LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI PT. WARU KALTIM PLANTATION (ASTRA AGRO LESTARI.Tbk) KEC. WARU KALIMANTAN TIMUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI PT. WARU KALTIM PLANTATION (ASTRA AGRO LESTARI.Tbk) KEC. WARU KALIMANTAN TIMUR"

Transkripsi

1 i LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI PT. WARU KALTIM PLANTATION (ASTRA AGRO LESTARI.Tbk) KEC. WARU KALIMANTAN TIMUR Oleh : DARMIN NIM PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN JURUSAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2009

2 ii LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. WARU KALTIM PLANTATION (ASTRA AGRO LESTARI.Tbk) KEC. WARU KALIMANTAN TIMUR Oleh : DARMIN NIM PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN JURUSAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2009

3 iii HALAMAN PENGESAHAN Laporan ini disusun berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan dari tanggal 2 maret sampai dengan tanggal 2 mei 2009 di PT. Waru Kaltim Plantation ( PT. WKP ) salah satu bagian dari PT. ASTRA AGRO LESTARI Tbk ( AAL ), Kecamatan Waru Kabupaten Penajam Paser Utara Propinsi Kalimantan Timur. Menyetujui, Pembimbing, Penguji, Ernita Obeth, SP,.M.Agribuss NIP Khusnul Khotimah, S.TP NIP Mengesahkan, Direktur, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Ir. Wartomo, MP NIP Lulus ujian tanggal 10 september 2009

4 iv KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniah-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas tugas selama melaksanakan praktek kerja lapang ( PKL ) di PT. WARU KALTIM PLANTATION, Waru Kalimantan Timur hingga selesainya penyusunan laporan ini. Keberhasilan dan kelancaran dalam melaksanakan PKL ini juga tidak lepas dari peran serta dan bantuan dari beberapa pihak, untuk itu dengan kerendahan hati dan sikap hormat yang setinggi tingginya kami ucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak dan Ibu serta Mertua, terima kasih yang tak terhingga atas semua doa, dukungan, bantuan dan restunya. 2. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian negeri Samarinda. 3. Bapak Edy Wibowo Kurniawan, S.TP, selaku ketua Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan (TPHP) 4. Ibu Ernita Obeth, S.P.,M.Agribuss selaku Dosen Pembimbing dalam Praktek Kerja Lapang. 5. Ibu Khusnul Khotimah Selaku Dosen Penguji Praktek Kerja Lapangan. 6. Bapak dan Ibu Teknisi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan (TPHP). 7. Bapak Joko Mulyono, selaku Administratur PT. Waru Kaltim Plantation. 8. Bapak Hendra Setiawan, Selaku Kepala Pabrik PT. Waru Kaltim Plantation. 9. Bapak Usada selaku Kepala Tata Usaha PT. Waru Kaltim Plantation. 10. Bapak Joko Winarno selaku KABAG HRGA PT. Waru Kaltim Plantation. 11. Bapak Andre selaku Kepala Keuangan PT. Waru Kaltim Plantation. 12. Bapak Wahyu Panuntun selaku Kepala Maintenance PT. Waru Kaltim Plantation. 13. Bapak Abdi. SG, Muslich, Yudi Hastanto selaku Kepala proses PT. Waru Kaltim Plantation. 14. Bapak Sabarno dan seluruh karyawan Laboratorium. 15. Bapak Mandor Proses dan Seluruh Karyawan Pengolahan. 16. Keluarga Besar Perumahan Staff.

5 v 17. Seluruh Karyawan Staff dan Karyawan PT. Waru Kaltim Plantation. 18. Bapak Virdi, Dedy, Jaka dan Narko yang telah banyak memberikan masukan selama melaksanakan PKL. 19. Temam teman PKL (Aspiani, Tri juadmaja, Taufik Nugraha) dan teman teman angkatan 2006, terimah kasih atas bantuan dan kerjasamanya. 20. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam pelaksanaan PKL sampai selesainya laporan ini. Semoga amal baik dan keikhlasannya akan mendapatkan pahala dari ALLAH SWT, Amin. Menyadari isi dari kata sempurna yang disebabkan oleh keterbatasan yang kami miliki, olehnya itu kami mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca yang sifatnya membangun. Akhir kata semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca dan penulis khususnya Samarinda,3 mei 2009 Penyusun Kampus sei keledang, mei 2009

6 vi DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... viii I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 C. Hasil yang Diharapkan... 2 II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN... 3 A. Tinjauan Umum Perusahaan... 3 B. Manajemen Perusahaan... 6 C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL... 6 III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG... 7 A. Pengolahan Minyak Kelapa Sawit Penimbangan Grading atau Sortasi Pemindahan TBS ke lori Perebusan ( sterilizer) Penebahan Pengadukan dan Pengempaan Pemurnian minyak 34 B. Pengolahan Inti/kernel.. 45 C. Pengolahan Limbah cair pabrik kelapa sawit D. Analisis pengujian Mutu Minyak Sawit Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas ( FFA ) Penentuan Kadar Air iv vii

7 vii 3. Penentuan Kadar kotoran E. Analisis Pengujian mutu kernel produksi Penentuan Kadar Air Kernel Produksi Penentuan Kadar Kotoran Kernel IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 77

8 viii DAFTAR TABEL No. Tubuh Utama Halaman 1. Tabel 1. Kelompok Fraksi Yang diterima di Pabrik Tabel 2. Hubungan antara Fraksi TBS dan Rendemen Minyak dan Inti Sawit Tabel 3. Rincian Sortasi Pabrik Tabel 4. Baku Mutu Limbah Cair PMKS Tabel 5. Baku mutu limbah cair PT.WKP... 54

9 ix DAFTAR GAMBAR No. Tubuh Utama Halaman 1. Gambar 1. Struktur organisasi PT. Waru Kaltim Plantation Gambar 2. Diagram Alir Pengolahan TBS Gambar 3. Diagram Alir Proses Pengolahan Crude Oil Gambar 4. Diagram Alir Pengolahan Nut Gambar 5. Diagram Alir Pengolahan Limbah Cair... 52

10 x DAFTAR LAMPIRAN No Tubuh utama Halaman 1. Gambar 1. Jembatan Timbang Gambar 2. Sortasi Buah Gambar 3 Loading ramp Gambar 4. Lori dan Jaringan Rail Gambar 5. Capstan Gambar 6. Perebusan( sterilizer) Gambar 7. Auto feeder/hopper Gambar 8. Threeser Gambar 9. HEDBC dan DEBC Gambar 10. Digester Gambar 12. Screw Press Gambar 13. Sand Trap Tank Gambar 14. Vibrating Screen Gambar 15. Crude Oil Tank Gambar 16. Stasiun Klarifikasi Gambar 17. Crude Continuous Tank Gambar 18. Vacuum Drying Gambar 19. Storage Tank Gambar 20. Fat Fit Gambar 21.Kolam Anaerobik Gambar 22. Kolam Aerobik... 88

11 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Di Indonesia saat ini perkebunan kelapa sawit sedang dikembangkan dan merupakan salah satu komoditi perkebunan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi apabila dapat dikelola dan dimanfaatkan dengan baik, perkebunan kelapa sawit saat ini banyak dikembangkan di Indonesia baik oleh pihak pemerintah (PTPN) maupun swasta. Perkembangan perkebunan kelapa sawit ini dapat membuka lapangan pekerjaan bagi tenaga terampil di bidang perkebunan khususnya kelapa sawit agar dapat menjadi tenaga terampil perlu ada persiapan secara tepat baik fisik maupun mental, sehingga mampu terjun dalam perkembangan perkebunan tersebut. Politeknik Pertanian Negeri Samarinda khususnya Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan memasukkan program kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini untuk membantu Ahli Madya yang memiliki keterampilan di bidang Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan. Salah satu yang dapat mendukung dalam usaha mempersiapkan tenaga tenaga terampil dan berwawasan luas di bidangnya adalah yang dilakukan oleh Politeknik Pertanian Negeri Samarinda yang wajib dilaksanakan oleh para mahasiswa melalui Paktek Kerja Lapangan (PKL), melalui program ini diharapkan mahasiswa memperoleh apa yang diinginkan sesuai dari uraian dari program PKL tersebut

12 2 B. Tujuan Tujuan dari Praktek Kerja Lapangan Ini adalah: 1. Membandingkan teori yang didapatkan dari kampus dengan hasil Praktek Kerja Lapangan yang ada pada PT.Waru Kaltim Plantation (PT.WKP) 2. Untuk menambah pengetahuan mahasiswa tentang pabrik pengolahan kelapa sawit. 3. Mempelajari setiap tahap proses pengolahan kelapa sawit. 4. Memahami prinsip cara pengolahan kelapa sawit sehingga menambah wawasan dan pengalaman baru. 5. Mengetahui proses pengawasan dan penganalisaan mutu dari CPO dan inti yang dihasilkan. C. Hasil yang diharapkan. Dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini diharapkan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda khususnya Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan mampu menghasilkan tenaga terampil dan terlatih baik secara fisik, intelektual, maupun sosial yang nantinya mampu memberikan sumbangan yang berarti di bidang perkebunan khususnya bagi bangsa dan negara pada umumnya.

13 3 II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan umum perusahaan PT. Waru Kaltim Plantation (PT. WKP) adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit dan industri CPO yang berlokasi di kecamatan Waru, Kabupaten Paser Propinsi Kalimantan Timur. Dalam operasionalnya perusahaan ini terdiri dari 2 kebun dan 1 pabrik, kedua kebun tersebut adalah kebun rayon 1 dan kebun rayon 2. PT. Waru Kaltim Plantation merupakan salah satu anak perusahaan dari PT. Astra Agro Lestari Tbk, bergerak dalam bidang usaha perkebunan kelapa sawit telah memulai kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit sejak 26 Januari 1987 sesuai dengan akta pendirian Perseroan Nomor 50 Keputusan Menteri Kehakiman No.C HT TH 88. Terletak di Kelurahan Waru Kecamatan Waru Kabupaten Penajam Paser Utara yang berjarak + 35 km dari Ibu Kota Kabupaten Penajam dan berbatasan dengan tiga desa (kelurahan Waru, Desa Sesulu dan Desa Api-Api) Pembukaan lahan perkebunan pertama dilakukan oleh PT. Moeis pada tahun 1982, dan pada tahun 1986 dilakukan join venture dengan PT. Astra Agro Lestari Tbk. dan PT. Astra Agro Niaga sehingga terbentuk PT. Moeis Kaltim. PT. Waru kaltim Plantation berdiri setelah dilakukan take over terhadap PT. Moeis Kaltim oleh PT. Astra Agro Lestari Tbk dan PT. Astra Agro Niaga pada tahun Sejak tahun tersebut menajemen seluruhnya di kendalikan oleh PT. Astra Agro Lestari Tbk, dengan luas hak guna usaha (HGU) No.1/1987; Ha dan HGU No.15/1999;1.265 Ha.

14 4 Untuk Pengolahan hasil perkebunan maka pada tahun 1996 dibangun Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit di atas lahan seluas 20 ha dan memiliki kapasitas olah 60 ton/jam. Hasil produksi CPO berkisar ton/bln dan kernel ton/bln tergantung proses olah dan TBS yang masuk ke Pabrik. Saat ini Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT. Waru Kaltim Plantation merupakan satu-satunya pabrik pengolahan kelapa sawit di Kabupaten Penajam Paser Utara. Selain mengolah TBS dari kebun PT. WKP pabrik juga mengolah TBS yang berasal dari PT. Sukses Tani Nusa Subur Kalimantan Timur, PT. London Sumatra Plantation dan koperasi koperasi Tani binaan PT. WKP. Perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit PT. Waru Kaltim Plantation terletak di Desa Waru Kab. Penajam Paser Utara Kalimantan Timur, dengan luas areal sesuai HGU No. 01 Tahun 1987 seluas 6.464,32 Ha. Bidang usaha perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Penajam Paser Utara dalam 7 tahun terakhir semakin menjanjikan karena belakangan ini harga CPO semakin meningkat, sehingga masyarakat dan pengusaha tertarik untuk berinvestasi dalam bidang usaha ini. Oleh karena itu untuk menampung TBS masyarakat maka Pabrik Kelapa Sawit PT. Waru Kaltim Plantation membuka diri dan menerima serta membeli TBS Masyarakat maupun Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit yang Saat ini mencapai telah mencapai ton/hari. Dalam rangka untuk mewujudkan visi menjadi perusahaan yang ramah lingkungan (environmental friendly) dan mematuhi semua standar dan

15 5 peraturan terkait yang berlaku, maka PT Waru Kaltim Plantation berupaya untuk memanfaatkan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) ke lahan perkebunan sawit yang selanjutnya disebut sebagai Aplikasi Lahan (land application). Masih tingginya kandungan unsur hara yang ada dalam LCPKS, merupakan suatu kerugian jika langsung dibuang ke badan air karena masih dapat dimanfaatkan sebagai pupuk cair, yang selanjutnya dapat memberikan keuntungan dari segi ekonomis bagi perusahaan. Selain melakukan pengolahan TBS, PT. Waru Kaltim Plantation juga melakukan pengapalan produk olahan Kelapa Sawit (CPO dan kernel) di Pelabuhan PT. Waru kaltim Plantation berdasarkan pemberian Hak Guna Bangunan No.550.2/777/BPN-PSR/PH-HGB/1997 seluas m 2 di Desa Buluminung, Kecamatan Penajam Kabupaten Penajam Paser Utara. Kegiatan penanaman kelapa sawit sudah dimulai sejak tahun 1989 dan telah panen pada tahun 1993 akan tetapi pengolahan buah masih di titip ke PT. VI Samuntai, pada tahun 1995 PT. WKP telah mempunyai pabrik pengolahan tersendiri. Lokasi perkebunan kelapa sawit PT. WKP berbatasan dengan : 1) Perkebunan PT. Sukses Tani Nusa Subur yang berada di sebelah Timur. 2) Hutan produksi di sebelah utara. 3) Areal pencadangan untuk pemukiman penduduk di sebelah selatan. Pada pelaksanaannya pembangunan dan pengembangan perkebunan kelapa sawit ini diharapkan akan membawa manfaat positif terutama untuk :

16 6 1) Membuka lapangan pekerjaan pada kegiatan usaha tani perkebunan kelapa sawit. 2) Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, terutama dalam kegiatan perkebunan. B. Manajemen Perusahaan. Jumlah karyawan yang terdapat dilokasi PT. Waru Kaltim Plantation sebanyak orang yang terdiri dari karyawan staff sebanyak 25 0rang, tenaga bulanan tetap 248 orang, tenaga harian tetap 788 orang, tenaga harian lepas 316 orang, tenaga harian lepas borongan 58 orang Gambar 1. Struktur organisasi PT. Waru Kaltim Plantation Joko Mulyono Administratur HENDRA S Ka. Pabrik BUDI S Ka.Teknik USADA KTU STAFF ADM SUSANTO Kabun Ry 1 YULI P Kabun Ry 2 Wahyu P Asst Proses Yudi H Asst Proses Abdi G Asst Proses Muslich Asst Proses Dedi Indra Ast Oprasional Suhana V Ka.Workshop Boiran Mdr. PnC Joko W HRGA Andre Ka.Keuangan Rahmadi Ka. Gudang Sumber : PT. Waru Kaltim Plantation (2009) P. Pujiono Asst SHE Teguh Ali Asst CDO Agus S Asst Suport Slamet Abidin Ka. Afd Alfa Suratno Ka. Afd Bravo Ikhsan Pj.Ka.Afd Charli I Nyoman Siem Ka. Afd Delta I Nyoman Siem Ka. Afd Delta Suparmono Ka. Afd Fanta Kabul Arsono Ka. Afd Hotel Imam Hidayat Ka. Afd India C. Lokasi Dan Waktu PKL Program praktek kerja lapangan ini dilaksanakan pada PT. Waru Kaltim Plantation (WKP) selama 2 bulan terhitung mulai tanggal 2 Maret sampai tanggal 2 Mei 2009.

