LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI, KALIMANTAN TIMUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI, KALIMANTAN TIMUR"

Transkripsi

1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI, KALIMANTAN TIMUR Oleh: ASRI SANTALINA NAIBAHO NIM PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2016

2 HALAMAN PENGESAHAN Judul : Laporan Praktek Kerja Lapang di PT. TELEN Pengadan Baay Mill, Kecamatan Karangan, Kabupaten, Kutai Timur Provinsi, Kalimantan Timur Nama : Asri Santalina Naibaho Nim : Program Studi : Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan Jurusan : Teknologi Pertanian Menyetujui Pembimbing, Penguji, Netty Maria Naibaho, S.TP.,M.P.,M.Sc NIP Rudito, S.TP., MP NIP Mengesahkan, Ketua Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Muh. Yamin,S.TP.,M.Si NIP Lulus Ujian pada tanggal 19Mei 2016

3 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas tugas selama melaksanakan praktek kerja lapang di PT. TELEN Pengadan Baay Mill pada tanggal 06 Maret sampai dengan 30 April tahun 2016 tepatnya di desa Pengadan, Kecamatan Karangan, Kabupaten Kutai Timur. Keberhasilan dan kelancaran dalam melaksanakan PKL ini juga tidak lepas dari peran serta dan bantuan dari beberapa pihak, untuk itu dengan kerendahan hati dan sikap hormat yang setinggi-tingginya saya ucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak dan Ibu serta adik tercinta yang telah memberikan motivasi dan Doa kepada penulis selama ini. 2. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. 3. Bapak Muh. Yamin., S.TP., M.Si selaku Ketua Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan. 4. Ibu Netty Maria Naibaho, S.TP., M.P., M.Sc selaku dosen pembimbing. 5. Bapak Rudito, S.TP., M.P selaku dosen penguji. 6. Para staf pengajar, administrasi dan teknisi di Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan 7. Bapak Eko Suyanto, Selaku Manager PT. TELEN Pengadan Baay Mill. 8. Bapak Syamsul Zahri Lubis (Asisten), dan Bapak Kardiono (Asisten) selaku pembimbing lapangan kami sewaktu melaksanakan praktek kerja lapang. 9. Seluruh Karyawan Staff dan Karyawan PT. TELEN Pengadan Baay Mill. 10. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2013 yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan ini. 11. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam pelaksanaan PKL sampai selesainya laporan ini. dukungan moral dapat dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa, amin. Jika dalam penulisan laporan ini ada kekurangan maka penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini. Penulis

4 DAFTAR ISI COVER... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN... vii I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 3 C. Hasil yang diharapkan... 3 Halaman II. III. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Perusahaan... 5 B. Manajemen Perusahaan... 6 C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL... 9 HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG A. Pengolahan CPO (crude palm oil) B. Pengolahan Inti Kelapa Sawit (kernel) C. Pengujian Kualitas CPO D. Pengujian Kualitas Kernel E. Pengolahan Limbah Pabrik Kelapa Sawit IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

5 DAFTAR TABEL No Tubuh Utama Halaman 1. Kriteria grading Standar nasional mutu CPO Standar nasional mutu kernel... 72

6 DAFTAR GAMBAR No Halaman 1. Kurva Rebusan Struktur organisasi PKS PT. TELEN Pengadan Baay Mill Peta Lokasi PKS PT. TELEN Pengadan Baay Mill Surat Keterangan TBS yang dimuat truk Flow Chart Stasiun Pengempaan dan pengadukan Flow Chart Pemisahan Kernel Flow Chart Proses Stasiun Klarifikasi PT. TELEN Pengadan Baay Mill Kantor PT. TELEN Pengadan Baay Mill Kantor PT. TELEN Tampak Samping PKS PT. TELEN Pengadan Baay Mill Penimbangan Buah Grading Buah Penuangan TBS ke Hopper Loading Ramp Pengisian TBS ke Lori TBS dalam Lori Sterilizer (Perebusan) Tippler Thresher Digester Press... 99

7 22. Stasiun Klarifikasi Vacum Dryer Sand Cyclone Brush Stainer Centrifuge Storage Tank Cake Breaker Conveyor Depericarper Polishing Drum Nut Silo Ripple Mill Claybath Kernel Silo Kernel Store Kolam Limbah PKS Kolam Limbah PKS Limbah Kalsium Air Condensat Fiber Cangkang Banker Boiler Tankos (tandan kosong)

8 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis giuneensis Jacq) merupakan tanaman komoditas perkebunan yang cukup penting di Indonesia dan masih memiliki prospek pengembangan yang cukup cerah. Komoditas kelapa sawit, baik berupa bahan mentah maupun hasil olahannya, menduduki peringkat ketiga penyumbang devisa non migas terbesar bagi negara setelah karet dan kopi. Kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat diandalkan, karena minyak yang dihasilkan memiliki berbagai keungulan dibandingkan dengan minyak yang dihasilkan tanaman lain (Sastrosayono, 2006). Minyak nabati merupakan produk utama yang bisa dihasilkan dari kelapa sawit. Potensi produksinya per hektar mencapai 6 ton per tahun, bahkan lebih. Jika dibandingkan dengan tanaman penghasil minyak lainnya (4,5 ton per tahun), tingkat produksi ini termasuk tinggi. Minyak nabati yang dihasilkan dari pengolahan buah kelapa sawit berupa minyak mentah (CPO atau Crude Palm Oil) sawit yang berwarna kuning dan minyak inti sawit (PKO atau Palm Kernel Oil) yang tidak berwarna (jernih). CPO atau PKO banyak digunakan sebagai bahan industri pangan (minyak goreng dan margarin), industri sabun (bahan penghasil busa), industri baja (bahan pelumas), industri tekstil, kosmetik, dan sebagai bahan bakar alternatif (minyak disel) (Sastrosayono, 2006). Prospek pasar bagi olahan kelapa sawit cukup menjanjikan, karena permintaan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup besar,

9 tidak hanya dalam negeri, tetapi juga diluar negeri. Karena itu, Indonesia berpeluang besar untuk mengembangkan perkebunan kelapa sawit, baik melalui penanaman modal asing maupun skala perkebunan rakyat (Sastrosayono, 2006). Perkebunan kelapa sawit di Indonesia khususnya di Kalimantan Timur mampu menciptakan kesempatan kerja yang luas namun diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan perkebunan. Sehubungan dengan hal tersebut maka Politeknik Pertanian Negeri Samarinda mempunyai program Praktek Kerja Lapang ke perkebunan dengan harapan agar para lulusannya memiliki keterampilan yang bisa diandalkan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan selama PKL di dunia kerja. PT. TELEN merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di industri kelapa sawit di Indonesia khususnya Kalimantan Timur. Sebelumnya perusahaan ini bergerak di bidang pertambangan batu bara. Namun mengingat potensi yang ada di Kalimantan Timur baik itu luas areal, kondisi iklim, kesuburaan tanah dan sumber daya manusia yang ada merupakan faktor pendukung untuk berdirinya industri kelapa sawit. Praktek Kerja Lapang (PKL) Merupakan satu persyaratan untuk menjadi Ahli Madya di kampus Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. PKL di laksanakan pada semester terakhir dan berlangsung selama 2 bulan. Dengan PKL ini mahasiswa mampu menimba ilmu dari pengamatan langsung di lapangan sekaligus mempraktekannya.

10 B. Tujuan Tujuan dari Praktek Kerja Lapang ini adalah sebagai berikut: 1) Mengetahui proses pengolahan kelapa sawit secara menyeluruh mulai dari transportasi, penerimaan TBS (tandan buah segar), hingga menjadi CPO dan prinsip kerja pengolahan kelapa sawit. 2) Mengetahui kualitas CPO dan Kernel yang dihasilkan oleh PT. TELEN Pengadan Baay Mill. C. Hasil yang di harapkan Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini mahasiswa mampu: 1) Menambah wawasan pengetahuan bagi mahasiswa tentang cara pengolahan kelapa sawit hingga menjadi CPO dan Kernel sesuai standart internasional. 2) Menambah wawasan pengetahuan untuk mengenal dan memahami cara kerja semua alat/peralatan yang digunakan pada saat proses pengolahan CPO dan Kernel.

11 II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Perusahaan Pabrik kelapa sawit PT.TELEN Pengadan Baay Mill merupakan salah satu pabrik milik Teladan Prima Group yang berlokasi di desa Pengadan, Kecamatan Karangan, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Letak gografis PKS PT.TELEN Pengadan Baay Mill ini, di sebelah utara terletak diantara 0 - diantara Pabrik Kelapa Sawit PT. TELEN Pengadan Baay merupakan sebuah pabrik yang bergerak di bidang pengolahan kelapa sawit untuk dijadikan minyak mentah atau sering dikenal dengan sebutan Crude Palm Oil (CPO). Selain CPO, PKS ini juga menghasilkan inti kelapa sawit (IKS). Pembangunan PKS Pengadan Baay di resmikan oleh Bapak Ahmad Gunung pada tanggal 10 Maret 2010 yang menandakan pabrik sudah mulai beroperasi dengan kapasitas olah 45 ton TBS per jam. Pabrik ini didirikan di atas tanah seluas ± 7 hektar. Untuk memperkuat kedudukan usahanya, PT. Telen Pengadan Baay Mill memiliki surat izin mendirikan bangunan (IMB) dengan nomor izin K IIT TII. 09 yang dikeluarkan pada tanggal 22 Maret Dan jumlah semua karyawan PKS PT.TELEN Pengadan Baay Mill ini adalah 129 orang. Pabrik kelapa sawit PT.TELEN mempunyai pemasok bahan baku dari I, Pengadan Baay Estate II, Mata Air Estate, Bukit Permata Estate, Sei Karangan Estate, Layang-layang Estate. Dengan luas lahan perkebunan

12 hektar dengan kebun plasma. Setiap kebun ini mempunyai plasma sekitar 15-20% dari luas masing- masing kebun. Pabrik kelapa sawit PT. TELEN sangat mengutamakan keselamatan kerja, kedisiplinan dan kebersihan, ini dibuktikan dengan penekanan keselamatan kerja setiap senin pagi, banyaknya alat penanggulangan kecelakaan yang di siapkan seperti sirine, pemadam kebakaran serta ambulance, bagi karyawan yang terlambat masuk akan mendapatkan sanksi tertentu dari perusahaan. Adapun visi dan misi PT.TELEN Pengadan Baay Mill yaitu: 1. Visi Menjadi industri perkebunan kelapa sawit yang memberikan hasil terbaik dan menjadi kebanggaan. 2. Misi Membangun industri kelapa sawit yang memberikan kualitas terbaik dan nilai tinggi bagi seluruh pemangku kepentingan. B. Manajemen Perusahaan Adapun susunan manajemen perusahaan di PT.TELEN Pengadan Baay Mill (PBM) yaitu sebagai berikut: 1. Mill manager Mill Manager bertindak sebagai pimpinan yang mengkoordinasikan seluruh kendali kegiatan dipabrik, bertanggung jawab terhadap semua kegiatan pekerjaan dan semua hal yang behubungan dengan pekerjaan di pabrik atau unit yang dipimpinnya.

13 Manager menentukan kebijakan dalam hal penggunaan dana, biaya, dan anggaran pabrik. 2. Asisten Kepala ( Askep ) Assisten kepala membantu tugas mill manager dan bertanggung jawab terhadap kegiatan pabrik yang dipimpinnya. Satu pabrik membawahi beberapa bagian pabrik. Askep bersama assisten pabriknya memeriksa pekerjaan dan kegiatan yang berjalan di pabrik tersebut. Pekerjaan mencakup hasil kerja seperti kualitas kerja dan prestasi kerja (HK) serta penggunaan bahan dalam pabrik (kalsium misalnya). 3. Asisten Administrasi Membawahi mandor timbangan dan karyawan yang memiliki tanggung jawab terhadap urusan administrasi gaji, pengeluaran dan lainlain. 4. Asisten Laboratorium dan Lingkungan Membawahi mandor laboratorium, krani laboratorium dan karyawan laboratorium dan karyawan compound. Bertanggunug jawab penuh terhadap analisa laboratorium dan kebersihan lingkungan pabrik termasuk pengolahan limbah cair. 5. Asisten Elektrik Membawahi mandor dan operator bengkel, bertanggung jawab atas perbaikan kerusakan-kerusakan mesin dan listrik di wilayah perkebunan dan pabrik.

14 6. Asisten Proses Membawahi mandor proses dan operator proses, bertanggung jawab terhadap semua kegiatan pengolahan mulai dari loading ramp hingga storage. 7. Mandor Timbangan Membawahi karyawan timbangan dan memberikan laporan kepada asisten administrasi. 8. Mandor Laboratorium Membawahi karyawan laboratorium dan bertanggung jawab atas analisa laboratorium dan analisa komponen tandan buah segar. 9. Mandor Gudang Membawahi operator gudang dan mengatur tata letak barang serta bertanggung jawab atas barang yang dikeluarkan dan barang yang masuk dengan memberikan laporan sementara kepada krani laboratorium. 10. Mandor Proses Membawahi operator proses dan bertanggung jawab atas proses pengolahan mulai dari star sampai selesai. 11. Krani Laboratorium Bertanggung jawab atas laporan hasil analisa di laboratorium dan pengeluaran barang gudang dan mencatat absen operator compound dan karyawan laboratorium.

15 12. Krani Proses Bertanggung jawab atas bon yang dikeluarkan untuk asisten proses, mandor proses, dan operator proses serta mencatat absen dari mandor dan operator dan menghitung jumlah gaji pokok dan lemburan dari mandor dan operator proses. 13. Karyawan Karyawan atau operator yang berstatus ketenagakerjanya tidak terkait dengan kontrak kerja atau perjanjian kerja lainya. C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL Adapun kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) ini kami laksanakan di PT. Telen Pengadan Baay Mill Kec. Karangan Kab. Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur. Kegiatan PKL ini dilaksanakan selama dua bulan terhitung sejak tanggal 06 Maret 2016 sampai dengan 30 April 2016.

16 III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG A. Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Pengolahan minyak kelapa sawit di PT. TELEN meliputi beberapa proses pengolahan yaitu sebagai berikut: 1. Penimbangan Buah a. Tujuan Tujuan penimbangan yaitu untuk mengetahui berat TBS yang masuk ke dalam pabrik dan untuk mengetahui berat produksi yang akan diangkut keluar pabrik berupa CPO (Crude Palm Oil), IKS (Inti Kelapa Sawit), janjangan kosong dan lainnya. b. Dasar Teori Sebelum diolah dalam pabrik, tandan buah segar (TBS) yang berasal dari kebun pertama kali diterima di stasiun penerimaan buah untuk ditimbang di jembatan timbang (Weight Bridge) dan TBS yang diterima dari alat angkutan (misalnya truk), kemudian dituang tempat penerimaan buah (Loading Ramp). Penimbangan dilakukan dua kali untuk setiap angkutan yang keluar masuk pabrik, yaitu pada saat masuk (berat truk dan TBS) serta pada saat keluar (berat truk kosong). Dari selisih timbangan saat truk masuk dan keluar, diperoleh berat bersih TBS yang masuk ke pabrik (Pahan, 2008). Umumnya jembatan timbang yang digunakan PKS berkapasitas ton. Jembatan timbang tersebut dioperasikan secara mekanis maupun elektonis. Truk yang keluar masuk ke

17 jembatan timbang harus berjalan perlahan-lahan sebab perangkat elektronik dari jembatan timbang sangat sensitif terhadap berat kejut. Pada saat penimbangan posisi truk harus berada di tengah agar beban yang dipikul merata (Pahan, 2008). c. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan adalah Jembatan timbang (Weigh bridge), Truk, Pick Up dan Jhondeere, Slip Timbangan, Komputer. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah TBS dan Brondolan. d. Prosedur Kerja 1. Sebelum ditimbang, truk yang mengangkut TBS harus melapor pada pos satpam untuk dimintai SPB (Surat Pengantar Buah) 2. Satpam yang bertugas mencatat isi dari SPB tersebut dan mengijinkan untuk melakukan penimbangan. (isi dari SPB tersebut yaitu nama kebun, afdeling, nama supir dan no. polisi). 3. Kendaraan yang akan masuk jembatan timbang mengantri di pintu masuk pabrik dan bergantian menaiki jembatan timbang dengan perlahan dan berhenti tepat di tengah dengan kondisi mesin kendaraan dalam keadaan mati. 4. Berat mobil pertama masuk adalah berat kotor (bruto), sedangkan berat mobil pada saat kosong adalah berat kosong (tara). Untuk mengetahui berat bersih (netto) maka berat kotor dikurangi berat kosong.

