 tetes PP (Phenolpthalein) dalam larutan IPA 4. Titrasi Dengan NaOH tetes demi tetes kedalam larutan IPA sampai larutan berwarna jingga lemah. 5. Masukkan larutan IPA ke dalam Erlenmeyer berisi minyak.

61 52 6. Letakkan ke atas Hot Plate untuk dipanaskan sampai minyak mendidih sambil digoyang-goyangkan. 7. Setelah mendidih, titrasi dengan NaOH tetes demi tetes. 8. Goyang-goyang hingga timbul berwarna jingga yang tidak hilang selama 30 detik kemudian hentikan titrasi. 9. Catat volume NaOH yang digunakan. %FFA = e. Hasil yang dicapai Jika diketahui: 25,6 (Massa Atom NaOH) x V (volume NaOH) x N (Normalitas W (Berat Sampel) V N W = 6,7 ml = 0,1000 N = 5,0021 g Dari hasil analisa ALB CPO produksi di pabrik PT. WKP dapat dilihat bahwa CPO yang dihasilkan dengan kadar ALB 3,42% yang telah memenuhi standar mutu pabrik yaitu maks. 3,5 % dan juga telah memenuhi standar SNI maks. 5 %. 2. Analisa Kadar Air a. Tujuan Untuk mengetahui kandungan kadar air dari CPO produksi. b. Dasar Teori Mutu minyak kelapa sawit yang lebih baik adalah minyak kelapa sawit yang mempunyai kadar air sebesar 0,15% dan kadar asam lemak bebasnya sebesar ± 2,5%. Salah satu faktor yang mempengaruhi mutu minyak sawit adalah kadar airnya (Anonim,

62 ). Satandar SNI kadar air CPO menurut Badan Standardisasi Nasional (1992), yaitu maksimal 0,45% c. Alat dan Bahan Alat yang digunakan analisa ini yaitu Piring Kristal, Oven, Desikator dan Timbangan Analitik. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu CPO produksi. d. Prosedur Kerja 1. Piring kristal dikeringkan dalam Oven selama 15 menit pada suhu 105 C. 2. Dinginkan ke dalam desikator selama ½ jam. 3. Piring kristal yang telah kering ditimbang (W1) 4. Sampel ditimbang sebanyak 20 gram (W2) 5. Minyak dikeringkan selama 4 jam pada temperatur 105 C. 6. Sampel tersebut didinginkan dalam desikator selama ½ jam. 7. Sampel yang telah dingin ditimbang (W3). 8. Setelah dianalisa kadar air minyak, minyak tadi akan langsung dianalisa kadar kotorannya. %Kadar Air = e. Hasil yang dicapai Jika diketahui: W1 = 15,2533 gram W2 = 20,0341 gram W3 = 20,0255 gram (W2-W1) - (W3-W1) (W2-W1) x 100% Di PT. WKP memiliki standar untuk kadar air maks. 0,20%. Dari hasil analisa kadar air CPO Produksi yang dihasilkan yaitu 0,18 %. Hal

63 54 ini menyatakan bahwa minyak CPO produksi di pabrik ini memenuhi standar mutu pabrik dan memenuhi standar SNI yaitu maks. 0,45 %. 3. Analisa Kadar Kotoran a. Tujuan Untuk mengetahui kandungan kadar kotoran dari minyak/cpo produksi. b. Dasar Teori Kadar pengotor dan zat terlarut adalah keseluruhan bahan asing yang tidak larut pada pelarut yang ditetapkan di bawah kondisi operasi yang tertentu. Pengotor yang tidak terlarut dinyatakan sebagai persen zat pengotor terhadap minyak atau lemak (Anonim, 2014). Standar SNI kadar kotoran CPO menurut Badan Standardisasi Nasional (1992), yaitu maksimal 0,05%. c. Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada analisa ini yaitu kertas saring, Gooch Crucible, Oven, Desikator, Vacum Pump, piring kristal dan Timbangan Analitik. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu CPO produksi. d. Prosedur Kerja 1. Kertas saring Whatmant 25 mm diletakkan dalam Gooch Crucible. 2. Dicuci dengan hexana ± 10 ml kemudian masukkan ke dalam Oven untuk dikeringkan pada temperatur 105 C selama ½ jam. 3. Dinginkan ke dalam Desikator ± ½ jam kemudian ditimbang Gooch Crucible beserta Filternya (W1) 4. Piring Kristal dinolkan pada saat penimbangan kemudian Sampel diambil sebanyak 20 gram. (W2)

64 55 5. Campurkan Hexana ke dalam sampel sebanyak 100 ml yang telah disaring kemudian diaduk hingga larut dalam minyak. 6. Sampel dituang ke dalam Gooch Crucible yang dihisap oleh Vacum Pump. 7. Piring kristal dicuci menggunakan Hexana baru untuk memindahkan minyak yang masih ada dalam Piring Kristal. Demikian juga sisasisa minyak yang menempel pada Gooch Crucible. 8. Matikan Vacuum Pump kemudian angkat Gooch Crucible. Usap dibagian luar Gooch Crucible menggunakan tissue hingga bersih dan keringkan dalam Oven pada suhu 105 C selama ½ jam. 9. Gooch Crucible didinginkan dalam Desikator selama ½ jam kemudian ditimbang (W3) % Kadar Kotoran e. Hasil yang dicapai = W3-W1 W2 x 100% Jika diketahui: B = 40,2754 gram C = 20,0341 gram D = 40,2793 gram PKS PT. WKP mempunyai standar mutu kadar kotoran maks %. Dan dari hasil analisa diperoleh kadar kotoran CPO yaitu 0,019 % ini berarti minyak yang diproduksi sudah memenuhi standar mutu pabrik (maks. 0,02 %) dan juga standar SNI (maks. 0,05 %).