17 7 III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG Hasil utama yang dapat diperoleh ialah minyak sawit, inti sawit, sabut, cangkang dan tandan kosong. Pabrik kelapa sawit (PKS) dalam konteks industri kelapa sawit di Indonesia dipahami sebagai unit ekstraksi crude palm oil (CPO) dan inti sawit dari tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. Perlu diketahui bahwa kualitas hasil minyak CPO yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh kondisi buah (TBS) yang diolah dalam pabrik. Adapun tahapan dalam industry pengolahan kelapa sawit, dapat dilihat dalam Gambar 2. Gambar 2. Diagram alir pengolahan TBS Tandan buah segar Penimbangan Sortasi Perebusan Perontokan buah dari tandan Pelumatan dan Pengepresan Pemurnian minyak Penyimpanan

18 8 A. Pengolahan minyak kelapa sawit 1. Penimbangan a. Tujuan Untuk mengetahui langkah-langkah atau prosedur dalam mengoperasikan jembatan timbang. Serta mengetahui berat TBS yang masuk ke PT. WKP setiap hari. b. Dasar teori. Jembatan timbang yang digunakan untuk menimbang truk yang keluar masuk pabrik, baik yang mengangkut TBS, tankos,kernel dan CPO. Jembatan timbang yang digunakan oleh pabrik PT. WKP memiliki spesifikasi dari jenis elektronik dengan merk Avery berkel type L-225, nomor seri dan memiliki kapasitas 40 ton dan daya baca 10 kg ( Anonim, 1997) Fungsi dari jembatan timbang adalah : 1. Menimbang seluruh TBS yang diterima oleh pabrik dan barangbarang yang menunjang dalam pengolahan minyak kelapa sawit. Misalnya garamdan kaporit 2. Menimbang seluruh hasil produksi CPO dan kernel yang akan dikirim keluar pabrik dan untuk menimbang limbah padat pabrikseperti tankos. c. Alat dan bahan 1. Alat a. Jembatan timbang

19 9 b. Truk c. Nota d. Komputer 2. Bahan a. TBS b. Tankos c. Kernel d. CPO (Crude Palm Oil d. Prosedur Kerja 1. Penampang timbangan harus selalu bersih dari brondolan,lumpur dan sampah. 2. Truk yang akan ditimbang masuk ke jembatan timbang secara perlahan lahan. 3. Truk berhenti di tengah-tengah jembatan timbang dan sopir turun dari truk selanjutnya truk ditimbang dengan catatan truk di depannya telah melewati jembatan timbang. 4. Sopir menerima nota penimbangan dari petugas timbang yang berisi nomor polisi truk, nama sopir, berat truk, berat muatan. 5. Penimbangan selesai apabila sopir membawa keluar truk dari jembatan timbang untuk masuk atau keluar dari lokasi pabrik.

20 10 a. Hasil yang dicapai Hal hal yang perlu di perhatikan saat di lakukan penimbangan adalah berat truk, berat muatan, no polisi mobil serta nama sopir. Berat rata-rata TBS per truk adalah 6-12 ton dan berat rata-rata TBS yang masuk ke PT.WKP adalah 1500 ton/hari. 2. Grading atau sortasi a. Tujuan 1. Mengetahui proses sortasi TBS pada PT. WKP 2. Mengetahui rata-rata mutu TBS yang diterima PT. WKP serta untuk mengetahui hasil yang di dapatkan dari stasiun sortasi. b. Dasar teori Fungsi dari grading atau sortasi adalah 1. Memberi feedback kepada kebun mengenai mutu TBS 2. Sebagai counter check terhadap grading TPH 3. Memberi gambaran mutu rata-rata TBS untuk pengendalian proses Menurut Anonim (2004) sortasi TBS dilaksanakan di areal khusus (bagi pabrik yang sudah memiliki apron) yang dipersiapkan di stasiun penerimaan. Dan bagi pabrik yang belum memiliki areal khusus, pelaksanaan sortasi harus tetap dilaksanakan sesuai SOP sortasi di salah satu sudut pada stasiun penerimaan atau areal yang memungkinkan bisa dilaksanakan sortasi (bila lokasi penerimaan buah penuh saat panen puncak). Di PT. WKP dengan adanya Loading Ramp

21 11 semua TBS dari kebun dapat ditampung dengan baik di cuthe, pasir dan kotoran yang terikut TBS dapat dipisahkan sebelum dilakukan proses lebih lanjut. Tabel 1. Kelompok fraksi TBS yang diterima dipabrik Simbol fraksi Persentase brondolan Kematangan terhadap buah luar 0 1,0 12,5 Mentah 1 12,5 25,0 Kurang matang 2 25,0 50 Matang Matang Lewat matang 5 Buah dalam membrondol Busuk Sumber :(Setyamidjaja, 1991) Table 2. Hubungan antara fraksi TBS dan Rendemen Minyak dan Inti Sawit Symbol fraksi Rendemen ALB minyak Minyak sawit Inti sawit sawit 0 18,50 5,31 1, ,79 5,55 1, ,21 6,41 2, ,86 6,40 2, ,59 6,79 3, ,20 6,62 4,41 Sumber :(Setyamidjaja, 1991) Kualitas buah yang diperiksa berupa persentase buah masak, buah busuk, buah mentah, tankos dan buah tangkai panjang. Adapun secara lebih rinci dapat dijelaskan dengan menggunakan Tabel 3 berikut ini (Anonim, 1997)

22 12 Tabel 3. Rincian sortasi pabrik No Description Sortasi Pabrik 1 Contoh (Sampel) : a. Penentuan Sampel Truk b. Unit Sampel a. Kebun sendiri tidak dilakukan penentuan sampel karena telah dilakukan sortasi di TPH. b. Buah dari luar kebun ( pihak ketiga dan plasma )grading dilaksanakan pada setiap truk, seperti dari lonsum dan koperasi binaan PT. Astra Agro Lestari a. Semua TBS dalam truk di turunkan ke apron loading ramp kemudian dilakukan sortasi. b. Selesai grading tuang ke kompartemen. 3 Petugas Menghitung TBS yang masuk kriteria olah dan TBS yang di tolak/dikembalikan. 6 orang/hari : Shift I : 3 orang Shift II : 3 0rang Shift III : 3 0rang 4 Kriteria Buah Buah matang Buah mentah Buah busuk Tankos Tangkai panjang Kriteria buah adalah fraksi 2 dan 3 Tandan buah yang membrondol lebih dari 10 dan warnanya merah oranye. Tandan buah yang membrondol < 10 Tandan buah yang buah dalamnya ikut membrondol Buah lapisan luar >50% Tandan buah tanpa brondolan Tandan buah dengan tangkai panjang lebih 5 cm dari pangkal tandan

23 13 c. Alat Dan Bahan 1. alat a. Gancu. b. Skop c. Sarung tangan d. Masker e. Counter 2. bahan a. TBS ( Tandan Buah Segar ) b. Brondolan. d. Prosedur Kerja Loading ramp I : 1. Turunkan TBS dari truk di apron loading ramp. 2. Kemudian lakukan sortasi TBS untuk memisahkan buah busuk, buah mentah, buah busuk, janjang kosong, dan tangkai panjang >5cm. 3. Untuk buah luar TBS yang diterima adalah buah dengan BJR (berat janjang rata-rata) 8 kg, buah mentah, buah busuk, dan tangkai panjang dikembalikan. 4. Sedangkan TBS yang berasal dari kebun inti langsung diturunkan ke loading ramp karena sebelumnya telah disortasi di kebun sebelum dinaikkan ke truk.

24 14 5. Dan untuk buah luar yang berasal dari kebun PT. Astra Agro Lestari terlebih dahulu disortir sebelum diturunkan ke loading ramp. 6. Untuk brondolan sebelum diturunkan dari mobil terlebih dahulu dilakukan analisa sampel sebanyak tiga kali masing masing 2 6 kg, jika analisa sampel brondolan < 70% maka dikembalikan total 1 unit. 7. Semua unit TBS luar dilakukan cross chek perhitungan jumlah janjang actual menggunakan counter, hasil yang diperoleh akan ditulis dinota grading dan nota penerimaan TBS. 8. Setelah dilakukan grading TBS buah diturunkan ke loading ramp dan selanjutnya dilakukan pengisian lori. 9. Dan terakhir lori dipindahkan ke jalur sterilizer menggunakan transfer carriage. Loading Ramp II : Pada loading ramp ini di khususkan untuk buah yang berasal dari kebun PT.WKP, sehingga pada loading ramp ini tidak di lakukan sortasi melainkan langsung dituang kedalam loading ramp karena sebelum TBS di naikkan ke Truk telah dilakukan sortasi di TPH.

25 15 e. Hasil yang dicapai proses sortasi dilakukan dengan cara menurunkan seluruh TBS keapron loading ramp kemudian dilakukan pemisahan antara tangkai panjang, buah busuk, dan buah mentah. Hasil yang di peroleh dari proses sortasi pabrik adalah fraksi 2 dan 3 dan BJR (berat janjang rata-rata) > 8kg serta tangkai panjang tangkai maksimal 5 cm dari pangkal buah. Dan untuk buah yang berasal dari pabrik AAL, meskipun telak masuk fraksi 4 masih tetap diolah karena berasal dari kebun sendiri. Dan dengan adanya sortasi diharapkan CPO yang dihasilkan maksimal baik dari segi rendemen dan asam lemak bebasnya 3. Pemindahan TBS ke lori a. Tujuan. 1. Untuk mengetahui kapasitas tampung Loading Ramp. 2. Untuk mengetahui kapasitas lori serta hasil yang dicapai dari stasiun ini. b. Dasar Teori. 1. Loading Ramp Fungsi loading ramp adalah : 1. Menerima dan memindahkan TBS kelori. 2. Menyimpan sementara TBS.

26 16 3. Menjamin kontinuitas pengolahan TBS mengikuti FIFO SYSTEM Loading ramp adalah alat untuk memasukkan TBS ke dalam lori yang terdiri dari pintu hidrolik dengan menggunakan fluida oil hidrolik. Di PT. WKP memiliki 2 loading ramp yang masing masing terdiri dari 12 pintu. Dengan daya tampung tiap loading ramp 140 ton. Dan untuk mengatur pemasukan buah dalam lori yang perlu diperhatikan adalah kondisi pintu hidrolik, apakah semuanya berfungsi baik atau rusak. 2. Lori (cages) Fungsi lori adalah untuk memuat dan mengangkut TBS ke tempat perebusan TBS. Selain itu lori juga berfungsi untuk menampung TBS yang tidak tertampung di loading ramp. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam memasukkan buah ke dalam lori: a. Jangan diisi terlalu penuh b. Dudukan lori harus tepat berada di atas rail agar tidak jatuh karena terpeleset. c. Gandengan lori harus baik dan benar agar berfungsi semestinya. d. Kaitan pada lori dikaitkan pada tempat yang telah ditentukan.

27 17 3. Transfer Carriage System Fungsi transfer carriage system adalah a. Untuk memindahkan lori yang berisi TBS ke jalur rebusan b. Untuk memindahkan lori kosong ke jalur loading ramp c. Alat dan Bahan. 1. Alat a. Loading ramp. b. Gancu c. Pintu hidrolik 2. Bahan. a. TBS (Tandan Buah Segar) b. Brondolan d. Prosedur kerja. 1. Periksa loading ramp bagian atas dan bagian bawah pastikan bersih dari serasah termasuk saluran airnya. 2. Pengisian TBS dari kompartemen dilakukan secara berurutan. 3. TBS yang dimasukkan ke loading ramp adalah TBS yang telah disortasi. 4. Pastikan bahwa seluruh pintu/gear box, hidrolik dalam kondisi baik dan dapat beroperasi.

28 18 5. Pastikan pengisian TBS ke lori tepat pada posisinya untuk mencegah TBS melimpah kelantai. 6. Pastikan TBS dan Brondolan yang jatuh segera dikutip. e. Hasil yang dicapai Dengan adanya loading ramp maka pengolahan TBS dengan system first in first out dapat diterapkan dan pengisian TBS dan brondolan ke dalam lori dapat berjalan dengan lancar. Dan untuk lori mempunyai kapasitas 3-3,5 ton, dan hasil yang di capai dari stasiun ini adalah TBS yang siap untuk di rebus. 4. Perebusan. a. Tujuan. 1. Untuk mengetahui proses perebusan serta mengamati sistem yang digunakan dalam perebusan tersebut. 2. Untuk mengamati hasil yang di peroleh dari stasiun perebusan. b. Dasar teori Stasiun perebusan adalah stasiun yang berfungsi untuk merebus TBS dengan tujuan tertentu yang mendukung proses pengolahan kelapa sawit. Proses perebusan TBS pada umumnya dilakukan di dalam ketel rebus (Sterilizer). Proses perebusan TBS dilakukan apabila TBS

29 19 di loading ramp sudah banyak stoknya tujuannya agar memperlancar proses pengolahan (Setyamidjaja, 1991) Ketel rebusan ialah suatu bejana besar yang terbuat dari besi berbentuk silinder dan letaknya horizontal/memanjang/mendatar. Ketel ini mempunyai dua pintu yakni pintu depan dan pintu belakang yang berfungsi untuk memasukkan dan mengeluarkan lori dari rebusan. Di bagian atas terdapat terdapat pipa pemasukan uap untuk rebusan tandan dan pipa pengeluaran uap setelah proses perebusan selesai. Selain itu juga terdapat pipa pengaman ketel rebusan dan manometer. Sedangkan bagian bawah ketel rebusan terdapat pipa pengeluaran air kondensat dan rel tempat lori dijalankan serta di bagian samping ketel terdapat pipa pengeluaran uap bekas sebelum perebusan berakhir. Untuk meratakan penyebaran steam yang masuk maka di dalam bagian atas sterilizer terdapat kotak-kotak penyebaran uap atau dikenal dengan disributing steam. Di tengah rebusan distributing steam ada lubang yang kecil kemudian ke samping kiri dan kanan lubangnya akan semakin besar. Untuk memenuhi kapasitas produksi sebanyak 60 ton/jam maka harus dilakukan perebusan dengan interval waktu dengan perhitungan sebagai berikut : Kapasitas sterilizer X jumlah sterilizer Waktu total perebusan X 60 menit. = 30 ton x 4 x 60 menit

30 menit = 60 ton/jam Fungsi perebusan adalah : 1. Mematikan enzim enzim lipase yang dapat menyebabkan kenaikan FFA (Free Fatty Acid). 2. Memudahkan lepasnya brondolan dari tandan. 3. Mengurangi kadar air buah. 4. Melunakkan mesocarp/daging buah. 5. Mempersiapkan lepasnya kernel dari cangkang. 6. Memudahkan proses selanjutnya Tekanan uap dan lama perebusan yang kurang maksimal akan mengakibatkan: a. Buah kurang masak dan sebagian brondolan tidak lepas dari tandan yang menyebabkan kehilangan minyak dalam tandan kosong meningkat. b. Pelumatan dalam digester tidak sempurna, sebagian daging buah tidak lepas dari biji sehingga mengakibatkan proses pengepresan tidak sempurna dan akibatnya kerugian minyak pada ampas dan biji bertambah. c. Ampas/fiber menjadi basah yang mengakibatkan pembakaran dalam ketel uap tidak sempurna.