18 5. Supir dan awak truk lainnya harus turun dan menjauh dari areal jembatan timbang. 6. Petugas jembatan timbang meminta Surat Pengantar Buah (SPB) dari supir dan memasukan data ke komputer. 7. Supir dan awak truk lainnya dapat kembali kedalam truk dan mulai membongkar muatan truk berupa buah kelapa sawit dan brondolan di areal penumpukan buah atau di stasiun Loading Ramp. 8. Supir truk di harapkan mengambil tiket timbangan pada petugas jembatan timbang sebelum keluar dari areal pabrik. 9. Data setiap penimbangan direkapitulasi setiap hari untuk dilaporkan dan sebagai arsip pabrik. e. Hasil yang dicapai Berat atau jumlah tonase TBS dalam satu truk yang masuk/diterima oleh pabrik Pengadan Baay Mill tidak tetap atau berbeda-beda. Jembatan timbang yang digunakan oleh pabrik PT. TELEN adalah jenis elektronik dengan merk Avery Wigh Tronix memiliki kapasitas 50 ton dan daya baca 10 kg. Berat bersih ini didapatkan dengan cara menimbang berat truk pembawa TBS yang masuk ke pabrik dan mengurangi berat truk kosong sehingga diperoleh berat dari TBS yang diterima di pabrik.

19 2. Grading Buah a. Tujuan Grading buah ini bertujuan untuk mengetahui mutu buah yang masuk ke pabrik dari beberapa kebun. b. Dasar Teori Grading adalah proses pemilihan Tandan Buah Segar (TBS) berdasarkan kriteria buah yang akan di olah sedangkan sortasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui kualitas buah yang masuk dalam pabrik. Grading merupakan hal yang sangat penting dari efisiensi penerimaan buah untuk mengetahui baik buruknya buah yang masuk kepabrik (Fauzi, dkk, 2008). c. Alat dan Bahan Alat yang digunakan di loading ramp yaitu Tojos, Ember, Skop, Form dan Pena. Sedangkan bahan yang digunakan adalah TBS. d. Prosedur Kerja 1. Grading dilakukan terhadap setiap masing-masing perusahaan dengan sampel 3 truk pengangkut buah setiap harinya dengan jam yang tidak tentu dilantai Loading Ramp. 2. Setiap unit truk diambil sampel sebanyak 100 TBS untuk grading sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan. 3. Lakukan grading TBS terhadap buah mentah, buah penyakit, buah busuk, tangkai panjang, tandan kosong sesuai kriteria yang

20 di tentukan. Buang benda asing (kayu, karung, besi, kerikil dan lain-lain). 4. Bila TBS tidak sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan maka akan diberikan denda penalti/jumlah potongan e. Hasil yang dicapai Dari hasil praktek lapang mutu buah yang masuk rata-rata masih tergolong masih baik karena TBS yang dikirim dari kebun persentase buah matang lebih banyak dibandingkan persentase buah mentah, buah terlalu matang dll. Kriteria grading yang dilakukan pada saat Praktek Kerja Lapang yaitu sebagai berikut: 1. Buah Mentah (Unripe) adalah janjang buah yang membrondol < 3 berondol. 2. Buah Masak (Ripe) adalah janjang buah yang membrondol minimal 3 berondol hingga 50% yang memberondol. 3. Buah Terlalu Masak (Over Ripe) adalah janjang buah yang membrondol 50% berondol hingga 90% yang memberondol. 4. Janjang Kosong (Empty Bunch) adalah janjang buah yang membrondol 90% berondol hingga memberondol seluruhnya. 5. Tangkai Panjang (Long Stalk) adalah janjang buah yang tangkai buahnya > 2 cm. 6. Berondolan (Indeks Kutip) adalah berondolan dari kebun yang di kirim ke pabrik bersamaan dengan TBS.

21 7. Buah Abnormal adalah buah yang gagal berkembang menjadi buah masak normal. Antara lain buah buah batu, buah landak, buah sakit dan buah pasir. Tabel 1. Kriteria grading yang diterima PKS PT. TELEN Pengadan Baay Mill No Nama Kriteria Persentase Minyak 1 Unripe (Mentah) < 3% brondolan lepas/janjang 2-3 % 2 Ripe (Matang) 3-50% brondolan lepas/janjang 80% 3 Over Ripe (Lewat 50-90% brondolan Matang) lepas/janjang 95% 4 Empty Bunch (janjang kosong) 90% brondolan lepas/janjang 0-5% 5 Abnormal Long Stalk (Tangkai Panjang) > 2 cm - 7 Indeks kutip 5 sekop (10kg) - Sumber: (PT.TELEN, 2014) f. Pembahasan Berdasarkan kriteria grading yang sudah ditetapkan oleh PKS PT.TELEN Pengadan Baay Mill maka kriteria buah yang diterima adalah ripe (matang). Kriteria matang dianggap paling baik karena ALB (Asam Lemak Bebas) buah sawit tidak tinggi dan rendemen minyak yang dihasilkan juga maksimal dan kriteria buah matang sangat baik untuk proses pengolahan selanjutnya. Setelah dilakukan grading petugas grading mencatat persentasi buah yang masuk menurut kriteria grading diatas dan buah akan langsung ditolak atau dituang ke dalam loadig ramp. TBS yang tiba di pabrik perlu di ketahui mutunya dengan cara visual (melihat secara langsung), dan di lakukan pada lantai Loading Ramp.

22 3. Penimbunan di Loading Ramp a. Tujuan Untuk menerima TBS dari kebun dan sebagai tempat penampungan sementara TBS dan brondolan yang masuk ke pabrik. b. Dasar Teori Menurut Pahan (2008), TBS yang telah ditimbang di jembatan timbang selanjutnya di bongkar di loading ramp dengan menuang (dump) langsung dari truck. Loading merupakan suatu bangunan dengan lantai berupa kisi-kisi pelat besi berjarak 10 cm dengan kemiringan 45. Kisi-kisi tersebut berfungi untuk memisahkan kotoran berupa pasir,kerikil, dan sampah-sampah yang terikut dalam TBS. Kotoran yang jatuh melalui kisi-kisi ditampung oleh dirt conveyor sehingga memudahkan dalam pembuangan. Loading ramp dilengkapi pintu-pintu keluaran yang digerakan secara hidrolis sehingga memudahkan dalam pengisian TBS ke dalam lori untuk proses selanjutnya. Setiap lori dapat dimuat dengan 2,50-2,75 ton TBS (lori kecil) dan 4,50 ton TBS (lori besar). Sedangkan Risza (1994) menyatakan bahwa setelah truk buah ditimbang, kemudian dibongkar di loading ramp. Pada kesempatan ini ±5% dari jumlah truk buah disortasi untuk penilaian mutu. Selanjutnya buah dipindahkan kekeranjang lori rebusan yang berkapasitas ±2,5 ton.

23 TBS pada loading ramp tidak boleh ditahan terlalu lama karena enzim-enzim lipase (enzin pembentuk asam) akan lebih aktif kerjanya pada TBS yang belum direbus, apalagi jika buah tersebut luka atau terlalu matang (over ripe), sehingga aktifitas enzim akan bertambah cepat, dan akan menaikkan kadar FFA (Free Fatty Acid) pada CPO. Untuk mengurangi kecepatan aktifitas enzim maka bisa diterapkan seperti prinsip FIFO (First In First Out) dalam pendistribusian TBS kedalam lori ( Pahan, 2008). c. Alat dan Bahan Alat yang digunakan di loading ramp yaitu Tojos, Ember, Skop, Hopper, Pintu Hidrolik, Lori, Capstan dan Pena. Sedangkan bahan yang digunakan adalah TBS. d. Prosedur Kerja 1. Truk yang telah selesai ditimbang akan grading sebelum TBS dibongkar ke hopper. 2. TBS yang ada dalam truck diturunkan di lantai loading ramp kemudian petugas akan mengambil ½ TBS dari truk sebagai sampel untuk disortasi dan ½ lagi langsung dituang ke hopper. 3. Grading akan dilakukan menurut kriteria diatas dan menghitung persentase mutu buah yang telah di grading. 4. Setelah selesai di grading, buah dimasukkan dalam hopper. 5. TBS yang ada dalam hopper akan dimasukkan ke dalam lorilori melewati pintu hidrolik.

24 6. TBS disusun secara manual dalam lori untuk diratakan agar TBS tidak jatuh pada saat lori dimasukkan dalam sterilizer. 7. Lori yang telah penuh ditarik dengan capstan untuk dipindahkan ke jalur sterilizer dengan menggunakan transfer carriage. f. Hasil yang dicapai Stasiun Loading Ramp ini buah dari kebun dapat di tampung sebelum menuju ke stasiun berikutnya, selain itu juga dengan adanya stasiun ini dapat diketahui kualitas buah yang masuk ke pabrik sebelum di olah. Buah yang diolah lebih awal adalah buah yang pertama masuk/diterima oleh pabrik sesuai dengan prinsip yang di terapkan oleh perusahaan yaitu FIFO (Firts In First Out), sehingga kandungan asam lemak pada buah sawit tidak tinggi dan mendapatkan mutu CPO yang baik. g. Pembahasan Loading ramp adalah tempat untuk menampung TBS yang diturunkan dari truk pengangkut, merupakan suatu bangunan dengan lantai miring dan bersudut Lantai miring ini berfungsi untuk mempermudah pemasukan TBS ke lori buah akibat gaya gravitasi dan kisi -kisinya berfungsi untuk membuang/merontokkan kotoran, pasir dan kerikil yang terikut dalam buah. Loading ramp dilengkapi dengan pintu sebanyak 14 buah yang digerakkan dengan hidrolik. Pintu hidrolik ini bertujuan untuk mempermudah/mengatur pamasukan TBS kedalam lori buah, dan

25 setiap pintu ini mempunyai kapasitas ±18 ton TBS. dilantai loading ramp perlu mendapat perhatian dan pengawasan agar buah jangan sampai berserakan dilantai dengan tujuan agar brondolan tidak tergilas truk/traktor, karena buah yang tergilas (terluka) akan menyebabkan tingginya losses pada kondensat dan kadar asam lemak bebas (ALB/FFA) akan meningkat. Hal ini harus dicegah juga urutan penuangan ke loading ramp dan penuangan ke lori diusahakan secara berurutan dari buah yang paling awal masuk. Pengisian TBS kedalam lori harus maksimal untuk mencapai kapasitas tetapi harus merata jangan sampai berlebihan atau menyangkut pada speader steam sterilizer. Selanjutnya lori yang telah diisi buah dengan menggunakan transfer carriage dan bantuan capstan untuk menarik, lori tersebut dipindahkan pada jalur yang sesuai pada rebusan/sterilizer yang siap merebus. 4. Perebusan a. Tujuan 1. Menonaktifkan enzim-enzim (Enzim Lipase Maupun Oxydase). 2. Mengurangi kadar air dalam buah hal ini menyebabkan nut mengalami dehidrasi sehingga saat di olah kernel mudah lepas dari cangkangnya. 3. Mempermudah proses pemipilan dan pelumatan.

26 b. Dasar Teori Di PKS PT.TELEN mempunyai 2 unit sterilizer. Sterilizer yang digunakan sterilizer type horizontal doble door berdiameter 2800 cm dengan panjang strilizer ± 30 meter. Setiap 1 unit Sterilizer memuat 4 lori dalam sekali rebusan. Menurut Pahan (2008), Sterilizer merupakan alat atau media perebusan TBS yang berbentuk tabung/slinderis dengan kapasitas tampung lori 4 buah atau sekitar 40 ton. Tabung sterilizer adalah terbuat dari plat timah, aluminium dan campuran seng stainlees, sehingga pada saat terjadi perebusan kemungkinan besar tidak akan terjadi kontaminasi dari tabung tersebut. Lori-lori yang telah berisi TBS dimasukkan ke ketel perebusan dengan bantuan seperti capstand, dan lier. TBS dipanaskan dengan uap air yang bertekanan 2,8-3 kg/cm2. Setiap ton TBS memerlukan ± 0,5 ton uap air yang dihasilkan oleh ketel uap. Tekanan uap harus berada antara 2,8-3 kg/cm2 dan lamanya perebusan berkisar 90 menit. Selanjutnya digunakan sistem perebusan triple peak. Pengawasan disini harus ketat karena jika tekanan uap tidak cukup maka persentase buah yang tidak lepas dari tandan akan tinggi. Isi satu ketel rebusan bermacam-macam, ada yang 4 untuk pabrik kecil dan ada yang 10 untuk pabrik besar (Risza, 2004).

27 c. Alat dan Bahan Alat yang di gunakan yaitu Sterilizer, panel control, safety valve, compressor, capstan, transfer carriage, grafik, presure gaugh, lory, rail dan trolley. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu Tandan Buah Segar dan steam (uap). d. Prosedur Kerja 1) Lori yang telah dipindahkan dari jalur rail loading ramp ke jalur rail sterilizer maksimal 5 lori. 4 lori yang dimasukkan ke dalam sterilizer sedangkan lori yang satunya digunakan sebagai pendorong. 2) Setelah lori di masukkan ke dalam sterilizer, pintu sterilizer ditutup kemudian putar tuas pintu untuk di kunci sampai posisi lock ring 75% terkunci. 3) TBS kemudian di rebus selama 85 menit tergantung kondisi buah dan menggunakan suhu C dengan tekanan kg/cm 2. 4) Perebusan ini menggunakan sistem triple peak dimana peak pertama berfungsi untuk membuang udara yang dalam bejana, peak kedua berfungsi sebagai pemanasan bejana, dan peak ketiga berfungsi sebagai proses pematangan sempurna.

28 e. Hasil yang dicapai Dari proses perebusan yang baik diperoleh buah yang mudah lepas dari tandan, menonaktifkan enzim lipase, dapat melunakan buah dan memiliki kandungan air yang rendah. f. Pembahasan Pabrik di PT.TELEN memiliki 2 unit sterilizer dimana 1 unit sterilizer dengan muatan 4 lori dan kapasitas setiap lori nya sebanyak 12 ton. Jadi kapasitas 1 unit sterilizer dalam satu kali siklus rebusan selama menit sebagai berikut: (Sumber: PT. TELEN 2014). Rumus: KP Lori x Jumlah Lori TBS Keterangan : Kp = Kapasitas Lori Jadi: KP = kg x 4 Lori TBS Kapasitas 1 unit rebusan = kg TBS Metode sterilisasi secara sederhana adalah memasak/merebus buah bertekanan 2,5-2,8 bar dan temperature C, waktu yang dibutuhkan satu kali perebusan adalah 85 menit. Proses perebusan dilakukan dalam bejana tertutup rapat dan berbentuk silinder horizontal (mendatar) yang dilengkapi dengan pipa dan katup-katup pemasukan uap, pengeluaran uap, pengeluaran kondensat,

29 pengukuran tekanan (manometer), pintu masuk dan keluar buah serta rail dan cantilever. Udara yang terperangkap didalam sterilizer harus dikeluarkan supaya kenaikan suhu didalam tandan buah tidak terhambat dengan menggunakan system perebusan tiga puncak (triple peak). Dimana peak 1dan 2 untuk membuang udara yang ada dalam rebusan serta membuang kondensat, sedangkan peak 3 untuk menyempurnakan perebusan. Untuk lebih jelasnya, tahapan sistem rebusan Triple Peak dapat dilihat pada kurva tekanan uap berikut: ??????????????????? ? Gambar 1. Kurva Rebusan Tahapan sistem rebusan Triple Peak secara lengkap adalah sebagai berikut : 13 menit : Pemasukan uap pertama dengan tekanan 0-2,3 kg/cm 2, sudah termasuk menguras udara; 2 menit : Pembuangan uap (exhaust) pertama sampai

30 tekanan nol; 12 menit : Pemasukan uap kedua dari tekanan nol sampai 2,5 kg/cm 2 ; 2 menit : Pembuangan uap kedua sampai dengan tekanan nol; 13 menit : Pemasukan uap ketiga sampai tekanan 2,8 kg/cm 2 ; 45 menit : Uap di tahan pada tekanan 2,8 kg/cm 2 ; 5 menit : Pembuangan uap terakhir sampai tekanan nol; 5. Penebahan Buah/Bantingan a. Tujuan Tujuan penebahan buah yaitu untuk melepaskan semua berondolan dari janjangan secara maksimal. b. Dasar Teori Buah yang telah dikeluarkan dari rebusan maka dilanjutkan ke proses selanjutnya yaitu pemipilan. Pemipilan adalah proses lanjutan setelah dari proses perebusan yang bertujuan untuk memisahkan semua buah dari tandannya. Lori yang telah keluar dari rebusan di masukan ke tippler dan direbahkan. Maka semua brondolan akan terjatuh dan di bawa ke thresher yang berfungsi untuk menampung buah rebusan melalui inclined fruits bunch conveyor. Pada proses ini tandan buah segar yang telah direbus

31 kemudian dirontokan atau di pisahkan dari tandannya.tandan kosong ini dikeluarkan ke pembuangan untuk diaplikasikan ke kebun. Pemipilan dilakukan dengan membanting buah dalam drum putar dengan kecepatan putar rpm (Anonim, 2008) Buah yang telah terpisah akan jatuh melalui kisi-kisi dan ditampung oleh conveyor under thresher dan dibawa lagi oleh inclined fruit conveyor dan di bagikan ke digester dengan distributing conveyor. Alat-alat pengolahan pada stasiun bantingan terdiri dari: tippler, fruit bunch conveyor, thresher drum, under thresher, bottom cross conveyor,top cross conveyor, inclined fruits conveyor, top distributing conveyor, dan empty bunch conveyor (Sumber: PT.TELEN, 2014). c. Alat dan Bahan Alat yang digunakan yaitu tippler, mecanical bunch feeder, inclined bunch conveyor, thresher, horizontal empty bunch conveyor dan inclined empty bunch conveyor. Sedangkan bahan yang digunakan adalah TBS masak. d. Prosedur Kerja 1. TBS yang telah masak dan masih berada di dalam lori, dimasukkan ke dalam tippler untuk dituang ke hopper inclined bunch feeder sedikit demi sedikit agar tidak memenuhi hopper.