65 56 E. Analisis Inti (Kernel) Kelapa Sawit Tabel standar analisa Inti Sawit menurut SNI dan pabrik di PT. WKP dapat dilihat pada tabel seprti berikut untuk mengetahui perbandingan kualitas Inti Sawit yang didapatkan di PT. WKP. Tabel 8. Standar SNI Inti Sawit Asam Lemak Bebas Kadar Air Kadar Kotoran CPO 5 % 8 % 6 % Tabel 9. Standar Inti Sawit di PKS PT. WKP Asam Lemak Bebas Kadar Air Kadar Kotoran Rendemen CPO 3,5% 7 % 6% 5% 1. Analisa Kadar Air a. Tujuan b. Dasar Teori Untuk mengetahui kadar kotoran pada kernel produksi. Air yang ada dalam in ti sawit terjadi karena proses alami sewaktu pembuahan dan akibat perlakuan di pabrik dan waktu penimbunan. Air yang terdapat dalam kernel dapat ditentukan dengan cara pengeringan. Standar SNI kadar air IKS menurut Dewan Standardisasi Nasional (1987), yaitu 8%. c. Alat dan Bahan Alat yang digunakan yaitu Motal, Piring Petridish, Timbangan Analitik, Oven dan Desicator. Sedangkan bahan yang digunakan adalah Kernel Produksi Mentah. d. Prosedur Kerja 1. Ambil beberapa biji kernel utuh (12-15 gram), tumbuk sampai halus dengan menggunakan mortal. 2. Timbang Piring Petridish (W1). 3. Sampel kernel halus ditimbang sebanyak 10 gram (W2).

66 57 4. Sampel dikeringkan dalam Oven selama 4 jam pada temperatur 105 C. 5. Setelah di oven didinginkan dalam Desikator selama ½ jam kemudian sampel ditimbang (W3). % Kadar Air = e. Hasil yang dicapai Jika diketahui: W1 = 35,4397 gram W2 = 40,0032 gram W3 = 39,7073 gram (W2-W1) - (W3-W1) (W2-W1) x 100% Di pabrik minyak sawit PT. WKP memiliki standar mutu untuk kadar air inti sawit adalah maksimal 7 %. Dari hasil analisa ternyata inti yang diproduksi dengan kadar air < 7% dengan hasil 6,4% sehinnga kadar air yang dimiliki kernel produksi sudah memenuhi standar mutu pabrik dan juga telah memenuhi standar SNI yaitu 8 %. Kadar air kernel yang tinggi akan menyebabkan kualitas kernel menjadi menurun karena akan sangat mudah ditumbuhi jamur pada saat penyimpanan. 2. Analisa Kadar Kotoran a. Tujuan Untuk mengetahui kadar kotoran kernel produksi. b. Dasar Teori Kadar kotoran pada kernel menentukan kualitas inti kelapa sawit (kernel) yang dihasilkan oleh suatu pabrik kelapa sawit (PKS). Kotoran inti kelapa sawit (kernel) meliputi cangkang dan serabut yang terikut pada proses produksi inti kelapa sawit (Anonim, 2014).

67 58 Standar SNI kadar kotoran IKS menurut Dewan Standardisasi Nasional (1987), yaitu maksimal 6%. c. Alat dan Bahan Alat yang digunakan yaitu Timbangan Analitik. Sedangkan bahan yang digunakan kernel produksi mentah. d. Prosedur Kerja 1. Sampel ditimbang sebanyak 1 kg (W1). 2. Sampel disortir berdasarkan kernel utuh, kernel pecah, cangkang dari nut utuh, cangkang dari nut pecah, cangkang dan sampah. 3. Timbang cangkang secara terpisah: - Cangkang dan sampah (W2) - Cangkang dari nut utuh (W3) - Cangkang dari nut pecah (W4) 4. Kernel utuh akan tetap dibiarkan untuk dianalisa kadar air dan kernel pecah tetap ditimbang (W5) untuk dihitung persentase kernel pecah. % Dirt Kernel = e. Hasil yang dicapai Jika diketahui: W1 = 1000 gram W2 = 31,37 gram W3 = 10,64 gram W4 = 25,20 gram W5 = 6,7 % (W2+W3-W4) W1 x 100%

68 59 PKS PT. WKP memiliki standar mutu untuk kadar kotoran inti sawit adalah maks. 6 %. Sedangkan dari hasil analisa ternyata inti yang diproduksi dengan kadar kotoran > 6% atau 6,7% ini berarti kadar kotoran pada inti kelapa sawit tidak memenuhi standar mutu pabrik dan juga SNI yaitu maks. 6 %. Kadar kotoran inti produksi yang tinggi dapat disebabkan karena pada saat pemisahan inti dan cangkang alat (LTDS) tidak bekerja dengan baik sehingga masih banyak cangkang yang terikut.

69 57 IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapang (PKL) selama kurang lebih 3 bulan yang kami lakukan di PMKS PT. Waru Kaltim Plantation maka dapat disimpulkan bahwa teori yang kami dapatkan dibangku kuliah yaitu di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda ternyata mempunyai banyak kesamaan dengan kenyataan yang kami dapatkan selama kegiatan praktek di Pabrik Kelapa Sawit PT. Waru Kaltim Plantation, yaitu mulai dari penyimpanan CPO dan IKS. Standar mutu CPO dan Kernel produksi yang didapat di PT. Waru Kaltim Plantation sebagai berikut : 1. CPO: ALB = 3,5 %, Kadar Air = 0, 20 % dan Kadar Kotoran = 0,02%. 2. Kernel : Kadar Air 6 % dan Kadar Kotoran = 7 %. B. Saran Penulis menyarankan kepada pihak perusahaan PT. Waru Kaltim Plantation yaitu: 1. Perlu diadakan pengawasan dari mandor Quality Control pada saat sortasi buah karena ditakutkan adanya manipulasi yang diadakan oleh petugas sortasi. 2. Perlu adanya pelatihan bagi para karyawan tentang alat/stasiun di pabrik. 3. Sebaiknya diadakan penambahan tenaga kerja di loading ramp dan boiler karena pekerjaan pada stasiun itu sangat berat. Sedangkan Menurut Penulis Kegiatan PKL ini dirasakan sangat bermanfaat dan sangat penting bagi semua mahasiswa/i, oleh karena itu

70 58 penyusun menyarankan untuk Politeknik Pertanian Negeri Samarinda umumnya dan khusunya pada Program Studi Teknologi Hasil Perkebunan, antara lain yaitu: 1. Mahasiswa yang hendak PKL di pabrik kelapa sawit perlu menambah pengetahuan yang luas tentang proses pengolahan kelapa sawit sehinggga pada saat Praktek Kerja Lapang sudah ada bekal (pengetahuan) yang didasari oleh teori. 2. Mengadakan kerja sama dengan pihak perusahaan negeri maupun swasta bukan hanya dalam hubungan sebagai tempat kegiatan PKL namun lebih mengarah kepada hubungan kerja. Hal ini diharapkan dapat merekrut mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri Samarinda khususnya Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan sebagai karyawan diperusahaan tersebut.