31 21 Alat bantu pada stasiun perebusan adalah sebagai berikut : 1. Alat penarik (capstan) Fungsi dari capstan adalah untuk menarik lori keluar dan masuk sterilizer. Capstan yang dimiliki PT. WKP mampu menarik lori sebanyak 15 buah dalam keadaan penuh. 2. Jaringan Rail (Railtrack) Jaringan rail adalah sebagai fasilitator untuk penggerak lori (cages) dari dan ke kompartemen (loading ramp), transfer carriage dan perebusan. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian jaringan rail : a. Seluruh rel harus rata, tidak naik dan turun serta tidak bengkok. b. Jarak rel harus tetap lebarnya sepanjang jaringan rel. c. Sepanjang rel harus bersih dari sampah dan brondolan brondolan buah. c. Alat dan Bahan 1. Alat : a. Lori b. Alat penarik (Capstan) c. Jaringan Rail (Rail Track) d. Transfer Carriage System e. Sterilizer

32 22 2. Bahan : a. TBS (tandan Buah Segar) b. Steam (uap) d. Cara Kerja 1. TBS segar berada pada posisinya dalam rebusan. 2. Tutup pintu rebusan dan kunci dengan kuat, pastikan overlap pintu > 80% 3. Tutup valve pengaman, valve pembuangan uap. 4. Buka inlet valve perlahan lahan dan untuk deaerasi buka exhaust/condensator/deaeration valve selama ± 5 menit. 5. Puncak pertama dicapai dengan membuka inlet valve selama tidak lebih dari 15 menit (tekanan dicapai 2 kg/cm²) selanjutnya puncak pertama diakhiri dengan menutup inlet valve dan buka exhause valve hingga tekanan 0 Kg/cm². Condensate/deaeration valve baru dibuka setelah tekanan menunjukan 1,5-1,7 Kg/cm². 6. Ulangi prosedur yang sama untuk puncak kedua dengan waktu tidak lebih dari 15 menit untuk mencapai tekanan 2,8 kg/ cm² 7. Selanjutnya prosedur yang sama dilakukan untuk puncak yang ketiga, pada kondisi ini disebut sebagai masa pemasakan dengan waktu penahanan perebusan adalah menit dengan tekanan 2,8-3 kg/cm2. 8. Setelah waktu pemanasan selesai maka uap yang ada dalam rebusan dibuang dengan cara, mula-mula dibuka kran pipa

33 23 kondensat kemudian setelah tekanan menjadi 2,5 kg/cm2 maka pipa exhaust dibuka. 9. Safety bleed valve baru boleh dibuka jika tekanan menunjukkan 0 kg/cm2 terbaca di pressure gauge. 10. Pintu rebusan boleh dibuka jika dari safety bleed dan valve tidak ada lagi uap keluar 11. Bukalah pintu rebusan perlahan lahan dan operator harus berdiri menjauhi arah terbukanya pintu rebusan. 12. Tarik keluar TBS yang telah selesai direbus. Penentuan waktu sterilizer untuk tiap tiap pabrik didasarkan pada : 1. Kapasitas rebusan. 2. Waktu yang diperlukan untuk buka pintu dan menutup pintu rebusan (waktu pengisian dan pengeluaran buah rebusan). 3. Mill throughput yang akan dicapai. e. Hasil yang dicapai. Sistem perebusan yang digunakan di PT. WKP adalah sistem triple peak dengan tekanan puncak kerja rata-rata 3 kg/cm². Pada stsiun perebusan ini di dapatkan TBS yang telah mengalami perebusan dan siap di olah di stasiun penebahan.

34 24 5. Penebahan a. Tujuan 1. Untuk mengetahui proses penebahan pada PT. WKP 2. Untuk mengetahui efektivitas dari penebahan pada PT. WKP dan mengetahui hasil yang di dapatkan dari stasiun penebahan. b. Dasar Teori Tujuan dari stasiun Penebahan yaitu untuk melepaskan buah (Tandan Buah Segar yang sudah direbus) dengan tandannya dengan sistem bantingan. Serta untuk mempermudah proses selanjutnya. Alat ini berupa tabung besar yang dilengkapi dengan peralatan peralatan lain yaitu hopper, fruit conveyor dan empty bunch conveyor. PMKS PT. Waru memiliki 3 unit, namun setiap operasi yang digunakan hanya 2 unit sedangkan 1 unitnya sengaja tidak digunakan untuk berjaga-jaga ketika threser yang lain mengalami masalah selama produksi kondisi ini biasanya disebut dengan stand by. Di dalam threser buah-buah sawit ini dipisahkan dari janjangan, dimana buah yang sudah membrondol diproses lebih lanjut sedangkan janjangan kosong diangkut dengan truk untuk dijadikan pupuk. Threser ini berbentuk drum silinder yang dilengkapi dengan batangbatang logam yang berputar-putar dengan kecepatan ± 23 rpm. Agar tandan dapat dimasukkan dengan teratur maka digunakan auto feeder. Lori yang berisi buah hasil perebusan diangkut dengan hoisting crane

35 25 yang selanjutnya dicurahkan ke auto feeder yang kemudian dialirkan ke threser. Janjang kosong yang telah dipisahkan di threser kemudian dibawa oleh truk-truk untuk dijadikan pupuk di kebun. Apabila tandan yang sudah masuk ke threser ternyata pada saat di keluarkan masih terdapat brondolan maka tandan ini dinamakan USB (Unstripped Bunch). Hal ini tidak akan terjadi jika pemasakan di sterilizer sempurna. PKS. PT. Waru memiliki 3 unit, namun sat ini yang beroperasi hanya 2 unit karena 1 unit mengalami kerusakan (Anonim, 1997). Alat-alat Bantu untuk memasukkan buah ke dalam threeser adalah sebagai berikut : 1. Hoisting Crane Fungsi hoisting crane adalah untuk mengangkat lori yang berisi TBS yang telah masak dan menuangkannya ke dalam automatic feeder dan menurunkan lori ke jalur loading ramp. Hoisting crane berfungsi untuk mengangkat lori yang berisi TBS yang telah dimasak lalu memindahkannya ke automatic feeder. Untuk mengoperasikannya dibutuhkan operator yang ahli di bidangnya. PKS. PT. WKP memiliki 3 unit hoisting crane namun saat ini yang difungsikan hanya dua unit karena satu unit mengalami kerusakan. Dengan merk Demag Origin Germany, Type EL LP 625/H dengan kecepatan angkat mtr/detik, kecepatan maju mundur 30 meter/detik dan mempunyai kapasitas

36 26 angkat 37 ton TBS/jam. Hoisting crane digerakkan oleh motor listrik dengan gerakan maju mundur dan naik turun (Anonim, 1997). 2. Automatic Feeder/Hopper Automatic feeder berfungsi untuk mengatur pemasukan buah yang akan di tebah di threser, kecepatan alat ini diatur sesuai dengan kecepatan alat selanjutnya. Kapasitas auto feeder adalah maksimal 2 lori. Dilengkapi dengan peralatan peralatan lain yaitu hopper, fruit conveyor dan empty bunch conveyor. Bebarapa hal yang menyebabkan terjadinya USB adalah: 1. Adanya buah yang sakit (abnormal) sehingga buah sukar membrondol walaupun sudah direbus. 2. Waktu perebusan yang terlalu singkat. 3. Proses bantingan tidak tepat. 4. Adanya buah mentah dari kebun. Perhitungan % USB : Setiap jam dilakukan perhitungan jumlah USB per 150 janjang kosong. Kriteria USB adalah janjang kosong yang mengandung minimal 1 brondolan. USB % USB= X 100% 150

37 27 Kerugian-kerugian yang terjadi selama buah berada dibantingan : a. Kerugian minyak yang meresap pada janjangan kosong. b. Kerugian minyak pada buah yang terikut janjang kosong. c. Alat dan Bahan : a. Alat a. Hoisting crane b. Automatic Feeder c. Threser d. Fruit Conveyor e. Fruit elevator 2. Bahan : TBS yang telah direbus. c. Prosedur Kerja : 1. Buah (TBS) yang telah direbus yang berada dalam lori-lori ditarik keluar dari sterilizer. 2. Buah diangkat dengan alat hoisting crane ke hopper (untuk menampung buah rebusan) 3. Buah dijatuhkan ke mulut hopper yang dilengkapi dengan pipa penyaggah sehingga saat buah jatuh sudah dimulai dengan proses penebahan atau proses pelepasan buah dari tandan.

38 28 4. Buah masuk ke mesin perontok atau penebahan buah (threser) dengan alat auto feeder. 5. Perontokan buah dilakukan dengan membanting buah dalam drum berputar dengan kecepatan rpm. 6. Buah yang sudah terlepas dari tandan akan jatuh melalui kisi-kisi dan ditampung oleh under threser conveyor, kemudian masuk ke bottom cross conveyor. Dari bottom cross conveyor masuk ke fruit elevator (timba buah) kemudian buah masuk ke top cross conveyor selanjutnya ke distributing conveyor untuk didistribusikan ke masing masing digester. d. Hasil Yang Dicapai Setelah dilakukan pengamatan di stasiun thresher didapatkan pemisahan antara brondolan dari tandannya dengan cara beberapa kali bantingan pada drum thresher. Hasil dari stasiun ini adalah berupa brondolan yang siap untuk di bawa ke stasiun digester. Brondolan dibawa ke station digester dan press sedangkan janjang kosong dibawa ke lokasi aplikasi tandan kosong di kebun dan dimanfaatkan menjadi pupuk ( mulching) Di PT. WKP efektivitas penebahan mencapai 97 %, yang mana USB rata-rata hanya 3%. Selain penebahan, USB juga dipengaruhi oleh ketepatan perebusan, bila kurang matang maka USB akan tinggi.

39 29 6. Pengadukan dan Pengempaan a. Tujuan Untuk mengetahui hasil yang di dapatkan dari stasiun pengadukan dan pengempaan setelah di lakukan proses pengolahan. b. Dasar Teori Fungsi dari Digester adalah untuk melumatkan brondolan/buah masak sehingga daging buah terpisah dari biji. Menurut Anonim (2004) digester merupakan pengadukan brondolan dari thresher sampai homogen. Screw press merupakan alat pengepressan terhadap brondolan yang homogen untuk mendapatkan rendemen yang maksimal dan nut yang pecah minimal. Digester terdiri dari tabung silinder yang berdiri tegak yang di dalamnya dipasang pisau pisau pengaduk (stirring arms) sebanyak 6 tingkatan yang diikatkan pada poros dan digerakkan oleh motor listrik. Lima tingkat pisau di bagian atas digunakan untuk mengaduk dan melumatkan sedangkan pisau bagian bawah disamping sebagai pengaduk juga digunakan untuk mendorong brondolan keluar dari digester. Buah yang masuk ke dalam digester diaduk sedemikian rupa sehingga sebagian daging buah telah terlepas dari dagingnya. Untuk memudahkan proses pelumatan diperlukan panas dengan suhu o C dengan menggunakan uap jenuh yang bertekanan 3 kg/cm 2 yang

40 30 diinjeksikan langsung atau dengan pemanasan mantel. Terhambatnya pengeluaran minyak akan menyebabkan minyak berfungsi sebagai pelumas pisau sehingga mengurangi efek pelumatan pisau digester. Jumlah digester yang dimiliki PT. WKP adalah sebanyak 8 unit. Kapasitas Digester yang di miliki PT. WKP adalah10 ton/jam. Di pabrik PT. WKP memiliki memiliki 8 unit digester dengan kapasitas digester 10 ton/digester, serta memiliki daya muat screw press 10 ton/screw press. Namun hasil tersebut di dapat apabila pabrik tidak mengalami break down. Dalam pengolahan secara normal akan digunakan 6 digester dan sisanya 2 digester dijadikan untuk rotasi dan cadangan apabila terjadi kerusakan pada digester yang sedang beroperasi. Alat pengempa (screw press) berfungsi untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari daging buah atau mesocarp dan biji (nut). Alat pengempa ini terdiri dari sebuah silinder (press cylinder) yang berlubang lubang dan di dalamnya terdapat dua ulir (screw) yang berputar berlawanan arah, tekanan kempa diatur oleh dua buah konus (cones) yang berada pada bagian ujung pengempa, yang dapat digerakkan maju mundur secara hidrolik. Pressan dengan double screw press berputar berlawanan arah dengan kecepatan ± rpm. Dari proses pengepresan ini akan keluar minyak kotor dan ampas press. Press memiliki tekanan antara kg/cm 2 dengan temperature ±

41 31 90 o C. Screw press yang ada pada PT.WKP mempunyai kapasitas 10 ton/jam. Cake breaker conveyor berfungsi untuk memecah cake yang menggumpal dari hasil presan, sehingga serat (fiber) dan biji (nut) dapat terpisahkan Cake breaker conveyor terdiri dari pedal pedal yang diikatkan pada poros yang berputar dengan kecepatan 52 rpm. Kemiringan pedal diatur sehingga pemecahan gumpalan gumpalan terjadi dengan sempurna dan penguapan air dapat berlangsung dengan lancar. Vibrating screen fungsinya untuk menyaring minyak kasar hasil pengepresan dengan system getar oleh electromotor. Vibrating screen terdiri dari dua tingkat, tingkat atas 20 mesh yang berfungsi sebagai alat pemisah minyak kasar dengan fiber, kotoran dan sebagainya. Tingkat bawah berukuran 40 mesh yang berfungsi untuk memisahkan minyak dengan partikel partikel yang lebih halus. (Anonim,2006). Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasiannya adalah : 1. Sebelum saringan getar dioperasikan, pastikan tidak ada saringan yang robek. 2. Buang semua sampah yang tertinggal di saringan. 3. Hidupkan dulu conveyor baru vibrating screen. 4. Bersihkan lingkungan kerja dari ceceran minyak.

42 32 5. Saringan harus bersih dari ampas sebelum saringan getar dimatikan. 6. Pada posisi saringan berhenti maka isolating valve pada posisi tertutup. Cruide oil tank memiliki fungsi sebagai penampung minyak hasil pressan. Minyak dengan berat jenis kecil akan mengapung sedangkan kotoran akan mengendap di dasar tangki. Minyak hasil pemisahan dari alat ini dialirkan ke stasiun klarifikasi. Suhu yang digunakan pada Crude oil tank yang ada di PT.WKP adalah o C. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasiannya adalah : 1. Periksa dan pastikan bahwa oil gutter dan crude oil tank selalu tertutup. 2. Tinggi cruide oil dalam cruide oil tank harus dipertahankan 1/2 ¾ agar temperatur desanding crude oil o C. 3. Crude oil pump baru berhenti jika tidak ada lagi crude oil dalam tangki. 4. Untuk crude oil tank yang dilengkapi dengan thermostat suhu crude oil dapat dicapai. 5. Pada saat operasi jangan sampai crude oil tank kosong.