32 2. Di ujung hopper ini terdapat mecanical conveyor untuk mengatur jatuhnya janjangan agar tidak terlalu bayak yang jatuh ke inclined bunch conveyor (IBC). 3. TBS masak yang dikirim oleh IBC akan masuk ke thresher drum. 4. Didalam thresher drum terdapat kisi -kisi dan sudu pengarah. Dimana antaranya yang berfungsi sebagai: - Kisi-kisi sebagai lubang untuk jatuhnya berondolan dan masuk ke under thresher conveyor. - Sudut pengarah yaitu untuk mengarahkan janjangan keluar dari thresher drum. 5. Drum thresher yang berputar dengan putaran 24 rpm dapat membanting janjangan sehingga berondolan dapat terlepas. 6. Berondolan yang telah terlepas dari janjangannya akan jatuh ke under thresher conveyor melewati kisi-kisi thresher drum untuk diolah lebih lanjut. e. Hasil yang dicapai Hasil yang didapatkan di thresher berupa berondolan yang terlepas dari tandan sawit dengan cara dibanting sehingga dapat memberondol.

33 f. Pembahasan Proses penebahan buah telah dilakukan seefesien mungkin tetapi beberapa kerugian masih juga dialami, antara lain: 1. Didalam tandan yang dipipil kadang-kadang masih terdapat beberapa butir buah yang tidak dapat keluar meskipun sudah terlepas dari tandanya. 2. Benturan-benturan yang terjadi terhadap tandan didalam alat pemipil mengharuskan agar semua lepas dari tandannya, tetapi hal ini juga menyebabkan rusaknya daging yang telah lunak. Dengan penggunaan alat pemipil tepat disertai cara penggunaanya yang baik, maka harus diusahakan agar tujuan pemipilan dapat dipenuhi semaksimal mungkin, yang berarti meminimalkan tingkat kerugian pemipilan. 6. Pelumatan Buah (Digester) a. Tujuan 1. Untuk melumatkan buah sehingga biji dan daging buah dapat dipisahkan. 2. Mempermudah proses pengempaan sehingga dapat mengeluarkan minyak dari daging buah secara maksimal. 3. Mempersiapkan daging buah (pericarp) untuk proses pengempaan atau press.

34 b. Dasar Teori Temperatur di dalam digester diusahakan jangan sampai 100 C karena minyak dan air akan bersatu membentuk emulsi yang akan menyulitkan pada proses pemisahan minyak nantinya (Mangoensoekarjo, 2000). Digester adalah bagian dari mesin screw press (continouse double srew press) yang disatukan dengan sebuah reduktor (vertical reduction gear box) yang dapat bekerja berat dengan efisien yang tinggi dan pengoperasiannya hanya memerlukan biaya pemeliharaan yang relatif sedikit untuk jangka waktu yang panjang dimana, mesin pengaduk ini dilengkapi dengan 6 set pisau pengaduk (digester long arm) dan satu set pisau pengeluaran buah (expeller arm). Pada pengadukan ini buah diaduk hingga daging buah terlepas dari biji (Risza, 1994). Digester dapat juga didefinisikan sebagai sebuah ketel tegak (vertical) yang mempunyai dinding rangkap dan pemutar yang dilengkapi dengan pisau pisau yang terdiri dari 2 jenis pisau yaitu: Lima pasang pisau pengaduk (perancah) dimana setiap pasang terdiri dari dua buah pisau yang dipasang miring dan bertingkat, dan dibuat menyilang antar pasangan yang satu dengan yang lainnya dengan tujuan pisau yang satu berfungsi menekan dan yang satunya mengaduk sehingga menghasilkan daya adukan yang besar. (Risza, 1994)

35 1) Satu pasang pisau pelempar (expeller arm) dimana pisau pisau ini terdiri dari empat buah pisau yang berfungsi untuk mendorong masa adukan masuk ke pressing machine. 2) Buah dari thresher yang telah terlepas dari bijinya akan dihancurkan/dicacah pada digester. Pada stasiun digester buah yang masuk akan dicacah oleh beberapa pisau pengaduk yang saling menyilang satu dengan yang lain. Pada proses pengadukan tabung digester selalu dimasukkan uap panas dengan suhu antara 90-95ºC, dengan demikian daya adukan yang dihasilkan akan semakin besar. Proses ini adalah meremas buah sehingga daging buah lepas dari biji dan sekaligus menghancurkan sel-sel yang mengandung minyak dalam waktu singkat (25-30 menit) (Risza, 1994). c. Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada proses ini yaitu digester, under thresher conveyor, bottom crosss conveyor, bottom conveyor, inclined fruit conveyor, top cross, dan fruit distributing conveyor. Sedangkan bahan yang digunakan adalah berondolan yang telah masak dan steam (uap). d. Prosedur Kerja 1. Setelah melalui proses penebahan, brondolan tadi akan di kirim ke digester untuk di lumatkan melalui under tresher conveyor, bottom crosss conveyor, bottom conveyor, inclined

36 fruit conveyor, top cross, dan fruit distributing conveyor kemudian masuk ke dalam digester. 2. Digester harus terisi minimal ¾ dari volume digester. 3. Di dalam digester terdapat 5 pasang pisau pengaduk (stirring arm) yang berputar dengan putaran rpm. Fungsi pisau ini untuk mencacah daging buah agar daging buah dapat terlepas dari biji. 4. Dalam pengadukan diberikan steam dengan tekanan 1,5 kg/cm 2 dan temperatur dalam digester C selama pengadukan menit. 5. Berondolan yang sudah tercacah menuju dasar digester yang akan di kirim keproses selanjutnya (Press). 6. Daging buah akan masuk ke bottom plate digester menuju press yang diarahkan oleh expeller arm. e. Hasil yang dicapai Pengadukan buah menghasilkan daging buah dicacah menjadi seperti bubur hal ini dikarenakan daging buah yang masuk kedalam digester sudah lunak sehingga biji buah mudah untuk dipisahkan. Hasil yang didapatkan yaitu pelepasan daging buah dari bijinya dapat terlepas secara maksimal sehingga proses pengempaan lebih mudah dipisahkan antara minyak dan daging buah.

37 f. Pembahasan Di PKS PT. TELEN memiliki alat digester sebanyak 3 unit dan masing-masing unit mempunyai kapasitas 3,5-4 ton/jam serta memiliki 5 pasang pisau untuk mencacah. Dan mempunyai putaran rpm. Adapun syarat-syarat pengadukan yang baik adalah sebagai berikut: 1. Pengadukan harus menghasilkan peremasan yang optimal sehingga dengan mudah daging buah terlepas seluruhnya dari biji, tidak boleh terdapat buah yang masih utuh (daging buah masih melekat pada bijinya). 2. Pengempaan harus menghasilkan masa yang merata dan biji tidak boleh memisah dari masa untuk kemudian turun kebagian bagian bawah ketel pengaduk. 3. Daging buah tidak boleh teremas lumat menjadi bubur, struktur serabut dari dagiing buah harus tampak. 4. Minyak kasar yang keluar dari daging buah selama pengadukan harus dialirkan keluar bejana pengadukan untuk menghindarkan pembentukan emulsi. 5. Pemanasan 95 0 C selama proses pengadukan diperlukan untuk mempertinggi efek pengempaan. Pemanasan tidak boleh mengakibatkan masa yang teraduk menjadi mendidih dan untuk itu suhu harus dapat diatur dan selalu diukur guna mendapatkan hasi l yang optimal.

38 7. Ekstraksi Minyak (Press) a. Tujuan Tujuan ekstraksi minyak yaitu untuk mengekstrak minyak dari daging buah dan memisahkan antara daging buah dan biji/nut. b. Dasar Teori Proses pengempaan ini bertujuan untuk mengeluarkan minyak dan cairan. Minyak yang keluar ditampung dengan talang dan dialirkan ke dalam crude oil tank (tangki minyak kasar) melalui saringan getar (vibrating Screen) (Risza, 1994). Sedangkan Setyamidjaja (1991), menuliskan bahwa minyak yang keluar dari mesin pengepress mengadnung 45-55% air, lumpur dan bahan-bahan lainya. Minyak yang masih kasar ini kemudian dibawa ke tangki pemurnian atau tangki klarifikasi. c. Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada prosess ekstraksi ini adalah press, oil gutter, sand trap tank, vibrating screen, crude oil tank, pump, dan solid conveyor. Sedangkan bahan yang digunakan adalah bubur buah yang telah melalui proses pelumatan. d. Prosedur Kerja 1. Buah yang telah dilumatkan (bubur buah) akan masuk proses di pengepresan dengan model doble screw.

39 2. Bubur buah yang masuk akan ditekan dengan bantuan Kun sehingga mengeluarkan minyak dari bubur buah tadi dengan tekanan kg/cm Setelah melalui proses penekanan minyak akan keluar melalui lubang-lubang (press cage) dan turun ke crude oil gutter. sedangkan serabut dan nut akan jatuh cake breaker conveyor. 4. Pada saat proses pengepresan diinjeksikan air panas (delution) dalam screw press untuk diencerkan sebanyak 15-25% dari banyak dengan temperatur air C. 5. Minyak tadi akan masuk ke sand trap tank untuk dikurangi pasir dan benda padat lainnya. 6. Setelah itu minyak kasar tadi akan keluar secara over flow dan disaring di vibrating screen untuk menyaring serabutserabut yang ikut dengan minyak. Saringan ini menggunakan mesh 20 dan Proses selanjutnya, minyak yang telah disaring akan tapung sementara di crude oil tank sebelum dikirim ke stasiun klarifikasi sedangkan serabut yang tidak lolos dari saringan tadi akan dikirim kembali untuk di press melalui solid conveyor.

40 e. Hasil yang dicapai Hasil yang dicapai pada saat pengepresan yaitu memisahkan minyak dari daging buah dengan adanya tekanan cone serta mengurangi losis serendah mungkin. f. Pembahasan Kapasitas alat press di PT.TELEN adalah 15 ton TBS. Brondolan yang sudah lumat akibat pengadukan di bejana pengadukan (digester) masuk kedalam kempa ulir (screw press), dan pada bagian chute digester akan keluar untuk kemudian masuk kedalam kempa ulir yang berputar dan natinya akan memeras daging buah yang sudah lumat untuk diambil minyak kasar, fiber dan nut. Pada pengempaan ini diharapkan tidak ada minyak kasar yang tertinggal pada fiber dan juga tidak ada nut yang pecah karena pengempaan yang terlalu kuat. 8. Pemurnian CPO (Crude Palm Oil) a. Tujuan Proses klarifikasi memiliki tujuan untuk memurnikan minyak yang berasal dari stasiun pengempaan sehingga di peroleh minyak produksi. b. Dasar Teori Setyamidjaja (1991), menuliskan bahwa minyak yang keluar dari mesin press mengandung 45%-55% air, lumpur dan bahan-bahan lainnya. Minyak yang masih kasar ini kemudian

41 dibawa ke tangki pemurnian atau tangki klarifikasi. Cairan minyak yang keluar dari mesin pemeras, keadaannya masih belum murni karena masih tercampur dengan air dan kotoran lainnya. Untuk memurnikannya, perlu dilakukan proses klarifikasi/pemurnian. Risza (2004), menuliskan bahwa melalui stasiun terakhir ini minyak dimurnikan secara bertahap untuk menghasilkan minyak sawit mentah (CPO). Proses pemisahan minyak dengan air dan kotoran ini dilakukan dengan sistem pengendapan, sentrifugal, dan penguapan, selanjutnya cpo disimpan dalam tangki timbun (storage). c. Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada proses pemurnian ini yaitu cst (continue settling tank), pot (pure oil tank), buffer tank, sludge tank, sand cyclone, brush strainer, oil recovery tank, vacum dryer, centrifuge, stirrer, skimmer, fat pit, sludge racovery tank dan pompa. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu CPO (minyak kotor hasil pengempaan), steam dan air panas. d. Prosedur Kerja 1. Minyak yang telah di tampung di crude oil tank langsung dikirim ke CST untuk di lakukan pengendapan terlebih dahulu.

42 2. Didalam CST terjadi pengendapan karna ada gaya gravitasi sehingga massa jenis yang lebih berat (kotoran dan sludge) akan turun kebawah sedangkan massa jenis yang lebih ringan (minyak) akan berada di atas. Dalam pengendapan ini di bantu dengan alat stirrer yang berputar dengan putaran 3 rpm berfungsi membantu untuk mengangkat minyak. 3. Susunan urutan pengendapan dari atas dalam CST berupa minyak, sludge dan kotoran. Minyak yang berada diatas mengalir ke POT secara over flow, sludge yang berada di tengah di alirkan secara under flow sedangkan kotoran di alirkan ke sand pit. 4. Minyak yang secara over flow dikirim ke POT akan dilakukan pemurnian sistem penguapan. Minyak yang ada di POT akan masuk ke vacum dryer untuk di uapkan agar air dalam minyak dapat dikurangi. Sebelum minyak melewati vacum dryer kadar air dalam minyak ± 0,45% menjadi < 0.20%. 5. Pada saat proses pemakuman, minyak di kabutkan melewati nozzel-nozel dalam vacum dryer yang berada tengah atas vacum dryer sehingga air yang ada di dalam minyak lebih mudah di uapkan.

43 6. Minyak yang telah divacumkan akan langsung dikirim ke storage (tangki timbun) dan air yang telah diuapkan akan di masukkan ke dalam hot well tank. 7. Sedangkan sludge yang secara under flow masuk ke sludge tank akan di bersihkan lagi menggunakan sand cyclone agar pasir-pasir halus yang larut dalam minyak dapat di perangkap sehingga mengurangi kotoran pada minyak sebelum dikirim ke buffer tank. 8. Sludge yang telah dikirim ke buffer tank sebagai penampung sementara untuk umpan masuk ke centrifuge dengan sistem pemusingan. 9. Sebelum sludge masuk ke centrifuge harus di saring lagi dengan alat brush strainer untuk mengurangi serabut-serabut halus agar pada saat sludge masuk ke centrifuge tidak tersumbat di setiap nozzel centrifuge. 10. Sludge yang telah dibersihkan dari serabut-serabut halus akan dipisahkan lagi antara sludge dan minyak. Didalam centrifuge, sludge akan masuk ke dalam setiap nozzel yang berbutar dengan kecepatan putaran 1500 rpm. Pada saat itu, terjadi pemisahan antara massa jenis. Massa jenis yang lebih ringan (minyak) akan terlempar keluar sedangkan massa jenis yang lebih berat (sludge) akan jatuh kebawah.

44 11. Minyak dari hasil pemisahan di centrifuge akan ditampung sementara ke oil recovery tank sebelum dikirim ke CST untuk di proses ulang. Sedangkan sludge akan kirim ke fat fit untuk penampungan sementara sebelum di kirim ke sludge recovery tank (pengutipan minyak). e. Hasil yang dicapai Hasil yang dicapai pada proses ini yaitu minyak yang FFA, kadar air, dan kadar kotorannya didapatkan serendah mungkin. f. Pembahasan Adapun cara untuk memperoleh dan memisahkan minyak dari minyak kasar atau proses pemurnian ini berdasarkan atas dasar pengendapan, pemusingan (centrifugal) dengan peralatan sebagai berikut: 1. Crude Oil Gutter Merupakan saluran crude oil dari press ke sand trap tank sebelum masuk ke vibrating screen. Temperatur C. 2. Sand Trap Tank Fungsi dari peralatan ini adalah untuk mengendapkan pasir dari minyak kasar hasil pengempaan.

