KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN

Transkripsi

1 KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 102 /Dik-2/2012 t e n t a n g KURIKULUM DIKLAT MITIGASI BANJIR DAN LONGSOR KEPALA PUSAT, Menimbang : a. bahwa dalam upaya memahami konsepsi (karakteristik) DAS untuk tujuan memperkecil resiko apabila terjadi bencana banjir dan longsor perlu peningkatan kualitas personil dalam rangka kompetensi dan kemandirian bekerja di lapangan; b. bahwa untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan personel sebagaimana diktum a dapat dilakukan melalui diklat Mitigasi Banjir dan Longsor. c. bahwa untuk tercapainya tujuan pada diktum a dan b, perlu ditetapkan kurikulum diklat dengan Keputusan Kepala Pusat Diklat Kehutanan. Mengingat : 1. Undang-Undang R.I. No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan Jo. UU RI No. 19 tahun 2004 tentang penetapan Perppu No. 1 tahun 2004 tentang perubahan atas UU No. 41 tahun 1999; 2. Peraturan Pemerintah R.I. No. 12 Tahun 2010 tentang Penelitian dan Pengembangan, serta Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan; 3. Peraturan Menteri Kehutanan No. P.20/Menhut-II/2004 tanggal 15 September 2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan pelatihan Kehutanan; 4. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.40/Menhut-II/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kehutanan; MEMUTUSKAN... Menciptakan SDM Kehutanan Profesional dan Berakhlak Mulia melalui Diklat

2 M E M U T U S K A N Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN TENTANG KURIKULUM DIKLAT MITIGASI BANJIR DAN LONGSOR PERTAMA KEDUA KETIGA : Kurikulum Diklat Mitigasi Banjir dan Longsor sebagaimana terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan ini; : Kurikulum sebagaimana diktum PERTAMA digunakan sebagai acuan dalam menyelenggarakan Diklat Mitigasi Banjir dan Longsor di lingkup Kementerian Kehutanan; : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Bogor Pada tanggal : 18 Juni 2012 Menciptakan SDM Kehutanan Profesional dan Berakhlak Mulia melalui Diklat

3 Lampiran Keputusan Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan Nomor : SK. 102 /DIK-2/2012 Tanggal : 18 Juni Nama Diklat : Mitigasi Banjir dan Longsor 2. Jenjang Diklat : Lanjutan 3. Latar Belakang 2 Bencana banjir dan tanah longsor belakangan ini sering terjadi di seluruh tanah air dalam sebaran dan frekuensi yang cukup tinggi. Bencana tersebut hampir merata di seluruh wilayah Indonesia. Aktivitas manusia yang kurang memperhatikan keseimbangan lingkungan telah memicu dan mempercepat proses terjadinya bencana alam. Sebagai contoh, pemotongan lereng terjal untuk pembangunan infrastruktur jalan dan pemukiman dapat memicu terjadinya tanah longsor. Demikian juga okupasi badan sungai untuk pemukinan atau bangunan lain, mengakibatkan berkurangnya ukuran palung sungai sehingga memberikan dampak terjadinya banjir karena sungai tidak mampu menampung aliran air. Dalam perspektif kehutanan, hal tersebut bersangkut paut dengan daerah aliran sungai (DAS). Pola produksi dan konsumsi yang agresif, eksploitatif, dan ekspansif terhadap sumberdaya alam vegetasi, tanah dan air telah mengakibatkan menurunnya daya dukung dan fungsi lingkungan daerah aliran sungai (DAS). Indikator kerusakan ekosistem DAS di Indonesia dapat diidentifikasi dengan sering terjadinya bencana banjir, kekeringan, erosi, sedimentasi dan tanah longsor. Pada saat ini diperkirakan sekitar 282 DAS dalam kondisi kritis, permasalahan dalam suatu DAS timbul seiring dengan pertumbuhan pendududk dan waktu sehingga tugas pengelolaan DAS dapat dikatakan sebagai tugas tanpa akhir. Semakin memburuknya kondisi DAS di Indonesia menunjukan masih lemahnya sistem pengelolaan dimana dinamika kondisi DAS kurang terdeteksi secara dini dan periodik sehingga penangananya sering kurang bertumpu pada masalah utamanya. Sistem karakteristik DAS dapat digunakan sebagai alat penyidikan secara cepat terhadap dinamika degradasi DAS. Karakteristik DAS memberikan informasi tentang sifat kerentanan yang mereflesikan permasalahan dan sifat yang menunjukan potensi, baik itu potensi banjir maupun potensi longsor. Karakteristik DAS mencerminkan kondisi air, lahan dan social ekonomi yang dapat dilihat dari sifat DAS tersebut terhadap aliran air banjir dan daerah rawan banjir, kekeringan, kekritisan lahan, tanah longsor, sosial ekonomi dan kelembagaan. Pemahaman konsepsi ini harus dimiliki oleh semua pihak, dan selanjutnya diharapkan dapat berperan serta dalam merehabilitasi serta mencegah terjadinya daerah-daerah aliran sungai menjadi kritis. Proses memahami konsepsi (karakteristik DAS) untuk tujuan memperkecil resiko apabila terjadi bencana banjir dan longsor dimaksud, disebut dengan mitigasi banjir dan longsor.