43 33 c. Alat dan bahan 1. Alat a. Pelumat buah (digester) b. Alat pengempa (screw press). c. Pemecah ampas kempa (cake breaker conveyor). d. Crude oil gutter dan Crude oil tank. e. Vibrating screen. 2. Bahan. a. Buah yang telah lepas dari tandan. b. Crude oil. c. Serat dan biji sawit. d. Prosedur Kerja 1. Buah yang sudah terpipil akan jatuh melalui kisi-kisi dan ditampung oleh fruit elevator dan dibawa dengan distributing conveyor untuk didistribusikan ke tiap-tiap unit digester. 2. Di dalam digester buah atau brondolan tersebut dilumatkan dengan suhu 90º-95ºC dengan tekanan kerja 3 kg/cm². Di dalam digester buah akan di hancurkan dengan pisau yang berputar pada as nya. 3. Massa yang keluar dari digester di peras dengan screw press pada tekanan bar dengan menggunakan suhu 90º-95ºC, yang berputar berlawanan arah dengan kecepatan ± rpm dari

44 34 pengempaan ini akan di peroleh minyak kasar yang mengandung air ± 30%. 4. Minyak kasar tersebut akan melewati sand trap tank, kemudian ke vibrating screen, dari vibrating screen dialirkan ke tangki crude oil dan di pompa ke stasiun klarifikasi menggunakan crude oil pump. 5. Sedangkan biji dan serabut yang berbentuk gumpalan-gumpalan di teruskan ke cake breaker conveyor dan kemudian dialirkan ke stasiun kernel. e. Hasil yang di harapkan. Dari Stasiun Digester didapatkan daging buah telah terlepas dari dagingnya dan Press didapatkan pemisahan antara minyak kasar (Crude Oil) dengan fiber dan nut. Selain memisahkan stasiun ini juga berfungsi untuk mentransfer hasil pemisahan pada dua stasiun yang berbeda yaitu Stasiun Klarifikasi dan Stasiun Kernel. 7. Pemurnian Minyak a. Tujuan 1. Untuk mempelajari tahapan dalam dalam pemurnian minyak pada stasiun klarifikasi. 2. Untuk mengetahui kadar air CPO yang dihasilkan PT. WKP

45 35 b. Dasar teori Proses klarifikasi memiliki tujuan untuk memurnikan minyak yang berasal dari stasiun pengempaan sehingga diperoleh minyak produk. Gambar 3. Diagram Pengolahan Cruide oil Press Sandtrap tank Dilution (Aircondensat) Fiber halus Vibrating screen Clarifier tank Sludge underflow Wet oil Wet oil tank Sludge tank Purifier Sand cyclone Vacuum dryer Sludge sentrifuge Storage tank Sludge pit

46 36 1. Tangki Pemisah (clarifier tank) Berfungsi untuk memisahkan pertama minyak dengan sludge dengan cara pengendapan. Proses pengendapan dan pemisahan minyak dari kotoran di stasiun klarifikasi bekerja berdasarkan prinsip gaya sentrifugal dan berdasarkan berat jenis. Minyak dengan berat jenis lebih kecil bergerak ke atas over flow memasuki skimmer oil dan di tampung di wet oil tank, sedangkan sludge dengan berat jenis yang lebih berat bergarak secara underflow ke sludge tank. Proses pemurnian terhadap CPO dimaksudkan agar : a. Kandungan air tidak lebih dari 0,2% b. Kandungan kotoran harus diperkecil serendah mungkin dari 0,02%. Untuk mencapai keberhasilan maka massa cairan atau kondisi bahan baku yang masuk dipengaruhi oleh beberapa faktor : a. Viscositas massa cairan Viscositas massa cairan yang masuk akan berpengaruh pada kecepatan pemisahan minyak. b. Arus massa cairan Arus massa cairan atau bahan baku yang masuk ke stasiun klarifikasi harus tenang dan tidak berombak sehingga proses pemisah harus lebih efektif.

47 37 2. Tangki Minyak (Oil tank) Fungsinya ialah untuk menampung minyak yang berasal dari tangki pemisah yang selanjutnya dipanaskan di tangki ini sebelum diolah lebih lanjut pada sentrifuse (separator). Tangki minyak ini berbentuk silinder dengan bagian dasar berbentuk kerucut, alat ini juga di lengkapi dengan menggunakan pipa spiral yang berisi uap (steam) jenuh dengan tekanan 3 kg/cm². Hal hal yang perlu diperhatikan selama pengoperasian : 1. Tangki diusahakan agar tetap penuh untuk menjaga agar pemanasan tetap stabil pada suhu o C. 2. Saringan uap dan steam trap harus berfungsi baik. 3. Kadar air dalam minyak diusahakan berkisar 0,1 0,3 % 4. Pembuangan endapan pada kerucut tangki dilakukan pada setiap awal proses pabrik. 5. Pembersihan dan pemeriksaan secara menyeluruh dilakukan seminggu sekali. 3. Sludge Tank (tangki sludge) Tangki sludge berbentuk tabung silinder dengan bagian bawahnya kerucut. Sehingga suhu minyak dapat dipertahankan o C, hal ini dilakukan agar viskositas minyak turun sehingga kotoran masih dapat mengendap. Fungsinya ialah untuk menampung sludge dari

48 38 hasil pemisahan tangki pisahan yang mengandung minyak sekitar 7-9%. Naibaho (1998). Hal hal yang perlu diperhatikan selama pengoperasian : 1. Suhu cairan dalam tangki dipertahankan sekitar o C. 2. Kran satu arah (non return valve/check valve) dalam keadaan baik. 3. Tangki diisi dengan volume minimal 2/3 dari volume tangki. 4. Pasir yang terdapat dalam kerucut dibuang setiap hari pada setiap awal pengolahan. 5. Pembersihan dan pemeriksaan secara menyeluruh dilakukan setiap minggu. 4. Sludge Separator (sentrifusi separator) Pada alat sludge separator terdapat sudut-sudut dan bowl (tabung) yang bekerja berputar sehingga menghasilkan gaya sentrifugal yang digunakan untuk proses separasi. Prinsip kerja alat ini ialah dengan adanya centrifugal. Minyak yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak menuju ke poros dan terdorong keluar melalui sudut-sudut. Sedangkan air dan kotoran yang berat jenisnya lebih berat dari pada minyak akan terdorong ke dinding bowl dan keluar melalui nozzle.

49 39 Fungsinya sludge separator adalah untuk memisahkan kembali minyak yang masih tersisa dari cairan sludge yang telah melewati brush strainer dan pre-cleaner. Kapasitas Sludge separator yang di miliki PT.WKP adalah 6 ton/jam dan jumlah nozzle 6 pcs. 5. Oil Purifier Oil purifier bekerja dengan gerakan putaran vertikal dengan kecepatan berkisar antara rpm sehingga menghasilkan gaya sentrifugal yang menyebabkan minyak yang berat jenisnya lebih kecil bergerak ke arah poros dan terdorong keluar oleh sudusudu sedangkan kotoran yang berat jenisnya lebih berat terdorong kearah dinding bowl. Air keluar, padatan melekat pada dinding bowl yang dapat dibersihkan dengan pencucian. Oleh karena itu minyak yang keluar dari oil tank di alirkan ke purifier karena minyak tersebut masih mengandung kadar air 0,5-0,7% dan kadar kotoran 0,1-0,3%. Fungsi oil purifier ialah untuk memurnikan minyak yang berasal dari tangki masakan. Hal hal yang perlu dperhatikan dalam pengoperasian : 1. Pembebanan (pengisian sentrifusi minyak) baru dapat dilakukan setelah dicapai putaran normal dari mesin dengan cara menghitung (revolution counter) permenit.

50 40 2. Kalau putaran mesin tidak tercapai, dilakukan pemeriksaan pada clutch kopling dan rem. 3. Seandainya mesin bergetar, diadakan pembersihan Bowl 4. Produk minyak hasil sentrifusi harus berkadar air ( 0,3 0,4 ) % dan berkadar kotoran ( 0,010 0,013 )%, jika tidak tercapai maka dilakukan pemeriksaan terhadap Gravity Disc dan Bowl Disc. Kecepatan putaran : rpm. 6. Vacuum Dryer Fungsinya ialah untuk mengeringkan minyak agar terpisah antara minyak dan air dengan cara penguapan hampa. Kandungan air dalam minyak yang keluar dari oil purifier masih cukup tinggi sehingga perlu diturunkan lebih kurang 0,18-0,20% dengan vacuum dryer. Minyak diuapkan dengan pengabutan pada temperatur 90º-95ºC dengan tekanan 0,90-0,95 kg/cm 2. Hal ini dimaksudkan agar air cepat menguap dan terhisap keluar melalui lubang pada ujung vacuum dryer. Alat ini terdiri dari tabung hampa udara dan tiga tingkat steam ejector. Minyak terhisap dalam tabung melalui pemercik (Nozzle) akibat hampa udara dan terpencar kedalam tabung hampa. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian : 1. Tekanan hampa berkisar 0,8 1,0 kg/cm 2.

51 41 2. Ujung pipa pengeluaran air dari kondensor harus terendam dalam air Hot Well Tank 3. Jika tekanan hampa tidak tercapai maka dilakukan pemeriksaan apakah ada kebocoran yang menyebabkan masuknya udara kedalam vacuum system, apakah tekanan uap kurang. Apakah nozzle injector dan kran air tersumbat. 7. Storage tank. Storage Tank (tangki timbun) adalah bejana berbentuk silinder dengan posisi vertikal/tegak. Tangki ini dilengkapi dengan pipa pipa pemanas untuk menjaga viscositas atau kekentalan pada minyak yang menyebabkan kenaikan ALB. c. Alat dan Bahan 1. Alat a. Tangki pemisah (clarifier tank) b. Tangki minyak c. Sludge tank d. Oil purifier e. Vacuum dryer f. Stroge tank g. Sand trap tank h. Vibrating screen.

52 42 2. bahan a. Crude oil b. Sludge d. Prosedur kerja 1. Minyak hasil pressan masuk ke sand trap tank, tangki ini berfungsi untuk mengendapakan pasir dan cangkang halus setelah sebelumnya melalui tahap pengolahan di digester dan screw press. 2. Dari sand trap tank minyak dialirkan melalui oil gutter ke vibrating screen yaitu saringan yang bergetar yang fungsinya untuk memisahkan antara crude oil dengan kotoran-kotoran yang berupa ampas (fiber halus). 3. kemudian dialirkan ke crude oil tank dan selanjutnya dipompa menggunakan crude oil pump ke distributing oil tank. 4. Crude oil masuk ke distrubution oil tank yang digunakan untuk mendistribusikan ke continous oil tank (clarifier tank continous). 5. Yang berfungsi untuk memisahkan minyak dengan sludge dengan cara pengendapan 5-7 jam. 6. Minyak kemudian dialirkan ke wet oil tank yang berfungsi untuk menampung minyak yang berasal dari tangki pemisah 7. Minyak hasil proses tersebut dialirkan ke dalam oil purifier yang berfungsi untuk memurnikan minyak dari kotoran.

53 43 8. Setelah proses pemurnian minyak tersebut dialirkan ke dalam vacuum dryer yang berfungsi untuk mengeringkan minyak dengan cara menguapkan air dalam ruang hampa. 9. Minyak tersebut dialirkan menuju ke storage tank ialah tangki terakhir yang digunakan untuk menampung CPO sebelum dibawa ke dermaga. Temperature yang digunakan adalah o C. 10. Untuk sludge yang masih mengadung minyak dialirkan ke sludge tank yang berfungsi untuk menampung sludge minyak dan pasir dari clarifier tank. 11. Setelah itu minyak tersebut masuk ke dalam sand cyclone yang berfungsi untuk memisahkan sludge yang masih mengandung minyak dan pasir, setelah masuk ke sand cyclone, sludge masuk ke brush strainer dengan tujuan untuk menyaring fibernya. 12. Sludge selanjutnya masuk ke dalam sludge centrifuge, didalam sludge centrifuge, sludge diputar sehingga materi-materi yang berat (heavy phase) akan terlempar ke tepi sludge centrifuge. Sedangkan materi-materi yang ringan akan terkumpul ditengah, yang ditengah inilah sludge yang masih mengandung minyak. (light phase) 13. Sludge ini selanjutnya dialirkan ke recycle tank sebagai tempat penampungan sementara sebelum masuk lagi ke distribution tank. 14. Sedangkan materi-materi yang berat yang berupa kotoran akan dialirkan ke basculator setelah itu sludge akan dialirkan menuju

54 44 sludge pit sebagai tempat akhir sludge sebelum dimasukkan ke pengolahan limbah. e. Hasil yang dicapai. Hasil yang dicapai dari stasiun clarifikasi adalah minyak sawit kasar (CPO) dengan minyak yang dihasilkan per harinya 245 ton dan per jamnya 12,9 ton dan dihasilkan minyak yang mempunyai kadar air 0,2%. Pada PT. WKP pengutipan minyak atau proses pengaliran minyak ke wet oil tank hanya boleh dilakukan bila ketebalan minyak minimal 40 cm. Selanjutnya minyak akan diolah di wet oil tank untuk mengurangi kembali sludge yang masih terikut kemudian minyak dialirkan ke oil purifier. Setelah itu minyak akan dikurangi kadar air dan kadar kotoran di oil purifier, di PT. WKP hasil pembersihan minyak di oil purifier ini menghasilkan rata-rata minyak dengan kadar air % dan kadar kotoran %. Kemudian minyak dialirkan ke vacuum dryer, disini kualitas minyak ditingkatkan lagi dengan pengurangan kadar air dan kadar kotoran. Pada PT. WKP hasil proses minyak di vacuum dryer memiliki rata-rata hasil minyak dengan kadar kotoran % dan kadar air 0.19 %. Setelah hasil dari vacuum dryer CPO dialirkan ke storage tank untuk disimpan dan inilah CPO produksi dari PT. WKP. Hasil produksi CPO PT. WKP per jamnya rata-rata 12.9 ton dan rata-rata perharinya 245 ton. Pada PT. WKP untuk pengolahan sludge dari tangki pemisah setelah diendapkan

55 45 akan dialirkan ke sludge tank untuk dipisahkan antara sludge yang tidak mengandung minyak dan sludge yang masih mengandung minyak. Sludge yang tidak mengandung minyak akan dilairkan ke fat fit tank untuk dialirkan lagi ke kolam limbah sedangkan sludge yang masih mengandung minyak ini kemudian akan dibersihkan di sand cyclone untuk dibersihkan dari pasir yang terikut dengan cara pengendapan dan sentrifugasi. Kemudian sludge akan dialirkan ke brush strainer untuk dibersihkan dari serat/fiber yang terikut ketika proses pengempaan. Setelah itu sludge akan diolah di sludge sentrifuse untuk memisahkan sludge dan air serta minyak yang mengandung sludge. Di PT. WKP sludge atau limbah yang dibuang minimal kandungan minyak yang terikut <1%. Setelah minyak yang masih bercampur sedikit sludge hasil dari hasil proses di sludge sentrifuse maka dialirkan kembali ke tangki pemisah untuk dilakukan pemisahan minyak dan sludge. B. Pengolahan Inti/Kernel a. Tujuan a. Untuk mempelajari tahapan pengolahan kernel. b. Untuk mengetahui kadar air dan kadar kotoran kernel yang dihasilkan. b. Dasar teori. Menurut Anonim (2004) Stasiun Kernel adalah stasiun yang melakukan pelepasan nut dari serat fiber dan juga pelepasan kernel dari

56 46 lapisan shell, dengan dua cara yaitu dengan cara di pecah (Crackmix) dan berdasarkan berat jenis (Density). Nut adalah inti kernel yang masih terbungkus atau dilapisi dengan cangkang, Sedangkan cangkang sendiri adalah kulit luar dari nut. Fiber adalah serat yang merupakan sabut yang terdapat pada daging buah. Sedangkan kernel adalah inti buah sawit yang telah bersih dari fiber, dan shell atau cangkang. Gambar 4. Diagram proses pengolahan Nut Press Depericarper Nut Fibre Boiler Nut polishing drum Destoner Ripple mill Shell hopper Vibrating trough Cracked mixture LTDS I Kernel dryer Kernel bunker Cracked mixture LTDS II Shell/cangkang Wet kernel Air hydrocyclone Hydrocyclone WWT (compact pond) Shell/cangkang Shell/cangkang

57 47 1. Depericarper Drum dan Separating Column. Fungsinya adalah untuk memisahkan serabut dan nut dari bungkil presan dengan menjaga kehilangan kernel ikut ke fiber dan fiber ikut ke nut seminim mungkin, serta melicinkan nut dari sisa fibre yang masih menempel pada nut untuk persiapan nut pada saat pemecahan. 2. Secondary Depericarper. Fungsi untuk membuang bahan bahan asing seperti batu, potongan besi yang terikut. 3. Ripple mill Fungsinya untuk memecah nut seefisien mungkin dengan broken kernel seminimal mungkin. 4. Shell Winnower. Alat ini berfungsi untuk memisahkan cangkang dari kernel. 5. Kernel Drier Kernel Drier berfungsi untuk mengeringkan kernel agar kadar air menjadi berkurang. Kapasitas yang dimiliki PT. WKP adalah 3,6 ton/jam untuk tiga unit kernel drier dengan asumsi rendemen 6 % dan troughtput pabrik 60 ton/jam. Alat ini bekerja berdasarkan dengan pemanasan dengan udara yang dihembuskan oleh blower yang melalui steam heater.