45 3. Vibrating Screen Fungsi dari peralatan ini adalah untuk menyaring serabut dan kotoran lain yang terikut dalam minyak kasar dari sand trap tank. Vibrating screen ini menggunakan saringan mess 20 dan Crude Oil tank Berfungsi sebagai penampung minyak dari hasil penyaringan di vibrating screen. Temperatur dalam COT adalah C. 5. Continuos Settling Tank Pengutipan minyak diatur sehingga CST berfungsi untuk memisahkan minyak dan sludge (lumpur) dengan prinsip pengendapan akibat adanya perbedaan berat jenis (BJ) antara minyak dan sludge (lumpur). Minyak mempunyai berat jenis yang lebih kecil dari sludge, sehingga minyak akan berada dibagian atas dan sludge berada dibagian bawah dengan demikian akan terjadi pemisahan. Temperatur dalam CST adalah C. 6. Pure Oil Tank Berfungsi sebagai penampung minyak dari clarifier tank dimana minyak mendapatkan pemanasan dari coil agar kotoran/padatan mengendap. Untuk selanjutnya diolah pada float tank, sehingga diusahakan agar tangki ini tetap penuh

46 untuk menjaga umpan float tank dan agar pemanasan tetap C. Tangki ini berbentuk silinder dengan bagian dasar berbentuk kerucut. 7. Sludge Tank Berfungsi untuk menampung sludge dari clarifier tank mendapatkan pemanasan dengan uap panas agar terjadi pemisahan antara sludge yang lebih banyak mengandung minyak dengan sludge yang mengandung sedikit minyak. 8. Sand Cylone Sand Cylone berfungsi untuk memisahkan pasir yang terkandung dalam sludge, hasilnya sludge yang bersih dari pasir dikirim ke buffer tank dan yang berpasir dikirim ke sludge drain tank. Alat ini pada bagian atas berbentuk silinder dan bagian bawah berbentuk konis yang terbuat dari keramik. Dibawah konis terdapat tabung pengendapan pasir. 9. Sludge Drain Tank Sludge Drain Tank berfungsi untuk menampung sludge dari sand cyclone serta drain dari clarifier tank, oil tank dan sludge tank. Disini terjadi pengendapan pasir dan kotoran lain yang masih terkandung didalam sludge, yang harus dicuci setiap pagi sebelum pengolahan.

47 10. Buffer Tank Buffer tank berfungsi untuk menampung sludge dari sand cylone dan di alirkan ke brush strainer. 11. Brush Strainer Berfungsi untuk menangkap serabut-serabut yang halus yang masih terikut dalam sludge agar tidak terjadi penyumbatan pada nozzle sludge centrifuge. 12. Sludge Centri fuge Merupakan alat pemisah yang didesain untuk memisahkan minyak dari komponen sludge dari air dan bahan lain yang merupakan bukan komponen minyak (NOS). Pada dasarnya prinsip kerja alat ini adalah sama dengan oil purifer atau sludge separator, yaitu memanfaatkan perbedaan densitas bahan dengan menggunakan daya putar, hanya saja pada Sludge Centrifuge menggunakan putaran yang relative lebih rendah dibanding dengan oli. 13. Vacum Dryer Berfungsi sebagai alat untuk mengurangi kadar air di CPO secara maksimal yang berbentuk tabung silinder berkapasitas 15 ton/jam dan dilengkapi dengan nozzle penyemprot, gelas penduga, dan katup apung pengontrol level CPO dari bahan stainless. Alat ini bekerja dengan tekanan 0.8 s/d 1.0 bar.

48 9. Penyimpanan Minyak/CPO (Storage) a. Tujuan Menampung minyak/cpo sementara sebelum dikirimkan kepada konsumen. b. Dasar Teori Melalui proses pemurnian minyak ini secara bertahap menghasilkan minyak sawit mentah (CPO). Proses pemisahan minyak dengan air dan kotoran ini dilakukan dengan sistem pengendapan, centrifuge dan penguapan, selanjutnya CPO disimpan dalam tangki timbun (storage CPO) (Risza, 1994). c. Prosedur Kerja 1. Minyak yang telah dimurnikan langsung dipompa atau dikirim ke storage. 2. Selama penyimpanan ini minyak selalu dipanaskan dengan mengunakan steam coil. 3. Dalam pemanasan temperatur miyak selalu dijaga C. 4. Setiap harinya minyak dalam storage akan selalu dianalisa FFA-nya. d. Hasil yang dicapai Hasil yang dicapai yaitu penyimpan sementara agar minyak dapat terkumpul lebih banyak ditangki timbun (storage) yang berkapasitas 2000 ton minyak sehingga mudah dipasarkan.

49 Di PKS PT. TELEN sebelum pengiriman temperatur CPO dalam storage tank adalah C sedangkan temperatur CPO dalam waktu pengiriman adalah C. e. Pembahasan Minyak (CPO) yang telah dimurnikan di satasiun klarifikasi sementara akan disimpan di dalam tangki timbun. Agar kandungan asam lemak bebas (ALB) minyak tidak naik, maka suhu dalam tangki timbun harus dipertahankan suhunya sekitar C. Sehingga kualitas minyak yang akan dikirim kepada konsumen masih tetap terjaga mutunya. B. Pengolahan Inti Kelapa Sawit (IKS) 1. Pemisahan Biji dan Ampas a. Tujuan Tujuan pemisahan biji adalah untuk memperoleh biji/nut yang bersih dari gumpalan ampas/serabut. b. Dasar Teori Menurut Pahan (2008), cara yang umum yang digunakan untuk memisahkan biji dengan serabut kelapa sawit yaitu cara pneumatic dan mekanis. Pemisahan dengan cara pneumatic yaitu memisahkan biji dari serabut dengan menggunakan tarikan atau hisapan udara pada sebuah kolom pemisah. Gumpalan ampas dipecah dengan cake breaker conveyor lalu dijatuhkan dibagian samping atas kolom pemisah. Sementara dari bagian tengah atas,

50 diberi hisapan udara yang berasal dari fan. Pemisahan terjadi adanya perbedaan berat natara dua jenis bahan yang hendak dipisahkan (biji dan serabut). Bahan yang lebih ringan (serabut) akan tertarik keatas sedangkan biji akan jatuh kebawah. Biji yang jatuh kebawah langsung masuk ke nut polishing drum (trommol pembersih biji) untuk membersihkan sisa-sisa serabut yang masih menempel pada biji. Selanjutnya, biji yang telah bersih ditampung dan dibersihkan nut silo. c. Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada proses ini yaitu CBC (cake breaker conveyor), kipas penghisap ( induced drought fan), kolom pemisah biji dan serabut (depericarper), nut polishing drum, wet nut conveyor, destoner dan fiber cyclone. sedangkan bahan yang digunakan yaitu ampas press. d. Prosedur Kerja 1. Ampas press yang telah selesai di press akan jatuh di CBC dengan tujuan agar dapat mencacah ampas yang berbentuk gumpalan sehingga pada saat pemisahan akan lebih mudah. 2. Kemudian ampas tersebut masuk ke dalam kolom pemisah/ depericarper untuk dipisahkan berdasarkan berat. 3. Pada saat ampas masuk dalam depricarper terjadi pemisahan yang mengunakan sistem pneumetis (pemisahan menggunakan hisapan udara) antara nut dan fiber. Benda yang lebih berat (nut

51 dan batu) akan jatuh kebawah dan masuk ke dalam polishing drum sedangkan benda yang ringan akan terhisap menuju ke fiber cyclone untuk dijadikan bahan bakar. 4. Nut yang masuk ke dalam polishing drum yang berputar dengan putaran 21 rpm akan dibersihkan dengan adanya gaya gesekan didinding polishing drum dan bantingan mengakibatkan serabut yang masih melekat pada nut akan terpisah. 5. Di pinggiran depan polishing drum terdapat lubang-lubang yang berfungsi sebagai tempat jatuhnya nut ke wet nut conveyor setelah pemisahan serabut yang melekat pada nut. 6. Nut yang jatuh ke wet nut conveyor akan di kirim destoner untuk dipisahkan antara nut dan batu. Di dalam destoner ini juga menggunakan pemisahan dengan sistem pneumatik. 7. Benda yang berat (batu) akan jatuh dilantai sedangkan benda yang ringan (nut) akan di kirim ke nut polishing drum. e. Hasil yang dicapai Hasil yang didapatkan berupa nut yang telah bersih dari serabut-serabut terikut sehingga dapat diolah lebih lanjut. f. Pembahasan Ampas press (campuran biji dan serabut) berbentuk gumpalan dipecah melalui cake breaker conveyor untuk mempercepat penguapan air yang terkandung didalam serabut, agar serabut menjadi lebih ringan dan mudah dipisahkan dari biji.

52 Didalam depericarper, bahan-bahan ringan serabut yang masih melekat pada biji akan terlepas dan terhisap ke fiber cyclone. 2. Pemeraman a. Tujuan Mengeringkan biji agar lebih mudah dipecah saat di ripple mill dan mengurangi kemungkinan terjadinya broken pada kernel. b. Dasar Teori Menurut Setyamidjaja (1991), biji dari alat pembuang daging buah (depericarper) diangkut ke silo dan dikeringkan di sini. Biji-biji yang kering ini, intinya mengkerut dan mudah dilepaskan dari cangkang atau tempurungnya. c. Alat dan Bahan Adapun alat-alat yang digunakan adalah polishing drum, destoner, blower, air lock, dan silo notten. Dan bahan yang digunakan adalah Biji. d. Prosedur Kerja 1. Biji dari polishing drum akan masuk ke dalam destoner untuk dipisahkan dengan kotoran berat yang terikut (batu, besi, paku, dll), kemudian biji akan terisap keatas. 2. Lalu biji akan masuk ke dalam air lock yang mengatur masuknya biji ke dalam silo.

53 3. Lalu biji akan masuk ke dalam silo notten dengan suhu o C yang berfungsi sebagai tempat pemeraman/penampungan biji sementara agar nantinya biji lebih mudah dipecah di ripple mill. e. Hasil yang dicapai Biji yang dihasilkan adalah biji yang memiliki kernel agak mengkerut akibat pengeringan sehingga nut mudah untuk dipecah dan tidak ditemukan lagi benda-benda asing yang terbawa (paku, besi, batu, dll). f. Pembahasan Sebelum inti dapat dilepaskan dari biji, biji perlu dikeringkan terlebih dahulu. Dengan pengeringan ini inti akan lekang dari cangkang dan cangkang menjadi lebih rapuh. Dengan demikian inti tidak ikut pecah pada waktu pemecahan biji dan terhindar dari adanya sisa inti atau pecahan inti yang masih melekat sehingga turut terbuang bersama dengan cangkang. Kadar air yang semula sekitar 25% akan diturunkan menjadi 16%. Pengeringan dilakukan dalam nut silo yang berupa ruangan yang terdiri dari 4 bagian dengan volume 55 m 3. Biji dicurahkan dari bagian atas nut silo dan berlawanan arah dengan ini terdapat aliran angin panas yang dihembuskan dari bagian bawah dan dari bagian tengah. Pengeringan berlangsung lambat selama 18 jam pada suhu 60 0 C.

54 3. Pemecahan Biji a. Tujuan Tujuan pemecahan biji yaitu untuk memecahkan nut sehingga kernel dapat terlepas dari cangkangnya. b. Dasar Teori Biji yang kecil akan lebih sulit dipecah dibanding dengan biji yang besar. Semakin banyak serat yang melekat dalam biji maka biji akan lebih sulit dipecahkan, dan sering menghasilkan biji pecah dan inti lekat. Kadar air biji yang rendah akan lebih mudah dipecah dan menghasilkan inti utuh (Naibaho,1998). c. Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada proses ini adalah vibrating feeder, ripple mill, cracked mixture conveyor dan cracked mixture elevator. Sedangkan bahan yang digunakan adalah nut yang telah diperam. d. Prosedur Kerja 1. Nut akan turun ke ripple mill melewati vibrating feeder yang berfungsi sebagai mengatur nut yang jatuh. Nut akan masuk ketengah-tengah riple mill. 2. Nut akan dipecahkan dalam ripple mill dengan cara digiling seakan di kupas kulitnya menggunakan rotor bar dengan putaran rpm ke dinding-dinding (rotor plate) sehingga cangkang akan mudah pecah dan mengeluarkan kernel, tetapi kernel dan cangkang masih tercampur.

55 3. Setelah terpecah kernel dan cangkang yang masih tercampur akan jatuh ke cracked mixture conveyor kemudian di kirim ke cracked mixture elevator untuk di proses lebih lanjut. e. Hasil yang dicapai Pemecahan ripple mill menghasilkan nut yang telah dipecahkan sehingga kernel dapat terpisah seluruhnya dari cangkang. Standar efesiensi pemecahan di ripple mill adalah 96%. f. Pembahasan Biji yang sudah kering dipisahkan menurut fraksi kecil, sedang dan kasar agar proses pemecahan biji bisa lebih efektif. Masing-masing fraksi biji diumpan kepemecah biji (nut cracker atau ripple mill). Untuk setiap fraksi tersedia sebuah pemecah biji. 4. Pemisahan Inti dan Cangkang a. Tujuan Tujuan dari pemisahan inti dan cangkang ini adalah mendapatkan kernel yang bersih dan juga agar mengurangi kadar kotoran dari kernel sehingga mutu kernel lebih baik. b. Dasar Teori Menurut Pahan (2008), ada dua sistem atau metode pemisahan kernel dan cangkang, yaitu sistem pemisahan kering dan pemisahan basah. PKS di perkebunan besar umumnya menggunakan gabungan kedua sistem pemisahan tersebut.

56 Pemisahan kering (dry separator) dilakukan dalam suatu kolom vertikal (LTDS) dengan bantuan hisapan udara dari sebuah kipas, dimana fraksi yang lebih ringan (cangkang) akan terhisap ke bagian atas, sedangkan fraksi yang berat akan jatuh kebawah. Untuk memperoleh kernel yang baik dengan losses yang rendah, pemisahan yang dilakukan dengan dua kolom pemisah. Setiap kolom pemisah bekerja secara dua tahap. Sedangkan pemisahan basah biasa dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan sistem claybath. Pemisahan dengan claybath didasari oleh perbedaan berat jenis antara kernel (BJ=1,1) dan cangkang (BJ=1,3). Campuran antara kernel dan cangkang dimasukkan kedalam cairan tanah liat (BJ=1,2) yang bebas pasir sehingga kernel akan terapung dan cangkang akan tenggelam. Prinsip pemisahan dengan hydrocyclone juga didasari oleh perbedaan berat jenis antara kernel dan cangkang. Pemisahan pada hydrocyclone dibantu dengan pusingan akibat gaya sentrifugal, sedangkan pada sistem claybath pemisahan terjadi secara alamiah. c. Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada proses ini yaitu LTDS 1&2 (Ligh Tenera Dry Sparating), Kernel Grading Drum, Kernel Conveyor, Claybath, Vibrating Screen, Shell Transport Fan, Kernel Distributing Conveyor, Dry kernel Elevator dan Shell Bin. Sedangkan bahan yang digunakan kernel yang masih tercampur dengan cangkang, Calsium Carbonat dan air.

57 d. Prosedur Kerja 1. Cangkang dan kernel yang masih tercampur yang telah dikirim melewati cracked mixture elevator akan masuk ke dalam kolom separator (LTDS 1) biasa di sebut pemisahan cara kering. 2. Pada saat masuk ke dalam kolom separator cangkang dan kernel yang masih tercampur akan terpisah karena adanya daya hisapan angin. Pemisahan ini terjadi karena adanya perbedaan berat sehingga mudah dipisah. 3. Benda yang lebih ringan (cangkang) akan terhisap dan dikirim ke shell bin untuk dijadikan bahan bakar, benda yang paling berat (kernel utuh) akan jatuh ke dalam Kernel conveyor dan langsung dikirim ke kernel silo, sedangkan benda yang beratnya sedang akan masuk kedalam kernel grading drum melewati air lock. 4. Kernel grading drum ini mengatur jatuhnya kernel untuk pemisahan di kolom separator (LTDS 2). Pemisahan di LTDS 2 prinsipnya sama dengan LTDS 1 tetapi daya hisapannya LTDS 1 lebih cepat dibandingkan LTDS Kernel dan cangkang yang masih belum terpisah akan jatuh ke dalam claybath melewati air lock. Pemisahan ini disebut pemisahan cara basah. 6. Pemisahan yang di claybath menggunakan perbedaan massa jenis. massa jenis yang lebih berat (cangkang =1,3), massa jenis

58 beratnya sedang (campuran air dan kalsium = 1.2), sedangkan massa jenis yang lebih ringan (kernel = 1.01). 7. Massa jenis yang ringan keluar secara over flow dan jatuh ke vibrating screen untuk di cuci kemudian dikirim ke kernel silo, sedangkan massa jenis lebih berat akan turun melewati lubang bawah claybath dan jatuh ke vibrating screen unutk dicuci kemudian dikirim ke shell bin untuk dijadikan bahan bakar. e. Hasil yang dicapai Pemisahan cangkang dan biji yang dilakukan di PT. TELEN dihasilkan kernel atau inti yang telah bersih dan masih basah karena pemisahannya dengan menggunakan cara basah pada claybath dengan menggunakan campuran calcium carbonat. f. Pembahasan Pemisahan dengan hisapan udara, memanfaatkan perbedaan berat kernel dengan cangkang bukan karena perbedaan berat jenis (BJ). Bagian yang ringan (cangkang) terhisap sedangkan bagian yang berat (kernel) jatuh kebawah. Pemisahan inti dengan cangkangnya dilakukan dengan dua cara yaitu pemisahan kering dan pemisahan basah terjadi di claybath dengan menggunakan calcium carbonat. Pemisahan cara basah (claybath) didasari oleh perbedaan berat jenis yaitu BJ kernel 1,1 dan cangkang 1,3 dan cairan calcium 1,2. Pemisahan di claybath menggunakan calcium bertujuan agar

59 lebih memudahkan proses pemisahan antara kernel (inti) dengan cangkangnya. 5. Pengeringan Inti a. Tujuan Tujuan pengeringan inti yaitu untuk mengurangi kadar air dalam kernel. b. Dasar Teori Kernel yang sudah terpisah dengan cangkang dan masih mengandung 16% air dimasukkan ke silo pengering (kernel dryer) untuk diturunkan kandungan airnya hingga mencapai 6%. Pengeringan dilakukan dengan udara bertemperatur C selama jam. Penurunan kadar air ini bertujuan untuk menonaktifkan kegiatan mikroorganisme sehingga proses pembentukan jamur atau proses kenaikan asam (lauric acid) dapat dibatasi pada saat kernel disimpan (Pahan, 2008). c. Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada proses ini yaitu kernel silo, kernel transport fan, dried kernel conveyor dan heater fan sedangkan bahan yang digunakan yaitu kernel dan steam. d. Prosedur Kerja 1. Setelah melalui proses pemisahan inti dan cangkang kemudian dikirim ke kernel silo.