71 59 DAFTAR PUSTAKA Anonim, SNI : Minyak Kelapa sawit. Diakses pada tanggal 19 Juni Anonim, Penentuan Dirt dan Kernel Pecah. Diakses pada tanggal 19 Juni Anonim, Laporan PKL di PKS SEI GARO. Blogspot.com. Diakses pada tanggal 19 Juni Amry, C.2013, Penerapan PDCA di Pabrik Kelapa Sawit (PKS), Diakses pada tanggal 19 Juni Dewan Standardisasi Nasional, SNI: : Inti Kelapa Sawit Mei Habibi, Makalah Teknologi pengolahan Kelapa sawit Menjadi CPO dan PKO. Diakses pada tanggal 19 Juni Hendriyansyah, Pasca Panen dan Proses Pengolahan Kelapa Sawit, pada tanggal 19 Juni Marhaini, Pencemaran Lingkungan dari Industri Pengolahan Buah Kelapa Sawit. pada tanggal 19 juni Mulia, R Standar Mutu pengolahan Tandan Buah Sawit, pada tanggal 19 Juni Novianti, Proses Pengolahan Sawit dan Analisa Kenaikan Asam Lemak Bebas Minyak. pda tanggal 19 Juni Purnomo, Proses Pengolahan Kelapa Sawit. Diakses pada tanggal 19 Juni Risza, S Kelapa Sawit Upaya Peningkatan Produksivitas. Kannisius. Yogyakarta.

72 60 Sakar, H Rangkaian Kegiatan Praktek Kerja Lapang, Pengolahan Minyak Sawit di PTP. Nusantara XIII 9Persero). pada tanggal 19 Juni Susantho, A Proses Produksi Tandan Buah Segar Kelapa sawit. Diakses pada tanggal 19 Juni Sonowijoya, Makalah Tentang Pengolahan Inti sawit 9Kernel). pada tanggal 19 juni Setyamidjaja, D Kelapa sawit, Teknik Budidaya, Panen dan Pengolahan. Kanisius, Yogyakarta. Yuwono, Pengelolaan Limbah Kelapa Sawit. Diakses pada tanggal 19 Juni 2014.

73 LAMPIRAN 63

74 62 Amin Abdullah Kepala Pabrik Sugeng W Ka. Proses Fanni Widjaya S. Ka. Proses M. isrofil Ka.proses M. Dwi Hery S. Ka.Mtc Suryansyah Spv. Proses Op. Proses Op. USB Recycle Sugeng H. Spv. Proses Puji W Spv. Proses Op. Proses Op. USB Recycle Op. Proses Op. USB Recycle Budi S. Spv. Pengom posan Sugito DA Boiler Chargerman Boiler Attendant Op. Alat berat Op. Pengomposan Niswatin Krani I administrasi Bahruddin Krani I Gudang Pabrik Krani Administrasi Helper Gudang Pabrik Sabarno Ka.Lap. M. Ruslim Spv. Mtc Helper Mechanic Lab. Attendant Analisis Sampel Boy FFB Grader CPO & kernel despact Nisban H Electric chargman Helper Electric Gambar 1. Struktur Organisasi Pabrik

75 65 Threshe Below Conveyor Bottom Conveyor Fruit Elevator Screw Press Digester Fruit Distributing Conveyor Top Cross Sand Trap tank Vibrating Screen Next Proses Gambar 5. Flow Chart Stasiun Bantingan dan Press Press Continuous Clariffier Tank (CCT) Sand Trap tank Vibrating Screen Wet Oil Tank Sludge Tank Crude oil Tank Purifier Sand Cyclone Disrtibuting Oil Tank Float Tank Buffer Tank Vakum Dryer Brush Stainer Storage Tank Sludge Separator Light Phase Heavy Phase Recycle Tank Sludge Pit Kolam Gambar 6. Flow Chart Stasiun Bantingan dan Pemurnian (Kl ifik i)

76 66 Press CBC Depericarper Fiber Cyclone Boiler N. Polishing Drum Inclined Nut Conveyor Destoner Nut Elevator Vibrating Trough Nut Hopper Ripple Mill Cracked Mixture LTDS I LTDS II Cracked Mixture Shell/Cangkang Shell/Cangkang Hidrocyclone Shell/Cangkang Kernel Dryer Kernel Banker Gambar 7. Flow Chart Stasiun Kernel

77 66 Kolam 1 Kolam 2 Colling Colling Kolam 3 Kolam 4 Kolam 5 Kolam 6 Mixing Mixing Mixing Mixing Kolam 7 Kolam 8 Kolam 9 Kolam 10 Anaerobik Anaerobik Anaerobik Anaerobik Contack Pond/Buffer Contack Pond/Buffer Contack Pond/Buffer Gambar 8. Flow Chart Limbah Cair

78 67

79 68

80 69

81 70

82 71

83 72

BAB2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB2 TINJAUAN PUSTAKA BAB2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proses Pengolahan Kelapa Sawit Secara umum pengolahan kelapa sawit terbagi menjadi dua hasil akhir, yaitu pengolahan minyak kelapa sawit (CPO) dan pengolahan inti sawit (kernel).