58 48 6. Alat bantu proses : a. Conveyor dan Elevator. Alat ini berfungsi untuk memindahkan nut, cangkang, kernel ke mesin terkait. b. Hydrocyclone Fungsi hydrocyclone adalah untuk memisahkan cangkang dan kernel dari proses pemisahan sebelumnya di LTDS dengan menggunakan media air sebagai pemisah. 7. Bagging bin. Alat ini berfungsi untuk menampung inti/kernel dari drier sebelum dimasukkan ke dalam karung untuk disimpan, kapasitas per karung 50 kg kernel. ( Anonim,1997) c. Alat dan Bahan. 1. Alat a. Depericarper Drum dan Separating Column. b. Secondary Depericarper. c. Ripple mill d. Shell Winnower. e. Dryer kernel. f. Conveyor dan Elevator.

59 49 g. Hydrocyclone h. Bagging bin. i. Timbangan j. Mesin jahit karung. 2. Bahan. a. Kernel. b. Air. d. Prosedur kerja. 1. Setelah keluar dari stasiun pressan, nut yang masih menggumpal dibawa oleh cake breaker conveyor menuju depericarper untuk memecahkan gumpalan dari hasil pressan sehingga nut dapat terpisah dengan fiber. 2. Kemudian nut masuk ke nut polishing drum yang berfungsi untuk memoles nut agar serabut serabut yang masih menempel pada nut dapat lepas sehingga proses pemecahan di ripple mill dapat lebih sempurna. 3. Setelah keluar dari nut polishing drum, nut ditransfer menuju nut grading drum untuk diseleksi penempatan nut dengan ukuran diameter nut besar, sedang dan kecil, lalu diteruskan ke hopper menuju ripple mill untuk dilakukan proses pemecahan nut. 4. Setelah keluar dari ripple mill kernel utuh akan ditransfer menuju vibrating trough untuk diseleksi pemisahan nut utuh dan kernel utuh.

60 50 Sedangkan untuk broken nut masuk ke LTDS I dan LTDS II untuk dilakukan proses pemisahan antara debu, cangkang, fiber dan kernel pecah. 5. Setelah keluar dari LTDS kernel masuk ke hidrocyclone untuk dilakukan proses pemisahan cangkang, fiber yang masih terikut pada kernel dan kemudian masuk pada kernel dryer. 6. Kernel dryer ini memiliki 2 dek pemanas dengan temperatur atas kernel dryer o C dan temperatur bawah o C dengan waktu pemanasan selama 2 jam dengan ketebalan antara cm. 7. Setelah kernel keluar dari kernel dryer akan dihantarkan ke kernel bagging bin (tempat penampungan kernel produksi), melalui bottom cross conveyor dan inclined kernel konveyor sebelum dimasukkan kedalam karung dengan berat 50 kg/karung dan siap untuk dijual/dipasarkan. e. Hasil yang dicapai Setelah dilakukan pengamatan di stasiun pengolahan kernel dapat diketahui bahwa pada prinsipnya unit proses yang dijumpai pada stasiun biji atau inti perlu diatur jumlah umpan yang masuk sehingga selama proses dapat dijaga kebersihan lingkungan pabrik tanpa ceceran, tumpahan dan sebagainya. Dimana kernel yang akan diolah masuk ke nut polishing drum selanjutnya masuk ke ripple mill untuk dilakukan pemecahan dan setelah itu akan di transfer ke LTDS kemudian masuk ke hidrocyclone

61 51 untuk memisahkan kotoran yang masih terikut dan selanjutnya di masukkan ke kernel dryer sebelum ditransfer ke bagging bin. Pada stasiun ini didapatkan kernel dengan kadar air < 7,5 % dan kadar kotoran <7.5%. Hasil produksi kernel atau initi sawit mencapai 2.98 ton/jam atau rata-rata mencapai 56.5 ton/hari C. Pengolahan Limbah cair Pabrik Kelapa Sawit a. Tujuan 1. Untuk mempelajari fungsi dari kolam kolam yang ada pada pengolahan limbah. 2. Untuk mempelajari hal-hal yang perlu dilakukan dalam pengolahan limbah sehingga nantinya tidak membahayakan bagi lingkungan. b. Dasar teori. Di pabrik kelapa sawit disamping menghasilkan CPO dan kernel sebagai produk utama dari hasil pengolahan juga dihasilkan limbah (limbah padat, limbah cair, dan limbah gas) yang dapat mencemari lingkungan pabrik. Agar limbah limbah tersebut tidak membahayakan bagi lingkungan sekitar maka harus diolah terlebih dahulu sampai layak untuk dibuang.

62 52 Gambar 5. Diagram alir Pengolahan Limbah Cair LIMBAH CAIR KOLAM PENDINGIN KOLAM PENCAMPUR KOLAM PENCAMPUR KOLAM ANAEROBIK KOLAM ANAEROBIK CONTACT POND LIMBAH DARI HYDROCYCLONE KOLAM AEROBIC PEMBUANGAN AKHIR Fungsi pengolahan limbah pada PKS adalah: a. Untuk menampung dan mengolah limbah cair PKS sehingga bisa mencapai baku mutu yang di tetapkan. b. Mengurangi pembelian pupuk organic. c. Meningkatkan produksi TBS.

63 53 1. Pengolahan limbah cair. a. Sumber limbah cair. 1. Kondensat dari rebusan 2. Limbah dari stasiun klarifikasi. 3. Limbah dari hydrocyclone. b. Karakteristik limbah cair yang dihasilkan. Karakteristik limbah cair yang dihasilkan dari pabrik kelapa sawit relatife hampir sama perbandingan nilai nilai mutunya. Adapun parameter mutu yang sering dijadikan indikator dalam penilaian mutu limbah adalah BOD,COD,total solid,total nitrogen, minyak dan lemak serta ph. Tabel 4. Baku mutu limbah cair PMKS No Parameter Kadar maksimal (mg/ltr limbah) Beban pencemaran Max kg/ton produk 1 BOD COD Total Suspendid Solid Total N Minyak dan lemak ph Sumber : Deputi bidang pengendalian pencemaran air, Bapedal (1995) Proses pengolahan limbah cair di PT. WKP dilakukan dengan menggunakan beberapa jenis kolam pengolahan limbah cair yang mempunyai fungsi berbeda.

64 54 Standar baku mutu limbah yang ada pada PT. Waru Kaltim Plantation adalah sebagai berikut : Tabel 5. Baku mutu limbah cair PT.WKP Parameter Kadar maksimal (mg/ltr limbah) ph 7,2 BOD 220 COD 340 Suspendid solid 221 N-NH Pendinginan di kolam pendingin (cooling pond) Limbah cair yang keluar dari sludge fit dipompa ke kolam pendingin dengan tujuan untuk mendinginkan suhu limbah cair tersebut dari o C menjadi sekitar o C sehingga bakteri mesophilic dapat berkembang biak dengan baik. Di dalam kolam pendingin ini limbah cair dibiarkan mengendap selama sehari. 2. Pencampuran di kolam pencampuran (mixing pond). Limbah cair yang telah mengalami pendinginan di kolam pendingin selama satu malam selanjutnya dialirkan ke kolam pencampuran, adapun fungsi dari kolam ini adalah sebagai tempat proses pra kondisi limbah sebelum masuk ke kolam anaerobic. Dalam kolam pencampuran ini limbah cair dicampurkan dengan lumpur yang diambil dari kolam anaerobic dengan perbandingan 1 :

65 55 1 atau 1 : 2. Tujuan dari pencampuran ini adalah agar dari bakteri yang telah aktif pada lumpur yang berasal dari anaerobic bisa melakukan pengkondisian awal terhadap limbah yang baru sehingga bisa dicerna dengan mudah oleh bakteri saat di umpankan ke kolam anaerobic. Hal hal yang perlu diperhatikan saat pencampuran dilaksanakan adalah : a. Jangan sampai seluruh limbah cair dari kolam pendingin masuk ke kolam pencampuran, karena akan memungkinkan terikutnya minyak yang dapat mematikan bakteri. b. Volume pengisian limbah cair ke kolam pencampuran dilakukan secara teratur. c. Pengoperasiannya dilakukan secara bergantian. d. Masa tinggal limbah di kolam pencampuran adalah 1 hari. 3. Proses anaerobic di kolam anaerobic. Tahap selanjutnya adalah mengalirkan limbah yang berada di kolam pencampuran ke dalam kolam anaerobic. Dalam kolam anaerobic terjadi proses penguraian bahan organic oleh bakteri anaerobic. Karakteristik limbah yang keluar dari kolam anaerobic memiliki nilai BOD sekitar mg/ltr. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengolahan limbah yang berlangsung di dalam kolam anaerobic adalah :

66 56 a. Masa tinggal di kolam anaerobic harus bertahan sekitar 20 hari. b. Harus selalu terbentuk kondisi alkalis dengan ph sekitar 6,8 7,2. c. Periksa ph dan VFA harus selalu diperiksa setiap hari agar dapat dikontrol apakah kolam beroperasi dengan baik atau tidak. Kolam anaerobic dikatakan beroperasi dengan baik apabila : ph : 6,8 7,2 VFA : mg/ltr Alkanility : 4000 mg/ltr Rasio : < 0,25 4. Proses pengendapan di kolam contact pond. Limbah yang telah diolah di kolam anaerobic over flow mengalir ke kolam kontak. Waktu yang diperlukan untuk pemisahan adalah 1 hari. Disesuaikan dengan petunjuk yang ada dipabrik. Setelah terjadi proses pemisahan, selanjutnya supernatant dialirkan ke kolam aerobic dan sludge (lumpur) dikembalikan ke kolam anaerobic. 5. Proses aerobik dikolam aerobic. Proses pengolahan limbah terakhir berlangsung di kolam aerobic, dalam kolam ini limbah yang berasal dari hydrocyclone dapat langsung dimasukkan (karena kandungan BOD nya sekitar 200

67 57 mg/ltr). Dalam kolam ini terjadi proses penguraian bahan organic oleh bakteri Aerob (bakteri yang membutuhkan O 2 ) Limbah berada di kolam aerobic selama ± 20 hari, selanjutnya limbah yang keluar dari aerobic ini akan mencapai baku mutu limbah yang telah disyaratkan oleh pemerintah. 6. pengontrolan proses pengolahan limbah. Dilakukan sejak dini, yang dimulai dari awal proses hingga akhir proses pengolahan limbah. Kegiatan ini bertujuan untuk mengontrol agar setiap tahapan proses pengolahan limbah berjalan dengan baik (sesuai dengan prosedur kerja), dan apabila terjadi penyimpangan maka sejak dini pula dapat diantisipasi. Limbah berasal dari pengolahan TBS, sehingga volume limbah yang dihasilkan berkaitan langsung dengan jumlah TBS yang diolah serta volume air yang digunakan selama proses pengolahan. Dengan demikian perlu dikontrol jumlah TBS dan volume air tersebut, agar pengolahan limbah berjalan efektif. c. Alat dan Bahan. 1. Alat. a. kolam pendingin (cooling pond) b. Kolam pencampuran (mixing pond) c. Kolam anaerobic (anaerobic pond)

68 58 d. Selang e. Gayung 2. Bahan. Limbah dari stasiun clarifikasi, hidrocyclone. d. Prosedur kerja 1. Limbah cair yang keluar dari sludge fit dipompakan ke kolam pendingin dengan tujuan untuk mendinginkan suhu limbah cair dari o C menjadi o C selama 1 hari. 2. Selanjutnya dialirkan ke pompa pencampuran, fungsi dari kolam ini adalah sebagai tempat proses pra kondisi limbah sebelum masuk ke kolam anaerobic dengan perbandingan 1:1 atau 1:2 selama 24 jam. 3. Selanjutnya mengalirkan yang berada di kolam pencampuran ke kolam anaerobic. Di dalam kolam anaerobic terjadi proses penguraian bahan organic oleh bakteri anaereobik. 4. Limbah yang telah diolah di kolam anaerobic over flow mengalir ke kolam kontak. Waktu yang dibutuhkan untuk pemisahan adalah 1 hari. 5. limbah yang telah di endapkan pada kolam kontak pond dialirkan ke kolam aerobic yang selanjutnya di tampung selama 20 hari sebelum dialirkan ke Land Application.

69 59 e. Hasil yang dicapai Setelah dilakukan pengamatan di pengolahan limbah dapat di ketahui bahwa kolam yang terdapat pada pengolahan limbah mempunyai fungsi yang sangat penting. Hal-hal yang perlu diperhatikan selama pengolahan limbah adalah masa tinggal limbah pada masing-masing kolam serta bahan kimia yang terdapat pada limbah harus dikurangi sehingga aman bagi lingkungan sekitar saat dialirkan ke Land Aplication. Pada PT. WKP limbah yang dihasilkan dari pengolahan minyak kelapa sawit rata-rata menghasilkan limbah cair m3/jam atau rata-rata menghasilkan limbah cair ton/hari. Setelah melihat hasil pengolahan limbah PT. WKP maka ada beberapa komponen yang masuk dalam standar yaitu COD dimana standar COD menurut Bapedal adalah 350 mg/ltr limbah sedangkan COD yang dihasilkan pada PT. WKP adalah 340 mg/ltr limbah dan total solid menurut Bapedal 250 mg/ltr limbah sedangkan total solid yang di hasilkan PT.WKP adalah 221 mg/ltr limbah, total nitrogen menurut Bapedal adalah 50 mg/ltr limbah sedangkan total Nitrogen yang dihasilkan PT.WKP adalah 20 mg/ltr limbah, ph menurut Bapedal adalah 6-9 sedangkan ph yang dihasilkan pada PT. WKP adalah 7,2 sedangkan BOD tidak masuk standar hal ini dikarenakan evaporator yang digunakan terkadang rusak dimana standar BOD menurut Bapedal adalah 100 mg/ltr limbah sedangkan BOD yang dihasilkan PT.WKP adalah 220 mg/ltr limbah. Dari

70 60 hasil pengolahan limbah, limbah yang dihasilkan dipompa ke land aplikasi untuk di jadikan pupuk. D. Analisis pengujian mutu minyak sawit. Produk minyak kelapa sawit sebagai bahan makanan mempunyai dua aspek kualitas. Aspek pertama berhubungan dengan kadar dan kualitas asam lemak, kelembaban dan kadar kotoran. Aspek kedua berhubungan dengan rasa, aroma dan kejernihan serta kemurnian produk. Kelapa sawit bermutu prima (SQ,Special Quality) mengandung asam lemak bebas tidak lebih dari 2 % pada saat pengapalan. Kualitas standar minyak kelapa sawit mengandung tidak lebih dari 5 % FFA. 1. Penentuan kadar Asam Lemak Bebas (FFA) a. Tujuan 1. Untuk mengetahui kandungan ALB dalam CPO. 2. Untuk mepelajari prosedur dalam pengujian kandungan ALB. b. Dasar teori Asam lemak bebas dapat dinetralkan dengan alkali standart (NaOH/KOH). Asam lemak bebas merupakan salah satu indikator mutu minyak. Menurut SNI 1992 standar untuk Asam Lemak Bebas adalah <5.00%. Sedangkan standar ALB untuk PMKS khususnya PT. WKP adalah 3%.