60 2. Kernel yang masuk dalam kernel silo akan dipanaskan dengan udara panas yang dihembuskan menggunakan heater fan. 3. Kernel dalam kernel silo yang harus terisi minimal 80% dari daya tampung kernel silo. 4. Pemanasan dilakukan selama jam dengan temperatur C. 5. Kernel yang telah kering dikirim ke kernel bin melewati dried kernel conveyor dan kernel transport fan. e. Hasil yang dicapai Pada proses pengeringan inti yang dilakukan di PT. TELEN, diperoleh kernel/inti sawit yang kering dengan kandungan kadar air maksimum 6% agar tidak ditumbuhi jamur pada saat penimbunan di gudang sebelum dikirim ke luar pabrik. f. Pembahasan Inti yang sudah terpisah dari cangkang dikeringkan dalam kernel silo dengan suhu yang bertingkat 70 0 C, 60 0 C dan pada bagian bawah kernel yang terkena hantaran uap panas menyebabkan kadar air menguap bebas ke udara sehingga pada bagian atas temperature tidak terlalu mempengaruhi tingkat kekeringan kernel, sifatnya hanya membantu sehingga memudahkan proses pengeringan pada bagian tengah dan bawah kernel silo. Pengeringan inti bertujuan untuk menurunkan kandungan air dalam inti produksi. Kadar air yang tinggi dapat menyebabkan kualitas inti menjadi rusak karena

61 inti mudah ditumbuhi oleh jamur. Dari proses pengeringan inti ini diharapkan menghasilkan inti produksi dengan kandungan air yang rendah maksimum 6%. 6. Penyimpanan Inti a. Tujuan Penyimpanan ini bertujuan untuk penampungan sementar produksi kernel sebelum dipasarkan. b. Dasar Teori Inti sawit yang ditimbun ditempat yang tidak sesuai dengan persyaratan pergudangan dapat merangsang pertumbuhan mikroba dan menyebabkan terjadinya proses fermentasi sehingga dapat menurunkan kualitas minyak yang terkandung dalam inti sawit (Pahan, 2008). c. Alat dan Bahan Alat yang digunakan untuk penyimpanan inti yaitu Kernel Bin, Karung, Mesin Jahit dan Spidol. d. Prosedur Kerja 1. Kernel yang telah melalui proses pengeringan akan ditampung ke kernel bin sebelum pengemasan. 2. Kernel yang ada dalam kernel bin di masukkan dalam karung satu per satu dengan membuka dan menutup chute kernel bin.

62 3. Karung diisi sebanyak ¾ kemudian di susun rapi dan di jahit dengan menggunakan mesin jahitan beras. Begitu selanjutnya secara continue. 4. Karung yang telah di jahit di beri tanda seperti tanggal pengemasan, tahun pengemasan dan nomor pengemasan. 5. Setelah dikemas karung yang berisi kernel tadi di susun rapi di atas papan dan siap untuk di pasarkan. e. Hasil yang dicapai Inti sawit siap dikemas dan siap dipasarkan harus memenuhi standar dengan kadar air 6%, kadar kotoran 7% dan inti pecah 15 %. f. Pembahasan Pada PT. TELEN Pengadan Baay Mill proses penyimpanan kernel dimasukan kedalam karung dengan berat rata-rata inti dalam karung 40 kg. Penyimpanan inti produksi harus disimpan dalam gudang yang bersih dan tidak lembab agar jamur tidak mudah tumbuh. C. Pengujian Kualitas CPO 1. Analisa Asam Lemak Bebas (ALB/FFA) a. Tujuan Untuk mengetahui kandungan kadar ALB dari CPO produksi. b. Dasar Teori Asam lemak bebas dapat dinetralkan dengan alkali standar (NaOH/KOH). Asam lemak bebas merupakan salah satu indikator

63 mutu minyak. Asam lemak bebas terbentuk karena terjadinya proses hidrolisa minyak menjadi asam-asamnya. Asam lemak bebas merupakan salah satu indikator mutu minyak yang dapat diukur dengan cara titrasi menggunakan alkali dalam larutan alkohol (Naibaho, 1998). Tabel 1. Standar nasional analisa CPO No Karakteristik Batasan 1 Kadar asam lemak bebas (%) < Kadar air (%) < Kadar kotoran (%) < Rendemen (%) (SNI, 2006) c. Alat dan Bahan Alat yang digunakan antara lain erlenmeyer, timbangan analitik, hot plate, gelas ukur, pipet, automatic buret, alat tulis dan kalkulator. Sedangkan bahan yang digunakan adalah CPO, IPA, indikator pp, larutan NaOH 0,1 N. d. Prosedur Kerja 1. Ditimbang 5 gram minyak sampai gram terdekat dalam tabung kerucut (conical flash) 250 ml. 2. Diukur 50 ml larutan IPA dfalam tiap sampelnya dan masukan dalam tabung kerucut (conical flash) 250 ml. 3. Ditambahkan 3 tetes PP dan digoyang hingga tercampur dengan baik. 4. Dilakukan titrasi dengan 0.1 N NaOH tetes demi tetes dengan buret sampai larutan berwarna jingga yang lemah.

64 5. IPA yang telah dinetralisir dipindahkan dalam tabung kerucut (conical flash) yang berisi minyak. 6. Tabung kerucut dan isinya diletakkan pada magnetic stirrer, biarkan campuran tersebut akan mendidih dan sementara itu digoyang-goyang agar minyak pecah menjadi tetesan kecil. 7. Sampel dengan 0.1 N NaOH dititrasi tetes demi tetes. 8. Dioyang-goyang terus hingga titrasi dihentikan ketika dicapai end point yang ditandai timbulnya warna jingga yang tidak hilang selama 30 detik. 9. Catat volume NaOH yang digunakan untuk titrasi dan kalkulasikan sebagi berikut : Rumus: % FFA = 26.5 x Volume NaOH x 0.1 W Keterangan: V = Larutan NaOH dalam ml (hasil titrasi) N = Normalitas NaOH W = Berat sampel minyak (gram) BM = Berat Molekul NaOH (26,5) Contoh Perhitungan: Dik: Berat sampel = gr Titrasi NaOH = 5.2 ml Dit: % FFA =..? % FFA = 26.5 x 5.3 x = % FFA = 4.60%

65 e. Hasil yang dicapai Rata-rata persentasi FFA (free fatty acid) di PT. TELEN berkisar antara < 2.50 %. f. Pembahasan Asam lemak bebas dapat menetukan derajat ketinggian mutu kelapa sawit. Makin tinggi ALB, mutu minyak yang akan dihasilkan semakin rendah akan lebih mudah mengalami ketengikan. Penetuan kadar ALB ini merupakan sautu proses untuk mengetahui kualitas minyak suatu perusahaan, Asam Lemak Bebas (ALB) terbentuk karena terjadinya proses hidrolisa. Maka dari itu perusahaan menginginkan standar ALB <2.50%. Jika melewati angka ini maka kualitas dalam pemasarannya menurun bahkan sampai pengolahan selanjutnya. Standar ALB yang ditetapkan oleh perusahaan sudah memenuhi standar SNI yaitu <5 %. 2. Analisa Kadar Air a. Tujuan Untuk mengetahui volume kadar air yang masih terkandung dalam CPO/minyak produksi. b. Dasar Teori Air dalam minyak terjadi karena proses alami sewaktu pembuahan dan akibat perlakuan di pabrik serta di penimbunan. Pada prinsipnya air yang terdapat dalam minyak dapat di tentukan

66 dengan cara penguapan dalam alat pengering pada suhu 103 o C (Naibaho, 1998). c. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam analisa ini yaitu piring kristal, timbangan analitik, oven, desikator, dan kalkulator serta alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan adalah CPO. d. Prosedur Kerja 1. Piring kristal dikeringkan yang bersih dalam oven selama 15 menit pada suhu 105 o C. 2. Kemudian dibiarkan menjadi dingin dalam desikator ± 1 / 2 jam. 3. Piring kristal ditimbang sampai gram terdekat (W1). 4. Sampel ditimbang kira-kira 20 gram ± 0.1 gram (W2). 5. Minyak dikeringkan dalam oven selama 6 jam pada suhu 105 o C. 6. Sampel tersebut didesikator selama 1 / 2 jam sebelum ditimbang kembali. 7. Sampel yang telah didinginkan ditimbang kembali dalam desikator (W3). 8. Semua data timbangan dicatat dan dikalkulasikan % kadar air sebagai berikut : Rumus : % Kadar air = (W2-W1) (W3-W1) (W2-W1) Keterangan : W1 : Berat sampel W2 : Berat sampel + berat crystalissing dish

67 W3 : Berat sampel setelah dikeringkan Contoh Perhitungan: Dik: Berat beaker = gr Berat sampel = gr Berat beaker + sampel = gr Berat setelah dikeringkan = gr Dit: % Kadar air..? Jawab: % Kadar air = 100 x gr = 100 x gr = % Kadar air = 0.220% e. Hasil yang dicapai Kadar air dari CPO yang dihasilkan di PKS PT.TELEN Pengadan Baay Mill adalah 0,15 %. f. Pembahasan PT.TELEN Pengadan Baay Mill memiliki standar kadar air maksimum 0,2 %. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan di Laboratorium PT.TELEN Pengadan Baay Mill analisa kadar air memilki nilai rata 0,15% - 0,18%. Standar kadar air CPO menurut

68 SNI yaitu <0,5% sehingga standar kadar air yang diisyaratkan oleh perusahaan sudah memenuhi standar yang dikeluarkan. 3. Analisa Kadar Kotoran a. Tujuan Untuk mengetahui kandungan kadar kotoran dari minyak/cpo produksi. b. Dasar Teori Kadar kotoran juga diperlukan untuk menegetahui derajat kemurnian minyak. Kotoran dalam CPO biasanya diakibatkan oleh keadaan tangki penimbunan atau tangki pengangkut yang kotor. Kotoran dalam suatu minyak atau lemak terdiri dari bahan mineral yang terdapat bersama kotoran organik. Kotoran yang terdapat dalam minyak ini adalah kotoran yang tidak dapat larut dalam n-hexane dan petroleum ether. Kadar kotoran yang terdapat dalam minyak dapat ditentukan dengan cara menimbang residu kering setelah dipisahkan dari contoh dengan menggunakan pelarut (Naibaho, 1998). c. Alat dan Bahan Dalam analisa kadar kotoran CPO ini digunakan berbagai alat diantaranya: Gooch curcible, oven, kertas filter whatman, desikator, piring kristal, vacuum pump, dan timbangan analitik serta kalkulator. Adapun bahan yang digunakan adalah sampel kadar air CPO dan larutan n-hexana.

69 d. Prosedur Kerja 1. Selesai analisa kadar air, sampel kadar air CPO selanjutnya dianalisa kadar kotorannya (Dirt Content ). 2. Filter kertas whatmant GF/B Ø 25 mm diletakkan pada gooch crucible. 3. Kemudian dicuci dengan hexane kira-kira 10 ml. 4. Pada suhu 105 o c dikeringkan selama 1 / 2 jam. 5. Dinginkan dalam desikator ± 1 / 2 jam. 6. Setelah dingin ditimbang gooch crucible beserta filternya sampai gram terdekat (W1). 7. Sampel diambil ± 20 gram dari piring kristal (W2). 8. Ditambahkan 100 ml hexana yang telah disaring dan aduk hingga merata. 9. Selama 5 menit dibiarkan sampai benda-benda yang tidak dapat larut mulai tenang. 10. Cairan ini dituangkan dengan hati-hati kedalam gooch crucible dengan dihisap oleh vacum pump. 11. Pergunakan hexane baru untuk memindahkan minyak dan benda yang tidak larut kedalam wadah gooch crucible dan bilas gelas piring kristal hingga bersih tidak ada minyak. 12. Demikian juga sisa-sisa minyak yang menempel di filter dibersihkan.

70 13. Power vacuum pump dimatikan bila cairan dalam gooch crucible telah terhisap semua oleh vacuum pump. 14. Wadah diangkat dan diusap bagian luarnya dengan kertas tissue yang bersih. 15. Gooch cruible dikeringkan beserta filternya dalam oven pada suhu 105 o c selama ½ jam. 16. Dinginkan dalam desikator selama 1 / 2 jam sebelum ditimbang 17. Ditimbang kembali gooch crucible beserta filternya sampai dengan gram terdekat (W3). 18. Semua data dicatat dan kalkulasikan % kadar kotoran sebagai berikut: Rumus : % Kadar kotoran = 100 x W5 W1 Keterangan : W4 W1 : Berat sampel W2 : Berat kadar kotoran W4 : Berat sampel sebelum dikeringkan W5 : Berat sampel setelah dikeringkan Contoh Perhitungan: Dik: Berat sampel = gr Berat sampel sebelum dikeringkan = gr Berat sampel setelah dikeringkan = gr Berat sampel setelah diuji = gr

71 Jawab: e. Hasil yang dicapai % Dirt = 100 x = % Dirt = 0.025% Di PKS PT. TELEN Pengadan Baay Mill kadar kotoran yang dianalisis, dihasilkan kadar kotoran 0.013% %. Hasil yang dicapai harus sekecil mungkin dengan standar mutu pabrik maksimal 0.2 %. Namun bila kadar kotoran lebih tinggi dari standar tersebut hal ini bisa disebabkan oleh proses pemurnian yang masih belum optimal. Sehingga kandungan kotoran masih banyak yang tertinggal. f. Pembahasan Kadar kotoran juga diperlukan untuk mengetahui derajat kemurnian minyak. Kotoran dalam CPO biasanya diakibatkan oleh keadaan tangki pengangkut yang kotor. Kotoran dalam suatu lemak terdiri dari bahan mineral yang terdapat bersama kotoran organik. 4. Perhitungan Rendemen CPO a. Tujuan Untuk mengetahui tingkat produktifitas hasil CPO PKS sehingga kualitas pabrik tersebut bisa dikontrol dengan baik.

72 b. Dasar Teori Dasar rendemen dan efesiensi adalah adanya suatu pedoman yang benar-benar dapat dipedomani sehingga dalam operasional pabrik harus mengetahui dan memahami batasan angka-angka operasional yang dicapai (Sumber: PT. TELEN 2014). c. Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah kalkulator, pulpen dan kertas sedangkan bahan yang digunakan adalah TBS dan CPO. d. Prosedur Kerja 1. TBS yang masuk ke pabrik sebanyak kg setiap hari. 2. Sementara itu minyak mentah (CPO) yang dihasilkan mencapai kg/hari. 3. Hitung rendemennya dengan rumus dibawah ini: Rumus = CPO/TBS x 100 % Contoh Perhitungan: Dik: CPO = kg TBS = kg Dit: rendemen? Jawab: % rendemen = CPO/TBS x 100% = kg kg % rendemen = 24.2 %????