4 Memperhatikan argumen di atas, maka perlu ditindak lanjuti dengan langkah-langkah konkrit tentang penyelamatan hutan, tanah dan air, yang salah satu kegiatannya adalah melalui Diklat mitigasi banjir dan longsor. 4. Deskripsi Singkat Diklat Diklat ini dimaksudkan untuk memberikan bekal bagi aparat kehutanan dan intansi lainnya yang menangani identifikasi daerah rawan bencana banjir dan longsor sehingga kita dapat mengantisipasi masyarakat dalam pengendalian banjir dan tanah longsor, sekaligus meningkatkan kualitas personil dalam rangka kompetensi dan kemandirian bekerja di lapangan. Pada diklat ini peserta akan dibekali mata diklat Kebijakan Kementerian Kehutanan yang terkait dengan mitigasi banjir dan longsor; karakteristik Daerah Aliran Sungai (DAS); analisis SIG DAS; penentuan daerah rawan banjir; penentuan daerah rawan longsor serta pengendalian banjir dan longsor. Diklat ini terbagi kedalam 40 % kegiatan teori dan 60 % kegiatan praktek dengan harapan bahwa peserta memahami dan terampil dalam semua kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan DAS. Kegiatan praktek dilaksanakan secara terintegrasi di satu lokasi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Metoda yang digunakan dalam diklat ini, dengan menggunakan metoda team teaching, peserta dibagi kedalam kelompok kecil agar dapat lebih effektif dan efisien dalam mempelajari suatu materi. Pada diklat ini dilakukan evaluasi hasil belajar secara komprehensif melalui tes tertulis, pengamatan dan atau unjuk kerja. 5. Tujuan Diklat Setelah selesai mengikuti diklat ini peserta diharapkan mampu mendeteksi, menganalisis dan melaksanakan pengendalian banjir dan longsor. 6. Sasaran Diklat Setelah mengikuti diklat ini peserta diharapkan mampu : a. Menjelaskan kebijakan Kementerian Kehutanan yang berkaitan dengan pengendalian banjir dan longsor b. Mengidentifikasi karakteristis DAS c. Menganalisis karakteristis DAS d. Menentukan daerah rawan banjir. e. Menentukan daerah rawan longsor f. Mengendalikan daerah rawan banjir dan longsor 3

5 7. Kelompok Sasaran Diklat a. Jumlah peserta : maksimal 30 orang peserta per kelas b. Asal peserta : PNS lingkup Kemnenhut Pusat, Balai Pengelolaan DAS, Dinas Propinsi/Kabupaten/Kota yang terkait dengan pengelolaan DAS c. Persyaratan Peserta : - Ditugaskan oleh instansi pengirim - Umur maksimal 45 tahun. - Pendidikan minimal D III - Sehat jasmani dan rohani. - Belum pernah mengikuti diklat sejenis. 8. Pengajar a. Persyaratan Pengajar : - Menguasai materi yang akan diajarkan dan memiliki pengalaman dalam bidang mata ajaran yang diajarkan, - Menguasai metode pembelajaran partisipatif, - Mempunyai kemampuan mengevaluasi proses pembelajaran. b. Asal Pengajar : - Widyaiswara Pusat Diklat Kehutanan / Balai Diklat Kehutanan - Instansi lain yang terkait 9. Tempat Diklat Diklat dilaksanakan di Pusat Diklat Kehutanan, Balai Diklat/Latihan Kehutanan atau tempat lain yang memenuhi persyaratan. 10. Waktu Diklat Diklat dilaksanakan selama 15 hari atau setara 100 jam 45 menit, terdiri dari 40 jpl teori dan 60 jpl praktek. 11. Bahan dan Peralatan Diklat 4 a. Peserta : Alat tulis (buku, pensil, penghapus, busur derajat, penggaris sudut, ballpoint); bahan ajar. b. Ruang Kelas : Papan tulis, komputer/lcd, Flipchart. c. Praktek Kelas : Panduan Praktek, Alat bantu / peraga, flipchart, spidol, gunting, lem, kertas, cutter, Peta Topografi, Peta Tanah, Peta curah hujan, Peta penutupan lahan, Peta Administratrip. d. Praktek Lapangan : Panduan Praktek, Peta sesuai kebutuhan, bor tanah, Air steril, buku identifikasi jenis tanah, meteran, kompas, clinometers, GPS

6 12. Daftar Mata Diklat No. Mata Diklat JPL I. TEORI Bina Suasana Diklat 2 2. Kecerdasan Spiritual 2 3. Kebijakan Pembangunan Kehutanan tentang Mitigasi Banjir 4 dan longsor 4. Karakteristik Daerah Aliran Sungai 6 5. Analisis SIG(Sitem Informasi Geografis) DAS 8 6. Penentuan Daerah Rawan Banjir 6 7. Penentuan Daerah Rawan Longsor 6 8. Pengendalian Banjir dan Longsor 6 II. Praktek Karakteristik Daerah Aliran Sungai SIG-DAS Penentuan Daerah Rawan Banjir Penentuan Daerah Rawan Longsor 10 JUMLAH 100 5