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN 8 DAFTAR PUSTAKA...9 PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO

Lebih terperinci

Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit

Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit 1. LOADING RAMP Setelah buah disortir pihak sortasi, buah dimasukkan kedalam ramp cage yang berada diatas rel lori. Ramp cage mempunyai 30 pintu

Lebih terperinci

VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU

VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi mutu komoditas dan produk sawit ditentukan berdasarkan urutan rantai pasok dan produk yang dihasilkan. Faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua

BAB II LANDASAN TEORI. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua BAB II LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum Tentang Kelapa Sawit. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua Afrika dan cocok ditanam di daerah tropis, seperti halnya dinegara

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Umum Perusahaan PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada tahun 1996 oleh PT. Dirga Bratasena Enginering dan resmi beroperasi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR. Oleh ELISABETH RICCA SULISTYANI NIM.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR. Oleh ELISABETH RICCA SULISTYANI NIM. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR Oleh ELISABETH RICCA SULISTYANI NIM. 100500134 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran II : Mesin-mesin dan Peralatan yang digunakan PTPN III PKS Rambutan A. Mesin Produksi Adapun jenis dari mesin- mesin produksi yang digunakan oleh PTPN III PKS Rambutan dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PRIMA SAWIT KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR KALIMANTAN TIMUR. Oleh : GUSLI NIM.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PRIMA SAWIT KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR KALIMANTAN TIMUR. Oleh : GUSLI NIM. i LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PRIMA SAWIT KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR KALIMANTAN TIMUR Oleh : GUSLI NIM. 090 500 083 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh SYAIBUL KHAIR NIM.130500136 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN MATERI. (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit

BAB II PEMBAHASAN MATERI. (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1. Proses Pengolahan Kelapa Sawit. PKS pada umumnya mengolah bahan baku berupa Tandan Buah Segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit (Kernel).

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS, II. TINJAUAN PUSTAKA A. Proses Pengolahan Kelapa Sawit Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS, terdiri dari beberapa stasiun yang menjadi alur proses dalam pemurnian kelapa

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG. Oleh :

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG. Oleh : LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG Oleh : MARIA ULFA NIM.110 500 106 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2011

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2011 1 LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. WARU KALTIM PLANTATION DESA WARU KECAMATAN PASER KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR Oleh : FRENGKI. BUTAR BUTAR NIM. 070 500

Lebih terperinci

BAB II URAIAN RENCANA KEGIATAN

BAB II URAIAN RENCANA KEGIATAN BAB II URAIAN RENCANA KEGIATAN 2.1. Identitas Pemrakarsa Nama Perusahaan Penanggung Jawab Jenis Kegiatan : PT Arus Putra Maju : Sdr. Dudik Iskandar : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Lokasi Kegiatan : Desa

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI, KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI, KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI, KALIMANTAN TIMUR Oleh: ASRI SANTALINA NAIBAHO NIM. 130500120 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) berasal dari negeria, Afrika barat. Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari amerika

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid).

BAB II LANDASAN TEORI. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid). BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pemurnian Minyak Sawit Minyak sawit yang keluar dari tempat pemerasan atau pengepresan masih berupa minyak sawit kasar karena masih mengandung kotoran berupa partikelpertikel

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.

LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh ASPIANI NIM. 060500088 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI PT. WARU KALTIM PLANTATION (ASTRA AGRO LESTARI.Tbk) KEC. WARU KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI PT. WARU KALTIM PLANTATION (ASTRA AGRO LESTARI.Tbk) KEC. WARU KALIMANTAN TIMUR i LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI PT. WARU KALTIM PLANTATION (ASTRA AGRO LESTARI.Tbk) KEC. WARU KALIMANTAN TIMUR Oleh : DARMIN NIM 060500089 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN JURUSAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaesis Guineses Jacq) merupakan tumbuhan tropis golongan palma yang termasuk dalam family Palawija. Kelapa sawit biasanya mulai berbuah

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. LAGUNA MANDIRI PKS RANTAU KECAMATAN SUNGAI DURIAN KABUPATEN KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. LAGUNA MANDIRI PKS RANTAU KECAMATAN SUNGAI DURIAN KABUPATEN KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. LAGUNA MANDIRI PKS RANTAU KECAMATAN SUNGAI DURIAN KABUPATEN KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN Oleh : JUMARDI NIM. 060 500 100 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI. Oleh : Nur Fitriyani. (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN

PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI. Oleh : Nur Fitriyani. (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN i PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI Oleh : Nur Fitriyani (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN PT Muriniwood Indah Indurtri merupakan salah satu perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kelapa sawit dan lazim disebut Tandan Buah Segar (TBS). Tanaman kelapa sawit

BAB II LANDASAN TEORI. kelapa sawit dan lazim disebut Tandan Buah Segar (TBS). Tanaman kelapa sawit BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Mengenai Kelapa Sawit. (3)(6) Didalam Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang disebut bahan mentah adalah kelapa sawit dan lazim disebut Tandan Buah Segar (TBS). Tanaman

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2015

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2015 i LAPORAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN BUKIT PERMATA MILL DESA BUKIT PERMATA KECAMATAN KAUBUN KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh: RUSLINDA PRATIWI NIM. 120500103 PROGRAM

Lebih terperinci

Oleh: SUSI SUGIARTI NIM

Oleh: SUSI SUGIARTI NIM i LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN, BUKIT PERMATA MILL DESA BUKIT PERMATA KECAMATAN KAUBUN, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh: SUSI SUGIARTI NIM.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. WARU KALTIM PALANTATION (WKP) KEC. WARU KAB. PENAJAM PASER UTARA PROVINSI. KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. WARU KALTIM PALANTATION (WKP) KEC. WARU KAB. PENAJAM PASER UTARA PROVINSI. KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. WARU KALTIM PALANTATION (WKP) KEC. WARU KAB. PENAJAM PASER UTARA PROVINSI. KALIMANTAN TIMUR Oleh ALFONSIUS BIN SIMON NIM: 100 500 130 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN

Lebih terperinci

Laporan Kerja Praktek REYSCA ADMI AKSA ( ) 1

Laporan Kerja Praktek REYSCA ADMI AKSA ( ) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa sawit sebagai tanaman penghasil minyak sawit dan inti sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan yang menjadi sumber penghasil devisa non migas bagi Indonesia.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : ROSI YUSRONI Nim:080 500 197 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. TELEN PRIMA SAWIT KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. TELEN PRIMA SAWIT KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. TELEN PRIMA SAWIT KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh ZULKIFLI NIM.090 500 098 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang cerah dimasa mendatang. Potensi tersebut terletak pada beragam. nonpangan. Dalam perekonomian Indonesia komoditas kelapa sawit