73 e. Hasil yang dicapai Rendemen yang dihasilkan oleh PKS PT. TELEN Pengadan Baay Mill adalah 25.50%. f. Pembahasan Rendemen yang dihasilkan PT. TELEN Pengadan Baay Mill sudah memenuhi standar nasional yang telah ditetapkan D. Pengujian Kualitas Kernel 1. Analisa Kadar Air a. Tujuan Untuk mengetahui kadar air (moisture) yang terkandung dalam kernel produksi. b. Dasar Teori Kadar air inti sawit adalah 7%. Jika inti sawit dikeringkan sampai kadar air yang lebih rendah, selama ditimbun inti sawit akan menyerap air sampai 7%. Sebaliknya jika kadar air lebih tinggi, udara sekitarnya pada penimbunan akan menjadi lembab, mikroba (jamur) akan berkembang biak dengan cepat. Untuk mencegah hal tersebut, inti sawit disemprot dengan uap (sterilisasi) sebelum pengeringan dalam silo inti (Mangoensoekarjo, 2008). Air dalam kernel sawit terjadi karena proses alami sewaktu pembuatan dan akibat perlakuan di pabrik. Air yang terdapat dalam kernel dapat di tentukan dengan cara pengeringan menggunakan

74 oven seperti yang dilakukan di PKS PT.TELEN Pengadan Baay Mill. Tabel 2. Standar nasional mutu inti kelapa sawit (IKS) No Karakteristik Batasan 1 Kadar asam lemak bebas (%) < Kadar air (%) < Kadar kotoran (%) < 7.00 (SNI, 2006) c. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam analisa ini diantaranya: palu, oven, piring petridish, timbangan analitik, desikator, dan kalkulator. d. Prosedur Kerja 1. Diambil beberapa biji kernel dari kernel utuh (12-15 gram) kemudian ditumbuk sampai menjadi halus. (dapat juga diiris tipis, ketebalan kurang dari 1 mm). 2. Piringan petri dish diameter 95 mm ditimbang sampai dengan gram terdekat (W1). 3. Sampel kernel halus hasil tumbukan kemudian ditimbang seberat 10 gr sampai dengan gram terdekat (W2). 4. Sampel tersebut kemudian dikeringkan dalam oven selama 4 jam pada temperature C. 5. Setelah di oven dinginkan sampel tersebut didesikator selama ½ jam sebelum ditimbang kembali. 6. Kernel kering yang telah dingin ditimbang kembali.

75 7. Kernel kering yang telah dingin ditimbang lagi sampai gram terdekat (W3). Dan kalkulasikan % kandungan air kernel sebagai berikut: Rumus : % Kadar air = 100 x W2 W3 W2 W2 Keterangan : W1 : Berat sampel W2 : Berat kernel + berat crystalising dish W3 : Berat sampel setelah dikeringkan Contoh Perhitungan: Dik: Berat cawan kosong = gr Berat sampel = gr Berat sampel + cawan kosong = gr Berat sampel setelah dikeringkan = gr Dit: % Kadar air..? Jawab: % Kadar air = 100 x = % Kadar air = 6.87% e. Hasil yang dicapai Pada PT.TELEN Pengadan Baay Mill memiliki stanar mutu untuk kadar air inti sawit adalah maksimal 6%. Kadar air yang tinggi akan menyebabkan kualitas inti ini menjadi menurun karena

76 akan mudah ditumbuhi jamur pada saat penyimpanan bahkan sampai pengiriman untuk di produksi. f. Pembahasan PT. TELEN Pengadan Baay Mill memiliki standar mutu kadar air inti sawit adalah maksimal 6%. Kadar air kernel yang dianalisa di Laboratorium PT.TELEN Pengadan Baay Mill memiliki rata-rata 5.8-6%. Hasil analisa ini menujukkan bahwa sudah memenuhi standar kadar air kernel yang dikeluarkan oleh perusahaan. Selain itu kadar air kernel di PT.TELEN Pengadan Baay Mill juga sudah memenuhi standar yang dikeluarkan SNI. Standar kadar air yang dikeluarkan SNI adalah 8.0 %. 2. Analisa Kadar Kotoran a. Tujuan Untuk mengetahui kadar kotoran yang masih ada dalam kernel yang diproduksi. b. Dasar Teori Kadar kotoran kernel sawit adalah cangkang gabungan dari biji utuh, biji setengah pecah, cangkang, sampah. Kadar kotoran (dirt) yang terdapat dalam kernel sawit dapat di tentukan dengan cara menimbang jumlah kotoran (dirt) yang sudah di pisahkan dari contoh (Naibaho, 1998).

77 c. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam uji ini adalah: timbangan analitik, kalkulator, dan palu. Sedangkan bahan yang digunakan adalah sampel dari kernel conveyor. d. Prosedur Kerja 1. Timbang 1 kg sampel sampai perhitungan 0.1 gram (w1). 2. Sampel kemudian disortir menjadi kernel utuh, kernel pecah, biji setengah pecah, biji utuh dan cangkang serta sampah. 3. Biji setengah pecah dan utuh kemudian dipecahkan (sehingga hanya ada kernel saja). 4. Timbang cangkang secara terpisah sampai pada 0.1 gram terdekat.? Cangkang lepas dan sampah (w2)? Cangkang dari biji pecah (w3)? Cangkang dari biji utuh (w4) 5. Kernel utuh akan tetap dibiarkan untuk analisa kadar air dan kernel pecah ditimbang (w5) untuk analisa persentase kernel pecah. 6. Catat semua data timbangan dan kalkulasikan % total kadar kotoran kernel sebagai berikut: Rumus: Kadar Kotoran = W2 + W3 + W4 + W5 W1

78 Contoh perhitungan: Jawab: Dik: sampel = gr cangkang lepas = 26.1 gr nut pecah = 16.2 gr nut utuh = 12.8 gr batu = 2.7 gr Dit: % Kadar Kotoran=..? Kadar kotoran = W2 + W3 + W4 + W5 W1 = gr Kadar kotoran = 5.79% Keterangan : W1 : Berat sampel e. Hasil yang dicapai W2 : Berat cangkang terlepas(shell) W3 : Berat cangkang dari nut bulat(whole Nut) W4 : Berat cangkang dari nut setengah pecah (broken Nut) W5 : Berat Batu ( stone) PKS PT. TELEN Pengadan Baay Mill memiliki rata-rata analisa kadar kotoran kernel 4-5 % dimana hasil analisa ini sudah memenuhi standar nasional mutu kadar kotoran kernel yang telah ditetapkan oleh SNI.

79 f. Pembahasan Berdasarkan analisa yang telah dilakukan di Laboratorium PT. TELEN Pengadan Baay Mill kadar kotoran dari kernel rata-rata 4-5%. Sehingga kualitas kernel yang dihasilkan PT.TELEN Pengadan Baay Mill sangat baik karena sudah memenuhi standar yang diisyaratkan oleh SNI yaitu kadar kotoran kernel maksimal 6%. E. Pengolahan Limbah Pabrik Kelapa Sawit 1. Pengolahan Limbah Cair a. Tujuan 1. Memanfaatkan kembali limbah hasil pengolahan. 2. Mengurangi jumlah limbah terbuang. 3. Mengurangi dampak berbahaya yang ditimbulkan oleh limbah cair terhadap lingkungan. b. Dasar Teori Menurut Naibaho (1998), limbah cair ini mengandung unsur hara yang didapat dimanfaatkan untuk pupuk. Karateristik limbah cair yang dihasilkan dari pabrik kelapa sawit relatif sama perbandingan nilai-nilai parameter mutunya. Adapun parameter mutu yang sering dijadikan indikator dalam penilaian umum limbah adalah BOD (Biologis Oxigen Demand), COD (Chemical Oxigen Demand), total solid, total nitrogen, minyak serta ph (Pahan, 2008).

80 c. Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah fat pit, kolam pendingin, cooling tow er/cooling pond, kolam pengasaman, kolam anaerobik primer, kolam anaerobik sekunder, kolam aerobik, dan kolam pembiakan bakteri. Sedangkan bahan yang digunakan adalah limbah cair kelapa sawit, urea, phosphat. d. Prosedur Kerja 1. Limbah cair yang keluar dari sludge fit dipompa ke kolam Pendingin dengan tujuan untuk mendinginkan suhu limbah cair dari C menjadi sekitar C selama 1 hari. 2. Selanjutnya limbah cair dialirkan ke kolam pencampuran. Fungsi dari kolam ini adalah sebagai tempat proses pra kondisi limbah sebelum masuk ke kolam anaerobik. 3. Tahap selanjutnya ialah mengalirkan limbah yang berada di kolam pencampuran ke kolam anaerobik. Di dalam kolam anaerobik terjadi proses penguraian bahan organik oleh bakteri anaerobik. 4. Limbah yang telah diolah di kolam anaerobik over flow mengalir ke kolam kontak. Waktu yang diperlukan untuk pemisahan adalah 24 jam.

81 e. Hasil yang dicapai Dihasilkan limbah cair yang aman bagi lingkungan dan dapat digunakan sebagai pupuk di kebun kelapa sawit sehingga mengurangi pembiayaan pupuk kebun. f. Pembahasan Pengolahan air limbah (effluent treatment) adalah pengolahan limbah cair pabrik yang belum memenuhi persyaratan (BOD, COD, dan lain-lain), secara mikrobiologis sehingga air yang keluar dari pabrik memenuhi persyaratan undang-undang lingkungan hidup. Sistem pengolahan limbah cair yang digunakan adalah sistem kolam yang terdiri dari kolam pendingin, kolam anaerobik (bakteri yang tidak memerlukan oksigen), kolam aerobik (bakteri yang memerlukan oksigen) dan kolam pengendapan. 2. Pemanfaatan Limbah Padat a. Tujuan Pemanfaatan limbah padat bertujuan untuk mengolah limbah dari hasil samping dalam pengolahan CPO dan kernel yaitu serat/ampas, cangkang dan tandan kosong untuk dapat dimanfaatkan lagi. b. Dasar Teori Salah satu jenis limbah padat industri kelapa sawit adalah tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Tempurung kelapa sawit termasuk juga limbah padat hasil pengolahan kelapa sawit. Limbah

82 padat mempunyai ciri khas pada komposisinya. Komponen terbesar dalam limbah padat tersebut adalah selulosa, disamping komponen lain meskipun lebih kecil seperti abu, hemiselulosa dan lignin (Fauzi, dkk, 2007). c. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan adalah depericarper, fiber cyclone, fuel transport conveyor, shell bin, shell transport conveyor, empty bunch conveyor, hopper jankos, truk, LTDS, polishing drum sedangkan bahan yang digunakan adalah serat/ampas, cangkang dan tandan kosong. d. Prosedur Kerja 1. Pemanfaatan Serat a) Serat diperoleh setelah dipisahkan dari biji di depericarper. b) Serat kemudian dihisap oleh ID fan dengan bantuan fibre cyclone jatuh di fuel transport conveyor yang selanjutnya di bawa ke boiler sebagai bahan bakar. 2. Pemanfaatan Cangkang a) Cangkang yang telah diperam dari pemisahan cangkang dan kernel. b) Cangkang dan inti diumpankan ke LTDS 1 dan LTDS 2 untuk dihisap. c) Cangkang yang beratnya lebih ringan akan terhisap melalui conveyor menuju shell bin (silo cangkang).

83 d) Kemudian cangkang di gunakan untuk campuran serat bahan bakar untuk dimasukkan ke dalam boiler. 3. Pengolahan Tandan Kosong sebagai Mulsa a) Tandan kosong yang jautuh dari thresher kemudian akan dibawa oleh empty bunch conveyor (EBC) ke hopper janjang kosong. b) Kemudian tandan kosong diangkut menggunakan truk. c) Truk membawa tandan kosong sebagai mulsa untuk tanaman. 4. Hasil yang dicapai Limbah padat dari pengolahan inti sawit yang dihasilkan serat/ampas, dan cangkang dimanfaatkan oleh pabrik sebagai bahan bakar boiler. Sedangkan limbah padat yang berupa tandan kosong dimanfaatkan oleh pabrik sebagai mulsa/pupuk khususnya bagi tanaman kelapa sawit. 5. Pembahasan Pemanfaatan limbah ini berguna untuk menambah unsur hara di dalam tanah. Kandungan limbah padat berupa tankos mengandung unsur NPK yang membantu proses pertumbuhan bagi pohon kelapa sawit pemanfaatan limbah padat mengurangi penggunaan pupuk kimia, sehingga biaya dapat dikurangi oleh pabrik dan hasil yang diperoleh juga maksimal.

84 IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kegiatan Praktek Kerja Lapang yang dilakukan di PKS PT. TELEN Pengadan Baay Mill yang bertempat di Kecamatan, Karangan Kabupaten, Kutai Timur Provinsi, Kalimantan Timur dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Proses pengolahan minyak kelapa sawit (CPO) dimulai dari penimbangan TBS, grading, perebusan TBS, perontokan, pelumatan, ekstraksi, pemurnian CPO, pemecahan biji, pemisahan inti sawit dari cangkang serta pengolahan limbah dengan kapasitas olah pabrik 45 ton/jam. 2. Kualitas CPO dan kernel yang dihasilkan oleh PT. TELEN Pengadan Baay Mill seperti berikut ini: a. CPO: ALB/FFA < 2.50 %, kadar air (moisture) 0.15 %, kadar kotoran (dirt) 0.15%, dan Rendemen (OER) 25.50%. b. Kernel: Kadar air (moisture) 6%, kadar kotoran (dirt) 5%, ALB/FFA <3.5 %. Sedangkan menurut SNI adalah sebagai berikut: a. CPO: ALB/FFA < 5 %, kadar air (moisture) < 0,5%, kadar kotoran (dirt) < 0.5%, dan Rendemen 20-24%. b. Kernel: Kadar air (moisture) <8.0 %, kadar kotoran (dirt) <6%, ALB/FFA <3%.

85 B. Saran Adapun saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan hendaknya senantiasa meningkatkan mutu dan efesiensi pengolahan dengan terus melakukan inovasi dan strategi yang jauh lebih baik. 2. Tenaga kerja atau karyawan perlu meningkatkan kinerjanya dalam bekerja dan mengupayakan adanya komunikasi yang lebih baik lagi antar divisi, karyawan sehingga tercipta motivasi dan keuletan bekerja untuk mencapai hasil yang lebih maksimal lagi. 3. Sebaiknya dibuatkan jalur khusus disetiap stasiun menuju ke stasiun baik itu untuk karyawan ataupun untuk tamu yang datang berkunjung ke pabrik kelapa sawit. 4. Sebaiknya dalam pengolahan kelapa sawit bukan hanya memproduksi CPO dan Palm Kernel melainkan dapat dilanjutkan memproduksi Palm Kernel Oil. 5. Pada saat pengujian kualitas kadar air CPO dan Kernel seharusnya pendinginan ( desikator) dilakukan selama 15 menit sesuai dengan teori.

86 DAFTAR PUSTAKA Anonim, Pedoman Dasar dan Instruksi Kerja PT. TELEN Pengadan Baay Mill. Kalimantan Timur Fauzi, dkk, Budidaya Kelapa sawit dan Pemanfaatan Hasil Limbah. Penebar Swadaya, Jakarta Mangoensoekarjo Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Naibaho, Pontan Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan Pahan Iyung Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Swadaya. Jakarta PT. TELEN Panduan Analisa Laboatorium. Karangan Risza, Kelapa Sawit Upaya Peningkatan Produktivas. Kanisius. Jakarta Risza dkk Kelapa Sawit Upaya Peningkatan Produktivitas. Edisi Revisi. Jakarta. Penebar Swadaya. Sastrosayono, Budaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta Setyamidjaja, Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta. Badan Standarisasi Nasional, SNI Crude Palm Oil, Jakarta.

87 LAMPIRAN

88 Gambar 2. Struktur Organisasi PKS. PT.TELEN Pengadan Baay Mill

89 Gambar 3. Peta Lokasi PKS PT. TELEN Pengadan Baay Mill

90 PT. TELEN PKS PENGADAN BAAY KALTIM Vehicles : AE8262UJ Date : 12/3/2016 Costomers : BUKIT PERMATA ESTATE Driver Name : NARWOTO Ticket No : 15997/12/3/16 Products : TANDAN BUAH SEGAR Do No : 25/II/SPB/TBS/BPE/III/2011 Transporters : BPE Status : Contracts : No Segel Atas : No Segel 1 st Weighing : 12/3/2016 2:39:06PM 9,260 kg Bawah : 2 st Weighing : 12/3/2016 2:44:53PM 3,900 kg Netto : 5,360 kg Adjust Weight : 0 kg Adjust Netto : 5,360 kg Remark : Weighing : Bambang Driver Signature Gambar 4. Surat Keterangan TBS yang dimuat truk

91 Gambar 5. Flow Chart Pengolahan Buah di Stasiun Pengadukan dan Pengempaan PT.TELEN Pengadan Baay Mill

92 Press Depricarper Fibercyclone Nut Polishing Drum BahanBakar Boiler Nut Silo Ripple Mill LTDS I Shell Hopper LTDS II Hydrocyclone Claybath Kernel Silo Kernel Store Gambar 6. Flow Chart Stasiun Pemisahan Kernel PT. TELEN Pengadan Baay Mill

93 Gambar 7. Flow Chart Proses Stasiun Klarifikasi PT.TELEN Pengadan Baay Mill

94 PT.TELEN Pengadan Baay Mill Kec. Karangan Kab.Kutai Timur, Prov. Kalimantan Timur Gambar 8. PT. TELEN Pengadan Baay Mill Gambar 9. Kantor PT. TELEN Pengadan Baay Mill

95 Gambar 10. Kantor PT.TELEN Pengadan Baay Tampak Samping Gambar 11. Pabrik Kelapa Sawit PT. TELEN Pengadan Baay Mill

96 Gambar 12. Penimbangan Gambar 13. Grading

97 Gambar 14. Penuangan TBS ke Hopper Gambar 15. Pengisian TBS ke lori

98 Gambar 16. TBS dalam lori Gambar 17. Sterilizer

99 'AwdA????dsÐuG? 'AwdA????dS?G?SG?