71 61 Asam lemak bebas dalam minyak dapat diukur dengan cara titrasi dengan menggunakan alkali dalam larutan alkohol yang dinyatakan sebagai jumlah miligram (mg) kalium atau natrium hidroksida yang diperlukan untuk menetralkan 1 gr asam lemak yang terkandung dalam contoh minyak (Anonim, 1997). c. Alat dan bahan 1. Alat a. Gelas erlenmeyer 250 ml b. Neraca analitik c. Buret 2. Bahan a. Larutan etil alcohol 95% yang sudah dinetralkan. b. Indicator PP 1 % c. Sodium hidroksida 0,1 N d. Prosedur kerja 1. Contoh minyak dipanaskan sampai suhu o C agar homogen 2. Timbang contoh minyak 5gr dengan gelas erlenmeyer. 3. Tambahkan alcohol netral 50ml dan 2 tetes indikator pp 1 % 4. Titrasi dengan sodium hidroksida 0,1 N 5. Titrasi diakhiri dengan terbentuknya warna merah jingga tetap ± 30 detik. 6. Amati hasil yang diperoleh.

72 62 Cara perhitungan Kadar ALB = ml NaOH x N. NaOH x 256 x 100% Berat contoh x 1000 Berat sampel : 5, 0600 N. NaOH : 0,0172 ML Titrasi : 6 ml Kadar ALB = 6 x 0,1 x 256 x 100% 5,0600 x 1000 = x 100% 5060 = x 100% = 3.03 % e. Hasil yang dicapai. Pada pabrik PT. WKP memiliki standar untuk Asam Lemak Bebas (FFA) adalah 3,0 %. Sedangkan kadar ALB minyak yang di hasilkan oleh PT.WKP sendiri adalah 3.03 %. Dan jika di bandingkan dengan SNI yang mana kadar ALB yang ditetapkan adalah 5 %, maka minyak yang di hasilkan oleh PT.WKP sendiri telah memenuhi standar produksi. 2. Penentuan Kadar Air a. Tujuan. 1. Untuk mengetahui berapa persen kandungan air dalam CPO. 2. Mempelajari prosedur pengujian kadar air minyak.

73 63 a. Dasar teori. Air dalam minyak terjadi karena proses alami pada saat pembuahan dan akibat perlakuan di pabrik serta di penimbunan. Pada dasarnya air yang terdapat dalam minyak dapat ditentukan dengan cara penguapan dalam alat pengering pada suhu 103 o C. Menurut SNI 1992 standar kadar air yang ditetapkan untuk CPO adalah 0,45% sedangkan standar yang di tetapkan PMKS adalah 0,20%. Air dalam minyak hanya dalam jumlah kecil. Hal ini dapat terjadi karena proses alami sewaktu pembuahan dan akibat perlakuan di pabrik serta penimbunan. Air yang terdapat dalam minyak dapat ditentukan dengan cara penguapan dalam alat pengeringan. (Naibaho, 1998). c. Alat dan Bahan 1. Alat a. Oven b. Petridish atau cawan porcelin 75x25 mm c. Neraca analitik. d. Desicator. 2. Bahan : Minyak sawit (CPO)

74 64 d. Prosedur kerja 1. Contoh yang akan ditimbang diaduk sampai homogen, dan jika perlu dipanaskan sampai suhu o C agar homogen. 2. Contoh ditimbang ± 10 gr ke dalam petridish yang sudah diketahui berat kosongnya. (A). 3. Contoh yang telah ditimbang ditempatkan kedalam oven pada suhu 103 o C selama 3 jam, kemudian contoh dari oven didinginkan ke dalam desicator selama ± 30 menit. 4. Timbang dengan teliti sampai diketahui setiap 30 menit selisih berat tidak lebih dari 0,001 gr (B). 5. Amatilah hasil yang telah dilakukan. Perhitungan : Kadar air = A-B x 100% A Dik : berat cawan = Kadar air = x 100% = 0.17 % Keterangan : A = Berat contoh minyak sebelum dioven. B = Berat contoh minyak setelah dioven. e. Hasil Yang Di capai Pengujian dilakukan dengan cara duplo (menggunakan 2 sampel) Setelah dilakukan pengujian kadar air di laboratorium didapatkan

75 65 kadar air minyak pada PT. WKP adalah 0.19 %. Sedangkan standar kadar air PMKS yang di tetapkan di PT. WKP adalah < 0.20 %. Itu berarti kadar air minyak yang di hasilkan telah memenuhi standar perusahaan. Bila dibandingkan dengan SNI minyak kelapa sawit, kandungan air dalam CPO yang diperbolehkan hanya 0.45 % maka CPO produksi PT. WKP lebih bagus atau masuk dalam SNI. 3. Penentuan Kadar Kotoran a. Tujuan. Untuk mempelajari prosedur dalam menghitung kadar kotoran minyak sawit. Sehingga dapat diketahui kadar kotoran dalam minyak kelapa sawit tersebut. b. Dasar teori. Kadar kotoran yang terdapat dalam minyak dapat ditentukan dengan cara menimbang residu kering setelah dipisahkan dari contoh dengan menggunakan pelarut. Standar kotoran menurut PMKS adalah 0,02% (Naibaho, 1998). Dan menurut SNI 1992 standar kotoran yang di tetapkan adalah 0,05 %. Kotoran yang terdapat dalam minyak adalah kotoran yang tidak dapat larut dalam n-hexane dan petroleum ether.

76 66 c. Alat Dan Bahan 1. Alat a. Oven b. Petridish atau cawan porcelin 75x25 mm c. Neraca analitik. d. Desicator. 2. Bahan Minyak sawit (CPO) d. Prosedur kerja 1. Timbang sampel 10 gr dan siapkan goach crucible dan kertas saring, catat beratnya. (W+S) 2. Pasang goach crucible divacuum pump. 3. Encerkan sampel dengan Hexane 100 ml hingga semua contoh sampel larut kemudian dimasukkan ke dalam goach crucible. 4. Lalu hidupkan Vacuum Pump lalu saring larutan Hexane dan minyak. 5. Gunakan Hexane untuk membersihkan sisa-sisa minyak yang menempel pada goach crucible. 6. Oven goach crucible selama ± 1 jam. 7. Setelah di oven dinginkan dalam desicator selama ± 30 menit.

77 67 8. Timbang Guich Crucible yang telah didinginkan dan catat beratnya( W+SK). Perhitungan : (W+SK) - W x 100% W = S = S W+SK = % Dirt = x 100 % = x 100% = x 100% = 0.019% Keterangan : W = kertas saring/ goach crucible S SK = berat sampel sebelum disaring = sampel kering % Dirt = kadar kotoran yang dihasilkan. e. Hasil Yang Dicapai Setelah dilakukan analisis tentang kadar kotoran minyak maka didapatkan kadar kotoran sebesar 0.019%, kadar kotoran ini masuk ke dalam standar kadar kotoran yang telah ditetapkan oleh PT. WKP. Pada PT. Waru Kaltim Plantation ini memiliki standar untuk kadar kotoran (dirt) ialah 0,020%. Bila kita bandingakan dengan SNI minyak kelapa sawit CPO produksi PT. WKP sudah memenuhi standar mutu yaitu kadar kotoran yang diperbolehkan yaitu 0.05%.

78 68 E. Analisis pengujian mutu kernel produksi 1. penentuan kadar air kernel sawit a. Tujuan Analisa kadar air mempunyai tujuan untuk mengetahui kadar air yang terkandung dalam kernel hasil produksi serta mempelajari prosedur pengujian kadar air kernel sawit. b. Dasar teori. Air yang ada dalam inti sawit terjadi karena proses alami sewaktu pembuahan dan akibat perlakuan di pabrik dan waktu penimbunan. Air yang terdapat dalam kernel dapat ditentukan dengan cara pengeringan. Menurut SNI 1992 standar kadar air maksimum adalah 8.5%, sedangkan standar kadar air kernel yang ada pada PT.WKP adalah 7.5%. kadar air mempunyai peranan yang sangat penting dalam mutu kernel dimana apabila kadar air terlalu tinggi maka kernel akan cepat rusak karena terkontaminasi oleh jamur. c. Alat dan bahan 1. Alat : a. Gilingan kernel b. Oven c. Piring porselen kecil d. Neraca e. Desikator

79 69 2. Bahan Kernel (inti sawit) d. Prosedur kerja 1. Ambil 50 kernel dari contoh 1 kg 2. Contoh kernel digiling halus 3. Kemudian ditimbang contoh kernel yang telah halus sebanyak 10 gr (A) 4. Masukan kedalam oven, suhu yang digunakan 103 o C selama 3 jam 5. Selanjutnya dinginkan dalam desikator 6. Setelah dingin timbang dengan teliti.(b) Perhitungan : Kadar air kernel sawit = A B x 100% A Kadar air = x 100 % = x 100% = 7.3 % Keterangan: A : berat contoh sebelum dioven B : berat contoh setelah dioven e. Hasil yang dicapai Hasil pengujian kadar air kernel produksi adalah 7.3 %. Sedangkan standar kadar air yang di tetapkan oleh PT. WKP adalah

80 70 <7.5 %. Bila dibandingkan dengan syarat mutu inti sawit yang ditetapkan oleh SNI 1992 kandungan air pada inti sawit yang diperbolehkan 8.5% maka kernel produksi PT. WKP masih masuk dalam batas syarat mutu. 2. Penentuan kadar kotoran. a. Tujuan Mempelajari cara pengujian kadar kotoran pada kernel produksi. Untuk mengetahui standar kadar kotoran dalam kernel produksi pada PT. Waru Kaltim Plantation. b. Dasar teori Kadar kotoran kernel sawit adalah cangkang gabungan dari biji utuh, biji setengah pecah, cangkang dan sampah. Kadar kotoran yang terdapat dalam kernel sawit dapat ditentukan dengan cara menimbang jumlah kotoran yang sudah dipisahkan dari contoh sampel. Menurut SNI 1992 standar kadar kotoran adalah 4,0%, sedangkan standar kadar kotoran yang di tetapkan PMKS PT.WKP adalah 7.5%. c. Alat dan bahan 1. Alat : a. Timbangan b. Wadah

81 71 2. Bahan : Sample kernel sawit d. Prosedur kerja 1. Ambil kernel sawit dari contoh 1 kg 2. Setelah itu pisahkan kernel utuh, kernel pecah, biji utuh dan biji setengah pecah. 3. Kadar kotoran kernel adalah cangkang gabungan dari biji utuh, biji setengah pecah, cangkang dan sampah. Perhitungan : : kadar kotoran kernel sawit = berat kotoran x 100% Berat contoh Dik : Berat contoh Biji utuh Biji setengah pecah Cangkang Sampah = 1000 gr = 15 gr = 16 gr = 20 gr = 13 gr Jadi berat Kotoran kernel sawit adalah : 74 X 100 % 1000 = x 100% = 7.4 % e. Hasil yang dicapai Pada PT. WKP kadar kotoran yang di hasilkan adalah 7.4 % sedangkan standar mutu yang di tetapkan PMKS untuk kadar kotoran

82 72 kernel adalah 7,5%. Kernel produksi yang di hasilkan ini kurang bagus bila kita bandingkan dengan SNI kadar kotoran maksimum yang diperbolehkan yaitu 4.0%. bila dilihat dari kontaminasi yang mempengaruhi kadar kotoran yaitu terikutnya pecahan cangkang pada kernel produksi.

83 73 IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan. Dari hasil praktek kerja lapang selama kurang lebih dua bulan yang kami lakukan di Palm Oil Mill PT. Waru Kaltim Plantation dapat disimpulkan bahwa kapasitas olah pabrik 60 ton/jam. Namun jika saya amati tiap pengolahan ternyata kapasitas olah pabrik yang telah di sebutkan di tas tidak akan bisa tercapai hal ini diakibatkan oleh beberapa hal antara lain yang paling utama adalah pabrik yang sering Break Down. Hasil produksi CPO berkisar ton/bln dan Kernel ton/bln tergantung proses olah dan TBS yang masuk ke Pabrik. Saat ini Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT. Waru Kaltim Plantation merupakan satu-satunya Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit di Kabupaten Penajam Paser Utara. Pada PMKS PT. WKP CPO yang di hasilkan mempunyai rendemen 23% dan kadar ALB 3,03%, kadar kotoran 0,019% dan kadar air 0,17%. Dan kernel produksi yang dihasilkan mempunyai kadar air 7,3% dan kadar kotoran 7.4%. Sedangkan untuk kernel produksi didapatkan kadar air sebesar 7.3 % sedangkan standar untuk kadar air pada PT. WKP adalah 7,5% dan untuk standar kadar air menurut Standar Nasional Indonesia adalah 8,5%. Dan untuk kadar kotoran kernel produksi di dapatkan kadar kotoran sebesar 7,4 %, standar kadar kotoran untuk PT. WKP adalah 7,5%. Sedangkan standar menurut SNI sebesar 4.0%.

84 74 Kualitas CPO yang diproduksi PT. Waru Kaltim Plantation memenuhi standar mutu kelapa sawit yang ditetapkan dalam SNI Minyak kelapa sawit. Kualitas ini mencakup kandungan ALB, kadar kotoran, dan kadar air. Namun kualitas kernel tidak semuanya memenuhi standar. Hanya kadar air kernel yang memenuhi standar pabrik dan SNI tetapi untuk kadar kotoran tidak memenuhi standar mutu SNI tetapi memenuhi standar pabrik. Hal ini dikarenakan banyak cangkang yang lolos pada vibrating trougt terikut pada kernel produksi. B. Saran Mengingat bahwa kegiatan PKL ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa oleh karena itu penyusun menyarankan : 1. Dalam pengadaan bahan baku, kualitas TBS sebaiknya lebih ditingkatkan agar CPO yang dihasilkan memiliki mutu dan kualitas yang baik. Karena jika saya amati pada pada saat melakukan sortasi kadang buah yang masuk dari PT. AAL kadang telah masuk dalam fraksi 4 namun masih tetap diolah. 2. Kami sebagai Mahasiswa yang melaksanakan PKL di PT. WKP menyarankan kepada perusahaan agar dalam memenuhi target rendemen minyak yaitu 23% supaya mengolah buah yang bermutu baik, artinya masuk dalam fraksi 2 dan 3, dan jangan mengolah buah yang telah lewat matang (busuk).

85 75 Kegiatan PKL ini sangat bermanfaat dan penting bagi mahasiswa/i sehingga kami perlu menambahkan saran bagi Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dalam meningkatkan efisiensi,dan efektifitas demi meraih kinerja yang profesional dimasa mendatang : 1. Memberikan bekal ilmu bukan sekedar teori namun harus ada suatu aplikasi ilmu yang mengarah kepada praktek di lapangan. 2. Mengadakan kerjasama dengan pihak perusahaan negeri maupun swasta bukan hanya hubungan sebagai tempat pelaksanaan PKL, namun lebih mengarah kepada hubungan kerja. 3. Memberikan buku kegiatan PKL yang efektif dan efisien.

86 76 DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2005, Proses pengolahan kelapa sawit Di Pabrik Minyak Sawit PTP. Nusantara XIII ( Persero). Kalimantan Timur. Anonim. 2004, Pengolahan Minyak Kelapa Sawit ( CPO ) PT. Waru Kaltim Plantation. Kalimantan Timur.Astra Agro Lestari. Jakarta. 122 hlm. Anonim. 1997, Pedoman Breavet Dasar-1 Pabrik. Astra Agro Lestari, Jakarta. Naibaho, Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. 306 hal. Risza Kelapa Sawit Upaya Peningkatan Produktivitas. Kanisius. Yogyakarta. 188 hal. Setyamidjaja Budidaya Kelapa Sawit. Kasinius. Yogyakarta. 62 hal. Siahaan D. 2007, Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Kanisius. Medan.