I. PENDAHULUAN. yang cerah dimasa mendatang. Potensi tersebut terletak pada beragam. nonpangan. Dalam perekonomian Indonesia komoditas kelapa sawit 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minyak sawit merupakan produk perkebunan yang memiliki prospek yang cerah dimasa mendatang. Potensi tersebut terletak pada beragam kegunaan minyak kelapa sawit. Minyak

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KEC. KARANGAN, KAB. KUTAI TIMUR, KALIMANTAN TIMUR. Oleh MARDIYYAH NIM.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KEC. KARANGAN, KAB. KUTAI TIMUR, KALIMANTAN TIMUR. Oleh MARDIYYAH NIM. 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KEC. KARANGAN, KAB. KUTAI TIMUR, KALIMANTAN TIMUR Oleh MARDIYYAH NIM. 0805000211 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Medan, Oktober Penulis

KATA PENGANTAR. Medan, Oktober Penulis KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah rahmat dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan Makalah tentang Pengolahan Inti Sawit (Kernel) dengan sebaik-baiknya.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tekanan sterilizer terhadap kandungan Asam Lemak Bebas (ALB) di Pabrik Kelapa Sawit

I. PENDAHULUAN. tekanan sterilizer terhadap kandungan Asam Lemak Bebas (ALB) di Pabrik Kelapa Sawit I. PENDAHULUAN I.I Latar belakang Pengalaman Praktek Kerja Mahasiswa (PKPM) merupakan salah satu kegiatan yang bergerak dalam bidang pendidikan pada Program Akademik Di Politeknik Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah PT. Perkebunan Sumatera Utara PT. Perkebunan Sumatera Utara diperoleh dari perusahaan Inggris pada awal tahun 1962-1967. PT. Perkebunan Sumatera Utara pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Mengenai Kelapa Sawit Pabrik kelapa sawit (PKS) adalah Pabrik yang mengolah Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa sawit dengan proses standar menjadi produk minyak sawit

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 6 penyakit, produksi tinggi, serta kandungan minyak yang dihasilkan tinggi. Berikut ini beberapa jenis varietas yang banyak digunakan oleh para petani dan perusahaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia.

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Hasil yang diperoleh selama periode Maret 2011 adalah data operasional PMS Gunung Meliau, distribusi penerimaan TBS di PMS Gunung Meliau, distribusi penerimaan fraksi

Lebih terperinci

DETAIL PROFIL PROYEK (DETIL PLAN OF INVESTMENT) KOMODITI KELAPA SAWIT DI NAGAN RAYA DISAMPAIKAN PADA FGD KAJIAN INVESTASI KELAPA SAWIT

DETAIL PROFIL PROYEK (DETIL PLAN OF INVESTMENT) KOMODITI KELAPA SAWIT DI NAGAN RAYA DISAMPAIKAN PADA FGD KAJIAN INVESTASI KELAPA SAWIT DETAIL PROFIL PROYEK (DETIL PLAN OF INVESTMENT) KOMODITI KELAPA SAWIT DI NAGAN RAYA DISAMPAIKAN PADA FGD KAJIAN INVESTASI KELAPA SAWIT Oleh : Tim Kajian LATAR BELAKANG 1. Kabupaten Nagan Raya memiliki

Lebih terperinci

MAKALAH TEKNOLOGI PASCA PANEN

MAKALAH TEKNOLOGI PASCA PANEN MAKALAH TEKNOLOGI PASCA PANEN 39 ANALISIS LOSSES PADA NUT AND KERNEL STATION MELALUI PROSES PENDEKATAN DISETIAP PERALATAN Andryas Meiriska Syam 1), Rengga Arnalis Renjani 1), Nuraeni Dwi Dharmawati 2)

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT SEI BARUHUR PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT SEI BARUHUR PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT SEI BARHR PT. PERKEBNAN NSANTARA III NTK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODKSI Krismas Aditya Harjanto Sinaga 1, Baju Bawono 2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

KAJIAN JUMLAH TANDAN BUAH SEGAR DAN GRADING DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

KAJIAN JUMLAH TANDAN BUAH SEGAR DAN GRADING DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR KAJIAN JUMLAH TANDAN BUAH SEGAR DAN GRADING DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : BAYU SUGARA NIM. 110500079 PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, DESA PENGADAN KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, DESA PENGADAN KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, DESA PENGADAN KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh: INDRA DAYANTI NIM. 130 500 126 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara I adalah suatu perkebunan Negara yang berorientasi di bidang perkebunan dan pengolahan. Perkebunan kelapa sawit di PT. Perkebunan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. SWAKARSA SINARSENTOSA KEC. MUARA WAHAU KABUPATEN KUTAI TIMUR KALIMANTAN TIMUR MUKLIS NIM

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. SWAKARSA SINARSENTOSA KEC. MUARA WAHAU KABUPATEN KUTAI TIMUR KALIMANTAN TIMUR MUKLIS NIM LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. SWAKARSA SINARSENTOSA KEC. MUARA WAHAU KABUPATEN KUTAI TIMUR KALIMANTAN TIMUR Oleh : MUKLIS NIM 060 500 105 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN JURUSAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Socfin Indonesia telah berdiri sejak tahun 1930 dengan nama Socfindo Medan SA (Societe Financiere Des Caulthous Medan Societe Anoyme) didirikan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Perkerbunan Nusantara III (Persero) merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan,

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PROSES DAN INSTRUMENTASI

BAB III DESKRIPSI PROSES DAN INSTRUMENTASI BAB III DESKRIPSI PROSES DAN INSTRUMENTASI 3.1 Uraian Proses Tandan buah segar (TBS yang akan diolah menjadi minyak sawit (Crude Palm Oil/ CPO) dan kernel (kernel palm Oil/ KPO) pada PT. perkebunan Nusantara

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT. SASANA YUDHA BHAKTI SATRIA OIL MILL DAN KERNEL CRUSHING PLANT DESA GUNUNG SARI KEC

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT. SASANA YUDHA BHAKTI SATRIA OIL MILL DAN KERNEL CRUSHING PLANT DESA GUNUNG SARI KEC LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT. SASANA YUDHA BHAKTI SATRIA OIL MILL DAN KERNEL CRUSHING PLANT DESA GUNUNG SARI KEC. TABANG KAB. KUTAI KARTANEGARA Oleh : RISKA DEWI NIM. 130500132