100 'AwdA????sOG?lG? Gambar 21. Press

101 Gambar 22. Stasiun Klarifikasi Gambar 23. Vacum Dryer

102 'AwdA????^AYE?ÐuŽYG 'Aw da???????s^lasyg?

103 'AwdA????GYl?sI?OG 'AwdA????^lŽ?AOGdAYU

104 Pengolahan Inti Kelapa Sawit (kernel) di PT. TELEN Pengadan Baay Mill Gambar 28. Cake Breaker Conveyor Gambar 29. Depericarper

105 Gambar 30. Polishing Drum Gambar 31. Nut Silo

106 Gambar 32. Ripple Mil Gambar 33. Claybath

107 Gambar 34. Kernel Silo Gambar 35. Kernel Store

108 Limbah Cair PKS PT. TELEN Pengadan Baay Mill Gambar 36. Kolam Limbah PKS 1 Gambar 37. Kolam Limbah PKS 2

109 Gambar 38. Limbah Kalsium Gambar 39. Air Condensat

110 Limbah Padat PKS PT. TELEN Pengadan Baay Mill Gambar 40. Fiber Gambar 41. Cangkang

BAB2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB2 TINJAUAN PUSTAKA BAB2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proses Pengolahan Kelapa Sawit Secara umum pengolahan kelapa sawit terbagi menjadi dua hasil akhir, yaitu pengolahan minyak kelapa sawit (CPO) dan pengolahan inti sawit (kernel).

Lebih terperinci

Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit

Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit 1. LOADING RAMP Setelah buah disortir pihak sortasi, buah dimasukkan kedalam ramp cage yang berada diatas rel lori. Ramp cage mempunyai 30 pintu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN 8 DAFTAR PUSTAKA...9 PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh SYAIBUL KHAIR NIM.130500136 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS, II. TINJAUAN PUSTAKA A. Proses Pengolahan Kelapa Sawit Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS, terdiri dari beberapa stasiun yang menjadi alur proses dalam pemurnian kelapa

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR. Oleh ELISABETH RICCA SULISTYANI NIM.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR. Oleh ELISABETH RICCA SULISTYANI NIM. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR Oleh ELISABETH RICCA SULISTYANI NIM. 100500134 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua

BAB II LANDASAN TEORI. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua BAB II LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum Tentang Kelapa Sawit. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua Afrika dan cocok ditanam di daerah tropis, seperti halnya dinegara

Lebih terperinci

VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU

VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi mutu komoditas dan produk sawit ditentukan berdasarkan urutan rantai pasok dan produk yang dihasilkan. Faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Umum Perusahaan PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada tahun 1996 oleh PT. Dirga Bratasena Enginering dan resmi beroperasi

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran II : Mesin-mesin dan Peralatan yang digunakan PTPN III PKS Rambutan A. Mesin Produksi Adapun jenis dari mesin- mesin produksi yang digunakan oleh PTPN III PKS Rambutan dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI. Oleh : Nur Fitriyani. (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN

PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI. Oleh : Nur Fitriyani. (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN i PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI Oleh : Nur Fitriyani (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN PT Muriniwood Indah Indurtri merupakan salah satu perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN MATERI. (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit

BAB II PEMBAHASAN MATERI. (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1. Proses Pengolahan Kelapa Sawit. PKS pada umumnya mengolah bahan baku berupa Tandan Buah Segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit (Kernel).

Lebih terperinci

Oleh: SUSI SUGIARTI NIM

Oleh: SUSI SUGIARTI NIM i LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN, BUKIT PERMATA MILL DESA BUKIT PERMATA KECAMATAN KAUBUN, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh: SUSI SUGIARTI NIM.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid).

BAB II LANDASAN TEORI. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid). BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pemurnian Minyak Sawit Minyak sawit yang keluar dari tempat pemerasan atau pengepresan masih berupa minyak sawit kasar karena masih mengandung kotoran berupa partikelpertikel

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaesis Guineses Jacq) merupakan tumbuhan tropis golongan palma yang termasuk dalam family Palawija. Kelapa sawit biasanya mulai berbuah

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PRIMA SAWIT KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR KALIMANTAN TIMUR. Oleh : GUSLI NIM.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PRIMA SAWIT KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR KALIMANTAN TIMUR. Oleh : GUSLI NIM. i LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PRIMA SAWIT KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR KALIMANTAN TIMUR Oleh : GUSLI NIM. 090 500 083 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG. Oleh :

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG. Oleh : LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG Oleh : MARIA ULFA NIM.110 500 106 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2015

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2015 i LAPORAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN BUKIT PERMATA MILL DESA BUKIT PERMATA KECAMATAN KAUBUN KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh: RUSLINDA PRATIWI NIM. 120500103 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kelapa sawit dan lazim disebut Tandan Buah Segar (TBS). Tanaman kelapa sawit

BAB II LANDASAN TEORI. kelapa sawit dan lazim disebut Tandan Buah Segar (TBS). Tanaman kelapa sawit BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Mengenai Kelapa Sawit. (3)(6) Didalam Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang disebut bahan mentah adalah kelapa sawit dan lazim disebut Tandan Buah Segar (TBS). Tanaman

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PROSES PEMBUANGAN UDARA MELALUI PIPA CONDENSATE PADA STASIUN REBUSAN (STYLIZER) DI PABRIK KELAPA SAWIT

EFEKTIVITAS PROSES PEMBUANGAN UDARA MELALUI PIPA CONDENSATE PADA STASIUN REBUSAN (STYLIZER) DI PABRIK KELAPA SAWIT EFEKTIVITAS PROSES PEMBUANGAN UDARA MELALUI PIPA CONDENSATE PADA STASIUN REBUSAN (STYLIZER) DI PABRIK KELAPA SAWIT Istianto Budhi Rahardja Muhammad Sopyan Abstrak Pabrik pengolahan kelapa sawit dalam memperoleh

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, DESA PENGADAN KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, DESA PENGADAN KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, DESA PENGADAN KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh: INDRA DAYANTI NIM. 130 500 126 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB II URAIAN RENCANA KEGIATAN

BAB II URAIAN RENCANA KEGIATAN BAB II URAIAN RENCANA KEGIATAN 2.1. Identitas Pemrakarsa Nama Perusahaan Penanggung Jawab Jenis Kegiatan : PT Arus Putra Maju : Sdr. Dudik Iskandar : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Lokasi Kegiatan : Desa

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. LAGUNA MANDIRI PKS RANTAU KECAMATAN SUNGAI DURIAN KABUPATEN KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. LAGUNA MANDIRI PKS RANTAU KECAMATAN SUNGAI DURIAN KABUPATEN KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. LAGUNA MANDIRI PKS RANTAU KECAMATAN SUNGAI DURIAN KABUPATEN KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN Oleh : JUMARDI NIM. 060 500 100 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) berasal dari negeria, Afrika barat. Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari amerika

Lebih terperinci

KAJIAN JUMLAH TANDAN BUAH SEGAR DAN GRADING DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

KAJIAN JUMLAH TANDAN BUAH SEGAR DAN GRADING DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR KAJIAN JUMLAH TANDAN BUAH SEGAR DAN GRADING DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : BAYU SUGARA NIM. 110500079 PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PROSES DAN INSTRUMENTASI

BAB III DESKRIPSI PROSES DAN INSTRUMENTASI BAB III DESKRIPSI PROSES DAN INSTRUMENTASI 3.1 Uraian Proses Tandan buah segar (TBS yang akan diolah menjadi minyak sawit (Crude Palm Oil/ CPO) dan kernel (kernel palm Oil/ KPO) pada PT. perkebunan Nusantara

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid). kasar kemudian dialirkan kedalam tangki minyak kasar (crude oil tank) dan

TINJAUAN PUSTAKA. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid). kasar kemudian dialirkan kedalam tangki minyak kasar (crude oil tank) dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pemurnian Minyak Kelapa Sawit Minyak sawit yang keluar dari tempat pemerasan atau pengepresan masih berupa minyak sawit kasar karena masih mengandung kotoran berupa partikelpartikel

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah PT. Perkebunan Sumatera Utara PT. Perkebunan Sumatera Utara diperoleh dari perusahaan Inggris pada awal tahun 1962-1967. PT. Perkebunan Sumatera Utara pada

Lebih terperinci

DETAIL PROFIL PROYEK (DETIL PLAN OF INVESTMENT) KOMODITI KELAPA SAWIT DI NAGAN RAYA DISAMPAIKAN PADA FGD KAJIAN INVESTASI KELAPA SAWIT

DETAIL PROFIL PROYEK (DETIL PLAN OF INVESTMENT) KOMODITI KELAPA SAWIT DI NAGAN RAYA DISAMPAIKAN PADA FGD KAJIAN INVESTASI KELAPA SAWIT DETAIL PROFIL PROYEK (DETIL PLAN OF INVESTMENT) KOMODITI KELAPA SAWIT DI NAGAN RAYA DISAMPAIKAN PADA FGD KAJIAN INVESTASI KELAPA SAWIT Oleh : Tim Kajian LATAR BELAKANG 1. Kabupaten Nagan Raya memiliki

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. WARU KALTIM PLANTATION (WKP) DESA WARU KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. WARU KALTIM PLANTATION (WKP) DESA WARU KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. WARU KALTIM PLANTATION (WKP) DESA WARU KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR Oleh : HEBTARIA SIDABALOK NIM. 110 500 103 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. TELEN PRIMA SAWIT KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. TELEN PRIMA SAWIT KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. TELEN PRIMA SAWIT KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh ZULKIFLI NIM.090 500 098 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT

ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT Tekad Sitepu Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Abstrak Sterilizer

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tandan Buah Rebus (TBR) yang keluar dari Sterilizer lalu masuk ke bagian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tandan Buah Rebus (TBR) yang keluar dari Sterilizer lalu masuk ke bagian II. TINJAUAN PUSTAKA A. Stasiun Kempa Tandan Buah Rebus (TBR) yang keluar dari Sterilizer lalu masuk ke bagian Thresher kemudian terjadi pemisahan antara buah dengan tandan. Buah yang keluar dari Thresher

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA. Proses ini sangat penting karena akan berpengaruh pada proses-proses selanjutnya. Proses

II.TINJAUAN PUSTAKA. Proses ini sangat penting karena akan berpengaruh pada proses-proses selanjutnya. Proses II.TINJAUAN PUSTAKA A. Perebusan Proses pertama yang dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit adalah proses perebusan. Proses ini sangat penting karena akan berpengaruh pada proses-proses selanjutnya. Proses perebusan

Lebih terperinci

Laporan Kerja Praktek REYSCA ADMI AKSA ( ) 1

Laporan Kerja Praktek REYSCA ADMI AKSA ( ) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa sawit sebagai tanaman penghasil minyak sawit dan inti sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan yang menjadi sumber penghasil devisa non migas bagi Indonesia.

Lebih terperinci

PERSETUJUAN. : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Disetujui di Medan,Mei 2014

PERSETUJUAN. : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Disetujui di Medan,Mei 2014 PERSETUJUAN Judul : Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) Minyak Kelapa Sawit (CPO) Pada Tangki Timbun Di PT. Multimas Nabati Asahan (MNA) Kuala Tanjung Kategori : Karya Ilmiah Nama : Marina Batubara

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2011

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2011 1 LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. WARU KALTIM PLANTATION DESA WARU KECAMATAN PASER KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR Oleh : FRENGKI. BUTAR BUTAR NIM. 070 500

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tekanan sterilizer terhadap kandungan Asam Lemak Bebas (ALB) di Pabrik Kelapa Sawit

I. PENDAHULUAN. tekanan sterilizer terhadap kandungan Asam Lemak Bebas (ALB) di Pabrik Kelapa Sawit I. PENDAHULUAN I.I Latar belakang Pengalaman Praktek Kerja Mahasiswa (PKPM) merupakan salah satu kegiatan yang bergerak dalam bidang pendidikan pada Program Akademik Di Politeknik Pertanian Universitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang cerah dimasa mendatang. Potensi tersebut terletak pada beragam. nonpangan. Dalam perekonomian Indonesia komoditas kelapa sawit

I. PENDAHULUAN. yang cerah dimasa mendatang. Potensi tersebut terletak pada beragam. nonpangan. Dalam perekonomian Indonesia komoditas kelapa sawit 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minyak sawit merupakan produk perkebunan yang memiliki prospek yang cerah dimasa mendatang. Potensi tersebut terletak pada beragam kegunaan minyak kelapa sawit. Minyak

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Digester Digester sering disebut ketel adukan yang terdiri dari bejana yang dilengkapi dengan alat perajang dan pemanas untuk mempersiapkan bahan agar lebih mudah dikempa di screw

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KEC. KARANGAN, KAB. KUTAI TIMUR, KALIMANTAN TIMUR. Oleh MARDIYYAH NIM.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KEC. KARANGAN, KAB. KUTAI TIMUR, KALIMANTAN TIMUR. Oleh MARDIYYAH NIM. 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KEC. KARANGAN, KAB. KUTAI TIMUR, KALIMANTAN TIMUR Oleh MARDIYYAH NIM. 0805000211 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Mengenai Kelapa Sawit Pabrik kelapa sawit (PKS) adalah Pabrik yang mengolah Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa sawit dengan proses standar menjadi produk minyak sawit

Lebih terperinci

ANALISIS OIL LOSSES PADA FIBER DAN BROKEN NUT DI UNIT SCREW PRESS DENGAN VARIASI TEKANAN

ANALISIS OIL LOSSES PADA FIBER DAN BROKEN NUT DI UNIT SCREW PRESS DENGAN VARIASI TEKANAN ANALISIS OIL LOSSES PADA FIBER DAN BROKEN NUT DI UNIT SCREW PRESS DENGAN VARIASI TEKANAN Joto Wahyudi 1), Rengga Arnalis Renjani 1), Hermantoro 2) Jurusan Teknik Pertanian, Progam Khusus Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara I adalah suatu perkebunan Negara yang berorientasi di bidang perkebunan dan pengolahan. Perkebunan kelapa sawit di PT. Perkebunan

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT SEI BARUHUR PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT SEI BARUHUR PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT SEI BARHR PT. PERKEBNAN NSANTARA III NTK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODKSI Krismas Aditya Harjanto Sinaga 1, Baju Bawono 2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

MAKALAH TEKNOLOGI PASCA PANEN

MAKALAH TEKNOLOGI PASCA PANEN MAKALAH TEKNOLOGI PASCA PANEN 39 ANALISIS LOSSES PADA NUT AND KERNEL STATION MELALUI PROSES PENDEKATAN DISETIAP PERALATAN Andryas Meiriska Syam 1), Rengga Arnalis Renjani 1), Nuraeni Dwi Dharmawati 2)

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Medan, Oktober Penulis

KATA PENGANTAR. Medan, Oktober Penulis KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah rahmat dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan Makalah tentang Pengolahan Inti Sawit (Kernel) dengan sebaik-baiknya.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Perkerbunan Nusantara III (Persero) merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TRITUNGGAL SENTRA BUANA KECAMATAN MUARA BADAK KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR.

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TRITUNGGAL SENTRA BUANA KECAMATAN MUARA BADAK KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR. 57 LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TRITUNGGAL SENTRA BUANA KECAMATAN MUARA BADAK KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR Oleh ANING PUTRI NURHIDAYAT NIM.130 500 117 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Analisa Pengolahan Kelapa Sawit dengan Kapasitas Olah 30 ton/jam Di PT. BIO Nusantara Teknologi

Analisa Pengolahan Kelapa Sawit dengan Kapasitas Olah 30 ton/jam Di PT. BIO Nusantara Teknologi Analisa Pengolahan Kelapa Sawit dengan Kapasitas Olah 30 ton/jam Di PT. BIO Nusantara Teknologi Agus Suandi, Nurul Iman Supardi, Angky Puspawan Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Bengkulu

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT. SASANA YUDHA BHAKTI SATRIA OIL MILL DAN KERNEL CRUSHING PLANT DESA GUNUNG SARI KEC

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT. SASANA YUDHA BHAKTI SATRIA OIL MILL DAN KERNEL CRUSHING PLANT DESA GUNUNG SARI KEC LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT. SASANA YUDHA BHAKTI SATRIA OIL MILL DAN KERNEL CRUSHING PLANT DESA GUNUNG SARI KEC. TABANG KAB. KUTAI KARTANEGARA Oleh : RISKA DEWI NIM. 130500132

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk memperoleh minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil) dari daging buah dan inti sawit (kernel)

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. TELEN PRIMA SAWIT DESA BATU BALAI KECAMATA MUARA BENGKAL KALIMANTAN TIMUR.

LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. TELEN PRIMA SAWIT DESA BATU BALAI KECAMATA MUARA BENGKAL KALIMANTAN TIMUR. LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. TELEN PRIMA SAWIT DESA BATU BALAI KECAMATA MUARA BENGKAL KALIMANTAN TIMUR Oleh : Amir Hamzah NIM. 110 5000 74 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Hasil yang diperoleh selama periode Maret 2011 adalah data operasional PMS Gunung Meliau, distribusi penerimaan TBS di PMS Gunung Meliau, distribusi penerimaan fraksi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Socfin Indonesia telah berdiri sejak tahun 1930 dengan nama Socfindo Medan SA (Societe Financiere Des Caulthous Medan Societe Anoyme) didirikan

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 6 penyakit, produksi tinggi, serta kandungan minyak yang dihasilkan tinggi. Berikut ini beberapa jenis varietas yang banyak digunakan oleh para petani dan perusahaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Varietas Kelapa Sawit Dikenal banyak jenis varietas kelapa sawit di Indonesia. Varietas-varietas tersebut dapat dibedakan berdasarkan morfologinya. Namun, diantara varietas tersebut

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. SASANA YUDHA BAKTI SATRIA OIL MILL DESA GUNUNG SARI KEC. TABANG, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. SASANA YUDHA BAKTI SATRIA OIL MILL DESA GUNUNG SARI KEC. TABANG, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. SASANA YUDHA BAKTI SATRIA OIL MILL DESA GUNUNG SARI KEC. TABANG, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Oleh : SINTA BELA NIM. 130 500 134 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT Perkebunan Sumatera Utara diperoleh dari perusahaan Inggris pada awal tahun 1962-1967. PT Perkebunan Sumatera Utara pada awalnya bernama Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peroses Pengolahan Di Pabrik Kelapa Sawit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peroses Pengolahan Di Pabrik Kelapa Sawit BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peroses Pengolahan Di Pabrik Kelapa Sawit Pabrik Kelapa Sawit (PKS) pada umumnya mengolah bahan baku berupa Tandan Buah Segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit Crude Palm Oil

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.

LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh ASPIANI NIM. 060500088 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. KARANGJUANG HIJAU LESTARI (KHL) KEC. SEBUKU KAB. NUNUKAN KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. KARANGJUANG HIJAU LESTARI (KHL) KEC. SEBUKU KAB. NUNUKAN KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. KARANGJUANG HIJAU LESTARI (KHL) KEC. SEBUKU KAB. NUNUKAN KALIMANTAN TIMUR Oleh YUHAYATI NIM. 070500092 PROGAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN FRESH FRUIT BUNCH

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN FRESH FRUIT BUNCH EFEKTIFITAS PENGGUNAAN FRESH FRUIT BUNCH (FFB) SCRAPPER PADA LOADING RAMP UNTUK MEMINIMALISASI OIL LOSSES IN EMPTY BUNCH (Studi Kasus di Pabrik Kelapa Sawit PT. Cisadane Sawit Raya Sumatera Utara) Ari

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. WARU KALTIM PALANTATION (WKP) KEC. WARU KAB. PENAJAM PASER UTARA PROVINSI. KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. WARU KALTIM PALANTATION (WKP) KEC. WARU KAB. PENAJAM PASER UTARA PROVINSI. KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. WARU KALTIM PALANTATION (WKP) KEC. WARU KAB. PENAJAM PASER UTARA PROVINSI. KALIMANTAN TIMUR Oleh ALFONSIUS BIN SIMON NIM: 100 500 130 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. serta bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini tak

KATA PENGANTAR. serta bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini tak KATA PENGANTAR Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-nyalah laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dapat terselesaikan dengan sebagaimana mestinya. Penyusunan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Karya Tama Bakti Mulia merupakan salah satu perusahaan dengan kompetensi pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang sedang melakukan pengembangan bisnis dengan perencanaan pembangunan pabrik kelapa

Lebih terperinci

Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc

Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc Email: rahadiandimas@yahoo.com JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Integrated Palm Oil Process Chain Management UP-STREAM MID-STREAM

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. SWAKARSA SINARSENTOSA KEC. MUARA WAHAU KABUPATEN KUTAI TIMUR KALIMANTAN TIMUR MUKLIS NIM

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. SWAKARSA SINARSENTOSA KEC. MUARA WAHAU KABUPATEN KUTAI TIMUR KALIMANTAN TIMUR MUKLIS NIM LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. SWAKARSA SINARSENTOSA KEC. MUARA WAHAU KABUPATEN KUTAI TIMUR KALIMANTAN TIMUR Oleh : MUKLIS NIM 060 500 105 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN JURUSAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Belanda dengan bibit yang berasal dari Bourbon (Rheunion) atau Mauritius

TINJAUAN PUSTAKA. Belanda dengan bibit yang berasal dari Bourbon (Rheunion) atau Mauritius TINJAUAN PUSTAKA Gambaran Umum Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit dimasukkan pertama kali ke Indonesia oleh bangsa Belanda dengan bibit yang berasal dari Bourbon (Rheunion) atau Mauritius sebanyak dua batang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit Berdasarkan bukti-bukti yang ada, kelapa sawit diperkirakan berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Namun ada pula yang menyatakan bahwa tanaman tersebut berasal dari

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : ROSI YUSRONI Nim:080 500 197 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA Tanaman kelapa sawit yang dibudidayakan di Indonesia sekarang ini merupakan tanaman asli Afrika Barat (Geunia) yaitu jenis Elais Geunensis Jacq. Ada jenis tanaman kelapa sawit yang

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH DARWIS SYARIFUDDIN HUTAPEA

KARYA ILMIAH DARWIS SYARIFUDDIN HUTAPEA PENENTUAN KADAR MINYAK YANG TERDAPAT PADA TANDAN BUAH KOSONG SESUDAH PROSES PEMIPILAN SECARA SOKLETASI DI PTP. NUSANTARA III PABRIK KELAPA SAWIT SEI MANGKEI - PERDAGANGAN KARYA ILMIAH DARWIS SYARIFUDDIN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha.

I. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia termasuk negara produsen utama kelapa sawit. Luas lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha. Produksi mencapai 23,521,071

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan perusahaan industri yang bergerak

I. PENDAHULUAN. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan perusahaan industri yang bergerak I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan perusahaan industri yang bergerak dibidang pengolahan bahan baku Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit dengan tujuan memproduksi

Lebih terperinci

BAB III. Gambaran Umum Perusahaan. Singingi Hilir, kabupaten Kuantan Singingi, Propinsi Riau dengan akta pendirian dari

BAB III. Gambaran Umum Perusahaan. Singingi Hilir, kabupaten Kuantan Singingi, Propinsi Riau dengan akta pendirian dari 1 A. Sejarah singkat perusahaan BAB III Gambaran Umum Perusahaan PT. Surya Agrolika Reksa suatu perusahaan swasta yang didirikan oleh Adimulya Group pada tahun 1999, berlokasi di Desa Beringin Jaya, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lemaknya, minyak sawit termasuk golongan minyak asam oleat-linolenat. Minyak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lemaknya, minyak sawit termasuk golongan minyak asam oleat-linolenat. Minyak BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Kelapa Sawit Sebagai minyak atau lemak, minyak sawit adalah suatu trigliserida, yaitu senyawa gliserol dengan asam lemak. Sesuai dengan bentuk bangun rantai asam lemaknya,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen

PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen Kebutuhan tenaga panen untuk satu seksi (kadvel) panen dapat direncanakan tiap harinya berdasarkan pengamatan taksasi buah sehari sebelum blok tersebut akan dipanen. Pengamatan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Mopoli Raya adalah perusahaan yang berdiri pada tahun 1980 atas usaha dari tiga pendiri utama yaitu: 1. H.A. Basyah Ibrahim (almarhum) 2. H.M.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Tanaman kelapa sawit, yang memiliki arti penting bagi

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Tanaman kelapa sawit, yang memiliki arti penting bagi I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Tanaman kelapa sawit, yang memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan nasional. Selain mampu menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI PT. WARU KALTIM PLANTATION (ASTRA AGRO LESTARI.Tbk) KEC. WARU KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI PT. WARU KALTIM PLANTATION (ASTRA AGRO LESTARI.Tbk) KEC. WARU KALIMANTAN TIMUR i LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI PT. WARU KALTIM PLANTATION (ASTRA AGRO LESTARI.Tbk) KEC. WARU KALIMANTAN TIMUR Oleh : DARMIN NIM 060500089 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN JURUSAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan dan pengolahan

Lebih terperinci

Lampiran 1: Mesin dan Peralatan

Lampiran 1: Mesin dan Peralatan Lampiran 1: Mesin dan Peralatan 1. Mesin Mesin yang dipakai pada proses produksi kernel palm oil umumnya menggunakan mesin semi otomatis. Tenaga manusia digunakan untuk mengawasi jalannya proses produksi.

Lebih terperinci

AUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI CPO (CRUDE PALM OIL) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT USAHA ADOLINA, SUMATERA UTARA KRISTEN NATASHIA

AUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI CPO (CRUDE PALM OIL) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT USAHA ADOLINA, SUMATERA UTARA KRISTEN NATASHIA AUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI CPO (CRUDE PALM OIL) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT USAHA ADOLINA, SUMATERA UTARA KRISTEN NATASHIA DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDEMEN CPO (CRUDE PALM OIL) DI PKS (PABRIK KELAPA SAWIT) ADOLINA PTPN IV PERBAUNGAN TUGAS AKHIR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDEMEN CPO (CRUDE PALM OIL) DI PKS (PABRIK KELAPA SAWIT) ADOLINA PTPN IV PERBAUNGAN TUGAS AKHIR 1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDEMEN CPO (CRUDE PALM OIL) DI PKS (PABRIK KELAPA SAWIT) ADOLINA PTPN IV PERBAUNGAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

Lebih terperinci

F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2011

F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2011 PENELUSURAN MODEL RANCANGAN PERCOBAAN TERSARANG UNTUK MENETAPKAN EKSISTENSI DARI DUA SCREW PRESS YANG TERPASANG DI PT. PP. LONDON SUMATERA INDONESIA, TBK TURANGEI PALM OIL MILL TANJUNG LANGKAT T U G A

Lebih terperinci

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG PALING BERPENGARUH DALAM PEROLEHAN PERSENTASE RENDEMEN CRUDE PALM OIL (CPO) DENGAN METODE ANALISA VARIANS (ANAVA) PADA STASIUN REBUSAN DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. PERKEBUNAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) DESA SAMUNTAI KEC. LONG IKIS KAB. PASER. Oleh

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) DESA SAMUNTAI KEC. LONG IKIS KAB. PASER. Oleh LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) DESA SAMUNTAI KEC. LONG IKIS KAB. PASER Oleh Febriyanto NIM. 070 500 127 PROGRAM STUDI TEKHNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

Adapun spesifikasi mesin produksi yang berada di Begerpang Palm Oil Mill. : merebus buah untuk memudahkan lepasnya loose. mengurangi kadar air.

Adapun spesifikasi mesin produksi yang berada di Begerpang Palm Oil Mill. : merebus buah untuk memudahkan lepasnya loose. mengurangi kadar air. LAMPIRAN 1. Mesin, Peralatan, dan Utilitas Mesin Produksi Adapun spesifikasi mesin produksi yang berada di Begerpang Palm Oil Mill untuk setiap stasiun adalah sebagai berikut : 1. Stasiun Perebusan (Sterilizer

Lebih terperinci

VI. PENINGKATAN MUTU PRODUK KOMODITAS BERBASIS KELAPA SAWIT

VI. PENINGKATAN MUTU PRODUK KOMODITAS BERBASIS KELAPA SAWIT VI. PENINGKATAN MUTU PRODUK KOMODITAS BERBASIS KELAPA SAWIT QFD (Quality Function Deployment) adalah suatu alat untuk membuat pelaksanaan TQM (Total Quality Management) menjadi efektif untuk mentranslasikan

Lebih terperinci

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI NO. ISK/PKS-PRS/03 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 15 Februari 2013 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Hal. 1 dari 5 FRM/JKO-WKM/15-00 07 Mei 2012 SEJARAH PERUBAHAN DOKUMEN

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PKS RAMBUTAN, PT.PERKEBUNAN NUSANTARA III (Persero) Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) merupakan salah satu dari 14 badan usaha milik negara (BUMN) yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kemudian diperkenalkan dibagian Afrika lainnya, Asia Tenggara dan Amerika Latin

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kemudian diperkenalkan dibagian Afrika lainnya, Asia Tenggara dan Amerika Latin BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Eleis Guinensis) berasal dari Guinea dipesisir Afrika Barat, kemudian diperkenalkan dibagian Afrika lainnya, Asia Tenggara dan Amerika Latin

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. LANGGENG MUARAMAKMUR PABRIK KELAPA SAWIT BEBUNGA DESA BINTURUNG LAMA, KECAMATAN PAMUKAN UTARA, KABUPATEN KOTA BARU, PROPINSI KALIMANTAN SELATAN. Oleh HARTATI 060500095

Lebih terperinci

! " # $ % % & # ' # " # ( % $ i

!  # $ % % & # ' #  # ( % $ i ! " $ & ' " ( $ i !" ) " " * ' " ' ' ' ' ' ' + ' ", -, - 1 ) ". * $ /0,1234/004- " 356, " /004 "/7 ",8+- 1/3 /0041/4 /009) /010 400 /6 $:, -,) /007- ' ' ",-* " ' '$ " " ;" " " 2 " < ' == ":,'- ',""" "-

Lebih terperinci

KARYA AKHIR SISTEM KERJA RIPPLE MILL TYPE RM 4000 PADA PROSES PEMECAHAN BIJI KELAPA SAWIT DI PTP. NUSANTARA II PABRIK KELAPA SAWIT PAGAR MERBAU OLEH:

KARYA AKHIR SISTEM KERJA RIPPLE MILL TYPE RM 4000 PADA PROSES PEMECAHAN BIJI KELAPA SAWIT DI PTP. NUSANTARA II PABRIK KELAPA SAWIT PAGAR MERBAU OLEH: KARYA AKHIR SISTEM KERJA RIPPLE MILL TYPE RM 4000 PADA PROSES PEMECAHAN BIJI KELAPA SAWIT DI PTP. NUSANTARA II PABRIK KELAPA SAWIT PAGAR MERBAU OLEH: SENDI ASRI GUNAWAN Nim. 06 5203 004 PROGRAM DIPLOMA

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. dan sebagian besar masyarakatnya hidup dengan cara bertani. Akan tetapi

I.PENDAHULUAN. dan sebagian besar masyarakatnya hidup dengan cara bertani. Akan tetapi I.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki lahan yang sangat luas dan sebagian besar masyarakatnya hidup dengan cara bertani. Akan tetapi kurangnya tenaga kerja

Lebih terperinci

Oleh : NUR ASIKIN NIM PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN JURUSAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN

Oleh : NUR ASIKIN NIM PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN JURUSAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) KEBUN DAN PABRIK MINYAK SAWIT LONGKALI, DESA MENDIK DAN MUNGGU, KECAMATAN LONGKALI, KABUPATEN PASER, KALIMANTAN TIMUR Oleh : NUR ASIKIN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) di pabrik bertujuan untuk memperoleh minyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) di pabrik bertujuan untuk memperoleh minyak BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengolahan Hasil Panen Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) di pabrik bertujuan untuk memperoleh minyak sawit yang berkualitas baik.pada dasarnya ada dua macam hasil olahan utama

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI BIAYA POKOK UNTUK MEMPRODUKSI CPO DI PKS TANAH PUTIH. Oleh AHMAD FAUZI LUBIS 07 118 039

SISTEM INFORMASI BIAYA POKOK UNTUK MEMPRODUKSI CPO DI PKS TANAH PUTIH. Oleh AHMAD FAUZI LUBIS 07 118 039 SISTEM INFORMASI BIAYA POKOK UNTUK MEMPRODUKSI CPO DI PKS TANAH PUTIH Oleh AHMAD FAUZI LUBIS 07 118 039 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011 SISTEM INFORMASI BIAYA POKOK UNTUK MEMPRODUKSI

Lebih terperinci