87 LAMPIRAN 77

88 78 Gambar 1. Jembatan timbang Gambar 2. Sortasi Buah

89 79 Gambar 3. Loading Ramp Gambar 4. Lori dan Jaringan Rail

90 80 Gambar 5. Capstan Gambar 6. Perebusan ( Sterilizer )

91 81 Gambar 7. Auto feeder/hoppper Gambar 8. Threseer

92 82 Gambar 9. HEBC dan DEBC Gambar 10. Digester

93 83 Gambar 12. screw press Gambar 13. Sand Trap Tank

94 84 Gambar 14. Vibrating Screen Gambar 15. Cruide Oil Tank

95 85 Gambar 16. Stasiun Klarifikasi Gambar 17. Crude Continuous Tank (CCT)

96 86 Gambar 18. Vacuum Dryer Gambar 19. Storage Tank

97 87 Gambar 20.Fat Fit Gambar 21. Kolam Anaerobik

98 Gambar 22. Kolam Aerobik 88

LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.

LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh ASPIANI NIM. 060500088 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN 8 DAFTAR PUSTAKA...9 PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO

Lebih terperinci

BAB2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB2 TINJAUAN PUSTAKA BAB2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proses Pengolahan Kelapa Sawit Secara umum pengolahan kelapa sawit terbagi menjadi dua hasil akhir, yaitu pengolahan minyak kelapa sawit (CPO) dan pengolahan inti sawit (kernel).

Lebih terperinci

Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit

Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit 1. LOADING RAMP Setelah buah disortir pihak sortasi, buah dimasukkan kedalam ramp cage yang berada diatas rel lori. Ramp cage mempunyai 30 pintu

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran II : Mesin-mesin dan Peralatan yang digunakan PTPN III PKS Rambutan A. Mesin Produksi Adapun jenis dari mesin- mesin produksi yang digunakan oleh PTPN III PKS Rambutan dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Umum Perusahaan PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada tahun 1996 oleh PT. Dirga Bratasena Enginering dan resmi beroperasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua

BAB II LANDASAN TEORI. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua BAB II LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum Tentang Kelapa Sawit. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua Afrika dan cocok ditanam di daerah tropis, seperti halnya dinegara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS, II. TINJAUAN PUSTAKA A. Proses Pengolahan Kelapa Sawit Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS, terdiri dari beberapa stasiun yang menjadi alur proses dalam pemurnian kelapa

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG. Oleh :

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG. Oleh : LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG Oleh : MARIA ULFA NIM.110 500 106 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN MATERI. (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit

BAB II PEMBAHASAN MATERI. (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1. Proses Pengolahan Kelapa Sawit. PKS pada umumnya mengolah bahan baku berupa Tandan Buah Segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit (Kernel).

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : ROSI YUSRONI Nim:080 500 197 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN

Lebih terperinci

BAB II URAIAN RENCANA KEGIATAN

BAB II URAIAN RENCANA KEGIATAN BAB II URAIAN RENCANA KEGIATAN 2.1. Identitas Pemrakarsa Nama Perusahaan Penanggung Jawab Jenis Kegiatan : PT Arus Putra Maju : Sdr. Dudik Iskandar : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Lokasi Kegiatan : Desa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah PT. Perkebunan Sumatera Utara PT. Perkebunan Sumatera Utara diperoleh dari perusahaan Inggris pada awal tahun 1962-1967. PT. Perkebunan Sumatera Utara pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kelapa sawit dan lazim disebut Tandan Buah Segar (TBS). Tanaman kelapa sawit

BAB II LANDASAN TEORI. kelapa sawit dan lazim disebut Tandan Buah Segar (TBS). Tanaman kelapa sawit BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Mengenai Kelapa Sawit. (3)(6) Didalam Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang disebut bahan mentah adalah kelapa sawit dan lazim disebut Tandan Buah Segar (TBS). Tanaman

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI. Oleh : Nur Fitriyani. (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN

PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI. Oleh : Nur Fitriyani. (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN i PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI Oleh : Nur Fitriyani (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN PT Muriniwood Indah Indurtri merupakan salah satu perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid).

BAB II LANDASAN TEORI. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid). BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pemurnian Minyak Sawit Minyak sawit yang keluar dari tempat pemerasan atau pengepresan masih berupa minyak sawit kasar karena masih mengandung kotoran berupa partikelpertikel

Lebih terperinci

KAJIAN JUMLAH TANDAN BUAH SEGAR DAN GRADING DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

KAJIAN JUMLAH TANDAN BUAH SEGAR DAN GRADING DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR KAJIAN JUMLAH TANDAN BUAH SEGAR DAN GRADING DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : BAYU SUGARA NIM. 110500079 PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaesis Guineses Jacq) merupakan tumbuhan tropis golongan palma yang termasuk dalam family Palawija. Kelapa sawit biasanya mulai berbuah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang cerah dimasa mendatang. Potensi tersebut terletak pada beragam. nonpangan. Dalam perekonomian Indonesia komoditas kelapa sawit

I. PENDAHULUAN. yang cerah dimasa mendatang. Potensi tersebut terletak pada beragam. nonpangan. Dalam perekonomian Indonesia komoditas kelapa sawit 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minyak sawit merupakan produk perkebunan yang memiliki prospek yang cerah dimasa mendatang. Potensi tersebut terletak pada beragam kegunaan minyak kelapa sawit. Minyak

Lebih terperinci

Laporan Kerja Praktek REYSCA ADMI AKSA ( ) 1

Laporan Kerja Praktek REYSCA ADMI AKSA ( ) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa sawit sebagai tanaman penghasil minyak sawit dan inti sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan yang menjadi sumber penghasil devisa non migas bagi Indonesia.

Lebih terperinci

VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU

VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi mutu komoditas dan produk sawit ditentukan berdasarkan urutan rantai pasok dan produk yang dihasilkan. Faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) berasal dari negeria, Afrika barat. Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari amerika

Lebih terperinci

Oleh: SUSI SUGIARTI NIM

Oleh: SUSI SUGIARTI NIM i LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN, BUKIT PERMATA MILL DESA BUKIT PERMATA KECAMATAN KAUBUN, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh: SUSI SUGIARTI NIM.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid). kasar kemudian dialirkan kedalam tangki minyak kasar (crude oil tank) dan

TINJAUAN PUSTAKA. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid). kasar kemudian dialirkan kedalam tangki minyak kasar (crude oil tank) dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pemurnian Minyak Kelapa Sawit Minyak sawit yang keluar dari tempat pemerasan atau pengepresan masih berupa minyak sawit kasar karena masih mengandung kotoran berupa partikelpartikel

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Mengenai Kelapa Sawit Pabrik kelapa sawit (PKS) adalah Pabrik yang mengolah Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa sawit dengan proses standar menjadi produk minyak sawit

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA. Proses ini sangat penting karena akan berpengaruh pada proses-proses selanjutnya. Proses

II.TINJAUAN PUSTAKA. Proses ini sangat penting karena akan berpengaruh pada proses-proses selanjutnya. Proses II.TINJAUAN PUSTAKA A. Perebusan Proses pertama yang dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit adalah proses perebusan. Proses ini sangat penting karena akan berpengaruh pada proses-proses selanjutnya. Proses perebusan

Lebih terperinci

DETAIL PROFIL PROYEK (DETIL PLAN OF INVESTMENT) KOMODITI KELAPA SAWIT DI NAGAN RAYA DISAMPAIKAN PADA FGD KAJIAN INVESTASI KELAPA SAWIT

DETAIL PROFIL PROYEK (DETIL PLAN OF INVESTMENT) KOMODITI KELAPA SAWIT DI NAGAN RAYA DISAMPAIKAN PADA FGD KAJIAN INVESTASI KELAPA SAWIT DETAIL PROFIL PROYEK (DETIL PLAN OF INVESTMENT) KOMODITI KELAPA SAWIT DI NAGAN RAYA DISAMPAIKAN PADA FGD KAJIAN INVESTASI KELAPA SAWIT Oleh : Tim Kajian LATAR BELAKANG 1. Kabupaten Nagan Raya memiliki

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PROSES DAN INSTRUMENTASI

BAB III DESKRIPSI PROSES DAN INSTRUMENTASI BAB III DESKRIPSI PROSES DAN INSTRUMENTASI 3.1 Uraian Proses Tandan buah segar (TBS yang akan diolah menjadi minyak sawit (Crude Palm Oil/ CPO) dan kernel (kernel palm Oil/ KPO) pada PT. perkebunan Nusantara

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2015

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2015 i LAPORAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN BUKIT PERMATA MILL DESA BUKIT PERMATA KECAMATAN KAUBUN KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh: RUSLINDA PRATIWI NIM. 120500103 PROGRAM

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. SWAKARSA SINARSENTOSA KEC. MUARA WAHAU KABUPATEN KUTAI TIMUR KALIMANTAN TIMUR MUKLIS NIM

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. SWAKARSA SINARSENTOSA KEC. MUARA WAHAU KABUPATEN KUTAI TIMUR KALIMANTAN TIMUR MUKLIS NIM LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. SWAKARSA SINARSENTOSA KEC. MUARA WAHAU KABUPATEN KUTAI TIMUR KALIMANTAN TIMUR Oleh : MUKLIS NIM 060 500 105 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN JURUSAN

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. WARU KALTIM PLANTATION (WKP) DESA WARU KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. WARU KALTIM PLANTATION (WKP) DESA WARU KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. WARU KALTIM PLANTATION (WKP) DESA WARU KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR Oleh : HEBTARIA SIDABALOK NIM. 110 500 103 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. LAGUNA MANDIRI PKS RANTAU KECAMATAN SUNGAI DURIAN KABUPATEN KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. LAGUNA MANDIRI PKS RANTAU KECAMATAN SUNGAI DURIAN KABUPATEN KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. LAGUNA MANDIRI PKS RANTAU KECAMATAN SUNGAI DURIAN KABUPATEN KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN Oleh : JUMARDI NIM. 060 500 100 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Perkerbunan Nusantara III (Persero) merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tekanan sterilizer terhadap kandungan Asam Lemak Bebas (ALB) di Pabrik Kelapa Sawit

I. PENDAHULUAN. tekanan sterilizer terhadap kandungan Asam Lemak Bebas (ALB) di Pabrik Kelapa Sawit I. PENDAHULUAN I.I Latar belakang Pengalaman Praktek Kerja Mahasiswa (PKPM) merupakan salah satu kegiatan yang bergerak dalam bidang pendidikan pada Program Akademik Di Politeknik Pertanian Universitas

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI, KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI, KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI, KALIMANTAN TIMUR Oleh: ASRI SANTALINA NAIBAHO NIM. 130500120 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) PABRIK KELAPA SAWIT PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) PABRIK KELAPA SAWIT PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR. 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) PABRIK KELAPA SAWIT PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR Oleh Mitra Sella Suliani Nim. 080 500 190 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT SEI BARUHUR PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT SEI BARUHUR PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT SEI BARHR PT. PERKEBNAN NSANTARA III NTK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODKSI Krismas Aditya Harjanto Sinaga 1, Baju Bawono 2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara I adalah suatu perkebunan Negara yang berorientasi di bidang perkebunan dan pengolahan. Perkebunan kelapa sawit di PT. Perkebunan

Lebih terperinci

ANALISIS OIL LOSSES PADA FIBER DAN BROKEN NUT DI UNIT SCREW PRESS DENGAN VARIASI TEKANAN

ANALISIS OIL LOSSES PADA FIBER DAN BROKEN NUT DI UNIT SCREW PRESS DENGAN VARIASI TEKANAN ANALISIS OIL LOSSES PADA FIBER DAN BROKEN NUT DI UNIT SCREW PRESS DENGAN VARIASI TEKANAN Joto Wahyudi 1), Rengga Arnalis Renjani 1), Hermantoro 2) Jurusan Teknik Pertanian, Progam Khusus Sarjana Teknik

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR. Oleh ELISABETH RICCA SULISTYANI NIM.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR. Oleh ELISABETH RICCA SULISTYANI NIM. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR Oleh ELISABETH RICCA SULISTYANI NIM. 100500134 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PROSES PEMBUANGAN UDARA MELALUI PIPA CONDENSATE PADA STASIUN REBUSAN (STYLIZER) DI PABRIK KELAPA SAWIT

EFEKTIVITAS PROSES PEMBUANGAN UDARA MELALUI PIPA CONDENSATE PADA STASIUN REBUSAN (STYLIZER) DI PABRIK KELAPA SAWIT EFEKTIVITAS PROSES PEMBUANGAN UDARA MELALUI PIPA CONDENSATE PADA STASIUN REBUSAN (STYLIZER) DI PABRIK KELAPA SAWIT Istianto Budhi Rahardja Muhammad Sopyan Abstrak Pabrik pengolahan kelapa sawit dalam memperoleh

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. WARU KALTIM PALANTATION (WKP) KEC. WARU KAB. PENAJAM PASER UTARA PROVINSI. KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. WARU KALTIM PALANTATION (WKP) KEC. WARU KAB. PENAJAM PASER UTARA PROVINSI. KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. WARU KALTIM PALANTATION (WKP) KEC. WARU KAB. PENAJAM PASER UTARA PROVINSI. KALIMANTAN TIMUR Oleh ALFONSIUS BIN SIMON NIM: 100 500 130 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Socfin Indonesia telah berdiri sejak tahun 1930 dengan nama Socfindo Medan SA (Societe Financiere Des Caulthous Medan Societe Anoyme) didirikan

Lebih terperinci

Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc

Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc Email: rahadiandimas@yahoo.com JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Integrated Palm Oil Process Chain Management UP-STREAM MID-STREAM

Lebih terperinci

ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT

ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT Tekad Sitepu Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Abstrak Sterilizer

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PT. SARI LEMBAH SUBUR. dibidang perkebunan dan pengolahan kelapa sawit, dengan komoditi utamanya

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PT. SARI LEMBAH SUBUR. dibidang perkebunan dan pengolahan kelapa sawit, dengan komoditi utamanya 15 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PT. SARI LEMBAH SUBUR A. Sejarah Singkat PT. Sari Lembah Subur PT Sari lembah subur adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan dan pengolahan kelapa sawit,

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 6 penyakit, produksi tinggi, serta kandungan minyak yang dihasilkan tinggi. Berikut ini beberapa jenis varietas yang banyak digunakan oleh para petani dan perusahaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT. SASANA YUDHA BHAKTI SATRIA OIL MILL DAN KERNEL CRUSHING PLANT DESA GUNUNG SARI KEC

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT. SASANA YUDHA BHAKTI SATRIA OIL MILL DAN KERNEL CRUSHING PLANT DESA GUNUNG SARI KEC LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT. SASANA YUDHA BHAKTI SATRIA OIL MILL DAN KERNEL CRUSHING PLANT DESA GUNUNG SARI KEC. TABANG KAB. KUTAI KARTANEGARA Oleh : RISKA DEWI NIM. 130500132

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Medan, Oktober Penulis

KATA PENGANTAR. Medan, Oktober Penulis KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah rahmat dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan Makalah tentang Pengolahan Inti Sawit (Kernel) dengan sebaik-baiknya.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. KARANGJUANG HIJAU LESTARI (KHL) KEC. SEBUKU KAB. NUNUKAN KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. KARANGJUANG HIJAU LESTARI (KHL) KEC. SEBUKU KAB. NUNUKAN KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. KARANGJUANG HIJAU LESTARI (KHL) KEC. SEBUKU KAB. NUNUKAN KALIMANTAN TIMUR Oleh YUHAYATI NIM. 070500092 PROGAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

AUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI CPO (CRUDE PALM OIL) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT USAHA ADOLINA, SUMATERA UTARA KRISTEN NATASHIA

AUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI CPO (CRUDE PALM OIL) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT USAHA ADOLINA, SUMATERA UTARA KRISTEN NATASHIA AUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI CPO (CRUDE PALM OIL) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT USAHA ADOLINA, SUMATERA UTARA KRISTEN NATASHIA DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) DESA SAMUNTAI KEC. LONG IKIS KAB. PASER. Oleh

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) DESA SAMUNTAI KEC. LONG IKIS KAB. PASER. Oleh LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) DESA SAMUNTAI KEC. LONG IKIS KAB. PASER Oleh Febriyanto NIM. 070 500 127 PROGRAM STUDI TEKHNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

Adapun spesifikasi mesin produksi yang berada di Begerpang Palm Oil Mill. : merebus buah untuk memudahkan lepasnya loose. mengurangi kadar air.