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk memperoleh minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil) dari daging buah dan inti sawit (kernel)

Lebih terperinci

Oleh : NUR ASIKIN NIM PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN JURUSAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN

Oleh : NUR ASIKIN NIM PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN JURUSAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) KEBUN DAN PABRIK MINYAK SAWIT LONGKALI, DESA MENDIK DAN MUNGGU, KECAMATAN LONGKALI, KABUPATEN PASER, KALIMANTAN TIMUR Oleh : NUR ASIKIN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid). kasar kemudian dialirkan kedalam tangki minyak kasar (crude oil tank) dan

TINJAUAN PUSTAKA. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid). kasar kemudian dialirkan kedalam tangki minyak kasar (crude oil tank) dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pemurnian Minyak Kelapa Sawit Minyak sawit yang keluar dari tempat pemerasan atau pengepresan masih berupa minyak sawit kasar karena masih mengandung kotoran berupa partikelpartikel

Lebih terperinci

! " # $ % % & # ' # " # ( % $ i

!  # $ % % & # ' #  # ( % $ i ! " $ & ' " ( $ i !" ) " " * ' " ' ' ' ' ' ' + ' ", -, - 1 ) ". * $ /0,1234/004- " 356, " /004 "/7 ",8+- 1/3 /0041/4 /009) /010 400 /6 $:, -,) /007- ' ' ",-* " ' '$ " " ;" " " 2 " < ' == ":,'- ',""" "-

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) PABRIK KELAPA SAWIT PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) PABRIK KELAPA SAWIT PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR. 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) PABRIK KELAPA SAWIT PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR Oleh Mitra Sella Suliani Nim. 080 500 190 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PROSES PEMBUANGAN UDARA MELALUI PIPA CONDENSATE PADA STASIUN REBUSAN (STYLIZER) DI PABRIK KELAPA SAWIT

EFEKTIVITAS PROSES PEMBUANGAN UDARA MELALUI PIPA CONDENSATE PADA STASIUN REBUSAN (STYLIZER) DI PABRIK KELAPA SAWIT EFEKTIVITAS PROSES PEMBUANGAN UDARA MELALUI PIPA CONDENSATE PADA STASIUN REBUSAN (STYLIZER) DI PABRIK KELAPA SAWIT Istianto Budhi Rahardja Muhammad Sopyan Abstrak Pabrik pengolahan kelapa sawit dalam memperoleh

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. TELEN PRIMA SAWIT DESA BATU BALAI KECAMATA MUARA BENGKAL KALIMANTAN TIMUR.

LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. TELEN PRIMA SAWIT DESA BATU BALAI KECAMATA MUARA BENGKAL KALIMANTAN TIMUR. LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. TELEN PRIMA SAWIT DESA BATU BALAI KECAMATA MUARA BENGKAL KALIMANTAN TIMUR Oleh : Amir Hamzah NIM. 110 5000 74 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI

Lebih terperinci

AUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI CPO (CRUDE PALM OIL) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT USAHA ADOLINA, SUMATERA UTARA KRISTEN NATASHIA

AUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI CPO (CRUDE PALM OIL) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT USAHA ADOLINA, SUMATERA UTARA KRISTEN NATASHIA AUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI CPO (CRUDE PALM OIL) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT USAHA ADOLINA, SUMATERA UTARA KRISTEN NATASHIA DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT

ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT Tekad Sitepu Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Abstrak Sterilizer

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TRITUNGGAL SENTRA BUANA KECAMATAN MUARA BADAK KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR.

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TRITUNGGAL SENTRA BUANA KECAMATAN MUARA BADAK KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR. 57 LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TRITUNGGAL SENTRA BUANA KECAMATAN MUARA BADAK KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR Oleh ANING PUTRI NURHIDAYAT NIM.130 500 117 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Varietas Kelapa Sawit Dikenal banyak jenis varietas kelapa sawit di Indonesia. Varietas-varietas tersebut dapat dibedakan berdasarkan morfologinya. Namun, diantara varietas tersebut

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. KARANGJUANG HIJAU LESTARI (KHL) KEC. SEBUKU KAB. NUNUKAN KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. KARANGJUANG HIJAU LESTARI (KHL) KEC. SEBUKU KAB. NUNUKAN KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. KARANGJUANG HIJAU LESTARI (KHL) KEC. SEBUKU KAB. NUNUKAN KALIMANTAN TIMUR Oleh YUHAYATI NIM. 070500092 PROGAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG PALING BERPENGARUH DALAM PEROLEHAN PERSENTASE RENDEMEN CRUDE PALM OIL (CPO) DENGAN METODE ANALISA VARIANS (ANAVA) PADA STASIUN REBUSAN DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. PERKEBUNAN

Lebih terperinci

Analisa Pengolahan Kelapa Sawit dengan Kapasitas Olah 30 ton/jam Di PT. BIO Nusantara Teknologi

Analisa Pengolahan Kelapa Sawit dengan Kapasitas Olah 30 ton/jam Di PT. BIO Nusantara Teknologi Analisa Pengolahan Kelapa Sawit dengan Kapasitas Olah 30 ton/jam Di PT. BIO Nusantara Teknologi Agus Suandi, Nurul Iman Supardi, Angky Puspawan Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Bengkulu

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) DESA SAMUNTAI KEC. LONG IKIS KAB. PASER. Oleh

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) DESA SAMUNTAI KEC. LONG IKIS KAB. PASER. Oleh LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) DESA SAMUNTAI KEC. LONG IKIS KAB. PASER Oleh Febriyanto NIM. 070 500 127 PROGRAM STUDI TEKHNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan PANEN KELAPA SAWIT 1. Pengrtian Panen Panen adalah serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan matang panen sesuai criteria matang panen, mengumpulkan dan mengutipbrondolan serta menyusun tandan di

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA Tanaman kelapa sawit yang dibudidayakan di Indonesia sekarang ini merupakan tanaman asli Afrika Barat (Geunia) yaitu jenis Elais Geunensis Jacq. Ada jenis tanaman kelapa sawit yang

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) KEBUN DAN PMS LONGKALI KEC. LONGKALI KAB. PASER KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) KEBUN DAN PMS LONGKALI KEC. LONGKALI KAB. PASER KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) KEBUN DAN PMS LONGKALI KEC. LONGKALI KAB. PASER KALIMANTAN TIMUR Oleh : YUDO ADITYA NIM 060 500 117 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN

Lebih terperinci

ANALISIS OIL LOSSES PADA FIBER DAN BROKEN NUT DI UNIT SCREW PRESS DENGAN VARIASI TEKANAN

ANALISIS OIL LOSSES PADA FIBER DAN BROKEN NUT DI UNIT SCREW PRESS DENGAN VARIASI TEKANAN ANALISIS OIL LOSSES PADA FIBER DAN BROKEN NUT DI UNIT SCREW PRESS DENGAN VARIASI TEKANAN Joto Wahyudi 1), Rengga Arnalis Renjani 1), Hermantoro 2) Jurusan Teknik Pertanian, Progam Khusus Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB III. Gambaran Umum Perusahaan. Singingi Hilir, kabupaten Kuantan Singingi, Propinsi Riau dengan akta pendirian dari

BAB III. Gambaran Umum Perusahaan. Singingi Hilir, kabupaten Kuantan Singingi, Propinsi Riau dengan akta pendirian dari 1 A. Sejarah singkat perusahaan BAB III Gambaran Umum Perusahaan PT. Surya Agrolika Reksa suatu perusahaan swasta yang didirikan oleh Adimulya Group pada tahun 1999, berlokasi di Desa Beringin Jaya, Kecamatan

Lebih terperinci

PERSETUJUAN. : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Disetujui di Medan,Mei 2014

PERSETUJUAN. : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Disetujui di Medan,Mei 2014 PERSETUJUAN Judul : Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) Minyak Kelapa Sawit (CPO) Pada Tangki Timbun Di PT. Multimas Nabati Asahan (MNA) Kuala Tanjung Kategori : Karya Ilmiah Nama : Marina Batubara

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen

PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen Kebutuhan tenaga panen untuk satu seksi (kadvel) panen dapat direncanakan tiap harinya berdasarkan pengamatan taksasi buah sehari sebelum blok tersebut akan dipanen. Pengamatan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Penetapan Target

PEMBAHASAN Penetapan Target 54 PEMBAHASAN Penetapan Target Tanaman kelapa sawit siap dipanen ketika berumur 30 bulan. Apabila memasuki tahap menghasilkan, tanaman akan terus berproduksi hingga umur 25 tahun. Pada periode tanaman

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH DARWIS SYARIFUDDIN HUTAPEA

KARYA ILMIAH DARWIS SYARIFUDDIN HUTAPEA PENENTUAN KADAR MINYAK YANG TERDAPAT PADA TANDAN BUAH KOSONG SESUDAH PROSES PEMIPILAN SECARA SOKLETASI DI PTP. NUSANTARA III PABRIK KELAPA SAWIT SEI MANGKEI - PERDAGANGAN KARYA ILMIAH DARWIS SYARIFUDDIN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. serta bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini tak

KATA PENGANTAR. serta bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini tak KATA PENGANTAR Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-nyalah laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dapat terselesaikan dengan sebagaimana mestinya. Penyusunan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. SASANA YUDHA BAKTI SATRIA OIL MILL DESA GUNUNG SARI KEC. TABANG, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. SASANA YUDHA BAKTI SATRIA OIL MILL DESA GUNUNG SARI KEC. TABANG, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. SASANA YUDHA BAKTI SATRIA OIL MILL DESA GUNUNG SARI KEC. TABANG, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Oleh : SINTA BELA NIM. 130 500 134 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tandan Buah Rebus (TBR) yang keluar dari Sterilizer lalu masuk ke bagian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tandan Buah Rebus (TBR) yang keluar dari Sterilizer lalu masuk ke bagian II. TINJAUAN PUSTAKA A. Stasiun Kempa Tandan Buah Rebus (TBR) yang keluar dari Sterilizer lalu masuk ke bagian Thresher kemudian terjadi pemisahan antara buah dengan tandan. Buah yang keluar dari Thresher

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Tanaman kelapa sawit, yang memiliki arti penting bagi

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Tanaman kelapa sawit, yang memiliki arti penting bagi I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Tanaman kelapa sawit, yang memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan nasional. Selain mampu menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada

Lebih terperinci

PRAKTEK KERJA LAPANG TEHNOLOGI PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DI PT. WARU KALTIM PLATATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA.

PRAKTEK KERJA LAPANG TEHNOLOGI PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DI PT. WARU KALTIM PLATATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA. PRAKTEK KERJA LAPANG TEHNOLOGI PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DI PT. WARU KALTIM PLATATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA Oleh JHON BASKER PURBA NIM. 100500138 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PKS RAMBUTAN, PT.PERKEBUNAN NUSANTARA III (Persero) Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) merupakan salah satu dari 14 badan usaha milik negara (BUMN) yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha.

I. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia termasuk negara produsen utama kelapa sawit. Luas lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha. Produksi mencapai 23,521,071

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN FRESH FRUIT BUNCH

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN FRESH FRUIT BUNCH EFEKTIFITAS PENGGUNAAN FRESH FRUIT BUNCH (FFB) SCRAPPER PADA LOADING RAMP UNTUK MEMINIMALISASI OIL LOSSES IN EMPTY BUNCH (Studi Kasus di Pabrik Kelapa Sawit PT. Cisadane Sawit Raya Sumatera Utara) Ari

Lebih terperinci

Oleh LISKIARNI NIM PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASILPERKEBUNAN JURUSAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN

Oleh LISKIARNI NIM PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASILPERKEBUNAN JURUSAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. LANGGENG MUARA MAKMUR PABRIK KELAPA SAWIT BEBUNGA DESA BINTURUNG LAMA, KECAMATAN PAMUKAN UTARA KABUPATEN KOTABARU, PROPINSI KALIMANTAN SELATAN Oleh LISKIARNI NIM.

Lebih terperinci

Adapun spesifikasi mesin produksi yang berada di Begerpang Palm Oil Mill. : merebus buah untuk memudahkan lepasnya loose. mengurangi kadar air.