Adapun spesifikasi mesin produksi yang berada di Begerpang Palm Oil Mill. : merebus buah untuk memudahkan lepasnya loose. mengurangi kadar air. LAMPIRAN 1. Mesin, Peralatan, dan Utilitas Mesin Produksi Adapun spesifikasi mesin produksi yang berada di Begerpang Palm Oil Mill untuk setiap stasiun adalah sebagai berikut : 1. Stasiun Perebusan (Sterilizer

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara II (PTPN II) termasuk salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pada awalnya perusahaan ini dikuasai oleh satu

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan dan pengolahan

Lebih terperinci

! " # $ % % & # ' # " # ( % $ i

!  # $ % % & # ' #  # ( % $ i ! " $ & ' " ( $ i !" ) " " * ' " ' ' ' ' ' ' + ' ", -, - 1 ) ". * $ /0,1234/004- " 356, " /004 "/7 ",8+- 1/3 /0041/4 /009) /010 400 /6 $:, -,) /007- ' ' ",-* " ' '$ " " ;" " " 2 " < ' == ":,'- ',""" "-

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDEMEN CPO (CRUDE PALM OIL) DI PKS (PABRIK KELAPA SAWIT) ADOLINA PTPN IV PERBAUNGAN TUGAS AKHIR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDEMEN CPO (CRUDE PALM OIL) DI PKS (PABRIK KELAPA SAWIT) ADOLINA PTPN IV PERBAUNGAN TUGAS AKHIR 1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDEMEN CPO (CRUDE PALM OIL) DI PKS (PABRIK KELAPA SAWIT) ADOLINA PTPN IV PERBAUNGAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Digester Digester sering disebut ketel adukan yang terdiri dari bejana yang dilengkapi dengan alat perajang dan pemanas untuk mempersiapkan bahan agar lebih mudah dikempa di screw

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TRITUNGGAL SENTRA BUANA KECAMATAN MUARA BADAK KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR.

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TRITUNGGAL SENTRA BUANA KECAMATAN MUARA BADAK KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR. 57 LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TRITUNGGAL SENTRA BUANA KECAMATAN MUARA BADAK KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR Oleh ANING PUTRI NURHIDAYAT NIM.130 500 117 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI

Lebih terperinci

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG PALING BERPENGARUH DALAM PEROLEHAN PERSENTASE RENDEMEN CRUDE PALM OIL (CPO) DENGAN METODE ANALISA VARIANS (ANAVA) PADA STASIUN REBUSAN DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. PERKEBUNAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tandan Buah Rebus (TBR) yang keluar dari Sterilizer lalu masuk ke bagian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tandan Buah Rebus (TBR) yang keluar dari Sterilizer lalu masuk ke bagian II. TINJAUAN PUSTAKA A. Stasiun Kempa Tandan Buah Rebus (TBR) yang keluar dari Sterilizer lalu masuk ke bagian Thresher kemudian terjadi pemisahan antara buah dengan tandan. Buah yang keluar dari Thresher

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh SYAIBUL KHAIR NIM.130500136 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Mopoli Raya adalah perusahaan yang berdiri pada tahun 1980 atas usaha dari tiga pendiri utama yaitu: 1. H.A. Basyah Ibrahim (almarhum) 2. H.M.

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Hasil yang diperoleh selama periode Maret 2011 adalah data operasional PMS Gunung Meliau, distribusi penerimaan TBS di PMS Gunung Meliau, distribusi penerimaan fraksi

Lebih terperinci

Analisa Pengolahan Kelapa Sawit dengan Kapasitas Olah 30 ton/jam Di PT. BIO Nusantara Teknologi

Analisa Pengolahan Kelapa Sawit dengan Kapasitas Olah 30 ton/jam Di PT. BIO Nusantara Teknologi Analisa Pengolahan Kelapa Sawit dengan Kapasitas Olah 30 ton/jam Di PT. BIO Nusantara Teknologi Agus Suandi, Nurul Iman Supardi, Angky Puspawan Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Bengkulu

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PKS PAGAR MERBAU

IV. KONDISI UMUM PKS PAGAR MERBAU digilib.uns.ac.id 38 IV. KONDISI UMUM PKS PAGAR MERBAU A. Sejarah Singkat Perusahaan PTP Nusantara II. merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sebelumnya Perusahaan ini dikuasai oleh Verenigde

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peroses Pengolahan Di Pabrik Kelapa Sawit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peroses Pengolahan Di Pabrik Kelapa Sawit BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peroses Pengolahan Di Pabrik Kelapa Sawit Pabrik Kelapa Sawit (PKS) pada umumnya mengolah bahan baku berupa Tandan Buah Segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit Crude Palm Oil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk memperoleh minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil) dari daging buah dan inti sawit (kernel)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Varietas Kelapa Sawit Dikenal banyak jenis varietas kelapa sawit di Indonesia. Varietas-varietas tersebut dapat dibedakan berdasarkan morfologinya. Namun, diantara varietas tersebut

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. serta bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini tak

KATA PENGANTAR. serta bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini tak KATA PENGANTAR Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-nyalah laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dapat terselesaikan dengan sebagaimana mestinya. Penyusunan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KEC. KARANGAN, KAB. KUTAI TIMUR, KALIMANTAN TIMUR. Oleh MARDIYYAH NIM.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KEC. KARANGAN, KAB. KUTAI TIMUR, KALIMANTAN TIMUR. Oleh MARDIYYAH NIM. 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KEC. KARANGAN, KAB. KUTAI TIMUR, KALIMANTAN TIMUR Oleh MARDIYYAH NIM. 0805000211 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

PERSETUJUAN. : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Disetujui di Medan,Mei 2014

PERSETUJUAN. : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Disetujui di Medan,Mei 2014 PERSETUJUAN Judul : Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) Minyak Kelapa Sawit (CPO) Pada Tangki Timbun Di PT. Multimas Nabati Asahan (MNA) Kuala Tanjung Kategori : Karya Ilmiah Nama : Marina Batubara

Lebih terperinci

Oleh : NUR ASIKIN NIM PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN JURUSAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN

Oleh : NUR ASIKIN NIM PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN JURUSAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) KEBUN DAN PABRIK MINYAK SAWIT LONGKALI, DESA MENDIK DAN MUNGGU, KECAMATAN LONGKALI, KABUPATEN PASER, KALIMANTAN TIMUR Oleh : NUR ASIKIN

Lebih terperinci

Lampiran 1: Mesin dan Peralatan

Lampiran 1: Mesin dan Peralatan Lampiran 1: Mesin dan Peralatan 1. Mesin Mesin yang dipakai pada proses produksi kernel palm oil umumnya menggunakan mesin semi otomatis. Tenaga manusia digunakan untuk mengawasi jalannya proses produksi.

Lebih terperinci

PRAKTEK KERJA LAPANG TEHNOLOGI PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DI PT. WARU KALTIM PLATATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA.

PRAKTEK KERJA LAPANG TEHNOLOGI PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DI PT. WARU KALTIM PLATATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA. PRAKTEK KERJA LAPANG TEHNOLOGI PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DI PT. WARU KALTIM PLATATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA Oleh JHON BASKER PURBA NIM. 100500138 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DOUBLE DECK BUNCH CRUSHER

PENGGUNAAN DOUBLE DECK BUNCH CRUSHER EFEKTIFITAS PENGGUNAAN DOUBLE DECK BUNCH CRUSHER UNTUK MEMINIMALKAN PERSENTASE FRUIT LOSSES IN EMPTY BUNCH (Studi Kasus di PMKS Agribaras, PT Unggul Widya Teknologi Lestari, Sulawesi Barat Azhar Basyir

Lebih terperinci

MAKALAH TEKNOLOGI PASCA PANEN

MAKALAH TEKNOLOGI PASCA PANEN MAKALAH TEKNOLOGI PASCA PANEN 39 ANALISIS LOSSES PADA NUT AND KERNEL STATION MELALUI PROSES PENDEKATAN DISETIAP PERALATAN Andryas Meiriska Syam 1), Rengga Arnalis Renjani 1), Nuraeni Dwi Dharmawati 2)

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. SASANA YUDHA BAKTI SATRIA OIL MILL DESA GUNUNG SARI KEC. TABANG, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. SASANA YUDHA BAKTI SATRIA OIL MILL DESA GUNUNG SARI KEC. TABANG, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. SASANA YUDHA BAKTI SATRIA OIL MILL DESA GUNUNG SARI KEC. TABANG, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Oleh : SINTA BELA NIM. 130 500 134 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR EVALINA KRISTIANI HUTAHAEAN

TUGAS AKHIR EVALINA KRISTIANI HUTAHAEAN PENGARUH PROSES PENGOLAHAN TERHADAP MUTU CRUDE PALM OIL (CPO) YANG DIHASILKAN DI PTPN IV PKS ADOLINA PERBAUNGAN-MEDAN TUGAS AKHIR EVALINA KRISTIANI HUTAHAEAN 052409076 PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KIMIA INDUSTRI

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PRIMA SAWIT KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR KALIMANTAN TIMUR. Oleh : GUSLI NIM.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PRIMA SAWIT KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR KALIMANTAN TIMUR. Oleh : GUSLI NIM. i LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PRIMA SAWIT KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR KALIMANTAN TIMUR Oleh : GUSLI NIM. 090 500 083 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha.

I. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia termasuk negara produsen utama kelapa sawit. Luas lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha. Produksi mencapai 23,521,071

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Profil Perusahaan 2.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan Kebun unit Adolina didirikan oleh Pemerintah Belanda sejak tahun 1926 dengan nama NV Cultuur Maatschappy Onderneming

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2011

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2011 1 LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. WARU KALTIM PLANTATION DESA WARU KECAMATAN PASER KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR Oleh : FRENGKI. BUTAR BUTAR NIM. 070 500

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. LANGGENG MUARAMAKMUR PABRIK KELAPA SAWIT BEBUNGA DESA BINTURUNG LAMA, KECAMATAN PAMUKAN UTARA, KABUPATEN KOTA BARU, PROPINSI KALIMANTAN SELATAN. Oleh HARTATI 060500095

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III pabrik kelapa sawit Aek Nabara Selatan dibangun pada tahun 1978 dengan kapasitas pengolahan 60 ton/jam terletak di kecamatan

Lebih terperinci

ANALISA BAHAN BAKAR KETEL UAP PIPA AIR KAPASITAS 20 TON UAP/JAM PADA PTPN II PKS PAGAR MERBAU

ANALISA BAHAN BAKAR KETEL UAP PIPA AIR KAPASITAS 20 TON UAP/JAM PADA PTPN II PKS PAGAR MERBAU ANALISA BAHAN BAKAR KETEL UAP PIPA AIR KAPASITAS 20 TON UAP/JAM PADA PTPN II PKS PAGAR MERBAU LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma

Lebih terperinci

Norma Pemeliharaan + (B)

Norma Pemeliharaan + (B) Norma Pemeliharaan No. Nama Mesin/ Peralatan Harian (A) + (B) MIngguan (A) + (B) Bulanan (B) Tahunan (B) STANDAR PEMELIHARAAN (General & Preventive Maintenance) INSTALASI PABRIK 1. STASIUN PENERIMAAN BUAH

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. (Handle Vereniging Amsterdam) dari negeri Belanda adalah salah satu unit usaha

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. (Handle Vereniging Amsterdam) dari negeri Belanda adalah salah satu unit usaha BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Kebun Bah Jambi yang pada mulanya milik swasta asing NV. H. V. A. (Handle Vereniging Amsterdam) dari negeri Belanda adalah salah satu unit usaha

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, DESA PENGADAN KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, DESA PENGADAN KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, DESA PENGADAN KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh: INDRA DAYANTI NIM. 130 500 126 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Tanaman kelapa sawit, yang memiliki arti penting bagi

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Tanaman kelapa sawit, yang memiliki arti penting bagi I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Tanaman kelapa sawit, yang memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan nasional. Selain mampu menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak nabati Minyak nabati adalah sejenis minyak yang terbuat dari tumbuhan. Digunakan dalam makanan dan memasak. Beberapa jenis minyak nabati yang biasa digunakan ialah minyak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) berasal dari nigeria, Afrika

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) berasal dari nigeria, Afrika II. TINJAUAN PUSTAKA Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) berasal dari nigeria, Afrika Barat. Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari Amerika Selatan yaitu Brazil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pabrik kelapa sawit merupakan pabrik yang mengolah tandan buah segar (TBS) untuk menghasilkan Crude Palm Oil (CPO) dan juga menghasilkan Kernel (inti). Pada dasarnya

Lebih terperinci

Oleh LISKIARNI NIM PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASILPERKEBUNAN JURUSAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN

Oleh LISKIARNI NIM PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASILPERKEBUNAN JURUSAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. LANGGENG MUARA MAKMUR PABRIK KELAPA SAWIT BEBUNGA DESA BINTURUNG LAMA, KECAMATAN PAMUKAN UTARA KABUPATEN KOTABARU, PROPINSI KALIMANTAN SELATAN Oleh LISKIARNI NIM.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. KARANGJUANG HIJAU LESTARI (KHL) KEC. SEBUKU KAB. NUNUKAN KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. KARANGJUANG HIJAU LESTARI (KHL) KEC. SEBUKU KAB. NUNUKAN KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. KARANGJUANG HIJAU LESTARI (KHL) KEC. SEBUKU KAB. NUNUKAN KALIMANTAN TIMUR Oleh ERLY NIM. 070 500 076 PROGAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit Berdasarkan bukti-bukti yang ada, kelapa sawit diperkirakan berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Namun ada pula yang menyatakan bahwa tanaman tersebut berasal dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan perusahaan industri yang bergerak

I. PENDAHULUAN. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan perusahaan industri yang bergerak I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan perusahaan industri yang bergerak dibidang pengolahan bahan baku Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit dengan tujuan memproduksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) di pabrik bertujuan untuk memperoleh minyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) di pabrik bertujuan untuk memperoleh minyak BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengolahan Hasil Panen Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) di pabrik bertujuan untuk memperoleh minyak sawit yang berkualitas baik.pada dasarnya ada dua macam hasil olahan utama

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT Perkebunan Sumatera Utara diperoleh dari perusahaan Inggris pada awal tahun 1962-1967. PT Perkebunan Sumatera Utara pada awalnya bernama Perusahaan

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. dan sebagian besar masyarakatnya hidup dengan cara bertani. Akan tetapi

I.PENDAHULUAN. dan sebagian besar masyarakatnya hidup dengan cara bertani. Akan tetapi I.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki lahan yang sangat luas dan sebagian besar masyarakatnya hidup dengan cara bertani. Akan tetapi kurangnya tenaga kerja

Lebih terperinci