Adapun spesifikasi mesin produksi yang berada di Begerpang Palm Oil Mill. : merebus buah untuk memudahkan lepasnya loose. mengurangi kadar air. LAMPIRAN 1. Mesin, Peralatan, dan Utilitas Mesin Produksi Adapun spesifikasi mesin produksi yang berada di Begerpang Palm Oil Mill untuk setiap stasiun adalah sebagai berikut : 1. Stasiun Perebusan (Sterilizer

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDEMEN CPO (CRUDE PALM OIL) DI PKS (PABRIK KELAPA SAWIT) ADOLINA PTPN IV PERBAUNGAN TUGAS AKHIR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDEMEN CPO (CRUDE PALM OIL) DI PKS (PABRIK KELAPA SAWIT) ADOLINA PTPN IV PERBAUNGAN TUGAS AKHIR 1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDEMEN CPO (CRUDE PALM OIL) DI PKS (PABRIK KELAPA SAWIT) ADOLINA PTPN IV PERBAUNGAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Digester Digester sering disebut ketel adukan yang terdiri dari bejana yang dilengkapi dengan alat perajang dan pemanas untuk mempersiapkan bahan agar lebih mudah dikempa di screw

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan dan pengolahan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Profil Perusahaan 2.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan Kebun unit Adolina didirikan oleh Pemerintah Belanda sejak tahun 1926 dengan nama NV Cultuur Maatschappy Onderneming

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA. Proses ini sangat penting karena akan berpengaruh pada proses-proses selanjutnya. Proses

II.TINJAUAN PUSTAKA. Proses ini sangat penting karena akan berpengaruh pada proses-proses selanjutnya. Proses II.TINJAUAN PUSTAKA A. Perebusan Proses pertama yang dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit adalah proses perebusan. Proses ini sangat penting karena akan berpengaruh pada proses-proses selanjutnya. Proses perebusan

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. dan sebagian besar masyarakatnya hidup dengan cara bertani. Akan tetapi

I.PENDAHULUAN. dan sebagian besar masyarakatnya hidup dengan cara bertani. Akan tetapi I.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki lahan yang sangat luas dan sebagian besar masyarakatnya hidup dengan cara bertani. Akan tetapi kurangnya tenaga kerja

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan perusahaan industri yang bergerak

I. PENDAHULUAN. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan perusahaan industri yang bergerak I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan perusahaan industri yang bergerak dibidang pengolahan bahan baku Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit dengan tujuan memproduksi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. LANGGENG MUARAMAKMUR PABRIK KELAPA SAWIT BEBUNGA DESA BINTURUNG LAMA, KECAMATAN PAMUKAN UTARA, KABUPATEN KOTA BARU, PROPINSI KALIMANTAN SELATAN. Oleh HARTATI 060500095

Lebih terperinci

Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc

Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc Email: rahadiandimas@yahoo.com JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Integrated Palm Oil Process Chain Management UP-STREAM MID-STREAM

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DOUBLE DECK BUNCH CRUSHER

PENGGUNAAN DOUBLE DECK BUNCH CRUSHER EFEKTIFITAS PENGGUNAAN DOUBLE DECK BUNCH CRUSHER UNTUK MEMINIMALKAN PERSENTASE FRUIT LOSSES IN EMPTY BUNCH (Studi Kasus di PMKS Agribaras, PT Unggul Widya Teknologi Lestari, Sulawesi Barat Azhar Basyir

Lebih terperinci

F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2011

F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2011 PENELUSURAN MODEL RANCANGAN PERCOBAAN TERSARANG UNTUK MENETAPKAN EKSISTENSI DARI DUA SCREW PRESS YANG TERPASANG DI PT. PP. LONDON SUMATERA INDONESIA, TBK TURANGEI PALM OIL MILL TANJUNG LANGKAT T U G A

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Belanda dengan bibit yang berasal dari Bourbon (Rheunion) atau Mauritius

TINJAUAN PUSTAKA. Belanda dengan bibit yang berasal dari Bourbon (Rheunion) atau Mauritius TINJAUAN PUSTAKA Gambaran Umum Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit dimasukkan pertama kali ke Indonesia oleh bangsa Belanda dengan bibit yang berasal dari Bourbon (Rheunion) atau Mauritius sebanyak dua batang

Lebih terperinci

Norma Pemeliharaan + (B)

Norma Pemeliharaan + (B) Norma Pemeliharaan No. Nama Mesin/ Peralatan Harian (A) + (B) MIngguan (A) + (B) Bulanan (B) Tahunan (B) STANDAR PEMELIHARAAN (General & Preventive Maintenance) INSTALASI PABRIK 1. STASIUN PENERIMAAN BUAH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PT. SARI LEMBAH SUBUR. dibidang perkebunan dan pengolahan kelapa sawit, dengan komoditi utamanya

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PT. SARI LEMBAH SUBUR. dibidang perkebunan dan pengolahan kelapa sawit, dengan komoditi utamanya 15 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PT. SARI LEMBAH SUBUR A. Sejarah Singkat PT. Sari Lembah Subur PT Sari lembah subur adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan dan pengolahan kelapa sawit,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peroses Pengolahan Di Pabrik Kelapa Sawit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peroses Pengolahan Di Pabrik Kelapa Sawit BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peroses Pengolahan Di Pabrik Kelapa Sawit Pabrik Kelapa Sawit (PKS) pada umumnya mengolah bahan baku berupa Tandan Buah Segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit Crude Palm Oil

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) TEKNOLOGI PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DI PT. HUTAN HIJAU MAS KECAMATAN SEGAH KABUPATEN BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) TEKNOLOGI PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DI PT. HUTAN HIJAU MAS KECAMATAN SEGAH KABUPATEN BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) TEKNOLOGI PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DI PT. HUTAN HIJAU MAS KECAMATAN SEGAH KABUPATEN BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : NUR CHOLIFATUNNISA NIM. 100500143 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN. Judul Laporan PKL : Praktek Kerja Lapang (PKL) PT. Tri Tunggal Sentra Buana. : Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan

HALAMAN PENGESAHAN. Judul Laporan PKL : Praktek Kerja Lapang (PKL) PT. Tri Tunggal Sentra Buana. : Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan HALAMAN PENGESAHAN Judul Laporan PKL : Praktek Kerja Lapang (PKL) PT. Tri Tunggal Sentra Buana Palm Oil Mill, Desa Saliki, Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur Nama

Lebih terperinci